pengembangan dan pengorganisasian komunitas

9
Pengembangan dan Pengorganisasian Komunitas Pengembangan komunitas adalah suatu usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik (Diem dan Moyer, 2004) Pengorganisasian Komunitas Pengorganisasian komunitas adalah suatu proses yang terjadi di masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan, menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut dengan cara gotong royong. Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhannya tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha gotong royong Tujuan yang diinginkan dalam pengembangan masyarakat adalah : a. Menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri b. Menimbulkan rasa bangga, semangat dan gairah kerja. c. Meningkatakan dinamika masyarakat untuk membangun. d. Meningkatkan kesejahteraan masayarakat. Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat Menurut Mezirow (1997), terdapat tiga jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu sebagai berikut: Program integratif. Memerlukan pengembangan melalui koordinasi dinas-dinas teknis. Program adaptif. Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah satu kementrian. Program proyek. Dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dna program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan. Strategi operasinal pengembangan masyarakat Biarkan masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang dihadapi secara perorangan atau kelompok. Perawat hanya sebagai fasilitator atau memberikan arahan selama jalannya proses lokakarya.

Upload: lisma-ria

Post on 17-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

h

TRANSCRIPT

Pengembangan dan Pengorganisasian KomunitasPengembangan komunitas adalah suatu usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik (Diem dan Moyer, 2004)

Pengorganisasian Komunitas Pengorganisasian komunitas adalah suatu proses yang terjadi di masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan, menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut dengan cara gotong royong.

Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhannya tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha gotong royong

Tujuan yang diinginkan dalam pengembangan masyarakat adalah :

a. Menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri

b. Menimbulkan rasa bangga, semangat dan gairah kerja.

c. Meningkatakan dinamika masyarakat untuk membangun.

d. Meningkatkan kesejahteraan masayarakat.

Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat

Menurut Mezirow (1997), terdapat tiga jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu sebagai berikut:

Program integratif. Memerlukan pengembangan melalui koordinasi dinas-dinas teknis.

Program adaptif. Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah satu kementrian.

Program proyek. Dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dna program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan.

Strategi operasinal pengembangan masyarakat Biarkan masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang dihadapi secara perorangan atau kelompok. Perawat hanya sebagai fasilitator atau memberikan arahan selama jalannya proses lokakarya.

Biarkan masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya menyusun rencana usaha perbaikan atau solusi yang akan dilakukan.

Biarkan agar masyarakat sendiri yag mengorganisasi diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut.

Gali sumber-sumber yang ada dalam masyarakat seoptimal mungkin, minta bantuan dari luar jika benar-benar memerlukannya.

Dalam pengorganisasian terkandung tiga aspek penting yaitu :

1. ProsesPengorganisasian masyarakat merupakan proses yang dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang tidak disadari oleh masyarakat.

a. Merupakan proses yang terjadi secara sadar tetapi mungkin juga tidak.

b. Dalam proses ditemukan unsure-unsur kesukarela. Kesukarelaan timbul karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk menanganinya.

c. Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok atau masyarakat.

d. Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukab pada segelintir orang yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masayarakat untuk mengatasinya.

2. Masyarakat Bisa diartikan sebagai suatu kelompok besar yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam kelompok yang besar tadi.

a. Kelompok yang mempunyai batas-batas geografis : desa, kelurahan, kecamatan, dst.

b. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar.

c. Kelompok kecil yang menyadari suatu maslaah harus dapat menyadarkan kelompok lebih besar.

d. Kelompok yang secara bersama-sama mencoba mengatasi maslaah dan memenuhi kebutuhannya.

3. Berfungsinya masyarakat (functional community)Untuk memfungsikan masayarakt, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masayraakt.

b. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat.

c. Melakukan upaya penyebaran rencana atau kampanye untuk mensukseskan rencana tersebut.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengorganisasian masyarakat adalah :

1. Persiapan social

Tujuan persiapan social adalah mengajak berpartisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehetan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam persiapan social ini lebih ditekankan kepada persiapan-persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administrative, dan program-program kesehatan yang akan dilakukan :

a. Tahap pengenalan masyarakat.Dalam tahap awal kita harus datang ketengah-tengah masyarakat dengan hati terbuka dan kemampuan untuk mengenal sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangak buruk sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan.

b. Tahap pengenalan MasalahDalam tahap ini dituntuk suatu kemampuan untuk dapat mengenal maslah-maslaah yang memang benar-benar menjadi kebutuhan masayarakat. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun skala prioritas penanggulangan masalah adalah :

Beratnya maslaah, sberapa jauh masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap amsayarakat.

Mudahnya mengatasi.

Pentingnya masalah bagi kesehatan, yang paling berperan disini adalah subjektivitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur budaya setempat.

Banyaknya masyarakat yang merasakan masalah, misalnya perbaikan gizi, akan lebih mudah dilaksanakan diwilayah yang banyak balitanya.

c. Tahap penyadaran masyarakatTujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka tahu dan mengerti tentang amsalah maslah kesehatan yang mereka hadapi sehingga dapat berpartisipasi dalam penanggualanannya serta tahu cara memmenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai harapan dengan potensi dan sumber daya yang ada.

Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mkanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka menyadarkan masyarakat :

1) Lokakarya Mini kesehatan

2) Musyawarah masyarakat desa (MMD)

3) Rembuk desa

2. Pelaksanaan

Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam lokakarya mini, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan terebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulan masalah kesehatan masyarakat :

a. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

b. Libatkan masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah.

c. Kegitaan agar disesuaikan dengan kemampuan, waktu, sumber daya yang tersedia dimasyarakat.

d. Tumbuhksn mereka mempunyai rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masyarakat.

3. Evaluasi

Penilaian dapat dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dalam penilaian dapat dilakukan dengan :

a. Penilaian selama kegiatan berlangsung

Disebut juga penilaian formatif = monitoring.

Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaannya kegiatan yang telah dijalankan apakah telah sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang disusun.

b. Penilaian setelah program sesuai dilaksanakan.

Disebut juga penilaian sumatif = penilaian akhir program.

Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.

Dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.

Perluasan.

Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan dan dapat dilaksanakan dalam 2 cara :

a. Perluasan kuantitatif

Perluasan dengan manambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada wialayah setempat maupun pada wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

b. Perluasan kualitatif

Perluasan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegitaan yang telah dilaksanakan sehingga dapat

meningkatkan kepuasan dari masyarakat.

Pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat Specific contect objective approach. Seseorang atau badan / lembaga telah merasakan adanya kepentinga bagi amsyarakat dapat mengajukan suatu program untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan. Hal ini bisa dilakukan oleh yayasan, lembaga swadaya masyarakat, atau atas nama perorangan.

General content objective approach. Tujuan pendektaan ini adalah untuk mengkoordinasi berbagai usaha dalam wadah tertentu. Kegiatan ini bisa dilakukan baik oleh pemerintahan ataupun organisasi nonpemerintahan.

Process objective approach. Penggunaannya berasal dari prakarsa masyarakat, timbul kerjasama diri anggota masyarakat untuk akhirnya masyarakat sendiri mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas mereka dala, melakukan usaha mengatasi masalah. Salah satu contohnya adalah kelompok kerja kesehatan yang dibentuk dengan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Masyarakat mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara yang efektif. Tetapi pilihan cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri oleh masyarakat dan bukan oleh petugas. Sebagai enable, petugas berperan memunculkan dan mengarahkan keresahan yang ada dalam amsyarakat untuk diperbaiki. Sebagai ahli, menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan dalam bidang-bidang yang dikuasinya

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh perawat komunitas dalam pengorganisasian masyarakat. Memahami konsep komunitas dan mampu menerapkan prinsip negoisasi, kemitraab dan pemberdayaan di masyarakat.

Memahami konsep proses keperawatan kesehatan komunitas.

Mampu mendekati masyarakat, mendapatkan kepercayaan mereka, mengajaknya untuk kerja sama serta membangun saling percaya antara perawat dan masyarakat.

Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam yang ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga, ahli yang dapat dihubungi jika diperlukan bantuan.

Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan metode dan teknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat dipindahakan, dimengerti, dan diamalkan oleh masyarakat.

Mempunyai kemampuan professional tertentu untuk berhubungan dengan masayarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.

Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya.

Mempunyai pengetahuan dasar mengenai keterlampilan tertentu yang dapat segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara menyeluruh.

Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.

Model pengembangan masyarakat

A. Model-model pembangunan lokalitasModel ini juga telah disebut model pengembangan masyarakat. pengembangan masyarakat didefinisikan oleh PBB (1981) sebagai proses yang dirancang untuk memperbaiki kondisi kemajuan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat dengan partisipasi aktif dan sepenuhnya mungkin ketergantungan pada inisiatif masyarakat. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa spektrum yang luas dari masyarakat setempat harus dilibatkan dalam penetapan tujuan dan tindakan untuk memaksimalkan perubahan masyarakat. Tema ditekankan dalam model di clude prosedur demokratis, kerja sama sukarela, swadaya, pengembangan kepemimpinan adat dan pendidikan.

B. Perencaan Sosial

Model kedua mempengaruhi perubahan masyarakat, perencanaan sosialnya, menekankan pendekatan teknis untuk memecahkan masalah sosial. dalam model ini, perubahan diyakini memerlukan perencana ahli, yang menggunakan kemampuan teknis dan keterampilan, termasuk kemampuan untuk memanipulasi organisasi birokrasi yang besar, dapat membawa perubahan yang kompleks. perencana biasanya menetapkan, mengatur, dan memberikan barang dan jasa kepada orang-orang yang membutuhkannya. membangun kapasitas masyarakat (pengembangan wilayah) dan foshering perubahan sosial radikal (aksi sosialnya) bukan merupakan bagian integral pendekatan ini.

C. Model aksi sosialnyaModel ini mengasumsikan bahwa segmen yang kurang beruntung penduduk perlu ditata, di kali dalam aliansi dengan orang lain, untuk membuat demas yang memadai pada masyarakat yang lebih luas untuk increasedresources atau pengobatan yang lebih sesuai dengan keadilan sosial atau demokrasi. praktisi mendorong perubahan dalam lembaga-lembaga utama atau praktek masyarakat dan untuk redistribusi kekuasaan, sumber daya, hak pengambilan keputusan masyarakat, atau perubahan kebijakan dalam organisasi formal

Effendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Indikator keberhasilan kegiatan pembinaan pemberdayaan masyarakatTINGKAT KABUPATEN/KOTA

1. Adanya kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang mendukung operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.

2. Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan untuk pelaksanaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota.

3. Tersosialisasikannya kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang mendukung operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan

4. Terlaksananya pembinaan teknis dan pendampingan pada petugas kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan kepada Kecamatan.

5. Terselenggaranya upaya peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan bagi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat dan kader.

6. Teralokasinya anggaran yang bersumber dari APBN, APBD atau sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan untuk kegiatan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.

7. Adanya UKBM yang aktif melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.

a. Perumusan Tujuan.

Agar program pengembangan masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik dan keberhasilanya dapat diukur, perlu dirumuskan tujuan dari program pengembangan masyarakat yang akan ditetapkan tersebut. Tujuan program pengembangan masyarakat yang baik memiliki karakteristik yang jelas dan spesifik sehingga tercemin bagaiman cara mencapai tujuan tersebut

sesuau dengan dana, waktu, dan tenaga yang tersedia.

b. Need Assessment.

Need Assessment artinya penilaian atau perkiraan kebutuhan, yaitu menilai apa saja kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Program

pengembangan masyarakat dilaksanakan berdasarkan kebutuhan kebutuhan dan masalah-masalah masyarakat setempat.

c. Rencana Tindakan.

Rencana tindakan yang dirumuskan seharusnya berkenaan dengan upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan penanganan masalah yang dirasakan dan dialami masyarakat.

d. Tindakan.

Tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

e. Monitoring dan Evaluasi.

Monitoring adalah pemantauan secara terus menerus proses perencanaan dan pelaksanaan program pengembangan masyarakat.

Sedangkan evaluasi adalah mengukur berhasil atau tidaknya program yang telah dilaksanakan.

f. Terminasi

Terminasi merupakan tahap pengakhiran atau tahap pemutusan hubungan secara formal dengan masyarakat setempat sebagai sasaran program atau proyek.