penggunaan metode mind map dengan mindmaple
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN METODE MIND MAP DENGAN MINDMAPLE
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR TIK
SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh :
Oleh :
Dekky Ariesta
702011086
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016
1
2
3
4
5
6
7
Penggunaan Metode Mind Map Dengan Mindmaple Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar TIK Siswa Kelas X
SMK Muhammadiyah Salatiga
Tahun Pelajaran 2015/2016
1)
Dekky Ariesta 2)
Widya Damayanti, S.Pd., M.Sc.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar TIK melalui
penggunanaan metode Mind Map dengan MindMaple pada siswa kelas X SMK
Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang
digunakan adalah eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah X SMK
Muhammadiyah Salatiga dengan sampel kelas X TP 1 sebagai kelompok
eksperimen yang berjumlah 32 siswa dan kelas X TP 2 sebagai kelompok kontrol
yang berjumlah 32 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
metode Mind Map dengan MindMaple terbukti efektif dan signifikan dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga.
Peningkatan motivasi belajar ini ditunjukkan dengan adanya nilai rata-rata pada
pre test kelompok eksperimen sebesar 67,3125 dengan standard deviasi 24,12927.
Rata-rata motivasi belajar kelompok kontrol sebesar 70,8750 dengan standard
deviasi 26,61282 thitung = 0,645 dengan p = 0,524 > 0,05. Setelah mengikuti
pembelajaran menggunakan metode Mind Map dengan MindMaple rata-rata post
test kelompok eksperimen menjadi sebesar 96,0938 dengan standard deviasi
19,91491 lebih tinggi dari rata-rata motivasi belajar siswa kelompok kontrol yaitu
sebesar 77,46884 dengan standard deviasi 25,12290. Pada analisis Paired Sample
T- Test, dapat dilihat thitung = 3,109 dengan nilai p = 0,004 < 0,05.
Kata kunci: Metode Mind Map, MindMaple, Motivasi Belajar.
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen
Satya Wacana 2) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
8
1. Pendahuluan
Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran memegang peranan
penting dalam peningkatan kualitas dan prestasi belajar siswa terutama dalam
belajar. Guru harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus
merencanakan proses pembelajaran yang menarik agar siswa bersemangat
dalam belajar dan mau terlibat dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajaran tersebut menjadi efektif.
Dalam hal ini, untuk mempelajari TIK diperlukan dorongan yang kuat
dari dalam diri siswa itu sendiri maupun dorongan dari luar diri siswa tersebut.
Dorongan ini lazim disebut dengan motivasi. Seseorang yang mempunyai
motivasi tinggi akan melakukan sesuatu dengan penuh semangat, terarah dan
penuh rasa percaya diri. Hal ini berlaku juga pada kegiatan belajar siswa. Siswa
yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan lebih bersemangat dalam
kegiatan belajarnya, dengan semangat tinggi serta bersungguh-sungguh dalam
belajar, maka hasil belajar yang diperoleh akan meningkat menjadi maksimal.
Motivasi belajar merupakan hal yang penting dan perlu diketahui oleh
setiap guru dalam peranannya yaitu dapat menumbuhkan ketertarikan, merasa
senang dan semangat untuk belajar bagi siswa. Motivasi berkaitan dengan
sejumlah keterlibatan siswa dalam aktivitas di kelas seperti dorongan untuk
melakukan sesuatu berdasarkan tujuan tertentu, kebiasaan, kebutuhan dan
keinginan tertentu. Hal ini akan erat kaitannya dalam usaha untuk mencapai
tujuan belajar, keuletan dalam belajar, kepuasan dan kebahagiaan dan
penggunaan waktu dalam belajar TIK.
Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran TIK di kelas X
SMK Muhammadiyah Salatiga pada bulan Agustus 2015, diperoleh hasil
bahwa pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang memperhatikan
penjelasan guru. Hal tersebut tampak ketika guru memberikan pertanyaan,
siswa tidak bisa menjawab. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran
sebagian besar siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti pelajaran. Siswa
sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada siswa yang mengobrol dengan
teman terdekatnya, melamun, ada yang mendengarkan tetapi tampak lesu,
bergantian ijin ke belakang dan bahkan ada yang mengerjakan tugas selain
pelajaran TIK. Sebagian besar siswa enggan untuk bertanya jika sulit dalam
memahami materi pelajaran yang baru saja diterangkan oleh guru dan siswa
tampak tidak semangat mengikuti pelajaran TIK.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar TIK siswa
kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga belum berkembang secara optimal.
Model pembelajaran yang diimplementasikan guru selama ini kurang dapat
mendukung peningkatan motivasi belajar siswa. Dengan adanya berbagai
kecenderungan situasi yang muncul seperti di atas, perlu adanya penerapan
metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam belajar TIK.
Dalam proses belajar mengajar, penggunaan metode pembelajaran yang
tepat sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa dapat mencapai
hasil belajar yang maksimal dan dapat mengembangkan potensi yang
tersimpan dalam dirinya secara optimal sehingga siswa akan lebih termotivasi
9
untuk belajar TIK dan menganggap pelajaran TIK adalah pelajaran yang
menyenangkan, menarik perhatian, relevan dengan kebutuhan siswa, selalu
dinamis dan selalu berkembang dari tahun ke tahun sehingga siswa terpacu
untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan pengalaman praktek dalam
pembelajaran TIK.
Salah satu metode yang mampu membuat suasana pembelajaran yang
menarik, memotivasi siswa dan menyenangkan ketika siswa mempelajari
materi adalah Mind Map (peta pikiran). Pembelajaran dengan menggunakan
metode Mind Map ini akan membantu anak agar lebih mudah mengingat
sesuatu, fakta, angka, rumus dan konsep, meningkatkan motivasi dan
konsentrasi serta mengingat dan menghafal dengan lebih cepat.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa rendah sehingga siswa tidak bersemangat dalam
pembelajaran di kelas.
2. Metode mengajar guru monoton sehingga siswa tidak tertarik dengan
pembelajaran di kelas.
3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran dengan maksimal.
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan Metode
Mind Map dengan MindMaple dalam meningkatkan motivasi belajar TIK
siswa Kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar TIK
melalui penggunanaan metode Mind Map dengan MindMaple pada siswa kelas
X SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Kajian Pustaka
Penelitian Tapantoko tahun 2011 dengan judul Penggunaan Metode
Mind Map (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok.
Berdasarkan hasil analisis angket motivasi belajar Matematika siswa, observasi
motivasi belajar Matematika siswa, rata-rata nilai tes siklus dan wawancara
terdapat peningkatan motivasi belajar Matematika siswa setelah dilakukan
pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode Mind Map (peta
pikiran). Berdasarkan hasil observasi motivasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari 56,25% menjadi 71,25%. Dari hasil angket motivasi belajar
siswa juga mengalami peningkatan yaitu dari 66,70% menjadi 76,94%.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa secara umum siswa
termotivasi dalam belajar.
Penelitian Yustina tahun 2009 dengan judul Penerapan Teknik Mind
Mapping dalam Strategi Quantum Learning untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Nurul Falah
Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Mind Mapping dengan strategi Quantum Learning berpengaruh terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa dengan skor motivasi belajar sebelum
penerapan Mind Mapping sebesar 2,21 dengan kategori sedang. Setelah adanya
10
penerapan Mind Mapping motivasi belajar siswa meningkat menjadi 3,01
dengan kategori tinggi.
Penelitian Rahayu tahun 2012 yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Geografi Melalui Penerapan Media Audio
Visual dengan Metode Mind Map”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
melalui penerapan media audio visual dengan metode Mind Map motivasi
belajar siswa meningkat. hal ini ditunjukkan dari nilai skor motivasi belajar
dari 36 siswa sebesar 2,63 kategori rendah pada kondisi awal. Pada kondisi
akhir skor motivasi belajar siswa meningkat menjadi 3,63 kategori tinggi.
Perbedaan penelitian Tapantoko dengan penelitian ini adalah dalam
penelitian Tapantoko tidak menggunakan aplikasi MindMaple. Sedangkan
persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode Mind Map dalam
meningkatkan motivasi belajar. Perbedaan penelitian Yustina dengan penelitian
ini adalah dalam penelitian Yustina tidak menggunakan aplikasi MindMaple.
Sedangkan persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode Mind Map
dalam meningkatkan motivasi belajar. Perbedaan penelitian Rahayu dengan
penelitian ini adalah dalam penelitian Rahayu tidak menggunakan aplikasi
MindMaple. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama menggunakan
metode Mind Map dalam meningkatkan motivasi belajar.
Winkel (2004, hal 169) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan
minat terhadap kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
memberikan arah kepada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Sedangkan motivasi belajar menurut Sardiman (2007, hal 75) adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan-
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai.
Menurut Uno (2008, hal 97) indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. Hasrat dan keinginan untuk berhasil
dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan motif untuk
berhasil dalam melakukan suatu tugas. Motif untuk memperoleh
kesempurnaan sebagai unsur kepribadian dan perilaku manusia yang
berasal dari dalam diri manusia yang bersangkutan.
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Penyelesaian suatu tugas
tidak selamanya dilatar belakangi oleh keinginan untuk berhasil. Terkadang
seorang siswa menyelesaikan suatu tugas sebaik orang yang mempunyai
motivasi berprestasi tinggi, namun karena dorongan menghindari kegagalan
yang bersumber pada kekuatan atau kegagalan itu.
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. Harapan didasari pada keyakinan
oleh orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tentang gambaran hasil
tindakan mereka contohnya siswa yang menginginkan nilai yang bagus akan
belajar dengan sungguh sungguh.
4. Adanya penghargaan dalam belajar. Pernyataan verbal atau penghargaan
dalam bentuk lainnya terhadap perilaku yang baik atau hasil belajar siswa
11
yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan
motif belajar siswa sehingga hasil belajar yang lebih baik.
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Baik simulasi maupun
permainan merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi siswa.
Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna.
Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami dan dihargai. Seperti
kegiatan belajar seperti diskusi, brainstroming, pengabdian masyarakat dan
sebagainya.
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif. Pada umumnya motif dasar yang
bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh
lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu
misalnya untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki atau
diubah melalui belajar dan latihan. pengaruh lingkungan belajar yang
kondusif salah satu faktor pendorong belajar siswa sehingga siswa mampu
memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan belajar atau
masalah dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua aspek
yang menjadi indikator pendorong motivasi belajar siswa, yaitu: 1). Dorongan
internal: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, faktor fisiologi. 2).
Dorongan eksternal: adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya
lingkungan belajar yang kondusif.
Menurut Sugiarto (2004, hal 75) Mind Map merupakan suatu metode
pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya
hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat
meningkat daya kreativitasnya melalui kebebasan berimajinasi. Mind Map juga
merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan
masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih
mudah memahaminya. Seperti yang diungkapkan oleh Buzan (2006, hal 4)
pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map akan meningkatkan
daya hafal dan motivasi belajar siswa yang kuat serta siswa menjadi lebih
kreatif. Selain kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, siswa juga akan
lebih termotivasi dengan pembelajaran. Sehingga dengan penerapan metode
Mind Map dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan motivasi
belajar TIK pada siswa.
Menurut Huda (2014, hal 307) langkah-langkah penggunaan Mind Map
adalah sebagai berikut:
1. Mencatat hasil penjelasan dan menyimak poin-poin atau kata kunci-kata
kunci.
2. Menunjukkan jaringan-jaringan dan relasi-relasi diantara berbagai
poin/gagasan/kata kunci yang terkait dengan materi pelajaran.
3. Membrainstorming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang
topik tersebut.
4. Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan
menvisualisasikan semua aspek dari topik yang dibahas.
12
5. Menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada
satu lembar saja.
6. Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan-permasalahan
yang terkait dengan topik pembahasan.
7. Mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.
Hudojo (2002, hal 10) menyatakan bahwa pembelajaran yang
menggunakan Mind Map dapat membuat suasana belajar menjadi bermakna
karena pengetahuan atau informasi yang baru diajarkan menjadi lebih mudah
terserap siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map akan
membantu siswa dalam meringkas materi pelajaran yang diterima oleh siswa
pada saat proses pembelajaran sehingga menjadi lebih mudah dipahami oleh
siswa.
Menurut Pandley dalam Tapantoko (2011, hal 29) metode Mind Map
bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis
yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan
konsep dari suatu materi pelajaran. Selanjutnya Pandley mengemukakan tahap-
tahap pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi
pelajaran yang akan dipelajari.
2. Siswa mempelajari konsep tentang materi pelajaran yang dipelajari dengan
bimbingan guru.
3. Setelah siswa memahami materi yang diterangkan oleh guru, guru
mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan tempat
duduk yang berdekatan. Kemudian siswa dihimbau untuk membuat peta
pikiran dan materi yang dipelajari.
4. Untuk mengevaluasi siswa tentang pemahaman terhadap materi pelajaran
guru menunjuk beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil peta pikiran
tentang materi pelajaran.
5. Dari hasil presentasi yang ditulis oleh siswa, guru membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan.
6. Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah dipelajari kepada
siswa untuk dikerjakan secara individu.
7. Pada akhir pembelajaran diadakan tes untuk mengetahui pemahaman konsep
dan kemampuan akademis siswa.
Sudrajat (2013, hal 1) menyatakan MindMaple merupakan software
yang bisa digunakan dalam membuat Mind Map. Ikhtisar pola
kerja MindMaple terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
1. Topik Sentral, pokok atau fokus pikiran/isu yang hendak dikembangkan,
dan diletakkan sebagai “pohon”.
2. Topik Utama, level pikiran lapis kedua sebagai bagian dari Topik Sentral
dan diletakkan sebagai “cabang” yang melingkari “pohon”.
3. Sub Topik, level pikiran lapis ketiga sebagai bagian dari cabang dan
diletakkan sebagai “ranting” (dan level pikiran lapis berikutnya)
13
Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Mind Map
dengan MindMaple dapat meningkatkan motivasi belajar TIK siswa kelas X
SMK Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.
3. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Salatiga yang
beralamat Jl. KH. Ahmad Dahlan Salatiga dan waktu pelaksanaannya adalah
semester 1 tahun pelajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan pre
experiment design pre test – post test group. Observasi dilakukan sebanyak dua
kali yaitu sebelum eksperimen (T1) disebut pre test dan sesudah eksperimen
(T2) disebut post test. Perbedaan antara T1 dan T2 merupakan efek dari
treatment atau eksperimen (Arikunto, 2012, hal 78).
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah
penggunaan metode Mind Map dengan MindMaple (X) dan yang menjadi
variabel terikat adalah motivasi belajar (Y).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Muhammadiyah
Salatiga yang berjumlah 261 siswa. Sampel dari penelitian ini adalah kelas X
TP 1 dan X TP 2. Kelas X TP 1 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelompok
eksperimen dan X TP 2 sebagai kelompok kontrol.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui angket
motivasi belajar dan observasi.
Instrumen penelitian ini adalah menggunakan angket motivasi belajar
dan observasi sikap motivasi belajar siswa di kelas.
Tabel 1. Kisi-kisi Angket No. Indikator Item Jml
Positif Negatif
1 Hasrat dan
keinginan
berhasil
a. Menurut saya keberhasilan
seseorang diawali dengan
kesungguhan dalam
belajar.
b. Jika ingin mendapatkan
kesuksesan maka harus
selalu mengutamakan
belajar.
c. Harapan saya akan masa
depan yang gemilang akan
terwujud dengan saya giat
belajar.
a. Saya mudah lelah
ketika sedang belajar.
b. Belajar bukan
merupakan hal yang
penting bagi saya.
5
2 Dorongan dan
kebutuhan
belajar
a. Saya mampu meraih
prestasi di kelas.
b. Saya selalu menyelesaikan
tugas tepat waktu.
c. Saya akan menunjukkan
bahwa saya berharga
dengan menjadi yang
a. Hasil belajar saya
kurang memuaskan.
b. Saya merasa putus asa
karena usaha saya sia-
sia.
6
14
terbaik di kelas.
d. Saya punya target nilai
yang ingin saya raih
selama satu semester.
3 Motivasi dan
cita-cita
a. Dalam belajar saya
mempunyai tujuan yang
jelas.
b. Saya berkeyakinan saya
akan menjadi anak
kebanggaan orang tua.
c. Cita-cita saya akan
tercapai jika saya belajar
dengan penuh
kesungguhan.
a. Belajar dengan baik
tidak menentukan nilai
saya menjadi bagus.
b. Meskipun telah belajar
dengan sungguh-
sungguh namun hasil
belajar saya masih
kurang memuaskan.
5
4 Penghargaan a. Orang tua saya merasa
bangga dengan hasil
belajar saya.
b. Saya merasa senang ketika
dapat menjawab
pertanyaan dengan benar.
c. Hasil belajar saya
memuaskan dan sesuai
dengan jerih payah saya
selama ini.
a. Saya merasa teman-
teman saya
merendahkan
kemampuan yang saya
miliki.
b. Teman mengejek saya
ketika saya tidak bisa
mengerjakan soal
dengan baik.
5
5 Kegiatan
menarik
a. Saya merasa tertantang
untuk aktif di kelas.
b. Suasana pembelajaran
lebih semarak dengan
adanya diskusi kelompok.
c. Saya selalu berusaha
untuk menjadi siswa yang
kreatif.
d. Saya merasa puas dengan
jawaban guru atas
pertanyaan yang saya
ajukan.
a. Saya lebih suka diam
di dalam kelas.
b. Saya jenuh dengan
guru yang hanya
menerangkan saja.
6
6 Lingkungan
belajar yang
kondusif
a. Saya senang guru mau
menerima masukan dari
saya.
b. Saya menyukai metode
mengajar guru yang yang
menyenangkan.
c. Saya lebih mudah
memahami materi dengan
penyampaian guru yang
menarik.
a. Suasana pembelajaran
yang membosankan
membuat saya
mengantuk.
b. Saya lebih senang
mengobrol dengan
teman sebangku
karena metode
mengajar guru yang
monoton.
5
Jumlah Item 20 12 32
15
Tabel 2. Kisi-kisi Observasi
No Pernyataan Ya Tidak
1. Kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran
2. Perhatian siswa ketika materi disampaikan
3. Siswa mampu mengutarakan pendapatnya
4. Siswa mampu menjawab pertanyaan
5. Siswa mampu mengerjakan semua tugas yang
diberikan
6. Keaktifan siswa bertanya
7. Keaktifan siswa membacakan hasil
pekerjaannya di depan kelas
8. Interaksi antar siswa
9. Saling menghargai pendapat antar siswa
10. Ketertiban siswa saat pembelajaran
Dalam rancangan penelitian ini, observasi dilakukan dua kali yaitu
sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan
sebelum eksperimen (T1) disebut pre test, dan observasi sesudah eksperiment
(T2) disebut post test, Arikunto ( 2012, hal 78).
Tabel 3. Kisi-kisi RPP
No. Langkah-langkah Kegiatan
Guru Siswa
1. Menyebutkan topik
materi dan tujuan
pembelajaran
Guru menyebutkan
topik materi dan
tujuan pembelajaran.
Siswa mendengarkan
penyampaian guru.
2. Penyampaian materi dan
tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan
materi dengan
menggunakan
mindmaple.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru.
3 Pembimbingan konsep
materi pelajaran
Guru membimbing
siswa mempelajari
konsep tentang materi
pelajaran
Siswa mempelajari
konsep tentang materi
pelajaran yang dipelajari
dengan bimbingan guru
4. Penerapan materi
dengan Mind Map
- Guru menyampaikan
materi pelajaran.
- Guru
mengelompokkan
siswa ke dalam
beberapa kelompok.
Siswa membuat peta
pikiran dan materi yang
dipelajari
5. Evaluasi Guru mengacak
beberapa siswa untuk
mempresentasikan
hasil peta pikiran yang
telah dibuat kemudian
membimbing siswa
untuk membuat
kesimpulan.
Siswa presentasi dan
menulis kesimpulan
hasil presentasi.
16
6. Pemberian soal latihan
secara individu.
Guru memberikan soal
latihan tentang materi
yang telah dipelajari
kepada siswa untuk
dikerjakan secara
individu.
Siswa mengerjakan
secara individu soal
latihan tentang materi
yang telah dipelajari
7. Pada akhir
pembelajaran
diadakan tes.
Guru memberikan
tugas untuk mengukur
pemahaman siswa
terhadap materi
pelajaran
Siswa mengerjakan
tugas
Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dengan MindMaple,
digunakan teknik analisis Uji-t. Uji-t bertujuan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan rata-rata (mean) sebelum dan sesudah diberikan perlakuan,
Sugiyono (2012, hal 137). Pengolahan data analisis dengan menggunakan
program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution) for
windows release 22.0. Uji-t yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paired
sample t test karena Uji-t dalam penelitian ini menggunakan dua sampel.
4. Hasil Penelitian
Deskripsi data digunakan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar
siswa sebelum maupun sesudah pembelajaran dengan metode Mind Map
dengan Mindmaple. Distribusi motivasi belajar kelompok eksperimen pada saat
pre test adalah tampak pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Pre Test Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen
Kategori Interval Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Tinggi 104 – 128 3 9,4
Tinggi 80 – 103 6 18,7
Rendah 56 – 79 12 37,5
Sangat Rendah 32 – 55 11 34,4
Jumlah 32 100
Berdasarkan tabel 4 motivasi belajar pre test kelompok eksperimen
berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 3 siswa dengan prosentase 9,4%,
kategori tinggi sebanyak 6 siswa dengan prosentase 18,7%, kategori rendah
sebanyak 12 siswa dengan prosentase 37,5%, dan pada kategori sangat rendah
sebanyak 11 siswa dengan prosentase 34,4%.
Berdasarkan hasil observasi sebelum penggunaan metode Mind Map
dengan MindMaple pada kelompok eksperimen diperoleh hasil bahwa
kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran dan perhatian siswa ketika
materi disampaikan masih kurang. Siswa belum mampu mengutarakan
pendapatnya, belum percaya diri dalam menjawab pertanyaan maupun dalam
mengerjakan tugas yang diberikan serta kurang aktif dalam bertanya. Selain itu
siswa kurang aktif dalam membacakan hasil pekerjaannya, interaksi antar
siswa dan sikap saling menghormati pendapat antar siswa yang satu dengan
yang lain juga kurang serta ketertiban siswa saat pembelajaran tidak begitu
baik.
17
Sedangkan untuk motivasi belajar siswa pada pre test kelompok kontrol
terlihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Pre Test Motivasi Belajar Kelompok Kontrol
Kategori Interval Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Tinggi 104 – 128 4 12,5
Tinggi 80 – 103 8 25
Rendah 56 – 79 9 28,1
Sangat Rendah 32 – 55 11 34,4
Jumlah 32 100
Berdasarkan tabel 5 motivasi belajar pre test kelompok kontrol berada
pada kategori sangat tinggi sebanyak 4 siswa dengan prosentase 12,5%,
kategori tinggi sebanyak 8 siswa dengan prosentase 25%, kategori rendah
sebanyak 9 siswa dengan prosentase 28,1%, dan kategori sangat rendah
sebanyak 11 siswa dengan prosentase 34,4%.
Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran pada kelompok kontrol
diperoleh hasil bahwa kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran dan
perhatian siswa ketika materi disampaikan masih kurang. Siswa belum mampu
mengutarakan pendapatnya, belum percaya diri dalam menjawab pertanyaan
maupun dalam mengerjakan tugas yang diberikan serta kurang aktif dalam
bertanya. Selain itu siswa kurang aktif dalam membacakan hasil pekerjaannya,
interaksi antar siswa dan sikap saling menghormati pendapat antar siswa yang
satu dengan yang lain juga kurang serta ketertiban siswa saat pembelajaran
tidak begitu baik.
Teknik pengujian yang digunakan dalam menganalisis data adalah
Paired Sample T- Test dalam program SPSS for Window Versi 22. Pengujian
pertama dilakukan pada data pre test untuk mengetahui apakah ada perbedaan
signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum
eksperimen dilakukan. Hasil analisis data pre test dengan menggunakan Paired
Sample T- Test tampak pada tabel 6 dan7 berikut ini:
Tabel 6. Mean dan Standard Deviasi Pre Test Motivasi Belajar Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PRE_EKSPERIMEN 67.3125 32 24.12927 4.26549
PRE_KONTROL 70.8750 32 26.61282 4.70453
Tabel 7. T-Test Pre Test Motivasi Belajar
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PRE_EKSPERIMEN -
PRE_KONTROL 3.56250 31.23267 5.52121 -14.82308 7.69808 .645 31 .524
18
Pada tabel 6 dan 7 terlihat ringkasan statistik dari kedua sampel, rata-rata
motivasi belajar siswa kelompok eksperimen adalah sebesar 67,3125 dengan
standard deviasi 24,12927. Sedangkan rata-rata motivasi belajar siswa
kelompok kontrol sebesar 70,8750 dengan standard deviasi 26,61282 dengan
thitung = 0,645 dan p = 0,524 > 0,05, sehingga tidak ada perbedaan yang
signifikan antara motivasi belajar kelompok eksperimen dengan motivasi
belajar kelompok kontrol. Dengan demikian eksperimen dapat dilanjutkan.
Selanjutnya setelah dilakukan eksperimen melalui pembelajaran dengan
metode Mind Map dengan media MindMaple maka pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol diberikan post test. Hasil analisis data post test dapat
dilihat pada tabel 8 dan 9 sebagai berikut:
Hasil analisis deskripsi motivasi belajar siswa kelompok eksperimen
setelah diadakan post test terlihat pada tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Post Test Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen
Kategori Interval Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Tinggi 104 – 128 13 40,6
Tinggi 80 – 103 16 50
Rendah 56 – 79 2 6,3
Sangat Rendah 32 – 55 1 3,1
Jumlah 32 100
Dari tabel 8 motivasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah
Salatiga untuk kelompok eksperimen pada post test berada pada kategori
sangat tinggi sebanyak 13 siswa dengan prosentase 40,6%, kategori tinggi
sebanyak 16 siswa dengan prosentase 50%, kategori rendah sebanyak 2 siswa
dengan prosentase 6,3%, dan kategori sangat rendah sebanyak 1 siswa dengan
prosentase 3,1%.
Berdasarkan hasil observasi setelah penggunaan metode Mind Map
dengan MindMaple pada kelompok eksperimen diperoleh hasil bahwa
kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran dan perhatian siswa ketika
materi disampaikan baik. Siswa mampu mengutarakan pendapatnya, percaya
diri dalam menjawab pertanyaan maupun dalam mengerjakan tugas yang
diberikan serta aktif dalam bertanya. Selain itu siswa aktif dalam membacakan
hasil pekerjaannya, interaksi antar siswa dan sikap saling menghormati
pendapat antar siswa yang satu dengan yang lain juga baik serta ketertiban
siswa saat pembelajaran baik pula.
Sedangkan hasil analisis deskripsi motivasi belajar siswa kelompok
kontrol kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga setelah post test adalah dapat
dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Post Test Motivasi Belajar Kelompok Kontrol
Kategori Interval Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Tinggi 104 – 128 6 18,7
Tinggi 80 – 103 9 28,1
Rendah 56 – 79 10 31,3
Sangat Rendah 32 – 55 7 21,9
Jumlah 32 100
19
Dari tabel 9 motivasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah
Salatiga untuk kelompok kontrol pada post test berada pada kategori sangat
tinggi sebanyak 6 siswa dengan prosentase 18,7%, kategori tinggi sebanyak 9
siswa dengan prosentase 28,1%, kategori rendah sebanyak 10 siswa dengan
prosentase 31,3% dan kategori sangat rendah sebanyak 7 siswa dengan
prosentase 21,9%.
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran kelompok kontrol
diperoleh hasil bahwa kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran dan
perhatian siswa ketika materi disampaikan masih kurang. Siswa belum mampu
mengutarakan pendapatnya, belum percaya diri dalam menjawab pertanyaan
maupun dalam mengerjakan tugas yang diberikan serta kurang aktif dalam
bertanya. Selain itu siswa kurang aktif dalam membacakan hasil pekerjaannya,
interaksi antar siswa dan sikap saling menghormati pendapat antar siswa yang
satu dengan yang lain juga kurang serta ketertiban siswa saat pembelajaran
tidak begitu baik.
Sedangkan hasil analisis data post test dengan menggunakan Paired
Sample T- Test dapat dilihat pada tabel 10 dan tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 10. Mean dan Standard Deviasi Post Test Motivasi Belajar Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 POST_EKSPERIMEN 96.0938 32 19.91491 3.52049
POST_KONTROL 77.4688 32 25.12290 4.44114
Tabel 11. T- Test Post Test Motivasi Belajar Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 POST_EKSPERIMEN -
POST_KONTROL 18.62500 33.89143 5.99122 6.40584 30.84416 3.109 31 .004
Pada tabel 10 dan 11 hasil analisis data post test terlihat ringkasan
statistik dari kedua sampel, rata-rata motivasi belajar siswa kelompok
eksperimen sebesar 96,0938 dengan standard deviasi 19,91491 lebih tinggi dari
rata-rata motivasi belajar siswa kelompok kontrol yaitu sebesar 77,4688
dengan standard deviasi 25,12290. Pada tabel 12 analisis Paired Sample T-
Test, dapat dilihat thitung = 3,109 dengan nilai p = 0,004 < 0,05. Perhitungan
statistik tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan.
Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
Hipotesis:
Penggunaan metode Mind Map dengan MindMaple dapat meningkatkan
motivasi belajar TIK siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun
pelajaran 2015/2016.
20
Hasil Analisis:
Pada pre test rata-rata kelompok eksperimen sebesar 67,3125 dengan
standard deviasi 24,12927. Rata-rata motivasi belajar kelompok kontrol sebesar
70,8750 dengan standard deviasi 26,61282 dengan thitung = 0,645 dan nilai p =
0,524 > 0,05. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode Mind
Map dengan MindMaple rata-rata post test kelompok eksperimen sebesar
96,0938 dengan standard deviasi 19,91491 lebih tinggi dari rata-rata motivasi
belajar siswa kelompok kontrol yaitu sebesar 77,4688 dengan standard deviasi
25,12290. Pada analisis Paired Sample T- Test, dapat dilihat thitung = 3,109
dengan nilai p = 0,004 < 0,05 maka hipotesis diterima.
5. Pembahasan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terlihat bahwa rata-rata
kelompok eksperimen pada saat pre test sebesar 67,3125 dengan standard
deviasi 24,12927 kemudian pada saat post test menjadi 96,0938 dengan
standard deviasi 19,91491 sehingga terdapat peningkatan rata-rata motivasi
belajar kelompok eksperimen setelah menggunakan metode Mind Map dengan
MindMaple. Sedangkan kelompok kontrol juga mengalami peningkatan rata-
rata motivasi belajar yaitu pada rata-rata pre test sebesar 70,8750 dengan
standard deviasi 26,61282 dan saat post test menjadi 77,4688 standard deviasi
25,12290.
Hasil analisis post test kelompok eksperimen dengan pre test kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel 12 dan 13 sebagai berikut:
Tabel 12. Mean & Standard Deviasi Motivasi Belajar
Post Eksperimen & Pre Kontrol Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 POST_EKSPERIMEN 96.0938 32 19.91491 3.52049
PRE_KONTROL 70.8750 32 26.61282 4.70453
Tabel 13. T- Test Motivasi Belajar Post Eksperimen dan Pre kontrol Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 POST_EKSPERIMEN -
PRE_KONTROL 25.21875 28.48626 5.03571 14.94836 35.48914 5.008 31 .000
Setelah dilakukan analisis pada tabel 13 terlihat nilai thitung = 5,008
dengan p = 0,000 < 0,05 sehingga terdapat peningkatan yang signifikan antara
kelompok eksperimen (post test) dengan kelompok kontrol (pre test), hal ini
berarti penggunaan metode Mind Map dengan MindMaple berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar.
21
Hasil peningkatan motivasi belajar terlihat pada pre test eksperimen
siswa dengan kategori tinggi dan sangat tinggi sebesar 28,1%. Kemudian pada
saat post test motivasi belajar siswa pada kategori tinggi dan sangat tinggi
menjadi sebesar 90,6%. Hal ini berarti terdapat peningkatan motivasi belajar
sebesar 64,21%. Dari nilai rata-rata motivasi belajar pada siswa juga
mengalami peningkatan yaitu mean pre test eksperimen sebesar 67,3125
kemudian meningkat menjadi 96,0938 pada saat post test eksperimen. Berarti
terdapat peningkatan rata-rata motivasi belajar sebesar 28,7813.
Penggunaan metode Mind Map dengan MindMaple berpengaruh terhadap
siswa dalam meningkatkan motivasi belajar. Mind Map sebagai suatu metode
pembelajaran yang dirancang dalam membantu siswa dalam menentukan dan
menyusun inti-inti yang penting dari materi pelajaran, serta metode yang dapat
membantu siswa untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam pengusaan
konsep dari suatu pokok materi pelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan metode Mind Map ini siswa dibimbing dalam mempelajari konsep
suatu materi pelajaran, menentukan ide-ide pokok, membuat peta pikiran dan
kemudian mempresentasikan di depan kelas.
Konsep suatu materi pelajaran yang dipelajari akan membuat siswa
berlatih membaca seluruh isi materi dan memahami materi secara keseluruhan.
Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing sehingga
diharapkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atas bimbingan
guru. Siswa terlibat aktif menemukan dan memilih kata-kata kunci atau istilah
penting dari suatu materi pelajaran yang dipelajari. Siswa menyusun kata kunci
tersebut menjadi suatu struktur peta pikiran yang paling mudah dipahami dan
dimengerti oleh siswa. Dan selanjutnya siswa menjelaskan materi yang telah
dipelajari serta menuangkan ide peta pikirannya di depan kelas guna
mengkomunikasikan ide dari siswa kepada siswa lain.
Berdasarkan hasil observasi setelah penggunaan metode Mind Map
dengan MindMaple pada kelompok eksperimen diperoleh hasil bahwa
kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran dan perhatian siswa ketika
materi disampaikan baik. Siswa mampu mengutarakan pendapatnya, percaya
diri dalam menjawab pertanyaan maupun dalam mengerjakan tugas yang
diberikan serta aktif dalam bertanya. Selain itu siswa aktif dalam membacakan
hasil pekerjaannya, interaksi antar siswa dan sikap saling menghormati
pendapat antar siswa yang satu dengan yang lain juga baik serta ketertiban
siswa saat pembelajaran baik pula. Sedangkan pada kelompok kontrol
kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran dan perhatian siswa ketika
materi disampaikan masih kurang. Siswa belum mampu mengutarakan
pendapatnya, belum percaya diri dalam menjawab pertanyaan maupun dalam
mengerjakan tugas yang diberikan serta kurang aktif dalam bertanya. Selain itu
siswa kurang aktif dalam membacakan hasil pekerjaannya, interaksi antar
siswa dan sikap saling menghormati pendapat antar siswa yang satu dengan
yang lain juga kurang serta ketertiban siswa saat pembelajaran tidak begitu
baik.
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Mind Map membuat siswa
dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri, siswa memiliki
22
kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri. Pengalaman yang
diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yuang
diperoleh merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam
konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran
yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri
suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide.
Setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan maka proses
pembelajaran yang cocok adalah yang menggali motivasi belajar siswa untuk
selalu kreatif dan berkembang.
Metode Mind Map lebih menekankan pada keaktifan dan kegiatan kreatif
siswa, akan meningkatkan daya hafal dan pemahaman konsep siswa yang kuat.
Selain itu kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, membuat siswa
merasa penting, membuat siswa merasa diundang, menghadapi perubahan,
mempelajari bahasa non verbal, mengenal siswa secara pribadi, berempati,
menetapkan target, pembelajaran berpusat pada siswa dan berantusias sehingga
motivasi belajar siswa meningkat.
.
6. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode Mind Map dengan MindMaple terbukti efektif dan
signifikan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMK
Muhammadiyah Salatiga. Peningkatan motivasi belajar ini ditunjukkan dengan
adanya nilai rata-rata pada pre test kelompok eksperimen sebesar 67,3125
dengan standard deviasi 24,12927. Rata-rata motivasi belajar kelompok kontrol
sebesar 70,8750 dengan standard deviasi 26,61282 thitung = 0,645 dengan p =
0,524 > 0,05. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode Mind
Map dengan MindMaple rata-rata post test kelompok eksperimen menjadi
sebesar 96,0938 dengan standard deviasi 19,91491 lebih tinggi dari rata-rata
motivasi belajar siswa kelompok kontrol yaitu sebesar 77,46884 dengan
standard deviasi 25,12290. Pada analisis Paired Sample T- Test, dapat dilihat
thitung = 3,109 dengan nilai p = 0,004 < 0,05.
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Guru hendaknya lebih variatif dalam memberikan penggunaan metode
belajar sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan pada pemberian materi
yang disajikan. Penggunaan metode Mind Map dengan MindMaple dapat
diterapkan pada kelas yang lain.
2. Sekolah dapat meningkatkan sarana prasarana yang dapat menunjang proses
pembelajaran baik itu melalui pengembangan metode pembelajaran ataupun
media pembelajaran.
3. Siswa semakin termotivasi dalam proses pembelajaran sehingga maksimal
dalam belajar.
23
7. Daftar Pustaka
[1] Buzan, Toni. 2004. Mind Map: Untuk Meningkatkan Kreativitas.
Terjemah: Eric Suryaputra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
[2] Hardjana, 2004, Motivasi Belajar, Jakarta: PT Grasindo.
[3] Huda, Miftahul, 2014, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[4] Rahayu, Astuti Hadi, 2012. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil
Belajar Geografi Melalui Penerapan Media Audio Visual dengan Metode Mind
Map. Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1, (Januari 2015), Hal. 10-17.
[5] Sardiman, 2012, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Grasindo
Persada.
[6] Sudrajat, Ahmad, 2013, Mind Map (Peta Pikiran): Apa dan Bagaimana?.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/09/09/mind-map-peta-pikiran/.
Diakses tanggal 15 September 2015.
[7] Tapantoko, Agung Aji, 2011, Penggunaan Metode Mind Map (Peta Pikiran)
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok. Yogyakarta: UNY.
[8] Uno, Hamzah, B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
[9] Winkel, W.S, 2004, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi.
[10] Yustina, Rosmaini & Yessi Wulandari, 2009, Penerapan Teknik Mind Mapping
dalam Strategi Quantum Learning untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Nurul Falah Pekanbaru Tahun
Pelajaran 2009/2010, Pekanbaru: Universitas Riau.