pengaruh usaha-usaha relationship marketing di ud ...€¦ · 19 juli 2013. adalah benar-benar...

85
i PENGARUH USAHA-USAHA RELATIONSHIP MARKETING DI UD SULKARINA BRASS, JUWANATERHADAP LOYALITAS KONSUMEN Oleh : WIYAN ARIYANINGSIH NIM : 212008037 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH USAHA-USAHA RELATIONSHIP

    MARKETING DI UD SULKARINA BRASS,

    JUWANATERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

    Oleh :

    WIYAN ARIYANINGSIH

    NIM : 212008037

    KERTAS KERJA

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Guna Memenuhi Sebagian dari

    Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Ekonomi

    FAKULTAS : EKONOMIKA DAN

    BISNIS

    PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2013

  • ii

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    Jalan Diponegoro 52 -60

    :(0298) 321212, 311881

    Telex 322364 ukswsa ia

    Salatiga 50711 - Indonesia

    Fax. (0298) -3 21433

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA

    Yang bertanda tangan dibawah ini :

    N a m a : WIYAN ARIYANINGSIH

    N I M : 212008037

    Program Studi : MANAJEMEN

    Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga.

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,

    Judul : PENGARUH USAHA-USAHA RELATIONSHIP

    MARKETING DI UD SULKARINA BRASS,

    JUWANA TERHADAP LOYALITAS

    KONSUMENSALATIGA

    Pembimbing : Dra. Ristiyanti Prasetijo, MBA

    Tanggal di uji : 19 Juli 2013

    adalah benar-benar hasil karya saya.

    Didalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan atau gagasan

    orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangakaian

    kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa

    memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

    Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau

    meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia

    menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang

    telah saya peroleh.

    Salatiga,Juli 2013

    Yang memberi pernyataan,

    WIYAN ARIYANINGSIH

  • iii

    PENGARUH USAHA-USAHA RELATIONSHIP

    MARKETING DI UD SULKARINA BRASS,

    JUWANATERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

    Oleh :

    WIYAN ARIYANINGSIH

    NIM : 212008037

    KERTAS KERJA

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Guna Memenuhi Sebagian dari

    Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Ekonomi

    FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

    PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

    Disetujui oleh :

    Dra. Ristiyanti Prasetijo, MBA

    Pembimbing

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2013

  • iv

    ABSTRACT

    UD Sulkarina Brass is one company included in the home industry in

    Juwana, which produces various brass handycraft especially furniture

    component and its accessories. To acquire consumers as many as possible and to

    make consumers remain loyal to UD Sulkarina Brass, this company is pursuing a

    relationship marketing strategy.

    This study aims to see the implementation of relationship marketing in UD

    Sulkarina Brass, UD Sulkarina level of consumer loyalty and the influence of

    relationship efforts conducted by UD Sulkarina Brass on consumer loyalty. To

    obtain the data, the authors took a sample of 50 salesmen with saturation

    sampling technique. Analysis tool used is the descriptive statistical analysis and

    multiple regression analysis.

    The results showed that the overall average salesmean agreed that the

    relationship marketing by UD Sulkarina Brass was good, UD Sulkarina Brass

    level of consumer loyalty was on the category of satisfied buyer. Partially,

    relationship marketing dimensions that affect consumer loyalty UD Sulkarina

    Brass are trust, empathy and shared values. While the dimensions of bonding and

    reciprocity has no effect on consumer loyalty UD Sulkarina Brass.

    Keywords: relationship marketing, consumer loyalty

  • v

    SARIPATI

    UD Sulkarina Brass adalah salah satu home industry di Juwana yang

    memproduksi berbagai macam kerajinan kuningan khususnya komponen mebel

    dan asesoris mebel. Untuk memperoleh konsumen sebanyak mungkin dan

    menjadikan konsumennya tetap loyal kepada UD Sulkarina Brass maka UD

    Sulkarina Brass melakukan strategi Relationship Marketing.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan relationship

    marketing di UD Sulkarina Brass, tingkat loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass

    dan pengaruh usaha relationship yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass

    terhadap loyalitas konsumen. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis

    mengambil sampel sebanyak 50 orang salesman dengan teknik saturation

    sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan

    analisis regresi berganda.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwasecara keseluruhan rata-rata

    salesmansetuju bahwa usaha UD Sulkarina Brass sudah baik dalam melakukan

    relationship marketing, tingkat loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass berada

    pada kategori satisfied buyer. Selain itu diketahui bahwa secara parsial, dimensi

    relationship marketing yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen UD

    Sulkarina Brass adalah trust, empathy dan shared value. Sedangkan dimensi

    bondingdan reciprocity tidakberpengaruh terhadap loyalitas konsumen UD

    Sulkarina Brass.

    Kata kunci : relationship marketing,loyalitas konsumen

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Juwana merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang banyak

    memiliki home industry kerajinan kuningan. Salah satu pelaku usahanya adalah

    UD Sulkarina Brass yang memproduksi berbagai macam kerajinan kuningan

    khususnya komponen mebel dan asesoris mebel.Tantangan terbesar yang dihadapi

    oleh UD Sulkarina Brass diantaranya adalah menciptakan loyalitas para

    konsumennya yaitu para salesman. Upaya menciptakan loyalitas konsumen dapat

    dilakukan melalui kegiatan relationship marketing.

    Penelitian ini menyajikan suatu hasil penelitian tentang pengaruh usaha-

    usaha relationship marketing di UD Sulkarina Brass terhadap loyalitas

    konsumen.Penelitian ini tentu saja masih jauh dari sempurna, namun demikian

    semoga penelitian ini bisa memberikan informasi dan masukan baik bagi pihak

    UD Sulkarina Brass maupun bagi pembaca.

    Salatiga, Juli 2013

    Penulis

  • vii

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan kerja sama

    yang baik dari berbagai pihak tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini. Maka

    pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    Terima kasih kepada ALLAH SWT yang telah memberikan kemudahan

    dan kelancaran bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.

    Kedua orang tuaku tercinta Karno dan Sulasih, terima kasih atas

    dukungan, perhatian, kasih sayang dan doa yang tiada henti sehingga

    penulis dapat menyelesaikan penulisan kertas kerja.

    Ibu Dra. Ristiyanti Prasetijo, MBA selaku dosen pembimbing yang telah

    mencurahkan tenaga, pikiran, dan waktunya untuk membimbing penulis

    hingga akhirnya kertas kerja ini dapat selesai dengan baik.

    Bapak Hari Sunarto, SE.,MBA.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika

    dan Bisnis yang telah banyak memberi informasi.

    Ibu Roos Kities Andadari, SE., MBA., Ph.D selaku KAPRODI

    Manajemen Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya

    Wacana.

    Bapak Harijono, SE.,M.Com, Ph.D dan Ibu Komala Inggarwati, SE.,

    MM., selaku dosen wali studi yang telah membimbing penulis dalam studi

    di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

    Seluruh staf tata usaha dan pengajar yang telah mendidik, memberikan

    ilmu serta bimbingan selama penulis menjalani studi di Fakultas

    Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

    Pemilik UD Sulkarina Brass yang telah mengijinkan penulis untuk

    melakukan penelitian disana sehingga kertas kerja ini selesai.

  • viii

    Sahabat-sahabatku di FEB : Vega, Lydia, Novi, Mbak anik, vivin, Dwik,

    Lisa, Mas Parto, Wanna, Adit, Mas Unggul, dan Dodo.

    Teman-teman kos Kemiri Raya 32 Salatiga:Tiya, Ivo, Dilla, Laras, Gesti,

    laily dan ooh. Terima kasih atas dukungan, perhatian dan suka duka

    bersama selama penulis berada dikos.

    Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan

    kertas kerja yang tidak dapat disebutkan semuanya dan teman-teman

    angkatan 2008.

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Halaman Judul ……………………………………………………………….

    Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ……………………………………

    Halaman Persetujuan ………………………………………………………

    Abstract.............................................................................................................

    Saripati …………………………………………………................................

    Kata Pengantar ..................................................................................................

    Ucapan Terima Kasih .......................................................................................

    Daftar Isi ……………………………………………………………………

    Daftar Tabel …………………………………………………………………..

    Daftar Lampiran ……………………………………………………………

    Pendahuluan .....................................................................................................

    Masalah dan Persoalan Penelitian ……………………………………………

    Tujuan Penelitian …………………………………………………………

    Telaah Teoritis ..................................................................................................

    Konsep ………………………………………………………………………

    Nalar Konsep ……………………………………………………....................

    Review Penelitian Sebelumnya ………………………………………………

    Pengembangan Hipotesis ……………………………………………………

    Model Penelitian ……………………………………………………………

    Populasi dan Sampel ……………………………………………………

    Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ………………………………

    Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep ..........................................

    Teknik dan Analisis Data ……………………………………………

    Analisis dan Bahasan……………………………………………………

    Karakteristik Responden………………………………………………………

    Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas …………………………………

    Usaha UD Sulkarina Brass dalam Melakukan Relationship Marketing …

    Tingkat Loyalitas Konsumen UD Sulkarina Brass ………………………

    Pengujian Pengaruh Relationship Marketing terhadap yang dilakukan oleh

    UD Sulkarina Brass terhadap Loyalitas Konsumen………………………….

    Hasil Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda ....................................................

    Hasil Uji Hipotesis …………………………………………...........................

    Penutup …………………………………………………………………….....

    Kesimpulan …………………………………………………………………

    Implikasi Terapan ……………………………………………………………

    Keterbatasan Penelitian …………………………………………………........

    Rekomendasi Penelitian Mendatang ……………………………………........

    Daftar Pustaka ……………………………………………………………

    i

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    vii

    ix

    x

    xi

    1

    6

    7

    8

    8

    9

    12

    14

    18

    19

    19

    19

    22

    25

    25

    26

    28

    30

    31

    31

    31

    32

    38

    38

    39

    40

    41

    42

  • x

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.

    Tabel 2.

    Tabel 3.

    Tabel 4.

    Tabel 5.

    Tabel 6.

    Penelitian Sebelumnya ……………………………………

    Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep …....................

    Gambaran Karakteristik Responden....................................

    Hasil Uji Validitas ……......................................................

    Hasil Uji Reliabilitas............................................................

    Hasil Uji t ..........................................................................

    9

    13

    17

    19

    20

    23

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1.

    Lampiran 2.

    Lampiran 3.

    Lampiran 4.

    Lampiran 5.

    Lampiran 6.

    Lampiran 7.

    Lampiran 8.

    Lampiran 9.

    Kuisioner Penelitian

    Tabulasi Data Hasil Penelitian

    Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

    Uji Asumsi Normalitas

    Uji Asumsi Multikolinearitas dan Uji Hipotesis

    Uji Asumsi Heteroskedastisitas

    Usaha UD Sulkarina Brass dalam Melakukan Relationship Marketing

    Tingkat Loyalitas Konsumen UD Sulkarina Brass

    Data Industri Kuningan Komponen Mebel dan Asesoris Mebel pada

    Tahun 2000- 2012

  • 1

    Pendahuluan

    Perkembangan dunia usaha sekarang ini sangat pesat. Hal ini ditandai

    dengan tajamnya persaingan dalam dunia usaha guna mempertahankan konsumen

    dan meningkatkan usaha. Karena tajamnya persaingan tersebut, perusahaan

    dituntut untuk mampu menghadapi persaingan yang ada. Menurut Borneo (2011),

    untuk menghadapi persaingan tersebut maka perusahaan hendaknya mengubah

    pandangannya dari yang berorientasi pada produk atau jasa, ke pandangan yang

    berorientasi pada konsumen (customer oriented). Pandangan tersebut hendaknya

    juga diterapkan oleh perusahaan-perusahaan dalam industri kerajinan kuningan

    yang ada di Juwana dan sekitarnya.

    Perkembangan industri kuningan khususnya di daerah Juwana dari tahun

    ke tahun tidak begitu stabil selama kurun waktu tahun 2000 sampai tahun 2012.

    Berdasarkan catatan Asosiasi Pengusaha Industri Kuningan (APIK) Juwana,

    disebutkan bahwa hingga awal tahun 2005 ada 50% dari sekitar 500 unit industri

    kerajinan kuningan di Juwana menghentikan kegiatan produksinya, 20% lainnya

    menunggu tutup dan hanya sekitar 30% yang masih bertahan untuk terus

    berproduksi. Sementara itu menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan

    (Disperindag) Pati disebutkan bahwa pada kurun waktu 2005-2010, volume

    penjualan untuk memenuhi permintaan pasar lokal hanya sekitar 6.954 kg –

    54.813 kg per tahunnya, padahal sebelum kurun waktu itu volume penjualan

    untuk pasar lokal mencapai 4.750.572 kg per tahun (Suara Merdeka, 2012).

    Kondisi tersebut di atas salah satunya disebabkan karena kurang adanya dukungan

  • 2

    dari pemerintah dalam hal ini Disperindag dalam pemasaran kuningan yang ada di

    Juwana. Pemerintah hanya memfasilitasi promosi melalui pameran di Jakarta dan

    memberikan bantuan peralatan hanya kepada sebagian kecil pengusaha. Maka dari

    itu perusahaan yang termasuk kelompok industri kecil banyak yang mengalami

    kesulitan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya apalagi

    mengembangkan usahanya (Suharno, 2006).

    Perusahaan kuningan di Wilayah Juwana khususnya di Desa Growong

    Kidul sebagian besar termasuk home industry yang memproduksi barang-barang

    yang digunakan untuk komponen mebel dan asesoris mebel. Para pengusaha

    kuningan biasa memproduksi barang sesuai dengan pesanan para pedagang

    perantara/salesman. Keberhasilan usaha dari para pelaku kerajinan kuningan

    tersebut sangat ditentukan dari kemampuan mereka untuk mendapatkan pesanan

    produk dari para salesman sebanyak mungkin. Oleh karena itu perusahaan

    kuningan perlu mengembangkan suatu hubungan bisnis yang baik dengan para

    salesmannya didalam menjalankan usaha kerajinan kuningan.

    Salah satu alternatif pendekatan yang saat ini banyak digunakan oleh

    perusahaan atau organisasi dalam menjalankan usahanya adalah relationship

    marketing, yaitu prinsip pemasaran yang menekankan dan berusaha untuk

    menarik dan menjaga hubungan baik jangka panjang dengan konsumen, pemasok

    maupun distributor (Oliver, 1999). Tujuan dari relationship marketing adalah

    untuk menetapkan, memelihara, meningkatkan hubungan dengan konsumen, dan

  • 3

    mencapai keuntungan bagi pihak yang terlibat. Dengan kata lain, relationship

    marketing merupakan alat untuk mencapai loyalitas konsumen (Gronroos, 1994).

    Menurut Chan (2003), loyalitas konsumen tidak lagi semata-mata

    disebabkan oleh value baik yang berasal dari kualitas produk, harga, tetapi

    mengarah kepada unique need, yaitu kebutuhan unik yang berbeda dari masing-

    masing konsumen. Relationship marketing merupakan dasar pemikiran dalam

    praktek pemasaran melalui pengenalan setiap konsumen secara lebih dekat dengan

    menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling

    menguntungkan antara konsumen dan perusahaan (Chan, 2003). Untuk

    menghasillkan loyalitas konsumen melalui program relationship marketing maka

    perusahaan sangat perlu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumennya.

    Salah satu contoh perusahaan yang memandang perlunya memperhatikan

    kebutuhan dan keinginan konsumennya adalah UD Sulkarina Brass, sebuah

    perusahaan kuningan yang berada di daerah Juwana. UD Sulkarina Brass adalah

    salah satu home industry yang memproduksi berbagai macam kerajinan kuningan

    khususnya komponen mebel dan asesoris mebel. UD Sulkarina Brass termasuk

    Home industry kuningan yang sudah cukup lama berkembang dari tahun 1996 ,

    sampai sekarang UD Sulkarina Brass masih bisa mempertahankan kualitas

    produksinya. Sebagai pelaku usaha kerajinan kuningan, UD Sulkarina Brass harus

    bersaing dengan perusahaan kuningan lainnya di Juwana diantaranya Ferryndo

    Brass, Sunarto Brass, Srikandi Sinar Logam, Krida Kencana, Sinar Logam Jaya,

  • 4

    Adi Karya, Bawi Brass, Budi Jaya Logam, Balinda, Prima Karya Brass, Surya

    Logam, UD. Vernana Brass, Makarty Brass, dan Tiyon Brass.

    Banyaknya pelaku usaha kerajinan kuningan di Juwana menjadikan UD

    Sulkarina Brass harus menggunakan strategi yang tepat untuk memperoleh

    konsumen sebanyak mungkin dan menjadikan konsumennya tetap loyal kepada

    UD Sulkarina Brass. Konsumen UD Sulkarina Brass adalah para pedagang

    perantara (salesman), dimana UD Sulkarina Brass membuat produk atas dasar

    pesanan dari para salesman.

    Supaya konsumen memiliki hubungan baik dengan perusahaan, UD

    Sulkarina Brass dapat melakukan strategi baru yaitu Relationship Marketing

    karena dalam perkembangan dunia bisnis para pelaku bisnis menyadari

    keberhasilan pemasaran, tidak hanya dengan mendapat konsumen yang banyak

    tetapi juga bagaiman caranya mendapatkan konsumen yang setia, memelihara dan

    mempertahankan konsumen tersebut.

    Penelitian ini dilakukan di UD Sulkarina Brass karena berdasarkan

    penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di perusahaan ini, terlihat bahwa ada

    beberapa tindakan atau aktivitas yang mencerminkan bentuk relationship

    marketing. Sebagai contoh misalnya selalu memberikan produk yang sesuai

    dengan permintaan salesmen, selalu menjaga komunikasi baik dengan salesman,

    memberikan informasi terlebih dahulu jika pesanan produk salesman belum

    selesai dikerjakan, dan memberikan penawaran harga produk yang masih bisa

    memungkinkan salesman untuk mengambil keuntungan yang memadai. Beberapa

  • 5

    tindakan atau aktivitas di atas tanpa disadari oleh perusahaan bahwa sesunggunya

    mereka telah menerapkan relationship marketing. Hal mana tentunya menjadi

    menarik untuk dilakukan kajian lebih lanjut.

    Relationship marketing itu sendiri dapat dilakukan pada berbagai model

    hubungan bisnis, salah satunya dalam bentuk Business-to-Business (B2B).

    Business-to-Business (B2B) menggambarkan transaksi perdagangan antara bisnis,

    seperti antara produsen dan pedagang grosir, atau antara grosir dan

    pengecer(http://id.prmob.net). Dalam B2B, transaksi yang bernilai terjadi ketika

    pembeli menerima manfaat dari nilai yang dihasilkan secara langsung, seperti

    harga produk yang rendah, kualitas produk yang baik dan efisiensi yang

    merupakan hasil dari transaksi tersebut (Hogan, dalam Clements, 2009). Nilai dari

    tipe B2B diartikan sebagai nilai moneter dalam hal ekonomi, teknis, pelayanan

    dan keuntungan sosial yang diterima konsumen perusahaan sebagai bentuk

    pertukaran atas harga yang dibayarkan untuk sebuah produk yang ditawarkan

    perusahaan (Anderson and Narus dalam Clements, 2009).Transaksi berkembang

    dalam sebuah hubungan kerjasama, nilai dari keikutsertaan dalam hubungan

    tersebut akan meningkat. Nilai berasal dari hubungan yang dikembangkan

    menjadi sumber kunci, dan nilai yang terkumpul merupakan nilai kumulatif dari

    semua orang yang berpartisipasi dengan perusahaan(Hogan, dalam Clements,

    2009).

    Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitihan yang pernah

    dilakukan oleh (Silmi, 2012) berjudul: Persepsi Nasabah Tentang Relationship

  • 6

    Marketing dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas (Studi Pada Nasabah Tabungan

    Utama PT. Bank Mega Syariah Cabang Malang) yang menggunakan tiga dimensi

    yaitu kepercayaan, komitmen dan komunikasi. Adapun yang membedakan

    penelitian ini adalah pada pemilihan obyek yang berbeda dengan penelitian

    sebelumnya, dimana dalam penelitian ini dipilih UD Sulkarina Brassselaku

    perusahaan kerajinan kuningan. Perbedaan lainnya dengan penelitian sebelumnya

    adalah pada dimensi-dimensi Relationship Marketing, dimana dalam penelitian ini

    menggunakan lima dimensi relationship marketing meliputi Trust,

    Bonding,Empathy, Reciprocitydan Shared value. Dikembangkannya lima dimensi

    relationship marketing pada penelitian ini karena pada dasarnya relationship

    marketing memiliki dimensi yang beragam, hal ini juga sebagaimana

    dikemukakan oleh Human and Naudé (dalam Handayani, 2012) bahwa

    relationship marketing adalah sebuah multidimensi. Dengan menggunakan

    jumlah dimensi yang lebih banyak dibandingkan dengan yang digunakan pada

    penelitian sebelumnya diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

    relationship marketingyang lebih luas yang dilakukan oleh perusahaan UD

    Sulkarina Brass.

    Masalah dan Persoalan Penelitian

    Penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana UD Sulkarina Brass

    menyiasati persaingan dengan mempraktikkan relationship marketing untuk

    membentuk loyalitas konsumen sehingga persoalan penelitian yang ingin dikaji

    adalah:

  • 7

    1. Apakah dimensi Trust berpengaruh pada loyalitas konsumen di UD

    Sulkarina Brass?

    2. Apakah dimensi Bonding berpengaruh pada loyalitas konsumen di UD

    Sulkarina Brass?

    3. Apakah dimensi Empathy berpengaruh pada loyalitas konsumen di UD

    Sulkarina Brass?

    4. Apakah dimensi Reciprocty berpengaruh pada loyalitas konsumen di UD

    Sulkarina Brass?

    5. Apakah dimensi Shared Value berpengaruh pada loyalitas konsumen di

    UD Sulkarina Brass?

    6. Termasuk tingkat loyalitas yang mana loyalitas konsumen UD Sulkarina

    Brass?

    Tujuan Penelitian

    Berdasarkan persoalahan penelitian diatas maka adapun tujuan dari

    penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui apakah dimensi Trust berpengaruh pada loyalitas

    konsumen di UD Sulkarina Brass.

    2. Untuk mengetahui apakah dimensi Bonding berpengaruh pada loyalitas

    konsumen di UD Sulkarina Brass.

    3. Untuk mengetahui apakah dimensi Empathy berpengaruh pada loyalitas

    konsumen di UD Sulkarina Brass.

  • 8

    4. Untuk mengetahui apakah dimensi Reciprocity berpengaruh pada loyalitas

    konsumen di UD Sulkarina Brass.

    5. Untuk mengetahui apakah dimensi Shared Value berpengaruh pada

    loyalitas konsumen di UD Sulkarina Brass.

    6. Untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass.

    Telaah Teoritis

    Konsep

    Konsep Relationship Marketing

    Relationship marketing adalah aktivitas jangka panjang dengan biaya

    efektif antara salesmen dan produsen demi keuntungan bersama dari kedua belah

    pihak (Lovelock and Wright, 2005).Relationship marketingjuga dapat diartikan

    sebagai proses dimana suatu perusahaan membangun aliansi jangka panjang

    dengan konsumen dan calon konsumen, bekerjasama untuk mencapai satu tujuan

    yang ditentukan (Evans and Laskin, 1994).

    Konsep Loyalitas Konsumen

    Loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang

    terhadap suatu objek. Loyalitas menggambarkan kesediaan konsumen untuk

    menggunakan barang atau jasa secara berulang-ulang dan secara eksklusif, dan

    dengan sukarela merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada konsumen

    lain (Lovelock dan Wright, 2005).Menurut Tjiptono (2000) loyalitas konsumen

    http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/03/pengertian-loyalitas-konsumen.html

  • 9

    adalah komitmen konsumen terhadap suatu merek, toko atau pemasok

    berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang.

    Nalar Konsep

    Nalar Konsep Relationship Marketing

    Paradigma pemasaran dalam pemasaran modern telah bergeser, tidak

    hanya menciptakan transaksi untuk mencapai keberhasilan pemasaran tetapi

    perusahaan juga harus menjalin hubungan dengan pelanggan dalam waktu yang

    panjang. Paradigma tersebut disebut relationship marketing (Chan, 2003).

    Perusahaan yang dapat mengkombinasikan kemampuan untuk merespon dan

    menyediakan permintaan konsumen dengan baik, serta melakukan hubungan

    yang lebih intensif dengan konsumen melalui peningkatan kualitas layanan maka

    perusahaaan tersebut dapat mempertahankan konsumennya untuk jangka yang

    panjang.

    Terdapat sejumlah dimensi dalam relationship marketingyang

    dikemukakan oleh Human and Naudé (dalam Handayani, 2012) yaitu:

    1. Trust, adalah sebuah keyakinan akan, atau andalan pada kebenaran,

    kebaikan, karakter, kekuatan dan kemampuan seseorang atau sesuatu.

    Trust merupakankehendak untuk mengandalkan rekan yang dipercaya.

    2. Bonding, didefinisikan sebagai komponen dari sebuah hubungan

    bisnis yang mengakibatkan pembeli dan penjual bertindak bersama-

    sama mencapai sebuah tujuan umum. Konsumen tidak hanya

    dipandang sebagai klien tetapi juga sebagai partner.

  • 10

    3. Empathy, didefinisikan sebagai usaha untuk memahami keinginan dan

    tujuan orang lain, dalam hal ini konsumen.Empati dianggap sebagai

    kondisi yang diperlukan untuk membina hubungan positif antar dua

    kelompok.

    4. Reciprocity, menggambarkan hubungan timbal balik, sebagai dimensi

    hubungan bisnis yang menyebabkan salah satu pihak memberikan

    bantuan untuk lainnya karena bantuan yang sama akan diterima di

    kemudian hari.

    5. Shared value,adalah kemampuan dari sebuah perusahaan untuk

    menyediakan nilai superior kepada konsumen mereka.

    Nalar Konsep Loyalitas Konsumen

    Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara

    terus menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih

    merek alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses

    psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbeda dengan perilaku membeli

    ulang, loyalitas konsumen menyertakan aspek perasaan perilaku membeli ulang,

    tidak melibatkan aspek afektif didalamnya (Dharmesta, dalam Dharmayanti,

    2006).

    Loyalitas konsumen merupakan suatu konsep yang sangat penting di

    dalam strategi pemasaran, khususnya dalam kondisi pasar dengan tingkat

    pertumbuhan yang rendah tapi tingkat persaingan ketat. Banyak perusahaan

    menyadari bahwa kegiatan mempertahankan konsumen lebih memberikan

  • 11

    keuntungan dibandingkan jika perusahaan harus menarik konsumen baru lagi.

    Loyalitas dapat dikembangkan sepanjang waktu jika parameter untuk hubungan

    direncanakan dan diterapkan dengan benar, dimana loyalitas merupakan respon

    perilaku, diekspresikan dalam jangka waktu yang panjang, dan menghasilkan

    komitmen. Loyalitas dapat memberikan jaminan masa depan perusahaan yang

    lebih baik.

    Sejauhmana konsumen loyal terhadap perusahaan, hal tersebut dapat

    diketahui dari pengukuran tingkat loyalitas konsumen. Metode pengukuran

    loyalitas konsumen dapat didasarkan pada sifat responden yang dikembangkan

    oleh Aaker (Simamora, 2001) sebagai berikut:

    1. Switcher (berpindah-pindah)

    Konsumen yang berada pada tingkat ini adalah konsumenyang berada

    pada tingkat yang paling dasar. Merek apapun mereka anggap

    memenuhi serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan

    pembelian. Ciri yang paling nampak adalah mereka membeli produk

    karena harganya murah.

    2. Habitual buyer (konsumenyang bersifat kebiasaan)

    Konsumenyang berada pada tingkat ini dapat dikategorikan sebagai

    konsumenyang puas dengan merek produk yang dikonsumsi, atau

    setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam

    mengkonsumsi merek produk tertentu. Dapat disimpulkan bahwa

    konsumenini dalam membeli sebuah merek didasarkan pada kebiasaan

    mereka selama ini.

  • 12

    3. Satisfied buyer (konsumenyang puas dengan biaya peralihan)

    Pada tingkat ini konsumenyang puas apabila mereka mengkonsumsi

    merek tersebut. Meskipun demikian mereka memindahkan

    pembeliannya ke merek lain dengan menanggung biaya peralihan

    (switching cost) yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja

    yang melekat dengan tindakan mereka beralih.

    4. Likes the brand (menyukai merek)

    Konsumenyang masuk kedalam loyalitas ini merupakan konsumenyang

    sungguh-sungguh memakai merek tersebut. Rasa suka konsumenbisa

    didasari asosiasi yang terkait dengan simbul rangkaian pengamatan atau

    pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi

    atau oleh teman.

    5. Commited buyer (konsumen yang komit)

    Pada tingkat ini merupakan konsumenyang setia, memiliki suatu

    kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut

    menjadi sangat penting bagi mereka.

    Review Penelitian Sebelumnya

    Sejumlah penelitian sebelumnya terkait dengan pengaruh relationship

    marketingterhadap loyalitas konsumen pernah dilakukan. Berikut dikemukakan

    beberapa penelitian sebelumnya seperti tampak pada Tabel 1 berikut ini.

  • 13

    Tabel 1. Penelitian Sebelumnya

    No Judul Variabel Hasil

    1. Persepsi Nasabah tentang

    Relationship Marketing

    dan Pengaruhnya

    Terhadap Loyalitas

    (Studi Pada Nasabah

    TabunganUtama PT.

    Bank Mega Syariah

    Cabang Malang). Silmi,

    Sulhida (2012)

    Kepercayaan,

    komitmen,

    komunikasi dan

    loyalitas nasabah.

    Nasabah memiliki persepsi

    yang sangat baik terhadap

    relationship marketing PT

    Bank Mega Syariah

    cabMalang. Secara parsial,

    relationship marketing

    yang berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap

    loyalitas nasabah adalah

    kepercayaansedangkan

    komitmen dan komunikasi

    tidak berpengaruh

    terhadap loyalitas nasabah

    PT Bank MegaSyariah cab

    Malang

    2 Pengaruh Relationship

    Marketing Terhadap

    Loyalitas Konsumen

    pada PT Titipan Kilat

    Pekanbaru (Fatoni, 2012)

    Komitmen,

    kepercayaan,

    loyalitas

    Terdapat pengaruh secara

    parsial dan simultan antara

    komitmen dan

    kepercayaan terhadap

    loyalitas Konsumen pada

    PT Titipan Kilat

    Pekanbaru

    3 Pengaruh Relationship

    Marketing Terhadap

    Loyalitas Konsumen

    dalam Penggunaan Kartu

    Prabayar Simpati

    Telkomsel pada

    Mahasiswa Universitas

    Kristen Satya Wacana

    (Tambingon, 2012)

    Komunikasi,

    komitmen,

    kepercayaan,

    loyalitas

    Secara parsial dan

    simultan terdapat pengaruh

    antara komunikasi,

    komitmen dan

    kepercayaan terhadap

    loyalitas konsumen dalam

    penggunaan kartu prabayar

    Simpati Telkomsel

    4 Pengaruh Relationship

    Marketing Orientation

    Terhadap Customer

    Retention Pada

    Pelanggan Silver

    Personal Line PT.

    TelkomTBK Di Salatiga

    Trust, bonding,

    marketing

    communication,

    Empathy,

    Reciprocity,

    Shared Value,

    Dari keenam dimensi

    Relationship Marketing

    Orientantion berpengaruh

    positif terhadap Customer

    loyalty dan Customer

    Loyalty berpengaruh

    terhadap Customer

    Retentions

  • 14

    Pengembangan Hipotesis

    Trust atau kepercayaan secara umum dipandang sebagai unsur mendasar

    bagi keberhasilan relationship marketing. Tanpa adanya kepercayaan suatu

    hubungan tidak akan bertahan dalam jangka panjang. Morgan dan Hunt (1994)

    menyatakan kepercayaan sebagai landasan strategi partnership, ketika terdapat

    pihak-pihak yang mempunyai keinginan untuk komit atau mengikat diri mereka

    pada suatu hubungan tertentu. Ndubisi (2007) menyatakan bahwa kepercayaan

    merupakan bagian penting dalam membina hubungan dengan konsumen dan

    dibutuhkan dalam membangun loyalitas.

    Perusahaan yang menunjukkan bahwa mereka dapat dipercaya akan lebih

    mampu untuk mengembangkan sebuah hubungan yang tahan lama dengan

    konsumennya. Sebuah perusahaan didalam membangun kepercayaan dari para

    konsumennya dapat melakukan berbagai cara seperti misalnya tidak membohongi

    konsumen dengan memberikan produk yang tidak sesuai dengan yang diminta

    serta selalu memenuhi janji-janji yang telah diucapkan kepada konsumen.

    Menepati janji sangat penting untuk memberikan kepercayaan konsumen kepada

    perusahaan, karena kepercayaan akan memberikan keuntungan jangka panjang,

    salah satunya adalah terciptanya loyalitas konsumen.

    Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

    berikut:

    H1: dimensi trust mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen

  • 15

    Bonding (ikatan) hubungan diantara perusahaan dan konsumen harus

    dibangung dan sebisa mungkin dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.

    Menurut Kotler (2005) bahwa mengikat konsumen dalam jangka waktu yang

    panjang merupakan kerangka dasar dalam implementasi strategi costumer

    relationship management karena mengelola dengan hati-hati semua titik sentuh

    dengan konsumen akan memaksimalkan loyalitas konsumen.

    Sebuah hubungan antara perusahaan dengan konsumen agar dapat

    berlangsung dalam jangka panjang memerlukan adanya ikatan yang lebih kuat.

    Perusahaan dituntut untuk dapat mengikat konsumennya, sehingga konsumen

    akan lebih sulit untuk beralih ke perusahaan lain. Untuk itu maka sebaiknya

    konsumen tidak hanya dipandang sebagai klien tetapi juga sebagai partner.

    Dengan menganggap konsumen sebagai partner maka perusahaan akan lebih

    peduli kepada konsumen, misalnya selalu menjalin komunikasi tidak saja

    menyangkut soal bisnis tetapi juga diluar bisnis, menangani keluhan konsumen

    dengan cepat. Adanya ikatan yang kuat yang dibangun oleh perusahaan dapat

    membuat konsumen menjadi lebih loyal kepada perusahaan.

    Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

    berikut:

    H2: dimensi bonding mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas

    konsumen

    Empathy (empati) berarti bahwa perusahaan memahami masalah para

    konsumennya dan bertindak demi kepentingan konsumen, serta memberikan

  • 16

    perhatian personal kepada para konsumen. Menurut Parasuraman (dalam

    Tjiptono, 2008) bahwa empathy berpengaruh secara positif terhadap dimensi

    loyalitas konsumen yaitu tetap memilih merek tersebut, merekomendasikannya

    kepada orang lain dan melakukan pembelian ulang.

    Setiap konsumen tentu ingin dipahami, diperhatikan dan dipenuhi

    kebutuhannya oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus bisa

    menunjukkan rasa empatinya terhadap konsumen bila tidak ingin membuat

    konsumen kecewa dan akhirnya berpindah ke perusahaan lain. Semakin besar rasa

    empati yang diperlihatkan oleh perusahaan maka semakin kecil problematik yang

    menjadi hambatan bagi kemajuan sebuah hubungan diantara perusahaan dan

    konsumen, pada akhirnya konsumen akan tetap setia menjalin hubungan dengan

    perusahaan.

    Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

    berikut:

    H3: dimensi empathy mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas

    konsumen

    Reciprocity mengindikasikan bahwa dalam hubungannya antara

    perusahaan dengan konsumen pasti ada yang dikorbankan, maka dalam hal ini

    pasti setiap mereka akan memiliki suatu perihal yang menginginkan adanya

    kesinambungan dalam bentuk timbal balik (Susilo, 2010). Bagi konsumen, jika

    timbal balik yang diberikan perusahaan kepadanya dirasa memuaskan maka

    tentunya akan membuat konsumen menjadi loyal, dan sebaliknya.

  • 17

    Sebuah hubungan yang baik haruslah dilandasi dengan pemikiran bahwa

    kedua belah pihak akan saling mendapatkan keuntungan atau manfaat dari

    hubungan tersebut. Bilamana salah satu pihak tidak mendapatkan keuntungan

    atau manfaat, maka dapat dipastikan bahwa hubungan tersebut tidak akan

    bertahan lama. Ketika konsumen telah memilih sebuah perusahaan sebagai

    partner dalam menjalin hubungan bisnis dan bukan dengan perusahaan lainnya,

    maka perusahaan tersebut sepatutnya mampu memberikan kepuasan lebih kepada

    konsumen melalui produk dan layanan berkualitas sehingga akan membuat

    konsumen menjadi loyal kepada perusahaan.

    Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

    berikut:

    H4: dimensi reciprocity mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas

    konsumen

    Shared value merupakan salah satu dimensi yang penting dalam

    membangun hubungan antara penjual dan pembeli karena jika kedua belah pihak

    memiliki tujuan atau penilaian yang sama, maka mereka akan lebih mempercayai

    hubungan di antara mereka (Iriani, 2010). Dampak bagi konsumen (pembeli)

    adalah bahwa dengan adanya kesamaan tujuan dan penilaian dengan perusahaan

    (penjual) maka akan membuatnya menjadi lebih loyal kepada perusahaan tersebut.

    Kegiatan pemasaran pada dasarnya adalah menciptakan nilai bagi

    konsumen, oleh karena itu sudah seharusnya perusahaan menciptakan nilai atau

    menambahkan nilai bagi konsumen. Nilai dapat diciptakan atau ditambahkan

  • 18

    bagi konsumen melalui berbagai aksi dan aktivitas yang berbeda oleh perusahaan

    seperti memberikan penawaran harga yang menarik kepada konsumen, membuat

    konsumen lebih mudah berhubungan dengan perusahaan, meningkatkan kualitas

    pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Dengan adanya nilai tambah

    kepada konsumen akan menimbulkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan

    yang ditunjukkan dengan adanya keingingan untuk terus menjalin hubungan

    dengan perusahaan.

    Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

    berikut:

    H5: dimensi shared value mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas

    konsumen

    Model Penelitian

    Berdasarkan pengembangan hipotesis di atas maka selanjutnya dapat

    disusun model penelitian sebagai berikut.

    Gambar 1. Model Penelitian

    Sumber: Handayani (2012)

    Trust

    Bonding

    Reciprocity

    Shared Value

    Empathy Loyalitas Konsumen

  • 19

    Metode Penelitian

    Populasi dan Sampel

    Populasi adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian

    karakteristik serupa, yang mencakup semesta untuk kepentingan masalah riset

    pemasaran (Malhotra, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan

    salesmendi UD Sulkarina Brass Juwana yaitu sebanyak 50 orang salesmen.Teknik

    sampling yang digunakan adalah sampling jenuh (saturation sampling) yaitu

    teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel,

    hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil (Sugiyono, 2006).

    Adapun jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak jumlah populasi yang ada

    yaitu 50 orang salesmen.

    Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu

    data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari objeknya

    (Supramono dan Haryanto, 2005). Data primer dalam penelitian ini berupa data

    mengenai gambaran umum responden, penilaian responden tentang relationship

    marketing dan loyalitas konsumen. Sumber data primer adalah 50 orang salesmen

    UD Sulkarina Brass. Untuk itu dalam mengumpulkan data dengan cara

    penyebaran kuesioner terhadap seluruh salesmen UD Sulkarina Brass.

    Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep

    Dalam penelitian ini konsep relationship marketing diukur dengan

    menggunakan skala Likert dengan skor 1 sampai 5 dengan penjelasan skala 1 =

    Sangat Tidak Setuju (STS), 2 = Tidak Setuju (TS), 3 = Netral (N), 4 = Setuju (S),

  • 20

    dan 5 = Sangat Setuju (SS). Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini terdiri

    dari dua variabel yaitu relationship marketing dan loyalitas konsumen. Konsep

    relationship marketing dan loyalitas konsumen yang digunakan dalam penelitian

    ini ditunjukkan pada Tabel berikut :

    Tabel2. Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep

    Variabel Dimensi Definisi Operasional Indikator Empirik

    Relationship

    Marketing meliputi

    aktivitas jangka

    panjang dengan biaya

    efektif antara salesmen

    dan produsen demi

    keuntungan bersama

    dari kedua belah pihak.

    Menurut Lovelock dan

    Wright (2005;118)

    Trust kepercayaan adalah

    kehendak untuk

    mengandalkan rekan

    yang dipercaya

    1. UD Sulkarina Brass

    selalu memberikan

    produk yang sesuai

    dengan permintaan

    salesmen.

    2. Salesmen percaya

    bahwa UD Sulkarina

    Brass selalu

    memberikan harga

    yang ditetapkan sesuai

    nilai yang diberikan.

    3. UD Sulkarina Brass

    dapat diandalkan dalam

    hal kualitas.

    Bonding ikatan didefinisikan

    sebagai komponen dari

    sebuah hubungan

    bisnis yang

    mengakibatkan

    pembeli dan penjual

    bertindak bersama-

    sama mencapai sebuah

    tujuan umum.

    1. UD Sulkarina Brass

    selalu menjaga

    komunikasi yang baik

    dengan salesmen.

    2. UD Sulkarina Brass

    menerima dan

    menanggani keluhan

    dari salesmen.

    3. Salesmen hanya

    menjual produk UD

    Sulkarina Brass.

    Empathy

    empati berkaitan

    dengan sebuah

    hubungan bisnis yang

    kemampuan dua

    bagian untuk melihat

    situasi dari perspektif

    orang lain yaitu

    mencoba memahami

    keinginan konsumen

    atau salesmen.

    1. UD Sulkarina Brass

    selalu memberikan

    informasi terlebih

    dahulu menggunakan

    sms atau telepon jika

    pesanan salesmen

    belum selesai seperti

    yang djanjikan.

    2. UD Sulkarina Brass

    bisa memahami

    keinginan salesmen

    jika produk yang di beli

    belum bisa dibayar.

    Reciprocity hubungan timbal balik

    sebagai dimensi

    1. UD Sulkarina Brass

    selalu memberikan

  • 21

    Variabel Dimensi Definisi Operasional Indikator Empirik

    hubungan bisnis yang

    menyebabkan salah

    satu pihak memberikan

    bantuan untuk lainnya

    karena bantuan yang

    sama akan diterima di

    kemudian hari.

    potongan harga apabila

    salesmen membeli

    secara kontan.

    2. UD Sulkarina Brass

    selalu memberikan

    kualitas produk yang

    lebih baik dari

    sebelumnya .

    3. Salesmen selalu

    berusaha untuk

    meningkatkan

    penjualan.

    4. Salesmen memberi

    informasi tentang

    kebutuhan konsumen

    tentang model/ desain.

    Shared value Shared value

    menunjukkan

    kemampuan dari

    sebuah perusahaan

    untuk menyediakan

    nilai superior kepada

    konsumen mereka.

    1. UD Sulkarina Brass

    selalu memberikan

    informasi kelebihan

    dan manfaat produk

    merupakan nilai yang

    penting bagi salesmen.

    2.Harga yang

    ditetapkan oleh UD

    Sulkarina Brass itu

    masih memungkinkan

    salesmen untuk

    mengambil keuntungan

    yang memadai.

    Loyalitas konsumen

    komitmen konsumen

    terhadap suatu merek,

    toko atau pemasok

    berdasarkan sifat yang

    sangat positif dalam

    pembelian jangka

    panjang (Tjiptono,

    2000).

    Switcher Konsumen membeli

    produk karena

    harganya murah

    Salesmen membeli

    produk kuningan di UD

    Sulkarina Brass karena

    harga lebih murah.

    Habitual buyer Konsumen yang puas

    dengan merek produk

    yang dikonsumsi, atau

    mereka tidak

    mengalami

    ketidakpuasan dalam

    mengkonsumsi merek

    produk tertentu

    Salesman sudah

    terbiasa membeli

    produk kuningan di UD

    Sulkarina Brass.

    Satisfied buyer Konsumen yang puas

    apabila mereka

    mengkonsumsi merek

    tersebut

    Salesmen puas setiap

    kali membeli produk

    kuningan di UD

    Sulkarina Brass.

    Likes the brand Konsumen yang

    sungguh-sungguh

    memakai merek

    tersebut

    Salesmen menyukai

    merek Sulkarina.

    Commited buyer Konsumen yang setia

    memiliki suatu

    kebanggaan sebagai

    pengguna suatu merek

    Salesmen bangga

    menjadi penjual produk

    Sulkarina Brass.

  • 22

    Teknik dan AnalisisData

    Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan

    relationship marketing di UD Sulkarina Brass adalah dengan menggunakan

    analisis statistik deskriptif berupa perhitungan rata-rata skor baik untuk masing-

    masing dimensi relationship marketingmaupun secara keseluruhan. Untuk dapat

    melakukan penilaian maka perlu dihitung rentang (range), dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut:

    nilai terbesar – nilai terkecil

    Range =

    jumlah kelas

    5 – 1

    = = 0,80

    5

    Penilaian rata-rata skor baik untuk masing-masing dimensi relationship marketing

    maupun secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai berikut:

    Rata-rata Kategori

    1,00 – 1,80

    1,81 – 2,60

    2,61 – 3,40

    3,41 – 4,20

    4,21 – 5,00

    Sangat Tidak Setuju

    Tidak Setuju

    Netral

    Setuju

    Sangat Setuju

  • 23

    Sementara itu untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass

    digunakan analisis statistik deskriptif berupa perhitungan prosentase.

    Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh usaha

    relationship yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass terhadap loyalitas

    konsumen adalah dengan analisis regresi berganda. Terlebih dahulu dilakukan uji

    validitas dan reliabilitas terhadap variabel penelitian.Pengujian validitas butir

    menggunakan teknik corrected item-total correlation. Angka pada kolom

    corrected item-total correlation menunjukkan nilai r hasil. Dasar pengambilan

    keputusannya adalah: jika r hasil positif serta r hasil > r tabel, maka item tersebut

    valid, sebaliknya jika r hasil tidak positif serta r hasil < r tabel, maka item tersebut

    tidak valid(Ghozali, 2005).Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Cronbach's

    Alpha. Dasar pengambilan keputusan didasarkan pada ketentuan bahwa, apabila

    nilai > 0,6 maka variabel tersebut dikatakan reliabel (Ghozali, 2005).

    Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah berikutnya adalah

    melakukan uji asumsi klasik yang meliputi: normalitas, multikolinearitas dan

    heteroskedastisitas.Untuk mendeteksi normalitas residual digunakan uji statistik

    non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan ketentuan: bila angka

    signifikansi < 0,05 maka distribusi data residualnya adalah tidak normal, dan

    sebaliknya apabila angka signifikansi > 0,05 maka distribusi data residualnya

    adalah normal (Ghozali, 2005). Pengujian terhadap multikolinearitas dengan

    menggunakannilai tolerancedan nilai VIF. Jika nilai tolerance> 0,10 maka tidak

    ada multikolinearitas, demikian halnya jika VIF

  • 24

    medeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser.

    Pengujiannya adalah sebagai berikut: jika koefisien parameter beta dari persamaan

    regresi signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model

    empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya jika parameter

    beta tidak signifikan secara statistik maka asumsi homoskedastisitas pada data

    model tersebut tidak dapat ditolak (Ghozali, 2005).

    Setelah memenuhi syarat uji asumsi klasik, baru dapat dilakukan

    pengujian terhadap hasil analisis regresi berganda. Dalam pengujian keberartian

    variabel bebas secara individu dipakai uji t dua sisi dengan tingkat kepercayaan

    95% (=0,05) dimana pengujian hipotesis:

    H0 : bi = 0, artinya variabel bebas secara individu tidak berpengaruh

    terhadap variabel tak bebas

    H1 : bi≠ 0, artinya variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap

    variabel tak bebas

    Dasar pengambilan keputusannya adalah:

    H0 ditolak jika nilai signifikan < tingkat signifikan 0,05 maka dimensi

    relationship marketing meliputi Trust, Bonding,Empathy, Reciprocitydan

    Shared value berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen UD

    Sulkarina Brasssecara individu.

    H0 diterima jika nilai signifikan > tingkat signifikan 0,05 maka dimensi

    relationship marketing meliputi Trust, Bonding,Empathy, Reciprocitydan

  • 25

    Shared value tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen UD

    Sulkarina Brass secara individu.

    Analisis dan Bahasan

    Karakteristik Responden

    Penelitian ini dilaksanakan di UD Sulkarina Brass Juwana. Responden

    dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang salesman. Adapun karakteristik

    responden dalam penelitian ditampilkan pada Tabel 3. berikut ini.

    Tabel 3. Gambaran Karakteristik Responden

    Karakteristik Kategori Jumlah %

    Jenis Kelamin Pria

    Wanita

    50

    0

    100,0

    0,0

    Total 50 100,0

    Usia 25 – 30 tahun

    31 – 35 tahun

    > 35 tahun

    5

    11

    34

    10,0

    22,0

    68,0

    Total 50 100,0

    Pendidikan

    Terakhir

    SD

    SMP

    SMA

    Sarjana

    0

    4

    35

    11

    0,0

    8,0

    70,0

    22,0

    Total 50 100,0

    Sumber: Data Primer, 2013

    Berdasarkan jenis kelamin, tampak bahwa keseluruhan responden yaitu

    sebanyak 50 orang (100,0%) berjenis kelamin pria. Hal ini memperlihatkan

    bahwa semua sales yang dimiliki UD Sulkarina Brass Juwana adalah pria.

    Penggunaan sales pria oleh perusahaan lebih disebabkan karena karakter produk

    yang dipasarkan, dalam hal ini produk seperti kerajinan kuningan khususnya

    mebel dan bangunan lebih tepat jika dipasarkan oleh tenaga pria dibandingkan

  • 26

    wanita, karena produknya merupakan pendukung/ asesoris produk yang banyak

    diproduksi oleh pria.

    Usia responden yang diteliti cukup beragam, namun paling banyak

    responden berada dalam kategori usia > 35 tahun yaitu sebanyak 34 orang

    (68,0%). Meski sudah tidak lagi muda usianya, namun dengan kematangan usia

    responden tersebut dapat membantu mereka dalam membangun dan menjalin

    hubungan bisnis dengan konsumen akhir.

    Karakteristik lainnya dari responden, yaitu tingkat pendidikan terakhir,

    menunjukkan bahwa mayoritas responden lulusan SMA dengan jumlah 35 orang

    (70,0%), diikuti Sarjana sebanyak 11 orang (22,0%). Dengan demikian responden

    didominasi mereka yang berpendidikan menengah hingga pendidikan tinggi.

    Bekal pendidikan formal yang dimiliki responden sedikit banyak bermanfaat guna

    menambah pengetahuan dan keterampilan mereka dalam melaksanakan tugas-

    tugas sebagai seorang salesman.

    Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas

    Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap konsep relationship

    marketing yang terdiri dari lima dimensi yaitu: trust (X1), bonding (X2), empathy

    (X3), reciprocity (X4) dan shared value (X5). Masing-masing dimensi diukur

    dengan menggunakan sejumlah indikator empirik Hasil analisis validitas dari

    konsep relationship marketing tersebut disajikan dalam Tabel 4. berikut ini.

  • 27

    Tabel 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

    Dimensi

    Indikator

    Empirik

    Corrected item-

    total correlation

    Penilaian

    Trust (X1)

    T1

    T2

    T3

    0,543

    0,514

    0,694

    Valid

    Valid

    Valid

    Bonding (X2)

    B1

    B2

    B3

    0,543

    0,594

    0,680

    Valid

    Valid

    Valid

    Empathy (X3)

    E1

    E2

    0,540

    0,540

    Valid

    Valid

    Reciprocity (X4)

    R1

    R2

    R3

    R4

    0,404

    0,562

    0,667

    0,647

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Shared value (X5)

    SV1

    SV2

    0,589

    0,589

    Valid

    Valid

    Sumber: Data Primer, 2013

    Berdasarkan Tabel 4. tampak bahwa pada pengujian validitas tahap

    pertama, semua indikator empirik pada masing-masing dimensi relationship

    marketing mempunyai nilai corrected item-total correlation atau r hit positif dan r

  • 28

    hit > r0,05 (0,235) sehingga indikator empirik dari masing-masing dimensi

    relationship marketing yang diujikan tersebut dinyatakan valid.

    Sementara itu, pada pengujian reliabilitas dari masing-masing dimensi

    relationship marketing yang merupakan bagian tak terpisahkan dengan pengujian

    validitas memperlihatkan hasil sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5 berikut ini.

    Tabel 5. Uji Reliabilitas

    Dimensi r Alpha Penilaian

    Trust (X1) 0,696 Reliabel

    Bonding (X2) 0,737 Reliabel

    Empathy (X3) 0,699 Reliabel

    Reciprocity (X4) 0,767 Reliabel

    Shared value (X5) 0,739 Reliabel

    Sumber: Data Primer, 2013

    Berdasarkan Tabel 5. tampak bahwa pada pengujian reliabilitas diperoleh bahwa

    semua nilai r alpha masing-masing dimensi relationship marketing dinyatakan

    reliabel karena mempunyai nilai r alpha> 0,60.

    Usaha UD Sulkarina Brass dalam Melakukan Relationship Marketing

    Dimensi trust mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 4,07 yang dapat

    dimaknai bahwa rata-rata salesmanUD Sulkarina Brass setuju bahwa mereka

  • 29

    mempercayai UD Sulkarina Brass sebagai patner bisnis. Salah satu alasan

    terkemuka bagi para salesman mempercayai UD Sulkarina Brass adalah karena

    UD Sulkarina Brass selalu memberikan produk yang sesuai dengan apa yang

    salesman minta.

    Dimensi bonding mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 3,77 yang dapat

    dimaknai bahwa rata-rata salesmanUD Sulkarina Brass setuju bahwa mereka

    memiliki ikatan yang kuat dengan UD Sulkarina Brass sebagai patner bisnis

    mereka. Adanya ikatan yang kuat tersebut salah satunya disebabkan karena UD

    Sulkarina Brass selalu menjaga komunikasi yang baik dengan setiap salesman.

    Komunikasi yang terjalin tidak saja menyangkut masalah pekerjaan tetapi juga

    berkomunikasi dalam hal-hal yang diluar masalah pekerjaan.

    Dimensi empathy mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 3,84 yang dapat

    dimaknai bahwa rata-rata salesmanUD Sulkarina Brass setuju bahwa UD

    Sulkarina Brass mempunyai empati atau kepedulian terhadap salesman. Salah

    satu bentuk empati yang paling tampak diperlihatkan oleh UD Sulkarina Brass

    menurut rata-rata salesman adalah bahwa UD Sulkarina Brass selalu memberikan

    informasi terlebih dahulu menggunakan sms atau telepon jika pesanan salesmen

    belum selesai seperti yang djanjikan.

    Dimensi reciprocity mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 3,81 yang

    dapat dimaknai bahwa rata-rata salesmanUD Sulkarina Brass setuju bahwa

    adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan diantara perusahaan

    dengan para salesman. Bentuk hubungan timbal balik yang paling dirasakan oleh

    para salesman adalah bahwa UD Sulkarina Brass selalu memberikan produk yang

  • 30

    berkualitas. Dengan kesesuain produk berkualitas seperti yang diminta oleh

    salesman, maka mereka juga akan berupaya agar produk berkualitas tersebut dapat

    terjual di pasaran sehingga dengan begitu akan memberikan keuntungan bagi

    perusahaan.

    Dimensi shared value mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 3,64 yang

    dapat dimaknai bahwa rata-rata salesmanUD Sulkarina Brass setuju bahwa shared

    value yang diberikan oleh UD Sulkarina Brassmemberikan keuntungan bagi

    salesman. Hal ini tampak dari pernyataan mereka bahwa harga yang ditetapkan

    oleh UD Sulkarina Brass itu masih memungkinkan salesmen untuk mengambil

    keuntungan yang memadai.

    Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3,83 yang dapat

    dimaknai bahwa rata-rata salesmansetuju bahwa usaha UD Sulkarina Brasssudah

    baik dalam melakukan relationship marketing. Keberhasilan UD Sulkarina Brass

    dalam melakukan relationship marketing dengan para salesmannya tentu akan

    memberikan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri, salah satunya adalah dapat

    membuat para salesmannya untuk tetap mau menjadi partner bisnis perusahaan.

    Tingkat Loyalitas Konsumen UD Sulkarina Brass

    Perusahaan yang memasarkan produknya tentu berharap agar para

    konsumen memiliki tingkat loyalitasyang tinggi terhadap perusahaan yang

    ditunjukkan dengan selalu membeli produkperusahaan atau bahkan menganjurkan

    kepada orang lain untuk mau membeli produkperusahaan tersebut. Hal ini juga

    yang menjadi harapan dari UD Sulkarina Brass.

  • 31

    Berdasarkan analisis statistik deskriptif berupa perhitungan prosentasi

    diketahui bahwa prosentase tertinggi yaitu sebesar 58% ada pada pernyataan

    loyalitas konsumen yaitu: “Salesmen puas setiap kali membeli produk kuningan

    di UD Sulkarina Brass”. Bila dikaitkan dengan teori tingkat loyalitas konsumen

    sebagaimana dikemukakan oleh Aaker (Simamora, 2001) maka pernyataan

    dengan prosentase tertinggi tersebut termasuk dalam kategori Satisfied buyer

    (konsumen yang puas dengan biaya peralihan). Hal ini berarti bahwa

    salesmanUD Sulkarina Brasspada tingkatan ini membeli produk ukiran kuningan

    dari UD Sulkarina Brass karena cukup puas dengan produk yang dihasilkan

    perusahaan tersebut akan tetapi dapat saja berpindah ke produk ukiran kuningan

    dari perusahaan pesaing lainnya jika ada yang dapat lebih memberikan kepuasan

    bagi dirinya.

    Pengujian Pengaruh Relationship Marketing terhadap yang dilakukan oleh

    UD Sulkarina Brass terhadap Loyalitas Konsumen

    Hasil Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda

    Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non parametrik

    Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan bahwa angka Kolmogorov-Smirnov

    (K-S) sebesar 0,854 mempunyai nilai signifikan sebesar 0,460 > 0,05 maka

    distribusi data residualnya adalah normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada

    bagian lampiran.

    Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa mengacu pada nilai

    tolerance tampak bahwa semua nilai tolerance untuk masing-masing variabel

  • 32

    bebas (independent variable) > 0,10 maka tidak ada multikolinearitas diantara

    variabel bebasnya. Mengacu pada nilai VIF tampak bahwa semua nilai VIF untuk

    masing-masing variabel bebas (independent variable) < 10 maka tidak ada

    multikolinearitas diantara variabel bebasnya. Hasil uji multikolinearitas dapat

    dilihat pada bagian lampiran.

    Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser

    menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk masing-masing variabel bebasnya

    tidak ada yang signifikan (angka sig > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa

    tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Hasil uji heteroskedastisitas

    dapat dilihat pada bagian lampiran.

    Hasil Uji Hipotesis

    Untuk mengetahui pengaruh relationship marketing yang dilakukan oleh

    UD Sulkarina Brass terhadap loyalitas konsumen, maka dilakukan uji parsial (Uji

    t) yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 6. berikut.

    Tabel 6. Hasil Uji t

    Variabel Koef B t hitung Sig

    Trust (X1) 0,534 2,170 0,035*

    Bonding (X2) 0,130 0,771 0,445

    Empathy (X3) 0,487 2,278 0,028*

    Reciprocity (X4) 0,274 0,977 0,334

    Shared value (X5) 0,463 2,108 0,041*

  • 33

    Sumber: Data Primer, 2013

    Keterangan : * = signifikan pada = 5 %

    Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 6 diketahui bahwa dimensi trust (X1)

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini

    ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,170 dengan nilai signifikan sebesar 0,035 <

    tingkat signifikan 0,05 sehingga H1 diterima. Pengaruh yang ditunjukkan

    mempunyai arah positif yang berarti bahwa semakin tinggi trust yang dilakukan

    oleh UD Sulkarina Brass maka semakin tinggi juga loyalitas konsumen,

    sebaliknya semakin rendah trust yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass maka

    semakin rendah juga loyalitas konsumen. Hubungan konsumen dan perusahaan

    memerlukan trustuntuk bisa menjadi suatu hubungan jangka panjang, tanpa

    adanya kepercayaan suatu hubungan tidak akan bertahan dalam jangka panjang.

    Kepercayaan (trust) dapat tercipta ketika suatu pihak merasa nyaman melakukan

    pertukaran dengan pihak lain yang dengan penuh kejujuran dan dapat dipercaya.

    Adanya pengaruh trust terhadap loyalitas konsumen yang tampak dari hasil

    penelitian ini, karena dengan adanya trust atau kepercayaan yang diberikan oleh

    UD Sulkarina Brass kepada konsumen dalam hal ini para salesman akan

    mendorong salesman untuk tetap mau menjalin hubungan pemasaran yang lebih

    lama dengan UD Sulkarina Brass sehingga pada akhirnya akan menimbulkan rasa

    setia atau loyal yang tinggi dari salesman kepada UD Sulkarina Brass. Unsur

    trust yang diusahakan UD Sulkarina Brass selama ini dinilai sudah baik oleh

    salesman, diantaranya tampak dalam beberapa hal seperti selalu memberikan

  • 34

    produk yang sesuai dengan permintaan salesmen, memberikan harga yang sesuai

    dengan nilai produknya serta selalu meningkatkan kualitas produk sebagai wujud

    keterandalan produk yang dihasilkan. Hal ini yang mendorong salesman menjadi

    loyal kepada UD Sulkarina Brass.

    Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 6 diketahui bahwa dimensi bonding

    (X2)yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass tidak mempunyai pengaruh yang

    signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung

    0,771 dengan nilai signifikan sebesar 0,445 > tingkat signifikan 0,05 sehingga H2

    ditolak. Dimensi bonding atau ikatan dalam sebuah hubungan pemasaran

    sesungguhnya mempunyai peran penting dalam mendorong loyalitas konsumen.

    Hal ini disebabkan karena ikatan personal yang lebih kuat antara konsumen

    dengan perusahaan menghasilkan sebuah komitmen yang lebih besar, sehingga

    konsumen akan lebih sulit untuk beralih ke perusahaan lain.Atau dengan kata lain

    adanya ikatan yang kuat dapat membuat konsumen menjadi lebih loyal kepada

    perusahaan. Hal ini tampak dari hasil analisis dimana meskipun tidak berpengaruh

    signifikan namun arah koefisien regresi yang positif dapat dimaknai dimensi

    bonding ini dapat meningkatkan loyalitas konsumen jika dilakukan secara baik.

    Pada kenyataanya, UD Sulkarina Brass kurang menangani dengan baik dimensi

    bonding ini dalam menjalin hubungan dengan salesman. Hal tersebut terlihat dari

    penilaian sejumlah responden bahwa UD Sulkarina Brass belum sepenuhnya baik

    dalam menerima dan menangani keluhan salesman. Jika penanganan keluhan

    yang dilakukan UD Sulkarina Brass terus dibiarkan kurang memuaskan para

    salesman, maka hal ini akan menimbulkan kekecewaan yang bisa saja membuat

  • 35

    mereka beralih menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan lain.Selain itu

    kurangnya penanganan dimensi bondingsecara baik juga tampak dari masih

    adanya salesman yang tidak saja menjual produk UD Sulkarina Brass, tapi juga

    dari produk perusahaan lainnya. Kondisi tersebut bisa berakibat salesman tidak

    fokus memasarkan produk perusahaan, apalagi bila perusahaan kurang

    memberikan perhatian atas apa yang dikehendaki salesman. Hal ini yang

    mengakibatkan dimensi bonding tidak mempunyai pengaruh terhadap loyalitas

    konsumen.

    Dimensi empathy (X3) yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass ternyata

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini

    ditunjukkan dari hasil uji t pada Tabel 6 dimana nilai t hitung 2,278 dengan nilai

    signifikan sebesar 0,028 < tingkat signifikan 0,05 sehingga H3 diterima.

    Pengaruh yang ditunjukkan mempunyai arah positif yang berarti bahwa semakin

    tinggi empathy, maka semakin tinggi juga loyalitas konsumen, sebaliknya

    semakin rendah empathy, maka semakin rendah juga loyalitas konsumen. Empati

    berkaitan dengan sebuah hubungan bisnis yang memampukan dua bagian untuk

    melihat situasi dari perspektif orang lain yaitu mencoba memahami keinginan dan

    tujuan orang lain. Empati dianggap sebagai kondisi yang diperlukan untuk

    membina hubungan positif antar dua kelompok. Empati menunjukkan

    kemampuan melihat sebuah situasi dari perspektif orang lain. Semakin besar

    tingkat empati, semakin kecil problematika yang menjadi hambatan bagi

    kemajuan sebuah hubungan, pada gilirannya dengan adanya empati tersebut akan

    mendorong tercapainya loyalitas. Adanya pengaruh empathy terhadap loyalitas

  • 36

    konsumen, karena dengan adanya empathy yang diberikan oleh UD Sulkarina

    Brass kepada konsumen dalam hal ini para salesman akan mendorong salesman

    untuk tetap mau menjalin hubungan pemasaran yang lebih lama dengan UD

    Sulkarina Brass sehingga pada akhirnya akan menimbulkan rasa setia atau loyal

    yang tinggi dari salesman kepada UD Sulkarina Brass. Unsur empathy yang

    diberikan UD Sulkarina Brass selama ini dinilai sudah baik oleh salesman,

    diantaranya tampak dalam beberapa hal seperti selalu memberikan informasi

    terlebih dahulu menggunakan sms atau telepon jika pesanan salesmen belum

    selesai seperti yang djanjikan serta bisa memahami keinginan salesmen jika

    produk yang di beli belum bisa dibayar. Hal ini yang mendorong salesman

    menjadi loyal kepada UD Sulkarina Brass.

    Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 6 diketahui bahwa dimensi reciprocity

    (X4)yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass tidak mempunyai pengaruh yang

    signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung

    0,977 dengan nilai signifikan sebesar 0,334 > tingkat signifikan 0,05 sehingga H4

    ditolak. Dimensi reciprocityatau hubungan timbal balik dalam sebuah hubungan

    pemasaran dapat saja mempunyai peran penting dalam mendorong loyalitas

    konsumen. Dikatakan demikian karena jika sebuah hubungan pemasaran hanya

    memberikan keuntungan atau manfaat bagi salah satu pihak saja yang dalam hal

    ini menguntungkan perusahaan semata, maka hal tersebut tentu akan

    menimbulkan rasa ketidakpuasan dari konsumen yang pada gilirannya akan

    membuat mereka menjadi tidak loyal. Oleh karena itu, hubungan timbal balik atau

    saling ketergantungan diantara perusahaan dan konsumen harus terjalin dengan

  • 37

    baik. Hal ini tampak dari hasil analisis dimana meskipun tidak berpengaruh

    signifikan namun arah koefisien regresi yang positif dapat dimaknai dimensi

    reciprocity dapat meningkatkan loyalitas konsumen jika hal tersebut mampu

    diwujudkan secara baik. Pada kenyataanya, UD Sulkarina Brass kurang

    menangani dengan baik dimensi reciprocity ini dalam menjalin hubungan dengan

    salesman. Hal tersebut terlihat dari penilaian sejumlah responden bahwa antara

    UD Sulkarina Brass dan salesman belum sepenuhnya terjalin hubungan timbal

    balik yang baik. Dari sisi UD Sulkarina Brass, diungkapkan oleh beberapa

    responden bahwa perusahaan tidak selalu memberikan potongan harga kepada

    salesman yang membeli secara kontan. Sementara itu dari sisi salesman-nya,

    diungkapkan oleh beberapa responden bahwa mereka tidak selalu berusaha untuk

    meningkatkan penjualannya, tentunya itu tidak lepas dari timbal balik yang

    diberikan perusahaan tidak memuaskan mereka. Jika salesman merasa tidak puas,

    maka hal tersebut akan membuat mereka menjadi kurang atau tidak loyal kepada

    UD Sulkarina Brass. Kurang baiknya penanganan pada dimensireciprocityini

    mengakibatkan dimensi reciprocity tidak mempunyai pengaruh terhadap loyalitas

    konsumen.

    Dimensi shared value (X5)yang dilakukan oleh UD Sulkarina Brass

    ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal

    ini ditunjukkan dari hasil uji t pada Tabel 6 dimana nilai t hitung 2,108 dengan

    nilai signifikan sebesar 0,041 < tingkat signifikan 0,05 sehingga H5 diterima.

    Pengaruh yang ditunjukkan mempunyai arah positif yang berarti bahwa semakin

    tinggi shared value yang diberikan oleh UD Sulkarina Brass maka semakin tinggi

  • 38

    juga loyalitas konsumen, sebaliknya semakin rendah shared value yang

    diberikanoleh UD Sulkarina Brass maka semakin rendah juga loyalitas konsumen.

    Tawaran pemasaran dikatakan sukses hanya ketika tawaran tersebut memberikan

    nilai dan kepuasan bagi pelanggan sasaran. Oleh karena itu perusahaan sudah

    sepatutnya mampu memberikan shared value yang menarik bagi konsumen

    sehingga mendorong konsumen untuk menjadi loyal kepada perusahaan. Adanya

    pengaruh shared value terhadap loyalitas konsumen, karena dengan adanya

    shared value yang diberikan oleh UD Sulkarina Brass kepada para salesman akan

    mendorong mereka untuk tetap mau menjalin hubungan pemasaran yang lebih

    lama dengan UD Sulkarina Brass sehingga pada akhirnya akan menimbulkan rasa

    setia atau loyal yang tinggi dari salesman kepada UD Sulkarina Brass. Unsur

    shared value yang diberikan UD Sulkarina Brass selama ini dinilai sudah baik

    oleh salesman, diantaranya tampak dalam beberapa hal seperti UD Sulkarina

    Brass selalu memberikan informasi kelebihan dan manfaat produk yang

    merupakan nilai penting bagi salesmen serta harga yang ditetapkan oleh UD

    Sulkarina Brass itu masih memungkinkan salesmen untuk mengambil keuntungan

    yang memadai. Hal ini yang mendorong salesman menjadi loyal kepada UD

    Sulkarina Brass.

    Penutup

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis dan bahasan, maka selanjutnya dapat ditarik

    kesimpulan sebagai berikut:

  • 39

    1. Secara keseluruhan rata-rata salesmansetuju bahwa usaha UD Sulkarina

    Brasssudah baik dalam melakukan relationship marketing.

    2. Tingkat loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass berada pada

    kategorisatisfied buyer.

    3. Secara parsial, dimensi relationship marketing yang berpengaruh terhadap

    loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass adalah trust, empathy danshared

    value. Sedangkan dimensi bondingdanreciprocitytidakberpengaruh

    terhadap loyalitas konsumen UD Sulkarina Brass.

    Implikasi Terapan

    Implikasi terapan dalam hal ini saran yang dapat diberikan kepada UD

    Sulkarina Brass. Mengingat bahwa tingkat loyalitas konsumen masih berada pada

    tingkat satisfied buyer, maka masih dimungkinkan untuk meningkatkan tingkat

    loyalitas konsumen terhadap UD Sulkarina Brasspada tingkat yang lebih tinggi

    baik itu pada tingkat likes the brand bahkan pada tingkat committed buyer. Oleh

    karena itu maka unsur-unsur dalam relationship marketingyang belum begitu

    tinggi atau maksimal perlu diperbaiki yaitu:

    1. Dengan memperhatikan nilai rata-rata skor pada setiap pernyataan

    relationship marketing maka: (a) pada dimensi bonding, model hubungan

    Business-to-Business (B2B)yaitu hubungan perdagangan antar bisnis

    seperit halnya antara UD Sulkarina dengan salesmannya perlu

    ditingkatkan lebih baik lagi agar salesman fokus menjual produk UD

    Sulkarina Brass dan tidak menjual produk yang sama dari perusahaan

    lainnya. Caranya bisa dengan membuat kesepakatan kerjasama bahwa

  • 40

    salesman tidak akan menjual produk yang sama dari perusahaan lain; (b)

    pada dimensi empathy, agar lebih fleksibel memberikan kelonggaran

    waktu bagi salesman bilamana suatu ketika belum bisa membayar produk

    yang dibeli dari UD Sulkarina Brass. Tentu saja perusahaan harus juga

    mempertimbangkan kinerja penjualan dari salesman tersebut.

    2. Diantara kelima dimensi relationship marketing, tampak bahwa dimensi

    shared value memiliki rata-rata skor terendah dibanding empat dimensi

    lainnya. Oleh karena itu perusahaan perlu juga meningkatkan shared

    value-nya melalui peningkatan kualitas produk sesuai dengan apa yang

    dikehendaki salesman.

    Keterbatasan Penelitian

    Penelitian ini tentu tidak terlepas dari adanya keterbatasan. Adapun

    keterbatasan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Faktor yang dipilih sebagai penentu loyalitas konsumen dalam penelitian

    ini hanya mencakup relationship marketing semata, tentu saja masih

    terdapat faktor-faktor penentu loyalitas konsumen lainnya. Ini didukung

    dengan nilai AdjustedR Square dari hasil analisis regresi sebesar 0,380

    yang berarti kontribusi dari faktor kepuasan konsumen hanya sebesar 38%

    saja.

    2. Adanya dua unsur penilaian yang berbeda namun digabungkan dalam

    suatu indikator empirik dan ini tampak pada beberapa indikator empirik

    (misalnya pada dimensi bonding terdapat indikator empirki “UD Sulkarina

  • 41

    Brass menerima dan menangani keluhan dari salesman”), hal mana akan

    menimbulkan bias atas jawaban responden terhadap indikator empirik

    tersebut.

    3. Dalam penelitian ini tidak dikemukakan secara spesifik mengenai

    pemberian skor tingkat loyalitas konsumen.

    Rekomendasi Penelitian Mendatang

    Atas dasar keterbatasan penelitian seperti dikemukakan di atas, maka

    untuk penelitian mendatang direkomendasikan sebagai berikut:

    1. Sebaiknyamenambah faktor lainnya yang dapat mempengaruhi loyalitas

    konsumenseperti misalnya citra perusahaan dan citra merek, kepercayaan

    terhadap merek (brand trust), kepuasan konsumen dan faktor lainnya yang

    dianggap dapat mempengaruhi loyalitas konsumen.

    2. Dalam penyusunan indikator empirik agar tidak menggunakan dua unsur

    penilaian yang berbeda dalam suatu indikator empirik, sehingga tidak

    menimbulkan bias atas jawaban yang diberikan responden.

    3. Menetapkan pemberian skor loyalitas konsumen secara spesifik, misalnya

    pada tingkatan switcher yang adalah tingkatan terendah dari loyalitas

    konsumen diberi skor 1 dan selanjutnya hingga pada tingkatan commited

    buyer yang adalah tingkatan tertinggi dari loyalitas konsumen diberi skor

    5.

  • 42

    Daftar Pustaka

    Anonim, 2012. Perbedaan dari B2B dan B2C. http://id.prmob.net

    Borneo, Kumbokarno., 2011. Pengaruh Implementasi Relationship Marketing

    terhadap Loyalitas Konsumen pada Produk Oli Pelumas PT

    Pertamina (Persero) Enduro 4T. Skripsi Program S1FE Undip

    Semarang (dipublikasikan).

    Chan, Syafruddin., 2003. Relationship Marketing, Inovasi Pemasaran yang

    Membuat Konsumen Bertekuk Lutut. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka

    Utama.

    Clements, Michael D., 2009. How Buyers and Sellers Value B2B Relationships:

    A Relationship Value Continuum for Internet Based Exchange.

    Journal of Internet Business, Issue 6.

    Dharmayanti, Diah., 2006. Analisis Dampak Service Performance dan

    Kepuasan sebagai Moderating Variable terhadap Loyalitas Nasabah

    (Studi pada Nasabah Tabungan Bank Mandiri Cabang Surabaya),

    Jurnal Manajemen Pemasaran Vol 1 No 1 April.

  • 43

    Evans, Joel R and Laskin, Richard L., 1994. The Relationship Marketing

    Process: A Conceptualization and Application, Industrial Marketing

    Management 23

    Ghozali, H. Imam., 2005. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS.

    Semarang: Universitas Diponegoro.

    Handayani, Rieska., 2012. Pengaruh Relationship Marketing Orientation

    terhadap Customer Loyalty dan Pengaruh Customer Loyalty

    terhadap Customer Retention pada KonsumenSilver Personal Line

    PT Telkom Tbk di Salatiga. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomika

    dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (dipublikasikan).

    Iriani, Sri Setyo, 2010. Strategi Customer Relationship Marketing terhadap

    Loyalitas Konsumen. Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol 15 No 2.

    Kotler, Philip., 2005. Manajemen PemasarandalamSudut Pandang

    Asia.Jakarta: Indeks.

    Lovelock, C.H., dan Wright, L.K, 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:

    Indeks.

  • 44

    Malhotra, Naresh K., 2005. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan.Jakarta:

    Indeks.

    Morgan, Robert M and Shelby D. Hunt., 1994. The Commitment-Trust of

    Relationship Marketing. Journal of Marketing, Vol,55.

    Ndubisi, N.O., 2007. Relationship Marketing and ConsumerLoyalty. Marketing

    Intelligence and Planning, Vol. 25, No. 1.

    Oliver, R.L., 1999. Whence Consumer Loyalty?, Journal Of Marketing, Vol. 63

    Putra, Yudha., 2012. Pasang Surut Kerajinan Kuningan Juwana.

    http://www.suaramerdeka.com

    Silmi, Sulhida., 2012. Persepsi Nasabah tentang Relationship Marketing dan

    Pengaruhnya Terhadap Loyalitas (Studi Pada Nasabah Tabungan

    Utama PT. Bank Mega Syariah Cabang Malang). FE Universitas

    Negeri Malang

    Simamora, Bilson., 2001. Remarketing for Business Recovery. Jakarta:PT.

    Gramedia Pustaka Utama.

  • 45

    Sugiyono., 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

    Suharno, Deasy Natalia., 2006. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga

    Jual Pada Industri Kecil Kuningan Di Desa Growong Lor

    Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Skripsi Program S1 Fakultas

    Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (dipublikasikan).

    Supramono dan Haryanto., 2005. Desain Proposal Penelitian Studi

    Pemasaran.Salatiga: Fakultas Ekonomi – UKSW.

    Susilo, Eko., 2010. Analisis Pengaruh Relationship Marketing terhadap

    Kepuasan Konsumen dan Loyalitas Konsumen (Studi Kasus:

    Konsumen yang Pernah dan Sedang Menggunakan Flexi di Kota

    Bogor). Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (dipublikasikan).

    Tambingon, Niken., 2012. Pengaruh Relationship Marketing Terhadap

    Loyalitas Konsumen dalam Penggunaan Kartu Prabayar Simpati

    Telkomsel pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.

  • 46

    Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

    (dipublikasikan).

    Tjiptono, Fandy., 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi.

    _____________., 2008. Service Management: Mewujudkan Layanan Prima.

    Yogyakarta: Penerbit Andi.

  • 47

    LAMPIRAN

  • 48

    Lampiran 1.

    KUISIONER PENELITIAN

    Kepada Yth,

    Bpk/Ibu/Sdr/Sdri

    Salesmen UD Sulkarina Brass

    Dengan hormat

    Dalam penelitian tentang Pengaruh Usaha-Usaha Relationship Marketing

    di UD Sulkarina Brass Terhadap Loyalitas Konsumen, saya mohon kesediaan

    Bapak/ Ibu/ Saudara untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner bertujuan

    untukmendapatkan data yang saya butuhkan dalam penulisan skripsi saya guna

    memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar sarjana

    ekonomi.Semua jawaban atau tanggapan yang Bapak/ Ibu/ Saudara berikan

    adalah: sesuai dengan kondisi Saudara pribadi saat ini.Jawaban yang diberikan

    atas semua pernyataan atau pertanyaan murni untuk kepentingan studi, mohon

    untuk tidak ada yang tidak terjawab. Tidak ada jawaban yang benar atau

    salah.Atas kesungguhan, keikhlasan dan kerjasama Bapak/ Ibu/ Saudara, Saya

    mengucapkan banyak terima kasih.

    Hormat saya,

    Wiyan Ariyaningsih

    I. Karakteristik Responden

    Isilah dengan menyilang pd alternatif jawaban yang benar

    1. Jenis kelamin:

    a. Wanita

    b. Pria

    2. Usia:

    a. 25- 30 tahun

    b. 31- 35 tahun

    c. > 36 tahun

    3. Pendidikan:

    a. SD

  • 49

    b. SMP

    c. SMU

    d. Sarjana

    II. Daftar Pertanyaan

    Berikan pilihan jawaban dengan jujur sesuai dengan yang Anda alami pada

    pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberikan tanda centang () pada

    kotak jawaban yang tersedia. Adapun pilihan jawaban sebagai berikut:

    Sangat Tidak setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat setuju

    Relationship Marketing UD Sulkarina Brass

    1. Trust

    Pertanyaan STS TS N S SS

    UD Sulkarina Brass selalu memberikan produk

    yang sesuai dengan permintaan salesmen.

    Salesmen percaya bahwa UD Sulkarina Brass selalu

    memberikan harga yang ditetapkan sesuai nilai

    yang diberikan.

    UD Sulkarina Brass dapat diandalkan dalam hal

    kualitas

    2. Bonding

    Pertanyaan STS TS N S SS

    UD Sulkarina Brass selalu menjaga komunikasi

    yang baik dengan salesmen.

    UD Sulkarina Brass menerima dan menanggani

    keluhan dari salesmen.

    Salesmen hanya menjual produk UD Sulkarina

    Brass.

  • 50

    3. Empathy

    Pertanyaan STS TS N S SS

    UD Sulkarina Brass selalu memberikan informasi

    terlebih dahulu menggunakan sms atau telepon jika

    pesanan salesmen belum selesai seperti yang

    djanjikan.

    UD Sulkarina Brass bisa memahami keinginan

    salesmen jika produk yang di beli belum bisa

    dibayar.

    4. Reciprocity

    Pertanyaan STS TS N S SS

    UD Sulkarina Brass selalu memberikan potongan

    harga apabila salesmen membeli secara kontan.

    UD Sulkarina Brass selalu memberikan produk

    yang berkualitas.

    Salesmen selalu berusaha untuk meningkatkan

    penjualan.

    Salesmen memberi informasi tentang kebutuhan

    konsumen tentang model/ desain.

    5. Shared value

    Pertanyaan STS TS N S SS

    UD Sulkarina Brass selalu memberikan informasi

    kelebihan dan manfaat produk yang merupakan

    nilai penting bagi salesmen.

    Harga yang ditetapkan oleh UD Sulkarina Brass itu

    masih memungkinkan salesmen untuk mengambil

    keuntungan yang memadai.

    Loyalitas Konsumen

    Anda memilih untuk membeli produk kuningan di UD Sulkarina Brass karena :

    (Pilih Salah Satu)

    1. Salesmen membeli produk kuningan di UD Sulkarina Brass karena harga

    lebih murah.

  • 51

    2. Salesman sudah terbiasa membeli produk kuningan di UD Sulkarina

    Brass.

    3. Salesmen puas setiap kali membeli produk kuningan di UD Sulkarina

    Brass.

    4. Salesmen menyukai merek Sulkarina.

    5. Salesmen bangga menjadi penjual produk Sulkarina Brass.

  • 52

    Lampiran 2. Tabulasi Data Hasil Penelitian

    No Jenis

    Kelamin Usia Pendidikan

    Trust Bonding Emphaty Reciprocity Shared

    Value Loyalitas

    Konsumen a b c Mean a b c Mean a b Mean a b c d Mean a b Mean

    1 Pria > 36 SMU 5 4 5 4.7 4 4 3 3.7 5 4 4.5 5 5 5 5 5.0 4 5 4.5 3.0

    2 Pria > 36 SMU 5 5 5 5.0 4 4 2 3.3 5 3 4.0 4 4 3 3 3.5 3 3 3.0 3.0

    3 Pria > 36 SMU 4 4 5 4.3 5 4 4 4.3 5 4 4.5 4 4 4 3 3.8 3 3 3.0 3.0

    4 Pria > 36 SMP 5 4 5 4.7 4 3 1 2.7 5 3 4.0 4 5 3 3 3.8 4 4 4.0 3.0

    5 Pria 31- 35 SMU 4 4 4 4.0 4 3 3 3.3 5 4 4.5 4 4 3 3 3.5 3 3 3.0 3.0

    6 Pria >36 SMU 4 3 3 3.3 5 5 3 4.3 4 3 3.5 4 4 3 3 3.5 3 3 3.0 3.0

    7 Pria >36 SMU 4 4 5 4.3 4 3 1 2.7 5 4 4.5 4 4 4 3 3.8 4 4 4.0 3.0

    8 Pria 31- 35 SMU 4 4 3 3.7 4 4 2 3.3 4 3 3.5 4 3 4 4 3.8 4 3 3.5 2.0

    9 Pria 31- 35 SARJANA 4 4 4 4.0 3 3 1 2.3 5 4 4.5 4 4 4 4 4.0 4 3 3.5 3.0

    10 Pria >36 SMU 4 3 3 3.3 4 4 3 3.7 4 3 3.5 3 4 3 3 3.3 2 3 2.