peranan teknologi akustik bawah air hydro acoustics_ dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut...
TRANSCRIPT
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
PERANAN TEKNOLOGI AKUSTIK BAWAH AIR (HYDROACOUSTICS) DALAM EKPLORASI DAN EKSPLOITASI SUMBERDAYA LAUT
DAN PERIKANAN
Oleh
Maman Hermawan
ABSTRAK
Teknologi akustik bawah air biasa disebut hydroacoustic atau underwater acoustics yang semula ditujukan untuk kepentingan militer telah berkembang dengan sangat pesat dalam menunjang kegiatan non-militer. Dengan teknologi mutahir, teknologi akustik bawah air dapat digunakan untuk kegiatan penelitian, survey kelautan dan perikanan baik laut wilayah pesisir maupun laut lepas termasuk laut dalam bahkan dapat digunakan diperairan dengan kedalaman sampai dengan 6000 meter. Teknologi akustik bawah air dapat digunakan untuk mendeteksi sumberdaya hayati dan non-hayati baik termasuk survey populasi ikan yang relatif lebih akurat, cepat dan tidak merusak lingkungan dibandingkan dengan teknik lain seperti metode statistik dan perhitungan pendaratan ikan di pelabuhan (fish landing data).
Key word: underwater acoustics, penelitian, sumberdaya hayati, non-hayati.
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara maritim yang dua per tiga wilayahnya terdiri
dari laut dengan luas kira-kira 5.800.000 km2, berada pada posisi silang antara
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dalam pengelolaannya, perairan
Indonesia dibagi dalam sembilan wilayah pengelolaan perikanan dan kelautan
dengan penamaan tertentu, misalnya Laut Banda, Laut Arafura, Laut Sulu, Laut
Jawa dan seterusnya. Setiap area perairan tersebut mempunyai karakter yang
berbeda satu sama lainnya demikian pula perbedaan dengan laut wilayah
subtropis. Hal ini ditentukan oleh kondisi geografis masing-masing area perairan,
pola arus, perubahan temperatur dan salinitas, kedalaman air dan lain-lain.
Kondisi keberagaman tofografis, kedalaman terlebih lagi berada pada kawasan
tropis mengakibatkan melimpahnya sumberdaya yang beragam pula.
Potensi sumberdaya laut di Indonesia sangatlah besar yang mencakup
potensi sumberdaya hayati dan non-hayati. Sumberdaya laut tersebut sampai
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
sekarang belum secara maksimal dapat dieksplorasi dan dieksploitasi selain
minyak dan gas bumi pada sektor sumberdaya non hayati. Demikian pula pada
sektor sumberdaya hayati laut, eksplorasi dan eksploitasi terhadap ikan-ikan laut
dan sejenisnya membutuhkan kearifan disamping teknologi canggih namun tidak
merusak lingkungannya.
Untuk menunjang eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut, dapat
digunakan teknologi akustik bawah air (underwater acoustics). Teknologi ini
dikenal luas dengan sebutan teknologi akustik yang tidak lain adalah
penggunaan gelombang suara yang dalam dunia navigasi disebut Sonar atau
Echosounder dan sejenisnya. Dengan pendekatan fungsi, Sonar atau Echo
sounder pada teknologi navigasi dapat disetarakan dengan penggunaan Radar
untuk pendeteksian objek di permukaan air.
Secara teoritis Akustik (acoustic) adalah teori tentang gelombang suara
dan perambatannya di suatu medium. Akustik yang dibahas disini mediumnya
adalah air dan jenis peralatan akustik yang dibahas disini adalah Sonar dan Echo
Sounder.
SEJARAH PENGGUNAAN AKUSTIK BAWAH AIR
Salah satu referensi bahwa sinyal suara sudah digunakan bahwa mulai
sekitar tahun 1490 berasal dari catatan harian Leonardo da vinci yang
menuliskan : “Dengan menempatkan ujung pipa yang panjang didalam laut dan
ujung lainnya di telinga anda, dapat mendengarkan kapal-kapal laut dari
kejauhan”. Ini mengindikasikan bahwa suara dapat berpropagasi di dalam air. Ini
yang disebutkan dengan Sonar pasif ( passive Sonar) karena kita hanya
mendengar suara yang ada. Pada abad ke 19, Jacques and Pierre Currie
menemukan piezoelectricity, sejenis kristal yang dapat membangkitkan arus
listrik jika kristal tersebut ditekan, atau jika sebaliknya jika kristal tersebut dialiri
arus listrik mak kristal akan mengalami tekanan yang akan menimbulkan
perubahan tekanan di permukaan kristal yang bersentuhan dengan air.
Selanjutnya signal suara akan berpropagansi didalam air. Ini yang selanjutnya
disebut dengan Sonar Aktif( Active Sonar).
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
Penggunaan akustik bawah air mulai berkembang pesat pada saat
pecahnya Perang Dunia pertama terutama untuk pendeteksian kapal selam
dengan penempatan 12 hydrophone (yang setara dengan microphone untuk
penggunaan didarat) yang diletakan memanjang di bawah kapal laut untuk
mendengarkan sinyal suara yang berasal dari kapal selam. Setelah Perang
Dunia I, perkembangan penggunaan akustik bawah air berjalan dengan lambat
dan hanya terkonsentrasi pada aplikasi untuk militer. Setelah pecah perang
Dunia II, kembali pengguanaan akustik bawah air berkembang dengan pesat.
Penggunaan torpedo yang menggunakan sinyal akustik untuk mencari kapal
musuh adalah penemuan yang hebat pada jaman itu.
Setelah selesainya Perang Dunia II, kembali pengguanaan akustik bawah
air berkembang sangat pesat, bukan saja untuk kepentingan militer tapi juga
untuk kepentingan non-militer diataranya mempelajari proses perambatan suara
didalam medium air; penelitian sifat-sifat akustik dari air dan benda-benda bawah
air; pengamatan benda-benda dari echo yang mereka hasilkan; pendeteksian
sumber-sumber suara bawah air; komunikasi dan penetapan posisi dengan alat
akustik bawah air.
Pada dekade tahun tujuh puluhan barulah secara intensif diterapkan
dalam pendeteksian dan pendugaan stok ikan, yakni dengan dikembangkannya
analog echo-integrator dan echo counter. Perkembangan yang menyolok ini tidak
hanya di Inggris tetapi juga di Norwegia, Amerika, Jepang, Jerman dan
sebagainya.
Kemudian setelah diketemukan digital echo integrator dual beam acoustic
system, split beam acoustic system, quasy ideal beam system dan aneka echo
processor canggih lainnya, barulah ketelitian dan ketepatan pendugaan stock
ikan dapat ditingkatkan sehingga akhir-akhir ini peralatan akustik menjadi
peralatan standar dalam pendugaan stock ikan dan manajemen sumberdaya
perikanan.
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
PENGGUNAAN DALAM EKSPLORASI LAUT DAN PERIKANAN
Secara garis besar pengunaan akustik bawah air dalam kelautan dan
perikanan dapat dikelompokkan menjadi lima yakni untuk survey, bududaya
perairan, penelitian tingkah laku ikan, mempelajari penampilan dan selektifitas
alat-alat penangkapan ikan dan lain-lain.
Dalam survey kelautan dapat digunakan untuk menduga spesies ikan,
menduga ukuran individu ikan, kelimpahan/stok sumberdaya hayati laut (plankton
dan ikan).
Aplikasi dalam budidaya perairan dapat digunakan dalam
penentuan/pendugaan jumlah biomass dari ikan dalam jaring/ kurungan
pembesaran (penned fish/enclosure), untuk menduga ukuran individu ikan dalam
jaring/kurungan dan untuk memantau tingkah laku ikan (dengan telemetering
tags), khususnya aktifitas makan (feeding activity).
Sedangkan dalam penelitian tingkah laku ikan dapat digunakan untuk
pergerakan/migrasi ikan (vertical dan horizontal) dan orientasi ikan (tilt angel),
reaksi menghindar (avoidance) tewrhadap gerak kapal dan alat penangkapan
ikan, respon terhadap rangsangan (stimuli) cahaya, suara, listrik, hydrodinamika,
kimia, mekanik dan sebagainya.
Untuk kegiatan aplikasi studi penampilan dan slektifitas alat penangkapan
ikan terutama dalam studi pembukaan mulut trawl, kedalam, posisi dan
sebagainya. Dalam slektifitas penangkapan (prosentase ikan yang tertangkap
terhadap yang terdeteksi didepan mulut trawl atau didalam lingkaran purse
seine).
Kegiatan lain yang dapat dikaji dengan teknologi akustik bawah air adalah
sifat sifat-sifat akustik dari air laut dan obyek bawah air, pendeteksian kapal
selam dan obyek-obyek lainya.
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
APLIKASI FISHFINDER HYDRO-ACOUSTIC DALAM TEKNOLOGI
PENCARIAN IKAN
Hydro-acoustic merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air
dengan menggunakan perangkat akustik (acoustic instrument), antara lain;
ECHOSOUNDER, FISHFINDER, SONAR dan ADCP (Acoustic Doppler Current
Profiler). Teknologi ini menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan
pendeteksian.
Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500
m/detik, sedangkan kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik, sehingga
teknologi ini sangat efektif untuk deteksi di bawah air. Beberapa langkah dasar
pendeteksian bawah air adalah adanya transmitter yang menghasilkan listrik
dengan frekwensi tertentu. Kemudian disalurkan ke transducer yang akan
mengubah energi listrik menjadi suara, kemudian suara tersebut dalam
berbentuk pulsa suara dipancarkan (biasanya dengan satuan ping).
Suara yang dipancarkan tersebut akan mengenai obyek (target), kemudian suara
itu akan dipantulkan kembali oleh obyek (dalam bentuk echo) dan diterima
kembali oleh alat transducer. Echo tersebut diubah kembali menjadi energi listrik;
lalu diteruskan ke receiver dan oleh mekanisme yang cukup rumit hingga terjadi
pemprosesan dengan menggunakan echo signal processor dan echo integrator.
Pemrosesan didukung oleh peralatan lainnya; komputer; GPS (Global Positioning
System), Colour Printer, software program dan kompas. Hasil akhir berupa data
siap diinterpretasikan untuk bermacam-macam kegunaan yang diinginkan.
Bila dibandingkan dengan metode lainnya dalam hal estimasi atau pendugaan,
teknologi hydro-acoustic memiliki kelebihan, antara lain. Informasi pada areal
yang dideteksi dapat diperoleh secara cepat (real time). Dan secara langsung di
wilayah deteksi (in situ).
Kelebihan lain adalah tidak perlu bergantung pada data statistik. Serta
tidak berbahaya atau merusak objek yang diteliti (friendly), karena pendeteksian
dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan suara (underwater sound).
Menurut MacLennan and Simmonds (1992) hasil estimasi populasi adalah nilai
absolut. Hydro-acoustic dapat digunakan dalam mengukur dan menganalisa
hampir semua yang terdapat di kolom dan dasar air, aplikasi teknologi ini untuk
berbagai keperluan antara lain adalah; eksplorasi bahan tambang, minyak dan
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
energi dasar laut (seismic survey), deteksi lokasi bangkai kapal (shipwreck
location), estimasi biota laut, mengukur laju proses sedimentasi (sedimentation
velocity), mengukur arus dalam kolom perairan (internal wave), mengukur
kecepatan arus (current speed), mengukur kekeruhan perairan (turbidity) dan
kontur dasar laut (bottom contour).
Saat ini, hydro-acoustic memiliki peran yang sangat besar dalam sektor
kelautan dan perikanan, salah satunya adalah dalam pendugaan sumberdaya
ikan (fish stock assessment). Teknologi hydro-acoustic dengan perangkat
echosounder dapat memberikan informasi yang detail mengenai kelimpahan
ikan, kepadatan ikan sebaran ikan, posisi kedalaman renang, ukuran dan
panjang ikan, orientasi dan kecepatan renang ikan serta variasi migrasi diurnal-
noktural ikan. Saat ini instrumen akustik berkembang semakin signifikan, dengan
dikembangkannya varian yang lebih maju, yaitu Multibeam dan Omnidirectional.
Perangkat Echosounder memiliki berbagai macam tipe, yaitu single beam, dual
beam.
Metode hydro-acoustic merupakan suatu usaha untuk memperoleh
informasi tentang obyek di bawah air dengan cara pemancaran gelombang suara
dan mempelajari echo yang dipantulkan. Dalam pendeteksian ikan digunakan
sistem hidroakustik yang memancarkan sinyal akustik secara vertikal, biasa
disebut echo sounder atau fish finder (Burczynski, 1986).
Penggunaan metode hydro-acoustic mempunyai beberapa kelebihan (Arnaya,
1991), diantaranya :
1. Berkecepatan tinggi ;
2. Estimasi stok ikan secara langsung dan wilayah yang luas dan dapat
memonitor pergerakan ikan ;
3. Akurasi tinggi ;
4. Tidak berbahaya dan merusak sumberdaya ikan dan lingkungan, karena
frekwensi suara yang digunakan tidak membahayakan bagi si pemakai alat
maupun obyek yang disurvei.
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
Penggunaan teknologi ini sangat membantu dalam pencarian
sumberdaya ikan yang baru, sehingga akan mempercepat pengambilan
keputusan atau kebijakan, terutama untuk menetapkan daerah penangkapan
ikan agar potensi ikan dapat dipertahankan (Riani, 1998).
Keterpaduan semua metode di atas dapat dilakukan dengan adanya
kerjasama diantara pihak-pihak terkait. Citra yang diperoleh melalui satelit
penginderaan jauh, misalnya dianalisis di Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) atau di instansi terkait lainnya. Data yang dihasilkan
merupakan informasi dasar terhadap penentuan daerah potensi ikan. Data dan
informasi juga dapat diperoleh melalui hasil survei akustik pada perairan yang
sama selama beberapa waktu pengamatan, sehingga diharapkan dapat
menghasilkan informasi yang lebih akurat tentang keberadaan ikan yang menjadi
tujuan penangkapan. Informasi ini kemudian disampaikan kepada pihak
pengguna, misalnya nelayan atau pengusaha penangkap ikan dalam melakukan
operasi penangkapan sehingga kapal-kapal ikan dapat begerak ke daerah yang
dimaksud, sehingga dengan demikian dapat menekan biaya operasional kapal-
kapal tersebut.
Menurut Arnaya (1991) Kegunaan lain dari akustik bawah air adalah
untuk penentuan kedalaman air dalam pelayaran, jenis dan komposisi dasar laut
(lumpur, pasir, kerikil, karang dan sebagainya), untuk penentuan contour dasar
laut, lokasi kapal berlabuh atau pemasangan bangunan laut, untuk eksplorasi
minyak dan mineral didasar laut, mempelajari proses sedimentasi dan untuk
pertahanan keamanan (pendeteksian kapal-kapal selam dengan pemasangan
buoy-system)
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
PENERAPAN TEKNOLOGI AKUSTIK BAWAH AIR UNTUK EKSPLORASI
DAN EKSPLOITASI SUMBERDAYA NON-HAYATI LAUT
a. Pengukuran Kedalaman Dasar Laut (Bathymetry)
Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan Conventional
Depth Echo Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari
perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Dengan
pertimbangan sistim Side-Scan Sonar pada saat ini, pengukuran kedalaman
dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-sama dengan pemetaan
dasar laut (Sea Bed Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen
dibawah dasar laut (subbottom profilers).
b. Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom
Profilers)
Seperti telah disebutkan diatas bahwa dengan teknologi akustik bawah
air, peralatan side-scan sonar yang mutahir dilengkapi dengan subbottom
profilers dengan menggunakan prekuensi yang lebih rendah dan sinyal impulsif
yang bertenaga tinggi yang digunakan untuk penetrasi kedalam lapisan-lapisan
sedimen dibawah dasar laut. Dengan adanya klasifikasi lapisan sedimen dasar
laut dapat menunjang dalam menentukkan kandungan mineral dasar laut dalam.
Dengan demikian teknologi akustik bawah air dapat menunjang esplorasi
sumberdaya non hayati laut.
c. Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping)
Dengan teknologi side-scan sonar dalam pemetaan dasar laut, dapat
mengahsilkan tampilan peta dasar laut dalam tiga dimensi. Dengan teknologi
akustik bawah air yang canggih ini dan dikombinasikan dengan data dari
subbottom profilers, akan diperoleh peta dasar laut yang lengkap dan rinci. Peta
dasar laut yang lengkap dan rinci ini dapat digunakan untuk menunjang
penginterpretasian struktur geologi bawah dasar laut dan kemudian dapat
digunakan untuk mencari mineral bawah dasar laut.
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
d. Pencarian kapal-kapal karam didasar laut
Pencarian kapal-kapal karam dapat ditunjang dengan teknologi side-scan
sonar baik untuk untuk kapal yang sebagian terbenam di dasar laut ataupun
untuk kapal yang keseluruhannya terbenam dibawah dasar laut. Dengan
teknologi ini, lokasi kapal karam dapat ditentukan dengan tepat. Teknologi
akustik bawah air ini dapat menunjang eksplorasi dan eksploitasi dalam bidang
Arkeologi bawah air (Underwater archeology) dengan tujuan untuk mengangkat
dan mengidentifikasikan kepermukaan laut benda-benda yang dianggap
bersejarah.
e. Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
Dengan diperolehnya peta dasar laut secara tiga dimensi dan ditunjang
dengan data subbottom profiler, jalur pipa dan kabel sebagai sarana utama atau
penunjang dapat ditentrukan dengan optimal dengan mengacu kepada peta
geologi dasar laut. Jalur pipa dan kabel tersebut harus melalui jalur yang secara
geologi stabil, karena sarana-sarana tersebut sebagai penunjang dalam
eksplorasi dan eksploitasi di Laut.
f. Analisa Dampak Lingkungan di Dasar Laut
Teknologi akustik bawah air Side-Scan Sonar ini dapat juga menunjang
analisa dampak lingkungan di dasar laut. Sebagai contoh adalah setelah
eksplorasi dan ekploitasi sumber daya hayati di dasar laut dapat dilakukan, Side-
Scan Sonar dapat digunakan untuk memonitor perubahan-perubahan yang
terjadi disekitar daerah eksplorasi tersebut. Pemetaan dasar laut yang dilakukan
setelah eksplorasi sumber daya non-hayati tersebut, dapat menunjang analisa
dampak lingkungan yang telah terjadi yang akan terjadi.
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
KESIMPULAN
Teknologi akustik bawah air (underwater acoustics) merupakan salah
satu teknologi canggih yang dapat menunjang kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi laut dengan memberikan data yang rinci dan akurat.
Dalam survey/penelitian akustik untuk pendugaan kelimpahan/stock ikan,
teknologi ini memberikan hasil yang lebih akurat karena tidak tergantung kepada
data statistik yang ada, data pendaratan ikan di pelabuhan (fish landing data)
dan tidak memerlukan enumartor yang terlalu banyak. Hal lain yang menjadi
pertimbangan penting bahwa teknologi ini dapat menyajikan data yang relatif
lebih cepat dan tidak merusak lingkungan wilayah penelitian.
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
REFERENSI
Arnaya, I.N. 1991. “Dasar-dasar Akustik. Diktat Kuliah Program Studi Ilmu dan
Teknologi Kelautan . Institut Pertanian Bogor.
Robert J. Urick. 1983. “Principle of Underwater Sound”, Peninsula Publishing,
Los Altos, California.
William S. Burdic 1991. “Underwater Acoustic System Analysis”, Prentice Hall,
New Jersey.
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0501/19/ipt02.html
http://tumoutou.net/3_sem1_012/ke2_012.htm
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
Gambar 2. Penerapan akustik underwater
Prinsip pendeteksian dan interpretasi
Side Scan Sonar (SSS) dapat dipasang pada lunas kapal atau ditarik di belakang
kapal. Ilustrasi pemasangan SSS menggunakan towed body dapat dilihat pada
gambar 2 (a). Pada gambar tersebut terlihat bahwa SSS mentransmisikan pulsa
akustik secara menyamping terhadap arah perambatan. Dasar laut dan objek
merefleksikan kembali (backscatter) gelombang suara pada system sonar.
Instrumen SSS mendekati objek tiga dimensi dan menampilkan objek tersebut
dalam bentuk citra dua dimensi. Oleh karena itu, SSS tidak hanya menampilkan
objek, melainkan juga bayangan objek tersebut. Pembentukan objek bayangan
SSS di ilusrasikan pada gambar 2 (b).
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi
Keterangan pada gambar 2
lintasan akustik, (2) sudut beam vertikal, (3) jarak akustik maksimum, (4) lebar
sapuan lintasan dasar laut, (5) jarak SSS dengan permukaan air, (6) jarak
pemisah antara port channel dan starboard channel, (7) leba
(8) panjang bayangan akustik yang disesuaikan dengan tinggi target, (A) area
sebelum pengambilan first bottom (pada daerah ini tidak ada suara yang
dihamburkan dan ditandai dengan warna hitam), (B) dan (F) tekstur dasar laut,
(C) sudut objek yang bersifat sangat memantulkan dengan intensitas yang paling
terang, (D) objek yang memantulkan dan (E) bayangan dari target akustik (tidak
ada pantulan disini)
Gambar 2 (a) Ilustrasi penerapan Side Scan Sonar
Gambar 2 (b) Ilustrasi penerapan Si
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
Keterangan pada gambar 2 adalah sebagai berikut. (1) nilai kedalaman dari
lintasan akustik, (2) sudut beam vertikal, (3) jarak akustik maksimum, (4) lebar
sapuan lintasan dasar laut, (5) jarak SSS dengan permukaan air, (6) jarak
pemisah antara port channel dan starboard channel, (7) lebar beam horizontal,
(8) panjang bayangan akustik yang disesuaikan dengan tinggi target, (A) area
sebelum pengambilan first bottom (pada daerah ini tidak ada suara yang
dihamburkan dan ditandai dengan warna hitam), (B) dan (F) tekstur dasar laut,
bjek yang bersifat sangat memantulkan dengan intensitas yang paling
terang, (D) objek yang memantulkan dan (E) bayangan dari target akustik (tidak
Gambar 2 (a) Ilustrasi penerapan Side Scan Sonar
Gambar 2 (b) Ilustrasi penerapan Side Scan Sonar
Peranan teknologi akustik bawah air (hydroacoustics) dalam ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut dan perikanan
berikut. (1) nilai kedalaman dari
lintasan akustik, (2) sudut beam vertikal, (3) jarak akustik maksimum, (4) lebar
sapuan lintasan dasar laut, (5) jarak SSS dengan permukaan air, (6) jarak
r beam horizontal,
(8) panjang bayangan akustik yang disesuaikan dengan tinggi target, (A) area
sebelum pengambilan first bottom (pada daerah ini tidak ada suara yang
dihamburkan dan ditandai dengan warna hitam), (B) dan (F) tekstur dasar laut,
bjek yang bersifat sangat memantulkan dengan intensitas yang paling
terang, (D) objek yang memantulkan dan (E) bayangan dari target akustik (tidak