penulisan karya ilmiahrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. ·...

141

Upload: others

Post on 08-Mar-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan
Page 2: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

KARYA ILMIAH

PENULISAN

Page 3: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan
Page 4: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

Oleh:Made Kerta Adhi

2017

KARYA ILMIAH

PENULISAN

Page 5: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

iv

Oleh: Made Kerta AdhiEditor: A. ParamitaTata letak : I Komang Sudiana

ISBN: 978-602-1672-85-3viii + 131 halaman; 14.8 x 21 cm

Penerbit: P.T. Percetakan Bali, Jl. Gajah Mada I/1 Denpasar 80112, Telp. (0361) 234723, 235221Anggota IKAPI BaliNPWP. 01.126.5-904.000, Tanggal pengukuhan DKP: 01 Juli 2006

Cetakan I: Juni 2017

KARYA ILMIAH

PENULISAN

Page 6: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

v

PRAKATA

Manusia disebut makhluk yang unik, sebab memiliki akal budi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah terpuaskan. Oleh karenanya manusia senantiasa bertanya untuk menemukan jawabannya, bahkan terus mengeksplorasi dan mengadakan penelitian-penelitian untuk memverifikasi, menemukan dan mengembangkan hal-hal baru. Mereka yang mempunyai libido, bahkan yang habitatnya dalam dunia ilmiah, seperti di kampus dengan Tri Darma Perguruan Tingginya tidaklah asing pada kegiatan pembelajaran dan menulis karya ilmiah. Mereka melakukan penelitian dengan teori serta metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan dalam bentuk tulisan yang terstandar sesuai kaidah-kaidah yang berlaku merupakan kewajiban dan habituasinya.

Menulis karya ilmiah tentu harus diawali dengan bekal pengetahuan tentang tata cara penulisan karya ilmiah yang diperoleh melalui membaca referensi. Pengetahuan tersebut harus dipraktikkan dalam aktivitas tulis menulis agar menjadi skill, kebiasaan, dan akhirnya budaya literasi. Buku-buku tentang penulisan karya ilmiah yang beredar untuk mahasiswa dan masyarakat umum relatif terbatas, sebab institusi atau sponsor hibah telah membuat panduan masing-masing. Oleh karena itulah buku ini dibuat untuk menambah referensi. Buku ini memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan buku-buku lainnya, seperti dalam konten dan contoh-contoh penerapannya.

Akhirnya, semoga buku ini ada manfaat dan ditunggu kritik-kritik atau saran-saran konstruktif dari sidang pembaca untuk penyempurnaannya. Atas perhatian dan partisipasi bapak/ibu/Sdr kami ucapkan terimakasih.

Tabanan, Mei 2017Penulis

Page 7: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

vi

DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................. vDaftar Isi ................................................................................. vi

Bab IPENDAHULUAN .......................................................................1

1.1 Pengertian Karya Ilmiah .................................................31.2 Syarat-syarat Karangan Ilmiah ........................................61.3 Jenis-jenis Karangan Ilmiah ............................................91.4 Fungsi dan Manfaat Karya Ilmiah ................................121.5 Tahap Penyusunan Karya Ilmiah ..................................13

Bab IIDASAR-DASAR PERENCANAAN KARANGAN ILMIAH ..............15

2.1 Mencari Topik .............................................................152.2 Menyusun Disain Karil .................................................17

Bab IIIORGANISASI PENULISAN KARANGAN ILMIAH .......................29

3.1 Bagian Pendahuluan (Awal ) ........................................303.2 Bagian Inti ....................................................................343.3 Bagian Akhir .................................................................41

Bab IVPENGGUNAAN KUTIPAN, PENUNJUKKAN SUMBER DAN PENY-

USUNAN DAFTAR PUSTAKA ............................................454.1 Penggunaan Kutipan ....................................................45

Page 8: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

vii

4.2 Macam-Macam Kutipan dan Hal-hal Umum Kutipan ..464.3 Penunjuk Sumber ........................................................554.4 Penyusunan Daftar Pustaka ........................................584.5 Lampiran dan Indeks ...................................................69

Bab VKERANGKA PENELITIAN .........................................................71

5.1 Pengertian Kerangka Penelitian (Outline) ....................715.2 Kegunaan Kerangka Karangan .....................................725.3 Menyusun Kerangka Karangan ....................................725.4 Macam-macam Kerangka Karangan ............................755.5 Syarat-syarat Kerangka Karangan .................................77

Bab VIPENGETIKAN KARYA ILMIAH ..................................................79

6.1 Tanggung Jawab Pengetikan Skripsi .............................796.2 Bahan yang digunakan .................................................806.3 Mengatur Kertas ..........................................................816.4 Bahasa yang digunakan ...............................................826.5 Mengatur Jarak Spasi/Baris .........................................846.6 Penggunaan Nomor .....................................................86

Daftar Pustaka .......................................................................88Lampiran-lampiran ................................................................91Indeks ..................................................................................130

Page 9: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan
Page 10: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

1

PENDAHULUAN

Pekerjaan tulis menulis atau membuat suatu karya atau karangan ilmiah di lingkungan perguruan tinggi merupakan suatu hal yang biasa dan lazim, bahkan merupakan suatu kewajiban bagi para dosen yang akan mengajukan kenaikkan jabatan akademik atau memperoleh tunjangan profesi, atau mahasiswa yang akan menyelesaikan studi. Kewajiban ini tertuang dalam regulasi, seperti Undang-undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 20 Tahun 2017 tentang Tunjangan Profesi Dosen.

Aktivitas tulis menulis ilmiah harus diawali dengan melakukan penelitian sebagai prasyarat mutlak. Karakteristik ini yang membedakan dengan karya non ilmiah atau sastra. Penelitian yang telah menghabiskan biaya, tenaga, pikiran dan waktu yang panjang akan kurang berarti jika dihidangkan dalam karya tulis yang kurang memenuhi syarat akademis atau minor etika ilmiah. Menulis suatu karya ilmiah dituntut persyaratan-persyaratan tertentu yang berlaku konvensional. Oleh karena itu, calon penulis atau pun penulis wajib mengetahui, memahami dan mengikuti secara konsisten aturan, tata cara penulisan atau pedoman penulisan dari suatu institusi atau sponsor. Mahasiswa atau siapapun dia bisa menulis dengan

BAB I

Page 11: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

2

PENULISAN KARYA ILMIAH

baik, harus sering berlatih menulis. Terus berlatih menulis dan menulis sehingga menjadi kebiasaan dan budaya. Budaya ilmiah ini merupakan representasi dari para cendekia, yang produktif menghasilkan karya-karya inovatif dan novelti.

Insan-insan akademikus menjadi kurang elok jika hanya membaca dan menjadi konsumen dari karya-karya orang lain tanpa berkarya sebagai produsen untuk merefleksikan kemampuan atau kualitas ilmunya. Mereka harus berkarya, tidak semata-mata untuk memenuhi hak dan kewajibannya sesuai tuntutan Tridharma Perguruan Tinggi, tetapi juga sebagai petanda kualitas dari para cendekia. Mereka mempunyai kewajiban sekaligus penghargaan bila mereka mampu menyampaikan ataupun mengkomunikasikan kreativitas, buah pikiran, ide-ide, serta hasil-hasil penelitiannya melalui karya tulis yang bermutu dan orisinal. Oleh karenanya seorang calon sarjana, sarjana ataupun para ahli harus mampu membuat suatu karya tulis ilmiah untuk mengkomunikasikan, mendisiminasikan ataupun mensosialisasikan temuannya kepada orang lain (pembangunan) agar hasil penelitiannya bermanfaat untuk kemaslahatan orang banyak sesuai aksiologi ilmu. Kasanah dan dunia ilmu menjadi berkembang, bermanfaat dan menghasilkan sesuatu yang baru dan marketable. Hasil-hasil penelitian yang sangat berharga tersebut akan menjadi berguna, dan tidak menjadi barang pajangan yang hanya terdokumentasi dengan baik dan rapi di perpustakaan.

Begitu pula halnya civitas akademika di suatu Perguruan Tinggi, para mahasiswa dan para dosen senantiasa berkarya membuat karya-karya ilmiah, minimal dalam bentuk paper (makalah). Ini berarti bahwa para calon cendekia atau para ilmuwan kampus tidaklah semata-mata menjadi kelompok konsumen saja dari ilmu pengetahuan, melainkan juga mereka berperan sebagai penemu, pengembang atau produsen ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Mahasiswa yang akan menyelesaikan studi, wajib menghasilkan suatu karya ilmiah sebagai petanda memiliki kemampuan akademis yang terukur dan akuntabel. Untuk itu dipandang sangat krusial, jika mereka diberi pengetahuan, afeksi dan skill tentang tata cara penulisan karangan ilmiah, agar mahasiswa memiliki kompetensi

Page 12: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

3

Pendahuluan

atau learning out come (capaian pembelajaran) menulis hasil penelitiannya dengan baik dan benar.

Untuk menjadi produsen karya-karya ilmiah, di samping harus giat mengadakan penelitian-penelitian, penulis harus menguasai atau mempunyai pula pengetahuan dan keterampilan dalam aktivitas tulis menulis ilmiah, sehingga hasil penelitian yang telah diperoleh dengan susah payah dan penuh pengorbanan dapat dikomunikasikan, serta orang lain atau pihak-pihak yang membaca atau berkepentingan dengan hasil penelitian itu bisa paham, tertarik untuk menggunakan/memproduksi bahkan mensitasinya.

Para mahasiswa atau masyarakat yang akan memulai menulis suatu karya ilmiah perlu memahami teori penulisan karya ilmiah secara jelas dan harus senantiasa mengaplikasikan teori tersebut secara konsisten. Mengawali uraian ini, maka terlebih dahulu dibahas tentang : (1) pengertian karya ilmiah; (2) syarat-syarat karya ilmiah; (3) jenis-jenis karya atau karangan ilmiah; (3) fungsi dan manfaat karya ilmiah; dan (5) tahapan penyusunan karya ilmiah.

1.1 Pengertian Karya IlmiahKarya ilmiah (scientific paper) atau sering disebut karangan ilmiah

yang selanjutnya disingkat Karil adalah “suatu karangan yang ditulis berdasarkan kenyataan ilmiah yang didapat dari penyelidikan-penyelidikan” (Sostrohoetomo, 1983 : 11). Penelitian-penelitian itu dapat berupa penelitian lapangan (field work), pustaka, dan laboratorium.

Tim Penyusun (1993) menyatakan, bahwa penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data emperik di lapangan. Ditinjau dari pendekatan yang digunakan, penelitian lapangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif, artinya pendekatan yang berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahan yang diajukan untuk memperoleh pembenaran

Page 13: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

4

PENULISAN KARYA ILMIAH

(verifikasi) dalam bentuk dukungan data emperis di lapangan. Sementara penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber langsung dengan instrumen kunci peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Sendratari (2015: 31), menyatakan, pendeskripsian dilakukan secara holistik, emik dan etik menyangkut teks sosal. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang berisifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.

Penelitian kepustakaan atau sering disebut library research pada hakikatnya penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur atau kepustakaan. Penelitian kepustakaan lebih mengkaji filosofis dan teoretis daripada uji emperis di lapangan. Penelitian kepustakaan mencakup sumber data, pengumpulan data dan analisis data. Muhadjir, 1996 dalam Genji menyatakan penelitian kepustakaan ada tiga, yaitu kajian pemikiran tokoh, analisis buku teks dan kajian sejarah (whiteacademic.blogspot.co.id).

Penelitian laboratorium adalah penelitian yang dilaksanakan di laboratorium, baik di laboratorium IPA, laboratorium bahasa dan laboratorium ilmu sosial (masyarakat). Penelitian ini cenderung bersifat eksperimen atau percobaan.

Karya ilmiah kadangkala disebut pula “tulisan akademis” (academic writing), yang berfungsi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa penjelasan (explanation), prediksi (prediction) dan pengawasan (control). Dwiloka (2005: 2) menyatakan, karya ilmiah adalah “hasil pemikiran ilmiah seseorang ilmuwan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang lain sebelumnya. Sementara Sudjiman (1996 : 1) menyatakan bahwa karya ilmiah mengacu pada karya tulis yang penyusunannya didasarkan pada kajian ilmiah. Karil berbeda dengan karangan kesusastraan seperti roman, novel dan

Page 14: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

5

Pendahuluan

puisi yang tidak perlu melukiskan keadaan dan kenyataan sebenarnya, bahkan dalam banyak hal lebih bersifat hayalan sebagai hasil daya imajinasi pengarang.

Mengacu beberapa pengertian karya ilmiah di atas, dapat dirumuskan bahwa karya ilmiah adalah buah ide, pemikian ilmiah seseorang yang ditulis berdasarkan kenyataan-kenyataan ilmiah dan prosedur baku yang diperoleh melalui kegiatan penelitian baik penelitian kepustakaan, laboratorium dan lapangan, yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta disiminasi.

Suatu karangan ilmiah harus didukung oleh keadaan, data, fakta dan kenyataan sebenarnya atau sebagai hasil penegasan buah pikiran yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Nada cerita karil haruslah bersifat objektif; artinya menyatakan apa adanya sesuai dengan keadaan objek yang diselidiki. Dengan tujuan menjauhkan unsur subjektif itu, maka penggunaan kalimat pasif lebih disukai daripada kalimat aktif.

Pada dasarnya Karil ditulis sesudah timbul suatu masalah, kemudian diikuti dengan pengumpulan data tentang masalah tersebut, lalu dioleh dan dianalisis sehingga ditemukan simpulan-simpulan. Simpulan atau temuan-temuan itu akan dapat memperkuat atau membantah temuan sebelumnya atau sama sekali lain dari temuan-temuan sebelumnya.

Karya ilmiah merupakan produk akhir dari satuan pendidikan yang bercirikan akademis. Sebelum mahasiswa mampu menghasilkan suatu karya (ilmiah atau seni), mereka belum berhak untuk diberikan gelar sarjana atau ditamatkan dalam upacara wisuda. Mahasiswa wajib hukumnya untuk menghasilkan karya tertentu (ilmiah atau seni) sesuai jenjang dan karakteristik pendidikannya, sebagai penanda mahasiswa memiliki kemampuan dalam bidangnya untuk berinovasi dan berkarya. Begitu krusial dan strategisnya tuntutan akademis yang dipersyaratkan kepada mahasiswa, maka institusi dan program studi memiliki tanggungjawab akademis dan moral untuk memfasilitasi mahasiswa. Mulai dari memberi pengetahuan dan skill kepada mahasiswa, dalam mata kuliah “penulisan karya ilmiah”, dipembelajarkan secara inovatif, memberi bimbingan dan

Page 15: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

6

PENULISAN KARYA ILMIAH

pendampingan ketika menyelesaikan tugas akhir (misalnya : skripsi untuk tingkat sarjana, tesis untuk tingkat magister serta disertasi untuk tingkat doktor).

1.2 Syarat-syarat Karangan IlmiahSyarat-syarat Karil bisa dilihat dari dua sisi, yaitu dari (1) penulis

karil; dan (2) karya ilmiahnya.

1.2.1 Syarat-syarat penulis karangan ilmiahUntuk menulis karangan ilmiah yang baik maka calon penulis

harus :a) Menguasai cara-cara ilmiah dan mengikutinya dengan jujur

dan konsisten, baik cara ilmiah yang bersifat formal maupun material. Formal dalam arti mampu menggunakan tata cara/teknik penulisan atau penyajian laporan, serta material dalam arti isi yang dilaporkan berdasarkan atas kenyataan penelitian sesuai dengan metode penelitian yang berlaku;

b) Bersifat terbuka (open mind) dan bebas menyampaikan pendapatnya, tidak tertekan oleh suatu ikatan atau paham tertentu;

c) Menghargai pendapat rekan-reken lain dalam bidangnya;d) Menguasai bahasa dengan baik dan benar, baik dalam hal tata

bahasa, pembendaharaan kata, kosa kata dan istilah. Jadi, seorang penulis harus mampu mengutarakan gagasannya secara jelas, singkat, tegas dan sederhana.

1.2.2 Syarat-syarat Karya IlmiahSejalan dengan syarat-syarat penulis karil, maka karil mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut :a) Karil harus objektif, artinya data yang diperoleh dari kenyataan.

Data tersebut harus dilaporkan dan dianalisis secara objektif yang dilakukan secara benar, teliti, apa adanya, tanpa pilih kasih atau purbasangka;

b) Sopan dan rendah hati, karil mempunyai ciri kesopanan. Ini tercermin dari kata-kata dan kalimat atau bahasa yang dipakai, di samping itu juga mencerminkan kerendahan hati penulisnya,

Page 16: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

7

Pendahuluan

tidak ada kata atau kalimat yang menggurui pembacanya. Kerendahan hati tidak akan mengurangi maksud karangan dan simpulan yang diuraikan, tetapi dimaksudkan agar karangan itu berbicara sendiri secara objektif;

c) Jujur, karil mengharuskan adanya kejujuran. Konvensi dalam dunia ilmiah mengharuskan orang menyebutkan dari mana sumber pendapat atau data yang diperoleh harus dengan jelas disebutkan sumbernya. Sekiranya diambil atau dikutip dari pendapat atau karil orang lain, hendaknya diterangkan/dirujuk sumbernya. Dengan jujur dan tegas harus dikemukakan dan dibedakan mana pendapat atau penemuan orang lain. Tidak dibenarkan orang menipu diri sendiri dengan mengatakan bahwa hasil yang didapat baru pertama kali, padahal ia tahu bahwa ada orang lain yang mengemukakan lebih dahulu. Gejala semacam ini dikenal dengan plagiat dan orangnya disebut plagiator. Menjadi kebanggaan dalam dunia ilmiah apabila dapat menyajikan data ilmiah pada tangan pertama (first hand data);

d) Jelas-tegas, singkat-sederhana dan teliti, kata-kata atau kalimat dipakai dalam naskah ilmiah (manuskrip) harus jelas, tegas, singkat, sederhana dan teliti. Penggunaan kata atau istilah yang menimbulkan keraguan atau kalimat yang mempunyai banyak arti harus dihindari, sebaiknya supaya digunakan kata atau kalimat yang singkat dan sederhana.

Untuk menjaga objektivitas kalimat dalam ilmu pengetahuan biasanya digunakan kata-kata “straighforward” (jujur dan mudah dipahami) yang mengandung arti tidak berbelit-belit dan tidak terlalu panjang serta menggunakan kalimat pasif. Sudjiman (1996:3) menyatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam karil hendaknya jelas, lugas, dan komunikatif. Jelas berarti bahasa yang digunakan memperlihatkan secara jelas unsur-unsur kalimat, seperti : subjek, predikat, keterangan. Lugas berarti bahasa yang digunakan tidak menimbulkan tafsir ganda. Pemakaian pleonasme dan metafora sedapat mungkin dihindari. Di samping itu bahasa lugas memperhatikan ekonomi bahasa sepanjang tidak mengganggu kaidah tata

Page 17: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

8

PENULISAN KARYA ILMIAH

bahasa, ejaan ataupun pilihan kata. Komunikatif berarti apa yang ditangkap pembaca dari wacana yang disajikan sama dengan yang dimaksud penulisnya. Wacana dapat menjadi komunikatif jika disajikan secara logis dan bersistem. Kelogisan itu terlihat pada hubungan antar bagian dalam kalimat, antar kalimat dalam alinea dan antar alinea dalam sebuah wacana yang memperlihatkan hubungan yang masuk akal. Misalnya: hubungan sebab akibat, urutan peristiwa dan pertentangan. Bersistem berarti uraian yang disajikan menunjukkan urutan yang mencerminkan hubungan yang teratur. Hubungan yang masuk akal dan teratur itu tercermin dalam ketepatan penggunaan kata penghubung antar kalimat, seperti karena, sehingga, supaya, lalu, tetapi serta tanda baca.

Pemakaian kata/istilah asing ataupun daerah supaya dihindarkan, terutama kata atau istilah yang telah mempunyai padanan dalam bahasa Indonesia. Jika terpaksa digunakan maka istilah Indonesia yang dituliskan terlebih dahulu, lalu disertakan istilah asingnya atau daerahnya yang ditempatkan di dalam kurung dan dicetak miring atau digaris bawahi. Selanjutnya cukup digunakan istilah Indonesianya saja. Demikian juga pemakaian singkatan sedapat-dapatnya dihindari, karena singkatan tidak memiliki nilai komunikatif yang efektif, kecuali singkatan yang sangat umum diketahui oleh masyarakat seperti SD, RRI dan MPR. Jika terpaksa digunakan singkatan maka bentuk lengkapnya dulu ditulis, kemudian singkatannya yang ditempatkan di dalam kurung. Selanjutnya cukup dituliskan singkatannya saja.

Sementara menurut Sudjana (1988 : 106), bahasa yang digunakan dalam karil adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan ejaan yang sesuai dengan EYD 1975. Tidak menggunakan bahasa asing apabila telah ada padanan kata dalam bahasa Indonesia. Kalau ragu-ragu, tulis dulu bahasa Indonesianya, baru bahasa asingnya dalam tanda kurung. Singkatan kata atau istilah hanya dipakai untuk yang telah lazim digunakan. Bilangan di bawah sepuluh ditulis tidak menggunakan kata angka, tetapi dengan huruf. Ketentuan ini

Page 18: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

9

Pendahuluan

berlaku untuk penulisan persen kecuali dalam tabel atau grafik atau menyatakan satuan tertentu. Kalimat harus jelas strukturnya, dan hindari kalimat panjang dan rancu sehingga tidak ditangkap maknanya.

e) Kompak, kontinyu dan lancar Karil harus disusun secara kompak, kontinyu dan lancar agar

apa yang dituturkan dapat mudah diterima dan dimengerti. Maksud dari Bab Pendahuluan sampai dengan Bab Penutup harus merupakan suatu kesatuan atau keseluruhan yang utuh, terorganisir, kompak, kontinyu, dan lancar.

1.3 Jenis-jenis Karangan IlmiahMenilik dari panjang pendeknya uraian serta kedalamannya,

karya ilmiah dibedakan atas laporan penelitian, artikel dan makalah (paper). Skripsi, tesis dan disertasi termasuk dalam laporan penelitian (Sudjiman, 1996:1). Rindjin (1979:3) menyatakan bahwa karil biasanya dibedakan atas : paper, skripsi, tesis dan disertasi. Sastrohoetomo (1983: 17) membedakan karil menjadi laporan, naskah berkala, skripsi atau tesis, disertasi, text book dan hand book.

Dari pendapat di atas, penulis cenderung membedakan karil menjadi laporan penelitian (skripsi, tesis dan disertasi), artikel, dan makalah (paper).

1. Laporan penelitian (skripsi, tesis, dan disertasi)Laporan penelitian merupakan hasil dari suatu kegiatan penelitian

atau kajian yang disusun atau ditulis sesuai etika dan prosedur penulisan karangan ilmiah. Bentuk laporannya terdiri atas laporan lengkap dan rangkuman eksekutif. Rangkuman eksekutif merupakan bentuk singkat dari laporan penelitian yang meliputi: permasalahan, landasan teori, metodologi penelitian, pembahasan, simpulan dan rekomendasi.

Sementara laporan penelitian untuk kepentingan penyelesaian studi dapat berbentuk skripsi, tesis, dan disertasi. Skripsi ditulis untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi pada jenjang S-1, tesis untuk jenjang S-2 atau program magister, dan disertasi untuk program doktor atau S-3. Dwiloka (2005: 26) menyatakan, bahwa

Page 19: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

10

PENULISAN KARYA ILMIAH

karya ilmiah hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi, tesis dan disertasi terutama ditujukan untuk kepentingan masyarakat akademis. Oleh karena itu, format dan sistematika laporan cenderung baku dan mengikuti ketentuan perguruan tingginya. Mahasiswa yang akan menulis karangan ilmiah sebagai tugas akhir wajib mengikuti pedoman penulisan yang ditetapkan oleh institusi. Laporan penelitian, uraiannya lebih mendalam, kritis, dan komprehensif, yang secara eksplisit diuraikan kajian teori, metode dan analisis, simpulan dan rekomendasi. Jika dilihat dari kerangka berpikirnya, maka ketiga jenis laporan itu adalah sama. Perbedaan pokoknya terletak pada kedalaman tingkatannya (perbedaan gradual).

Sudjana (1988 : 96) menyebutkan perbedaan antara skripsi, tesis dan disertasi seperti tabel berikut.

Tabel 1. Suatu Alternatif Perbedaan Skripsi-Tesis-DisertasiAspek/Unsur Skripsi (S-1) Tesis (S-2) Disertasi (S-3)

1. Permasala-han

Masalah dapat diangkat dari pen-galaman empirik sifatnya tidak ter-lalu spesifik men-d a l a m /a n a l i t i k asal cukup jelas dan terbatas

Diangkat dari pengalaman em-pirik atau dari berfikir teoretik. Sifat mengarah kepada yang spesifik teoretik

Diangkat dari ka-jian teoretik yang didukung oleh fakta empirik. Si-fat lebih spesifik/ mendalam (anali-tik)

2. Variabel Bisa satu variabel, atau hubungan dua variabel bi-variat

Minimal dua variabel multi variat

Dua variabel multi variat atau tiga variabel

3. Tujuan Mendeskripsikan variabel dan atau hubungan dua variable

Mendeskripsikan dan mengkaji secara analitik hubungan/ pen-garuh variabel

Menguji atau men-emukan hubungan antar variabel dan pengaruh variabel satu terhadap vari-abel lain

Page 20: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

11

Pendahuluan

4. Metodolo-gi Peneli-tian

Historis atau deskriptif, studi korelasi

Expost facto, quasi experi-ment (semi eksperimen)

Eksperimen, mini-mal semi eksperi-men

5. A n a l i s i s data

Statistik deskrip-tif dan atau statistik analitik sederhana non parametrik

Statistik deskrip-tif dan statis-tik analitik non parametrik dan atau parametrik

Statistik deskrip-tif dan statistik analitik/infrensial s t a t i s t i k parametrik

6. Skala Pen-gukuran

Ordinal, nominal dan atau interval

Minimal nominal dan interval

Interval, rasio ke-cuali untuk peneli-tian kualitatif.

2. ArtikelArtikel merupakan jenis karangan ilmiah yang dipublikasikan

kepada umum. Artikel dikemas dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh publik. Bentuk artikel biasanya disajikan dalam media cetak, seperti surat kabar atau majalah, atau media sosial. Kandungan materinya mencakup opini-opini yang dikemas dalam bentuk karangan ilmiah popular.

Di samping itu, ada pula artikel yang disajikan dalam majalah ilmiah atau jurnal ilmiah. Artikel yang ditulis untuk disiminasi atau publikasi di jurnal ilmiah, etika penulisannya lebih ketat sesuai karakteristik pada masing-masing jurnal. Untuk memperkuat sajian dan argumen artikel, biasanya digunakan landasan teori, kebijakan, fakta-fakta atau logika serta metode penelitian. Dalam artikel dideskripsikan pula abstrak dengan kata kuncinya, kemudian pendahuluan, analisis dan pembahasan, simpulan serta kepustakaan.

3. Makalah (paper)Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah

yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat emperik-objektif. Sudjana (1992:46) menyatakan makalah adalah “ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri yang disajikan dalam bentuk

Page 21: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

12

PENULISAN KARYA ILMIAH

tulisan”. Makalah membahas tentang topik tertentu yang mendeskripsikan, antara lain permasalahan, pembahasan, serta simpulan. Sementara makalah yang disusun mahasiswa, adalah untuk memenuhi tugas akademik terstruktur, atau membuat makalah untuk diajukan dan dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah (seminar, simposium dan sejenisnya). Panjang makalah kurang lebih 5-20 halaman. Pada umumnya makalah ditulis mengenai suatu topik atau tema tertentu, yang penyajiannya bersifat deskriptif atau ekspositoris, namun ada juga makalah yang mengandung uraian bersifat argumentatif.

Struktur makalah terdiri atas judul, logo institusi, identitas pemakalah yang dicantumkan sebagai kover makalah. Kemudian abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (asing lainnya), kata-kata kunci. Batang tubuh makalah, meliputi pendahuluan dengan sub bab (latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan metode), hasil dan pembahasan, simpulan, ucapan terimakasih serta daftar pustaka.

1.4 Fungsi dan Manfaat Karya Ilmiah1. Fungsi Karya IlmiahDwiloka (2005: 2) menyatakan karya ilmiah berfungsi sebagai

sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Hal ini sesuai dengan hakikat karya ilmiah, yaitu mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis dan konsisten. Jika dihubungkan dengan hakikat ilmu karya ilmiah mempunyai fungsi sebagai berikut.

a. Penjelasan (Explanation), karil dapat menjelaskan suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui, tidak jelas, dan tidak pasti, menjadi sebaliknya;

b. Ramalan (Prediction), karya ilmiah dapat membantu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa mendatang;

c. Kontrol (Control), karya ilmiah dapat berfungsi untuk mengontrol, mengawasi dan atau mengoreksi benar tidaknya suatu pernyataan.

Page 22: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

13

Pendahuluan

2. Manfaat Karya IlmiahKarya ilmiah akan memberi manfaat yang sangat besar kepada

penulis maupun masyarakat atau pembaca pada umumnya. Sikumbang (1981) dalam Dwiloka (2005: 7) menyatakan manfaat dari menulis karil sebagai berikut.

a. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas,

b. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkan ke tingkat pemikiran yang lebih matang,

c. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis, serta

d. Penulis dapat memperoleh kepuasaan intelektual dan memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.

1.5 Tahap Penyusunan Karya IlmiahMenurut Arifin (2003) dalam Dwiloka (2005: 9) pada dasarnya

ada lima tahap penyusunan karya ilmiah, yaitu (1) persiapan, (2) pengumpulan data, (3) pengorganisasian dan pengonsepan, (4) pemeriksaan/penyuntingan konsep, dan (5) penyajian/pengetikan.

Tahap persiapan meliputi pemilihan topik/masalah, penentuan judul dan pembuatan kerangka karya. Tahap pengumpulan data meliputi pencarian informasi atau keterangan dari kepustakaan mengenai hal-hal yang ada relevansinya dengan judul tulisan, yaitu bahan bacaan, seperti buku, majalah dan surat kabar. Kemudian melakukan pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan ditulis, dengan melakukan pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti, wawancara, percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium. Tahap pengorganisasian dan pengonsepan meliputi pengelompokkan bahan, yaitu bagian-bagian mana yang akan didahulukan dan bagian mana yang akan dikemudiankan. Penulis harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan

Page 23: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

14

PENULISAN KARYA ILMIAH

(misal dengan analisis statistik), dan pengonsepan sesuai urutan dalam ragangan yang ditetapkan. Tahap pemeriksaan dan penyuntingan adalah melakukan pemeriksaan konsep yang mencakupi pemeriksaan isi karya dan cara penyajian karya, serta penyuntingan bahasa. Caranya dengan pembacaan dan pengecekan kembali masalah; yang kurang lengkap dilengkapi dan yang kurang relevan dibuang. Dalam karya ilmiah mungkin saja terdapat penyajian yang berulang-ulang atau tumpang tindih, pemakaian bahasa yang kurang efektif, baik dari segi penulisan dan pemilihan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, maupun segi penerapan kaidah ejaan. Tahap penyajian adalah pengetikan hasil penelitian atau studi pustaka. Dalam pengetikan naskah, penulis harus memperhatikan segi kerapian dan kebersihan, kemudian memperhatikan tata letak unsur-unsur karya ilmiah, seperti unsur-unsur yang terdapat pada bagian awal, inti dan akhir. Semua unsur itu harus terpenuhi sesuai panduan atau pedoman dari masing-masing institusi atau penyandang dana (sponsor) penelitian.

Page 24: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

15

DASAR-DASAR PERENCANAAN

KARANGAN ILMIAH

Dalam manajemen penyusunan karya ilmiah mesti diawali dengan membuat perencanaan. Perencanaan yang baik dan tertata dengan konsisten akan menghasilkan suatu tulisan yang berkualitas. Perencanaan yang paling mendasar harus diperhatikan dalam membuat karya ilmiah adalah (1) menemukan masalah atau mencari topik; dan (2) menyusun disain karya ilmiah.

2.1 Mencari Topik

Topik, pokok pembicaraan atau pokok persoalan adalah masalah yang hendak dikemukakan dalam karya ilmiah, dan melalui topik biasanya akan didapatkan suatu judul. Judul adalah nama karya ilmiah, sementara tema adalah “amanat yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya”(Keraf,1984 : 107). Dengan demikian masalah muncul karena adanya kesenjangan antara harapan (das Solen) dan kenyataan ( das Sein ), baik kesenjangan teoretis ataupun kesenjangan praktis.

Mencari pokok ( topik ) yang akan dibahas tidaklah mudah. Apalagi bagi mereka yang belum berpengalaman, termasuk para mahasiswa. Belum lagi merumuskan pokok persoalan itu. Kemampuan mencari dan merumuskan pokok persoalan sangat

BAB II

Page 25: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

16

PENULISAN KARYA ILMIAH

bergantung pada kepekaan dan pengalaman ilmiah pribadi seseorang (mahasiswa). Dalam hal ini bisa dibentuk melalui membaca, mengikuti diskusi-diskusi atau pertemuan-pertemuan ilmiah.

Topik banyak tersedia dan melimpah di sekitar kita. Dalam hubungan pemilihan topik yang hendak diangkat dalam karya ilmiah, Keraf (1984) menyatakan bahwa penyusunan karya ilmiah lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik perhatian atau tidak diketahui sama sekali.

Untuk pembuatan makalah (paper) bagi mahasiswa atau pembuatan makalah yang disajikan pada pertemuan-pertemuan ilmiah biasanya sudah diberikan sejumlah pokok persoalan oleh dosennya, atau sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara. Tetapi untuk pembuatan skripsi dan sejenisnya kuranglah etis atau tidak layak jika mahasiswa meminta pokok persoalan dari dosen pembimbing atau promotor.

Menurut Hadi (2001: 50) topik atau pokok persoalan dapat diperoleh dari tiga sumber yaitu : “(1) dari mahasiswa sendiri ; (2) dari suatu daftar proyek riset fakultas yang dipilih sendiri oleh mahasiswa ; (3) dari orang lain, khususnya dari sponsor atau konsultan. Sementara Surakhmad (2000:19) menyatakan, bahwa masalah dapat dicari dengan jalan : (1) meninjau kembali pengalaman saudara yang bertalian dalam bidang yang akan ditulis ; (2) mendatangi orang-orang yang mempunyai pengalaman atau pengetahuan tentang bidang yang menjadi minat saudara ; (3) membaca buku-buku ilmiah di bidang-bidang tertentu untuk menemukan persoalan-persoalan yang dikemukan oleh para ahli.

Setelah terkumpul sejumlah pokok persoalan, maka langkah berikutnya adalah memilih sebuah masalah. Dalam memilih masalah ( masalah ilmiah ), Surakhmad (200: 21) menyatakan : mula-mula tulislah terlebih dahulu dalam satu daftar semua masalah yang timbul dalam pikiran atau yang telah terkumpul dari berbagai sumber. Tulis semua itu tanpa terlebih dahulu menilainya. Dengan demikian diperoleh “ daftar masalah “, yang mungkin berjumlah lima atau puluhan buah masalah.

Page 26: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

17

Dasar-dasar Perencanaan Karangan I lmiah

Setelah daftar masalah dibuat barulah diteliti setiap masalah, dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan (pada diri sendiri), antara lain

a. Apakah masalah sudah sesuai dengan isu-isu yang sedang berkembang ?

b. Apakah masalah ini berguna atau cukup penting untuk dipersoalkan ?

c. Apakah masalah aktual untuk diteliti ?d. Apakah masalah yang diteliti dapat menghasilkan suatu yang

baru ?e. Apakah masalah cukup menarik perhatian saya ?f. Apakah masalah itu cukup terbatas, artinya tidak terlalu luas

dan juga tidak terlalu sempit ?g. Apakah masalah yang dipilih akan diperoleh data, referensi/

literatur dan keterangan-keterangan serta sumber informasi yang diperlukan ?

h. Apakah masalah ini dapat dipecahkan dengan fasilitas dan kemampuan yang dimiliki ?

Setelah digunakan kriteria tersebut dalam memilih masalah, kemudian diputuskan masalah mana yang dipilih. Selanjutnya diadakan eksplorasi atau mengumpulkan pengetahuan terhadap masalah tersebut, merumuskan masalahnya, dan akhirnya membuat kerangka penelitian (outline ).

2.2 Menyusun Disain Karil

Jika semua pertanyaan di atas sudah terjawab dengan baik, maka langkah berikutnya adalah menyusun disain penelitian. Penyusunan disain penelitian atau ‘’research design’’ sangat penting artinya untuk memberikan arah dalam melaksanakan penelitian. Semakin jelas petunjuk dan arah penelitian, maka semakin mudah bagi peneliti untuk mencapai hasil yang efektif dan efesien. Itulah sebabnya sering orang mengatakan bahwa keberhasilan menyusun disain penelitian yang baik merupakan setengah perjalanan penelitian itu sendiri.

Selain sebagai pegangan kerja, disain penelitian juga berfungsi

Page 27: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

18

PENULISAN KARYA ILMIAH

sebagai kerangka berfikir atau ‘’frame of reference’’ dalam penulisan karil, yang merupakan dasar dalam penyusunan laporan penelitian (skripsi). Setelah pokok persoalan yang akan diteliti dipilih dengan seksama dan tepat, maka langkah selanjutnya adalah:

a. Pembuatan judul penelitianb. Latar belakang masalahc. Rumusan masalahd. Tujuan penelitiane. Manfaat penelitianf. Ruanglingkup penelitiang. Asumsih. Tinjauan pustakai. Landasan teoretis dan kerangka berpikirj. Hipotesisk. Metode penelitian

Komponen-komponen di atas, secara rinci diuraikan sebagai berikut.a). Judul, harus dapat menggambarkan pokok persoalan yang diteliti

secara jelas, singkat dan padat. Oleh karena itu harus digunakan kalimat yang tidak terlalu panjang, yang beranak apalagi bercucu. Jika digunakan anak judul, maka diisi tanda kurung kecil, koma atau titik dua. Selain itu judul harus menarik perhatian pembaca dan menggelitik rasa ingin tahu akan isi keseluruhan karya tersebut.

b). Latar belakang masalah, perlu dikemukakan faktor-faktor, kondisi-kondisi aktual, minat pribadi yang membawa peneliti untuk mengadakan penelitian, serta kesenjangan antara harapan atau kondisi ideal (das Sollen) dengan kondisi nyata atau kenyataan (das Sein), baik kesenjangan teoretis maupun kesenjangan praktis yang melatar belakangi masalah yang diteliti. Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas yang didukung oleh data ataupun logika yang mantap. Latar belakang masalah dipaparkan secara ringkas tentang teori hasil-hasil penelitian, simpulan seminar dan diskusi ilmiah maupun pengalaman atau pengamatan pribadi maupun yang terkait erat dengan pokok

Page 28: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

19

Dasar-dasar Perencanaan Karangan I lmiah

masalah yang diteliti. Masalah penelitian harus diletakkan dalam konteks teori yang lebih luas sehingga dapat dilihat bobot masalah dan nilai yang akan dicapai dan keaslian penelitian itu jika masalah itu dapat dipecahkan melalui penelitian. Dengan demikian masalah yang dipilih untuk di teliti mendapat landasan pijak yang lebih kokoh. Masalah yang diteliti memang merupakan masalah baru yang belum pernah diteliti.

c). Rumusan masalah, merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Dapat juga dikatakan bahwa rumusan masalah merupakan pernyataan lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.

Masalah yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian, hendaknya dirumuskan dalam bentuk deklaratif atau dalam bentuk kalimat tanya yang tegas dan jelas. Masalah harus dapat diutarakan secara spesifik atau terbatas skopenya agar dimungkinkan pengambilan konklusi yang definitif. Perumusan masalah ini harus disusun secara tajam dan operasional, sehingga memudahkan dalam penentuan jenis dan sifat data yang diperlukan. Bahkan berkaitan pula dengan jenis-jenis analisa yang diperlukan. Bentuk perumusan masalah mana yang akan dipilih sangat bergantung pada sifat penelitian.

Sudjana (1988 : 31) menyatakan bahwa masalah penelitian tidak datang dengan sendirinya tanpa dicari atau setidak-tidaknya dipikirkan. Seorang peneliti jangan meminta masalah pada orang lain atau menerima masalah-masalah yang diberikan orang lain tanpa dikaji terlebih dahulu. Masalah dapat diperoleh dari tiga sumber , yaitu : (1) dengan cara membaca buku atau hasil penelitian orang lain ; (2) melalui studi pendahuluan atau studi penjajakan ( exploratory study ). Pada studi penjajakan , peneliti turun ke lapangan untuk mengadakan pengamatan terhadap gejala atau fenomena yang ada ; (3) kombinasi cara pertama dan cara kedua, artinya peneliti terlebih dahulu mempelajari konsep dari literatur (khazanah ilmu), kemudian melihat fakta emperis di lapangan. Apakah sesuai atau tidak ? Jika tidak,mengapa?

Page 29: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

20

PENULISAN KARYA ILMIAH

Pertanyaan mengapa itu, mengundang peneliti untuk merumuskan masalah penelitiannya. Cara ini lebih baik bagi si peneliti karena dia bertolak dari teori yang dipadukan dengan fakta emperis.

Masalah dan judul saling berkaitan satu sama lain. Masalah harus dapat memberikan kesan terhadap judul. Judul dapat ditetapkan setelah masalah penelitian dirumuskan secara jelas. Judul harus mengacu pada masalah pokok penelitian. Dengan demikian judul dibuat setelah ditemukan masalah penelitian,tidak sebaliknya.

d). Tujuan penelitian, mengungkap sasaran yang ingin dicapai dengan melakukan penelitian terhadap masalah yang telah dikemukakan. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Hanya saja ada perbedaan dalam cara merumuskannya.Tujuan penelitian harus diutarakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Bukan kalimat tanya.Tujuan hendaknya dinyatakan secara eksplisit tentang sesuatu hal yang hendak dicapai. Jika dipandang perlu diadakan perbedaan tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan kusus. Tujuan umum supaya diutarakan secara umum mengenai tujuan yang ingin dicapai, serta tujuan khusus merupakan fokus penelitian, yang harus dijawab secara jelas dan sedalam mungkin.

e). Manfaat penelitian, ditunjukkan pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Uraiannya menyimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah-masalah yang dipilih memang layak dilakukan.

f). Ruang lingkup penelitian, keterbatasan penelitian menunjukkan pada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal, yakni : (1) keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural dan teknik penelitian ataupun karena faktor logistik , (2) keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari data, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan penelitian untuk mencari data yang dinginkan karena faktor-faktor efisiensi, urgensi maka dibatasi

Page 30: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

21

Dasar-dasar Perencanaan Karangan I lmiah

faktor-faktor (variabel) tertentu saja yang mempengaruhi variabel pokok.

Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup penelitian diuraikan tentang batas-batas penelitian yang meliputi variabel penelitian, subjek penelitian, dan lokasi penelitian.

g). Asumsi, keterbatasan bukan mengandung arti keterbatasan dalam masalah biaya atau wakil, melainkan penelitian merasa puas atau menerima sesuatu sebagai apa adanya. Suatu penelitian tidak mungkin memberikan penjelasan tuntas terhadap masalah yang diselidiki, sebab masalah itu banyak kaitannya dengan masalah lain yang saling berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi.

Oleh karena itu, kebenaran hanya bisa dicapai dengan asumsi tertentu. Jadi sesuatu yang diasumsikan adalah sesuatu yang tidak diselidiki. Pada penelitian kuantitatif, analisis data menggunakan metode statistik dalam aplikasinya sering dituntut uji asumsi statistik, seperti uji normalitas sebaran, uji homogenitas varian dan uji liniaritas.

h). Tinjauan pustaka, diuraikan tentang peta jalan (road map) penelitian yang memaparkan beberapa penelitian sebelumnya terkait dengan masalah yang diteliti. Dengan mengadakan peninjauan pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka akan diketahui dengan jelas posisi dan alasan mengapa penelitian ini penting dilakukan, dapat memberikan inspirasi bagi peneliti serta mampu membedakan karakteristik penelitiannya dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Secara sederhana uraian yang dibahas dalam sub ini adalah menganalisis dan mengkomparasikan minimal tiga hasil penelitian sejenis. Kemudian deskripsikan persamaan dan perbedaan ketiga penelitian tersebut dengan penelitian yang anda lakukan, baik dalam hal masalah atau variabel atau peubah yang diteliti, subjek penelitian, teori dan pendekatan yang digunakan, serta hasil atau temuan penelitian. Dengan melakukan tinjauan pustaka ini, dapat diketahui peta jalan, keberlanjutan penelitian, kedudukan dan orisinalitas penelitian.

Page 31: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

22

PENULISAN KARYA ILMIAH

i). Landasan teoretis dan kerangka berpikir Dalam buku pedoman program Pascasarjana UNUD (2010:

12 ) disebutkan, bahwa landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori yang sering diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan berbagai permasalahan serta berfungsi sebagai kerangka acuan yang mengarahkan suatu penelitian. Landasan teori berupa perangkat konsep, definisi, dan proposisi. Dalam sub bab landasan teori dikemukakan kajian teori yang sifatnya deduktif, diambil atau dikutip dari bermacam macam acuan (literatur) yang relevan dengan masalah yang diteliti dan rencana analisis yang digunakan. Studi penjajagan (eksplorasi) ini yang sangat berguna bagi peneliti untuk memahami permasalahan secara lebih tajam dan mendalam. Substansi yang dibahas minimal memuat dua hal pokok yaitu deskripsi teoretis tentang objek (variabel) yang diteliti dan argumentasi atas hipotesis yang diajukan.

Deskripsi teoretis dapat diberikan terhadap variabel yang diteliti, sehingga di perlukan adanya kajian teori yang mendalam. Pemilihan bahan pustaka didasarkan atas dua kriteria, yakni : prinsip kemutakhiran ( recency ) kecuali untuk penelitian historis dan prinsip relevansi ( relevance). Prinsip kemutakhiran ini penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode yang lain. Dengan prinsip kemutakhiran ini, penelitian dapat beragumentasi berdasarkan teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Prinsip relevansi diperlukan karena sangat kecil manfaatnya menguraikan teori atau hasil penelitian yang paling mutakhir dalam suatu cabang ilmu yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang diteliti.

Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertai, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik bila kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan

Page 32: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

23

Dasar-dasar Perencanaan Karangan I lmiah

primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat digunakan sebagai penunjang. Mempelajari bahan-bahan sebelumnya, peneliti dapat mengetahui hal-hal apa yang diteliti dan hal-hal apa yang belum diuji. Langkah ini akan membatasi kemungkinan terjadinya duplikasi dalam penelitian.

Sebagai tindak lanjut pembahasan teori adalah membuat kerangka berpikir. Kerangka berpikir merupakan acuan peneliti untuk mengadakan penelitian, yang mendeskripsikan bagaimana alur pikir (mind map) dan model penelitiannya yang digambarkan melalui interkoneksi antar peubah yang diteliti. Sementara dalam Buku Panduan Penulisan Usulan Penelitian UNUD (2010: 20), disebutkan bahwa kerangka berpikir merupakan hasil abstraksi dan sintesis teori dari kajian pustaka yang dikaitkan dengan masalah penelitian. Kerangka berpikir disusun berdasarkan studi teoretik dengan proses berpikir deduktif dan studi emperik yang merupakan hasil penelitian terdahulu.

j). Hipotesis, tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karana itu, hipotesis penelitian tidak harus selalu ada dalam penelitian kuantitatif.

Secara prosedural hipotesis diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari simpulan-simpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.

Rumusan hepotesis yang baik hendaknya : (a) menyatakan tautan antara dua variabel atau lebih; (b) dituangkan dalam bentuk kalimat deklaratif atau kalimat pernyataan; (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas; serta (d) dapat diuji secara emperis. Rumusan hipotesis seyogyanya bersifat definitif atau direksional, artinya dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau perbedaan

Page 33: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

24

PENULISAN KARYA ILMIAH

hubungan itu. Contoh “Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMA dengan prestasi belajar mereka dalam bidang studi bahasa Indonesia”. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi “Siswa SMA yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam bidang studi bahasa Indonesia dibandingkan dengan siswa yang tingkat kecerdasannya kurang”.

k). Metode penelitian, harus digambarkan secara rinci. Hal ini dapat berguna bagi peneliti dan juga pihak lain. Hal-hal yang dibahas antara lain : (1) Rancangan penelitian ; (2) Variabel penelitian dan definisi operasional; (3) Populasi dan sampel penelitian; (4) Metode pengumpulan data dan instrumen; serta (5) Metode analisis data.1). Rancangan penelitian, dapat diartikan sebagai strategi

mengatur latar (setting ) penelitian agar penelitian memperoleh data yang sahih (valid) sesuai dengan karakteristik variabel (peubah) dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah rancangan yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan (mengontrol) variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat (dependent variabel). Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya, apakah penelitian eksplotaris, deskriptif, eksplanatoris, survai atau yang lain. Di samping itu dijelaskan pula mengenai peubah-peubah yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara peubah-peubah tersebut .

2). Variabel penelitian dan definisi operasional, dikemukakan tentang identifikasi variabel penelitian, definisi operasional dan konstelasi variabel. Definisi operasional diberikan kepada variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu

Page 34: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

25

Dasar-dasar Perencanaan Karangan I lmiah

akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan, karena dengan teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki, maka akan memudahkan mengukurnya, membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. Contoh : definisi operasional dari variabel “kesiapan guru” adalah aspek internal dan pisikologi guru yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor guru.

3). Populasi dan sampel penelitian, tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan memakai sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih tepat digunakan istilah subjek penelitian. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian sangat penting dilakukan agar jumlah sampel yang diambil dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah supaya sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian kepada populasinya. Jika keadaan sampel makin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka makin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya.

4). Metode pengumpulan data dan instrumen, dikemukakan tentang data yang di kumpulkan atau jabaran variabel-variabel yang diteliti sampai terwujud indikator-indikator. Sesudah itu barulah diuraikan tentang prosedur pengembangan instrumen pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Langkah ini lebih menjamin bahwa instrumen yang dibuat cocok (valid ) dengan variabel yang diukur ditinjau dari segi isinya (content validity). Ketepatan (validitas) merupakan syarat pokok pertama yang harus dipenuhi oleh sebuah instrumen yang baik. Syarat berikutnya ialah memiliki tingkat keterandalan (reliabilitas)

Page 35: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

26

PENULISAN KARYA ILMIAH

yang memadai. Instrumen penelitian seperti pedoman wawancara, kuesioner, dan soal-soal tes dapat dibuat sendiri oleh peneliti yang harus dilampirkan pada saat menyusun proposal. Apabila instrumen-instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban baginya untuk melaporkan karakteristik ( validitas dan realibilitas ) dari instrumen yang dipakai serta dijelaskan pula cara pemberian skor dari masing-masing pertanyaan .

5). Metode analisis data, pemilihan jenis analisis sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karana itu,yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknis analisisnya bukan kecanggihannya. Apabila teknis analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, pembahasannya tidak perlu lagi dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya jika teknis analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang popular), maka uraian tentang analisis itu perlu dilakukan secara lebih rinci. Jika peneliti menggunakan statistik, maka diuraikan tentang jenis analisis statistik yang digunakan, apa statistik deskriptif atau statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametik dan non parametrik. Untuk menerapkan statistik parametrik harus terpenuhi persyaratan normalitas data atau homogenitas data. Statistik non parametrik tidak dituntut persyaratan seperti itu.

Dalam buku pedoman penulisan usulan penelitian UNUD (2010: 27), dinyatakan metode penelitian membahas bagaimana penelitian dilaksanakan. Dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora umumnya menggunakan metode penelitian kualitatif, meliputi rancangan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan penyajian hasil analisis data.

Dalam rancangan penelitian didasarkan atas permasalahan penelitian, pendekatan dan jenis penelitiannya. Lokasi penelitian adalah tempat penelitian itu (desa atau kota) atau organisasi dengan

Page 36: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

27

Dasar-dasar Perencanaan Karangan I lmiah

unit analisis (individu, keluarga, kelompok atau masyarakat). Jenis dan sumber data, berupa data kualitatif atau kuantitatif, sumber data berupa benda atau orang (informan). Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara yang dilengkapi observasi. Teknik pengumpulan data ditekankan observasi-partisipasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dan penyajian hasil analisis data baik secara formal (bagan, grafik ), dan informal (naratif).

Pemahaman terhadap persyaratan pembuatan disain penelitian di atas sangat diperlukan,untuk persiapan membuat usulan penelitian. Satu hal yang perlu diperhatikan dan disertakan dalam membuat usulan penelitian (riset proposal) adalah jadwal kegiatan. Hal ini sangat penting artinya sebagai ikatan dalam menyelesaikan penelitian, sehingga penelitian akan dapat dikerjakan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.

Komponen-komponen usulan penelitian atau proposal penelitian biasanya terdiri atas materi disain penelitian dan beberapa komponen pelengkap lainnya, sebagai berikut.

1. Kover usul penelitian2. Kerangka penelitian3. Latar belakang masalah4. Rumusan masalah5. Tujuan penelitian (umum dan khusus)6. Manfaat penelitian (teoretis dan praktis)7. Asumsi8. Tinjauan pustaka (minimal tiga hasil penelitian yang relevan)9. Landasan teori dan kerangka berpikir10. Hipotesis11. Metode penelitian12. Jadwal penelitian13. Daftar Pustaka

Komponen-komponen tersebut dideskripsikan sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh sesuai masalah yang diteliti. Contoh usulan penelitian atau proposal dapat dilihat pada lampiran 13.

Page 37: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan
Page 38: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

29

ORGANISASI PENULISAN KARANGAN ILMIAH

Unsur-unsur karangan ilmiah beserta pengaturan urutannya sangat tergantung pada jenis karangan ilmiah itu. Paper atau makalah yang dibuat sebagai kelengkapan tugas perkuliahan atau yang dibacakan dalam berbagai forum pertemuan, biasanya lebih sederhana bentuk dan sistematikanya. Harus diakui pula bahwa setiap penulisan mempunyai gaya (style) dan selera tersendiri,yang dapat mempengaruhi organisasi penulisan. Namun demikian, pola umum suatu karangan ilmiah terdiri atas tiga bagian,yaitu bagian awal, inti dan akhir. Perincian dari pola umum inilah yang banyak mengalami apresiasi atau variasi, yang bisa dipengaruhi oleh jenis karangan ilmiah dan gaya serta selera penulis.

Hadi (2001:4), menyatakan bahwa tiap-tiap laporan riset dan karya-karya ilmiah lainnya, terdiri atas tiga bagian besar yaitu:

1. Bagian pendahuluan atau bagian awal (preliminary section) yang memuat bahan-bahan preliminer;

2. Bagian pokok atau tengah (contents,body atau text),yang memuat teks pokok dari laporan atau karya;

3. Bagian akhir (reference section ),yang memuat bahan-bahan referensi.

Ketiga bagian itu dibagi lagi menjadi beberapa sub bagian yang lebih kecil,sebagai berikut.

BAB III

Page 39: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

30

PENULISAN KARYA ILMIAH

3.1 Bagian Pendahuluan (Awal )

Bagian awal atau pendahuluan suatu karya ilmiah (skripsi) atau sejenisnya memuat bahan-bahan preliminer. Bagian ini sama sekali belum memberikan pembahasan dalam bentuk apapun terhadap persoalan yang dikemukakan, melainkan baru memberikan petunjuk awal kepada pembaca. Bagian ini semacam menyediakan peta bagi seorang pelancong yang baru pertama kali mengunjungi suatu daerah. Bagian ini biasanya memuat hal-hal sebagai berikut.

1. Judul karangan2. Motto3. Kata persembahan4. Halaman persetujuan pembimbing5. Halaman pengesahan panitia ujian6. Surat Pernyataan 7. Kata pengantar/prakata8. Daftar isi9. Daftar tabel (kalau ada)10. Daftar gambar/foto (kalau ada)11. Abstrak12. Rangkuman eksekutifBagian-bagian dari subbab di atas dapat dijelaskan sebagai

berikut:

(1) Judul karangan Judul karangan ilmiah hendaknya dapat memberikan

gambaran yang jelas tentang materi dan ancangan atau ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Selain itu, judul harus menarik perhatian pembaca dan menggelitik rasa ingin tahu akan keseluruhan isi karya tersebut. Pada umumnya judul baru dipikirkan penulis setelah karya yang dibuat selesai. Tentu saja ada penulis yang berangkat dari judul yang kemudian dikembangkan menjadi karya yang utuh.

Jika yang dibuat skripsi atau sejenisnya, maka judul karangan atau sampul harus dibuat sama dengan halaman judul yang biasanya sekali dicetak. Judul karangan harus ditulis dengan

Page 40: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

31

Organisas i Penul isan Karangan I lmiah

huruf besar dan tidak boleh digunakan singkatan. Semua harus ditulis lengkap, sekalipun judul karangan menjadi lebih panjang. Pada sampul atau halaman judul diisi pula logo lembaga, sementara pada halaman pengajuan skripsi tidak diisi logo institusi.. Halaman judul ini dianggap sebagai nomor romawi kecil (i), walaupun nomor halaman itu tidak tertulis. Contoh halaman sampul (kover), halaman judul, dan halaman pengajuan skripsi dapat lihat lampiran : 1 dan 2.

Setelah halaman judul dapat ditambahkan halaman persembahan dan halaman motto (sesuai pedoman institusi atau penulis). Kata persembahan biasanya ditunjukkan kepada almamater, perpustakaan tempat meminjam referensi, sekolah tempat penelitian dilaksanakan dan pihak lain yang sangat berkontribusi dalam penelitian/penulisan karya ilmiah. Nama yang diberi persembahan harus ditulis secara jelas. Motto yang digunakan disesuaikan dengan isi karangan atau masalah yang diteliti/ditulis dan ditunjukkan sumber kutipannya. Contoh lampiran 4.

(2) Halaman Persetujuan Pembimbing Skripsi yang telah direvisi mahasiswa perlu diperiksa lagi

oleh pembimbing. Apakah skripsi sudah diadakan perbaikan sesuai dengan masukan atau kritikan dari tim penguji atau belum? Jika sudah maka pembimbing akan membubuhi tanda tangan pada halaman ini. Pembimbing biasanya terdiri atas dua orang, yaitu pembimbing utama dan pembimbing pembantu. Pernyataan atau kalimat yang dicantumkan pada halaman ini, contohnya dapat dilihat pada lampiran 3.

(3) Halaman pengesahan panitia ujian Setelah mendapat pengesahan pembimbing, selanjutnya

disahkan oleh panitia ujian yang terdiri atas sekretaris ujian ( Ketua jurusan ) dan Ketua ujian (Dekan). Pernyataan atau kalimat yang dicantumkan pada halaman ini dapat dilihat pada contoh lampiran 5.

Page 41: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

32

PENULISAN KARYA ILMIAH

(4) Surat Pernyataan Bebas Plagiat Sebagai satu kelengkapan administrasi dan etika akademis

untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, surat pernyataan ini sangat penting dicantumkan dalam karya ilmiah mahasiswa (skripsi). Mahasiswa atau peneliti/penulis wajib membuat surat pernyataan bebas plagiat bermeterai cukup (6.000) yang menyatakan bahwa hasil penelitiannya adalah asli atau orisinil karya sendiri bukan plagiat. Contoh surat pernyataan bebas plagiat lihat lampiran 6.

(5) Kata pengantar/Prakata Kata pengantar atau prakata biasanya singkat saja. Cukup

satu halaman yang diberi nomor romawi kecil. Pada kata pengantar biasanya dikemukakan rasa syukur, karena telah berhasil menyusun laporan penelitian (skripsi). Kata maaf atau “excuse” atas perilaku penulis selama mengikuti bimbingan dan proses bimbingan. Ungkapan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama penyusunan skripsi, serta harapan dan kegunaan skripsi baik bagi pengembangan ilmu maupun kehidupan/tugas-tugas praktis.

(6) Daftar Isi Daftar isi menggambarkan organisasi karangan, yang dibagi

menjadi bab-bab, sub bab dan anak-anak sub bab. Daftar isi memuat seluruh bagian karangan mulai dari halaman pertama sampai akhir, yang diberi nomor kecil. Dalam hubungannya dengan penomoran, pembagian sub-sub bab supaya dibatasi sampai empat angka.

Daftar isi berisikan garis besar kerangka tulisan karya ilmiah (skripsi), yang memberi petunjuk secara garis besar mengenai seluruh isi yang terdapat dalam skripsi. Daftar isi juga memberi gambaran yang pasti tentang urutan cara berpikir penulis dalam memecahkan masalah.

(7) Daftar Tabel Bilamana laporan penelitian atau skripsi mencantumkan

Page 42: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

33

Organisas i Penul isan Karangan I lmiah

atau memakai tabel-tebel maka perlu dibuat daftar tabel. Isi daftar tabel harus sesuai dengan judul tabel yang terdapat dalam isi karangan yang didaftar secara urut dengan nomor yang berurutan atau berkesinambungan. Daftar tabel diberi nomor romawi kecil.

Tabel adalah suatu bentuk penyajian yang ringkas dan kompak, di mana hubungan antara variabel ditunjukkan dengan jelas. Unsur-unsur dalam tabel adalah nomor tabel, judul tabel yang diletakkan di atas tabel, kolom (kadangkala kolom tidak dicantumkan) dan baris (kadangkala cukup garis pemisah horizontal untuk batas atas dan bawah kepala tabel serta batas bawah tabel). Usahakan tabel tidak melebihi satu halaman, jika lebih diletakkan pada lampiran. Bila tabel disusun melebar sepanjang tinggi kertas, bagian atas tabel harus diletakkan di sebelah kiri atas, jika melebihi ukuran dapat dilipat. Tabel yang diambil dari sumber lain harus dicantumkan sumbernya. Contoh tabel lihat lampiran:14.

(8) Daftar Gambar Sebagaimana daftar tabel, daftar gambar juga dibuatkan

daftar sendiri yang memuat nomor gambar secara berkesinambungan. Daftar gambar diberi nomor romawi kecil. Gambar dapat berupa foto, bagan, grafik, diagram dan peta atau ilustrasi lainnya. Gambar tidak boleh dipenggal. Nama gambar atau foto yang dicantumkan dalam teks, harus diberi keterangan di bawah gambar tersebut, antara lain tentang apa, dimana dan kapan kejadian atau aktivitas dalam gambar itu dilaksanakan.Judulnya diletakkan simetris di bawah gambar tanpa diakhiri dengan titik, berjarak satu spasi. Gambar yang dikutip dari sumber lain harus dicantumkan sumbernya. Contoh gambar pada lampiran 15.

(9) Abstrak Abstrak merupakan hasil perasan atau intisari yang bulat

dari seluruh karangan, yang biasanya disusun antara 300-500 kata (satu halaman kuarto dengan ketikan satu spasi ). Untuk

Page 43: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

34

PENULISAN KARYA ILMIAH

jenis karangan ilmiah lainnya biasanya lebih pendek. Bahkan ada yang hanya 10 kata, tergantung pada kebutuhan penerbitan abstrak itu. Memang abstrak itu bermaksud memberikan uraian yang sesingkat-singkatnya. Uraiannya bersifat prosais, tanpa menggunakan sistematika bab, sub bab dan seterusnya. Jadi uraian abstrak harus singkat dan membulat, meliputi latar belakang masalah, masalah yang diteliti, tujuan, metode, hasil-hasil yang diperoleh, simpulan dan saran. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan diberi nomor romawi kecil. Abstrak ditulis pula dalam bahasa Inggris (sesuai kebutuhan) atau pedoman.

Judul skripsi dicetak dengan huruf miring atau tebal dan diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata, kemudian nama peneliti, nomor pokok/induk mahasiswa, tahun penelitian, jumlah halaman, dan nama pembimbing serta kata-kata kunci maksimal lima kata. Contoh abstrak lihat lampiran 7.

3.2 Bagian Inti

Bagian inti memuat isi karangan yang dibagi atas beberapa bab, yang banyaknya tergantung luas sempitnya masalah yang dibahas dan pandangan penulis dalam mengatur sistematika penulisannya. Bagian ini dimulai dengan Bab Pendahuluan dan diakhiri dengan Bab Penutup, sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan Bab II Landasan teori Bab III Metode penelitian Bab IV Penyajian data dan pembahasan Bab V PenutupHalaman-halaman ini diberi nomor urut dengan angka latin atau

arab. Nomor ini ditulis pada sudut kanan atas, kecuali pada halaman bab baru dicantumkan pada halaman bawah di tengah-tengah.

Jumlah bab dalam laporan penelitian tergantung pada bagian yang logis serta sifat daripada materi yang dibahas. Bab Pendahuluan selain bertujuan membawa pembaca pada pokok masalah yang diutarakan dalam karangan, juga berguna untuk menarik pembaca.

Page 44: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

35

Organisas i Penul isan Karangan I lmiah

Oleh karena itu harus diutarakan sebaik mungkin sehingga pembaca tergugah atau tertantang untuk ingin mengetahui lebih dalam tentang konten karya ilmiah (skripsi) tersebut.

1. Bab Pendahuluan biasanya terdiri atas:a. Latar belakang masalah, yang mengungkap latar belakang

timbulnya masalah yang akan dibahasb. Rumusan masalah atau identifikasi masalahc. Ruang lingkup masalahd. Tujuan penelitian e. Manfaat penelitianf. Asumsig. Hipotesish. Tinjauan pustaka (minimal tiga jurnal /hasil penelitian yang

relevan )Tinjauan dilakukan dangan membandingkan hasil penelitian yang

telah ada dengan penelitian yang akan dilakukan, baik dilihat dari kesamaan maupun kebedaan penelitian tersebut.

Pembagian bab kedalam sub bab dan bagian yang lebih kecil lagi, memerlukan sistematika penomoran yang akurat. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca membedakan nomor yang satu dengan nomor yang lain, serta untuk menunjukkan keturunan pembahasan dalam organisasi karangan yang baik. Ada tiga model sistematika penomoran yang biasanya digunakan,yaitu:a. Kode dengan angka tunggal

Misalnya : Bab I

1.2.

1).2).

Bab II1.2.

1).2).

Page 45: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

36

PENULISAN KARYA ILMIAH

(1).(2).

dan seterusnya

b. Kode dengan angka gandaMisalnya: Bab I

1.2.

2.12.22.3

2.3.12.3.22.3.3

dan seterusnya (maksimal lima digit)c. Kode dengan angka dan huruf

Misalnya : Bab I

A.B.

1.2.

1).2).

(1)(2)

a.b.

a)b)

dan seterusnya

Model terakhir ini dipergunakan untuk menghindari deretan angka yang terlalu banyak seperti model yang kedua. Deretan angka model kedua itu biasanya maksimal lima angka. Dalam penulisan

Page 46: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

37

Organisas i Penul isan Karangan I lmiah

harus dipergunakan sistematika penomoran yang konsisten. Misal, jika yang dipilih model kedua (kode dengan angka ganda ) maka penggunaanya harus konsisten dari awal penomoran sampai akhir, dengan tidak mencampur-adukkan dengan model lainnya.

2. Bab Landasan TeoriSetiap penelitian memerlukan landasan teori yang kokoh yang

sangat tergantung pada jenis penelitian yang dilakukan. Hal ini akan menggambarkan kedudukan peneliti dari mana peneliti bertolak dan mendekati masalah penelitian, serta bagaimana peneliti memberikan interpretasi terhadap hasil analis data. Tanpa landasan teori, mungkin peneliti hanya mampu menyuguhkan data kering atau bahkan mungkin pengumpulan dan pengolahan data tidak sesuai dengan kebutuhan peneliti.

Apalagi dalam memberikan penafsiran terhadap hasil analisa data dan mencari implikasi teoretis dan praktis akan dirasakan semakian sulit tanpa adanya dasar teori yang kuat. Pembahasan kepustakaan biasanya tidak dilakukan untuk laporan-laporan yang semata-mata bersifat deskriptif sebagai hasil suatu survei. Dalam hal ini bab landasan teori dapat ditiadakan. Kalau toh diperlukan uraian singkat yang bersifar teoretis bisa disatukan pada bab pendahuluan.

Jadi dalam bab ini, ketengahkan teori-teori ilmu pengetahuan yang bersangkutan dangan persoalan yang diteliti atau deskripsi teoretis tentang objek (variabel ) yang diteliti. Peneliti dituntut mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Perlu pula diperhatikan bahwa uraian teori itu supaya diarahkan pada penguatan hipotesis yang telah dikemukakan. Hipotesis sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan haruslah menggunakan pengetahuan (ilmu ) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan.

Bahan-bahan teori dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan

Page 47: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

38

PENULISAN KARYA ILMIAH

resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Landasan teori sebagai alat pembedah masalah akan lebih baik jika didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat digunakan sebagai penunjang. Pemilihan bahan pustaka biasanya didasarkan atas prinsip kemutakhiran (recency), kecuali penelitian historis dan prinsip relevansi (relevance). Teori-teori yang dipaparkan itu akan dapat dibuat kerangka teoretisnya, dan hubungan antar variabel akan dapat diketahui secara jelas melalui gambaran dalam bentuk model-model diagram atau bagan.

Bab Landasan Teori sebagai bab khusus untuk pembahasan kepustakaan atau teori, berarti penyajian hasil penelitian dilakukan menurut pola tertutup. Dengan lain perkataan peneliti telah melindungi dirinya dengan dasar-dasar teoretis yang telah dipakainya. Sebaliknya ada pula yang menggunakan pola terbuka, yang berarti bahwa pembahasan kepustakaan tidaklah dilakukan secara mendalam pada bab tersendiri. Untuk laporan-laporan deskriptif atau hasil survei biasanya lebih disukai pola terbuka. Untuk skripsi dan sejenisnya biasanya menggunakan pola tertutup.

3. Bab Metode PenelitianBab ini membahas hal-hal yang berhubungan dengan populasi,

sampling, variabel penelitian dan definisi operasional, rancangan penelitian, metode pengumpulan data dan instrumen penelitian serta metode analisis data. Populasi perlu ditentukan secara jelas dan akurat, begitu pula dalam penentuan sampel yang digunakan. Penentuan sampel perlu diperhatikan homogenitas populasi serta teknis dan rumus yang digunakannya. Variabel penelitian perlu dirumuskan secara jelas dan operasional, apakah gejalanya sudah ada atau perlu diadakan? Untuk itu perlu diadakan pendekatan-pendekatan baik secara empirik maupun eksperimen.

Pendekatan emperik digunakan, jika gejalanya sudah ada sehingga tidak perlu dibuat gejala buatan sebaliknya pendekatan eksperimen digunakan jika gejalanya tidak ada dan dipandang perlu membuat gejala buatan. Setelah variabel didefinisikan secara operasional kemudian dibuat rancangan penelitiannya.

Page 48: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

39

Organisas i Penul isan Karangan I lmiah

Setelah subjek dan pendekatan terhadap subjek dilakukan langkah berikutnya adalah pengumpulan data, antara lain dengan cara observasi, angket atau kuesioner, tes dan pencatatan dokumen atau studi dokumentasi. Langkah terakhir adalah mengolah data, data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis. Pengolahan dimaksudkan pengubahan data kasar menjadi data yang lebih halus, lebih bermakna. Analisis data dimaksudkan untuk mengkaji data dalam hubungannya dengan keperluan pengujian hipotesis penelitian. Alat yang digunakan menganalisis data adalah statistika, yakni statistika deskriptif dan statistik analitik atau infrensial.

Statistik deskriptif terutama digunakan untuk mengolah data dan mendeskripsikan data dalam bentuk tampilan data yang lebih bermakna dan mudah dipahami oleh orang lain. Misalnya dalam bentuk tabel-tabel frekuensi, grafik, nilai rata-rata, simpangan baku dan lain-lain. Statistik analitik terutama digunakan untuk keperluan pengujian hipotesis dan untuk membuat generalisasi (infrences) data sampel terhadap populasinya. Misalnya : uji korelasi, uji beda, uji regresi, anova dan lain-lain. Data yang akan diuji perlu dicari normalitas distribusi datanya dan homogenitas datanya, sehingga pemilihan analisis akan menjadi tepat. Jika datanya berdistribusi normal maka tepat digunakan uji statistik parametrik dan sebaliknya jika datanya tidak berdistribusi normal maka diuji dengan statistik non parametrik. Analisis data bisa juga dilakukan dengan bantuan komputer, misalnya : program Excel, program SPSS (Statistical Package Sosial Science).

Olahan dan analisis di atas adalah untuk data kuantitatif, sedangkan untuk data kualitatif digunakan analisis kualitatif, dimana peneliti sendiri sebagai instrumennya. Peneliti menentukan dulu data apa yang dicari atau dimiliki, baru kemudian ditentukan analisisnya. Dengan demikian analisis akan menjadi lebih tepat dan akurat sehingga peneliti akan lebih mudah mengadakan analisis.

4. Bab Penyajian Hasil PenelitianPada bagian ini data mentah yang telah terkumpul disajikan

dalam bentuk tabel, dicari kecenderungan pemusatannya dan

Page 49: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

40

PENULISAN KARYA ILMIAH

variasinya. Hasil-hasil itu kemudian ditafsirkan sesuai dengan tujuan dan rumusan masalah. Dengan demikian pada bab penyajian hasil penelitian ini, disajikan hasil-hasil penelitian yang tersusun secara sistematis, mulai dari menginterprestasikan atau menganalisis dan membaca data yang ditemukan, menjawab permasalahan atau menguji hipotesis hingga ditemukan simpulan-simpulan.

5. Bab PenutupBab ini biasanya dibagi menjadi dua sub bab, yaitu simpulan dan

saran-saran. Bila perlu menjadi tiga bab, yaitu : simpulan, implikasi, dan saran.

Uraian bagian simpulan harus menunjuk pada tujuan penelitian dan rumusan masalah. Oleh karena itu setiap rumusan masalah dihubungkan dengan hasil analisa data yang bersangkutan, sehingga bisa ditarik suatu simpulan. Dengan demikian akan tidak menyimpang dari rumusan masalah, dan dalam menarik simpulan selalu didukung oleh bukti yang memadai. Kalau dipandang perlu, bagian simpulan dibagi menjadi simpulan umum dan simpulan khusus. Simpulan khusus langsung dikaitkan dengan rumusan masalah, sedangkan simpulan umum merupakan generalisasi dari seluruh hasil penelitian dalam kaitannya dengan latar belakang masalah yang lebih luas serta disertai dengan bukti-bukti. Dalam simpulan ini, dinyatakan temuan-temuan penelitian baik secara deskriptif ( hasil pengukuran variabel ) maupun secara analitis ( berkenaan dengan hasil pengujian hipotesis ), yakni hipotesis mana yang terbukti dan apa maknanya. Perlu pula diperhatikan bahwa dalam bagian simpulan ini tidak lagi mengetengahkan data baru diluar data yang telah diolah dan dianalisis.

Simpulan-simpulan yang diperoleh bisa menimbulkan implikasi-implikasi tertentu, baik teoretis maupun praktis atau baik bagi kepentingan ilmu, kepentingan profesi, ataupun bagi kepentingan pembangunan pada umumnya. Hal ini dapat diuraikan pada bagian implikasi dan saran-saran. Suatu penelitian yang melakukan pengujian teori akan menghasilkan penolakan atau pengukuhan teori. Hal ini membawa konsekuensi bahwa suatu teori atau formula perlu mengalami modifikasi. Selain dari itu dipandang perlu pula

Page 50: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

41

Organisas i Penul isan Karangan I lmiah

memberikan saran tentang penelitian lanjutan, atau penelitian mengenai bagian masalah yang tidak disoroti secara tajam dalam penelitian yang sedang dilakukan. Jadi, dalam saran berisi gagasan-gagasan atau pemikiran atas dasar hasil penelitian, saran untuk memperbaiki atau meningkatkan makna suatu variabel dari berbagai sudut yang berkepentingan dengan variabel tersebut. Implikasi praktis dimaksudkan adanya penunjukkan kebijakan-kebijakan mana yang perlu diambil untuk memecahkan masalah yang telah diteliti atau modifikasi pemecahan masalah, dalam bentuk beberapa alternatif.

3.3 Bagian Akhir

Bagian ini adalah bagian akhir dari suatu karangan ilmiah,yang mencantumkan atau memuat tentang pustaka atau buku acuan yang dipakai secara langsung, lampiran-lampiran serta apendik. Singkatnya bagian akhir ini berisikan: daftar pustaka atau bibliografi (misalnya institusi menentukan jumlah judul buku dan varian sumber pustaka yang digunakan serta tahun terbitnya), serta lampiran-lampiran.

1. Daftar pustaka/kepustakaan/Bibliografi. “DAFTAR PUSTAKA” sebagai tajuk diketik dengan huruf kapital

semua, diketik tebal, diletakkan di tengah sehingga jarak jari margin kiri dan margin kanan seimbang. Tajuk ini tidak diberi garis bawah. Semua sumber kepustakaan yang dipergunakan secara langsung disebutkan atau dirujuk dalam daftar pustaka, artinya semua bahan pustaka yang disebutkan dalam batang tubuh skripsi harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Dengan kata lain, setiap penulis yang pendapatnya disitir dalam teks harus disebutkan namanya, kemudian nama tersebut harus muncul dalam daftar pustaka. Bilamana sumber kepustakaan yang digunakan relatif banyak, maka diadakan klasifikasi, seperti buku teks, majalah, jurnal penelitian dan bulletin, laporan penelitian, makalah, internet dan lain-lain. Cara penulisan daftar pustaka bergantung pada jenis sumber, misalnya sumber berupa buku akan berbeda penulisannya dengan

Page 51: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

42

PENULISAN KARYA ILMIAH

sumber yang berupa artikel atau yang lainnya.Buku, majalah, atau surat kabar yang hendak dicantumkan di

dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan. Jika nama pengarang atau nama lembaga yang menerbitkan tidak ada, penyusunan daftar pustaka didasarkan pada kata pertama judul (Sudjiman,1996 : 23).

Daftar pustaka tidak diberikan nomor urut. Semua sumber acuan yang disebutkan dalam catatan pustaka harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Catatan kuliah tidak dibenarkan sebagai sumber acuan, kecuali diktat yang diterbitkan secara resmi.

2. Lampiran-lampiran Lampiran atau apendik adalah bagian suatu karya ilmiah yang

merupakan keterangan atau informasi tambahan yang dianggap perlu untuk menunjang kelengkapan karya ilmiah. Menurut Djarwanto (1984: 79) lampiran diperlukan bila ada bahan-bahan bersifat suplementer (melengkapi) atau eksplanatoris (menjelaskan) yang tidak perlu dimasukkan dalam teks. Keterangan yang dapat dilampirkan tergantung pada jenis, sifat dan tujuan karya ilmiah itu. Lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang perlu untuk suatu karya ilmiah (skripsi), seperti instrumen penelitian, data mentah hasil penelitian, rumusan statistik yang digunakan, proses menghitung suatu harga statistik, surat ijin dan tanda bukti telah melaksanakan pengumpulan data penelitian. Keterangan penting itu ditaruh dalam lampiran dengan maksud agar tidak mengganggu kelancaran informasi yang terdapat dalam bagian inti skripsi. Untuk mempermudah pemanfaatannya, tiap lampiran harus diberi nomor urut dengan menggunakan angka Arab.

Jadi, ada dua hal yang dapat dijadikan lampiran, yaitu : bahan-bahan yang tidak dapat atau tidak tepat dimasukkan dalam tubuh karangan agar tidak mengganggu kuntinuitas uraian, dan semua instrumen penelitian atau alat-alat yang dipakai dalam mengumpulkan data.

Daftar pustaka dan lampiran-lampiran diberi nomor urut dengan menggunakan angka Arab atau angka latin sesuai dengan penempatannya dalam tubuh karangan, yang merupakan kelanjutan

Page 52: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

43

Organisas i Penul isan Karangan I lmiah

penomoran dari bab pendahuluan sampai halaman terakhir : daftar pustaka, lampiran/apendik dan indeks (kalau ada) diberikan nomor halaman ( Sudjiman, 1996 : 12 ).

Page 53: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan
Page 54: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

45

PENGGUNAAN KUTIPAN, PENUNJUKKAN SUMBER

DAN PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA

4.1 Penggunaan Kutipan

Menyertakan atau menyisipkan kutipan-kutipan dalam karil dalam penulisan karya ilmiah (skripsi) dan manuskrip lainnya tidaklah dilarang serta dapat dibenarkan, atau tidak merupakan suatu keaiban. Tindakan ini untuk memberikan kejelasan tentang topik yang sedang dikerjakan. Tidak jarang pendapat, ide atau konsep, hipotesa, pendirian atau simpul-simpul riset dari ahli lain atau kepunyaan sendiri yang telah dituliskan di media atau cetakan dikutip kembali untuk ditelaah, dibahas, dikritik atau diperkuat. Nasucha (2009: 79) menyatakan, pengutipan adalah proses peminjaman kalimat atau pendapat seseorang pengarang atau ucapan seseorang yang ahli dalam bidangnya.

Dengan demikian dalam karil penggunaan kutipan tidak bisa dihindari bahkan mutlak, sebab kutipan dapat menunjang atau melengkapi pendapatnya. Memberikan kejelasan tentang topik yang sedang dikerjakan. Hal ini tidak berarti bahwa kutipan digunakan secara sembarang dan berlebihan sehingga sulit dibedakan mana pendapat penulis dan mana pendapat orang lain. Penggunaan kutipan tidaklah boleh mengaburkan, apalagi meniadakan orisinalitas karangan. Oleh karena itu penggunaan

BAB IV

Page 55: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

46

PENULISAN KARYA ILMIAH

kutipan haruslah seperlunya saja, yaitu untuk :1. Mendukung pendapat penulis, sehingga dengan demikian

penulis seolah-olah bisa berlindung dan kedudukannya lebih kuat,

2. Menolak pendapat orang lain, yang berarti penulis harus mengemukakan alasan-alasan yang cukup kuat untuk menyanggah atau menolak pendapat orang lain,

3. Membandingkan beberapa pendapat orang lain, yang biasanya diikuti dengan sintesa yang ditarik oleh penulis,

4. Memberikan penekanan atau penjelasan tambahan terhadap suatu aspek.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memasukkan kutipan, antara lain :

1. Mengutip sehemat-hematnya, bahwa skripsi dan sejenisnya bukanlah kumpulan dari berbagai kutipan mentah, melainkan suatu karya kreatif. Untuk itu hindarilah membuat kutipan yang terlalu banyak.

2. Mengutip apabila perlu, pakailah kutipan seperlunya saja jangan mengutip setiap uraian dari penulis lain. Ini akan bisa mengaburkan karangan aslinya.

4.2 Macam-Macam Kutipan dan Hal-hal Umum Kutipan

4.2.1 Macam-Macam KutipanPada umumnya kutipan dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu :1. Kutipan langsung (direct quotation ) dibagi lagi menjadi :

a. Kutipan langsung pendek (short direct quotation )b. Kutipan langsung panjang ( long direct quotation )

2. Kutipan tidak langsung (indirect quotation atau paraphase )a. Kutipan tidak langsung pendek (short inderect quotation )b. Kutipan tidak langsung panjang ( long inderect quotation )

1. Kutipan langsung (direct quotation)Kutipan langsung adalah kutipan yang dilakukan persis seperti

aslinya, kata-kata yang digunakan sama seperti bahan aslinya.

Page 56: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

47

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

Kutipan langsung biasanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut.1) Untuk mengutip rumus model matematika, 2) Untuk mengutip peraturan hukum, surat keputusan, surat

perintah, anggaran rumah tangga, tabel statistik dan sebagainya.

3) Untuk mengutip pribahasa, puisi, karya darma dan kata-kata mutiara,

4) Untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti.

5) Untuk mengutip beberapa pernyataan ilmiah yang jika dinyatakan dalam bentuk lain dikawatirkan akan kehilangan maknanya.

a. Kutipan langsung pendek Kutipan langsung pendek adalah kutipan langsung y ang

panjangnya tidak melebihi empat baris ketikan. Kutipan yang demikian cukup dimasukkan dalam teks dengan memberikan tanda petik diantara bahan yang dikutip. Contoh : Dalam pembelajaran sastra mempunyai tujuan berbeda

dengan pembelajaran bahasa, bahwa “pengajaran sastra bermaksud membina dan mengembangkan kepekaan siswa terhadap nilai-nilai sosial, etika, moral, dan budaya, sedangkan pengajaran bahasa bertujuan agar siswa memiliki keterampilan di bidang membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara” (Suaka, 2004 : 97).

b. Kutipan langsung panjang Kutipan langsung panjang artinya kutipan yang panjangnya

melebihi empat baris ketikan. Kutipan semacam ini tidak dimasukkan dalam teks. Kutipan diberi tempat tersendiri dalam alinea baru yang berdiri sendiri. Kutipan langsung panjang diketik satu spasi. Bahan kutipan langsung panjang tidak ditulis diantara tanda petik. Lebar jorokan ke dalam dari kalimat pertama adalah tujuh ketukan huruf dari garis tepi yang baru. Sedangkan baris kedua, ketiga dan seterusnya dimulai sesudah lima ketukan huruf dari garis tepi kiri.

Page 57: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

48

PENULISAN KARYA ILMIAH

Contoh : Tarigan menyatakan pengertian membaca sebagai berikut : Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh kesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat suatu pandangan sekilas agar makna kata-kata secara individual dapat diketahui (1981 : 7)

Penemtapan kutipan langsung panjang dalam skripsi dan sejenisnya disarankan tidak melebihi setengah halaman. Usahakanlah dalam pilihan kutipan langsung panjang yang cukup pendek. Apabila terpaksa terdapat kutipan langsung panjang yang melebihi suatu halaman, seyogyanya dimasukkan dalam bagian lampiran.

2. Kutipan tidak langsung (paraphrase)Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak persis sama

seperti bahan aslinya. Kutipan ini merupakan suatu petikan pokok-pokok pikiran atau ringkasan kesimpulan yang disusun menurut jalan pikiran dan dinyatakan dalam bahasa pengutip sendiri. Kutipan tidak langsung tidak dituliskan di antara tanda petik melainkan langsung dimasukkan dalam kalimat atau alinea. Ketentuan ini berlaku baik untuk kutipan tidak langsung pendek maupun kutipan tidak langsung panjang. Kutipan tidak langsung pendek adalah kutipan tidak langsung yang kurang dari satu alenia. Apabila lebih dari satu alinea dianggap sebagai kutipan tidak langsung panjang.

Beberapa petunjuk dalam membuat kutipan tidak langsung pendek, sebagai berikut.

a. Jangan memasukkan pendapat sendiri ke dalam kutipan tidak langsung. Satu alenia sepenuhnya disediakan untuk kutipan tidak langsung.

b. Kutipan tidak langsung dalam alenia hanya berasal dari satu sumber,

c. Apabila satu bahan diambil dari satu sumber atau lebih yang berisi pokok-pokok pikiran yang sama, maka pernyataan

Page 58: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

49

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

tersebut tidak perlu dicantumkan dalam alenia sendiri-sendiri dengan penunjukkan sumber masing-masing tetapi cukup diparaphrasekan dalam satu alinea dan kemudian disebutkan sumbernya.

Contoh : Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi pembelajaran sastra

terintegrasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang ditentukan pada materi membaca dan mengarang. Minat baca siswa perlu ditumbuh kembangkan dari awal sehingga menjadi budaya baca, yaitu : siswa SD harus membaca enam buku sastra selama enam tahun, siswa SLTP harus membaca buku sastra sembilan buah selama tiga tahun, dan siswa SMU wajib membaca lima belas buku sastra selama tiga tahun (Suaka, 2004:7).

Jika sumber acuan dalam bahasa asing, sebaiknya bagian yang dikutip diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia sebagai kutipan tidak langsung. Jika terpaksa harus dikutip langsung, pernyataan dalam bahasa itu dikutip langsung, pernyataan dalam bahasa itu dikutip sesuai dengan aslinya dan semua unsur asing itu diberi garis bawah/garis miring. Contoh : Pengaruh sastra dalam kehidupan manusia seperti terlihat

dalam pernyataan William (1997 : 2), “The analogy between women and the earth as sources of life has always inspired the myths and poems of men ....”

4.2.2 Hal-hal Umum yang Berhubungan dengan KutipanPengutipan bukanlah sekedar mengutip dari satu kutipan, akan

tetapi penulis/ pengutip harus bertanggung jawab penuh terhadap ketetapan dan ketelitian kutipannya. Terutama dalam kutipan tidak langsung atau paraprase, unsur ketetapan harus dijamin dari kepahaman pengutipan terhadap pokok-pokok pikiran dalam bahasa yang dikutip. Tentu tidak dibenarkan jika pengutip kurang memahami arti dari bahan-bahan yang dikutipnya. Adalah lebih tidak mengutip dari pada mengutip sesuatu yang kurang dipahami. Untuk itulah penulis harus mengutip secara hati-hati dan harus sesuai dengan

Page 59: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

50

PENULISAN KARYA ILMIAH

tata cara yang berlaku. Secara umum ada beberapa hal yang perlu juga diperhatikan dalam pekerjaan kutip mengutip, antara lain : bahwa di dalam kutipan sering diadakan perubahan atau dihilangkan beberapa bagian dari satu alenia seperti :

a. Perubahan cara penomoran;b. Alih bahasa;c. Interpolasi;d. Elepsis; e. Parafrase; danf. Mengutip dari kutipan.

a. Perubahan cara penomoranPenulisan penomoran dapat diadakan perubahan cara

penomorannya, dari penomoran secara horisontal menjadi vertikal atau sebaliknya, atau tanda-tanda nomor itu diubah sesuai dengan sistematika pemberian nomor dari penulis.

Contoh :Hasil pendidikan setidak-tidaknya meliputi lima jenis, yaitu :1. Jumlah dan kualitas lulusan,2. Kursus berdiploma yang diselenggarakan berikut jumlah dan

kualitas lulusan,3. Tambahan kepustakaan karena hasil karya ilmiah sendiri,4. Hasil riset dan publikasi ilmiah, dan5. Pengabdian pada masyarakat.Cara penomoran ini dapat diubah menjadi horisontal. Begitu

pula tanda-tanda nomornya bila perlu diadakan perubahan. Misalnya menjadi : Hasil pendidikan setidak-tidaknya meliputi lima jenis, yaitu : (1) Jumlah dan kualitas lulusan, (2) Kursus berdiploma y ang diselenggarakan berikut jumlah dan kualitas lulusan, (3) Tambahan kepustakaan karena hasil karya ilmiah sendiri, (4) Hasil riset dan publikasi ilmiah, dan (5) pengabdian pada masyarakat.b. Alih Bahasa

Dalam karangan ilmiah populer biasanya lebih disukai menerjemahkan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini tidak perlu dilakukan dalam karangan ilmiah apalagi untuk skripsi atau sejenisnya.

Page 60: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

51

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

c. InterpolasiKutipan langsung penulis tidak boleh mengadakan perubahan

sumber yang dikutip. Tetapi dalam kutipan tidak langsung salah ejaan atau salah cetak, ataupun kesalahan-kesalahan lain yang sudah jelas diketahui, dapat diperbaiki (interpolasi). Koreksi atau pembetulan itu disisipkan langsung di belakang kata atau bilangan yang dikoreksi dan diletakkan di antara tanda siku [ ] Cara mengadakan koreksi dapat dilakukan dengan tiga jalan :

a) Dengan menyisipkan kata “sic” (artinya: begitulah adanya) di belakang kata atau bilangan,

b) Langsung memberikan pembetulan (interpolasi) di belakang kata atau bilangan yang salah,

c) Mengadakan pembetulan dengan sedikit ulasan.Contoh : Kitapun mengenal kebebasan beragama sebagaimana

ditentukan dalam pasal 30 UUD 1945.a) Interpolasi tanpa perbaikan Kitapun mengenal kebebasan beragama sebagaimana

ditentukan dalam pasal 30 [ sic ] UUD 1945b) Interpolasi dengan perbaikan Kitapun mengenal kebebasan beragama sebagaimana

ditentukan dalam pasal 30 [ seharusnya 29 ] UUD 1945.c) Interpolasi dengan sedikit ulasan dengan memberikan garis

bawah, menambah kata-kata dalam tanda kurung siku. Contoh : Pendidikan tidak selalu harus diasosiasikan dengan sekolah,

oleh karena pendidikan adalah proses belajar yang berlangsung seumur hidup, terlepas dari mana dan kapan proses itu terjadi (Rinjin,1979: 34).

Ketiga cara tersebut boleh dipakai, tetapi apabila sudah dipilih salah satu cara, hendaknya cara itu digunakan secara konstiten untuk seluruh tulisannya.

d. ElipsisElipsis adalah cara pengutipan dengan membuang kata atau

kalimat, bahkan mungkin pula alinea dari sumber asli tanpa

Page 61: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

52

PENULISAN KARYA ILMIAH

mengubah arti pokok dari maksud sumber aslinya. Peniadaan itu semata-mata untuk menghindari kekacauan arah pembahasan, yang dipandang perlu oleh penulis. Peniadaan itu bisa terjadi pada awal, di tengah atau akhir kutipan. Bila yang dibuang adalah satu kata atau beberapa kata, maka dibuatlah tanda elipsis dengan tiga titik yang diketik dengan jarak satu spasi. Kalau yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat maka diberi empat titik dimana satu titik untuk titik akhir kalimat. Contoh elipsis pendek : ... pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur

hidup, terlepas dari mana dan kapan proses itu terjadi (Rindjin, 1979:34).

Jika yang dihilangkan sebuah kalimat atau lebih, maka harus dibuat titik satu spasi dari tepi kiri sampai denga tepi kanan. Elipsis panjang biasanya terjadi di tengah kutipan untuk menghindari kutipan yang terlampau panjang atau berlebihan, yang oleh penulis dipandang tidak relevan dengan masalah yang sedang dibahas. Pengertian kalimat, dimulai dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda baca, bukan dalam arti anak atau cucu kalimat. Contoh elipsis panjang : Bagaimanapun juga, tetap diperlukan laju pertumbuhan

ekonomi yang tinggi dalam perkembangan masa depan…......................................................................................................... laju pertumbuhan ekonomi yang rendah justru menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial yang bersumber pada kemiskinan absolut dan ketimpangan mencolok dalam pembagian pendapatan (Rinjin, 1979:34).

e. Parafrase Parafrase adalah bentuk kutipan dengan mengganti/mengubah

susunan kalimat tanpa mengurangi makna sumber yang dikutip. Dengan perubahan kalimat itu diharapkan dapat lebih memperjelas atau memperpendek kutipan tersebut. Jadi penulis mempunyai kebebasan menggunakan bahasanya sendiri dalam mengganti atau mengubah kalimat sumber yang dikutip.

Page 62: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

53

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

Contoh : Pancasila tersusun secara hierarkis piramidal. Artinya antara

satu sila dengan sila lainnya merupakan satu kesatuan yang bulat sebuah piramid, sedangkan arti hierarkis; sila yang paling atas meliputi sila yang dibawahnya, tetapi juga diliputi oleh sila yang dibawahnya (Rindjin, 1979 : 35).

Yang pertama kali mengemukakan bahwa Pancasila tersusun hierarkis piramidal adalah Notonegoro. Tetapi uraian di atas diberikan oleh penulis. Jadi contoh itu menunjukkan bahwa yang dikutip adalah pendapat Notonegoro, yang diuraikan secara bebas dalam bahasa penulis.

Hal-hal umum yang harus diperhatikan adalah mengutip keterangan lisan seperti misalnya kuliah, pidato, wawancara dan lain-lain ucapan, sebelum dikutip harus terlebih dahulu dicek kepada yang bersangkutan untuk menjamin adanya kebenaran kutipan. Dalam menyajikan sumber kutipan perlu dicantumkan secara berturut-turut nama, kedudukan atau jabatan, tempat dan waktu diucapkan.

Mengutip sanjak untuk kutipan langsung pendek, sanjak dikutip sebagaimana kutipan-kutipan lain, yaitu (1) menjalin baris-baris dari sajak ke dalam teks kutipan; (2) sanjak yang dikutip ditempatkan diantara tanda kutip. Apabila kutipan lebih dari dua baris, tiap-tiap barisnya dipisahkan dengan tanda putus ( / ) (Hadi, 1991:76) Contoh : Walujo Ds. menyatakan dengan sangat mengharukan ketika

ia mengungkapkan, “dan sampailah saat ini kami menatapmu / kemudian swara palu memalu keranda / merayapi jagat kami….”

Kutipan langsung untuk sanjak, yang dengan sendirinya tidak dapat dijalin ke dalam teks kutipan, penulisannya agak menyimpang dari ketentuan umum dalam soal identitasnya. Kutipan semacam ini ditempatkan di tengah-tengah halaman, simetri kiri-kanan. Simetrisasi ini diperhitungkan dari baris yang terpanjang, sehingga garis tepi kiri dari kutipan nampak rata. Baris pertama dari kutipan

Page 63: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

54

PENULISAN KARYA ILMIAH

tidak diberi identitas yang lebih lebar daripada baris-baris lainnya.Untuk kutipan panjang ini (sajak), sebagaimana kutipan-kutipan langsung panjang lainnya tanda kutip tidak disertakan, kecuali jika dalam kalimat yang dikutip terdapat tanda kutip. Contoh : Dalam tulisannya yang berjudul “In Memoriam” Walujo Ds.

menyatakan : Duhai

Cepatnya waktu menggergaji usiaDipisah tirai duka kami menatapmuSenyum terkulai lepas ….

Pengutip bertanggung jawab penuh terhadap ketetapan dan ketelitian kutipannya, ia juga dipikul tanggung jawab penerimaan atau penolakan terhadap bahasan atau bahan yang dikutip, antara lain : pertama-tama perlu disebutkan bahwa apabila tidak ada ulasan apapun dari pihak pengutip dipandang menyetujui penuh apa saja yang dikutipnya; kedua, apabila bahan-bahan yang dikutip disajikan sebagai bahan untuk dikomparasikan dengan bahan lain, maka harus ada kesimpulan dari pengkomprasian itu. Pendirian pengutip akan dilihat dari simpulan komparasinya; ketiga apabila pengutip menolak suatu pendapat atau argumentasi, dia wajib mengemukakan alasan atau counter argumentation dari penolakannya; keempat, ulasan dapat juga diberikan untuk menyetujui suatu pendapat yang dikutip.

f. Mengutip dari kutipan.Mengutip dari kutipan harus dihindari. Dalam keadaan terpaksa

misalnya karena sumber yang asli sudah beberapa kali diusahakan ternyata tidak berhasil, mengutip dari kutipan bukan suatu pelanggaran. Apabila seorang penulis karangan ilmiah terpaksa mengutip dari kutipan, pertama harus disadari bahwa ia bertanggung jawab atas kemungkinan ketidak tepatan yang dikutip, kedua bila kutipan yang dikutip itu salah maka pengutip yang harus bertanggung jawab, misal : pada tahun 1952 Adlof Hitler memberikan pidato di suatu tempat. Pengutip yang mengutip salah pada tahun

Page 64: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

55

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

sebagaimana adanya tanpa diadakan koreksi, ia tidak melemparkan tanggung jawab ketidak telitian penulisan tahun itu kepada sumber yang dikutipnya. Pada akhirnya ia sendirilah yang bertanggung jawab atas segala isi dari skripsi atau tesisnya, termasuk ketidak benaran dan ketidak telitian sumber yang dikutipnya dan kutipannya sendiri. Ketiga, pengutip wajib mencantumkan, bahwa ia mengutip suatu sumber dari sumber yang kedua. Penunjukkan sumber di tulis dengan tata tulis yang berlaku, yang dibubuhi keterangan “dikutip dari”.

4.3 Penunjuk Sumber

Penunjuk sumber merupakan kelanjutan dari pengutipan. Apa yang dikutip harus ditunjukkan sumbernya. Penetapannya dapat dilakukan pada setiap halaman di mana kutipan itu berada, pada akhir setiap bab (chapter reference) atau bahkan ada pula pada akhir buku (disatukan dengan daftar pustaka). Pada tulisan ini akan diuraikan tentang penunjukkan sumber pada setiap halaman yang diliputi : (a) catatan kaki (foot note); dan (b) akhir kutipan.

Penunjukkan sumber pada catatan kaki (foot note) tidak akan begitu banyak diuraikan pada penulisan ini, sebab yang banyak dipakai dalam tulisan karangan ilmiah adalah cara kedua. Pada catatan kaki sering dikenal istilah-istilah atau singkatan ibid, op.cit dan loc.cit. Ibid singkatan dari ibidem berarti pada tempat yang sama, op.cit singkatan dari opere citato berarti karya yang telah dikutip terlebih dahulu dan loc.cit (loco citato) berarti pada tempat yang dikutip. Ibid digunakan apabila belum diselangi oleh buku lain dan menunjuk kepada buku sumber yang mendahuluinya dengan halaman yang berbeda. Op.cit digunakan apabila telah diselang oleh buku lain dengan halaman yang berbeda. Loc.cit penggunaannya sama dengan op.cit tetapi menunjuk kepada halaman yang sama.

Contoh :Ibid.hlm.15Subali.op.cit.hlm.62Sugriwa.loc.cit.

Penunjukkan sumber yang lazim atau biasa digunakan oleh

Page 65: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

56

PENULISAN KARYA ILMIAH

penulis adalah cara yang kedua (akhir kutipan), sebab cara ini dipandang lebih efektif dan efesien atau dapat sekaligus diketahui sumbernya pada setiap akhir kutipan. Pada cara ini, jarang ditemukan istilah-istilah seperti pada catatan kaki (seperti ibid, loc.cit dan op.cit).

Ada berbagai teknik penyusunan catatan pustaka atau penunjukkan buku sumber.Teknik penyusunan catatan pustaka yang lazim digunakan adalah:

1. Jika dalam teks nama pengarang dinyatakan, ditulis nama akhir jika nama itu lebih dari dua kata dan nama tersebut langsung diikuti tahun terbit dan nomor halaman pustaka yang diacu yang ditempatkan di dalam kurung. Nomor halaman dipisahkan dengan tandan titik dua dari tahun terbit, tanpa jarak satu ketukan. Jika nomor halaman tidak disebutkan, itu berarti pertanyaan yang diacu terdapat merata-rata di dalam pustaka tersebut.Contoh : Keraf (1984: 76) menyatakan, bahwa “masalah kebahasaan yang

turut mempengaruhi koherensi sebuah alinea adalah repetisi, kata ganti dan kata-kata transisi”. Menurut Cunnigham (1961), perubahan dalam ...

2. Jika di dalam teks nama pengarang dinyatakan, dicantumkan nama akhir pengarang dan tahun terbit pustaka yang diacu serta nomor halaman (kalau dikutip pada halaman tertentu) di dalam kurung pada akhir pernyataan yang dikemukakan sebelum tanda titik akhir kalimat pernyataan itu. Di antara nama pengarang dan tahun terbit ditempatkan tanda koma, dan di antara tahun terbit dan nomor halaman ditempatkan tanda titik dua.Contoh: Hukum yang di dapat oleh seseorang dengna ijtihad dinamakan

mazab (Rajid, 1945). ... bersangkutan dengan kepentingan masyarakat luas (Mueller,

1959:19). Peneliti dapat memanfaatkan alat teknologi yang canggih, yaitu

komputer untuk mengolah data (Koentjaraningrat,1980: 357-364).

Page 66: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

57

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

Contoh yang terakhir menyatakan bahwa pendapat Koentjaraningrat itu terdapat di dalam halaman 357 sampai dengan halaman 364.

3. Jika ada dua orang pengarang, dicantumkan kedua nama akhir pengarang itu yang dipisahkan dengan kata dan, serta tahun penerbitnya. Jika pengarang lebih dari dua orang, digunakan singkatan dkk. (dan kawan-kawan) sesudah nama akhir nama pengarang yang pertama. Kata dan singkatan dkk. tidak digaris bawahi/diketik miring.Contoh : Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi suatu rangakaian

pertanyaan tentang suatu hal (Soemardjan dan Koentjaraningrat,1977: 215).

Menurut Amirudin dkk. (1978:63), hemoglobin adalah pigmen merah pembawa oksigen pada butiran darah merah.

4. Jika ada beberapa karya terbitan tahun yang sama dari seorang pengarang, sebagai pembeda diberi huruf, a, b, dan c di belakang tahun penerbit di dalam kurung.Contoh : Selanjutnya, Rozarfeld (1969a) berpendapat bahwa ... Pedapatnya

itu diperkuatnya dengan mengatakan bahwa ... (Rozarfeld, 1969b).

5. Jika beberapa sumber informasi diacu bersama, nama-nama pengarang dan tahun terbit ditulis di dalam satu kurung. Penempatannya mengkuti urutan tahun terbit. Tanda titik koma memisahkan sumber informasi yang satu dengan yang lain.Contoh : ...dalam pembangunan ekonomi (Rahmat, 1977; Anwar1979;

Wirawan,1981).

6. Nomor jilid pustaka acuan dinyatakan dengan angka Arab yang dituliskan sesudah tahun terbit dengan dinaikkan setengah spasi.Contoh :

Page 67: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

58

PENULISAN KARYA ILMIAH

Alisjahbana (19511) mengatakan bahwa ada dua bagian dalam bahasa, yaitu isi dan bentuk.

7. Jika pustaka acuan tidak mempunyai tahun terbit. Dituliskan tanpa tahun di dalam kurung sesudah penyebutan nama pengarang.Contoh : ...dana moneter internasional (Wardana, tanpa tahun:117).

Keterangan serupa dapat pula diberikan dengan menggunakan tanda kurung siku, bila tidak diketahui nama penerbitnya [ t.p ], berarti atau tanpa nama pengarang [t.n.], yang berarti tanpa nama. Tetapi untuk buku yang diterbitkan oleh badan, lembaga, perkumpulan, tertentu, maka itulah dianggap sebagai pengarang.

8. Buku yang ditulis oleh banyak orang, dan satu diantaranya selaku editor, maka yang dicantumkan hanyalah nama editornya saja. Di belakang namanya dibubuhi tambahan ed., dalam tanda kurung kecil, sebagai singkatan dari editor. Jika editornya lebih dari satu orang, maka ditulis eds., yang berarti editors.Contoh : Meskin (ed.). 1962. Economics of Higher Education. Washington :

Goverment Printing Office.

9. Bila sumber yang dikutip adalah terjemahan, maka yang pertama disebut adalah pengarang dan judul aslinya, kemudian disusul dengan penerjemahannya.Contoh : Alvin H. Kansen. “Monetery Theory dan Fiscal Policy”. Terjemahan

Moctar Azari 1961. Teori Moneter dan Kebijakan Fiscal. Jakarta : Bharata.

4.4 Penyusunan Daftar Pustaka

4.4.1 Pengertian Daftar PustakaDaftar pustaka atau kepustakaan sering juga disebut dengan

Page 68: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

59

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

bibliografi adalah suatu daftar yang terperinci dan sistematis dari semua karya ilmiah yang oleh penulis telah dipergunakan secara langsung dalam menulis karya ilmiahnya. Penggunaan langsung yaitu apabila penulis mengutip kalimat-kalimat tertentu dari suatu karya ilmiah (Djarwanto,1984: 148).

Daftar pustaka atau bibliografi berisi sumber-sumber yang dipergunakan untuk membuat skripsi dan sejenisnya walaupun yang diambil sepatah atau dua patah kata. Selain berupa buku-buku, dapat pula dikategorikan atau dimasukkan dalam daftar pustaka sumber-sumber lain seperti jurnal, buletin, majalah, terbitan berkala, surat kabar, hasil penelitian dan eksiklopedia serta sumber dari internet.

Buku, majalah atau surat kabar yang hendak dicantumkan dalam daftar pusaka, diurut/disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan. Jika nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan tidak ada, penyusun daftar pustaka didasarkan pada kata pertama judul (Sudjiman, 1996 : 20).

Daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Semua sumber acuan yang disebutkan di dalam catatan pustaka harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Catatan kuliah tidak dibenarkan sebagai sumber acuan, kecuali diktat yang diterbitkan secara resmi.

Jika data sumber acuan tidak termuat dalam satu baris, maka digunakan baris kedua dan seterusnya. Baris-baris tambahan ini menjorok ke dalam sepuluh ketukan dari margin kiri.

4.4.2 Fungsi Daftar PustakaDaftar pustaka mempunyai fungsi kode etik, artinya supaya si

penulis menghargai hasil karya orang lain dan agar si penulis tidak dianggap sebagai plagiat atau pembajak karangan orang lain. Untuk tujuan tersebut maka semua buku bacaan yang telah memberikan jasanya harus disebutkan dengan terang dan jelas dalam daftar pustaka.

Kode etik yang harus dijadikan pedoman dalam hubungan ini adalah :

1. Sumber sumber yang di masukkan dalam teks sebagai footnote atau penunjukkan sumber karangan harus pula

Page 69: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

60

PENULISAN KARYA ILMIAH

dimasukkan dalam daftar pustaka, kecuali pernyataan lisan yang tidak dipublikasikan;

2. Semua bahan yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi dan sejensinya dimasukkan dalam daftar pustaka, walaupun hanya sepatah dua patah kata saja.

Sumber acuan dan daftar pustaka dapat disusun sebagai berikut.1. Buku Sebagai Sumber Acuan

Urutan penyebutan keterangan tentang buku adalah sebagai berikut.

a. Nama pengarang,b. Tahun terbit,c. Judul buku,d. Tempat terbit, dane. Nama penerbit.Tiap-tiap penyebutan keterangan kecuali penyebut tempat terbit

diakhiri dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diberi tanda titik dua.

Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang melainkan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyebut di dalam daftar pustaka menjadi sebagai berikut.

a. Nama lembaga/badan/instansi yang menerbitkan,b. Tahun terbit,c. Judul terbitan, dand. Tempat terbit.Berikut penjelasan lebih terperinci mengenai tiap-tiap tersebut

di atas.a. Nama pengaranga) Nama pengarang ditulis selengkap-lengkapnya, tetapi gelar

keserjanaan tidak dicantumkan.b) Penulis nama pengarang dilakukan dengan menyebutkan nama

akhir lebih dahulu baru nama pertama (first name/Cristian name). Nama akhir yang ditulis lebih dahulu itu dipisahkan dengan tanda koma dari nama pertama yang ditulis di belakang nama akhir. Cara penulisan itu berlaku juga untuk nama Indonesia (Bali) yang terdiri atas dua kata atau lebih.

Page 70: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

61

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

Contoh : Willliam, Junita H. Hassan, Fuad

Cara penulisan nama pengarang seperti itu tidak berlaku bagi nama-nama Tionghoa karena nama Tionghoa unsur nama yang pertama merupakan nama famili. Nama-nama pengarang Tionghoa dalam daftar pustaka tidak perlu dibalik urutannya.Contoh : Tan Sie Gie. Lie Tie Gwan.

Nama Tan Sie Gie ditempatkan dalam urutan huruf tdan nama Lie Tie Gwan di tempatkan dalam urutan huruf l.c) Jika di dalam buku yang diacu itu nama yang tercantum nama

Editor, maka penulisannya dilakukan menambah singkatan (Ed.) diantara nama dan tahun terbit. Singkatan Ed., yang diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik ditempatkan di dalam kurung dengan jarak satu ketukan dari nama editor.

Contoh : Mahoto, Ode (Ed.). 1977 Koentjaraningrat (Ed.). 1981d) Jika pengarang terdiri atas dua orang, nama pengarang yang

pertama ditulis sesuai dengan ketentuan butir, yaitu dituliskan nama akhir lebih dahulu, sedangkan nama pengarang yang kedua dituliskan menurut urutan biasa. Di antara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung “dan”.

Contoh Sudjiman, Panutin dan Dendy Sugono.e) Jika pengarang terdiri atas tiga orang atau lebih, ditulis nama

pengarang yang pertama saja sesuai dengan ketentuan butir (2) lalu ditambahkan singkatan dkk. (dan kawan-kawan)

Contoh : Singarimbun, Salmon dkk.f) Jika beberapa buku yang diacu itu ditulis oleh seorang pengarang,

maka nama pengarang harus disebut atau ditulis semuanya secara berurutan menurut tahun terbit.

Contoh :

Page 71: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

62

PENULISAN KARYA ILMIAH

Hasan, Fuad. Hasan, Fuad Hasan, Fuad

b. Tahun Terbit1) Tahun terbit dituliskan sesudah nama pengarang dan dibubuhkan

tanda titik sesudah tahun terbit.Contoh Mahoto, Ode (Ed.). 1984 Soemardjan, Selo dan Marta Susilo. 19832) Jika beberapa buku dijadikan bahan pustaka ditulis oleh seorang

pengarang dan diterbitkan dalam tahun yang sama, maka penempatan urutannya didasarkan pada urutan abjad judul bukunya. Kriteria pembedanya adalah tahun terbit, yaitu dibutuhkan huruf, misalnya a, b dan c sesudah tahun terbit, tanpa jarak.

Contoh : Hasan, Fuad. 1982a. Hasan, Fuad. 1982b.3) Jika beberapa buku yang dijadikan bahan pustaka itu ditulis oleh

seorang pengarang tetapi tahun terbitnya bebeda, maka penyusun daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan umur terbitan (dari yang paling lama sampai dengan yang paling baru).

Contoh : Selano, Patti. 1956. Selano, Patti. 1967. Selano, Patti. 1984.4) Jika buku yang dijadikan bahan pustaka tidak meyebutkan tahun

terbitnya, maka dalam penyusunan daftar pustaka disebutkan Tanpa Tahun (t.t.) Kedua kata ini diawali dengan huruf kapital.Contoh :Johan. Tanpa Tahun.Suharja, Bambang. Tanpa Tahun.

Page 72: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

63

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

c. Judul Buku1) Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dan diberi garis

bawah tiap-tiap katanya. Kalau dicetak, kata-kata yang bergaris bawah itu dicetak dengan huruf miring. Judul ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang bukan kata tugas. Di belakang judul di tempatkan tanda titik.

Contoh : Koentjaraningrat (Ed). 1977. Metode-Metode Penelitian

Masyarakat.

2) Laporan penelitian, disertai, tesis, skripsi atau artikel yan belum diterbitkan di dalam daftar pustaka ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda petik.

Contoh : Noprizal, Hendra.1984. “Pembangunan Ekonomi Nasional”. Sucipto. 1982. “Penyuluhan Hukum”.

3) Penulisan judul artkikel yang dimuat di dalam buku antologi (kumpulan karangan), artikel yang dimuat di dalam surat kabar atau majalah, dilakukan seperti pada butir (2) di atas.

Contoh : Surachmad, Winarno. 1977. “Metode Penyajian Grafis”. Ali, Hasan. 1977. “Pengembangan Koperasi Pedesaan”

4) Unsur-unsur keterangan, seperti jilid, edisi, ditempatkan sesudah judul. Keterangan itu ditulis dengan huruf kapital pada awal kata dan diakhiri dengan tanda titik.

Contoh : Mochtar, Isa. 1983. Pengantar Ekonomi. Cetakan Kedua.

5) Jika sumber acuan itu berbahasa asing, maka unsur-unsur keterangan di Indonesiakan, seperti edition menjadi edisi, volume menjadi jilid.

Contoh : Rowe, D. dan Alexander, I. 1967. Selling Industrial Products.

Second Edition.

Page 73: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

64

PENULISAN KARYA ILMIAH

Bahan pustaka seperti itu di Indonesiakan menjadi : Rowe, D. dan Alexander, I.1967. Selling Industrial Products. Edisi

Kedua.

d. Tempat Terbit dan Nama Penerbit1) Tempat terbit sumber acuan, baik buku maupun terbitan lainnya,

ditempatkan sesudah judul atau keterangan judul (misalnya edisi, jilid, nomor majalah). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit dengan dipisahkan tanda titik dua dari tempat terbit.

Contoh : Koentjaraningrat (Ed). 1977. Metode-Metode Penelitian

Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Wiiliam, Junita H. 1977. Psychology of Women. New York: W.W.

Norton And Company Inc.2) Sesudah penyebutan nama penerbit, di tempatkan tanda titik.

3) Jika lembaga penerbit dijadikan pengarang (ditempatkan pada lajur pertama), maka tidak perlu disebutkan nama penerbit lagi.

Contoh : Biro Pusat Statistik.1963. Statistical Pocketbook of Indonesia.

Jakarta.

2. Majalah atau Jurnal Sebagai Sumber AcuanUnsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam

daftar pustaka sebagai berikut :a. Nama pengarangb. Tahun penerbitc. Judul artikeld. Judul majalah/Jurnale. Nomor majalahf. Bulan terbit (kalau ada) dan tahun terbit, serta g. Tempat penerbit.Tiap-tiap menyebutkan keterangan nama pengarang, tahun

terbitan dan judul artikel diakhiri dengan tanda titik. Judul majalah dengan nomor majalah dipisahkan oleh tanda koma; kedua unsur itu diletakkan dalam tanda kurung.

Page 74: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

65

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

a. Nama PengarangPenjelasan mengenai nama pengarang buku berlaku juga bagi

nama pengarang artikel di majalah.b. Tahun penerbitPenjelasan mengenai tahun terbit buku berlaku juga bagi tahun

terbit artikel di dalam majalah, dengan catatan bahwa di dalam majalah yang diurut abjad adalah judul artikelnya.

c. Judul artikelJudul artikel ditempatkan di antara tanda petik. Huruf awal kata-

kata di dalam judul artikel di ketik dengan huruf kapital, kecuali kata tugas.

d. Judul majalah/JurnalJudul majalah digaris bawahi atau dicetak miring didahului oleh

kata Dalam (yang tidak ikut digaris bawahi). Seperti judul artikel, juga kata-kata pada huruf awal judul majalah diketik dengan huruf kapital, kecuali kata tugas.

e. Nomor majalahJudul majalah dan nomor majalah dipisahkan dengan tanda

koma. Nomor majalah ditulis dengan angka arab.f. Bulan Terbit dan Tahun TerbitanJika bulan terbit dan tahun terbitan dicantumkan pada majalah

yang diacu, maka dengan jarak satu ketukan nama bulan dan keterangan tahun terbitan ke berapa ditulis di dalam kurung mengikuti keterangan nomor majalah. Nama bulan diikuti oleh tanda koma. Keterangan tahun terbitan keberapa dinyatakan dengan angka romawi. Tanda titik diletakkan sesudah tanda kurung tutup.

g. Tempat PenerbitKeterangan tempat terbit merupakan keterangan tentang

majalah sebagai sumber acuan. Sesudah penyebutan tempat terbit, diletakkan tanda titik.Contoh :

Nasution, Anwar.1975. “Sistem Moneter International” Dalam Primsma,6 (Desember, IV). Jakarta

3. Surat Kabar Sebagai Sumber AcuanUrutan penyebutan keterangan tentang artikel dalam surat kabar

sebagai berikut :

Page 75: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

66

PENULISAN KARYA ILMIAH

a. Nama pengarang,b. Tahun penerbit,c. Judul artikel,d. Judul surat kabar,e. Tanggal terbit, danf. Tempat terbit.Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan judul surat

kabar, diakhiri dengan tanda titik. Judul surat kabar dan tanggal terbit dipisahkan oleh tanda koma.a. Nama pengarang Penjelasan mengenai nama pengarang buku berlaku juga bagi

nama pengarang artikel di dalam surat kabar.b. Tahun terbit Penjelasan mengenai tahun terbit artikel di dalam majalah

berlaku bagi tahun artikel di dalam surat kabar.c. Judul artikel Penjelasan mengenai judul artikel di dalam majalah berlaku pula

bagi judul artikel di dalam surat kabar. Keterangan tentang judul artikel diakhiri dengan tanda titik.

d. Judul surat kabar Penjelasan mengenai judul majalah berlaku juga bagi judul surat

kabar.e. Tanggal terbit Keterangan tanggal terbit memuat tanggal, bulan, dan tahun

terbit. Nama bulan lengkap, tanggal dan tahun terbit dinyatakan dengan angka arab. Judul surat kabar dan tanggal dipisahkan oleh tanda koma, sedangkan sesudah tanggal terbit diletakkan tanda titik.

f. Tempat terbit. Penjelasan mengenai tempat terbit buku berlaku juga bagi

tempat terbit surat kabar.Contoh :

Tabah, Anton.1984.”Polwan Semakin Efektif Dalam Penegakan Hukum”. Dalam Sinar Harapan, 1 September 1984. Jakarta.Budhi, G. Sujana. 1992. “Makna Provinsi Koperasi bagi Rakyat Pedesaan”. Dalam Bali Post, 31 Maret 1992. Denpasar.

Page 76: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

67

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

4. Antologi Sebagai Sumber AcuanUrutan penyebutan keterangan tentang karangan dalam antologi

atau kumpulan karya sastra pilihan adalah sebagai berikut.a. Nama pengarangb. Tahun terbit karanganc. Judul karangand. Nama penghimpun/editore. Tahun terbit antologif. Judul antologig. Tempat terbit, danh. Nama penerbit.Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan nama

penghimpun/editor dan penyebutan tempat terbit, diakhiri dengan tanda titik. Sesudah tempat penghimpun /editor diletakkan tanda koma, sesudah tempat terbit diletakkan tanda titik dua.a. Nama pengarang Penjelasan mengenai nama pengarang buku berlaku juga bagi

nama pengarang karangan dalam antologi.b. Tahun terbit. Penjelasan mengenai tahun terbit artikel dalam majalah berlaku

juga bagi tahun terbit karangan yang dimuat dalam antologi.c. Judul karangan. Penjelasan mengenai judul artikel dalam majalah berlaku juga

bagi judul karangan dalam antologi.d. Nama Penghimpunan/Editor Nama penghimpun didahului oleh kata “Dalam” dan urutan

nama tidak dibalik. Singkatan (Ed.) yang diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik ditempatkan dalam tanda kurung dengan jarak satu ketukan dari nama editor.

e. Tahun terbit antologi Ada kalanya sebuah antologi menghimpun karangan dari tahun

yang berbeda-beda. Karena itu, tahun terbit antologi perlu dicantumkan.

f. Judul antologi Huruf awal kata-kata dalam judul diketik dengan huruf kapital,

kecuali kata tugas. Judul diberi garis bawah/cetak miring kata

Page 77: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

68

PENULISAN KARYA ILMIAH

demi kata, diakhiri dengan titik.g. Tempat terbit dan nama penerbit. Penjelasan mengenai tempat terbit dan nama penerbit buku

berlaku juga tempat terbit dan nama penerbit antologi.Contoh : Kartodojero, Sartono.1977.”Metode Penggunaan Bahan

Dokumen”. Dalam Koentjaraningrat (Ed.).1980. Metode-Metode Penelitian

Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

5. Internet Sebagai Sumber AcuanDengan perkembangan teknologi informasi, maka berita ilmiah,

jurnal ataupun informasi hasil-hasil penelitian terkini bisa diakses melalui internet ( Yahoo atau Google). Pada penulisan dalam teks harus dirunjuk tepat atau asal tulisan tersebut.Contoh : Fajar (2002) menyatakan, bahwa guru menjadi kunci utama

dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan (http://www.pikiran.rakyat.com).

Zakaria (2002) menyatakan, “pelaksanaan peningkatan mutu atau kualitas pendidikan, tidak dapat dilepaskan dari unsur kurikulum (http://www.trimuliaor.id/Kiatmeningkatkanmutu.htm). Pencantuman sumber acuan yang diakses dari internet dalam

daftar pustaka, pada prinsipnya sama dengan sumber acuan yang berasal dari buku teks atau pustaka lainnya, yakni : diurut berdasarkan abjad.Contoh : Fajar, A.Malik. 2002. “Guru Kunci Utama Peningkatan Mutu

Pendidikan” http://www.pikiranrakyat.com. Diakses 30 Maret 2002.

Zakaria, Warya.2001. “Kiat-Kiat dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan” http://www.trimulya.or.id/Kiatmeningkatkanmutu.htm. Diakses 4 Maret 2001.

Page 78: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

69

Penggunaan Kut ipan, Penunjukkan Sumber dan Penyusunan Daftar Pustaka

4.5 Lampiran dan Indeks

Lampiran adalah bagian suatu karya ilmiah yang merupakan keterangan atau informasi tambahan yang dianggap perlu untuk menunjang kelengkapan karya ilmiah. Keterangan yang dapat dilampirkan tergantung pada jenis, sifat, dan tujuan karya ilmiah. Misalnya: korpus data, instrumen atau kuesioner atau tes yang dipakai untuk mengumpulkan data, peta lokasi penelitian, tabel, bagan, atau gambar yang tidak dapat dimasukkan dalam uraian karena terlalu mengganggu penyajian.

Indeks berupa daftar kata yang menyatakan topik, yang merupakan istilah atau yang berupa nama yang tercantum dalam karya tersebut. Pembuatan atau penyusunan indeks tergantung kepada keperluan dan sifat karya ilmiah. Biasanya memuat salah satu dari materi itu atau sekaligus ketiga-tiganya (topik, istilah dan nama).

Nomor halaman tempat kata itu terdapat dicantumkan di belakang tiap-tiap kata. Ini untuk memudahkan pembaca yang hendak mencari tempat topik tertentu yang dibahas dalam karya bersangkutan atau tempat istilah atau nama tertentu di dalamnya.

Indeks disusun menurut abjad, berkelompok menurut huruf awal kata dengan jarak antar kelompok empat spasi. Hanya kata yang pertama di tiap-tiap kelompok dan nama (orang, kota, dan lain-lainnya) di awali dengan huruf kapital. Setelah kata diberi tanda koma dengan jarak satu ketukan dicantumkan nomor-nomor halaman.Contoh : INDEKS Adat, 15 Asas kekeluargaan,23, 307 Bank umum, 23, 25, 28

Indeks ditempatkan pada bagian akhir karya ilmiah sesudah daftar pustaka dan lampiran.

Page 79: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan
Page 80: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

71

KERANGKA PENELITIAN

5.1 Pengertian Kerangka Penelitian (Outline)

Sebuah karangan yang dibangun secara teratur dan logis bukan saja memudahkan penulisnya sendiri tetapi juga memudahkan setiap pembaca untuk membaca dan menyimak substansi tulisan tersebut. Setiap pembaca dapat mengikuti jalan pikiran penulis langkah demi langkah dari awal sampai akhir. Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar suatu karangan yang akan digarap.

Menyusun kerangka karangan (outline) atau “ragangan” untuk sebuah karangan sama fungsinya dengan mendirikan rangka sebuah bangunan. Rangka itulah yang kelak menjadi pola-pola pokok yang sangat menentukan bentuk akhir dari karangan. Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus dirinci dan dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan penulis membedakan gagasan-gagasan utama dengan gagasan-gagasan tambahan. Sebuah kerangka karangan tidak boleh diperlakukan sebagai suatu pedoman yang kaku, tetapi fleksibel yang selalu dapat berubah dan mengalami perbaikan untuk mencapai bentuk yang baik atau sempurna.

BAB V

Page 81: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

72

PENULISAN KARYA ILMIAH

Kerangka karangan dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi dapat juga berbentuk detail dan digarap sangat cermat.

5.2 Kegunaan Kerangka Karangan

Keraf (1984 : 133) menyebutkan bahwa kerangka karangan akan membantu setiap penulis untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dilakukan. Membuat kerangka karangan dapat memberikan kontribusi pada penulis dalam hal :

a. Menyusun karangan secara teratur,b. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-

beda,c. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai 2 kali atau

lebih,d. Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu.

5.3 Menyusun Kerangka Karangan

Sebuah kerangka karangan yang baik selalu memperlihatkan satu sistematika tertentu. Sistematika itu dapat disusun atas dasar berbagai sudut pandang. Misalnya : sebuah karangan yang bermaksud menguraikan suatu soal secara historis, sebaiknya mempergunakan sudut pandang historis yaitu mengikuti garis perkembangan sejarah.

Tegasnya sebuah karangan ilmiah dapat dibangun dengan berbagai sistematika, yang menggunakan sudut pandang historis, komparatif, genetis dan lain-lain, baik sebagai pandangan utama maupun sebagai perpaduan sudut pandang. Sudut pandang yang dipergunakan harus dibangun secara logis. Rangka karangan diperlihatkan satu kebulatan utuh sehingga mudah kelihatan alasan penempatan setiap bab.

Suatu kerangka karangan yang baik tidak sekali dibuat. Penulisannya selalu berupaya menyempurnakan bentuk yang pertama, sehingga bisa diperoleh bentuk yang lebih baik, demikian seterusnya. Seorang penulis yang sudah biasa dengan tulisan-tulisan kompleks akan dengan mudah menyusun suatu kerangka karangan

Page 82: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

73

Kerangka Penel i t ian

yang baik. Sedangkan mereka yang baru mulai menulis (mahasiswa) diperlakukan latihan-latihan dan beberapa tuntunan. Adapun langkah-langkahnya, antara lain :

a. Merumuskan tema karangan yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang hendak dicapai, (tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan penulis melalui karangannya). Tema harus berbentuk tesis atau pengungkapan maksud,

b. Mengadakan inventarisasi terhadap topik-topik yang muncul dari butir (a) di atas.

c. Mengevaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah (b) di atas.

Untuk memperoleh suatu kerangka karangan yang teratur, biasanya dipergunakan beberapa cara atau tipe susunan/pola. Dalam hal ini dikenal dua pola, yaitu pola alamiah dan pola logis.

1. Pola AlamiahSusunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit

kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Susunan alamiah ini didasarkan dari tiga (empat) dimensi dalam kehidupan manusia: atas-bawah, melintang-menyebrang, sekarang-nanti, dulu-sekarang, timur-barat, dan sebagainya.

Susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu urutan berdasarkan waktu (urutan kronologis), urutan berdasarkan ruang (spacial), dan urutan berdasarkan topik yang sudah ada. Urutan waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang didasarkan pada runtutan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Urutan ruang (spacial) digunakan bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang dan tempat. Urutan ini digunakan dalam tulisan yang bersifat deskriptif. Dalam konteks ini penulis akan menguraikan atau menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas dan sebagainya.

Misalnya deskripsi mengenai gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut dalam karangan itu. Misalnya laporan keuangan selalu akan terdiri atas dua bagian yaitu

Page 83: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

74

PENULISAN KARYA ILMIAH

pemasukan dan pengeluaran, dengan tidak mempersoalkan mana yang didahulukan dan mana yang diuraikan kemudian.

2. Pola Logis Pola logis atau urutan logis merupakan tanggapan yang sesuai

dengan jalan pikiran. Untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, semua topik diurut dalam suatu hubungan logis, yang bertolak dari topik-topik yang sudah ada. Pola logis dapat digolongkan atas :a. Urutan Klimaks dan anti klimaks Posisi tertentu dari suatu rangkaian karangan merupakan posisi

yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Bila posisi yang paling penting itu berada pada akhir rangkaian, maka urutan itu disebut klimaks. Dalam urutan klimaks pengarang menyusun bagian-bagian dari topik itu dalam suatu urutan yang semakin meningkat kepentingannya, dari yang paling rendah kepentingannya, bertingkat-tingkat naik hingga mencapai ledakan pada akhir rangkaian. Urutan yang merupakan kabalikan dari klimaks adalah anti klimaks. Penulis memulai suatu yang paling penting dari suatu rangkaian dan berangsur-angsur menuju kepada suatu topik yang paling rendah kedudukan atau kepentingannya. Urutan ini hanya efektif kalau topik-topik yang dikemukakan itu berupa hal-hal yang kongkret. Misalnya hirarki pemerintahan, hirarki jabatan.

b. Urutan kausal Urutan pemecahan masalah dimulai dari suatu masalah tertentu,

kemudian bergerak menuju simpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Uraian yang menggunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai suatu peristiwa/persoalan, analisa mengenai sebab-sebab atau akibat-akibat dari persoalan, dan akhirnya alternatif-alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

c. Urutan pemecahan masalah Urutan pemecahan masalah dimulai dari suatu masalah tertentu,

kemudian bergerak menuju simpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Uraian yang menggunakan landasan pemecahan masalah terdiri atas tiga bagian utama, yaitu deksripsi

Page 84: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

75

Kerangka Penel i t ian

mengenai suatu peristiwa/persoalan, persoalan dan akhirnya alternatif-alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

d. Urutan umum khusus Urutan umum-khusus terdiri atas dua corak , yaitu dari umum ke

khusus dari khusus ke umum. Urutan yang bergerak dari umum ke khusus, pertama-tama menguraikan hal-hal yang bersifat umum, kemudian menelusuri ke uraian-uraian yang khusus; begitu sebaliknya dari yang khusus ke hal yang lebih umum.

e. Urutan familiaritas Urutan ini dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah

dikenal, kemudian berangsur-angsur pindah ke hal-hal yang kurang atau belum dikenal. Secara logis memang agak ganjil jika pengarang mulai menguraikan sesuatu yang tidak dikenalnya. Dalam keadaan tertentu cara ini, menggunakan atau menerapkan dengan analogi.

f. Urutan akseptabilatas Urutan ini hamper sama dengan urutan familiaritas, yaitu

mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak oleh para pembaca. Sebab itu sebelum menguraikan gagasan yang mungkin ditolak oleh pembaca penulis harus mengemukakan gagasan- gagasan yang kiranya dapat diterima oleh pembaca, dan sekaligus gagasan- gagasan itu menjadi landasan pula bagi gagasan yang mungkin akan ditolak.

5.4 Macam-macam Kerangka Karangan

Keraf (1984:143) membagi kerangka karangan menjadi dua, yaitu berdasarkan sifat perinciannya dan berdasarkan perumusan teksnya. Berdasarkan perinciannya dilakukan pada suatu kerangka karangan, maka dapat dibedakan menjadi kerangka karangan sementara (non formal) dan kerangka karangan formal. Berdasarkan rumusan teksnya dapat dibagi menjadi kerangka kalimat dan kerangka topik.

Outline atau kerangka karangan merupakan suatu pedoman kerja atau “frame of refence” atau kompas bagi peneliti dalam menulis

Page 85: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

76

PENULISAN KARYA ILMIAH

hasil penelitiannya. Dengan dibuatnya kerangka karangan, penulis akan tetap berdiri di atas rel atau garis yang telah ditetapkan sehingga uraiannya tidak melimpas atau “ngalur ngidul” dari ide-ide awal.

Tegasnya, bahwa dalam menyusun kerangka karangan harus berdasarkan sistematika tertentu, misalnya dari sudut pandang historis, komparatif, genetis dan sebagainya, baik sebagai sudut pandang utama maupun perpaduan beberapa sudut pandang, yang penting sudut pandang itu harus logis serta memperlihatkan suatu kebulatan yang utuh.

Tiap-tiap penulis mempunyai selera atau variasi tersendiri dalam menyusun outline-nya, sehingga tidak dapat ditetapkan secara tegas suatu konsep kerangka karangan yang baku. Walaupun demikian, bukanlah berarti penulis bebas atau sebebas-bebasnya menyusun outline, ia harus tetap berorientasi pada ketentuan dasar yang berlaku.

Untuk lebih dipahami dalam pembuatan kerangka karangan, berikut ini diberikan contoh konsep atau struktur penyusunan kerangka karangan, sebagai berikut.

a. Judul karanganb. Halaman persembahanc. Halaman mottod. Halaman persetujuan pembimbinge. Halaman pengesahan panitia ujianf. Prakata/Kata Pengantarg. Daftar Isi h. Daftar tabel (jika ada)i. Abstrak Bab I Pendahuluan Bab II Landasan Teori Bab III Metode Penyajian Bab IV Penyajian Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab V Penutup Daftar Pustaka

Catatan: Bab I sampai dengan Bab Penutup dirinci lagi sesuai

Page 86: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

77

Kerangka Penel i t ian

dengan kebutuhan atau masalah yang diteliti. Untuk jelasnya lihat contoh kerangka penelitian pada lampiran 12.

5.5 Syarat-syarat Kerangka Karangan

Keraf (1984 : 152) mengatakan bahwa setiap kerangka karangan yang baik harus memenuhi syarat-syarat, antara lain :

a. Pengungkapan maksud harus jelas;b. Tiap unit kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan;c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara

logis;d. Harus mempergunakan pasangan simbol yang konsisten

Page 87: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan
Page 88: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

79

PENGETIKAN KARYA ILMIAH

6.1 Tanggung Jawab Pengetikan Skripsi

Skripsi atau naskah skripsi yang telah disetujui pembimbing atau naskah laporan penelitian yang sudah selesai dikonsep, maka langkah berikutnya adalah mengetik manuskrip (naskah) tersebut dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku menjadi tulisan jadi.

Kemudian digandakan dan dijilid sebanyak ketentuan (misal : empat eksemplar). Pengetikan naskah digunakan komputer (Microsoft Word) dengan huruf Times New Roman, font size 12, yang penggadaannya difotokopi serta dijilid dengan kover. Misalnya: kover warna kertas warna kuning (sesuai identitas fakultas/jurusan). Dalam pengetikan seluruh halaman skripsi harus digunakan huruf atau font yang sama.

Pengetikan naskah skripsi dengan komputer bisa dilakukan sendiri atau diserahkan kepada tukang ketik profesional yang tahu aturan pengetikan skripsi di tiap-tiap institusi. Pengetikan yang dilakukan sendiri atau pun orang lain, pada akhirnya tanggung jawab terhadap kebenaran dan kualitas ketikan tetap berada pada penulis. Oleh karena itu penulis harus hati-hati mengetik sendiri ataupun menyerahkannya pada orang lain. Hendaknya penulis atau tukang ketik harus memahami betul aturan-aturan yang berlaku pada

BAB VI

Page 89: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

80

PENULISAN KARYA ILMIAH

pengetikan skripsi dan sejenisnya di tiap-tiap lembaga.

6.2 Bahan yang digunakan

Kertas yang digunakan mengetik skripsi dan kofinya adalah kertas HVS warna putih ukuran kuarto (21,5 cm x 28 cm). Untuk kulit laporan penelitian atau skripsi, dicontohkan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP Saraswati di Tabanan, digunakan sampul atau kertas tebal warna kuning tua yang dibungkus plastik transparan. Pada sampul atau kulit depannya dan pada halaman judul diisi pula simbul lembaga yaitu Ganesa. Lambang Ganesa adalah lambang perguruan tinggi IKIP Saraswati, Tabanan. Contohnya lihat lampiran 8.

Khusus untuk makalah atau paper, halaman kulit depannya digunakan lembaran (plastik) transparan sehingga halaman judul akan kelihatan jelas dan estetis, dan halaman kulit belakang cukup digunakan kertas karton manila warna kuning dan kemudian dijilid.

Teknis pengetikan pada halaman judul dan kulit luar skripsi sebagai berikut.

1. Penempatan dan penulisan judul di atur sebagai berikut : Dalam pengetikan skripsi, harus senantiasa berpedoman pada

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) 1975 dan bahasa baku.1) Judul ditulis di baris paling atas dengan jarak dari tepi

kertas atas kurang lebih empat senti meter. Judul yang panjang, diatur menjadi beberapa baris (dua atau tiga baris) yang berjarak dua spasi dengan margin kiri yang lurus;

2) Judul atau anak judul ditulis dengan huruf kapital;3) Anak judul (kalau ada) dipisahkan dari judul dengan tanda

titik dua;4) Judul tidak diakhiri dengan tanda titik atau tanda baca

yang lain;2. Identitas penulis karangan ilmiah

1) Kurang lebih 5-6 cm dari baris terakhir judul dicantumkan kata “oleh” dengan huruf kecil semua;

2) Di bawah kata “oleh” dicantumkan keterangan diri penulis,

Page 90: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

81

Penget ikan Karya I lmiah

seperti : nama penulis dan NPM/NIM yang semuanya diketik dengan huruf besar (kapital) dan tidak diakhiri tanda baca apapun

3. Simbol atau lambang lembaga Di bawah keterangan penulis dicantumkan lambang ganeca

sebagai lambang institusi (lembaga)4. Keterangan jurusan dan identitas lembaga, kota tempat lokasi

lembaga, serta tahun penyusunan karil Di bawah simbol ganeca dicantumkan nama jurusan, nama

fakultas dan perguruan tinggi, tempat lokasi perguruan tinggi berada serta tahun diadakan/disusun karil tersebut. Semuanya diketik dengan huruf kapital dan tidak diberi tanda baca (titik) serta diberi jarak dua spasi.

5. Dalam penempatan tulisan pada kulit luar dan halaman judul perlu diperhatikan keseimbangan jarak margin atas-bawah, kiri dan kanan.

6. Dalam hal penulisan unsur-unsur yang dimuat pada kulit luar atau halaman judul ada dua pilihan, yaitu sistem blok dan sistem simetris. Sistem blok adalah margin kiri lurus mulai dari judul sampai tahun. Sedangkan sistem simetris adalah susunan baris-baris diatur sedemikian rupa sehingga setiap baris terletak di tengah-tengah lebar kertas. Di FPBS IKIP Saraswati contohnya, digunakan dua sistem tersebut. Kover luar digunakan sistem blok dan kover dalam digunakan sistem simetris.

6.3 Mengatur Kertas

Pengetikan skripsi dilakukan pada satu muka kertas, tidak timbal balik (bolak-balik), dengan ukuran sebagai berikut :

a. Pias atas 3 cmb. Pias bawah 3 cm;c. Pias kiri 4 cm, dand. Pias kanan 3 cmMargin kanan tidak harus lurus, yang perlu diperhatikan adalah

pemenggalan kata pada ujung baris tepat sesuai dengan kaidah

Page 91: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

82

PENULISAN KARYA ILMIAH

penyukuan (lihat EYD 1975 dan Bahasa Baku).

6.4 Bahasa yang digunakan

Bahasa karangan ilmiah (skripsi) harus menggunakan bahasa Indonesia baku tulis yang merangkum : (a) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD); (b) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan (c) Kosakata dalam wujud Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).a. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

Secara keseluruhan EYD merangkum lima hal pokok, yaitu (1) pemakaian huruf, (2) pemakaian huruf kapital dan huruf miring, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.1. Pemakaian Huruf Yang diungkapan dalam bagian ini ialah (a) huruf abjad, (b) huruf

vokal, (c) huruf konsonan, (d) huruf diftong, (e) gabungan huruf dan konsonan, dan (f) pemenggalan kata.

Catatan : Biasanya yang sulit dikuasai ialah pemenggalan kata yang terpaksa dilakukan pada akhir baris pengetikan. Oleh karena itu pemenggalan kata harus hati-hati dan diikuti aturan-aturan yang ada.

2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring Yang dibicarakan pada bagian ini ialah (a) huruf kapital atau huruf

besar dan (b) pemakaian huruf miring. Catatan :

(1) Pemakaian huruf kapital atau huruf besar cukup rumit. Dalam EYD disediakan 15 butir panduan

(2) Dalam bentuk tulis tangan atau ketikan kata-kata yang akan dicetak dengan huruf miring harus digaris bawahi.

3. Pemakaian Kata Secara keseluruhan ada 10 butir yang diungkap pada bagian ini,

yaitu (a) kata dasar, (b) kata turunan, (c) bentuk kata ulang, (d) gabungan kata, (e) kata ganti ku, kau, mu, dan nya, (f) kata depan di, ke, dan dari, (g) kata si dan sang, (h) partikel, (i) singkatan dan akronim, dan (j) angka dan lambang bilangan.

Page 92: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

83

Penget ikan Karya I lmiah

Catatan : Yang biasanya masih memerlukan banyak pencermatan ialah: (1) Penulisan kata gabung (dirangkaikan atau dipisahkan)(2) Kekeliruan penggunaan awalan di dan ke dengan kata depan

di dan ke;(3) Penulisan singkatan dan akronim(4) Penulisan angka (lambang bilangan yang dapat dinyatakan

dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali kalau sejumlah lambang bilangan dipakai secara berurutan. (Diantara 72 yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang menolak, dan 5 orang memberikan suara blanko).

4. Penulisan Unsur Serapan Penulisan unsur serapan, khususnya serapan dari bahasa asing

harus dibuat setepat-tepatnya. Kalau mendapatkan keraguan dan menggunakan unsur serapan, sebaiknya penulis memanfaatkan kamus (KBBI).

5. Pemakaian Tanda Baca Secara keseluruhan bagian ini mengetengahkan 15 komponen,

yaitu : (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung (-), (6) tanda pisah (-), (7) tanda elipis (…), (8) tanda tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung {(…..)}, (11) tanda kurung siku [ ], (12) tanda petik ganda (“…..”), (13) tanda petik tunggal (‘….’), (14) tanda garis miring (/), dan (15) tanda pengikat atau apostrof (‘).

Catatan : Yang masih memerlukan pencermatan lebih banyak ialah :(1) Penggunaan tanda titik : dalam EYD terdapat delapan butir

panduan untuk memanfaatkan tanda titik ;(2) Penggunaan tanda koma : dalam EYD terdapat 14 panduan;(3) Penggunaan tanda elipsis : kalau ada kata-kata yang

dielispsiskan/ dihilangkan hanya diganti dengan tiga buah tanda titik (kecuali pada akhir kalimat : empat titik)

b. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBI)Penulis karya ilmiah harus selalu mencermati penggunaan

bahasa baku yang biasanya terletak pada aspek tata kalimat, khususnya dalam penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif

Page 93: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

84

PENULISAN KARYA ILMIAH

ditentukan oleh tiga hal yaitu : (1) ketetapan bahasa yang berkenaan dengan (a) hasil penalaran yang baik, (b) pemilihan kata yang cermat, (c) penyusunan kalimat dan paragraf yang rapi, (2) kelugasan bahasa yang bertalian dengan hasil penyusunan kalimat dan paragraf yang cermat dan rapi sehingga semua yang dituliskan mempunyai hubungan yang bermakna, dan (3) kelengkapan bahasa yang berkaitan dengan penyusunan kalimat dan paragrafnya demikian lengkap sehingga pembaca tidak memerlukan tambahan keterangan lagi.

c. Kosakata dalam wujud Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).Konfigurasi penalaran seorang penulis terletak pada kadar dan

ketetapan kosakata yang dipilihnya. Dimensi konfigurasi penalaran secara vertikal dan horizontal akan makin meningkat kalau kosakata penulis makan bertambah. Tentang kosakata, penulis harus “berkiblat pada kamus” khususnya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

6.5 Mengatur Jarak Spasi/Baris

Pengetikan dilakukan dengan jarak dua spasi antara baris satu dengan baris yang lain dalam teks. Halaman yang bertajuk, misalnya kata pengantar/Prakata, Daftar Isi, Bab I Pendahuluan dan Bab selanjutnya hingga Daftar Pustaka diturunkan kurang lebih sepertiga teks, sehingga teks bertajuk itu tidak dimulai dari margin atas (pias 3 cm), tetapi diturunkan sepertiga teks, lebih kurang sepuluh sentimeter (± 10 cm) dari tepi kertas sebelah atas. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran 9 dan 10.

Tajuk yang merupakan judul Bab atau Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Pustaka diletakkan di tengah-tengah sehingga jarak antara tajuk dan margin kiri dan jarak antara tajuk dan margin kanan seimbang (simetris). Bab baru dalam laporan penelitian (skripsi) dimulai atau selalu dimulai pada halaman baru dan ditulis/diketik di tengah-tengah pada margin bawah.Contoh lihat pada lampiran 11.

Jarak antara tajuk bab dan uraian atau jarak antara tajuk bab dan tajuk anak bab (jika bab itu langsung diikuti anak bab) adalah dua

Page 94: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

85

Penget ikan Karya I lmiah

kali dua spasi (empat spasi), sedangkan jarak antara tajuk anak bab dan baris pertama teks adalah dua spasi. Baris terakhir teks dan tajuk anak bab berikutnya berjarak tiga spasi. Demikian juga jarak antara teks dan tabel, bagan, diagram atau gambar adalah tiga spasi. Kutipan langsung yang kurang dari empat baris dimasukkan dalam teks dengan jarak sama dengan teks, yaitu dua spasi, kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih diketik terpisah dari teks dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk lima ketukan dari margin kiri. Jarak antara teks dengan kutipan yang diketik satu spasi adalah dua spasi.

Alinea baru menjorok ke dalam lima ketukan dari margin kiri, sejajar dengan kutipan langsung yang terpisah dari teks. Alinea baru yang sudah diberi tanda dengan pengetikan yang menjorok ke dalam, maka jarak antar alinea tidak perlu diperlebar. Jadi jarak antara alinea satu dan alinea yang lain dua spasi.

Dari paparan di atas dapat dirumuskan penggunaan spasi sebagai berikut :

1. Jarak 4 spasiPengetikan dengan jarak 4 spasi digunakan pada :(1) Jarak penulisan tiap bab baru, misalnya BAB I, BAB II dengan

batas bidang pengetikan dari atas.(2) Jarak judul bab dengan teks di bawahnya (lihat lampiran : 10

dan 11).

2. Jarak 3 spasi Pengetikan dengan jarak 3 spasi digunakan pada jarak penulisan

tiap akhir sub/sub bab dengan batas sub/sub bab yang baru berikutnya.

3. Jarak 2 spasiPengetikan dengan jarak 2 spasi digunakan pada :(1) Pengetikan jarak antara alinea,(2) Pengetikan jarak antara baris,(3) Pengetikan antara subjudul/subjudul dengan baris berikutnya.

Page 95: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

86

PENULISAN KARYA ILMIAH

4. Jarak 1,5 spasi : Jarak antar buku dalam daftar pustaka

5. Jarak 1 spasi Pengetikan dengan jarak 1 spasi digunakan pada :

(1) Jarak antara baris dan jarak antara alinea pada penulisan abstrak,

(2) Jarak baris penulisan unsur pada daftar pustaka, judul tabel, judul gambar, yang lebih dari satu baris,

(3) Pengetikan kutipan langsung panjang

6.6 Penggunaan Nomor

Halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi diberi nomor urut dengan menggunakan

angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv dan seterusnya). Khusus pada halaman judul nomor halaman tidak diterakan. Halaman pendahuluan sampai dengan halaman daftar pustaka serta lampiran diberi nomor urut dengan menggunakan angka Arab, dimulai dengan angka 1 pada halaman pendahuluan dan diakhiri pada halaman terakhir daftar pustaka serta lampiran (Sudjiman, 1996 : 12).

Nomor halaman diletakkan pada pias atas sebelah kanan dengan jarak dua spasi (± 1 cm) dari margin atas atau lurus pada margin kanan. Pada halaman yang teksnya diturunkan, yaitu halaman yang bertajuk Prakata, Daftar Isi, Bab Pendahuluan, Bab Isi, dan Bab-Bab berikutnya serta Daftar Pustaka, nomor halaman diletakkan di pias bawah di tengah-tengah dengan jarak dua spasi (± 1 cm) dari margin bawah. Untuk penomoran bab digunakan angka Romawi besar. Angka Arab digunakan untuk penomoran anak-anak bab dengan menggunakan sistem digital. Nomor anak bab berkorespondensi dengan nomor bab. Pembagian anak bab seyogyanya dibatasi sampai angka lima digit.

Hal-hal umum yang harus dihindari1. Tidak dibenarkan menyisakan ruang kosong pada akhir

halaman kecuali halaman yang mengakhiri suatu bab,

Page 96: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

87

Penget ikan Karya I lmiah

2. Pada dasarnya sebuah tabel harus dibuat sedemikian rupa sehingga sekali melihat tampak seluruhnya; oleh karena itu sedapat-dapatnya sebuah tabel harus disajikan dalam satu halaman,

3. Kecuali karena hal-hal tertentu, sebaiknya tidak membuat garis-garis vertikal antara kolom-kolom dalam tabel,

4. Tidak diperbolehkan menambahkan tanda apapun (tulisan atau gambar) pada halaman yang mengakhiri suatu bab, dan

5. Tidak dibenarkan menuliskan judul pasal atau subjudul pada akhir halaman.

Page 97: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

88

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal.1987. Petunjuk Paktis Penyusunan Karya Tulis .Jakarta: PT Media Sarana Press

Arifin, Zaenal. 1998 . Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah . Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Djarwanto PS. 1984 . Pokok-Pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Liberty

Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1991. Metodologi Research. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Hadi, Sutrisno. 2001. Bimbingan Menulis Skrips Thesis .Yogyakarta : Andi.

Genji, Kang. 2015. “Pengertian dan Jenis-jenis Penelitian Kepustakaan”. dalam Whiteacademis.blogspot.co.id. Diakses 3 Januari 2017.

IKIP Negeri. 2002. “Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi”. Singaraja: Program Pascasarjana IKIP Negeri.

Keraf, Gorys. 1984. Komposisi .Flores : Nusa Indah .Komaruddin. 1986.Metode Penulisan Skripsi dan Tesis . Bandung :

Angkasa.Lisnawati, Ni Nyoman. 2016. “Upaya Meningkatkan Kemampuan

Page 98: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

89

Menulis Berita Berdasarkan Pokok-Pokok Berita Yang Didengarkan Melalui Televisi Dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok Siswa Kelas Vii H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan Tahun Pelajaran 2015/2016” (Skripsi). Tabanan: IKIP Saraswati.

Oliva Olan. 2016. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Memahami Kosakata Tidak Baku Dalam Wacana Deskripsi Dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok Siswa Kelas X Tata Boga 3 Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati 3 Tabanan Tahun Pelajaran 2015/2016”. (Skripsi). Tabanan: IKIP Saraswati.

Priska Poi. 2016. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menjelaskan Arah Yang Dituju Berdasarkan Denah Dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok Siswa Kelas VIII A Mts Raudlotul Huffadz Kediri Tabanan Tahun Pelajaran 2015 /2016 (Skripsi). Tabanan: IKIP Saraswati.

Program Pascasarjana UNUD. 2010. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Tesis dan Disertasi.Denpasar.

Rindjin, Ketut. 1979. “ Petunjuk Penyusunan Karangan Ilmiah . Singaraja : Lembaga Penerbit Fakultas Keguruan UNUD.

Satrohoetomo,Ali. 1983. Karangan Ilmiah. Jakarta : Pradnya Paramita.

Sendratari, Luh Putu dan I Ketut Margi. 2015. Pertarungan Wacana Ngamaduang Dalam Seni Genjek. Denpasar: Pustaka Larasan.

Singarimbun, Masri. 1984.Pedoman Praktis Membuat Usulan Penelitian .Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suaka, I Nyoman. 2004. Dinamika Kesusasteraan Indonesia. Denpasar : Balai Pustaka.

Sudjana, Nana. 1988. Tuntunan Penyusunan Karangan Ilmiah. Bandung : Sinar Barata.

Sudjana, Nana dan Ulung Laksamana. 1992. Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Sinar Baru.

Sudjiman, Panuti dan Dendy Sugono. 1996. Petunjuk Karangan Ilmiah. Jakarta : Kelompok 4 Pengajar Bahasa Indonesia.

Surakhmad,Winarno. 2000. Paper, Skripsi , Thesis , Disertasi.

Page 99: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

90

Bandung : Tarsito.Suryabrata, Sumadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.Tim Penyusun. 1993.”Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi,

Artikel dan Makalah”.Malang : IKIP Malang.

Page 100: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

91

Lampiran 1 : Contoh Halaman Sampul/Kover

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA BERDASARKAN POKOK-POKOK BERITA YANG DIDENGARKAN MELALUI TELEVISI DENGAN MENERAPKAN METODE DISKUSI KELOMPOK SISWA KELASA VII H SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 TABANAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

olehNI NYOMAN LISNAWATI

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENIINSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SARASWATI TABANAN2016

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 101: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

92

Lampiran 2 : Contoh Halaman Judul dan Pengajuan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KOSAKATA TIDAK BAKU DALAM WACANA DESKRIPSI DENGAN

MENERAPKAN METODE DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS X TATA BOGA 3 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SARASWATI 3

TABANAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Kepada Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Saraswati

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S-1)

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

OlehOliva Olan

NIM 12211011

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SARASWATITABANAN

2016

Page 102: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

93

Lampiran 3 : Contoh Halaman Pembimbing

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Saraswati Tabanan.

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Drs. Made Kerta Adhi, M.Pd. Dra. Ni Made Sueni, .Hum. NIP 195803041983031003 NIP 19570917 198503 2 001

Page 103: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

94

Lampiran 4 : Contoh Motto

MOTTO

“Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati.

Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi”(Rosa. http://www.goodreads.com/quotes/tag/menulis)

Page 104: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

95

Lampiran 5 : Contoh Halaman Pengesahan Panitia Ujian

Diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Saraswati Tabanan pada:

Hari : SelasaTanggal : 14 Juli 2016

Disahkan oleh:

Ketua,

Dr. Drs. I Nyoman Suaka, M.Si.NIP 19621231 198703 1 017

Sekretaris,

Drs. I Wayan Subaker, M. Hum. NIP 19581227 198603 1 001

Page 105: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

96

Lampiran 6 : Contoh Surat Pernyataan Bebas Plagiat

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Oliva OlanNIM : 12211011Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFakultas : Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Saraswati,

TabananJudul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan

Memahami Kosakata Tidak Baku Dalam Wacana Deskripsi Dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok Siswa Kelas X Tata Boga 3 Sekolah Menengah Kejuruan Saraswati 3 Tabanan Tahun Pelajaran 2015/2016

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah skripsi ini memang benar hasil karya sendiri dan bebas plagiat. Kutipan-kutipan dan acuan lain yang ada dalam skripsi ini telah mengikuti aturan yang ada.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Tabanan, 15 Mei 2016 Yang membuat, Meterai 6000 ttd Oliva Olan

Page 106: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

97

Lampiran 7 : Contoh Abstrak

ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menjelaskan Arah Tempat Yang Dituju Berdasarkan Denah Dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok Siswa Kelas VIIIA Mts Raudlotul Huffadz Kediri Tabanan Tahun Pelajaran 2015/2016

Priska Poi, NIM 12211012, 2016,79 halamanPembimbing : Dr. Drs. Made Kerta Adhi, M.Pd. dan Dr. Drs. I Nyoman Suaka, M.Si.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan rancangan model Kemmis yang terdiri atas 4 langkah yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah (1) mendeskripsikan kemampuan menjelaskan arah tempat yang dituju berdasarkan denah sebelum menerapkan metode diskusi kelompok, (2) mendeskripsikan kemampuan menjelaskan arah tempat yang dituju berdasarkan denah setelah menerapkan metode diskusi kelompok, (3) Mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan arah tempat yang dituju dalam denah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Skor maksimal ideal yang diberikan adalah 100. Data dikumpulkan dalam bentuk metode tes, metode observasi, dan metode pencatatan dokumen sebagai metode pelengkap. Selanjutnya data tersebut dianalisis secara deskriptif. Untuk menentukan kemampuan siswa digunakan Penilaian Acuan Patokan Skala Seratus.Siswa dikatakan berhasil bila mampu menguasai materi dengan pencapaian nilai 75 sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan di Sekolah. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A Mts Raudlotul Huffadz Kediri Tabanan yang berjumlah 28 orang. Pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh adalah 61,78 dengan predikat “lebih dari cukup” dan pada siklus II predikat yang diperoleh siswa “baik” dengan rata-rata 70,35. Ini berarti terjadi peningkatan sebesar 13,87 %. Penelitian tindakan kelas ini mencapai target pada

Page 107: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

98

siklus II karena mengalami peningkatan 13,87% Dengan demikian, hipotesis yang ditetapkan terbukti adanya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok, disertai contoh dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami unsur denah. Dengan demikian, disarankan kepada guru bahasa Indonesia agar menerapkan metode diskusi kelompok dalam kegiatan belajar mengajar karena telah terbukti bahwa penerapan diskusi kelompok dapat meningkatkan kemampuan siswa. Kata Kunci: denah, diskusi kelompok, siklus, meningkat

Page 108: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

99

Lampiran 8 : Contoh Logo Institusi

Keterangan: Logo di atas adalah logo IKIP Saraswati, Tabanan

Page 109: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

100

Lampiran 9 : Pengaturan Kertas

Lebar kertas = 21,5 cm

Panj

ang

kert

as =

28

cm

Pias atas

Pias kanan Pias kiri

Pias bawah

3 cm 4 cm

3 cm

3 cm 1 cm atau

2 spasi

Tempat nomor halaman

1 cm atau 2 spasi

±10

cm

Bab baru

Page 110: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

101

Lampiran 10 : Pengaturan Spasi

BAB I 2 spasi

PENDAHULUAN 4 spasi

1.1 Latar Belakang Masalah 2 spasi ....................................................................................................................... 2 spasi

................................................................................................................................ 3 spasi 1.2 Rumusan Masalah

.................................................................................................................. ........................................................................................................................... …………………………………………….

Keterangan : alinea baru masuk 5 ketukan

1

Nomor halaman berjarak 2 cm dari tepi bawah kertas

(1/3 teks dari margin atas = ±10 cm)

Page 111: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

102

Lampiran 11 : Contoh Penulisan Bab Baru

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini, dipaparkan beberapa hal yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu : (1) latar

belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4)

manfaat hasil penelitian, (5) ruang lingkup penelitian, (6) asumsi,

dan (7) tinjauan pustaka sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia baik

untuk perorangan maupun kelompok. Bahasa adalah alat komunikasi

yang digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebagai makhluk

sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi,

manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non

verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan dengan menggunakan

alat atau media bahasa (lisan dan tulis) sedangkan non verbal

dilakukan dengan menggunakan media berupa aneka simbol,

isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas dan sirine.

Page 112: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

103

Lampiran 12 : Contoh Kerangka Penelitian

KERANGKA PENELITIAN

JudulPengajuan SkripsiPersetujuan PembimbingPengesahan Panitia UjianMottoKata PersembahanKata PengantarDaftar IsiDaftar TabelAbstrak BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Penelitian1.4 Manfaat Hasil Penelitian1.5 Ruang Lingkup Penelitian1.6 Asumsi Penelitian1.7 Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI2.1 Menyimak2.2 Pengertian Menulis2.3 Pengertian Berita2.4 Pemakaian Kata atau Diksi

Page 113: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

104

2.5 Kalimat Efektif2.6 Tanda Baca2.7 Huruf Kapital2.8 Metode Diskusi Kelompok2.9 Kerangka Berpikir2.10 Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN3.1 Rancangan Penelitian3.2 Latar Penelitian3.3 Prosedur Penelitian3.4 Instrumen Penelitian3.5 Metode Pengumpulan Data3.6 Metode Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian Siklus I4.2 Hasil Tindakan Setiap Siklus4.3 Peningkatan Kemampuan Menulis Berita

Berdasarkan Pokok-Pokok Berita yang Didengarkan Melalui Televisi dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok Siswa Kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan Tahun Pelajaran 2015/2016

4.4 Pembahasan Hasil PenelitianBAB V PENUTUP

5.1 Simpulan5.2 Saran-Saran

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 114: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

105

Lampiran 13 : Contoh Usulan Peneliti (Proposal)

USUL PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Berita Berdasarkan Pokok-Pokok Berita yang Didengarkan Melalui Televisi dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok Siswa Kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan Tahun 2015/2016

2. Identitas Peneliti : 2.1 Nama Peneliti : Ni Nyoman Lisnawati 2.2 N I M : 12211027 2.3 IP Kumulatif : 3,45 2.4 Total Kredit : 144 sks 2.5 Jurusan : Pendidikan Bahasa

Dan Sastra Indonesia

3. Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas

4. Jangka Waktu Penelitian : 6 bulan ( Desember 2015- Mei 2016)

5. Pembimbing : Dr. Drs. I Nyoman Suaka, M.Si. Drs. I Wayan Mawa, M.Hum.

Tabanan, 10 Desember 2015

Mengetahui, Peneliti, Ketua Jurusan, ttd ttdDrs. I WAYAN SUBAKER, M.Hum NI NYOMAN LISNAWATINIP 19581227 198603 1 001 NIM 12211027

Page 115: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

106

Mengesahkan.Dekan,

Cap dan ttdDr. Drs. I NYOMAN SUAKA, M.Si.

NIP 19621231 198703 1 017

1. Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Berita Berdasarkan Pokok-Pokok Berita yang Didengarkan Melalui Televisi dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok Siswa Kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan Tahun 2015/2016

2. Latar Belakang MasalahBahasa mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia baik

untuk perorangan maupun kelompok. Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan dengan menggunakan alat atau media bahasa (lisan dan tulis) sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan dengan menggunakan media berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas dan sirine.

Pada dasarnya kemampuan berbahasa mencakup empat aspek penting, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Berbahasa berhubungan erat dalam usaha seseorang memperoleh kemampuan berbahasa yang baik. Keempat aspek tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Salah satu keterampilan berbahasa yaitu keterampilam menulis yang akan dijadikan topik dalam penelitian ini. Tarigan (1984:3) menyatakan menulis merupakan

Page 116: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

107

suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil dalam menggunakan kosakata, struktur bahasa dan tata bahasa yang baik dan benar. Untuk menguasai keterampilan tersebut harus melalui praktik dan banyak berlatih secara teratur. Salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia ditingkat Sekolah Menengah Pertama kelas VII adalah menyimak berita dan menulis berita secara singkat, padat dan jelas.

Berita sebagai sebuah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media massa. Pengertian mengenai berita itu sendiri bermacam-macam, namun belum ada satu pengertian yang dapat dijadikan sebagai patokan secara mutlak. Ada pernyataan sederhana, bahwa berita itu sudah pasti sebuah informasi, namun sebuah informasi belum tentu sebuah berita apabila informasi tersebut tidak memiliki nilai berita atau nilai jurnalistik untuk disebarluaskan kepada khalayak (Yosef,2009:22).

Peneliti berusaha mencari variasi lain dalam pembelajaran menyimak berita yakni dengan memanfaatkan televisi. Peneliti memilih berita televisi karena berita yang di sampaikan melalui televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan berita yang disampaikan melalui media lain. Kelebihannya adalah (1) berita yang di sampaikan melalui televisi bersifat lebih singkat, jelas dan sistematis, (2) melalui televisi masyarakat dapat banyak mengetahui berita-berita yang ada dalam negeri maupun luar negeri (3) penentuan waktu penayangan mudah, (4) bersifat audio visual, artinya televisi dapat memadukan suara dan gambar yang bergerak. Siaran berita yang dijadikan objek penelitian adalah siaran dari

Page 117: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

108

stasiun televisi daerah yaitu Arek TV yang di unduh dari Youtube pada tanggal 6 Januari 2016 dengan judul berita Peringatan Sumpah Pemuda 2015 di Lamongan.

Berdasarkan penjajagan awal yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan siswa kelas VII H, bahwa siswa kurang memiliki keterampilan menyimak dan menulis. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai yang didapat oleh siswa yaitu 60,55 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan di sekolah tersebut untuk bidang studi bahasa Indonesia sebesar 72,00. Hal ini terjadi karena kurangnya konsentrasi menyimak dan minat menulis. Siswa merasa bosan mengikuti pembelajaran karena materi pembelajaran menulis lebih sering mengambil berita dari surat kabar, serta suasana pembelajaran yang kurang mendukung. Dalam pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode individual. Metode pembelajaran tersebut terkesan kurang menarik dan membosankan, sehingga perlu diatasi dengan alternatif penerapan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis berita.

Ashar (1985:19) menyatakan “kurangnya kemampuan menulis siswa disebabkan juga oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya kesempatan berlatih, kurangnya memperoleh bimbingan dalam kegiatan tulis - menulis”. Agar siswa memiliki keterampilan menulis berita maka diperlukan metode pembelajaran yang cocok serta efektif yakni menerapkan metode diskusi kelompok. Pembelajaran dengan metode diskusi kelompok memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan serta eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.

Page 118: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

109

3. Rumusan MasalahSesuai dengan latar belakang masalah di atas maka masalah

penelitian dirumuskan sebagai berikut.1. Bagaimanakah kemampuan menulis berita berdasarkan

pokok-pokok berita yang didengarkan melalui televisi siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016 sebelum menerapkan metode diskusi kelompok ?

2. Bagaimanakah kemampuan menulis berita berdasarkan pokok-pokok berita yang didengarkan melalui televisi siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016 sesudah menerapkan metode diskusi kelompok ?

3. Seberapa besarkah peningkatan kemampuan menulis berita berdasarkan pokok - pokok berita yang didengarkan melalui televisi dengan menerapkan metode diskusi kelompok siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016?

4. Tujuan Penelitian Setiap penelitian ilmiah tentu mempunyai tujuan. Demikian juga penelitian ini. Tujuan penelitian ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Hal ini dirumuskan sebagai berikut.4.1 Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka menyimak dan menulis berita siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016. Memberikan gambaran menyeluruh tentang penerapan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan

Page 119: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

110

kualitas proses pembelajaran bahasa Indonesia.4.2 Tujuan Khusus Selain tujuan umum, penelitian ini juga mempunyai tujuan khusus, sebagai berikut.1. Mendeskripsikan kemampuan menulis berita siswa kelas VII H

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016 sebelum menerapkan metode diskusi kelompok.

2. Mendeskripsikan kemampuan menulis berita siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016 setelah menerapkan metode diskusi kelompok.

3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis berita siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016 dari menerapkan metode individual kemudian menerapkan metode diskusi kelompok.

5. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis.

1.1 Manfaat TeoretisSecara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya dalam keterampilan menulis berita dengan metode diskusi kelompok.Selain itu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pemicu bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai hal - hal yang belum terungkap dalam penelitian ini.

1.2 Manfaat PraktisSecara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat bagi guru, siswa, sekolah, dan penulis. Manfaat praktis

Page 120: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

111

sebagai berikut.1. Guru mendapatkan pengetahuan baru tentang metode

pembelajaran. Dalam melakukan proses pembelajaran guru tidak terlalu banyak memberikan teori, melainkan bertindak sebagai motivator, fasilitator, dan pembimbing, sehingga kegiatan pembelajaran lebih aktif.

2. Siswa dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan perbandingan dan acuan menulis berita dengan baik dan benar.

3. Sekolah dapat memanfaatkan hasil penelitian untuk memperbaiki mutu pembelajaran bahasa Indonesia dan sekaligus meningkatkan lulusan.

4. Penulis memperoleh pengalaman langsung atau praktis dalam penulisan karya ilmiah sesuai dengan latar belakang pendidikan penulis.

6. Ruang Lingkup PenelitianRuang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal - hal sebagai

berikut.1. Subjek, tempat dan waktu penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 yang berlokasi di Jalan Arjuna No 11 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa 34 orang yang terdiri atas 18 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. 2. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu (1) kemampuan menulis berita berdasarkan pokok - pokok berita yang didengarkan melalui televisi sebagai variabel terikat; dan (2) metode diskusi kelompok sebagai variabel bebas.

Page 121: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

112

3. Objek Penelitian Objek penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: (1) kelengkapan unsur-unsur berita yakni 5W + 1H, (2) ketepatan pilihan kata (diksi) yaitu pemakaian kata baku, (3) pemakaian kalimat tidak efektif yang disebabkan oleh (a) kerancuan kalimat, (b) ketidak logisan kalimat, (c) pleonasme, (4) ketepatan kaidah ejaan yang meliputi (a) pemakaian tanda baca , (b) pemakaian huruf kapital dan (5) keserasian isi berita TV dengan teks berita yang ditulis siswa.

7. Asumsi PenelitianAsumsi penelitian ini sebagai berikut .1. Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016 dilaksanakan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).2. Siswa mendapat perlakuan yang sama dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016.3. Guru bidang studi bahasa Indonesia telah memiliki wewenang sesuai dengan ijazah yang dimiliki dan sesuai dengan SK mengajar Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tentang Pembagian Tugas Mengajar.4. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat memotivasi siswa belajar lebih konsentrasi, serius, dan menyenangkan.5. Perpustakaan yang digunakan sebagai tempat untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan materi pembelajaran, memiliki kelayakan yang memadai karena buku

Page 122: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

113

- buku yang tersedia cukup banyak. Hal ini dapat memberikan andil yang cukup untuk menunjang pembelajaran Bahasa Indonesia.

8. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan dengan mengkaji beberapa pustaka yang relevan dari peneliti terdahulu, sebagai berikut .

Andayani (2011) dengan judul skripsi “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Berita Melalui Metode Tugas Individual Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Saraswati 1 Tabanan Tahun Pelajaran 2010/2011”. Masalah yang diteliti adalah peningkatan kemampuan menulis berita melalui metode tugas individual. Tujuan khusus penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis berita melalui metode tugas individual. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode tugas individual dapat meningkatkan kemampuan menulis berita. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa siswa mendapat nilai rata-rata sebesar 68,00 pada siklus I menjadi 82,40 pada siklus II.

Juniari (2010) dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Berita Melalui Metode Pemberian Tugas Individual Siswa Kelas VII D Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kediri Tahun Pelajaran 2009/2010 “. Masalah yang diteliti adalah peningkatan kemampuan menulis berita melalui tugas individual. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode tugas individual dapat meningkatkan kemampuan menulis berita. Hasil penelitian menyatakan bahwa siswa mendapatkan nilai rata-rata 79,10 dengan predikat baik.

Sukaryaningsih (2013) dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Dengan Menerapkan Metode Kontruktivistik Siswa Kelas VII C Sekolah Menengah Pertama Negeri

Page 123: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

114

2 Kerambitan Tahun Pelajaran 2013/2014”. Masalah yang diteliti adalah peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menerapkan metode kontruktivistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode kontuktivistik dapat meningkatkan kemampuan menulis berita. Hasil penelitian menyatakan bahwa siswa mendapat nilai rata-rata 67,62 pada siklus I menjadi 81,91 pada siklus II.

Penelitian yang peneliti lakukan memiliki persamaan dan perbedan dengan ketiga penelitian yang sudah pernah dilakukan di atas. Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang berita, tetapi berita yang di teliti oleh peneliti sebelumnya adalah berita yang berasal dari surat kabar, sedangkan berita yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah berita yang berasal dari televisi. Adapun perbedaan dari penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian sebelumnya terletak pada subjek, objek, dan tempat penelitian. Penelitian Andayani menggunakan subjek di Sekolah Menengah Pertama Saraswati 1 Tabanan Kelas VII dengan menggunakan metode tugas individual. Hal tersebut juga dilakukan oleh Juniari, yaitu menggunakan metode tugas individual untuk meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VII D yang subjeknya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kediri. Penelitian yang dilakukan Sukaryaningsih menggunakan metode Kontruktivistik untuk meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VII C Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan menggunakan subjek di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan Kelas VII H dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Penelitian-penelitian yang disebutkan di atas, digunakan sebagai dasar pijakan dan perbandingan dalam meneliti kemampuan menulis berita. Pijakan tersebut terutama dalam teori-teori yang digunakan untuk

Page 124: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

115

meneropong variabel penelitian ini karena teori tersebut diadopsi dan digunakan juga untuk menelaah kemampuan menulis berita berdasarkan pokok-pokok berita yang didengarkan melalui televisi dengan menerapkan metode diskusi kelompok siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan Tahun Pelajaran 2015/2016. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini layak untuk di lanjutkan.

9. Landasan Teori dan Kerangka Berpikir9.1 Landasan Teori Untuk membedah dan mengarahkan penelitian ini digunakan teori-teori tentang menyimak, yang memiliki relevansi dengan penelitian ini, yang akan diuraikan di bawah ini.1. Menyimak

Menyimak adalah kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi yang disertai dengan usaha memahami. Ini berarti bahwa menyimak diawali dengan kegiatan mendengarkan yang pada akhirnya penyimak memperoleh hasil dari apa yang disimak (Arifin dkk, 2007:18).Dalam kehidupan sehari-hari menyimak berperan sebagai penambah informasi atau pengetahuan dan pengalaman yang dapat dipelajari dari orang lain dan dapat bermanfaat dalam kehidupan. Dalam pembelajaran, menyimak memiliki peranan sebagai berikut.(1) dasar belajar bahasa, (2) penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis, (3) pelancar komunikasi lisan; dan (4) penambah informasi atau pengetahuan .

Menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa tidak dapat berdiri sendiri. Menyimak memiliki kaitan yang erat dengan keterampilan berbahasa yang lain, seperti berbicara, membaca dan

Page 125: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

116

menulis (Arifin dkk, 2007:9-11).Menyimak dan menulis memang dua keterampilan berbahasa

yang memiliki sifat yang berbeda. Menyimak bersifat aktif reseptif, sedangkan menulis bersifat produktif. Namun, keduanya tetap memiliki hubungan yang tepat dilihat dari kontribusi atau dukungan yang diberikan keterampilan menyimak terhadap keterampilan menulis. 2. Menulis

Menulis merupakan salah satu aspek berbahasa. Menulis sudah diajarkan sejak di bangku taman kanak-kanak. Bahkan, sebelum menginjak bangku sekolah orang tua sudah mengajarkan anaknya di rumah untuk belajar menulis huruf. Kegiatan tulis-menulis itu kemudian berkembang sesuai pendidikan (Abigail, 2009:1). Kusmayadi (2007:3) menyatakan menulis adalah mengolah pikiran, mengasah rasa, dan mengomunikasikan hasil pemikiran dan pengasahan ini dalam bentuk tulisan atau karangan. Menulis juga dapat dikatakan kegiatan mengungkapkan atau melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan.

Menulis mempunyai manfaat yang positif. Selain dapat menjadi orang terkenal, dengan menulis orang dapat mendapat uang yang berlimpah. Manfaat menulis yang dikatakan oleh Abigail (2009:4-7), adalah sarana untuk mengungkapkan diri, sarana untuk pemahaman, mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan perasaan harga diri, serta kemampuan menggunakan bahasa.

Menjadi penulis yang baik tidak cukup bakat saja. Seseorang harus praktik langsung menulis. Menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh pembaca. Abigail (2009:9-10) menyebutkan beberapa asas menulis yang baik, antara lain kejelasan, keringkasan, ketepatan, kesatupaduan, pertautan, dan penegasan.

Page 126: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

117

3. BeritaMorissan (2008:8) menyatakan “berita adalah informasi tetapi

tidak semua informasi adalah berita. Berita juga bisa berarti informasi yang penting dan atau menarik bagi khalayak audien”. Syarat-syarat berita haruslah mengandung fakta, objektif, tersusun baik, menarik, dan lengkap.(http://hafizansyari.blogspot.co.id/2008/11/syarat-berita-dalam-dunia-jurnalistik.html) di unggah dari google pada tanggal 3 pebruari 2016

Morissan(2008:24-27) menyatakan dua jenis berita, yaitu berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi mulai dari beberapa menit saja (misalnya breaking news) hingga program berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam. Kemudian berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar berita. Unsur- unsur berita yang perlu diperhatikan saat menulis berita, yaitu Who (siapa), What (apa), Why (mengapa), Where (dimana), When (bilamana) dan How (bagaimana) atau dikenal 5 W+ 1H.

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pemakaian kata atau diksi. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang - mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan

Page 127: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

118

tempat penggunaan kata - kata itu. Widjono (2007:98) menyatakan, bahwa penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif. Indikator ketepatan kata, antara lain : (1) mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia, (2) menghasilkan komunikasi yang paling efektif tanpa salah penafsiran atau salah makna, (3) menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembicara, dan (4) menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.

Kalimat-kalimat yang digunakan dapat mencerminkan kualitas karya ilmiah seseorang, seperti efektivitas kalimatnya. Widjono (2007:160) menyebutkan “kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat”. Kalimat dikatakan singkat karena hanya menggunakan unsur yang diperlukan saja. Setiap unsur kalimat benar-benar berfungsi. Sedangkan sifat padat mengandung makna sarat dengan informasi yang terkandung di dalamnya. Dengan sifat ini tidak terjadi pengulang-ngulangan pengungkapan. Sifat jelas ditandai dengan kejelasan struktur kalimat dan makna kalimat yan terkandung di dalamnya. Sifat lengkap mengandung makna kelengkapan struktur kalimat secara gramatikal, dan kelengkapan konsep atau gagasan yang terkandung di dalam kalimat tersebut.

Kalimat efektif dapat mengomunikasikan pikiran atau perasaan penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar secara tepat. Dengan kalimat efektif, komunikasi penulis dan pembaca atau pembicara dan pendengar tidak akan menghadapi keraguan, salah komunikasi, salah informasi, atau salah pengertian. Putrayasa

Page 128: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

119

(2014:47) menyebutkan bahwa ada beberapa ciri-ciri kalimat efektif yaitu: (1) kesatuan (unity), (2) kehematan (economy), (3) penekanan(emphasis), dan (4) kevariasian (variety). Sementara ketidak efektifan kalimat dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti (1) kontaminasi atau kerancuan, (2) pleonasme, dan (3) kalimat tidak logis.4. Metode Diskusi Kelompok

Sumiati dan Asra (2007:141) menyatakan “diskusi adalah satu metode pembelajaran agar siswa dapat berbagi pengetahuan, pandangan, dan keterampilannya”.Penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran memungkinkan adanya keterlibatan siswa dalam proses interaksi yang lebih luas. Proses interaksi berjalan melalui komunikasi verbal. Dalam prakteknya proses interaksi antara lain menggunakan cara tanya jawab sekitar masalah yang dibahas.Metode diskusi bermanfaat untuk melatih kemampuan memecahkan masalah secara verbal, dan memupuk sikap demokratis.Dilihat dari teknik pelaksanaannya, Sumiati dan Asra (2007:142) menyatakan, diskusi dapat digolongkan ke dalam dua macam yaitu debat dan diskusi. Dalam debat terdapat dua kelompok mempertahankan pendapatnya masing-masing yang bertentangan (audience) dijadikan sebagai kelompok yang memutuskan mana yang benar dan mana yang salah dalam keputusan akhir. Sementara diskusi pada dasarnya merupakan musyawarah untuk mencari titik pertemuan pendapat, tentang suatu masalah.

Jenis diskusi ditinjau dari segi pelaksanaannya, terdiri atas sebagai berikut.1. Diskusi Kelas

Diskusi kelas adalah semacam ”Brain Storming” (pertukaran

Page 129: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

120

pendapat). Hal ini guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Jawaban dari siswa diajukan lagi kepada siswa lain atau dapat pula meminta pendapat siswa lain tentang hal itu. Sehingga terjadi pertukaran pendapat secara serius dan wajar.

2. Diskusi KelompokGuru mengemukakan suatu masalah. Masalah dipecahkan ke dalam sub masalah. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil mendiskusikan sub-sub masalah tersebut. Hasil diskusi kelompok dilaporkan di depan kelas dan ditanggapi.

3. PanelPanel merupakan diskusi yang dilakukan oleh beberapa orang saja. Biasanya antara 3 sampai dengan 7 orang panelis. Siswa lain hanya bertindak sebagai pendengar (audience).

4. KonferensiDalam konferensi anggota duduk saling menghadap, mendiskusikan suatu masalah. Setiap peserta/siswa harus memahami bahwa kehadirannya harus sudah mempersiapkan pendapat yang akan diajukan.

9.2 Kerangka BerpikirSebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis

merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan mengorganisasikan ide serta menyajikan dalam ragam bahasa tulis yang runtut dan logis, serta kaidah penulisan lainnya. Dalam keterampilan menulis teks berita diharapkan siswa mampu : (1) menggunakan unsur-unsur 5W + 1H ke dalam teks berita, (2) ketepatan pilihan kata (diksi ), (3) pemakaian kalimat tidak efektif yang disebabkan oleh (a) kalimat rancu, (b) pleonasme, (c)kalimat tidak logis, (4) ketepatan kaidah ejaan yang meliputi pemakaian tanda baca , dan pemakaian

Page 130: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

121

huruf kapital. Untuk meningkatkan kemampuan menulis berita dapat diterapkan metode diskusi kelompok dalam proses belajar mengajar.

Pada penggunaan metode diskusi kelompok, siswa perlu dituntut untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan yang mereka miliki. Dalam pembelajaran melalui menemukan intinya adalah kerja kelompok, penugasan, dan berbagai informasi. Dengan menggunakan model pembelajaran diskusi kelompok diharapkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita dapat meningkat.

10. Hipotesis TindakanHipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter

yang akan diuji kebenarannya melalui sampel statistik (Chaer, 2007:28). Dengan demikian hipotesis merupakan suatu dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah dan harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis tindakan yang perlu diuji kebenarannya adalah “Jika dalam pembelajaran menulis berita berdasarkan pokok-pokok berita yang didengarkan melalui televisi digunakan metode diskusi kelompok, maka kemampuan siswa meningkat siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016.

11. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, meliputi : (1) rancangan penelitian, (2) latar penelitian, (3) prosedur penelitian, (4) instrumen penelitian, (5) metode pengumpulan data, dan (6) metode analisis data.

Page 131: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

122

1. Rancangan PenelitianPenelitian ini dirancang dengan menggunakan model Kemmis

dan MC Tanggart (1998:43) yang terdiri atas dua siklus dengan empat langkah, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan evaluasi, (4) refleksi”.

Siklus I dimulai dari refleksi awal yang bertujuan untuk merumuskan perencanaan tindakan I. Pada tindakan I dilakukan observasi, evaluasi dan refleksi. Apabila hasil pada tindakan I belum maksimal, maka perlu direncanakan tindakan tindakan II. Tindakan II digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tindakan selanjutnya sehingga diperoleh keputusan terbaik. Siklusnya dapat digambarkan sebagai berikut (Iskandar, 2012:114).

Refleksi Awal Rencana Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Observasi dan Evaluasi II

Refleksi II

Rencana Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Observasi dan Evaluasi I

Refleksi I

Memutuskan Tindakan Terbaik

Page 132: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

123

2. Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016, siswa kelas VII H yang berjumlah 34 orang. Kelas ini dijadikan subjek penelitian karena dari survei awal masih ditemukan ada kesulitan belajar siswa, khususnya dalam menulis berita berdasarkan pokok - pokok berita di televisi. 3. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini mengacu pada teori Bahri (2012:8) yang menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik”. Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut.Refleksi awal Rencanaan Tindakan 1 Tindakan I Observasi dan evaluasi I Refleksi I Rencanaan Tindakan II Tindakan II Observasi dan evaluasi II Refleksi II Memutuskan tindakan terbaik.4. Perencanaan Tindakan Pada tahapan ini, hal-hal yang direncanakan sebagai berikut.1. Mengidentifikasi permasalahan. Mohon izin kepada Kepala

Sekolah dan guru yang mengajarkan Bahasa Indonesia di kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan untuk mengadakan penelitian.

2. Menyusun persiapan pembelajaran sesuai topik yang akan diberikan kepada siswa.

3. Menyiapkan format observasi siswa.4. Memberikan tes untuk mendapatkan data tentang kemampuan

menulis teks berita.5. Menutup pelajaran.

Page 133: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

124

5. Pelaksanaan TindakanSebelum melaksanakan siklus I, peneliti mengadakan

penelitian awal dengan menggunakan metode individual pada proses pembelajaran. Pada tahap awal ditemukan permasalahan terkait kemampuan siswa dalam menulis teks berita, kemudian dicari pemecahan permasalahan tersebut pada siklus I dengan menerapkan metode diskusi kelompok. Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Dengan demikian, diharapkan pada siklus II seluruh siswa dapat mencapai nilai tuntas.

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mengumpulkan sejumlah data, yaitu data tentang kemampuan menulis berita berdasarkan pokok-pokok berita yang didengarkan melalui televisi dengan menerapkan metode diskusi kelompok siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah rekaman berita televisi dalam flashdisk, laptop, LCD, dan proyektor. Selain itu juga menggunakan instrumen berupa lembar observasi dan tes menulis berita. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data yang benar-benar valid.

Format observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang minat, bakat dan motivasi siswa selama kegiatan pembelajaran dengan aspek-aspek sebagai berikut.(1) keaktifan, (2) kreativitas, (3) sikap tanggap dan kritis, (4) ketelitian, dan (5) kemandirian. Skor maksimal ideal (SMI) yang diperoleh adalah 20.

Tes digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan menulis berita berdasarkan pokok - pokok berita yang didengarkan melalui televisi dengan menerapkan metode diskusi kelompok siswa kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan tahun pelajaran 2015/2016. Dalam kegiatan tes siswa

Page 134: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

125

diminta untuk menulis kembali isi berita yang didengarkan yakni dengan memperhatikan: 1. Unsur-unsur berita 5W+1H dengan skor maksimal 302. Pilihan kata/diksi yang meliputi : penggunaan kata baku dengan

skor maksimal 203. Pemakaian kalimat tidak efektif meliputi :a) kalimat rancu ,

b) pleonasme, dan c) kalalimat tidak logis dalam menuliskan kembali isi berita dengan skor maksimal 15

4. Ketepatan kaidah ejaan yang meliputi : a) pemakaian tanda baca dan b) pemakaian huruf kapital dengan skor maksimal 10

5. Keserasian berita televisi dengan teks berita yang ditulis siswa dengan skor maksimal 25.Dengan demikian skor maksimal ideal (SMI) adalah 100. Langkah selanjutnya adalah mengubah skor mentah menjadi skor standar. Untuk mengubah skor mentah menjadi skor standar digunakan pedoman konversi Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala 11.5. Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan metode tes sebagai metode utama dan metode pencatatan dokumen sebagai metode pelengkap.6. Metode Analisis Data

Analisis data ini berlangsung secara kontinu setelah selesai satu tindakan. Jadi analisis data tersebut bukan hanya dilakukan pada akhir penelitian seperti yang lazim dilakukan dalam penelitian yang bukan penelitian tindakan, tetapi terus menerus setiap selesai satu tindakan. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif, yaitu data disajikan apa adanya tanpa melalui analisis statistik. “Dengan kata lain analisis deskriptif biasanya digunakan kalau tujuan

Page 135: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

126

penelitian hanya memberikan gambaran deskriptif tentang data yang ada” (Margono,2000:190).

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu menganalisis data secara sistematis sehingga diperoleh kesimpulan umum. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) individu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan ditetapkan 72. Tuntas secara klasikal apabila lebih dari 75% dari jumlah siswa sekelas telah mencapai nilai tersebut.

12. Jadwal Kegiatan

No. Satuan KegiatanJadwal Pelaksanaan Des 2015-Mei 2016

Des Jan Feb Mrt Apr Mei1 Pra Survei, Penyusunan dan

Pengajuan Usul PenelitianX

2 Seminar Usul Penelitian X

3 Pelaksanaan Penelitian (pengumpulan data, analisis data dan penyusunan draf laporan serta bimbingan)

X X X

4 Penyusunan laporan dan pengetikan naskah yang sudah disetujui pembimbing

X X

5 Ujian Skripsi X6 Revisi dan Penjilidan X

DAFTAR PUSTAKA

Abigail, Monica. 2009. Belajar Menulis. Surabaya : JP Books.Andayani, Dewi. (2011) “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis

Berita Melalui Metode Tugas Individual Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Saraswati 1 Tabanan Tahun

Page 136: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

127

Pelajaran 2010/2011” Skripsi. IKIP Saraswati Tabanan.Arifin, Bustanul. 2007. Menyimak. Jakarta :Universitas TerbukaChaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta :Rineka Ciptahttp://hafizansyari.blogspot.co.id/2008/11/syarat-berita-dalam-

dunia-jurnalistik.html). Diakses tanggal 3 pebruari 2016. Juaniary, Ni Made. (2010), “Upaya Meningkatkan Kemampuan

Memahami Berita Melalui Metode Pemberian Tugas Individual Siswa Kelas VII D Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kediri Tahun Pelajaran 2009/2010”. Skripsi.

IKIP Saraswati Tabanan.Kusmayadi, Ismail. 2007. Menulis dengan Hati. Bandung : PT Pribumi

MekarLeni Sukaryaningsih, Luh Wayan. (2014), “Upaya Meningkatkan

Kemampuan Menulis Teks Berita Dengan Menerapkan Metode Kontruktivistik Siswa Kelas VII C Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan Tahun Pelajaran 2013/2014”.Skripsi. IKIP Saraswati Tabanan.

Morissan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta. : Kencana Prenada Media Group

Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif. Singaraja :Rafika AditamaSemi, Atar. 2008. Terampil Berdiskusi dan Berdebat. Bandung : Titian

Ilmu BandungSumiati & Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana

PramaWidjono. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo

Page 137: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

128

Lampiran 14 : Contoh Tabel

Tabel 1 SkorMentah Kemampuan Menulis Berita Berdasarkan Pokok-Pokok Berita yang Didengarkan Melalui Televisi Siswa Kelas VII H Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tabanan Tahun Pelajaran 2015/2016 Sebelum Menerapkan Metode Diskusi Kelompok (Prasiklus)

No Nama SiswaAspek-aspek yang Dinilai ∑

SkorMentahA B C D E

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1 Alit Putra Nugraha 25 15 10 5 20 752 Arya Mahesa 25 15 10 5 20 753 Ayu Kartika Yanti 20 10 10 5 20 654 Ayu Mita Suandewi 15 15 5 5 15 555 Ayu Shintya Maharani 15 10 10 5 15 556 Ayu Vira Raditya 15 15 5 5 15 557 Ayu Vivi Lianita 20 10 10 5 15 608 Ayunda 15 15 5 5 15 559 Darsana 20 10 10 5 15 60

10 Della Ariani 10 15 5 5 15 5011 Dia Ningrat 15 10 10 5 15 5512 Dwi Arta Putra 15 15 10 5 15 6013 Dwi Satria Nugraha Buana 20 10 10 5 15 6014 Dwipa Praditya 20 10 10 5 20 6515 Eka Putri Swandewi 15 10 10 5 15 5516 Hendra Adi Arta 25 15 10 5 20 7517 Hendra Saputra 15 10 10 5 15 5518 Hendrik Jose Hardan 15 10 10 5 15 5519 Josse Maryo Gabriel Sanan 25 15 10 5 20 7520 Juni Saputra 20 10 10 5 20 65

Bersambung ke halaman 66

Page 138: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

129

Lampiran 15 : Contoh Gambar

Foto 1 Kegiatan Diskusi Kelompok

Page 139: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

130

INDEKS

A

Aksiologi Ilmu 2Alisjahbana 58Amirudin 57Anwar 57, 65Arifin 13, 88, 115, 116, 127

B

Biro Pusat Statistik 64

C

cakrawala 13Cunnigham 56

D

Deklaratif 19, 23Disiminasi 5, 11Djarwanto 42, 59, 88Dwiloka 4, 9, 12, 13, 88

E

Ekspositoris 12Elipsis 51, 52

Emperik 3, 11, 23, 38Etika Ilmiah 1

F

Fajar 68

G

Genji 4, 88

H

Hadi 16, 29, 53, 88

I

Infrensial 11, 39Interpolasi 50, 51

K

Karil (Karya Ilmiah) 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 18, 45, 81

Kelompok Konsumen 2Keraf 15, 16, 56, 72, 75, 77, 88Koentjaraningrat 56, 57, 61, 63,

64, 68Kontrol 12

Page 140: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan

131

M

Mueller 56Muhadjir 4

N

Nasucha 45Notonegoro 53

P

Parametrik 11, 26, 39Penelitian UNUD 23Penjelasan 4, 21, 24, 46, 60,

108Plagiator 7Pleonasme 7, 112, 119, 120,

125

R

Rahmat 57Rajid 56Ramalan 12Rindjin 9, 52, 53, 89Rowe 63, 64Rozarfeld 57

S

Sartono 68Sendratari 4, 89Sikumbang 13Simetrisasi 53Soemardjan 57, 62Sostrohoetomo 3Suaka 47, 49, 89, 95, 97, 105Sudjana 8, 10, 11, 19, 89Sudjiman 4, 7, 9, 42, 43, 59, 61,

86, 89Surakhmad 16, 89

T

Tim Penyusun 3, 90

W

Wardana 58William 49Wirawan 57

Z

Zakaria 68

Page 141: PENULISAN KARYA ILMIAHrepository.ikipsaraswati.ac.id/documents/indonesia/buku... · 2019. 7. 1. · metodologi yang akurat dan menemukan hasil, kemudian didokumentasikan dan disiminasikan