peranan model ctl (contextual teaching learning)...

179
PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PKN ( di MIS Irsyadul Khair) Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh MULYANAH 809018300638 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Upload: vocong

Post on 07-Feb-2018

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) DALAM

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V

PADA MATA PELAJARAN PKN

( di MIS Irsyadul Khair)

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

MULYANAH

809018300638

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 2: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan
Page 3: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan
Page 4: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan
Page 5: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

i

ABSTRAK

MULYANAH, “Peranan Model CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam

Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata

Pelajaran PKn”, Skripsi Jurusan Pendidikan Guru madrasah

Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dr. Iwan Purwanto ,M.Pd.

Kata knci: Minat Belajar, hasil Belajar, PKn, Model CTL (Contextual

Teaching Learning)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, salah satu hambatan

yang dihadapi dalam pembelajaran PKn adalah mengenai model pembelajaran

yang tidak efektif. Untuk meengatasinya, peneliti menggunakan model

pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)

dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair.

Hipotesis tindakannya adalah peneliti menerapkan model CTL (Contextual

Teaching Learning) pada pelajaran PKn, dengan begitu minat dan hasil belajar

PKn siswa akan mningkat. Adapun indikator keberhasilannya adalah 75% nilai

PKn siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair mencapai KKM ≥60.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Kelas (PTK). Instrumen yang digunakan adalah instrument tes berupa pre test dan

post test, serta instrument non tes berupa lembar observasi dan lembar wawancara.

Berdasarkan hasil Normal Gain, hasil belajar siswa siklus II mengalami

peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I. Hal ini

membuktikan bahwa penerapan model CTL (Contextal Teaching Learning)

berhasil pada siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair. Rata-rata N-gain siklus I

adalah 0,53, rata-rata N-Gain siklus II 0,67, dengan begitu indicator keberhasilan

dalam penelitian telah tercapai karena seluruh siswa kelas V nilai PKn mereka

telah mencapai KKM yang telah ditentukan yakni 60. Berdasarkan hasil

wawancara, minat siswa setelah belajar PKn dengan model CTL (Contectual

Teaching Learning) adalah tinggi.

Setelah belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching

Learning), siswa menjadi lebih aktif dan mudah berfikir kreatif serta

meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran PKn. Motivasi belajarnyapun

meningkat dan lebih menyenangkan.

Page 6: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

ii

ABSTRACT

MULYANAH, “The Role CTL (Contextual Teaching Learning) Models in

Improving Student Result Interest and Class V on Civics Lesson”.

Master’s thesis Department of Education Elementary Madrassa, Facculty

of Teaching and Education, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Supervisor:

Dr. Iwan Purwanto,M.Pd.

The key: Interest Learning, Learning outcomes, Civic, CTL (Contextual

Teaching Learning) models.

Based on observations by researchers , one of the obstacles encountered

in the learning of Civics is about learning model is not effective , researchers used

learning CTL ( Contextual Teaching Learning ) . This study aims to determine the

application of learning CTL ( Contextual Teaching Learning )models to increase

interest and class V student learning outcomes in MIS Irsyadul.

Hypothesis actions are researchers applied a CTL ( Contextual Teaching

Learning ) models in Civics , with interest and learning outcomes so students will

study Civics . The indicator of success is 75 % value Civics class V students in

MIS Irsyadul Khair achieve ≥ 60 KKM .

The method used in this study is a research method classes (CAR ) . The

instrument used is a test instrument in the form of pre-test and post-test , as well

as non- test instruments such as observation sheets and interview sheet .

Based on the results of Normal Gain , the results of the second cycle of student

learning has increased compared to the learning outcomes of students in cycle I.

It is proved that the application of the CTL ( Contextal Teaching Learning )

models are succeed in class V in MIS Irsyadul Khair . Average N - gain first cycle

was 0.53 , the average N - Gain 0.67 second cycle , so indicator of success has

been achieved in the study because the entire fifth grade students Civics value

they have reached the predetermined KKM 60 . Based on the interview , after

learning civics student interest with the CTL ( Contectual Teaching Learning )

model is high.

After learning to use the CTL ( Contextual Teaching Learning ) models, students

become more active and creative thinking as well as increase student interest in

the subject of Civics . give the student increased motivation and more fun .

Page 7: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim

Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini

merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan sangat terbatas,

maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak sangat

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat:

1. Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

2. Fauzan, MA, selaku Ketua Program Studi PGMI.

3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Pembimbing yang selalu memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Staf jurusan PGMI.

5. Tasripin Rodjali selaku Kepala MI Irsyadul Khair yang telah membantu

penulis selama penelitian berlangsung.

6. Agus Suharyono, suami penulis yang telah memberikan semangat, doa dan

dorongan kepada penulis dalam selama penulisan skripsi ini.

7. Almarhum dan Almarhumah orang tua penulis, yang terus memberikan

semangat dan nasehat-nasehat yang berarti dalam kehidupan penulis, walupun

tidak dapat menemani penulis sampai skripsi ini selesai.

8. Teman-teman guru yang telah memberikan semangat dalam penulisan skripsi

dan dalam perkuliahan.

Page 8: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

iv

9. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi

serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT dapat menerima segala amal kebaikan atas jasa baik

yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-

kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu

pengetahuan. Amiin.

Jakarta, 09 September 2013

Penulis

MULYANAH

NIM.809018300638

Page 9: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................ v

DAFTAR TABEL ................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 4

D. Perumusan Masalah ............................................................... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 5

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORITIS

1. Pengertian Belajar

a. Belajar menurut para ahli ......................................... 8

b. Unsur-unsur belajar .................................................. 10

c. Tipe-tpe belajar ........................................................ 10

d. Faktor-faktor belajar .................................................. 11

e. Prinsip-prinsip belajar................................................ 13

2. Pengerrtian Hasil Belajar ................................................. 14

3. Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ....................... 14

4. Kegunaan dan fungsi Hasil Belajar ................................. 15

5. Metode pengukuran hasil Belajar .................................... 16

Page 10: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

vi

B. MINAT BELAJAR ................................................................ 17

1. Pengertian Minat Belajar ................................................. 17

2. Faktor yang mempengaruhi Minat Belajat ...................... 18

C. MODEL PEMBELAJARAN CTL

(Contextual Teaching Learning) ........................................... 18

1. Pengertian Model CTL ...................................................

(Contextual Teaching Learning ....................................... 18

2. Komponen-komponen CTL

(Contextual Teaching Learning) ..................................... 19

3. Prose belajar menurut Model CTL

(Contextual Teaching Learning ....................................... 20

4. Perbedaan model CTL dengan Konvensional ................. 21

5. Langkah-langkah pembelajaran model CTL ................... 22

D. HAKIKAT PEMBELAJARAN PKN .................................... 23

1. Pengertian PKn ................................................................ 23

2. Konsep dan tujuan PKn ................................................... 24

E. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN ........................... 25

F. KERANGKA BERPIKIR ..................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan tempat penelitian ......................................................... 28

B. Subyek atau pertisipasi yang terlibat dalam peneelitian ............... 28

C. Peran dan posisi peneliti................................................................ 30

D. Metode Penelitian dan Intervensi Tindakan .................................. 29

1. Metode Penelitian.................................................................... 29

E. Tahapan Intervensi Tindakan ........................................................ 31

F. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan ................................... 35

G. Data dan Sumber Data ................................................................. 36

H. Instrument Pengumpulan Data ...................................................... 36

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .................................. 37

J. Teknik Analisis Belajar ................................................................ 40

K. Indikator Keberhasilan Tindakan ................................................. 42

L. Tindak Lanjut Atas Pengembangan Perencanaan Penelitian ........ 42

Page 11: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

vii

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN.

A. Deskripsi data dan Obyek Penelitian ............................................ 43

1.Sejarah Berdirinya MIS Irsyadul Khair ....................................... 43

2.Visi dan Misi ............................................................................... 43

B. Deskriptif Data Hasil Pengamatan Efek atau

Hasil Intervensi Tindakan ............................................................. 46

C. Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 51

D. Analisis Data ................................................................................. 51

1. Hasil Belajar Siswa ................................................................. 51

2. Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan ................... 57

3. Hasil Observasi Aktifitas siswa, aktifitas

guru dan proses pembelajaran ................................................. 58

E. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian .......................................... 84

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 87

B. Implikasi ....................................................................................... 88

C. Saran-saran .................................................................................... 88

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR UJI REFERENSI

BIODATA PENULIS

Page 12: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................... 28

Table 4.1 : Data Tenaga Pendidik ................................................ 44

Tabel 4.2 : Data Karyawan .......................................................... 45

Tabel 4.3 : Data Peserta Didik ...................................................... 45

Tabel 4.4 : Hasil Belajar Siklus I ................................................. 52

Tabel 4.5 : Hasil Belajar Siklus II ................................................ 54

Tabel 4.6 : Rekapitulasi perbandingan hasil belajar siklus I dan

hasil belajar Siklus II ................................................... 55

Tabel 4.7 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus I ....................... 58

Tabel 4.8 : Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I .................... 59

Tabel 4.9 : Aktifitas Pembelajaran Siklus I ................................. 62

Tabel 4.10 : Aktifitas Guru Siklus II .............................................. 64

Tabel 4.11 : Aktifitas Pembelajaran Siklus II ................................. 65

Page 13: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Catatan Lapangan Siklus I ..................................... 90

Lampiran II : Catatan Lapangan Siklus II .................................... 93

Lampiran III : Reliabilitas Tes ....................................................... 96

Lampiran IV : Skor Data Dibobot ................................................. 98

Lampiran V : Daya Pembeda ........................................................ 100

Lampiran VI : Tingkat Kesukaran ................................................. 101

Lampiran VII : Pedoman Wawancara Saat Observasi .................... 102

Lampiran VIII : Hasil Wawancara Responden Siswa ...................... 103

Lampiran IX : Materi Siklus I ........................................................ 106

Lampiran X : Materi Siklus II ...................................................... 116

Lampiran XI : RPP Siklus I ........................................................... 132

Lampiran XII : RPP Siklus II .......................................................... 142

Lampiran XIII : Dokumentasi .......................................................... 161

Page 14: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tidak ada yang tidak berubah didalam realita ini dan sudah menjadi

kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari

perkembangan masyarakat, karena perkembangan dan perubahan adalah cirri khas

dari peradaban manusia. Demikian halnya dengan pendidikan di Indonesia,

dikarenakan perkembangan masyarakat akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta masalah ilmiah baru yang timbul di sekitar kita menyebabkan

tuntutan masyarakat terhadap pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan

dan perubahan.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya. Disebutkan pula tujuan pendidikan nasional adalah untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis 1.

Pemerintah telah berusaha menjawab tuntutan masyarakat dalam hal

peningkatan mutu pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan

dan teknologi dewasa ini. Salah satu diantaranya berbagai usaha pemerintah

dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan mengadakan pembaharuan-

pembaharuan didalam system pendidikan kita.

Rendahnya mutu pendidikan dapat diartikan kurang efektifnya proses

pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru, maupun saranan dan

prasarana yang ada, minat dan motivasi yang rendah, kinerja guru yang rendah

akan menyebabkan pembelajaran kurang efektif.

Permasalahan yang dialami dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan meliputi factor internal dan eksternal. Faktor internal yang

1 Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Pelaksanannya 2003-2004 (Jakarta: CV. Tamia Utama 2004),.h.38-39

1

Page 15: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

2

dialami siswa salah satunya adalah kurangnya minat siswa dalam mata pelajaran

PKn, faktor inilah yang akan menjadi masalah sejauh siswa sebagai tindak belajar

yang menghasilkan hasil belajar yang baik.

Hasil belajar merupakan daya serap siswa yang berupa kemampuan

kognitif atau kemampuan mengerjakan tes sampai sekarang masih menjadi

pedoman untuk menaikan siswa ke kelas yang lebih tinggi, dan menerima siswa

atau mahasiswa baru.

Didalam dunia pendidikan sering kita menemui bahwa siswa merasa

enggan mempelajari PKn, karena mereka beranggapan semua itu tidak penting

hanya sekedar cerita yang diulang dan mereka beranggapan bahwa dalam

pelajaran PKn banyak sekali hal-hal yang harus mereka hafalkan, dan tidak ada

tantangan yang menarik bagi siswa untuk membuat mereka berpikir lebih jauh

lagi ke depan, padahal sebagai warganegara yang baik mereka harus perlu

mengenal kewajiban dan hak mereka sebagai warganegara.

Karena kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran PKn maka

berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan apa yang

diharapkan, cenderung mereka menyepelekan dan menganggap mudah hal

tersebut.

Dikarenakan minat mereka yang rendah terhadap mata pelajaran PKn,

maka hasil belajar mereka tidak sesuai dengan standar nilai yang telah ditentukan,

selama ini standar nilai yang diberikan untuk mata pelajaran PKn adalah 6,0,

tetapi pada saat dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa sebagian siswa

berada dibawah standar nilai yang sudah ada, sebagian besar siswa mengatakan

tidak tertarik pada mata pelajaran PKn dan membosankan karena gurunya banyak

sekali bercerita sehingga sebagian besar dari siswa hanya berfokus kepada guru

dan tidak ada tantangan yang siswa alami.

Telah kita ketahui bersama pandangan umum selama ini yang masih

dianut oleh guru sampai sekarang bahwa proses belajar mengajar adalah

pengetahuan guru yang diberikan kepada siswa. Keberhasilan mengajar diukur

sejauh mana siswa dapat menunjukkan bahwa mereka dapat mengungkapkan

pengetahuan yang diinginkan oleh guru. Jika yang diungkapkan tidak sesuai

Page 16: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

3

dengan yang diinginkan oleh guru maka siswa tidak dianggap belajar. Dengan

asumsi ini maka guru berusaha sangat aktif dalam menyampaikan informasi

(dengan metode ceramah) dan siswa hanya mendengar dan mengingat.

Kegiatan mengajar bukan hanya sekedar mengingat fakta-fakta untuk

persediaan jawaban tes sewaktu ujian tetapi harus lebih bermakna bagi siswa.

Seperti yang diungkapkan Ausubel “bahwa kegiatan mengajar atau materi

pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa haruslah bermakna bagi siswa,

artinya kegiatan tersebut haruslah relevan struktur kemampuan kognitif

kemampuan siswa”2. Karena dengan kegiatan yang sesuai akan dapat melakukan

aktifitas mental (berpikir) dengan optimal.

Kegiatan mengajar juga diharapkan mampu memperluas wawasan

pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan sejumlah sikap

positif yang direfleksikan siswa melalui cara berpikir dan bertindak sebagai

dampak hasil belajarnya. Untuk itu cara mengajar guru harus dirubah, guru

menyediakan beragam kegiatan yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman

belajar supaya siswa mampu mengembangkan kompetensi setelah menereapkan

pemahaman dan pengetahuannya, dimana model CTL (Contextual Teaching

Learning) sangat sesuai dipakai guru untuk meningkatkan minat dan hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran PKn.

Model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan “konsep belajar

yang membantu mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat”.

Dengan model ini diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna bagi

siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa

belajar dan mengalami, mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.

2 Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Penerbit Rineka Cipta, April

2010),.h.16

Page 17: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

4

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan melakukan penelitian

dengan judul “PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning)

DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS V PADA MATA PELAJARAN PKN”.

B. IDENTIFIKASI AREA DAN FOKUS

Berdasarkan hasil analisa pada latar belakang bahwa selama ini

pembelajaran yag dilakukan masih bersifat konvensional, maka masalah diatas

dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan masalah yang akan digunakan

sebagai focus perbaikan pembelajaran sebagai berikut:

1. Pengetahuan siswa relative rendah, karena kurangnya informasi yang mereka

terima dari guru atau media lain.

2. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai dikarenakan para

guru jarang sekali membaca buku tentang model-model pembelajaran,

sementara kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran PKn masih

harus dilakukan dalam proses mengajar sehingga dapat menarik minat siswa.

3. Kurangnya minat siswa dalam mata pelajaran PKn, karena sebagian besar

guru menyampaikan materi PKn lebih banyak bercerita atau menggunakan

cara-cara yang masih tradisional dan tidak membuat siswa menjadi aktif,

akhirnya timbul rasa bosan pada diri siswa.

C. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari pembiasan dalam memahami rencana penelitian ini,

maka saya mebatasi masalah pada Model Pembelajran CTL (Contextual Teaching

Learning) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V pada mata

pelajaran PKn di MIS Irsyadul Khair.

Page 18: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

5

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran PKn dengan menggunakan

model CTL (Contextual Teaching Learning) pada siswa kelas V di MIS

Irsyadul Khair, apakah akan banyak perubahan dibandingkan dengan model

konvensional yang selama ini dipakai dalam pembelajaran?

2. Bagaimana minat siswa kelas V pada mata pelajara PKn dengan menggunakan

model CTL (Contextual Teaching Learning) di MIS Irsyadul Khair, apakah

dapat merubah pandangan siswa yang selama ini dalam proses belajar

mengajar mereka kurang sekali perhatian karena cara guru kurang menarik

dalam penyampaian materi?

3. Bagaimnana hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran PKn dengan

menggunan model CTL (Contextual Teaching Learning), apakah dapat

meningkatkan hasil belajar siswa yang sebagian besar masih kurang dari

KKM?

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Untuk memberi arah yang jelas tentang maksud dari penelitian ini

dan berdasar pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui proses pembelajaran mata pelajaran PKn dengan

menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada siswa

kelas V di MIS Irsyadul Khair, apakah akan banyak perubahan

dibandingkan dengan model konvensional yang selama ini dipakai dalam

pembelajaran?

b. Untuk mengetahui minat siswa kelas V pada mata pelajara PKn dengan

menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) di MIS

Irsyadul Khair, apakah dapat merubah pandangan siswa yang selama ini

Page 19: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

6

dalam proses belajar mengajar mereka kurang sekali perhatian karena cara

guru kurang menarik dalam penyampaian materi?

c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V pada mata

pelajaran PKn dengan menggunan model CTL (Contextual Teaching

Learning), apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang sebagian

besar masih kurang dari KKM?

2. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut penulis kemukakan manfaat

dari penelitian ini:

a. Scara teoritis

1) Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembuktian

bahwa model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan salah

satu hal penting dalam meningkatkan hasil belajar dan minat siswa

dalam mata pelajaran PKn.

2) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan model

CTL (Contextual Teaching Learning) terhadap peningkatan minat dan

hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.

3) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembanding, pertimbangan

dan pengembangan bagi peneltian dimasa yang akan dating dibidang

dan permasalahan yang sejenis atau berkaitan.

b. Tujuan Praktis

Bagi siswa

1) Meningkatkan minat siswadalam memahami materi pelajaran PKn.

2) Memiliki rasa tanggungjawab terhadap perolehan ilmu.

3) Memotivasi siswa untuk lebih mantap dalam belajar.

4) Meningkatkan hasil belajar siswa.

5) Siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam menyerap informasi yang

ada.

Page 20: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

7

Bagi Guru

1) Hasil pembelajaran sebagai umpan balik umuk meningkatkan

efektifitas dan efesiensi pembelajaran

2) Mendorong profesional guru.

3) Memperbaiki kinerja guru

4) Menumbuhkan wawasan berpikir ilmiah.

5) Meningkatkan kualitas pembelajaran.

Bagi Peneliti

1) Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama belajar dibangku

perkuliahan.

2) Sebagai bekal bagi peneliti kelak, agar tetap memperhatikan model

mengajar yang tepat.

Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran disekolah,

khususnya pada mata pelajaran PKn, sekolah dapat meningkatkan fasilitas

pembelajaran yang dibutuhkan siswa.

Page 21: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

8

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. HASIL BELAJAR

1. Pengertian Belajar

Pendidikan memerlukan kaidah-kaidah teori psikologi dan belajar yang

shahih dan lengkap yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar

mengajar. Untuk itu ia dihadapkan kepada pilihan beberapa teori belajar.

Menurut Thorndike (salah satu pendiri aliran tingkah laku) :belajar adalah

interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan

dan respon yang juga bias berbentuk pikiran, perasaan atau gerakan). Jelasnya

menurut Thorndike, perubahan tingkah laku itu boleh berwujud sesuatu yang

konkret (dapat diamati) atau yang non konkret (sesuatu yang tidak dapat

diamati)”3.

Menurut pandangan Skiner “belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang

belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka

responnya menurun”4. Ada tida syarat terjadinya interaksi antara oerganisme dan

lingkungannya. Ketiga syarat tersebut adalah: (1) saat respon terjadi, (2) respon

itu sendiri, (3) konsekuensi penguatan respon 5.

Banyak pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada

dasarnya terletak pada perubahan tingkah laku, seperti pengertian belajar yang di

kemukakan oleh M.Surui sebagai berikut “belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tersebut akan tampak dalam

penguasaan pola-pola respon terhadap lingkungan, yang berupa keterampilan-

3 Irawan P, Teori Belajar, (Jakarta: Pekerti-AA), h.3

4 Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Penerbit Rineka Cipta, April

2010),cet.4,h.9 5 Asep Herry Hermawan dkk, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung:UPI

Press,September,2007),h.28

8

Page 22: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

9

keterampilan sikap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apresiasi dan

sebagainya”6.

Dari pengertian diatas secara komprehensif ada beberapa prinsip belajar

sebagai ciri dari perbuatan belajar yaitu:

a) Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.

b) Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.

c) Belajar merupakan suatu proses.

d) Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang akan dicapai.

e) Belajar merupakan bentuk pengalaman.

Menurut Gage and Berliner belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku yang muncul karena pengalaman, sedangkan Holgard menegaskan bahwa

“belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relative permanen

yang terjadi karena pengalaman”7.

a. Unsur-Unsur Belajar

Cronbach mengemukakan adanya tujuh unsure utama dalam proses belajar,

yaitu:

1) Tujuan, belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan itu muncul untuk memenuhi suatu kebutuhan.

2) Kesiapan untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak atau

individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis. Kesiapan

yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan

pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.

3) Situasi kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.

4) Interpretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi

belajar, makna dari hubunga tersebut dan menghubungkannya dengan

kemungkinan pencapaian tujuan.

6 Amin Budiman dan Hj. Setiawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Dirjen Pendidikan

Departemen agama RI,2009), cet.I, h. 105 7 Ibid

Page 23: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

10

5) Respons berpegang kepada hasil dari interprestasi apakah individu mungkin

atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka ia memberikan

respons.

6) Konsekuensi setiap usaha akan membawa hasil, akibat konsekuensi entah itu

keberhasilan atau kegagalan, demikian juga dengan respons atau usaha belajar

siswa.

7) Reaksi terhadap kegagalan selain keberhasilan, kemungkinan lain yang

diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan 8.

b. Belajar, Refleksi dan Instink

1). Belajar

Proses belajar ditandai oleh adanya perubahan pada perilaku individu, tetapi

tidak semua perubahan pada perilaku individu terjadi karena belajar.

2). Refleksi

Perilaku atau kemampuan tertentu dikuasai oleh individu karena refleksi untuk

menghindarkan diri dari bahaya atau gangguan-gangguan tertentu, individu

melakukan gerakan-gerakan reflek, seperti: mengedipkan mata, menarik

tangan dari sengatan api, meloncat jika akan jatuh, dan lain-lain. Gerakan ini

merupakan kecakapan yang dimiliki individu tanpa dipelajari. Suatu

pertahanan diri yang sifatnya otomatis.

3). Instink

Instink merupakan suatu kecakapan atau perilaku yang diperoleh tanpa

dipelajari tetapi muncul karena perkembangan. Misalnya kecakapan mngisap

air susu pada bayi, menyayangi anak pada orangtua, menyayangi jenis

kelamin lain pada remaja, dan lain-lain.

c. Belajar coba-coba kebiasaan dan pemecahan masalah

Salah satu bentuk usaha belajar yang sederhana dan tanpa pemikiran adalah

belajar melalui mencoba

8 Ibid.h.157

Page 24: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

11

d. Tipe- tipe Belajar

Dalam buku The Condition 0f Learning (1970) Gagne mengemukakan 8 tipe

belajar, yang membentuk suatu hierarki dari yang paling sederhana sampai

dengan yang paling kompleks yaitu:

1) Belajar tanda-tanda atau signal learning.

Belajar tanda merupakan tahap belajar yang paling sederhana, setahap

lebih tinggi dari perbuatan refleks. Individu belajar mengenal dan member

respon kepada tanda-tanda seperti: melirik kepada orang lewat,

memalingkan muka dari cahaya yang dating, memusatkan perhatian

kepada suara yang dating, memusatkan perhatian kepada bau makanan dan

sebagainya.

2) Belajar perangsang jawaban atau stimulus respon learning.

Setahap lebih tinggi dari belajar tanda-tanda. Belajar ini merupakan upaya

untuk membentuk hubungan antara perangsang dengan jawaban.

3) Rantai perbuatan atau chaining.

Individu belajar melakukan suatu rentetan kegiatan yang membentuk satu

kesatuan, mandi merupakan suatu rantai kegiatan dari mulai membuka

baju sampai mengeringkan dengan handuk dan berpakaian kembali.

4) Hubungan verbal atau verbal association.

Kalau dalam rantai kegiatan, hubungan itu berbentuk perilaku maka dalam

hubungan verbal ini berbentuk hubungan bahasa. Yang paling sederhana

dari hubungan verbal ini adalah hubungan antara benda dengan namanya,

hubungan antara subjek dengan sifatnya. Yang lebih tinggi adalah

hubungan antara konsep dengan konsep, konsep dengan perilaku atau nilai

dan sebagainya.

5) Belajar membedakan atau discrimination learning.

Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda

dengan yang lainnya. Atas dasar persamaan dan perbedaan itu individu

bias mengadakan pengelompokan. Membedakan disini bukan hanya

obyek-obyek konkrit tetapi juga hal-hal yang bersifat abstrak.

Page 25: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

12

6) Belajar konsep atau concept learning.

Tipe belajar ini menyangkut pemahaman dan penggunaan konsep, seperti

konsep: warna merah atau putih, sifat jujur atau culas, kondisi seperti

aman, bahagia dan sebagainya.

7) Belajar aturan-aturan atau rule learning.

Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di sekolah, di

rumah ataupun aturan dalam perdagangan, pemerintaan bahkan ilmu

pengetahuan.

8) Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning.

Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada masalah-masalah

yang harus dipecahkannya, baik masalah yang bersifat praktis dalam

kehidupan maupun teoritis dalam suatu bidang ilmu.

1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Didalam proses belajar ada factor-faktor yang mempengaruhi seseorang

untuk mencapai suatu keberhasilan yang diharapkan, diantaranya adalah:

a. Faktor-faktor dalam individu.

Banyak faktor yang ada dalam diri individu atau sipelajar yang mempengaruhi

usaha dan keberhasilan belajarnya, Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek

jasmaniah maupun rohaniah dari individu.

b. Faktor-faktor lingkungan.

Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh factor-faktor diluar diri

siswa, baik factor fisik maupun social. Psikologis yang berada pada

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

2) Prinsip-Prinsip Belajar.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada juga beberapa

prinsip dalam belajar sebagai penunjang daripada keberhasilan belajar, antara lain:

a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan.

b. Belajar berlangsung seumur hidup.

c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan: faktor

lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri.

d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan.

Page 26: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

13

e. Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu.

f. Belajar berlangsung dengan guru atau tanpa guru.

g. Belajar berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.

h. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan sangat

kompleks.

3) Beberapa Teori Belajar

a. Teori disiplin mental

Menurut rumpun psikologi ini, individu memiliki kekuatan, kemampuan atau

potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan, kemampuan dan

potensi-potensi tersebut.

b. Teori behaviorisme.

Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku

atau tingkah laku yang dapat diamati.

c. Teori cognitive-Gesalt-Field

Rumpun ketiga adalah kognitif-gestalt-field. Rumusan ini bersifat molar atau

bersifat keseluruhan dan keterpaduan. Teori ini bahwa yang utama pada

kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing) dan bukan respons. Teori ini

menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan stimulus respons.

4) Ciri Khas Perilaku Belajar

Menurut psikologi pendidikan oleh Surya disebut juga “ prinsip-prinsip

belajar”9. Diantara cirri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku

belajar yang terpenting adalah:

a. Perubahan Intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau

praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain

bukan kebetulan.

b. Perubahan Positif dan Aktif

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif.

9 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2010),

Cet.15,.h.144

Page 27: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

14

c. Perubahan Efektif dan Fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil

guna.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang harus digali,

dipahami dan dikerjakan peserta didik. Hasil belajar meliputi aspek pembentukan

watak peserta didik. Peran peserta didik adalah bertindak belajar, yaitu mengalami

proses belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai dampak

penggiring 10

.

Menurut Syaiful, hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok, sebagai hasil

dari kegiatan belajar 11

.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil

yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil aktifitas dari mengajar.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi

kedalam factor internal dan eksternal:

a. Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri

seperti: kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan lain sebagainya. Faktor ini

dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Faktor Jasmani (fisiologi), yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani

anak, misalnya keshatan, cacat tubuh.

2) Faktor Psikologi (Rohani).

10

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Jakarta: Direktoret jendral Pendidikan Islam

Departemen Agama RI,2009),.Cet I,h.11 11

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta,2008),h.160

Page 28: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

15

b. Faktor Eksternal

Eksternal dapat dipahami sebagai unsure-unsur yang terdapat disekitar

subyek yang seperti dikategorikan pada masalah ini. Dapat dikelompokan menjadi

tiga faktor yaitu: faktor keluarga, sekolah dan faktor masyarakat.

4. Kegunaan dan Fungsi Hasil Belajar

Secara teoritis hasil belajar dalam lembaga pendidikan mempunyai arti

yang sangat strategis jika ditinjau dari kegunaannya, antara lain seperti yang

tertera di bawah ini:

a. Sebagai bahan laporan tentang kemajuan siswa yang bersangkutan kepada

orangtuanya tentang kemampuan anaknya, disamping sebagai keterangan

didik siswa selama mengikuti pendidikan pada suatu lembaga tertentu.

b. Sebagai bahan masukan bagi bimbingan dan penyuluhan.

c. Hasil belajar siswa dapat meramalkan dan memproyeksikan perkembangan

dan kemajuan siswa secara individual maupun kelompok.

d. Hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan tentang

metode dan bahan yang diberikan guru dalam pelaksanaan supervise.

e. Sebagai keperluan penelitian, terutama mengenai penyelenggaraan

pembelajaran yang meliputi penelitian tentang model yang digunakan pada

waktu mengajar, kurikulum yang berlaku dan efisiensi lulusannya.

f. Hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai bahan untuk menentukan status

siswa dalam berbagai mata pelajaran.

g. Sebagai dasar penilaian terhadap peserta didik dalam mencapai pembelajaran

dan kinerja yang diharapkan.

Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa, dan untuk

perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru, pemanfaatan hasil

belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus

didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan orangtua siswa.Dukungan ini akan

diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan

akurat. Untuk itu laporan perkembangan hasil belajar siswa untuk guru atau

sekolah, untuk siswa dan orangtua siswa.

Page 29: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

16

5. Metode Pengukuran Hasil Belajar

Hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.

Informasi ranah kognitif dan psikomotorik diperoleh dari system yang digunakan

untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi

ranah afektif diperoleh melalui kuisioner, inventory dan pengamatan yang

sistematik.

Hasil belajar siswa harus digambarkan secara jelas dan dapat diukur dengan

teknik-teknik penilaian tertentu. Hasil belajar siswa dapat melalui ujian,kusioner,

wawancara, atau pengamatan. Informasi hasil belajar ranah kognitif dan

psikomotorik diperoleh melalui ujian, sedangkan ranah afektif diperoleh melalui

angket, inventory, dan pengamatan”.

Hasil belajar siswa memiliki tingkat keberhasilan yang beragam sesuai

dengan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Untuk mengetahui

tingkat hasil belajar siswa diperlukan upaya untuk mengukurnya. Tingkat hasil

belajar siswa diantaranya dapat diketahui dengan melakukan pengukuran melalui

evaluasi atau ulangan. Untuk mengukur evaluasi tingkat belajar siswa melalui tes

prestasi belajar, yaitu ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan

semester.

Ulangan harian digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok

bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap

siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

Ulangan tengah semester, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran

tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, biasanya pada pertengahan

semester. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Ulangan semester, tes ini untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan

pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Tujuannya

adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam

waktu tertentu.

Page 30: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

17

Hasil belajar diperoleh dari hasil evaluasi, baik ulangan harian, ulangan

tengah semester, maupun ulangan semester, menggambarkan kualitas proses

pembelajaran yang dilakukan siswa. Proses pembelajaran dan hasil belajar

tersebut keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Syaiful Djamarah

menjelaskan “faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar secara

garis besar ada empat faktor yaitu faktor lingkungan, instrumental, fisiologi,

psikologis”12

.

B. MINAT BELAJAR

1. Pengertian Minat belajar

Yang dimaksud dengan minat (interest) menurut psikologi adalah “suatu

kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus

menerus. Minat ini terkait dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu

dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang terhadap sesuatu”13

.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat adalah “kecenderungan hati

yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan”14

.

Dapat disimpulkan dari definisi diatas bahwa minat belajar adalah minat

yang dapat menunjang belajar, yaitu minat kepada mata pelajaran atau bahan

pelajaran, dan juga kepada guru yang mengajar mata pelajaran tersebut. Apabila

siswa tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran atau bahan pelajaran dan juga

gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar atau mempelajari mata pelajaran

tersebut. Oleh karena itu apabila siswa tidak memiliki minat kepada mata

pelajaran dan gurunya maka kewajiban seorang guru untuk membangkitkan atau

menumbuhkan sikap positif (menerima) kepada pelajaran tersebut dan kepada

gurunya, agar siswa belajar memperhatikan mata pelajaran yang diberikan guru.

Peranan minat dalam belajar lebih besar daripada sikap dalam belajar,

minat akan berperan sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang

mendorong siswa unuk belajar. Siswa yang memiliki minat (sikap senang)

12

Syaiful bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta,2008).h.177 13

H.M Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Islam,(Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya),h.84 14

Tim Penyusun kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai

pustaka,2005),h.774.

Page 31: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

18

terhadap pelajaran, akan terus terdorong untuk tekun dan rajin dalam belajar,

berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima terhadap pelajaran, mereka

hanya tergerak untuk belajar dengan keterpaksaan tetapi sulit untuk terus tekun

karena tidak ada dorongan.

1. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Z.F kawareh “bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat

belajar antara lain: penguasaan pelajaran, konsern anak sendiri, situasi dan kondisi

belajar kurang menyenangkan”15

.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar juga dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar

diri siswa. Dibawah ini akan diuraikan faktor-faktor tersebut:

a. Faktor- faktor internal seperti:

1) Faktor biologi

2) Faktor kesehatan jasmani dan rohani

3) Cacat tubuh

4) Faktor psikologis seperti: perhatian, kesiapan, bakat.

b. Faktor-faktor eksternal seperti:

1) Faktor keluarga

2) Suasana rumah

3) Keadaan ekonomi keluarga

C. MODEL PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching Learning)

1. Pengertian Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)

Pembelajaran selama ini diselenggarakan di sekolah-sekolah banyak

didominasi oleh pandangan yang menganggap pengetahuan itu sebagai perangkat

fakta-fakta yang harus dihafal. Guru sebagai sumber utama bahkan bisa dikatakan

satu-satunya sumber, sehingga ceramah sebagai strategi utama dalam

pembelajaran. Padahal pengetahuan bukan seperangkat fakta yang harus dihafal

tetapi suatu yang harus dikonstruksikan sendiri oleh siswa.

15

Z.F Kawareh, Pengembangan Minat Belajar, (Jakarta: Bina karya,1995),h.2

Page 32: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

19

Oleh karena itu dibutuhkan model pembelajaran yang dapat

memberdayakan pembelajar, tidak memaksanya menghafal fakta-fakta, dan dapat

mendorongnya untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, serta

memberikan pelayanan kepada siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan yang

dimilikinya. Model yang tepat untuk pembelajaran PKn adalah CTL (Contextual

Teaching Learning)., model ini menggabungkan semua best practice, prakte-

praktek terbaik dari model yang ada. Disamping itu banyak pendekatan yang

dilibatkan untuk merumuskan prinsip-prinsipnya. Dengan kata lain CTL

(Contextual Teaching Learning) adalal sinergi berbagai pendekatan dan disiplin

ilmu.

CTL (Contextual Teaching Learning) disebut juga pendekatan kontekstual

karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkan dengan situasi sehahri-hari siswa, sehingga dapat mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota masyarakat. Disamping itu

siswa dapat belajar melalui mengalami bukan menghafal, karena pengetahuan

bukan suatu perangkat fakta dan konsep yang siap diterima, akan tetap sesuatu

yang harus dikonstruksi oleh siswa.

2. Komponen-komponen CTL (Contextual Teaching Learning)

Ada tujuh komponen yang menandai pelaksanaan dalam proses pembelajaran

model CTL (Contextual Teaching Learning) yaitu:

a. Konstruktivisme, konsep ini menuntun siwa untuk menyusun dan membangun

makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu.

Pembelajaran dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima

pengetahuan.

b. Tanya Jawab (Quetioning), dalam konsep ini kegiatan Tanya jawab yang

dilakukan dengan baik oleh guru maupun siswa. Pertanyaan guru digunakan

untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan

mengevaluasi cara berpikir siswa, sedangkan pertamyaan siswa merupakan

Page 33: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

20

wujud keingintahuan. Dalam konsep ini proses perpindahan berlangsung dari

pengamatan menjadi pemahaman.

c. Inquiry, merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan atau konsep

yang bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis,

kemudian membangun teori atau konsep.

d. Komunitas Belajar (Learning Community), yaitu kelompok belajar atau

komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi

pengalaman dan gagasan. Siswa dapat bertukar penglaman dengan yang

lainnya dan dapat berbagi ide dengan yang lain tentang apa yang sedang

dialami atau dilakukan.

e. Pemodelan (modeling), dalam konsep ini kegiatan mendemonstrasikan suatu

kerja agar siswa dapat mencontoh, belajar atau melakukan sesuatu sesuai

dengan model yang diberikan.

f. Refleksi (reflection), yaitu melihat kembali atau merespon kejadian, kegiatan

dan penglaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah

diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan

penyempurnaan.

g. Penilaian Otentik (authentic assessment), adalah prosedur penilaian yang

menunjukkan kemampuan (pengetahuan, keterampilan sikap) siswa secara

nyata. Pembelajaran seharusnya mampu membantu siswa agar mampu

mempelajari sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi diakhir periode.

Kemajuan belajar dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan

berbagai cara menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa 16

.

3. Proses Belajar Menurut Model CTL (Contextual Teaching Learning)

a) Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksi

pengetahuan dipikiran mereka sendiri.

b) Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiripola-pola bermakna

dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru.

16

Moh. Murtadho Amin dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: Amanah

Pustaka,2009),h.8-9

Page 34: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

21

c) Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu

terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang

suatu persoalan.

d) Pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi

yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.

e) Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi

baru.

f) Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang

berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.

g) Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu

dapat berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan

dan keterampilan seseorang 17

.

4. Perbedaan Model CTL (Contextual Teaching Learning) dengan

konvensional

Model CTL (Contextual Teaching Learning):

a) Menyandarkan pada memori spasial.

b) Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa.

c) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau masalah yang

disimulasikan.

d) Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang dimiliki siswa.

e) Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

f) Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang.

g) Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali,

berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan

masalah (melalui kerja kelompok).

h) Perilaku dibangun atas kesadaran sendiri.

i) Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman.

j) Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri.

17

M. Hanafi, M.Ag, M.A, Sejarah Kebudayaan Islam, (Dirjen Pendidikan Islam

Republik Indonesia,2009),h.52

Page 35: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

22

k) Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut keliru dan

merugikan

l) Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik.

m) Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks dan setting.

n) Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.

Model Konvensional:

a) Menyandarkan pada hafalan.

b) Pemilihan informasi ditentukan oleh guru.

c) Siswa secara pasif menerima informasi.

d) Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis.

e) Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan.

f) Cenderung berfokus pada satu bidang.

g) Waktu belajar siswa sebagaian besar dipergunakan untuk mengerjakan

buku tugas, mendengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan

melalui kerja individual.

h) Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan.

i) Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.

j) Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapot.

k) Siswa tidak melakukan hal-hal yang buruk karena takut akan hukuman.

l) Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik.

m) Pembelajaran hanya terjadi didalam kelas.

n) Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes / ujian

/ulangan.

5. Langkah-langkah Pembelajaran Model CTL (Contextual Teaching

Learning)

Secara garis besar langkah-langkah pembelajaran model CTL (Contextual

Teaching Learning) adalah sebagai berikut:

a) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, menemukan dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan

dan keterampilan barunya.

b) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topic.

c) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

Page 36: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

23

d) Menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).

e) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

f) Melakukan refleksi diakhir pertemuan.

g) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

D. HAKIKAT PEMBELAJARAN PKN

1. Pengertian PKn

PKn adalah pembelajaran atau ilmu pengetahuan yang membina agar siswa

(peserta didik) untuk menjadi warga Negara yang baik, agar siswa menyadari

potensi dan harga dirinya sebagai warga negara, paham dan terampil, berlaku

sebagai warganegara mengerti hak dan kewajiban dalam kehidupan antar manusia

dan antar lembaga kenegaraan. PKn adalah media pembelajaran yang akan meng-

Indonesiakan siswa swcara sadar, cerdas dan penuh tanggungjawab. Oleh karena

itu program pembelajaran PKn memuat konsep-konsep umum yang dipilih dari

ketatanegaraan, politik dan hokum dari negara yang bersangkutan, serta dari teori-

teori umum yang cocok dengan target tersebut. Karakter disiplin ilmu politik

dominan baik dalam pengorganisasian bahan materi (programnya) maupun dalam

pembelajarannya 18

.

Pendidikan Kewarganegaraan yang kita kenal sekaranng telah mengalami

perjalanan yang panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an yang

dikenal dengan mata pelajaran Civic di Sekolah Dasar dan merupakan embrio dari

Civic Education sebagai “The body of Knowledge”. Pendidikan Kewarganegaraan

sebagai instrumen pengetahuan diarahkan untuk membangun masyarakat

demokrasi beradab. Secara normatif Pendidikan Kewarganegaraan memperoleh

dasar hukum yang diatur dalam pasal 3 Undang-Undang Dasar No.20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam Undang-Undang no.20 tahun 1989 tentang system Pendidikan

Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu program

pendidikan yang berfungsi dalam memberikan bekal kepada peserta didik

18

Drs. H. Sapriya, M.Ed,dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran IPS,

(Bandung:UPI Press,2006),h.9

Page 37: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

24

mengenai pengetahuan, tentang hubungan antar Negara dan Warga Negara serta

pengetahuan tentang Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Menurut

Zamroni “Pendidikaan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang bertujuan untuk

mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis,

melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru tentang kesadaran

bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang palin menjamin hak-

hak warganegara”19

.

2. Konsep dan Tujuan PKn

Konsep Kewarganegaraan (citizenship) berdasarkan Depdiknas “merupakan

materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,

sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara

Indonesia yang cerdas dan berkarakter, sesuai dengan yang diamanatkan oleh

Pancasila dan UUD 1945”20

.

Berdasarkan UUD nomor 20 tahun 2003 penjelasan pasal 37 ayat (1),

ditegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk

peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Kewarganegaraan merupakan materi yang memfokuskan pembentukan diri yang

beragam, baik dari segi bahasa, usia, agama, suku bangsa dan sosio-kultural untuk

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Landasan

PK nada dua yaitu landasan Yuridis dan landasan ilmiah. Landasan Yuridis

meliputi: UU no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan

Pemerintah no.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan

landasan landasan ilmiahnya adalah bahwa setiap bangsa dan negara bertujuan

meningkatkan taraf hidup warga negaranya, serta mampu mngantisipasi

19

A. Ubaedillah dan Abd.Rozak, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat

Madani, (Jakarta: Tim Indonesian Center of Education (ICCE) UIN Syarif Hidayatullah,2007),

Edisi revisi,h.11-12. 20

Ine Kusuma Arya dan Markum Sustim, PKn Berbasis Nilai, (Bogor: Ghalia

Indonesia,2010),h.39

Page 38: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

25

perkembangan dan perubahan masa depannya berdasarkan nilai-nilai keagamaan,

nilai-nilai moral dan nilai-nilai budaya bangsa 21

.

Tujuan umum PKn adalah membentuk peserta didik yang menguasai

kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai

manusia intelektual.

Tujuan khusus PKn adalah mengantarkan peserta didik memiliki wawasan

kesadaran berwarga negara untuk bela negara dan memiliki pola piker, pola sikap

dan pola perilaku untuk cinta tanah air Indonesia.

E. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Penelitian dengan judul” Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) Terhadap

Hasil Belajar Matematika” oleh Ria Oktavianita, Pendidikan Matematika, UIN

Jakarta tahun 2008, menyatakan bahwa berdasarkan data yang telah penulis

analisis ternyata penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas VII, SMP PGRI 2 Ciputau dan hasilnya lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Safriadi, jurusan pendidikan IPS, UIN

Jakarta tahun 2008 dengan judul “Hubungan Penerapan Pendekatan

Kontekstual (CTL) Dengan Kualitas Pembelajaran IPS di SMPN 253 Jakarta”.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan pendekatan kontekstual

mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan

kualitaspembelajaran IPS di SMPN 253 Jakarta.

F. KERANGKA BERPIKIR

Permodelan adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat berbentuk

demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep dan aktifitas belajar, sedangkan

CTL (Contextual Teaching Learning) adalah “konsep pembelajaran yang

menekankan pada keterkaitan materi dengan kehidupan nyata yang dialami

peserta didik sehari-hari”. Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan

21

Drs.H. Sapriya,dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPS,(Bandung:

UPI PRESS,2006),h.19

Page 39: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

26

salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi

sosio-kultural, bahasa, usia, agama, untuk menjadi warga negara yang cerdas,

terampil dan berkarakter sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan oleg Depdiknas, mengemukakan bahwa

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga Indonesia sehingga

memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan

memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam

berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Belajar pada dasarnya merupakan suatu perubahan, proses usaha aktif

seseorang untuk memperoleh, sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang

lebih baik. Kenyataannya, para peserta didik seringkali tidak mampu mencapai

tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana

yang diharapkan. Terutama pada mata pelajaran PKn, hal ini menunjukkan bahwa

siswa mengalami kesulitan yang merupakan hambatan dalam mencapai hasil

belajar.

Hal tersebut didasari oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari

luar, dan cara menghadapi itu ada kecenderungan tidak semua siswa dapat

memecahkan masalhnya sendiri, ia tidak tahu masalah yang sedang dihadapi,

adapula siswa yang tidak mempunyai masalah dalam belajar, padahal masalah

yang dihadapinya cukup berat.

Gambar 2.1

Faktor Penyebab

Hasil Belajar

Rendah:

- Minat belajar

siswa rendah

- Guru

menggunakan

model

konvensional

dalam

penyampaian

materi

Pembelajaran PKn

Hasil Belajar Rendah

Pelaksanaan Pembelajaran

Hasil Belajar Meningkat

PTK

Page 40: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

27

Berdasarkan judul penelitian “Peranan Model CTL (Contextual Teaching

Learning) Dalam Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada

Mata Pelajaran PKN” maka pengajuan hipotesis yang digunakan adalah

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual

Teaching Learning) yang dimulai dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), format observasi, tahap evaluasi setiap siklus dan lembar

questioner tanggapan siswa.

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, selama ini hasil belajar dalam mata

pelajaran PKn selalu rendah dan dibawah KKM, dikarenakan minat siswa

terhadap mata pelajaran PKn yang rendah. Guru dalam mengajar pelajaran PKn

pun kurang menguasai model-model pembelajaran karena sering menggunakan

model konvensional atau tradisional yang mengakibatkan siswa merasa jenuh dari

permasalahan diatas peneliti melakukan penelitian tindakan kelas terhadap

pembelajaran PKn dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching

Learning), dan hasil belajar siswapun dalam mata pelajaran PKn meningkat.

Page 41: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini adalah Penilain Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan

pada bulan Februari-Maret semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di MIS

Irsyadul Khair. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan terhadap seluruh siswa

kelas V sebanyak 30 siswa.

B. SUBYEK ATAU PARTISIPASI YANG TERLIBAT DALAM

PENELITIAN

Subyek atau partisipan yang terlibat dalam penelitian kelas ini adalah

seluruh siswa kelas V MIS Irsyadul Khair yang berjumlah 30 orang, terdiri atas 12

siswa 18 siswi. Observer yang terlibat dalam penelitian ini yaitu guru mata

pelajaran PKn di MIS Irsyadul Khair Jakarta Selatan.

C. PERAN DAN POSISI PENELITI DALAM PENELITIAN

Peran dan posisi peneliti adalah sebagai observer dan juga sekaligus guru

kelas yang berkolaborasi dengan satu guru PKn sebagai sumber untuk

mengevaluasi kelebihan dan kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran

dengan menerapkan pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)

pada mata pelajaran PKn.

Tabel 3.1

Kegiatan Penelitian Nov jan Feb Mar Apr Mei

Pengajuan proposal √

Persiapan dan perencanaan √

Observasi √ √

Kegiatan Penelitian √ √

Analisis data √

Laporan penelitian √

28

Page 42: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

29

D. METODE PENELITIAN DAN DESAIN INTERVENSI TINDAKAN

1) Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

yang lebih dikenal dengan nama Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi

praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri 22

.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan salah satu strategi

pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses

pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Model

penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart, model ini merupakan

pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Hanya

saja komponen Acting (tindakan) dan observing merupakan kegiatan yang tidak

dapat dipisahkan. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati obyek

dengan aturan kegiatan tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang

bermanfaat untuk peneliti. Sedangkan tindakan merupakan suatu gerak kegiatan

yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dan kelas merupakan tempat yang

didalmnya terdapat kelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan per silkus. Masing-masing

masuk dalam satu siklus yang merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi

(reflecting). Bentuk sesungguhnya jumlah siklus sangat tergantung pada masalah

yang perlu dipecahkan. Desain penelitian yang digunakan menunjuk pada model

yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang dikutip oleh Suharsimi

Arikunto, digambarkan dibawah ini:

22

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2010),h.13

Page 43: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

30

Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

SIKLUS I

SIKLUS II

Sumber: Kemmis dan Mc Taggart

1) Perencanaan (planning)

Didalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu

perencanaan umum dimaksudkan untuk rancangan yang meliputi keseluruhan

aspek yang terkait dengan penelitian tindakan kelas. Sementara itu, perencanaan

khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh

karenanya, dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang

(replanning).

Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan

pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan

hamper sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar.

Perencanaaan

Pelaksanaa

n

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Pengamatan

Pelaksanaa

n

Refleksi

Page 44: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

31

2) Pelaksanaan (acting)

Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan itu

yaitu mengenai tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap

ini pelaksana harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan

dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Jika

perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya merupakan perencanaan yang

cukup matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan

perencanaan itu 23

.

3) Pengamatan (observing)

Pengamatan (observing) atau monitoring dapat dilakukan sendiri olah

peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat

monitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di

kelas penelitian.

4) Refleksi (reflecting)

Pada prinsipnya yang dimaksud dengan reflecting adalah upaya evaluasi

yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu

penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan cara

kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas

penelitian. Dengan demikian, refleksi dapat ditemukan sesudah adanya

implementasi tindakan dan hasil observasi.

E. TAHAPAN INTERVENSI TINDAKAN

Penelitian tindakan diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan

(pra penelitian) kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya

hingga mencapai indicator keberhasilan.

Adapaun dari tahapan-tahapan di atas adalah sebagai berikut:

23

Maifalinda Fatra dan Abd Rozak, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: FITK UIN

Jakarta,2010),h.31

Page 45: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

32

1. Pra Penelitian

a) Observasi kegiatan belajar mengajar

Pada kegiatan ini peneliti mengadakan tindakan pengamatan awal

terhadap proses pembelajaran PKn pada kelas V MIS Irsyadul Khair. Kegiatan

ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses

pembelajaran dan aktifitas pada mata pelajaran PKn.

b) Wawancara dengan guru dan siswa

Wawancara dilaksanakan terhadap guru dan siswa sekolah untuk

menjaring permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran PKn

sebelum penelitian tindakan ini dilakukan.

c) Analisis dan refleksi

Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian pendahuluan (pra

penelitian) ini dilakukan untuk menganalisis data wawancara dan hasil belajar

siswa kelas V yang diperoleh peneliti pada saat kegiatan penelitian

pendahuluan (pra penelitian). Setelah itu direfleksikan untuk memperoleh cara

yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat

diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran

selanjutnya.

2. Kegiatan Siklus I

a. Tahapan Pelaksanaan Tindakan (Planning)

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu, RPP yang dibuat yaitu RPP berbasis

model CTL (Contextual Teaching Learning). Materi yang tercantum

dalam RPP siklus I adalah Kebebasan Berorganisasi.

2) Membuat hand out

Membuat hand out untuk media belajar siswa untuk menunjang kelancaran

proses pembelajaran. Maka peneliti membuat hand out yang berhubungan

dengan materi pokok yang akan dipelajari pada siklus I, yaitu kertas yang

Page 46: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

33

telah digunting dituliskan pasangan jawaban dari masing-masing kertas

tersebut.

3) Menyiapkan instrument (tes dan lembar observasi)

Instrumen yang dibuat pada penelitian adalah instrument tes hasil belajar

yang berisi 25 soal dalam bentuk pilihan ganda. Selain instrument tes,

peneliti menyiapkan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati

aktifitas guru dan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran

siklus I.

4) Melakukan Uji coba instrument

Peneliti melakukan uji coba instrument tes hasil belajar pada siswa kelas

V. Jumlah soal yang diuji cobakan adalah 25 soal dalam bentuk pilihan

ganda. Dilakukan dalam dua kali pertemuan, pertemuan pertama 15 soal

pilihan ganda dan pertemuan kedua 10 soal pilihan ganda.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan (acting)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan scenario dan

rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Dalam tahap ini

peneliti sebagai pelaksana tindakan menyampaikan materi dengan

penerapan pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning).

Pada saat peneliti melaksanakan tindakan, pengamatan dilakukan oleh

observer yang telah disiapkan sebelumnya.

c. Tahapan Observasi (observing)

1) Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan

model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas

siswa.

2) Kolaborator menilai hasil belajar PKn setelah diberikan tes awal (pre test)

dan tes akhir (post test)

d. Tahapan refleksi (reflecting)

Analisis dan refleksi dari proses pembelajaran siklus I dilakukan untuk

menganalisis data hasil post test siklus I dan lembar observasi. Selain itu

peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi beberapa kekurangan pada

proses belajar siklus I. Kemudian membandingkannya dengan indicator

Page 47: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

34

ketercapaian, maka akan dilanjutkan pada siklus II. Setelah itu peneliti dan

kolaborator berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang tepat pada proses

pembelajaran siklus II.

3. Kegiatan Penelitian (siklus II)

a. Tahap Perencanaan Tindakan (planning)

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Membuat rencana penelitian, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu. RPP yang dibuat yaitu berbasis

model CTL (Contextual Teaching Learning). Materi pokok tercantum

dalam RPP siklus II adalah menghargai keputusan bersama.

2) Membuat hand out untuk media belajar siswa

Untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran, maka peneliti

membuat hand out yang berhubungan dengan materi pokok yang akan

dipelajari pada siklus II, yaitu lembaran kertas yang berisi tugas untuk

masing-masing kelompok yang akan dibagikan ke siswa kelas V.

3) Menyiapkan instrument (tes dan lembar observasi)

Instrumen yang dibuat pada penilitian ini adalah instrument tes hasil

belajar yang berisi 25 soal dalam bentuk pilihan ganda. Yang dilakukan

dalam dua kali pertemuan, pertemuan pertama 15 soal dan pertemuan

kedua 10 soal. Selain instrument tes, peneliti menyiapkan lembar observasi

yang digunakan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran siklus II.

4) Melakukan uji coba instrument

Peneliti melakukan uji coba instrument tes hasil belajar pada siswa kelas

V. Jumlah soal yang diujikan adalah 25 soal dalam bentuk pilihan ganda.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada kegiatan ini peneliti mempersiapkan hal-hal apa saja yang diperlukan

pada saat pelaksanaan siklus II. Hal-hal tersebut adalah materi apa saja yang

akan dibahas, hasil refleksi siklus II, bagaimana cara melaksanakannya dan

juga aktifitas-aktifitas apa saja yang harus diperbaiki pada siklus II ini, dan

Page 48: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

35

hasil belajar siswa lebih meningkat dari siklus I dan kegiatan belajar siswa

dalam mata pelajaran PKn menjadi lebih besar.

c. Tahap Observasi (oservasing)

1) Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan

model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas

siswa.

2) Kolaborator menilai hasil belajar PKn sisswa setelah diberikan tes awal

(pre test) dan tes akhir (post test) pada siklus II.

3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

d. Tahap refleksi (reflecting)

Analisis dan refleksi dari proses pembelajaran siklus II dilakukan untuk

menganalisis data hasil post test siklus II dan lembar observasi. Selain itu

peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi beberapa kekurangn pada

proses pembelajaran siklus II. Kemudian membandingkannya dengan

indikator ketercapaian , maka akan dilanjutkan siklus selanjutnya. Namun jika

indikator sudah tercapai maka penelitian akan dihentikan.

F. HASIL INTERVENSI TINDAKAN

Hasil intervensi tindakan dari penelitian ini adalah:

1) Minat belajar siswa

Dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) ini

diharapkan siswa dapat lebih materi yang disampaikan oleh guru, sehingga

tumbuh minat siswa karena belajar PKn tidak membuat mereka menjadi

bosan dan jenuh.

2) Hasil Belajar Siswa

Dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning)

peneliti berharap siswa dapat lebih termotivasi dan hasil belajarpun akan

lebih meningkat. Serta meningkatnya hasil belajar yang dicapai setelah

pelaksanaan pembelajaran sebagai nilai batas tuntas minimal atau criteria

ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 60.

Page 49: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

36

G. DATA DAN SUMBER DATA

1) Data kualitatif: Hasil Observasi proses pembelajaran, hasil wawancara

terhadap guru dan siswa dan dokumentasi (berupa foto kegiatan

pembelajaran)

2) Data kuantitatif: Nilai hasil Pre test dan post test. Sumber data diperoleh

dari guru kelas, siswa dan peneliti.

H. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu tes dan

non tes:

1. Tes ( pre test dan post test)

Dalam pengumpulan data bukan hanya ada dalam prosedur penelitian, tapi

juga ada dalam prosedur evaluasi. Untuk mengumpulkan data evaluasi tentu orang

memerlukan suatu alat, antara lain tes.

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar

dan salah. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui

atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

ditentukan. Tes juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban,

atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan

mengukur tingkat kemaampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari

orang yang dikenai tes 24

.

Pada hakikatnya tes adalah serangkaian tugas yang harus dilakukan atau

soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek

perilaku tertentu 25

.

Tes tertulis ini berupa pre test dan post test yaitu tes yang diberikan

sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana

penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan. Sedangkan

post test yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran,

24

Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: PT. Wacana

Prima,2008),cet.kedua,h.11 25

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam

Departemen Agama RI,2009),cet pertama,h.4

Page 50: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

37

tujuan post test adalah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa

terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran 26

.

Soal-soal pre test dibuat sama dengan soal-soal post test.

Tes yang digunakan adalah tes obyektif berupa soal pilihan ganda sebayak

25 soal pada tiap siklusnya dan dua kali pertemuan pada tiap siklusnya. Bentuk

penilaian pilihan ganda adalah dengan memberikan nilai 1 apabila siswa

menjawab pilihan ganda benar dan nilai 0 apabila siswa menjawab salah.

2. Non Tes

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai assessment kinerja yang digunakan

untuk menilai aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan berisikan kegiatan-kegiatan ketika pembelajaran

berlangsung. Catatan lapangan meliputi rencana, tindakan, observasi dan

refleksi.

c. Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan baik dengan siswa maupun observer setelah

pembelajaran.

I. TEKNIK PEMERIKSAAN KETERPECAYAAN STUDI

Alat ukur yang digunakan dalam suatu penelitian harus tepat, artinya alat

ukur yang digunakan harus sesuai dengan fungsi dan sasaran pengukuran. Uji

validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda menggunakan

ANATEST.

1. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau shahih ,yakni

sejauh mana kecpatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurannya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

26

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta:

PT.Remaja Rosdakarya,2006),h.36

Page 51: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

38

mendapatkan data (mengukur) itu valid 27

. Validitas yang digunakan adalah

validitas item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu

totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item

tersebut. Pernyataan tersebut merupakan petunjuk bahwa semakin besar

“dukungan” yang diberikan oleh butir-butir item (sebagai bagian tak

terpisahkan dari tes), maka tes tersebut akan semakin menunjukan

“kemampuan”. Sebaliknya, semakin kecil “dukungan” yang diberikan oleh

masing-masing butir item terhadap tes sebagai suatu totalitas maka tes

menjadi semakin “kurang mantap” 28

.

Rumus rpbi = Mp – Mt p

SDt q

Rpbi : Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi

antara variable I dengan variable II, yang didalamnya hal ini dianggap

Sebagai koefisien validitas item.

Mp : Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir item

yang bersangkutan telah dijawab dengan betul.

Mt : Skor rata-rata dari skor total

SDt : Deviasi standar dari skor total

P : Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang

diuji validitas itemnya.

Q : Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang

diuji validitas itemnya .

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur (evaluasi). Jadi

suatu tes dikatakan reliable jika dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan

27

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,kualitatif, dan R&D

(Bandung:Alfabeta,2010),h.173 28

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo

Persada,2008),h.182.

Page 52: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

39

produktif. Dalam pandangan positifistik (kuantitatif) “suatu data dikatakan

reliable dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data

yang sama, atau peneliti sama dalam berbeda menghasilkan data yang sama,

atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak

berbeda”29

.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrument tersebut sudah baik. Uji reliabilitas yang digunakan dalam menguji

instrument dengan menggunakan rumus Kuder Richardo atau K-R 20, yaitu:

Rumus r11 = n S² - ∑ pq

n – t S²

Keterangan

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.

q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)

∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) 30

.

Pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabiltas tes pada umumnya

digunakan patokan sebagai berikut:

a. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil

belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki

reliabillitas yang tinggi (reliable).

b. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang

sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang

tinggi (un-reliable) 31

.

29

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta,2010),h.268 30

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi

Aksara,2002),Ed.Rev,cet.3,h,209 31

Ibid,h.209

Page 53: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

40

3. Tingkat Kesukaran

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari item

soal, mudah, sedang dan sukar. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau

perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa

yang mengikuti tes. Rumus yang digunakan adalah: 32

P = B

JS

Keterangan:

P = indeks kesukaran item

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran:

0,00 – 0,30 = soal kategori susah

0,30 – 0 70 = soal termasuk kategori sedang

0,70 – 1,00 = soal termasuk kategori mudah

J. TEKNIK ANALISIS BELAJAR

1. Tes Hasil Belajar

a. N – Gain

Analisis dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul.

Proses analisis ini diawali dengan mendata seluruh data yang ada dari berbagai

sumber, baik berupa data kuntitatif maupun kulitatif. Dalam penelitian

tindakan kelas ini analisis data yang dilakukan berupa analisis kulitatif dan

kuantitatif.

Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukan

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep setelah pembelajaran

dilakukan oleh guru. Uji normal gain digunakan untuk menghindari bias pada

penelitian dan menggunakan rumus menurut Meltzer.

32

Ibid,h.208

Page 54: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

41

N – Gain = Skor post test – Skor pre test

Skor maksimal – skor pre test

Dengan kategori problem

G tinggi = nilai (g) > 0,70

G sedang = nilai 0,70 > (g) > 0,30

G rendah = nilai (g) < 0,30

b. Statistik Deskriptif

Mendeskripsikan data dan menghitung nilai rata-rata, nilai tertinggi,

nilai terendah, dan presentase ketuntasan. Untuk menghitung rata-rata

menggunakan rumus berikut:

X = ∑x

n

Keterangan:

∑x = jumlah seluruh skor x dalam sekumpulan data

x = nilai rata-rata

n = jumlah seluruh data

2. Lembar Observasi

a. Lembar Aktifitas Siswa

Penilaian hasil belajar observasi aktivitas siswa menggunakan rentang

nilai dari 5 sampai dengan 1. Dengan demikian jika dalam penelitian ada 15

aspek yang harus diamati, maka skor maksimum adalah 75 dan skor

minimumnya adalah 15. Dalam penelitian hasil observasi aktifitas siswa

dibagi empat kategori berdasarkan presentase perolehan. Kategori tersebut

adalah sebagai berikut:

Kurang : 0 – 54%

Cukup : 55 – 64%

Baik : 65 – 84%

Sangat Baik : 85 – 100%

Page 55: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

42

b. Lembar Aktifitas Guru

Penilaian hasil observasi guru menggunakan rentang nilai dari 5

sampai dengan 1. Dengan demikian jika dalam penelitian ada 16 aspek yang

harus diamati, maka skor maksimum adalah 80 dan skor minimumnya adalah

16. Dalam penilaian hasil observasi aktifitas huru dibagi empat kategori

berdasarkan presentase perolehan adalah sebagai berikut:

Kurang : 0 – 54%

Cukup : 55 – 64%

Baik : 65 – 84%

Sangat Baik : 85 – 100%

K. INDIKATOR KEBERHASILAN TINDAKAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan keberhasilan dengan melihat

indikator sebagai berikut:

1. Tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.

2. Ketuntasan belajar kelas mencapai 100%.

L. TINDAK LANJUT ATAS PENGEMBANGAN PERENCANAAN

PENELITIAN

Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian

pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama dalam

siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi serta analisis dan refleksi. Setelah ,melakukan analisis dan refleksi pada

siklus I, jika hasil yang diharapkan belum mencapai criteria keberhasilan yang

ditentukan, maka akan ditindak lanjuti dalam siklus II dengan perencanaan

pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya.

Setelah melalui serangkaian tindakan pada siklus I dan siklus II, jika hasil

yang diharapakan kurang dari criteria yang ditetapkan, maka penelitian ini

ditindak lanjuti dengan melakukan tindakan pada siklus III.

Page 56: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

43

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS, DATA INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA OBJEK PENELITIAN

1. Sejarah Berdirinya MIS Irsyadul Khair

Madrasah Ibtidaiyah Irsyadul Khair ini didirikan oleh Pemda DKI Jakarta,

dan menerima murid pertama kali pada tahun 1987, MIS Irsyadul Khair adalah

sekolah berciri khas islam dengan status terakreditasi B dipimpin oleh Bapak

Tasripin Rodjali,S.Pdi. Gedung permanen yang dimiliki madrasah ini berada

dilantai dua, sementara lantai dasarnya digunakan untuk RA.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Madrasah Ibtidaiyah Irsyadul Khair ini mempuyai visi unggulan dalam

prestasi yang dilandasi IMTAQ dan AKHLAKUL KARIMAH.

b. Misi

Madrasah Ibtidaiyah Irsyadul Khair mempunyai dua misi yaitu misi

akademis dan misi non akademis.

1) Misi Akademis yaitu:

Mensukseskan wajib belajar 6 tahun.

Mengintegrasikan mata pelajaran dengan nilai-nilai imtaq

Mengimplementasikan nilai-nilai islam ke dalam kehidupan sehari-hari.

2) Non Akademis yaitu:

Menumbuh kembangkan semangat belajar melalui kegiatan

ekstrakulikuler.

Meningkatkan gemar membaca.

Meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan penyuluhan.

Meningkatkan partisipasi orangtua dan masyarakat terhadap pelaksanaan

pendidikan.

Melaksanakan tata Usaha dan Tata Rumah Tangga madrasah.

43

Page 57: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

44

3. Letak Geografis

MIS Irsyadul Khair terletak dijalan Asem Baris VIII kelurahan kebon

Baru, Kecamatan Tebet, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta.

MIS Irsyadul Khair ini berada ditengah-tengah pemukiman penduduk, disebelah

timur berbatasan dengan komplek Gudang Peluru.

4. Personil Madrasah

a. Kepala Madrasah

1) Tahun 1987 – 1997 dipimpin oleh Ust.H.Ahmad Supardi.

2) Tahun 1997 – sekarang dipimpin oleh H. Tasripin Rodjali S.Pdi

b. Tenaga Pendidik

Guru (tenaga pendidik) di MIS Irsyadul Khair tahun pelajaran 2012/2013

terdiri dari berbagai lulusan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Jakarta.

Tabel 4.1

DATA TENAGA PENDIDIK MIS IRSYADUL KHAIR

No PENDIDIKAN STATUS JML KET

NEGERI HONORER

1.

SLTA

-

1

1

Sedang

melanjutkan

S1

2.

Diploma 2

0

2

2

Dalam

proses S1

3.

Strata 1

0

8

8

4.

Strata 2

0

1

1

Dalam

proses S2

Menurut tabel diatas semua guru MIS Irsyadul Khair masih berstatus

sebagai guru honorer.

Page 58: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

45

c. Karyawan

Tabel 4.2

Karyawan MIS Irsyadul Khair pada tahun ajaran 2012/2013 terdiri:

No Jenis

Tugas

Jml Status

PNS

HNR

SMP

Pendidikan

SMA

D2/S1

1.

Tata Usaha

2

0

2

0

1

1

2.

Cleaning Service

2

0

2

1

1

0

3.

Security

1

0

1

0

1

0

Jumlah

5

0

5

1

3

1

Sumber: Data tata Usaha Arsip Karyawan MIS Irsyadul Khair

d. Peserta didik

Jumlah peserta didik pada tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari:

Tabel 4.3

Data Peserta Didik MIS Irsyadul Khair

No KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS

I II III IV V VI

1.

25

30

30

28

30

30

2.

28

30

30

29

30

31

Jml

53

60

60

57

60

61

Sumber: data Tata Usaha Arsip Penerimaan Murid MIS Irsyadul Khair

5.Sarana dan Prasarana

1) Ruang belajar sebanyak 6 lokal

2) Mushola

3) Ruang Olahraga

Page 59: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

46

6.Kegiatan Ekstrakulikuler

1) Pramuka

2) Marawis

7.Sistem Pembelajaran

Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Irsyadul Khair menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan standar 2006 sebagai

kurikulum acuan untuk mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,

IPS, SBK dan PLBJ. Khusus untuk mata pelajaran agama seperti Akidah Akhlak,

Fiqih, Qur’an Hadits, bahasa Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan

standar isi 2008.

Pada kelas I dan II ditambah dengan iqra untuk melatih kelancaran

membaca Al Quran sebagai penunjang pelajaran.

8. Administrasi Sekolah

Administrasi sekolah pada MIS Irsyadul Khair mencakup 2 lingkup yaitu

administrasi kantor dan administrasi guru. Administrasi kantor atau tata usaha

meliputi buku tamu, buku mutasi masuk, buku mutasi keluar, buku surat masuk,

buku surat keluar, data administrasi kepegawaian, buku induk siswa. Administrasi

guru meliputi absensi siswa, daftar kejadian penting siswa, silabus, RPP, buku

data siswa, buku analisis hasil belajar siswa.

B. DESKRIPTIF DATA HASIL PENGAMATAN EFEK ATAU HASIL

INTERVENSI TINDAKAN

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa MIS Irsyadul Khair Jakarta

kelas V sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan

langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas V, peneliti dapat

meyimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran

PKn di kelas V diantaranya adalah kondisi kelas yang gaduh mengurangi daya

konsentrasi siswa, metode pembelajaran yang digunakan membosankan sehingga

siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran sehingga terdapat beberapa

siswa yang tidur dan ngobrol, siswa menganggap pelajaran PKn terlalu banyak

Page 60: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

47

hafalan dan membingungkan sehingga mereka kurang berminat dan berakibat

hasil bealajar siswa menjadi rendah. Selain itu guru kurang memotivasi siswa dan

memusatkan perhatian siswa. RPP yang monoton baik dari segi model

pembelajaran, media pembelajaran maupun kondisi kelas.

Berdasarkan kendala-kendala tersebut, maka peneliti mencoba

menerapkan model pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata

pelajaran PKn, yakni model CTL (Contextual Teaching Learning). CTL

(Contextual Teaching Learning) disebut juga pendekatan kontekstual karena

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi sehari-hari siswa, sehingga dapat mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota masyarakat. Disamping itu siswa

dapat belajar melalui mengalami bukan menghafal, karena pengetahuan buaka

suatu perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang

harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan model pembelajaran seperti ini siswa dapat

melaksanakan pembelajaran dengan serius tapi menggembirakan serta tidak ada

siswa yang jenuh dan tidur pada saat pembelajaran karena dalam pembelajaran ini

semua siswa turut aktif berperan serta dalam penugasan.

Oleh sebab itu objek penelitian ini adalah model CTL (Contextual

Teaching Learning), hasil belajar PKn, serta aktifitas dan minat siswa. Penelitian

dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi

kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil

pengamatan awal terhadap proses pembelajaran PKn dan meningkatkan hasil

belajar PKn siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru

mata pelajaran PKn membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

membuat hand out terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media

pembelajaran siswa, menyiapkan instrument (tes hasil belajar PKn, lembar

observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan,

lembar wawancara), dan melakukan uji instrument.

Page 61: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

48

Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, maksudnya adalah

tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk

memperbaiki keadaan proses pembelajaran PKn. Pada tahap pelaksanaan tindakan

ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan.

Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan melaksanakan pre test

selama 30 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah

memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Guru

menyampaikan materi yang akan disajikan, guru membagi kelas menjadi

kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengan jumlah konsep yang akan

dipelajari, setelah kelompok terbentuk guru kemudian menempelkan kertas sesuai

dengan tugas kelompok masing-masing, kemudian guru menyiapkan potongan-

potongan jawaban yang telah diacak, kemudian membrikan kesempatan kepada

tiap kelompok untuk memikirkan jawabannya atas tugas yang ditempelkan oleh

guru dipapan tulis. Setelah semuanya mendapat giliran untuk mencari dan

menempelkan jawabannya dipapan tulis guru bersama siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran, hal seperti ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan hingga

diakhiri dengan post test (tes akhir).

Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses

pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati

aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi

berupa poto-poto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah

dilakukan pre test dan post test. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi

yang mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Pada tahap analisis dan refleksi dimana peneliti bersama guru mata

pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan bserver menganalisis sekaligus

mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah

direncanakan diawal. Kemudian hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan

indicator keberhasilan. Tahap refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk

memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus

berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat

tindakan didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki mutu

Page 62: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

49

pembelajaran PKn. Kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran

diantaranya beberapa siswa masih ada yang tidak memperhatikan penjelasan guru,

ketika siswa mendapat giliran untuk maju dan mencari jawaban yang telah

disediakan dalam potongan kertas masih terlihat ragu dan kurang percaya diri

dalam menempelkan jawabannya, siswa yang pasif masih malu dalam

mengungkapkan kesulitan belajarnya sehingga mengalami hambatan dalam

memahami materi yang sedang dipelajarinya.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I,

peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum

berhasil menerapkan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada mata

pelajaran PKn. Selain itu hasil belajar siswapun masih perlu ditingkatkan.

Walaupun demikian, sebagian siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar

PKn dengan model CTL (Contextual Teaching Learning).

Pada siklus II, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan

yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi pada siklus I.

Tahap awal adalah perencanaan, dimana peneliti dan guru mata pelajaran

yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap

ini peneliti dan guru mata pelajaran PKn membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), membuat hand out terkait dengan materi yang akan

diajarkan sebagai media pembelajaran siswa.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agak sedikit berbeda dengan

proses pembelajaran pada siklus I. Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari guru

mata pelajaran PKn, tujuannya adalah agar siswa tidak merasa bosan belajar PKn

dan agar lebih semangat serta antusias dalam belajar. Jadi, pada siklus II ini proses

pembelajaran diawali dengan pre test selama 30 menit, tujuannya adalah untuk

mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang

akan dipelajari. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, guru membagi

kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengn jumlah konsep

yang akan dipelajari. Setelah kelompok terbentuk guru kemudian menyiapkan

kertas yang sudah berisi tugas untuk masing-masing kelompok yang harus

Page 63: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

50

dikerjakan bersama dengan anggota kelompok sesuai dengan tugas kelompok

masing-masing, masing-masing anggota kelompok mendapat bagian untuk

menjawab tugas dari guru tersebut, kemudian memberikan kesempatan kepada

tiap kelompok untuk memikirkan jawaban atas tugas yang diberikan. Setelah

semuanya selesai menjawab masing-masing kelompok mempresentasekan hasil

kelompoknya didepan kelas bersama dengan anggota kelompoknya, dan masing-

masing anggota kelompok bertanggungjawab atas tugas yang diberikan bila ada

pertanyaan dari kelompok lain, bila mengalami kesulitan akan dibantu dengan

teman kelompoknya. Setelah semua kelompok mempresentasekanhasilnya, guru

bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, hal seperti ini dilakukan

sebanyak dua kali pertemuan hingga diakhiri dengan post test (tes akhir).

Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses

pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Leearning) sekaligus mengamati

aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi

berupa poto-poto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa dilakukan

pre test dan post test. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yaitu

mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Pada tahap analisis dan refleksi dimana peneliti bersama guru mata

pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus

mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah

direncanakan diawal. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan

indicator keberhasilan. Tahap refleksi ini dengan tujuan untuk memperbaiki dan

menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus berikutnya. Melaluui

refleksi berbagai kendala yang muncul dikelas pada saat pemberian tindakan

didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran PKn.

Pada siklus I dari hasil refleksi ditemukan beberap macam kendala yang

muncul pada saat pembelajaran diantaranya (a) masih ada siswa kurang perhatian,

(b) guru kurang membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (c) penguasaan

konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih rendah, (d) belum optimalnya

tampil mengerjakan soal latihan.

Page 64: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

51

Pada siklus II ini kegiatan belajar mengajar meningkat dan semangat

siswapun bertambah, ditunjukan dengan aktifnya mereka bertanya dan

memberikan jawaban, dan masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab

atas tugas yang telah diberikan, kepercayaan pada diri merekapun meningkat.

C. PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA

Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar PKn pada masing-

masing siklus, yaitu siklus I berjumlah 10 soal yang berasal dari 25 soal, dan

siklus II berjumlah 15 soal yang berasal dari 25 soal, yang diujikan terlebih

dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Proses pengambilan

data hasil belajar PKn pada masing-masing instrument melalui pre test dan post

test yang diambil setelah dua kali pertemuan dalam setiap siklus.

Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah

mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian, yaitu

dengan menggunakan rumus validitas “Point Biserial”, dan didapatkan 20 soal

valid dan yang 5 soal tidak valid.

Kedua instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan rumus

Kuder-Richardson (K-R 20). Reliabilitas soal pada siklus I adalah 0,82 (kriteria

tinggi), sedangkan soal pada siklus II reliabilitasnya 0,75 (kriteria tinggi).

Reliabilitas pada siklus I dan II menunjukkan pada satu pengertian bahwa

instrument dapat diprcaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrument yang sudah dapat dipercaya dapat menghasilkan data yang dipercaya

juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa

kalipun diambil akan tetap sama.

D. ANALISIS DATA

1. Hasil Belajar Siswa

Pembelajaran PKn dengan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada

materi organisasi bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Data

hasil belajar (pre test dan post test) pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada

table berikut:

Page 65: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

52

Tabel 4.4

Hasil Belajar Siklus I

No

Nama

Pre test

Post test

N-Gain

Kategori

1.

A

60

85

0,625

Sedang

2.

B

50

80

0,6

Sedang

3.

C

45

70

0,45

Sedang

4.

D

55

65

0,22

Rendah

5.

E

65

85

0,57

Sedang

6.

F

45

85

0,72

Tinggi

7.

G

55

90

0,78

Tinggi

8.

H

55

85

0,67

Sedang

9.

I

60

90

0,75

Tinggi

10.

J

65

85

0,57

Sedang

11.

K

50

65

0,3

Rendah

12.

L

50

80

0,6

Sedang

13.

M

60

80

0,5

Sedang

14.

N

55

70

0,33

Sedang

15.

O

65

90

0,71

Tinggi

16.

P

65

80

0,43

Sedang

Page 66: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

53

17.

Q

45

75

0,54

Sedang

18.

R

60

90

0,75

Tinggi

19.

S

50

75

0,5

Sedang

20.

T

55

75

0,44

Sedang

21.

U

50

85

0,7

Tinggi

22.

V

60

85

0,62

Sedang

23.

W

35

60

0,38

Sedang

24.

X

55

85

0,67

Sedang

25.

Y

60

65

0,12

Rendah

26.

Z

60

80

0,62

Sedang

27.

AA

55

60

0,11

Rendah

28.

BB

50

85

0,7

Tinggi

29.

CC

45

70

0,45

Sedang

30.

DD

55

80

0,56

Sedang

Jumlah

16,35

2360

16,02993

Rata-rata

54,5

78,67

0,53

Rendah

16,67

Page 67: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

54

Tinggi 23,33

Sedang

60

Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih banyak

nilai siswa yang berada dibawah rata-rata, 4 siswa N-Gainnya tergolong rendah

dengan presentase 16,67% , 18 siswa N-Gainnya tergolong sedang dengan

presentase 60% dan 7 siswa N-Gainnya tergolong tinggi dengan presentase 23,33.

Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata-rata nilai pre test yaitu 54,50 dan rata-

rata nilai post test 78,67. Proses pembelajaran model CTL (Contextual Teaching

Learning) dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar PKn

siswa karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah.

Tabel 4.5

Hasil Belajar Siklus II

No

Nama

Siklus II

Pre test Post test N-Gain Kategori

1. A 55 85 0,67 Sedang

2. B 65 95 0,86 Tinggi

3. C 60 85 0,62 Sedang

4. D 45 80 0,63 Sedang

5. E 50 85 0,70 Tinggi

6. F 45 85 0,78 Tinggi

7. G 65 90 0,71 Tinggi

8. H 70 95 0,83 Tinggi

9. I 55 90 0,78 Tinggi

10. J 65 90 0,71 Tinggi

11. K 55 85 0,67 Sedang

12. L 50 85 0,7 Tinggi

13. M 50 85 0,7 Tinggi

14. N 60 80 0,5 Sedang

15. O 65 80 0,49 Sedang

16. P 55 80 0,56 Sedang

Page 68: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

55

17. Q 60 80 0,5 Sedang

18. R 50 85 0,7 Tinggi

19. S 50 80 0,6 Sedang

20. T 65 90 0,71 Tinggi

21. U 55 95 0,89 Tinggi

22. V 65 90 0,71 Tinggi

23. W 70 95 0,83 Tinggi

24. X 40 80 0,67 Sedang

25. Y 65 90 0,71 Tinggi

26. Z 55 80 0,56 Sedang

27. AA 55 85 0,67 Sedang

28. BB 60 90 0,75 Tinggi

29. CC 75 95 0,80 Tinggi

30. DD 55 65 0,22 Rendah

Jumlah 1730 2575 20,13

Rata-rata 57,67 85,83 0,67

Rendah 3,33

Sedang 43,33

Tinggi 53,33

Hasil belajar PKn siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal

ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah

rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%, 13 siswa

N-Gainnya sedang dengan presentase 43,33% dan 16 siswa N-Gainnya tinggi

dengan presentase 53,33%. Rata-rata nilai pre test 57,67 dan nilai post test 85,83.

Tabel 4.6

Rekapitulasi dan Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

No Nama Pre

test

Post

test

N-

Gain

Kategori Pre

test

Post

test

N-

Gain

kategori

1 A 60 85 0,62 Sedang 55 85 0,67 Sedang

2 B 50 80 0,6 Sedang 65 95 0,86 Tinggi

3 C 45 70 0,45 Sedang 60 85 0,62 Sedang

4 D 55 65 0,22 Rendah 45 80 0,63 Sedang

5 E 65 85 0,57 Sedang 50 85 0,7 Tinggi

Page 69: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

56

6 F 45 85 0,73 Tinggi 45 85 0,78 Tinggi

7 G 55 90 0,78 Tinggi 65 90 0,71 Tinggi

8 H 55 85 0,67 Sedang 70 95 0,83 Tinggi

9 I 60 90 0,75 Tinggi 55 90 0,78 Tinggi

10 J 65 85 0,57 Sedang 65 90 0,71 Tinggi

11 K 50 65 0,3 Rendah 55 85 0,67 Sedang

12 L 50 80 0,6 Sedang 50 85 0,7 Tinggi

13 M 60 80 0,5 Sedang 50 85 0,7 Tinggi

14 N 55 70 0,33 Sedang 60 80 0,5 Sedang

15 O 65 90 0,71 Tinggi 65 80 0,43 Sedang

16 P 65 80 0,43 Sedang 55 80 0,56 Sedang

17 Q 45 75 0,54 Sedang 60 80 0,5 Sedang

18 R 60 90 0,75 Tinggi 50 85 0,7 Tinggi

19 S 50 75 0,5 Sedang 50 80 0,6 Sedang

20 T 55 75 0,44 Sedang 65 90 0,71 Tinggi

21 U 50 85 0,7 Tinggi 55 95 0,89 Tinggi

22 V 60 85 0,62 Sedang 65 90 0,71 Tinggi

23 W 35 60 0,38 Sedang 70 95 0,83 Tinggi

24 X 55 85 0,67 Sedang 40 80 0,67 Sedang

25 Y 60 65 0,12 Rendah 65 90 0,71 Tinggi

26 Z 60 80 0,62 Sedang 55 80 0,56 Sedang

27 AA 55 60 0,11 Rendah 55 85 0,56 Sedang

28 BB 50 85 0,7 Tinggi 60 90 0,75 Tinggi

29 CC 45 70 0,45 Sedang 75 95 0,8 Tinggi

30 DD 55 80 0,56 Sedang 55 65 0,22 Rendah

Jumlah 1635 2360 16,03 1730 2575 20,13

Rata-rata 54,5 78,67 0,53 57,67 85,83 0,67

Rendah 16,67 3,33

Tinggi 23,33 53,33

Sedang 60 43,33

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada

siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya

perbandingan peningkatan yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah

Page 70: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

57

yaitu pada siklus I dari 4 siswa dengan presentase 16,67% sedangkan pada siklus

II menjadi 1 siswa dengan presentase 3,33%, meningkatnya siswa yang N-

Gainnya sedang yaitu pada siklus I dari 18 siswa dengan presentase 60%

sedangkan pada siklus II menjadi 13 siswa dengan presentase 43,33%.

Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus I dari 7 siswa

dengan presentase 53,33%. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pre test siklus

II 57,67 ,dan rata-rata post test siklus I 78,67 sedangkan rata-rata post test siklus II

85,83. Sedangkan peningkatan rata-rata N-Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat

pada siklus II menjadi 0,67.

2. Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Tindakan

Wawancara dilakukan pada hari Rabu 15 Mei 2013 tepatnya akhir

penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan

model CTL (Contextual Teaching Learning) siswa terlebih dahulu dikelompokan

menjadi criteria rendah, sedang dan tinggi berdasarkan tes hasil belajar disetiap

akhir siklus.

Hasil wawancara dari Ningsi salah satu siswa yang memperoleh hasil

belajar tinggi disimpulkan bahwa dalam pembelajaran menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning) membuatnya senang dan dan lebih menarik

dalam mempelajari PKn, sehingga membuatnya lebih bersemangat dalam

mempelajari PKn dan lebih mempermudah dalam menyelesaikan tugas atau

soal-soal yang diberikan oleh guru.

Sementara tanggapan dari Dodi salah satu siswa dari kelompok yang memiliki

hasil belajar sedang mengatakan bahwa penggunaan model CTL (Contextual

Teaching Learning) dalam pembelajaran PKn membuatnya cukup mengerti akan

materi yang disampaikan dan membuatnya lebih aktif sehingga hasil

belajarnyapun lebih baik dari sebelumnya.

Sementara itu tanggapan dari Rian yang berasal dari kelompok siswa yang

memiliki hasil belajar rendah sebelumnya, setelah melakukan pembelajaran

menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) merasa senang dan

Page 71: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

58

tidak membuatnya jenuh seperti sebelumnya, dalam mengerjakan soal-soalpun

lebih bersemangat dan hasil belajarnyapun lebih meningkat.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning)

lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep dalam PKn dengan

begitu siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung, bahkan

siswa merasa senang selama proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif dan

percaya diri dalam mengungkapkan jawaban-jawaban yang telah didiskusikan

dalam kelompoknya. Hasil belajar PKn siswapun mengalami peningkatan dari

siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan oleh

peneliti yaitu PTK telah berhasil karena implikasinya positif terhadap proses

pembelajaran PKn dan hasil belajar PKn serta minat dan motivasi belajar PKn

siswa.

3. Hasil Observasi Aktifitas Siswa, Aktifitas Guru dan Proses Pembelajaran

a. SIKLUS I

Tabel 4.7

Aktifitas Siswa Siklus I

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Melaksanakan

tes awal

√ √

2 Mempelajari

materi yang

telah diajarkan

sebelumnya

√ √

3 Mendengarkan

penjelasan

materi yang

disampaikan

oleh guru

√ √

Page 72: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

59

4 Melakukan

diskusi

kelompok

√ √

5 Memprentasekan

jawabannya

√ √

6 Aktif

mengungkapkan

dan mencari

jawabannya

√ √

7 Aktif bertanya √ √

8 Aktif

mengoreksi

jawaban

√ √

9 Memecahkan

soal yang harus

dipecahkan

bersama

√ √

10 Melaksanakan

tes akhir (post

test)

√ √

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses

pembelajaran PKn masih perlu ditingkatkan karena masih sebagian siswa yang

kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran PKn. Siswa masih asik

dengan dunianya sendiri, misalnya mengobrol, mendengarkan musik bahkan ada

yang tidur.

Tabel 4.8

Aktifitas Guru Siklus I

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Mengkondisikan

situasi pembelajaran

dan kesiapan siswa

untuk mengikuti

proses pembelajaran

√ √

Page 73: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

60

2 Apersepsi √ √

3 Membangkitkan

minat atau rasa ingin

tahu siswa (motivasi)

√ √

4 Menyampaikan

tujuan dan indikator

yang ingin dicapai

√ √

5 Penggunaan media

atau alat

pembelajaran yang

sesuai dengan

indikator bahan ajar

√ √

6 Penjelasan model

pembelajaran CTL

(Contextual

Teaching Learning)

√ √

7 Pemusatan perhatian

terhadap proses

pembelajaran

√ √

8 Teknik menjelaskan

materi

√ √

9 Pengelolaan kegiatan

pembelajaran dengan

model pembelajaran

CTL (Contextual

Teaching Learning)

√ √

10 Bimbingan kepada

kelompok

√ √

11 Pemberian

kesempatan siswa

untuk berpikir

√ √

12 Pemberian

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

dan mengungkapkan

jawabannya

√ √

Page 74: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

61

13 Antusias siswa

terhadap jawaban

yang diberikan

√ √

14 Mengamati kesulitan

dan kemajuan belajar

siswa

√ √

15 Keterampilan

menerangkan

kembali atau

menyimpulkan

materi yang

disampaikan

√ √

16 Keterampilan

memberikan kegiatan

tindak lanjut setelah

menyampaikan

materi

√ √

17 Kemampuan

memberikan evaluasi

pembelajaran yang

sesuai dengan

indikator yang di

inginkan

√ √

Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran PKn pada siklus

I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang membangkitkan motivasi dan

antusiasisme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta

media pembelajaran yang kurang efektif. Dalam hal ini guru masih melakukan

adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru bellum terbiasa mencipatakan

suasana pembelajaran yang mengarah pada model CTL (Contextual Teaching

Learning), sehingga harus beradaptasi dengan siswa dan suasana kelas, guru

kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, guru kurang memusatkan

perhatian belajar siswa, guru kurang memberikan bimbingan kepada kelompok,

sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai

materi yang dipelajarinya.

Page 75: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

62

Tabel 4.9

Aktifitas Pembelajaran Siklus I

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Guru menyampaikan

materi yang akan

disajikan

√ √

2 Guru membagi kelas

menjadi kelompok-

kelompok kecil

sesuai dengan materi

yang akan dipelajari

√ √

3 Stelah kelompok

terbentu, guru

memerintahkan

siswa untuk berbaris

sesuai dengan

kelompoknya dan

menepelkan

pertanyaan di papan

tulis, yang haarus

dijawab oleh siswa

√ √

4 Guru memerintahkan

setiap anggota

kelompok mencari

jawaban pada meja

yang sudah disiapkan

jawabannya,

kemudian

menempelkannya

dipapan tulis,

masing-masing

anggota kelompok

mendapat giliran

√ √

Page 76: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

63

5 Melaksanakan soal

nomo empat sampai

semua anggota

kelompok

memberikan jawaban

√ √

6 Berdasarkan

jawaban-jawaban

siswa guru

mengembangkan

jawaban sehingga

siswa menemukan

jawaban utuh dari

soal yang diajukan

oleh guru

√ √

7 Pemusatan perhatian

siswa terhadap

proses pembelajaran

√ √

8 Setelah semuanya

mendapat giliran,

guru bersama siswa

menyimpulkan hasil

belajar

√ √

Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual

Teaching Learning) masih memerlikan peningkatan karena belum sepenuhnya

tergolong bagus, karena masih banyak yang belum mengerti penerapannya

sehingga penerapannya belum optimal dan belum terarah dan tersruktur. Barisnya

siswa pada tiap kelompok dan anggota kelompok mencari jawaban yang telah

disediakan masih membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka

harus berpikir secara cepat dengan kelompok lain.

Page 77: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

64

b. SIKLUS II

Tabel 4.10

Aktifitas Siswa Siklus II

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Melaksanakan tes

awal

√ √

2 Mempelajari

materi yang telah

diajarkan

sebelumnya

√ √

3 Mendengarkan

penjelasan materi

yang

disampaikan oleh

guru

√ √

4 Melakukan

diskusi kelompok

√ √

5 Memprentasekan

jawabannya

√ √

6 Aktif

mengungkapkan

dan mencari

jawabannya

√ √

7 Aktif bertanya √ √

8 Aktif mengoreksi

jawaban

√ √

9 Memecahkan

soal yang harus

dipecahkan

bersama

√ √

10 Melaksanakan tes

akhir (post test)

√ √

Page 78: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

65

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktifitas siswa

dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapat giliran

untuk mengungkapkan jawabannya maupun kesulitan belajar. Meningkatnya N-

Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II menjadi 0,67. Hasil belajar siswa

mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan

berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata yaitu 1 siswa

dengan nilai N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%, siswa dengan N-

Gainnya sedang dengan presentase 43,33%, dan siswa dengan N-gainnya tinggi

dengan presentase 53,33%, rata-rata nilai pre test 57,67 dan nilai rata-rata post test

85,83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada

siklus II mengalami peningkatan.

Tabel 4.11

Aktifitas Guru Siklus II

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Mengkondisikan

situasi pembelajaran

dan kesiapan siswa

untuk mengikuti

proses pembelajaran

√ √ √

2 Apersepsi √ √

3 Membangkitkan

minat atau rasa ingin

tahu siswa (motivasi)

√ √

4 Menyampaikan

tujuan dan indikator

yang ingin dicapai

√ √

5 Penggunaan media

atau alat

pembelajaran yang

sesuai dengan

indikator bahan ajar

√ √

Page 79: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

66

6 Penjelasan model

pembelajaran CTL

(Contextual

Teaching Learning)

√ √

7 Pemusatan perhatian

terhadap proses

pembelajaran

√ √

8 Teknik menjelaskan

materi

√ √

9 Pengelolaan kegiatan

pembelajaran dengan

model pembelajaran

CTL (Contextual

Teaching Learning)

√ √

10 Bimbingan kepada

kelompok

√ √

11 Pemberian

kesempatan siswa

untuk berpikir

√ √

12 Pemberian

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

dan mengungkapkan

jawabannya

√ √

13 Antusias siswa

terhadap jawaban

yang diberikan

√ √

14 Mengamati kesulitan

dan kemajuan belajar

siswa

√ √

15 Keterampilan

menerangkan

kembali atau

menyimpulkan

materi yang

disampaikan

√ √

Page 80: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

67

16 Keterampilan

memberikan kegiatan

tindak lanjut setelah

menyampaikan

materi

√ √

17 Kemampuan

memberikan evaluasi

pembelajaran yang

sesuai dengan

indikator yang di

inginkan

√ √

Hasil observasi guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan

serta lebih meningkatkan suasana yang hidup dan menggembirakan karena guru

sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan keadaan kelas.

Tabel 4.12

Aktifitas Pembelajaran Siklus II

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Guru menyampaikan

materi yang akan

disajikan

√ √

2 Guru membagi kelas

menjadi kelompok-

kelompok kecil

sesuai dengan materi

yang akan dipelajari

√ √

3 Stelah kelompok

terbentu, guru

memerintahkan

siswa untuk berbaris

sesuai dengan

kelompoknya dan

menepelkan

√ √

Page 81: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

68

pertanyaan di papan

tulis, yang haarus

dijawab oleh siswa

4 Guru memerintahkan

setiap anggota

kelompok mencari

jawaban pada meja

yang sudah disiapkan

jawabannya,

kemudian

menempelkannya

dipapan tulis,

masing-masing

anggota kelompok

mendapat giliran

√ √

5 Melaksanakan soal

nomo empat sampai

semua anggota

kelompok

memberikan jawaban

√ √

6 Berdasarkan

jawaban-jawaban

siswa guru

mengembangkan

jawaban sehingga

siswa menemukan

jawaban utuh dari

soal yang diajukan

oleh guru

√ √

7 Pemusatan perhatian

siswa terhadap

proses pembelajaran

√ √

8 Setelah semuanya

mendapat giliran,

guru bersama siswa

menyimpulkan hasil

belajar

√ √

Page 82: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

69

Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual

Teaching Learning) sudah mengalami peningkatan karena semua siswa

sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan

terarah serta terstruktur. Barisnya siswa pada tiap kelompok dan anggota

kelompok mencarin jawaban yang telah disediakan sudah teratur dan tidak

membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka harus berpikir secara

cepat dengan kelompok lain. Dan selain itu setiap siswa telah mempersiapkan diri

sebelumya dengan belajar di rumah karena pada saat di kelas dituntut dan

diwajibkan untuk lebih aktif dalam berbicara maupun maju kedepan kelas dalam

mengutarakan jawabannya.

c. Interpretasi Hasil Belajar

Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa siklus

pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam

penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Berikut ini akan dijelaskan secara

terperinci

1. Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Peneliti dan kolaborator (guru mata pelajaran) membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Membuat hand out mengenai Organisasi

3) Menyiapkan instrument (tes hasil belajar, catatan lapangan, dan lembar

wawancara)

4) Melakukan uji coba instrument

b. Pelaksanaan

Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan namun hal ini belum sesuai dengan rencana, hal ini disebabkan oleh

faktor-faktor di bawah ini:

Page 83: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

70

1) Siswa dan guru masih memerlukan adaptasi

2) Siswa masih belum mengetahui dan paham tentang model CTL (Contextual

Teaching Learning) sehingga siswa masih bingung dan kurang aktif.

3) Keadaan kelas yang gaduh

4) Beberapa siswa rebut dan mengobrol

Masalah tersebut harus segera diatasi oleh peneliti yang bertindak sebagai

guru, karena tujuan dari penerapan model pembelajaran CTL (Contextual

Teaching Learning) adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Maka dari itu, peneliti melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah di atas

yaitu dengan:

1) Memberikan penjelasan kembali mengenai model CTL (Contextual Teaching

Learning) sampai siswa mengerti dan memahaminya.

2) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning).

Pada pertemuan kedua siswa terbiasa dengan menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning). Hal ini terlihat dengan meningkatnya aktifitas

siswa dalam proses pembelajaran. Ketika proses penyampaian materi

berlangsung, siswa dengan mudah dapat memahami organisasi.

c. Observasi

Tabel

Aktifitas Siswa Siklus I

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Melaksanakan

tes awal

√ √

2 Mempelajari

materi yang

telah diajarkan

sebelumnya

√ √

3 Mendengarkan

penjelasan

√ √

Page 84: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

71

materi yang

disampaikan

oleh guru

4 Melakukan

diskusi

kelompok

√ √

5 Memprentasekan

jawabannya

√ √

6 Aktif

mengungkapkan

dan mencari

jawabannya

√ √

7 Aktif bertanya √ √

8 Aktif

mengoreksi

jawaban

√ √

9 Memecahkan

soal yang harus

dipecahkan

bersama

√ √

10 Melaksanakan

tes akhir (post

test)

√ √

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses

pembelajaran PKn masih perlu ditingkatkan karena masih sebagian siswa yang

kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran PKn. Siswa masih asik

dengan dunianya sendiri, misalnya mengobrol, mendengarkan musik bahkan ada

yang tidur.

Page 85: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

72

Tabel

Aktifitas Guru Siklus I

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Mengkondisikan

situasi pembelajaran

dan kesiapan siswa

untuk mengikuti

proses pembelajaran

√ √

2 Apersepsi √ √

3 Membangkitkan

minat atau rasa ingin

tahu siswa (motivasi)

√ √

4 Menyampaikan

tujuan dan indikator

yang ingin dicapai

√ √

5 Penggunaan media

atau alat

pembelajaran yang

sesuai dengan

indikator bahan ajar

√ √

6 Penjelasan model

pembelajaran CTL

(Contextual

Teaching Learning)

√ √

7 Pemusatan perhatian

terhadap proses

pembelajaran

√ √

8 Teknik menjelaskan

materi

√ √

9 Pengelolaan kegiatan

pembelajaran dengan

model pembelajaran

CTL (Contextual

Teaching Learning)

√ √

Page 86: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

73

10 Bimbingan kepada

kelompok

√ √

11 Pemberian

kesempatan siswa

untuk berpikir

√ √

12 Pemberian

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

dan mengungkapkan

jawabannya

√ √

13 Antusias siswa

terhadap jawaban

yang diberikan

√ √

14 Mengamati kesulitan

dan kemajuan belajar

siswa

√ √

15 Keterampilan

menerangkan

kembali atau

menyimpulkan

materi yang

disampaikan

√ √

16 Keterampilan

memberikan kegiatan

tindak lanjut setelah

menyampaikan

materi

√ √

17 Kemampuan

memberikan evaluasi

pembelajaran yang

sesuai dengan

indikator yang di

inginkan

√ √

Page 87: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

74

Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran PKn pada siklus

I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang membangkitkan motivasi dan

antusiasisme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta

media pembelajaran yang kurang efektif. Dalam hal ini guru masih melakukan

adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru bellum terbiasa mencipatakan

suasana pembelajaran yang mengarah pada model CTL (Contextual Teaching

Learning), sehingga harus beradaptasi dengan siswa dan suasana kelas, guru

kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, guru kurang memusatkan

perhatian belajar siswa, guru kurang memberikan bimbingan kepada kelompok,

sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai

materi yang dipelajarinya.

Tabel

Aktifitas Pembelajaran Siklus I

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Guru menyampaikan

materi yang akan

disajikan

√ √

2 Guru membagi kelas

menjadi kelompok-

kelompok kecil

sesuai dengan materi

yang akan dipelajari

√ √

3 Stelah kelompok

terbentu, guru

memerintahkan

siswa untuk berbaris

sesuai dengan

kelompoknya dan

menepelkan

pertanyaan di papan

tulis, yang haarus

dijawab oleh siswa

√ √

Page 88: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

75

4 Guru memerintahkan

setiap anggota

kelompok mencari

jawaban pada meja

yang sudah disiapkan

jawabannya,

kemudian

menempelkannya

dipapan tulis,

masing-masing

anggota kelompok

mendapat giliran

√ √

5 Melaksanakan soal

nomo empat sampai

semua anggota

kelompok

memberikan jawaban

√ √

6 Berdasarkan

jawaban-jawaban

siswa guru

mengembangkan

jawaban sehingga

siswa menemukan

jawaban utuh dari

soal yang diajukan

oleh guru

√ √

7 Pemusatan perhatian

siswa terhadap

proses pembelajaran

√ √

8 Setelah semuanya

mendapat giliran,

guru bersama siswa

menyimpulkan hasil

belajar

√ √

Page 89: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

76

Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual

Teaching Learning) masih memerlikan peningkatan karena belum sepenuhnya

tergolong bagus, karena masih banyak yang belum mengerti penerapannya

sehingga penerapannya belum optimal dan belum terarah dan tersruktur. Barisnya

siswa pada tiap kelompok dan anggota kelompok mencari jawaban yang telah

disediakan masih membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka

harus berpikir secara cepat dengan kelompok lain.

Setelah diamati dari semua data-data di atas pada siklus I ini masih banyak

kekurangan yang harus perlu diperbaiki pada saat memberi tindakan disiklus II.

Adapun kegagalan pada siklus I berdasarkan lembar observasi adalah:

1) Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada

model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning).

2) Guru kurang membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.

3) Guru kurang memusatkan perhatian belajar siswa.

4) Guru kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa.

5) Penguasaan konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih rendah.

6) Siswa masih asik dengan dunianya sendiri misalnya menobrol, mengantuk dan

mengganggu temannya.

Berdasarkan hasil observasi masih banyak yang harus diperbaiki dalam

pemberian tindakan. Sehingga untuk memperbaiki siklus I dengan berbagai

kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai maka pada

siklus II perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian tindakan

berdasarkan hasil refleksi siklus I.

2. Siklus II

Seperti pada siklus I ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi

dan refleksi.

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan pada siklus II

ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya tercapai. Dengan demikian

perencanaannya adalah sebagai berikut:

Page 90: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

77

1) Membuat Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Meningkatkan aktifitas pembelajaran model CTL (Contextual Teaching

Learning).

3) Memberikan motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok

agar lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

4) Untuk meningkatkan pemusatan perhatian siswa pada saat proses

pembelajaran pada siklus II, setelah melakukan pre test tidak langsung

menjelaskan materi namun dilakukan tanya jawab dan pengingatan kembali.

5) Memberikan bimbingan lebih intensif pada setiap kelompok dengan tujuan

agar seluruh siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.

6) Membuat media pembelajaran lebih menarik seperti akrtu nomor atau angka.

7) Mengamati kesulitan belajar siswa agar lebih memahami materi pembelajaran

sehingga pemahaman konsep siswapun akan meningkat dan hasil belajarpun

akan meningkat pula.

b. Pelaksanaan

1) Suasana pembelajaran sudah efektif, hal ini dibuktikan dengan antusiasme

siswa yang aktif, berani bertanya dan mengungkapkan kesulitan belajar

dan lebih mudah memahami materi pembelajaran.

2) Setiap anggota kelompok menjadi lebih percaya diri dalam

mengungkapkan jawaban yang telah didiskusikan dalam kelompoknya.

3) Siswa merasa termotivasi belajar dengan menggunakan model

pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning).

4) Siswa yang berprestasi rendah merasa terbantu oleh teman kelompoknya

karena saling memberikan pemahaman agar semua anggota kelompok

dapat menjawab pertanyaan yang telah diberikan.

Page 91: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

78

c. Observasi

Tabel

Aktifitas Siswa Siklus II

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Melaksanakan tes

awal

√ √

2 Mempelajari

materi yang telah

diajarkan

sebelumnya

√ √

3 Mendengarkan

penjelasan materi

yang disampaikan

oleh guru

√ √

4 Melakukan diskusi

kelompok

√ √

5 Memprentasekan

jawabannya

√ √

6 Aktif

mengungkapkan

dan mencari

jawabannya

√ √

7 Aktif bertanya √ √

8 Aktif mengoreksi

jawaban

√ √

9 Memecahkan soal

yang harus

dipecahkan

bersama

√ √

10 Melaksanakan tes

akhir (post test)

√ √

Page 92: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

79

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktifitas siswa

dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapat giliran

untuk mengungkapkan jawabannya maupun kesulitan belajar. Meningkatnya N-

Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II menjadi 0,67. Hasil belajar siswa

mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan

berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata yaitu 1 siswa

dengan nilai N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%, siswa dengan N-

Gainnya sedang dengan presentase 43,33%, dan siswa dengan N-gainnya tinggi

dengan presentase 53,33%, rata-rata nilai pre test 57,67 dan nilai rata-rata post test

85,83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada

siklus II mengalami peningkatan.

Tabel

Aktifitas Guru Siklus II

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Mengkondisikan

situasi pembelajaran

dan kesiapan siswa

untuk mengikuti

proses pembelajaran

√ √ √

2 Apersepsi √ √

3 Membangkitkan

minat atau rasa ingin

tahu siswa (motivasi)

√ √

4 Menyampaikan

tujuan dan indikator

yang ingin dicapai

√ √

5 Penggunaan media

atau alat

pembelajaran yang

sesuai dengan

indikator bahan ajar

√ √

Page 93: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

80

6 Penjelasan model

pembelajaran CTL

(Contextual

Teaching Learning)

√ √

7 Pemusatan perhatian

terhadap proses

pembelajaran

√ √

8 Teknik menjelaskan

materi

√ √

9 Pengelolaan kegiatan

pembelajaran dengan

model pembelajaran

CTL (Contextual

Teaching Learning)

√ √

10 Bimbingan kepada

kelompok

√ √

11 Pemberian

kesempatan siswa

untuk berpikir

√ √

12 Pemberian

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

dan mengungkapkan

jawabannya

√ √

13 Antusias siswa

terhadap jawaban

yang diberikan

√ √

14 Mengamati kesulitan

dan kemajuan belajar

siswa

√ √

15 Keterampilan

menerangkan

kembali atau

menyimpulkan

materi yang

disampaikan

√ √

Page 94: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

81

16 Keterampilan

memberikan kegiatan

tindak lanjut setelah

menyampaikan

materi

√ √

17 Kemampuan

memberikan evaluasi

pembelajaran yang

sesuai dengan

indikator yang di

inginkan

√ √

Hasil observasi guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan

serta lebih meningkatkan suasana yang hidup dan menggembirakan karena guru

sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan keadaan kelas.

Tabel

Aktifitas Pembelajaran Siklus II

No Aspek yang di

observasi

Ket Nilai Jml

Ada Tdk SB B C K SK

1 Guru menyampaikan

materi yang akan

disajikan

√ √

2 Guru membagi kelas

menjadi kelompok-

kelompok kecil

sesuai dengan materi

yang akan dipelajari

√ √

3 Stelah kelompok

terbentu, guru

memerintahkan

siswa untuk berbaris

sesuai dengan

kelompoknya dan

menepelkan

√ √

Page 95: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

82

pertanyaan di papan

tulis, yang haarus

dijawab oleh siswa

4 Guru memerintahkan

setiap anggota

kelompok mencari

jawaban pada meja

yang sudah disiapkan

jawabannya,

kemudian

menempelkannya

dipapan tulis,

masing-masing

anggota kelompok

mendapat giliran

√ √

5 Melaksanakan soal

nomo empat sampai

semua anggota

kelompok

memberikan jawaban

√ √

6 Berdasarkan

jawaban-jawaban

siswa guru

mengembangkan

jawaban sehingga

siswa menemukan

jawaban utuh dari

soal yang diajukan

oleh guru

√ √

7 Pemusatan perhatian

siswa terhadap

proses pembelajaran

√ √

8 Setelah semuanya

mendapat giliran,

guru bersama siswa

menyimpulkan hasil

belajar

√ √

Page 96: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

83

Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual

Teaching Learning) sudah mengalami peningkatan karena semua siswa

sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan

terarah serta terstruktur. Barisnya siswa pada tiap kelompok dan anggota

kelompok mencarin jawaban yang telah disediakan sudah teratur dan tidak

membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka harus berpikir secara

cepat dengan kelompok lain. Dan selain itu setiap siswa telah mempersiapkan diri

sebelumya dengan belajar di rumah karena pada saat di kelas dituntut dan

diwajibkan untuk lebih aktif dalam berbicara maupun maju kedepan kelas dalam

mengutarakan jawabannya.

Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajaran maka dapat

disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Aktifitas siswa dalam pembelajaran PKn sudah meningkat karena semua siswa

sudah mendapat giliran untuk mengungkapkan jawaban atau kesulitan dalam

belajar.

2) Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani dan percaya diri dalam

mengungkapkan jawaban.

3) Aktifitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serta lebih

meningkatkan suasana pembelajaran yang hidup dan menyenangkan.

4) Menungkatnya nilai N-Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II

menjadi 0,67.

5) Hasil belajar siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat

dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-

rata yaitu 1 siswa dengan nilai N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%,

siswa dengan N-Gainnya sedang dengan presentase 43,33%, dan siswa dengan

N-gainnya tinggi dengan presentase 53,33%, rata-rata nilai pre test 57,67 dan

nilai rata-rata post test 85,83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan.

6) Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL

(Contextual Teaching Learning) sudah mengalami peningkatan karena semua

Page 97: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

84

siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah

optimal dan terarah serta terstruktur.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, ditentukan beberapa hal yang

perlu diperbaiki guru untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan menggunakan

model CTL (Contextual Teaching Learning) pada siklus II diantaranya: (a) masih

ada siswa kurang perhatian, (b) guru kurang membangkitkan motivasi siswa

dalam belajar, (c) penguasaan konsep siswa mwngwnai materi pembelajaran

masih rendah, (d) belum optimalnya tampil mengerjakan soal latihan.

Setelah siklus II berakhir siswa tidak kaku lagi dengan pendekatan yang

digunakan. Rancangan pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja dan mengalami

sendiri, ternyata membawa dampak positif. Siswa merasa senang belajar dan

antusias melakukan kegiatan pembelajaran seperti pengalaman dalam kehidupan

sehari-hari membuat siswa lebih mudah memahami konsep baru yang akan

diajarkan.

E. PEMBAHASAN HASIL TEMUAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dan tes hasil

belajar, maka ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran PKn siswa,

diantaranya adalah suasana kelas yang gaduh serta cara penyampaian materi yang

membosankan membuat minat belajar siswa berkurang dan mereka mengalihkan

perhatian kepada hal-hal yang lebih menarik lagi daripada memperhatikan guru

yang mengajar di kelas, sebagian siswapun merasa kesulitan dan kebingungan

dalam memahami materi dan guru kurang memotivasi dan memusatkan perhatian

pada hal-hal tersebut sehingga hal yang demikian semakin mengurangi minat

belajar siswa dan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.

Masalah-masalah tersebut akan menghambat siswa dalam

mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka masing-masing. Dan pada

akhirnya hasil belajar yang ingin dicapai masih kurang memuaskan dan jauh dari

yang diharapkan.

Page 98: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

85

Pada siklus I, mayoritas siswa belum mengetahui dan memahami dalam

langkah-langkah pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning).

Sehingga siswa kurang percaya diri dan masih kebingungan karena diskusi

kelompok kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari anggota kelompok yang

memiliki kemampuan lebih asik sendiri mengerjakan soal tanpa memperdulikan

teman dalam kelompoknya yang kurang mampu. Hal ini mungkin siswa belum

terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti.

Berdasarkan hasil penelitian N-Gain adanya perbandingan peningkatan

yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah yaitu pada siklus I dari 4 siswa

dengan presentase 16,67% sedangkan pada siklus II menjadi 1 siswa dengan

presentase 3,33%, meningkatnya siswa yang N-Gainnya sedang yaitu pada siklus

I dari 18 siswa dengan presentase 60% sedangkan pada siklus II menjadi 13 siswa

dengan presentase 43,33%. Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu

pada siklus I dari 7 siswa dengan presentase 53,33%. Selain itu terdapat

peningkatan rata-rata pre test siklus II 57,67 ,dan rata-rata post test siklus I 78,67

sedangkan rata-rata post test siklus II 85,83. Sedangkan peningkatan rata-rata

N-Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II menjadi 0,67.

Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan juga menunjukan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning)

lebih memudahkan pemahaman materi dan lebih membangkitkan minat belajar

siswa, karena setiap siswa memiliki kewajiban untuk meyelesaikan soal yang

diberikan oleh guru denga penuh rasa percaya diri dan keberanian yang tinggi

karena jawaban yang diungkapkan maupun yang dituliskan merupakan hasil

diskusi kelompoknya.

Sementara berdasarkan hasil wawancara respon siswa setelah belajar

dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)

adalah sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan penguasaan

konsep siswa yang dapat diamati dari hasil belajar baik dalam menjawab

pertanyaan, mengajukan pertanyaan, pemecahan soal bersama dan presentase

hasil bersama kelompoknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model

Page 99: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

86

pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKn.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sejalan dengan hasil penelitian

yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki keterkaitan tentang

model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) serta menunjukan

bahwa penerapan model CTL (Contextual Teaching Learning) memiliki pengaruh

dan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Sesuai dengan hasil penelitian bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran

sudah meningkat dan lebih aktif serta antusias, karena semua siswa sudah

mendapat giliran untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar, serta

seluruh siswa sepenuhnya sudah mengerti dan paham penerapannya sehingga

dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur.

Sehingga dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori, kerangka berpikir

dan hasil penelitian yang relevan bahwa penerapan model pembelajaran CTL

(Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran PKn.

Page 100: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

87

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan minat

dan hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan:

1. Model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan konsep belajar yang

membantu mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga dan masyarakat. Pada penelitian ini diawal proses

penggunaan model CTL (Contextual Teaching Learning) mereka masih belum

mengerti sehingga dari beberapa siswa masih sibuk dengan urusannya, tetapi

pada siklus II sebagian besar siswa sudah mengerti proses penerapan model

CTL (Contextual Teching Learning) sehingga penerapan model CTL

(Contextual Teaching Learning) dianggap berhasil pada siklus II. Proses dari

model CTL (Contextual Teaching Learning) tersebut diawali dengan pre tes

dan diakhiri dengan post test yang diikuti oleh seluruh siswa.

2. Model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat

meningkatkan minat belajar siswa. Dapat dilihat dari hasil observasi yang

dilakukan pada saat pembelajaran dengan menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas siswa pada

siklus I masih belum memuaskan karena terlihat masih sedikit siswa yang

meningkat minatnya dalam pembelajaran PKn, dan masih adanya siswa yang

bingung dan mengobrol di kelas. Kemudian setelah dilanjutkan observasi pada

siklus II semua kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah tidak terjadi lagi,

hal ini ditunjukan dengan tidak adanya lagi siswa yang tidur di kelas atau

sibuk dengan urusannya sendiri, mereka terlihat antusias dalam mengikuti

pelajaran PKn sehingga menjadikan mereka lebih aktif, inipun dapat diketahui

dari hasil wawancara dengan beberapa siswa dan sebagian besar dari mereka

87

Page 101: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

88

senang menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) dalam

penyampaian materi PKn sehingga tumbuh semangat dan minat mereka

kembali.

3. Model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkat

hasil belajar. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya nilai rata-rata pre test

pada siklus pertama sebesar 54,5 dan nilai rata-rata post test siswa sebesar

78,67. Pada siklus kedua nilai rata-rata pre test sebesar 57,67 dan nilai post

test siswa sebesar 85,83 dan mengalami peningkatan.

B. IMPLIKASI

Pertama, penelitian ini memberikan implikasi dalam menentukan model

pembelajaran yang tepat untuk bidang studi PKn yaitu dengan menggunakan

model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). Karena variasi model

dan metode yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, maka guru harus menemukan model

pembelajaran yang tepat dengan materi, sarana, dan kemampuan siswa.

Kedua, temuan penelitian inimemberikan implikasi kepada sekolah bahwa

untuk melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model CTL (Contextual

Teaching Learning) diperlukan media pembelajaran yang bervariatif sehingga

tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai dan juga untuk menghilangkan

kejenuhan para siswa. Media pembelajaran disesuaikan dengan tema yang

dipelajari.

C. SARAN-SARAN

Dengan memperhatikan kesimpulan, saran dalam penelitian ini adalah:

1. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan yang memadai dalam menentukan

model mengajar karena model mengajar guru mempunyai peranan yang besar

dalam meningkatkan hasil belajar.

2. Guru diharapkan selalu mencari dan menemukan model-model pembelajaran

baru yang akan dapat meningkatkan hasil belajar terutama pada mata pelajaran

PKn.

Page 102: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

89

3. Guru diharapkan mengetahui model pembelajaran apa yang sesuai dengan

materi yang akan diajarkan kepada siswa, karena tidak semua metode dalam

model pembelajaran tersebut sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada

siswa.

4. Guru sebagai pendidik sudah seharusnya mengetahui faktor-faktor apa saja

yang dapat memperngaruhi hasil belajar, serta mengetahui situasi dan kondisi

yang sedang dialami oleh siswa. Dengan demikian guru dapat memilih model

yang sesuai dengan kondisi siswa dan materi yang akan diajarkan.

5. Diharapkan pihak sekolah secara kongkret dapat meningkatkan kualitas prose

belajar bagi siswa-siswinya melalui penelitian segala permasalahan

pembelajaran dapat dikaji diteliti dan dituntaskan sehingga kualitas sekolah

juga akan menjadi lebih baik.

6. Diharapakan penelitian ini merupakan bagian dari kompetensi guru yang dapat

direfleksikan untuk terus mencari dan mengembangkan inovasi dalam

pembelajaran menuju hasil yang lebih baik.

Page 103: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

90

LAMPIRAN I

CATATAN LAPANGAN

Tempat Penelitian : MIS Irsyadul Khair

Hari / Tanggal : Senin, 1 April 2013

Kegiatan : Pembelajaran PKn

Siklus : I (Satu)

Indikator

Uraian

Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran diawali dengan

pre test 15 soal dan diakhiri dengan

post test sebanyak 10 soal jenis pilihan

ganda, yang diikuti oleh 30 siswa.

Kemudian dilanjutkan dengan diskusi

kelompok

Kegiatan Siswa

Siswa mengerjakan soal pre test 15

soal dan post test sebanyak 10 soal

jenis pilihan ganda. Terlihat

beberapa siswa masih bingung dan

kesulitan dengan soal pre test.

Siswa membuat kelompok dan

mengambil tugas yang telah

disiapkan oleh guru, masing-masing

kelompok mempresentasekan hasil

diskusinya.

Sebagian besar siswa belum

menguasai materi.

Page 104: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

91

Terlihat ada beberapa orang siswa

yang tidak serius mereka lebih

banyak bercanda dan mengganggu

temannya.

Kegiatan Guru

Guru berperan sebagai fasilitator

dalam kegiatan diskusi dengan cara

memantau proses pembelajaran.

Sebelum pembelajaran dimulai,

guru membagikan hand out kepada

setiap siswa.

Setelah memberikan apersepsi, guru

membagi siswa menjadi 6

kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 5 anggota.

Guru menjelaskan tentang langkah-

langkah diskusi dengan

menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning).

Interaksi antar Siswa

Ssiswa bekerjasama dengan teman

sekelompoknya dalam kegiatan

diskusi permasalahan diberikan oleh

guru.

Pada saat kegiatan diskusi terlihat

sebagian besar siswa aktif

mengikuti proses pembelajaran,

hanya beberapa orang saja yang

masih pasif dan terlihat bingung dan

tidak bersemangat.

Page 105: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

92

Interaksi siswa dengan guru

Siswa berinteraksi dengan guru

selama pembelajaran berlangsung.

Siswa banyak menanyakan tentang

langkah-langkah pembelajaran yang

akan mereka lakukan.

Waktu

Penggunaan waktu pada proses

pembelajaran masih kurang karena

waktu yang diberikan untuk diskusi

belum cukup.

Page 106: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

93

LAMPIRAN II

CATATAN LAPANGAN

Tempat Penelitian : MIS Irsyadul Khair

Hari / Tanggal : Senin, 8 April 2013

Kegiatan : Pembelajaran PKn

Siklus : II (Dua)

Indikator

Uraian

Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran diawali dengan

pre test dan diakhiri dengan post test

sebanyak 25 soal jenis pilihan ganda,

yang diikuti oleh 30 siswa. Kemudian

dilanjutkan dengan diskusi kelompok

Kegiatan Siswa

Siswa mengerjakan soal pre test 10

soal dan post test sebanyak 15 soal

jenis pilihan ganda. Terlihat

beberapa siswa masih bingung dan

kesulitan dengan soal pre test.

Siswa membuat kelompok dan

mengambil tugas yang telah

disiapkan oleh guru

Siswa terfokus dalam media yang

disiapkan sesuai materi.

Siswa membuat kelompok.

Masing-masing kelompok

mempresentasekan hasil diskusinya.

Sebagian besar siswa sudah

Page 107: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

94

menguasai materi.

Terlihat ada satu orang siswa yang

tidak serius dalam pembelajaran.

Kegiatan Guru

Guru berperan sebagai fasilitator

dalam kegiatan diskusi dengan cara

memantau proses pembelajaran.

Sebelum pembelajaran dimulai,

guru membagikan hand out kepada

setiap siswa.

Setelah memberikan apersepsi, guru

membagi siswa menjadi 6

kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 5 anggota.

Guru menjelaskan tentang langkah-

langkah diskusi dengan

menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning).

Interaksi antar Siswa

Ssiswa bekerjasama dengan teman

sekelompoknya dalam kegiatan

diskusi permasalahan diberikan oleh

guru.

Pada saat kegiatan diskusi terlihat

sebagian besar siswa aktif

mengikuti proses pembelajaran,

Interaksi siswa dengan guru

Siswa berinteraksi dengan guru

selama pembelajaran berlangsung.

Siswa banyak menanyakan tentang

Page 108: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

95

langkah-langkah pembelajaran yang

akan mereka lakukan.

Waktu

Penggunaan waktu pada proses

pembelajaran sudah cukup optimal

sesuai dengan alokasi waktu.

Page 109: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

96

LAMPIRAN III

RELIABILITAS TES

Rata-rata = 17,10

Simpang Baku = 2,50

Korelasi XY = 0,20

Reliabilitas tes = 0,34

No

Urut

No

Subyek

Kode/Nama

Subyek

Skor

Ganjil

Skor

Genap

Skor

Total

1 1 A 10 10 20

2 2 B 8 6 14

3 3 C 8 9 17

4 4 D 10 7 17

5 5 E 9 9 18

6 6 F 8 9 17

7 7 G 7 9 16

8 8 H 12 8 20

9 9 I 11 7 18

10 10 J 8 6 14

11 11 K 10 10 20

12 12 L 10 10 20

13 13 M 13 8 21

14 14 N 11 10 21

15 15 O 8 6 14

16 16 P 9 7 16

17 17 Q 10 9 19

18 18 R 7 10 17

19 19 S 9 9 18

20 20 T 5 8 13

21 21 U 9 6 15

22 22 V 8 7 15

23 23 W 8 10 18

Page 110: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

97

24 24 X 12 9 21

25 25 Y 9 8 17

26 26 Z 10 8 18

27 27 AA 7 7 14

28 28 BB 7 7 14

29 29 CC 10 8 18

30 30 DD 8 5 13

Page 111: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

98

LAMPIRAN IV

SKOR DATA DIBOBOT

JUMLAH SUBYEK = 30

BUTIR SOAL = 25

BOBOT UNTUK JAWABAN BENAR = 1

BOBOT UNTUK JAWABAN SALAH = 0

KETERANGAN: DATA TERURUT BERDASARKAN SKOR (TINGGI KE

RENDAH)

No

Urut

No

Subyek

Kode /

Nama

Benar

Salah

Kosong

Skor

asli

Skor

bobot

1 1 A 20 5 0 20 20

2 2 B 14 11 0 14 14

3 3 C 17 8 0 17 17

4 4 D 17 8 0 17 17

5 5 E 18 7 0 18 18

6 6 F 17 8 0 17 17

7 7 G 16 9 0 16 16

8 8 H 20 5 0 20 20

9 9 I 18 7 0 18 18

10 10 J 14 11 0 14 14

11 11 K 20 5 0 20 20

12 12 L 20 5 0 20 20

13 13 M 21 4 0 21 21

14 14 N 21 4 0 21 21

15 15 O 14 11 0 14 14

16 16 P 16 9 0 16 16

17 17 Q 19 5 0 19 19

18 18 R 17 8 0 17 17

19 19 S 18 7 0 18 18

20 20 T 13 12 0 13 12

21 21 U 15 10 0 15 15

Page 112: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

99

22 22 V 15 10 0 15 15

23 23 W 18 7 0 18 18

24 24 X 21 4 0 21 21

25 25 Y 17 8 0 17 17

26 26 Z 18 7 0 18 18

27 27 AA 14 11 0 14 14

28 28 BB 14 11 0 14 14

29 29 CC 18 7 0 18 18

30 30 DD 13 12 0 13 12

Page 113: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

100

LAMPIRAN V

DAYA PEMBEDA

Jumlah Subyek = 30

Klip atas / bawah (n) = 8

Butir Soal = 25

Nomor

Butir Baru

Nomor

Butir Asli

Kelompok

Atas

Kelompok

Bawah

Beda

Indeks DP

(%)

1 1 8 5 3 37,50

2 2 7 5 2 25,00

3 3 4 6 -2 -25,00

4 4 6 5 1 12,50

5 5 7 6 1 12,50

6 6 4 4 0 0,00

7 7 7 5 2 25,00

8 8 7 6 1 12,50

9 9 6 6 0 0,00

10 10 7 7 0 0,00

11 11 8 2 6 75,00

12 12 8 1 7 87,00

13 13 8 4 4 50,00

14 14 6 4 2 25,00

15 15 8 3 5 62,50

16 16 6 1 5 62,50

17 17 8 4 4 50,00

18 18 6 6 0 0,00

19 19 7 5 2 25,00

20 20 5 5 0 0,00

21 21 6 3 3 37,50

22 22 6 4 2 25,00

23 23 7 5 2 25,00

24 24 6 4 2 25,00

25 25 4 5 -1 -12,50

Page 114: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

101

LAMPIRAN VI

TINGKAT KESUKARAN

Jumlah Subyek = 30

Butir Soal = 25

Nomor

Butir Baru

Nomor

Butir Asli

Jumlah

Betul

Tingkat

Kesukaran

Tafsiran

1 1 24 80,00 Mudah

2 2 23 76,67 Mudah

3 3 21 70,00 Sedang

4 4 19 63,33 Sedang

5 5 21 70,00 Sedang

6 6 19 63,33 Sedang

7 7 21 70,00 Sedang

8 8 23 76,67 Mudah

9 9 23 76,67 Mudah

10 10 21 70,00 Sedang

11 11 19 63,33 Sedang

12 12 18 60,00 Sedang

13 13 20 66,67 Sedang

14 14 20 66,67 Sedang

15 15 20 66,67 Sedang

16 16 18 60,00 Sedang

17 17 20 66,67 Sedang

18 18 20 66,67 Sedang

19 19 21 70,00 Sedang

20 20 19 63,33 Sedang

21 21 20 66,67 Sedang

22 22 21 70,00 Sedang

23 23 23 76,67 Mudah

24 24 21 70,00 Sedang

25 25 18 60,00 Sedang

Page 115: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

102

LAMPIRAN VII

PEDOMAN WAWANCARA PADA SAAT OBSERVASI

RESPONDEN SISWA

1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas tadi?

Jawab:

2. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau

menjelaskan materi pelajaran tadi?

Jawab:

3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru

tadi?

Jawab:

4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual

Teaching Learning) sebelumnya:

Jawab:

5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian?

Jawab:

6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning)?

Jawab:

7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching

Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri?

Jawab:

8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan

pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)?

Jawab:

Page 116: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

103

LAMPIRAN VIII

WAWANCARA RESPONDEN SISWA

Siswa Dengan Hasil Belajar Tinggi

1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas tadi?

Jawab: menyenangkan bu, ga bikin bête dan ga jenuh

2. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau

menjelaskan materi pelajaran tadi?

Jawab: seru bu, bikin penasaran dan jadi gampang diterima

3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru

tadi?

Jawab: paham sekali, ga bikin bosen

4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual

Teaching Learning) sebelumnya:

Jawab: belum bu

5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian?

Jawab: ooooo belajar kaya tadi tuh menyenangkan bu, ga kaya kemaren-

kemaren

6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning)?

Jawab: senang sekali bu

7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching

Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri?

Jawab: itu pasti bu, jadi bikin tambah semangat juga

8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan

pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)?

Jawab: iya dong bu, buktinya waktu ngisi soal semuanya lancer, padahal

sebelumnya susah bener.

Page 117: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

104

Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang

1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas tadi?

Jawab: cukup bikin mengerti bu, dan gampang diolah dipikiran

2. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau

menjelaskan materi pelajaran tadi?

Jawab: lumayan ada perubahan ga kaya kemaren

3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru

tadi?

Jawab: paham bu, karena menjelaskannya mudah dimengerti

4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual

Teaching Learning) sebelumnya:

Jawab: belum tau, karena guru tidak pernah jelasin model-model belajar

5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian?

Jawab: ooo belajar kaya tadi itu menyenangkan bu, ga kaya kemaren-

kemaren

6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning)?

Jawab: senang sekali bu

7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching

Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri?

Jawab: iya bu lebih aktif dang a bikin ngantuk

8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan

pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)?

Jawab: lumayan, agak meningkat bu nilai-nilainya

Page 118: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

105

Siswa Dengan Hasil Belajar Rendah

1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas tadi?

Jawab: saya senang bu dan sedikit bikin ngerti

2. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau

menjelaskan materi pelajaran tadi?

Jawab: bagus bu

3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru

tadi?

Jawab: lebih mudah dan lebih paham

4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual

Teaching Learning) sebelumnya:

Jawab: belum tau bu

5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian?

Jawab: menyenangkan bu, ga kaya kemaren-kemaren

6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL

(Contextual Teaching Learning)?

Jawab: senang sekali bu

7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching

Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri?

Jawab: iya bu, lebih aktif dang a bikin bete

8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan

pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)?

Jawab: iya bu, saya lebih mudah mengerjakan semua soal

Page 119: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

106

LAMPIRAN IX

MATERI SIKLUS I

A. Organisasi dan Kebebasan Berorganisasi

1. Beberapa pengertian organisasi

a. Organisasi adalah suatu perkumpulan yang anggotanya terdiri atas

beberapa orang atau kerjasama dalam upaya mencapai tujuan bersama.

b. Organisasi yaitu kesatuan atau susunan yang terdiri atas bagian-bagian

(orang) dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu.

c. Organisasi yaitu kelompok kerjasama antara orang0orang yang diadakan

untuk mencapai tujuan bersama.

d. Organisasi adalah perkumpulan atau kelompok bersama antar pemerintah

atau lembaga yang anggotanya terdiri atas perutussan pemerintah.

e. Organisasi adalah sekelompok manusia yang diatur dalam rangka

mencapai yujuan bersama.

f. Organisasi adalah bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang

bekerjasama serta secara resmi terikat dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditentukan.

2. Unsur-unsur organisasi

a. Ada sekelompok orang

b. Ada kesepakatan untuk berorganisasi

c. Ada tujuan atau kepentingan bersama

3. Sifat umum organisasi

a. Mempunyai tujuan

b. Terdiri dari manusia-manusia bukan benda

c. Bebentuk struktur sistematis

Page 120: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

107

4. Ciri-ciri organisasi

a. Terdiri dari kumpulan manusia

b. Mempunyai tujuan bersama yang jelas

c. Mempunyai anggota

d. Mempunyai pemimpin dan pengurus (struktur organisasi yang jelas)

e. Mempunyai kegiatan yang pasti (program kerja dan pengaturan)

f. Ada kerjasama

5. Istilah-istilah organisasi

a. Berorganisasi adalah mempunyai organisasi yang tersusun dengan baik

dan teratur

b. Mengorganisasi maksudnya mengatur atau menyusun dari suatu bagian-

bagian sehingga seluruhnya menjadi satu kesatuan yang teratur.

c. Pengorganisasian yaitu proses atau cara tindakan untuk berorganisasi.

d. Organisator yaitu orang yang dapat mengorganisasi.

e. Organisatois yaitu orang yang ahli mengorganisasi secara tertib dan teratur

dalam suatu organisasi.

f. Kebebasan berorganisasi adalah kebebasan seseorang untuk memilih

organisasi yang sesuai yang akan diikuti.

6. Fungsi dan manfaat organisasi

a. Sebagai wadah atu ajang untuk menyalurkan maksud, tujuan, aspirasi dan

pendapat.

b. Tempat untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuan.

c. Untuk mencapai tujuan tertentu yang akan dicapai.

d. Tempat unruk mempermudah peraturan, pendistribusian dan penyaluran

barang atau informasi.

e. Dapat bekerjasama.

f. Tempat untuk menggalang persatuan, kesatuan dan kekuatan yang lebih

besar.

g. Mempererat persatuan dan persaudaraan.

Page 121: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

108

7. Kedudukan seseorang dalam organisasi

a. Ia memiliki ikatan dengan organisasi tersebut yaitu memiliki kartu

anggota.

b. Memiliki jabatan tertentu (anggota, pengurus atau pemimpin)

c. Memiliki wewenang sesuai dengan kedudukannya.

d. Memiliki hak dan kewajiban.

e. Melakukan kegiatan sesuai tugasnya.

8. Syarat tambahan pembentukan organisasi.

a. Tempat atau sekretariat .

b. Struktur organisasi: menggambarkan kepengurusan dan hubungan antar

pengurus.

9. Struktur organisasi

a. Ketua dan Wakil Ketua

b. Sekretariat

c. Bendahara

d. Ketua-ketua bidang

e. Seksi-seksi

10. Pedoman organisasi

a. Anggaran Dasar (AD) dan Anggran Rumah Tangga (ART)

b. Isi AD dan ART

1) Nama, waktu, tempat kedudukan organisasi

2) Asas, tujuan dan sifat organisasi

3) Kepengurusan organisasi

4) Keanggotaan organisasi

5) Keuangan organisasi

6) Perangkat organisasi

Page 122: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

109

11. Negara menjamin kebebasan nerorganisasi

a. Pasal 28 UUD 1945

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan

lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang”

b. Pada pasal 28E ayat (3) UUD 1945

“Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan

mengeluarkan pendapat”

12. Pentingnya berorganisasi

a. Manusia adalah makhluk sosial, artinya tidak dapat hidup sendiri dan

pastinya memerlukan oreang lain.

b. Manusia mempunyai keterbatasan dari segi waktu, tenaga, gerak dan

pikiran dalam memenuhi kebutuhannya. Artinya, dengan keterbatasan

itu kita memerlukan orang lain untuk mencapai tujuan.

c. Kebutuhan manusia beragam, sehingga kita perlu berkumpul dengan

orang lain yang mempunyai kebutuhan atau tujuan yang sama dengan

kita.

Jenis Jenis Organisasi

1. Organisasi pemerintah

Organisasi pemerintah berbentuk lembaga pemerintah atau departemen-

departemen, misalnya:

a. Departemen Pendidikan Nasional

b. Departemen Dalam Negeri

c. Departemen Luar Negeri

2. Organisasi non pemerintah

a. Organisasi Ekonomi (koperasi dan perusahaan)

b. Organisasi Sosial (yayasan, panti asuhan, panti werda atau organisasi

masyarakat)

c. Organisasi Seni dan Budaya

d. Organisasi Olahraga

e. Organisasi Politik

f. Organisasi Sekolah

Page 123: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

110

Macam-macam dan bentuk organisasi

1. Organisasi Profesi

Organisasi profesi yaitu organisasi yang anggotanya adalah orang-orang

yang mempunyai profesi atau pekerjaan yang sama.

Contoh: PGRI ( Persatuan Guru Republik Indonesia), IDI (Ikatan Dokter

Indonesia), PWI (Persatuan Wartawan Indonesia)

2. Organisasi Sosial

Organisasi sosial yaitu organisasi yang melaksanakan aktifitas melayani

berbagai masalah sosial yang dilandasi rasa kemanusiaan.

Contoh: PMI (Palang Merah Indonesia), PMR ( Palang Merah Remaja),

UNHCR ( organisasi yang mengurusi pengungsi internasional.

3. Organisasi Politik

Organisasi politik yaitu seperangkat tatanan yang dipakai masyarakat

umum untuk menngatur berbagai masalah dan untuk memperjuangkan

kepentingan golongan dan kepentingan masyarakat bangsa dan negara.

Contoh: Partai Golkar ( partai Golongan Karya), PDI (Partai Demokrasi

Indonesia), PKB ( Partai Kebangkitan Bangsa), PAN (Partai Amanat

Nasional), PPP (Partai Persatuan Pembangunan).

Page 124: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

111

4. Organisasi Masa

Organisasi masa yaitu perkumpulan yang anggotanya adalah orang-orang

yang mempunyai kegiatan dan tujuan yang sama.

Contoh: KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia), HMI (Himpunan

Mahasiswa Indonesia), SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia).

5. Organisasi Keagamaan

Organisasi keagamaan yaitu organisasi yang dibentuk dan anggotanya

berasal dari pemeluk suatu agama.

Contoh: NU (Nahdhatul Ulama), MUI (Majelis Ulama Indonesia), DGI

(Dewan Gereja Indonesia), Muhammadiyah.

6. Organisasi Keolahragaan

Organisasi keolahragaan merupakan perkumpulan atau perserikatan dari

cabang-cabang olahraga.

Contoh: PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia), PASI (Persatuan

Atletik Seluruh Indonesia), PBSI (Persatuan Bulu tangkis Seluruh

Indonesia), KONI (Komit Olahraga nasional Indonesia).

7. Organisasi Kemasyarakatan

Contoh: ASEAN:organisasi negara-negara Asia Tenggara, NATO:

organisasi pertahanan negara-negara di kawasan Eropa Utara.

Page 125: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

112

8. Organisasi Internasional

Organisasi internasional yaitu organisasi yang anggotanya terdiri dari

negara-negara dari berbagai kawasan.

Contoh: PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), OPEC (organisasi negara-

negara penghasil minyak dunia).

Jenis-kenis organisasi berdasarkan tujuan

1. Organisasi ekonomi

2. Organisasi sosial

3. Organisasi seni dan budaya

4. Organisasi olahraga

5. Organisasi politik

Syarat organisasi yang baik

1. Semua pengurus dicalonkan dan dipilih dalam rapat anggota.

2. Semua tugas, hak dan kewajiban serta wewenang pengurus dan badan

pemeriksa maupun anggota diatur dalam Anggaran Dasar.

3. AD dan ART dibuat, disusun dan disetujuai oleh semua pengurus,

pelindung, penasehat dan badan pengawas serta semua anggota dalam

organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. AD mengatur semua kegiatan organisasi secara umum, ART mengatur

semua kegiatan organisasi secara khusus, bersifat memperjelas, AD, bab,

bagian, aau pasal-pasalnya.

5. Manfaat organisasi yang baik adalah dapat mempermudah tercapainya

tujuan, visi, misi organisasi secara efektif dan efesien.

Cara memilih pengurus iorganisasi.

Page 126: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

113

Pengurus-pengurus organisasi biasanya dipilih oleh anggota. Cara memilih

pengurus organisasi misalnya:

a. Dengan cara aklamasi (penunjukan langsung), dengan suara bulat dan

menggunakan hak suara.

b. Dengan cara pemungutan suara yaitu calon pengurus dinyatakan menang jika

suaranya mencapai 50%+1 dari jumlah suara yang sah.

Tugas struktur organisasi dan pengurus organisasi

1. Pelindung

a. Mempunyai kedudukan tertinggi dalam organisasi.

b. Pelindung biasanya pejabat atau tokoh masyarakat.

c. Tugas: membimbing, mengarahkan, dan memberikan perlindungan

terhadap jalannya organisasi atau keberadaan organisasi

2. Penasehat

a. Kedudukan dibawah pelindung, biasanya yang lebih berpengalaman

dibanding yang lain.

b. Tugas: memberikan nasehat, petunjuk kepada pengurus dan badan

pengawas atau pemeriksa terhadap semua yang barkaitan dengan jalannya

organisasi.

3. Pengurus

Seksi bertugas dan bertanggung jawab terhadap ketua atas pelaksanaan tugas

dalam satu bidang kegiatan.

a. Seksi sarana dan prasarana

Tugas: mengatur, mengadakan semua sarana dan alat yang dipakai untuk

kegiatan organisasi.

b. Seksi pembangunan

Tugasnya: melaksanakan program-program pembangunan yang telah

ditetapkan organisasi.

c. Seksi keamanan dan ketertiban (security)

Tugas: melaksanakan program-program pengamanan semua asset dan

kegiatan dalam organisasi.

Page 127: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

114

d. Seksi humas

Tugas: memberikan (melaksanakan tugas) pencerahan atau kepada

masyarakat sekitar, terhadap semua program-program organisasi.

e. Seksi pendidikan

Tugas: melaksanakan tugas pengembangan pelatihan, ataupun pemahaman

terhadap anggota organisasi dan lingkunga sekitar.

f. Seksi kesehatan atau PPPK

Tugas: melaksanakan persiapan, pencegahan, penanggulangan dan

perawatan serta pengobatan terhadap segala kejadian yang minta korban

akibat kegiatan organisasi.

g. Seksi olahraga dan pemuda

Tugas: melaksanakan tugas-tugas kepemudaan dn memecahkan masalah

kepemudaan serta kegiatan keolahragaan dalam organisasi.

4. Badan Pengawas atau Badan Pemeriksa

Tugas pokok dalam fungsi BP adalah mewakili anggota untuk

memberikan pengawasan pemeriksaan terhadap jalannya kegiatan organisasi

dan jembatan informasi antar anggota dengan pengurus dan sebaliknya.

Tugas-tugas pengurus organisasi

1. Tugas Ketua

a. Mengurus organisasi

b. Bertanggungjawab kedalam dan keluar organisasi

c. Memimpin rapat

d. Menandatangani surat

e. Mengadakan hubungan dengan pihak luar

f. Membuat rencana kerja

2. Tugas Sekretaris

a. Membantu ketua dalam mengurus organisasi

b. Membuat agenda kegiatan organisasi

c. Membuat surat-surat yang diperlukan

d. Mengarsip semua surat masuk dan keluar

e. Membuat rencana kerja bersama ketua

Page 128: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

115

3. Tugas Bendahara

a. Membantu ketua dalam mengurus organisasi

b. Mengurus masalah keuangan organisasi

c. Membuat laporan keuangan

d. Membantu ketua membuat rencana kerja organisasi

Page 129: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

116

LAMPIRAN X

MATERI SIKLUS II

PENGERTIAN DAN BENTUK KEPUTUSAN BERSAMA

1. Pengertian

Setiap organisasi pasti terdapat perebedaan, salah satu cara untuk

mengatasi perbedaan adalah dengan musyawarah.

Musyawarah untuk menetapkan keputisan bersama

Keputtusan adalah pilihan yang diambil oleh seseorang untu dilaksanakan

dari berbagai macam pilihan yang tersedia.

Selain pilihan-pilihan untuk diri sendiri keputusan juga berupa:

a. Setuju atau tidak setuju membeli barang

b. Tempat tujun darmawisata

c. Hadiah yang akan diberikan kepada teman yang akan berulang tahun

d. Pemilihan ketua kelas baru

e. Peraturan kelas yang baru

Keputusan bersama adalah keputusan yang melibatkan semua orang yang

berkepentingan.

Musyawarah adalah pembahasan bersama dengan maksud mengambil

keputusan atas suatu masalah.

Nilai-nilai dasar dalam musyawarah adalah:

a. Kebersamaan

b. Persamaan hak

c. Kebebasan mengemukakan pendapat

d. Menghargai pendapat orang lain

e. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab

Keputusan sebuah organisasi disebut keputusan bersama yang mewadahi

semua pendapat yang muncul dan memenuhi rasa keadilan.

Page 130: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

117

2. Bentuk-bentuk keputusan bersama

a. Kesepakatan

Kesepakatan berasal dari kata sepakat berarti setuju atau sependapat. Jadi,

kesepakatan bisa diartikan sebagai sebuah wujud kata sepakat dari orang-orang

yang bersangkutan.

Kesepakatan tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk dokumen tertulis

yang disaksikan dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang mengadakan

kesepakatan tersebut.

Contoh bentuk kesepakatan dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari

seperti:

1) Kesepakatan tentnbg jadwal ronda

2) Kesepakatan tentang pembagian system irigasi, dan lain sebagainya

b. Perjanjian

Perjanjian berasal dari kata janji yang berarti ucapan yang menyatakan

kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat.

Jadi, perjanjian adalah persetujuan tertulis atau dengan lisan yang dibuat

oleh dua pihak atau lebih, masing-masing bersepakat akan menaati apa yang telah

dibuat dalam persetujuan tersebut. Bentuk perjanjian diantaranya adalah:

1) Perjanjian bilateral, yaitu perjanjian antara dua pihak saja

2) Perjanjian multilateral, yaitu perjanjian yang diadakan oleh banyak pihak.

c. Memorandum

Istilah memorandum berarti nota atau surat yang berisi persetujuan atau

pernyataan suatu hubungan diplomasi tertentu yang berisi saran, arahan atau

penerangan.

Istilah ini jarang digunakan dalam kehidupan masyarakat. Memorandum

hanya digunakan dalam rangka hubungan diplomasi dengan negara lain.

d. Persetujuan

Istilah persetujuan berasal dari kata setuju yang berarti seia sekata

terhadap suatu hal. Oleh karena itu persetujuan dapat diarahkan sebagai sebuah

bentuk pengayaan terhadap suatu hal secara bersama-sama.

Page 131: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

118

Bentuk ini biasanya bersifat tidak tertulis dan dilaksanakan berdasarkan

kepercayaan semata. Sekarang ini bentuk persetujuan mulai dilakukan secara

tertulis dengan menggunakan materai bernilai rupiah.

Bentuk-bentuk keputusan bersama digolongkan menjadi dua macam yaitu:

1) Tak tertulis atau isyarat

Bentuk keputusan bersama yang tidak tertulis dalam kehidupan sehari-hari

disebut norma. Norma adalah kaidah atau aturan yang telah dispakati sebagai

pedoman tingkah laku dalam pergaulan hidup sehari-hari yang berisi larangan

atau perintah. Misalnya norma adat, norma ksopanan, dan norma kesusilaan.

2) Tertulis atau gambar

Bentuk-bentuk keputusan bersama yang tertulis atau tergambar antara lain:

Peraturan

Peraturan adalah hasil kesepakatan yang digunakan untuk mengatur suatu

kegiatan pada suatu lembaga atau pemerintahan yang sangsinya tegas.

Undang-Undang

Undang-Undang (UU) adalah suatu aturan untuk mengatur kegiatan setiap

warga negara dalam berbangsa dan bernegara.

Tata tertib

Tata tertib adalah peraturan yang diberlakukan dalam keluarga, lembaga atau

masyarakat,

Ketetapan atau keputusan

Ketetapan atau keputusan dibuat oleh lembaga atau perorangan yang memiliki

wewenang untuk mengatur jalannya kegiatan atau pemerintahan.

Rambu-rambu lalulintas

Rambu-rambu lalulintas merupakan aturan yang berbentu gambar atau symbol

yang telah disepakati bersama secara nasional maupun internasional. Rambu-

rambu lalulintas digunakan untuk mengatur lalulintas atau semua pemakai

jalan agar aman, tertib dan lancer.

Page 132: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

119

Surat pernyataan

Surat pernyataan merupakan bentuk kesepakatan atau keputusan bersama yang

dibuat oleh seseorang atau kelompok untuk menyatakan setuju atau tidak

setuju yang bisa diketahui secara tertulis.

Surat perjanjian

Surat perjanjian dibuat oleh dua orang atau lebih yang berisi tentang

kesepakatan bersama untuk dipatuhi bersama.

Hasil perjanjian

Hasil perjanjian merupakan bentuk kesepakatan bersama atau keputusan yang

diambil dan disetujui oleh kedua belah pihak atau lebih secara tertulis.

3. Manfaat dari membiasakan diri membuat keputusan bersama dalam keluarga:

a. Antar keluarga akan saling terbuka dalam berpendapat

b. Saling menghargai pendapat

c. Melatih keberanian, kecerdasan, dan kreatifitas

d. Menjadikan masalah lebih mudah diselesaikan

e. Menjadi lebih ikhlas untuk melaksanakan keputusan

f. Membuat suasana harmonis dalam keluarga

Page 133: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

120

LAMPIRAN XI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Nama Sekolah : MIS Irsyadul Khair

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas / Semester : V (lima) / genap

Pertemuan ke : I (satu)

Alokasi Waktu : 2x35 menit (2 pertemuan)

Standar Kompetensi : 3. Memahami Kebebasan Berorganisasi

I. KOMPETENSI DASAR

3.1.Mendeskripsikan Pengertian Berorganisasi

II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Menjelaskan pengertian organisasi

Menyebutkan contoh-conoh tujuan organisasi

Menyebutkan contoh-contoh anggota organisasi

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat menjelaskan pengertian organisasi

Siswa dapat menyebutkan contoh-conoh tujuan organisasi

Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh anggota organisasi

IV. MATERI AJAR

Pengertian organisasi

Cirri-ciri organisasi

Tujuan organisasi

Anggota organisasi

Struktur organisasi

Tata tertib organisasi

Page 134: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

121

V. PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN

Pendekatan Kontekstual

Diskusi dengan teman kelompok

Tanya jawab

Ceramah

Penugasan

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Memberikan salam dan

memulai pelajaran dengan

berdoa

Mengabsen siswa

Bertanya kepada siswa

“organisasi apa saja yang

kalian ketahui yang ada di

sekolah ini?”

Setelah mendapatkan

jawaban dari peserta

Siswa semua mengikuti

dan ikut membaca doa

bersama

Siswa mendengarkan

dan memperhatikan

satu persatubnama

mereka disebutkan dan

mengangkat tangan

bagi yang namanya

disebutkan

Siswa menjawab dengan

baik dan benar

Siswa memperhatikan

jawaban yang diberikan

Disiplin

Disiplin

Tanggung

jawab

Disiplin

Page 135: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

122

didik, guru mulai

menjelaskan dan

mengklarifikasi jawaban

yang telah diberikan oleh

siswa tadi

Menjelaskan secara

singkat materi yang akan

diajarkan pada pertemuan

ini

Guru memotivasi siswa

untuk aktif dalam

pembelajaran

guru

Siswa mendengarkan

penjelasan guru tentang

materi yang akan

disampaikan pada

pertemuan ini

Disiplin

KEGIATAN INTI

B.1. EKSPLORASI

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru membagi kelas

dalam 5 kelompok

yang masing-masing

terdiri dari beberapa

siswa

Kemudian guru

menempelkan

potongan kertas

dipapan tulis terdiri

dari: organisasi yang

ada di lingkungan

masyarakat, organisasi

Siswa mulai

membentuk kelompok

sesuai dengan yang

diperintahkan guru

Siswa mengerjakan

tugas yang diberikan

oleh guru bersama

dengan anggota

kelompoknya masing-

masing

Tanggung jawab

Disiplin

Page 136: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

123

sekolah, organisasi

keagamaan, organisasi

politik, dan organisasi

pemerintahan, sebagai

soal dan memeberikan

lembaran tugas yang

harus diisi oleh

masing-masing

kelompok

Guru menjelaskan

langkah-langkah yang

harus dilakukan oleh

masing-masing

kelompok

Siswa memperhatikan

potongan kertas yang

ditempelkan oleh guru

dan mendengarkan

dengan penuh

semangat dan

berusaha memotivasi

teman-temannya

Disiplin

B.2. ELABORASI

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Niali Karakter

Guru menyiapkan

potongan-potongan

jawabannya yang telah

diacak dan

memerintahkan siswa

untuk mengambil kertas

tugas yang telah

disiapkan diatas meja

guru, masing-masing

Perwakilan kelompok

mengambil kertas yang

berisi tugas yang harus

mereka isi nanti

bersama kelompoknya

Disiplin

Page 137: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

124

perwakilan kelompok

mengambil tugas

tersebut

Setelah semua

kelompok mendapat

tugas masing-masing,

guru kemudian

memerintahkan siswa

untuk mencari jawaban

yang telah disediakan

dimeja kemudian

mendiskusikannya

dengan anggota

kelompoknya masing-

masing

Guru menjelaskan

langkah-langkah yang

harus dilakukan

masing-masing

kelompok

Guru memerintahkan

bagi kelompok siswa

yang sudah selesai

untuk

mempresentasikan hasil

jawabannya bersama

kelompok mereka

didepan kelas

Siswa mulai berpikir

dan memikirkan

jawabannya sesuai

dengan perintahnya

bersama dengan

kelompok masing-

masing. Siswa terlihat

antusias dalam

melakukan tugasnya

dan bekerjasama

dengan kelompok

untuk mencari

jawabannya

Siswa memperhatikan

penjelasan guru

Wakol dari kelompok

membacakan hasil

jawaban yang sudah

mereka dan kelompok

kerjakan

Tanggung jawab

Tanggung jawab

Tanggung jawab

Page 138: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

125

B.3. KONFIRMASI

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru mempersilahkan

siswa duduk kembali di

tempat duduknya

masing-masing dan

setiap kelompok yang

selesai

mempresentasikan hasil

kelompok mereka

diberi reward berupa

tepuk tanga dari

kelompok lain yang

mendengarkan

Guru membahas hasil

jawaban dari masing-

masing kelompok dan

menjelaskan hal-hal

yang masih

dipertanyakan

Guru bertanya jawab

tentang hal-hal yang

belum diketahui siswa

dan menyimpulkannya

serta memberikan

konsep yang benar

kepada siswa

Siswa dan guru

memberikan tepuk

tangan untuk kelompok

yang sudah selesai

Siswa aktif dan banyak

bertanya tentang

jawaban dari kelompok

lain dan meminta

penjelasannya,

kemudian guru

membantu menjawab

pertanyaan tersebut

Siswa menanyakan hal-

hal yang mereka tidak

paham

Disiplin

Disiplin

Tanggung jawab

Page 139: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

126

PENUTUP

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru memberikan

kesimpulan ulang

tentang materi yang

telah disampaikan dan

yang telah siswa

lakukan

Guru memberikan soal

Guru mengajak siswa

berdoa untuk

mengakhiri pelajaran

Siswa mencatat

kesimpulan yang

diberikan guru

Siswa mengerjakan soal

dengan tenang

Siswa berdoa bersama

Tanggung jawab

Disiplin

Tanggung jawab

VII. SUMBER BELAJAR

Buku PKn kelas V SD, penerbit Erlangga

Internet

Pengalaman guru

Modul PKn pegangan guru kelas V

Lingkungan masyarakat

Teman

Page 140: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

127

VIII. PENILAIAN

Indikator

Pencapaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Instrumen Soal

Menjelaskan

pengertian

organisasi

Tes

Pilihan

ganda

1. Kerjasama antar orang untuk

mencapai tujuan disebut…

a. Organisasi

b. Perkumpulan

c. Lembaga

d. Kelompok

2. Orang yang dapat

mengorganisasi orang lain

disebut…

a. Mengorganisasi

b. Organisator

c. Berorganisasi

d. Organisatoris

3. Organisasi adalah sebuah…

a. Perusahaan

b. Perkumpulan

c. Permainan

d. Perdamaian

4. Pada UUD 1945 pasal 28 E,

disebutkan bahwa setiap

warganegara mempunyai

kebebasan…

a. Berserikat, berkumpul dan

mengeluarkan pendapat

Page 141: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

128

b. Memeluk agama dan

kepercayaannya

c. Ikut serta dalam pembelaan

negara

d. Memperoleh pendidikan

dan pengajaran

5. Organisasi profesi adalah…

a. Organisasi yang

anggotanya mempunyai

profesi atau pekerjaan yang

sama.

b. Organisasi yang isinya para

pengangguran

c. Organisasi yang

anggotanya berbeda-beda

d. Organisasi yang

anggotanya merampok

6. Untuk menggalang persatuan,

kesatuan dan kekuatan yang

lebih besar adalah…

a. Pengertian organisasi

b. Pedoman organisasi

c. Fungsi organisasi

d. Pelaksanaan organisasi

7. Peran serta dalam organisasi

memberikan manfaat seperti

berikut ini kecuali…

a. Menumbuhkan rasa

tanggung jawab

Page 142: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

129

Menyebutkan

contoh-contoh

tujuan

organisasi

b. Belajar bekerjasama

c. Berani tampil di depan

umum

d. Belajar menang sendiri

8. Sebuah organisasi mempunyai

tujuan bersama, siapakah yang

berkewajiban mewujudkan

tujuan bersama tersebut?

a. Ketua dengan hanya

dibantu oleh wakil saja

b. Pengurus organisasi tanpa

melibatkan anggota

c. Semua yang termasuk

dalam organisasi

d. Sekretaris saja

9. Dengan berorganisasi kita

akan lebih…

a. Repot mencapai tujuan

b. Susah mencapai tujuan

c. Mudah mencapai tujuan

d. Membuang-buang waktu

10. Manfaat berorganisasi adalah…

a. Belajar hidup hemat

b. Belajar memaksakan

pendapat kepada orang lain

c. Belajar memboroskan uang

jajan

d. Belajar menghargai

pendapat orang lain

Page 143: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

130

Menyebutkan

contoh-contoh

anggota

organisasi

11. Contoh organisasi

kemasyarakatan di desa

adalah…

a. Siskamling

b. Puskesmas

c. RW

d. RT

12. Anggota organisasi di sekolah

adalah…

a. Siswa

b. Guru

c. Semua warga sekolah

d. Guru dan siswa

13. Organisasi kepemudaan salah

satunya adalah…

a. PKK

b. Dasawisma

c. OSIS

d. Karang Taruna

14. Anggota organisasi

masyarakat yang bertugas

menjaga keamanan kampung

adalah…

a. LSM

b. LKMD

c. BPD

d. Hansip

15. Anggota OSIS di sekolah

adalah…

Page 144: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

131

a. Siswa

b. Masyarakat

c. Pemuda kampung

d. Orang kota

Mengetahui Jakarta,1 April 2013

Kepala Sekolah Guru Kelas / Mapel

H. Tasripin Rodjali, S.Pdi Mulyanah

NIP. NIM.809018300638

Page 145: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

132

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Nama Sekolah : MIS Irsyadul Khair

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas / Semester : V (lima) / genap

Pertemuan ke : II (dua)

Alokasi Waktu : 2x35 menit (2 pertemuan)

Standar Kompetensi : 3. Memahami Kebebasan Berorganisasi

I. KOMPETENSI DASAR

3.2.Mendeskripsikan Pengertian Berorganisasi

II. NDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Menyebutkan struktur organisasi

Merumuskan contoh tata tertib organisasi

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat menyebutkan struktur organisasi

Siswa dapat merumuskan contoh tata tertib organisasi

IV. MATERI AJAR

Pengertian organisasi

Cirri-ciri organisasi

Tujuan organisasi

Anggota organisasi

Struktur organisasi

Tata tertib organisasi

Page 146: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

133

V. PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN

Pendekatan Kontekstual

Diskusi dengan teman kelompok

Tanya jawab

Ceramah

Penugasan

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Memberikan salam dan

memulai pelajaran dengan

berdoa

Mengabsen siswa

Bertanya kepada siswa

“organisasi apa saja yang

kalian ketahui yang ada di

sekolah ini?”

Setelah mendapatkan

jawaban dari peserta

Siswa semua mengikuti

dan ikut membaca doa

bersama

Siswa mendengarkan

dan memperhatikan

satu persatubnama

mereka disebutkan dan

mengangkat tangan

bagi yang namanya

disebutkan

Siswa menjawab dengan

baik dan benar

Siswa memperhatikan

jawaban yang diberikan

Disiplin

Disiplin

Tanggung

jawab

Disiplin

Page 147: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

134

didik, guru mulai

menjelaskan dan

mengklarifikasi jawaban

yang telah diberikan oleh

siswa tadi

Menjelaskan secara

singkat materi yang akan

diajarkan pada pertemuan

ini

Guru memotivasi siswa

untuk aktif dalam

pembelajaran

guru

Siswa mendengarkan

penjelasan guru tentang

materi yang akan

disampaikan pada

pertemuan ini

Disiplin

KEGIATAN INTI

B.1. EKSPLORASI

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru membagi kelas

dalam 5 kelompok

yang masing-masing

terdiri dari beberapa

siswa

Kemudian guru

menempelkan

potongan kertas

dipapan tulis terdiri

dari: organisasi yang

ada di lingkungan

masyarakat, organisasi

Siswa mulai

membentuk kelompok

sesuai dengan yang

diperintahkan guru

Siswa mengerjakan

tugas yang diberikan

oleh guru bersama

dengan anggota

kelompoknya masing-

masing

Tanggung jawab

Disiplin

Page 148: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

135

sekolah, organisasi

keagamaan, organisasi

politik, dan organisasi

pemerintahan, sebagai

soal dan memeberikan

lembaran tugas yang

harus diisi oleh

masing-masing

kelompok

Guru menjelaskan

langkah-langkah yang

harus dilakukan oleh

masing-masing

kelompok

Siswa memperhatikan

potongan kertas yang

ditempelkan oleh guru

dan mendengarkan

dengan penuh

semangat dan

berusaha memotivasi

teman-temannya

Disiplin

B.2. ELABORASI

Kegiatan guru Kegiatan Siswa Niali Karakter

Guru menyiapkan

potongan-potongan

jawabannya yang telah

diacak dan

memerintahkan siswa

untuk mengambil kertas

tugas yang telah

disiapkan diatas meja

guru, masing-masing

Perwakilan kelompok

mengambil kertas yang

berisi tugas yang harus

mereka isi nanti

bersama kelompoknya

Disiplin

Page 149: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

136

perwakilan kelompok

mengambil tugas

tersebut

Setelah semua

kelompok mendapat

tugas masing-masing,

guru kemudian

memerintahkan siswa

untuk mencari jawaban

yang telah disediakan

dimeja kemudian

mendiskusikannya

dengan anggota

kelompoknya masing-

masing

Guru menjelaskan

langkah-langkah yang

harus dilakukan

masing-masing

kelompok

Guru memerintahkan

bagi kelompok siswa

yang sudah selesai

untuk

mempresentasikan hasil

jawabannya bersama

kelompok mereka

didepan kelas

Siswa mulai berpikir

dan memikirkan

jawabannya sesuai

dengan perintahnya

bersama dengan

kelompok masing-

masing. Siswa terlihat

antusias dalam

melakukan tugasnya

dan bekerjasama

dengan kelompok

untuk mencari

jawabannya

Siswa memperhatikan

penjelasan guru

Wakol dari kelompok

membacakan hasil

jawaban yang sudah

mereka dan kelompok

kerjakan

Tanggung jawab

Tanggung jawab

Tanggung jawab

Page 150: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

137

B.3. KONFIRMASI

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru mempersilahkan

siswa duduk kembali di

tempat duduknya

masing-masing dan

setiap kelompok yang

selesai

mempresentasikan hasil

kelompok mereka

diberi reward berupa

tepuk tanga dari

kelompok lain yang

mendengarkan

Guru membahas hasil

jawaban dari masing-

masing kelompok dan

menjelaskan hal-hal

yang masih

dipertanyakan

Guru bertanya jawab

tentang hal-hal yang

belum diketahui siswa

dan menyimpulkannya

serta memberikan

konsep yang benar

kepada siswa

Siswa dan guru

memberikan tepuk

tangan untuk kelompok

yang sudah selesai

Siswa aktif dan banyak

bertanya tentang

jawaban dari kelompok

lain dan meminta

penjelasannya,

kemudian guru

membantu menjawab

pertanyaan tersebut

Siswa menanyakan hal-

hal yang mereka tidak

paham

Disiplin

Disiplin

Tanggung jawab

Page 151: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

138

PENUTUP

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru memberikan

kesimpulan ulang

tentang materi yang

telah disampaikan dan

yang telah siswa

lakukan

Guru memberikan soal

Guru mengajak siswa

berdoa untuk

mengakhiri pelajaran

Siswa mencatat

kesimpulan yang

diberikan guru

Siswa mengerjakan soal

dengan tenang

Siswa berdoa bersama

Tanggung jawab

Disiplin

Tanggung jawab

VII. SUMBER BELAJAR

Buku PKn kelas V SD, penerbit Erlangga

Internet

Pengalaman guru

Modul PKn pegangan guru kelas V

Lingkungan masyarakat

Teman

Page 152: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

139

VIII. PENILAIAN

Indikator

Pencapaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Instrumen Soal

Menyebutkan

contoh

struktur

organisasi

Merumuskan

contoh-

contoh tata

tertib

organisasi

Tes

Pilihan

ganda

1. Yang memimpin memimpin

penyelenggaraan di desa adalah…

a. Tokoh agama

b. Sekdes

c. Tokoh masyarakat

d. Kades

2. Pengurus organisasi yang bertugas

menangani masalah administrasi

organisasi adalaha…

a. Bendahara

b. Wakil ketua

c. Ketua

d. Sekretaris

3. Berikut ini tugas sekretaris

organisasi, kecuali…

a. Memimpin dan

mengagendakan rapat

b. Bersama pengurus lain

membuat agenda

c. Mengarsip berkas dan agenda

kerja

d. Memimpin demonstrasi

4. Ibu Maulida mempunyai seorang

anak balita berumur 8 bulan,

organisasi yang tepat yang harus

Page 153: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

140

diikuti oleh bu Maulida adalah…

a. PKK

b. Arisan ibu-ibu

c. Posyandu

d. PMI

5. Aditya ingn menjadi anak yang

mandiri, disiplin dan mempunyai

jiwa kepemimpinan, Asitya

seharusnya masuk organisasi

sekolah…

a. Polisi kecil

b. Dokter kecil

c. PMR

d. Pramuka

6. Pak Ramdan seorang guru

sebaiknya pak Ramdan menjadi

anggota organisasi…

a. Politik

b. Profesi

c. OSIS

d. PKK

7. Salah satu bentuk organisasi adalah

organisasi pemerintahan. Manakah

yang merupakan contoh organisasi

pemerintahan?

a. PKK

b. Desa

c. Partai Politik

d. Karang Taruna

Page 154: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

141

8. Partai politij adalah contoh

organisasi…

a. Profesi

b. Pemerintah

c. Pemuda

d. Sekolah

9. Dengan berorganisasi kita akan

lebih…

a. Repot mebcari tujuan

b. Susah mencapai tujuan

c. Mudah mencapai tujuan

d. Membuang-buang waktu

10. Kalian bisa memasuki organisasi di

masyarakat dan juga di sekolah.

Bila ingin aktif berorganisasi di

sekolah, maka kalian bisa masuk

dalam organisasi…

a. Partai Politik

b. PKK

c. Karang Taruna

d. Pramuka

Mengetahui Jakarta,1 April 2013

Kepala Sekolah Guru Kelas / Mapel

H. Tasripin Rodjali, S.Pdi Mulyanah

NIP. NIM.809018300638

Page 155: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

142

LAMPIRAN XII

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Nama Sekolah : MIS Irsyadul Khair

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas / Semester : V (lima) / genap

Pertemuan ke : I (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 pertemuan)

Standar kompetensi : 4. Menghargai Keputusan Bersama

I. KOMPETENSI DASAR

3.1.Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Menjelaskan definisi keputusan bersama

Menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama

Menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat menjelaskan definisi keputusan bersama

Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama

Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat

IV. MATERI AJAR

Pengertian keputusan bersama

Bentuk-bentuk keputusan bersama

Kemauan musyawarah untuk mufakat

Nilai karakter

Tanggung

jawab

Page 156: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

143

V. PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN

Pendekatan kontekstual

Diskusi dengan teman kelompok

Tanya jawab

Ceramah

Penugasan

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Memberikan salam dan

memulai pelajaran

dengan doa

Mengabsen siswa

Bertanya kepada siswa

“bagaimana cara yang

kalian lakukan bila ingin

mengambil suatu

keputusan untuk

kepentingan bersama?”

Semua siswa mengikuti

dan ikut membaca doa

bersama

Siswa

mendengarkan dan

memperhatikan satu

persatu nama mereka

disebutkan dan

mengangkat tangan bagi

yang namanya disebutkan

Siswa menjawab dengan

baik dan benar

Disiplin

Disiplin

Tanggung

jawab

Page 157: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

144

Setelah mendapatkan

jawaban dari peserta

didik guru mulai

menjelaskan dan

mengklarifikasi jawaban

yang telah diberikan

oleh siswa tadi

Menjelaskan secara

singkat materi yang akan

diajarkan pada

pertemuan ini

Guru memotivasi siswa

untuk aktif dalam

pembelajaran

Siswa memperhatikan

jawaban yang diberikan

guru

Siswa mendengarkan

penjelasan guru tentang

materi yang akan

disampaikan pada

pertemuan ini

Disiplin

Disiplin

KEGIATAN INTI

B.1. EKSPLORASI

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru membagi kelas

dalam 5 kelompok yang

masing-masing terdiri

dari beberapa siswa

Kemudian guru

memberikan lembaran

tugas yang harus diisi

oleh masing-masing

kelompok

Siswa mulai membentuk

kelompok sesuai dengan

yang diperintahkan guru

Siswa mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru

bersama dengan anggota

kelompoknya masing-

masing

Tanggung

jawab

Disiplin

Page 158: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

145

Guru menjelaskan

langkah-langkah yang

harus dilakukan oleh

masing-masing

kelompok

Siswa mendengarkan tugas

yang diberikan oleh guru

bersama dengan anggota

kelompoknya masing-

masing

Tanggung

jawab

B.2.ELABORASI

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru memerintahkan

siswa untuk mengambil

kertas tugas yang sudah

disiapkan diatas meja

guru, masing-masing

perwakilan kelompok

mengambil tugas

tersebut

Setelah semua

kelompok mendapat

tugas masing-masing,

guru kemudian

memerintahkan sisiwa

untuk menjawabnya

bersama dengan

anggota kelompoknya

Perwakilan kelompok

mengambil kertas yang

berisi tugas yang harus

mereka isi nantinya

bersama kelompoknya

Siswa mulai berpikir dan

memikirkan jawabannya

sesuai dengan perintahnya

bersama dengan

kelompoknya masing-

masing

Siswa antusias dalam

melakukan dan

bekerjasama dengan

kelompok untuk mencari

jawabannya

Wakil dari kelompok

membacakan hasil

Disiplin

Tanggung

jawab

Tanggung

jawab

Tanggung

jawab

Page 159: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

146

Guru memerintahkan

bagi kelompok siswa

yang sudah selesai

untuk maju ke depan

kelas

mempresentasekan

hasil jawabannya

jawaban yang sudah

mereka dan kelompoknya

kerjakan

B.3. KONFIRMASI

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru mempersilahkan

siswa duduk kembali di

tempat duduknya

masing-masing dan

setiap kelompok yang

selesai

mempresentasekan

hasil kelompoknya

mereka beri reward

berupa tepuk tangan

dari kelompok lain

yang mendengarkan

Guru membahas hasil

jawaban dari masing-

masing kelompok dan

menjelaskan hal-hal

yang masih

dipertanyakan

Siswa dan guru

memberikan tepuk tangan

untuk kelompok yang

sudah selesai presentase

Siswa aktif dan banyak

bertanya tentang jawaban

dari kelompok lain dan

meminta penjelasannya,

kemudian guru membantu

menjawab pertanyaan

tersebut

Disiplin

Disiplin

Page 160: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

147

Guru bertanya jawab

tentang hal-hal yang

belum diketahui siswa

dan menyimpulkannya

serta memberikan

konsep yang benar

terhadapa siswa

Siswa mencoba

menanyakan hal-hal yang

mereka tidak paham

Disiplin

PENUTUP

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru memberikan

kesimpulan ulang

tentang materi yang

telah disampaikan dan

yang telah mereka

lakukan

Giri memberikan soal

Guru mengajak siswa

berdoa untuk

mengakhiri pelajaran

Siswa mencatat

kesimpulan yang

diberikan oleh guru

Siswa mengerjakan soal

dengan tenang

Siswa berdoa bersama

Tanggung

jawab

Disiplin

Tanggung

jawab

Disiplin

VII. PENILAIAN

Indikator

Pencapaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

instrumen

Instrumen Soal

Memahami

definisi

keputusan

bersama

Tes

Pilhan

ganda

1. Dua cara pengambilan

keputusan bersama yaitu…

a. Musyawarah dan

mufakat

Page 161: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

148

Memahami

bentuk-bentuk

keputusan

b. Musyawarah unyuk

mufakat dan

pemungutan suara

c. Pemungutan suara dan

pemaksaan kehendak

d. Pemaksaan kehendak

dan ancaman

2. Pilihan yang dipilih dan

dilaksanakan dari beberapa

pilihan disebut…

a. Keputusan

b. Peraturan

c. Program

d. Musyawarah

3. Musyawarah adalah

membahas suatu masalah

secara bersama-sama

untuk mencapai…

a. Kesejahteraan

b. Kebersamaan

c. Kepandaian

d. Mufakat

4. Musyawarah bertujuan

untuk mencapai…

a. Keberuntungan

b. Suara terbanyak

c. Kebersihan

d. Mufakat

Page 162: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

149

Memahami

prinsip-prinsip

musyawrah dan

mufakat

5. Keputusan bersama dengan

cara pemungutan suara

disebut juga dengan

istilah…

a. Pemilihan umum

b. Mufakat

c. Insting

d. Voting

6. Musyawarah berasaskan

kebersamaan, kekeluargaan

dan…

a. Keberagaman

b. Kebermanfaatan

c. Gotong royong

d. Kerakyatan

7. Sebelum mengambil sebuah

keputisan sebaiknya kita

perlu…

a. Mendapat pengaruh

dari teman

b. Mempertimbangkan

akibat keputusan kita

c. Mendengarkan nasehat

orang tua

d. Mendengarkan saran

dari guru

8. Kesepakatan bersama yang

berisi setuju atau tidak

setuju disebut…

a. Surat persetujuan

Page 163: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

150

b. Surat ketetapan

c. Peraturan

d. Konferensi

9. Kebiasaan-kebiasaan

masyarakat turun temurun

yang mengikat disebut…

a. Norma adat

b. Norma sosial

c. Norma kesusilaan

d. Norma kesopanan

10. Peraturan-peraturan yang

mempunyai sangsi tegas

dan jelas adalah…

a. Norma agama

b. Norma adat

c. Norma hukum

d. Norma kesusilaan

11. Tata tertib di sekolah

berguna untuk mengatur

kegiatan di…

a. Lembaga

b. Masyarakat

c. Sekolah

d. Keluarga

12. Bentuk keputusan bersama

yang tidak tertulis di

masyarakat contohnya

adalah…

a. Norma kesusilaan

Page 164: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

151

b. Peraturan

c. Undang-undang

d. Perjanjian

13. Nilai dasar dalam

bermusyawarah adalah…

a. Kebersamaan

b. Keberuntungan

c. Kebermanfaatan

d. Kepandaian

14. Sikap yang perlu

dikembangkan dalam

musyawarah adalah…

a. Mau menang sendiri

b. Mendengarkan

pendapat orang lain

c. Mengaku diri lebih

hebat

d. Memotong

pembicaraan orang lain

15. Musyawarah harus diliputi

oleh semangat…

a. Ketenangan

b. Kekeluargaan

c. Kepuasan

d. Kesepakatan

Mengetahui Jakarta, 8 April 2013

Kepala Sekolah Guru Kelas / Mapel

H. Tasripin Rodjali, S.Pdi Mulyanah

NIP. NIM.809018300638

Page 165: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

152

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Nama Sekolah : MIS Irsyadul Khair

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas / Semester : V (lima) / genap

Pertemuan ke : II (dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 pertemuan)

Standar kompetensi : 4. Menghargai Keputusan Bersama

I. KOMPETENSI DASAR

3.2.Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Menjelaskan definisi keputusan bersama

Menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama

Menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat menjelaskan definisi keputusan bersama

Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama

Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat

IV. MATERI AJAR

Pengertian keputusan bersama

Bentuk-bentuk keputusan bersama

Kemauan musyawarah untuk mufakat

V. PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN

Pendekatan kontekstual

Diskusi dengan teman kelompok

Nilai karakter

Tanggung

jawab

Page 166: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

153

Tanya jawab

Ceramah

Penugasan

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Memberikan salam dan

memulai pelajaran

dengan doa

Mengabsen siswa

Bertanya kepada siswa

“bagaimana cara yang

kalian lakukan bila ingin

mengambil suatu

keputusan untuk

kepentingan bersama?”

Semua siswa mengikuti

dan ikut membaca doa

bersama

Siswa

mendengarkan dan

memperhatikan satu

persatu nama mereka

disebutkan dan

mengangkat tangan bagi

yang namanya disebutkan

Siswa menjawab dengan

baik dan benar

Siswa memperhatikan

jawaban yang diberikan

guru

Disiplin

Disiplin

Tanggung

jawab

Disiplin

Page 167: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

154

Setelah mendapatkan

jawaban dari peserta

didik guru mulai

menjelaskan dan

mengklarifikasi jawaban

yang telah diberikan

oleh siswa tadi

Menjelaskan secara

singkat materi yang akan

diajarkan pada

pertemuan ini

Guru memotivasi siswa

untuk aktif dalam

pembelajaran

Siswa mendengarkan

penjelasan guru tentang

materi yang akan

disampaikan pada

pertemuan ini

Disiplin

KEGIATAN INTI

B.1. EKSPLORASI

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru membagi kelas

dalam 5 kelompok yang

masing-masing terdiri

dari beberapa siswa

Kemudian guru

memberikan lembaran

tugas yang harus diisi

oleh masing-masing

kelompok

Siswa mulai membentuk

kelompok sesuai dengan

yang diperintahkan guru

Siswa mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru

bersama dengan anggota

kelompoknya masing-

masing

Tanggung

jawab

Disiplin

Page 168: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

155

Guru menjelaskan

langkah-langkah yang

harus dilakukan oleh

masing-masing

kelompok

Siswa mendengarkan tugas

yang diberikan oleh guru

bersama dengan anggota

kelompoknya masing-

masing

Tanggung

jawab

B.2.ELABORASI

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru memerintahkan

siswa untuk mengambil

kertas tugas yang sudah

disiapkan diatas meja

guru, masing-masing

perwakilan kelompok

mengambil tugas

tersebut

Setelah semua

kelompok mendapat

tugas masing-masing,

guru kemudian

memerintahkan sisiwa

untuk menjawabnya

bersama dengan

anggota kelompoknya

Perwakilan kelompok

mengambil kertas yang

berisi tugas yang harus

mereka isi nantinya

bersama kelompoknya

Siswa mulai berpikir dan

memikirkan jawabannya

sesuai dengan perintahnya

bersama dengan

kelompoknya masing-

masing

Siswa antusias dalam

melakukan dan

bekerjasama dengan

kelompok untuk mencari

jawabannya

Wakil dari kelompok

membacakan hasil

Disiplin

Tanggung

jawab

Tanggung

jawab

Tanggung

jawab

Page 169: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

156

Guru memerintahkan

bagi kelompok siswa

yang sudah selesai

untuk maju ke depan

kelas

mempresentasekan

hasil jawabannya

jawaban yang sudah

mereka dan kelompoknya

kerjakan

B.3. KONFIRMASI

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru mempersilahkan

siswa duduk kembali di

tempat duduknya

masing-masing dan

setiap kelompok yang

selesai

mempresentasekan

hasil kelompoknya

mereka beri reward

berupa tepuk tangan

dari kelompok lain

yang mendengarkan

Guru membahas hasil

jawaban dari masing-

masing kelompok dan

menjelaskan hal-hal

yang masih

dipertanyakan

Siswa dan guru

memberikan tepuk tangan

untuk kelompok yang

sudah selesai presentase

Siswa aktif dan banyak

bertanya tentang jawaban

dari kelompok lain dan

meminta penjelasannya,

kemudian guru membantu

menjawab pertanyaan

tersebut

Disiplin

Disiplin

Page 170: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

157

Guru bertanya jawab

tentang hal-hal yang

belum diketahui siswa

dan menyimpulkannya

serta memberikan

konsep yang benar

terhadapa siswa

Siswa mencoba

menanyakan hal-hal yang

mereka tidak paham

Disiplin

PENUTUP

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru memberikan

kesimpulan ulang

tentang materi yang

telah disampaikan dan

yang telah mereka

lakukan

Giri memberikan soal

Guru mengajak siswa

berdoa untuk

mengakhiri pelajaran

Siswa mencatat

kesimpulan yang

diberikan oleh guru

Siswa mengerjakan soal

dengan tenang

Siswa berdoa bersama

Tanggung

jawab

Disiplin

Tanggung

jawab

Disiplin

VII. PENILAIAN

Indikator

Pencapaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

instrumen

Instrumen Soal

Memahami

definisi

keputusan

bersama

Tes

Pilhan

ganda

1. Dibawah ini bentuk-bentuk

keputusan bersama secara

tertulis yaitu…

a. Peraturan adat

Page 171: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

158

Memahami

bentuk-bentuk

keputusan

b. Peraturan pemerintah

c. Norma kesopanan

d. Norma kesusilaan

2. Musyawarah bertujuan

untuk memperoleh…

a. Dukungan

b. Kata mufakat

c. Perbedaan

d. Kata akhir

3. Berikut ini yang tidak

boleh dilakukan dalam

musyawarah adalah…

a. Mendengarkan

pendapat orang lain

b. Memaksakan kehendak

c. Melaksanakan hasil

keputusan

d. Mengajukan usul

4. Untuk mengatur kehidupan

masyarakat maka dibut…

a. Norma dan tata tertib

b. Kesepakatan bersama

c. Aturan yang berbeda

d. Aturan yang

berdasarkan status

sosial

5. Sebuah wujud kata sepakat

dari orang-orang yang

bersangkutan disebut…

Page 172: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

159

Memahami

prinsip-prinsip

musyawrah dan

mufakat

a. Memorandum

b. Kesepakatan

c. Rambu-rambu

d. Tata tertib

6. Perjanjian bilateral

adalah…

a. Suarat yang berisi

perjanjian

b. Perjanjian yang

diadakan oleh banyak

pihak

c. Perjanjian yang

diadakan oleh dua

pihak saja

d. Perjanjian yang

diadakan oleh empat

pihak

7. Bentuk keputusan bersama

digolongkan menjadi dua

macam yaitu…

a. Bilateral dan

multilateral

b. Peraturan dan undang-

undang

c. Memorandum dan

perjanjian

d. Tertulis dan tidak

tertulis

8. Pada dasarnya cara-cara

dalam mengambil

keputusan terbagi dua

yaitu…

Page 173: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

160

a. Demokratis dan tidak

demokratis

b. Demokratis

c. Tidak demokratis

d. Pemilu

9. Musyawarah untuk

mencapai mufakat haruslah

dilaksanakan dengan akal

sehat dan…

a. Hati nurani yang luhur

b. Sikap dingin

c. Sikap ingin menang

d. Sikap menerima

dengan penih

kesadaran

10. Pemilihan dengan suara

terbanyak para pemilihnya

secara terbuka langsung

memilih calon yang dipilih

tersebut dengan…

a. Voting terbuka

b. Voting tertutup

c. Aklamasi

d. interpelasi

Mengetahui Jakarta, 9 April 2013

Kepala Sekolah Guru Kelas / Mapel

H. Tasripin Rodjali, S.Pdi Mulyanah

NIP. NIM.809018300638

Page 174: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

161

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

Page 175: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun, Undang-Undang RI No.20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Jakarta: CV. Tamia Utama,2003.

P, Irawan., Teori Belajar, Jakarta: Pekerti A-A.

Mudjiono dan Dimyanti, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta,

Cet.4,2010.

Herry Hermawan, Asep., Belajar dan Pembelajaran Di Sekolag Dasar, Bandung:

UPI Press,2007.

Budiman, Amin. Dan Setiawati,Hj.,Bimbingan Konseling, Jakarta: Dirjen

Pendidikan Departemen Agama Ri,2009.

Arifin,Zaenal.,Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendidikan Departemen

Agama RI,Cet.I,2009.

Madjid,Abdul.,Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja

Rosadakarya,2011.

Bahri Djamarag, Syaiful.,Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,2008.

Sabri,Alisuf.H.M., Psikologi Pendidikan Islam, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.

Tim Penyusun.,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2005.

Kawareh,Z.F.,Pengembangan Minat Belajar, Jakarta: Bina Karya,1995.

Rozak,Abdul. Dan Ubaedillah,dkk.,Hak Asasi dan Masyarakat Madani, Jakarta:

Tim ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2007.

Arya,Ine Kusuma dan Sustim,Markum.,PKn Berbasis Nilai, Bogor: Ghalia

Indonesia,2010.

Sapriya,H.Drs.M.Ed.,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung:

UPI Press,2006.

Wiriaatmadja,Rochiati.,Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja

Rosadakarya,2010.

Arikunto,Suharsimi., Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta: PT. Bumi Aksara,

Cet.9,2010.

Rasyid,Harun dan Mansur.,Penilaian Hasil Belajar, Bandung: PT. Wacana

Prima,2008.

Page 176: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan

Arifin,Zaenal.,Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan

Islam Departemen Agama RI,2009.

Purwanto,Ngalim.,Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, Jakarta:

PT. Remaja Rosadakarya,2006.

Sugiyono.,Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:

Afabeta,2010.

Sudijono,Anas.,Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2008.

Arikunto,Suharsimi., Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara,Cet.3,2002.

Amin,Murtadho.Moh.,Pembelajaran PKn MI, Surabaya:Amanah Pustaka,2009.

Page 177: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan
Page 178: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan
Page 179: PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24766/1/... · mengetahui penerapan model pembelajaran CTL ... meningkatkan