perbaikan teknik produksi dan analisis kelayakan … · puji dan syukur penulis panjatkan ke...

39
PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PRODUKSI MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) DI KAMPUNG LEGOK PULUS KABUPATEN GARUT LILIA NOVALINA DALIMUNTHE DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: vohuong

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PRODUKSI

MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) DI KAMPUNG

LEGOK PULUS KABUPATEN GARUT

LILIA NOVALINA DALIMUNTHE

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,
Page 3: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbaikan Teknik

Produksi dan Analisis Kelayakan Finansial Usaha Produksi Minyak Akar Wangi

(Vetiveria Zizanoides ) di Kampung Legok Pulus Kabupaten Garut adalah benar karya

saya dengan arahan dari pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

diskripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Lilia Novalina Dalimunthe

NIM F14080032

Page 4: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

ABSTRAK

LILIA NOVALINA DALIMUNTHE. Perbaikan Teknik Produksi dan Analisis

Kelayakan Finansial Usaha Produksi Minyak Akar Wangi (Vetiveria Zizanoides)

di Kampung Legok Pulus Kabupaten Garut. Dibimbing oleh SETYO PERTIWI.

Akar wangi merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri.

Permintaan yang tinggi dan jumlah produsen yang masih terbatas menunjukkan

peluang pemasaran minyak akar wangi masih cukup terbuka. UKM Haji Ede

merupakan salah satu penghasil minyak akar wangi yang terletak di Kampung

Legok Pulus Kabupaten Garut. Tujuan penelitian ini untuk melakukan perumusan

perbaikan teknik produksi serta menganalisis kelayakan finansial usaha produksi

minyak akar wangi di UKM Haji Ede. Perbaikan yang direkomendasikan antara

lain pada penyeragaman umur panen, pengeringan, pengaturan tekanan

penyulingan, dan penggantian air suling. Nilai investasi 10 tahun sebesar Rp

200,000,000, investasi alat pelengkap setiap tahunnya sebesar Rp 429,000, biaya

tetap sebesar Rp 27,188,000/tahun, biaya tidak tetap sebesar Rp

1,996,457,500/tahun, diperoleh harga pokok minyak akar wangi sebesar Rp

766,600/kg. Nilai BEP 2.530 ton/tahun. Dengan harga jual sebesar Rp.

800,000/kg keuntungan yang diperoleh UKM penyulingan minyak akar wangi

adalah Rp. 88,176,000/tahun, NPV sebesar Rp 213,508,492, Net B/C sebesar 3.27,

Gross B/C sebesar 1.02, IRR sebesar 36.17%, dan pengembalian modal selama 2

tahun 6 bulan. Dengan demikian UKM Haji Ede dinyatakan layak secara finansial.

Kata kunci : akar wangi, kelayakan finansial, teknik produksi

ABSTRACT

LILIA NOVALINA DALIMUNTHE. Improvement of Production Techniques

and Analysis of Financial Feasibility of Oil Vetiver (Vetiveria Zizanoides)

production in Legok Pulus, Garut. Supervised by SETYO PERTIWI.

Vetiveria zizanoides commonly known as vetiver is a kind of essential oil

that has large marketing opportunities. Haji Ede home industry is one of the

vetiver root oil producers that located in Kampung Legok Pulus, Garut. The

purpose of this research is to formulate the improvement of production method

and to analyze the financial feasibility of vetiver root oil production. The

suggested improvement were formulated on the process of harvesting, drying, and

distillation. With 10-year investment value of Rp 200,000,000, investment of

complement tools each year amounting to Rp 429,000, fixed costs of Rp

27,188,000/year, the variable cost of Rp 1,996,457,500/year, the unit cost of

producing oil vetiver is Rp 766,600/kg. The BEP 2,530 kg/year. As the selling

price is Rp. 800,000/kg, the profit obtained by UKM vetiver oil refinery is Rp.

88,176,000/year. The NPV of Rp 213,508,492, Net B/C of 3.27, Gross B/C 1.02,

IRR 36.17%, and payback period for the past 2 years and 6 months indicate that

the business is financially feasible.

Keyword : financial feasibility, production techniques, vetiver root

Page 5: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS

KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PRODUKSI MINYAK

AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) DI KAMPUNG LEGOK

PULUS KABUPATEN GARUT

LILIA NOVALINA DALIMUNTHE

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,
Page 7: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

Judul Skripsi : Perbaikan Teknik Produksi dan Analisis Kelayakan Finansial

Usaha Produksi Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanoides) di

Kampung Legok Pulus Kabupaten Garut

Nama : Lilia Novalina Dalimunthe

NIM : F14080032

Disetujui oleh

Dr Ir Setyo Pertiwi, M Agr

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Desrial, M Eng

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

PRAKARTA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala

karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juli 2014 adalah

Perbaikan Teknik Produksi dan Analisis Kelayakan Finanasial Usaha Produksi

Minyak Akar Wangi ( Vetiveria zizanoides) di Kampung Legok Pulus Kabupaten

Garut.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, kakak, adik, dan keluarga penulis yang telah

memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

2. Dr Ir Setyo Pertiwi, M Agr selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan.

3. Bapak Haji Ede yang telah memberikan penulis kesempatan untuk melakukan

penelitian di UKM penyulingan akar wangi.

4. Prof Dr Ir Bambang Pramudya, M Eng dan Dr Ir Diyah Wulandani, MS

selaku dosen penguji penulis.

5. Teman-teman seperjuangan MAGENTA TMB 45 dan IMATAPSEL.

6. Dan seluruh kalangan yang telah membantu dan memberi semangat yang tidak

bisa disebutkan satu persatu atas segala dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurna. Oleh

sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat

diharapkan. Akhir kata semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang

memerlukan.

Bogor ,Juli 2014

Penulis

Page 9: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Tanaman Akar Wangi 2

Budidaya akar wangi 3

Teknologi Produksi Minyak Akar Wangi 5

Analisis Kelayakan Finansial 8

METODE 9

Lokasi dan Waktu Penelitian 9

Jenis dan Sumber Data 9

Analisis Data 10

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Teknik Produksi Akar Wangi dan Minyak Akar Wangi 11

Teknik Produksi 14

Perbaikan Teknik Produksi 17

Analisis Kelayakan Finansial 19

SIMPULAN DAN SARAN 23

DAFTAR PUSTAKA 24

LAMPIRAN 26

RIWAYAT HIDUP 29

Page 10: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

DAFTAR TABEL

1 Pemotongan bonggol dan akar tanaman akar wangi 14 2 Alat/mesin penyulingan akar wangi 15 3 Bak pendingin penyulingan akar wangi 15 4 Proses pemisahan minyak akar wangi 16 5 Bahan bakar dan alat pembakaran 17 6 Proses pencucian akar wangi 17

DAFTAR GAMBAR

1 Proses pemotongan bonggol dan akar tanaman akar wangi 14

2 Alat/mesin penyulingan akar wangi 15

3 Bak pendingin penyulingan akar wangi 15

4 Proses pemisahan minyak akar wangi 16

5 Bahan bakar dan alat pembakaran 17

6 Proses pencucian akar wangi 17

DAFTAR LAMPIRAN

1 Biaya investasi tanah, bangunan, dan mesin serta perlengkapan

penyuling akar wangi 26 2 Pajak dan biaya produksi setahun 27 3 Arus kas bersih 28

Page 11: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tumbuhan akar wangi (Vetiveria zizaniodes) merupakan salah satu

komoditas perkebunan yang dapat diolah menjadi minyak akar wangi dengan

proses penyulingan (destilasi) atau juga ekstraksi dengan pelarut yang menguap

yaitu solvent extraction serta bisa juga dilakukan dengan cara absorbsi oleh lemak

padat (enfleurage). Minyak akar wangi merupakan salah satu jenis minyak atsiri

yang juga dikenal sebagai volatile oil atau essential oil, berupa cairan pekat yang

tidak larut dalam air, serta mengandung senyawa-senyawa beraroma khas. Minyak

atsiri dapat dijadikan bahan dasar parfum, bahan kosmetik, pewangi sabun, obat-

obatan, perasa makanan, minuman, dan produk pembersih rumah tangga serta

penangkal serangga. Selain akar wangi masih banyak tanaman penghasil minyak

atsiri misalnya tanaman pala, cengkih, kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar,

melati, lavender, serai wangi, dan kayu manis (Kardinan 2005).

Pasar luar negeri yang menyerap produk minyak akar wangi adalah para

pengusaha dari berbagai kawasan, meliputi Asia, Eropa dan Amerika, khususnya

negara-negara seperti Singapura, India, Jepang, Hongkong, Inggris, Belanda,

Jerman, Italia, Swiss, dan Amerika Serikat. Peluang ekspor untuk pemasaran

minyak akar wangi juga masih cukup terbuka terutama ekspor untuk kawasan

Asia Selatan, Asia Timur, Eropa Timur dan Amerika Selatan, apalagi jika diingat

bahwa jumlah produsen atau negara pesaing di pasar internasional masih sangat

terbatas.

Indonesia merupakan negara terbesar kedua pengekspor minyak atsiri di

dunia setelah Haiti. Sentra budidaya tanaman dan produksi minyak akar wangi di

Indonesia berada di daerah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Produksi minyak akar

wangi ini sebagian besar dilakukan oleh industri kecil dengan menggunakan

teknologi yang sederhana/konvensional, sehingga minyak yang dihasilkan belum

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan eksportir maupun konsumen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia memperoleh peringkat

ketiga penghasil minyak akar wangi setelah Haiti dan Bourbon. Tabel 1

menyajikan data perkembangan ekspor dan impor minyak akar wangi tahun 2001-

2005.

Tabel1 Perkembangan ekspor dan impor minyak akar wangi

Tahun

Ekspor Impor

Volume

(kg)

Nilai

(US $)

Volume

(kg)

Nilai

(US $)

2001 1.583.798 1.759.241 2.312 43.728

2002 79.714 1.973.451 2.572 46.312

2003 45.821 1.428.682 2.465 18.680

2004 58.444 2.445.744 2.231 51.308

2005 74.210 1.544.618 532 22.890

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Tutuarima (2009)

Kuantitas dan kualitas bahan baku dan cara penyulingan menentukan

kuantitas dan kualitas minyak akar wangi. Dari hasil penelitian Tutuarima (2009),

penyulingan minyak akar wangi dengan tekanan uap bertahap (2, 2.5, 3 bar)

Page 12: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

2

menghasilkan kinerja recovery sebesar 92.58%, sedikit lebih tinggi jika

dibandingkan dengan tekanan konstan 3 bar yaitu 90.37%. Sementara itu, umur

panen akar wangi yang tidak seragam dan di bawah umur layak panen akan

menyebabkan kualitas minyak yang rendah.

Usaha Kecil Menengah (UKM) Haji Ede merupakan salah satu UKM di

Kampung Legok Pulus Kabupaten Garut yang bergerak di bidang usaha produksi

minyak akar wangi. Bahan baku sebagian berasal dari kebun sendiri, sebagian

lainnya merupakan pembelian dari hasil petani lain. Bahan baku yang akan

disuling tidak disortir terlebih dahulu sebelum dilakukan penyulingan, sehingga

umur panen tidak sama dan sangat berpengaruh terhadap hasil penyulingan.

Produksi minyak akar wangi dilakukan dengan metode kukus (water and steam

distilation), dimana tekanan yang digunakan adalah tekanan tinggi 5 bar.

Penyulingan dengan cara tersebut menghasilkan minyak yang berkualitas kurang

baik dan menghasilkan minyak berbau gosong serta warna gelap.

Usaha produksi minyak akar wangi Haji Ede dikelola sebagai usaha

keluarga, tidak ada pembukuan sebagaimana layaknya suatu usaha, sehingga tidak

diketahui secara pasti apakah usaha tersebut untung atau rugi. Sementara, nilai

jual minyak akar wangi yang berbau gosong dan berwarna gelap berkisar Rp

800,000/kg. Meskipun pemilik menyatakan usahanya untung, ditunjukkan dengan

masih berlangsungnya usaha tersebut dari saat berdiri hingga sekarang, dalam

rangka perbaikan kuantitas dan kualitas produk minyak akar wangi, perlu

dilakukan penelitian mengenai “Perbaikan Teknik Produksi dan Analisis

Kelayakan Finansial Usaha Produksi Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanoide )

di Kampung Legok Pulus Kabupaten Garut”.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Melakukan studi pustaka dan pengamatan teknik produksi akar wangi dan

minyak akar wangi untuk perumusan perbaikan teknik produksi.

2. Menganalisis kelayakan finansial usaha produksi minyak akar wangi.

Untuk tujuan pertama, ruang lingkup penelitian adalah budidaya akar

wangi dan pengolahan minyak akar wangi dengan metode kukus (water and

steam distilation), sedangkan untuk tujuan kedua dibatasi hanya pada usaha

penyulingan untuk produksi minyak akar wangi.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Akar Wangi

Akar wangi dapat tumbuh pada tanah yang berketinggian 300-2,000 m di

atas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian optimum sekitar 600-1,500 m dpl.

Sedangkan tanah yang cocok untuk pertumbuhan akar wangi yaitu tekstur tanah

berpasir dan abu vulkanik yang terdapat pada lereng-lereng pegunungan sehingga

saat panen akar dengan mudah dicabut tanpa ada yang tertinggal. Penanaman

Page 13: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

3

kurang baik bila dilakukan di atas tanah yang padat, keras dan berlempung karena

akarnya sulit dicabut, dan menghasilkan akar dengan rendemen minyak yang

rendah. Derajat kemasaman tanah (pH) yang cocok bagi pertumbuhan akar wangi

sekitar 6-7. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman akar wangi sekitar 140 hari per

tahun, sedangkan suhu yang sesuai untuk budidaya tanaman akar wangi adalah

sekitar 17-270 C (Santoso 1993).

Akar wangi merupakan salah satu tanaman rumput tahunan yang tumbuh

tegak dengan tinggi 1.5-2.5 m dan berkembang biak dengan cepat sehingga

terbentuk rumpun-rumpun besar. Di Indonesia ada dua jenis akar wangi yang

dikenal, yakni jenis yang berbunga dan tidak berbunga. Jenis yang berbunga

umumnya diproduksi oleh petani di daerah Garut (Jawa Barat) sedangkan yang

tidak berbunga diproduksi oleh petani di daerah Purwokerto (Jawa Tengah).

Kadar minyak yang lebih rendah serta mutu minyak yang kurang baik terdapat

pada tanaman akar wangi yang berbunga. Untuk memperoleh hasil minyak atsiri

yang berkualitas sebaiknya diusahakan dari jenis yang tidak berbunga (Kardinan

2005).

Budidaya Akar Wangi

Pembibitan

Menurut Santoso (1993) cara memperbanyak tanaman akar wangi

dilakukan dengan cara vegetatif yaitu penggunaan bonggol-bonggol akarnya.

Bonggol-bonggol ini dipecah sehingga memiliki mata tunas lalu ditanam ke

kebun. Jika ragu-ragu terhadap bonggol yang baru tidak bisa beradaptasi dengan

lingkungan baru, bonggol terlebih dahulu disemai. Setelah berumur 3-4 minggu

sudah ada muncul tunas serta akarnya, dan itu merupakan tanda akar wangi siap

dipindahkan ke kebun.

Pengolahan Tanah/Penyiangan Lahan

Pada dasarnya tanaman akar wangi tidak membutuhkan pengolahan tanah

secara rumit atau intensif kecuali bila akar wangi ditanam di tanah yang berat atau

liat. Bila akar wangi ditanam pada tanah yang belum pernah terolah, maka perlu

dilakukan pengolahan tanah. Alat yang digunakan untuk pengolahan tanah adalah

cangkul atau secara mekanis menggunakan traktor dan implemen bajak, garu, atau

rotary. Pengolahan tanah ini dilakukan 1.5-2.5 bulan sebelum penanaman

berlangsung. Setelah pengolahan tanah selesai lalu dilanjutkan ke proses

pembuatan lubang tanam, yakni kedalaman 10 cm, panjang 30 cm, dan lebar 30

cm (Santoso 1993).

Penanaman

Penanaman akar wangi sebaiknya dilakukan saat musim hujan, yaitu bulan

Oktober-November, karena pada fase awal pertumbuhan akar wangi

membutuhkan air yang cukup. Akan tetapi penanaman juga boleh dilakukan di

luar musim hujan asalkan disiram setiap pagi dan sore. Cara penanaman akar

wangi dapat dilakukan secara monokultur atau tumpangsari. Jarak tanam akar

wangi seharusnya 1 x 1 meter untuk tanah subur dan 0.75 x 0.75 meter untuk

tanah kurang subur (Santoso 1993).

Page 14: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

4

Pemeliharaan

Santoso (1993) menyatakan bahwa cara pemeliharaan akar wangi terdiri

dari beberapa cara, yaitu:

Penyulaman. Akar wangi yang sudah ditanam sekitar 2-3 minggu tanam

harus dilakukan pemeriksaan ke kebun untuk mengetahui perkembangan

pertumbuhan akar wangi. Apabila ada tunas akar wangi yang pertumbuhannya

gagal (loyo) atau bahkan mati, maka dengan segera dilakukan penyulaman, agar

pertumbuhan bibit sulaman itu tidak terlalu jauh tertinggal dengan tanaman

sebelumnya. Penyulaman ini dilakukan untuk mengetahui jumlah tanaman yang

sesungguhnya, dan nantinya dapat digunakan untuk memprediksi produk yang

dihasilkan.

Penyiangan. Penyiangan dilakukan untuk mencegah datangnya hama

yang biasanya menjadikan gulma lain sebagai tempat persembunyian sekaligus

untuk memutus daur hidup hama. Pada umur 3 bulan sejak tanam, tindakan

penyiangan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, agar

pertumbuhan tanaman akar wangi tidak kerdil atau terlambat. Penyiangan

biasanya dilakukan pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada

waktu itu banyak gulma yang tumbuh.

Pemupukan. Sebelum melakukan penanaman, saat pencangkulan atau

pembuatan lubang tanah sudah diberi pupuk kandang. Setiap lubang diberi pupuk

kandang sebanyak ± 1 kg sehingga total kebutuhan pupuk 10 ton per hektar.

Berikut adalah rincian dosis dan waktu pemupukan untuk lahan seluas 1 ha yang

baru dibuka. Pada tahun pertama, dimana akar wangi berumur 3 bulan

membutuhkan pupuk kandang sebanyak 5 ton, 100 kg urea, 50 kg TSP, dan 50 kg

KCl, dan untuk umur 9 bulan juga membutuhkan 5 ton pupuk kandang, 50 kg

urea, 25 kg TSP, dan 25 kg KCl. Tahun kedua, saat akar wangi berumur 15 bulan

baru dilakukan pemupukan dengan dosis 5 ton pupuk kandang, 50 kg urea, 25 kg

TSP, dan 25 kg KCl.

Pemangkasan. Pada tanaman akar wangi yang berumur ± 6 bulan perlu

dilakukan pemangkasan daun agar memperoleh akar yang rimbun dan panjang.

Pemangkasan daun akar wangi setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali akan berdampak

positif khusus untuk dataran tinggi karena dapat meningkatkan hasil panen sampai

10%, sedangkan untuk dataran rendah proses pemangkasan tidak bagus dilakukan

karena akan berdampak negatif yaitu penurunan hasil panen (Balai Penelitian

Industri Bogor).

Pengendalian hama. Hama yang terdapat pada tanaman akar wangi

adalah ulat yang menyerang akar, sehingga menyebabkan akar terputus-putus,

mudah rapuh, dan membusuk. Penanganan terhadap hama tersebut adalah dengan

penyemprotan insektisida.

Page 15: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

5

Panen

Umur panen. Menurut Kardinan (2005) bahwa sistem perakaran akar

wangi mengalami perkembangan yang penuh setelah berumur 24 bulan. Akar

yang mencapai umur tersebut akan mengandung mutu minyak yang tinggi, akan

tetapi kadar minyak atsirinya dalam akar rendah. Hasil penelitian Rusli dan

Kemala (1991) menyatakan bahwa akar wangi sebaiknya dipanen umur 18 bulan

agar didapatkan produksi dan mutu minyak yang cukup tinggi dengan rendemen

yang diperoleh berkisar antara 0.4-0.5% untuk akar basah dan 1.4-2.1% untuk

akar kering dengan lama penyulingan 18-24 jam.

Cara panen. Tahap awal pemanenan yaitu terlebih dahulu menyiram

tanah agar mempermudah proses pencangkulan. Tanah di sekitar akar wangi

digali menggunakan cangkul sedalam 30-35 cm kemudian akar wangi dicabut.

Setelah dicabut, tanah yang masih menempel di akar dibersihkan dengan cara

memukul-mukulkan pada kayu atau tanah, lalu daun akar wangi dipotong.

Pengolahan. Sebelum pengolahan, akar yang dipanen segera dicuci agar

sisa-sisa tanah tidak menempel di akar. Proses pencucian ini dilakukan dengan

hati-hati agar akar tidak rusak dan hilang. Kemudian dilakukan pengeringan akar

wangi dengan menjemur di bawah sinar matahari selama 1-2 hari sampai bau

minyak akar wanginya keluar. Penjemuran akar dilakukan di atas lantai penjemur

yang diberi alas tikar, atau bambu anyam dengan ketebalan 20-30 cm. Penjemuran

dilakukan dari jam 09.00-14.00 dan dibolak-balik sebanyak 2-3 kali sehingga

kadar air yang dikandung akar wangi 15%. Pengeringan akar membutuhkan waktu

lebih singkat sehingga kemungkinan minyak yang menguap selama penjemuran

lebih kecil. Pengeringan yang berkepanjangan di bawah sinar matahari tidak

bagus karena akan mengurangi hasil minyaknya. Akar yang sudah kering dapat

disimpan di tempat teduh atau gudang selama 60-70 hari. Jika tidak segera

disuling, akar wangi dikemas dalam karung plastik dan ditutup rapat, kemudian

disimpan dengan cara ditumpuk dalam gudang yang tidak tembus cahaya

matahari, tidak lembab, suhu 20-300C, dan letaknya jauh dari ketel suling.

Tujuannya adalah untuk mengurangi penguapan minyak selama penyimpanan.

Teknologi Produksi Minyak Akar Wangi

Jenis Teknologi dan Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk proses penyulingan tanaman aromatika

yaitu ketel suling (retort), bak pendingin (condensor), alat pemisah minyak, dan

ketel uap (boiler).

Ketel suling (retort). Menurut Santoso (1993), ketel yang terbuat dari

stainless steel dilengkapi dengan tutup dan di atas tutup dipasang pipa leher angsa

yang berfungsi untuk mengalirkan campuran uap ke alat pendingin. Agar tidak

kehilangan panas, ketel tersebut dibungkus dengan bahan penahan panas seperti

karung goni dan sebagainya. Guenther (2006) menyatakan bahwa leher angsa

dipasangkan pada bagian tengah (bagian cembung) tutup ketel, dan dihubungkan

langsung ke kondensor. Pipa penghubung ini berdiameter paling kecil 4 inchi dan

jika melakukan proses penyulingan lebih cepat, maka diameternya harus lebih

Page 16: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

6

besar. Leher angsa ini biasanya tidak dipasang terlalu tinggi agar fungsinya tidak

seperti refluks kondensor.

Ketel penyuling merupakan tempat bahan baku yang akan disuling, dan

bahan dapat berhubungan langsung dengan air atau uap. Ketel penyulingan

umumnya berbentuk silinder yang terbuat dari seng tebal (galvanized sheet metal)

yang dilengkapi dengan penutup yang dapat ditutup rapat. Pada tutup tersebut

terdapat pipa yang mengalirkan uap ke kondensor (Ketaren 1973). Ketel suling

berfungsi sebagai wadah tempat air dan/atau uap untuk mengadakan kontak

langsung dengan bahan, serta untuk menguapkan minyak atsiri yang dihasilkan.

Ketel suling tersebut berbentuk silinder atau tangki yang mempunyai diameter

sama atau lebih kecil dari tinggi tangki (Guenther 2006).

Bak pendingin (condensor). Bak pendingin adalah suatu tempat yang

berbentuk bak atau silinder dan di dalamnya terdapat pipa lurus atau berbentuk

spiral yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi cair (Ketaren 1973).

Condensor berfungsi untuk mengubah uap air dan uap minyak menjadi fase cair

(Guenther 2006). Condensor adalah sebuah perangkat yang mengalirkan panas

yang tidak diinginkan dari sistem pendingin untuk media (udara, air, atau

kombinasi dari udara dan air) yang menyerap panas dan mengalir ke titik

pembuangan.

Pemisah minyak. Pemisah minyak yang terbuat dari bahan stainless steel

ini dilengkapi dengan dua saluran, yaitu saluran bawah dan saluran atas. Saluran

bawah berfungsi untuk mengalirkan atau menampung minyak akar wangi, dimana

berat jenis minyak lebih besar dibandingkan berat jenis air. Sedangkan saluran

bagian atas berfungsi untuk membuang air yang nantinya akan digunakan lagi

untuk proses berikutnya (Santoso 1993).

Kardinan (2005) menyatakan bahwa untuk mempercepat proses pemisahan

air dan minyak, perlu dilakukan penambahan larutan garam dapur 5%, kemudian

campuran tersebut diaduk dan didiamkan sehingga minyak menjadi jernih dan

dapat dikeluarkan dari tangki. Untuk mencegah penguapan dan kehilangan

minyak, maka suhu minyak dalam alat pemisah air dan minyak (florentine flask)

dipertahankan pada suhu 20-250C (Ketaren 1973).

Proses penyulingan

Menurut Santoso (1993), penyulingan (distilation) adalah salah satu cara

untuk mendapatkan minyak atsiri dengan mendidihkan bahan baku yang telah

dimasukkan ke dalam ketel hingga terdapat uap yang diperlukan atau dengan cara

mengalirkan uap jenuh (saturated or superheated) dari ketel pendidih air ke dalam

ketel penyulingan. Ketel merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran

dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Penyulingan ini bertujuan

untuk memisahkan zat-zat yang bertitik didih tinggi dari zat-zat yang tidak dapat

menguap.

Pengisian bahan baku pada ketel tidak boleh penuh atau sejajar dengan

ketel karena di dalam ketel terdapat saluran air dan uap. Semakin tinggi bahan

baku dalam ketel, semakin rendah rendemen yang dihasilkan, karena makin tinggi

bahan dalam ketel, akan semakin besar jarak yang ditempuh dan halangan yang

dialami uap air. Pertambahan jarak dan gesekan yang dialami uap air akan

Page 17: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

7

mengakibatkan rendahnya kecepatan penyulingan dan dengan sendirinya semakin

kecil rendemen yang diperoleh (Rusli dan Hasan 1977).

Tekanan uap selama penyulingan juga berperan penting agar memperoleh

minyak akar wangi yang bermutu bagus. Berdasarkan hasil penelitian Fajar

(2008), peningkatan tekanan uap bertahap dari 0 bar sampai 3 bar selama proses

penyulingan dengan kepadatan akar wangi yang sesuai dapat meningkatkan

rendemen minyak akar wangi, bau segar khas akar wangi (tidak terkesan gosong)

dan menghasilkan mutu yang memenuhi nilai Standar Nasional Indonesia.

Menurut Tutuarima (2009) bahwa laju aliran uap yang signifikan dapat

menentukan kinerja recovery proses penyulingan. Peningkatan laju aliran uap

selama proses juga mampu meningkatkan recovery penyulingan. Laju aliran uap

konstan tertinggi sebesar 2 l/jam/kg bahan dapat memberi kerja recovery lebih

baik.

Titik didih yang tinggi sangat erat hubungannya dengan aroma. Minyak

dengan titik didih yang tinggi hanya dapat diperoleh dengan waktu penyulingan

yang cukup lama. Waktu penyulingan yang lama membutuhkan penggunaan uap

yang cukup besar jumlahnya, serta membutuhkan biaya yang besar pula (Ketaren

dan Djatmiko 1978).

Waktu yang dibutuhkan selama proses penyulingan adalah 16-20 jam.

Penyulingan dengan waktu 20 jam menghasilkan rendemen yang lebih baik

dibandingkan dengan 16 jam tetapi penyulingan yang lebih dari 20 jam tidak

menyebabkan perbedaan hasil (Kardinan 2005).

Macam-Macam Penyulingan

Berikut ini tiga cara yang lazim digunakan untuk penyulingan minyak

atsiri, yaitu: penyulingan dengan air (water distilation), penyulingan kukus (water

and steam distilation), dan penyulingan langsung dengan uap (steam distilation).

Penyulingan dengan air (water distilation). Santoso (1993), prinsip kerja

penyulingan dengan air (water distilation) adalah ketel penyulingan diisi dengan

air sampai volumenya hampir separuh kemudian dipanaskan. Bersamaan dengan

itu pula bahan baku dimasukkan ke dalam ketel penyulingan. Dengan demikian,

penguapan air dan minyak atsiri berlangsung secara bersamaan. Cara penyulingan

ini disebut penyulingan langsung (direct distilation). Bahan baku yang digunakan

pada proses direct distilation biasanya bunga atau daun yang mudah bergerak di

dalam air dan tidak mudah rusak oleh panas uap air. Namun, mutu minyak atsiri

yang dihasilkan cukup rendah dengan kadar minyaknya juga rendah, terkadang

terjadi proses hidrolisis ester, dan produk minyaknya bercampur dengan hasil

sampingan.

Penyulingan kukus (water and steam distilation). Santoso (1993), ketel

penyulingan diisi air sampai batas saringan. Bahan baku diletakkan di atas

saringan, sehingga tidak terkontak langsung dengan air yang mendidih, akan

tetapi berhubungan dengan uap air. Oleh karena itu, penyulingan ini disebut

penyulingan tidak langsung (indirect distilation). Uap air akan membawa partikel-

partikel minyak atsiri kemudian dialirkan melalui pipa ke alat pendingin, sehingga

terjadi pengembunan. Uap air yang bercampur dengan minyak atsiri akan mencair

kembali. Selanjutnya dialirkan ke alat pemisah untuk memisahkan minyak atsiri

Page 18: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

8

dari air berdasarkan berat jenis. Produk minyak yang dihasilkan cukup bagus, jika

pengerjaannya dilakukan dengan baik produk minyak pun masuk dalam kategori

ekspor.

Penyulingan langsung dengan uap (steam distilation). Santoso (2006),

penyulingan ini hampir sama dengan cara penyulingan kukus (indirect

distillation), tetapi ketel uap dan ketel penyulingan dipasang secara terpisah. Ketel

uap yang berisi air dipanaskan, kemudian uap dialirkan ke ketel penyulingan yang

berisi bahan baku. Partikel-partikel minyak pada bahan baku terbawa bersama uap

lalu dialirkan ke alat pendingin. Di dalam alat pendingin itulah terjadi proses

pengembunan, sehingga uap air yang bercampur minyak akan mengembun dan

mencair kembali. Selanjutnya minyak dialirkan menuju alat pemisah yang akan

memisahkan minyak atsiri dari air. Mutu minyak atsiri yang dihasilkan jauh lebih

bagus dibanding dengan kedua cara penyulingan lainnya sehingga harga jual

minyaknya pun jauh lebih tinggi.

Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial yang dilakukan meliputi analisi biaya pokok,

analisis titik impas, analisis Net Present Value (NPV), analisis Internal Rate of

Return (IRR), dan analisis B/C Ratio.

Analisis Biaya Pokok

Menurut Pramudya et al. (1992) biaya pokok adalah biaya yang diperlukan

suatu mesin pertanian untuk setiap unit produk. Misalnya berapa biaya yang

diperlukan untuk pengolahan tanah per ha (Rp/ha), berapa biaya penggiling padi

setiap kg (Rp/kg). Data yang diperlukan dalam perhitungan biaya pokok meliputi

biaya tetap, biaya tidak tetap, kapasitas produksi/alat serta perkiraan jam kerja

dalam satu tahun.

Kapasitas kerja suatu alat atau mesin pertanian ialah kemampuan dari alat

untuk menghasilkan produk (output) per satuan waktu. Misalnya berapa hektar

luas lahan yang dapat diolah dalam satu jam, berapa liter air yang dipompa setiap

jam, atau berapa kilogram padi yang digiling dalam satu jam.

Analisis Titik Impas

Titik perpotongan dua buah garis pada sebuah kurva menunjukkan bahwa

pada titik tersebut tercapai suatu keseimbangan di antara variabelnya. Titik ini

biasa disebut titik impas (breakeven point) (Pramudya et al. 1992).

Santoso (2010) mengatakan bahwa pertemuan dari garis total cost (TC)

dan total revenue (TR) adalah titik impas (titik pulang pokok, Break Event Point,

BEP). Pada titik tersebut terjadi keseimbangan, yaitu keseimbangan antara

keuntungan kotor dan biaya produksi, yang berarti pada titik tersebut tidak terjadi

kerugian dan keuntungan.

Analisi Net Present Value (NPV)

NPV merupakan perbedaaan nilai sekarang (present value) dari manfaat

dan biaya (Pramudya et al. 1992). Jika NPV lebih besar sama dengan 0 maka

proyek layak untuk dilaksanakan dan sebaliknya jika NPV lebih kecil sama

Page 19: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

9

dengan 0 proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Artinya jika NPV sama dengan

0, maka proyek akan mendapat modalnya kembali setelah diperhitungkan

discount rate yang berlaku. Untuk NPV lebih besar 0 proyek dapat dilaksanakan

dengan memperoleh keuntungan sebesar nilai NPV. Sedangkan apabila nilai NPV

kurang dari 0, maka sebaiknya proyek tersebut tidak dilaksanakan, dan

dipertimbangkan untuk mencari alternatif proyek yang lain yang lebih

menguntungkan.

Analisis Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan tingkat pengembalian modal dalam satu proyek. Nilai IRR

merupakan nilai tingkat bunga, dimana NPV-nya sama dengan nol. Metode IRR

sangat umum dan luas digunakan dalam menyelesaikan studi ekonomi (Pramudya

et al. 1992).

Perhitungan IRR untuk satu proyek melibatkan bunga modal dimana

penerimaan saat ini sama dengan pengeluaran (biaya) saat ini. Untuk

menyelesaikan perhitungan IRR digunakan cara coba-coba (Trial and Error)

sampai nilai i dapat ditemukan. Apabila nilai i lebih besar atau sama dengan

tingkat bunga modal yang berlaku, maka proyek layak dilaksanakan.

Analisis B/C Ratio

Benefit-Cost Ratio (B/C ratio) adalah perbandingan antara besarnya

manfaat dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. Perhitungan dengan metode ini

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Net B/C dan Gross B/C.

Net B/C

Untuk menghitung Net B/C sebelumnya perlu menghitung nilai NPVB-C

setiap tahun selama umur proyek. Kemudian nilai Net B/C dapat dihitung dari

perbandingan jumlah semua NPVB-C yang bernilai positif dengan jumlah semua

NPVB-C yang bernilai negatif (Pramudya et al. 1992).

Gross B/C

Nilai Gross B/C merupakan perbandingan antara NPV manfaat dan NPV

biaya sepanjang umur proyek (Pramudya et al. 1992).

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Legok Pulus, Desa Sukakarya,

Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada

bulan Februari-Juli 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer bersumber dari masing-masing entitas/pelaku aktivitas

dalam produksi akar wangi dan penyulingan akar wangi. Data primer yang

dibutuhkan dalam penelitian berupa data tenaga kerja, biaya produksi, jenis

Page 20: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

10

produksi, dan harga akar wangi. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian

bersumber dari Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik, Internet serta berbagai

literatur yang berkaitan dengan minyak akar wangi.

Analisis Data

Analisis teknik produksi akar wangi dan minyak akar wangi

- Budidaya meliputi pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, dan

panen.

- Teknik produksi meliputi penyulingan, kondensasi, dan pemisahan

minyak.

- Perbaikan teknik produksi

Analisis finansial produksi minyak akar wangi

a. Biaya Pokok Biaya pokok dihitung dengan persamaan berikut :

BP = 𝐵𝑇

𝑘𝑥+

𝐵𝑇𝑇

𝑥………………………………………… 1

BP = Biaya pokok (Rp/kg)

BT = Biaya tetap (Rp/tahun)

BTT = Biaya tidak tetap (Rp/tahun)

k = Bulan kerja (bulan/tahun)

x = Kapasitas kerja (unit/bulan)

b. Analisis Titik Impas (BEP)

Analisis titik impas dapat dilakukan dengan persamaan berikut :

BEP=BT

P-BTT…………………………………………..(2)

BEP = Titik impas (kg/tahun)

BT = Biaya tetap (Rp/tahun)

BTT = Biaya tidak tetap (Rp/tahun)

P = Harga jual (Rp/kg)

c. AnalisisNet Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) dapat dihitung dengan persamaan :

NPV= Bt-Ct

(1+i)1

………………………………………(3)

n

t=1

NPV = Net present value (Rp)

Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rp/tahun)

Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rp/tahun)

Page 21: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

11

i = Tingkat suku bunga yang berlaku (%/tahun)

n = periode

t = tahun ke-t

d. Analisis Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) ditentukan dengan menggunakan persamaan

berikut :

IRR=i1+NPVi1

NPVi1-NPVi2x i2-i1 ………………………...(4)

IRR = Internal rate of return (%)

i1 = Tingkat bunga bank pada saat NPV yang didapat positif (%)

i2 = Tingkat bunga bank pada saat NPV yang didapat negatif (%)

e. Analisis B/C Ratio

1. Net B/C

Net B/C ratio dihitung dengan menggunakan persamaan :

Net B C =+NPVB-C positif

-NPVB-C negatif

……………………….(5)

2. Gross B/C

Gross B/C ratio dihitung dengan menggunakanpersamaan :

Gross B C=

Bt

(1+i)t

nt=1

Ct

(1+i)t

nt=1

……………………….(6)

Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rp/tahun)

Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rp/tahun)

i = Tingkat suku bunga bank yang berlaku

n = Periode

Dari hasil perhitungan B/C Ratio, dapat diambil keputusan sebagai berikut:

Jika B/C ≥ 1 maka usaha tersebut layak untuk dilaksanakan.

Jika B/C < 1 maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik Produksi Akar Wangi dan Minyak Akar Wangi

Budidaya Akar Wangi

Kabupaten Garut merupakan bagian Selatan dari Propinsi Jawa Barat yang

terletak pada posisi 107º 46' - 107º 6' BT dan 5º 50' - 1º 20' LS. Luas wilayah

administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²). Sebelah Utara Kabupaten Garut

berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sebelah timur Kabupaten Tasikmalaya,

Page 22: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

12

sebelah Selatan Samudera Indonesia, dan sebelah Barat Kabupaten Cianjur dan

Kabupaten Bandung.

Kampung Legok Pulus di Kabupaten Garut merupakan salah satu tempat

yang cocok untuk budidaya akar wangi dan usaha penyulingan akar wangi

dikarenakan kondisi alam yang mendukung, baik akan kebutuhan tanah yang

berpasir dan air. Haji Ede merupakan salah satu pelaku budidaya akar wangi

sekaligus pengusaha produksi minyak akar wangi. Bibit akar wangi yang

dibutuhkan berasal dari kebun Haji Ede sendiri dengan bonggol (bibit) pilihan.

Bonggol ini diperoleh ketika panen akar wangi, yang diambil untuk disuling

hanya akarnya lalu bonggolnya dipisahkan untuk dijadikan bibit penanaman

berikutnya. Selama ini belum pernah terjadi kekurangan bibit akar wangi.

Proses pengolahan tanah dilakukan mulai dari jam 07.00-12.00 dengan

cara manual menggunakan cangkul. Pekerja yang dipekerjakan untuk mengolah

tanah rata-rata 4 orang dengan usia yang beragam, mulai dari anak muda sampai

orang tua sehingga kecepatan kerjanya berbeda. Tanah terlebih dahulu

dibersihkan dari sisa-sisa tanaman akar wangi, jika akar wangi terlalu banyak

perlu dilakukan pembakaran. Setelah itu baru dicangkul dengan membuat

gundukan dan parit/saluran irigasi, dimana lebar rata-rata gundukan 1.32 m

dengan panjang rata-rata13.64 m, dan parit/saluran irigasi yang terbentuk

sebanyak 20 serta gundukan sebanyak 21. Luas rata-rata pengolahan tanah adalah

473.91 m2/hari, sehingga diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk mengolah tanah

seluas 1 ha yaitu 105 jam (21 hari). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2 Kecepatan pekerja dalam pengolahan tanah

Daerah Pekerja

(orang)

Waktu

(jam)

Panjang

(m)

Lebar

(m) Luas (m

2)

V

(m2/menit)

Siekek 3 5 31.30 16.12 504.56 1.68

Siekek 8 5 41.55 16.12 669.79 2.23

Parabon 2 5 28.50 8.68 247.38 0.82

Total

1.58 V : kecepatan

Proses penanaman dilakukan setelah selesai pengolahan tanah, misalnya

hari ini dilakukan pengolahan tanah besoknya sudah mulai proses penanaman.

Waktu yang dibutuhkan untuk penanaman adalah 5 jam terhitung mulai jam 07.00

sampai 12.00, sama dengan pengolahan tanah. Jika hari ini tidak selesai

penanaman bisa dilanjutkan keesokan harinya. Tenaga yang dibutuhkan pada

proses ini biasanya 4 orang, dimana satu orang pengangkat bibit ke lokasi,

biasanya tenaga kerja laki-laki, satu orang pencacah bibit, satu orang pembuat

lubang, dan satu orang lagi yang memasukkan bibit dan menutup lubang tanam.

Jarak tanam akar wangi di UKM Haji Ede yaitu 48 x 34 cm dan kapasitas

penanaman sebesar 65 jam/ha (13 hari). Tabel 3 menunjukkan luas dan kecepatan

untuk menanam akar wangi.

Page 23: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

13

Tabel 3 Kecepatan pekerja dalam penanaman akar wangi

Daerah Pekerja

(orang)

Waktu

(jam)

Panjang

(m)

Lebar

(m) Luas (m

2)

V

(m2/menit)

Siekek 4 5 64.24 16.12 1035.55 3.45

Siekek 3 5 55.30 14.50 801.85 2.67

Siekek 2 4 30.36 14.50 440.22 1.83

Total

2.65 V : kecepatan

Proses pemeliharaan dilakukan setelah akar wangi berumur 4-6 bulan.

Perlakuan terhadap pemeliharaan akar wangi Haji Ede berupa pembersihan gulma

yang tumbuh di sekitar tanaman akar wangi. Tenaga kerja yang diperlukan 10

orang dan umumnya wanita. Kegiatan ini dimulai dari jam 07.00 – 12.00.

Kapasitas pemeliharaan yaitu 70 jam/ha (14 hari). Lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4 Kecepatan pekerja dalam pemeliharaan akar wangi

Daerah Pekerja

(orang)

Waktu

(jam)

Panjang

(m)

Lebar

(m)

Luas

(m2)

V

(m2/menit)

Parabon 10 5 37.80 13.50 510.30 1.70

Parabon 10 5 40.70 13.50 549.45 1.83

Parabon 10 5 42.30 24.70 1044.81 3.48

Total

2.34 V : kecepatan

Proses selanjutnya adalah pemanenan dan pengangkutan. Umur akar

wangi yang dipanen berkisar 8 bulan sehingga dalam 2 tahun pemanenan

dilakukan sebanyak 3 kali panen. Kegiatan ini juga berlangsung mulai dari jam

07.00-14.00, dimana pekerjanya 8 orang. Biasanya dilakukan suami-istri, bagian

yang mencangkul dan menarik akar wangi adalah tugas laki-laki sedangkan yang

memotong akar adalah tugas perempuan. Proses pengangkutan dilakukan

bergantian dengan cara menggendong dipunggung masing-masing. Jika jarak

kebun kurang dari 1 km maka pekerja mengangkut sampai pabrik, dan jika jarak

kebun jauh lebih besar dari 1 km maka pekerja manganggkut hanya sampai

tempat pengumpulan kemudian akar wangi diangkut ke pabrik dengan

menggunakan angkutan umum sewaan. Kapasitas pemanenan yaitu 112 jam/ha

sama dengan 16 hari. Tabel 5 menunjukkan produktivitas akar wangi.

Table 5 Produktivitas akar wangi di Kampung Legok Bulus

Daerah Waktu

(jam)

Pekerja

(orang)

Luas

(m2)

Produksi

(kg)

Produktivitas

(kg/m2)

Siekek 7 8 667.4 940 1.4

Parabon 7 8 719.23 1013 1.4

Parabon 7 8 489.19 689 1.4

Page 24: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

14

Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan saat panen akar wangi belum

terpenuhi, karena saat panen para pekerja membawa alat masing-masing seperti

cangkul dan bacok. Cangkul digunakan untuk mencangkul akar lalu akar ditarik

dan dipukul-pukul ke tanah untuk mengurangi tanah yang menempel pada akar,

sedangkan bacok digunakan untuk memisahkan akar dengan bonggol dan daunnya

(Gambar 1). Selain itu penyediaan transportasi untuk mengangkut hasil panen

juga belum tersedia. Selama ini Haji Ede menggunakan jasa angkut dari angkutan

umum dengan sistem sewa. Kondisi akar wangi yang ada di pabrik termasuk

kondisi segar yang baru di panen lalu diangin-anginkan sehingga memiliki kadar

air sebesar 42% (Tutuarima 2009). Sementara menurut pendapat Ketaren (1985)

pengeringan akar wangi akan membantu percepatan proses penyulingan,

meningkatakan rendemen, dan memperbaiki mutu minyak akar wangi walaupun

kemungkinan terjadi kehilangan minyak karena penguapan dan oksidasi oleh

oksigen udara.

Gambar 1 Pemotongan bonggol dan akar tanaman akar wangi

Dari pengamatan budidaya akar wangi, ditemukan praktek-praktek yang

memerlukan perbaikan, yaitu pemanenan dan pengeringan sebelum pengolahan

akar wangi. Adapun perbaikan yang direkomendasikan antara lain, pada

pemanenan perlu adanya penyeragaman umur panen agar diperoleh rendemen

minyak yang lebih banyak. Sedangkan pada pengeringan akar wangi perlu

pengeringan yang merata agar diperoleh kadar air yang sama (seragam).

Teknik Produksi

Penyulingan

Haji Ede melakukan penyulingan dengan menggunakan metode water and

steam distilation, dimana ketel suling yang digunakan dapat dilihat pada gambar

2a. Ketel suling terbuat dari bahan stainless yang berkapasitas kurang lebih 2000

kg dan suhu saat penyulingan yaitu 160oC. Tinggi ketel suling yang digunakan

adalah 4.2 meter dengan diameter dalamnya 1.50 m dan luar 1.59 m. Di dalam

ketel terdapat saringan berlubang yang berfungsi sebagai tempat bahan baku (akar

wangi). Bahan yang dimasukkan ke dalam ketel suling setinggi 1.8 m, kemudian

diisi air sampai permukaan air tidak jauh di bawah saringan berlubang kira-kira 2

m, sehingga bahan baku dan air memiliki jarak 0.4 m. Di dalam ketel suling

terdapat tabung pemanas atau tempat bara api (Gambar 2b) dengan diameter 40

cm dan jarak tabung dari dasar ketel suling sebesar 10 cm.

Page 25: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

15

a b

Gambar 2 Alat/mesin penyulingan akar wangi. a) ketel penyulingan, dan b)

tabung tempat bara api

Kondensasi

Kondensasi dilakukan menggunakan bak pendingin atau kondensor

dengan panjang 4.75 m, tinggi 1.8 m, lebar 4.55 m,dan volume 38.9 m3. Pipa yang

dihubungkan dari tutup ketel suling langsung ditarik ke dalam kondensor dengan

panjang pipa 9 lente, dimana 1 lente adalah 6 m. Jadi panjang pipa yang

digunakan untuk mengalirkan uap ke kondensor sepanjang 54 m dan didalam

kondensor pipa berbentuk spiral seperti yang disajikan pada Gambar 3. Pipa yang

berbentuk spiral memerlukan lebih sedikit air pendingin, karena berkontak

langsung dengan uap sehingga kondensat mengalir lebih lama. Akibatnya daya

absorbsi panas lebih besar dan suhu kondensat yang keluar mendekati suhu air

pendingin yang mengalir masuk ke dalam kondensor. Oleh karena itu, kondensor

lebih baik berukuran lebih besar. Uap minyak yang berbentuk gas akan mengalir

melalui pipa menuju kondensor sehingga berubah wujud menjadi cair kemudian

mengalir ke pemisah minyak.

Gambar 3 Bak pendingin penyulingan akar wangi

Pemisahan Minyak

Hasil penguapan yang berupa gas dialirkan ke bak pendingin melalui

pipa dan berubah wujud menjadi cair selanjutnya dialirkan ke penampungan

pemisah minyak. Pemisahan minyak akar wangi di UKM Haji Ede ada tiga:

pertama dan kedua berbentuk silinder sedangkan yang ketiga berbentuk persegi.

Pemisahan yang pertama memiliki tinggi 40 cm dengan diameter 60 cm. Pemisah

ini berbentuk silinder dengan volume 113 liter. Sedangkan pemisah yang

berikutnya memiliki diameter lebih kecil sekitar 30 cm tetapi tinggi sama dengan

volume lebih kecil sekitar 28 liter. Seharusnya pemisah minyak yang ketiga ini

tidak ada, akan tetapi minyak dipemisah yang kedua masih mengandung air maka

pemisah ketiga dibuat. Perbandingan hasil pemisahaan minyak akar wangi dapat

Page 26: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

16

dilihiat pada Gambar 4. Selanjutnya minyak dan air dipisah menggunakan kain

monel, dimana minyak berada dibawah sedangkan air diatas. Hal ini menunjukkan

bahwa massa jenis minyak akar wangi lebih berat dibandingkan dengan massa

jenis air.

Gambar 4 Proses pemisahan minyak akar wangi. a) hasil minyak pada pemisahan

pertama, b) hasil minyak pada pemisahan kedua, dan c) hasil minyak

pada pemisahan ketiga

Peralatan dan perlengkapan di pabrik sudah cukup memadai. Walaupun

bengkel tidak tersedia di dekat pabrik, tetapi Haji Ede masih menyediakan alat-

alat bengkel yang sering digunakan dan tenaga kerja bisa menggunakan alat

tersebut. Oleh karena itu jika ada kerusakan yang tidak terlalu serius bisa

diperbaiki oleh tenaga kerja dan tidak mengganggu aktifitas produksi. Alat/mesin

penyulingan akar wangi dengan metode water and steam distilation yang

digunakan Haji Ede belum tersedia dipasaran. Untuk mendapatkan alat/mesin

penyuling ini, Haji Ede harus memesan ke bengkel yang sudah ahli dalam

pembuatan alat/mesin.

Pengoperasian mesin/alat penyuling minyak akar wangi metode water and

steam distilation tidak terlalu susah, dengan mengikuti atau memperhatikan

penjelasan dari pembuat mesin/alat karyawan dengan mudah mengoperasikan

mesin/alat penyuling. Pemeliharaan terhadap mesin/alat produksi juga tidak begitu

rumit, berikut hal yang perlu diperhatikan yaitu pembersihan sisa-sisa yang

tertinggal disaringan ketel suling, pemeriksaan baut kuping apa ada yang longgar,

serta pengelasan pada body ketel bila ada yang bocor. Pergantian air dalam ketel

suling dilakukan setiap 4 kali produksi, sedangkan pembersihan sisa tanah yang

menempel disaringan maupun didalam ketel suling dilakukan 25-30 kali

penggunaan. Pembersihan ini berfungsi untuk menghindari penyumbatan serta

berkurangnya rendemen minyak yang dihasilkan.

Bahan bakar yang digunakan untuk penyulingan akar wangi metodewater

and steam distilation yaitu oli bekas yang disajikan pada Gambar 5 a). Oli bekas

diperoleh dari supllier dengan harga Rp 4,000/liter, dimana satu kali produksi

membutuhkan oli bekas sebanyak 300 liter. Berarti biaya untuk bahan bakar sekali

produksi yaitu Rp 1,200,000. Proses pembakarannya dibantu dengan compressor

dan motor disel (gambar 5b). Motor disel yang digunakan merek dong feng 5 pk

menggunakan bahan bakar solar dengan kapasitas bahan bakar 8 liter. Sedangkan

Compressor yang digunakan model BAC 1530 made Italy Technology dengan

a b c

Page 27: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

17

spesifikasi mesin (Gambar 5c). Kerusakan yang sering terjadi tidak begitu serius.

Pergantian karet hanya sekali serta pergantian oli setiap 500 jam.

Gambar 5 Bahan bakar dan alat pembakaran. a) oli bekas sebagai bahan bakar, b)

motor disel dan compressor, dan c) spesifikasi compressor

Proses penyulingan juga sangat membutuhkan air misalnya saat pencucian

akar wangi ketika musim hujan, proses penyulingan, dan proses pendinginan pada

kondensor. Air yang digunakan berasal dari mata air. Tujuan pencucian akar

wangi saat musim hujan adalah untuk mengurangi tanah yang menempel diakar

sehingga mempermudah proses penyulingan. Cara penyucian akar wangi disajikan

pada Gambar 6.

Gambar 6 Proses pencucian akar wangi

Perbaikan Teknik Produksi

Prapanen

Prapanen meliputi pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, dan

panen. Pengolahan tanahpada UKM Haji Ede seperti yang sudah dipaparkan di

atas tidak ada kendala yang diperoleh. Sementara penanaman menunjukkan angka

berbeda berdasarkan dari hasil jarak tanam yang dipaparkan di atas menurut

Santoso (1993). Hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan akar wangi,

karena memiliki jarak tanam yang dekat. Pemeliharaan berupa pembersihan

gulma agar mempermudah proses pemanenan serta pemanenan yang tidak sesuai

dengan umur panen akan mempengaruhi rendemen dan kualitas serta kuantitas

produksi minyak akar wangi.

Pascapanen

Pascapanen merupakan tahap penanganan hasil pertanian setelah panen

yaitu pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, dan pengemasan.

a

a b c

Page 28: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

18

Guenther (2006) berpendapat bahwa persiapan bahan dalam metode water and

steam distilation (kukus) memerlukan perhatian khusus. Pengeringan akar wangi

hingga mencapai kadar air yang seragam yaitu 15% akan meningkatkan hasil

minyak. Pengisian akar wangi ke dalam ketel juga harus seragam dan diatur

sedemikian rupa agar uap dapat berpenetrasi dan merata dalam bahan, sehingga

rendemen minyak yang dihasilkan lebih tinggi. Sementara bahan baku yang

digunakan pada UKM Haji Ede kurang diperhatikan, misalnya tidak ada

penyortiran pada bahan baku baik dari umur panen, dan ukuran yang seragam dan

optimum. Jika akar wangi yang disuling di bawah umur panen akan mengandung

minyak yang sedikit seperti yang dipaparkan di atas, serta ukuran bahan terlalu

halus akan menimbulkan penggumpalan dan menyebabkan terjadinya

penghambatan penetrasi uap.

Selain umur panen, lama penyulingan dan tekanan saat penyulingan juga

sangat berpengaruh terhadap proses penyulingan akar wangi. Berdasarkan hasil

penelitian di laboratorium ITB, lama penyulingan optimum adalah 20 jam dengan

metode penyulingan steam. Percobaan yang dilakukan dengan membedakan

tekanan ternyata mempengaruhi rendemen yang diperoleh. Penyulingan dengan 1

bar memperoleh rendemen minyak sebesar 1.08%, 2 bar 1.92%, dan 3 bar 1.94%.

Rendemen yang diperoleh dari tekanan 2 bar ternyata tidak berbeda jauh

dibandingkan dengan tekanan 3 bar. Oleh karena itu tekanan optimum

penyulingan akar wangi dengan metode steam adalah 2 bar. Kardinan (2005)

menyatakan bahwa penyulingan akar wangi dalam bentuk segar akan

menghasilkan rendemen minyak yang rendah (0.4-0.5%), dibandingkan dengan

rendemen minyak pada penyulingan akar wangi kering (1.6-2.1%).

Penyulingan di UKM Haji Ede berdasarkan hasil wawancara

menggunakan tekanan tinggi yaitu 5 bar. Semesntara itu, hasil perhitungan

dengan menggunakan persamaan gas ideal nilai tekanan yang diperoleh sebesar

2.6 bar dengan asumsi massa jenis 1.3 kg/m3 dan suhu 160

0C. Penyulingan

dengan tekanan tinggi akan mempengaruhi kerusakan minyak, misalnya bau

gosong, dan warna minyak yang kecoklatan. Selain itu, faktor yang perlu

diperhatikan juga adalah pergantian air dalam ketel suling. Berdasarkan hasil

wawancara di lapangan, proses pergantian air di UKM Haji Ede dilakukan setiap

4 kali produksi. Hal ini akan menimbulkan terjadinya dekomposisi zat ekstraktif

dalam bahan, serta menghasilkan zat yang mudah menguap dan berbau tidak enak

karena menggunakan air yang berulang-ulang (Guenther 2006).

Berdasarkan hasil penelitian Moestafa et al. (1991) bahwa laju

penyulingan sangat berpengaruh nyata terhadap rendemen dan kadar vetiverol

minyak akar wangi. Jumlah minyak dan kadar vetiverol minyak akar wangi lebih

tinggi pada laju penyulingan 600 gram uap per jam dibandingkan dengan laju

penyulingan 500 gram uap per jam. Semakin lama penyulingan dilakukan, hasil

minyak yang diperoleh semakin banyak dengan kadar vetiverol yang lebih tinggi

serta bobot jenis dan indeks bias yang lebih tinggi. Laju aliran uap air juga

berpengaruh terhadap laju ekstraksi minyak serta berhubungan dengan konsumsi

energi (Suwarda 2009).

Rekomendasi perbaikan teknik produksi di UKM Haji Ede agar

meningkatkan rendemen minyak akar wangi adalah adanya perhatian khusus

terhadap ukuran akar wangi yang berpengaruh terhadap rendemen minyak,

melakukan penyortiran terhadap umur panen, melakukan pengeringan akar wangi

Page 29: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

19

secara lebih baik hingga diperoleh akar wangi yang lebih kering, memperhatikan

kapasitas penyulingan sehingga tidak memuat akar wangi secara berlebih,

melakukan pembalikan bahan baku pada waktu penyulingan agar penyulingan

minyak maksimal dan rendemen meningkat, melakukan penggantian air suling

lebih sering karena penggunaan air yang berulang-ulang sangat berpengaruh

terhadap hasil minyak yang disuling, pengaturan laju penyulingan melalui

pengaturan tekanan.

Analisis Kelayakan Finansial

Asumsi dasar yang digunakan dalam melakukan analisis finansial dalam

usaha penyulingan minyak akar wangi sebagai berikut :

1. Harga-harga yang digunakan dalam analisis finansial ini berdasarkan harga

pada bulan Februari sampai bulan Juni 2013.

2. Analisis kelayakan usaha dilakukan selama 10 tahun berdasarkan umur

ekonomis mesin penyulingan.

3. Semua bahan baku dianggap membeli dari petani, dan pengangkutan

menggunakan transportasi.

4. Nilai sisa yang digunakan pada bangunan 10%, sedangkan nilai sisa untuk

mesin dan peralatan 15% dari harga awal.

5. Biaya pemeliharaan dan perbaikan sebesar 3 % dari harga awal.

6. Suku bunga diperhitungan sebesar 19.25% berdasarkan tingkat suku bunga

pinjaman di Bank Rakyat Indonesia.

7. Penentuan besar pajak penghasilan yang digunakan berdasarkan Undang-

Undang Perpajakan tahun 1994, yaitu apabila pendapatan kurang dari Rp

25,000,000, maka dikenakan pajak 10% dari pendapatan. Bila pendapatan

berada antara Rp (25,000,000-50,000,000) dikenakan pajak 15%, dan

pendapatan lebih dari Rp 50,000,000 dikenakan pajak 30%.

Biaya Investasi

Biaya investasi usaha penyulingan meliputi biaya bangunan, dan mesin

penyulingan dengan total keseluruhan adalah Rp 204,290,000 (Tabel 6). Biaya

bangunan untuk UKM ini adalah sebesar Rp 100 Juta, sedangkan biaya untuk

mesin/alat penyulingan pada analisis ini sebesar Rp 104,290 Juta. (Lampiran 1).

Tabel 6 Biaya investasi bangunan dan mesin akar wangi

No. Item Total (Rp)

1 Bangunan 100,000,000

2 Mesin 104,290,000

Total 204,290,000

Biaya Tetap

Menurut Pramudya (1992) biaya tetap adalah jenis-jenis biaya yang

selama satu periode kerja tetap jumlahnya. Biaya-biaya yang termasuk dalam

biaya tetap adalah biaya penyusutan, bunga modal dan asuransi, pajak, dan

gudang/garasi. Sedangkan biaya tetap pada analisis ini yaitu biaya sewa tanah,

penyusutan mesin dan alat, penyusutan bangunan, dan pajak bumi dan bangunan.

Page 30: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

20

UKM ini tidak menggunakan jasa pinjaman baik dari berbagai pihak, sehingga

bunga modal dan asuransi tidak ada pada analisis tersebut. Dalam hal ini, jumlah

produk yang dihasilkan tidak mempengaruhi biaya tetap (Tabel 7). Rincian

perhitungan untuk biaya tetap dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tanah yang digunakan pada UKM ini adalah seluas 2000 m2 dan tanah

tersebut merupakan tanah milik sendiri. Meskipun lahan milik sendiri, untuk

perhitungan dipakai harga sewa tanah, dimana harga sewa tanah seluas 2,500 m

sebesar Rp 1 Juta/bulan sehingga diperoleh harga sewa Rp 400/m2/bulan

(http://properti24.com/tanah/sewa-tanah-33516.html). Jadi, harga sewa tanah pada

UKM ini sebesar Rp 9,600,000/tahun ( 2,000 m2 x Rp 400/m

2/bulan).

Tabel 7 Biaya tetap produksi selama setahun

Item Biaya (Rp/thn)

Sewa tanah 9,600,000

Penyusutan mesin dan alat 8,500,000

Penyusutan bangunan 9,000,000

Pajak bumi dan bangunan 88,000

Total 27,188,000

Biaya Variabel (Tidak Tetap)

Biaya variabel (tidak tetap) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat

alat/mesin beroperasi dan jumlahnya tergantung pada jumlah jam kerja pemakaian

serta jumlah produk yang dihasilkan. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya bahan

bakar, pelumas, perbaikan dan pemeliharaan, bahan baku, dan operator seperti

pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen, pencucian, produksi, dan

pengangkutan. Rincian biaya tidak tetap disajikan pada Tabel 8 dan Lampiran 2.

Tabel 8 Biaya tidak tetap produksi selama setahun

Item Biaya (Rp)

Bahan bakar 402,930,000

Biaya pelumas 1,650,000

Perbaikan dan pemeliharaan 6,000,000

Operator 97,350,000

Bahan baku 1,485,000,000

Kemasan 3,527,500

Total 1,996,457,500

Bahan baku utama penyulingan minyak akar wangi adalah akar. Akar

wangi berasal dari kebun sendiri dan petani sekitar. Banyaknya akar wangi yang

dibutuhkan untuk melangsungkan proses produksi selama setahun sebanyak 660

ton/tahun. Bahan baku yang dibutuhkan cukup besar sehingga hasil dari kebun

sendiri tidak mencukupi produksi pabrik. Oleh karena itu perlu dilakukan

pembelian dari petani sekitar dengan kisaran harga sebesar Rp 1,000-3,000/kg.

Pada analisis ini, semua bahan baku dianggap dibeli dari petani dengan harga per

kg adalah Rp 2,250 dan banyaknya bahan baku yang digunakan sebanyak 660,000

kg/tahun. Jadi biaya yang dibutuhkan untuk bahan baku sebesar Rp 1.485

Page 31: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

21

M/tahun. Kemasan minyak akar wangi berupa dirigen sebanyak 83 unit, dimana

per unit 40 liter dan biaya sebesar Rp 3,527,500/tahun.

Bahan bakar utama yang digunakan pada penyulingan ini adalah oli bekas,

dimana dalam setahun memerlukan sebanyak 99,000 liter. Harga per liternya Rp

4,000, sedangkan bahan bakar untuk motor diesel adalah solar dan memerlukan

sebanyak 1,386 liter/tahun dan harga per liternya Rp 5,000, maka diperoleh biaya

untuk bahan bakar sebesar Rp 402,930,000/tahun. Pelumas digunakan untuk

compressor dan kebutuhan yang digunakan sebanyak 66 liter/tahun dengan harga

per liternya Rp 25,000, sehingga diperoleh biaya untuk pelumas sebesar Rp

1,650,000. Total biaya perbaikan dan pemiliharaan diasumsikan 3% dari investasi

(bangunan dan alat/mesin) yaitu sebesar Rp 6,000,000/tahun.

Proses produksi penyulingan minyak akar wangi membutuhkan tenaga

kerja 3 orang. Dimana ke tiga tenaga kerja tersebut terlibat langsung dalam proses

produksi. Besarnya gaji yang diterima oleh tenaga kerja per produksi sebesar Rp

150,000/3 orang. Jika dalam setahun proses produksi minyak akar wangi

sebanyak 330 kali, maka gaji yang diterima ketiga tenaga kerja tersebut sebesar

Rp 49,500,000/tahun. Sedangkan gaji untuk per orangnya adalah Rp

16,500,000/tahun (Rp 1,375,000/bulan). Untuk upah pencucian akar wangi

sebesar Rp 25,000/ton dengan total sebesar Rp 8,250,000/tahun, dan upah

pengangkutan per tonnya dibayar sebesar Rp 60,000. Jadi total biaya

pengangkutan sebesar Rp 39,600,00/tahun.

Harga Pokok = 27,188,000 + 1,996,457,500 (Rp/thn)

8 kg/suling x 330 kali suling/thn= Rp766,600/kg

Dengan angka-angka perhitungan di atas maka harga pokok minyak akar wangi

sebesar Rp 766,600 per kilogram.

Penerimaan

Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian jumlah produksi yang dihasilkan

dengan harga jual minyak akar wangi per kg. Jumlah produksi selama setahun

yaitu 330 x produksi, dan sekali produksi menghasilkan rendemen rata-rata 0.3-

0.4% (kurang lebih 6-8 kg). Dengan harga jual Rp 800,000/kg akan diperoleh

penerimaan sebesar Rp 2,112,000,000/tahun, dan berdasarkan harga pokok akan

mendapat keuntungan sebesar Rp. 88,176,000/tahun.

Kriteria Kelayakan

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara finansial usaha ini layak

dijalankan. Berdasarkan nilai NPV yang diuraikan pada prakiraan arus kas

(Lampiran 3) adalah sebesar Rp 213,508,492 menunjukkan bahwa usaha ini akan

mendapatkan keuntungan sebesar nilai NPV tersebut. Net B/C dan Gross B/C

yang diperoleh sebesar 3.27 dan 1.02, sedangkan nilai IRR diperoleh sebesar

36.17% lebih besar dari discount rate yaitu 19.25% di Bank Rakyat Indonesia.

Sementara, bila dilihat dari harga pokok juga sudah mendapat keuntungan sebesar

Rp 33.400/kg. Jika ingin mendapatkan keuntungan maka UKM harus

memproduksi dan menjual lebih dari nilai BEP yaitu 2,530 kg/tahun, sedangkan

di UKM Haji Ede setiap tahun menjual minyak akar wangi sebesar 2,640 kg, oleh

karena itu usaha ini sudah bisa dinyatakan layak.

Page 32: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

22

Net B/C = 307,491,301

93,982,809 = 3.27

Gross B/C= 9,087,840,083

8,874,331,591=1.02

IRR = 35% + 964,063

964,063 - ( -3,155,173) x 40 - 35 % = 36.17 %

BEP = (27,188,000 + 1,996,457,500) (Rp/tahun)

800,000 Rp/kg = 2,530 kg minyak/tahun

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat apakah proyek masih layak

dijalankan jika terjadi kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan.

Dalam penelitian ini ada lima variabel yang digunakan untuk menganalisis

sensitivitas usaha penyulingan minyak akar wangi yaitu: 1. Harga jual turun 5%,

2. Upah tenaga kerja naik 10%, 3. Harga bahan bakar naik 10%, 4. Upah tenaga

kerja naik 10%, harga bahan bakar naik 10%, dan harga jual tetap, dan 5. Upah

tenaga kerja naik 10%, harga bahan bakar naik 10%, dan harga jual naik 10%.

Tabel 9 Analisis sensitivitas kelayakan usaha produksi minyak akar wangi

No Uraian NPV (Rp) Net

B/C Gross

B/C IRR

(%) PP

1 Harga jual turun 5% -182,536,268 0 0 < 𝑖 -

2 Upah tenaga kerja naik 10% 171,633,100 2.68 1.02 19.47 3 tahun 3 Harga bahan bakar naik 10% 40,186,953 1.31 1.00 20.02 6.5 tahun

4 Upah tenaga kerja naik 10%, harga bahan

bakar naik 10%, dan harga jual tetap -135,935,010 0 0 < 𝑖 -

5 Upah tenaga kerja naik 10%, harga bahan

bakar naik 10%, dan harga jual naik 10% 41,171,908 ~ ~ > 𝑖 1 tahun

Berdasarkan tabel diatas, nilai NPVyang diperoleh ketika harga jual

minyak akar wangi turun 5%, atauapabila upah tenaga kerja naik 10% dan harga

bahan bakar naik 10% sedangkan harga jual tetap adalah negatif (NPV< 0)dan

usaha ini tidak layak dijalankan karena mengalami kerugian. Dimana kerugian

disebabkan harga jual turun 5% lebih rendah dibandingkan dengan harga jual

minimum (harga pokok). Selain itu nilai IRR yang diperoleh juga lebih kecil dari

discount rate yang berlaku. Jadi jika harga minyak akar wangi turun 5 %, atau

apabila upah tenaga kerja naik 10% dan harga bahan bakar naik 10% sedangkan

harga jual tetap maka lebih baik investor menginvestasikan uangnya ke bank

OCBC NISP Tbk yang memiliki tingkat suku bunga deposito sebesar 8 %

(www.seputarforex.com) dari pada untuk investasi usaha ini. Sedangkan apabila

upah tenaga kerja naik 10%, atau harga bahan bakar naik 10%, atau apabila upah

tenaga kerja naik 10%, harga bahan bakar naik 10%, dan harga jual naik 10%

menghasilkan nilai NPV positif, menunjukkan usaha tetap layak dijalankan.

Page 33: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

23

Payback period (PP) adalah lama waktu pengembalian modal. PP yang

diperoleh berdasarkan perhitungan adalah 2 tahun 6 bulan, sedangkan PP yang

diperoleh setelah melakukan analisis sensitivitas adalah 1 tahun ketika upah

tenaga kerja naik 10%, harga bahan bakar naik 10%, dan harga naik 10%. PP

ketika upah tenaga kerja naik 10% adalah 3 tahun, ketika harga bahan bakar naik

10% selama 6 tahun 6 bulan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Produksi minyak akar wangi di usaha produksi Haji Ede memerlukan

perbaikan dalam hal pemanenan yang meliputi keseragaman umur panen,

melakukan pengeringan akar wangi sehingga kandungan air seragam yaitu 15%,

dan teknik penyulingan mulai dari kepadatan bahan baku saat melakukan

penyulingan, ukuran akar wangi yang seragam, penggantian air suling, dan tidak

menggunakan tekanan tinggi saat penyulingan berlangsung.

Kapasitas minimum produksi di UKM penyulingan minyak akar wangi ini

berdasarkan nilai BEP yang diperoleh sebesar 2,530 kg/tahun. Dari hasil

perhitungan kriteria kelayakan, UKM penyulingan akar wangi Haji Ede layak

dijalankan. Dengan investasi bangunan dan mesin per 10 tahun sebesar Rp

200,000,000, investasi alat pelengkap setiap tahunnya sebesar Rp 429,000, dan

biaya tetap sebesar Rp 27,188,000/tahun, biaya tidak tetap sebesar Rp

1,996,457,500/tahun, harga pokok minyak akar wangi sebesar Rp 766,600/kg.

Sementara itu harga jual minyak akar wangi sebesar Rp 800,000/kg. Dengan

demikian keuntungan yang diperoleh UKM penyulingan minyak akar wangi

adalah Rp. 88,176,000/tahun. Kriteria kelayakan lain ditunjukkan oleh hasil yang

diperoleh berikut ini: NPV sebesar Rp 213,508,492, Net B/C sebasar 3.27, Gross

B/C sebesar 1.02, IRR sebesar 36.17%, dan waktu yang dibutuhkan untuk

pengembalian modal selama 2 tahun 6 bulan.

Saran

1. Perlu penyeragaman umur panen pada tingkat umur panen yang tepat.

2. Perlu melakukan penyortiran pada bahan baku, pengaturan tekanan,

pembalikan bahan baku pada proses penyulingan, dan penggantian air

penyulingan agar mendapat rendemen yang lebih tinggi.

3. Perlu dilakukan pembukuan biaya yang dikeluarkan mulai dari budidaya,

produksi, dan pemasaran, juga penerimaan usaha, agar kinerja keuangan dari

usaha yang dilakukan dapat dipantau secara cermat.

Page 34: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

24

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1977. Hasil laboratorium penyulingan akar wangi [internet].

[diunduh 2013 Juni 13]. Tersedia pada: www.pub.bhaktiganesha.or.id.

[Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan [internet]. [diunduh 2012 Des 06].

Tersedia pada: http://ditjenbun.deptan.go.id/budtansim/index.php? Option

=comcontent&view=article&id=75:potensi-besar-minyak-atsiri-ada-pada-

akarwangi&catid=8:inventaris-berita&Itemid=30.

Fajar MAB. 2008. Pengaruh kepadatan akar wangi pada penyulingan dengan

kenaikan tekanan uap bertahap terhadap rendemen dan mutu minyak akar

wangi yang dihasilkan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Guenther E. 2006. Minyak Atsiri Jilid I. Ketaren S, penerjemah; Guenther E,

editor. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari:

Essential Oils.

Guenther E. 1990. Minyak Atsiri Jilid IVA. Ketaren S, penerjemah; Guenther E,

editor. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari: The

Essential Oils.

Hasan M, Rusli S. 1977. Cara penyulingan daun nilam mempengaruhi rendemen

dan mutu minyak. Pemberitaan LPTI. Bogor (ID): Balai Besar Tanaman

Rempah dan Obat. 24: 1-7.

Kardinan A. 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Komoditas Wangi Penuh

Potensi. Jakarta (ID): Agromidia Pustaka.

Ketaren S. 1973. Minyak Atsiri. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ketaren S, Djatmiko B. 1978. Minyak Atsiri Bersumber dari Batang dan Akar.

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Moestafa A, Waspodo P, Hakim S. 1991. Pengaruh lama dan kecepatan

penyulingan terhadap kadar minyak dan vetiverol akar wangi. Warta

IHP/J. of Agro-based Industry. 8(2): 11-15.

Mukhtar Z. 2012. Garut Pasok Minyak Akar Wangi 60 Ton per Tahun [internet].

[diunduh 2012 Des 06]. Tersedia pada: http://www.inilah.com/read/

detail/garut - pasok-minyak-akar-wangi-60-ton-per-tahun.

OCBC NISP. 2014. Data suku bunga deposito rupiah [internet]. [diunduh 2014

Februari 10]. Tersedia pada: www.seputarforex.com/ data/ suku_ bunga_

deposito.

Pramudya B, Pertiwi S, Dewi N. 1992. Ekonomi Teknik. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Rusli S, Kemala S. 1991. Perkembangan penelitian tanaman atsiri. Di dalam:

Wahid P, Rusli S, Soetopo D, Hobir, editor. Prosiding Forum Komunikasi

Ilmiah Pengembangan Atsiri di Sumatera; Bukit Tinggi, 31 Agustus 1991.

Bogor (ID): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. hlm. 77-86.

Santoso. 2010. Evaluasi Finansial untuk Manager, dengan Software Komputer.

Bogor (ID): `Institut Pertanian Bogor Press.

Santoso HB. 1993. Akar Wangi Bertanam dan Penyulingan. Yogyakarta (ID):

Kanisius.

Page 35: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

25

Suwarda R. 2009. Analisis energi proses penyulingan minyak akar wangi dengan

peningkatan tekanan dan laju alir uap air secara bertahap [tesis]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Tutuarima T. 2009. Rekayasa proses penyulingan minyak akar wangi dengan

peningkatan tekanan dan laju aliran uap bertahap [tesis]. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Page 36: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

26

Lampiran 1 Biaya investasi tanah, bangunan, dan mesin serta perlengkapan penyuling

akar wangi

No.

Item

Jumlah

Satuan

Total (Rp)

Nilai sisa

(Rp)

Penyusutan

Rp/Tahun

Biaya

Pemeliharaan

Rp/Tahun

1 Bangunan 300 m2 100,000,000 10,000,000 9,000,000 3,000,000

2 Mesin 1 Set 100,000,000 15,000,000 8,500,000 3,000,000

Total

200,000,000 25,000,000

6,000,000

Perlengkapan setiap tahun

No. Item Jumlah Harga/unit Biaya (Rp)

1 Baskom 2 12,000 24,000

2 Ayakan 2 15,000 30,000

3 Ember 2 30,000 60,000

4 Sinduk 1 15,000 15,000

5 Kain monel 1 300,000 300,000

Total

429,000

Jadi, total biaya investasi minyak akar wangi selama umur proyek adalah:

Rp 200,000,000 + (10 x Rp 429,000) = Rp 204,290,000

Page 37: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

27

Lampiran 2 Pajak dan Biaya Produksi Setahun

A Pajak Bumi dan Bangunan

Item Biaya (Rp)

Jumlah nilai jual objek pajak bumi (tanah) -

Jumlah nilai jual objek pajak bangunan 100,000,000

NJOP kena pajak 300,000,000

NJOP tidak kena pajak 12,000,000

NJOP untuk perhitungan PBB 288,000,000

Nilai jual kena pajak 57,600,000

PBB yang terutang 88,000

B Biaya produksi minyak akar wangi dalam satu tahun (Rupiah/tahun)

No. Deskripsi Jumlah Satuan Harga/unit Biaya

1 Bahan baku 660,000 Kg/tahun 2,250 1,485,000,000

2 Kemasan 83 Unit/tahun 42,500 3,527,500

3 Bahan bakar

Oli bekas 99,000 Liter/tahun 4,000 396,000,000

Solar 1,386 Liter/tahun 5,000 6,930,000

4 Pelumas 66 Liter/tahun 25,000 1,650,000

5 Perbaikan

dan pemeliharaan

6,000,000

6 Biaya operator

Pencucian 330 Ton/tahun 25,000 8,250,000

Produksi 330 Produksi/tahun 150,000 49,500,000

Pengangkutan 660 Ton 60,000 39,600,000

Total 1,996,457,500

Page 38: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

28

Lampiran 3 Arus Kas Bersih

Tahun C (Rp)

B (Rp) B-C (Rp) DF

19.25% NPV (Rp)

NPV

Kumulatif

(Rp) B*DF (Rp) C*DF (Rp)

Investasi BTT BT Total

1 200,429,000 1,996,457,500 27,188,000 2,224,074,500 2,112,000,000 -112,074,500 0.839 -93,982,809 -93,982,809 1,771,069,182 1,865,051,992 2 429,000 1,996,457,500 27,188,000 2,024,074,500 2,112,000,000 87,925,500 0.703 61,829,833 -32,152,977 1,485,173,319 1,423,343,486 3 429,000 1,996,457,500 27,188,000 2,024,074,500 2,112,000,000 87,925,500 0.590 51,848,916 19,695,940 1,245,428,359 1,193,579,443 4 429,000 1,996,457,500 27,188,000 2,024,074,500 2,112,000,000 87,925,500 0.495 43,479,175 63,175,115 1,044,384,368 1,000,905,193 5 429,000 1,996,457,500 27,188,000 2,024,074,500 2,112,000,000 87,925,500 0.415 36,460,524 99,635,639 875,794,020 839,333,495 6 429,000 1,996,457,500 27,188,000 2,024,074,500 2,112,000,000 87,925,500 0.348 30,574,863 130,210,502 734,418,465 703,843,602 7 429,000 1,996,457,500 27,188,000 2,024,074,500 2,112,000,000 87,925,500 0.292 25,639,298 155,849,800 615,864,541 590,225,243 8 429,000 1,996,457,500 27,188,000 2,024,074,500 2,112,000,000 87,925,500 0.245 21,500,460 177,350,260 516,448,252 494,947,793 9 429,000 1,996,457,500 27,188,000 2,024,074,500 2,112,000,000 87,925,500 0.205 18,029,736 195,379,995 433,080,296 415,050,560

10 429,000 1,996,457,500 27,188,000 2,024,074,500 2,129,500,000 105,425,500 0.172 18,128,497 213,508,492 366,179,281 348,050,784

28

Page 39: PERBAIKAN TEKNIK PRODUKSI DAN ANALISIS KELAYAKAN … · Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala ... kayu putih, teh pohon, nilam, jahe, mawar, melati, lavender,

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padangsidimpuan pada tanggal 25 Maret 1990 dari

ayah Bandahara Dalimunthe, S.Pd. dan ibu Nupaisah Harahap. Penulis adalah

putri kedua dari empat bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 6

Padangsidimpuan dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut

Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan

diterima di Departemen Teknik Pertanian sekarang dikenal sebagai Departemen

Teknik Mesin dan Biosistem dengan Mayor Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian.

Selama perkuliahan, penulis aktif diorganisasi mahasiswa daerah yaitu

Ikatan Mahasiswa Tapanuli Selatan (IMATAPSEL) sebagai bendahara umum

(2009-2010). Pada tahun 2011 tepatnya bulan Juli-Agustus, penulis

melaksanakanPraktik Lapang di PTPN IV Sub. Unit Adolina dengan judul

Manajemen Pasca Panen Kelapa Sawit.