penyakit prostat dan gangguan fungsi berkemih pada lak1

Upload: fraditayyunus

Post on 02-Mar-2016

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Penyakit Prostat dan Gangguan Fungsi Berkemih Pada Laki-lakiHubungan Antara Prediktor Resiko Progresitifitas Klinis Hiperplasia Prostat Benigna dan Sindrom Metabolic Pada Laki-laki dengan Gejala-gejala Saluran Kemih Bagian Bawah Sedang Hingga Berat.Hanna Kwon, Hee Cheol Kang, dan Jun Ho LeeOBJEKTIFUntuk mengetahui hubungan antara sindrom metabolic(Mets) dan prediktor-prediktor progresitifitas hiperplasia prostat benigna(BPH).

MATERIAL DAN METODESebanyak 778 polisi laki-laki berusia 50-an dengan gejala-gejala saluran kemih bagian bawah sedang hingga berat pada (Internasional Prostat Symptom Score >7) diteliti dalam penillitian ini. Kami mendefinisikan prediktor resiko progresitifitas klinis BPH adalah volume total prostat 31 cm3, nilai prostate-specific antigen 1.6 ng/mL, maximal flow rate < 10.6 mL/s, dan volume residual urine postvoid 39 mL. Mets didefinisikan berdasarkan National Education Program Adult Treatment Panel III. Kami menggunakan tes ekstensi Mantel-Haenszel dan analisis logistic regressi untuk menilai hubungan secara statistik.

HASILPersentase sampel dengan progresitifitas prediktor BPH progresif 1, persentase sampel dengan volume total prostat 31 cm3, dan persentase peserta dengan volume residual urine postvoid 39mL meningkat secara signifikan dengan meningkatnya jumlah komponen MetS (P=.003, P=.001, dan P=.007). Setelah disesuaikan menurut usia dan nilai serum testosterone, MetS menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan prediktor progresitifitas 1 pada BPH yang (rasio odds 1.423, 95% dengan interval 1.020-1.986)

KESIMPULANHasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan MetS dengan prediktor resiko progresitifitas klinis BPH pada laki-laki usia 50-an dengan gejala saluran kemih bagian bawah sedang hingga berat.

Pria pada usia tua sering mengalami gejala-gejala saluran kemih bagian bawah (Lower urinary tract symptoms (LUTS)), paling sering disebabkan karena hiperplasia prostat benigna (BPH). Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa BPH adalah suatu penyakit yang bersifat progresif. Klinis yang progresif pada BPH dalam International Prostate Symptom Score (IPSS) 4 poin besar dari nilai dasar, retensi akut urin, insuffisiens renal, infeksi saluran kemih berulang, inkontinensia urin dan pembedahan terkait BPH yang diperlukan. Komplikasi ini dapat memberikan efek pada kualitas hidup dan meningkatkan biaya kesehatan pada usia tua. Oleh karena itu, penting untuk meprediksikan faktor yang mengakibatkan progresifnya BPH. Pasien dengan nilai serum prostate-specific antigen (PSA) 1.6 ng/mL, maksimal flow-rate < 10,6 mL/s, volume residual urin postvoid (PVR) 39 mL, volume total prostat (TPV) 31 cm3, atau usia 62 tahun peningkatan resiko progresitifitas BPH secara signifikan.Belakangan ini, semakin banyak evidens yang menunjukkan adanya hubungan positif antara sindrom metabolic (Mets) dengan kejadian LUTS/BPH. Namun, penilaian dalam hubungan antara MetS dan progresitifitas BPH masih sangat kurang.Untuk memfasilitasi terapi pada pasien dengan Mets dan LUTS/BPH dan untuk meneliti hubungan potensi Mets pada progresitifitas BPH dalam hubungan secara tidak langsung, kami menyiasati hubungan antara Mets dan prediktor-prediktor progresif BPH pada populasi usia pertengahan (778 laki-laki usia 50-an) dengan gejala-gejala LUTS sedang hingga berat (IPPS> 7).MATERIAL DAN METODESubjek penillitianThe institutional review board of the National Police Hospital menyetujui penillitian ini pada bulan Mei 2011. Dari Agustus 2011 hingga Desember 2011, sekitar 778 polisi laki-laki usia 50-an, mempunyai IPPS > 7, telah berpartisipasi dalam pemeriksaan kesehatan prostat di National Police Hospital. Pasien yang telah didiagnosa dengan penyakit urology, termasuk BPH, urologi dengan keganasan atau neurogenik bladder atau pasien yang menerima obat -bloker, anti-kolinergik, 5-reduktas inhibitor dan phosphodiaterase-5-inhibitors dikecualikan. Semua pasien memberikan inform consen secara tertulis.Penilaian LUTS/BPHRiwayat pengobatan pasien dikumpul dengan menggunakan kuisioner terstruktur yang disesuaikan. IPSS versi korea ditanyakan kepada responden untuk menilai gejala gangguan berkemih. Volume prostat yang diukur dengan menggunakan transrectal ultrasonography (Ultraview 800, BK Medical, Herlev, Denmark), sedangkan kelenjar prostat diperiksa menggunakan pemeriksaan rectal touche. Maksimal flow rate (Medtronic, Minneapolis, MN) dan PVR (Ultraview 800, BK Medical) juga diperiksa. PSA dan nilai total serum testosterone dilakukan di pagi hari (7.00-9.00 am) setelah berpuasa pada malam hari dan ditentukan menggunakan radioimmunoassay.Prediktor pada progresif BPHBerdasarkan hasil dari penelitian Medical Therapy of Prostatic Symptoms, kami mendefinisikan prediktor pada resiko progresitifitas klinis BPH adalah TPV 31 cm3, level PSA 1.6 ng/mL, maksimal flow rate