penyakit weils

13
  BAB I PENDAHULUAN Leptospirosis adalah penyakit infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh leptospira patogenik dan memiliki manifestasi klinis yang luas, bervariasi mulai dari infeksi yang tiak jelas sampai fulminan dan fatal. Pada jenis y ang ringan, leptospirosis dapat muncul seperti influenza dengan sakit kepala dan myalgia. Leptospirosis yang berat, ditandai oleh jaundice, disfungsi renal dan diatesis hemoragik, dikenal dengan Weil¶s syndrome.

Upload: yovan-fabian

Post on 07-Jul-2015

111 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 1/13

 

BAB I

PENDAHULUAN

Leptospirosis adalah penyakit infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh leptospirapatogenik dan memiliki manifestasi klinis yang luas, bervariasi mulai dari infeksi

yang tiak jelas sampai fulminan dan fatal. Pada jenis yang ringan, leptospirosis

dapat muncul seperti influenza dengan sakit kepala dan myalgia. Leptospirosis yang

berat, ditandai oleh jaundice, disfungsi renal dan diatesis hemoragik, dikenal dengan

Weil¶s syndrome.

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 2/13

 

BAB II

ISI

ETIOLOGI

Leptospira adalah spirochaeta yang berasal dari famili Leptospiraceae.

Genus Leptospira terdiri atas 2 spesies: L.interrogans yang patogenik dan L.biflexa

yang hidup bebas. Organisme ini panjangnya 6 sampai 20 um dan lebarnya 0,1 um;

kurang berwarna tetapi dapat dilihat dengan mikroskop dengan pemeriksaan

lapangan gelap dan setelah pewarnaan silver. Leptospirosis membutuhkan media

dan kondisi khusus untuk tumbuh; membutuhkan waktu beberapa bulan agar kultur 

menjadi positif 

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 3/13

EPIDEMIOLOGI

Leptospirosis adalah zoonosis penting dengan penyebaran luas yang

mempengaruhi sedikitnya 160 spesies mamalia. Tikus, adalah reservoir yang paling

penting, walaupun mamalia liar yang lain yang sama dengan hewan peliharaan dandomestic dapat juga membawa mikroorganisme ini. Leptospira meningkatkan

hubungan simbiosis dengan hostnya dan dapat menetap pada tubulus renal selama

beberapa tahun. Transmisi leptospira dapat terjadi melalui kontak langsung dengan

urin, darah, atau jaringan dari hewan yang terinfeksi atau paparan pada lingkungan;

transmisi antar manusia jarang terjadi. Karena leptospira diekresikan melalui urin

dan dapat bertahan dalam air selama beberapa bulan, air adalah sarana penting

dalam transmisinya. Epidemik leptospirosis dapat terjadi melalui paparan air 

tergenang yang terkontaminasi oleh urin hewan yang terinfeksi. Leptospirosis palingsering terjadi di daerah tropis karena iklimnya sesuai dengan kondisi yang

dibutuhkan pathogen untuk bertahan hidup. Pada beberapa negara berkembang,

leptospirosis tidak dianggap sebagai masalah. Pada tahun 1999, lebih dari 500.000

kasus dilaporkan dari Cina, dengan nilai case fatality rates dari 0,9 sampai 7,9%. Di

Brazil, lebih dari 28.000 kasus dilaporkan pada tahun yang sama.

Manusia tidak sering terinfeksi leptospirosis. Ada beberapa kelompok

pekerjaan tertentu yang memiliki resiko tinggi yaitu pekerja-pekerja di sawah,pertanian, perkebunan, peternakan, pekerja tambang, pekerja di rumah potong

hewan atau orang- orang yang mengadakan perkemahan di hutan, dokter hewan.

Setiap individu dapat terkena leptospirosis melalui paparan langsung atau kontak

dengan air dan tanah yang terinfeksi. Leptospirosis juga dapat dikenali dimana

populasi tikus meningkat.

 Aktivitas air seperti berselancar, berenang, dan ski air, membuat seseorang

mnejadi beresiko leptospirosis. Pada tahun 1998, kejadian luar biasa terjadi diantara

komunitas atlet. Diantara atlet tersebut, tertelan atau terhisapnya air menjadi factor 

resiko.

PATOGENESIS

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 4/13

Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lender, memasuki aliran

darah dan berkembang, lalu menyebar secara lu as ke jaringan tubuh. Kemudian

terjadi respon imunologi baik secara seluler maupun humoral sehingga infeksi ini

dapat ditekan dan terbentuk antibodi spesifik. Walaupun demikian beberapa

organisme ini masih bertahan pada daerah yang terisolasi secara imunologi seperti

dalam ginjal dimana sebagian mikroorganisme akan mencapai convoluted tubules,

bertahan disana dan dilepaskan melalui urin. Leptospira dapat dijumpai dalam air 

kemih sekitar 8 hari sampai beberapa minggu setelah infeksi dan sampai berbulan -

bulan bahkan bertahun-tahun kemudian. Leptospira dapat dihilangkan dengan

fagositosis dan mekanisme humoral. Kuman ini dengan cepat lenyap dari darah

setelah terbentuknya agglutinin. Setelah f ase leptospiremia 4-7 hari, mikroorganisme

hanya dapat ditemukan dalam jaringan ginjal dan okuler. Leptospiruria berlangsung

1-4 minggu. Tiga mekanisme yang terlibat pada patogenese leptospirosis : invasi

bakteri langsung, factor inflamasi non spesifik, da n reaksi imunologi.

PATOLOGI

Dalam perjalanan pada fase leptospiremia, leptospira melepaskan toksin yang

bertanggung jawab atas terjadinya keadaan patologi pada beberapa organ. Lesi

yang muncul terjadi karena kerusakan pada lapisan endotel kapiler. Pada

leptospirosis terdapat perbedaan antara derajat gangguan fungsi organ dengan

kerusakan secara histiologik. Pada leptospirosis lesi histologis yang ringan

ditemukan pada ginjal dan hati pasien dengan kelainan fungsional yang nyata dari

organ tersebut. Perbedaan ini menunjukkan bahwa kerusakan bukan pada struktur 

organ. Lesi inflamasi menunjukkan edema dan infiltrasi sel monosit, limfosit dan sel

plasma. Pada kasus yang berat terjadi kerusakan kapiler dengan perdarahan yang

luas dan disfungsi hepatoseluler dengan retensi bile. Selain di ginjal leptospira juga

dapat bertahan pada otak dan mata. Leptospira dapat masuk kedalam cairan

serebrospinalis pada fase leptospiremia. Hal ini akan menyebabkan meningitis yang

merupakan gangguan neurologi terbanyak yang terj adi sebagai komplikasi

leptospirosis. Organ-organ yang sering dikenai leptospira adalah ginjal, hati, otot dan

pembuluh darah. Kelainan spesifik pada organ :

1. Ginjal

Interstitial nefritis dengan infiltrasi sel mononuclear merupakan bentuk lesi pada

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 5/13

leptospirosis yang dapat terjadi tanpa gangguan fungsi ginjal. Gagal ginjal terjadi

akibat tubular nekrosis akut. Adanya peranan nefrotoksin, reaksi imunologis, iskemia

ginjal, hemolisis dan invasi langsung mikroorganisme juga berperan menimbulkan

kerusakan ginjal.

2. Hati

Hati menunjukkan nekrosis sentilobuler fokal dengan infiltrasi sel limfosit fokal dan

proliferasi sel kupfer dengan kolestasis. Pada kasus-kasus yang diotopsi, sebagian

ditemukan leptospira dalam hepar. Biasanya organisme ini terdapat diantara sel-sel

parenkim.

3. Jantung

Epikardium, endokardium dan miokardium dapat terlibat. Kelainan miokardium dapat

fokal atau difus berupa interstitial edema dengan infiltrasi sel mononuclear dan

plasma. Nekrosis berhubungan dengan infiltrasi neutrof il. Dapat terjadi perdarahan

fokal pada miokardium dan endokarditis.

4. Otot rangka

Pada otot rangka, terjadi perubahan-perubahan berupa local nekrotis, vakuolisasi

dan kehilangan striata. Nyeri otot yang terjadi pada leptospira disebabkan invasi

langsung leptospira. Dapat juga ditemukan antigen leptospira pada otot.

5. Mata

Leptospira dapat masuk ruang anterior dari mata selama fase leptospiremia dan

bertahan beberapa bulan walaupun antibody yang terbentuk cukup tinggi. Hal ini

akan menyebabkan uveitis.

6. Pembuluh darah

Terjadi perubahan pada pembuluh darah akibat terjadinya vaskulitis yang akan

menimbulkan perdarahan. Sering ditemukan perdarahan/pteki pada mukosa,

permukaan serosa dan alat-alat viscera dan perdarahan bawah kulit

7. Susunan saraf pusat

Leptospira mudah masuk kedalam cairan cerebrospinal (CSS) dan dikaitkan dengan

terjadinya meningitis. Meningitis terjadi sewaktu terbentuknya respon antibody, tidak

pada saat memasuki CSS. Diduga bahwa terjadinya meningitis diperantarai oleh

mekanisme imunologis. Terjadi penebalan meninges dengan sedikit peningkatan se

mononuclear arakhnoid. Meningitis yang terjadi adalah meningitis aseptic, biasanya

paling sering disebabkan oleh L. canicola.

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 6/13

 

8. Weil Disease

Weil disease adalah leptospirosis berat yang ditandai dengan ikterus, biasanya

disertai perdarahan, anemia, azotemia, gangguan kesadaran dan demam tipe

kontinua. Penyakit weil ini biasanya terdapat pada 1 -6% kasus dengan leptospirosis.

Penyebab weil disease adalah serotype icterohaemorragica pernah juga dilaporkan

oleh serotype copanhageni dan bataviae. Gambaran klinis bervariasi berupa

gangguan renal, hepatic, atau disfungsi vascular.

Gambaran klinis

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 7/13

 

Masa inkubasi biasanya 1-2 minggu tetapi antara 2-20 hari. Gambaran klinis

dapat dilihat pada table 2. Leptospirosis mempunyai 2 fase penyakit yang khas

yaitu fase leptospiremia akut yang diikuti fase imun. Perbedaan kedua fase ini tidakselalu jelas, dan pada kasus-kasus ringan tidak selalu diikuti fase kedua. Tabel 2.

Gambaran klinis pada Leptospirosis

Sering : demam, menggigil, sakit kepala, meningismus, anoreksia, mialgia,

conjuctival suffusion, mual, muntah, nyeri abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam

kulit, fotophobi Jarang : pneumonitis, hemoptoe, delirium, perdarahan, diare,

edema, splenomegali, atralgia, gagal ginjal, peroferal neuritis, pancrea titis, parotitis,

epididimytis, hematemesis, asites, miokarditis

Fase Leptospiremia

Fase ini ditandai dengan adanya leptospira di dalam darah dan cairan

serebrospinal, berlangsung secara tiba-tiba dengan gejala awal sakit kepala

biasanya di frontal, rasa sakit pada otot yang hebat terutama pada paha, betis, dan

pinggang disertai nyeri tekan. Mialgia dapat diikuti dengan hiperestesi kulit, demam

tinggi yang disertai mengigil, juga didapati, mual dengan atau tanpa muntah disertai

mencret, bahkan pada sekitar 25% kasus disertai penurunan kesadaran. Pada

pemeriksaan keadaaan sakit berat, bradikardi relative, dan ikterus (50%). Pada hari

ke 3-4 dapat dijumpai adanya konjungtiva suffusion dan fotofobia. Pada kulit dapat

dijumpai rash yang berbentuk macular, makulopapular atau urtikaria. Kadang -

kadang dijumpai splenomegali, hepatomegali, serta limfadenopati. Fase ini

berlangsung 4-7 hari. Jika cepat ditangani pasien akan membaik, suhu akan kembali

normal, penyembuhan organ-organ yang terlibat dan fungsinya kembali normal 3-6

minggu setelah onset. Pada keadaaan sakit yang lebih berat, demam turun setelah 7

hari diikuti oleh bebas demam selam 1-3 hari, setelah itu terjadi demam kembali.

Keadaan ini disebut fase kedua atau fase imun.

Fase imun Fase ini ditandai dengan peningkatan titer antibody, dapat timbul

demam yang mencapai suhu 400C disertai mengigil dan kelemahan umum.

Terdapat rasa sakit yang menyeluruh pada leher, perut dan otot-otot kaki terutama

betis. Terdapat perdarahan berupa epistaksis, gejala kerusakan pada ginjal dan hati,

uremia, ikterik. Perdarahan paling jelas terlihat pada fase ikterik, purpura, petechiae,

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 8/13

epistaksis, perdarahan gusi merupakan manifestasi perdarahan yang paling sering.

Conjungtiva injection dan conjungtival suffusion dengan ikterus merupakan tanda

patognomosis untuk leptospirosis. Terjadinya meningitis merupakan tanda fase ini,

walaupun hanya 50% gejala dan tanda meningitis, tetapi pleositosis pada CSS

dijumpai pada 50-90% pasien. Tanda-tanda meningeal dapat menetap dalam

beberapa minggu, tetapi biasanya menghila ng setelah 1- 2 hari. Pada fase ini

leptospira dapat dijumpai dalam urin.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN RADIOLOGI

Ditemukannya sedimen urin (leukosit, eritrosit, dan hyalin atau granular) dan

proteinuria ringan pada leptospirosis anikterik menjadi gagal ginjal dan azotemia

pada kasus yang berat. Jumlah sedimen eritrosit biasanya meningkat. Pada

leptospirosis anikterik, jumlah leukosit antara 3000 -26000/L, dengan pergeseran ke

kiri ; pada Weil¶s sindrom, sering ditandai oleh leukositosis. Trombositopenia yang

ringan terjadi pada 50 % pasien dan dihubungkan dengan gagal ginjal. Pada

perbandingannya dengan hepatitis virus akut, leptospirosis memiliki bilirubin dan

alkalin phospatase serum yang meningkat sama dengan peningkatan ringan dari

aminotransferase serum (sampai 200/ul). Pada Weil¶s sindrom, protrombin time

dapat memanjang tetapi dapat dikoreksi dengan vitamin K. Kreatin phospokinase

yang meningkat pada 50 % pasien dengan leptospirosis selama minggu pertama

perjalanan penyakit, dapat membantu membedaka nnya dengan infeksi hepatitis

virus.Bila terjadi reaksi meningeal, awalnya terjadi predominasi leukosit

polimorfonuklear dan diikuti oleh peningkatan sel mononuklear. Konsentrasi protein

pada LCS dapat meningkat dan glukosa pada LCS normal. Pada leptopiro sis berat,

lebih sering ditemukan abnormalitas gambaran radiologis paru daripada

berdasarkan pemeriksaan fisik berupa gambarab hemoragik alveolar yang

menyebar. Abnormalitas ini terjadi 3 -9 hari setelah onset. Abnormalitas radiografi ini

paling sering terlihat pada lobus bawah paru.

DIAGNOSIS

Pada umumnya diagnosis awal leptospirosis sulit, karena pasien biasanya

datang dengan meningitis, hepatitis, nefritis, pneumonia, influenza, syndrome syok

toksik, demam yang tidak diketahui asalnya dan diathesis hem oragik, bahkan

beberapa kasus datang sebagai pancreatitis. Pada anamnesis, penting diketahui

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 9/13

tentang riwayat pekerjaan pasien, apakah termasuk kelompok resiko tinggi.

Gejala/keluhan didapati demam yang muncul mendadak, sakit kepala terutama di

bagian frontal, nyeri otot, mata merah/fotofobia, mual atau muntah. Pada

pemeriksaan fisik dijumpai demam, bradikardi, nyeri tekan otot, hepatomegali dan

lain- lain. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin bisa dijumpai lekositosis,

normal atau sedikit menurun disertai gambaran neutrofilia dan laju endap darah

yang meninggi. Pada urin dijumpai proteinuria, leukosituria dan torak (cast). Bila

organ hati terlibat, bilirubin direk meningkat tanpa peningkatan transaminase. BUN,

ureum, dan kreatinin juga bisa meninggi bila terjadi komplikasi pada ginjal.

Trombositopeni terdapat pada 50% kasus. Diagnosis pasti dengan isolasi leptospira

dari cairan tubuh dan serologi.

Kultur 

Dengan mengambil specimen dari darah atau CSS selama 10 hari pertama

perjalanan penyakit. Dianjurkan untuk melakukan kultur ganda dan mengambil

specimen pada fase leptospiremia serta belum diberi antibiotic. Kultur urine diambil

setelah 2-4 minggu onset penyakit. Kadng-kadang kultur urin masih positif selama

memerapa bulan atau tahun setelah sakit. Untuk isolasi leptospira dari cairan atau

  jaringan tubuh, digunakan medium Ellinghausen -McCullough-Johnson-Harris; atau

medium Fletcher dan medium Korthof. Spesimen dapat dikirim ke laboratorium untuk

dikultur , karena leptospirosis dapat hidup dalam heparin, EDTA atau sitrat sampai

11 hari. Pada specimen yang terkontaminasi, inokulasi hewan dapat digunakan.

Serologi Jenis uji serologi dapat dilihat pada table 3 pemeriksaan untuk mendeteksi

adanya leptospira dengan cepat adalah dengan pemeriksaan Polymerase C hain

Reaktion (PCR), silver stain, atau fluroscent antibody stain, dan mikroskop lapangan

gelap

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 10/13

 

DIAGNOSIS BANDING

Leptospirosis harus dibedakan dengan demam yang lain dihubungkan

dengan sakit kepala dan nyeri otot,seperti dengue, malaria, demam enterik , hepatitis

virus, dan penyakit rickettsia.

PENGOBATAN

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 11/13

 

Pengobatan suportif dengan observasi ketat untuk mendeteksi dan mengatasi

keadaan dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal ginjal sangat penting pada

leptospirosis. Gangguan fungsi ginjal umumnya dengan spontan akan membaik

dengan membaiknya kondisi pasien. Namun pada beberapa pasien membutuhkan

tindakan hemodialisa temporer.

Pemberian antibiotic harus dimulai secepat mungkin, biasanya pemberian

dalam 4 hari setelah onset cukup efektif. Berbagai jenis antibiotic pilihan dapat dilihat

pada table 4. Untuk kasus leptospirosis berat, pemberian intra vena penicillin G,

amoxicillin, ampicillin atau eritromisin dapat diberikan. Sedangkan untuk kasus -

kasus ringan dapat diberikan antibiotika oral tetrasiklin, doksisiklin, ampisilin atau

amoksisilin maupun sepalosporin.

Sampai saat ini penisilin masih merupakan antibiotika pilihan utama, namun

perlu diingat bahwa antibiotika bermanfaat jika leptospira masih di darah (fase

leptospiremia). Pada pemberian penisilin dapat muncul reaksi Jarisch ± Herxherimer 

4 sampai 6 jam setelah pemberian intra vena, yang menunjukkan adanaya aktifitas

anti leptospira. Tindakan suportif diberikan sesuai dengan keparahan penyakit dan

komplikasi yang timbul. Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diatur 

sebagaimana pada

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 12/13

penanggulangan gagal ginjal secara umum. Kalau terjadi azotemia/uremia berat

sebaiknya dilakukan dialysis.

PROGNOSIS

Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus dengan ikterus, angka

kematian 5% pada umur di bawah 30 tahun, dan pada usia lanjut menc apai 30-40%.

Leptospirosis selama kehamilan dapat meningkatkan mortality fetus.

PENCEGAHAN

Pencegahan leptospirosis khususnya di daerah tropis sangat sulit. Banyaknya

hospes perantara dan jenis serotype sulit untuk dihapuskan. Bagi mereka yang

mempunyai resiko tinggi untuk tertular leptospirosis harus diberikan perlindungan

berupa pakaian khusus yang dapat melindunginya dari kontak dengan bahan -bahan

yang telah terkontaminasi dengan kemih binatang reservoir. Pemberian doksisiklin

200 mg perminggu dikatakan bermanfaat untuk mengurangi serangan leptospirosis

bagi mereka yang mempunyai resiko tinggi dan terpapar dalam waktu singkat.

Penelitian terhadap tentara amerika di hutan panama selama 3 minggu, ternyata

dapat mengurangi serangan leptospirosis dari 4 -2 % menjadi 0,2%, dan efikasi

pencegahan 95%. Vaksinasi terhadap hewan-hewan tersangka reservoir sudah

lama direkomendasikan tetapi vaksinasi terhadap manusia belum berhasil dilakukan,

masih memrlukan penelitian lebih lanjut.

BAB III

KESIMPULAN

Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan leptospira.

Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan leptospira secara incidental. Gejala

klinis yang timbul mulai dari yang ringan sampai yang berat bahkan kematian, bila

terlambat mendapat pengobatan. Diagnosis dini yang tepat dan penatalaksanaan

yang cepat akan mencegah perjalanan penyakit menjadi berat. Pencegahan dini

terhadap mereka yang terekspos diharapkan dapat melindungi mereka dari

serangan leptospirosis.

5/9/2018 penyakit weils - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-weils 13/13