peningkatan kedalaman clinical...

52
PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL ATTACHMENT LOSS GINGIVA ANTARA PENGGUNA TUSUK GIGI BERBAHAN BAMBU DENGAN YANG BUKAN PENGGUNA Made Dwita Sukma Rahayu NPM : 10.8.03.81.41.1.5.031 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR DENPASAR 2014

Upload: dokien

Post on 01-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

i

PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL ATTACHMENT LOSS

GINGIVA ANTARA PENGGUNA TUSUK GIGI BERBAHAN BAMBU

DENGAN YANG BUKAN PENGGUNA

Made Dwita Sukma Rahayu

NPM : 10.8.03.81.41.1.5.031

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2014

Page 2: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

ii

PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL ATTACHMENT LOSS

GINGIVA ANTARA PENGGUNA TUSUK GIGI BERBAHAN BAMBU

DENGAN YANG BUKAN PENGGUNA

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Oleh :

Made Dwita Sukma Rahayu

NPM : 10.8.03.81.41.1.5.031

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

I P. Yudhi Astaguna. W., drg., M.Biomed Ni. L. P. Sri Maryuni A., M.Biomed

NPK. 826 794 201 NPK. 827 203 220

Page 3: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

iii

Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Universitas

Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui cara pembuatan skripsi

dengan judul :” PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL ATTACHMENT

LOSS GINGIVA ANTARA PENGGUNA TUSUK GIGI BERBAHAN BAMBU

DENGAN YANG BUKAN PENGGUNA ” yang telah dipertanggung jawabkan

oleh calaon sarjana yang bersangkuatan pada tanggal 24 Februari 2014.

Maka atas nama Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan.

Denpasar, 24 Februari 2014

Tim Penguji Skripsi

FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar

K e t u a,

I Putu Yudhi Astaguna Wibawa., drg., M. Biomed.

NPK. 826 794 201

Anggota : Tanda Tangan

1. Ni Luh P. Sri Maryuni Adnyasari, drg., M.Biomed. 1......................

NPK. 827 203 220

2. Hervina, drg. 2......................

NPK.828 307 369

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

P. A. Mahendri Kusumawati, drg., M.Kes

NIP . 19590512 198903 2 001

Page 4: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya

Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang berjudul

“PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL ATTACHMENT LOSS GINGIVA

ANTARA PENGGUNA TUSUK GIGI BERBAHAN BAMBU DENGAN

YANG BUKAN PENGGUNA”

Skripsi ini disususn untuk memenuhi salah satu pesyaratan bagi

mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi (SKG).

Dengan segala keterbatasan yang ada maka Penulis sangat menyadari

bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat berjalan lancar tanpa

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, Penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yang terhormat I Putu Yudhi Astaguna Wibawa, drg., M.Biomed,

selaku pembimbing I atas segenap upaya dan bantuan beliau yang telah

membimbing dan mengarahkan Penulis dalam mewujudkan skripsi ini.

2. Yang terhormat Ni Luh Putu Sri Maryuni Adnyasari, drg., M.Biomed

selaku pembimbing II atas segala bimbingan dan petunjuk yang

diberikan sehingga tersusunnya skripsi ini.

3. Yang terhormat Hervina, drg., selaku dosen penguji yang telah

bersedia menguji serta memberikan koreksi serta masukan yang

berharga kepada Penulis.

Page 5: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

v

4. Yang terhormat Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Mahasaraswati Denpasar yang telah memberikan kesempatan kepada

Penulis membuat skripsi ini pada Bagian Periodonsia.

5. Seluruh staf Dosen pengajar dan karyawan FKG UNMAS Denpasar

6. Secara khusus Penulis menyampaikan terimakasih yang setulus-

tulusnya kepada keluarga tercinta, kepada Ayah Drs. I Ketut Catur

Udaya,Ibu Sang Ayu Ketut Sumargi., S.Pd., serta kakak Putu Agus

Aditya Pramana., S.T., M.T., atas segala Doa, ,motivasi, dukungan

baik moril maupun materil yang diberikan kepada Penulis.

7. Kepada drg. I G. A. A. Pujawati yang telah banyak membantu.

8. Kepada teman-teman angkatan 2010 Cranter, Dani, Tika, Dek

Ari,Messy, Opic, Indah,Adinda, Isa, Resti,Ery,Made beserta teman-

teman lainnya yang memberikan semangat, kepada kakak tingkat kak

Gek Ary, Kak Yessy, Kak Ita,Kak Indri yang banyak memberikan

saran dan dukungan, dan seluruh responden yang bersedia menjadi

sampel.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan dan

keterbatasan, karena itu Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan

kekurangan.Penulis mengharapkan saran maupun kritik yang membangun untuk

menyempurnakan penulisan-penulisan lainnya. Akhir kata Penulis berharap agar

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 24 Februari 2014

Penuli

Page 6: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

vi

PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL ATTACHMENT LOSS

GINGIVA ANTARA PENGGUNA TUSUK GIGI BERBAHAN BAMBU

DENGAN YANG BUKAN PENGGUNA

Abstrak

Tusuk gigi merupakan alat bantu untuk membersihkan gigi yang terbuat

dari potongan bambu yang berbentuk stick-stick kecil yang ramping.

Gingivaadalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan

menutupi linggir (ridge alveolar). Gingiva juga merupakan bagian dari aparatus

pendukung gigi (periodonsium). Trauma mekanis dapat menjadi faktor penyebab

terjadinya resesi gingiva atau hilangnya perlekatan gingiva.Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah adapeningkatan kedalaman Clinical Attachment

Loss gingiva anatara pengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang bukan

pengguna. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan

CrossSectional dimana sampel dibagi dalam dua kelompok yang menggunakan

dan tidak menggunakan tusuk gigi berjumlah 44 sampel, dimana tiap sampel

dilakukan pengukuran CAL (Clinical Attachment Loss) pada enam sisi dari

masing-masing gigi yang diperiksa dengan melakukan probing, kemudian dianalis

menggunakan uji statistik Independent-t Test. Berdasarkan hasil yang dicapai

ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan dengan signifikansi 0,000 (p<0,05). Dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan kedalaman Clinical Attachment Loss (CAL) gingiva antara

pengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi

berbahan bambu.

Kata kunci : Clinical Attachment Loss (CAL), Tusuk gigi berbahan bambu,

gingiva,

Page 7: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI DAN PENGESAHAN DEKAN ... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAKSI ................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A.LatarBelakang ............................................................................... 1

B.RumusanMasalah .......................................................................... 3

C.TujuanPenelitian ........................................................................... 3

D. Hipotesis ..................................................................................... 4

E.ManfaatPenelitian .......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5

ATusuk gigi ...................................................................................... 5

1 Sejarah dan Fungsi Tusuk Gigi...................................................... 5

2 Cara Penggunaan Tusuk Gigi ........................................................ 6

3Penelitian Terdahulu tentang Tusuk Gigi ................................. 7

B Gingiva ....................................................................................... 8

1 Definisi .................................................................................... 8

2 Anatomi Gingiva ..................................................................... 10

3 Tanda Gingiva Sehat dan yang Mengalami Peradangan ............... 12

C Hilangnya Perlekatan Gingiva ..................................................... 13

Page 8: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

viii

D Resesi Gingiva............................................................................. 15

1 DefinisiResesi Gingiva.......................................................... 15

2 Etiologi ................................................................................. 15

E Poket Periodontal ......................................................................... 16

1 Definisi ............................................................................ 16

2 Etiologi .................................................................................. 16

3Tanda dan Gejala ................................................................... 17

F Macam-macam Index Gingiva ..................................................... 17

1 Sulcus Bleeding Index ........................................................ 17

2Gingival Index ........................................................................ 17

3 Clinical Attachment Loss ................................................ 19

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 21

ARancanganPenelitian ...................................................................... 21

BBagan Rancangan Penelitian .......................................................... 21

C Identifikasi Variabel ..................................................................... 21

D Definisi Operasional .................................................................... 22

EPopulasi dan Sampel ...................................................................... 22

1 Kriteria Inklusi .............................................................. 22

2 Kriteria Eksklusi ......................................................... 23

3 Besar Sampel .............................................................. 23

FWaktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 23

G Instrumen Penelitian ..................................................................... 24

H Alat ................................................................................................ 26

I Jalannya Penelitian ......................................................................... 26

J Analisis Data ................................................................................. 27

K Alur Penelitian ............................................................................................ 28

Page 9: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

ix

BAB IV HASILPENELITIAN ....................................................................... 29

A Analisis Deskriptif ........................................................................ 29

1Karakteristik Responden .................................................... 29

B Prasyarat Uji Analisis .................................................................. 29

1 Uji Normalitas ........................................................................ 29

2 Uji Homogenitas ................................................................. 30

C Uji Efek Perlakuan ................................................................. 31

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 32

BAB VIPENUTUP ......................................................................................... 35

A Simpulan ...................................................................................... 35

B Saran ............................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Rerata Umur.......................... 29

Tabel4.2 Hasil Uji Normalitas Data Kedalaman CAL Kelompok Perlakuan

dan Kelompok Kontrol .................................................................. 29

Tabel4.3 Hasil Uji Homogenias ................................................................... 31

Tabel4.4 Hasil UjiBeda ................................................................................ 32

Page 11: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tusuk Gigi .................................................................................... 6

Gambar2.2 Anatomi Gingiva ........................................................................... 12

Gambar 2.3 Kondisi Gingiva Normal .............................................................. 13

Gambar 2.4 Periodontal Probing ..................................................................... 19

Gambar 2.5 Pengukuran Clinical Attachment Loss ....................................... . 20

Gambar 4.1 Diagram Batang Perbedaan Kedalaman CAL ........................... .. 31

Page 12: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Masih banyak masyarakat yang kurang memahami tentang pentingnya

kesehatan gigi dan mulut, serta kurang memahami penyebab terjadinya

peradangan dan masalah gusi lainnya. Masyarakat hanya sebatas mempunyai

pemahaman bahwa jika orang sudah tua (lansia) maka giginya otomatis akan

goyang dantanggal. Masyarakat kurang menyadari bahwa ada beberapa hal yang

menyebabkan gigi goyang dan tanggal sebelum waktunya dikarenakan adanya

peradangan pada jaringan penyangga gigi dan adabanyakfaktor yang

menyebabkan terjadinya peradangan pada gusi tersebut (Wiyatini 2009).

Zaman dahulu sebelum adanya Dokter gigi, nenek moyang bangsa

Spanyol diketahui melakukan perawatan kebersihan gigi dengan bahan-bahan

alami yang ada disekitar mereka seperti ranting-ranting pohon dimana terlihat dari

fosil-fosil manusia purba yang telah diteliti secara mikroskopis, diduga hal ini

menjadi awal dikembangkannya tusuk gigi pada era modern seperti

sekarang(Lozano dkk 2013).

Penggunaan tusuk gigi yang tidak tepat dapat melukai jaringan lunak

sekitar gigi. Hal itu bias menyebabkan keradangan pada jaringan lunak mukosa

rongga mulut. Selain itu jarak interdental antar gigi sebelah menyebelah menjadi

bertambah karena diameter ukuran tusuk gigi cukup besar (Sarner dkk 2005).

Efek yang terasa mungkin gigi menjadi nyaman dan bersih, karena sisa

makanan yang sebelumnya ada tampak menghilang terangkat oleh benda ini. Tapi

Page 13: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

2

dibalik fungsinya yang membersihkan adahal negative lain yang belum banyak

diketahui masyarakat. Tusuk gigi yang dipakai dengan cara mencolok/ menusuk

dan mengungkit, gerakan menusuk atau mencolok tusuk gigi ini dapat

mengganggu jaringan pendukung gigi (Lozano dkk 2013).

Menurut Kusumasari (2013), tusuk gigi merupakan alat bantu untuk

membersihkan gigi sebelum ditemukannya sikat gigi. Seiring ditemukannya sikat

gigi dan benang gigi, penggunaan tusuk gigi lambat laun mulai ditinggalkan,

sebab penggunaan tusuk gigi memang kurang tepat bagi gusi. Bentuk tusuk gigi

yang tidak sesuai dengan anatomis gusi dan gigi, justru akan menyebabkan luka

dan perdarahan bagi gusi. Ditinjau dari kebersihannya, tusuk gigi yang tidak steril

juga dapat menimbulkan infeksi pada rongga mulut.

Gusi atau gingiva merupakan salah satu komponen jaringan periodontal

yang berfungsi melindungi jaringan di bawahnya terhadap pengaruh rongga

mulut.Penyakit atau kelainan periodontal yang paling sering terjadi adalah

kelainan gingiva karena gingiva merupakan bagian terluar dari jaringan

periodontal yang dapat terlihat langsung sehingga mempengaruhi faktor estetik

gigi-geligi (Putri, Herijulianti,Nurjannah 2010).

Gusi (gingiva) merupakan bagian mukosa rongga mulut yang

mengelilingi gigi dan menutup ilinggir (ridge alveolar), yang merupakan bagian

dari apparatus pendukung gigi, periodonsium, dan membentuk hubungan dengan

gigi. Gingiva dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan rongga mulut

yang merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan dan daerah awal

masuknya makanan dalam system pencernaan. Jaringan rongga mulut terpapar

terhadap sejumlah besar stimulus, temperature dan konsistensi makanan dan

Page 14: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

3

minuman, komposisi kimiawi, asam dan basasangat bervariasi. Attached gingiva,

yaitu bagian dari gingiva yang melekat erat dengan jaringan sementum dan tulang

alveolar. (Manson danEley 2004).

Kesehatan gigi dan mulut memang erat kaitannya dengan kesehatan

gusi, memang biasanya orang kurang memperhatikan kesehatan gusi mereka,

padahal kelainan - kelainan yang terjadi pada bagian tubuh secara umum dapat

temanifestasi pada jaringan lunak rongga mulut mereka seperti pada gusi,

biasanya setelah muncul suatu masalah, baru disadari arti penting menjaga

kesehatan gusi mereka (Putri,Herijulianti,dan Nurjannah 2011).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

pengaruh kebiasaan membersihkan gigi menggunakan tusuk gigi berbahan kayu

atau bambu terhadap epithelialattatchment gingiva (perlekatan gingiva).

B. RumusanMasalah

Dari uraian yang penulis sampaikan pada latar belakang, penulis menemukan

suatu masalah yaitu bagaimanakah pengaruh kebiasaan membersihkan gigi

dengan menggunakan tusuk gigi berbahan kayu atau bambu terhadap

epithelialattatchment gingiva (perlekatan gingiva) ?

C. TujuanPenelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kebiasaan

membersihkan gigi dengan menggunakan tusuk gigi berbahan kayu atau bambu

terhadap epithelialattatchment gingiva (perlekatan gingiva) serta dapat menambah

Page 15: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

4

wawasan mengenai keadaan epithelialattatchmentgingiva (perlekatangingiva)

masyarakat yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

D. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat diajukan suatu hipotesis bahwa

penggunaan tusuk gigi berbahan kayu atau bamboo untuk membersihkan sela-sela

gigi berpengaruh terhadap epithelialattachment gingiva (perlekatangingiva).

E. ManfaatPenelitian

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan

gambaran mengenai pengaruh penggunaan tusuk gigi berbahan kayu atau bambu

terhadap epithelialattatchmentgingiva (perlekatangingiva), serta memberikan

gambaran kondisi yang ditimbulkan tusuk gigi pada gusi (gingiva) secara umum.

Page 16: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tusuk Gigi

1 Sejarah dan Fungsi Tusuk Gigi

Zaman dahulu sebelum adanya Dokter gigi, nenek moyang bangsa

Spanyol diketahui melakukan perawatan kebersihan gigi dengan bahan-bahan

alami yang ada disekitar mereka seperti ranting-ranting pohon dimana terlihat dari

fosil-fosil manusia purba yang telah diteliti secara mikroskopis, diduga hal ini

menjadi awal dikembangkannya tusuk gigi pada era modern seperti sekarang,

tusuk gigi telah ada selama ribuan tahun, mungkin sebagai alat tertua untuk

membersihkan gigi. Tusuk gigi dikenal di semua budaya. Sebelum sikat gigi

diciptakan, orang membersihkan giginya dengan kayu pembersih gigi yang keras

maupun lembut. Kini, dengan kemajuan ilmu kedokteran gigi modern,

penggunaan tusuk gigi agak ditolak, dan alat-alat bantu lainnya seperti benang

gigi dan sikat gigi lebih disukai(Lozano dkk 2013).

Benda kecil yang berfungsi untuk membersihkan sela-sela gigi ini

memang sudah dikenal dari era prasejarah. Banyak bukti menunjukkan saat itu,

manusia menggunakan ranting untuk membersihkan gigi. Pada era perunggu,

tusuk gigi dibuat lebih rapi dengan bahan logam, tapiprosesnyamasih manual

danbelumdikomersialkan (Rohatgi dkk.2011).

Page 17: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

7

Tusuk gigi kayu polos adalah salah satu hal-hal sederhana yang telah

diproduksi. Tusuk gigi terdiri dari satu bagian, yang terbuat dari bahan tunggal,

dan dimaksudkan untuk satu tujuan, membersihkan sisa-sisa makanan di sela-sela

gigi (Atmasari 2013).

Gambar 2.1 Tusuk Gigi

Sumber : Choi 2013.

2 Cara Pengguanaan Tusuk Gigi

Tusuk gigi yang dijual bebas umumnya memiliki panjang kurang lebih

enam cm, bisa digunakan dengan hati-hati untuk melepas sisa-sisa makanan

disela-sela gigi. Namun, hal ini masih bukan merupakan cara terbaik sebagai

pengganti menyikat gigidan flossing, sayangnya banyak orang seperti menggap

tusuk gigi setelah makan sebagai suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan.

Berikut adalah petunjuk penggunaan tusuk gigi: lembabkan tusuk gigi dengan

rolling sekitar pada lidah Anda sebelum digunakan diantara gigi Anda. Gunakan

Page 18: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

8

secara perlahan untuk mengorek sisa-sisa makanan disela-sela gigi dengan

gerakan mendorong dengan hati-hati (Putri, Herijulianti, dan Nurjannah 2010) .

Tusuk gigi harus digunakan dengan sudut yang tepat sesuai dengan

kontur yang normal dari papila interdental. Tusuk gigi harus digerakkan ke dalam

dan keluar dengan menggosokkan permukaan interproksimal dari gigi, setiap kali

dilakukan 8-12 kali gerakan. Dengan cara ini gusi mendapat tekanan dan

pemijatan ringan, dan sisi interproksimal gigi menjadi bersih. Sering kali tusuk

gigi digunakan secara horizontal sehingga mengakibatkan atrofi papila dan

membesarkan ruangan interdental sehingga makanan lebih mudah lagi tertimbun

di tempat lain(Lang, Schatzle dan Loe 2009).

Kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan oleh masyarakat dalam

menggunakan tusuk gigi adalah :

a Masyarakat menempatkan tusuk gigi tegak lurus pada sumbu

panjang gigi

b Kadang-kadang masyarakat mencoba untuk menekan atau

memaksa memasukkan tusuk gigi ke dalam daerah yang tidak ada

c. Masyarakat sering menggunakan tusuk gigi dengan tekanan yang

berlebihan (Putri, Herijulianti, dan Nurjannah 2010)

3 Penelitian terdahulu tentang penggunaan tusuk gigi

Dalam suatu penelitian yang dilakukan di negara Italia, penggunaan

tusuk gigisecara berlebihan mungkinmenjadi salah satu alasanyang

menjelaskanmisteri mengaparahangtertuayang dikenalkerabatmanusia yang telah

punahditemukan di luar Afrika bisa bervariasi begitu banyak. Selain itu, bukti

Page 19: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

9

menunjukkan nenek moyang manusia mungkin menggunakan tusuk gigi secara

berlebihan dalam beberapa kasus sehingga dapat menyebabkan pembengkakan

dan infeksi (Choi 2013).

Budaya menggunakan tusuk gigi yang terus dilakukan dapat berdampak

negatif,karena faktor pencetus perusakan gigi banyak terdapat ditusuk gigi ini

seperti menyebabkan terjadinya perenggangan gigi, resesi gingiva (kondisi

dimana tepi gingiva menurun kearah akar gigi sehingga menyebabkan permukaan

akar gigi menjadi terpapar atau terbuka(Lang, Schatzle dan Loe 2009).

Terjadinya resesi gusi dapat menyebabkan gangguan estetik, sehingga

dapat menurunkan kualitas hidup atau rasa percaya diri seseorang. Dampak

negatif yang ada pada tusuk gigi perlu diketahui semua orang, fatal apabila hingga

menyentuh gusi atau bibir gigi yang tertusuk tidak sengaja, karena akan

menyebabkan infeksi peradangan yang membengkak dilokasi tersebut (Dag dkk

2010).

B. Gingiva

1 Definisi Gingiva

Gingiva merupakan bagian dari mukosa yang memiliki hubungan erat

dengan elemen - elemen gigi, ruang interdental dan tulang alveolar. Secara

topografi, gingiva dibagi dalam tiga kategori klasik yaitu gingiva bebas, gingiva

cekat dan gingiva interdental. Gingiva bebas merupakan bagian gingiva paling

koronal dan tidak melekat ke permukaan gigi. Gingiva cekat (attached gingiva)

merupakan lanjutan gingiva bebas ke arah apikal (Prato 2004).

Page 20: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

10

Gingivaadalahbagianmukosaronggamulut yang mengelilingigigi dan

menutupilinggir (ridge alveolar). Gingiva juga merupakan bagian dari aparatus

pendukung gigi (periodonsium), dan dengan membentuk hubungan gigi,

gingivaberfungsi melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadap pengaruh

lingkungan rongga mulut. Keberadaan gingiva tergantung pada gigi-geligi; bila

ada gigi-geligi, gingiva juga ada, dan bila gigi dicabut gingiva akan hilang (Eley

dan Manson 2004)

Gingiva dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan rongga

mulut yang merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan dan daerah awal

masuknya makanan dalam system pencernaan. Jaringan rongga mulut sering

terpapar sejumlah besar stimulus, temperature dan konsistensi makanan dan

minuman, komposisi kimiawi, asam dan basa yang sangat bervariasi yang dapat

memepengaruhi gingiva. Gingiva yang sehat berwarna merah muda, tepinya

seperti pisau seseuai dengan kontur gigi geligi (Eley,Soory, dan Manson2010).

Ruang interdental adalah ruang yang secara fisik tampak terletak di

antara dua gigi yang bersebelahan. Dimana bentuk dan volumenya dipengaruhi

oleh morfologi gigi. Ruang interdental terdiri dari empat embrasur piramida yaitu

servikal, oklusal, bukal, dan lingual/palatal. Piramida bagian servikal ditempati

oleh papila gingiva interdental. Papila interdental dibentuk oleh jaringan ikat

padat yang ditutupi oleh jaringan epitel oral. Bentuk papila interdental ditentukan

oleh hubungan kontak antar gigi, lebar permukaan gigi aproksimal dan bagian dari

cemento-enamel junction (CEJ) (Prato 2004).

Page 21: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

11

2 Anatomi Gingiva

Gingiva dapat dapat dibedakan kedalam empat bagian anatomi yaitu

free gingiva (gingiva bebas), sulkus gingiva, interdental gingiva, dan attached

gingiva (gingiva yang melekat) (Nield-Gehrig, dan Willman 2008).

Menurut Carranza dkk. (2006), secaraklinisdanmikroskopisgingiva

dapatdibagimenjadiunattached gingiva(gingiva bebas),attachedgingiva(perlekatan

gingiva),dan interdental papilla(papilla interdental)

a. Marginal gingiva / unattached gingival yaitu bagian dari free

gingival (bagian dari gingival yang mengelilingi gigi dan tidak melekat pada gigi)

yang terletakdi labial / bukal dan lingual / palatinal gigi, lebarnya kurang dari satu

milimeter. Free gingiva merupakan jaringan gusi yang memanjang dari tepi gusi

sampai ke dasar sulkus gingiva. Diantara marginal gingival dan gigi terdapat

ruang sempit di sekeliling gigi yang disebut sulcus gingival. Pada free

gingival terdapat papilla gingival. Papilla gingiva adalah free gingiva yang

terletak di ruangan triangular interdental.

b. Attached gingiva, yaitu bagian dari gingiva yang melekaterat dengan

jaringan sementum dan tulang alveolar. Gingivaattachment terletak mulai lekukan

yang disebut free gingival groove (batasan tara marginal gingiva dangingiva

attachment) sampai pada mukosa alveolar. Lebarnya berkisar antara satu sampai

sembilan millimeter dan tergantung pada letak gigi individu. Gingival attachment

yang melekat pada cement disebut gingival cemental, sedangkan gingival

attachment yang melekat pada processusalveolaris disebut gingival alveolar

(Nield-Gehrig, dan Willmann 2008).

Page 22: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

12

Gingival attachment sangatlah penting karena melindungi tulang

dibawahnya (alveolar crest) dari infeksi. Sifatnya sangat protektif terhadap tulang

karena sangat tidak terlalu berpembuluh darah dan melindungi dari infeksi pada

tulang rahang (Spiller 2000).

cInterdental papilla, yaitu bagian dari gingival yang mengisi ruang

interdental sampai di bawah titik kontak gigi, terdiri dari unattached dan attached

gingival, bila ada diastema, interdental papilla melekat erat dengan

processusalveolaris disebut gingival alveolar (Hashanur 1991).

Menurut J.D. Manson dan B.M. Eley (2010) dikatakan bahwa regio

interdental berperan sangat penting karena merupakan daerah stagnasi bakteri

yangpaling resisten dan strukturnya menyebabkan daerah ini sangat peka,

didaerah ini biasanya timbul lesi awal gingivitis.

Fungsi gingivayaitu untuk menutupi tulang alveolar dan mengelilingi

gigi. Selain itu, gingiva adalah komponen yang dapat dilihat secara klinis dari

jaringan periodontal. Dalam mulut gingiva sehat akan tampak berwarna merah

muda karang (dengan pengecualian pigmentasi yang normal terlihat pada orang

berkulit gelap), namun berbeda jika terdapat inflamasi pada gingiva (peradangan

akan menunjukkan warna merah yang lebih terang). Gingiva sehat juga akan

memiliki perlekatan yang baik, yang kuat kepada struktur pendukung yang

mendasarinya (Carranza dkk. 2002).

Page 23: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

13

Gambar 2.2 Anatomi gingiva

Sumber : Carranza dkk. 2006

3 Tanda Gingiva sehat dan yang mengalami peradangan

Padakeadaan yang sehat, gingival biasanya berwarna merah muda, tepinya

setajam pisau serta berbentuk scallop; papilanya ramping sering mempunyai

groove karena adanya sluice-way dan perlekatan gingivanya berstipling serta tidak

berdarah pada saat penyondean. Daerah leher gingiva biasanya dangkal dan

epiteljungtion melekat erat pada enamel. Sistem serabut gingiva tersusun secara

teratur (Carranza dkk. 2002).

Adapun karateristik klinis dari gingivitis (peradangan gingiva) dapat

dilihat dari :

a. Warna gingiva, terjadi perubahan dari warna pink (merah muda) ke warna

merah, merah tua, merah kebiruan pada gingval tepit an meluas sampai

gingival cekat.

b. Kontur gingiva, terjadi perubahan bentuk gingiva dari bentuk normal

seperti kerah baju (lancip) menjadi membulat dan datar.

Page 24: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

14

c. Tekstur gingiva, terjadi pengurangan stippling (gambaran seperti kulit

jeruk).

d. Konsistensi, terjadi perubahan kekenyalan gingiva dari kenyal, lunak

(odematus) menjadi fibrotik.

e. Ukurangingiva, dari yang normal sampai membesar dan menyebabkan

terjadinya proliferasi jaringan (didukung dengan hasil radiograf).

f. Tendensi perdarahan, dapat diliat pada saat gigi, bila berdarah maka

terdapat proses inflamasi.

g. Rasa sakit, terjadi bila ada pembengkakan. (Carranza dkk. 2006)

Gambar 2.3 Kondisi gingiva normal

Sumber : Carranza dkk. 2006

C. Hilangnya Perlekatan Gingiva

Menggunakan tusuk gigi bukan merupakan cara ideal untuk

menghilangkan sisa makanan yang terjebak di antara gigi. Tusuk gigi dapat

menyebabkan abrasi dan kerusakan gigi bagian bawah yang bertemu dengan

gingiva. Hal ini dapat menyebabkan penyakit gingiva dan masalah gigi lainnya

(Choi 2013).

Page 25: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

15

Tusuk gigi yang memiliki potongan segitiga di ujungnya dan walaupun

dapat digunakan pada embrasur interdental yang terbuka, tetap saja dapat merusak

atau memutuskan perlekatan jika digunakan dengan tidak hati-hati dan oleh

karena itu penggunannya sangat terbatas (Clerehugh dkk. 2011).

Kehilangan perlekatan saat ini menjadi indikator pemeriksaan lapangan

terbaik bahwa telah terjadi perkembangan penyakit periodontal,pengukuran ini

tidak dapat dipisahkan dalam penentuan diagnosis, untuk membedakan antara

kehilangan perlekatan yang menghasilkan pendalaman pocketdengan kehilangan

perlekatan yang dihasilkan dari resesi gingiva (Frei 2013).

Kebiasaanmenusukgigiuntukmembersihkangigidapatmengakibatkanterj

adinyakeradangan gingiva (gingivitis).Penggunaan alat pembersih gigi yang

berlebihan dan bersifat aberasif dapat mengakibatkanresesi gingiva. Penyakit

periodontal mengakibatkan kehilangan perlekatan periodontal dengan cepat yang

kemudian menyebabkan kehilangan gigi. Kehilangan perlekatan ini tampak terjadi

selama periode kerusakan aktif yang bergantian dengan periode penyembuhan.

Proses perusakan sering tanpa rasa sakit, sehingga tidak terdeteksi kecuali

didiagnosis secara professional. Penderita mungkin melaporkan adanya

perdarahan atau kemerahan pada gingiva, migrasi atau ekstrusi gigi, halitosis,

resesi yang mengganggu atau ada ruangan di antara gigi-gigi(Seibert2011).

Sebagai mana umumnya dalam bidang kedokteran gigi, perawatan

untuk peradangan gingiva harus menekankan penjagaan oral hygiene.

Pembuangan plak dan semua factor retensinya harus diutamakan dan dituntas

kansegera (Eke dkk. 2012).

Page 26: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

16

D. Resesi Gingiva

1 Definisi Resesi Gingiva

Menurut International Workshop for a Classification of Periodontal

Disease and Conditions, resesi gingiva pada permukaan fasial, lingual dan

interproksimal diklasifikasikan ke dalam Kelaianan Perkembangan Mukogingiva

atau Kelainan Mukogingival yang Didapat dan Kondisi Disekitar Gigi

(Development or Acquired Mucogingival Deformities and Conditions Around

Teeth), dan resesi gingiva didefinisikan sebagai perpindahan margin gingiva dari

cemento-enamel junction ke arah apikal. Definisi secara klinis, resesi adalah

tereksposnya akar gigi karena pergeseran posisi gingiva kearah apikal. Seperti

atrisi gigi, resesi gingiva juga mencerminkan suatu perubahan dari anatomi

normal, yang tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Resesi gingiva dapat

terjadi secara lokal pada satu gigi (localized), pada beberapa (lebih dari satu) gigi,

dan mengenai seluruh gigi (generalized) (Michalowicz dkk 2013).

2.Etiologi Resesi Gingiva

Etiologi resesi gingiva adalah multifaktorial, diantaranyafaktor trauma

seperti cara menyikat gigi yang salah,penggunaan tusuk gigi yang berlebihan,

trauma oklusal, piercing bibir, trauma saat berolahraga, faktor iatrogenic

(rekonstruktif, periodontologi, konservatif, ortodontik, atau perawatan

prostodontik) (Nield-Gehrig,Willman 2008).

Page 27: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

17

Faktor anatomi seperti malposisi gigi, kelainan bentuk gigi, erupsi gigi

yang menyimpang, fenestrasi dan dehiscence tulang alveolar, jaringan margin

gingiva tipis menutupi permukaan akar yang tidak memiliki vaskularisasi, tulang

alveolar tipis (defisiensi tulang alveolar dapat karena struktur anatomi atau

kelainan yang didapat), karakteristik mukosa berkeratin, perlekatan frenulum yang

terlalu tinggi; faktor fisiologis seperti pergerakan gigi akibat alat ortodonti; faktor

patologis seperti kerusakan akibat penyakit periodontal, resorpsi tulang yang

dipicu oleh mikroba yang menyebabkan penyakit periodontal, plak dan kalkulus;

dan faktor umur dapat juga menjadi faktor etiologi resesi gingiva (Shapiro dan

Stallard 2007).

E. Pocket Periodontal

1. Definisi Pocket Periodontal

Pocket periodontal adalah pendalaman sulkus gingiva atau gusi

(normalnya 1-2 mm) secara patologis karena adanya penyakit periodontal

(Carranza dkk. 2006). Pembentukan poket yang progressif yang menyebabkan

destruksi jaringan periodontal pendukung dan kehilangan serta ekspoliasi gigi.

2. Etiologi

Pendalaman sulkus dapat terjadi karena pergerakan tepi gusi kearah

koronal seperti pada gingivitis, perpindahan epitel junctional ke arah apikal dan

bagian koronal epitel terlepas dari permukaan gigi atau kombinasi keduanya

(Carranza dkk. 2006).

Page 28: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

18

3. Tandadangejala :

a. Marginal gingiva merahkebiruan, membesar, tepimenggulung

b. Gingiva edema, perubahanwarnamengkilat

c. Adanyaperdarahan gingiva

d. Keluarnyaexudatpurulenbiladitekandariarah lateral

e. Kehilangan ,extrusidanmigrasigigi

f. Diastemadimanatidakadasebelumnya .

F. Macam-macam Index Gingiva

1. Sulcus bleeding index oleh Muhlemen & Son tahun 1971

SBI merupakan perdarahan pada sulkus setelah probing seperti terjadi

eritema, pembengkakan dan edema. Hal ini umumnya menunjukkan secara

terpisah antara papilla (P) dan gingival margin (M).SBI telah digunakan pada

berbagai studi tetapi berlaku juga untuk pasien dalam praktik.

2. Gingival index olehLoedanSilnesstahun 1963

Indeks gingiva olehLoe H dan Silness J tahun 1963 digunakan untuk

memeriksa keparahan gingivitis pada gigi indeks 16, 12, 24, 36, 32, 44. Jaringan

sekitar tiap gigi dibagi kedalam empat unit penilaian gingiva, papilla distal-fasial,

margin fasial, papilla mesial-fasial, dan margin gingiva lingual keseluruhan.

Probepoket periodontal dapat digunakan untuk memeriksa perdarahan pada

jaringan

.

Page 29: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

19

Gingival indeks adalah indeks kesehatan gigi. Indeks gingival diusulkan

pada tahun 1963 sebagai metode untuk menilai keparahan dan kuantitas

peradangan gingiva padapasien. Hanya gingiva yang dapat dinilai dengan

Gingival Indeks. Menurut metode ini, bagian dari facial, mesial, distal dan lingual

dinilai untuk peradangan dan diberiskor 0 sampai 3. Untuk menilai tingkat

keparahan peradangan gingiva dapat dilakukan dengan menjalankan probe

periodontal sepanjang dinding jaringan lunak dari celah gingiva.

Keparahankondisiinidinyatakandalamskala 0 sampai 3 :

0. Gingiva normal; tidak ada keradangan, tidak ada perubahan warna,

dan tidak ada perdarahan.

1. Inflamasi ringan; sedikit perubahan warna, sedikit edema. Tidak ada

perdarahan waktu penyondean.

2. Inflamasi sedang; kemerahan, edema, dan mengkilat. Perdarahan

pada waktu penyondean.

3. Inflamasiparah; kemerahan yang nyatadan edema, ulserasi.

Kecenderungan perdarahan spontan.

Penilaian total skoruntuk Gingival Indeks sebagai berikut :

1. Gingivitis ringan = 0,1 – 1,0

2. Gingivitis moderat = 1,1 – 2,0

3. Gingivitis parah = 2,1 -3,0

Page 30: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

20

Gambar 2.4 Periodontal Probing

Sumber : Rubrik Spesialis Gigi Mulut 2010

3. ClinicalAttachment Loss (CAL)

Instrument yang digunakan untuk menenetukan keadaan perlekatan

gingiva yaitu ClinicalAttachment Loss (CAL), dimana ClinicalAttachment Loss

(CAL) digunakan mengukur jarakdariCemento-Enamel Junction(CEJ) dalam

araha pikal kedasar saku/sulkus, Clinical Attaachment Loss juga digunakan untuk

mengukur tingkat perlekatan ketika gingiva margin masih berada dalam posisi

normal(Nield-Gehrig dan Willman 2008).

Gambar 2.5 Pengukuran Clinical Attachment Loss (CAL)

Sumber : Nield-Gehrig dan Willman 2008.

Page 31: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

21

ProseduruntukmenentukanCALuntuktigakemungkinanhubunganmargin

gingivakeCEJ.Margingingivamungkin keapikalCEJ, menutupiCEJ, atauberada

diCEJ.Pengukuranyang digunakanuntukmenghitungtingkatperlekatanklinis:

kedalaman probingdantingkatmargin gingiva(jarakdariCEJkemargin gingiva).

(Nield-Gehrig, dan Willman 2008).

Kehilanganperlekatan atau Loss of Attachment(LOA)

adalahkerusakanpadastrukturyang mendukunggigi. LOAterjadipada

periodontitisdanditandaiolehrelokasiepiteljunctionalkeakargigi,

perusakanseratgingiva(Carranza dkk. 2006).

Page 32: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian non

eksperimental dimana tergolong survei epidemiologik cross sectional

(Sastroasmoro dan Ismael 2011).

B. Bagan Rancangan Pengambilan Sampel Penelitian

Pur

Keterangan :

P = Populasi

S = Sampel

Pur = Purposive sampling

Q1 = Pengukuran pada kelompok 1 (kontrol)

Q2 = Pengukuran pada kelompok 2 (perlakuan)

C. Identifikasi Variabel

1. Variabel pengaruh : Tusuk Gigi

2. Variabel terpengaruh : Epithelium attatchment

gingiva (perlekatan gingiva)

3. Variabel tak terkendali : Metode menyikat gigi

P S

Q1

Q2

Page 33: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

D. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

1. Tusuk gigi adalah alat yang digunakan untuk membersihkan sisa makanan

disela-sela gigi yang sering dibuat dari bahan bambu atau kayu yang

dibentuk menyerupai stick-stick kecil biasanya memilikisatu ataudua

ujungyang tajamuntuk disisipkandi antara gigi (Choi 2013)

2. Epithelial attachment gingiva(perlekatan gingiva) adalah bagian gingiva

yang melekat dengan gigi (Nield-Gehrig danWillman2008)

3. Penggunaan tusuk gigi yaitu tusuk gigi yang digunakan setelah makan

secara rutin minimal tiga kali dalam seminggu dengan bahan kayu dengan

panjang berat dan ukuran rata-rata.

E. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah anggota STT Widya Santhi

Yowana, Desa Belega, Blahbatuh Gianyar. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dengan kriteria sebagai

berikut :

1. Kriteria inklusi

a) berusia diantara 14 -25 tahun,

b) dalam kondisi sistemik tubuh baik,

c) tidak merokok

d) menggunakan tusuk gigi secara rutin dalam semingguminimal

tiga kali, dan sudah menggunakannya paling sedikit selama satu

tahun

e) bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini

Page 34: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

2. Kriteria eksklusi

a) Berusia diatas 25 atau dibawah 14 tahun

b) Merokok

c) Tidak bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini

Sampel terdiri atas kelompok yang menggunakan dan kelompok yang

tidak pernah menggunakan tusuk gigi.

3. Besar sampel

Besarsampelpenelitian yang dibutuhkan untuk penelitian ini di peroleh

dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling,

berdasarkanrumusdari Taro Yamane (2008) sebagaiberikut :

Dimana :

n = jumlahsampel

N = Jumlahpopulasi = 80 orang

= presisi yang ditetapkan = 10 %

Maka dari hasil perhitungan diatas, didapatkan jumlah sampel minimal yang

dibutuhkan untuk penelitian ini sebesar 44 orang.

F. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada,

Tanggal : 30 Januari 2014-1 Februari 1014

Tempat : Tempat praktik drg. I.G.A.A. Pujawati

Page 35: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

G. Instrument Peneitian

Instrument yang digunakan untuk menenetukan keadaan perlekatan

gingiva yaitu Clinical Attachment Lossdimana menghitung jarakdariCemento-

Enamel Junction(CEJ) dalamarahapikalke dasarsulkus. Kedalamanpocket(PD)

adalahdari dasarsulkus(lokasi ujung probe) ke margin gingiva(GM)(Carranza dkk.

2002).

MenghitungCALpadagingiva

Ketik aterdapat resesi, CAL dihitung dengan penambahan kedalaman

probinguntuk tingkat margingingiva. Sebagai contoh pengukurankedalaman

probing: 4mm, tingkat gingivamargin:2mm, kehilangan perlekatan klinis: 6mm.

Cara untuk menentukan tingkat perlekatan adalah pada saat margin gingiva berada

padamahkota anatomis, tingkat perlekatan ditentukan dengan mengurangi

Page 36: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

kedalaman poketdengan jarak antara margin gingiva hingga cemento-enamel

junction (Carranza dkk.2002).

Jumlah gingiva cekat menurut Carranza dkk. (2002), lebar gingiva cekat

adalah jarak antaramucogingival junction dan proyeksi pada permukaan eksternal

dari dasar sulkus gingiva ataupoket peridontal. Lebar gingiva cekat ditentukan

dengan mengurangi kedalaman sulkus ataupoket dari kedalaman total gingiva

(margin gingiva hingga garis mucogingival).

Menurut Carranza dkk. (2002) kehilangan perlekatan epitel adalah jarak

antara cemento-enamel junction (CEJ)ke dasar poket periodontal, diketahui

dengan cara sebagai berikut:

1. Pada keadaan posisi puncak gusi sejajar dengan CEJ. Kehilangan

perlekatan epitel sama dengan nilai kedalaman poket periodontal.

2. Pada keadaan pembesaran gusi. Kehilangan perlekatan epitel adalah

mengurangi nilai kedalaman poket periodontal dengan jarak antara puncak

gusi ke CEJ.

3. Pada keadaan resesi gusi. Kehilangan perlekatan epitel adalah mengukur

secara langsung jarak dari CEJ ke dasar poket periodontal atau

menjumlahkan jarak antara puncak gusi ke CEJ dengan nilai kedalaman

poket periodontal

Nilai CAL perorang = diperiksa yang gigipermukaan Jumlah

diperiksa yang gigiseluruh CAL nilai Total

Page 37: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

Gigi yang diperiksadalampengukuran CAL dapatdiwakiliolehgigi :

1. Insisivuspertamarahangatas (RA)regiokanan (11)

2. Molar pertamarahangatas (RA)regiokanan (16)

3. Molar pertamarahangatas (RA)regiokiri (26)

4. Insisivuspertamarahangbawah (RB)regiokiri (31)

5. Molar pertamarahangbawah (RB)regiokiri (36)

6. Molar pertamarahangbawah (RB) regiokanan (46)

Masing – masing gigi diukur kedalaman sulkus gingiva pada bagian

mesiobukal, distobukal, mesiolingual dan distolingual (untukgigi RB),

mesiopalatal dan distopalatal (untukgigi RA), bukaldan lingual untukgigi

posterior, labial dan palatal untukgigi anterior, jadi setiap gigi diukur pada

keenam sisi tersebut (Nield-Gehrig danWillmann 2008).

H. Alat

Alat yang diperlukan pada penelitian ini seperti :

Alat : alat oral diagnostic(sonde lurus, sonde bengkok, kaca mulut, pinset,

ekscavator), probe periodontal, gelas kumur, nearbekken, handscoon,

masker, alat tulis, informed consent

I. Jalannya Penelitian

1. Persiapan sampel

Sampel yang telah ditentukan diminta untuk mengisi inform consent

untuk kesediaannya dalam penelitian ini dimana sebelumnya telah diberitahukan

mengenai apa tujuan, manfaat serta bagaimana jalannya penelitian yang akan

dilakukan ini.

Page 38: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

2. Pelaksanaan

a. Sampel dikelompokkan menjadi dua kelompok menurut pernah

atau tidaknya menggunakan tusuk gigi sesuai kriteria yang telah

ditentukan

b. Sampel diminta untuk berkumur sebelumnya terlebih dahulu

c. Dilakukan pemeriksaan intra oral dengan alat oral diagnostic

d. Dilakuakan pengukuran keadaan perlekatan gingiva dengan probe

periodontal (periodontal probing)

e. Pencatatan hasil pengukuran dengan menggunakan probe tersebut

ke dalam tabel

J. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

2. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

Uji Normalitas ,uji ini dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.Uji Homogenitasadalah

pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau

lebihdilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat

homogen atau tidak.

a. Uji Normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk test

b. Uji Homogenitas menggunakan uji Levene

Page 39: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

3. Uji Beda

Uji perbedaan menggunakan Independent sample t-test.Uji ini

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua

kelompok sampel yang tidak berhubungan.

K. Alur Penelitian

Sampel penelitian yang memenuhi

kriteris inklusi n = 44 orang

Kelompok sampel yang tidak

menggunakan tusuk gigi

Kelompok sampel yang

menggunakan tusuk gigi

Diukur CAL Diukur CAL

Pengumpulan data dan

analisis data

Page 40: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Uji Deskriptif

a. Karakteristik Responden

Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah para pemuda dan

pemudi di Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar sebanyak 44

orang

Tabel 4.1 Distribusi Responden BerdasarkanRerata Umur

Kelompok Subyek N Rerata Umur

Perlakuan 22 19,5

Kontrol 22 18,5

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden pada kelompok

perlakuan memiliki rerata umur yaitu 19, 5 tahun, sedangkan responden pada

kelompok kontrol memiliki rerata umur yaitu 18, 5 tahun.

B. Prasyarat Uji Analisis

a. Uji Normalitas

Tebel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Kedalaman CAL Kelompok Perlakuan

dan Kelompok Kontrol

Kelompok Subyek N P

Perlakuan 22 0.203

Kontrol 22 0.126

Page 41: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

C. Uji Perbedaan Kedalaman CAL

Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Kedalaman CAL antara pengguna tusuk

gigi dan bukan pengguna

Kelompok Subyek N Rerata

Kedalaman CAL

(mm)

P

Perlakuan 22 2,9

0.000

Kontrol 22 1,6

Uji perbedaan kedalaman CAL dilakukan dengan menggunakan

Independent T-Test, dimana dikatan berbeda secara signifikan jika nilai P lebih

kecil dari 0.005 antara variabel pengguna tusuk gigi dengan variabel yang tidak

menggunakan tusuk gigi. Dalam tabel 4.4 terlihat bahwa nilai P yaitu 0.000 atau

lebih kecil dari 0.005 (P < 0.005) jadi dapat dikatakan ada perbedaan kedalaman

CAL yang signifikan antara pengguna tusuk gigi dengan yang tidak menggunakan

tusuk gigi.

Gambar 4.1 Diagram Batang Perbedaan Kedalaman CAL

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Perlakuan Kontrol

Diagram batang perpedaan kedalaman CAL

Perlakuan

Kontrol

Page 42: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

35

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa adapeningkatan kedalaman Clinical Attachment Loss gingiva antara

pengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi

berbahan bambu

B. Saran

1. Sangat diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai perhitungan

kedalaman Clinical Attachment Loss gingiva antara pengguna tusuk

gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi

berbahan bambu di daerah lain dengan variasi umur yang lebih

beragam serta latar belakang sosial yang lebih banyak sehingga

diperoleh hasil yang lebih akurat dan memadai.

2. Sangat diharapkan dapat dilakukannya penelitian lanjutan yang

membandingkan pengaruh tusuk gigi dibandingkan dengan

penggunaan dental floss dalam meyebabkan terjadinya resesi gingiva

3. Perlu diberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara

perawatan kebersihan dan kesehatan rongga mulut, khususnya pada

gingiva dengan cara yang lebih tepat dan aman dari para Dental

hygienist atau para praktisi kesehatan umumnya.

Page 43: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

36

DAFTAR PUSTAKA

Atmasari, R. 2013, „Bersihkan gigi, pakai benang atau tusuk gigi?‟,Tempo

(Jakarta), 7 September, hlm.7.

Bakar, A. 2012, Kedokteran Gigi Klinis, Ed. ke-2, Quantum Sinergis Media,

Bantul

Billy, S. 2013, 28 Januari-last update, Tusuk Gigi Sebabkan Pergeseran Gigi

[Homepage of Palembang Post e-peper], [Online]. Available:

http://palembangpos.com/index.php?option=com_content&view=article&id

=9474:tusuk-gigi-sebabkan-pergeseran-gigi&catid=45:terapi-

kesehatan&Itemid=60 [22 Oktober 2013].

Carranza, F.A., Newman, M.G. Takei, H.H., Klokkevold, P. R., danRapley,

J.W.2002,Clinical Periodontology, Ed. ke-9,W.B. Saunders Co.,

Philadelphia.

Carranza, F.A., Rapley, J.W., dan Haake, S.K.2006, Gingival Inflammation,

Dalam Carranza’s Clinical Periodontology, Newman, M.G., Takei, H.H.,

Klokkevold, P. R., dan Carranza, F.A., Ed. ke-10, W.B. Saunders Co.,

Philadelphia.

Choi, C.Q. 2013, Oktober 7-last update, Oral hygiene for extinct human relatives

was very primitive toothpick [Homepage of NBCNews], [Online].

Available: http://www.nbcnews.com/science/oral-hygiene-extinct-human-

relatives-was-very-primitive-toothpick-8C11352131 [11 Desember 2013 ]

Dag, A., Firat, E.T., Kadiroglu, A.K. 2010, „The Effect of Periodontal Therapy on

Serum CRP,IL-6 Levels and Periodontal Parameters in Patients Having

Poorly and well controlled Type 2 Diabetes with Chronic Periodontitis: a 3-

month evaluation‟, J Duzce Medical, vol.12, no.1, hlm.5-11.

Dingwall, L. 2010,Personal Hygiene Care, Ed. ke-1, Willey Blackwall, United

Kingdom

Eid, M.A., Al-Shammery, A.R., dan Selim, H.A. 1990, „The Relationship between

chewing sticks (Miswak) and Periodontal Health. II. Relationship to plaque,

gingivitis, pocket depth and attachment loss‟, J Quintessence Interntional,

vol. 21, no. 12, hlm. 1019-1022.

Eke, P.I., Dye, B.A., Wei, L., Thornton-Evans, G.O., Genco, R.J. 2012,

„Prevalence of periodontitis in Adults in the United States: 2009-2010‟, J

Dent Res, vol.91, no. 10, hlm. 914-918.

Page 44: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

37

Eley, B.M., dan Manson, J.D. 2004, Periodontics, Ed. ke-5, Wright, Philadelpia.

Eley, B.M., Soory, M., dan Manson, J.D. 2010, Periodontics, Ed. ke-6, Wright,

Philadelpia.

Frei, R. 2013, 1 Februari last update, Measuring clinical attachment loss a must

for perio patients [Homepage of DrBicuspid Hygiene Community], [Online].

Available:http://www.drbicuspid.com/index.aspx?sec=sup&sub=hyg&pag=di

s&ItemID=312564 [17 November 2013].

Hokardi, C.A. 2013, Pengaruh Stres Akademik terhadap Kondisi Jaringan

Periodontal dan Kadar Hormon Kortisol dalam Cairan Krevikular Gingiva,

Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta.

Lang, N.P., Schatzle, M.A., Loe, H. 2009,‟Gingivitis as a Risk Factor in

Periodontal Disease‟, J Clical Periodontologyvol. 36, no. 10, hlm. 3-8.

Lozano, M., Subira, M.E., Aparicio, J., Lorenzo, C., Gomez-Merino, G.2013,

„Toothpicking and Periodontal disease in a Neandhertal specimen from Cova

Forada site (Valencia,Spain)‟, J Pone Universitat Autonoma de Barcelona,

vol. 8,no.10, hlm.70-80.

Michalowicz, B.S., Hodges,J.S., Pihlstrom, B.L. 2013, „Is change in probing

depth a reliable predictor of change in clinical attachment loss?‟ J American

Dental Association, vol. 144, hlm. 171-178.

Nevins, M., Kim, S-W., Camelo, M., Martin, I.S., Kim, D., Nevins, M. 2014, „A

Prospective 9-month Human Clinical Evaluation of Laser Assisted New

Attachment Procedure (LANAP) Therapy,‟ J Perio and Restoratove

Dentistry, vol. 34, no. 1, hlm. 21-27.

Nield-Gehrig,J.S., Willman, D.E. 2008, Foundation of Periodontic for The Dental

Hygienist, Ed. ke-2, Wolter Kluwer., Philadelphia.

Putri, M.H., Herijulianti, E.,Nurjannah, N. 2011, Ilmu Pencegahan Penyakit

Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi, Ed. ke-4, EGC., Jakarta.

Rohatgi,S., Narula1,S.C., Sharma1,N.K., Tewari1,S., Bansal, P., Department of

Periodontics, Sudha Rustagi College of Dental Sciences and Research,

Faridabad, 1Govt. Dental College,Rohtak, Haryana, India, 6 April 2011, A

study on clinical attachment loss and gingival inflammation as etiologic

factors in pathologic tooth migration [Homepage of Nigerian Journal of

Clinical Practice], [Online]. Available :

http://www.ajol.info/index.php/njcp/article/download/74571/65193 [ 13

November 2013].

Page 45: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

38

Ross, S.B., Pette, G.A., Parker, W.B., Hardigan, P. 2014, „Gingival Margin

Changes in Maxillary Anterios Sites after Single Immediate Implant

Placemenet and Provisionalizatio: A 5-year Retrospective Study of 47

patients‟, J Oral and Maxilofacial Implants, vol. 29, no.10, hlm. 127-134.

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. 2011, Dasar - dasar Metodelogi Penelitian

Klinis, Ed. ke-4, Sagung Seto, Jakarta.

Shapiro, L., dan Stallard, R.E. 2007, Etiology of Periodontal Disease, Dalam A

Textbook of Preventive Dentistry, Caldwell,R.C., Stallard, R.E., Saunders,

Philadelphia.

Seibert, S.W. 2011, Januari 15-last update, FAQ About Periodontists and

Periodontal Disease [Homepage of GumDoc.Net ], [Online]. Available:

http://www.gumdoc.net/patient-information/frequently-asked-questions.html

[5 Februari 2014]

Vandana, K.L., dan Gupta, I. 2009,‟The location of cemento enamel junction for

CAL measurement: A clinical crisis‟, J Indian Society of Perio, vol. 13 ,no. 1

,hlm.12-15.

Yang, E.Y., Tanner, A.C.R., Milgrom, P., Mokeem, S.A., Riedy, C.A., Spadafora,

A.T., Page, R.C., dan Bruss, J. 2002, „Periodontal pathogen detecion in

gingiva/tooth and tongue flora sasmples from 18-to-48 month-old children

and Periodontal status of their mother‟ J Oral Micro Immunology, vol. 17, no.

55, hlm. 55-59.

Page 46: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

39

GAMBAR A

ALAT –ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN

Page 47: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

40

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Jenis Kelamin : L / P

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi sampel dalam penelitian

yang berjudul “PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL ATTACHMENT

LOSS GINGIVA ANTARA PENGGUNA TUSUK GIGI BERBAHAN BAMBU

DENGAN YANG BUKAN PENGGUNA”. Penelitian ini dilakukan oleh MADE

DWITA SUKMA RAHAYU, mahasiswi FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR. Segala hal yang

menyangkut penelitian ini telah saya pahami dan akan saya ikuti sesuai prosedur

yang dijelaskan oleh peneliti.

Denpasar,

Yang membuat pernyataan

( )

Page 48: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

35

FORMULIR PENELITIAN

Nama :

Umur :

Alamat :

Menggunakan / Tidak Menggunakan Tusuk Gigi

Pemeriksaan Ekstra Oral : Normal / Tidak

Pemeriksaan Intra Oral :

Mukosa pipi : Normal / Tidak

Mukosa bibir : Normal / Tidak

Gigi yang diperiksa dengan Periodontal Probing :

Gigi Mesio

bukal

Disto

bukal

Mesio

Lingual

/palatal

Disto

Ligual /

palatal

Bukal /

labial

Lingual

/ palatal

11

16

26

32

36

46

Nilai CAL perorang = diperiksa yang gigipermukaan Jumlah

diperiksa yang gigiseluruh CAL nilai Total

Page 49: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

36

NPar Tests (Uji Normalitas Data)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Perlakuan Kontrol

N 22 22

Normal Parametersa,,b

Mean 2.87045 1.63182

Std. Deviation .519308 .408990

Most Extreme Differences Absolute .145 .210

Positive .145 .210

Negative -.083 -.119

Kolmogorov-Smirnov Z .679 .983

Asymp. Sig. (2-tailed) .745 .289

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway (Uji Homogenitas)

Test of Homogeneity of Variances

CAL

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.949 1 42 .336

ANOVA

CAL

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 16.876 1 16.876 77.246 .000

Within Groups 9.176 42 .218

Total 26.052 43

Page 50: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

37

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

CAL Perlakuan 22 2.8705 .51931 .11072

Kontrol 22 1.6318 .40899 .08720

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

CAL Equal variances assumed

.949 .336 8.789 42 .000 1.23864 .14093 .95423 1.52305

Equal variances not assumed

8.789 39.813 .000 1.23864 .14093 .95376 1.52351

Page 51: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

38

Page 52: PENINGKATAN KEDALAMAN CLINICAL …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI-2.pdfpengguna tusuk gigi berbahan bambu dengan yang tidak menggunakan tusuk gigi berbahan bambu

39