pengaruh usaha-usaha relationship marketing di ud ...€¦ · 19 juli 2013. adalah benar-benar...
TRANSCRIPT
-
i
PENGARUH USAHA-USAHA RELATIONSHIP
MARKETING DI UD SULKARINA BRASS,
JUWANATERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
Oleh :
WIYAN ARIYANINGSIH
NIM : 212008037
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN
BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
-
ii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52 -60
:(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia
Salatiga 50711 - Indonesia
Fax. (0298) -3 21433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
N a m a : WIYAN ARIYANINGSIH
N I M : 212008037
Program Studi : MANAJEMEN
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,
Judul : PENGARUH USAHA-USAHA RELATIONSHIP
MARKETING DI UD SULKARINA BRASS,
JUWANA TERHADAP LOYALITAS
KONSUMENSALATIGA
Pembimbing : Dra. Ristiyanti Prasetijo, MBA
Tanggal di uji : 19 Juli 2013
adalah benar-benar hasil karya saya.
Didalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangakaian
kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa
memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia
menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang
telah saya peroleh.
Salatiga,Juli 2013
Yang memberi pernyataan,
WIYAN ARIYANINGSIH
-
iii
PENGARUH USAHA-USAHA RELATIONSHIP
MARKETING DI UD SULKARINA BRASS,
JUWANATERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
Oleh :
WIYAN ARIYANINGSIH
NIM : 212008037
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
Disetujui oleh :
Dra. Ristiyanti Prasetijo, MBA
Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
-
iv
ABSTRACT
UD Sulkarina Brass is one company included in the home industry in
Juwana, which produces various brass handycraft especially furniture
component and its accessories. To acquire consumers as many as possible and to
make consumers remain loyal to UD Sulkarina Brass, this company is pursuing a
relationship marketing strategy.
This study aims to see the implementation of relationship marketing in UD
Sulkarina Brass, UD Sulkarina level of consumer loyalty and the influence of
relationship efforts conducted by UD Sulkarina Brass on consumer loyalty. To
obtain the data, the authors took a sample of 50 salesmen with saturation
sampling technique. Analysis tool used is the descriptive statistical analysis and
multiple regression analysis.
The results showed that the overall average salesmean agreed that the
relationship marketing by UD Sulkarina Brass was good, UD Sulkarina Brass
level of consumer loyalty was on the category of satisfied buyer. Partially,
relationship marketing dimensions that affect consumer loyalty UD Sulkarina
Brass are trust, empathy and shared values. While the dimensions of bonding and
reciprocity has no effect on consumer loyalty UD Sulkarina Brass.
Keywords: relationship marketing, consumer loyalty
-
v
SARIPATI
UD Sulkarina Brass adalah salah satu home industry di Juwana yang
memproduksi berbagai macam kerajinan kuningan khususnya komponen mebel
dan asesoris mebel. Untuk memperoleh konsumen sebanyak mungkin dan
menjadikan konsumennya tetap loyal kepada UD Sulkarina Brass maka UD
Sulkarina Brass melakukan strategi Relationship Marketing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan relationship
marketing di UD Sulkarina Brass, tingkat loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass
dan pengaruh usaha relationship yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass
terhadap loyalitas konsumen. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis
mengambil sampel sebanyak 50 orang salesman dengan teknik saturation
sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan
analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwasecara keseluruhan rata-rata
salesmansetuju bahwa usaha UD Sulkarina Brass sudah baik dalam melakukan
relationship marketing, tingkat loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass berada
pada kategori satisfied buyer. Selain itu diketahui bahwa secara parsial, dimensi
relationship marketing yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen UD
Sulkarina Brass adalah trust, empathy dan shared value. Sedangkan dimensi
bondingdan reciprocity tidakberpengaruh terhadap loyalitas konsumen UD
Sulkarina Brass.
Kata kunci : relationship marketing,loyalitas konsumen
-
vi
KATA PENGANTAR
Juwana merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang banyak
memiliki home industry kerajinan kuningan. Salah satu pelaku usahanya adalah
UD Sulkarina Brass yang memproduksi berbagai macam kerajinan kuningan
khususnya komponen mebel dan asesoris mebel.Tantangan terbesar yang dihadapi
oleh UD Sulkarina Brass diantaranya adalah menciptakan loyalitas para
konsumennya yaitu para salesman. Upaya menciptakan loyalitas konsumen dapat
dilakukan melalui kegiatan relationship marketing.
Penelitian ini menyajikan suatu hasil penelitian tentang pengaruh usaha-
usaha relationship marketing di UD Sulkarina Brass terhadap loyalitas
konsumen.Penelitian ini tentu saja masih jauh dari sempurna, namun demikian
semoga penelitian ini bisa memberikan informasi dan masukan baik bagi pihak
UD Sulkarina Brass maupun bagi pembaca.
Salatiga, Juli 2013
Penulis
-
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan kerja sama
yang baik dari berbagai pihak tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini. Maka
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Terima kasih kepada ALLAH SWT yang telah memberikan kemudahan
dan kelancaran bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
Kedua orang tuaku tercinta Karno dan Sulasih, terima kasih atas
dukungan, perhatian, kasih sayang dan doa yang tiada henti sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan kertas kerja.
Ibu Dra. Ristiyanti Prasetijo, MBA selaku dosen pembimbing yang telah
mencurahkan tenaga, pikiran, dan waktunya untuk membimbing penulis
hingga akhirnya kertas kerja ini dapat selesai dengan baik.
Bapak Hari Sunarto, SE.,MBA.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis yang telah banyak memberi informasi.
Ibu Roos Kities Andadari, SE., MBA., Ph.D selaku KAPRODI
Manajemen Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana.
Bapak Harijono, SE.,M.Com, Ph.D dan Ibu Komala Inggarwati, SE.,
MM., selaku dosen wali studi yang telah membimbing penulis dalam studi
di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Seluruh staf tata usaha dan pengajar yang telah mendidik, memberikan
ilmu serta bimbingan selama penulis menjalani studi di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Pemilik UD Sulkarina Brass yang telah mengijinkan penulis untuk
melakukan penelitian disana sehingga kertas kerja ini selesai.
-
viii
Sahabat-sahabatku di FEB : Vega, Lydia, Novi, Mbak anik, vivin, Dwik,
Lisa, Mas Parto, Wanna, Adit, Mas Unggul, dan Dodo.
Teman-teman kos Kemiri Raya 32 Salatiga:Tiya, Ivo, Dilla, Laras, Gesti,
laily dan ooh. Terima kasih atas dukungan, perhatian dan suka duka
bersama selama penulis berada dikos.
Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
kertas kerja yang tidak dapat disebutkan semuanya dan teman-teman
angkatan 2008.
-
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ……………………………………………………………….
Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ……………………………………
Halaman Persetujuan ………………………………………………………
Abstract.............................................................................................................
Saripati …………………………………………………................................
Kata Pengantar ..................................................................................................
Ucapan Terima Kasih .......................................................................................
Daftar Isi ……………………………………………………………………
Daftar Tabel …………………………………………………………………..
Daftar Lampiran ……………………………………………………………
Pendahuluan .....................................................................................................
Masalah dan Persoalan Penelitian ……………………………………………
Tujuan Penelitian …………………………………………………………
Telaah Teoritis ..................................................................................................
Konsep ………………………………………………………………………
Nalar Konsep ……………………………………………………....................
Review Penelitian Sebelumnya ………………………………………………
Pengembangan Hipotesis ……………………………………………………
Model Penelitian ……………………………………………………………
Populasi dan Sampel ……………………………………………………
Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ………………………………
Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep ..........................................
Teknik dan Analisis Data ……………………………………………
Analisis dan Bahasan……………………………………………………
Karakteristik Responden………………………………………………………
Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas …………………………………
Usaha UD Sulkarina Brass dalam Melakukan Relationship Marketing …
Tingkat Loyalitas Konsumen UD Sulkarina Brass ………………………
Pengujian Pengaruh Relationship Marketing terhadap yang dilakukan oleh
UD Sulkarina Brass terhadap Loyalitas Konsumen………………………….
Hasil Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda ....................................................
Hasil Uji Hipotesis …………………………………………...........................
Penutup …………………………………………………………………….....
Kesimpulan …………………………………………………………………
Implikasi Terapan ……………………………………………………………
Keterbatasan Penelitian …………………………………………………........
Rekomendasi Penelitian Mendatang ……………………………………........
Daftar Pustaka ……………………………………………………………
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
x
xi
1
6
7
8
8
9
12
14
18
19
19
19
22
25
25
26
28
30
31
31
31
32
38
38
39
40
41
42
-
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Penelitian Sebelumnya ……………………………………
Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep …....................
Gambaran Karakteristik Responden....................................
Hasil Uji Validitas ……......................................................
Hasil Uji Reliabilitas............................................................
Hasil Uji t ..........................................................................
9
13
17
19
20
23
-
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Kuisioner Penelitian
Tabulasi Data Hasil Penelitian
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Asumsi Normalitas
Uji Asumsi Multikolinearitas dan Uji Hipotesis
Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Usaha UD Sulkarina Brass dalam Melakukan Relationship Marketing
Tingkat Loyalitas Konsumen UD Sulkarina Brass
Data Industri Kuningan Komponen Mebel dan Asesoris Mebel pada
Tahun 2000- 2012
-
1
Pendahuluan
Perkembangan dunia usaha sekarang ini sangat pesat. Hal ini ditandai
dengan tajamnya persaingan dalam dunia usaha guna mempertahankan konsumen
dan meningkatkan usaha. Karena tajamnya persaingan tersebut, perusahaan
dituntut untuk mampu menghadapi persaingan yang ada. Menurut Borneo (2011),
untuk menghadapi persaingan tersebut maka perusahaan hendaknya mengubah
pandangannya dari yang berorientasi pada produk atau jasa, ke pandangan yang
berorientasi pada konsumen (customer oriented). Pandangan tersebut hendaknya
juga diterapkan oleh perusahaan-perusahaan dalam industri kerajinan kuningan
yang ada di Juwana dan sekitarnya.
Perkembangan industri kuningan khususnya di daerah Juwana dari tahun
ke tahun tidak begitu stabil selama kurun waktu tahun 2000 sampai tahun 2012.
Berdasarkan catatan Asosiasi Pengusaha Industri Kuningan (APIK) Juwana,
disebutkan bahwa hingga awal tahun 2005 ada 50% dari sekitar 500 unit industri
kerajinan kuningan di Juwana menghentikan kegiatan produksinya, 20% lainnya
menunggu tutup dan hanya sekitar 30% yang masih bertahan untuk terus
berproduksi. Sementara itu menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Pati disebutkan bahwa pada kurun waktu 2005-2010, volume
penjualan untuk memenuhi permintaan pasar lokal hanya sekitar 6.954 kg –
54.813 kg per tahunnya, padahal sebelum kurun waktu itu volume penjualan
untuk pasar lokal mencapai 4.750.572 kg per tahun (Suara Merdeka, 2012).
Kondisi tersebut di atas salah satunya disebabkan karena kurang adanya dukungan
-
2
dari pemerintah dalam hal ini Disperindag dalam pemasaran kuningan yang ada di
Juwana. Pemerintah hanya memfasilitasi promosi melalui pameran di Jakarta dan
memberikan bantuan peralatan hanya kepada sebagian kecil pengusaha. Maka dari
itu perusahaan yang termasuk kelompok industri kecil banyak yang mengalami
kesulitan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya apalagi
mengembangkan usahanya (Suharno, 2006).
Perusahaan kuningan di Wilayah Juwana khususnya di Desa Growong
Kidul sebagian besar termasuk home industry yang memproduksi barang-barang
yang digunakan untuk komponen mebel dan asesoris mebel. Para pengusaha
kuningan biasa memproduksi barang sesuai dengan pesanan para pedagang
perantara/salesman. Keberhasilan usaha dari para pelaku kerajinan kuningan
tersebut sangat ditentukan dari kemampuan mereka untuk mendapatkan pesanan
produk dari para salesman sebanyak mungkin. Oleh karena itu perusahaan
kuningan perlu mengembangkan suatu hubungan bisnis yang baik dengan para
salesmannya didalam menjalankan usaha kerajinan kuningan.
Salah satu alternatif pendekatan yang saat ini banyak digunakan oleh
perusahaan atau organisasi dalam menjalankan usahanya adalah relationship
marketing, yaitu prinsip pemasaran yang menekankan dan berusaha untuk
menarik dan menjaga hubungan baik jangka panjang dengan konsumen, pemasok
maupun distributor (Oliver, 1999). Tujuan dari relationship marketing adalah
untuk menetapkan, memelihara, meningkatkan hubungan dengan konsumen, dan
-
3
mencapai keuntungan bagi pihak yang terlibat. Dengan kata lain, relationship
marketing merupakan alat untuk mencapai loyalitas konsumen (Gronroos, 1994).
Menurut Chan (2003), loyalitas konsumen tidak lagi semata-mata
disebabkan oleh value baik yang berasal dari kualitas produk, harga, tetapi
mengarah kepada unique need, yaitu kebutuhan unik yang berbeda dari masing-
masing konsumen. Relationship marketing merupakan dasar pemikiran dalam
praktek pemasaran melalui pengenalan setiap konsumen secara lebih dekat dengan
menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling
menguntungkan antara konsumen dan perusahaan (Chan, 2003). Untuk
menghasillkan loyalitas konsumen melalui program relationship marketing maka
perusahaan sangat perlu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Salah satu contoh perusahaan yang memandang perlunya memperhatikan
kebutuhan dan keinginan konsumennya adalah UD Sulkarina Brass, sebuah
perusahaan kuningan yang berada di daerah Juwana. UD Sulkarina Brass adalah
salah satu home industry yang memproduksi berbagai macam kerajinan kuningan
khususnya komponen mebel dan asesoris mebel. UD Sulkarina Brass termasuk
Home industry kuningan yang sudah cukup lama berkembang dari tahun 1996 ,
sampai sekarang UD Sulkarina Brass masih bisa mempertahankan kualitas
produksinya. Sebagai pelaku usaha kerajinan kuningan, UD Sulkarina Brass harus
bersaing dengan perusahaan kuningan lainnya di Juwana diantaranya Ferryndo
Brass, Sunarto Brass, Srikandi Sinar Logam, Krida Kencana, Sinar Logam Jaya,
-
4
Adi Karya, Bawi Brass, Budi Jaya Logam, Balinda, Prima Karya Brass, Surya
Logam, UD. Vernana Brass, Makarty Brass, dan Tiyon Brass.
Banyaknya pelaku usaha kerajinan kuningan di Juwana menjadikan UD
Sulkarina Brass harus menggunakan strategi yang tepat untuk memperoleh
konsumen sebanyak mungkin dan menjadikan konsumennya tetap loyal kepada
UD Sulkarina Brass. Konsumen UD Sulkarina Brass adalah para pedagang
perantara (salesman), dimana UD Sulkarina Brass membuat produk atas dasar
pesanan dari para salesman.
Supaya konsumen memiliki hubungan baik dengan perusahaan, UD
Sulkarina Brass dapat melakukan strategi baru yaitu Relationship Marketing
karena dalam perkembangan dunia bisnis para pelaku bisnis menyadari
keberhasilan pemasaran, tidak hanya dengan mendapat konsumen yang banyak
tetapi juga bagaiman caranya mendapatkan konsumen yang setia, memelihara dan
mempertahankan konsumen tersebut.
Penelitian ini dilakukan di UD Sulkarina Brass karena berdasarkan
penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di perusahaan ini, terlihat bahwa ada
beberapa tindakan atau aktivitas yang mencerminkan bentuk relationship
marketing. Sebagai contoh misalnya selalu memberikan produk yang sesuai
dengan permintaan salesmen, selalu menjaga komunikasi baik dengan salesman,
memberikan informasi terlebih dahulu jika pesanan produk salesman belum
selesai dikerjakan, dan memberikan penawaran harga produk yang masih bisa
memungkinkan salesman untuk mengambil keuntungan yang memadai. Beberapa
-
5
tindakan atau aktivitas di atas tanpa disadari oleh perusahaan bahwa sesunggunya
mereka telah menerapkan relationship marketing. Hal mana tentunya menjadi
menarik untuk dilakukan kajian lebih lanjut.
Relationship marketing itu sendiri dapat dilakukan pada berbagai model
hubungan bisnis, salah satunya dalam bentuk Business-to-Business (B2B).
Business-to-Business (B2B) menggambarkan transaksi perdagangan antara bisnis,
seperti antara produsen dan pedagang grosir, atau antara grosir dan
pengecer(http://id.prmob.net). Dalam B2B, transaksi yang bernilai terjadi ketika
pembeli menerima manfaat dari nilai yang dihasilkan secara langsung, seperti
harga produk yang rendah, kualitas produk yang baik dan efisiensi yang
merupakan hasil dari transaksi tersebut (Hogan, dalam Clements, 2009). Nilai dari
tipe B2B diartikan sebagai nilai moneter dalam hal ekonomi, teknis, pelayanan
dan keuntungan sosial yang diterima konsumen perusahaan sebagai bentuk
pertukaran atas harga yang dibayarkan untuk sebuah produk yang ditawarkan
perusahaan (Anderson and Narus dalam Clements, 2009).Transaksi berkembang
dalam sebuah hubungan kerjasama, nilai dari keikutsertaan dalam hubungan
tersebut akan meningkat. Nilai berasal dari hubungan yang dikembangkan
menjadi sumber kunci, dan nilai yang terkumpul merupakan nilai kumulatif dari
semua orang yang berpartisipasi dengan perusahaan(Hogan, dalam Clements,
2009).
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitihan yang pernah
dilakukan oleh (Silmi, 2012) berjudul: Persepsi Nasabah Tentang Relationship
-
6
Marketing dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas (Studi Pada Nasabah Tabungan
Utama PT. Bank Mega Syariah Cabang Malang) yang menggunakan tiga dimensi
yaitu kepercayaan, komitmen dan komunikasi. Adapun yang membedakan
penelitian ini adalah pada pemilihan obyek yang berbeda dengan penelitian
sebelumnya, dimana dalam penelitian ini dipilih UD Sulkarina Brassselaku
perusahaan kerajinan kuningan. Perbedaan lainnya dengan penelitian sebelumnya
adalah pada dimensi-dimensi Relationship Marketing, dimana dalam penelitian ini
menggunakan lima dimensi relationship marketing meliputi Trust,
Bonding,Empathy, Reciprocitydan Shared value. Dikembangkannya lima dimensi
relationship marketing pada penelitian ini karena pada dasarnya relationship
marketing memiliki dimensi yang beragam, hal ini juga sebagaimana
dikemukakan oleh Human and Naudé (dalam Handayani, 2012) bahwa
relationship marketing adalah sebuah multidimensi. Dengan menggunakan
jumlah dimensi yang lebih banyak dibandingkan dengan yang digunakan pada
penelitian sebelumnya diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
relationship marketingyang lebih luas yang dilakukan oleh perusahaan UD
Sulkarina Brass.
Masalah dan Persoalan Penelitian
Penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana UD Sulkarina Brass
menyiasati persaingan dengan mempraktikkan relationship marketing untuk
membentuk loyalitas konsumen sehingga persoalan penelitian yang ingin dikaji
adalah:
-
7
1. Apakah dimensi Trust berpengaruh pada loyalitas konsumen di UD
Sulkarina Brass?
2. Apakah dimensi Bonding berpengaruh pada loyalitas konsumen di UD
Sulkarina Brass?
3. Apakah dimensi Empathy berpengaruh pada loyalitas konsumen di UD
Sulkarina Brass?
4. Apakah dimensi Reciprocty berpengaruh pada loyalitas konsumen di UD
Sulkarina Brass?
5. Apakah dimensi Shared Value berpengaruh pada loyalitas konsumen di
UD Sulkarina Brass?
6. Termasuk tingkat loyalitas yang mana loyalitas konsumen UD Sulkarina
Brass?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan persoalahan penelitian diatas maka adapun tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah dimensi Trust berpengaruh pada loyalitas
konsumen di UD Sulkarina Brass.
2. Untuk mengetahui apakah dimensi Bonding berpengaruh pada loyalitas
konsumen di UD Sulkarina Brass.
3. Untuk mengetahui apakah dimensi Empathy berpengaruh pada loyalitas
konsumen di UD Sulkarina Brass.
-
8
4. Untuk mengetahui apakah dimensi Reciprocity berpengaruh pada loyalitas
konsumen di UD Sulkarina Brass.
5. Untuk mengetahui apakah dimensi Shared Value berpengaruh pada
loyalitas konsumen di UD Sulkarina Brass.
6. Untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass.
Telaah Teoritis
Konsep
Konsep Relationship Marketing
Relationship marketing adalah aktivitas jangka panjang dengan biaya
efektif antara salesmen dan produsen demi keuntungan bersama dari kedua belah
pihak (Lovelock and Wright, 2005).Relationship marketingjuga dapat diartikan
sebagai proses dimana suatu perusahaan membangun aliansi jangka panjang
dengan konsumen dan calon konsumen, bekerjasama untuk mencapai satu tujuan
yang ditentukan (Evans and Laskin, 1994).
Konsep Loyalitas Konsumen
Loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang
terhadap suatu objek. Loyalitas menggambarkan kesediaan konsumen untuk
menggunakan barang atau jasa secara berulang-ulang dan secara eksklusif, dan
dengan sukarela merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada konsumen
lain (Lovelock dan Wright, 2005).Menurut Tjiptono (2000) loyalitas konsumen
http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/03/pengertian-loyalitas-konsumen.html
-
9
adalah komitmen konsumen terhadap suatu merek, toko atau pemasok
berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang.
Nalar Konsep
Nalar Konsep Relationship Marketing
Paradigma pemasaran dalam pemasaran modern telah bergeser, tidak
hanya menciptakan transaksi untuk mencapai keberhasilan pemasaran tetapi
perusahaan juga harus menjalin hubungan dengan pelanggan dalam waktu yang
panjang. Paradigma tersebut disebut relationship marketing (Chan, 2003).
Perusahaan yang dapat mengkombinasikan kemampuan untuk merespon dan
menyediakan permintaan konsumen dengan baik, serta melakukan hubungan
yang lebih intensif dengan konsumen melalui peningkatan kualitas layanan maka
perusahaaan tersebut dapat mempertahankan konsumennya untuk jangka yang
panjang.
Terdapat sejumlah dimensi dalam relationship marketingyang
dikemukakan oleh Human and Naudé (dalam Handayani, 2012) yaitu:
1. Trust, adalah sebuah keyakinan akan, atau andalan pada kebenaran,
kebaikan, karakter, kekuatan dan kemampuan seseorang atau sesuatu.
Trust merupakankehendak untuk mengandalkan rekan yang dipercaya.
2. Bonding, didefinisikan sebagai komponen dari sebuah hubungan
bisnis yang mengakibatkan pembeli dan penjual bertindak bersama-
sama mencapai sebuah tujuan umum. Konsumen tidak hanya
dipandang sebagai klien tetapi juga sebagai partner.
-
10
3. Empathy, didefinisikan sebagai usaha untuk memahami keinginan dan
tujuan orang lain, dalam hal ini konsumen.Empati dianggap sebagai
kondisi yang diperlukan untuk membina hubungan positif antar dua
kelompok.
4. Reciprocity, menggambarkan hubungan timbal balik, sebagai dimensi
hubungan bisnis yang menyebabkan salah satu pihak memberikan
bantuan untuk lainnya karena bantuan yang sama akan diterima di
kemudian hari.
5. Shared value,adalah kemampuan dari sebuah perusahaan untuk
menyediakan nilai superior kepada konsumen mereka.
Nalar Konsep Loyalitas Konsumen
Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara
terus menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih
merek alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses
psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbeda dengan perilaku membeli
ulang, loyalitas konsumen menyertakan aspek perasaan perilaku membeli ulang,
tidak melibatkan aspek afektif didalamnya (Dharmesta, dalam Dharmayanti,
2006).
Loyalitas konsumen merupakan suatu konsep yang sangat penting di
dalam strategi pemasaran, khususnya dalam kondisi pasar dengan tingkat
pertumbuhan yang rendah tapi tingkat persaingan ketat. Banyak perusahaan
menyadari bahwa kegiatan mempertahankan konsumen lebih memberikan
-
11
keuntungan dibandingkan jika perusahaan harus menarik konsumen baru lagi.
Loyalitas dapat dikembangkan sepanjang waktu jika parameter untuk hubungan
direncanakan dan diterapkan dengan benar, dimana loyalitas merupakan respon
perilaku, diekspresikan dalam jangka waktu yang panjang, dan menghasilkan
komitmen. Loyalitas dapat memberikan jaminan masa depan perusahaan yang
lebih baik.
Sejauhmana konsumen loyal terhadap perusahaan, hal tersebut dapat
diketahui dari pengukuran tingkat loyalitas konsumen. Metode pengukuran
loyalitas konsumen dapat didasarkan pada sifat responden yang dikembangkan
oleh Aaker (Simamora, 2001) sebagai berikut:
1. Switcher (berpindah-pindah)
Konsumen yang berada pada tingkat ini adalah konsumenyang berada
pada tingkat yang paling dasar. Merek apapun mereka anggap
memenuhi serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan
pembelian. Ciri yang paling nampak adalah mereka membeli produk
karena harganya murah.
2. Habitual buyer (konsumenyang bersifat kebiasaan)
Konsumenyang berada pada tingkat ini dapat dikategorikan sebagai
konsumenyang puas dengan merek produk yang dikonsumsi, atau
setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam
mengkonsumsi merek produk tertentu. Dapat disimpulkan bahwa
konsumenini dalam membeli sebuah merek didasarkan pada kebiasaan
mereka selama ini.
-
12
3. Satisfied buyer (konsumenyang puas dengan biaya peralihan)
Pada tingkat ini konsumenyang puas apabila mereka mengkonsumsi
merek tersebut. Meskipun demikian mereka memindahkan
pembeliannya ke merek lain dengan menanggung biaya peralihan
(switching cost) yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja
yang melekat dengan tindakan mereka beralih.
4. Likes the brand (menyukai merek)
Konsumenyang masuk kedalam loyalitas ini merupakan konsumenyang
sungguh-sungguh memakai merek tersebut. Rasa suka konsumenbisa
didasari asosiasi yang terkait dengan simbul rangkaian pengamatan atau
pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi
atau oleh teman.
5. Commited buyer (konsumen yang komit)
Pada tingkat ini merupakan konsumenyang setia, memiliki suatu
kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut
menjadi sangat penting bagi mereka.
Review Penelitian Sebelumnya
Sejumlah penelitian sebelumnya terkait dengan pengaruh relationship
marketingterhadap loyalitas konsumen pernah dilakukan. Berikut dikemukakan
beberapa penelitian sebelumnya seperti tampak pada Tabel 1 berikut ini.
-
13
Tabel 1. Penelitian Sebelumnya
No Judul Variabel Hasil
1. Persepsi Nasabah tentang
Relationship Marketing
dan Pengaruhnya
Terhadap Loyalitas
(Studi Pada Nasabah
TabunganUtama PT.
Bank Mega Syariah
Cabang Malang). Silmi,
Sulhida (2012)
Kepercayaan,
komitmen,
komunikasi dan
loyalitas nasabah.
Nasabah memiliki persepsi
yang sangat baik terhadap
relationship marketing PT
Bank Mega Syariah
cabMalang. Secara parsial,
relationship marketing
yang berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
loyalitas nasabah adalah
kepercayaansedangkan
komitmen dan komunikasi
tidak berpengaruh
terhadap loyalitas nasabah
PT Bank MegaSyariah cab
Malang
2 Pengaruh Relationship
Marketing Terhadap
Loyalitas Konsumen
pada PT Titipan Kilat
Pekanbaru (Fatoni, 2012)
Komitmen,
kepercayaan,
loyalitas
Terdapat pengaruh secara
parsial dan simultan antara
komitmen dan
kepercayaan terhadap
loyalitas Konsumen pada
PT Titipan Kilat
Pekanbaru
3 Pengaruh Relationship
Marketing Terhadap
Loyalitas Konsumen
dalam Penggunaan Kartu
Prabayar Simpati
Telkomsel pada
Mahasiswa Universitas
Kristen Satya Wacana
(Tambingon, 2012)
Komunikasi,
komitmen,
kepercayaan,
loyalitas
Secara parsial dan
simultan terdapat pengaruh
antara komunikasi,
komitmen dan
kepercayaan terhadap
loyalitas konsumen dalam
penggunaan kartu prabayar
Simpati Telkomsel
4 Pengaruh Relationship
Marketing Orientation
Terhadap Customer
Retention Pada
Pelanggan Silver
Personal Line PT.
TelkomTBK Di Salatiga
Trust, bonding,
marketing
communication,
Empathy,
Reciprocity,
Shared Value,
Dari keenam dimensi
Relationship Marketing
Orientantion berpengaruh
positif terhadap Customer
loyalty dan Customer
Loyalty berpengaruh
terhadap Customer
Retentions
-
14
Pengembangan Hipotesis
Trust atau kepercayaan secara umum dipandang sebagai unsur mendasar
bagi keberhasilan relationship marketing. Tanpa adanya kepercayaan suatu
hubungan tidak akan bertahan dalam jangka panjang. Morgan dan Hunt (1994)
menyatakan kepercayaan sebagai landasan strategi partnership, ketika terdapat
pihak-pihak yang mempunyai keinginan untuk komit atau mengikat diri mereka
pada suatu hubungan tertentu. Ndubisi (2007) menyatakan bahwa kepercayaan
merupakan bagian penting dalam membina hubungan dengan konsumen dan
dibutuhkan dalam membangun loyalitas.
Perusahaan yang menunjukkan bahwa mereka dapat dipercaya akan lebih
mampu untuk mengembangkan sebuah hubungan yang tahan lama dengan
konsumennya. Sebuah perusahaan didalam membangun kepercayaan dari para
konsumennya dapat melakukan berbagai cara seperti misalnya tidak membohongi
konsumen dengan memberikan produk yang tidak sesuai dengan yang diminta
serta selalu memenuhi janji-janji yang telah diucapkan kepada konsumen.
Menepati janji sangat penting untuk memberikan kepercayaan konsumen kepada
perusahaan, karena kepercayaan akan memberikan keuntungan jangka panjang,
salah satunya adalah terciptanya loyalitas konsumen.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H1: dimensi trust mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen
-
15
Bonding (ikatan) hubungan diantara perusahaan dan konsumen harus
dibangung dan sebisa mungkin dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.
Menurut Kotler (2005) bahwa mengikat konsumen dalam jangka waktu yang
panjang merupakan kerangka dasar dalam implementasi strategi costumer
relationship management karena mengelola dengan hati-hati semua titik sentuh
dengan konsumen akan memaksimalkan loyalitas konsumen.
Sebuah hubungan antara perusahaan dengan konsumen agar dapat
berlangsung dalam jangka panjang memerlukan adanya ikatan yang lebih kuat.
Perusahaan dituntut untuk dapat mengikat konsumennya, sehingga konsumen
akan lebih sulit untuk beralih ke perusahaan lain. Untuk itu maka sebaiknya
konsumen tidak hanya dipandang sebagai klien tetapi juga sebagai partner.
Dengan menganggap konsumen sebagai partner maka perusahaan akan lebih
peduli kepada konsumen, misalnya selalu menjalin komunikasi tidak saja
menyangkut soal bisnis tetapi juga diluar bisnis, menangani keluhan konsumen
dengan cepat. Adanya ikatan yang kuat yang dibangun oleh perusahaan dapat
membuat konsumen menjadi lebih loyal kepada perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H2: dimensi bonding mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas
konsumen
Empathy (empati) berarti bahwa perusahaan memahami masalah para
konsumennya dan bertindak demi kepentingan konsumen, serta memberikan
-
16
perhatian personal kepada para konsumen. Menurut Parasuraman (dalam
Tjiptono, 2008) bahwa empathy berpengaruh secara positif terhadap dimensi
loyalitas konsumen yaitu tetap memilih merek tersebut, merekomendasikannya
kepada orang lain dan melakukan pembelian ulang.
Setiap konsumen tentu ingin dipahami, diperhatikan dan dipenuhi
kebutuhannya oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus bisa
menunjukkan rasa empatinya terhadap konsumen bila tidak ingin membuat
konsumen kecewa dan akhirnya berpindah ke perusahaan lain. Semakin besar rasa
empati yang diperlihatkan oleh perusahaan maka semakin kecil problematik yang
menjadi hambatan bagi kemajuan sebuah hubungan diantara perusahaan dan
konsumen, pada akhirnya konsumen akan tetap setia menjalin hubungan dengan
perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H3: dimensi empathy mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas
konsumen
Reciprocity mengindikasikan bahwa dalam hubungannya antara
perusahaan dengan konsumen pasti ada yang dikorbankan, maka dalam hal ini
pasti setiap mereka akan memiliki suatu perihal yang menginginkan adanya
kesinambungan dalam bentuk timbal balik (Susilo, 2010). Bagi konsumen, jika
timbal balik yang diberikan perusahaan kepadanya dirasa memuaskan maka
tentunya akan membuat konsumen menjadi loyal, dan sebaliknya.
-
17
Sebuah hubungan yang baik haruslah dilandasi dengan pemikiran bahwa
kedua belah pihak akan saling mendapatkan keuntungan atau manfaat dari
hubungan tersebut. Bilamana salah satu pihak tidak mendapatkan keuntungan
atau manfaat, maka dapat dipastikan bahwa hubungan tersebut tidak akan
bertahan lama. Ketika konsumen telah memilih sebuah perusahaan sebagai
partner dalam menjalin hubungan bisnis dan bukan dengan perusahaan lainnya,
maka perusahaan tersebut sepatutnya mampu memberikan kepuasan lebih kepada
konsumen melalui produk dan layanan berkualitas sehingga akan membuat
konsumen menjadi loyal kepada perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H4: dimensi reciprocity mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas
konsumen
Shared value merupakan salah satu dimensi yang penting dalam
membangun hubungan antara penjual dan pembeli karena jika kedua belah pihak
memiliki tujuan atau penilaian yang sama, maka mereka akan lebih mempercayai
hubungan di antara mereka (Iriani, 2010). Dampak bagi konsumen (pembeli)
adalah bahwa dengan adanya kesamaan tujuan dan penilaian dengan perusahaan
(penjual) maka akan membuatnya menjadi lebih loyal kepada perusahaan tersebut.
Kegiatan pemasaran pada dasarnya adalah menciptakan nilai bagi
konsumen, oleh karena itu sudah seharusnya perusahaan menciptakan nilai atau
menambahkan nilai bagi konsumen. Nilai dapat diciptakan atau ditambahkan
-
18
bagi konsumen melalui berbagai aksi dan aktivitas yang berbeda oleh perusahaan
seperti memberikan penawaran harga yang menarik kepada konsumen, membuat
konsumen lebih mudah berhubungan dengan perusahaan, meningkatkan kualitas
pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Dengan adanya nilai tambah
kepada konsumen akan menimbulkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan
yang ditunjukkan dengan adanya keingingan untuk terus menjalin hubungan
dengan perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H5: dimensi shared value mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas
konsumen
Model Penelitian
Berdasarkan pengembangan hipotesis di atas maka selanjutnya dapat
disusun model penelitian sebagai berikut.
Gambar 1. Model Penelitian
Sumber: Handayani (2012)
Trust
Bonding
Reciprocity
Shared Value
Empathy Loyalitas Konsumen
-
19
Metode Penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian
karakteristik serupa, yang mencakup semesta untuk kepentingan masalah riset
pemasaran (Malhotra, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan
salesmendi UD Sulkarina Brass Juwana yaitu sebanyak 50 orang salesmen.Teknik
sampling yang digunakan adalah sampling jenuh (saturation sampling) yaitu
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel,
hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil (Sugiyono, 2006).
Adapun jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak jumlah populasi yang ada
yaitu 50 orang salesmen.
Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari objeknya
(Supramono dan Haryanto, 2005). Data primer dalam penelitian ini berupa data
mengenai gambaran umum responden, penilaian responden tentang relationship
marketing dan loyalitas konsumen. Sumber data primer adalah 50 orang salesmen
UD Sulkarina Brass. Untuk itu dalam mengumpulkan data dengan cara
penyebaran kuesioner terhadap seluruh salesmen UD Sulkarina Brass.
Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep
Dalam penelitian ini konsep relationship marketing diukur dengan
menggunakan skala Likert dengan skor 1 sampai 5 dengan penjelasan skala 1 =
Sangat Tidak Setuju (STS), 2 = Tidak Setuju (TS), 3 = Netral (N), 4 = Setuju (S),
-
20
dan 5 = Sangat Setuju (SS). Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini terdiri
dari dua variabel yaitu relationship marketing dan loyalitas konsumen. Konsep
relationship marketing dan loyalitas konsumen yang digunakan dalam penelitian
ini ditunjukkan pada Tabel berikut :
Tabel2. Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep
Variabel Dimensi Definisi Operasional Indikator Empirik
Relationship
Marketing meliputi
aktivitas jangka
panjang dengan biaya
efektif antara salesmen
dan produsen demi
keuntungan bersama
dari kedua belah pihak.
Menurut Lovelock dan
Wright (2005;118)
Trust kepercayaan adalah
kehendak untuk
mengandalkan rekan
yang dipercaya
1. UD Sulkarina Brass
selalu memberikan
produk yang sesuai
dengan permintaan
salesmen.
2. Salesmen percaya
bahwa UD Sulkarina
Brass selalu
memberikan harga
yang ditetapkan sesuai
nilai yang diberikan.
3. UD Sulkarina Brass
dapat diandalkan dalam
hal kualitas.
Bonding ikatan didefinisikan
sebagai komponen dari
sebuah hubungan
bisnis yang
mengakibatkan
pembeli dan penjual
bertindak bersama-
sama mencapai sebuah
tujuan umum.
1. UD Sulkarina Brass
selalu menjaga
komunikasi yang baik
dengan salesmen.
2. UD Sulkarina Brass
menerima dan
menanggani keluhan
dari salesmen.
3. Salesmen hanya
menjual produk UD
Sulkarina Brass.
Empathy
empati berkaitan
dengan sebuah
hubungan bisnis yang
kemampuan dua
bagian untuk melihat
situasi dari perspektif
orang lain yaitu
mencoba memahami
keinginan konsumen
atau salesmen.
1. UD Sulkarina Brass
selalu memberikan
informasi terlebih
dahulu menggunakan
sms atau telepon jika
pesanan salesmen
belum selesai seperti
yang djanjikan.
2. UD Sulkarina Brass
bisa memahami
keinginan salesmen
jika produk yang di beli
belum bisa dibayar.
Reciprocity hubungan timbal balik
sebagai dimensi
1. UD Sulkarina Brass
selalu memberikan
-
21
Variabel Dimensi Definisi Operasional Indikator Empirik
hubungan bisnis yang
menyebabkan salah
satu pihak memberikan
bantuan untuk lainnya
karena bantuan yang
sama akan diterima di
kemudian hari.
potongan harga apabila
salesmen membeli
secara kontan.
2. UD Sulkarina Brass
selalu memberikan
kualitas produk yang
lebih baik dari
sebelumnya .
3. Salesmen selalu
berusaha untuk
meningkatkan
penjualan.
4. Salesmen memberi
informasi tentang
kebutuhan konsumen
tentang model/ desain.
Shared value Shared value
menunjukkan
kemampuan dari
sebuah perusahaan
untuk menyediakan
nilai superior kepada
konsumen mereka.
1. UD Sulkarina Brass
selalu memberikan
informasi kelebihan
dan manfaat produk
merupakan nilai yang
penting bagi salesmen.
2.Harga yang
ditetapkan oleh UD
Sulkarina Brass itu
masih memungkinkan
salesmen untuk
mengambil keuntungan
yang memadai.
Loyalitas konsumen
komitmen konsumen
terhadap suatu merek,
toko atau pemasok
berdasarkan sifat yang
sangat positif dalam
pembelian jangka
panjang (Tjiptono,
2000).
Switcher Konsumen membeli
produk karena
harganya murah
Salesmen membeli
produk kuningan di UD
Sulkarina Brass karena
harga lebih murah.
Habitual buyer Konsumen yang puas
dengan merek produk
yang dikonsumsi, atau
mereka tidak
mengalami
ketidakpuasan dalam
mengkonsumsi merek
produk tertentu
Salesman sudah
terbiasa membeli
produk kuningan di UD
Sulkarina Brass.
Satisfied buyer Konsumen yang puas
apabila mereka
mengkonsumsi merek
tersebut
Salesmen puas setiap
kali membeli produk
kuningan di UD
Sulkarina Brass.
Likes the brand Konsumen yang
sungguh-sungguh
memakai merek
tersebut
Salesmen menyukai
merek Sulkarina.
Commited buyer Konsumen yang setia
memiliki suatu
kebanggaan sebagai
pengguna suatu merek
Salesmen bangga
menjadi penjual produk
Sulkarina Brass.
-
22
Teknik dan AnalisisData
Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan
relationship marketing di UD Sulkarina Brass adalah dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif berupa perhitungan rata-rata skor baik untuk masing-
masing dimensi relationship marketingmaupun secara keseluruhan. Untuk dapat
melakukan penilaian maka perlu dihitung rentang (range), dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
nilai terbesar – nilai terkecil
Range =
jumlah kelas
5 – 1
= = 0,80
5
Penilaian rata-rata skor baik untuk masing-masing dimensi relationship marketing
maupun secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai berikut:
Rata-rata Kategori
1,00 – 1,80
1,81 – 2,60
2,61 – 3,40
3,41 – 4,20
4,21 – 5,00
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
-
23
Sementara itu untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass
digunakan analisis statistik deskriptif berupa perhitungan prosentase.
Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh usaha
relationship yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass terhadap loyalitas
konsumen adalah dengan analisis regresi berganda. Terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas terhadap variabel penelitian.Pengujian validitas butir
menggunakan teknik corrected item-total correlation. Angka pada kolom
corrected item-total correlation menunjukkan nilai r hasil. Dasar pengambilan
keputusannya adalah: jika r hasil positif serta r hasil > r tabel, maka item tersebut
valid, sebaliknya jika r hasil tidak positif serta r hasil < r tabel, maka item tersebut
tidak valid(Ghozali, 2005).Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Cronbach's
Alpha. Dasar pengambilan keputusan didasarkan pada ketentuan bahwa, apabila
nilai > 0,6 maka variabel tersebut dikatakan reliabel (Ghozali, 2005).
Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah berikutnya adalah
melakukan uji asumsi klasik yang meliputi: normalitas, multikolinearitas dan
heteroskedastisitas.Untuk mendeteksi normalitas residual digunakan uji statistik
non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan ketentuan: bila angka
signifikansi < 0,05 maka distribusi data residualnya adalah tidak normal, dan
sebaliknya apabila angka signifikansi > 0,05 maka distribusi data residualnya
adalah normal (Ghozali, 2005). Pengujian terhadap multikolinearitas dengan
menggunakannilai tolerancedan nilai VIF. Jika nilai tolerance> 0,10 maka tidak
ada multikolinearitas, demikian halnya jika VIF
-
24
medeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser.
Pengujiannya adalah sebagai berikut: jika koefisien parameter beta dari persamaan
regresi signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model
empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya jika parameter
beta tidak signifikan secara statistik maka asumsi homoskedastisitas pada data
model tersebut tidak dapat ditolak (Ghozali, 2005).
Setelah memenuhi syarat uji asumsi klasik, baru dapat dilakukan
pengujian terhadap hasil analisis regresi berganda. Dalam pengujian keberartian
variabel bebas secara individu dipakai uji t dua sisi dengan tingkat kepercayaan
95% (=0,05) dimana pengujian hipotesis:
H0 : bi = 0, artinya variabel bebas secara individu tidak berpengaruh
terhadap variabel tak bebas
H1 : bi≠ 0, artinya variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap
variabel tak bebas
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
H0 ditolak jika nilai signifikan < tingkat signifikan 0,05 maka dimensi
relationship marketing meliputi Trust, Bonding,Empathy, Reciprocitydan
Shared value berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen UD
Sulkarina Brasssecara individu.
H0 diterima jika nilai signifikan > tingkat signifikan 0,05 maka dimensi
relationship marketing meliputi Trust, Bonding,Empathy, Reciprocitydan
-
25
Shared value tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen UD
Sulkarina Brass secara individu.
Analisis dan Bahasan
Karakteristik Responden
Penelitian ini dilaksanakan di UD Sulkarina Brass Juwana. Responden
dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang salesman. Adapun karakteristik
responden dalam penelitian ditampilkan pada Tabel 3. berikut ini.
Tabel 3. Gambaran Karakteristik Responden
Karakteristik Kategori Jumlah %
Jenis Kelamin Pria
Wanita
50
0
100,0
0,0
Total 50 100,0
Usia 25 – 30 tahun
31 – 35 tahun
> 35 tahun
5
11
34
10,0
22,0
68,0
Total 50 100,0
Pendidikan
Terakhir
SD
SMP
SMA
Sarjana
0
4
35
11
0,0
8,0
70,0
22,0
Total 50 100,0
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan jenis kelamin, tampak bahwa keseluruhan responden yaitu
sebanyak 50 orang (100,0%) berjenis kelamin pria. Hal ini memperlihatkan
bahwa semua sales yang dimiliki UD Sulkarina Brass Juwana adalah pria.
Penggunaan sales pria oleh perusahaan lebih disebabkan karena karakter produk
yang dipasarkan, dalam hal ini produk seperti kerajinan kuningan khususnya
mebel dan bangunan lebih tepat jika dipasarkan oleh tenaga pria dibandingkan
-
26
wanita, karena produknya merupakan pendukung/ asesoris produk yang banyak
diproduksi oleh pria.
Usia responden yang diteliti cukup beragam, namun paling banyak
responden berada dalam kategori usia > 35 tahun yaitu sebanyak 34 orang
(68,0%). Meski sudah tidak lagi muda usianya, namun dengan kematangan usia
responden tersebut dapat membantu mereka dalam membangun dan menjalin
hubungan bisnis dengan konsumen akhir.
Karakteristik lainnya dari responden, yaitu tingkat pendidikan terakhir,
menunjukkan bahwa mayoritas responden lulusan SMA dengan jumlah 35 orang
(70,0%), diikuti Sarjana sebanyak 11 orang (22,0%). Dengan demikian responden
didominasi mereka yang berpendidikan menengah hingga pendidikan tinggi.
Bekal pendidikan formal yang dimiliki responden sedikit banyak bermanfaat guna
menambah pengetahuan dan keterampilan mereka dalam melaksanakan tugas-
tugas sebagai seorang salesman.
Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap konsep relationship
marketing yang terdiri dari lima dimensi yaitu: trust (X1), bonding (X2), empathy
(X3), reciprocity (X4) dan shared value (X5). Masing-masing dimensi diukur
dengan menggunakan sejumlah indikator empirik Hasil analisis validitas dari
konsep relationship marketing tersebut disajikan dalam Tabel 4. berikut ini.
-
27
Tabel 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Dimensi
Indikator
Empirik
Corrected item-
total correlation
Penilaian
Trust (X1)
T1
T2
T3
0,543
0,514
0,694
Valid
Valid
Valid
Bonding (X2)
B1
B2
B3
0,543
0,594
0,680
Valid
Valid
Valid
Empathy (X3)
E1
E2
0,540
0,540
Valid
Valid
Reciprocity (X4)
R1
R2
R3
R4
0,404
0,562
0,667
0,647
Valid
Valid
Valid
Valid
Shared value (X5)
SV1
SV2
0,589
0,589
Valid
Valid
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan Tabel 4. tampak bahwa pada pengujian validitas tahap
pertama, semua indikator empirik pada masing-masing dimensi relationship
marketing mempunyai nilai corrected item-total correlation atau r hit positif dan r
-
28
hit > r0,05 (0,235) sehingga indikator empirik dari masing-masing dimensi
relationship marketing yang diujikan tersebut dinyatakan valid.
Sementara itu, pada pengujian reliabilitas dari masing-masing dimensi
relationship marketing yang merupakan bagian tak terpisahkan dengan pengujian
validitas memperlihatkan hasil sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Uji Reliabilitas
Dimensi r Alpha Penilaian
Trust (X1) 0,696 Reliabel
Bonding (X2) 0,737 Reliabel
Empathy (X3) 0,699 Reliabel
Reciprocity (X4) 0,767 Reliabel
Shared value (X5) 0,739 Reliabel
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan Tabel 5. tampak bahwa pada pengujian reliabilitas diperoleh bahwa
semua nilai r alpha masing-masing dimensi relationship marketing dinyatakan
reliabel karena mempunyai nilai r alpha> 0,60.
Usaha UD Sulkarina Brass dalam Melakukan Relationship Marketing
Dimensi trust mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 4,07 yang dapat
dimaknai bahwa rata-rata salesmanUD Sulkarina Brass setuju bahwa mereka
-
29
mempercayai UD Sulkarina Brass sebagai patner bisnis. Salah satu alasan
terkemuka bagi para salesman mempercayai UD Sulkarina Brass adalah karena
UD Sulkarina Brass selalu memberikan produk yang sesuai dengan apa yang
salesman minta.
Dimensi bonding mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 3,77 yang dapat
dimaknai bahwa rata-rata salesmanUD Sulkarina Brass setuju bahwa mereka
memiliki ikatan yang kuat dengan UD Sulkarina Brass sebagai patner bisnis
mereka. Adanya ikatan yang kuat tersebut salah satunya disebabkan karena UD
Sulkarina Brass selalu menjaga komunikasi yang baik dengan setiap salesman.
Komunikasi yang terjalin tidak saja menyangkut masalah pekerjaan tetapi juga
berkomunikasi dalam hal-hal yang diluar masalah pekerjaan.
Dimensi empathy mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 3,84 yang dapat
dimaknai bahwa rata-rata salesmanUD Sulkarina Brass setuju bahwa UD
Sulkarina Brass mempunyai empati atau kepedulian terhadap salesman. Salah
satu bentuk empati yang paling tampak diperlihatkan oleh UD Sulkarina Brass
menurut rata-rata salesman adalah bahwa UD Sulkarina Brass selalu memberikan
informasi terlebih dahulu menggunakan sms atau telepon jika pesanan salesmen
belum selesai seperti yang djanjikan.
Dimensi reciprocity mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 3,81 yang
dapat dimaknai bahwa rata-rata salesmanUD Sulkarina Brass setuju bahwa
adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan diantara perusahaan
dengan para salesman. Bentuk hubungan timbal balik yang paling dirasakan oleh
para salesman adalah bahwa UD Sulkarina Brass selalu memberikan produk yang
-
30
berkualitas. Dengan kesesuain produk berkualitas seperti yang diminta oleh
salesman, maka mereka juga akan berupaya agar produk berkualitas tersebut dapat
terjual di pasaran sehingga dengan begitu akan memberikan keuntungan bagi
perusahaan.
Dimensi shared value mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 3,64 yang
dapat dimaknai bahwa rata-rata salesmanUD Sulkarina Brass setuju bahwa shared
value yang diberikan oleh UD Sulkarina Brassmemberikan keuntungan bagi
salesman. Hal ini tampak dari pernyataan mereka bahwa harga yang ditetapkan
oleh UD Sulkarina Brass itu masih memungkinkan salesmen untuk mengambil
keuntungan yang memadai.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3,83 yang dapat
dimaknai bahwa rata-rata salesmansetuju bahwa usaha UD Sulkarina Brasssudah
baik dalam melakukan relationship marketing. Keberhasilan UD Sulkarina Brass
dalam melakukan relationship marketing dengan para salesmannya tentu akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri, salah satunya adalah dapat
membuat para salesmannya untuk tetap mau menjadi partner bisnis perusahaan.
Tingkat Loyalitas Konsumen UD Sulkarina Brass
Perusahaan yang memasarkan produknya tentu berharap agar para
konsumen memiliki tingkat loyalitasyang tinggi terhadap perusahaan yang
ditunjukkan dengan selalu membeli produkperusahaan atau bahkan menganjurkan
kepada orang lain untuk mau membeli produkperusahaan tersebut. Hal ini juga
yang menjadi harapan dari UD Sulkarina Brass.
-
31
Berdasarkan analisis statistik deskriptif berupa perhitungan prosentasi
diketahui bahwa prosentase tertinggi yaitu sebesar 58% ada pada pernyataan
loyalitas konsumen yaitu: “Salesmen puas setiap kali membeli produk kuningan
di UD Sulkarina Brass”. Bila dikaitkan dengan teori tingkat loyalitas konsumen
sebagaimana dikemukakan oleh Aaker (Simamora, 2001) maka pernyataan
dengan prosentase tertinggi tersebut termasuk dalam kategori Satisfied buyer
(konsumen yang puas dengan biaya peralihan). Hal ini berarti bahwa
salesmanUD Sulkarina Brasspada tingkatan ini membeli produk ukiran kuningan
dari UD Sulkarina Brass karena cukup puas dengan produk yang dihasilkan
perusahaan tersebut akan tetapi dapat saja berpindah ke produk ukiran kuningan
dari perusahaan pesaing lainnya jika ada yang dapat lebih memberikan kepuasan
bagi dirinya.
Pengujian Pengaruh Relationship Marketing terhadap yang dilakukan oleh
UD Sulkarina Brass terhadap Loyalitas Konsumen
Hasil Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda
Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan bahwa angka Kolmogorov-Smirnov
(K-S) sebesar 0,854 mempunyai nilai signifikan sebesar 0,460 > 0,05 maka
distribusi data residualnya adalah normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada
bagian lampiran.
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa mengacu pada nilai
tolerance tampak bahwa semua nilai tolerance untuk masing-masing variabel
-
32
bebas (independent variable) > 0,10 maka tidak ada multikolinearitas diantara
variabel bebasnya. Mengacu pada nilai VIF tampak bahwa semua nilai VIF untuk
masing-masing variabel bebas (independent variable) < 10 maka tidak ada
multikolinearitas diantara variabel bebasnya. Hasil uji multikolinearitas dapat
dilihat pada bagian lampiran.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser
menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk masing-masing variabel bebasnya
tidak ada yang signifikan (angka sig > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Hasil uji heteroskedastisitas
dapat dilihat pada bagian lampiran.
Hasil Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh relationship marketing yang dilakukan oleh
UD Sulkarina Brass terhadap loyalitas konsumen, maka dilakukan uji parsial (Uji
t) yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 6. berikut.
Tabel 6. Hasil Uji t
Variabel Koef B t hitung Sig
Trust (X1) 0,534 2,170 0,035*
Bonding (X2) 0,130 0,771 0,445
Empathy (X3) 0,487 2,278 0,028*
Reciprocity (X4) 0,274 0,977 0,334
Shared value (X5) 0,463 2,108 0,041*
-
33
Sumber: Data Primer, 2013
Keterangan : * = signifikan pada = 5 %
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 6 diketahui bahwa dimensi trust (X1)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,170 dengan nilai signifikan sebesar 0,035 <
tingkat signifikan 0,05 sehingga H1 diterima. Pengaruh yang ditunjukkan
mempunyai arah positif yang berarti bahwa semakin tinggi trust yang dilakukan
oleh UD Sulkarina Brass maka semakin tinggi juga loyalitas konsumen,
sebaliknya semakin rendah trust yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass maka
semakin rendah juga loyalitas konsumen. Hubungan konsumen dan perusahaan
memerlukan trustuntuk bisa menjadi suatu hubungan jangka panjang, tanpa
adanya kepercayaan suatu hubungan tidak akan bertahan dalam jangka panjang.
Kepercayaan (trust) dapat tercipta ketika suatu pihak merasa nyaman melakukan
pertukaran dengan pihak lain yang dengan penuh kejujuran dan dapat dipercaya.
Adanya pengaruh trust terhadap loyalitas konsumen yang tampak dari hasil
penelitian ini, karena dengan adanya trust atau kepercayaan yang diberikan oleh
UD Sulkarina Brass kepada konsumen dalam hal ini para salesman akan
mendorong salesman untuk tetap mau menjalin hubungan pemasaran yang lebih
lama dengan UD Sulkarina Brass sehingga pada akhirnya akan menimbulkan rasa
setia atau loyal yang tinggi dari salesman kepada UD Sulkarina Brass. Unsur
trust yang diusahakan UD Sulkarina Brass selama ini dinilai sudah baik oleh
salesman, diantaranya tampak dalam beberapa hal seperti selalu memberikan
-
34
produk yang sesuai dengan permintaan salesmen, memberikan harga yang sesuai
dengan nilai produknya serta selalu meningkatkan kualitas produk sebagai wujud
keterandalan produk yang dihasilkan. Hal ini yang mendorong salesman menjadi
loyal kepada UD Sulkarina Brass.
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 6 diketahui bahwa dimensi bonding
(X2)yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung
0,771 dengan nilai signifikan sebesar 0,445 > tingkat signifikan 0,05 sehingga H2
ditolak. Dimensi bonding atau ikatan dalam sebuah hubungan pemasaran
sesungguhnya mempunyai peran penting dalam mendorong loyalitas konsumen.
Hal ini disebabkan karena ikatan personal yang lebih kuat antara konsumen
dengan perusahaan menghasilkan sebuah komitmen yang lebih besar, sehingga
konsumen akan lebih sulit untuk beralih ke perusahaan lain.Atau dengan kata lain
adanya ikatan yang kuat dapat membuat konsumen menjadi lebih loyal kepada
perusahaan. Hal ini tampak dari hasil analisis dimana meskipun tidak berpengaruh
signifikan namun arah koefisien regresi yang positif dapat dimaknai dimensi
bonding ini dapat meningkatkan loyalitas konsumen jika dilakukan secara baik.
Pada kenyataanya, UD Sulkarina Brass kurang menangani dengan baik dimensi
bonding ini dalam menjalin hubungan dengan salesman. Hal tersebut terlihat dari
penilaian sejumlah responden bahwa UD Sulkarina Brass belum sepenuhnya baik
dalam menerima dan menangani keluhan salesman. Jika penanganan keluhan
yang dilakukan UD Sulkarina Brass terus dibiarkan kurang memuaskan para
salesman, maka hal ini akan menimbulkan kekecewaan yang bisa saja membuat
-
35
mereka beralih menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan lain.Selain itu
kurangnya penanganan dimensi bondingsecara baik juga tampak dari masih
adanya salesman yang tidak saja menjual produk UD Sulkarina Brass, tapi juga
dari produk perusahaan lainnya. Kondisi tersebut bisa berakibat salesman tidak
fokus memasarkan produk perusahaan, apalagi bila perusahaan kurang
memberikan perhatian atas apa yang dikehendaki salesman. Hal ini yang
mengakibatkan dimensi bonding tidak mempunyai pengaruh terhadap loyalitas
konsumen.
Dimensi empathy (X3) yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass ternyata
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini
ditunjukkan dari hasil uji t pada Tabel 6 dimana nilai t hitung 2,278 dengan nilai
signifikan sebesar 0,028 < tingkat signifikan 0,05 sehingga H3 diterima.
Pengaruh yang ditunjukkan mempunyai arah positif yang berarti bahwa semakin
tinggi empathy, maka semakin tinggi juga loyalitas konsumen, sebaliknya
semakin rendah empathy, maka semakin rendah juga loyalitas konsumen. Empati
berkaitan dengan sebuah hubungan bisnis yang memampukan dua bagian untuk
melihat situasi dari perspektif orang lain yaitu mencoba memahami keinginan dan
tujuan orang lain. Empati dianggap sebagai kondisi yang diperlukan untuk
membina hubungan positif antar dua kelompok. Empati menunjukkan
kemampuan melihat sebuah situasi dari perspektif orang lain. Semakin besar
tingkat empati, semakin kecil problematika yang menjadi hambatan bagi
kemajuan sebuah hubungan, pada gilirannya dengan adanya empati tersebut akan
mendorong tercapainya loyalitas. Adanya pengaruh empathy terhadap loyalitas
-
36
konsumen, karena dengan adanya empathy yang diberikan oleh UD Sulkarina
Brass kepada konsumen dalam hal ini para salesman akan mendorong salesman
untuk tetap mau menjalin hubungan pemasaran yang lebih lama dengan UD
Sulkarina Brass sehingga pada akhirnya akan menimbulkan rasa setia atau loyal
yang tinggi dari salesman kepada UD Sulkarina Brass. Unsur empathy yang
diberikan UD Sulkarina Brass selama ini dinilai sudah baik oleh salesman,
diantaranya tampak dalam beberapa hal seperti selalu memberikan informasi
terlebih dahulu menggunakan sms atau telepon jika pesanan salesmen belum
selesai seperti yang djanjikan serta bisa memahami keinginan salesmen jika
produk yang di beli belum bisa dibayar. Hal ini yang mendorong salesman
menjadi loyal kepada UD Sulkarina Brass.
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 6 diketahui bahwa dimensi reciprocity
(X4)yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung
0,977 dengan nilai signifikan sebesar 0,334 > tingkat signifikan 0,05 sehingga H4
ditolak. Dimensi reciprocityatau hubungan timbal balik dalam sebuah hubungan
pemasaran dapat saja mempunyai peran penting dalam mendorong loyalitas
konsumen. Dikatakan demikian karena jika sebuah hubungan pemasaran hanya
memberikan keuntungan atau manfaat bagi salah satu pihak saja yang dalam hal
ini menguntungkan perusahaan semata, maka hal tersebut tentu akan
menimbulkan rasa ketidakpuasan dari konsumen yang pada gilirannya akan
membuat mereka menjadi tidak loyal. Oleh karena itu, hubungan timbal balik atau
saling ketergantungan diantara perusahaan dan konsumen harus terjalin dengan
-
37
baik. Hal ini tampak dari hasil analisis dimana meskipun tidak berpengaruh
signifikan namun arah koefisien regresi yang positif dapat dimaknai dimensi
reciprocity dapat meningkatkan loyalitas konsumen jika hal tersebut mampu
diwujudkan secara baik. Pada kenyataanya, UD Sulkarina Brass kurang
menangani dengan baik dimensi reciprocity ini dalam menjalin hubungan dengan
salesman. Hal tersebut terlihat dari penilaian sejumlah responden bahwa antara
UD Sulkarina Brass dan salesman belum sepenuhnya terjalin hubungan timbal
balik yang baik. Dari sisi UD Sulkarina Brass, diungkapkan oleh beberapa
responden bahwa perusahaan tidak selalu memberikan potongan harga kepada
salesman yang membeli secara kontan. Sementara itu dari sisi salesman-nya,
diungkapkan oleh beberapa responden bahwa mereka tidak selalu berusaha untuk
meningkatkan penjualannya, tentunya itu tidak lepas dari timbal balik yang
diberikan perusahaan tidak memuaskan mereka. Jika salesman merasa tidak puas,
maka hal tersebut akan membuat mereka menjadi kurang atau tidak loyal kepada
UD Sulkarina Brass. Kurang baiknya penanganan pada dimensireciprocityini
mengakibatkan dimensi reciprocity tidak mempunyai pengaruh terhadap loyalitas
konsumen.
Dimensi shared value (X5)yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass
ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal
ini ditunjukkan dari hasil uji t pada Tabel 6 dimana nilai t hitung 2,108 dengan
nilai signifikan sebesar 0,041 < tingkat signifikan 0,05 sehingga H5 diterima.
Pengaruh yang ditunjukkan mempunyai arah positif yang berarti bahwa semakin
tinggi shared value yang diberikan oleh UD Sulkarina Brass maka semakin tinggi
-
38
juga loyalitas konsumen, sebaliknya semakin rendah shared value yang
diberikanoleh UD Sulkarina Brass maka semakin rendah juga loyalitas konsumen.
Tawaran pemasaran dikatakan sukses hanya ketika tawaran tersebut memberikan
nilai dan kepuasan bagi pelanggan sasaran. Oleh karena itu perusahaan sudah
sepatutnya mampu memberikan shared value yang menarik bagi konsumen
sehingga mendorong konsumen untuk menjadi loyal kepada perusahaan. Adanya
pengaruh shared value terhadap loyalitas konsumen, karena dengan adanya
shared value yang diberikan oleh UD Sulkarina Brass kepada para salesman akan
mendorong mereka untuk tetap mau menjalin hubungan pemasaran yang lebih
lama dengan UD Sulkarina Brass sehingga pada akhirnya akan menimbulkan rasa
setia atau loyal yang tinggi dari salesman kepada UD Sulkarina Brass. Unsur
shared value yang diberikan UD Sulkarina Brass selama ini dinilai sudah baik
oleh salesman, diantaranya tampak dalam beberapa hal seperti UD Sulkarina
Brass selalu memberikan informasi kelebihan dan manfaat produk yang
merupakan nilai penting bagi salesmen serta harga yang ditetapkan oleh UD
Sulkarina Brass itu masih memungkinkan salesmen untuk mengambil keuntungan
yang memadai. Hal ini yang mendorong salesman menjadi loyal kepada UD
Sulkarina Brass.
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan bahasan, maka selanjutnya dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
-
39
1. Secara keseluruhan rata-rata salesmansetuju bahwa usaha UD Sulkarina
Brasssudah baik dalam melakukan relationship marketing.
2. Tingkat loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass berada pada
kategorisatisfied buyer.
3. Secara parsial, dimensi relationship marketing yang berpengaruh terhadap
loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass adalah trust, empathy danshared
value. Sedangkan dimensi bondingdanreciprocitytidakberpengaruh
terhadap loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass.
Implikasi Terapan
Implikasi terapan dalam hal ini saran yang dapat diberikan kepada UD
Sulkarina Brass. Mengingat bahwa tingkat loyalitas konsumen masih berada pada
tingkat satisfied buyer, maka masih dimungkinkan untuk meningkatkan tingkat
loyalitas konsumen terhadap UD Sulkarina Brasspada tingkat yang lebih tinggi
baik itu pada tingkat likes the brand bahkan pada tingkat committed buyer. Oleh
karena itu maka unsur-unsur dalam relationship marketingyang belum begitu
tinggi atau maksimal perlu diperbaiki yaitu:
1. Dengan memperhatikan nilai rata-rata skor pada setiap pernyataan
relationship marketing maka: (a) pada dimensi bonding, model hubungan
Business-to-Business (B2B)yaitu hubungan perdagangan antar bisnis
seperit halnya antara UD Sulkarina dengan salesmannya perlu
ditingkatkan lebih baik lagi agar salesman fokus menjual produk UD
Sulkarina Brass dan tidak menjual produk yang sama dari perusahaan
lainnya. Caranya bisa dengan membuat kesepakatan kerjasama bahwa
-
40
salesman tidak akan menjual produk yang sama dari perusahaan lain; (b)
pada dimensi empathy, agar lebih fleksibel memberikan kelonggaran
waktu bagi salesman bilamana suatu ketika belum bisa membayar produk
yang dibeli dari UD Sulkarina Brass. Tentu saja perusahaan harus juga
mempertimbangkan kinerja penjualan dari salesman tersebut.
2. Diantara kelima dimensi relationship marketing, tampak bahwa dimensi
shared value memiliki rata-rata skor terendah dibanding empat dimensi
lainnya. Oleh karena itu perusahaan perlu juga meningkatkan shared
value-nya melalui peningkatan kualitas produk sesuai dengan apa yang
dikehendaki salesman.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tentu tidak terlepas dari adanya keterbatasan. Adapun
keterbatasan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Faktor yang dipilih sebagai penentu loyalitas konsumen dalam penelitian
ini hanya mencakup relationship marketing semata, tentu saja masih
terdapat faktor-faktor penentu loyalitas konsumen lainnya. Ini didukung
dengan nilai AdjustedR Square dari hasil analisis regresi sebesar 0,380
yang berarti kontribusi dari faktor kepuasan konsumen hanya sebesar 38%
saja.
2. Adanya dua unsur penilaian yang berbeda namun digabungkan dalam
suatu indikator empirik dan ini tampak pada beberapa indikator empirik
(misalnya pada dimensi bonding terdapat indikator empirki “UD Sulkarina
-
41
Brass menerima dan menangani keluhan dari salesman”), hal mana akan
menimbulkan bias atas jawaban responden terhadap indikator empirik
tersebut.
3. Dalam penelitian ini tidak dikemukakan secara spesifik mengenai
pemberian skor tingkat loyalitas konsumen.
Rekomendasi Penelitian Mendatang
Atas dasar keterbatasan penelitian seperti dikemukakan di atas, maka
untuk penelitian mendatang direkomendasikan sebagai berikut:
1. Sebaiknyamenambah faktor lainnya yang dapat mempengaruhi loyalitas
konsumenseperti misalnya citra perusahaan dan citra merek, kepercayaan
terhadap merek (brand trust), kepuasan konsumen dan faktor lainnya yang
dianggap dapat mempengaruhi loyalitas konsumen.
2. Dalam penyusunan indikator empirik agar tidak menggunakan dua unsur
penilaian yang berbeda dalam suatu indikator empirik, sehingga tidak
menimbulkan bias atas jawaban yang diberikan responden.
3. Menetapkan pemberian skor loyalitas konsumen secara spesifik, misalnya
pada tingkatan switcher yang adalah tingkatan terendah dari loyalitas
konsumen diberi skor 1 dan selanjutnya hingga pada tingkatan commited
buyer yang adalah tingkatan tertinggi dari loyalitas konsumen diberi skor
5.
-
42
Daftar Pustaka
Anonim, 2012. Perbedaan dari B2B dan B2C. http://id.prmob.net
Borneo, Kumbokarno., 2011. Pengaruh Implementasi Relationship Marketing
terhadap Loyalitas Konsumen pada Produk Oli Pelumas PT
Pertamina (Persero) Enduro 4T. Skripsi Program S1FE Undip
Semarang (dipublikasikan).
Chan, Syafruddin., 2003. Relationship Marketing, Inovasi Pemasaran yang
Membuat Konsumen Bertekuk Lutut. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Clements, Michael D., 2009. How Buyers and Sellers Value B2B Relationships:
A Relationship Value Continuum for Internet Based Exchange.
Journal of Internet Business, Issue 6.
Dharmayanti, Diah., 2006. Analisis Dampak Service Performance dan
Kepuasan sebagai Moderating Variable terhadap Loyalitas Nasabah
(Studi pada Nasabah Tabungan Bank Mandiri Cabang Surabaya),
Jurnal Manajemen Pemasaran Vol 1 No 1 April.
-
43
Evans, Joel R and Laskin, Richard L., 1994. The Relationship Marketing
Process: A Conceptualization and Application, Industrial Marketing
Management 23
Ghozali, H. Imam., 2005. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Handayani, Rieska., 2012. Pengaruh Relationship Marketing Orientation
terhadap Customer Loyalty dan Pengaruh Customer Loyalty
terhadap Customer Retention pada KonsumenSilver Personal Line
PT Telkom Tbk di Salatiga. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (dipublikasikan).
Iriani, Sri Setyo, 2010. Strategi Customer Relationship Marketing terhadap
Loyalitas Konsumen. Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol 15 No 2.
Kotler, Philip., 2005. Manajemen PemasarandalamSudut Pandang
Asia.Jakarta: Indeks.
Lovelock, C.H., dan Wright, L.K, 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:
Indeks.
-
44
Malhotra, Naresh K., 2005. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan.Jakarta:
Indeks.
Morgan, Robert M and Shelby D. Hunt., 1994. The Commitment-Trust of
Relationship Marketing. Journal of Marketing, Vol,55.
Ndubisi, N.O., 2007. Relationship Marketing and ConsumerLoyalty. Marketing
Intelligence and Planning, Vol. 25, No. 1.
Oliver, R.L., 1999. Whence Consumer Loyalty?, Journal Of Marketing, Vol. 63
Putra, Yudha., 2012. Pasang Surut Kerajinan Kuningan Juwana.
http://www.suaramerdeka.com
Silmi, Sulhida., 2012. Persepsi Nasabah tentang Relationship Marketing dan
Pengaruhnya Terhadap Loyalitas (Studi Pada Nasabah Tabungan
Utama PT. Bank Mega Syariah Cabang Malang). FE Universitas
Negeri Malang
Simamora, Bilson., 2001. Remarketing for Business Recovery. Jakarta:PT.
Gramedia Pustaka Utama.
-
45
Sugiyono., 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Suharno, Deasy Natalia., 2006. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga
Jual Pada Industri Kecil Kuningan Di Desa Growong Lor
Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Skripsi Program S1 Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (dipublikasikan).
Supramono dan Haryanto., 2005. Desain Proposal Penelitian Studi
Pemasaran.Salatiga: Fakultas Ekonomi – UKSW.
Susilo, Eko., 2010. Analisis Pengaruh Relationship Marketing terhadap
Kepuasan Konsumen dan Loyalitas Konsumen (Studi Kasus:
Konsumen yang Pernah dan Sedang Menggunakan Flexi di Kota
Bogor). Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (dipublikasikan).
Tambingon, Niken., 2012. Pengaruh Relationship Marketing Terhadap
Loyalitas Konsumen dalam Penggunaan Kartu Prabayar Simpati
Telkomsel pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.
-
46
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
(dipublikasikan).
Tjiptono, Fandy., 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi.
_____________., 2008. Service Management: Mewujudkan Layanan Prima.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
-
47
LAMPIRAN
-
48
Lampiran 1.
KUISIONER PENELITIAN
Kepada Yth,
Bpk/Ibu/Sdr/Sdri
Salesmen UD Sulkarina Brass
Dengan hormat
Dalam penelitian tentang Pengaruh Usaha-Usaha Relationship Marketing
di UD Sulkarina Brass Terhadap Loyalitas Konsumen, saya mohon kesediaan
Bapak/ Ibu/ Saudara untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner bertujuan
untukmendapatkan data yang saya butuhkan dalam penulisan skripsi saya guna
memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar sarjana
ekonomi.Semua jawaban atau tanggapan yang Bapak/ Ibu/ Saudara berikan
adalah: sesuai dengan kondisi Saudara pribadi saat ini.Jawaban yang diberikan
atas semua pernyataan atau pertanyaan murni untuk kepentingan studi, mohon
untuk tidak ada yang tidak terjawab. Tidak ada jawaban yang benar atau
salah.Atas kesungguhan, keikhlasan dan kerjasama Bapak/ Ibu/ Saudara, Saya
mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat saya,
Wiyan Ariyaningsih
I. Karakteristik Responden
Isilah dengan menyilang pd alternatif jawaban yang benar
1. Jenis kelamin:
a. Wanita
b. Pria
2. Usia:
a. 25- 30 tahun
b. 31- 35 tahun
c. > 36 tahun
3. Pendidikan:
a. SD
-
49
b. SMP
c. SMU
d. Sarjana
II. Daftar Pertanyaan
Berikan pilihan jawaban dengan jujur sesuai dengan yang Anda alami pada
pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberikan tanda centang () pada
kotak jawaban yang tersedia. Adapun pilihan jawaban sebagai berikut:
Sangat Tidak setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat setuju
Relationship Marketing UD Sulkarina Brass
1. Trust
Pertanyaan STS TS N S SS
UD Sulkarina Brass selalu memberikan produk
yang sesuai dengan permintaan salesmen.
Salesmen percaya bahwa UD Sulkarina Brass selalu
memberikan harga yang ditetapkan sesuai nilai
yang diberikan.
UD Sulkarina Brass dapat diandalkan dalam hal
kualitas
2. Bonding
Pertanyaan STS TS N S SS
UD Sulkarina Brass selalu menjaga komunikasi
yang baik dengan salesmen.
UD Sulkarina Brass menerima dan menanggani
keluhan dari salesmen.
Salesmen hanya menjual produk UD Sulkarina
Brass.
-
50
3. Empathy
Pertanyaan STS TS N S SS
UD Sulkarina Brass selalu memberikan informasi
terlebih dahulu menggunakan sms atau telepon jika
pesanan salesmen belum selesai seperti yang
djanjikan.
UD Sulkarina Brass bisa memahami keinginan
salesmen jika produk yang di beli belum bisa
dibayar.
4. Reciprocity
Pertanyaan STS TS N S SS
UD Sulkarina Brass selalu memberikan potongan
harga apabila salesmen membeli secara kontan.
UD Sulkarina Brass selalu memberikan produk
yang berkualitas.
Salesmen selalu berusaha untuk meningkatkan
penjualan.
Salesmen memberi informasi tentang kebutuhan
konsumen tentang model/ desain.
5. Shared value
Pertanyaan STS TS N S SS
UD Sulkarina Brass selalu memberikan informasi
kelebihan dan manfaat produk yang merupakan
nilai penting bagi salesmen.
Harga yang ditetapkan oleh UD Sulkarina Brass itu
masih memungkinkan salesmen untuk mengambil
keuntungan yang memadai.
Loyalitas Konsumen
Anda memilih untuk membeli produk kuningan di UD Sulkarina Brass karena :
(Pilih Salah Satu)
1. Salesmen membeli produk kuningan di UD Sulkarina Brass karena harga
lebih murah.
-
51
2. Salesman sudah terbiasa membeli produk kuningan di UD Sulkarina
Brass.
3. Salesmen puas setiap kali membeli produk kuningan di UD Sulkarina
Brass.
4. Salesmen menyukai merek Sulkarina.
5. Salesmen bangga menjadi penjual produk Sulkarina Brass.
-
52
Lampiran 2. Tabulasi Data Hasil Penelitian
No Jenis
Kelamin Usia Pendidikan
Trust Bonding Emphaty Reciprocity Shared
Value Loyalitas
Konsumen a b c Mean a b c Mean a b Mean a b c d Mean a b Mean
1 Pria > 36 SMU 5 4 5 4.7 4 4 3 3.7 5 4 4.5 5 5 5 5 5.0 4 5 4.5 3.0
2 Pria > 36 SMU 5 5 5 5.0 4 4 2 3.3 5 3 4.0 4 4 3 3 3.5 3 3 3.0 3.0
3 Pria > 36 SMU 4 4 5 4.3 5 4 4 4.3 5 4 4.5 4 4 4 3 3.8 3 3 3.0 3.0
4 Pria > 36 SMP 5 4 5 4.7 4 3 1 2.7 5 3 4.0 4 5 3 3 3.8 4 4 4.0 3.0
5 Pria 31- 35 SMU 4 4 4 4.0 4 3 3 3.3 5 4 4.5 4 4 3 3 3.5 3 3 3.0 3.0
6 Pria >36 SMU 4 3 3 3.3 5 5 3 4.3 4 3 3.5 4 4 3 3 3.5 3 3 3.0 3.0
7 Pria >36 SMU 4 4 5 4.3 4 3 1 2.7 5 4 4.5 4 4 4 3 3.8 4 4 4.0 3.0
8 Pria 31- 35 SMU 4 4 3 3.7 4 4 2 3.3 4 3 3.5 4 3 4 4 3.8 4 3 3.5 2.0
9 Pria 31- 35 SARJANA 4 4 4 4.0 3 3 1 2.3 5 4 4.5 4 4 4 4 4.0 4 3 3.5 3.0
10 Pria >36 SMU 4 3 3 3.3 4 4 3 3.7 4 3 3.5 3 4 3 3 3.3 2 3 2.