peranan tobat dalam membina kesehatan · pdf filea. kesimpulan . b. rekomendasi...
TRANSCRIPT
PERANAN TOBATDALAM MEMBINA KESEHATAN MENTAL
Oleh
ALIUSMANNIM: 9911000093
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1424 H I 2003 M
PERANAN TOBATDALAM MEMBINA KESEHATAN MENTAL
SkripsiDiajukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Syarat-syarat MencapaiGelar Sarjana IImu Tarbiyah dan Keguruan
OlehAli Usman
NIM: 9911000093
Di Bawah bingan
~Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, M.A
NIP : 150060949
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1424 H 12003 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul l'ERANAN TOBAT DALAM MEMBINA
KESEHATAN MENTAL tdah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UlN SyarifHidayatullah Jakarta pada tangga: 5 Januari 2004,
skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana
Program Strata I (S I) pada Jurtlsan Pendidikan Agam3 Islam.
Jakarta, 5 Januari 2004
Sidang Munaqasyah
\
Pengu'i I
Suru 'in, M.AgNIP. 150289483
Anggota:
Pembantll Dekan IISekretaris Merangkap Anggota
n,. I)~';:;~" WIANIP. ~~1356
Penguji II /1
/~y;/"':Prof. Dr. Rusmin ']funumgl;or, ,vIANIP. ]50060949
KATA PENGANTAR
~yt QA.i..yt M~
Puji syukur senantiasa penulis sampaikan kepada Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, Allah SWT, atas Iimpahan taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi inL Dan salam sejahtera semoga selalu tercurah kepada Nabi
Allah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya.
Dalam penulisan skripsi ini banyak kesan yang penulis dapatkan berupa
hambatan dan tantangan yang membuat penulis semakin tertantang untuk terus
memperbaiki skripsi yang akan diajukan hingga pada titik maksimal usaha.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :
I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA., Pembimbing skripsi, yang telah sudi
menyisihkan waktunya dalam membantu penulis di tengah kesibukannya.
3. Para Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat berharga.
4. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Perpustakaan Utama DIN SyarifHidayatullah Jakarta, Perpustakaan Imall lama'.
5. Babeh Janill Adzhar, Nyak Alussaniyah (Almh) dan Ibunda Nasih Rohimah, yang
telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil serta kakak-
kakak ( Uli Nur Indah Sari dan ZA. Aprilia Rahman, Jasih Tazkiyah dan M
Sintar) serta keponakan-keponakan tersayang (Moch. Taris, Ancih, Fu'anih,
Sidik, A'A Amad, Beti dan Ayif) terimakasih atas kasih sayang, do'a dan
perhatiannya sehingga penulis Iebih semangat dalam mencapai cita-cita.
6. Wahibatul Mas'ulah, Om Sanusi Herianto, Bang Yusroni, Mas Yono dan Sugino,
lis Susanto, Marlini (May), Mukhlis Mulyadi, Hendri, Muhammad Tohar,
Muslim, Sulaiman Daud BR, Elih Sasono, Ust. Suparman, ternan-ternan PAl
angkatan 99, terima kasih untuk support dan persahabatannya. Dan teruntuk
semuanya, yang menjadi sumber kreatifitas dan inspirasi yang sering membakar
semangat penulis yang terkadang dingin. Syukran atas segala canda, saran, kritik
dan perhatiannya selama ini. Tanpa kalian semua, barangkali bait-bait skripsi ini,
tak teramu dengan baik.
7. Mama Ety Sekeluarga, Erwandi, dkk (di Cirebon) dan tidak Iupa juga penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam membantu
penyelesaian skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Dengan mengharap ridha dari Allah SWT, semoga segala kebaikan-kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan Allah AWT. Amin.
Jakarta, September 2003
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR , , , , , .
DAFTAR lSI , '" , iii
BABI. PENDAHULUAN 1
BAB II.
A. Latar Belakang Masalah " 1
B. Permasalahan 8
C. Hipotesis.............................................................. 10
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian '" .,. 11
E. Metode Penelitian '" , '" , ,. . .. 13
F. Sistematika Penulisan ." 14
KAJIAN TEORITIS TENTANG TOBAT DANKESEHATANMENTAL 16
A. Tobat...... 16
I. Pengertian Tobat , 16
2. Latar Belakang Urgensi Tobat , 18
a. Dosa Landasan Tobat 19
b. Macam-macam Dosa ... .. . ...... ... .. . ... ... ...... .. . .. . ... ... 21
3. Hukum Bertobat 24
4. Syarat-syarat Bertobat 28
5. Manfaat Bertobat " '" '" 31
B. Kesehatan Mental '" 35
BAB III.
BABIV.
I. Pengertian Kesehatan Mental , " ,. .. . 35
2. Tanda-tanda Mental Sehat , , , 39
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental... 45
3. Aspek-aspek yang Dipengarnhi Kesehatan Mental... 48
4. Ajaran Agama Tentang Kesehatan Mental ... '" .. , 50
FUNGSI TOBAT BAGI KESEHATAN MENTAL .. , ,. 59
A. Fungsi Tobat dalam Membangun Kesehatan Mental '" 59
B. Fungsi Tobat dalam Pencegahan Gangguan Mental , 62
C. Fungsi Tobat dalam Penyembuhan Gangguan dan
Penyakit Mental , , '" .. . . .. . 65
D. Kerangka Konseptual Tentang Fungsi Tobat Bagi
Kesehatan Mental , , ,. ... . 69
ANALISIS TEORITIS , , 71
A. Ketepatan Hipotesis , , ,. 71
B. Teori Hubungan Tobat dan Kesehatan Mental... 73
C. Prediksi Tentang Kehidupan Orang-orang Bertobat 75
BllB V. PENUTUP .
A. Kesimpulan .
B. Rekomendasi .
])llFTllR PUSTllKll .
LllMPIRAN
78
78
80
83
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya iman di dalam jiwa seseorang laksana karya seorang pengetik ataupengumpul huruf-huruf di pereetakan sesuai dengan bahan aslinya. Huruf-hurufitu tadinya berupa eampuran yang bereerai berai, tidak menunjukan suatu maknaapapun, kemudian ia menjadi sebuah tulisan yang memiliki tujuan tertentu yangdipahami isinya serta sasarannya. Begitu pula jiwa manusia sebelmn disusun olehagama atau dibentuk sesuai dengan aturan yang dimaksudkan.'
Dari ungkapan Muhammad AI-Ghazali di atas, terlihat bahwa jiwa itu
merupakan nilai lebih bagi setiap orang, tetapi jiwa yang belum "mempribadi" hanya
sekedar bernilai pelengkap. Baru setelah jiwa itu membentuk kepribadian, integritas
seseorang menjadi tinggi. Kepribadian seorang berkaitan erat dengan pandangan
hidup yang dianutnya. Mengenai tujuan hidup, fungsi, tugas, teladan, lawan dan
kawan hidup. Kepribadian seorang juga berhubungan dengan tingkat hubungannya
dengan Tuhannya, oleh karena itu upaya untuk membentuk kepribadian antara lain
dengan eara selalu berusaha mendekati diri kepad~rNya.
Langkah awal untuk mendekati Tuhan ia!llll ejengan pertobaf. pada dasarnya
tobat adalah sesuatu hal yang tidak begitll sulit urt\lk dilakuk~'1, ~ikarenllka,jl ego
manusia yang terkadang mendominasi telah l1)emp~~~ mllnllsia tidak mau jujur pada
dirinya sendiri dan pada akhirnya terasa berat \Ulftl]c rnelll]c\lkan tobat itu. Selain itu
'Muhammad AI-Ghazali, Islam yang Diielalllarkim; Terj. Muhammad Jamaluddin, (Bandung: Karisma, 1994), Cet.ke-4, h. 132
2
banyak juga yang memang kurang mengetahui bahwa tobat adalah meqia untuk dapat
menuju Allah.
Padahal Allah telah meniupkan ruh-Nya pada jasad manrsitl, dengan bekal
ruh Bahi itu pula kelak manusia seharusnya memilki kemampuan untuk dapat
berhubungan dengan Allah,,' Atau dengan istilah lain memiliki rasa kerinduan untuk
"berpulang" ke rahmatullah. Dalam pada itu AI-Qur'an mengisyaratkan bahwa
sebelum turun ke alam jasmani ruh peruah mengadakan peIjanjian primordial dengan
Tuhan untuk selalu mengingat dan mencintai-Nya dan sekali-kali tidak akan
menyembah kecuali pada-Nya.'
Masalah tobat adalah masalah yang terdapat di dalam semua agama, baik
dalam agama Islam, Kristen maupun Hindu dan agama lainnya. "Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa tobat adalah masalah penting dalam semua agama, karena ia
merupakan kebutuhan kejiwaan manusia.,,4Sungguhpun demikian pemba,hasan
masalah tobat dalam hubungan dan peranannya dengan ~esehatan mental pada
umumnya belum banyak diketahui orang, kendatipun hubungan antara tobat d~ngan
kesehatan mental sangat era!. Dalam tobat banyak terdapflt masalah-masalah
kesehatan mental, misalnya masalah rasa berdosa. dan ras!\ persalah, pengakufln dan
penyesalan !\tas dosa dan kesalahan, merasa diampuni oleh Allah, dan lain-lain.
'Lihat, Komarudin Hidayat, Tuhan Begitll Dekat, (Jakarta: Paramadina, 2002), Cel.~e-l, h.
10
'Ibid., h. 25
'yl!hia JaYa,. Peranan Tobar dan Maai aalam Membilld KrsehalGl,. Mell/al, (Jakarta :Ruhama, 1995, Cet.ke-3, h. 9
3
Kata tobat secara etimologi (harfiah) berarti kembali, yajtu femblJ:li dari
berbuat dosa dan maksiat kepada berbuat baik dan ketaatan, sesudah menyadari buruk
dan bahayanya perbuatan dosa dan maksiat. Sedangkan kan tobat l11enurut
tenninology (istilah) adalah "meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat karena
menyesal dengan niat untuk tidak mengulanginya."5
Islam adalah agama risalah dan dakwah. Kepada manusia disampaikanberita
yang menggambarkan niIai-niiai kejadian atau penciptaan serta martabatnya di~ntara
seluruh makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Manusia makhluk paling
sempurna susunan jasmaninya serta ruhaninya dibanding makhluk lain. 1v:\\lnusia
mempunyai panca indera untuk menghubungkannya dengan alam sekitamya,
mempunyai nafsu sebagai pendorong untuk melengkapi kebutuhan hidup dan
memelihara populasinya, mempunyai akal untuk berpikir, mempunyai hati untuk
merasa. Akan tetapi semua yang bagus-bagus itu akan menjadi sesuatu yang tidak
karuan jadinya bila tidak diatur oleh sebuah aturan yang bagus pula. Islam sebagai
agama dalam hal ini memposisikan sebagai aturan yang dimaksud. Bangsa Arab pul'\
dahulunya adalah "tumpukan" yang belum dikenal, setelah mereka memeluk agama
Allah SWT. Berubahlah "tumpukan" itu menjadi bentuk lain yang indah. Semisal
bakat-bakat mereka yang tadinya tidak terarah, lalu diatur rapi; mandul menjadi
berbuah; saling bertentangan, lalu berdekatan dan saling bertolong-tolongan6
'Ibid, h. 9
6Lihat, Muhammad AI-Ghaza'i, Oil.cit., h. )32
4
Meskipun pada hakikatnya manusia sejak lahir berada dalam keadaan suci dan
tak berdosa, dari perjalanan hidupnyalah yang menyebabkan manusia tidak luput dari
dosa karena perbuatan manusiaitu sendiri yang selalu berbuat zalim pada ~irinya
sendiri dengan mengikuti langkah-Iangkah syetan. Lain haInya istilah yang
diungkapan Jean Jacques Rousseau (1712-1778) yang dikutip oleh Marsana Windhu,
bahwa, "Pada dasarnya manusia itu polos, rantai peradabanlah yang membuatllya jadi
buas."7
Dengan demikian Pada akhirnya mereka akan terjerumus kepada perbuatan-
perbuatan keji dan mungkar, yaitu perbuatan-perbuatan dosa. Adapun yang m\:lnja9i
motor atau penggerak dari itu semua adalah nafsu. "Sebab nafsu adalah mus1J4 ymW
sangat menceIakakan dan bahayanya sangat besar, penanganannya sangat sukl/r
penyakitnya sangat berat, obatnya sangat suli!.,,8
Setelah manusia menyadari akan adanya bahaya-bahaya dan akibahakib~t
yang akan timbuI dari perbuatan dosa tersebut, maka timbuI dalam dirinya peras~n
berdosa atas perbuatan-perbuatannya itu. Perasaan berdosa ini juga dapat ditiP1pulk~n, ,
oleh adanya kelalaian pada diri akan adanya perintah dari Tuhan yang diti\lg~alk~n
atau diabaikan dan adanya perbuatan yang melanggar yang sudah menjadi ketent~n
Tuhan.
7r. Marsana Windhu, Kelmasaan & Kekerasal1 me(lW"( Johal1 Galll1l1f{, (Ypp.a/<:arta :Kanisius, 1992), Cet.ke·6, h. 63 .
'Imam Ghazali, Minhaj1l1 'Abidin, Terj. Abdullah bin Nuh, (B,ogor : '(aya&"n Islathic Cent-l'ral-Ghazaly, 2000), Cet.ke-7, h.116'"
5
Perasaan sadar terhadap adanya dosa ini akan menimbulakan penyesalan, rasa
rendah did, dan rasa tidak diperhatikan oleh Tuhan karena telah melakukan perbuatan
dosa. Orang biasanya jikalau memiliki kesalahan akan mengalami gangguan perasaan
dan konflik jiwanya, karena rasa berdosa dapat mengakibatkan ketidakserasian atau
ketidakseimbangan pribadi yang mengalaminya. Disatu pihak hati nurani menolak
untuk berbuat dosa, "inHah rub Hahi di dalam did manusia yang memiliki kekuatan
cahaya (nur) kebenaran yang tidak mampu berdusta, disebut nurani.,,9Di lain pihak
dorongan bawah sadar (hawa nafsu) mendorong untuk berbuat pelanggaran. Maka
terjadilah gejolak, ketidaksimbangan antara perasaan pikiran dan hati nurani,lOyang
menjadikan terganggunya mental seseorang.Kejadian ini pada akhirnya akan
berakibat buruk bagi kehidupan manusia. Orang yang mengidap gangguan ini lambat
laun akan menimbulkan penyakit barn padajasmaninya.
Dalam agama Islam yang berkenanaan dengan kesehatan mental sudah
dikenal sejak manusia pertama (Adam AS). Adam pernah merasa berdosa dan
menyebabkan jiwanya sedih. Untuk menghHangkan kegelisahan dan kesedihftnnya
tersebut ia bertobat kepada Allah dan tobatnYIl qiterijna ke/ur/dia9 ia 'l1erftS~ lega
kembaIi, sebagaimana yang diungkap dalm}} al-gur:lln.: .\ '. ~." ~ / . ~
9 Achmad Mubarok., PendakibiiMe(lI'iI/ 4/{rr' \fa~,~~ : ratamliaina, :1002), h. 169'
10 ,I", .., ., .d •. , ,.
Yahya Jaya., Gp.cil, h. 25
6
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allahmenerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat Iagi MahaPenyayang. (QS : AI-Baqarah/2 : 37)11
Dalam agama Kristen juga masalah yang berkenaan dengan kesehatan mental
sudah dikenal ketika Yesus mendapat berita bahwa ia akan ditangkap dan diadili.
Yesus merasakan sedih, takut dan gentar serta merasa seperti mau mati. Dalam
keadaan demikianlah Yesus berdoa kepada Bapak-Nya, agar saat-saat seperti itu
cepat berialu dan diberi ketegaran dalam menghadapinya. Sampai tiga kali Yesus
berdoa dan akhimya hatinya merasa tenang dan tegar dalam menerima cobaan itu,
seperti yang telah diungkap dalam AI-Kitab :
32 Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya kesuatu tempat yang bemamaGetsemani. Kata Yesus kepada murod-murid-Nya : "Duduklah di sini, sementaraAku berdoa". 33 Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes. Ia sangat takutdan gentar, 34 lalu kata-Nya kepada mereka : "Hati-Ku sangat sedih, seperti maumati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah. Lalu Ia maju sedikit,merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin saat itu Ialu daripadanya. (Markus. 14: 32,33 dan 34)12
Kemudian setelah Yesus berdoa tiga kali lamanya lalu la merasa tenang
seperti yang tertulis dalam ayat berikutnya :
41 Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka :"Tidurlah sekarang istirahatlah. Cukuplah, saatnya sudah tiba, lihat, AnakManusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa (Matius. 26: 45)13
"Depag R I, AI-Qur 'an dan Terjemahnya, (Surabaya : Mahkota, 1989), h. 15
"Lembaga Alkitab Indonesia, Alkilab, (Jakarta : Perc. Lembaga Alkitab Indonesia, 1996),CeLke-1, h. 68
"Ibid, h. 39
7
Dalam agama terdapat petunjuk-petunjuk dan ketentuan-ketentuan yang
membawa manusia kepada ketenteraman hidup, kesejahteraan dan kebahagiaan dunia
dan akhirat. Agama dapat menunjukkan jalan terbaik kepada manusia guna
membebaskan diri dari penyebab gangguan mental. Setelah bertobat biasanya
seseorang akan merasa tenang, hal ini karena orang yang beriman merasa yakin
bahwa Tuhan Maha penerima tobat.
Bertobat adalah sebuah kewajiban bagi manusia yang beriman seperti yang
digambarkan dalam AI-Qur'an sebagai berikut :
(), p/ /t#/.PI.U"";. "P 9"",,..., l ..... RtJ,/;/P/, ,. f1'09 ()P./......./o~ /,..9""'; /"" C t:.t- ~C"'b 01 " c V ~ ~~ ::...; .i!ll Jl \,>; 1,,:.-1 0'.>JI \fl ~v/... ., /"' .. / ..
~/ ", ./ pJ/P9 1 /
(" :i i \ ~",":II) . . . ,.;k«:? C J.;...N.P f.-:;; t.....v-· -7 '" .. ,.. -;...
Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertobatlah kepada Allah dengantobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskesalahan-kesalahamnu dan memasukakan kamu ke dalam surga ... (QS. AtTahrim/66: 8)14
Begitu juga di dalam Agama Kristen kiranya tobat menjadi keniscayaan
dalam melaksanakannya. Seperti bunyi dalam AI-Kitab sebagai berikut :
3 Lalu berkata : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidakbertobat dan menjadi seperti anak keeil ini, kamu tidak akan masuk ke dalamkerajaan surga. (Matius. 18: 3)15
Dalam skripsi ini penulis akan membahas mengenai tobat sebagai upaya
untuk menebus kesalahan dan dosa seseorang kepada Tuhannya untuk kembali
14 Depag RI, Op.cil., h. 951
"Lembaga Alkitab Indonesia, Op.cit., h. 24
8
kepada fitrahnya dan memperoleh ketenangan dalam jiwanya untuk tidak merasa
bersalah dan berdosa maka skripsi ini dirumuskan dalamjudul "PERANAN TOBAT
DALAM MEMBINA KESEHATAN MENTAL".
B. Permasalahan
Sepanjang bacaan penulis, menurut para ahli sebahagian masyarakat
beragama dewasa ini mudah sering mangalami frustasi., depresi (stress), konflik,
kecemasan yang berlebihan. Padahal mereka memiliki harta yang banyak, berpangkat
tinggi, kekuasaan besar dan pengetahuan CukUp.16 Gejala-gejala semacam ini bisa
bermuara pada ketidakmampuan diri lantas menyalahgunakan NAZA (narkotika,
Alkohol, dan zat adaktif lain). 17Dan dapat pula menjadikan manusia kurang memiliki
semangat hidup yang diteruskan dengan bunuh diri seperti kejadian yang menimpah
banyak orang. IS
Dalam upaya penyembuhan gejala-gejala tersebut, yang telah dituangkan
diatas, sebenaruya di dalam agama menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi
''Lihat Zakiah Daradjat, JIm" Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), CcLke-15, h. 2.Lihatjuga Zakiah Daradjat, Kesehatan Mell/al, (Jakarta: Toko Gunung Agung, 1995), CeLke-21, h. 7dan 10
17Lihat Dadang Hawari, Terapi dan Rehabililasi Mlltakhir Pasien "NAZA ", (Jakarta : illPress,1999), h. 96 dan 9 8
18Marimutu Manimarell (46),pada hari selasa tangga! , 5 Agustus, 2003, pukul 05. 15 WlB.Usahawan yang pemah aktif scbagai bendahara Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar itu diduga kuatterjun mela!ui jendela karnar 5607 atan lantai 56 Hotel Aston Jakarta, Kampas, (Jakarta), 6 Agustus2003, h.1. Dan sebelumnya senin, 4 Agustus di Korea Selatan, kejadian serupa juga menimpa ChungMong-hun (53) yang menjabat sebagai Ketua Hyundai Asan Corporation dan eksekntif senior GmpHyundai. Ia melompat dari lantai 12 di gedung yang menjadi markas Hyundai di tengah Kota Seoul.Kampas, (Jakarta), 5 agustus 2003, h.11. Lihat juga pemyataan Kctua Umum Perhimpunan DokterSpesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, dr. G Pandu Setiawan Sp KJ "4 Juta Remaja Mati Bunuh DiriTiap Tabun di DUnia",Media Indonesia, (Jakarta), 10 Oktober 2003, h.28
9
masalah tersebut. Sebagaimana firman Allah didalam beberapa surat AI-Qur'an
sebagai berikut :
Artinya : Dan Kami turunkan dari AI-Qur'an suatu yang menjadi penawar danrahmat bagi orang-orang yang beriman dan AI-Qur'an itu tidaklah menambahkepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. AI-Israa/ 17: 82)19
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dariTuhanmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada(rohani), seba¥<ai petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS.Yunus/l 0: 57) 0
Diantara solusi yang ditawarkan oleh agama yaitu dengan cara bertobat untuk
dapat memberi ketenangan jiwa, sebab lewat tobat manusia melakukan perlawanan
dengan menjungkirbalikkan bangunan rutinitas hidup dan kemudian berusaha
kembali ke pusat gravitasi dan pusat orientasi hidup yang paling otentik melalui
pendakian spiritual memasuki atmosfer Bahi. Sungguhpun demikian masyarakat pada
umumnya kurang banyak mengetahui bahwa antara tobat dengan kesehatan mental
memiliki hubungan erato
19Depag RI, op.cit., h. 437
"Ibid., h. 315
10
Adapun Karena penelitian ini bukan penelitian lapangan melainkan ke
perpustakaan, maka pertanyaan yang umum menurut para ahli adalah, "mengapa
sebahagian masyarakat beragama kurang memahami tentang peranan tobat dalam
membina kesehatan mental"? Adapun pertanyaan penelitian selanjutnya adalah,
"mengapa penulis kesehatan mental masih banyak yang tidak mengkaitkan tobat
dalam agama sebagai salah satu upaya penyembuhan" ?
Adapwl pertanyaan-pertanyaan khusus untuk mendukWlg pertanyaan-
pertanyaan wnum itu adalah :
a. Apa yang dimaksud para ahli tentang dosa ?
b. Apa yang dimaksud para ahii tentang tobat ?
c. Apa yang dimaksud para ahli tentang kesehatan mental dan menurut ajaran
agama?
d. Bagaimana kriteria mental yang sehat menurut para ahIi?
e. Bagaimana pengaruh tobat dalam kesehatan mental menurut para ahIi?
f. Bagaimana teori hubungan keduanya menurut para ahIi?
C. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara berupa kaitan sebab akibat antara
satu faktor dengan faktor lainnya. Melalui prediksi yang dianggap besar
kemungkinannya untuk menjawab yang benar. Adapun hipotesis penulis dirumuskan
sebagai berikut :
11
a. Dari tulisan para ahli, rendahnya pemahaman masyarakat tentang peranan
tobat da1am membina kesehatan mental, menyebabkan masyarakat mudah
mengalami gangguan jiwa.
b. Para penulis kesehatan mental tidak mengikutsertakan peranan tobat
da1am proses penyembuhannya, menyebabkan rendahnya pemahaman
masyarakat dalam penyembuhan gangguan mental
c. Para penulis tentang kesehatan mental yang tidak memasukan tobat dalam
kajiannya, dikarenakan kurang memahami fungsi tobat secara menda1am,
selain itu juga karena dipengaruhi oleh kedokteran Barat yang tidak
mengkaitkan agama dengan keilmuan.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dan kegunaan dad penelitian ini dapat penulis sebutkan sebagai
berikiut:
I. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Akademis
I) Penulis ingin menyajikan lebih da1am 1agi kepada masyarakat ilmuan dan
biasa, tentang peranan taubat dalam membina kesehatan mental.
2) Untuk menambah perbendaharaan karya ilmiah dalam bidang teori
kesehatan mental di Perguruan Tinggi, Khususnya di Fakultas Tarbiyah.
12
3) Dengan terumuskannya konsepsi tobat dalam peranannya membina
kesehatan mental, diharapkan dapat memperkaya khasanah pemikiran dan
karya-karya tentang pendidikan Islam, menyangkut pembinan mental.
b. Tujuan Terapan
I) Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam merumuskan dan
mengembangkan misi dan visi dalam peraturan pemerintah sebagai
penjabaran sistem pendidikan Nasional yang sesuai dengan aspirasi dan
tuntutan umat Islam.
2) Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi instansi-instansi
terkait dalam menentukan materi tentang kesehatan mental.
3) Diharapkan dapat membantu para pendidik dalam menjelaskan pengertian
tobat di sekolah-sekolah negeri ataupun swasta.
2. Kegunaan
a. Kegunaan Akademis
I) Dengan menjelaskan peranan tobat dalam membina kesehatan mental,
berarti bertambah lagi pengertian ajaran agama mengenai tobat, yang terkait
dengan upaya pembinaan mental.
2) Sebagai manusia yang selalu berusaha untuk lebih baik, penulis
menganggap hal ini perlu dan berguna untuk diketahui agar dapat
mengetahui arah untuk mencapai insan kamil.
3) Diharapkall berguna bagi para penulis dikemudian hari dalam mengkaji
teori kesehatan mental dan hubungnya dengan tobat.
13
b. Kegunaan Terapan
I) Suatu teori dari disiplin ihnu tertentu, yang diharapkan dapat berguna,
khususnya bagi adik-adik mahasiswaJi ditahun-tahun berikutnya dan
umumnya bagi manusia tanpa terkecuali apapun agamanya.
2) Diharapkan berguna bagi para penderita gangguan kejiwaan dalam proses
penyembuhannya.
3) Diharapkan berguna bagi para pemeluk agama dalam mengaplikasikan
agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa agama memiliki peran
ganda selain sebagai pedoman hidup juga dapat dijadikan sebagai langkah
antisipatif dalam rangka menanggulangi konsekwensi dari setiap tindakan
hidup.
E. Metotle Penelitian
Untuk memperoleh bahan yang brkaitan dengan judul tersebut, penulis
mempergunakan penelitian kepustakaan (library research), yakni membedah dan
mengkaji beberapa buku yang erat kaitannya dengan masalah yang dibahas.
Untuk mempermudah penulisan dalam penelitian kepustakaan ini, penulis
mempergunakan metode :
a. Seleksi sumber (source selection), yaitu dengan menyeleksi buku-buku
yang menjadi inti dalam penelitian ini. Artinya, penulis tidak hanya
mengambil buku-buku kesehatan mental yang memiliki hubungan dengan
tobat semata, tetapi juga buku-buku kesehatan mental yang tidak mengkaji
14
tobat pun dilibatkan dalam penelitian. Selain itu ajaran beberapa agama
seperti Islam, Kristen, Hindu akan mewarnai dalam pembahasan skripsi
ini
b. Analisis isi (content analysis), yakni dengan membaca dan menyelidiki
atau mencermati isi buku-buku yang akan diteIiti, sehingga dapat
mempennudah pe:lUIis dalam menuangkan statemen ataupun persepsi
c. Studi komparatif (comparative study), yakni dengan membandingkan
buku-buku kesehatan mental yang memiliki hubungan dengan tobat
dengan buku-buku kesehatan mental yang tidak memuat tobat dalam
kajiannya. Supaya dapat membantu penulis dalam meneliti dan mencari
bukti persamaan dan perbedaan dari isi buku-buku tersebut.
Mengenai pedoman yang digunakan untuk penulisan skripsi ini adalah
"Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi" yang diterbitkan oleh UIN Jakarta
Press tahun 2002 cetakan ke-2.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi beberapa bahagian,
masing-masing bahagian berisi sebagai berikut :
Bahagian pendahuluan, memuat : latar belakang masalah, pennasalahan,
hipotesis, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan
15
Sahagian kajian teoritis tentang tobat dan kesehatan mental, yang berisikan
tentang : Pengertian tobat, latar belakang urgensi tobat, hukum bertobat, syarat-syarat
bertobat, manfaat bertobat, pengertian kesehatan mental, tanda-tanda mental yang
sehat, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, aspek-aspek yang
dipengaruhi kesehatan mental, ajaran agama tentang kesehatan mental.
Sahagian fungsi taubat bagi kesehatan mental, meliputi : Fungsi tobat dalam
membang kesehatan mental, fungsi tobat dalam pencegahan gangguan mental, fungsi
tobat dalam penyembuhan gangguan dan penyakit mental, serta kerangka konseptual
tentang fungsi tobat bagi kesehatan mental.
Sahagian analisa teoritis meJiputi : Ketepatan hipotesis, teori hubungan tobat
dan lcesehatan mental, prediksi tentang kehidupan orang-orang bertobat.
Sahagian penutup dengan memaparkan kesimpulan dan rekomendasi.
Daftar Pustaka.
Lampiran, mengenai beberapa ayat AI-Qur'an yang membahas tentang
pengampunan, dengan istilah at-taubah, al-ajiv, al-takfir dan al-ghuji·an.
BABII
KAJIAN TEORITIS TENTANG TOBAT DAN KESEHATAN MENTAL
A. Tobat
1. Pengertian Tobat
Tobat dalam bahasa Arab diucapkan dengan kata taubat. l" tobat itu sendiri di
dalam AI-Qur'an mnneul dalam beberapa surat dan tersebar dalam 365 ayat, dengan
berbagai isytiqaq (kata jadian)nya, seperti "tauball, a/a, kaffara dan glla/ara.,,2
Adapun secara etimologi menurut Ensiklopedi Islam, arti "taubat berasal dari
kata kerja taba, ya tubu yang artinya rujuk, kembali. Kembali dari kemaksiatan
kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh kepada jalan yang lebih dekat
kepada Allah SWT.',3
Adapun arti tobat menurut terminologi adalah sebagai berikut :
a. Imam Ghazali dalam bukunya " Taubat Nasuha Penebus Dosa" merumuskan,
"tobat adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbaiki niat untuk
melakukan amal kebaikan.,,4
ILihat, Imam Al-Ghazali, Rahasia Taubat, TeIj. Muhammad Baqir, (Bandung : Karisma,2003), Cet.ke-l, h. 19
2Lihat, Burhan Djamaluddin, Konsepsi Taubat, (Surabaya : Dunia Ilmu, 1996), Cet.ke-I, h. 1
'Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Lvlam, (Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve,1999), Jilid.S, h. 110
4Imam Ghazali, Taubat Nasuha Penebus Dosa, TeIj. MaIjuki Aqmal, (Jawa Timur : PutraPelajar, 1989), Cet.ke-2, h. II
17
b. Imam Haramain ( Abul Ma'ali AI-Juwani), mengatakan bahwa "'fobat adalah
meninggalkan keinginan untuk kembali melakukan kejahatan seperti yang
pernah dilakukannya, karena membesarkan Allah SWT. Dan menjauhkan diri
dari kemurkaan-Nya.,,5
c. Ahmad Mubarok dalam bukunya '" Pendakian Menuju Allah" mengatakan,
'"tobat artinya adalah manusia kembali kepada Allah melalui jalan yang lurus
dan menjauhi jalan yang dimurkai juga jalan yang sesat.,,6
d. Komaruddin Hidayat Dalam bukunya "'Tuhan Begitu Dekat" mengatakan,
bahwa '"tobat yaitu kembali kepada jati diri yang sejati dan primordial yang
bersifat hanif,,7
e. Sahl bin Abdullah At-Tustariy mengatakan bahwa '"tobat adalah penggantian
perbuatan-perbuatan tercela dengan perbuatan-perbuatan terpuji."8
Dari beberapa pendapat diatas, penulis kira tidak berlebihan bila
menyimpulkan bahwa tobat adalah upaya melupakan keinginan untuk berjalan jauh
meninggalkan Allah, seraya mengingat dan berbuat untuk berjalan menuju Allah.
Interpretasi dan pendapat mengenai tobat bisa beraneka ragam kata, tetapi
makna yang ada di dalam interpretsi dan pendapat tersebut, masih dalam titik tolak
'Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Op.cit., h. 111
•Ahmad Mubarok, Pendakian Menu)u Allah, (Jakarta: Paramadina, 2002), h. 179
'Komaruddin Hidayat, Tuhan Begi/lI Dekat, (Jakarta: Paramadina, 2002), Cel.ke-2, h. 40
Rlmam AI-Ghazali, RahasiC! Taubat, Op.cit., h. 21
18
yang tidak berbeda, yaitu : I) Pengetahuan dan kesadaran, 2) Penyesalan dan 3)
Timbulnya kehendak untuk meninggalkan suatu perbuatan dosa. 9
2. Latar Belalrnng Urgensi Tobat
Sebelum manusia lahir ke alam dunia, Allah meniupkan ruh-Nya pada jasad
manusia itu, sehingga manusia memiliki kemampuan kontak langsung dengan Allah.
"Ibarat gelombang televisi, jika ruh manusia selalu dihadapkan dan dihubungkan
dengan Allah maka kepribadiannya memancarkan sifat-sifat terpuji."IOManusia pada
dasarnya adalah suci dalam arti memiliki fitrah untuk dapat berhubungan dengan
Allah. Ungkapan ini memiliki benang merah dengan ungkapan Jean Jacques
Rousseau yang dikutip oleh Marsana Windhu, yang mengatakan bahwa "manusia
dalam keadaan alamiahnya sebagai ciptaan yang polos, bersih, mencintai diri secara
spontan dan tidak egois, hanya rantai peradabanlah yang membentuk manusia
menjadi buas bahkan lebih kejam dari binatang". II Benang merahnya terletak pada
polos, bersih akan tetapi proses perjalanan di dalam populasi manusia itu sendiri
membuatnya kadang kala tidak lagi bersih apalagi suci. Dari sinilah tobat menjadi
urgen adanya, sebab dalam agama untuk membersihkan kotoran hati dari perbuatan
tercela yakni dengan bertobat.
9Lih.t, AI-Gh02'Ii, Rahasia Taubat, Lac.cit.
10 Kom.ruddin hid.yat, Op.cit., h. 39
"l. Marsana Windu, Kelmasaall dall Kekerasall, (Yogyakart.: Kanisius, 2001), Cet.ke-6, h.63
19
Menjadi tepat sekali ungkapan yang mengatakan, "kamu adalah apa yang
kamu pikirkan" (you are what you t/link). Mengapa jadi tepat? sebab "apabila orang
sedang berzikir dan melakukan perenungan tentang Allah dengan segala kebesaran
dan kasih-Nya, maka secara psikologis tengah melakukan proses internalisasi sifat
sifat Allah ke dalam dirinya.,,12
Adalah karena berdosa, jawaban umum dari pertanyaan mengapa bertobat ?
Sebenarnya tidak juga demikian, sebab tobat memiliki pemahaman yang lebih dalam
dari hanya sekedar sebagai penghapus dosa. Artinya tobat tidak hanya sebagai
penghapus dosa, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Oleh karena itu sekalipun manusia merasa tidak memiliki dosa, tetapi sebaiknya
untuk tetap bertobat kepada Allah, sebab produksi perasaan oleh intepretasi
subyektifitas diri manusia, akan sulit sekali untuk dapat mengena obyektifitas
ketentuan-ketentuan yang sudah Allah SWT programkan. Maka dari itu manusia
selalu dituntut oIeh statusnya sendiri (sebagai hamba Allah) untuk mendekatkan dan
meminta petunjuk kepada Allah, agar dapat mengikuti ketentuan-ketentuan-Nya
secara obyektif dan dengan baikjuga benar.
a. Dosa Landasan Tobat
AI-Ghazali dalam bukunya "Minhajul 'Abidin" menuliskan bahwa "apabila
seseorang terus-terusan mengerjakan dosa hatinya akan menjadi hitam, atau dengan
12Ibid
20
istiJah Jain, hatinya tidak bersih dan bening". IJDari urman di atas penuJis
berkesimpuJan bahwa AI-GhazaJi memandang dosa itu seperti kotoran yang akan
membuat kotor hati bahkan hati menjadi najis. Pada akhirnya bagaimana hati yang
kotor dan najis itu akan menghadap Allah?14 BiJa demikian, hati pun harus selalu
dijaga, dibersihkan sehingga benar-benar suci bersill, agar dapat merasakan
nikmatnya berhadapan dengan Allah. Kemudian media untuk memenuhi hajat itu
adalah dengan bertobat.
Dosa dan kesaJahan merupakan masalah penting dalam Islam, juga disemua
agama, karena keduanya menyangkut hubungan baik antara manusia dengan Allah,
dengan masyarakat dan lingkungannya sendiri. "Ketentraman, kesejahteraan dan
kebahagiaan manusia banyak ditentukan oleh seberapa jauh ia terhindar dan bersih
dari dosa dan kesalahan, ataupun seberapa banyak ketaatan dan kebaikan yang
diperbuatnya."15Maka dari itu, orang-orang yang berbuat dosa diancam oleh Allah
dengan hukuman berat, baik di dunia maupun di akhirat. "Sebaliknya orang-orang
yang berbuat taat dan kebaikan dijanjikan dan diberikan oleh Allah pahala yang
besar, baik di dunia juga kelak di akhimt." 16Warning Allah ini sebenarnya bentuk
13Uhat, Imam Ghazali, Minhqjl/I 'Abidin, TeIj, Abdullah bin Nuh, (Bogor : Yayasan IslamicCenter AI-Ghazaly, 2000), Cel.ke-7, h.55
"Ibid
"Yahya Jaya, Peranan Tal/bat dan Maai dalam Membina Kesehatall Mental, (Jakarta :Ruhama, 1995), Cet.ke-3, h,30
"Ibid
21
pengaplikasian dari Maha Kasih-Nya. Agar manusia dapat hidup bahagia dan mulia
di dunia dan akhirat.
Jalan yang baik untuk membebaskan seseorang dari rasa berdosa dan bersalah
adalah usaha manusia itu sendiri. Di dalanl agama Islam perintah danjuran bertobat
bersumber kepada tirman Allah, Surat At-Tahrim ayat delapan. Begitujuga di dalam
agama Kristen bersumber kepada Al-Kitab, Matius. 18: 3 Yang masing-masing telah
penulis paparkan di bab sebelumnya.
b. Macam-macam Dosa
Menurut pandangan Islam dosa terbagi menjadi dua bahagian, "pertama dosa
besar dan kedua dosa keci1.,,17 Adanya dosa besar dan dosa kecil, mengacu kepada
adanya firman Allah yang berbunyi :
Artinya : Jiwa kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yangdilarang kamu mengerjakam1ya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahalunu(dosa-dosa yan~ kecil) dan kami masukan ke tempat yang mulia (syurga). (QS.An-Nisal4: 31) 8
Mengenai definisi dosa besar dan dosa kecil telah ditulis dalam EnsikIopedi
Indonesia sebagai berikut :
Dosa besar adalah kesalahan besar terhadap Allah, karena melanggar aturanpokok yang diancam dengan siksaan berat di akhirat, ada pula yang diancam
17Ibid, h. 31
18Depag R 1, AI-Qurall dall Teljemalmya, (Surabaya : Mahkota, 1989), h. 122
22
dengan hukuman eli dunia dan di akhirat. Contoh dosa besar : syirik, sumpahpalsu, zina, dan durhaka kepada ibu-bapak. Sedangkan dosa keeil adalahkesalahan ringan terhadap Allah berupa pelanggaran ringan mengenai hal-halyang bukan pokok, yang hanya dianeam dengan siksaan ringan semisal, ueapanyang kurang baik dan meneela orang lain. 19
Sedangkan Muhammad bin Ahmad Sayyid Ahmad mengatakan :
Dosa besar adalah setiap dosa yang ketika menyebutnya Allah mengakhirinyadengan kata neraka, kemurkaan, laknat atau adzab. Sedangkan dosa keeil adalahdosa yang tidak sampai pada ukuran dosa besar, atau dosa yang pelakunya tidakdikenai hukuman dunia (hadd) dan aneaman siksaan akhirat (wa'id) atau dosayang larangannya tidak disertai dengan aneaman neraka, laknat, kemurkaanAllah, siksa neraka atau e1ihilangkannya predikat sebagai orang beriman dati diripelakunya tersebut.20
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwadosa-
dosa besar mengandung bahaya dan mudharat yang lebih besar, sedangkan dosa-dosa
kecil mengandung bahaya dan mudharat yang lebih keeil. Kendatipun demikian
keeilnya dosa itu clapat saja dengan segera menjadi dosa besar. Adapun penyebabnya
adalah sebagai berikut :
a) Karena ia dilakukan seeara terus-menerus
b) Karena memandang kecil perbuatan dosa. Sebab, dosa jtu apabila
dipandang kecil, maka ia dipandang besar oleh Allah dan apabila kita
pandang besar, maka niscaya dipandang kecil oleh Allah.
e) Karena gembira berbuat dosa keeil itu dan tidak merasakan bahwa dosa
dapat menjadi sebab keeelakaannya.
"Hasan Shdily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: PT. Ikhtiar Barn - Van Hoeve, 1997), Jilid2, h. 858
'OMuhammad bin Almtad Sayyid Ahmad, Dosa-dosa Bahaya dall Pencegahallllya, Terj. AbuUrnar Basyir Al-Medani, (Solo: At-Tibyan, 2001), Cet.ke-l, h. 17-18
23
d) Merasa aman dari tipu daya Allah.21
Dengan demikian, jadi, pengertian keeil dan besarnya dosa itu sangat relatit:
seperti dosa keeil yang dilakukan seeara terus·terusan maka akan berubah statusnya
menjadi dosa besar.
Adapun mengenai jumlah dosa besar, Abu Thalib AI-Makki berpendapat
bahwajumlah dosa besar ada 17 dengan rineian sebagai berikut :
Empat terdapat di hati, yaitu :1. Syirik2. Senantiasa berbuat maksiat kepada Allah3. Merasa selamat dari genggaman Allah atau merasa bebas dari balasan
Allah.4. Merasa putus asa dari rahmat AllahEmpat di !idah, yaitu :5. Memberikan saksi palsu6. Membuat tuduhan zina terhadap perempuan yang beriman.7. Membuat sumpah palsu8. Berkata sombongTiga di perut, yaitu :9. Minum khamar dan minuman keras juga narkotika, obat dan bahan
berbahaya (Narkoba)10. Memakan harta anak yatim11. Memakan harta ribaDua di kemaluan, yaitu :12. Berzina13. HomoseksDua di badan khususnya pada tangan, yaitu :14. Melakukan pembunuhan15. Melakukan pencurianSatu di kaki, yaitu :16. Lari dari peperanganSatu lagi letaknya di seIuruh badan
iyaitu :
17. Tidak menghonnati ibu-bapak. 2
"Lihat, Yahya Jaya, Op.cil., h. 34
22[bid
24
Adapula sebahagian orang yang berpendapat bahwa "setiap perbuatan dosa
yang dilakukan dengan sengaja adalah tennasuk dosa besar. Dan semua perbuatan
yang dilarang oleh Allah, adalah tennasuk dosa besar:.zJ
3. Hukum Bertobat
Menurut ajaran Islam, kelak di akhirat manusia akan mempertanggung-
jawabkan segala amal perbuatannya di dnnia. Ini adalah salah satu prinsip pokok
ajaran Islam. seperti yang ditegaskan dalam finnan Allah swt :
//' (1////~,.,a () /7/'/ ,,/Pp /' ,/''/ WI /()/ / pfJ "~ P P/p/
4;J.J ~ ~jJ':lJ " .. ?' ,;..\,~ Js- dl~l i.?) .sjJ~ ~l!/" "/-::f-""" -:? /' /' /,./ .. /:,...../
//),9{."" /'" (1//
(~~-~f: ~f \.•.Jv>-vi\) jJL:; -.,:,,,,.....J
Artinya : Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah wahyukankepada mu, Ses\lngguhnya kamu berada di atas jalan yang Jurus, Dansesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan yang besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab, (AzZukhruf/43: 43_44).24
Penegasan AJ-Qur' an mengenai prinsip kcmandirian l11anusia dalal11 bidang
amal dan usaha akan mcnimbulkan rasa tanggung jawab moral yang besar bagi setiap
Muslim, Tanggung jawab moral ini akan dapat memacu orang-orang Islam untuk
berlomba-Iomba meraih kebaikan dan menjaubi kejahatan, Hanya saja, nafsu jahat
terkadang lebih kuat pengaruhnya dari pada rub suci. Dalam keadaandemikian
23A1-Ghazali, Op,cit" h, 68
"Depag R L Op.cit" h, 79Y-800
25
seorang Muslim terseret ke dalam dosa-dosa dan kemaksiatan.25 Disinilah muneul
konflik antara, katakanlah masa putih dan hitam. Atau dengan kalimat lain, disatu
pihak hati nurani atau super ego manusia menolak untuk berbuat yang tidak sesuai
dengan kata hatinya, namun dilain pihak desakkan dari ego manusia mendorongnya
berbuat apa saja yang disukainya, meskipun hal tersebut bertentangan dengan hati
nuraninya. Dalam hal ini ego manusia berorientasikan pleasure principle, yaitu
menitik beratkan pada unsur kesenangan belaka tanpa mengindahkan nonna-norma
yang beriaku (normative principle) meskipun agama melarangnya.
Menjaga kebersihan jiwa sarna juga dengan rnetUaga kebersihan badan.
Seperti, kerneja yang telah basah oleh keringat dan telah hitarn oleh debu
ditanggalkan dan mandi dengan sabun, kemudian mengganti kemeja tam dengan yang
bersih. Begitulah eara untuk membersihkan badan agar selalu bersih dan segar. Maka
terhadapjiwa pun demikian pula. Sebanyak usia yang dilewati dalarn hidup rnaka
daki-daki (dosa-dosa), akan berpengamh kepada jiwa, oleh sebab itu, jiwa selalu
hams diberihkan?6Seperti firman Allah:
.", .//Pt> 9 ) ......./0:,"'" J 9 ./
('I' '<'1': 'I'\:;~1)..r~\~'~.J~\.,S\~.~.1\31 .....,./ '- /" ~ / ".."
Artinya : '" Sesungguhnya Allah suka kepada orang yang bertobat dan sukakepada orang yang rnernbersihkan badannya. (QS. AI-Baqarahl2:222i7
2lLihat. Burhan Djamaluddin, Op.cif., h. 120
''iihat, Hamka, Pelajaral1 Agallla Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cct.ke-12, h.390
'7/bid
26
Dari ayat di atas tersirat Allah mensejajarkan jiwa dan badan agar keduanya
selalu di jaga. Sebab, bila untuk membersihkan badan yang kotorannya dapat dilihat
dijadikan kebutuban manusia, apalagi jiwa yang kotorannya tidak kelihatan ! Tidak
berlebihan kiranya bila menjadi wajib hukumnya. Hanya saja istilah yang diginakan
berbeda. Kalau untuk badan dinarnakan kebutuhan, kalau untuk jiwa dikatakan
kewajiban.
MenurutImam Ghazali bahwa kewajiban bertobat itu sangatjelas berdasarkan
nash AI-Qur'an dan Hadits Nabi. Semua ularna pun telah sepakat, baik ulama
Zhahiriyah, Bathiniyah, fiqih maupun pemerhati perilaku telah menyepakati hal inL
Sampai-sampai Sahl bin Abdullah berkata : "siapa yang mengatakan bahwa tobat
bukan wajib, maka dia adalah orang kafir, dan siapa yang setuju dengan pendapat ini
juga orang kafir. Tidak ada suatu yang lebih wajib bagi manusia selain dari tobat,
tidak ada hukuman yang lebih keras dari pada hukuman karena tidak ingin
mengetahui masalah tobat. ,,28
Rasulullah sendiri mengajarkan kita agar selalu bertobat. Bahkan beliau
sendiri memohonkan ampunan, tidak kurang dari 70 kali sehari semalam. Dengan
senantiasa tobat dan istighfar kepada Allah, artinya kita selalu melengkapkan diri,
tidak mau terlepas dari penjagaan Tuhan. Bahkan memohonkan agar Tuhan menjadi
pelindung, seperti firman-Nya :
28Yusuf A1-Qurdhawy, Tal/bat, Terj. Kathur Suhardi, (Jakarta: Pustaka A1-Kautsar, 1998),Cet.ke-l, h. 5
27
p9w ,; ';""'; '99 Pj"7//"/} /0 /_ .... (oj 1"
(~OV :~\~I) .... (/'.f.I\JL":'>l..llal\Lr'~?-:L,:..\0'~\JJ.i!l\.... ;.'/ ,/ ,/ ../ .. /
Artinya :. Allah-Iah pelindung orang yang beriaman, yang mengeluarkanmereka dari gelap gulita kepada cahaya.....(QS. Al-Baqarah/2: 257)29
Selanjutnya, apabila melihat kemudharatan yang dihasilkan oleh orang yang
tidak bertobat dapat mempengaruhi bukan hanya kepada pelakunya sendiri, bahkan
lebih luas lagi bagi masyarakat umum, maka wajib untuk bertobat, sebab untuk
menghilangkan kemudharatan itu harus dihilangkan seperti diungkap dalam kaidah
ilmu fiqih sebagai berikut :
P /$1 ///~/
. JI?(/'~\"Kemudharatan itu harus dihilangkan."
kaidah fiqih di atas bersandarkan Hadits Nabi" 30:
/'" //",/ '"(V"~0:\JP"",:,l.0:\J .u--Io\J(/')(/'~Y.J(/'~y
"Tidak boleh membuat kemudharatan pada diri sendiri dan membuatkemudharatan pada orang lain." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbasi l
Dari ungkapan kaidah fiqh, AI-Qur'an serta Hadits Nabi di atas
mengisyaratkan bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan,
maka dari itu kerusakan harus dihilangkan. Sedangkan untuk menghilangkan
kerusakan yaitu dengan bertobat, sebab tobat adalah media untuk menghilangkan
"Hamka, op.cit., h. 391
30Abdul Mudjib, Kaidah-kaidah J1mll Fiqh, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet.ke-4, h. 34
3lIbid, h. 35
28
dosa-dosa, sedangkan dosa-dosa itu sendiri adalah sumber dari kernsakan atau
kemudharatan.
Kemudian apabila melihat kata tobat dalam surat An-Nur ayat 31 :
/pp "f pp ""r"Pp,t>/,/-{>"",..., / l1'OJ""en :H.~>l\)~_. f-=.Q~.)l\"::\k.(i\U\~;J· .....,.. ", ....~,.. "..
Artinya : " ... Dan bertobat kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yangberiman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur/24:31i2
Pada kalimat lubu di dalam ayat tersebut di atas mengandung pengertian
wajib, karena kalimat tersebut mernpakanjl'if amr yang artinya perintah sebagaimana
juga tertera dalam kaidah fiqih sebagai berikut :
"Pada dasamya perintah itu (menunjukkan) wajib:.J3
Dengan demikian bertobat hukumnya wajib bagi setiap Mukmin, agar
manusia dapat kembali ke jalan Allah dari perbuatan tidak baik serta dosa dan
maksiat yang memberikan kemudharatan.
4. Syarat-syarat Bertobat
Tobat barn dianggap sah dan dapat menghapus dosa apabila telah mencukupi
syarat-syarat yang ditentukan. Oleh karena itu imam Qusyairi menerangkan bahwa
32Depag R I, Op.cil., h. 548
J3A. Djazuli dan I. Nurol Aen, Ushlll Fiqh Melodologi HlIkllm Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000), Cet.ke-I, h. 380
29
ahli tauhid dari golongan ahlussunah wal jamaah mengatakan, bahwa syarat tobat ada
tiga:
a. menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah dilakukannya. Menyesal
merupakan syarat utama bagi munculnya keinginan untuk bertobat.
b. Meninggalkan perbuatan maksiat (dosa). Sebab mustahil seseorang bertobat
bila perbuatan dosa tetap dilakukan.
c. Tekad untuk tidak mengulangi perbuatan itll. Tekad merupakan sebuah janji
orang yang tobat kepada Allah dengan mengisi kehidupan sehari-harinya
dengan perbuatan baik.34
Mengenai syarat-syarat tobat di atas senada dengan syarat-syarat tobat
menurut AI-Ghazali, hanya saja ditambah dengan meninggalkan dosa harus karena
mengagungkan Allah. Seperti pemaparannya berikut ini :
a. Menyesal atas perbuatan dosa yang pemah dilakukan.
b. Mensucikan diril mencabut perbuatan maksiat yang sudah dilakukan. Tidak
ada artinya ia bertobat, padahal ia terus melakukn dosa yang sama.
c. Bertekad bulat tidak akan mengulangi lagi akan perbuatan maksiat, selagi
hayat masih dikandung badan.35
d. Harus meninggalkan dosa karena mengagungkan Allah. Bukan takut karena
selain Allah. Juga karena takut akan murka Allah.36
34Jamilah a1-Masbriy, Meraih Ampullall 1Iahi, TeIj. Fauzi Faisal Bahreisy, (Jakarta: SearmbiDmu Semesta, 2000), h. 20
35r.ihat, Imam A1-Ghazali, Tobat Nasuha Pellebus Dosa, Op.cit., h. 18
30
Keempat syarat ini yang selalu mengiringi setiap tobat dari perbuatan dosa
yang berhubungan antara manusia dengan Tuhannya saja. Akan tetapi jika perbuatan
dosa itu berhubungan dengan manusia, atau dengan istilah Komaruddin Hidayat
adalah dosa sosiaI. 37Maka syarat-syarat tersebut ditambah lagi dengan syarat yang
kelima yaitu melakukan penyesalan orang yang bersangkutan .
Menyesali dosa yang telah diperbuat adalah syarat mutlak bagi realisasi tobat,
sebab orang yang tidak menyesali perbiatan dosanya berarti senang terhadapnya dan
terhadap kesinambungannya.
Mengenai pelaksanaan tobat dapat dilakukan kapan saja, namun yang terbaik
adalah secepatnya, sebab manusia tidak pemah tahu kapan !\ial akan tiba. Sedangkan
yang mula-mula harus dilakukan dalam bertobat adalah dengan meninggalkan
perbuatan dosa yang biasa kita lakukan secara total kemudian bertekad dalam hati
untuk tidak mengulangi lagi dan menyesali terhadap perbuatan dosa yang telah
dilakukan. "Sangat baik sekali pada saat seseorang ingin bertobat, ia mulai dengan
berwudhu secara sempuma kemudian mengerjakan shalat dua rakaat.,,38
Mengenai pelaksanaan tobat, Ibnu Qudamah dalam bukunya Minhajul
Qashidin mengatakan :
"Tobat wajib dilakukan secara terus menerus. Sebab manusia tidak terbebasdari kedurhakaan. Kalaupun ia terbebas dari kedurhakaan fisik, belum tentu ia
'"Lihat, Imam Al-Ghaza!i, Millhajlll 'Abidill, Op.cit., h. 57
"Lihat, Komaruddin Hidayat, Op.cit., h. 44
"Syaikh Jasim Muhammad bin Muhalil Yasin., Jihad dOli Tobat, Terj. Ma'ruf Abdul Jalil danSyahriel. A., (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), Cet.ke-l, h. 34
31
terbebas dari hasrat dosa dengan hatinya. Kalaupun ia terbebas dari dosa ini,belum tentu ia terbebas dari bisikan syetan yang menyusupkan perasaan untuktidak mengingat Allah. Kalaupun dia terbebas dari hal ini, belum tentu ia terbebasdari kelalaian dan keterbatasan mengethui Allah, sifat-sifat dan perbuatanperbuatan-Nya, yang semua itu cermin kekurangan. Tentu saja setiap manusiatidak terlepas dari kekurangan semacam ini. Hanya saja setiap manusia berbedabeda peringkatnya".39
Pelaksanaan tobat dilakukan langsung setelah seseorang sadar bahwa dirinya
telah melakukan perbuatan dosa. Jadi melakukan tobat tidak dapat ditunda-tunda
waktunya, karena kita sama-sama mengetahui bahwa kemaksiatan merusak pusat
keimanan. Maka membiarkan sesuatu yang merusak pusat keimanan terlalu lama
sama artinya dengan menghancurkan hidupnya sendiri. Sehingga "seseorang yang
tidak dapat meninggalkan kemaksiatan, maka berada dalam kehancuran, karena telah
kehilangan satu bagian yang sangat penting dari keimanannya. ,,40
5. Manfaat Bertobat
Pada hakikatnya tobat merupakan usaha manusia untuk membebaskan dirinya
yang telah terpenjara akibat pengaruh dosa dan usaha manusia untuk menata kembali
kehidupannya yang telah rusak kepada yang lebih baik.
Bila dikaji dari aspek psikologis, tobat merupakan suatu kombinasi dari
fungsi-fungsi kejiwaan yang terdiri atas kesalahan, yaitu pengetahuan mengenai
pengaruh negatif dari perbuatan dosa, diiringi dengan penyesalan sepenuh hati untuk
39 lbnu Qudamah, op.cit.• h. 320
40Ashad Kusuma Djaya, Kembali Kepada Ttlhall. (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999), Cet.ke1, h. 149
32
memohon ampun kepada Allah, disertai motivasi yang kuat unuk meninggalkan
perbuatan dosa dengan segera, dan menebus dosa dengan mengisi kehidupannya
dengan amalan saleh, serta keinginan untuk memperbaiki diri dan menata kembali
kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Apabila unsur·unsur tobat di atas dapat teIjalin dalam satu kesatuan
kepribadian orang yang bertobat, maka dapat dibayangkan betapa besar manfaat tobat
bagi manusia.
Selanjutnya "ketika seorang hamba bertobat, memohon ampunan dan
mensucikan jiwa, maka cinta Ilahiyah itu melimpahi seluruh jiwa hambanya, dan
kelak sosok seorang hamba mengalami reproduksi spiritual yang luar biasa. ,,41
Pertama sekali manfaat yang dapat diperoleh dari bertobat adalah pengapusan
dosa, sehingga menjadi seperti orang yang tidak berdosa42"Juga kepada mereka
dijanjikan surga.'.43
Selain itu menurnt Afif Abdul Fattah Thabbarah manfaat tobat di bagi
menjadi beberapa bahagian, di antanya :
1. Memberi harapan barn bagi jiwa yang telah mengalami kehancuran akibat
perbuatan dosa untuk dapat dibersihkannya kembali. Harapan ini akan membuat
41Lukman Hakim, Makalah disampaikan pada seminar Nasional : Psikotrapi Melalui Zikirdall Fikir, Jakarta, 5 Januari, h. 5
4'Lihat, A1-Ghazati, Op.cil., h. 170
4'Burhan Djamaluddin, Op.cit., h. 126
33
jiwanya tenang dan memandang kehidupan dengan gairah baru yang dipenuhi
dengan keoptimisan, serta tidak pernah gentar mengahdapi tantangan.
2. dengan melakukan tobat, seseorang akan menghargai dirinya. Perasaan hormat ini
akan tumbuh dari dirinya sendiri. Atau dengan kata lain, tobat akan membuat
seseorang akan lebih mempercayai dirinya sendiri. Kenyataan seperti ini
merupakan modal pertama bagi pembentukan suatu kepribadian yang lebih
utama.
3. Tobat akan menjadikan jiwa pelaku dosa akan menajdi stabil dan tentralll.
Sebelum itu, jiwanya penuh dengan pertarungan sengit akibat perbuatan dosa
yang pernah dilakukannya. Seseorang yang telah stabil jiwanya akan sulit
tergoyahkan di dalalll lllenghadapi segala bentuk tantangan. Bahkan sellluanya itu
akan dihadapi dengan penuh keberanian secara realistis.
4. Tobat juga dapat lllelllbebaskan seseorang dari tekanan perasaan berdosa dan
lllerasa takut. Sebab, seseorang yeng telah lllelakukan dosa, lllaka akan lllerasakan
dirinya celaka dan terganggu oleh tegangan-tegangan dari dalalll jiwanya sendiri.
Hal ini terjadi lantaran lllerasa takut yang luar biasa terhadap lllalapetaka yang
akan lllenilllpanya akibat perbuatan dosa.44
Dengan melihat beberapa manfaat dari tobat, lllaka jelaslah bahwa tobat dapat
mendorong seseorang untuk kembali lllelllperbaiki dirinya.
44Afifi Abdul Fatlah Thabbarah, Dosa-dosa Mellunli AI-Qur'all, TeIj. Bahrun Abu Bakar,(Bandung : Gema Risalah Press, 1993), Cet.ke-9, h. 46
34
Walaupun Allah memberi peluang terhadap orang-orang yang berdosa untuk
bertobat, namun ada hal-hal yang perIu dikelahui yakni mengenai tobat mana yang
diterima, alau sebaliknya. Adapun tanda-tanda/ciri-ciri diterimanya tobat seseorang
yaitu sebagai berikut :
a. Orang yang bertobat itu melihat dirinya benar-benar terpelihara dariperbuatan maksiat.
b. Orang tersebut melihat dan merasakan telah hilang rasa cemas darihatinya, malah dirasakannya bahwa Tuhan memperhatikannya.
c. Bahwa dirinya lebih suka mendekati orang-orang yang baik dan menjahuiorang-orang yang fasik.
d. Ia mampu merasakan bahwa harta yang sedikit terasa banyak (qana'ah)sedangkan amal akhirat yang banyak dirasakan sedikit.
e. Ia merasa, hatinya lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang diwajibkan alaudifardhukan Allah kepadanya.
f. Ia lebih berhati-hati dalam berbicara (menjaga pembicaraan) dan selaluberfikir dalam hal-hal positif.
g. Senantiasa .menyesali segala perbuatan dosa dan maksiat yang pemahdilakukan.4
'
Oleh karena itu, ketika orang sudah bertobat paling tidak dalam mengisi hari-
harinya selalu dengan hal-hal yang positif. baik itu bentuk mengadakan perkumpulan
zikir, MajIis Ta'Iim atau sejenisnya, seperti yang dilakukan oleh H. M. Ramadhan
Effendi (Anton Medan) dengan "menampung para bekas narapidana dalam satu
wadall yang diberi nama Majlis Ta'lim At-Ta'ibin. Tugas Majlis Ta'lim ini adalall
untuk membina mantan narapidana agar kembali kepada fitrahnya, dalam menganut
agama Islam dengan baik.,,46
4lRifat Syauqi Nawawi, Taubal Diti/yau dari Sisi Kaidah Fiqih, (Jakarta : P3M IAINJakarta, 1991), Mimbar Agama dan Budaya, No. 17, Th.VlII, h. 64
46M. Ali Hasan, Orang-orang ymlg Ulllung dml Rugi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1997), Cet.ke-l, h. 27
35
Dengan demikian, maka yang tidak atau belum diterima ialah tobat yang
pelakunya belum mampu menampakkan tanda-tanda atau ciri-ciri yang telah
dipaparkan. Namun yang dapat mengetahui secara pasti hanyalah Allah sendiri,
apakah tobat seseorang itu diIakukan dengan tulus ikhlas atau dengan pura-pura.
B. Kesehatan Mental
1. Pengertian Kesehatan Mental
IImu kesehatan mental (mental hygiene) merupakan salah satu cabang
termuda dari iImu jiwa yang tumbuh "pada akhir abad ke-I9 M dan sudah ada di
Jerman sejak tahun 1875 M.',47. Baru pada abad ke-20, Hmu ini berkembang dengan
pesatnya sejalan dengan kemajuan iltnu modern. Kesehatan mental dipandang
sebagai i1mu praktis yang banyak dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam bentuk bimbingan dan penyuluhan yang dilaksanakan di rurnah tangga,
sekolah, kantor dan lembaga-Jembaga maupun dalam kehidupan masyarakat48• namun
demikian sebenarnya sejak Nabi Adam as. Telah terJebih dahulu berbicara tentang
penyakit jiwa dan kesehatan mental yang terkandung dalam ajaran agama yang
diwahyukan Allah swt.
47A. F. Jaelani, PenYllcian Jiwa (Tazkiyat Al-Najs) & Kesehatan Mental, (Jakarta; Amzah,2000), Cet.ke-l, h. 75
·'Ibid, h. 76.
36
Kata "sehat: berasal dati bahasa Arab yang sudah dijadikan bahasa Indonesia
yang berarti, tidak sakit, sembuh, benar, selamat, betul, selamat dan aib,',49
Adapun arti "kesehatan" menurut Kitab Undang·undang RI 1992, dikatakan
bahwa "kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. ,,50
Sedangkan kata "mental" itu sendiri sudah tidak asing lagi di kalangan
masyarakat dewasa ini. Dalam bahasa Inggris mental artinya "jiwa, roham dan
batin."SIMenurut Hamzah Ya'kub, "kata mental dalam bahasa Indonesia sering
disinonimkan dengan hati, kalbu, rohani, jiwa dan pikiran. Yang menunjukkan unsure
pribadi yang paling dalam.,,52
Kata mental mempunyai pengertian yang sarna dengan jiwa, nyawa ataupun
mh. "Jadi kesehatan mental merupakan ilmu kesehatanjiwa yang mempermasalahkan
kehidupan roham yang sehat, dengan memandang ptibadi manusia sebagai satu
totalitas psiko fisik yang kompleks. ,,53
49Mahmud Yunus, KamlisArab·Indonesia, (Jakarta: Hidakarya, 1990), Cet.ke.8, h. 212
'OK. Wantjik Saleh (ed), Kitab Undffllg Undang RI 1992, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993),Cet.ke-I, h. 742
"John M. Echols, Hassan Shadily, Kamlls Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1992),Cet.ke-20, h. 378
"Hamzah Ya'kub, Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan Mukmin (Tasawu! dan Taqamb),(Jakarta: Pustaka Atista, 1992), cet.ke-4, h. III
"Kartini Kartono, Hygiene mental dan Kesehatan mental dalam Islam, (Bandung ; MandarMaju, 1989), Cet.ke-6, h. 3-4
37
Dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental menurut bahasa dapat diartikan
batin, pikiran dan perasaan yang sehat, tidak sakit, sertajiwa yang selamat dari aib.
Sedangkan mengenai definisi kesehatan mental itu sendiri adalah merupakan
pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin,
sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindamya dari
gejala-gejala gangguan jiwa (neul'ose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa
(psychose/4
Secara luas Zakiah Daradjat, memberi batasan tentang, kesehatan mental
yaitu, terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit kejiwaan, dan sanggup
menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan biasa, dilanjutkan dengan adanya
keserasian antara fungsi-fungsi kejiwaan (tidak ada konflik) serta mampu
menyesuaikan diri dan merasa dirinya berharga, serta dapat menggunakan potensi
yang ada padanya seoptimal mungkin, Dengan berlandaskan keimanan dan
ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di
dunia dan di akhirat. 55
Lain halnya dengan Marie lahoda, ia terkesan memberikan batasan yang agak
luas terhadap kesehatan mental, meskipun sebenarnya masih tergolong sempit
pengertiannya itu. Ia mengatakan bahwa kesehatan mental tidak hanya terbatas pada
'''Lihat, Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1995),Cet.ke.21, h. 12
"Lihat, Djalaluddin, Pengantar llmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 1998), Cet.ke-4, h.76
38
absennya seseorang dari gangguan kejiwaan dan penyakitnya, akan tetapi, orang yang
sehat mentalnya memiliki karakter utama sebagai berikut :
a. Sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri dalam arti dapat mengenal
diri sendiri dengan baik.
b. Perturnbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik.
c. Integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan
tahan terhadap tekanan yang terjadi.
d. Otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau
kelakuan-kelakuan bebas.
e. Persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan, serta
memiliki empati dan kepekaan sosial.
f. Kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengannya secara
baik56
Selanjutnya menurut Schultz demikian pula lagi-Iagi ketika memberikan
pengertian tentang kesehatan mental tidak mengikut-sertakan agama. Menurutnya,
bahwa beberapa ahli teori psikologi kesehatan berpandangan, bahwa orang tidak
dapat menjadi sehat secara psikologis tanpa sungguh-sungguh melibatkan dari suatu
bentuk pekerjaan. Dan ada titik-titik kesamaan pendapat dari beberapa ahli psikologi
kesehatan yang dibicarakan dalam model-model kepribadian sehat yaitu bahwa
orang-orang yang sehat secara psikologis mengontrol kehidupan mereka secara sadar.
'6 A. F. Jaelani, Op.cit., h. 75
39
Orang-orang yang sehat mampu secara sadar mengatur tingkah laku mereka dan
bertanggung jawab terhadap nasib mereka sendiri. Selanjutnya menyatakan bahwa
orang-orang yang sehat seeara psikologis mengetahui diri mereka dan menyadari
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan, kebaikan-kebaikan dan keburukan-
keburukan mereka, dan umumnya mereka seeara sabar menerima terhadap hal-hal
tersebut.57
Kemudian menjadi jelas adanya perbedaan antara ketiga tokoh di atas dalam
hal tidak atau terlibatnya agama di dalam kajian kesehatan mental. Sedangkan
persamaan di antara ketiganya adalah sama-sama beranggapan bahwa masalah
kesehatan mental diposisikan pada masalah yang muneul dari dalam diri manusia,
yang dihubungan dengan alam sekitamya dalam bentuk prilaku yang sesuai dengan
populasinya disertai kesadaran akan kekurangan dan kelebihan dalam diri, sehingga
membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, dan yang terakhir terhidar dari
gangguan-gangguan dan penyakitjiwa.
2. Tanda-tanda Mental Sehat
Dalam konteks kesehatan mental, batasan antara sehat atau tidaknya mental
seseorang adalah relatif. Sebagaimana tidak terdapatnya batasan yang tegas antara
wajar dan menyimpang, maka tidak ada pula batasan yang tegas aritara kesehatan
mental dan gangguan kejiwaan. Menurut Elquussiy, "kesehatan mental sarna saja
57Uhat, Duene Schultz, l'sikologi l'ertumbuhall. Model-model Kept/badiall Sehal, Terj.Yustinus, (Yogyakarta: Kanisius. 1991), h.197- 198
40
dengan kesehatan jasmani, dimana keserasiall yang sempurna alltam bermacam-
macam fungsi jasmani hampir tidak ada. Hanya derajat kesemsian itulah yang
menunjukkall keadaan sehat atau sakit. Demikian juga dengan fungsi-fungsi
kejiwaan, hampir tidak ada yang betul-betul serasi. Hanya demjat keserasian yang
dapat membedakan antara sehat dan tidaknya seseorang.',58
Kendatipun demikian, Word Health Organization (WHO) pada tahun 1984
telah menyempurnakan batasan sehat dengan menambahkan satu elemen spiritual
(agama) sehingga sekarang ini yang dimaksud dengan sehat adalah tidak hanya sehat
dalam arti fisik, psikologis dan sosial, akall tetapi juga sehat dalam arti spiritual,
(empat dimensi sehat itu antara lain: bio-psiko-sosio-spirituali9
Dengan ditambahnya aspek agama, maka semakin luaslah pengertian
kesehatan mental, karena sudah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Karena
agama merupakan salah satu kebutuhan psikis manusia yang perlu dipenuhi oleh
setiap orang yang merindukan ketentraman dan kebahagiaan.
Sebelumnya tanda-tanda jiwa atau mental yang sehat WHO (1959) adalah
sebagai berikut :
a. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pacta kenyataan, meskipunkenyataan itu buruk baginya.
b. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya atau perjuanganhidupnya.
c. Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.
"Abdul Aziz EI-Quussy, Polrok-polrok Kesehalill' JiwaIMenlal, Tery. Zakiab Daradjat,(Jakarta: Bulan Bintang, 1986), Cet.ke-2, b.14
"Lihal, Dadang Hawari, Al-QlIr 'an IImll Kedokteran Jiwa dan Kesehalan MenIal,(Yogyakarta : PT : Dana Bhakti Prisma, 1997), Cet.ke-3, h. 12
41
d. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas. untuk dipakainya sebagaipelajaran untuk
e. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan salingmemuaskan.
f. Menerima kekecewaan dikemudian harLg. Meluruskan rasa permusuhan kepada penyesalan yang kreatif dan
konstruktifh. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.60
Dengan masuknya aspek agama, maka dengan demikian bertambah pula
kriteria mental sehat satu elemen lagi yakni: memiliki kepribadian jiwa
keberagamaan yang baik.
Selanjutnya Abraham Maslow menambahkan bahwa, kesehatan mental akan
dapat teljadi bila adanya keseimbangan (equilibrium) antara kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohaninya. Lebih lanjut Maslow mengemkakan bahwa kriteria mental
yang sehat adalah :
a. Mempunyai harga diri yang wajar, yaitu seseorang yang mempunyai hargadiri yang wajar akan mempunyai keinginan sesuai dengan kemampuanyang dimiliki. Sedangkan orang yang kurang mempunyai harga diri yangwajar (terlalu rendah/tinggi diri) akan sering merasa tidak puas, seringkecewa terhadap kenyataan yang dihadapi, juga suka melemparkan kritikyang sifatnya mencela atas kecewaannya.
b. Mempunyai rasa aman, yaitu perasaan aman pada diri seseorang sangatpenting dan mempunyai kaitan yang cukup luas yang banyak ditentukanoleh pengalaman hidupnya, baik berupa kebahagiaan ataupun tantanganpenderitaan.
c. Mempunyai spontanitas yang baik, yaitu mudah dan leluasa menampilkanemosinya secara rasional dan spontan, tanpa dibuat-buat.
d. Mempunyai pandangan realistik, cakrawala luas dan sikap wajar. Yaituoaring yang berpandangan relistik tidak akan berkhayal secara berlebihandan tidak wajar. la menghadapi kenyataan sebagaimana mestinya denganpenuh keberanian dan keyakinan diri dari sikap berpura-pura ataumenutupi wajahnya dengan topeng.
6fJw. F. Maramis. Calalan 11m" Kedokteran Jiwa. (Surabaya : Airlangga University Press,1998), Cet.ke-7, h. 98
42
e. Sanggup melihat dirinya seeara terbuka, yaitu melihat diri sendiri seearaeermat, lalu mengetahui baik kelebihan ataupun kekurangan yangdipunyainya, mengenal siapa dirinya yang sebenarnya tanpa berusahamenutup-nutupi dengan maksud agar orang lain hanya meliahatkelebihannya saja.
f. Memiliki pribadi yang konsisten dan terintegrasi, yaitu orang yang dinilaieukup sehat mentalnya memiliki pribadi yang konsisten, tidak eepatterombang-ambing oleh berbagai masalah, sikapnya tegas dan memenuhisegala yang dibebankan kepadanya dengan baik
Begitu juga dengan Atkinson, berpendapat bahwa ada beberapa indikator
normalitas kejiwaan seseorang yaitu :
a. Persepsi realitas yang efisien. Individu dalam hal ini eukup realistis dalammenilai kemampuannya dan dalam meninterpretasikan terhadap diniasekitarnya dan tidak selalu berfikir negatif.
b. Mengenali diri sendiri. Individu dalam hal ini dapat menyesuaikan diridengan mempunyai motif dari perasaanya sendiri.
e. Kemampuan untuk mengendalikan prilaku seeara sadar. Individu yangnormal memiliki kepereayaan yang kuat, akan kemampuannya sehinggamampu mengendalikannya.
d. Harga diri dan penerimaan, yaitu penyesuaian diri seseorang sangatditentukan oleh pelinaian terhadap harga diri dan merasa diterima olehlingkungan sekitarnya.
e. Kemampuan untuk membentuk ikatan einta kasih. Individu yang normaldapat membentuk jalinan kasih yang erat serta mampu memuaskan oranglain, ia akan peka terhadap orang lain serta tidak menuntut yangberlebihan kepada orang lain.
f. Produktivitas. Individu yang baik adalah individu yang menyadarikemampuannya dan dapat diarahkan pada aktivitas produktif.61
Adapun menurut Rusmin Tumanggor em-em mental yang sehat adalah
sebagai berikut :
a. Penyesuaian diri (Adsjustment), yaitu seseorang haws mampumenyesuaikan diri terhadap dirinya sendiri, sosial budaya, dan agamayang dianutnya. (QS.AI-Ashr/I03: 1-3)
6'Rita L. Atkinson, dkk., Pengantar Psikologi, TeIj. Widjaja Kusuma, (Batam : Iteraksara,tth) jilid II, hA04-406
43
b. Kepribadian utuh!kokoh (Integrated), yaitu semua aspek jiwa (perasaan,pikiran, pemahaman, pengenalan, dasar!isi agama, penampilan dan sikap),itu semuanya dapat berkerjasama setiap akan melahirkan tingkah laku(dalam mewujudkan prilaku keluar ).(QS.Al-Israa/17:82).
c. Growth and development in causality (bertumbuh dan berkembang dalamhukum sebab-akibat), selalu bertumbuh dan berkembang hidupnya baikfisik maupun mental, yang dilandasi oleh pengalaman ataU kejadian yangberwujud sebab akibat.(QS.Yunus/l0:44).
d. Free ofthe senses ofFrustration, conflict, anxiety, and depression (bebasdari rasa gagal, pertentangan batin, kecemasan dan tekanan), yaitu bebasdari ketidakmampuan dalam mengatasi situasi pertentangan batin atausumber yang mencemaskan dengan tetap melahirkan pikiran yang baik(QS.YunusIlO:57).
e. Nilai (Normatif), setiap pemunculan sikap dan tingkah laku tidak ada yanglepas darijaringan nilai adat, agama, budaya,dII.(QS.An-Nisa/4:59).
f Bertanggung jawab(Responsibility), selalu menunjukkan tanggung jawabatas segala pilihan yang dilakukan, apapun akibatnya. (QS.AzZukhruf/43:43-44).
g. Maturity (kematangan), memiliki kematangan dalam melakukan sesuatusikap dan tingkah laku, atau mampu memberikan pertimbangan secarapenuh terhadap prilaku yang akan dimunculkan. (QS.Al-Israa/17: 11).
h. Dtonam (berdiri sendiri), maksudnya adalah selalu bersifat mandiri atassegala tugas-tugas yang menjadi bebannya, tidak memikulkan bebannyakepada orang lain, kecuali terpaksa.(QS.An-Nijm/53:38-39).
I. Well Decision making (pengambil keputusan yang baik), yaitu selalu baikdalam mengambil keputusan, paling sedikit menggambarkan tiga ciri:pertama, demokratis (musyawarah), kedua, sesuai menurut kebutuhan(human basic needs), dan ketiga, memenuhi kebutuhan yang palingmendesak (physical quality aflife index).62(QS.Al-Baqarah/2:257)
Dengan demikian, penulis berkesimpulan bahwa tanda-tanda mental sehat
diantaranya :
a. Setiap prilaku yang muncul tidak bebas dari nilai
b. Bebas dari tegang dan cemas
c. Memiliki filterisasi dalam diri
62Rusmin Tumanggor, 1111/11 Jiwa Agall/a, (Depok : Ulinnuha, 2002), Cet.ke-l, h.76-84
44
d. Dalam setiap tindakan penuh pertimbangan
e. Mengimani keberadaan Tuhan Alam Semesta
f. Mempunyai rasa aman
g. Memperoleh kepuasan
h. Dapat berdiri sendiri
i. Sanggup melihat diri secara terbuka
j. Memiliki sifat sosial yang baik
k. Bertanggung jawab
I. Memiliki rasa kasih sayang
m. Memiliki kepribadian yang konsisten
Menurut penulis sesehat apapun mental seseorang, masih belum sempurua
apabila tidak meiliki jiwa keberagamaan yang baik dan proporsional. Dalam arti
dapat mengaplikasikan ajaran agamanya dengan keimanan yang mantap serta selalu
memperbaiki secara gradual hablumminannas-nya sebagai representasi dari
hablumminallah, bukan malah sebaliknya meperbaiki hablumminallah dengan tanpa
membenahi hablumminannas, bahkan menjadi benalu dalam populasinya. Sebab
penulis berpandangan dengan ber-hablumminannas secara egoistis tidak dapat
mengena esensi dari hablumminallah itu sendiri, dan inilah yang menjadi ciri utama
dari mental sehat. Dan apabila itu dapat dilakukan dengan benar akan terciptalah
kesehatan mental yang sempurna atau dapat dikatakan insan kamil.
45
3. Faktor-faktor yang Mempengarnhi Kesehatan Mental
Tidak seorangpun y2ng tidak menginginkan ketenangan dan kebahagiaan
dalam hidupnya, namun tidak semua orang mampu mencapai keinginan tersebut
karena adanya rintangan yang membuat seseorang mengalami kegeJisahan,
kecemasan dan ketidakpuasan.
Ketenangan hidup bisa dicapai bila seseorang dapat memecahkan keruwetan
jiwanya, hal itu dapat dilakukan bila ia berusaha untuk membersihkan jiwanya agar
tidak terjadi konflik batin maupun rasa takut. Adapun kekaxcauan mental dapat
disebabkan oleh kurangnya kesadaran dalam menghadapi konflik-konflik danh emosi,
tidak berani menghadapi kesuJitan hidup dan sebaJiknya orang yang sehat mentalnya
akan merasakan suasana batin yang aman, tentram dan sejahtera.
Gangguan mental (mental Disorder) adalah suatu bentuk ketidak mampuan
menyesuaikan diri yang serius sifatnya terhadap tuntuan dan kondisi Jingkungan yang
mengakibatkan ketidak mampuan tertentu.
Para aWi psikologi berkata bahwa ada sejumlah kebutuhan yang apabila
kebutuhan-kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, maka orang tersebut
akan terganggu kesehatan mentalnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut menurut
Maslow seperti, "kebutuhan kepada ketentraman, kebutuhan kepada penghargaan
diri, kebutuhan kepada perwujudan diri. ,,63
.'Hasan Langgulung, Teori-teori Kesehatan Mental, (Jakarta : Pustaka A1-Husna.1986),Cet.ke-2, h. 21
46
Berikutnya menurut Siti Meichati, tentang kebutuhan ia melukiskan dengan
istilah "dorongan". Yang pada tataran efeknya sarna yaitu dapat menyebabkan
terganggunya keseimbangan mental seseorang. Menurutnya macam-rnacam dorongan
yang sering menyebabkan gangguan keseimbangan mental pada seseorang, antara
lain sebagai berikut :
a. Dorongan untuk untuk memperoleh kesuksesanb. Dorongan untuk menghindari kekecewaan atau kegagalanc. Dorongan untuk diterima atau diakui oleh lingkngannyad. Dorongan untuk memperoleh simpatie. Dorongan untuk keamananf Dorongan untuk melakukan eksplorasi, dengan kata lain mecari hal-hal
baru dalam dirinyag. Dorongan yang berdasarkan hawa nafsu jenis kelarnin64
Karena meliahat kebutuhan-kebutuhan yang dipaparkan oleh beberapa ahli di
atas tidak ditemukan kebutuhan akan agama, kemudian Zakiah Daradjat
rnenambahkan kebutuhan tersebut meqjadi : "Kebutuhan akan agama, kebutuhan
akan kasih sayang, kebutuhan akan rasa arnan, kebutuhan akan rasa harga diri,
kebutuhan akan rasa bebas, kebutuhan akan rasa sukses, kebutuhan akan rasa tahu
(rnengenal). ,,65
Kebutuhan-kebutuhan tersebut lebih jelasnya sebagai berikut :
64Siti Meichati, KesehalanMenlal, (Yoh'Yakarta: Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1993), h.50
"Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruharna,1995), Cet.ke-2, h. 21
47
a. Kebutuban akan agama. Yang dimaksud dengan agama dalam kehidupan
adalah Iman yang diyakini oelh pikiran, diresapi oleh perasaan, dan
dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap.
b. Kebutuhan akan kasih sayang, yaitu kebutuhan yang paling pokok bagi
manusia. Apabila orang tidak disenangi oleh masyarakat dimana ia hidup, ia
akan merasa sedih dan gelisah. Namun kasih sayang itu akan terpenuhi jika
orang percaya kepada Tuhan dan dapat betul-betul meyakini bahwa Tuban itu
Maha Pengasih dan Maha Penyayang pada umatnya. Karena orang yang
percaya kepada Tuban jiwanya tak akan pernah terganggu (sakit jiwa)
andaikata tidak mendapat kasih sayang dari orang atau masyarakat dimana ia
hidup.
c. Kebutuhan akan rasa aman. Setiap orang mempunyai kebutuhan ingin
mendapat perlindungan dari sesuatu yang ghaib, yang memiliki kekuatan dan
kekuasaan melebihi dirinya, yaitu Tuhan. Oleh sebab kebutuhan akan rasa
aman inilah sebagian orang menerima ajaran agama.
d. Kebutuhan akan rasa harga diri. Setiap orang mempunyai akan rasa harga diri,
ingin dihargai dandiperhatikan, baik oleh manusia ataupun Tuhan.
e. Kebutuhan akan rasa bebas, yaitu tidak terikat atau terhalang oleh
kungkungan-kungkungan dan ikatan-ikatan tertentu. Adapun kaitannya
dengan tobat yaitu setiap orang ingin bebbas dari perasaan bersalah dan
berdosa.
48
f. Kebutullan akan rasa sukses. Orang harns merasa bahwa ia berhasil dalam
hidupnya. Apabila orang sering mengalami kegagalan dalam hidupnya ia akan
merasa putus asa, sirnalah kepercayaan diri yang pada akhirnya ia menjadi
pesimis dan tidak berani menghadapi segala problem hidup.
g. Kebutuhan akan rasa tahu (mengenal) yang banyak mendorong orang untuk
mengadakan penelitian dan menjadikan i1mu pengetahuan semakin
berkembang.66
Kebutuhan-kebutuhan tersebut yang membedakan manusia dengan makhluk
Allah lainnya. "Dengan demikian jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi
maka kesehatan mental seseorang akan terganggu yang akhirnya akan mempengaruhi
perasaan, pikiran,lkecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan orang tersebut. ,,67
4. Aspek-aspek yang Dipengaruhi Kesehatan Mental
Menurut Daradjat, sebagaimana yang telah ditulis pada bahasan sebelurnnya.
Dad hasil penelitian terhadap pasien-pasien yang terganggu kesehatan mentalnya,
dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi
keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dibagi dalam empat kelompok yaitu :
perasaan, pikiranlkecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan. Adapun perinciannya
sebagai berikut :
"Zakiah Daradjat, Peranan agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta : PT. Toko GunungAgung, 1995), Cet.ke-14, h.36· 38
67Zalciah Daradjat, KesehatanMental, Op.cit., h. 16
49
a. Perasaan, yaitu seseorang yang kesehatan mentalnya terganggu dapat
mengakibatkan terganggu perasaflllllya. Seperti misalnya : rasa cemas
(gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu (bimbang) dan
sebagainya.
b. Pikiran dan kecerdasan. Kecerdasan memang diwarisi, akan tetapi jika tidak
mendapat kesempatan dari Iingkungan yang baik untuk berkembang, maka
kecerdasan itu tidak akan mencapai kemampuan yang maksimal. Kesehatan
mental yang terganggu dapat mengakibatkan terganggunya proses berpikir,
misalnya, sering lupa, tidak bisa berkonsentrasi terhadap hal-hal yang
penting, kemampuan berpikir menurun, sehingga orang meraSa seolah-olah
tidak cerdas lagi, pikirannya tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya.
c. Kelakuan, yakni kesehatan mental yang terganggu sangat mempengaruhi
kelakuan dan tidakan seseorang, misalnya, orang yang merasa tertekan, atau
gelisah akan berusaha mengatasi perasaannya yang tidak enak itu dengan
jalan mengungkapkallllya keluar. Dalam mengungkapkannya bisajadi dengan
hal-hal yang merugikan orang lain juga dirinya sendiri, disebabkan karena
mentalnya terganggu.
d. Kesehatan Badan. Dalam psikologi ada sam penyakit yang disebut
psikomatik, penyakit tersebut disebabkan oleh mental yang terganggu,
misalnya, karena tekanan perasaan yang terjadi disebabkan tidak mampunya
seseorang dalam mencapai keinginallllya, atau karena terlalu banyak masalall
50
yang tidak terselesaikan, yang pada akhimya dapat menimbulkan penyakit
fisik. 68
Aspek-aspek tersebut yang telah dipaparkan di atas adalah target yang akan
terkena serangan dari kebutuhan dan dorongan pada diri manusia yang akan dapat
menyebabkan terganggu atau tidaknya mental manusia itu sendiri. Jadi jelaslah
sekarang, bahwa dalam diri manusia pada dasamya memiliki potensi atau sangat
rentan dengan gangguan kejiwaan, karena manusia memiliki faktor-faktor dan aspek-
aspek yang menjadi mata rantai dari gangguan kejiwaan.
5. Ajaran Agama tentang Kesebatan Mental
a. Islam : Adapun pandangan Islam terhadap kesehatan mental antara lain
dapat dilihat dari peranan Islam itu sendiri bagi kehidupan manusia, yang dapat
dikemukakan sebagai berikut :69
a. Agama Islam memberikan tugas dan tujuan bagi kehidupan manusia di dunia
dan di akhirat. Misalnya, tugas dan tujuan hidup manusia di dunia ditegaskan
Al-Qur'an untuk beribadah (dalam arti yang luas) kepada Allah (Adz-
Dzuriyat : 56) dan menjadi khalifah di muka bumi (AI-Baqarah : 30). Dengan
melaksanakall konsep ibadah dan khalifah dalam Islam, orang dapat
68 Zakiah Daradjal, Keseha/al/ Mel//al, Lac.ci/.
··Lihal, Yahya Jaya, Spiri/ualisasi Islam dalam Mel/umhuh Kemhal/gkal/ Keprihadial/ dal/Keseha/al/Mel//al, (Jakarta: CY. Ruhama, 1994), Cet.ke-I, h.86
51
menumbuhkan dan mengembangkan potensi jiwa dan memperoleh kesehatan
mentalnya.
b. Ajaran Islam memberikan bantuan kejiwaan kepada manusla dalam
menghadapi cobaan dan mengatasi kesulitannya seperti dengan cara sabar dan
shalat (AI-Baqarah : 153). Dengan bantuan sabar dan shalat orang dapat
menhadapi musibah dengan jiwa yang tenang dan merasa terbantu dalam
mengatasi kesulitan.
c. Ajaran Islam membantu orang dalam menumbuhkan dan membina
pribadinya, yakni melalui penghayatan nilai-nilai ketakwaan dan keteladanan
yang diberikan Muhammad SAW.
d. Ajaran Islam memberikan tuntunan kepada akal agar benar dalam berpikir,
yakni melalui wahyu.
e. Ajaran Islam merupakan obat (syifa ') bagi jiwa, yakni obat bagi segala
penyakit hati yang terdapat dalam diri.
f. Ajaran Islam memberikan tuntunan bagi manusla dalam mengadakan
hubungan yang baik, baik hubungan dengan orang lain maupun hubungan
dengan alam dan lingkungan, seperti yang terdapat dalam ajaran aqidah, syriat
dan akhlak., serta hubnngan manusia dengan Allah dan dirinya sendiri.
g. Agama Islam berperan dalam mendorong orang untuk berbuat baik dan taat
serta mencegahnya dari perbuatan jahat dan maksiat.
h. Agama Islam dapat memenuhi kebutuhan psikis manusia.
52
Peranan ajaran Islam demikian dapat membantu orang dalam menyembuhkan
jiwanya dan mencegahnya dan gangguan kejiwaan serta membina kondisi kesehatan
mental. Dengan menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam orang dapat pula
memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan Jlwa atau kesehatan
mental.7°Sebagaimana firman Allah:
./ ;' /'// /' PI""/, ;' ~ /' P///o/I>/w •
(\ '-'1 :\ \\~\) . ~L.,.,~W--,-:,l;. »J . ~~;w--t\»Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dansesunguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams/91 : 910)71
Maka dapat pula ditegaskan pandangan Islam tentang kesehatan mental
sebagai berikut : Kesehatan mental menurut Islam adalah ibadah dalam arti luas atau
menumbuhkembangkan sifat-sifat AllaJl, dalam rangka menginternaJisasikan sifat-
sifat-Nya dalam din manusia itu sendiri.
b. Kristen : Begitu juga pandangan Kristen terhadap kesehatan mental, baik
Roma Khatolik atau pun Protestan, dapat dilihat dari pesan-pesan moral yang
terkandung di daJam Alkitab. Pesan-pesan moral itu dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Menjaga kehonnatanb. Kedamaianc. Kesopan santunand. Kejujurane. Kebenaran dan keadilanf. Keberanian dan kesabaran
70 Ibid., h.87
71 Depag RI, Op.cit., h.I 064
53
g. Ampunanh. Perbuatan baik kewda orang lainI. Cinta dan simpati 2
Selanjutnya menurut Abu Zahrah, bahwa, "ajaran Yesus yang sebenamya
adalah mengajarkan bahwa tidak ada perantara antara manusia dengan Tuhan kecuali
keshalehan dan amal baik manusia itu sendiri.',7Jyang menjadi titik tekannya di sini
adalah pada perbuatannya, sedangkan perbuatan terakumulasi dari kondisi tertentu
hati, dalam arti apabila hati baik maka yang terjadi perbuatan baik dan sebaliknya.
Selain itu, di dalam ajaran Kristen juga dikenal istilah tobat. Pengertian tobat itu
sendiri adalah : "Berbaliknya seseorang dari penyelewengan dan dosa, lalu kembali
kepada Allah dan jalan hidup yang lurus sebagaimana digariskan dalam hukum
AlIah.,,74
Di tengah penyelewengan dan dosa akan muncul banyak kesukaran. Ketika
kesukaran bertahan dalam waktu yang lama akan dapat memporak-porandakan yang
lainnya, seperti menggagalkan pemikallan, pekerjaan , dll. Maka pada saat itulah akan
muncul kelemahan dan ingin pertolongan Tuhan. Sebab munculnya keinginan tobat
dengan kembali kepada jalan Allah diawali dengan keadaan yang lemah. Paulus
72Ulfat 'Azizus Samad, Islam dan Kristen, Terj. Machnun Husein (Jakarta: PT. Serambi IlmuSemesta, 2001), Cet.ke-2, h.80-91
73Mahmoud Mustafa Ayoub, Mengllrai KOIifltk Muslim-Kristen, Terj. Ali Nur Zaman,(Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001), Cet.ke-l, h.22
"c. Groenen OFM, Panggilan Kristen, Terj. Frans Harjawiyata, (Yogyakarta : Kanisius,1979), Cet.ke-20, h.44
54
menuIis, Tuhan telah berkata "cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam
kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.,,75
Adapun eara sementara dalam menghadapi kesukaran baik itu berupa
kegelisahan, merasa bersalah, sedih, dU. adalah dengan menangis, "sebab air mata
yang tercurah dapat melepaskan emosi yang terpendam dan membawa zat-zat yang
menyebabkan stres. Emosi yang tidak diungkapkan akan menyebabkan batin terluka
dan merusakkan mental.,,76
Dengan menguraikan beberapa ajaran dalam Kristen, dapat penulis simpulkan
bahwa ajaran Kristen pada dasarnya sangat memperhatikan dan membantu dalam
terciptanya hati yang bersih dalam rangka membuahkan prilaku-prilaku yang baik
yang terbebas dari gangguan kejiwaan.
c. Hindu : Ajaran Hindu tentang kesehatan mental, tidak terlepas dari ajaran
agama itu sendiri. Di dalam ajaran Hindu terdapat beberapa aliran filosofls tentang
pemahaman ketuhanan. Salah satunya adalah, yang l11enamakan dirinya aliran Yoga.
Yoga adalah suatu usaha atau xcara untuk mengatur pikiran agar kesadaran yang
biasa berganti dengan kesadaran yang luar biasa, dalam arti lain yaitu meneari
pengalaman spiritual dalam rangka l11enyel11purnakan kesadaran berpikir. Dengan
membebaskan dari keinginan-keinginan agar dapat mengetahui hakekat yang
sebenarnya.
"Charles F. Stanley, Mengalasi Kesllkaran, Terj. Julistiani Tirtamihardja, (Jakarta: YASK!,2002), Cet.ke-2, h.20
7"Elisabeth Iskandsar, Berbagi Kasih da/am Duka, (Jakarta: OBOR, 2003). Cet.ke-l, h.51
55
Dalam hal ini Yogi (pengikut Yoga) dalam merealisasikan keadaan pikiran
yang sempuma harns melalui persiapan, di antaranya :
I) Persiapan kesusilaan, terindar dari ahimsa (Iarangan membunuh) atau
membenci apapun juga, larangan mencuri, tidak berbuat curang dan tidak
berbuat kikir.
2) Persiapan Badani, yaitu orang harns menguasai gerak-gerik badan,
membiasakan mengatur nafas dengan baik.
3) Kemudian diternskan dengan merenung, seseorang harns memusatkan
perhatian kepada sesuatu yang membawanya tenang, dalam bentuk bertapa
atau bersemadi.77
Sebagaimana yang tertulis dalam kitab Sarasmuccaya sebagai berikut :
"Ye yuktayogastapasi prayuktah svadhyayasila janayanti deham, jitendriyabhutahhite nivistastesamayam nasti parastu lokah".
Artinya : Akan tetapi orang yang tidak menunda melakukan semadi, tekunmelaksanakan tapa, senantiasa mempelajari ilmu pengetahuan, men/:,'Uasai hawanafsu, dan mengasihi sekalian makhluk ; orang yang demikian keadaannya, itulahdisebut mengalami kesenangan kelas di dunia yang lain. (Sukha : 274?8
Apabila tahapan-tahapan di atas dapat dilakukan dengan sempuma, maka
akan tercapailah tingkat pikiran yang bersih dan kesempurnaan mokhsa. Berbicara
mengenai mokhsa seperti halnya berbicara tasawwuf dalam konteks Islam. Mokhsa
adalah kembalinya manusiaJ bersatunya manusia dengan Atmannya yang mernpakan
77M Bahri Ghazali, Studi Agama-agama Dunia, (Jakarta; Pedoman lImn Jaya, 1994),Cet.ke-I, h.24
781Nyoman Kajeng, dkk., Sarasa/lluccaya, (Snrabaya ; Paramita, 1999), Cet.ke-2, h.20S
56
sebagai penggerak adanya manusia. "Dengan melepaskan keinginan yang bersifat
material, sehab semakin banyak keinginan semakin mudah manusia dikuasai nafsu.'>79
Dengan demikiandari uraian di atas kiranya dapat ditelusuri benang merahnya
dengan kesehatan mental. Keinginan-keinginan manusia itu memungkinkan ia hidup
dalam kendali nafsu, yang akan membawanya pada hal-hal yang dapat
menjerumuskannya dengan sikap rakus, buas, dan semaunya sendiri. Inilah salah satu
faktor timbulnya gangguan kejiwaan atau bibit terjdinya gangguan jiwa.
Selanjutnya untuk pembinaan mental dapat dilihat dari cam-cam yang
dipraktekkan dalam Yoga yang diakhiri dengan pendekatan sekaligus penyatuan diri
dengan Atmannya.
d. Budha : Ajaran Budha tentang kesehatan mental dapat dilihat dari beberapa
ajamn yang terdapat di dalam Budha itu sendiri. Di dalarn ajaran Budha, yang disebut
"ajaran kebenaran agama Budha", dapat di bagi menjadi tiga kelompok, diantaranya ;
tentang dukha, tentang samudaya dan tentang niradha.
"Tentang dukha berarti manusia selalu diliputi penderitaan. Tentang
samudaya berarti sebab dari semua penderitaan, sedangkan tentang niradha bererti
pemadam, yaitu pemadam dari dukha dan samudaya. ,,80
Salah satu faktor terjadinya dukha terutama sekali karena kebutuhan
kebutuhan duniawi yang cenderung memunculkan dukha yang dalam, artinya apabila
79 M. Bahri Ghazali, Op.cit., h.31
'0 Ibid, h.44
57
kebutuhan-kebutuhan itu tidak dapat dipenuhi pada akhirnya menyebabkan
terganggunya kesehatan mental seseorang..
Niradha mrupakan ajaran yang penting dalam pengendalian diri. Untuk
mengimplementasikan niradha itu hams melalui marga (jalan), ada delapan marga
yang merupakan hasil meditasi Sang Budha, yaitu sebagai berikut :
1) Percaya yang benar, yaitu mempunyai rasa kepercayaan atau keyakinan yang
benar dengan tidak mengikuti kepada kepercayaan yang lain. Yang akhirnya
tidak membuat hati menjadi ragu dan tenang.
2) Maksud hati yang benar. Hal ini berkaitan dengan niat baik ketika hendak alau
pergi dari melakukan sesuatu. Sehingga tidak merasa khawatir atas penilaian
yang bagaimanapun bentuknya.
3) Perkataan yang benar, ini dimaksudkan agar selalu hati-hati dalam berbicara
dengan pembicara pada hal-hal yang memiliki kebenaran.
4) Perbuatan yang benar, ini bertujuan agar selalu dijadikan peringatan dalam
setiap melakukan perbuatan. Supaya perbuatan tersebut tergolong pada
perbuatan yang baik bagi manusia sekelilingnya.
5) Hidup yang benar, artinya memiliki motto dalam hidup yang terakumulasi
dalam bentuk aturan yang telah ditentukn oleh agama, sehingga hati tidak
merasa bimbang dan bingung.
6) Usaha yang benar, yakni berkerja dengan cara yang benar tidak dengan
kekerasan, memaksa, dIl. (usaha yang halaI)
58
7) Ingatan yang benar, pikiran selalu diupayakan agar dapat terkonsentrasi pacta
sesuatu yang baik-baik, melupakan kenangan yang pahit yang dapat menggu
ketenangan batin
8) Semadi yang benar. SUPaya tujuan dari bersemadi dapat tercapai dengan
sempurna, tl\iuan yang dimaksudkan adalah untuk menghapus keinginan
keinginan yang muncul dari luar 81
Dengan demikian apabila marga-marga tersebut dapat dilakukan secara
maksimal tentunya ini dapat membantu sekali dalam upaya mencegah dan membina
kesehatan mental bagi para penganut Budha itu sendiri.
"Ibid, h.46
BABID
FUNGSI TOBAT BAGI KESEHATAN MENTAL
Masalah ketenangan batin merupakan faktor penting dalam menyehatkan
mental, sekalipun memang diakui faktor-faktor lain pun ikut mempengaruhi
kesehatan mental. Dalam usaha menenangkan batin orang yang berdosa, tobat
mempunyai pengaruh sangat kuat karena selain dapat membersihkan dirinya dari
perasaan berdosa juga konsentrasi dalam membersihkan dirinya, dimana ia merasa
diakui sebagai orang yang baik di tengah-tengah masyarakat dapat berakibat positif
terhadap perasaannya.
Uapaya untuk pembentukan ketenangan batin sangat tegantung kepada upaya
mrnghadapi persoalan batin itu sendiri. Jika seseorang merasa hidupnya penuh dosa
hingga membuat jiwanya tidak tenang, penyembuhannya ialah melalui usaha diri
dalam menghadapi pennasalahan yang mengguncangkan batin itu, yaitu melalui
bertobat
A. Fungsi Tobat dalam Membangun Kesehatan Mental
Karena tujuan agama Islam itu diturunkan Allah adalah untuk kesejahteraan
dan kebahagiaan umat manusia di dunia dan di akhirat. Tobat sebagai salah satu
ajaran Islam di bidang akhlakjuga merupakan faktor pembinaall kesehatall mental. l
1Uhal, Yahya Jaya, Peranall Tobat dall Moo! dalam Membilla Kesehatall Mental, (Jakarta:Ruhama, 1995, Cet.ke-3, h. 83
60
Menurut Yahya Jaya, diantara Iatihan kejiwaan orang yang bertobat guna
membina kesehatan mentalny~ adalah melalui mUjahadah. MUjahadah merupakan
kesanggupan Mukmin menguasai dan mengendalikan hawa nafsu yang cenderung
memalingkan orang dari kebenaran dan kebaikan. Dan bagi mereka yang dapat
mngendalikan hawa nafsunya, Allah menjanjikan surga tempat tinggalnya kelak.
Dengan bermujahadah orang yang bertobat akan membentengi dirinya dengan
memperbanyak ama! shaleh sehingga dirinya tidak terjerumus pada perbuatan dosa
dan maksiat yang pada akhirnya ia akan memperoleh ketenangan jiwanya dan
terbebas dari gangguan mental.
Selain mUjahadah, muhasabah (introspeksi diri) juga dapat membina
kesehatan mental orang yang bertobat. Dalam konteks ini muhasabah dapat
membantu manusia dalam menghindari akibat buruk yang ditimbulakn dari
perbuatan-perbuatan dosa dan kelalaian-kelalaiannya, dengan menilai diri,
menghitung perbuatan yang telah dilakukan, yaitu dengan mengevaluasi diri secara
jujur setiap kesalahan yang telah diperbuat dan dipersiapkan untuk hari esok
(akhirat). Dengan muhasabah seseorang akan menjaga agar perbuatannya selalu
bermakna dihadapan Allah.2 Semakin sering diadakan evaluasi, semakin meningkat
kesadaran akan berbagai kekurangan dan semakin kuat pula dorongan untuk lebih
memperbanyak amal shaleh. Sedangkan orang yang tidak pernah melakukan
muhasabah, ia tidak akan dapat memperbaiki dirinya karena ia tidak menhetahui apa
2Ibid, h. 84
61
yang harns diperbaiki. Sedangkan hidup manusia di dunia tidak bisa dipisahkan dati
hidup manusia di akhirat kelak, dimana manusia akan dimintakan
pertanggungjawaban atas amal perbuatannya selama hidup di dunia.
Umar bin Khattab sebagai mana dikutip Ibnu Qayyim AI-Jauziyah, pernah
berkata : "Hisablah diri kalian sebelumkalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum
kalian ditimbang dan berhiaslah kalian untuk menghadapi hari penampakan yang
agung.,,3
"Secara kejiwaan, banyak hikmah yang didapat orang dengan melakukan
muhasabah. Diantaranya orang dapat memperbaiki kekurangannya, dan
menimbulkan rasa sukses dan rasa bahagia dalam diri. Rasa sukses dan rasa bahagia
banyak ditentukan dan didapat dari amal usaha manusia sendiri.,,4
Apabila seseorang telah selesai melakukan sesuatu perbuatan dengan baik
pada umumnya ia merasa sukses dan gembira, karena telah berbuat sesuatu atas nama
dirinya. Orang yang melakukan mujahadah, muhasabah sebagai latihan kejiwaan
dalam tobat secara sungguh-sungguh. Banyak mendapatkan rasa sukses dan bahagia
dalam hidupnya. Inilah kiranya yang menjadi salah satu arti dari al-falah
(kemenangan) yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertobat.
3Ibnu Qayyim AI-Jauziyah, Madarijlls Sa/ikin (pendakiall Melllijll Allah), Terj. KathurSuhardi, (Jakarta: Pustaka AI-Kautsar, 1999), Cet.ke-2, h. 35
·Yahya Jaya Op.cit., h. 85
62
B. Fungsi Tobat dalam Pencegahan Gangguan Mental
Fungsi tobat dalam mencegah timbulnya gangguan mental terletak pada usaha
orang yang bertobat untuk menghindarkan dirinya daTi dosa-dosa lahir dan batin serta
pengaruh-pengaruh dosa-dosanya pada masa lalu. Dengan demikian ia diharapkan
mampu menjaga dirinya dari kcmungkinan jatuh kepada keadaan kesehatan mental
yangburuk.
Sebagaimana diketahui tobat harus dilakukan terus-menerus, tujuannya agar
orang tersebut dapat menghindarkan diri dari perbuatan dosa dan dari pengaruh dosa,
dalam hal ini yang dilakukan orang bertobat adalah pengendalian diri.
Pengendalian diri dalam Islam disebut muraqabah. Menurut Hamzah Ya'kub
:"Muraqabah yakni setiap saat waspada, selalu mengawasi diri sendiri, menjaga diri
dengan ketat agar terus menerus berada pada garis taat dan jangan samapai
menyeleweng kepada maksiat".5
Muraqabah juga mempunyai beberapa arti yaitu : Pertama, bahwa seorangMuslim menjadikan Allah sebagai pengawas dirinya, sehingga ia merasa dekatdengan Allah, dan selalu mengingat-Nya dalam situasi dan kondisi bagaimanapundalam kehidupannya. Kedua, berarti penyerahan diri kepada Allah atau masukdalam kedamaian, kesentosaan dan kesalamatan. Dan ke/iga, berarti tobat, karenaarti tobat adalah kembali mendekatkan diri dan taat kepada Allah sesudah lari dari(rahmat) AlIah.6
'Hamzah Ya'qub. Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan MlIkmin (Tasawlif dw) Taqal1/b).Jakarta: Pustaka Atista, 1992), Cet.ke-4, h.314
·Yahya Jaya, Op.cit., h.78·79
63
Dengan kata lain muraqabah merupakan usaha seseorang untuk selalu mawas
diri karena dalam dirinya terdapat perasaan bahwa Allah selalu melihat dan
mengawasi tingkah laku serta gerak-gerik hatinya, sebagaimana firman Allah:
-.9. "P,/,,// J, / P1") //fJ/,' ///,/
(i. :OV\.N.xt\)~~ ~.i:uLp ~.f-:;.L.J_. 4.::.....Y'J ... "/';' ..
Artinya : ...Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan AllahMaha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS.AI-Hadid/57 : 4/
Dengan kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi dirinya, maka orang yang
bertobat selalu mengendalikan dirinya secara ketat, agar jangan sampai dirinya
terjerumus kembali kejalan maksiat yang menyebabkan terganggunya kembali jiwa
orang tersebut. Dan orang yang berkemampuan mengendalikan diri, hidupnya akan
tenang dan ia dapat melawan dorongan nafsu sahwatnya.
Sedangkan keuntungan orang yang suka bermuraqabah ialah "terpeliharanya
kesucian diri karena selalu berusaha menempatkan diri dalam pengakuan kasih
sayang dan ridha I1ahi.8
Orang yang bertobat dengan sungguh-sungguh (tobat nasuha) akan terus-
menerus beIjuang mengendalikan nafsunya dengan memperbanyak amal shaleh,
maka kualitas keimanan seseorang akan meningkat. Kemudian keimanan yang
bersemi dalam diri seseorang akan membuahkan daya kontrol diri yang menjadikan
jiwa orang yang bertobat suci dan bersih dari segala noda dan dosa. Dan seseorang
yang beriman dan bertaqwa kemudian ia istiqomah menjalankan ajaran agama Allah,
7Depag RI, AI-QUf 'all dall Teljerna/lIlya, (Surabaya : Mahkota, J989), h.900
'Harnzah Ya'kub, Op.cit., h.269
64
maka Allah akan menjauhkan mereka dari perasaan takut (cemas) dan sedih dan
Allah menjanjikan kenikmatan, kegembiraan dan kebahagiaan yang abadi. Firman
Allah SWT:
Artinya : Sesnngguhnya orang-orang yang mengatakan : 'Tuhan kamiialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikatakan turun kepada mereka (dengan mengatakan) : 'Jangan kamu merasa takutdan janganlah kamu merasa sedih, dan gembirakanlah mereka denganmemJ'eroleh syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu'. (QS. Fusshilat/4I: 30)
Keimanan dan ketakwaan dalam Islam disamping dapat mengendalikan dan
mengontrol sikap dan perbuatan seseprang, juga dapat menolong hati nurani dalam
mendapatkan cahaya dan petunjuk Allah. Dan orang yang hati nuraninya dipimpin
oleh iman dan takwa akan selalu ingat kepada Allah dan berhati-hati dalam setiap
perbuatannya, karena ia yakin bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui atas
segala perbuatannya. 1O Dengan demikian orang yang bertobat kemudian ia beriman
dan bertakwa dapat mengendalikan dirinya dari perbuatan maksiat sehingga dirinya
terhindar dari ganggguan mental.
9Depag RI, Op.ciI., h. 777
"Lihat, Yahya Jaya, Op.cil., h. 82
65
C. Fungsi Tobat dalam Penyembuhan Gangguan dan Penyakit Mental
Dalam tobat, kesadaran dan pengetabuan merupakan unsur penting yang harus
dilakukan oleh orang yang bertobat. Dengan pengetahuan orang akan menyadari
bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah perbuatan dosa. dengan kesadaran, orang
dapat menerima dirinya, menata kehidupannya, dan mengadakan intel,'Tasi diri, baik
dengan diri sendiri maupun lingkungan alam sekitamya, dengan demikian seseorang
dapat menemukan keterpaduan dirinya kembali sesudah terpecah belah sebelwnnya. 11
Selain itu, untuk menyembuhkan gangguan dan penyakit kejiwaan yang
disebabkan oleh rasa berdosa menurut Afif Ab:.dul Fattah Thabbarah adalah "melalui
metode pengakuan dosa atas semua kesalahan-kesalahannya. Sebab pengakuan dosa
ini akan memberikan ketenangan terhadap jiwa yang sedang mengalami kegoncangan
dan dapat mengembalikan stabilitas jiwanya.,,12
Konsekuwensi lebih jauh dari pengakuan dosa dalam Islam adalah penyucian
diri dari pengaruh buruknya dosa dan usaha mendapatkan maaf serta ampunan
Allah. 13dalam hal ini, Islam lebih menitikberatkan pengakuan tersebut dilakukan
hanya kepada Allah SWT. Karena menurut pandangan Islam, perbuatan dosa atau
kesalahan itu hubungannya adalah antara pelaku dengan Tuhamlya. Sebab, hanya
Tuhan yang mengetahui segala perbuatan dosa yang dilakukan runat manusia Jadi
seseorang tidak diperbolehkan mengadakan pengakuan terhadap manusia lainnya,
"Ibid, h. 56
12Afif Abdul Fattah Thabbarah, Dosa-dosa Me/ltll1lt Al-QlIr 'all, Terj. Bahrun Abu Bakar,(Bandung: Gema Risalah Press, 1993), Cel.ke-9, h. 38
13Yahya Jaya, Op.cit., h. 59
66
karena yang menjadi tempat pengaduannya adalah bukan manusia yang lemah seperti
dirinya. 14
Agar tobat menjadi sempurna, maka keimanan dan ketakwaan hams benar-
benar tertanam dalam jiwa seseorang yang bertobat, karena keimanan mempunyai
peranan yang penting dalam meyembuhkan gangguan dan penyakit mental,
diantaranya sebagai berikut :
1. Meluaskan pandangan dan menambah kebesaran jiwa.
2. Menumbuhkan keberanian dan kepercayaan diri.
3. Mendapatkan obat bagijiwa yang kesepian dan putus asa.
4. Menumbuhkan ketenangan dan ketentramanjiwa. 15
Iman secara harfiah diartikan dengan rasa aman (al-aman) dankepercayaan (al-amanah). Orang yang beriman berarti jiwa merasa tenang dansikapnya penuh keyakinan dalam menghadapi semua problem hidup. Rasaaman dan keyakinan itu diperoleh dlUi kepercayaannya terhadap sesuatu yangghaib, memiliki kekuatan dan kekuaaan melebihi dirinya, dan dianggapmampu mengendalikan dan mempengaruhi kehidupan jiwa manusia. Diaadalah Tuhan alam semesta. 15
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa masalah keimanan tidak
bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia yang merindukan ketenangan dan
ketentraman batin, karena hidup tanpa keimanan akan terasa hampa dan kehilangan
makna yang menjadikan seseorang tidak mempunyai pegangan hidup.
"Lihat, Aflf Abdul Fallah Thabbarah, Op.cit., h.39
"Yahya Jayo, Op.cil., h. 67-68
"Abdul Mujib dan JusufMudzakir, Nllansa-nllansa Psikologi Islam, (Jakarta: Raja GrafindoPcrsada, 2001), Cct.kc-I, h. 150
67
Sedangkan aplikasi dari keimanan adalah ketakwaan, yakni ketakwaan dalam
arti ketaatan, yaitu mentaati apa yang diperintahkan Allah dan menjahui apa yang
dilarang-Nya. Orang yang bertakwa berarti orang ynag taat menjalakan ajaran
agamanya. Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa "agama mempunyai fungsi yang
amat penting dalam kehidupan manusia, yaitu : Pel'tama, memberikan bimbingan
dalam hidup. Kedua, menolong dalam menghadapi kesukaran, dan ketiga
menentramkan batin."16
Mengenai keuntungan dan keutamaan takwa, sangat memungkinkan dapat
diperoleh orang yang bertobat, karena orang yang bertobat biasanya langsung
memperbaiki dirinya dengan meninggalkan serta membenci perbuatan dosa dan
melakukan amal shaleh serta mencintai perbuatan baik sehingga ia menjadi orang
yang taat beragama. Dan pada akhirnya takwa merupakan sebuah terapi untuk
menyembuhkan prilaku menyinpang menjadi prilaku yang sesuai dengan ajaran
agama.
Selanjutnya yang dipakai dalam ajaran Islam untuk mencapai kesehatan
mental, yaitu dengan berzoor kepada Allah (mengingat Allah). Yang dinamakan zikir
dalam ajaran Islam ialah suatu keadaan Muslim dalam mengingat Allah dengan
sepenuh jiwa dan raganya, dan dengan sepenuh prilaku dan amal perbuatan serta
16Zakiah Daradjal, Peranan Agama dalam Kesehatall Mental, (Jakarta: PT. Toko GunungAgung, 1995), Cel.ke-14, h. 56
68
merasakan selalu kehadiran Allah dalam dirinya sepanjang waktu pada setiap ucapan
dan perbuatan. 17
Adapun zikir bagi orang yang bertobat merupakan usaha untuk memperbaiki
hubungan yang rusak antara dirinya dengan Allah karena perbuatan dosanya dan
mengikatnya untuk taat kepada Allah. Dengan zikir ia akan meluruskan pikirannya
bagaimana mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan Allah yang tentu saja
zikir mempunyai peranan penting dalam akhlak.
"Apabila seseorang cenderung kepada perbuatan maksiat misalnya, karena
dorongan hawa nafsu atau karena godaan syetan, dan seketika itu ia berzikir kepada
Allah, maka ia akan sadar. Kesadaran itu menahannya daTi kemungkaran dan tetap
mempertahankan status kesuciannya."18
Dapat pula ditambahkan, bahwa zikir Allah sebagai salah satu obat bagi
gangguan mental sudah dipraktekkan dalam usaha penyembuhan korban Narkoba di
Pondok Pesantren Suryalaya, Jawa Barat. Metodenya sangat sederhana, hanya
"dengan berizkir selama sepuluh menit dengan membaca kalimat "Laa I/aaha
Illallah", kemudian dilanjutkan dengan terapi mandi, para pengasuh Pondok
Pesantren tersebut berhasil menyembuhkan gangguan mental.,,19
17Yahya Jaya, op.cit., h. 75
18Hamzah Ya'kub, Op.cit., h. 314
19Yahya Jaya, Op.cit., h. 77-78
69
Dengan demikian seseorang yang bertobat kemudian ia selalu mengingat
Allah dalam segala situasi dan kondisi maka dirinya akan terhindar dari perbuatan
dosa serta memperoleh ketenangan dan ketentramanjiwa.
D. Kerangka Konseptual tentang Fungsi Tobat bagi Kesehatan Mental
. Kerangka konseptualnya sebagai berikut :20
TobatNasulta
KeseltatanMental
Beriman danbertakwa
ZikTllllaltlmengingat
Allah
MIl/msaba/t!introspeksi diri
1. Dapat menyesuaikan diri2. Bebas dari tegang dan cemas3. Mampu berdiri sendiri4. Memilild rasa kasih sayang5. Sopan dan santun
6. Mempunyai rasa aman7. Memiliki spontanitas yang baik8. Bertanggung jawab
14. Memiliki sifat sosial yang baik15. Mengambil keputusan yang baik
11. Memiliki prilaku yang bernilai12. Penuh pertimbangan13. Kepribadian utnh/kokoh (konsisten)Mllja/,adaft!
Pengendalianhawa nafsn
Mllrllqllbaltlpengendalian
di.i
'::::::-_=-::'.,L.-----~9. Sanggup melihat diri secara terbuka10. Berkembang fisil. dan mental
20Kerangka konseptual ini berdasarkan tulisan para ahli tentang tanda-tanda mental sehat yangtelah dipaparkan pada halaman 39 dan fungsi tobat bagi kesehatan mental, halarnan 59
70
Dari fungsi-fungsi tobat dan kriteria bagi kesehatan mental menurut para ahli,
yang telah penulis uraikan sebelumnya dan setelah dikalkulasikan demikianlah
kerangka konseptualnya berupa bagan. Adapun keterangan kerangka konseptualnya
adalah, orang bertobat akan semakin kuat iman dan ketakwaannya, sehingga hal ini
akan membuat dirinya dapat menyesuaikan diri, bebas dari rasa tegang dan cemas,
mampu berdiri sendiri, memiliki rasa kasih sayang serta akan sopan dan santun
prilakunya. Selain itu orang bertobat akan selalu mengingat Allah, yang akan
membuat dirinya memiliki rasa aman, memiliki spontanitas yang baik dan dapat
bertanggung jawab. Selain itu orang bertobat akan selalu introspeksi diri, yang akan
menyebabkan dirinya sanggup melihat dirinya secara terbuka serta dapat berkembang
fisik dan mentalnya dengan baik. Orang yang bertobat juga akan selalu
mengendalikan diri, dengan demikian ia akan memiliki prilaku yang bernilai, penuh
pertimbangan, serta memiliki kepribadian yang konsisten. Orang bertobat juga akan
selalu mengendalikan nafsunya, sehingga ia akan merniliki sifat sosial yang baik serta
akan selalu dapat mengambil keputusan dengan baik.
BABIV
ANALISIS TEORITIS
A. Ketepatan Hipotesis
Sebagaimana yang telah diungkapkan bahwa penulis memiliki hipotesis
sebagai berikut :
"Dari tulisan para ahli, rendahnya pemahaman masyarakat tentang peranan
tobat dalam membina kesehatan mental, menyebabkan masyarakat mudah
mengalami gangguanjiwa."
Dengan melihat permasalahan yang penulis ajukkan, ditulis para ahli
sebahagian masyarakat beragama dewasa ini mudah sering mengalami gangguan
kejiwaan, padahal tobat memiliki peran dalam membina kesehatan mentaL Dengan
demikian masyarakat ternyata kurang memahami paranan tobat itu sendiri. Jadi,
hipotesis penulis tersebut tepat. Hipotesis berikutnya berbunyi :
"Para penulis kesehatan mental tidak mengikutsertakan peranan tobat
dalam proses penyembuhannya, menyebabkan rendahnya pemahaman
masyarakat dalam penyembuhan gangguan mentaL"
Melihat karakter utama yang harus dimiliki oleh orang yang sehat mentalnya
seperti yang diungkapkan oleh Marie Jahoda, Duene Schultz dan Rita 1. Atkinson,
yang telah lebih dahulu penulis paparkan pada bahasan kesehatan mental, di sana
tidak penulis temukan ulasan yang memiliki hubungan dengan agama, selain itu
proses penyembuhan yang penulis temukan yakni dengan cara catharsis ("curhat")
72
yaitu proses penyembuhan dengan cara mengungkapkan semua permasalahan dan
perasaan yang dialami oleh penderita kepada konsultan selama pertemuan. I
Dengan demikian proses penyembuhannya pun temyata melepaskan peranan
tobat itu sendiri. Maka dari itu wajar saja apabila masyarakat tidak banyak yang
paham tentang penyembuhan gangguan kejiwaan dengan cara bertobat. Jadi, hipotesis
kedua penulis relatif tepat adanya. Beranjak pada hipotesis ketiga yaitu :
Para penulis tentang kesehatan mental yang tidak memasukkan tobat
dalam kajiannya, dikarenakan kurang memahami fungsi tobat secara
mendalam, selain itu juga karena pengaruh oleh kedokteran Barat yang
tidak mengkaitkan agama dengan keilmuan.
Hipotesis terakhir ini juga diterima, meskipun berbeda secara harfiah, namun
pada benang merahnya memiliki kaitan yang signifikan. Artinya pada dasamya para
penulis khususnya yang telah disebutkan sebelumnya yang notebene beragama
Kristen kurang mengetahui peran tobat yang dimaksud, sebab di dalam agama Barat
pun dalam hal ini Kristen mengungkap masalah pertobatan yang dapat membawa
seseorang kepada kebahagiaan, namun demikian pemisahan dua objek agama dan
keilmuan lebih disebabkan oleh doktrin gereja yang memisahkan antara politik
dengan agama, yang pada perkembangannya bukan hanya politik akan tetapi
merambat pada bidang keilmuan.2
1A. F. Jaelani , Penyucian Jiwa (Tazkiyat al-Nafs) dWl Kesehatan Mental, (Jakarta: Arnzah,2000), Cel.ke-1, h. 123
2Komaruddin Hidayal, Tuhan Begitll Dekat, (Jakarta: Paramadin., 2002), Cel.ke-2, h. 116
73
Demikianlah hipotesis yang ketiga ini, dan menjadi jelaslah sekarang alasan
para penulis beragama Kristen yang tidak mengikutsertakan agama dalam bidang
keilmuan.
B. Teori Hubungan Tobat dan Kesehatan Mental
Pada dasarnya penulis berpandangan bahwa kesehatan mental adalah sehuah
hasil dari proses pembersihan jiwa, maka orang yang sehat mentalnya adalah orang
yang bersih jiwanya. Hubungan antara kesehatan mental dengan tobat tidak dapat
dipisahkan, sebab langkah-Iangkah untuk mencapai kesehatan mental adalah sebuah
hasil atau dapat dihasilkan melalui bertobat.
"Adapun langkah-Iangkah yang ditempuh untuk mencapai kesehatan mental
yaitu dengan pengobatan (kuratij), pencegahan (preventij), dan pembinaan
(konstruktij).,,3
Langkah-Iangkah untuk mnecapai kesehatan mental yang telah disebutkan
diatas itu dapat produksi melalui bertobat, "sebab tobat itu sendiri bila ditinjau dari
kesehatan mental berfungsi sebagai pengobatan, pencegahan, dan pembinaan.,,4
Selanjutnya apabila melihat dari proses penyembuhan kesehatan mental, di
sana ada istilah catharsis, penyembuhan dengan cara ini pada dasarnya persis dengan
apa yang dikehendaki dari bertobat agar setiap orang mengingat semua dosa dan
3A. F. Jaelani, Op.cit.. h. 87
4Ibid, h. 123
74
kesalahan yang telah dilakukannya, mengakui dan mengungkapkannya secara jujur
dan tulus kepada Allah.
Kemudian menyesali perbuatan dosa itu dengan penyesalan yang sedalam
dalarnnya, dengan dernikian seseorang yang telah bertobat akan rnerasa seolah-olah
kotoran-kotoran yang ada dalam dirinya telah dibersihkan dengan begitu jiwanya
akan kembali tenang dan bahagia serta membuat mentalnya menjadi sehat.
Secara detailnya apabila orang bertobat keirnanan dan ketakwaannya akan
sernakin kuat, hal iill dapat rnernbuat orang tersebut rnarnpu menyesuaikan diri,bebas
dari tegang dan cemas, dapat berdiri sendiri, memiliki rasa kasih sayang, rnemiliki
kepribadian yang konsisten serta bertanggung jawab. Apabila orang yang bertobat
Berirnan dan bertakwa, rnaka hal ini akan dapat rnemberi pelakunya dapat
menyesuaikan diri, bebas dari tegang dan cernas, rnampu berdiri sendiri merniliki rasa
kasih sayang serta sopan santun dalarn bersikap. Apabila yang bertobat mengingat
Allah (zikrullah), maka ia akan rnerniliki rasa aman , memiliki spontanitas yang baik
dan bertanggung jawab. Apabila orang yang bertobat introspeksi diri (muhasabah),
rnaka pelakunya akan sanggup rnelihat diri sendiri secara terbuka juga dapat
berkernbang fisik dan mentalnya secara baik. Apabila pelaku tobat mengendalikan
diri (Muraqabah), rnaka ia akan memunculkan prilaku yang bernilai, penuh
pertirnbangan serta rnerniliki kepribadian yang konsisten. Apabila pelaku tobat
melakukan mUjahadah (usaha untuk rnernbebaskan diri dari segala bentuk dosa dan
rnenghiasinya dengan sifat-sifat terpuji), tujuan akhir yang hendak dicapai dengan
mUjahadah adalah pendidikan dan pengajaran bagi jiwa untuk hidup baik, maka
75
pelakunya memiliki sifat sosial yang baik serta dapat mengambil keputusan secara
baik pula.
Tobat Nasuha
Agama
Kesehtan Mental
Kesempurnaan JiwalInsan Kamil
Dengan demikian dapat pula penulis simpulkan bahwa, tobat dan kesehatan
mental bersumber dari agama, apabila kedunya ini dapat dipadukan dengan baik akan
membentuk jiwa yang sempuma atau terbentuknya insan kamil lebih jelasnya lihat
bagan di atas.
C. Prediksi Tentang Kehidupan Orang-orang Bertobat
Setelab menguraikan peranan tobat dalam membina kesehatan mental,
dapatlah dibuatkan gambaran atau prediksi mengenai kehidupan orang-orang
bertobat. Prediksi ini seharusnya terbukti apabila tobat seseorang itu, benar, tulus dan
sungguh-sungguh (tobat nasuha).
Menurut Yahya Jaya pribadi orang bertobat seharusnya sebagai berikut : "Ia
beriman dan bertakwa kepada Allah, sadar akan dirinya, dosa dan kesalahan yang
diperbuatnya, berani mengakui dan mempertanggtmgjawabkan dosa serta
kesalahannya, menyesali diri karena berbuat dosa dan kesalahan, memiliki tekad
untuk memperbaiki dirinya, berbuat baik dan ketaatan, memiliki pengawasan diri dan
76
ketenangan jiwa, mendapatkan kemajuan jiwa dengan mujahadah, muhasabah, dan
dapat merasakan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam hidupnya".5
Adapun prediksi penulis mengenai kehidupan orang-orang bertobat,
diantaranya sebagai berikut :
1. Memilki kepribadian "spiritual" yang baik, yakni orang yang bertobat kiranya
selalu berupaya untuk mengisi ruang spiritual dalam dirinya dengan dorongan
yang lebih tinggi, sehingga dapat mengeliminir sesuatu yang akan mengisi
ruang itu yang notabene lebih rendah, hina dan sikap hidup yang kerdil.
2. Memiliki "kepribadian beragama" yang baik, maksudnya adalah, orang
bertobat merasakan adanya 'rub' keyakinan yang permanen dalam hatinya
terhadap agama yang dianutnya, dan menjalankan apa yang diajarkan oleh
agama dengan sikap terbuka dan toleransi yang tinggi serta memandang
positif keanekaragaman agama yang ada, dan juga memiliki pandangan yang
lues, tidak kaku (rizid) dalam menyikapi segala macam problema agama yang
muncul.
3. Memiliki "kepribadian jiwa" yang baik, yaitu mempunyai sikap spontan yang
"u 'uy" (terkontrol) dan memiliki balance antara hak dan kewajiban serta
menyadari betul hak dan kewajibannya itu.
4. Memiliki "kepribadian aka!" yang baik, yakni memiliki kerangka berpikir
yang agresif revolusioner, sehingga produknya mampu menembus kebutuhan
'Yahya Jaya, Peranan Tal/bat dan Maa! dalam Membina Kesehatan Mental, (Jakarta :Ruhama, 1995), Cet.ke-3, h. 86
77
pasar. Dan memanfaatkan secara maksimal keterbatasan akalnya, untuk
memproduk sesuatu yang tidak lagi terbatas serta selalu memacu
kreativitasnya dalam rangka mengarahkan kepada yang lebih ideal dalam
banyak hal..
5. Memiliki "kepribadian sosial" yang baik, artinya orang bertobat itu tidak
menjadi benalu, pendendam, keji, keras kepala dan ancaman bagi orang di
sekelilingnya.
6. Memiliki "kepribadian hidup" yang baik, yaitu, memiliki pandangan dalam
hidup sehingga dapat memfilterisasi in pout, memaknai masa lalu, mengukir
masa kini, menghiasi masa depan.
Selanjutnya prediksi kehidupan orang-orang bertobat secara wnum adalah
apabila di dunia pelaku tobat semakin mendominasi, maka kehidupan dunia ini akan
tentram dan damai. Sebaliknya apabila pelaku tobat me~adi minoritas, tentunya
kehidupan dunia ini akan sem:ikin buruk dan akhirnya alamat kiamatlah dunia ini.
Begitulah kiranya prediksi penulis terhadap kehidupan orang-orang bertobat,
Tentunya ini hanya sebatas prediksi dari interpretasi penulis dari apa yang sudah
dijelaskan sebelwnnya tentang orang-orang bertobat, tepat tidak tepat prediksi ini
akan dialami oleh manusia nantinya dan waktu akan menjawab semuanya.
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tobat yang dimaksud dalam Islam adalah kembalinya seseorang pada Allah
setelah melakukan perbuatan dosa dengan menyadari dan menyesali perbuatan
dosanya serta bertekad untuk tidak mengualangi kembali perbuatannya dengan
memperbanyak amal shaleh. Tobat hukumnya wajib bagi setiap Mukmin, karena
tobat selain sebagai penghapus dosa juga merupakan sarana untuk mendekati diri
kepada Allah SWT. Dan tobat yang diterima oleh Allah hanyalah tobat yang sebenar
benamya (taubatan nasuha)
Faktor-faktor kejiwaan yang timbul dalam diri seseorang yang bertobat seperti
kesadaran bahwa yang dilakukan itu adalah perbuatan dosa, mengikuti kesalahan,
menyesali perbuatarmya, bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya dengan
meningkatnya keimanan sdan ketakwaan serta meperbanyak amal shaleh dan
memperbanyak (dzikrullah), hal ini dapat menobati mental seseorang yang terganggu
akibat perbuatan dosanya. Orang yang tobat akan selalu menjaga dirinya agar tidak
terjerumus kembali kepada perbuatan dosa dan maksiat dengan bermuraqabah yang
sdapat mencegah timbulnya gangguan mental dalam dirinya, dan agar keehatan
mental orang yang tobat tetap terpelihara yang harus dilakukan adalah dengan
melakukan latihan kejiwaan seperti mzgahadah dan muhasabah sehingga dapat
membina kesehatan mental.
79
Demikian pula di dalam ajaran Kristen untuk dapat membina kesehatan
mental seseorang yaitu, dengan eara bertobat, adapun pengertian tobat di dalam
ajaran Kristen berbeda seeara operasionalnya dengan ajaran Islam. Akan tetapi tujuan
umumnya sarna mengharap ampunan dari Tuhan Yang Maha Esa, dan eara yang lain
bisa juga dengan menangis, sebab dengan keluamya air mata di dalam air mata itu
keluar juga zat-zat yang menyebabkan stres..
Sedangkan ajaran Hindu untuk membina kesehatan mental seseorang yakni dengan
mengikuti sikap dan persiapan dalam yoga (salah satu aliran ketuhan dalam ajaran
Hindu yang mengajarkan eara UIltuk dapat mengatur pikiran agar kesadaran biasa
berganti menjadi kesadaran yang luar biasa yang diakhiri dengan bersemadi untuk
bersatu dengan Atmannya (yang merupakan sebagai penggerak dan penyebab adanya
manusia)
Ajaran Budha untuk membina kesehatan mental dapat dilihat dari delapan
marga Galan) yang merupakan hasil meditasi Sang Budha, yang telah dipaparkan
pada bab-bab sebelumnya. Marga ini merupakan realisasi dari salah satu ajaran
Budaha yang bernama "niradha", yang merupakan ajaran terpenting sebagai
pengendalian diri bagi para penganut agama tersebut. Dengan demikian jelaslah
bahwa pada dasamya tobat mempunyai peran penting dalam membina kesehatan
mental.
Adapun mengenai masyarakat yang masih banyak tidak mengetahui peran
tobat dalam membina kesehatan mental dikarenakan masih banyak para penulis
kesehatan mental yang tidak mengkaitkan tobat di dalam kajiannya.
80
Para penulis yang dimaksud adalah yang notabene beragama Kristen yang
terpedaya oleh doktrin gereja yang memisahkan politik dengan agama, yang pada
akhimya bukan hanya politik , dalam bidang keilmuan pun dipisahkan dengan agama.
Akhimya penulis kira hal semacam itu malah mempersempit peran agama
dalam kehidupan ini, sebab apabila agama dilibatkan dalam bidang keilmuan
tentunya akan memberi wajah baru pada agama itu sendiri, yang nantinya bukan
hanya sebagai pedoman hidup tetapi juga sebagai sumber dan referensi dalam
menambah khazanah keilmuan itu sendiri.
B. Rekomendasi
Bal,>1 kaum Muslimin dan Muslimat yang merasa takut dan gelisah karena
telah berbaut dosa dan maksiat, janganlah putus asa, segeralah bertobat dan memohon
ampun kepada Allah SWT, karena Allah Maha Pengampun dan Penerima tobat. Dan
bertobatlah dengan tobat yang sebenar-benamya (tobatan nasuha), yaitu yang
berjanji untuk tidak mengulanginya kembali, memperbanyak amal shaleh dan
memperbanyak istighfar agar kesalahan yang telah lalu diampuni.
Setelah bertobat, agar diri tidak kembali lagi melakukan perbuatan dosa yang
lalu dan tidak terjerumus pada perbuatan dosa lain yang menyebabkan timbulnya
gangguan jiwa yang bam, seorang Muslim, hendaknya selalu meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan senantiasa zikrullah (mengingat
Allah, baik dengan Iisan maupun dengan hati) dalam segala situasi dan kondisi, serta
membiasakan diri melakukan muraqabah, mUjahadah, dan muhasabah.
81
Selanjutnya rekomendasi untuk Depkes sudah saatnya untuk
mensosialisasikan melalui intansi-intansi terkait bahwa penyembuhan gangguan
mental dapat dapat disembuhkan dengan cara bertobat.
Barangkali Depag dalam hal ini yang lebih leluasa lantaran kelegalitasannya
untuk menjadikan bahasan mengenai peranan tobat dalam membina kesehatan mental
menjadikan materi tersendiri dalam dunia pendidikan, mengingat betapa penting dan
bermanfaatnya bertobat bagi kehidupan dunia.
Bagi para psikholog, seyogianya mengkaji lebih lanjut bahkan meneruskan
meneliti ke lapangan terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental atau
orang-orang yang telah pulih dari gangguan dan penyakit mental, dan bahasan
selanjutnya mengenai kesehatan mental menjadi lebih luas, akurat dan lebih
sempuma.
Bagi juru dakwah/missionaris, agar mengetahui kualitas mental agama yang
ada dalam pribadi dan masyarakat beragama. Sehingga dengan itu mereka dapat
mencarikan materi dakwah, metode dan peralatan serta tempat dakwah yang serasi
bagi sasaran dakwah tersebut
Bagi para politikus, negarawan, petugas keamanan agar tahu menciptakan
suasana keag(U11aan terhadap masyarakat seiring dengan apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat tentang nilai ag(U11a. Juga supaya mereka dapat berkomunikasi dengan
baik terhadap masyarakat, demi mewujudkan politiknya serta keserasian dengan
kebutuhan masyarakat tersebut.
82
Bagi para psikiater 'psychiatrisl'(dokter penyakit jiwa), agar dapat
menyembuhkan pasien lewat penggunaan pemahaman atas nilai ajaran agama yang
mereka serta pasien yakini.
Kemudian rekomendasi terakhir untuk khalayak banyak yang dapat penulis
tuliskan adalah, manusia kiranya dapat memahami bahwa AI-Qur'an dan kitab-kitab
agama lainnya adalah warning dari Yang Maha Kuasa, yang memerlukan interpretasi
logis. Tanpa hams difahami sebagai musuh kebudayaan, isi dan kandungannya akan
tetap mewarnai disetiap perbuatan manusia yang sudah mendapati kesehatan
mentalnya yang sempurna.
Maka dari itu berinterpretasilah dan gali kreativas akal seliberal-liberalnya,
sebab seliberal-liberal apapun akal manusia, paling hanya sampai pada level manusia
itu sendiri dan tetap berada ditengah muara keterbatasan.di mata Sang Khalik (walam
yakullahu kufuan Ahad).
Dengan demikian akhirnya penulis berharap khususnya Islam bukan hanya
sebatas "aturan" yang elastis yang dapat mengikuti zaman akan tetapi lebih dari itu
sebagai aturan yang dapat mengarahkan zaman, itu semua hanya Muslim sendiri yang
dapat membuat dan merubahnya, bukan yang lain atau bahkan Tuhan. If/gat itu,!!
("Love" and 1000 "Kisses" for Islam - Salam Penulis).
DAFTAR PUSTAKA
'Azizus Samad, Ulfat Islam dan Kristen, (Terj. Machnun Husein), Jakarta: PT.Serambi IImu Semesta, 200 I, Cet.ke-2
Ayoub, Mahmoud Mustafa, Mengurai Konjlik Muslim-Kristen, (TeIj. Ali NurZaman),Yogyakarta : Fajar Pustaka Bam, 200 I, Cet.ke-I
Ahmad, Muhammad bin Ahmad Sayyid, Dosa-dosa Bahaya dan Pencegahannya,(Terj. Abu Umar Basyir AI-Medani), Solo: At-Tibyan, 2001, Cet.ke-l
A. Djazuli dan Aen, 1. Nurol Ushul Fiqh Metodologi Hukum Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000, Cet.ke-I
A. F. Jaelani, Drs., Penyucian Jiwa (Tazkiyat Al-Naji) & Kesehatan Mental, Jakarta;Amzah, 2000, Cet.ke-l
Atkinson, Rita. 1., dkk., Pengantar Psikologi, (Terj. Widjaja Kusuma), BatamIteraksara, tth, jilid II
C. Groenen OFM, Panggilan Kristen, (Terj. Frans Harjawiyata), YogyakartaKanisius, 1979, Cet.ke-20
Daradjat, Zakiah, Prof, Dr., H., Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko GunungAgung, 1995, Cet.ke-21
___, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta : Cv. Ruhama,1995, Cet.ke-2
__-" Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta : PT. Toko GtmungAgung, 1995, Cet.ke-14
__-" Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, Cet.ke-15.
Depag R 1, AI-QuI' 'an dan Terjemahnya, Surabaya : Mahkota, 1989
Djamaluddin, Burhan, Dr., M.A., Konsepsi Taubat, Surabaya : Dunia Ilmu, 1996,Cet.ke-l
Djaya, Ashad Kusuma, Kembali Kepada Tuhan, Yogyakarta : Mitra Pustaka, 1999,Cet.ke-l
85
Jaya,. Yahya, Dr., M.A., Peranan Tobat dan Maaf dalam Membina KesehatonMental, Jakarta: CY.Ruhama, 1995, Cet.ke-3
___, Spiritualisasi Islam dalam Menumbuh Kembangkan Kepribadian danKesehatan Mental, Jakarta: CV. Ruhama, 1994, Cet.ke-I
al-Jauziyah, Ibnu Qayyim, Madarijus Salikin (Pendakian Menuju Allah), (TeIj.Kathur Suhardi), Jakarta: Pustaka AI-Kautsar, 1999, Cet.ke-2,
Jalaluddin, Prof, Dr., H., Pengantar Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 1998,Cet.ke-4
Kajeng, I Nyoman, dkk., Sarasamuccaya, Surabaya : Paramita, 1999, Cet.ke-2
Kartono, Kartini, Hygiene mental dan Kesehatan mental dalam Islam, Bandung ;Mandar Maju, 1989, Cet.ke-6
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Jakarta : Perc. Lembaga Alkitab Indonesia,1996, Cet.ke-I
Langgulung, Hasan, Prof, Dr., Teori-teori Kesehatan Mental, Jakarta: Pustaka AIHusna,1986, Cet.ke-2
Mubarok, Akhmad, Dr., M.A., Pendakian Mem!/u Allah, Jakarta: Paramadina, 2002
Marimutu Manimaren Terjun dari Lantai 56 Hotel Aston, Kompas, Jakarta, 6 Agustus2003
Mudjib, Abdul, Drs., H., Kaidah-kaidah !lmu Fiqh, Jakarta: Kalam Mulia, 2001,Cet.ke-4
al-Mashriy, Jamilah, Meraih Ampunan !lahi, (Terj. Fauzi Faisal Bahreisy), Jakarta:Searmbi Ilmu Semesta, 2000
Meichati, Siti, Kesehatan Mental, Yogyakarta : Penerbit Fakultas Psikologi DGM,1993
Mujib, Abdul, M.Ag., dan Mudzakir, Jusuf, M.Si., Nuansa-nuansa Psikofogi Isfam,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, Cet.ke-I
Nawawi, Rif'at Syauqi, Drs., M.A., Taubat Ditinjau dari Sisi Kaidah Fiqih, Jakarta :P3M IAIN Jakarta, 1991, Mimbar Agama dan Budaya, No.17, Th.VIII
LAMPIRAN
Beberapa ayat Al-Qur'an tentang pengampunan, baik pengampunan Allah kepadamanusia, maupun manusia yang memohon ampun kepada Allah, dengan kata jadiannya masingmasing, yang diungkapkan dengan istilah al-taubah. al-afiv. al-talifir. dan al-ghufran.Diantaranya sebagai berikut:
No. Denl!:an Istilah al-Our'an Surat Ayat
I Ai-taubah AI-Baqarah 12 37,159,160An-Nisa 14 16,17,18,146AI-Ma'idah 15 39,74At-Taubah 19 102,112,117Hud/ll 3.52AI-Israa 117 25Thaha/20 82,122An-Nnur/24 5,31AI-Furaon 125 70At-Tahrim 166 8
II Ai-Afw Al-Baaarah 12 52.219At-Taubah 19 43AI-Imran 13 135 152 155 159An-Nisa/4 31,149,153An-Nuur/24 22AI-Ma'idah 15 101Asv-Svu'ara 126 25.30AI-Haii 122 58,59,60
III Ai-Takfir AI-Ma'idab 15 65,89,95AI-Hadid 157 20Mubammad 147 2AI-Anra1/8 29AI-lmran 13 195At-Tbalaa I 65 5 -At-Tal!habun 164 9AI-Ankabut 129 7An-Nisa 14 31Hud/ll 114
IV Ai-Glm/ran AI-Oashasb 128 16Shad 138 25AI-Anra1/8 29AI-Imran 13 31,133,135Az-Zumar 139 53AI-Ma'idah 15 40 .AI-Fath 148 14AI-Mu'min 140 3AI-A'rar17 155AI-Fathir 135 7
,
AI-Hadid 157 155