penulis - erepo.unud.ac.id
TRANSCRIPT
NG
AB
EN
RE
CA
DA
NA
Ka
jian
Arti , M
ak
na
da
nF
un
gsi
Sa
ng
Ayu
Ma
de R
asm
ini
Penulis:Ni Luh Nyoman KebayantiniI Nyoman Sumerta MiwadaI Nengah Simpen
SUBAK DENGAN SEGALA POTENSI
DAN AKTIVITASNYA DI DESA MAMBANG
(KAJIAN SOSIOLOGI PEDESAAN)
Ni Luh Nyoman Kebayantini
I Nyoman Sumerta Miwada
I Nengah Simpen
Penerbit
Hikari Jnana
SUBAK DENGAN SEGALA POTENSI
DAN AKTIVITASNYA DI DESA MAMBANG
(KAJIAN SOSIOLOGI PEDESAAN)
ISBN:
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruhnya dari buku ini
dengan cara apapun tanpa seijin tertulis dari penerbit.
Penulis: Ni Luh Nyoman Kebayantini
I Nyoman Sumerta Miwada
I Nengah Simpen
Editor: Sutarpa Sutama
I Putu Suparthana
Penerbit: Hikari Jnana
Cetakan ke: Pertama, Th. 2017
vi + 68 hlm; 15,5 x 23 cm
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha
Kuasa, sehingga kegiatan berupa penulisan buku ajar ini dapat
terlaksana sesuai dengan rencana. Buku ini dipersembahkan
kepada masyarakat desa Mambang dan merupakan buah dari
hasil kegiatan KKN-PPM Unud periode XI tahun 2015 yang
pelaksanaan dilakukan pada tanggal 1 – 31 agustus 2015. Buku
ini diberi judul : “Subak dengan segala Potensi dan
Aktivitasnya di Desa Mambang (Kajian Sosiologi
Pedesaan)”, merupakan sebuah gambaran tentang aktivitas
subak di desa ini dan upaya pelestariannya di tengah derasnya
pengaruh global.
Buku ini bisa dibuat berkat kerjasama semua pihak. Untuk
itu melalui kesempatan ini diucapkan terima kasih yang sangat
dalam, kepada yang terhormat :
Dirjen DIKTI atas bantuan hibah yang diberikan sehingga
kegiatan ini dapat berjalan dengan baik
Rektor Universitas Udayana dalam hal ini Ketua LPPM
Unud atas penyediaan segala fasilitas untuk berlangsungnya
kegiatan ini
Bapak Kepala Desa Mambang atas fasilitas untuk
pembelajaran mahasiswa KKN-PPM Unud
Kepala SD 2 Mambang, Ketua Subak Babakan Anyar,
Ketua Simantri 531 dan anggota masyarakat desa Mambang
yang ikut membantu persiapan penulisan buku ini
Mahasiswa Unud yang ikut di kegiatan KKN-PPM periode
XI di desa Mambang atas keseriusannya dalam mempersiapkan
program.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga buku ini bermanfaat
bagi yang memerlukan.
Denpasar, Agustus 2016
Ketua Pelaksana
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | iii
DAFTAR ISI
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | iv
Halaman
PRAKATA iii
DAFTAR ISI iv
I. PENDAHULUAN 1
1. Permasalahan di Desa Mambang 1
2. Usulan Penyelesaian Permasalahan 2
3. Metode yang digunakan untuk mengatasi
permasalahan
3
4. Profil Kelompok Sasaran dan Permasalahannya 4
II. METODE PELAKSANAAN 4
1. Persiapan dan Pembekalan 6
2. Pelaksanaan 9
3. Rencana Keberlanjutan Program dan Evaluasi 15
III. SUBAK DAN EKSISTENSINYA DI DESA
MAMBANG
17
1. Pengertian Subak 17
2. Eksistensi Subak di Desa Mambang 18
3. Profil Desa Mambang 20
IV. KARAKTERISTIK SUBAK DI DESA
MAMBANG
22
1. Subak Babakan Anyar 22
2. Subak Gede Mambang 32
3. Subak Penarukan 44
4. Subak Abian Dukuh Sakti 52
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | v
Halaman
V. TRANSFER IPTEKS UNTUK EKSISTENSI
SUBAK
1. Teknologi Pembuatan Silase Jerami
2. Teknologi Pembuatan Kompos
3. Teknologi Biopestisida
4. Produksi Biourin Sapi
5. Produksi Biogas dengan Pendekatan Digester
Mobile
6. Teknologi Pembuatan Chicken Nugget
7. Teknologi Pembuatan Susu Kedelai
8. Pembuatan Keripik Pisang
58
58
60
61
62
62
64
65
65
DAFTAR PUSTAKA 68
DAFTAR TABEL
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… |vi
Halaman
1. Volume Pekerjaan 13
2. Luas Wilayah dan Keanggotaan Subak di Desa
Mambang19
3. Tingkat Pendidikan Informan Kunci Subak di
Desa Mambang19
4. Bangunan bagi Pendistribusian Air Subak di Desa
Mambang
20
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Diagram alir mekanisme kerja Kegiatan KKN-
PPM Unud7
2. Kegiatan Demo Pembuatan Biourin dan
Biofestisida dan Aplikasinya pada Tanaman
Palawija
66
3. Demo Plot Produksi Fermentasi Jerami dan
Biogas
67
4. Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan (Pembuatan
Susu Kedelai, Chicken Nugget dan Keripik
Pisang)
67
I. PENDAHULUAN
1. Permasalahan di Desa Mambang
Desa Mambang terletak di wilayah Kecamatan
Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan. Secara geografis, desa
ini terletak diketinggian 300 mdl dari permukaan air laut dan
memiliki curah hujan 1000 mm dengan suhu rata-rata 29-
300C2. Desa ini memiliki luas wilayah 603 ha/m2 dan hampir
sepertiganya merupakan daerah sawah (264 ha/m2). Kehidupan
masyarakatnya didominasi sebagai petani (Anonim, 2013).
Kegiatan bertani yang dikelola dengan sebuah organisasi
tradisional bernama subak, selama ini mampu memberikan
manfaat, minimal dalam pengelolaan air irigasi dan pemasaran.
Namun kemajuan teknologi saat ini dalam segala bidang telah
berdampak positif maupun negatif bagi eksistensi subak ini.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh tim Unud,
ditemukan adanya kecenderungan bahwa eksistensi keberadaan
subak di desa Mambang ini sudah mulai tergerus oleh pengaruh
global. Penggunaan bahan kimia (pupuk dan obat kimia) yang
dominan selama beberapa dekade terakhir (sebagai sebuah me-
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 1
tode untuk meningkatkan kuantitas produksi tanaman padi)
merupakan salah satu permasalahan yang terkemuka saat
penjajagan yang dilakukan oleh Tim Unud ini. Disamping itu,
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggota subak masih
kurang khususnya kesadaran penggunaan bahan-bahan organik
dalam pengelolaan lahan subaknya. Sementara, di desa
mambang ini telah terbentuk kelompok simantri (sistim
pertanian terintegrasi) namun belum secara maksimal
integrasinya antara dunia pertanian dengan peternakan
khususnya dalam menjaga kualitas tanah tetap organik.
Kualitas SDM para anggota wanita tani, belum mengetahui
teknologi pengolahan hasil pertanian saat panen berlebih
khususnya dalam rangka diversifikasi komoditi yang
dihasilkan. Itulah beberapa permasalahan yang mengemuka
saat tim Unud melakukan penjajagan di desa ini.
“Geliat subak dalam hegemoni global” merupakan tema
yang diangkat dalam kegiatan KKN-PPM yang akan dilakukan
di desa Mambang ini. Eksistensi subak ini penting diperhatikan
dengan introduksi teknologi yang bersinergi dengan filosofi
dari THK. Tri Hita Karana (THK), yang secara substansinya
adalah sebagai bentuk pengakuan sesama ciptaan-Nya di dunia
ini untuk selalu hamonis (Windia, 2013). Hubungan harmonis
dari filosofi THK merupakan pendekatan yang tepat
diaplikasikan untuk eksistensi subak di desa Mambang. Karena
jika eksistensi subak yang organik (baca: dalam hubungannya
dengan filosofis harmonis dari konsep THK) terwujud maka itu
merupakan bukti nyata daripada implementasi riil THK dalam
kehidupan pedesaan yang harmonis (Suka et al., 2013).
2. Usulan Penyelesaian Permasalahan
Untuk meningkatkan eksistensi subak sebagai sebuah
warisan leluhur Bali dari pengaruh globalisasi maka ada
beberapa usulan yang diajukan dalam pelaksanaan program
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 2
KKN- PPM di desa Mambang, dengan tema “ geliat subak
dalam hegemoni global” ini sebagai berikut :
1. Melakukan survey dan identifikasi permasalahan subak
yang ada di desa Mambang melalui pendekatan sosiologi
pedesaan dengan menggali potensi, peluang, hambatan dan
tantangan untuk merespon keberadaannya di tengah
pengaruh global. Disamping itu, kegiatan ini juga
memberikan manfaat bagi para mahasiswa KKN-PPM
Unud yang terlibat di desa ini untuk belajar menjadi
surveyor dan mengenali lebih dekat permasalahan
masyarakat secara umum;
2. Penguatan eksistensi subak melalui aplikasi ipteks
pengolahan tanah dengan menggunakan paket teknologi
tepat yang ditargetkan dan aktivitas tersebut dilandasi nilai-
nilai THK dalam praktek penyelamatan lingkungan (tanah)
dari pengaruh bahan-bahan kimia;
3. Penguatan SDM anggota subak khususnya para wanita tani
dalam adopsi teknlogi tepat guna pengolahan hasil
pertanian
4. Penguatan bahan baku pendukung keorganikan subak
melalui pemberdayaan para kelompok peternak sapi di desa
Mambang melalui pelatihan pengolahan pakan ternak
dengan metode biofermentasi.
5. Pendidikan dini budaya hidup bersih bagi anak-anak SD
dalam mengelola sampah di sekolah; mengenali subak
dalam versi bahasa bali dan dikonversikan ke bahasa
inggris.
3. Metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan
Usulan penyelesaiaan permasalahan yang diprogramkan
akan dilaksanakan dengan metode peran partisipasi masyarakat
dan transfer teknologi. Untuk mencapai target luaran yang yangdiusulkan maka dilakukan dengan metode seperti berikut :
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 3
1) pengumpulan data melalui survei lapangan; 2) program
pemberdayaan melalui penyuluhan, pelatihan dan
pendampingan KK miskin yang ada di disa Mambang.
Beberapa yang telah ditetapkan sebagai mitra dalam
pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran
Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) ini adalah : 1) Subak
Babakan Anyar desa Mambang; 2) Kelompok peternak sapi
bali; 3) sekolah Dasar 2 Desa Mambang; dan 4) Pemerintahan
desa Mambang. Keempat mitra tersebut adalah dilibatkan
dalam kegiatan KKN-PPM ini untuk mencapai target luaran
yang telah diusulkan. Filosofi Konsep KKN-PPM ini
merupakan media pembelajaran interaktif antara mahasiswa
dan masyarakat desa Mambang untuk pensolusian beberapa
masalah yang dihadapi subak ditengah derasnya pengaruh
global. Jadi mahasiswa dan masyarakat sama-sama belajar
dengan media yang telah disepakati. Sasaran dari kegiatan yang
diusulkan secara tidak langsung mendukung bidang sosial
budaya, peningkatan produksi, fisik, dan kesehatan.
4. Profil Kelompok Sasaran dan Permasalahannya
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 4
No Kelompok
Sasaran
Potensi Permasalahan
1 Subak
Babakan
Anyar
Lahan sawah
yang luas untuk
mendukung
otonomi pangan di
desa Mambang
Sebagian besar
masyarakatnya
sebagai petani
Belum mengadopsi ipteks
untuk mendukung
keorganikan persawahan
sebagai sebuah jawaban
akan hubungan harmonis
dengan alam (sebuah bagian
dari THK)
Belum memiliki awig-
awig yang jelas tentang
arah pembangunan subak
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 5
No Kelompok
Sasaran
Potensi Permasalahan
2 Kelompok
”SIMANTRI
531”
(Gapoktan
Sri Sedana
Murti)
Penghasil limbah
ternak sapi
pendukung
pertanian organik
Masih lemahnya SDM
dalam penguasaan ipteks
pengolahan limbah
Masih lemah dalam
penguasaan ipteks pakan
3 Sekolah
Dasar 2
Mambang
Sebagai pencetak
generasi yang
bersahabat dengan
alam
Belum ada buku ajar
tentang potensi subak di
desanya sebagai bahan
pembelajaran untuk
mendukung pendidikan dini
tentang pentingnya subak
4 Pemerintah
Desa
Mambang
Pengelola
pembangunan SDM
masyarakat desa
Belum mengetahui arah
pembangunan subak dalam
upaya pelestariannya
II. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KKN-PPM di desa Mambang
dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut .
1. Persiapan dan Pembekalan
Mekanisme pelaksanaan kegiatan KKN-PPM
Kegitan KKN-PPM di Universitas Udayana
dilaksanakan oleh sebuah tim di bawah tanggung jawab ketua
LPPM Universitas Udayana. Tim ini dikoordinir oleh seorang
ketua pelaksana dibantu oleh tiga anggota dengan kompetensi
yang sesuai dengan tema yang diusulkan. Dalam operasional,
kegiatan ini dikoordinir oleh seorang dosen pembimbing
lapangan (DPL) yang memberikan bimbingan teknis kepada
mahasiswa pelaksana di lapangan. Perekrtutan mahasiswa
peserta KKN PPM dilakukan oleh tim pelaksana dengan
memperhatikan relevansi keilmuan mahasiswa bersangktan
dengan tema kegiatan. Secara ringkas mekanisme pelaksanaan
dapat ditunjukkan dengan Gambar 1.
Materi Persiapan dan pembekalan KKN-PPM
Materi persiapan meliputi pengumpulan berbagai
bahan-bahan dan peralatan peraga terapan Ipteks yang akan
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 6
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 7
MITRA : Subak,
kelompoksimantri, sekolah
dasar danPemerintah
desaMambang
KETUA LPPM
KETUA PELAKSANA
DPL
MAHASISWA
DINAS TERKAIT
CAMAT
DESA
MASYARAKAT/ KELOMPOK SASARAN
KORDES
Gambar 1. Diagram alir mekanisme kerja Kegiatan
KKN-PPM Unud
ditransfer kepada masyarakat sasaran. Mahasiswa KKN-PPM Unud
sebelum turun ke desa, diberikan pembekalan oleh DPL, tenaga ahli
sesuai tematik KKN PPM, dan mitra. Materi pembekalan adalah sebagai
berikut:
1. Pengenalan Potensi Wilayah desa Mambang
2. Etika pergaulan dan sosialisasi dengan masyarakat
3. Pengetahuan teknis terkait tematik kegiatan
a. Subak dan Potensinya (Windia, 2013)
b. Digester mobile untuk produksi biogas (Widihati et al.,
2013)
c. Teknologi pengolahan pakan ternak sapi (Astawa et al.,
2013)
d. Konsep Tri Hita Karana dan implementasi riilnya di
pedesaan (Suka et al., 2013)
II. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KKN-PPM di desa Mambang
dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut .
1. Persiapan dan Pembekalan
Mekanisme pelaksanaan kegiatan KKN-PPM
Kegitan KKN-PPM di Universitas Udayana
dilaksanakan oleh sebuah tim di bawah tanggung jawab ketua
LPPM Universitas Udayana. Tim ini dikoordinir oleh seorang
ketua pelaksana dibantu oleh tiga anggota dengan kompetensi
yang sesuai dengan tema yang diusulkan. Dalam operasional,
kegiatan ini dikoordinir oleh seorang dosen pembimbing
lapangan (DPL) yang memberikan bimbingan teknis kepada
mahasiswa pelaksana di lapangan. Perekrtutan mahasiswa
peserta KKN PPM dilakukan oleh tim pelaksana dengan
memperhatikan relevansi keilmuan mahasiswa bersangktan
dengan tema kegiatan. Secara ringkas mekanisme pelaksanaan
dapat ditunjukkan dengan Gambar 1.
Materi Persiapan dan pembekalan KKN-PPM
Materi persiapan meliputi pengumpulan berbagai
bahan-bahan dan peralatan peraga terapan Ipteks yang akan
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 8
ditransfer kepada masyarakat sasaran. Mahasiswa KKN-PPM
Unud sebelum turun ke desa, diberikan pembekalan oleh DPL,
tenaga ahli sesuai tematik KKN PPM, dan mitra. Materi
pembekalan adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan Potensi Wilayah desa Mambang
2. Etika pergaulan dan sosialisasi dengan masyarakat
3. Pengetahuan teknis terkait tematik kegiatan
a. Subak dan Potensinya (Windia, 2013)
b. Digester mobile untuk produksi biogas (Widihati et
al., 2013)
c. Teknologi pengolahan pakan ternak sapi (Astawa et
al., 2013)
d. Konsep Tri Hita Karana dan implementasi riilnya di
pedesaan (Suka et al., 2013)
2. Pelaksanaan
Program kegiatan KKN-PPM yang akan dilakukan
menyangkut 4 bidang kegiatan yakni peningkatan produksi,
fisik, sosial ekonomi dan kesehatan. Keempat bidang kegiatan
tersebut beranggotakan mahasiswa yang berasal dari berbagai
bidang ilmu (interdesipliner). Masing-masing kordinator bidang
bertanggungjawab terhadap teknis realisasi program dan
rencana kegiatan.
Langkah-langkah dalam bentuk program yang akan
dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diharapkan dari
tema KKN-PPM di desa Mambang adalah :
1. Program bidang sosial budaya yakni melakukan sosialisasi
dan penyempurnaan awig-awig subak dalam merespon
tuntutan global; dan pendidikan pengenalan subak melalui
versi belajar bahasa bali dan konversi ke bahasa inggris.
2. Program bidang peningkatan produksi meliputi pengolahan
limbah ternak menjadi biogas, kompos, biourin dan
biofestisida untuk mendukung keorganikan sawah di subak
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 9
yang ada diwilayah desa Mambang. Disamping itu,
pelatihan pengolahan hasil pertanian, seperti produk kripik
pisang, susu kedele dan chicken nugget
3. Program bidang fisik yakni merancang digester mobile
sebagai tempat fermentasi feses sapi dalam rangka
menghasilkan biogas..
4. Program bidang kesehatan menyangkut pendidikan dini
budaya hidup bersih bagi anak-anak SD dalam mengelola
sampah di sekolah;
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini dengan
melibatkan peran partisipasi masyarakat desa Mambang dan
berbasis ipteks. Pengumpulan data melalui 1) survei
lapangan, dan (2) Program pemberdayaan melalui
penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan yaitu pertemuan
secara berkala antara pendamping dengan kelompok sasaran.
Langkah-langkah operasional yang dilakukan dalam
kegiatan KKN-PPM ini diantaranya :
1. Kegiatan sosialisasi pada semua mitra yang dilibatkan
dalam kegiatan KKN-PPM ini tentang tujuan dari
kegiatan ini dilakukan;
2. Melakukan survey tentang eksistensi anggota subak
dalam menjalankan profesinya sebagai petani di tengah
serbuan pengaruh global. Kegiatan ini menjadi penting
sebagai base line dari program selanjutnya. Disamping
itu, kegiatan ini juga memberikan manfaat bagi para
mahasiswa KKN-PPM Unud yang terlibat di desa ini
untuk belajar menjadi surveyor dan mengenali lebih dekat
permasalahan para petani;
3. Penguatan eksistensi subak melalui aplikasi ipteks
pengolahan tanah yang mendukung nilai-nilai organik
sebagai bentuk riil implementasi THK khususnya
hubungan antara manusia dengan lingkungan (Suka et al.,
2013). Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pelatihan
teknik penggunaan kompos, biourin,
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 10
biofestisida untuk tanaman pertanian para anggota
subak. Kegiatan ini sebagai upaya penyelamatan
lingkungan (tanah) dari pengaruh bahan-bahan kimia;
4. Penguatan bahan baku sebagai pendukung keorganikan
subak melalui pemberdayaan para kelompok peternak
sapi yang ada di desa ini. Bentuk kegiatannya adalah
dengan memberikan pelatihan pembuatan biogas
(introduksi digester mobile yakni tempat fermentasi
kotoran/feses sapi menurut metode Widihati et al.
(2013) untuk dihasilkan biogas), pembuatan kompos,
biourin dan biofestisida;
5. Kegiatan dalam bentuk ceramah dan diskusi
(“paruman”) dengan para anggota subak dalam
peninjauan awig-awig subak yang ada untuk
menguatkan lembaga subak ini kedepan. Penguatan
kelembagaan subak (Windia, 2013) penting dilakukan
untuk mengantisipasi tuntutan perkembangan
pembangunan di desa ini.
6. Pendidikan dini kepada para generasi muda sebagai
calon pelaksana pembangunan di desa tentang subak
dengan segala aktivitasnya. Aktivitas subak merupakan
kegiatan yang mengadopsi hubungan harmonis dari
filosofi THK (Windia, 2013). Kegiatan dalam bentuk
pembelajaran bagi anak-anak sekolah dasar tentang arti
kebersihan lingkungan dengan mendemokan pemilahan
sampah organik dan anorganik. Disamping itu
dilakukan pula kegiatan pelatihan bahasa bali yang
diimbangi dengan pembelajaran bahasa inggris dengan
kompetensi tentang pemahaman subak;.
7. Pelatihan pengolahan hasil pertanian kepada para ibu-
ibu petani sebagai informasi ipteks. Kegiatan ini dapat
memberikan tambahan pengetahuan tentang pembuatan
kripik pisang, pembuatan susu kedelai dan produk
chicken nugget melalui metode Putri et al. (2011).
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 11
Output kegiatan ini bisa dikonsumsi oleh keluarganya
maupun kedepannya dijadikan tambahan penghasilan baru
bagi para ibu-ibu petani.
8. Penguatan ipteks sumber bahan pakan lokal (Nahrowi,
2006) untuk ternak di kelompok peternak sapi yang ada di
desa mambang. Kegiatan ini penting sebagai profesi
penghasil bahan pendukung keorganikan subak. Bentuk
kegiatannya yakni memberikan pelatihan biofermentasi
jerami (jerami adalah limbah padi yang dihasilkan para
anggota petani di subak ini) sebagai pakan alternatif untuk
pertumbuhan ternak sapi (Astawa, et al., 2013);
9. Kegiatan studi banding ke subak Kelating, Kerambitan,
Tabanan yang telah mengadopsi budaya organik di
persawahannya. Kegiatan ini penting sebagai tempat
pembelajaran pengembangan budaya organik diwilayahnya;
10. Kegiatan gotong royong membersihkan saluran irigasi
subak dengan melibatkan mahasiswa KKN dan anggota
subak yang ada di desa Mambang;
11. Menginisiasi terjalinnya kemitraan pemasaran produk
pertanian yang dihasilkan oleh anggota subak dengan para
pelaku pemasaran, pemerintah desa dan pemerintah
Kabupaten Tabanan sehingga ditemukan hubungan positif
yang saling menguntungkan;
12. Kegiatan pendampingan oleh mahasiswa KKN-PPM Unud
terhadap keluarga miskin (masing-masing mahasiswa
mendampingi satu KK miskin di desa Mambang) untuk
menggali, mengidentifikasi dan pensolusian dari beberapa
masalah KK miskin yang didampingi (sebuah pembelajaran
seorang anak yang berjiwa “independen” dalam keluarga
barunya). Kegiatan pendampingan ini dilakukan full selama
1 bulan kegiatan KKN-PPM di desa.
13. Kegiatan monitoring, supervisi dan evaluasi yang akan
dilakukan pada setiap sub kegiatan.
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 12
Volume pekerjaan dalam bentuk Jam Kerja Efektif
Mahasiswa (JKEM).
Volume total pekerjan adalah n x y JKEM, dimana n adalah
jumlah mahasiswa yang akan diterjunkan dalam KKN PPM
dimaksud; y adalah rata-rata jam kerja efektif mahasiswa.
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 13
No Nama Pekerjaan ProgramVolume
(JKEM)
Kete
rangan
1 Survey tentang
eksistensi para
anggota subak
dalam menjalankan
profesinya sebagai
petani
a. Pengumpulan data
tentang tantangan dan
hambatan yang
dihadapi para petani
(sebagai data base
line)
6 jam x 2
hari
Minggu
ke 1
2 Penguatan
eksistensi subak
melalui aplikasi
ipteks pengolahan
tanah yang organik
b. Pelatihan teknik
penggunaan kompos,
biourin, biofestisida
serta aplikasinya pada
tanaman padi
6 jam x 3
hari
Minggu
ke 1
3 Penguatan bahan
baku pendukung
keorganikan subak
c. Pelatihan
pembuatan digester
mobile
sebagai tempat
penghasil biogas, d.
Pelatihan pembuatan
kompos, biourin dan
biofestisida;
6 jam x 2
hari
6 jam x 3
hari
Minggu
ke 2
Minggu
ke 2
4 Penguatan lembaga
subak dari pengaruh
global
e. Kegiatan dalam
bentuk ceramah dan
diskusi (“paruman”)
dengan para anggota
subak dalam
peninjauan awig-awig
subak
6 jam x 2
hari
Minggu
ke 3
Tabel 1. Volume Pekerjaan
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 14
No Nama Pekerjaan ProgramVolume
(JKEM)
Kete
rangan
5 Pendidikan dini
kepada para
generasi muda
sebagai calon
pelaksana
pembangunan di
desa tentang subak
dengan segala
aktivitasnya.
f. Pembelajaran
kebersihan di
lingkungan dengan
mendemokan
pemilahan sampah
organik dan
anorganik.
g. Pelatihan bahasa
bali dan bahasa
inggris dengan
kompetensi
pemahaman tentang
subak
6 jam x 3
hari
6 jam x 3
hari
Minggu
ke 3
Minggu
ke 3
6 Pemberdayaan ibu-
ibu anggota subak
h. Pelatihan
pembuatan krupuk
pisang, susu kedele
dan chiecken
nugget
6 jam x 4
hari
Minggu
ke 4
7 Penguatan ipteks
sumber bahan pakan
lokal
i. Pelatihan
biofermentasi
jerami padi
6 jam x 3
hari
Minggu
ke 3
8 Pendampingan KK
miskin
j. Mendampingi KK
miskin untuk
menemukan solusi
dari beberapa
permasalahan
1 jam x
30 hari
Minggu
ke 1-4
9 Menginisiasi
terjalinnya
kemitraan
pemasaran produk
pertanian yang
dihasilkan
k.Memfasilitasi
kemitraan dengan
para pelaku
pemasaran,
pemerintah desa
dan pemerintah
Kabupaten Tabanan
6 jam x 2
hari
Minggu
ke 3
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 15
No Nama Pekerjaan ProgramVolume
(JKEM)
Kete
rangan
10 Monitoring dan
evaluasi kegiatan
k. Persiapan laporan
dan presentasi hasil
kegiatan
6 jam x 3
hari
Minggu
ke 4
Jumlah JKEM192
JKEM
Total volume kegiatan = n x JKEM = 30 x 192
JKEM (n = jumlah mahasiswa)
5.760
JKEM
N = 30
maha
siswa
3. Rencana Keberlanjutan Program dan Evaluasi
Upaya monitoring dan jaminan eksistensi subak di desa
Mambang harus terus dilakukan, dengan memberikan dorongan
moril dan update ipteks. Oleh karena itu, LPPM Unud akan
selalu melakukan upaya peningkatkan pengetahuan para
anggota subak di desa ini dalam rangka mendukung
kesejahteraannya. Kesejahteraan dalam bentuk materi maupun
non materi. Pendampingan perguruan tinggi direncanakan
berlangsung selama 3 tahun melalui penempatan mahasiswa
KKN PPM sebanyak 6 periode, dengan jumlah mahasiswa pada
setiap periode sebanyak 30 orang. Disamping itu, perguruan
tinggi, khususnya Unud akan selalu mendorong pemerintah
Kabupaten Tabanan untuk selalu merenjakan program yang
mendukung kinerja subak agar tetap eksis.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) Universitas Udayana telah memiliki pengalaman
dalam mengelola Program Pengabdian Masyarakat (PPM)
berbasis ipteks tepat guna hasil pengembangan perguruan
tinggi. Kegiatan hibah KKN-PPM yang telah dikelola
bertemakan pengembangan desa wisata. Disamping itu, juga
beberapa kegiatan IbW yang spesifik menangani
pengembangan wilayah pedesaan berbasis ipteks pertanian,
kegiatan IbIKK seperti pengembangan tali ate, edukasi wisata
dan produksi ayam upakara, serta kegiatan IbM yang fokusnya
pada transfer ipteks. Desa Mambang, Kecamatan Selemadeg
Timur, Kabupaten Tabanan merupakan salah satu desa binaan
baru dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana. Selama ini, banyak
penelitian yang telah dihasilkan oleh LPPM Unud dan belum
banyak teradopsi di desa ini. Potensi-potensi riset yang telah
dikembangkan dalam skala lab, pada periode KKN-PPM kali
ini diaplikasikan untuk mendukung kinerja subak sebagai salah
satu warisan leluhur yang perlu dilestarikan.
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 16
III. SUBAK DAN EKSISTENSINYA DI DESAMAMBANG
1. Pengertian Subak
Istilah subak di Bali pada umumnya sudah tidak asing
bagi masyarakatnya, sebagai sebuah organisasi tradisional
masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Di dalamnya
banyak terdapat berbagai aktivitas yang mengedepankan
konsep Tri Hita Karana (THK). Sebuah organisasi tradisional
Bali yang masih eksis dalam penerapan nilai-nilai TKH,
meskipun saat ini sudah banyak bergeser akibat kemajuan ilmu
dan teknologi. Windia (2006) menyebutkan bahwa subak
merupakan organisasi petani berbasiskan pada ekosistem
kawasan pertanian. Tidak ada subak tanpa kawasan pertanian.
Kawasan pertanian dan petani, dua hal yang sangat melekat
dalam sistem subak. lebih lanjut disebutkan Windia (2006)
bahwa sistem subak berkaitan dengan kekuatan-kekuatan yang
dimiliki, seperti kesederhanaan struktur organisasi, sistem kerja
kooperative dan implementasi filosofi TKH yang pada
hakekatnya terdiri dari parhyangan, palemahan dan pawongan.
Sisi parhyangan ditunjukkan dengan adanya pura pada wilayah
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 17
subak, palemahan ditunjukkan dengan adanya kepemilikan
wilayah dan pawongan ditunjukkan dengan adanya organisasi
profesi petani yang disesuaikan dengan kebutuhan setempat,
adanya anggota subak, pengurus subak dan pimpinan spiritual
subak (Sutawan et al., 1986).
2. Eksistensi Subak di Desa Mambang
Desa Mambang, seperti halnya dengan desa-desa
lainnya di Bali yang masih memiliki lahan pertanian,
keberadaan subak di desa ini hingga saat ini masih eksis. Hal
ini terbukti dari hasil kegiatan survey potensi subak di desa
Mambang kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan
telah dilakukan. Hasil survey (Tabel 1) menunjukkan bahwa di
desa Mambang terdapat 4 subak dengan luas wilayah mencapai
303,84 ha yang terdiri dari 1) subak Babakan Anyar (73,23 ha)
dengan jumlah anggotanya sebanyak 200 orang; 2) Subak Gede
Mambang (103,39 ha) dan jumlah anggotanya sebanyak 422
orang; 3) Subak Penarukan (80 ha) dan anggotanya sebanyak
228 orang; dan 4) Subak Abian Dukuh Sakti (47,22 ha) dengan
jumlah anggotanya sebanyak 117 orang. Komoditi utamanya
yang dihasilkan dominan padi dan palawija, sementara khusus
di suabak Abian Dukuh Sakti komoditinya adalah kelapa dan
coklat. Rata-rata tingkat pendidikan anggota subak ini adalah
sekolah dasar (85%) dengan kisaran umur berkisar antara 50-60
tahun. Hasil lengkapnya dapat dirincikan pada Tabel 2 dan 3.
Subak merupakan lembaga yang mengatur air ke
sawah-sawah untuk pertanian. Sumber pengairan sawah-sawah
petani mengandalkan empelan, pelimpah dan temuku dimasing-
masing sawah anggota subak. Jumlah bangunan bagi
pendistribusian air seluruh subah di Desa Mambang disajikan
secara lengkap pada tabel 3. Di dalam pendistribusian air selalu
menekankan unsur keadilan dalam memperoleh air dengan
dibuatkannya bangunan bagi atau temuku. Pemeliharaan aliran
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 18
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 19
Subak merupakan lembaga yang mengatur air ke
sawah-sawah untuk pertanian. Sumber pengairan sawah-sawah
petani mengandalkan empelan, pelimpah dan temuku dimasing-
masing sawah anggota subak. Jumlah bangunan bagi
pendistribusian air seluruh subah di Desa Mambang disajikan
secara lengkap pada Tabel 4. Di dalam pendistribusian air
selalu menekankan unsur keadilan dalam memperoleh air
dengan dibuatkannya bangunan bagi atau temuku.
Tabel 2. Luas Wilayah dan Keanggotaan Subak di Desa
Mambang
No Nama Subak Luas Wilayah (Ha)
Jumlah
Anggota
(orang)
1 Babakan Anyar 73,23 200
2 Gede Mambang 103,39 422
3 Penarukan 80 228
4 Abian Dukuh Sakti 47,22 117
Total 303,84 967
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Informan Kunci Subak di Desa
Mambang
No Nama Subak
Pendidikan
JumlahSD SMP SMA
Diploma/
Sarjana
1 Babakan
Anyar
17 2 3 3 25
2 Gede
Mambang
16 5 4 0 25
3 Penarukan 16 5 4 0 25
4 Abian Dukuh
Sakti
12 5 8 0 25
Pemeliharaan aliran air yang mengalir kesawah dilakukan
secara rutin dengan kegiatan gotong royong dengan semua
anggota subak. Pembersihan saluran irigasi yang tersumbat dan
menerapkan pelarangan pembuangan sampah di saluran irigasi
dengan menerapkan awig-awig yang ada di di masing-masing
subak. Subak didirikan untuk mengatur pola pembagian air
kepada para anggotanya (Windia, 2006) dan dalam
perkembangan kekinian hal tersebut akan sedikit terganggu
mengingat di desa Mambang ini sumber air yang masuk ke
saluran irigasi subak terbatas dan bahkan saat ini masuk dalam
kategori subak tadah hujan.
3. Profil Desa Mambang
Desa Mambang adalah salah satu desa yang terletak di
Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten
Tabanan, Provinsi Bali. Secara Topografi, Desa Mambang
berada di ketinggian 300 meter dari atas permukaan laut
dan terletak 45 km atau 90 menit perjalanan dari pusat kota
Denpasar.
Wilayah Desa Mambang terdiri dari 11 banjar dinas
diantaranya Banjar Dinas Dukuhpulu Kaja, Banjar Dinas
Dukuhpulu Tengah, Banjar Dinas Dukuhpulu Kelod, Banjar
Dinas Babakan, Banjar Dinas Alas, Banjar Dinas Mambang
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 20
Tabel 4. Bangunan bagi Pendistribusian Air Subak di Desa
Mambang
No Pendistribusian
Air
Nama Subak
Babakan
Anyar
Gede
Mambang Penarukan
Abian
Dukuh
Sakti
1 Empelan/Dam 3 3 3 0
2 Pelimpah 3 3 3 0
3 Bangunan
Bagi/Temuku
1 1 1 0
Tengah, Banjar Dinas Mambang Kaja, Banjar Dinas Mambang
Celuk Kaja, Banjar Dinas Mambang Celuk Kelod, dan Banjar
Dinas Sambat See dan 2 banjar adat diantaranya adalah Desa
Pekraman Mambang Gede dan Desa Pekraman Dukuhpulu
Kaja. Secara geografis, batas-batas wilayah Desa Mambang
adalah sebagai berikut:
di sebelah Utara : Desa Bantas,
di sebelah Selatan : Sungai Lambuk (Desa
Tangguntiti),
di sebelah Timur : Sungai Yeh Hoo,
di sebelah Barat : Sungai Lambuk (Desa Megati).
Mengingat letak topografi tersebut, Desa Mambang
merupakan daerah pertanian. Mayoritas penduduk Desa
Mambang bermata pencaharian sebagai petani dan peternak.
Untuk memudahkan kerjasama dalam bidang pertanian para
petani di Desa Mambang membentuk organisasi pertanian
tradisional yakni Subak. Di Desa Mambang terdapat 4 subak
yang terdiri dari 3 subak basah dan 1 subak abian (subak
kering). Berikut deskripsi mengenai masing-masing subak yang
terdapat di Desa Mambang.
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 21
IV. KARAKTERISTIK SUBAK DI DESAMAMBANG
1. Subak Babakan Anyar
Subak Babakan Anyar merupakan salah satu subak yang
terletak di Desa Mambang Kecamatan Selemadeg Timur
Kabupaten Tabanan. Sejak awal terbentuknya Subak Babakan
Anyar di Desa Mambang, kepengurusan seperti ketua,
sekretaris, dan bendahara dipilih melalui musyawarah mufakat
dengan memperhatikan pendapat tokoh masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pekaseh Subak Babakan
Anyar, I Wayan Semidra, tidak diketahui secara pasti kapan
subak Babakan Anyar didirikan. Akan tetapi berdasarkan
informasi yang diperoleh, telah terjadi 7 periode pergantian
kepemimpinan di Subak Babakan Anyar sampai saat ini. Pada
periode pertama pekaseh Subak Babakan Anyar adalah Gurun
Cetig. Pada periode kedua pekaseh Subak Babakan Anyar
adalah Gurun Nulyo. Pada periode ketiga pekaseh Subak
Babakan Anyar adalah Nang Sungkrug. Pada periode
selanjutnya kepengurusan subak babakan anyar adalah sebagai
berikut:
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 22
Periode keempat (tahun 1965-1975)
Pekaseh : I Wayan Nulyo
Sekretaris : I Nyoman Niyama
Bendahara : I Wayan Mujep
Periode kelima (tahun 1975-1986)
Pekaseh : I Nyoman Niyama
Sekretaris : I Wayan Sukerta
Bendahara : I Ketut Kisna
Periode keenam (1986-2007)
Pekaseh : I Wayan Wetro
Sekretaris : I Wayan Subarta
Bendahara : I Wayan Susila
Periode ketujuh (2007-2014)
Pekaseh : I Wayan Subarta
Sekretaris : I Wayan Susila
Bendahara : I Wayan Semidra
Struktur kepengurusan Subak Babakan Anyar pada
periode ini dapat dilihat dalam bagan berikut:
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 23
PEKASEH
I WAYAN SEMIDRA
BENDAHARA
I WAYAN SEMIDRASEKRETARIS
I WAYAN SUMADANA
KELIAN SUBAK
BABAKAN BEDUURAN
I NYOMAN SABA
KELIAN SUBAK
BABAKAN BETENAN
I KETUT SUDARMA
KELIAN SUBAK
BABAKAN ANYAR
I WAYAN TRIATA
Sebelum kepemimpinan I Wayan Semidra, administrasi
dari subak Babakan Anyar tidak tertata dengan baik, bahkan
tidak ada administrasi tertulis. Maka dari itu struktur organisasi
periode sebelumnya tidak dicatatkan. Hal tersebut dikarenakan
pada periode tersebut, organisasi subak masih bersifat sangat
tradisional, dan sederhana. Saat ini organisasi subak
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dimana
Subak Babakan Anyar mulai memiliki administrasi.
Perkembangan tersebut juga merupakan suatu tuntutan dari
pemerintah dalam rangka membenahi administrasi subak, serta
terkait pembinaan dan pemberian bantuan.
Selama kepemimpinan Pekaseh I Wayan Semidra telah
dilaksankan beberapa program antara lain:
1. Pembuatan penyengker Pura bedugul;
2. Pembuatan jalan usaha tani sepanjang 1 kilometer;
3. Memperbaiki saluran sekunder
Sedangkan program yang belum dilaksanakan yakni
melakukan perbaikan Balai Subak Babakan Anyar dan
pembuatan awig-awig. Subak Babakan anyar belum memiliki
awig-awig subak. Akibat belum adanya awig-awig di Subak
Babakan Anyar belum terdapat pengaturan mengenai sanksi
apabila seorang krama subak tidak mengikuti rapat atau
melakukan pelanggaran. Selain itu tidak karena tidak adanya
awig-awig yang mengatur akibatnya jenis dan besaran sanksi
tidak dirumuskan secara jelas. Apabila terjadi permasalahan
berkaitan dengan subak Babakan Anyar maka akan dilakukan
rapat kemudian keputusan dari rapat tersebut yang biasanya
dijadikan rujukan dalam penyelesaian masalah. Bermacam
sanksi akan didapat oleh anggota yang melanggar keputusan
rapat tersebut seperti denda berupa uang. Sanksi-sanksi yang
diberikan merupakan hasil rapat (paruman) yang berdasarkan
kesepakatan bersama krama subak. Segala permasalahan yang
terjadi di Subak Babakan Anyar diselesaikan berdasarkan
prinsip musyawarah mufakat.
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 24
Subak Babakan Anyar memiliki luas lahan sekitar 73,23
hektar yang dibagi menjadi tiga tempekan yaitu tempekan
Babakan Anyar memiliki luas lahan 42 hektar, tempekan
Babakan Betenan yang memiliki luas lahan 21,08 hektar dan
tempekan Babakan Beduuran yang memiliki luas lahan 11,15
hektar. Secara umum Subak Babakan Anyar menghasilkan 5
ton gabah per hektar dengan estimasi hasil penjualan Rp.
18.500.000,- per hektar. Gabah tersebut kemudian dijual
kepada perwakilan dari Subak yakni I Ketut Dama, yang
kemudian diolah (selip). Permasalahan utama yang dihadapi
oleh Subak Babakan Anyar adalah kurangnya sumber air
terutama pada musim kemarau. Selain itu saluran sekunder
yang ada di Subak Babakan Anyar jebol selebar 10 meter
sehingga mengganggu pendistribusian air. Adapun upaya yang
dilakukan oleh pemerintah yaitu memberi bantuan dana melalui
Kementerian Pekerjaan Umum. akan tetapi program perbaikan
tersebut belum dilaksanakan. Dalam hal pendistrian pupuk
sudah berjalan lancar dan tidak terdapat kelangkaan pupuk
karena pendistribusian pupuk dilakukan secara terstruktur oleh
krama subak, pekaseh dan perbekel.
Adapun batas-batas Subak Babakan Anyar adalah
sebagai berikut:
batas Utara : Sisi Kelod Desa Pakraman Dukuh Pulu Kaja,
batas Timur : Pangkung Langkuas,
batas Selatan : Tukad Lambuk,
batas Barat : Tukad Lambuk.
Subak Babakan Anyar ini mengandalkan musim hujan
sebagai sumber air utama karena subak ini merupakan subak
tadah hujan. Subak Babakan Anyar dialiri air oleh Bendungan
Lambuk dan Bendungan Lanyak. Khusus untuk subak Babakan
Betenan dilairi oleh sebuah empelan. Hasil atau produk yang
dominan dihaslkan di subak ini adalah padi. Kondisi di Desa
Mambang yang mengalami musim kering berkepanjangan
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 25
menyebabkan penurunan tingkat produktifitas, dimana petani di
Desa mambang pada umumnya dan krama subak Babakan
Anyar pada khususnya hanya dapat melakukan panen sekali
dalam setahun. Oleh karena itu, pada musim kemarau para
petani tersebut menanam jagung.
Subak Babakan Anyar memiliki 200 orang anggota
yang terbagi menjadi tiga tempekan. Tempekan Babakan Anyar
berangotakan 108 orang, Tempekan Babakan Betenan
beranggotakan 55 orang dan Tempekan Babakan Beduuran
beranggotakan 37 orang. Subak ini biasa melakukan rapat
anggota sebanyak dua kali dalam satu tahun. Akan tetapi jika
terdapat beberapa hal mendesak, akan diadakan rapat
aksidental, sehinggadalam satu tahun paling sedikit ada 2 kali
rapat. Rapat aksidental biasanya diadakan jika terdapat hal
mendesak seperti adanya pelanggaran oleh seorang krama
subak atau hal mendesak lainnya. Jika akan diadakan rapat
maka pekaseh akan menyebarkan undangan rapat tersebut
kepada krama subak melalui kelian tempek, kemudian kelian
tempek akan menugaskan juru arah untuk
menginformasikannya kepada setiap krama subak. Anggota
subak biasa melakukan gotong royong sebelum musim tanam
berlangsung. Selain rapat dan gotong royong, anggota subak
juga melakukan upacara adat (mesaba) yang dilakukan
menjelang panen (mesaba) di Pura Subak yang disebut Pura
Ulun Suwi. Masing-masing tempekan memiliki satu Pura
Bedugul, sehingga terdapat 3 Pura Bedugul. Apabila ada
upacara di setiap pura tersebut, maka semua krama subak akan
bergotong royong dan menyiapkan persiapan upacara adat
tersebut bersama-sama.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diketahui
bahwa subak dalam pengertiannya sebagai suatu organisasi
berlandaskan pada konsep Tri Hita Karana. Unsur parhyangan
tercermin dari adanya Pura Subak (Pura Bedugul atau Pura
Ulun Suwi). Unsur pawongan tercermin dari adanya hubungan
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 26
dan interaksi antara krama subak. Dan unsur palemahan
tercermin dari wilayah subak itu sendiri.
A. Krama subak Tempekan Babakan AnyarInforman 1
Nama : I Wayan Sukaji
Umur : 60 Tahun
Pendidikan Terakhir : Diploma 3
Alamat : Banjar Dukuh Pulu Kelod
Pendapatan : Rp.2.000.000, 300.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Berkebun
Luas Tanah : 80 are
Anggota Keluarga : 7 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Tidak menggarap sawah sendiri, menggunakan penandu
Informan 2
Nama : I Wayan Suanda
Umur : 62 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Alamat : Banjar Dukuh Pulu Kelod
Pendapatan : 8 kuintal / panen (Rp.100.000/bulan)
Pekerjaan : Guru dan petani
Luas Tanah : 15 are
Anggota Keluarga : 6 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri tapi dengan bantuan buruh
Informan 3
Nama : I Wayan Gendra
Umur : 58 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Banjar Dukuh Pulu Kelod
Pendapatan : Rp. 200.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Berkebun
Luas Tanah : 50 are
Anggota Keluarga : 7 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 27
Informan 4
Nama : I Ketut Sukadama
Umur : 55 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Banjar Dukuh Pulu Kelod
Pendapatan : Rp. 350.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Peternak
Luas Tanah : 1 Hektar
Anggota Keluarga : 7 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Dulu menggunakan jasa petandu, sekarang menggarap sawah sendiri
Informan 5
Nama : I Wayan Yatra
Umur : 68 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Banjar Alas
Pendapatan : 125.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Tukang memperbaiki traktor
Luas Tanah : 20 are
Anggota Keluarga : 4 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri
B. Krama subak Tempekan Babakan Betenan
Informan 6
Nama : I Wayan Renaya
Umur : 52 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Banjar Alas
Pendapatan : Rp. 125.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Buruh bangunan
Luas Tanah : 20 are
Anggota Keluarga : 5 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 28
Informan 7
Nama : I Wayan Sumadana
Umur : 34 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Banjar Babakan
Pendapatan : Rp. 200.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Buruh bangunan
Luas Tanah : 50 are
Anggota Keluarga : 4 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri
Informan 8
Nama : I Wayan Wantra
Umur : 60 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Alamat : Banjar Babakan
Pendapatan : Rp. 150.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Guru
Luas Tanah : 30 are
Anggota Keluarga : 4 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri
Informan 9
Nama : I Wayan Deres
Umur : 65 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Banjar alas
Pendapatan : Rp.250.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Tukang Kayu
Luas Tanah : 60 are
Anggota Keluarga : 7 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 29
Informan 10
Nama : I Nengah Sada
Umur : 68 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Banjar Babakan
Pendapatan : 225.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Berkebun
Luas Tanah : 50 are
Anggota Keluarga : 10 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri
C. Krama subak Tempekan Babakan Beduuran
Informan 11
Nama : I Wayan Lotro
Umur : 55 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Banjar alas
Pendapatan : 125.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Berternak
Luas Tanah : 20 are
Anggota Keluarga : 5 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri
Informan 12
Nama : I Wayan Wirkanada
Umur : 37 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Banjar alas
Pendapatan : 125.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Buruh Bangunan
Luas Tanah : 20 are
Anggota Keluarga : 4 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggunakan jasa penandu
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 30
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… |31
Informan 13
Nama : I Ketut Murdiana
Umur : 45 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Banjar alas
Pendapatan : 125.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Berternak
Luas Tanah : 17 are
Anggota Keluarga : 5 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri
Informan 14
Nama : I Wayan Wadri (Men
Rini)
Umur : 61 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Banjar alas
Pendapatan : 300.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Berternak
Luas Tanah : 22 are
Anggota Keluarga : 5 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri
Informan 15
Nama : Ketut Sukadama
Umur : 55 Tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Banjar Dukuhpulu Kelod
Pendapatan : 350.000/bulan
Pekerjaan : Petani dan Berternak
Luas Tanah : 1 Hektar
Anggota Keluarga : 7 orang
Pemilihan Pemimpin : Musyawarah mufakat
Gotong Royong : Bagus
Menggarap sawah sendiri
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… |32
2. Subak Gede Mambang
Subak Gede Mambang merupakan salah satu subak
basah yang terletak di Desa Mambang Kecamatan Selemadeg
Timur Kabupaten Tabanan. Subak Gede Mambang pada
awalnya merupakan bagian dari Subak Gede. Kemudian
dilakukan pemekaran pada tahun 2000 dimana Subak Gede
dipecah menjadi dua subak yaitu Subak Gede Mambang dan
Subak Penarukan. Subak Gede Mambang terletak di Dangin
Nyampuan, sedangkan Subak Penarukan letaknya di Dauh
Nyampuan. Jarak subak Gede Mambang dari kecamatan
Kerambit kurang lebih 6 km. Sebagai sebuah organisasi, Subak
Gede Mambang memiliki struktur kepengurusan yang diketuai
oleh seorang pekaseh, seorang bendahara dan seorang
sekretaris. Pekaseh dipilih dengan mekanisme penunjukan
beberapa nama (bukan mencalonkan diri secara pribadi).
Kemudian akan dipilih pekaseh berdasarkan keputusan
bersama melalui suara terbanyak (voting). Struktur Subak Gede
Mambang dibagi menjadi 5 tempek dimana setiap tempek
diketuai oleh seorang kelian tempek dan jajarannya, yang
disebut prajuru. Prajuru dipilih secara bergilir yang
berdasarkan luasnya lahan yang dimiliki.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pekaseh Subak
Gede Mambang, I Nyoman Wirda, telah terjadi 6 periode
pergantian kepemimpinan di Subak Gede Mambang sampai
saat ini. Berikut nama-nama pekaseh yang pernah menjabat di
Subak Gede Mambang.
Pekaseh periode pertama : Nyoman Derya;
Pekaseh periode kedua : Ketut Rodia;
Pekaseh periode ketiga : Pak Ardi;
Pekaseh periode keempat : Nyoman Sumidra;
Pekaseh periode kelima : Nyoman Astawa;
Pekaseh periode keenam : Nyoman Wirda (dari tahun 2006
sampai sekarang).
Sebelum kepemimpinan I Nyoman Wirda, administrasi
dari subak Gede Mambang tidak tertata dengan baik, bahkan
tidak ada administrasi tertulis. Maka dari itu struktur organisasi
periode sebelumnya tidak dicatatkan. Hal tersebut dikarenakan
pada periode tersebut, organisasi subak masih bersifat sangat
tradisional, dan sederhana. Saat ini organisasi subak
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dimana
Subak Babakan Anyar mulai memiliki administrasi.
Perkembangan tersebut juga merupakan suatu tuntutan dari
pemerintah dalam rangka membenahi administrasi subak, serta
terkait pembinaan dan pemberian bantuan.
Adapun struktur kepengurusan Subak Gede Mambang
pada periode ini dapat dilihat dalam bagan berikut:
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 33
PEKASEH
NYOMAN WIRDA
BENDAHARA
NENGAH SUJASTRASEKRETARIS
KETUT SUANDI
Subak Gede Mambang memiliki luas lahan sekitar
103,39 hektar dan krama subak berjumlah 422 orang. Adapun
batas-batas Subak Gde Mambang adalah sebagai berikut:
batas Utara : Tukad Nyampuan,
batas Timur : Tukad Yeh Ho,
batas Selatan : Batas Bale Agung,
batas Barat : Tukad Nyampuan.
Subak Gede Mambang dibagi menjadi 5 tempekan
yaitu:
1. Tempek Gede dengan luas lahan 30,12 hektar dengan
jumlah krama subak sebanyak 107 orang;
2. Tempek Tengah dengan luas lahan 21,98 hektar dengan
jumlah krama subak sebanyak 80 orang;
3. Tempek Babakan dengan luas lahan 28,29 hektar dengan
jumlah krama subak sebanyak 102 orang;
4. Tempek Munduk luasnya 17,00 hektar dengan jumlah
krama subak sebanyak 65 orang;
5. Tempek Mungkling luasnya 6,00 hektar, dengan jumlah
krama subak sebanyak 68 orang.
Krama subak Gede Mambang mengadakan rapat rutin
setiap 1 tahun sekali. Akan tetapi jika terdapat beberapa hal
mendesak, akan diadakan rapat aksidental, sehingga dalam satu
tahun paling sedikit ada 1 kali rapat. Rapat aksidental biasanya
diadakan jika terdapat hal mendesak seperti adanya
pelanggaran oleh seorang krama subak atau hal mendesak
lainnya. Jika akan diadakan rapat maka pekaseh akan
menyebarkan undangan rapat tersebut kepada krama subak
melalui kelian tempek, kemudian kelian tempek akan
menugaskan juru arah untuk menginformasikannya kepada
setiap krama subak. Anggota subak biasa melakukan gotong
royong sebelum musim tanam berlangsung. Jika ada proyek di
tempekan tengah maka yang bekerja adalah tempekan tengah.
Jadi gotong royong ditentukan berdasarkan tempat
dilaksankannya kegiatan. Selain rapat dan gotong royong,
anggota subak juga melakukan upacara adat (piodalan) yang
dilakukan pada rahina sukra wuku sungsang dan upacara
melasti sasih kesanga. Subak Gede Mambang memiliki 3 pura
yaitu 1 pura bedugul dan 2 pura ulun suwi. Apabila ada
upacara di setiap pura tersebut, maka semua krama subak akan
bergotong royong dan menyiapkan persiapan upacara adat
tersebut bersama-sama.
Subak Gede Mambang ini mengandalkan musim hujan
sebagai sumber air utama karena subak ini merupakan subak
tadah hujan. Hasil atau produk yang dominan dihasilkan di
subak ini adalah padi, kacang panjang dan kacang hijau.
Kondisi di Desa Mambang yang mengalami musim kering
berkepanjangan menyebabkan penurunan tingkat produktifitas,
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 34
dimana petani di Desa mambang pada umumnya dan krama
subak Gede Mambang pada khususnya hanya dapat melakukan
panen sekali dalam setahun. Oleh karena itu, pada musim
kemarau para petani tersebut menanam jagung. Selain itu
permasalahan lain yang dikeluhkan krama subak Gede
Mambang yakni kurangnya sumber air karena Embung Telaga
Waja digunakan untuk PDAM. Meskipun krama subak sudah
menyatakan keluhan akan tetapi belum ada bantuan yang
diberikan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
Subak Gede Mambang memiliki awig-awig dan
pararem yang berisi aturan-aturan yang berkaitan dengan
organisasi subak. Sebelum adanya awig-awig tersebut, krama
subak tunduk pada aturan-aturan yang tidak tertulis yang
biasanya berupa hasil keputusan rapat bersama. Apabila terjadi
pelanggaran terhadap awig-awig atau pararem, maka krama
subak yang melanggar akan dikenakan sanksi. Salah satu sanksi
yang biasanya dikenakan yakni denda. Denda yang dikenakan
jika tidak ikut rapat tahunan sebesar Rp.15.000 per tahun. Ada
juga denda yang dikenakan bagi krama subak yang tidak
mengikuti kegiatan yaitu sebesar 50.000 per hari. Terdapat
beberapa krama subak yang mengalihfungsikan lahannya
menjadi perumahan. Meskipun sudah terdapat awig-awig, akan
tetapi belum terdapat pengaturan mengenai sanksi bagi krama
subak yang menjual atau mengalihfungsikan lahannya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diketahui
bahwa subak dalam pengertiannya sebagai suatu organisasi
berlandaskan pada konsep Tri Hita Karana. Unsur parhyangan
tercermin dari adanya Pura Subak (Pura Bedugul atau Pura
Ulun Suwi). Unsur pawongan tercermin dari adanya hubungan
dan interaksi antara krama subak. Dan unsur palemahan
tercermin dari wilayah subak itu sendiri.
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 35
A. Krama subak Tempekan Tengah
1. Nama : Pak Sueca
Alamat : Banjar Sambatsa
Umur : 73 tahun (lahir tahun 1942)
Pendidikan Terakhir : Sekolah Rakyat
Jumlah Anggota Keluarga : 6 orang
Jabatan : 1969-1979 (Juru arah), 1979-
1982 (Prajuru), 2014-2015
(Prajuru)
Pendapatan sebagai petani : Rp. 250.000,00/tahun
Pekerjaan sambilan : Tidak Ada
Alih fungsi lahan : 5 are (menjadi lahan
perkebunan palawija)
Luas Wilayah Pertanian : 50 are
Pemilihan pemimpin : secara demokrasi (voting)
Rapat per tahun : sesuai keperluan
Pelanggaran : tidak hadir dalam rapat (denda Rp. 15.000,00), tidak
hadir dalam proyek tempekan subak (denda Rp.
25.000,00).
Hukum : dalam pelaksanaannya sudah efektif
Sistem pembangunan subak : sistem gotong-royong.
Sistem pendistribusian air : berdasarkan luas lahan yang
dihitung per tektek
Saluran induk : Tukad Nyampuan
2. Nama : Ni Ketut Yatni (Buk Giri)
Alamat : Banjar Sambatsa
Umur : 45 tahun
Pendidikan Terakhir : SMPN 1 Seputihraman,
Lampung
Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang
Pekerjaan : sebagai petani sejak tahun 1991
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 500.000,00/bulan
Pekerjaan sambilan : tidak ada
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 16 are
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 36
3. Nama : Ni Wayan Sumerti
Umur : 40 tahun
Pendidikan Terakhir : SMP Pramananda Kerambitan
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 500.000,00/bulan
Pekerjaan sambilan : tidak ada
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 15 are
4. Nama : I Wayan Mayun
Umur : 48 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 2.000.000/tahun
Pekerjaan sambilan : Pedagang: Rp 1.000.000
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 29,3 are
5. Nama : Wayan Sedana
Umur : 65 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 4.000.000,00/tahun
Pekerjaan sambilan : peternak sapi dan babi;
pendapatan : Rp. 200.000,00/bln.
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 47 are
B. Krama subak Tempekan Babakan
1. Nama : I Nengah Mudi (Pak Samiasih)
Umur : 65 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Jumlah Anggota Keluarga : 2 KK, 7 orang
Jabatan : Prajuru
Pendapatan sebagai petani : Rp. 10.000.000,00/tahun
Pekerjaan sambilan : Pelihara sapi (2 ekor);
Rp.5.000,00/ekor/tahun
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 37
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 2 Ha
Pemilihan pemimpin : secara demokrasi (voting) oleh
krama subak
Rapat per tahun : 2 kali/tahun (bulan Juli dan
November)
Pelanggaran & sanksi : mencuri air (apabila melanggar sebanyak
2 x diberikan pengarahan/peringatan saja,
apabila melanggar sudah sebanyak 3 x
diberikan sanksi berupa membuat banten
pesaban alit dan pengairan sawahnya
ditutup).
Hukum : dalam pelaksanaannya sudah diterapkan,
namun belum ada pelanggaran berupa
mencuri air yang pernah terjadi.
Sistem pembangunan subak : sistem gotong-royong.
Sistem pendistribusian air : berdasarkan luas lahan yang dihitung
per tektek dibagi per-tempekan.
Jenis saluran air yg digunakan : Primer, sekunder, tersier, cacing (tali
kunda).
Saluran induk : Tukad Nyampuan
2. Nama : Pak Made Sueca
Umur : 53 tahun
Pendidikan Terakhir : SDN 1 Mambang
Jumlah Anggota Keluarga : 3 KK, 7 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 2.100.000,00/6bln
Pekerjaan sambilan : tukang bangunan; pendapatan
2.000.000,00/bulan
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 10 are
3. Nama : Pak Wayan Suada
Umur : 58 tahun
Pendidikan Terakhir : SDN 1 Mambang
Jumlah Anggota Keluarga : 2 KK, 5 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 2.500.000,00/6bln
Pekerjaan sambilan : tukang bangunan dan pelihara
sapi (2 ekor).
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 38
Pendapatan pekerjaan sambilan: Rp. 2.000.000,00/bln (tukang
bangunan).
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 20 are
4. Nama : I Ketut Sumidra
Umur : 57 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 10.000.000,00/tahun
Pekerjaan sambilan : tukang bangunan;
Pendapatan : Rp. 3.000.000,00/bln
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 2 Ha
5. Nama : Ketut Wati
Umur : 64 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 4.000.000,00/tahun
Pekerjaan sambilan : peternak sapi; pendapatan : Rp.
5.000.000,00/tahun
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 40 are
C. Krama subak Tempek Gede:Anggota :
1. Nama : I Made Sudeta
Alamat : Banjar Mambang Gede
Umur : 52 tahun (lahir tahun 1963)
Pendidikan Terakhir : SDN 1 Mambang
Jumlah Anggota Keluarga : 2 KK, 5 orang
Jabatan : Prajuru
Pendapatan sebagai petani : Rp. 5.000.000,00/6bln
Pekerjaan sambilan : Berkebun Kacang Panjang
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 39
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 50 are
Pemilihan pemimpin : secara demokrasi (voting)
Rapat per tahun : sesuai keperluan
Pelanggaran : apabila ada yang mencuri air akan
dikenakan sanksi berupa penutupan
aliran air kesawah.
Hukum : dalam pelaksanaannya sudah efektif
Sistem pembangunan subak : sistem gotong-royong.
Sistem pendistribusian air : berdasarkan luas lahan yang dihitung
per tektek
Saluran induk : Tukad Nyampuan
2. Nama : Nyoman Sentri
Umur : 45 tahun
Alamat : Banjar Mambang Gede
Pendidikan Terakhir : SD Bantas
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 6.000.000,00/6bln
Pekerjaan sambilan : tidak ada
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 1 Ha
3. Nama : Nengah Sujarta
Umur : 60 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 4.500.000,00/6bln
Pekerjaan sambilan : tidak ada
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 45 are
4. Nama : Made Sujani
Umur : 47 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Jumlah Anggota Keluarga : 2 KK, 5 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 2.300.000,00/6bln
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 40
Pekerjaan sambilan : tidak ada
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 15 are
5. Nama : Ketut Astawan
Umur : 56 tahun
Pendidikan Terakhir : STM
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
Pendapatan sebagai petani : Rp. 5.000.000,00/6bln
Pekerjaan sambilan : peternak sapi (2 ekor);
pendapatan : Rp. 10.000.000,00
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 60 are
D. Krama Tempek Mungkling :1. Nama : Ketut Subaga Wirya
Umur : 58 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang
Jabatan : Prajuru
Pendapatan sebagai petani : Rp. 15.000.000,00/tahun
Pekerjaan sambilan : peternak sapi (2 ekor); pendapatan :
Rp. 10.000.000,00.
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 1,75 Ha
Pemilihan pemimpin : secara demokrasi (voting)
Rapat per tahun : 24 kali
Pelanggaran : apabila ada yang mencuri air akan dikenakan sanksi
berupa penutupan aliran air kesawah.
Hukum : dalam pelaksanaannya sudah efektif
Sistem pembangunan subak : sistem gotong-royong.
Sistem pendistribusian air : berdasarkan luas lahan yang dihitung
per tektek
Saluran induk : Tukad Nyampuan
2. Nama : Made Sujani
Umur : 51 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang
Jabatan : Anggota
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 41
Pendapatan sebagai petani : Rp. 4.500.000,00/tahun
Pekerjaan sambilan : peternak sapi (1 ekor);
Pendapatan : Rp. 5.000.000,00/tahun
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 45 are
3. Nama : Made Suage
Umur : 55 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Jumlah Anggota Keluarga : 7 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 2.000.000,00/tahun
Pekerjaan sambilan : tidak ada
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 50 are
4. Nama : I Nyoman Murna
Umur : 70 tahun
Pendidikan Terakhir : SMP
Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 7.000.000,00/tahun
Pekerjaan sambilan : tidak ada
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 70 are
5. Nama : Ketut Murdana
Umur : 65 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
Jabatan : Anggota
Pendapatan sebagai petani : Rp. 3.000.000,00/tahun
Pekerjaan sambilan : tidak ada
Alih fungsi lahan : tidak ada
Luas Wilayah Pertanian : 27 are
E. Krama Tempekan Munduk1. Nama : I Gusti Made Sutarya
Usia : 40 tahun
Pendidikan terakhir : SD ( Sekolah dasar )
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 42
Pendapatan pertahun : Rp.4.000.000 per tahun
Pekerjaan sambilan : (tidak ada)
Luas lahan yang dimiliki : 50 are, nandu 1 hektar
Jumlah anggota keluarga : 4 orang (tanggungan 2 orang)
Saluran air : tercukupi
2. Nama : I Ketut Diarka
Usia : 81 tahun
Pendidikan terakhir : SD ( Sekolah Dasar )
Pendapatan per tahun : Rp. 10.000.000 per tahun
Pekerjaan sampingan : tidak ada
Luas lahan yang dimiliki : 45 are
Anggota keluarga : 4 orang
3. Nama : I Made Sutaba
Usia : 50 tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Pendapatan : Rp. 18.000.000 per tahun
Pekerjaan sampingan : bekerja di pabrik selip (penghasilannya
50 juta per 3 bulan)
Luas wilayah lahan : 52 are (nandu 4 hektar)
Jumlah keluarga : 7 (tanggungan 1 anak)
Cara pemimpin dipilih : melalui rapat, kemudian musyawarah
Rapat dalam setahun : 4 bulan sekali, 3 kali setahun (setiap
habis panen)
Jika ada pelanggaran : diberi teguran (contoh pelanggaran
mencuri air, tapi sampai sekarang
belum ada pelanggaran seperti itu)
Hukum yang diberlakukan : awig-awig dan pararem (tapi belum
resmi)
Efektifkah hukum tersebut : kurang efektif
Konsep gotong royong : ngayah ( tidak menggunakan jasa
buruh )
Jumlah distribusi air : cukup
Masalah alih fungsi lahan : ada, untuk rumah dan bangunan
4. Nama : Pak Made Suastika
Usia : 42 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Penghasilan per tahun : Rp. 3.000.000
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 43
Pekerjaan sampingan : pedagang
Luas lahan yg digarap : 80 are mengelola lahan sendiri,
20are
mengelola lahan orang
lain.
Jumlah keluarga : 3 orang (1 orang tanggungan)
Tanaman yg ditanam pada saat musim kemarau : timun,
kacang, pare
5.Nama : I Ketut Neges
Usia : 80 Tahun
Pendidikan terakhir : Sekolah Rakyat (setara SD)
Pendapatan per tahun : 2 juta
Pekerjaan sampingan : beternak sapi
Luas lahan : 50 are
Jumlah keluarga : 5orang (1 tanggungan )
Tanaman yg ditanam di musim kemarau: jaung, kedelai, kacang
3. Subak Penarukan
Subak Penarukan yang berada di Desa Mambang,
Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan yang
dibentuk dengan kepengurusan seperti ketua, sekretaris, dan
bendahara dipilih melalui musyawarah mufakat. Keanggotaan
Subak Penarukan dapat direkap selama satu tahun sekali
dengan mengadakan rapat keanggotaan subak.
Struktur kepengurusan Subak Penarukan pada periode
ini dapat dilihat dalam bagan berikut:
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 44
PEKASEH
WAYAN SUDANA
BENDAHARA
WAYAN MANDIASEKRETARIS
NYOMAN SUADA
Berikut merupakan susunan ketua Subak Penarukan pada setiap
periode.
Ajin Landri periode 1954-1974
Ketut Sumidra periode 1974-1994
Wayan Sugina 1994-2014
Wayan Sudana 2014 sampai sekarang
Untuk keanggotaan subak, Subak Penarukan memiliki
anggota yang sebagian besar berada di Dusun Mambang Gede.
Setiap subak memiliki bale subak untuk melakukan rapat dan
kegiatan bersama. Bale Subak Penarukan terletak di Dusun
Mambang Gede. Subak Penarukan memiliki Pura Ulun Suwi
dan Pura Bedugul yang terletak di Dusun Mambang Gede.
Setiap odalah di pura anggota Subak Penarukan diwajibkan
Ngayah, jika tidak anggota diberikan sanksi dan denda sesuai
dengan luas tanah dan jumlah ngayahnya.
Subak Penarukan merupakan subak basah yang sudah
memiliki saluran induk air di bendungan yang berada di Dusun
Mambang Kaja. Subak Penarukan memiliki batas-batas yaitu:
Selatan: Tukad Lambuk, Yeh Ho, Tukad Campuhan
Utara : Dusun Mambang Kaja
Timur : Tukad Nyampuan
Barat : Tukad Langsut
Luas tanah yang digarap Subak Penarukan yaitu 80
Hektar dengan hasil setiap are 60 kilogram, pada Subak
Penarukan terdapat tradisi Ngusaba Nini yaitu perolehan
perhektar dari luas tanah yang digarap dengan perolehan Rp.
70.000 perhektar. Subak Penarukan memiliki prajuru dan setiap
prajuru mendapat papahan subak yaitu ongkos prajuru masing-
masing Rp. 2000/are. Subak Penarukan menuai hasil pada
bulan September sampai Desember dengan hasil produk antara
lain, padi , kacang panjang dan jagung.
Untuk tanah tidak ada yang beralih fungsi. Terdapat
pembagian tembuku dalam masing-masing subak, pada Subak
Penarukan pembagian tembuku dibagi dengan menentukan luas
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 45
tanah, jika tanah 1 hektar mendapatkan 1 tektek air dan begitu
seterusnya.
Subak Penarukan memiliki lima tampekan yang terdiri
dari beberapa tempek antara lain:
1. Tempek Gulingan terdiri dari 78 anggota dengan luas lahan
28 hektar 24.5 are. Prajuru Nyoman Suada.
2. Tempek Penarukan terdiri dari 85 anggota dengan luas
lahan 2.7 hektar. Prajuru Iwayan Wedra.
3. Tempek Babakan terdiri dari 21 orang dengan luas lahan 4
hektar dengan 1 hektar lahan kering. Prajuru Wayan
Mandia.
4. Tempek Pande Tasakan terdiri dari 21 anggota dengan luas
lahan 14 hektar. Prajuru Ketut Sugiriyasa.
5. Tempek Pangkung terdiri dari 23 anggota dengan luas lahan
13 hektar. Prajuru Wayan Sudana.
Hukum utama yang ditaati oleh anggota Subak
Penarukan yaitu awig-awig, jika anggota melanggar ketentuan
tersebut maka akan dikenai sanksi dan denda dan jika
keterlaluan anggota subak tidak mendapat aliran air untuk
pengarian. Jika dalam subak terdapat permasalahan maka akan
dilakukan rapat yang disebut paruman yang dipimpin oleh
pekaseh dan prajuru dari masing-masing tempekan. Subak
biasanya melakukan rapat inti sekali selama 4 bulan,
pengelolaan tanah Subak Penarukan dikelola oleh sendiri dan
ada yang dikelola oleh penandu.
Jika pada rapat-rapat yang diselenggarakan, penandu
tersebut memberitahukan kepada pemilik tanah untuk rapat.
Subak Penarukan memiliki program untuk lima tahun kedepan
yaitu memperbaiki saluran irigasi di masing-masing tempekan
dan program pergantian pengurus subak untuk setiap 5 tahun.
Krama subak Tempek GulinganInforman 1
Nama : I Nyoman Subandi
Umur : 50 tahun
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 46
Pendidikan : SR
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
Luas : 58 are
Pekerjaan Sampingan : Penjahit
Penghasilan : 4.8 juta/tahun
Informan 2
Nama : Nengah Sumerta
Umur : 58 tahun
Pendidikan : SMA
Jml Anggota Keluarga : 5 orang
Luas : 40 are
Pekerjaan Sampingan : Pensiunan
Penghasilan : 7 juta/tahun
Informan 3
Nama : Ketut Sunasa
Umur : 48 tahun
Pendidikan : SMA
Jml Anggota Keluarga : 4 orang
Luas : 25 are
Pekerjaan Sampingan : -
Penghasilan : 3.5 juta/tahun
Informan 4
Nama : Wayan Budiarta
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SR
Jumlah Anggota Keluarga : 6 orang
Luas : 28 are
Pekerjaan Sampingan : Buruh Bangunan
Penghasilan : 1.5 juta/tahun
Informan 5
Nama : Nyoman Suanda (Pan Derti)
Umur : 75 tahun
Pendidikan : SR
Jml Anggota Keluarga : 8 orang
Luas : 47 are
Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada
Penghasilan : 3.5 juta/tahun
Informan 6
Nama : I Gusti Made Subudiasa (Ajik Suryadi)
Umur : 45 tahun
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 47
Pendidikan : SMP
Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang
Luas : 34 are
Pekerjaan Sampingan : Peternak Sapi
Penghasilan : 3,5 juta/tahunInforman 7
Nama : Nengah Sumerta
Umur : 58 tahun
Pendidikan : SMP
Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang
Luas : 45 are
Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada
Penghasilan : 4.5 juta/tahun
Krama subak Tempek PenarukanInforman 8
Nama : Made Sudiarta
Umur : 60 tahun
Pendidikan : STM
Jml Anggota Keluarga : 2 orang
Luas : 23 are
Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada
Penghasilan : 2.7 juta/tahun
Informan 9
Nama : I Nyoman Subandi
Umur : 50 tahun
Pendidikan : SR
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
Luas : 22.5 are
Pekerjaan Sampingan : Penjahit
Penghasilan : 2.5 juta/tahun
Informan 10
Nama : Ketut Sujarta (Pan Murni)
Umur : 51 tahun
Pendidikan : SR
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
Luas : 22,5 are
Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi dan babi
Penghasilan : 2,5 juta/tahun
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 48
Informan 11
Nama : Nyoman Darsana (Pan Yudi)
Umur : 53 tahun
Pendidikan : SR
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
Luas : 1 Ha
Pekerjaan Sampingan : Bekerja di Selip Padi
Penghasilan : 17.5 juta/tahun
Informan 12
Nama : Wayan Santika
Umur : 69 tahun
Pendidikan : SMA
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
Luas : 31 are
Pekerjaan Sampingan : Ukir Patung
Penghasilan : 1.5 juta/tahun
Informan 13
Nama : Wayan Ridia (Gurun Aryawati)
Umur : 74 tahun
Pendidikan : SR
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
Luas : 40 are
Pekerjaan Sampingan : Peternak Sapi
Penghasilan : 2.5 juta/tahun
Informan 14
Nama : Ketut Sardi
Umur : 54 tahun
Pendidikan : SR
Jml Anggota Keluarga : 4 orang
Luas : 45 are
Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi dan babi
Penghasilan : 3 juta/tahun
Informan 15
Nama : I Made Rustian (Gurun Denik)
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMP
Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang
Luas : 10 are
Pekerjaan Sampingan : Kuli bangunan
Penghasilan : 1.5 juta/tahun
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 49
Informan 16
Nama : Nengah Sunada (Pan Sumariyana)
Umur : 66 tahun
Pendidikan : SMA
Jml Anggota Keluarga : 7 orang
Luas : 40 are
Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada
Penghasilan : 3 juta/tahun
Informan 17
Nama : Nyoman Susastra
Umur : 56 tahun
Pendidikan : SR
Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang
Luas : 25 are
Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi
Penghasilan : 2 juta/tahun
Krama subak Tempek BabakanInforman 18
Nama : I Wayan Mandia
Umur : 72 tahun
Pendidikan : SR
Jml Anggota Keluarga : 5 orang
Luas : 4.5 Ha
Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada
Penghasilan : 21 juta/tahun
Informan 19
Nama : Ketut Pangkat
Umur : 56 tahun
Pendidikan : SMP
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
Luas : 34 are
Pekerjaan Sampingan : Buruh
Penghasilan : 3 juta/tahun
Informan 20
Nama : Ketut Arka (Pan Dewi)
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SMP
Jml Anggota Keluarga : 2 orang
Luas : 35 are
Pekerjaan Sampingan : Tidak Ada
Penghasilan : 3 juta/tahun
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 50
Informan 21
Nama : Nengah Muji (Pan Samiasih)
Umur : 67 tahun
Pendidikan : SR
Jumlah Anggota Keluarga : 7 orang
Luas : 6.5 are
Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi dan babi
Penghasilan : 1 juta/tahun
Informan 22
Nama : Wayan Sukadarma (Pan Artanegara)
Umur : 53 tahun
Pendidikan : SR
Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang
Luas : 25 are
Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi dan babi
Penghasilan : 2 juta/tahun
Informan 23
Nama : Made Kantra (Pan Sari)
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SR
Jml Anggota Keluarga : 7 orang
Luas : 15 are
Pekerjaan Sampingan : Tukang sensor
Penghasilan : 1,5 juta/tahun
Informan 24
Nama : Ketut Sujarta (Pan Murni)
Umur : 51 tahun
Pendidikan : SR
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
Luas : 42 are
Pekerjaan Sampingan : Peternak sapi dan babi
Penghasilan : 4 juta/tahun
Krama subak Tempek PangkungInforman 25
Nama : Suartama
Umur : 64 tahun
Pendidikan : SR
Jml Anggota Keluarga : 4 orang
Luas : 55 are
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 51
Pekerjaan Sampingan : Peternak Sapi
Penghasilan : 4.5 juta/tahun
Informan 26
Nama : Ketut Neges (Pan Suastri)
Umur : 80 tahun
Pendidikan : SR
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
Luas : 30 are
Pekerjaan Sampingan : Peternak Sapi
Penghasilan : 1.5juta/tahun
4. Subak Abian Dukuh Sakti
Pada tahun 1979 pemerintah daerah mulai melirik lahan
kering sebagai tempat bercocok tanam. Pada tahun yang sama
masyarakat mulai membentuk organisasi yang dapat menaungi
para petani di tanah kering tersebut, organisasi itu adalah Subak
Abian Dukuh Sakti yang berpusat di Br. Dukuh Pulu Kaja Desa
Mambang Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan.
Sejak awal terbentuknya Subak Abian Dukuh Sakti di Desa
Mambang, kepengurusan seperti ketua, sekretaris, dan
bendahara dipilih melalui musyawarah mufakat dan belum
pernah diganti.
Ketua : Wayan Artayasa
Sekretaris : I Made Nurada
Bendahara : I Made Sudana
Subak Abian Dukuh Sakti berjarak 3 km dari kantor
kecamatan Selemadeg Timur dan memiliki luas tanah sekitar
47,22 hektar yang dibagi menjadi dua tempekan yaitu Tepekan
Tegeh yang memiliki luas tanah 32,92 hektar dan Tempekan
Lebah yang memiliki luas tanah 14,30 hektar. Titik-titik yang
membatasi Subak Abian Dukuh Sakti adalah:
Timur : Pangkung Langsud
Barat : Sungai Lambuk
Selatan : Jalan menuju kuburan Dusun Dukuh Pulu Kaja
Utara : Sisi selatan Dusun Bunut Puun
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 52
Subak Abian Dukuh Sakti ini mengandalkan musim
hujan sebagai sumber air karena mereka tidak memiliki induk
sumber air. Hasil atau produk yang dominan dihaslkan di subak
ini adalah kelapa dan coklat.
Subak Abian Dukuh Sakti memiliki 117 orang anggota
yang terbagi di dua tempekan. Tempekan Tegeh berangotakan
65 orang dan Tempekan Lebah beranggotakan 52 orang. Subak
ini biasa melakukan rapat anggota sebanyak dua kali dalam
satu tahun dan anggota subak biasa melakukan gotong royong
sebelum musim tanam berlangsung. Selain rapat dan gotong
royong, anggota subak juga melakukan upacara rutin setiap
enam bulan sekali (Piodalan) di Pura Subak. Acuan utama atau
hukum yang mengatur segala sesuatu di dalam organisasi
Subak Abia Dukuh Sakti ini adalah awig-awig. Bermacam
sangsi akan didapat oleh anggota yang melanggar hokum
tersebut salah satunya adalah denda berupa uang. Awig-awig di
subak ini efektif dalam mengatur segala sesuatu di dalam
organisasi.
A. Krama subak Tempekan TegehInforman 1
Nama : I Wayan Darmadiasa
Umur : 48 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja
Anggota keluarga : 4 orang
Pekerjaan sampingan : Pembuat sanggah
Pendapatan sebagai petani : Kakao = Rp. 150.000 / minggu
: Kelapa = Rp. 2.500.000 / 3 bulan
: Sawo = Rp. 1.500.000 / tahun
Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.000.000 / bulan
Luas tanah : 80 are
Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja
Hasil produksi : Kakao, kelapa, dan sawo
Menggarap tanahnya sendiri
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 53
Informan 2
Nama : Putu Nita Adnyana
Umur : 37 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja
Anggota keluarga : 5 orang
Pekerjaan sampingan : Pembuat sanggah
Pendapatan sebagai petani : Kelapa = Rp. 300.000 / 3 bulan
Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.000.000 / bulan
Luas tanah : 40 are
Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja
Hasil produksi : Kakao, kelapa, dan pisang
Menggarap tanahnya sendiri
Informan 3
Nama : Wayan Semara Yasa
Umur : 45 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja
Anggota keluarga : 6 orang
Pekerjaan sampingan : Pembuat sanggah
Pendapatan sebagai petani : Kelapa = Rp. 300.000 / sekali panen
Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.800.000 / bulan
Luas tanah : 31 are
Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja
Hasil produksi : Kelapa, dan sawo
Menggarap tanahnya sendiri
Informan 4
Nama : Putu Agustinus
Umur : 38 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja
Anggota keluarga : 4 orang
Pekerjaan sampingan : Pembuat sanggah
Pendapatan sebagai petani : Kelapa = Rp. 200.000 / 3 bulan
Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.400.000 / bulan
Luas tanah : 43 are
Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja
Hasil produksi : Kelapa
Menggarap tanahnya sendiri
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 54
Informan 5
Nama : Nyoman Giri
Umur : 74 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja
Anggota keluarga : 11 orang
Pekerjaan sampingan : Pedagang dan penyewaan truk
Pendapatan sebagai petani : Rp. 750.000 / bulan
Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 1.000.000 / bulan
Luas tanah : 1,23 hektar
Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja
Hasil produksi : Kakao, kelapa, dan sawo
Menggarap tanahnya sendiri
KRAMA SUBAK LEBAHInforman 6
Nama : Made Suindra
Umur : 43 tahun
Pendidikan terakhir : SLTA
Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja
Anggota keluarga : 5 orang
Pekerjaan sampingan : Buruh bangunan
Pendapatan sebagai petani : Kelapa = Rp. 500.000 / sekali panen
Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.400.000 / bulan
Luas tanah : 40 are
Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja
Hasil produksi : Kelapa
Menggarap tanahnya sendiri
Informan 7
Nama : I Wayan Wista
Umur : 58 tahun
Pendidikan terakhir : SLTA
Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja
Anggota keluarga : 10 orang
Pekerjaan sampingan : -
Pendapatan sebagai petani : Kakao = Rp. 200.000 / bulan
Pendapatan dari kerja sampingan : -
Luas tanah : 40 are
Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja
Hasil produksi : Kakao
Menggarap tanahnya sendiri
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 55
Informan 8
Nama : Ketut Sudika
Umur : 60 tahun
Pendidikan terakhir : SLTA
Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja
Anggota keluarga : 6 orang
Pekerjaan sampingan : Peternak
Pendapatan sebagai petani:
Kakao = belum pernah panen
Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 5.000.000 / ekor / tahun
Luas tanah : 60 are
Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja
Hasil produksi : Kakao
Menggarap tanahnya sendiri
Informan 9
Nama : I Wayan Siartana
Umur : 41 tahun
Pendidikan terakhir : SLTA
Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja
Anggota keluarga : 4 orang
Pekerjaan sampingan : Peternak dan percetakan
Pendapatan sebagai petani:
Kakao dan kelapa = Rp. 300.000 / 4 bulan
Pendapatan dari kerja sampingan:
Peternak = Rp. 5.000.000 / 5 bulan
Percetakan = Rp. 2.000.000 / bulan
Luas tanah : 45 are
Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja
Hasil produksi : Kakao dan kelapa
Menggarap tanahnya sendiri
Informan 10
Nama : I Made Sudana
Umur : 39 tahun
Pendidikan terakhir:
Alamat : Br. Dukuh Pulu Kaja
Anggota keluarga : 6 orang
Pekerjaan sampingan : Pembuat sanggah
Pendapatan sebagai petani:
Kakao = Rp. 90.000 / minggu
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 56
Kelapa = Rp. 500.000 / 3 bulan
Sawo = Rp. 600.000 / tahun
Pendapatan dari kerja sampingan : Rp. 2.000.000 / bulan
Luas tanah : 68 are
Lokasi tanah : Br. Dukuh Pulu Kaja
Hasil produksi : Kakao, kelapa, dan sawo
Menggarap tanahnya sendiri
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 57
V. TRANSFER IPTEKS UNTUK EKSISTENSISUBAK
Subak sebagai organisasi tradisional di bali yang
mengelola aktivitas pertanian, khusus air irigasi dengan
pendekatan nilai-nilai Tri Hita Karana. Eksistensi subak
ditengah derasnya pengaruh global harus dilindungi. Salah satu
upaya yang dilakukan pada kegiatan KKN-PPM Unud periode
XI (tahun 2015) yakni dengan melakukan upaya penguatan
pengetahuan masyarakatnya. Upaya transfer ipteks untuk
mendorong kemajuan anggota subak dalam pelestarian subak.
Pada kegiatan KKN-PPM yang dilakukan di desa
Mambang pada tanggal 1-31 agustus 2015, telah diseminasikan
beberapa paket teknologi untuk mendukung eksistensi subak,
seperti teknologi pembuatan pakan fermentasi (silase jerami),
biofestisida, biourin, kompos, pengolahan hasil (pembuatan
susu kedelai, chicken nugget dan kripik pisang). Paket
teknologi tersebut dapat dijelaskan, seperti berikut.
1. Teknologi Pembuatan Silase Jerami
Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang diproses
dari bahan baku yang berupa tanaman hijauan, limbah industri
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 58
pertanian serta bahan pakan alami lainnya dengan jumlah kadar
atau kandungan air pada tingkat tertentu kemudian dimasukan
ke dalam sebuah tempat tertutup rapat kedap udara selama
kurang lebih satu sampai tiga minggu. Tujuan dan manfaat dari
silase ini adalah :
1. untuk mensiasati persediaan makanan ternak pada musim
kemarau
2. untuk menampung kelebihan hiajuan makanan ternak pada
musim penghujan agar bisa diamnfaatkan secara optimal
3. untuk mendayagunakan limbah hasil ikutan dari pertanian,
seperti jerami
4. nilai gizi silase setara dengan hijauan dan bahkan bisa lebih
dengan adanya bahan tambahan disukai oleh ternak dan
nilai kecernaannya meningkat
5. ketersediannya tidak dipengaruhi oleh musim
Pada kegiatan demo plot yang dilakukan pada kegiatan
KKN-PPM ini dilakukan dengam metode Astawa et al. (2013).
Bahan utama, seperti jerami (90%), pollard/dedak (10%), EM-
4 (100 ml) dan molases (100 ml). Peralatan : timbangan, alas
untuk pembuatan, ember dan kantong plastik.
Cara pembuatan silase jerami, sebagai berikut.
1. menimbang semua bahan
2. mencacah jerami 5-15 cm kemudian menghamparkan
jerami diatas lantai yang bersih
3. menaburkan pollard/dedak padi pada jerami secara merata
4. mencampur EM-4 dan molases dengan air kemudian
memercikan pada jerami secara merata
5. menambahkan air jika tingkat kebasahan campuran kurang
dan belum merata
6. mengaduk semua bahan secara merata dengan membolak-
balikan jerami
7. memasukkan hasil campuran ke dalam kantong plastik atau
drum sedikit demi sedikit, sambil dipadatkan (diinjak-injak)
agar udara yang ada dalam drum dapat dikurangi atau
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 59
dihilangkan sama sekali
8. setelah bahan campuran dimasukkan, plastik diikat atau drum ditutup
rapat agar tidak ada ruang udara sehingga proses fermentasi
berlangsung secara baik
9. pemeraman dilakukan selama 21 hari dan silase bisa digunakan dan
pemberiannya dengan cara diangin-anginkan terlebih dahulu.
2. Teknologi Pembuatan Kompos
Penggunaan bahan kimia dan termasuk pupuk kimia telah
merambah pula di desa Mambang. Eksistensi subak khususnya karakter
tanah dikhwatirkan akan berdampak buruk pada kesuburan tanah itu sendiri.
Transfer tekonolgi pembuatan kompos merupakan kegiatan relevan yang
dikembangkan pada KKN-PPM ini. Pembuatan kompos dengan
menggunakan bahan baku berupa kotoran sapi yang dihasilkan pada
kelompok SIMANTRI (Sistem Pertanian Terintegrasi). Seperti diketahui
bahwa feses sapi merupakan sumber nutrisi yang baik untuk menambah
kesuburan dan kegemburan tanah pertanian. Pengolahan kotoran sapi
menjadi kompos dapat dilakukan dengan mengikuti metode Astawa et al.
(2013). Bahan yang diperlukan untuk membuat kompos dari feses sapi
adalah : kotoran sapi minimal 80-83% dan akan lebih baik bercampur
dengan urin atau air kencing sapi, serbuk gergaji atau sekam atau jerami,
abu dapur 10%, kapur pertanian 2% dan bahan pemicu mikroorganisme
(EM4). Adapun peralatan yang diperlukan, seperti sekop, terpal plastik,
arco, cangkul dan selang.
Pada kegiatan KKN-PPM ini pembuatan kompos dilakukan dengan
metode Astawa et al. (2013), sebagai berikut.
1. campur semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan kompos,
yaitu kotoran sapi, serbuk gergaji, abu dan kapur secara merata. Lalu
tumpuk ditempat yang ternaungi dari sinar matahari dan hujan secara
langsung. Akan lebih baik kalau ditumpuk di tempat pembuatan
kompos yang khusus dan biarkan selama 1 hari.
2. esoknya, sisir tumpukan bahan kompos lalu semprotkan dengan EM4,
aduk hingga merata dan ditumpuk dengan ketinggian minimal 80 cm
3. tumpukan dibiarkan terbuka selama 7 hari dengan tetap dijaga agar
terhindar dari panas dan hujan. Pada hari ke-7 tumpukan harus dibalik
agar suplay oksigen dapat masuk ke dalam bahan secara merata.
Oksigen diperlukan untuk aktivitas mikroba. Pembalikan bahan
dilakukan setiap 7 hari sekali
4. aktivitas mikroba dapat ditandai dengan adanya peningkatan suhu.
Biasanya, peningkatan suhu akan terjadi menjelang hari ke-8 hingga
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 60
hari ke-21. Pada hari ke-28 suhu akan menurun kembali.
Kenaikan suhu yang terjadi dapat mencapai 300oC. Suhu
yang tinggi akan membuat kompos menjadi steril dari bibit
gulma dan bakteri patogen
5. campuran kotoran sapi tersebut telah menjadi kompos jika
suhu sudah netral dan warnanya menjadi hitam kecoklatan.
Kompos kotoran sapi yang telah dibuat dapat digunakan
sebagai pupuk organik untuk membantu memperbaiki
struktur tanah pertanian.
3. Produksi Biofestisida
Biofestisida adalah suatu festisida yang hahan dasarnya
berasal dari alam, misalnya tumbuhan. Jenis festisida ini mudah
terurai (biodegradable) sehingga tidak mencemari lingkungan
dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya
akan terurai dan mudah hilang. Pada kegiatan produksi
biofestisida ini, beberapa bahan dan alat yang diperlukan
seperti daun pepaya, blender, pisau, air, sabun, jerigen, hand
spray dan sendok
Cara pembuatannya dapat dijelaskan, seperti berikut.
Daun pepaya sebanyak ± 1 kilogram atau kira-kira 1 kantong
plastik kresek besar dihancurkan dengan diblender dan
dicampur dalam 1 liter air, kemudian dibiarkan selama kurang
lebih 1 jam. Langkah berikutnya disaring, lalu ke dalam cairan
daun pepaya hasil saringan ditambahkan lagi 4 liter air dan satu
sendok besar sabun. Cairan air pepaya dan sabun sudah dapat
digunakan sebagai festisida alami dengan menyemprotkan pada
hama yang mengganggu tanaman. Selain dari daun pepaya,
bahan utama pembuatan biofestisida ini juga bisa digunakan
dari daun tembakau, temu-temuan (temu hitam, kencur dan
kunyit), bawang putih dan cabai merah.
Disamping dari dedaunan, pembuatan biofestisida juga
bisa dilakukan dengan penggunaan air kencing sapi. Peralatan
yang diperlukan dalam pembuatan biofestisida dari urin sapi,
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 61
seperti : drum plastik, kayu pengaduk, tabung, dan alat
penumbuk bahan yang semuanya ada di sekitar kita. Untuk
mendapatkan pestisida bagi 500 meter persegi lahan, hanya
diperlukan 60 liter urine sapi, 100 liter air dan masing-masing
satu kilogram temulawak, daun lamtoro, kencur, tetes tebu, dan
jahe. Semua bahan itu ditumbuk halus dan dicampurkan dalam
air dan urine sapi. Setelah itu ditutup dalam drum selama 21
hari, agar terjadi fermentasi. Setelah 21 hari. pestisida siap
digunakan. Teknik pemakainnya pada sayuran dan holtikultura
yakni setiap liternya dicampur dengan 40 liter air sedangkan
untuk padi dicampur dengan 30 liter air. Bahan tersebut
disemprotkan setiap empat hari sekali. Dalam satu musim
tanam, setiap 1 hektar sawah dibutuhkan 25-30 liter
biopestisida.
4. Produksi Bioruin Sapi
Biourin merupakan istilah yang populer dikalangan para
pengembang pertanian organik. Biourin sapi merupakan
teknologi pemanfaatan urin sapi dan dilakukan fermentasi
secara anaerob. Tahap pembuatannya yakni dengan
menampung air kencing sapi dalam jerigen dan dilanjutkan
dengan penambahan bakteri jenis Romino Bacillus dan
Azotobacter. Dilanjutkan dengan pengadukan dan kemudian
diperam secara tertutup selama 14 hari. Teknik penggunaan
biourin pada tanamam dijelaskan dengan metode
penyemprotan. Pada sayuran harus diencerkan dahulu dengan
ditambahkan air dengan perbadingan (1 : 30) dan bila
disemprotkan ke padi dengan perbandingan (1 : 40).
5. Produksi Biogas dengan Pendekatan Digester Mobile
Pengolahan kotoran ternak untuk dijadikan biogas
merupakan bentuk riil dari aplikasi konsep Tri Hita Karana
(Suka et al., 2013). Kotoran sapi jika tidak dikelola dengan
baik akan mencemari lingkungan. Lingkungan yang tercemar
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 62
akan mengganggu ekosistim alam. Apalagi gas metan yang
terbuang dari setiap kotoran itu akan berdampak pada rumah
kaca atmosfer. Lapisan ozon yang melindungi bumi selama ini
akan lubang dan berdampak sebagai salah satu penyebab
pemanasan global di bumi. Upaya pemanfaatan potensi gas
metan pada kotoran sapi dengan pendekatan fermentasi di
dalam digester mobile (Widihati et al., 2013) merupakan upaya
yang telah dilakukan pada kegiatan KKN-PPM ini, meskipun
sebagai langkah awal yakni sebuah pembelajaran baik bagi
mahasiswa KKN-PPM maupun bagi masyarakat tentang
mekanisme terbentuknya gas dari fermentasi kotoran sapi
tersebut.
Pengoperasian instalasi biogas dilakukan dengan
mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Sebelum pertama kali memasukkan umpan berupa kotoran
sapi dan babi yang telah hancur ke dalam tangki digester,
sebaiknya ke dalam bak digester terlebih dahulu
dimasukkan 3-5 ember larutan stater berupa larutan yang
kaya dengan bakteri anaerob, misalnya larutan dari lumpur
kolam ikan atau air comberan.
2. Masukkan kotoran sapi dan babi yang sudah dicampur
dengan air (digelontor) dengan perbandingan volume
kotoran:air = 2:3 dan sudah disingkirkan benda-benda keras
yang ada di dalamnya, seperti batang kayu, batu, atau
kerikil.
3. Gas mulai terbentuk pada hari ke-10. Gas yang terbentuk
pada hari ke-10 hingga ke-20 harus dibuang, karena gas ini
masih bercampur dengan udara yang mengandung oksigen
dari ruang penampung gas yang sudah ada sebelumnya. Hal
yang sangat perlu harus diperhatikan yaitu setiap kali
melakukan pembuangan gas dari bak penampungan gas,
lebih-lebih pada pembuangan gas pertama, di sekitar lokasi
tidak boleh ada api sekalipun hanya api rokok, karena api
tersebut dapat membakar gas yang keluar.
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… |63
4. Gas yang dihasilkan sejak hari ke-21 sudah siap untuk
digunakan. Alirkan gas ke kompor gas dengan membuka
kran, dimana gas yang dihasilkan ini ditampung terlebih
dahulu ke dalam tangki gas untuk selanjutnya siap
dimanfaatkan untuk menyalakan kompor gas.
5. Cara menyalakan kompor gas adalah dengan membuka
kran saluran gas, kemudian kompor dinyalakan.
6. Teknologi Pembuatan Chicken Nugget
Bahan-bahan : daging ayam (500 gr), susu cair (350
ml), roti tawar (200 gr), bawang (150 gr), telur (1 butir),
minyak goreng (2 sdm), daun pisang untuk membungkus,
merica bubuk (1/2 sdt), garam (1 sdt), terigu (50 gr) dan tepung
panir (75 gr)
Peralatan : kompor, baskom dan blender
Cara pembuatan dengan mengikuti metode Putri et al. (2011)
yakni :
1. rendam roti tawar ke dalam susu hingga lunak, remas-remas
hingga hancur
2. panaskan minyak goreng kemudian tumis bawang bombai
3. campur daging ayam yang telah digiling dengan roti tawar
beserta susu cair yang digunakan untuk merendam roti
tawar
4. masukkan bawang bombai yang sudah ditumis beserta telur
dan bumbu halus (aduk rata)
5. bungkus adonan dengan daun pisang, bentuk bulat panjang
seperti lontong dengan diameter 5 cm
6. kukus adonan sampai matang (30 menit)
7. angkat dan tiriskan hingga dingin
8. potongan adonan dengan ketebalan 1,5 cm
9. masukan ke dalam adonan pelapis yakni putih telur dan
selanjutnya digulirkan pada tepung panir hingga merata
10. panaskan minyak goreng dan adonan nugget digoreng
hingga kecoklatan dan siap disajikan
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 64
7. Teknologi Pembuatan Susu Kedelai
Bahan-bahan : kedelai (250 gr), garam, gula dan vanili
secukupnya serta daun pandan ( 2 lbr)
Peralatan : kompor, blender, panci, gelas dan penyaring kain
Cara pembuatan :
1. cuci bersih kedelai dengan air yang mengalir hingga benar-
benar bersih kemudian rendam selama 10-12 jam (satu
malam)
2. cuci kembali kedelai dengan air bersih sambil diremas-
remas agar kulit ari terkelupas
3. kedelai selanjutnya diblender dengan campuran air saat
proses penghalusan yakni 1 gelas kedelai dicampur dengan
3 gelas air
4. proses penyaringan dilakukan untuk memisahkan ampasnya
5. perebusan dengan api kecil hingga sedikit mendidih dengan
harapan mensterilkan dan menghilangkan bau
6. selama perebusan dilakukan pengadukan secara teratur
dengan tujuan agar sari kedelai tidak mengendap serta
membuat susu kedelai lebih tahan lama
7. tambahkan gula, garam sesuai selera dan daun pandan serta
vanili secukupnya agar aromanya lezat
8. siap disajikan
8. Pembuatan Keripik Pisang
Bahan - bahan : sisir pisang yang masih mentah, garam (1 sdt),
gula pasir (10 sdm), air secukupnya, daun pandan (2 lbr), kapur
sirih (1 sdt) dan minyak goreng secukunya
Peralatan : kompor, baskom
Cara pembuatan :
1. kupas kulit pisang dan diiris tipis
2. rendam pisang yang sudah diiris dalam larutan kapur sirih
selama 30 menit
3. selanjutnya pisang ditambahi garam dan diaduk serta
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 65
direndam secara merata selama 2-5 menit, lalu ditiriskan
4. pisang digoreng dengan api sedang hingga pisang matang
dan kering, angkat dan tiriskan
5. untuk menambahkan citarasa, rebus gula pasir dengan air
secukupnya sampai mendidih dan larut
6. masukkan daun pandan yang sudah dicuci bersih kedalam
rebusan gula, aduk sampai harum dan mengental
7. masukkan kripik pisang yang sudah digoreng ke dalam
rebusan gula pasir aduk hingga merata lalu angkat dan
didinginkan
8. kripik pisang siap untuk dihidangkan
Beberapa aktivitas kegiatan yang telah dilakukan pada kegiatan
transfer ipteks di desa Mambang, Selemadeg Timur, Tabanan
disajikan pada gambar berikut,
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 66
Gambar 2. Kegiatan Demo Pembuatan Biourin dan Biofestisida dan
Aplikasinya pada Tanaman Palawija
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 67
Gambar 3. Demo Plot Produksi Fermentasi Jerami dan Biogas
Gambar 4. Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan (Pembuatan
Susu Kedelai, Chicken Nugget dan Keripik Pisang)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Profil Data Isian Potensi Desa Mambang, Selemadeg
Timur, Tabanan, Bali.
Astawa, PA., G.Mahardika, K.Budaarsa dan K.M. Budiasa. 2013.
Sosialisasi Pengolahan Pakan dan Kotoran Ternak dengan
teknologi Biofermentasi. Jurnal Udayana Mengabdi 12 (2) : 47-
50.
Putri, B.R.T., N.L.G. Sumardani dan A.A.P. Wibawa. 2011. Industri
Rumah Tangga Nugget Babi dalam Upaya Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat di Desa Blahkiuh. Jurnal Udayana
Mengabdi 10 (1) : 9-11.
Sutawan, N., W. Swara, W. Windia, W. Sedana dan P. Marjaya.
1986. Studi tentang Pembentukan Wadah Koordinasi Sistem
Irigasi di Kabupaten Tabanan dan Buleleng, Propinsi Bali,
Kerjasama Universitas Udayana dan Departemen PU Denpasar.
Suka, IG., NM. Wiasti, N.Suarsana dan IN.S. Miwada. 2013.
Implementasi Nilai-Nilai Tri Hita Karana pada Bidang
Penggemukan Sapi di Desa Blumbang. Jurnal Udayana
Mengabdi 12 (2) : 77-80.
Widihati, I.A.G., IN. Simpen dan N.M.Puspawati. 2013. Produksi
Bioenergi Alternatif dalam Biodigester Mobile melalui
Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Bali untuk Menunjang
Peternakan Berkelanjutan. Jurnal Udayana Mengabdi 12 (2) :
84-86.
Windia, W. 2006. Transformasi Sistem Irigasi Subak yang
Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana. Penerbit Pustaka Bali
Post, Denpasar
Windia,W. 2013. Persembahan Budaya Subak untuk Kebudayaan
Dunia. Wahana No. 84 Th. XXIX : 17-23.
Subak dengan segala potensi dan aktivitasnya… | 68
NG
AB
EN
RE
CA
DA
NA
Ka
jian
Arti, M
ak
na
da
nF
un
gsi
Sa
ng
Ayu
Ma
de R
asm
ini
Penerbit
Hikari Jnana
ISBN 978-602-60868-2-2