penulis - erepo.unud.ac.id

76
NGABEN RECADANA Kajian Arti, Makna dan Fungsi Sang Ayu Made Rasmini Penulis: Ni Luh Nyoman Kebayantini I Nyoman Sumerta Miwada I Nengah Simpen

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penulis - erepo.unud.ac.id

NG

AB

EN

RE

CA

DA

NA

Ka

jian

Arti , M

ak

na

da

nF

un

gsi

Sa

ng

Ayu

Ma

de R

asm

ini

Penulis:Ni Luh Nyoman KebayantiniI Nyoman Sumerta MiwadaI Nengah Simpen

Page 2: Penulis - erepo.unud.ac.id

SUBAK DENGAN SEGALA POTENSI

DAN AKTIVITASNYA DI DESA MAMBANG

(KAJIAN SOSIOLOGI PEDESAAN)

Ni Luh Nyoman Kebayantini

I Nyoman Sumerta Miwada

I Nengah Simpen

Penerbit

Hikari Jnana

Page 3: Penulis - erepo.unud.ac.id

SUBAK DENGAN SEGALA POTENSI

DAN AKTIVITASNYA DI DESA MAMBANG

(KAJIAN SOSIOLOGI PEDESAAN)

ISBN:

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruhnya dari buku ini

dengan cara apapun tanpa seijin tertulis dari penerbit.

Penulis: Ni Luh Nyoman Kebayantini

I Nyoman Sumerta Miwada

I Nengah Simpen

Editor: Sutarpa Sutama

I Putu Suparthana

Penerbit: Hikari Jnana

Cetakan ke: Pertama, Th. 2017

vi + 68 hlm; 15,5 x 23 cm

Text Box
978-602-60868-2-2
Page 4: Penulis - erepo.unud.ac.id

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha

Kuasa, sehingga kegiatan berupa penulisan buku ajar ini dapat

terlaksana sesuai dengan rencana. Buku ini dipersembahkan

kepada masyarakat desa Mambang dan merupakan buah dari

hasil kegiatan KKN-PPM Unud periode XI tahun 2015 yang

pelaksanaan dilakukan pada tanggal 1 – 31 agustus 2015. Buku

ini diberi judul : “Subak dengan segala Potensi dan

Aktivitasnya di Desa Mambang (Kajian Sosiologi

Pedesaan)”, merupakan sebuah gambaran tentang aktivitas

subak di desa ini dan upaya pelestariannya di tengah derasnya

pengaruh global.

Buku ini bisa dibuat berkat kerjasama semua pihak. Untuk

itu melalui kesempatan ini diucapkan terima kasih yang sangat

dalam, kepada yang terhormat :

Dirjen DIKTI atas bantuan hibah yang diberikan sehingga

kegiatan ini dapat berjalan dengan baik

Rektor Universitas Udayana dalam hal ini Ketua LPPM

Unud atas penyediaan segala fasilitas untuk berlangsungnya

kegiatan ini

Bapak Kepala Desa Mambang atas fasilitas untuk

pembelajaran mahasiswa KKN-PPM Unud

Kepala SD 2 Mambang, Ketua Subak Babakan Anyar,

Ketua Simantri 531 dan anggota masyarakat desa Mambang

yang ikut membantu persiapan penulisan buku ini

Mahasiswa Unud yang ikut di kegiatan KKN-PPM periode

XI di desa Mambang atas keseriusannya dalam mempersiapkan

program.

Akhirnya, kami mengharapkan semoga buku ini bermanfaat

bagi yang memerlukan.

Denpasar, Agustus 2016

Ketua Pelaksana

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | iii

Page 5: Penulis - erepo.unud.ac.id

DAFTAR ISI

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | iv

Halaman

PRAKATA iii

DAFTAR ISI iv

I. PENDAHULUAN 1

1. Permasalahan di Desa Mambang 1

2. Usulan Penyelesaian Permasalahan 2

3. Metode yang digunakan untuk mengatasi

permasalahan

3

4. Profil Kelompok Sasaran dan Permasalahannya 4

II. METODE PELAKSANAAN 4

1. Persiapan dan Pembekalan 6

2. Pelaksanaan 9

3. Rencana Keberlanjutan Program dan Evaluasi 15

III. SUBAK DAN EKSISTENSINYA DI DESA

MAMBANG

17

1. Pengertian Subak 17

2. Eksistensi Subak di Desa Mambang 18

3. Profil Desa Mambang 20

IV. KARAKTERISTIK SUBAK DI DESA

MAMBANG

22

1. Subak Babakan Anyar 22

2. Subak Gede Mambang 32

3. Subak Penarukan 44

4. Subak Abian Dukuh Sakti 52

Page 6: Penulis - erepo.unud.ac.id

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | v

Halaman

V. TRANSFER IPTEKS UNTUK EKSISTENSI

SUBAK

1. Teknologi Pembuatan Silase Jerami

2. Teknologi Pembuatan Kompos

3. Teknologi Biopestisida

4. Produksi Biourin Sapi

5. Produksi Biogas dengan Pendekatan Digester

Mobile

6. Teknologi Pembuatan Chicken Nugget

7. Teknologi Pembuatan Susu Kedelai

8. Pembuatan Keripik Pisang

58

58

60

61

62

62

64

65

65

DAFTAR PUSTAKA 68

Page 7: Penulis - erepo.unud.ac.id

DAFTAR TABEL

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… |vi

Halaman

1. Volume Pekerjaan 13

2. Luas Wilayah dan Keanggotaan Subak di Desa

Mambang19

3. Tingkat Pendidikan Informan Kunci Subak di

Desa Mambang19

4. Bangunan bagi Pendistribusian Air Subak di Desa

Mambang

20

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Diagram alir mekanisme kerja Kegiatan KKN-

PPM Unud7

2. Kegiatan Demo Pembuatan Biourin dan

Biofestisida dan Aplikasinya pada Tanaman

Palawija

66

3. Demo Plot Produksi Fermentasi Jerami dan

Biogas

67

4. Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan (Pembuatan

Susu Kedelai, Chicken Nugget dan Keripik

Pisang)

67

Page 8: Penulis - erepo.unud.ac.id

I. PENDAHULUAN

1. Permasalahan di Desa Mambang

Desa Mambang terletak di wilayah Kecamatan

Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan. Secara geografis, desa

ini terletak diketinggian 300 mdl dari permukaan air laut dan

memiliki curah hujan 1000 mm dengan suhu rata-rata 29-

300C2. Desa ini memiliki luas wilayah 603 ha/m2 dan hampir

sepertiganya merupakan daerah sawah (264 ha/m2). Kehidupan

masyarakatnya didominasi sebagai petani (Anonim, 2013).

Kegiatan bertani yang dikelola dengan sebuah organisasi

tradisional bernama subak, selama ini mampu memberikan

manfaat, minimal dalam pengelolaan air irigasi dan pemasaran.

Namun kemajuan teknologi saat ini dalam segala bidang telah

berdampak positif maupun negatif bagi eksistensi subak ini.

Hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh tim Unud,

ditemukan adanya kecenderungan bahwa eksistensi keberadaan

subak di desa Mambang ini sudah mulai tergerus oleh pengaruh

global. Penggunaan bahan kimia (pupuk dan obat kimia) yang

dominan selama beberapa dekade terakhir (sebagai sebuah me-

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 1

Page 9: Penulis - erepo.unud.ac.id

tode untuk meningkatkan kuantitas produksi tanaman padi)

merupakan salah satu permasalahan yang terkemuka saat

penjajagan yang dilakukan oleh Tim Unud ini. Disamping itu,

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggota subak masih

kurang khususnya kesadaran penggunaan bahan-bahan organik

dalam pengelolaan lahan subaknya. Sementara, di desa

mambang ini telah terbentuk kelompok simantri (sistim

pertanian terintegrasi) namun belum secara maksimal

integrasinya antara dunia pertanian dengan peternakan

khususnya dalam menjaga kualitas tanah tetap organik.

Kualitas SDM para anggota wanita tani, belum mengetahui

teknologi pengolahan hasil pertanian saat panen berlebih

khususnya dalam rangka diversifikasi komoditi yang

dihasilkan. Itulah beberapa permasalahan yang mengemuka

saat tim Unud melakukan penjajagan di desa ini.

“Geliat subak dalam hegemoni global” merupakan tema

yang diangkat dalam kegiatan KKN-PPM yang akan dilakukan

di desa Mambang ini. Eksistensi subak ini penting diperhatikan

dengan introduksi teknologi yang bersinergi dengan filosofi

dari THK. Tri Hita Karana (THK), yang secara substansinya

adalah sebagai bentuk pengakuan sesama ciptaan-Nya di dunia

ini untuk selalu hamonis (Windia, 2013). Hubungan harmonis

dari filosofi THK merupakan pendekatan yang tepat

diaplikasikan untuk eksistensi subak di desa Mambang. Karena

jika eksistensi subak yang organik (baca: dalam hubungannya

dengan filosofis harmonis dari konsep THK) terwujud maka itu

merupakan bukti nyata daripada implementasi riil THK dalam

kehidupan pedesaan yang harmonis (Suka et al., 2013).

2. Usulan Penyelesaian Permasalahan

Untuk meningkatkan eksistensi subak sebagai sebuah

warisan leluhur Bali dari pengaruh globalisasi maka ada

beberapa usulan yang diajukan dalam pelaksanaan program

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 2

Page 10: Penulis - erepo.unud.ac.id

KKN- PPM di desa Mambang, dengan tema “ geliat subak

dalam hegemoni global” ini sebagai berikut :

1. Melakukan survey dan identifikasi permasalahan subak

yang ada di desa Mambang melalui pendekatan sosiologi

pedesaan dengan menggali potensi, peluang, hambatan dan

tantangan untuk merespon keberadaannya di tengah

pengaruh global. Disamping itu, kegiatan ini juga

memberikan manfaat bagi para mahasiswa KKN-PPM

Unud yang terlibat di desa ini untuk belajar menjadi

surveyor dan mengenali lebih dekat permasalahan

masyarakat secara umum;

2. Penguatan eksistensi subak melalui aplikasi ipteks

pengolahan tanah dengan menggunakan paket teknologi

tepat yang ditargetkan dan aktivitas tersebut dilandasi nilai-

nilai THK dalam praktek penyelamatan lingkungan (tanah)

dari pengaruh bahan-bahan kimia;

3. Penguatan SDM anggota subak khususnya para wanita tani

dalam adopsi teknlogi tepat guna pengolahan hasil

pertanian

4. Penguatan bahan baku pendukung keorganikan subak

melalui pemberdayaan para kelompok peternak sapi di desa

Mambang melalui pelatihan pengolahan pakan ternak

dengan metode biofermentasi.

5. Pendidikan dini budaya hidup bersih bagi anak-anak SD

dalam mengelola sampah di sekolah; mengenali subak

dalam versi bahasa bali dan dikonversikan ke bahasa

inggris.

3. Metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan

Usulan penyelesaiaan permasalahan yang diprogramkan

akan dilaksanakan dengan metode peran partisipasi masyarakat

dan transfer teknologi. Untuk mencapai target luaran yang yangdiusulkan maka dilakukan dengan metode seperti berikut :

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 3

Page 11: Penulis - erepo.unud.ac.id

1) pengumpulan data melalui survei lapangan; 2) program

pemberdayaan melalui penyuluhan, pelatihan dan

pendampingan KK miskin yang ada di disa Mambang.

Beberapa yang telah ditetapkan sebagai mitra dalam

pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran

Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) ini adalah : 1) Subak

Babakan Anyar desa Mambang; 2) Kelompok peternak sapi

bali; 3) sekolah Dasar 2 Desa Mambang; dan 4) Pemerintahan

desa Mambang. Keempat mitra tersebut adalah dilibatkan

dalam kegiatan KKN-PPM ini untuk mencapai target luaran

yang telah diusulkan. Filosofi Konsep KKN-PPM ini

merupakan media pembelajaran interaktif antara mahasiswa

dan masyarakat desa Mambang untuk pensolusian beberapa

masalah yang dihadapi subak ditengah derasnya pengaruh

global. Jadi mahasiswa dan masyarakat sama-sama belajar

dengan media yang telah disepakati. Sasaran dari kegiatan yang

diusulkan secara tidak langsung mendukung bidang sosial

budaya, peningkatan produksi, fisik, dan kesehatan.

4. Profil Kelompok Sasaran dan Permasalahannya

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 4

No Kelompok

Sasaran

Potensi Permasalahan

1 Subak

Babakan

Anyar

Lahan sawah

yang luas untuk

mendukung

otonomi pangan di

desa Mambang

Sebagian besar

masyarakatnya

sebagai petani

Belum mengadopsi ipteks

untuk mendukung

keorganikan persawahan

sebagai sebuah jawaban

akan hubungan harmonis

dengan alam (sebuah bagian

dari THK)

Belum memiliki awig-

awig yang jelas tentang

arah pembangunan subak

Page 12: Penulis - erepo.unud.ac.id

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 5

No Kelompok

Sasaran

Potensi Permasalahan

2 Kelompok

”SIMANTRI

531”

(Gapoktan

Sri Sedana

Murti)

Penghasil limbah

ternak sapi

pendukung

pertanian organik

Masih lemahnya SDM

dalam penguasaan ipteks

pengolahan limbah

Masih lemah dalam

penguasaan ipteks pakan

3 Sekolah

Dasar 2

Mambang

Sebagai pencetak

generasi yang

bersahabat dengan

alam

Belum ada buku ajar

tentang potensi subak di

desanya sebagai bahan

pembelajaran untuk

mendukung pendidikan dini

tentang pentingnya subak

4 Pemerintah

Desa

Mambang

Pengelola

pembangunan SDM

masyarakat desa

Belum mengetahui arah

pembangunan subak dalam

upaya pelestariannya

Page 13: Penulis - erepo.unud.ac.id

II. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan KKN-PPM di desa Mambang

dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut .

1. Persiapan dan Pembekalan

Mekanisme pelaksanaan kegiatan KKN-PPM

Kegitan KKN-PPM di Universitas Udayana

dilaksanakan oleh sebuah tim di bawah tanggung jawab ketua

LPPM Universitas Udayana. Tim ini dikoordinir oleh seorang

ketua pelaksana dibantu oleh tiga anggota dengan kompetensi

yang sesuai dengan tema yang diusulkan. Dalam operasional,

kegiatan ini dikoordinir oleh seorang dosen pembimbing

lapangan (DPL) yang memberikan bimbingan teknis kepada

mahasiswa pelaksana di lapangan. Perekrtutan mahasiswa

peserta KKN PPM dilakukan oleh tim pelaksana dengan

memperhatikan relevansi keilmuan mahasiswa bersangktan

dengan tema kegiatan. Secara ringkas mekanisme pelaksanaan

dapat ditunjukkan dengan Gambar 1.

Materi Persiapan dan pembekalan KKN-PPM

Materi persiapan meliputi pengumpulan berbagai

bahan-bahan dan peralatan peraga terapan Ipteks yang akan

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 6

Page 14: Penulis - erepo.unud.ac.id

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 7

MITRA : Subak,

kelompoksimantri, sekolah

dasar danPemerintah

desaMambang

KETUA LPPM

KETUA PELAKSANA

DPL

MAHASISWA

DINAS TERKAIT

CAMAT

DESA

MASYARAKAT/ KELOMPOK SASARAN

KORDES

Gambar 1. Diagram alir mekanisme kerja Kegiatan

KKN-PPM Unud

ditransfer kepada masyarakat sasaran. Mahasiswa KKN-PPM Unud

sebelum turun ke desa, diberikan pembekalan oleh DPL, tenaga ahli

sesuai tematik KKN PPM, dan mitra. Materi pembekalan adalah sebagai

berikut:

1. Pengenalan Potensi Wilayah desa Mambang

2. Etika pergaulan dan sosialisasi dengan masyarakat

3. Pengetahuan teknis terkait tematik kegiatan

a. Subak dan Potensinya (Windia, 2013)

b. Digester mobile untuk produksi biogas (Widihati et al.,

2013)

c. Teknologi pengolahan pakan ternak sapi (Astawa et al.,

2013)

d. Konsep Tri Hita Karana dan implementasi riilnya di

pedesaan (Suka et al., 2013)

Page 15: Penulis - erepo.unud.ac.id

II. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan KKN-PPM di desa Mambang

dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut .

1. Persiapan dan Pembekalan

Mekanisme pelaksanaan kegiatan KKN-PPM

Kegitan KKN-PPM di Universitas Udayana

dilaksanakan oleh sebuah tim di bawah tanggung jawab ketua

LPPM Universitas Udayana. Tim ini dikoordinir oleh seorang

ketua pelaksana dibantu oleh tiga anggota dengan kompetensi

yang sesuai dengan tema yang diusulkan. Dalam operasional,

kegiatan ini dikoordinir oleh seorang dosen pembimbing

lapangan (DPL) yang memberikan bimbingan teknis kepada

mahasiswa pelaksana di lapangan. Perekrtutan mahasiswa

peserta KKN PPM dilakukan oleh tim pelaksana dengan

memperhatikan relevansi keilmuan mahasiswa bersangktan

dengan tema kegiatan. Secara ringkas mekanisme pelaksanaan

dapat ditunjukkan dengan Gambar 1.

Materi Persiapan dan pembekalan KKN-PPM

Materi persiapan meliputi pengumpulan berbagai

bahan-bahan dan peralatan peraga terapan Ipteks yang akan

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 8

Page 16: Penulis - erepo.unud.ac.id

ditransfer kepada masyarakat sasaran. Mahasiswa KKN-PPM

Unud sebelum turun ke desa, diberikan pembekalan oleh DPL,

tenaga ahli sesuai tematik KKN PPM, dan mitra. Materi

pembekalan adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan Potensi Wilayah desa Mambang

2. Etika pergaulan dan sosialisasi dengan masyarakat

3. Pengetahuan teknis terkait tematik kegiatan

a. Subak dan Potensinya (Windia, 2013)

b. Digester mobile untuk produksi biogas (Widihati et

al., 2013)

c. Teknologi pengolahan pakan ternak sapi (Astawa et

al., 2013)

d. Konsep Tri Hita Karana dan implementasi riilnya di

pedesaan (Suka et al., 2013)

2. Pelaksanaan

Program kegiatan KKN-PPM yang akan dilakukan

menyangkut 4 bidang kegiatan yakni peningkatan produksi,

fisik, sosial ekonomi dan kesehatan. Keempat bidang kegiatan

tersebut beranggotakan mahasiswa yang berasal dari berbagai

bidang ilmu (interdesipliner). Masing-masing kordinator bidang

bertanggungjawab terhadap teknis realisasi program dan

rencana kegiatan.

Langkah-langkah dalam bentuk program yang akan

dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diharapkan dari

tema KKN-PPM di desa Mambang adalah :

1. Program bidang sosial budaya yakni melakukan sosialisasi

dan penyempurnaan awig-awig subak dalam merespon

tuntutan global; dan pendidikan pengenalan subak melalui

versi belajar bahasa bali dan konversi ke bahasa inggris.

2. Program bidang peningkatan produksi meliputi pengolahan

limbah ternak menjadi biogas, kompos, biourin dan

biofestisida untuk mendukung keorganikan sawah di subak

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 9

Page 17: Penulis - erepo.unud.ac.id

yang ada diwilayah desa Mambang. Disamping itu,

pelatihan pengolahan hasil pertanian, seperti produk kripik

pisang, susu kedele dan chicken nugget

3. Program bidang fisik yakni merancang digester mobile

sebagai tempat fermentasi feses sapi dalam rangka

menghasilkan biogas..

4. Program bidang kesehatan menyangkut pendidikan dini

budaya hidup bersih bagi anak-anak SD dalam mengelola

sampah di sekolah;

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini dengan

melibatkan peran partisipasi masyarakat desa Mambang dan

berbasis ipteks. Pengumpulan data melalui 1) survei

lapangan, dan (2) Program pemberdayaan melalui

penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan yaitu pertemuan

secara berkala antara pendamping dengan kelompok sasaran.

Langkah-langkah operasional yang dilakukan dalam

kegiatan KKN-PPM ini diantaranya :

1. Kegiatan sosialisasi pada semua mitra yang dilibatkan

dalam kegiatan KKN-PPM ini tentang tujuan dari

kegiatan ini dilakukan;

2. Melakukan survey tentang eksistensi anggota subak

dalam menjalankan profesinya sebagai petani di tengah

serbuan pengaruh global. Kegiatan ini menjadi penting

sebagai base line dari program selanjutnya. Disamping

itu, kegiatan ini juga memberikan manfaat bagi para

mahasiswa KKN-PPM Unud yang terlibat di desa ini

untuk belajar menjadi surveyor dan mengenali lebih dekat

permasalahan para petani;

3. Penguatan eksistensi subak melalui aplikasi ipteks

pengolahan tanah yang mendukung nilai-nilai organik

sebagai bentuk riil implementasi THK khususnya

hubungan antara manusia dengan lingkungan (Suka et al.,

2013). Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pelatihan

teknik penggunaan kompos, biourin,

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 10

Page 18: Penulis - erepo.unud.ac.id

biofestisida untuk tanaman pertanian para anggota

subak. Kegiatan ini sebagai upaya penyelamatan

lingkungan (tanah) dari pengaruh bahan-bahan kimia;

4. Penguatan bahan baku sebagai pendukung keorganikan

subak melalui pemberdayaan para kelompok peternak

sapi yang ada di desa ini. Bentuk kegiatannya adalah

dengan memberikan pelatihan pembuatan biogas

(introduksi digester mobile yakni tempat fermentasi

kotoran/feses sapi menurut metode Widihati et al.

(2013) untuk dihasilkan biogas), pembuatan kompos,

biourin dan biofestisida;

5. Kegiatan dalam bentuk ceramah dan diskusi

(“paruman”) dengan para anggota subak dalam

peninjauan awig-awig subak yang ada untuk

menguatkan lembaga subak ini kedepan. Penguatan

kelembagaan subak (Windia, 2013) penting dilakukan

untuk mengantisipasi tuntutan perkembangan

pembangunan di desa ini.

6. Pendidikan dini kepada para generasi muda sebagai

calon pelaksana pembangunan di desa tentang subak

dengan segala aktivitasnya. Aktivitas subak merupakan

kegiatan yang mengadopsi hubungan harmonis dari

filosofi THK (Windia, 2013). Kegiatan dalam bentuk

pembelajaran bagi anak-anak sekolah dasar tentang arti

kebersihan lingkungan dengan mendemokan pemilahan

sampah organik dan anorganik. Disamping itu

dilakukan pula kegiatan pelatihan bahasa bali yang

diimbangi dengan pembelajaran bahasa inggris dengan

kompetensi tentang pemahaman subak;.

7. Pelatihan pengolahan hasil pertanian kepada para ibu-

ibu petani sebagai informasi ipteks. Kegiatan ini dapat

memberikan tambahan pengetahuan tentang pembuatan

kripik pisang, pembuatan susu kedelai dan produk

chicken nugget melalui metode Putri et al. (2011).

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 11

Page 19: Penulis - erepo.unud.ac.id

Output kegiatan ini bisa dikonsumsi oleh keluarganya

maupun kedepannya dijadikan tambahan penghasilan baru

bagi para ibu-ibu petani.

8. Penguatan ipteks sumber bahan pakan lokal (Nahrowi,

2006) untuk ternak di kelompok peternak sapi yang ada di

desa mambang. Kegiatan ini penting sebagai profesi

penghasil bahan pendukung keorganikan subak. Bentuk

kegiatannya yakni memberikan pelatihan biofermentasi

jerami (jerami adalah limbah padi yang dihasilkan para

anggota petani di subak ini) sebagai pakan alternatif untuk

pertumbuhan ternak sapi (Astawa, et al., 2013);

9. Kegiatan studi banding ke subak Kelating, Kerambitan,

Tabanan yang telah mengadopsi budaya organik di

persawahannya. Kegiatan ini penting sebagai tempat

pembelajaran pengembangan budaya organik diwilayahnya;

10. Kegiatan gotong royong membersihkan saluran irigasi

subak dengan melibatkan mahasiswa KKN dan anggota

subak yang ada di desa Mambang;

11. Menginisiasi terjalinnya kemitraan pemasaran produk

pertanian yang dihasilkan oleh anggota subak dengan para

pelaku pemasaran, pemerintah desa dan pemerintah

Kabupaten Tabanan sehingga ditemukan hubungan positif

yang saling menguntungkan;

12. Kegiatan pendampingan oleh mahasiswa KKN-PPM Unud

terhadap keluarga miskin (masing-masing mahasiswa

mendampingi satu KK miskin di desa Mambang) untuk

menggali, mengidentifikasi dan pensolusian dari beberapa

masalah KK miskin yang didampingi (sebuah pembelajaran

seorang anak yang berjiwa “independen” dalam keluarga

barunya). Kegiatan pendampingan ini dilakukan full selama

1 bulan kegiatan KKN-PPM di desa.

13. Kegiatan monitoring, supervisi dan evaluasi yang akan

dilakukan pada setiap sub kegiatan.

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 12

Page 20: Penulis - erepo.unud.ac.id

Volume pekerjaan dalam bentuk Jam Kerja Efektif

Mahasiswa (JKEM).

Volume total pekerjan adalah n x y JKEM, dimana n adalah

jumlah mahasiswa yang akan diterjunkan dalam KKN PPM

dimaksud; y adalah rata-rata jam kerja efektif mahasiswa.

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 13

No Nama Pekerjaan ProgramVolume

(JKEM)

Kete

rangan

1 Survey tentang

eksistensi para

anggota subak

dalam menjalankan

profesinya sebagai

petani

a. Pengumpulan data

tentang tantangan dan

hambatan yang

dihadapi para petani

(sebagai data base

line)

6 jam x 2

hari

Minggu

ke 1

2 Penguatan

eksistensi subak

melalui aplikasi

ipteks pengolahan

tanah yang organik

b. Pelatihan teknik

penggunaan kompos,

biourin, biofestisida

serta aplikasinya pada

tanaman padi

6 jam x 3

hari

Minggu

ke 1

3 Penguatan bahan

baku pendukung

keorganikan subak

c. Pelatihan

pembuatan digester

mobile

sebagai tempat

penghasil biogas, d.

Pelatihan pembuatan

kompos, biourin dan

biofestisida;

6 jam x 2

hari

6 jam x 3

hari

Minggu

ke 2

Minggu

ke 2

4 Penguatan lembaga

subak dari pengaruh

global

e. Kegiatan dalam

bentuk ceramah dan

diskusi (“paruman”)

dengan para anggota

subak dalam

peninjauan awig-awig

subak

6 jam x 2

hari

Minggu

ke 3

Tabel 1. Volume Pekerjaan

Page 21: Penulis - erepo.unud.ac.id

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 14

No Nama Pekerjaan ProgramVolume

(JKEM)

Kete

rangan

5 Pendidikan dini

kepada para

generasi muda

sebagai calon

pelaksana

pembangunan di

desa tentang subak

dengan segala

aktivitasnya.

f. Pembelajaran

kebersihan di

lingkungan dengan

mendemokan

pemilahan sampah

organik dan

anorganik.

g. Pelatihan bahasa

bali dan bahasa

inggris dengan

kompetensi

pemahaman tentang

subak

6 jam x 3

hari

6 jam x 3

hari

Minggu

ke 3

Minggu

ke 3

6 Pemberdayaan ibu-

ibu anggota subak

h. Pelatihan

pembuatan krupuk

pisang, susu kedele

dan chiecken

nugget

6 jam x 4

hari

Minggu

ke 4

7 Penguatan ipteks

sumber bahan pakan

lokal

i. Pelatihan

biofermentasi

jerami padi

6 jam x 3

hari

Minggu

ke 3

8 Pendampingan KK

miskin

j. Mendampingi KK

miskin untuk

menemukan solusi

dari beberapa

permasalahan

1 jam x

30 hari

Minggu

ke 1-4

9 Menginisiasi

terjalinnya

kemitraan

pemasaran produk

pertanian yang

dihasilkan

k.Memfasilitasi

kemitraan dengan

para pelaku

pemasaran,

pemerintah desa

dan pemerintah

Kabupaten Tabanan

6 jam x 2

hari

Minggu

ke 3

Page 22: Penulis - erepo.unud.ac.id

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 15

No Nama Pekerjaan ProgramVolume

(JKEM)

Kete

rangan

10 Monitoring dan

evaluasi kegiatan

k. Persiapan laporan

dan presentasi hasil

kegiatan

6 jam x 3

hari

Minggu

ke 4

Jumlah JKEM192

JKEM

Total volume kegiatan = n x JKEM = 30 x 192

JKEM (n = jumlah mahasiswa)

5.760

JKEM

N = 30

maha

siswa

3. Rencana Keberlanjutan Program dan Evaluasi

Upaya monitoring dan jaminan eksistensi subak di desa

Mambang harus terus dilakukan, dengan memberikan dorongan

moril dan update ipteks. Oleh karena itu, LPPM Unud akan

selalu melakukan upaya peningkatkan pengetahuan para

anggota subak di desa ini dalam rangka mendukung

kesejahteraannya. Kesejahteraan dalam bentuk materi maupun

non materi. Pendampingan perguruan tinggi direncanakan

berlangsung selama 3 tahun melalui penempatan mahasiswa

KKN PPM sebanyak 6 periode, dengan jumlah mahasiswa pada

setiap periode sebanyak 30 orang. Disamping itu, perguruan

tinggi, khususnya Unud akan selalu mendorong pemerintah

Kabupaten Tabanan untuk selalu merenjakan program yang

mendukung kinerja subak agar tetap eksis.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

(LPPM) Universitas Udayana telah memiliki pengalaman

dalam mengelola Program Pengabdian Masyarakat (PPM)

berbasis ipteks tepat guna hasil pengembangan perguruan

tinggi. Kegiatan hibah KKN-PPM yang telah dikelola

bertemakan pengembangan desa wisata. Disamping itu, juga

beberapa kegiatan IbW yang spesifik menangani

pengembangan wilayah pedesaan berbasis ipteks pertanian,

Page 23: Penulis - erepo.unud.ac.id

kegiatan IbIKK seperti pengembangan tali ate, edukasi wisata

dan produksi ayam upakara, serta kegiatan IbM yang fokusnya

pada transfer ipteks. Desa Mambang, Kecamatan Selemadeg

Timur, Kabupaten Tabanan merupakan salah satu desa binaan

baru dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana. Selama ini, banyak

penelitian yang telah dihasilkan oleh LPPM Unud dan belum

banyak teradopsi di desa ini. Potensi-potensi riset yang telah

dikembangkan dalam skala lab, pada periode KKN-PPM kali

ini diaplikasikan untuk mendukung kinerja subak sebagai salah

satu warisan leluhur yang perlu dilestarikan.

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 16

Page 24: Penulis - erepo.unud.ac.id

III. SUBAK DAN EKSISTENSINYA DI DESAMAMBANG

1. Pengertian Subak

Istilah subak di Bali pada umumnya sudah tidak asing

bagi masyarakatnya, sebagai sebuah organisasi tradisional

masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Di dalamnya

banyak terdapat berbagai aktivitas yang mengedepankan

konsep Tri Hita Karana (THK). Sebuah organisasi tradisional

Bali yang masih eksis dalam penerapan nilai-nilai TKH,

meskipun saat ini sudah banyak bergeser akibat kemajuan ilmu

dan teknologi. Windia (2006) menyebutkan bahwa subak

merupakan organisasi petani berbasiskan pada ekosistem

kawasan pertanian. Tidak ada subak tanpa kawasan pertanian.

Kawasan pertanian dan petani, dua hal yang sangat melekat

dalam sistem subak. lebih lanjut disebutkan Windia (2006)

bahwa sistem subak berkaitan dengan kekuatan-kekuatan yang

dimiliki, seperti kesederhanaan struktur organisasi, sistem kerja

kooperative dan implementasi filosofi TKH yang pada

hakekatnya terdiri dari parhyangan, palemahan dan pawongan.

Sisi parhyangan ditunjukkan dengan adanya pura pada wilayah

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 17

Page 25: Penulis - erepo.unud.ac.id

subak, palemahan ditunjukkan dengan adanya kepemilikan

wilayah dan pawongan ditunjukkan dengan adanya organisasi

profesi petani yang disesuaikan dengan kebutuhan setempat,

adanya anggota subak, pengurus subak dan pimpinan spiritual

subak (Sutawan et al., 1986).

2. Eksistensi Subak di Desa Mambang

Desa Mambang, seperti halnya dengan desa-desa

lainnya di Bali yang masih memiliki lahan pertanian,

keberadaan subak di desa ini hingga saat ini masih eksis. Hal

ini terbukti dari hasil kegiatan survey potensi subak di desa

Mambang kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan

telah dilakukan. Hasil survey (Tabel 1) menunjukkan bahwa di

desa Mambang terdapat 4 subak dengan luas wilayah mencapai

303,84 ha yang terdiri dari 1) subak Babakan Anyar (73,23 ha)

dengan jumlah anggotanya sebanyak 200 orang; 2) Subak Gede

Mambang (103,39 ha) dan jumlah anggotanya sebanyak 422

orang; 3) Subak Penarukan (80 ha) dan anggotanya sebanyak

228 orang; dan 4) Subak Abian Dukuh Sakti (47,22 ha) dengan

jumlah anggotanya sebanyak 117 orang. Komoditi utamanya

yang dihasilkan dominan padi dan palawija, sementara khusus

di suabak Abian Dukuh Sakti komoditinya adalah kelapa dan

coklat. Rata-rata tingkat pendidikan anggota subak ini adalah

sekolah dasar (85%) dengan kisaran umur berkisar antara 50-60

tahun. Hasil lengkapnya dapat dirincikan pada Tabel 2 dan 3.

Subak merupakan lembaga yang mengatur air ke

sawah-sawah untuk pertanian. Sumber pengairan sawah-sawah

petani mengandalkan empelan, pelimpah dan temuku dimasing-

masing sawah anggota subak. Jumlah bangunan bagi

pendistribusian air seluruh subah di Desa Mambang disajikan

secara lengkap pada tabel 3. Di dalam pendistribusian air selalu

menekankan unsur keadilan dalam memperoleh air dengan

dibuatkannya bangunan bagi atau temuku. Pemeliharaan aliran

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 18

Page 26: Penulis - erepo.unud.ac.id

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 19

Subak merupakan lembaga yang mengatur air ke

sawah-sawah untuk pertanian. Sumber pengairan sawah-sawah

petani mengandalkan empelan, pelimpah dan temuku dimasing-

masing sawah anggota subak. Jumlah bangunan bagi

pendistribusian air seluruh subah di Desa Mambang disajikan

secara lengkap pada Tabel 4. Di dalam pendistribusian air

selalu menekankan unsur keadilan dalam memperoleh air

dengan dibuatkannya bangunan bagi atau temuku.

Tabel 2. Luas Wilayah dan Keanggotaan Subak di Desa

Mambang

No Nama Subak Luas Wilayah (Ha)

Jumlah

Anggota

(orang)

1 Babakan Anyar 73,23 200

2 Gede Mambang 103,39 422

3 Penarukan 80 228

4 Abian Dukuh Sakti 47,22 117

Total 303,84 967

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Informan Kunci Subak di Desa

Mambang

No Nama Subak

Pendidikan

JumlahSD SMP SMA

Diploma/

Sarjana

1 Babakan

Anyar

17 2 3 3 25

2 Gede

Mambang

16 5 4 0 25

3 Penarukan 16 5 4 0 25

4 Abian Dukuh

Sakti

12 5 8 0 25

Page 27: Penulis - erepo.unud.ac.id

Pemeliharaan aliran air yang mengalir kesawah dilakukan

secara rutin dengan kegiatan gotong royong dengan semua

anggota subak. Pembersihan saluran irigasi yang tersumbat dan

menerapkan pelarangan pembuangan sampah di saluran irigasi

dengan menerapkan awig-awig yang ada di di masing-masing

subak. Subak didirikan untuk mengatur pola pembagian air

kepada para anggotanya (Windia, 2006) dan dalam

perkembangan kekinian hal tersebut akan sedikit terganggu

mengingat di desa Mambang ini sumber air yang masuk ke

saluran irigasi subak terbatas dan bahkan saat ini masuk dalam

kategori subak tadah hujan.

3. Profil Desa Mambang

Desa Mambang adalah salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten

Tabanan, Provinsi Bali. Secara Topografi, Desa Mambang

berada di ketinggian 300 meter dari atas permukaan laut

dan terletak 45 km atau 90 menit perjalanan dari pusat kota

Denpasar.

Wilayah Desa Mambang terdiri dari 11 banjar dinas

diantaranya Banjar Dinas Dukuhpulu Kaja, Banjar Dinas

Dukuhpulu Tengah, Banjar Dinas Dukuhpulu Kelod, Banjar

Dinas Babakan, Banjar Dinas Alas, Banjar Dinas Mambang

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 20

Tabel 4. Bangunan bagi Pendistribusian Air Subak di Desa

Mambang

No Pendistribusian

Air

Nama Subak

Babakan

Anyar

Gede

Mambang Penarukan

Abian

Dukuh

Sakti

1 Empelan/Dam 3 3 3 0

2 Pelimpah 3 3 3 0

3 Bangunan

Bagi/Temuku

1 1 1 0

Page 28: Penulis - erepo.unud.ac.id

Tengah, Banjar Dinas Mambang Kaja, Banjar Dinas Mambang

Celuk Kaja, Banjar Dinas Mambang Celuk Kelod, dan Banjar

Dinas Sambat See dan 2 banjar adat diantaranya adalah Desa

Pekraman Mambang Gede dan Desa Pekraman Dukuhpulu

Kaja. Secara geografis, batas-batas wilayah Desa Mambang

adalah sebagai berikut:

di sebelah Utara : Desa Bantas,

di sebelah Selatan : Sungai Lambuk (Desa

Tangguntiti),

di sebelah Timur : Sungai Yeh Hoo,

di sebelah Barat : Sungai Lambuk (Desa Megati).

Mengingat letak topografi tersebut, Desa Mambang

merupakan daerah pertanian. Mayoritas penduduk Desa

Mambang bermata pencaharian sebagai petani dan peternak.

Untuk memudahkan kerjasama dalam bidang pertanian para

petani di Desa Mambang membentuk organisasi pertanian

tradisional yakni Subak. Di Desa Mambang terdapat 4 subak

yang terdiri dari 3 subak basah dan 1 subak abian (subak

kering). Berikut deskripsi mengenai masing-masing subak yang

terdapat di Desa Mambang.

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 21

Page 29: Penulis - erepo.unud.ac.id

IV. KARAKTERISTIK SUBAK DI DESAMAMBANG

1. Subak Babakan Anyar

Subak Babakan Anyar merupakan salah satu subak yang

terletak di Desa Mambang Kecamatan Selemadeg Timur

Kabupaten Tabanan. Sejak awal terbentuknya Subak Babakan

Anyar di Desa Mambang, kepengurusan seperti ketua,

sekretaris, dan bendahara dipilih melalui musyawarah mufakat

dengan memperhatikan pendapat tokoh masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pekaseh Subak Babakan

Anyar, I Wayan Semidra, tidak diketahui secara pasti kapan

subak Babakan Anyar didirikan. Akan tetapi berdasarkan

informasi yang diperoleh, telah terjadi 7 periode pergantian

kepemimpinan di Subak Babakan Anyar sampai saat ini. Pada

periode pertama pekaseh Subak Babakan Anyar adalah Gurun

Cetig. Pada periode kedua pekaseh Subak Babakan Anyar

adalah Gurun Nulyo. Pada periode ketiga pekaseh Subak

Babakan Anyar adalah Nang Sungkrug. Pada periode

selanjutnya kepengurusan subak babakan anyar adalah sebagai

berikut:

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 22

Page 30: Penulis - erepo.unud.ac.id

Periode keempat (tahun 1965-1975)

Pekaseh : I Wayan Nulyo

Sekretaris : I Nyoman Niyama

Bendahara : I Wayan Mujep

Periode kelima (tahun 1975-1986)

Pekaseh : I Nyoman Niyama

Sekretaris : I Wayan Sukerta

Bendahara : I Ketut Kisna

Periode keenam (1986-2007)

Pekaseh : I Wayan Wetro

Sekretaris : I Wayan Subarta

Bendahara : I Wayan Susila

Periode ketujuh (2007-2014)

Pekaseh : I Wayan Subarta

Sekretaris : I Wayan Susila

Bendahara : I Wayan Semidra

Struktur kepengurusan Subak Babakan Anyar pada

periode ini dapat dilihat dalam bagan berikut:

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 23

PEKASEH

I WAYAN SEMIDRA

BENDAHARA

I WAYAN SEMIDRASEKRETARIS

I WAYAN SUMADANA

KELIAN SUBAK

BABAKAN BEDUURAN

I NYOMAN SABA

KELIAN SUBAK

BABAKAN BETENAN

I KETUT SUDARMA

KELIAN SUBAK

BABAKAN ANYAR

I WAYAN TRIATA

Page 31: Penulis - erepo.unud.ac.id

Sebelum kepemimpinan I Wayan Semidra, administrasi

dari subak Babakan Anyar tidak tertata dengan baik, bahkan

tidak ada administrasi tertulis. Maka dari itu struktur organisasi

periode sebelumnya tidak dicatatkan. Hal tersebut dikarenakan

pada periode tersebut, organisasi subak masih bersifat sangat

tradisional, dan sederhana. Saat ini organisasi subak

berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dimana

Subak Babakan Anyar mulai memiliki administrasi.

Perkembangan tersebut juga merupakan suatu tuntutan dari

pemerintah dalam rangka membenahi administrasi subak, serta

terkait pembinaan dan pemberian bantuan.

Selama kepemimpinan Pekaseh I Wayan Semidra telah

dilaksankan beberapa program antara lain:

1. Pembuatan penyengker Pura bedugul;

2. Pembuatan jalan usaha tani sepanjang 1 kilometer;

3. Memperbaiki saluran sekunder

Sedangkan program yang belum dilaksanakan yakni

melakukan perbaikan Balai Subak Babakan Anyar dan

pembuatan awig-awig. Subak Babakan anyar belum memiliki

awig-awig subak. Akibat belum adanya awig-awig di Subak

Babakan Anyar belum terdapat pengaturan mengenai sanksi

apabila seorang krama subak tidak mengikuti rapat atau

melakukan pelanggaran. Selain itu tidak karena tidak adanya

awig-awig yang mengatur akibatnya jenis dan besaran sanksi

tidak dirumuskan secara jelas. Apabila terjadi permasalahan

berkaitan dengan subak Babakan Anyar maka akan dilakukan

rapat kemudian keputusan dari rapat tersebut yang biasanya

dijadikan rujukan dalam penyelesaian masalah. Bermacam

sanksi akan didapat oleh anggota yang melanggar keputusan

rapat tersebut seperti denda berupa uang. Sanksi-sanksi yang

diberikan merupakan hasil rapat (paruman) yang berdasarkan

kesepakatan bersama krama subak. Segala permasalahan yang

terjadi di Subak Babakan Anyar diselesaikan berdasarkan

prinsip musyawarah mufakat.

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 24

Page 32: Penulis - erepo.unud.ac.id

Subak Babakan Anyar memiliki luas lahan sekitar 73,23

hektar yang dibagi menjadi tiga tempekan yaitu tempekan

Babakan Anyar memiliki luas lahan 42 hektar, tempekan

Babakan Betenan yang memiliki luas lahan 21,08 hektar dan

tempekan Babakan Beduuran yang memiliki luas lahan 11,15

hektar. Secara umum Subak Babakan Anyar menghasilkan 5

ton gabah per hektar dengan estimasi hasil penjualan Rp.

18.500.000,- per hektar. Gabah tersebut kemudian dijual

kepada perwakilan dari Subak yakni I Ketut Dama, yang

kemudian diolah (selip). Permasalahan utama yang dihadapi

oleh Subak Babakan Anyar adalah kurangnya sumber air

terutama pada musim kemarau. Selain itu saluran sekunder

yang ada di Subak Babakan Anyar jebol selebar 10 meter

sehingga mengganggu pendistribusian air. Adapun upaya yang

dilakukan oleh pemerintah yaitu memberi bantuan dana melalui

Kementerian Pekerjaan Umum. akan tetapi program perbaikan

tersebut belum dilaksanakan. Dalam hal pendistrian pupuk

sudah berjalan lancar dan tidak terdapat kelangkaan pupuk

karena pendistribusian pupuk dilakukan secara terstruktur oleh

krama subak, pekaseh dan perbekel.

Adapun batas-batas Subak Babakan Anyar adalah

sebagai berikut:

batas Utara : Sisi Kelod Desa Pakraman Dukuh Pulu Kaja,

batas Timur : Pangkung Langkuas,

batas Selatan : Tukad Lambuk,

batas Barat : Tukad Lambuk.

Subak Babakan Anyar ini mengandalkan musim hujan

sebagai sumber air utama karena subak ini merupakan subak

tadah hujan. Subak Babakan Anyar dialiri air oleh Bendungan

Lambuk dan Bendungan Lanyak. Khusus untuk subak Babakan

Betenan dilairi oleh sebuah empelan. Hasil atau produk yang

dominan dihaslkan di subak ini adalah padi. Kondisi di Desa

Mambang yang mengalami musim kering berkepanjangan

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 25

Page 33: Penulis - erepo.unud.ac.id

menyebabkan penurunan tingkat produktifitas, dimana petani di

Desa mambang pada umumnya dan krama subak Babakan

Anyar pada khususnya hanya dapat melakukan panen sekali

dalam setahun. Oleh karena itu, pada musim kemarau para

petani tersebut menanam jagung.

Subak Babakan Anyar memiliki 200 orang anggota

yang terbagi menjadi tiga tempekan. Tempekan Babakan Anyar

berangotakan 108 orang, Tempekan Babakan Betenan

beranggotakan 55 orang dan Tempekan Babakan Beduuran

beranggotakan 37 orang. Subak ini biasa melakukan rapat

anggota sebanyak dua kali dalam satu tahun. Akan tetapi jika

terdapat beberapa hal mendesak, akan diadakan rapat

aksidental, sehinggadalam satu tahun paling sedikit ada 2 kali

rapat. Rapat aksidental biasanya diadakan jika terdapat hal

mendesak seperti adanya pelanggaran oleh seorang krama

subak atau hal mendesak lainnya. Jika akan diadakan rapat

maka pekaseh akan menyebarkan undangan rapat tersebut

kepada krama subak melalui kelian tempek, kemudian kelian

tempek akan menugaskan juru arah untuk

menginformasikannya kepada setiap krama subak. Anggota

subak biasa melakukan gotong royong sebelum musim tanam

berlangsung. Selain rapat dan gotong royong, anggota subak

juga melakukan upacara adat (mesaba) yang dilakukan

menjelang panen (mesaba) di Pura Subak yang disebut Pura

Ulun Suwi. Masing-masing tempekan memiliki satu Pura

Bedugul, sehingga terdapat 3 Pura Bedugul. Apabila ada

upacara di setiap pura tersebut, maka semua krama subak akan

bergotong royong dan menyiapkan persiapan upacara adat

tersebut bersama-sama.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diketahui

bahwa subak dalam pengertiannya sebagai suatu organisasi

berlandaskan pada konsep Tri Hita Karana. Unsur parhyangan

tercermin dari adanya Pura Subak (Pura Bedugul atau Pura

Ulun Suwi). Unsur pawongan tercermin dari adanya hubungan

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 26

Page 34: Penulis - erepo.unud.ac.id

dan interaksi antara krama subak. Dan unsur palemahan

tercermin dari wilayah subak itu sendiri.

A. Krama subak Tempekan Babakan AnyarInforman 1

Nama : I Wayan Sukaji

Umur : 60 Tahun

Pendidikan Terakhir : Diploma 3

Alamat : Banjar Dukuh Pulu Kelod

Pendapatan : Rp.2.000.000, 300.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Berkebun

Luas Tanah : 80 are

Anggota Keluarga : 7 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Tidak menggarap sawah sendiri, menggunakan penandu

Informan 2

Nama : I Wayan Suanda

Umur : 62 Tahun

Pendidikan Terakhir : S1

Alamat : Banjar Dukuh Pulu Kelod

Pendapatan : 8 kuintal / panen (Rp.100.000/bulan)

Pekerjaan : Guru dan petani

Luas Tanah : 15 are

Anggota Keluarga : 6 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri tapi dengan bantuan buruh

Informan 3

Nama : I Wayan Gendra

Umur : 58 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Banjar Dukuh Pulu Kelod

Pendapatan : Rp. 200.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Berkebun

Luas Tanah : 50 are

Anggota Keluarga : 7 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 27

Page 35: Penulis - erepo.unud.ac.id

Informan 4

Nama : I Ketut Sukadama

Umur : 55 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Banjar Dukuh Pulu Kelod

Pendapatan : Rp. 350.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Peternak

Luas Tanah : 1 Hektar

Anggota Keluarga : 7 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Dulu menggunakan jasa petandu, sekarang menggarap sawah sendiri

Informan 5

Nama : I Wayan Yatra

Umur : 68 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Alamat : Banjar Alas

Pendapatan : 125.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Tukang memperbaiki traktor

Luas Tanah : 20 are

Anggota Keluarga : 4 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri

B. Krama subak Tempekan Babakan Betenan

Informan 6

Nama : I Wayan Renaya

Umur : 52 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Banjar Alas

Pendapatan : Rp. 125.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Buruh bangunan

Luas Tanah : 20 are

Anggota Keluarga : 5 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 28

Page 36: Penulis - erepo.unud.ac.id

Informan 7

Nama : I Wayan Sumadana

Umur : 34 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Alamat : Banjar Babakan

Pendapatan : Rp. 200.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Buruh bangunan

Luas Tanah : 50 are

Anggota Keluarga : 4 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri

Informan 8

Nama : I Wayan Wantra

Umur : 60 Tahun

Pendidikan Terakhir : S1

Alamat : Banjar Babakan

Pendapatan : Rp. 150.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Guru

Luas Tanah : 30 are

Anggota Keluarga : 4 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri

Informan 9

Nama : I Wayan Deres

Umur : 65 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Banjar alas

Pendapatan : Rp.250.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Tukang Kayu

Luas Tanah : 60 are

Anggota Keluarga : 7 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 29

Page 37: Penulis - erepo.unud.ac.id

Informan 10

Nama : I Nengah Sada

Umur : 68 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Banjar Babakan

Pendapatan : 225.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Berkebun

Luas Tanah : 50 are

Anggota Keluarga : 10 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri

C. Krama subak Tempekan Babakan Beduuran

Informan 11

Nama : I Wayan Lotro

Umur : 55 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Banjar alas

Pendapatan : 125.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Berternak

Luas Tanah : 20 are

Anggota Keluarga : 5 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri

Informan 12

Nama : I Wayan Wirkanada

Umur : 37 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Banjar alas

Pendapatan : 125.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Buruh Bangunan

Luas Tanah : 20 are

Anggota Keluarga : 4 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggunakan jasa penandu

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 30

Page 38: Penulis - erepo.unud.ac.id

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… |31

Informan 13

Nama : I Ketut Murdiana

Umur : 45 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMP

Alamat : Banjar alas

Pendapatan : 125.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Berternak

Luas Tanah : 17 are

Anggota Keluarga : 5 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri

Informan 14

Nama : I Wayan Wadri (Men

Rini)

Umur : 61 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Banjar alas

Pendapatan : 300.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Berternak

Luas Tanah : 22 are

Anggota Keluarga : 5 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri

Informan 15

Nama : Ketut Sukadama

Umur : 55 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Banjar Dukuhpulu Kelod

Pendapatan : 350.000/bulan

Pekerjaan : Petani dan Berternak

Luas Tanah : 1 Hektar

Anggota Keluarga : 7 orang

Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat

Gotong Royong : Bagus

Menggarap sawah sendiri

Page 39: Penulis - erepo.unud.ac.id

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… |32

2. Subak Gede Mambang

Subak Gede Mambang merupakan salah satu subak

basah yang terletak di Desa Mambang Kecamatan Selemadeg

Timur Kabupaten Tabanan. Subak Gede Mambang pada

awalnya merupakan bagian dari Subak Gede. Kemudian

dilakukan pemekaran pada tahun 2000 dimana Subak Gede

dipecah menjadi dua subak yaitu Subak Gede Mambang dan

Subak Penarukan. Subak Gede Mambang terletak di Dangin

Nyampuan, sedangkan Subak Penarukan letaknya di Dauh

Nyampuan. Jarak subak Gede Mambang dari kecamatan

Kerambit kurang lebih 6 km. Sebagai sebuah organisasi, Subak

Gede Mambang memiliki struktur kepengurusan yang diketuai

oleh seorang pekaseh, seorang bendahara dan seorang

sekretaris. Pekaseh dipilih dengan mekanisme penunjukan

beberapa nama (bukan mencalonkan diri secara pribadi).

Kemudian akan dipilih pekaseh berdasarkan keputusan

bersama melalui suara terbanyak (voting). Struktur Subak Gede

Mambang dibagi menjadi 5 tempek dimana setiap tempek

diketuai oleh seorang kelian tempek dan jajarannya, yang

disebut prajuru. Prajuru dipilih secara bergilir yang

berdasarkan luasnya lahan yang dimiliki.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pekaseh Subak

Gede Mambang, I Nyoman Wirda, telah terjadi 6 periode

pergantian kepemimpinan di Subak Gede Mambang sampai

saat ini. Berikut nama-nama pekaseh yang pernah menjabat di

Subak Gede Mambang.

Pekaseh periode pertama : Nyoman Derya;

Pekaseh periode kedua : Ketut Rodia;

Pekaseh periode ketiga : Pak Ardi;

Pekaseh periode keempat : Nyoman Sumidra;

Pekaseh periode kelima : Nyoman Astawa;

Pekaseh periode keenam : Nyoman Wirda (dari tahun 2006

sampai sekarang).

Page 40: Penulis - erepo.unud.ac.id

Sebelum kepemimpinan I Nyoman Wirda, administrasi

dari subak Gede Mambang tidak tertata dengan baik, bahkan

tidak ada administrasi tertulis. Maka dari itu struktur organisasi

periode sebelumnya tidak dicatatkan. Hal tersebut dikarenakan

pada periode tersebut, organisasi subak masih bersifat sangat

tradisional, dan sederhana. Saat ini organisasi subak

berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dimana

Subak Babakan Anyar mulai memiliki administrasi.

Perkembangan tersebut juga merupakan suatu tuntutan dari

pemerintah dalam rangka membenahi administrasi subak, serta

terkait pembinaan dan pemberian bantuan.

Adapun struktur kepengurusan Subak Gede Mambang

pada periode ini dapat dilihat dalam bagan berikut:

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 33

PEKASEH

NYOMAN WIRDA

BENDAHARA

NENGAH SUJASTRASEKRETARIS

KETUT SUANDI

Subak Gede Mambang memiliki luas lahan sekitar

103,39 hektar dan krama subak berjumlah 422 orang. Adapun

batas-batas Subak Gde Mambang adalah sebagai berikut:

batas Utara : Tukad Nyampuan,

batas Timur : Tukad Yeh Ho,

batas Selatan : Batas Bale Agung,

batas Barat : Tukad Nyampuan.

Subak Gede Mambang dibagi menjadi 5 tempekan

yaitu:

1. Tempek Gede dengan luas lahan 30,12 hektar dengan

jumlah krama subak sebanyak 107 orang;

2. Tempek Tengah dengan luas lahan 21,98 hektar dengan

jumlah krama subak sebanyak 80 orang;

Page 41: Penulis - erepo.unud.ac.id

3. Tempek Babakan dengan luas lahan 28,29 hektar dengan

jumlah krama subak sebanyak 102 orang;

4. Tempek Munduk luasnya 17,00 hektar dengan jumlah

krama subak sebanyak 65 orang;

5. Tempek Mungkling luasnya 6,00 hektar, dengan jumlah

krama subak sebanyak 68 orang.

Krama subak Gede Mambang mengadakan rapat rutin

setiap 1 tahun sekali. Akan tetapi jika terdapat beberapa hal

mendesak, akan diadakan rapat aksidental, sehingga dalam satu

tahun paling sedikit ada 1 kali rapat. Rapat aksidental biasanya

diadakan jika terdapat hal mendesak seperti adanya

pelanggaran oleh seorang krama subak atau hal mendesak

lainnya. Jika akan diadakan rapat maka pekaseh akan

menyebarkan undangan rapat tersebut kepada krama subak

melalui kelian tempek, kemudian kelian tempek akan

menugaskan juru arah untuk menginformasikannya kepada

setiap krama subak. Anggota subak biasa melakukan gotong

royong sebelum musim tanam berlangsung. Jika ada proyek di

tempekan tengah maka yang bekerja adalah tempekan tengah.

Jadi gotong royong ditentukan berdasarkan tempat

dilaksankannya kegiatan. Selain rapat dan gotong royong,

anggota subak juga melakukan upacara adat (piodalan) yang

dilakukan pada rahina sukra wuku sungsang dan upacara

melasti sasih kesanga. Subak Gede Mambang memiliki 3 pura

yaitu 1 pura bedugul dan 2 pura ulun suwi. Apabila ada

upacara di setiap pura tersebut, maka semua krama subak akan

bergotong royong dan menyiapkan persiapan upacara adat

tersebut bersama-sama.

Subak Gede Mambang ini mengandalkan musim hujan

sebagai sumber air utama karena subak ini merupakan subak

tadah hujan. Hasil atau produk yang dominan dihasilkan di

subak ini adalah padi, kacang panjang dan kacang hijau.

Kondisi di Desa Mambang yang mengalami musim kering

berkepanjangan menyebabkan penurunan tingkat produktifitas,

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 34

Page 42: Penulis - erepo.unud.ac.id

dimana petani di Desa mambang pada umumnya dan krama

subak Gede Mambang pada khususnya hanya dapat melakukan

panen sekali dalam setahun. Oleh karena itu, pada musim

kemarau para petani tersebut menanam jagung. Selain itu

permasalahan lain yang dikeluhkan krama subak Gede

Mambang yakni kurangnya sumber air karena Embung Telaga

Waja digunakan untuk PDAM. Meskipun krama subak sudah

menyatakan keluhan akan tetapi belum ada bantuan yang

diberikan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan

tersebut.

Subak Gede Mambang memiliki awig-awig dan

pararem yang berisi aturan-aturan yang berkaitan dengan

organisasi subak. Sebelum adanya awig-awig tersebut, krama

subak tunduk pada aturan-aturan yang tidak tertulis yang

biasanya berupa hasil keputusan rapat bersama. Apabila terjadi

pelanggaran terhadap awig-awig atau pararem, maka krama

subak yang melanggar akan dikenakan sanksi. Salah satu sanksi

yang biasanya dikenakan yakni denda. Denda yang dikenakan

jika tidak ikut rapat tahunan sebesar Rp.15.000 per tahun. Ada

juga denda yang dikenakan bagi krama subak yang tidak

mengikuti kegiatan yaitu sebesar 50.000 per hari. Terdapat

beberapa krama subak yang mengalihfungsikan lahannya

menjadi perumahan. Meskipun sudah terdapat awig-awig, akan

tetapi belum terdapat pengaturan mengenai sanksi bagi krama

subak yang menjual atau mengalihfungsikan lahannya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diketahui

bahwa subak dalam pengertiannya sebagai suatu organisasi

berlandaskan pada konsep Tri Hita Karana. Unsur parhyangan

tercermin dari adanya Pura Subak (Pura Bedugul atau Pura

Ulun Suwi). Unsur pawongan tercermin dari adanya hubungan

dan interaksi antara krama subak. Dan unsur palemahan

tercermin dari wilayah subak itu sendiri.

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 35

Page 43: Penulis - erepo.unud.ac.id

A. Krama subak Tempekan Tengah

1. Nama : Pak Sueca

Alamat : Banjar Sambatsa

Umur : 73 tahun (lahir tahun 1942)

Pendidikan Terakhir : Sekolah Rakyat

Jumlah Anggota Keluarga : 6 orang

Jabatan : 1969-1979 (Juru arah), 1979-

1982 (Prajuru), 2014-2015

(Prajuru)

Pendapatan sebagai petani : Rp. 250.000,00/tahun

Pekerjaan sambilan : Tidak Ada

Alih fungsi lahan : 5 are (menjadi lahan

perkebunan palawija)

Luas Wilayah Pertanian : 50 are

Pemilihan pemimpin : secara demokrasi (voting)

Rapat per tahun : sesuai keperluan

Pelanggaran : tidak hadir dalam rapat (denda Rp. 15.000,00), tidak

hadir dalam proyek tempekan subak (denda Rp.

25.000,00).

Hukum : dalam pelaksanaannya sudah efektif

Sistem pembangunan subak : sistem gotong-royong.

Sistem pendistribusian air : berdasarkan luas lahan yang

dihitung per tektek

Saluran induk : Tukad Nyampuan

2. Nama : Ni Ketut Yatni (Buk Giri)

Alamat : Banjar Sambatsa

Umur : 45 tahun

Pendidikan Terakhir : SMPN 1 Seputihraman,

Lampung

Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang

Pekerjaan : sebagai petani sejak tahun 1991

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 500.000,00/bulan

Pekerjaan sambilan : tidak ada

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 16 are

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 36

Page 44: Penulis - erepo.unud.ac.id

3. Nama : Ni Wayan Sumerti

Umur : 40 tahun

Pendidikan Terakhir : SMP Pramananda Kerambitan

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 500.000,00/bulan

Pekerjaan sambilan : tidak ada

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 15 are

4. Nama : I Wayan Mayun

Umur : 48 tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 2.000.000/tahun

Pekerjaan sambilan : Pedagang: Rp 1.000.000

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 29,3 are

5. Nama : Wayan Sedana

Umur : 65 tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 4.000.000,00/tahun

Pekerjaan sambilan : peternak sapi dan babi;

pendapatan : Rp. 200.000,00/bln.

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 47 are

B. Krama subak Tempekan Babakan

1. Nama : I Nengah Mudi (Pak Samiasih)

Umur : 65 tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jumlah Anggota Keluarga : 2 KK, 7 orang

Jabatan : Prajuru

Pendapatan sebagai petani : Rp. 10.000.000,00/tahun

Pekerjaan sambilan : Pelihara sapi (2 ekor);

Rp.5.000,00/ekor/tahun

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 37

Page 45: Penulis - erepo.unud.ac.id

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 2 Ha

Pemilihan pemimpin : secara demokrasi (voting) oleh

krama subak

Rapat per tahun : 2 kali/tahun (bulan Juli dan

November)

Pelanggaran & sanksi : mencuri air (apabila melanggar sebanyak

2 x diberikan pengarahan/peringatan saja,

apabila melanggar sudah sebanyak 3 x

diberikan sanksi berupa membuat banten

pesaban alit dan pengairan sawahnya

ditutup).

Hukum : dalam pelaksanaannya sudah diterapkan,

namun belum ada pelanggaran berupa

mencuri air yang pernah terjadi.

Sistem pembangunan subak : sistem gotong-royong.

Sistem pendistribusian air : berdasarkan luas lahan yang dihitung

per tektek dibagi per-tempekan.

Jenis saluran air yg digunakan : Primer, sekunder, tersier, cacing (tali

kunda).

Saluran induk : Tukad Nyampuan

2. Nama : Pak Made Sueca

Umur : 53 tahun

Pendidikan Terakhir : SDN 1 Mambang

Jumlah Anggota Keluarga : 3 KK, 7 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 2.100.000,00/6bln

Pekerjaan sambilan : tukang bangunan; pendapatan

2.000.000,00/bulan

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 10 are

3. Nama : Pak Wayan Suada

Umur : 58 tahun

Pendidikan Terakhir : SDN 1 Mambang

Jumlah Anggota Keluarga : 2 KK, 5 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 2.500.000,00/6bln

Pekerjaan sambilan : tukang bangunan dan pelihara

sapi (2 ekor).

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 38

Page 46: Penulis - erepo.unud.ac.id

Pendapatan pekerjaan sambilan: Rp. 2.000.000,00/bln (tukang

bangunan).

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 20 are

4. Nama : I Ketut Sumidra

Umur : 57 tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 10.000.000,00/tahun

Pekerjaan sambilan : tukang bangunan;

Pendapatan : Rp. 3.000.000,00/bln

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 2 Ha

5. Nama : Ketut Wati

Umur : 64 tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 4.000.000,00/tahun

Pekerjaan sambilan : peternak sapi; pendapatan : Rp.

5.000.000,00/tahun

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 40 are

C. Krama subak Tempek Gede:Anggota :

1. Nama : I Made Sudeta

Alamat : Banjar Mambang Gede

Umur : 52 tahun (lahir tahun 1963)

Pendidikan Terakhir : SDN 1 Mambang

Jumlah Anggota Keluarga : 2 KK, 5 orang

Jabatan : Prajuru

Pendapatan sebagai petani : Rp. 5.000.000,00/6bln

Pekerjaan sambilan : Berkebun Kacang Panjang

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 39

Page 47: Penulis - erepo.unud.ac.id

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 50 are

Pemilihan pemimpin : secara demokrasi (voting)

Rapat per tahun : sesuai keperluan

Pelanggaran : apabila ada yang mencuri air akan

dikenakan sanksi berupa penutupan

aliran air kesawah.

Hukum : dalam pelaksanaannya sudah efektif

Sistem pembangunan subak : sistem gotong-royong.

Sistem pendistribusian air : berdasarkan luas lahan yang dihitung

per tektek

Saluran induk : Tukad Nyampuan

2. Nama : Nyoman Sentri

Umur : 45 tahun

Alamat : Banjar Mambang Gede

Pendidikan Terakhir : SD Bantas

Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 6.000.000,00/6bln

Pekerjaan sambilan : tidak ada

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 1 Ha

3. Nama : Nengah Sujarta

Umur : 60 tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 4.500.000,00/6bln

Pekerjaan sambilan : tidak ada

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 45 are

4. Nama : Made Sujani

Umur : 47 tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jumlah Anggota Keluarga : 2 KK, 5 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 2.300.000,00/6bln

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 40

Page 48: Penulis - erepo.unud.ac.id

Pekerjaan sambilan : tidak ada

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 15 are

5. Nama : Ketut Astawan

Umur : 56 tahun

Pendidikan Terakhir : STM

Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

Pendapatan sebagai petani : Rp. 5.000.000,00/6bln

Pekerjaan sambilan : peternak sapi (2 ekor);

pendapatan : Rp. 10.000.000,00

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 60 are

D. Krama Tempek Mungkling :1. Nama : Ketut Subaga Wirya

Umur : 58 tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

Jabatan : Prajuru

Pendapatan sebagai petani : Rp. 15.000.000,00/tahun

Pekerjaan sambilan : peternak sapi (2 ekor); pendapatan :

Rp. 10.000.000,00.

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 1,75 Ha

Pemilihan pemimpin : secara demokrasi (voting)

Rapat per tahun : 24 kali

Pelanggaran : apabila ada yang mencuri air akan dikenakan sanksi

berupa penutupan aliran air kesawah.

Hukum : dalam pelaksanaannya sudah efektif

Sistem pembangunan subak : sistem gotong-royong.

Sistem pendistribusian air : berdasarkan luas lahan yang dihitung

per tektek

Saluran induk : Tukad Nyampuan

2. Nama : Made Sujani

Umur : 51 tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang

Jabatan : Anggota

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 41

Page 49: Penulis - erepo.unud.ac.id

Pendapatan sebagai petani : Rp. 4.500.000,00/tahun

Pekerjaan sambilan : peternak sapi (1 ekor);

Pendapatan : Rp. 5.000.000,00/tahun

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 45 are

3. Nama : Made Suage

Umur : 55 tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jumlah Anggota Keluarga : 7 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 2.000.000,00/tahun

Pekerjaan sambilan : tidak ada

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 50 are

4. Nama : I Nyoman Murna

Umur : 70 tahun

Pendidikan Terakhir : SMP

Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 7.000.000,00/tahun

Pekerjaan sambilan : tidak ada

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 70 are

5. Nama : Ketut Murdana

Umur : 65 tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

Jabatan : Anggota

Pendapatan sebagai petani : Rp. 3.000.000,00/tahun

Pekerjaan sambilan : tidak ada

Alih fungsi lahan : tidak ada

Luas Wilayah Pertanian : 27 are

E. Krama Tempekan Munduk1. Nama : I Gusti Made Sutarya

Usia : 40 tahun

Pendidikan terakhir : SD ( Sekolah dasar )

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 42

Page 50: Penulis - erepo.unud.ac.id

Pendapatan pertahun : Rp.4.000.000 per tahun

Pekerjaan sambilan : (tidak ada)

Luas lahan yang dimiliki : 50 are, nandu 1 hektar

Jumlah anggota keluarga : 4 orang (tanggungan 2 orang)

Saluran air : tercukupi

2. Nama : I Ketut Diarka

Usia : 81 tahun

Pendidikan terakhir : SD ( Sekolah Dasar )

Pendapatan per tahun : Rp. 10.000.000 per tahun

Pekerjaan sampingan : tidak ada

Luas lahan yang dimiliki : 45 are

Anggota keluarga : 4 orang

3. Nama : I Made Sutaba

Usia : 50 tahun

Pendidikan terakhir : SMP

Pendapatan : Rp. 18.000.000 per tahun

Pekerjaan sampingan : bekerja di pabrik selip (penghasilannya

50 juta per 3 bulan)

Luas wilayah lahan : 52 are (nandu 4 hektar)

Jumlah keluarga : 7 (tanggungan 1 anak)

Cara pemimpin dipilih : melalui rapat, kemudian musyawarah

Rapat dalam setahun : 4 bulan sekali, 3 kali setahun (setiap

habis panen)

Jika ada pelanggaran : diberi teguran (contoh pelanggaran

mencuri air, tapi sampai sekarang

belum ada pelanggaran seperti itu)

Hukum yang diberlakukan : awig-awig dan pararem (tapi belum

resmi)

Efektifkah hukum tersebut : kurang efektif

Konsep gotong royong : ngayah ( tidak menggunakan jasa

buruh )

Jumlah distribusi air : cukup

Masalah alih fungsi lahan : ada, untuk rumah dan bangunan

4. Nama : Pak Made Suastika

Usia : 42 tahun

Pendidikan terakhir : SMA

Penghasilan per tahun : Rp. 3.000.000

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 43

Page 51: Penulis - erepo.unud.ac.id

Pekerjaan sampingan : pedagang

Luas lahan yg digarap : 80 are mengelola lahan sendiri,

20are

mengelola lahan orang

lain.

Jumlah keluarga : 3 orang (1 orang tanggungan)

Tanaman yg ditanam pada saat musim kemarau : timun,

kacang, pare

5.Nama : I Ketut Neges

Usia : 80 Tahun

Pendidikan terakhir : Sekolah Rakyat (setara SD)

Pendapatan per tahun : 2 juta

Pekerjaan sampingan : beternak sapi

Luas lahan : 50 are

Jumlah keluarga : 5orang (1 tanggungan )

Tanaman yg ditanam di musim kemarau: jaung, kedelai, kacang

3. Subak Penarukan

Subak Penarukan yang berada di Desa Mambang,

Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan yang

dibentuk dengan kepengurusan seperti ketua, sekretaris, dan

bendahara dipilih melalui musyawarah mufakat. Keanggotaan

Subak Penarukan dapat direkap selama satu tahun sekali

dengan mengadakan rapat keanggotaan subak.

Struktur kepengurusan Subak Penarukan pada periode

ini dapat dilihat dalam bagan berikut:

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 44

PEKASEH

WAYAN SUDANA

BENDAHARA

WAYAN MANDIASEKRETARIS

NYOMAN SUADA

Page 52: Penulis - erepo.unud.ac.id

Berikut merupakan susunan ketua Subak Penarukan pada setiap

periode.

Ajin Landri periode 1954-1974

Ketut Sumidra periode 1974-1994

Wayan Sugina 1994-2014

Wayan Sudana 2014 sampai sekarang

Untuk keanggotaan subak, Subak Penarukan memiliki

anggota yang sebagian besar berada di Dusun Mambang Gede.

Setiap subak memiliki bale subak untuk melakukan rapat dan

kegiatan bersama. Bale Subak Penarukan terletak di Dusun

Mambang Gede. Subak Penarukan memiliki Pura Ulun Suwi

dan Pura Bedugul yang terletak di Dusun Mambang Gede.

Setiap odalah di pura anggota Subak Penarukan diwajibkan

Ngayah, jika tidak anggota diberikan sanksi dan denda sesuai

dengan luas tanah dan jumlah ngayahnya.

Subak Penarukan merupakan subak basah yang sudah

memiliki saluran induk air di bendungan yang berada di Dusun

Mambang Kaja. Subak Penarukan memiliki batas-batas yaitu:

Selatan: Tukad Lambuk, Yeh Ho, Tukad Campuhan

Utara : Dusun Mambang Kaja

Timur : Tukad Nyampuan

Barat : Tukad Langsut

Luas tanah yang digarap Subak Penarukan yaitu 80

Hektar dengan hasil setiap are 60 kilogram, pada Subak

Penarukan terdapat tradisi Ngusaba Nini yaitu perolehan

perhektar dari luas tanah yang digarap dengan perolehan Rp.

70.000 perhektar. Subak Penarukan memiliki prajuru dan setiap

prajuru mendapat papahan subak yaitu ongkos prajuru masing-

masing Rp. 2000/are. Subak Penarukan menuai hasil pada

bulan September sampai Desember dengan hasil produk antara

lain, padi , kacang panjang dan jagung.

Untuk tanah tidak ada yang beralih fungsi. Terdapat

pembagian tembuku dalam masing-masing subak, pada Subak

Penarukan pembagian tembuku dibagi dengan menentukan luas

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 45

Page 53: Penulis - erepo.unud.ac.id

tanah, jika tanah 1 hektar mendapatkan 1 tektek air dan begitu

seterusnya.

Subak Penarukan memiliki lima tampekan yang terdiri

dari beberapa tempek antara lain:

1. Tempek Gulingan terdiri dari 78 anggota dengan luas lahan

28 hektar 24.5 are. Prajuru Nyoman Suada.

2. Tempek Penarukan terdiri dari 85 anggota dengan luas

lahan 2.7 hektar. Prajuru Iwayan Wedra.

3. Tempek Babakan terdiri dari 21 orang dengan luas lahan 4

hektar dengan 1 hektar lahan kering. Prajuru Wayan

Mandia.

4. Tempek Pande Tasakan terdiri dari 21 anggota dengan luas

lahan 14 hektar. Prajuru Ketut Sugiriyasa.

5. Tempek Pangkung terdiri dari 23 anggota dengan luas lahan

13 hektar. Prajuru Wayan Sudana.

Hukum utama yang ditaati oleh anggota Subak

Penarukan yaitu awig-awig, jika anggota melanggar ketentuan

tersebut maka akan dikenai sanksi dan denda dan jika

keterlaluan anggota subak tidak mendapat aliran air untuk

pengarian. Jika dalam subak terdapat permasalahan maka akan

dilakukan rapat yang disebut paruman yang dipimpin oleh

pekaseh dan prajuru dari masing-masing tempekan. Subak

biasanya melakukan rapat inti sekali selama 4 bulan,

pengelolaan tanah Subak Penarukan dikelola oleh sendiri dan

ada yang dikelola oleh penandu.

Jika pada rapat-rapat yang diselenggarakan, penandu

tersebut memberitahukan kepada pemilik tanah untuk rapat.

Subak Penarukan memiliki program untuk lima tahun kedepan

yaitu memperbaiki saluran irigasi di masing-masing tempekan

dan program pergantian pengurus subak untuk setiap 5 tahun.

Krama subak Tempek GulinganInforman 1

Nama : I Nyoman Subandi

Umur : 50 tahun

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 46

Page 54: Penulis - erepo.unud.ac.id

Pendidikan : SR

Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

Luas : 58 are

Pekerjaan Sampingan : Penjahit

Penghasilan : 4.8 juta/tahun

Informan 2

Nama : Nengah Sumerta

Umur : 58 tahun

Pendidikan : SMA

Jml Anggota Keluarga : 5 orang

Luas : 40 are

Pekerjaan Sampingan : Pensiunan

Penghasilan : 7 juta/tahun

Informan 3

Nama : Ketut Sunasa

Umur : 48 tahun

Pendidikan : SMA

Jml Anggota Keluarga : 4 orang

Luas : 25 are

Pekerjaan Sampingan : -

Penghasilan : 3.5 juta/tahun

Informan 4

Nama : Wayan Budiarta

Umur : 45 tahun

Pendidikan : SR

Jumlah Anggota Keluarga : 6 orang

Luas : 28 are

Pekerjaan Sampingan : Buruh Bangunan

Penghasilan : 1.5 juta/tahun

Informan 5

Nama : Nyoman Suanda (Pan Derti)

Umur : 75 tahun

Pendidikan : SR

Jml Anggota Keluarga : 8 orang

Luas : 47 are

Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada

Penghasilan : 3.5 juta/tahun

Informan 6

Nama : I Gusti Made Subudiasa (Ajik Suryadi)

Umur : 45 tahun

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 47

Page 55: Penulis - erepo.unud.ac.id

Pendidikan : SMP

Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

Luas : 34 are

Pekerjaan Sampingan : Peternak Sapi

Penghasilan : 3,5 juta/tahunInforman 7

Nama : Nengah Sumerta

Umur : 58 tahun

Pendidikan : SMP

Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

Luas : 45 are

Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada

Penghasilan : 4.5 juta/tahun

Krama subak Tempek PenarukanInforman 8

Nama : Made Sudiarta

Umur : 60 tahun

Pendidikan : STM

Jml Anggota Keluarga : 2 orang

Luas : 23 are

Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada

Penghasilan : 2.7 juta/tahun

Informan 9

Nama : I Nyoman Subandi

Umur : 50 tahun

Pendidikan : SR

Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

Luas : 22.5 are

Pekerjaan Sampingan : Penjahit

Penghasilan : 2.5 juta/tahun

Informan 10

Nama : Ketut Sujarta (Pan Murni)

Umur : 51 tahun

Pendidikan : SR

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Luas : 22,5 are

Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi dan babi

Penghasilan : 2,5 juta/tahun

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 48

Page 56: Penulis - erepo.unud.ac.id

Informan 11

Nama : Nyoman Darsana (Pan Yudi)

Umur : 53 tahun

Pendidikan : SR

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Luas : 1 Ha

Pekerjaan Sampingan : Bekerja di Selip Padi

Penghasilan : 17.5 juta/tahun

Informan 12

Nama : Wayan Santika

Umur : 69 tahun

Pendidikan : SMA

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Luas : 31 are

Pekerjaan Sampingan : Ukir Patung

Penghasilan : 1.5 juta/tahun

Informan 13

Nama : Wayan Ridia (Gurun Aryawati)

Umur : 74 tahun

Pendidikan : SR

Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

Luas : 40 are

Pekerjaan Sampingan : Peternak Sapi

Penghasilan : 2.5 juta/tahun

Informan 14

Nama : Ketut Sardi

Umur : 54 tahun

Pendidikan : SR

Jml Anggota Keluarga : 4 orang

Luas : 45 are

Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi dan babi

Penghasilan : 3 juta/tahun

Informan 15

Nama : I Made Rustian (Gurun Denik)

Umur : 32 tahun

Pendidikan : SMP

Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang

Luas : 10 are

Pekerjaan Sampingan : Kuli bangunan

Penghasilan : 1.5 juta/tahun

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 49

Page 57: Penulis - erepo.unud.ac.id

Informan 16

Nama : Nengah Sunada (Pan Sumariyana)

Umur : 66 tahun

Pendidikan : SMA

Jml Anggota Keluarga : 7 orang

Luas : 40 are

Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada

Penghasilan : 3 juta/tahun

Informan 17

Nama : Nyoman Susastra

Umur : 56 tahun

Pendidikan : SR

Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

Luas : 25 are

Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi

Penghasilan : 2 juta/tahun

Krama subak Tempek BabakanInforman 18

Nama : I Wayan Mandia

Umur : 72 tahun

Pendidikan : SR

Jml Anggota Keluarga : 5 orang

Luas : 4.5 Ha

Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada

Penghasilan : 21 juta/tahun

Informan 19

Nama : Ketut Pangkat

Umur : 56 tahun

Pendidikan : SMP

Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

Luas : 34 are

Pekerjaan Sampingan : Buruh

Penghasilan : 3 juta/tahun

Informan 20

Nama : Ketut Arka (Pan Dewi)

Umur : 60 tahun

Pendidikan : SMP

Jml Anggota Keluarga : 2 orang

Luas : 35 are

Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada

Penghasilan : 3 juta/tahun

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 50

Page 58: Penulis - erepo.unud.ac.id

Informan 21

Nama : Nengah Muji (Pan Samiasih)

Umur : 67 tahun

Pendidikan : SR

Jumlah Anggota Keluarga : 7 orang

Luas : 6.5 are

Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi dan babi

Penghasilan : 1 juta/tahun

Informan 22

Nama : Wayan Sukadarma (Pan Artanegara)

Umur : 53 tahun

Pendidikan : SR

Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang

Luas : 25 are

Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi dan babi

Penghasilan : 2 juta/tahun

Informan 23

Nama : Made Kantra (Pan Sari)

Umur : 60 tahun

Pendidikan : SR

Jml Anggota Keluarga : 7 orang

Luas : 15 are

Pekerjaan Sampingan : Tukang sensor

Penghasilan : 1,5 juta/tahun

Informan 24

Nama : Ketut Sujarta (Pan Murni)

Umur : 51 tahun

Pendidikan : SR

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Luas : 42 are

Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi dan babi

Penghasilan : 4 juta/tahun

Krama subak Tempek PangkungInforman 25

Nama : Suartama

Umur : 64 tahun

Pendidikan : SR

Jml Anggota Keluarga : 4 orang

Luas : 55 are

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 51

Page 59: Penulis - erepo.unud.ac.id

Pekerjaan Sampingan : Peternak Sapi

Penghasilan : 4.5 juta/tahun

Informan 26

Nama : Ketut Neges (Pan Suastri)

Umur : 80 tahun

Pendidikan : SR

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Luas : 30 are

Pekerjaan Sampingan : Peternak Sapi

Penghasilan : 1.5juta/tahun

4. Subak Abian Dukuh Sakti

Pada tahun 1979 pemerintah daerah mulai melirik lahan

kering sebagai tempat bercocok tanam. Pada tahun yang sama

masyarakat mulai membentuk organisasi yang dapat menaungi

para petani di tanah kering tersebut, organisasi itu adalah Subak

Abian Dukuh Sakti yang berpusat di Br. Dukuh Pulu Kaja Desa

Mambang Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan.

Sejak awal terbentuknya Subak Abian Dukuh Sakti di Desa

Mambang, kepengurusan seperti ketua, sekretaris, dan

bendahara dipilih melalui musyawarah mufakat dan belum

pernah diganti.

Ketua : Wayan Artayasa

Sekretaris : I Made Nurada

Bendahara : I Made Sudana

Subak Abian Dukuh Sakti berjarak 3 km dari kantor

kecamatan Selemadeg Timur dan memiliki luas tanah sekitar

47,22 hektar yang dibagi menjadi dua tempekan yaitu Tepekan

Tegeh yang memiliki luas tanah 32,92 hektar dan Tempekan

Lebah yang memiliki luas tanah 14,30 hektar. Titik-titik yang

membatasi Subak Abian Dukuh Sakti adalah:

Timur : Pangkung Langsud

Barat : Sungai Lambuk

Selatan : Jalan menuju kuburan Dusun Dukuh Pulu Kaja

Utara : Sisi selatan Dusun Bunut Puun

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 52

Page 60: Penulis - erepo.unud.ac.id

Subak Abian Dukuh Sakti ini mengandalkan musim

hujan sebagai sumber air karena mereka tidak memiliki induk

sumber air. Hasil atau produk yang dominan dihaslkan di subak

ini adalah kelapa dan coklat.

Subak Abian Dukuh Sakti memiliki 117 orang anggota

yang terbagi di dua tempekan. Tempekan Tegeh berangotakan

65 orang dan Tempekan Lebah beranggotakan 52 orang. Subak

ini biasa melakukan rapat anggota sebanyak dua kali dalam

satu tahun dan anggota subak biasa melakukan gotong royong

sebelum musim tanam berlangsung. Selain rapat dan gotong

royong, anggota subak juga melakukan upacara rutin setiap

enam bulan sekali (Piodalan) di Pura Subak. Acuan utama atau

hukum yang mengatur segala sesuatu di dalam organisasi

Subak Abia Dukuh Sakti ini adalah awig-awig. Bermacam

sangsi akan didapat oleh anggota yang melanggar hokum

tersebut salah satunya adalah denda berupa uang. Awig-awig di

subak ini efektif dalam mengatur segala sesuatu di dalam

organisasi.

A. Krama subak Tempekan TegehInforman 1

Nama : I Wayan Darmadiasa

Umur : 48 tahun

Pendidikan terakhir : SD

Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja

Anggota keluarga : 4 orang

Pekerjaan sampingan : Pembuat sanggah

Pendapatan sebagai petani : Kakao = Rp. 150.000 / minggu

: Kelapa = Rp. 2.500.000 / 3 bulan

: Sawo = Rp. 1.500.000 / tahun

Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.000.000 / bulan

Luas tanah : 80 are

Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja

Hasil produksi : Kakao, kelapa, dan sawo

Menggarap tanahnya sendiri

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 53

Page 61: Penulis - erepo.unud.ac.id

Informan 2

Nama : Putu Nita Adnyana

Umur : 37 tahun

Pendidikan terakhir : SMA

Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja

Anggota keluarga : 5 orang

Pekerjaan sampingan : Pembuat sanggah

Pendapatan sebagai petani : Kelapa = Rp. 300.000 / 3 bulan

Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.000.000 / bulan

Luas tanah : 40 are

Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja

Hasil produksi : Kakao, kelapa, dan pisang

Menggarap tanahnya sendiri

Informan 3

Nama : Wayan Semara Yasa

Umur : 45 tahun

Pendidikan terakhir : SD

Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja

Anggota keluarga : 6 orang

Pekerjaan sampingan : Pembuat sanggah

Pendapatan sebagai petani : Kelapa = Rp. 300.000 / sekali panen

Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.800.000 / bulan

Luas tanah : 31 are

Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja

Hasil produksi : Kelapa, dan sawo

Menggarap tanahnya sendiri

Informan 4

Nama : Putu Agustinus

Umur : 38 tahun

Pendidikan terakhir : SMA

Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja

Anggota keluarga : 4 orang

Pekerjaan sampingan : Pembuat sanggah

Pendapatan sebagai petani : Kelapa = Rp. 200.000 / 3 bulan

Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.400.000 / bulan

Luas tanah : 43 are

Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja

Hasil produksi : Kelapa

Menggarap tanahnya sendiri

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 54

Page 62: Penulis - erepo.unud.ac.id

Informan 5

Nama : Nyoman Giri

Umur : 74 tahun

Pendidikan terakhir : SD

Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja

Anggota keluarga : 11 orang

Pekerjaan sampingan : Pedagang dan penyewaan truk

Pendapatan sebagai petani : Rp. 750.000 / bulan

Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 1.000.000 / bulan

Luas tanah : 1,23 hektar

Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja

Hasil produksi : Kakao, kelapa, dan sawo

Menggarap tanahnya sendiri

KRAMA SUBAK LEBAHInforman 6

Nama : Made Suindra

Umur : 43 tahun

Pendidikan terakhir : SLTA

Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja

Anggota keluarga : 5 orang

Pekerjaan sampingan : Buruh bangunan

Pendapatan sebagai petani : Kelapa = Rp. 500.000 / sekali panen

Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.400.000 / bulan

Luas tanah : 40 are

Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja

Hasil produksi : Kelapa

Menggarap tanahnya sendiri

Informan 7

Nama : I Wayan Wista

Umur : 58 tahun

Pendidikan terakhir : SLTA

Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja

Anggota keluarga : 10 orang

Pekerjaan sampingan : -

Pendapatan sebagai petani : Kakao = Rp. 200.000 / bulan

Pendapatan dari kerja sampingan : -

Luas tanah : 40 are

Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja

Hasil produksi : Kakao

Menggarap tanahnya sendiri

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 55

Page 63: Penulis - erepo.unud.ac.id

Informan 8

Nama : Ketut Sudika

Umur : 60 tahun

Pendidikan terakhir : SLTA

Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja

Anggota keluarga : 6 orang

Pekerjaan sampingan : Peternak

Pendapatan sebagai petani:

Kakao = belum pernah panen

Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 5.000.000 / ekor / tahun

Luas tanah : 60 are

Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja

Hasil produksi : Kakao

Menggarap tanahnya sendiri

Informan 9

Nama : I Wayan Siartana

Umur : 41 tahun

Pendidikan terakhir : SLTA

Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja

Anggota keluarga : 4 orang

Pekerjaan sampingan : Peternak dan percetakan

Pendapatan sebagai petani:

Kakao dan kelapa = Rp. 300.000 / 4 bulan

Pendapatan dari kerja sampingan:

Peternak = Rp. 5.000.000 / 5 bulan

Percetakan = Rp. 2.000.000 / bulan

Luas tanah : 45 are

Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja

Hasil produksi : Kakao dan kelapa

Menggarap tanahnya sendiri

Informan 10

Nama : I Made Sudana

Umur : 39 tahun

Pendidikan terakhir:

Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja

Anggota keluarga : 6 orang

Pekerjaan sampingan : Pembuat sanggah

Pendapatan sebagai petani:

Kakao = Rp. 90.000 / minggu

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 56

Page 64: Penulis - erepo.unud.ac.id

Kelapa = Rp. 500.000 / 3 bulan

Sawo = Rp. 600.000 / tahun

Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.000.000 / bulan

Luas tanah : 68 are

Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja

Hasil produksi : Kakao, kelapa, dan sawo

Menggarap tanahnya sendiri

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 57

Page 65: Penulis - erepo.unud.ac.id

V. TRANSFER IPTEKS UNTUK EKSISTENSISUBAK

Subak sebagai organisasi tradisional di bali yang

mengelola aktivitas pertanian, khusus air irigasi dengan

pendekatan nilai-nilai Tri Hita Karana. Eksistensi subak

ditengah derasnya pengaruh global harus dilindungi. Salah satu

upaya yang dilakukan pada kegiatan KKN-PPM Unud periode

XI (tahun 2015) yakni dengan melakukan upaya penguatan

pengetahuan masyarakatnya. Upaya transfer ipteks untuk

mendorong kemajuan anggota subak dalam pelestarian subak.

Pada kegiatan KKN-PPM yang dilakukan di desa

Mambang pada tanggal 1-31 agustus 2015, telah diseminasikan

beberapa paket teknologi untuk mendukung eksistensi subak,

seperti teknologi pembuatan pakan fermentasi (silase jerami),

biofestisida, biourin, kompos, pengolahan hasil (pembuatan

susu kedelai, chicken nugget dan kripik pisang). Paket

teknologi tersebut dapat dijelaskan, seperti berikut.

1. Teknologi Pembuatan Silase Jerami

Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang diproses

dari bahan baku yang berupa tanaman hijauan, limbah industri

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 58

Page 66: Penulis - erepo.unud.ac.id

pertanian serta bahan pakan alami lainnya dengan jumlah kadar

atau kandungan air pada tingkat tertentu kemudian dimasukan

ke dalam sebuah tempat tertutup rapat kedap udara selama

kurang lebih satu sampai tiga minggu. Tujuan dan manfaat dari

silase ini adalah :

1. untuk mensiasati persediaan makanan ternak pada musim

kemarau

2. untuk menampung kelebihan hiajuan makanan ternak pada

musim penghujan agar bisa diamnfaatkan secara optimal

3. untuk mendayagunakan limbah hasil ikutan dari pertanian,

seperti jerami

4. nilai gizi silase setara dengan hijauan dan bahkan bisa lebih

dengan adanya bahan tambahan disukai oleh ternak dan

nilai kecernaannya meningkat

5. ketersediannya tidak dipengaruhi oleh musim

Pada kegiatan demo plot yang dilakukan pada kegiatan

KKN-PPM ini dilakukan dengam metode Astawa et al. (2013).

Bahan utama, seperti jerami (90%), pollard/dedak (10%), EM-

4 (100 ml) dan molases (100 ml). Peralatan : timbangan, alas

untuk pembuatan, ember dan kantong plastik.

Cara pembuatan silase jerami, sebagai berikut.

1. menimbang semua bahan

2. mencacah jerami 5-15 cm kemudian menghamparkan

jerami diatas lantai yang bersih

3. menaburkan pollard/dedak padi pada jerami secara merata

4. mencampur EM-4 dan molases dengan air kemudian

memercikan pada jerami secara merata

5. menambahkan air jika tingkat kebasahan campuran kurang

dan belum merata

6. mengaduk semua bahan secara merata dengan membolak-

balikan jerami

7. memasukkan hasil campuran ke dalam kantong plastik atau

drum sedikit demi sedikit, sambil dipadatkan (diinjak-injak)

agar udara yang ada dalam drum dapat dikurangi atau

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 59

Page 67: Penulis - erepo.unud.ac.id

dihilangkan sama sekali

8. setelah bahan campuran dimasukkan, plastik diikat atau drum ditutup

rapat agar tidak ada ruang udara sehingga proses fermentasi

berlangsung secara baik

9. pemeraman dilakukan selama 21 hari dan silase bisa digunakan dan

pemberiannya dengan cara diangin-anginkan terlebih dahulu.

2. Teknologi Pembuatan Kompos

Penggunaan bahan kimia dan termasuk pupuk kimia telah

merambah pula di desa Mambang. Eksistensi subak khususnya karakter

tanah dikhwatirkan akan berdampak buruk pada kesuburan tanah itu sendiri.

Transfer tekonolgi pembuatan kompos merupakan kegiatan relevan yang

dikembangkan pada KKN-PPM ini. Pembuatan kompos dengan

menggunakan bahan baku berupa kotoran sapi yang dihasilkan pada

kelompok SIMANTRI (Sistem Pertanian Terintegrasi). Seperti diketahui

bahwa feses sapi merupakan sumber nutrisi yang baik untuk menambah

kesuburan dan kegemburan tanah pertanian. Pengolahan kotoran sapi

menjadi kompos dapat dilakukan dengan mengikuti metode Astawa et al.

(2013). Bahan yang diperlukan untuk membuat kompos dari feses sapi

adalah : kotoran sapi minimal 80-83% dan akan lebih baik bercampur

dengan urin atau air kencing sapi, serbuk gergaji atau sekam atau jerami,

abu dapur 10%, kapur pertanian 2% dan bahan pemicu mikroorganisme

(EM4). Adapun peralatan yang diperlukan, seperti sekop, terpal plastik,

arco, cangkul dan selang.

Pada kegiatan KKN-PPM ini pembuatan kompos dilakukan dengan

metode Astawa et al. (2013), sebagai berikut.

1. campur semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan kompos,

yaitu kotoran sapi, serbuk gergaji, abu dan kapur secara merata. Lalu

tumpuk ditempat yang ternaungi dari sinar matahari dan hujan secara

langsung. Akan lebih baik kalau ditumpuk di tempat pembuatan

kompos yang khusus dan biarkan selama 1 hari.

2. esoknya, sisir tumpukan bahan kompos lalu semprotkan dengan EM4,

aduk hingga merata dan ditumpuk dengan ketinggian minimal 80 cm

3. tumpukan dibiarkan terbuka selama 7 hari dengan tetap dijaga agar

terhindar dari panas dan hujan. Pada hari ke-7 tumpukan harus dibalik

agar suplay oksigen dapat masuk ke dalam bahan secara merata.

Oksigen diperlukan untuk aktivitas mikroba. Pembalikan bahan

dilakukan setiap 7 hari sekali

4. aktivitas mikroba dapat ditandai dengan adanya peningkatan suhu.

Biasanya, peningkatan suhu akan terjadi menjelang hari ke-8 hingga

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 60

Page 68: Penulis - erepo.unud.ac.id

hari ke-21. Pada hari ke-28 suhu akan menurun kembali.

Kenaikan suhu yang terjadi dapat mencapai 300oC. Suhu

yang tinggi akan membuat kompos menjadi steril dari bibit

gulma dan bakteri patogen

5. campuran kotoran sapi tersebut telah menjadi kompos jika

suhu sudah netral dan warnanya menjadi hitam kecoklatan.

Kompos kotoran sapi yang telah dibuat dapat digunakan

sebagai pupuk organik untuk membantu memperbaiki

struktur tanah pertanian.

3. Produksi Biofestisida

Biofestisida adalah suatu festisida yang hahan dasarnya

berasal dari alam, misalnya tumbuhan. Jenis festisida ini mudah

terurai (biodegradable) sehingga tidak mencemari lingkungan

dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya

akan terurai dan mudah hilang. Pada kegiatan produksi

biofestisida ini, beberapa bahan dan alat yang diperlukan

seperti daun pepaya, blender, pisau, air, sabun, jerigen, hand

spray dan sendok

Cara pembuatannya dapat dijelaskan, seperti berikut.

Daun pepaya sebanyak ± 1 kilogram atau kira-kira 1 kantong

plastik kresek besar dihancurkan dengan diblender dan

dicampur dalam 1 liter air, kemudian dibiarkan selama kurang

lebih 1 jam. Langkah berikutnya disaring, lalu ke dalam cairan

daun pepaya hasil saringan ditambahkan lagi 4 liter air dan satu

sendok besar sabun. Cairan air pepaya dan sabun sudah dapat

digunakan sebagai festisida alami dengan menyemprotkan pada

hama yang mengganggu tanaman. Selain dari daun pepaya,

bahan utama pembuatan biofestisida ini juga bisa digunakan

dari daun tembakau, temu-temuan (temu hitam, kencur dan

kunyit), bawang putih dan cabai merah.

Disamping dari dedaunan, pembuatan biofestisida juga

bisa dilakukan dengan penggunaan air kencing sapi. Peralatan

yang diperlukan dalam pembuatan biofestisida dari urin sapi,

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 61

Page 69: Penulis - erepo.unud.ac.id

seperti : drum plastik, kayu pengaduk, tabung, dan alat

penumbuk bahan yang semuanya ada di sekitar kita. Untuk

mendapatkan pestisida bagi 500 meter persegi lahan, hanya

diperlukan 60 liter urine sapi, 100 liter air dan masing-masing

satu kilogram temulawak, daun lamtoro, kencur, tetes tebu, dan

jahe. Semua bahan itu ditumbuk halus dan dicampurkan dalam

air dan urine sapi. Setelah itu ditutup dalam drum selama 21

hari, agar terjadi fermentasi. Setelah 21 hari. pestisida siap

digunakan. Teknik pemakainnya pada sayuran dan holtikultura

yakni setiap liternya dicampur dengan 40 liter air sedangkan

untuk padi dicampur dengan 30 liter air. Bahan tersebut

disemprotkan setiap empat hari sekali. Dalam satu musim

tanam, setiap 1 hektar sawah dibutuhkan 25-30 liter

biopestisida.

4. Produksi Bioruin Sapi

Biourin merupakan istilah yang populer dikalangan para

pengembang pertanian organik. Biourin sapi merupakan

teknologi pemanfaatan urin sapi dan dilakukan fermentasi

secara anaerob. Tahap pembuatannya yakni dengan

menampung air kencing sapi dalam jerigen dan dilanjutkan

dengan penambahan bakteri jenis Romino Bacillus dan

Azotobacter. Dilanjutkan dengan pengadukan dan kemudian

diperam secara tertutup selama 14 hari. Teknik penggunaan

biourin pada tanamam dijelaskan dengan metode

penyemprotan. Pada sayuran harus diencerkan dahulu dengan

ditambahkan air dengan perbadingan (1 : 30) dan bila

disemprotkan ke padi dengan perbandingan (1 : 40).

5. Produksi Biogas dengan Pendekatan Digester Mobile

Pengolahan kotoran ternak untuk dijadikan biogas

merupakan bentuk riil dari aplikasi konsep Tri Hita Karana

(Suka et al., 2013). Kotoran sapi jika tidak dikelola dengan

baik akan mencemari lingkungan. Lingkungan yang tercemar

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 62

Page 70: Penulis - erepo.unud.ac.id

akan mengganggu ekosistim alam. Apalagi gas metan yang

terbuang dari setiap kotoran itu akan berdampak pada rumah

kaca atmosfer. Lapisan ozon yang melindungi bumi selama ini

akan lubang dan berdampak sebagai salah satu penyebab

pemanasan global di bumi. Upaya pemanfaatan potensi gas

metan pada kotoran sapi dengan pendekatan fermentasi di

dalam digester mobile (Widihati et al., 2013) merupakan upaya

yang telah dilakukan pada kegiatan KKN-PPM ini, meskipun

sebagai langkah awal yakni sebuah pembelajaran baik bagi

mahasiswa KKN-PPM maupun bagi masyarakat tentang

mekanisme terbentuknya gas dari fermentasi kotoran sapi

tersebut.

Pengoperasian instalasi biogas dilakukan dengan

mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Sebelum pertama kali memasukkan umpan berupa kotoran

sapi dan babi yang telah hancur ke dalam tangki digester,

sebaiknya ke dalam bak digester terlebih dahulu

dimasukkan 3-5 ember larutan stater berupa larutan yang

kaya dengan bakteri anaerob, misalnya larutan dari lumpur

kolam ikan atau air comberan.

2. Masukkan kotoran sapi dan babi yang sudah dicampur

dengan air (digelontor) dengan perbandingan volume

kotoran:air = 2:3 dan sudah disingkirkan benda-benda keras

yang ada di dalamnya, seperti batang kayu, batu, atau

kerikil.

3. Gas mulai terbentuk pada hari ke-10. Gas yang terbentuk

pada hari ke-10 hingga ke-20 harus dibuang, karena gas ini

masih bercampur dengan udara yang mengandung oksigen

dari ruang penampung gas yang sudah ada sebelumnya. Hal

yang sangat perlu harus diperhatikan yaitu setiap kali

melakukan pembuangan gas dari bak penampungan gas,

lebih-lebih pada pembuangan gas pertama, di sekitar lokasi

tidak boleh ada api sekalipun hanya api rokok, karena api

tersebut dapat membakar gas yang keluar.

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… |63

Page 71: Penulis - erepo.unud.ac.id

4. Gas yang dihasilkan sejak hari ke-21 sudah siap untuk

digunakan. Alirkan gas ke kompor gas dengan membuka

kran, dimana gas yang dihasilkan ini ditampung terlebih

dahulu ke dalam tangki gas untuk selanjutnya siap

dimanfaatkan untuk menyalakan kompor gas.

5. Cara menyalakan kompor gas adalah dengan membuka

kran saluran gas, kemudian kompor dinyalakan.

6. Teknologi Pembuatan Chicken Nugget

Bahan-bahan : daging ayam (500 gr), susu cair (350

ml), roti tawar (200 gr), bawang (150 gr), telur (1 butir),

minyak goreng (2 sdm), daun pisang untuk membungkus,

merica bubuk (1/2 sdt), garam (1 sdt), terigu (50 gr) dan tepung

panir (75 gr)

Peralatan : kompor, baskom dan blender

Cara pembuatan dengan mengikuti metode Putri et al. (2011)

yakni :

1. rendam roti tawar ke dalam susu hingga lunak, remas-remas

hingga hancur

2. panaskan minyak goreng kemudian tumis bawang bombai

3. campur daging ayam yang telah digiling dengan roti tawar

beserta susu cair yang digunakan untuk merendam roti

tawar

4. masukkan bawang bombai yang sudah ditumis beserta telur

dan bumbu halus (aduk rata)

5. bungkus adonan dengan daun pisang, bentuk bulat panjang

seperti lontong dengan diameter 5 cm

6. kukus adonan sampai matang (30 menit)

7. angkat dan tiriskan hingga dingin

8. potongan adonan dengan ketebalan 1,5 cm

9. masukan ke dalam adonan pelapis yakni putih telur dan

selanjutnya digulirkan pada tepung panir hingga merata

10. panaskan minyak goreng dan adonan nugget digoreng

hingga kecoklatan dan siap disajikan

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 64

Page 72: Penulis - erepo.unud.ac.id

7. Teknologi Pembuatan Susu Kedelai

Bahan-bahan : kedelai (250 gr), garam, gula dan vanili

secukupnya serta daun pandan ( 2 lbr)

Peralatan : kompor, blender, panci, gelas dan penyaring kain

Cara pembuatan :

1. cuci bersih kedelai dengan air yang mengalir hingga benar-

benar bersih kemudian rendam selama 10-12 jam (satu

malam)

2. cuci kembali kedelai dengan air bersih sambil diremas-

remas agar kulit ari terkelupas

3. kedelai selanjutnya diblender dengan campuran air saat

proses penghalusan yakni 1 gelas kedelai dicampur dengan

3 gelas air

4. proses penyaringan dilakukan untuk memisahkan ampasnya

5. perebusan dengan api kecil hingga sedikit mendidih dengan

harapan mensterilkan dan menghilangkan bau

6. selama perebusan dilakukan pengadukan secara teratur

dengan tujuan agar sari kedelai tidak mengendap serta

membuat susu kedelai lebih tahan lama

7. tambahkan gula, garam sesuai selera dan daun pandan serta

vanili secukupnya agar aromanya lezat

8. siap disajikan

8. Pembuatan Keripik Pisang

Bahan - bahan : sisir pisang yang masih mentah, garam (1 sdt),

gula pasir (10 sdm), air secukupnya, daun pandan (2 lbr), kapur

sirih (1 sdt) dan minyak goreng secukunya

Peralatan : kompor, baskom

Cara pembuatan :

1. kupas kulit pisang dan diiris tipis

2. rendam pisang yang sudah diiris dalam larutan kapur sirih

selama 30 menit

3. selanjutnya pisang ditambahi garam dan diaduk serta

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 65

Page 73: Penulis - erepo.unud.ac.id

direndam secara merata selama 2-5 menit, lalu ditiriskan

4. pisang digoreng dengan api sedang hingga pisang matang

dan kering, angkat dan tiriskan

5. untuk menambahkan citarasa, rebus gula pasir dengan air

secukupnya sampai mendidih dan larut

6. masukkan daun pandan yang sudah dicuci bersih kedalam

rebusan gula, aduk sampai harum dan mengental

7. masukkan kripik pisang yang sudah digoreng ke dalam

rebusan gula pasir aduk hingga merata lalu angkat dan

didinginkan

8. kripik pisang siap untuk dihidangkan

Beberapa aktivitas kegiatan yang telah dilakukan pada kegiatan

transfer ipteks di desa Mambang, Selemadeg Timur, Tabanan

disajikan pada gambar berikut,

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 66

Gambar 2. Kegiatan Demo Pembuatan Biourin dan Biofestisida dan

Aplikasinya pada Tanaman Palawija

Page 74: Penulis - erepo.unud.ac.id

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 67

Gambar 3. Demo Plot Produksi Fermentasi Jerami dan Biogas

Gambar 4. Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan (Pembuatan

Susu Kedelai, Chicken Nugget dan Keripik Pisang)

Page 75: Penulis - erepo.unud.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Profil Data Isian Potensi Desa Mambang, Selemadeg

Timur, Tabanan, Bali.

Astawa, PA., G.Mahardika, K.Budaarsa dan K.M. Budiasa. 2013.

Sosialisasi Pengolahan Pakan dan Kotoran Ternak dengan

teknologi Biofermentasi. Jurnal Udayana Mengabdi 12 (2) : 47-

50.

Putri, B.R.T., N.L.G. Sumardani dan A.A.P. Wibawa. 2011. Industri

Rumah Tangga Nugget Babi dalam Upaya Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat di Desa Blahkiuh. Jurnal Udayana

Mengabdi 10 (1) : 9-11.

Sutawan, N., W. Swara, W. Windia, W. Sedana dan P. Marjaya.

1986. Studi tentang Pembentukan Wadah Koordinasi Sistem

Irigasi di Kabupaten Tabanan dan Buleleng, Propinsi Bali,

Kerjasama Universitas Udayana dan Departemen PU Denpasar.

Suka, IG., NM. Wiasti, N.Suarsana dan IN.S. Miwada. 2013.

Implementasi Nilai-Nilai Tri Hita Karana pada Bidang

Penggemukan Sapi di Desa Blumbang. Jurnal Udayana

Mengabdi 12 (2) : 77-80.

Widihati, I.A.G., IN. Simpen dan N.M.Puspawati. 2013. Produksi

Bioenergi Alternatif dalam Biodigester Mobile melalui

Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Bali untuk Menunjang

Peternakan Berkelanjutan. Jurnal Udayana Mengabdi 12 (2) :

84-86.

Windia, W. 2006. Transformasi Sistem Irigasi Subak yang

Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana. Penerbit Pustaka Bali

Post, Denpasar

Windia,W. 2013. Persembahan Budaya Subak untuk Kebudayaan

Dunia. Wahana No. 84 Th. XXIX : 17-23.

Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 68

Page 76: Penulis - erepo.unud.ac.id

NG

AB

EN

RE

CA

DA

NA

Ka

jian

Arti, M

ak

na

da

nF

un

gsi

Sa

ng

Ayu

Ma

de R

asm

ini

Penerbit

Hikari Jnana

ISBN 978-602-60868-2-2