pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi

21

Click here to load reader

Upload: reizasabrina

Post on 30-Jun-2015

1.119 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

Oleh Sholeh Fasthea

Pendahuluan

Perkembangan Terknologi Informasi telah membawa angin segar kedalam semua bidang kehidupan. Dunia olahraga, dunia bisnis, dunia pertanian dan berbagai bidang lain termasuk pendidikan, telah mampu merasakan dampak positif perkembangan teknologi tersebut. Berbagai lini kehidupan disentuh dan dijangkau para kreator teknologi agar aktivitas-aktivitasnya dapat dibantu dengan teknologi yang diciptakan. Masyarakatpun menjadi terbiasa atau membiasakan diri menyelesaikan aktivitas kesehariannya dengan menggunakan bantuan teknologi. Teknologi dapat membuat pekerjaan yang semula lama menjadi cepat, pekerjaan yang semula berat menjadi ringan dan pekerjaan yang semula sulit menjadi mudah. Namun demikian teknologi sebagai alat bantu memerlukan manusia sebagai pengguna “user” untuk menyesuaikan diri dan memahami kegunaannya, agar teknologi dapat dimanfaatkan sesuai prosedur yang berlaku dan benar-benar dapat membantu menyelesaikan pekerjaan.

Kesadaran orang untuk memanfaatkan teknologi sebagai media dan alat bantu telah berkembang seiring kebutuhan hidup yang makin hari makin kompleks, termasuk kebutuhan di dunia pendidikan. Dunia pendidikan sebagai tolok ukur kemajuan bangsa memerlukan perhatian komprehensif tentang bagaimana mengembangkan teknologi berbasis pendidikan atau pendidikan berbasis teknologi. Institusi pendidikan sebagai satu kesatuan lembaga yang berada di tengah-tengah masyarakat sudah selayaknya memberikan ruang yang cukup luas untuk pengembangan teknologi, yang diharapkan dapat membantu lancarnya sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.

Membicarakan teknologi berbasis pendidikan adalah sebuah upaya untuk mengggagas bagaimana menciptakan kreasi teknologi yang berbasiskan nilai-nilai pendidikan. Sedangkan membicarakan pendidikan berbasis teknologi adalah membicarakan bagaimana pemanfaatan atas teknologi yang diciptakan untuk dunia pendidikan. Tema pembahasan ini terlalu luas dan mungkin memakan waktu yang cukup lama, oleh karena itu dalam tulisan ini yang akan saya bahas adalah teknologi dalam fungsinya sebagai media pembelajaran.

Kesadaran sivitas akademika terhadap pentingnya teknologi sebagai alat bantu pembelajaran sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal tersebut bisa dilihat dari maraknya

Page 2: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

seminar-seminar atau pelatihan media pembelajaran untuk guru dan dosen di berbagai daerah. Guru dan dosen sebagai barisan garda depan perjalanan proses belajar mengajar dituntut untuk kreatif dan dinamis dalam menyampaikan materi pembelajaran. Metode dan strategi mengajar pun di tuntut lebih variatif. Guru dan dosen tidak lagi dimaknai sebagai orang yang hanya datang ke depan kelas kemudian menceramahi siswa-siwanya dengan seabrek materi. Namun guru dan dosen telah ditempatkan sebagai orang berilmu yang kreatif dan inovatif sehingga dalam setiap pembelajaran yang dilakukan, kelas tidak hanya menjadi pendengar yang baik, namun juga dilibatkan seluruhnya dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itulah guru dan dosen perlu mengmbangkan metode dan strategi yang inovatif dan kreatif pula agar dapat menyampaikan materi pembelajaran yang betul mengena dan dapat menjangkau segala ranah dan aspek peserta didik. Disinilah penggunaan media pembelajaran mutlak diperlukan.

Dengan semakin banyaknya media pembelajaran yang dikuasai oleh seorang pendidik, semakin banyak pula metode dan strategi yang dapat dikembangkan. Dengan demikian proses belajar mengajar lebih enjoy dan membuat materi pembelajaran mudah diterima oleh peserta didik. Karena sejatinya guru bukan satu-satunya sumber belajar, internalisasi nilai-nilai yang diperoleh siswa tidak selalu berasal dari guru namun juga bisa dari pengalaman belajar yang lainnya. Oleh karena itu guru bisa berimprovisasi untuk menyajikan sumber belajar lain yang kiranya dapat disajikan menggunakan media pembelajaran.

Klasifikasi sumber pembelajaran dapat kita lihat dari pembagian AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) yang membedakan sumber belajar menjadi enam jenis, yaitu:

1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.

2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.

3. Bahan; merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency), program slide, alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).

4. Alat; merupakan sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan. Di dalamnya mencakup proyektor, OHP, slide, film, tape recorder, dan sebagainya.

5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.

6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.

Pemanfaatan Media Pendidikan

Page 3: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

Media pendidikan dapat diartikan sebagai media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Media diperlukan dalam proses pembelajaran, karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Dalam proses komunikasi antara pendidik dengan peseta didik terdapat pesan komuniakasi yang berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal. Penerima pesan dalam hal ini peserta didik memerlukan upaya penafsiran (decoding) dari pesan yang disampaikan (encoding). Proses penafsiran inilah yang kadang berhasil kadang juga gagal, maka dapat pula dinyatakan bahwa guru berhasil menyampaikan materi atu gagal menyampaikan materi pembelajarannya. Dalam mengantisipasi kegagalan atau keberhasilan proses belajar mengajar seperti itulah media dapat digunakan dan difungsikan secara optimal agar aspek kegagalan dapat diminimalisir sampai titik prosentase terkecil. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam Edgar Dale yang menjelaskan tentang kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar:

Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori &

kinestetiknya.

Meskipun terdapat begitu banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, seorang guru harus mampu memahami dan menganalisis karakteristik dan kemampuan masing-masing media agar dapat dipilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan materi pembelajaran. Misalnya seorang guru akan menerangkan tentang proses awal mula kejadian manusia, dari bertemunya sperma dan ovum sampai proses pembelahan sel yang kemudian menjadi makhluk hidup, media yang dapat digunakan tentu media yang sifatnya audio visual seperti film, sehingga materi yang disampaikan betul-betul menjadi pengalaman belajar karena seluruh indra siswa aktif mengikuti proses belajar.

Pemilihan media yang tapat guna adalah sebuah keharusan, seorang guru tidak bias memaksakan menggunakan media tertentu yang tidak mempunyai signifikansi dengan materi yang akan disampaikan. Berikut ini pengelompokan media instruksional yang dikemukakan oleh Anderson:

No KELOMPOK MEDIA MEDIA INSTRUKSIONAL

Audio

Pita audio (rol atau kaset)

Piringan audio

Radio (rekaman siaran)

Cetak Buku teks terprogram

Page 4: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

Buku pegangan/manual

Buku tugas

Audio – Cetak

Buku latihan dilengkapi kaset

Gambar/poster (dilengkapi audio)

Proyek Visual Diam

Film bingkai (slide)

Film rangkai (berisi pesan verbal)

Proyek Visual Diam

dengan Audio

Film bingkai (slide) suara

Film rangkai suara

Visual Gerak Film bisu dengan judul (caption)

Visual Gerak dengan

Audio

Film suara

Video/vcd/dvd

Benda

Benda nyata

Model tirual (mock up)

Komputer

Media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted

Instructional) & CMI (Computer Managed

Instructiona

Klasifikasi & Jenis Media

KLASIFIKASI JENIS MEDIA

Media yang tidak diproyeksikan Realita, model, bahan grafis, display

Media yang diproyeksikan OHT, Slide, Opaque

Page 5: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

Media audioAudio Kaset, Audio Vission, Aktive Audio

Vission

Media video Video

Media berbasis komputerComputer Assisted Instructional (Pembelajaran

Berbasis Komputer)

Multimedia kit Perangkat praktikum

Media Pendidikan Berbasiskan Komputer

Teknologi komputer mengalami kemajuan pesat dan luar biasa, baik dari segi hardware maupu softwarenya. Seiring berkembanganya program-program serta aplikasi yang dapat dipasang, komputer memberikan kelebihan dalam berbagai bidang kegiatan pembelajaran seperti untuk produksi media slide, media gerak dan media audio visual. Kiranya dalam era sekarang ini seorang pendidik haruslah mampu menguasai teknologi komputer, meski masih dalam taraf sederhana. Teknologi komputer sangat membantu dalam menciptakan berbagai kreatifitas produksi media pembelajaran, baik berupa gerak, audio maupun visual. Berbagai macam software yang dapat digunakan antara lain Power Point, Macromedia Flash, Movie dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai materi pembelajaran baik eksak, sosial maupun materi agama selama seorang pendidik bisa menyusunnya sesuai kebutuhan dan target-target materi dan pembelajaran yang hendak dicapai, dan tentu tetap didasarkan pada pencapaian tiga ranah peserta didik berikut ini.

Ranah KognitifDalam pencapaian ranah kognitif komputer dapat digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.

Ranah AfektifBila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer.

Ranah PsikomotorikRanah psikomotorik dapat dicapai dengan komputer dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan

PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DI ERA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Page 6: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

23 November 2008 | dibaca 3957 kali | 10 komentar

Tidak dapat disangkal bahwa teknologi merupakan suatu “kawasan” yang dapat membantu memecahkan masalah kehidupan manusia dari masa ke masa secara efektif dan efisien. Dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik banyak

dihadapkan pada aneka ragam jenis dan produk teknologi, baik yang dijumpai, dimanfaatkan, dialami, maupun yang dinikmati. Menghadapi kondisi seperti itu, peserta didik dijenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang “melek teknologi” yaitu bercirikan mampu mengenal, mengerti, memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi. Tampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lain sebagainya.

Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kadang kala terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya yang tidak tersedia, atau alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para pengajar. Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sedemikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun materi yang akan disampaikan.

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu mendapat perhatian dari para pengajar sehingga mereka dapat memilih media yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Pembelajaran diupayakan mencakup semua variable pembelajaran yang dirasa turut mempengaruhi belajar.

Ada tiga variable pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran. Ketiga variable tersebut adalah ; variable kondisi, variable metode, dan variable pembelajaran.

Pengertian media, media berasal dari bahasa Latin, yang mempunyai arti antara. Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima.

Page 7: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

Apabila dikaitkan dengan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik. Dengan demikian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi.

Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup beragam, mulai dari media yang sederhana sampai pada media yang cukup rumit dan canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis media, karakter, dan kemampuannya, dilakukan pengklasifikasikan atau penggolongan.

Salah satu klasifikasi yang dapat menjadi acuan dalam pemanfaatan media adalah klasifikasi yang dikemukan oleh Edgar Dale yang dikenal dengan kerucut pengalaman (Cone Experience). Kerucut pengalaman Dale mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar yang akan diperoleh oleh peserta didik, mulai dari pengalaman belajar langsung, pengalaman belajar yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman belajar yang bersifat abstrak.

Penggolongan lain yang dapat dijadikan acuan dalam pemanfaatan media adalah berdasarkan pada teknologi yang digunakan, mulai media yang teknologinya rendah (low technology) sampai pada media yang menggunakan teknologi tinggi (high technology).

Salah satu bentuk klasifikasi yang mudah dipelajarai adalah klasifikasi yang disusun oleh Heinich dkk.(1996) sebagai berikut :

Klasifikasi Media Pembelajaran KLASIFIKASI JENIS MEDIA Media yang tidak diproyeksikan (non projected media) Realita, Model, Bahan Grafis (graphical material), Display Media yang diproyeksikan (projected media) OHT, Slide, Opaque Media Audio (Audio) Kaset, Vission, Active Audio Vission Media Video (Video) Video Media berbasis computer (computer based media) Computer Assisted Instruction (CIA) Computer Managed Instruction (CMI) Multimedia Kit Perangkat Praktikum

Dalam proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan murah.

Peran guru dalam menggunakan media pembelajaran antara lain :1. penyajian materi ajar menjadi standar ;

Page 8: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

2. kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik ;3. kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif ;4. waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi ;5. kualitas belajar dapat ditingkatkan ;6. pembelajaran dapat disajikan dimana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan ;7. meningkatkan sifat positif peserta didik dalam proses menjadi lebih kuat/baik ;8. memberikan nilai positif bagi pengajar.

Peranan yang dikemukakan diatas, memberikan wawasan yang luas mengenai pemanfaatan media dalam pembelajaran. Semoga tulisan yang singkat ini bisa memberi manfaat bagi kita semua, amiin.-

*) Mhs.Tubel Utusan Pemkot Tarakan Program Pasca Sarjana (S-2) Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarman Samarinda.

MEDIA PEMBELAJARAN

Sunday, 25 November 2007 MEDIA PEMBELAJARANPENGGUNAAN MEDIABelajar-mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar itu tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan belajar-mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan.

MEDIA PEMBELAJARANPENGGUNAAN MEDIABelajar-mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar itu tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan belajar-mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan.

MEDIA PEMBELAJARAN

October 22nd, 2007

PENGGUNAAN MEDIA

 Jenis dan Fungsi Sumber Belajar

 1.  Pendahuluan 

Belajar-mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di

Page 9: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar itu tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan belajar-mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan.

Sumber belajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya: buku-buku atau bahan-bahan cetak lainnya. Pengertian itu masih banyak dipakai dewasa ini oleh sebagian besar guru. Misalnya dalam program pengajaran yang biasa disusun oleh para guru terdapat komponen sumber belajar, dan pada ummnya akan diisi dengan buku teks atau buku wajib yang dianjurkan. Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar diberikan oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman itu sumber belajar. Berikut kerucut pengalaman (cone of experience).

Sumber belajar dalam pengertian tersebut menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup itu sendiri, karena segala sesuatu yang dialami dianggap sebagai sumber belajar sepanjang hal itu membawa pengalaman yang menyebabkan belajar. Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya. Pengalaman yang dapat memberikan sumber belajar diklasifikasikan menurut jenjang tertentu berbentuk kerucut pengalaman. Penjenjangan jenis-jenis pengalaman tersebut disusun dari yang kongkrit sampai yang abstrak.Dalam pengembangan sumber belajar itu terdiri dari dua macam yaitu: Pertama, sumber belajar yang dirancang atau sengaja dibuat untuk membantu belajar-mengajar (learning resources by design) misalnya buku, brosur, film, video, tape, slides, OHP, dll. Kedua, sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber yang ada di sekeliling kita. Sumber belajar tersebut tidak dirancang untuk kepentingan suatu kegiatan pembelajaran (learning resources by utilization). Misalnya pasar, toko, museum, tokoh masyarakat, pakar, dll.           

2.       Klasifikasi/Jenis Sumber Belajar 

            Pengklasifikasian sumber belajar menurut Edgar Dale (1954) terinci seperti dalam kerucut pengalaman seperti telah dikemukakan di atas. Sedangkan menurut Wallington (1970) bahwa peran utama sumber belajar adalah membawa atau menyalurkan stimulus dan informasi kepada siswa. Dengan demikian maka untuk mempermudah klasifikasi sumber belajar itu kita dapat mengajukan pertanyaan seperti “apa”, siapa”,”di mana”, dan “bagaimana”. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan Wallington tersebut, kemudian dapat disusun klasifikasi sumber belajar sebagai berikut

Klasifikasi Pertanyaan Jenis Sumber Belajar1.      Apa yang disajikan ? Pesan, berita, informasi2.      Siapa yang menyajikan? Manusia, materi, pelajaran, alat3.      Bagaimana menyajikannya? Teknik, metode,

Page 10: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

prosedur4.      Di mana disajikan? Di tempat yang diatur   Klasifikasi lain yang biasa dilakukan terhadap sumber belajar adalah sebagai berikut :a.      Sumber belajar tercetak meliputi: buku, majalah, brosur, koran, kamus, ensiklopedia.b.      Sumber belajar non-cetak meliputi: film, slide, video, model, transparan, obyek, dll.c.      Sumber belajar yang berbentuk fasilitas meliputi: perpustakaan, ruang belajar, studio, lapangan olah raga, dll.d.      Sumber belajar berupa kegiatan meliputi: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan, dll.e.      Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat meliputi: taman, terminal, pasar, toko, museum, pabrik, dll.  

 

3.       Komponen dan Faktor Sumber Belajar 

            Sumber belajar dapat dipandang sebagai suatu sistem karena merupakan satu kesatuan yang di dalamnya terdapat komponen-komponen dan faktor-faktor yang berhubungan dan saling berpengaruh satu sama lainnya yang selalu dapat dipandang sebagai satu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

 a.     Komponen-komponen Sumber Belajar.Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar. Setiap sumber belajar mempunyai tujuan dan misi yang akan dicapai. Tujuan sangat dipengaruhi oleh sifat dan bentuk-bentuk sumber belajar itu sendiri. Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber belajar. Wujud sumber belajar secara fisik satu sama lainnya berbeda-beda. Misalnya pusat perbelanjaan berbeda dengan kantor bank sekalipun keduanya memberikan inormasi tentang perdagangan. Demikian pula bila mempelajari dokumentasi, tentu berbeda dengan mengadakan wawancara dengan seseorang. Pesan yang dibawa sumber belajar. Setiap sumber belajarselalu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan atau dipelajari oleh pemakainya. Komponen pesan merupakan informasi yang penting. Oleh sebab itu para pemakai sumber belajar hendaknya memperhatikan bagaimana isi pesan disimak. Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakai sumber belajar. Tingkat kompleksitas penggunaan sumber belajar berkaitan dengan keadaan fisik dan pesan sumber belajar. Sejauh mana kompleksitasnya perlu diketahui guna menentukan apakah sumber belajar itu masih dapat dipergunakan mengigat waktu dan biaya yang terbatas. b.     Faktor-faktor yang berpengaruh kepada Sumber BelajarPerkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini sangat mempengaruhi sumber belajar yang digunakan. Pengaruh teknologi bukan hanya terhadap bentuk dan jenis sumber belajar, melainkan juga terhadap komponen-komponen sumber belajar. Nilai-nilai budaya setempat. Sering ditemukan bhan yang diperlukan sebagai sumber belajar dipengaruhi oleh faktor bdaya setempat, misalnya nilai-nilai budaya yang dipegang teguh masyarakat, terutama pada jenis sumber belajar seperti tempat bekas peninggalan upacara ritual pada masa lampau yang masih dianggap tabu oleh

Page 11: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

masyarakat setempat untuk dikujungi akan sulit dipelajari atau diteliti sebagai sumber belajar. Keadaan ekonomi pada umumnya. Sumber belajar juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, baik secara mikro maupun secara makro dalam hal upaya pengadaan, jenis atau macam, dan upaya penyebarannya kepada pemakai. Keadaan pemakai. Pemakai sumber belajar jelas memegang peranan penting karena pemakailah yang memanfaatkanya sehingga sifat pemakai perlu diketahui, misalnya berapa banyak pemakai sumber belajar itu, bagaimana latar belakang dan pengalaman pemakai, bagaimana motivasi pemakai, apa tujuan pemakai memanfaatkan sumber belajar itu. 

4.       Memilih sumber belajar 

Memilih sumber belajar harus didasarkan atas kriteria tertentu yang secara umum terdiri dari dua macam ukuran, yaitu kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yag hendak dicapai.

 a.      Kriteria Umum

-         Ekonomis. Dalam pengertian murah. Ekonomis tidak berarti harganya selalu harus rendah, bisa saja pengadaan sumber belajar itu cukup tinggi, tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang terhitung murah.

-         Praktis dan sederhana. Artinya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang sulit dan langka, atau tidak memerlukan pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus yang rumit.

-         Mudah diperoleh. Dalam arti sumber belajar itu dekat, tidak perlu diadakan atau dibeli di toko atau pabrik. -         Bersifat fleksibel. Artinya bisa dimanfaatkan untuk pelbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai budaya, dan keinginan berbagai pemakai sumber belajar itu sendiri. -         Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan, merupakan kriteria yang penting. Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan yang dibawa juga cocok, tetrapi keadaan fisik tidak terjangkau karena di luar kemampuan disebabkan oleh biaya yang tinggi dan banyak memakan waktu.      b.      Fungsi Sumber Belajar Berdasarkan TujuanSumber belajar guna memotivasi, terutama berguna untuk siswa yang lebih rendah tingkatannya, dimaksudkan untuk memotivasi mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan. Misalnya dengan darmawisata, gambar-gambar yang menarik, cerita yang baik, dll, yang tujuannya untuk membangkitkan minat, mendorong partisipasi, merangsang pertanyaan-pertanyaan, memperjelas masalah, dll.Sumber belajar untuk tujuan pengajaran, yaitu untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar. Kriteria ini paling umum dipakai dengan maksud untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi pelbagai kekurangan bahan, sebagai kerangka mengajar yang sistematis.Sumber belajar untuk penelitian, merupakan bentuk yang dapat

Page 12: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

diobservasi, dianalisis, diatat secara teliti, dan sebagainya. Jenis sumber belajar ini diperoleh seara langsung dari masyarakat atau lingkungan. Sumber belajar yang dirancang dan membantunya melalui rekaman audio maupun video.Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Beberapa ciri yang harus diperhatikan yaitu:

(1)         Sebelum mulai perlu diketahui: Apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga bisa diperoleh sumber belajar yang tepat? Apakah sumber belajar bisa disediakan? Di mana bisa diperolehnya?;

(2)         Mempertimbangkan bukti-bukti: Apakah sumber belajar masih aktual? Bagaimana jenisnya? Adakah sumber lain yang dapat dipakai?;

(3)         Membuat kesimpulan: Benarkah kesimpulan yang diambil atas dasar sumber belajar itu?Sumber belajar untuk presentasi. Ini hampir sama dengan yang dipergunakan dalam kegiatan instruksional. Di sini lebih ditekankan sumber sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan. Fungsi sumber belajar ini bukan sebagai penyampai pesan atau informasi ataupun data, melainkan sebagai strategi, teknik, atau metode.  

Media Pendidikan

 1. Pendahuluan           

Salah satu pengertian dari media pendidikan yang cukup populer adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh sebab itu media pendidikan adalah suatu bagian yang integral dari proses pendidikan. Dan karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh setiap guru yang profesional. Karena bidang ini telah berkembang sedemikian rupa berkat kemajuan ilmu dan teknologi dan perubahan sikap masyarakat, maka bidang ini telah ditafsirkan secara lebih luas dan mempunyai fungsi yang lebih luas pula serta memiliki nilai yang sangat penting dalam dunia pendidian di sekolah.             

Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional. Karena itu diperlukan kemampuan dan kewenangan. Kemampuan itu dapat dilihat pada kesanggupannya enjalankan peranannya sebagai guru: pengajar, pembimbing, administrator, dan sebagai pembina ilmu. Salah satu segi kemampuan ini, adalah sejauh manakah ia menguasai metodologi media pendidikan di sekolah untuk kepentingan anak didiknya, sehingga memungkinkan perkembangan mereka secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan.  

2. Pola Media Pendidikan                 

Dari pengertian media pendidikan di atas kita menafsirkan media

Page 13: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

pendidikan dari sudut pandang yang luas, dalam arti tidak hanya terbatas pada alat-alat audio/visual yang dapat dilihat dan didengar, melainkan sampai pada kondisi di mana para siswa dapat melakukan sendiri. Dalam pola demikian itu, maka tercakup pula di dalamnya pribadi dan tingkah laku guru. Secara menyeluruh pola media pendidikan itu terdiri dari:

a.     Bahan-bahan cetakan atau bacaan (suplementary materials), berupa bahan bacan seperti: buku, koran, komik, majalah, bulletin, folder, periodikal, pamplet, dan lain-lain. Bahan-bahan ini lebih mengutamakan kegiatan membaca atau penggunaan simbol-simbol kata dan visual.b.     Alat-alat audio-visual.

Alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, terdiri dari:

1)     Media tanpa proyeksi, seperti: papan tulis, papan tempel, papan planel, bagan, diagram, grafis, poster, kartoon, gambar, dan lain-lain.

2)     Media pendidikan tiga dimensi. Alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, terdiri dari: model, benda asli, contoh/specimen, benda tiruan/mock-ups, diorama, boneka, topeng, peta, globe, pameran, museum sekolah, dan lain-lain.

3)     Media pendidikan yang mengunakan teknik atau masinal. Alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, meliputi antara lain: slide dan film strip, OHP, film, rekaman radio, televisi, laboratorium, perkakas oto-instruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomuniasi, dan komputer.

c.      Sumber-sumber masyarakat.

Berupa obyek-obyek, peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan, masalah-masalah, dan sebagainya dari berbagai bidang, yang meliputi: daerah, penduduk, sejarah, jenis-jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, kebudayaan, politik, dan lain-lain. Untuk mempelajari hal-hal tersebut diperlukan berbagai metode, yakni: karyawisata, manusia sumber, survay, berkemah, pengabdian sosial, kerja pengalaman, dan lain-lain.

d.     Kumpulan benda-benda (material collections).

Berupa benda-benda atau barang-barang yang dibawa dari masyarakat ke sekolah untuk dipelajari, seperti: potongan kaca, potongan sendok, daun, bibit, bahan kimia, darah, dan lain-lain.

e.     Contoh-contoh kelakuan yang dicontohkan oleh guru.

Meliputi semua contoh kelakuan yang ditunjukkan oleh guru sewaktu mengajar, misalnya dengan tangan, dengan kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain. Keperaghaan yang tergolong ke dalam kategori ini tak

Page 14: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

mungkin disebutkan satu persatu, oleh karena sangat banyak macamnya dan sangat tergantung kepada kreasi dan inisiatif pribadi guru sendiri. Tetapi pada pokoknya jenis media ini hanya dapat dilihjat, didengar dan ditiru oleh siswa. 

 

3.      Disain Pesan                       

Disain pesan adalah sistematika bagaimana kita akan mengolah pesan-pesan kita menjadi program media yang efektif. Di dalam sistematika ini terdapat langkah-langkah pengembangan yang dapat kita jadikan pedoman sebagai alur untuk menentukan langkah-langkah yang akan kita lakukan. Beberapa alasan untuk menjawab mengapa desain itu kita perlukan:

-   Kemungkinan menyimpang dari tujuan yang ditentukan diperkecil dengan maksud validitasnya dipertinggi karena relevansi dengan tujuannya terjamin;

-  Keandalannya dapat terjaga karena konsisten dengan tujuannya;

-  Kemungkinan ada bagian-bagian penting yang terlewati terjaga karena dikerjakan secara sistematis;

-  Kelemahan dan kekurangan mudah dideteksi dan direvisi karena pola penelusurannya jelas.

4.      Visualisasi Ide

            Proses visualisasi merupakan salah satu kegiatan dari pengembangan media audio-visual. Salah satu karakteristinya adalah: visual lebih dipentingkan dari audionya. Dengan kata lain, pada pengembangan program audio-visual, hal-hal yang berupa visualisasi dari gagasan atau ide diharapkan dapat lebih memegang peran di dalam penyampaian pesannya. Berdasarkan penelitian mengenai kemampuan mengingat yang dilakukan oleh perusahaan Sovocom Company di Amerika disimpulkan sebagai berikut:

-         Verbal (tulisan) 20%-         Audio saja 10%-         Visual saja 20%-         Audio Visual 50% 

            Di dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak menyampaikan pesan secara verbal kepada lawan bicara kita. Bahkan sering kali kita berasumsi bahwa komunikasi verbal adalah lebih efisien daripada cara lain. Padahal dalam kehidupan sehari-hari pun sering kita jumpai hal-hal

Page 15: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

praktis berupa penyampaian lambang-lambang visual bukan tulisan yang merupakan lambang visual seperti: tanda larangan lalu lintas, kamar kecil untuk pria/wanita, petunjuk-petunjuk arah, dan sebagainya. Dengan menggunakan lambang-lambang visual, maka orang yang tidak bisa membaca pun akan dapat mengerti pesan yang dikirimkan.

 5.      Media Tiga Dimensi           

Secara garis besar media tiga dimensi terbagi menjadi dua golongan yaitu

(1)  benda-benda sebenarnya (benda asli),

(2)  benda-benda pengganti (tiruan). Dari kedua golongan media ini ada yang bisa dibawa ke kelas dan ada yag tidak dapat dibawa ke kelas.a.     

Pengalaman melalui benda sebenarnya Benda-benda sebenarnya yakni benda-benda riil yang dipakai manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Golongan ini merupakan golongan utama; pengalaman-pengalaman yang diperoleh adalah pengalam angsung dan nyata. Menggunakan benda-benda nyata atau makhluk hidup dalam pengajaran sering kali paling baik, dalam menampilkan benda-benda nyata tentang ukuran, suara, gerak-gerik, permukaan, bobot badan, bau serta manfaatnya. Benda-benda nyata itu banyak macamnya, mulai dari manusia, benda atau makhluk hidup seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, juga termasuk benda-benda mati seperti batuan, air, tanah dan lain-lain.

1) Pengajaran di KelasDalam mempergunakan benda-benda nyata untuk tujuan pengajaran di kelas, guru hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut :

(a)   benda-benda atau makhluk hidup apakah yang mugkin dimanfaatkan di kelas secara efisien, (b)   bagaimana caranya agar semua benda itu bersesuaian sekali terhadap pola belajar siswa,(c)   dari mana sumbernya untuk memperoleh benda-benda itu. Benda-benda itu tentunya yang berukuran kecil atau tidak terlalu besar dan relatif mudah didapatkan dari lingkungan sekitar kelas (terjangkau), yang terpenting dalam hal ini adalah agar apa yang menjadi tujuan yang telah direncanakan akan dapat tercapai.

 

 2) Pengajaran di Luar KelasApabila ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih kongkrit dari sekedar apa yang telah diberikan di kelas dan memang tidak memungkinkan terjadi di kelas, maka dapat diperoleh pengalaman-pengalaman langsung dan yang riil dengan jalan kunjungan-kunjungan khusus ke tempat-tempat tertentu, baik di lingkungan (fasilitas) sekolah maupun lingkungan yang jauh sebagai metode karyawisata (study tour) misalnya: jika ingin mempelajari

Page 16: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

lingkungan masyarakat seperti proses sosial, ekonomi, budaya, kependudukan dll dengan menggunakan metode survey untuk bidang studi ilmu sosial dan kemasyarakatan seperti ekonomi, sejarah, sosiologi, kependudukan dan antropologi; dengan kemping untuk menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dll, untuk untk bidang ilmu pengetahuan alam seperti ekologi, biologi, fisika, dan kimia. Obyek wisata harus relevan dengan bahan pengajaran misalnya museum untuk pelajarn sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi, teropong bintang untuk astronomi dan fisika, BATAN untuk teknik nuklir, pabrik kimia farma untuk teknik kimia dan farmasi, dll.Benda-benda sebenarnya tidak dengan sendirinya berfungsi sebagai media komunikasi, namun adakalanya perlu dikomunikasikan oleh orang atau nara sumber yang dapat mengkomunikasikan benda tersebut.b. Pengalaman melalui Benda Pengganti (Tiruan)Tidak seorangpun dapat memiliki segala kesempatan untuk emngalami segala sesuatu di dunia untuk akhirnya memiliki pengetahua yang lengkap. Setiap orang hidup terbatas, dengan kemampuan yang terbatas untuk menghayati arti dari segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Untuk melengkapi pengetehuan seorang siswa agar dengan pengetahuan itu dapat menghadapi tuntutan hidupnya, terpaksalah dipergunakan benda-benda pengganti. Penggunaan benda pengganti ini adakalanya dipandang memang lebih praktis dan efektif daripada benda aslinya, misalnya bagaimana bentuk bakteri yang ukurannya terlalu kecil, bagaimana bumi mengitari matahari yang ukurannya terlalu besar, bagaimana susunan tubuh manusia bagian dalam seperti jantung, hati usus, dll, bagaimana susunan jaringan reaktor nuklir, dll. Atau adakalanya kalau kita berhadapan benda aslinya sakalipun, kita toh tidak dapat mempelajarinya. Seperti contoh kalau kita dapat mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan dimuka sebuah generator, kita tidak akan banyak mendapat pengertian tentang bagaimana generator itu bekerja karena mesin itu tertutup kalau sedang bekerja. Untuk itulah perlu benda pengganti atau tiruan yang meliputi: model, barang contoh/specimen, tiruan sederhana (mock-ups), diorama, bak pasir, dll. Supaya alat-alat visual tiga dimensi baik itu benda asli maupun benda pengganti menjadi alat peraga yang efektif, ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan yaitu:-         Alat-alat visual tiga dimensi harus dapat dilihat oleh semua yang sedang belajar secara bersama-sama,-         Beri kesempatan bagi mereka yag belajar untuk memeriksa alat-alat tiga dimensi yang digunakan,-         Gunakan alat peraga tambahan, seperti gambar dua dimensi, diagram, bagan, atau alat-alat audio-visual lainnya,-         Perlihatkan alat-alat visual tiga dimensi itu sewaktu diperlukan saja.  Diambil dari : http://www.blogger.com/feeds/2754832685471863545/posts/defaultOleh: Purwiro Harjati