pengertian morfologi makalah

13
Pengertian Morfologi Kata morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani. Morphologie terdiri dari dua kata yaitu, morphe yang berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphe dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk. Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal . Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan- perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.

Upload: naufal-nabil

Post on 14-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Pengertian & Segala Hal Tentang Morfologi

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Morfologi MAKALAH

Pengertian Morfologi

Kata morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa

Yunani. Morphologie terdiri dari dua kata yaitu, morphe yang berarti bentuk dan logos yang

berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphe dan logos ialah bunyi yang biasa muncul

diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu,

kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.

Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa

sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh

perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-

perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain

itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang

disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi.

Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada

tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi

adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-

perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.

2.               Morfem

Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata dan dapat

dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan

disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk

imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga

merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.

2.1 Klasifikasi Morfem

2.1.1 Morfem Bebas dan Morfem Terikat

a.   Morfem bebas adalah morfem yang bersifat bebas dan tidak terikat dengan morfem lain.

Contoh : “saya”, “pulang”, “makan”, “rumah”, “bagus”, dsb.

Page 2: Pengertian Morfologi MAKALAH

b.   Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga harus digabung

dengan morfem lain.

Contoh : “ber-“, “kan“, “me-“, “juang”, “henti”, “gaul”, dsb.

2.1.2 Morfem Segmental dan Morfem Supra Segmental

a.        Morfem Segmental adalah morfem yang terjadi dari fonem atau susunan fonem

segmental. Contoh : morfem {rumah}, dapat dianalisis ke dalam segmen-segmen yang berupa

fonem [r,u,m,a,h]. Fonem-fonem itu tergolong ke dalam fonem segmental. oleh karena itu,

morfem {rumah} tergolong ke dalam jenis morfem segmental

b.      Morfem Suprasegmental adalah morfem  yang terjadi dari fonem suprasegmental. Misal,

jeda dalam bahasa Indonesia. Contoh:

Bapak wartawan               bapak//wartawan

ibu guru                               ibu//guru

2.1.3 Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tak Bermakna Leksikal

a.      Morfem yang bermakna leksikal merupakan satuan dasar bagi terbentuknya kata. Morfem

yang bermakna leksikal itu merupakan leksem, yakni bahan dasar yang setelah mengalami

pengolahan gramatikal menjadi kata ke dalam subsistem gramatika.

Contoh: morfem {sekolah} berarti ‘tempat belajar’.

b.      Morfem yang tak bermakna leksikal dapat berupa morfem imbuhan, seperti {ber-}, {ter-},

dan {se-}. morfem-morfem tersebut baru bermakna jika berada dalam pemakaian.

Contoh: {bersepatu} berarti ‘memakai sepatu’.

2.1.4 Morfem Utuh dan Morfem Terbelah

a.      Morfem utuh merupakan morfem-morfem yang unsur-unsurnya bersambungan secara

langsung. Contoh: {makan}, {tidur}, dan {pergi}.

b.      Morfem terbelah morfem-morfem yang tidak tergantung menjadi satu keutuhan. Morfem-

morfem itu terbelah oleh morfem yang lain.

Page 3: Pengertian Morfologi MAKALAH

Contoh: {kehabisan} dan {berlarian} terdapat imbuhan ke-an atau {ke….an} dan imbuhan ber-

an atau {ber….an}. Contoh lain adalah morfem{gerigi} dan {gemetar}. Masing-masing morfem

memilki morf /g..igi/ dan /g..etar/. Jadi, ciri terbelahnya terletak pada morfnya, tidak terletak

pada morfemnya itu sendiri. morfem itu direalisasikan menjadi morf terbelah jika mendapatkan

sisipan, yakni morfem sisipan {-er-} pada morfem {gigi} dan sisipan {-em-} pada morfem

{getar}.

2.1.5 Morfem Monofonemis  dan Morfem Polifonemis

a.        Morfem monofonemis merupakan morfem yang terdiri dari satu fonem. Contoh: Dalam

bahasa Indonesia pada dapat dilihat pada morfem {-i} kata datangi atau morfem{a} dalam

bahasa Inggris pada seperti pada kata asystematic.

b.       Morfem polifonemis merupakan morfem yang terdiri dari dua, tiga, dan empat fonem.

Contoh, dalam bahasa Inggris morfem {un-} berarti ‘tidak’ dan dalam bahasa Indonesia morfem

{se-} berarti ‘satu, sama’.

2.1.6 Morfem Aditif, Morfem Replasif, dan Morfem Substraktif

a.        Morfem aditif adalah morfem yang ditambah atau ditambahkan. kata-kata yang

mengalami afiksasi. Contoh:

mengaji       childhood

berbaju            houses

b.       Morfem replasif merupakan morfem yang bersifat penggantian.

Contoh: Dalam Bahasa Inggris terdapat morfem penggantian yang menandai jamak. Contoh:

{fut} à {fi:t}.

c.        Morfem substraktif adalah morfem yang alomorfnya terbentuk dari hasil pengurangan

terhadap unsur (fonem) yang terdapat morf yang lain. Biasanya terdapat dalam bahasa Perancis.

2.1.7 Morfem Beralomorf Zero

Morfem beralomorf zero adalah salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun

suprasegmental, melainkan berupa "kekosongan". Morfem beralomorf zero merupakan morfem

penanda jamak dalam bahasa Inggris dan tidak berlaku pada bahasa Indonesia. Morfem

beralomorf zero dilambangkan berupa Ø.

Contoh :

Page 4: Pengertian Morfologi MAKALAH

Kata benda Bentuk Tunggal Bentuk Jamak

Tidak beralomorf zero book Books

Beralomorf zero sheep Sheep

Kata Kerja Kala Kini Kala Lampau

Tidak beralomorf zero call called

Beralomorf zero hit hit

2.2 Morf dan Alomorf

2.2.1 Morf

Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya.

Contoh : /i/ pada kata kenai .

2.1.2        Alomorf

Alomorf adalah anggota dari himpunan morf yag mewakili morfem khusus yang ditentukan

secara fonentis,leksikal,atau gramatikal.

Contoh [ber], [be], [bel] adalah alomorf dari morfem ber-)

3.      Kata

3.1 Hakikat Kata

Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian. Batasan kata yang umum kita jumpai

dalam berbagai buku linguistik Eropa adalah bahwa kata merupakan bentuk yang ke dalam

mempunyai susunan fonologis yang stabil dan tidak berubah dan keluar mempunyai

kemungkinan mobilitas di dalam kalimat. Batasan tersebut menyiratkan dua hal. Pertama, bahwa

setiap kata mempunyai susunan fonem yang urutannya tetap dan tidak dapat berubah serta tidak

Page 5: Pengertian Morfologi MAKALAH

dapat diselipi atau diselang oleh fonem lain. Kedua, setiap kata mempunyai kebebasan berpindah

tempat di dalam kalimat, atau tempatnya dapat diisi atau digantikan oleh kata lain; atau juga

dapat dipisahkan dari kata lainnya.

3.2 Klasifikasi Kata

Para tata bahasawan tradisional mengguaakan kriteria makna dan kriteria fungsi.

a.      Kriteria makna digunakan untuk mengidentifikasikan kelas verba, nomina, dan ajektifa.

b.      Kriteria fungsi digunakan untuk mengidentifikasikan preposisi, konjungsi, adverbia,

pronomina, dan lain-lainnya.

3.3 Pembentukan Kata

3.3.1 Inflektif

Kata-kata dalam bahasa-bahasa berfleksi, seprti bahasa arab, bahasa latin, bahasa sansekerta,

untuk dapat digunakan di dalam kalimat harus disesuaikan dulu bentuknya dengan kategori-

kategori gramatikal yang berlaku dalam bahasa itu.

3.3.2 Derifatif

Pembentukan kata secara derivatif adalah membentuk kata baru, kata yang identitas leksikalnya

tidak sama dengan kata dasarnya, contoh dalam bahasa indonesia dapat diberikan. Contoh :

a.           kata air yang berkelas nomina dibentuk menjadi mengairi yang berkelas verba

b.           kata makan yang berkelas verba dibentuk kata makanan yang berkelas nomina.

4.      Proses Morfemis

4.1 Afiksasi

4.1.1 Pengertian Afiksasi

Afiksasi atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan kata dengan cara

melekatkan afiks(imbuhan) pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berafiks atau kata

berimbuhan.

Contoh :

ber- pada berkembang, 

Page 6: Pengertian Morfologi MAKALAH

-el- pada telunjuk,

 -an pada lemparan

per-an pada perjanjian

Page 7: Pengertian Morfologi MAKALAH

4.1.2        Macam-macam Afiks

a.   Ditinjau dari Letaknya

-          Prefiks atau awalan ialah afiks atau imbuhan yang dilekatkan pada awal bentuk dasar.

Contoh: ber- dalam kata berjalan, berdiri, bekerja.

-          Infiks atau sisipan yaitu afiks atau imbuhan yang dilekatkan di tengah-tengah bentuk

dasar.

Contoh : -er- dalam kata serabut, seruling, gerigi

-          Sufiks atau akhiran yaitu afiks atau imbuhan yang dilekatkan sesudah bentuk dasar.

Contoh : -an dalam kata bacaan, makanan, tulisan

-          Konfiks atau imbuhan gabungan yaitu afik atau imbuhan yang mengapit bentuk dasar

dengan cara melekat secara bersama-sama yang membentuk satu fungsi dari satu arti.

Contoh : -wi dalam kata duniawi, ragawi, manusiawi

b.   Ditinjau dari Asalnya

-          Afiks Asli

Afiks asli adalah afiks-afiks yang memang merupakan bentukan atau afiks dari bahasa Indonesia

itu sendiri. Contoh:

ke-an   +          adil                  =          keadilan

ter-      +          jatuh                =          terjatuh

-          Afiks Asing

Afiks asing adalah afiks yang berasal atau hasil adopsi dari bahasa asing yang kini telah menjadi

bagian sistem bahasa Indonesia. Untuk menyatakan suatu afiks bahasa asing telah diterima

menjadi afiks bahasa Indonesia, apabila afiks tersebut sudah mampu keluar dari lingkungan

bahasa asing dan sanggup melekat pada bentuk dasar bahasa Indonesia. Contoh:

pra-     +          sejarah            =          prasejarah

-ik       +          patriot             =          patriotik

c.    Ditinjau dari Produktifitasnya

-                   Afiks Improduktif

Afiks improduktif ialah afiks yang tidak distributif, yang tidak memiliki kemampuan untuk

melekatkan diri pada bentuk lain yang lebih banyak, terbatas pada satuan-satuan tertentu.

Contoh : Afiks –da, hanya melekat secara terbatas pada bentuk-bentuk yang menyatakan makna

kekeluargaan, seperti kata ayahanda, ibunda, pamanda, adinda, kakanda.

- Afiks Produktif

Afiks produktif merupakan kebalikan afiks improduktif ialah afiks yang distributive yang besar

kesanggupannya melekatkan diri pada morfem-morfem lain lebih banyak.

Page 8: Pengertian Morfologi MAKALAH

Contoh : Afiks men- mampu menghasilkan kata-kata baru begitu produktif, seperti terlihat pada

kata-kata melebar, melangkah, menjadi, membengkak, membisu, dsb.

4.2 Reduplikasi

Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan,

secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi.

a.      Menurut bentuknya, reduplikasi nomina dapat dibagi menjadi empat kelompok :

·         Perulangan utuh, contoh: rumah-rumah

·         Perulangan salin suara, contoh: warna-warni

·         Perulangan sebagian, contoh: surat-surat kabar

·         Perulangan yang disertai pengafiksan, contoh: batu-batuan

b.      Menurut artinya, reduplikasi dapat dibagi menjadi berikut :

·         Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut benda), contoh: meja-meja

·         Kata ulang berubah bunyi yang memiliki makna idiomatis, contoh: bolak-balik

·         Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut proses), contoh: melihat-

lihat.

·         Bentuk ulang yang seolah-olah merupakan kata ulang, contoh: kupu-kupu.

·         Bentuk ulang dwipurwa, contoh: dedaunan.

4.3 Komposisi

Komposisi adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang

bebas maupun yang terikat sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal

yang berbeda, atau yang baru. Proses pembentukan kata dari dua morfem bermakna leksikal.

Contoh : lalu + lintas : lalu lintas

rumah + sakit : rumah sakit

sapu + tangan : sapu tangan

4.4 Konversi, Modifikasi Internal, dan Suplesi

a.      Konversi, sering juga disebut derivasi zero, transmutasi dan transposisi, adalah proses

pembentukan kata dari sebuah kata menjadi kata lain tanpa perubahan unsur segmental.

b.      Modifikasi internal (sering disebut juga penam bahan internal atau perubahan internal)

adalah proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur (yang biasanya berupa vokal)

ke dalam morfem yang berkerangka tetap.

c.       Suplesi adalah proses morfologis yang menyebabkan adanya bentuk sama sekali baru

Page 9: Pengertian Morfologi MAKALAH

4.5 Abreviasi

4.5.1 Pengertian Abreviasi

Abreviasi adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata

sehingga jadilah bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekan. Hasil proses abreviasi

disebut kependekan.

4.5.2        Klasifikasi bentuk-bentuk abreviasi (kependekan)

Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, terdapat dua

klasifikasi bentuk pemendekan, yaitu:

-          Singkatan

Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Singkatan terdiri dari:

a)      Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat.

b)      Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi serta

nama dokumen resmi.

c)      Singkatan kata yang berupa gabungan huruf.

d)      Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua

e)      Lambang kimia

-          Akronim

Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata

a)      Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya: SIM, LIPI.

b)      Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal

kapital. Misalnya: Bulog, Iwapi.

c)      Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan

huruf kecil. Misalnya: pemilu, rudal.

5.      Morfofonemik

Morfofonemik, disebut juga morfonemik, morfofonologi, atau morfonologi, atau peristiwa

berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses morfologis, baik afiksasi, reduplikasi maupun

komposisi.

http://linguistikumum-morfologi14.blogspot.com/2014/10/morfologi.html