perbandingan kinerja keuangan bank bni...
TRANSCRIPT
-
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK BNI
SYARIAH TBK DAN BANK ISLAM MALAYSIA BERHAD
DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS PADA
PERIODE 2014-2018
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
Muhammad Irsyad As Shidqi
NIM: 11150850000043
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
-
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK BNI SYARIAH TBK
DAN BANK ISLAM MALAYSIA BERHAD DENGAN MENGGUNAKAN
METODE CAMELS PADA PERIODE 2014-2018
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh
Muhammad Irsyad As Shidqi
NIM: 11150850000043
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Fitri Damayanti, M.Si.
NIP. 198107312006042003
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
-
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Irsyad As Shidqi
NIM : 11150850000043
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telahmelalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata
memangditemukan bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Januari 2020
Yang menyatakan,
Muhammad Irsyad As Shidqi
-
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 21 Januari 2020 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa:
Nama : Muhammad Irsyad As Shidqi
No. Induk Mahasiswa : 11150850000043
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Perbandingan Kinerja Keuangan Bank BNI Syariah Tbk
dan Bank Islam Malaysia Berhad dengan Menggunakan
Metode CAMELS Pada Tahun 2014-2018.
Setelah Mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Januari 2020
1. Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., MBA
NIP. 197410182014112001 (.……………………)
Ketua
2. Fitri Damayanti, S.E., M.Si
NIP. 198107312006042003 (.……………………)
Sekretaris
3. Fitri Damayanti, S.E., M.Si
NIP. 198107312006042003 (.……………………)
Pembimbing I
4. Riris Aishah Prasetyowati, S.E., M.M
NIP. 0421046805 (.……………………)
Penguji Ahli
-
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Rabu 08 Mei 2019 telah dilakukan uji komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Muhammad Irsyad As Shidqi
No. Induk Mahasiswa : 11150850000043
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi :Perbandingan Kinerja Keuangan Bank BNI
Syariah Tbk dan Bank Islam Malaysia Berhad
dengan Menggunakan Metode CAMELS Pada
Periode 2014-2018
Setelah mencerrmati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 08 Mei 2019
1. Ade Ananto Terminanto, M.M.
NIP 196811252014111002
2. Fitri Damayanti, M.Si.
NIP 198107312006042003 (____________)
Dosen Penguji II
-
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama : Muhammad Irsyad As Shidqi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 17 April 1997
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Tinggi/Berat : 176 cm/ 70 Kg
Agama : Islam
Alamat : Ciledug Indah 2, Jl. Kenanga Blok E26/8
No. HP : 0989663383119
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal
2004-2010 : SD Islam Al-Hasanah
2010-2013 : SMP Islam Al-Hasanah
2013-2015 : Madrasah Aliyah Negeri 10 Jakarta Barat
2015-2019 : Program Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Pendidikan Non-Formal
2013-2015 : Atlit Taekwondo Harries Club Jakarta Barat
Pengalaman Organisasi
1. Ketua Stand Up Charity Show MOMZE’15
2. Anggota Departemen Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan
Perbankan Syariah Periode 2015-2016.
3. Sekretaris OPAK Jurusan Perbankan Syariah Periode 2015-2016
mailto:[email protected]
-
vi
4. Ketua Rapat Kerja Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Periode 2016-2017.
5. Koordinator Departemen Pengembangan Mahasiswa Dewan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Periode 2016-2017.
6. Ketua Opening and Closing 2nd Youth Economic Summit 2017.
7. Koordinator Departemen Aksi dan Advokasi Dewan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Periode 2017-2018.
8. Anggota Bidang Sosial dan Politik Mahasiswa Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
9. Sekretaris Pelatihan Politik Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Periode 2015-2016.
10. Sekretaris Jenderal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Jurusan
Perbankan Syariah Periode 2015-2016.
11. Anggota Biro Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Periode
2016-2017.
12. Ketua Workshop Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Periode 2016-2017.
13. Sekretaris Bidang II Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Periode 2018-
2019.
14. Co-Founder DEKRESI PMII KOMFEIS.
-
vii
THE COMPARISON OF FINANCIAL PERFORMANCE OF BANK BNI
SYARIAH TBK AND ISLAMIC BANK MALAYSIA HAD USING
CAMELS METHOD IN 2014-2018 PERIOD
ABSTRACT
This study aims to compare the level of performance of Islamic banking at Bank
BNI Syariah Tbk and Bank Islam Malaysia Berhad with a time span of 2014-
2018. Therefore, this study uses one of the most frequently used methods to
analyze the comparison of the level of performance of Islamic banking, namely
the CAMELS method. The indicator variables in this study consisted of six
financial ratios, namely CAR, NPF, BOPO, ROA, FDR and SENS. This study
uses data from financial statements published on the official website of each
Islamic banking. The sample of this study amounted to 2 Islamic banks, namely
BNI Syariah Bank and Islamic Bank Malaysia Berhad. Kolmogorov-Smirnov
testing is used for normality data testing and hypothesis testing using
independent t-test and Mann-Whitney U-test. The results showed statistical
results that there are significant differences in the value of CAR, NPF, BOPO,
and SENS in Islamic banking between Bank BNI Syariah Tbk and Bank Islam
Malaysia Berhad, then there is no significant difference in the value of ROA and
FDR in Islamic banking between Bank BNI Syariah Tbk and Bank Islam
Malaysia Berhad. Even so, based on the average value of all ratios such as CAR,
NPF, BOPO, ROA, FDR, and SENS of the two Islamic banks, Bank Islam
Malaysia Berhad is rated better than Bank BNI Syariah Tbk. Therefore, it can be
said that Bank BNI Syariah Tbk and Bank Islam Malaysia Berhad have different
performance.
Keywords : CAMELS, Financial Performance, Comparative Analysis,
Bank BNI Syariah Tbk, Bank Islam Malaysia Berhad.
-
viii
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK BNI SYARIAH TBK
DAN BANK ISLAM MALAYSIA BERHAD DENGAN MENGGUNAKAN
METODE CAMELS PADA PERIODE 2014-2018
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membandingan tingkat kinerja perbankan
syariah pada Bank BNI Syariah Tbk dan Bank Islam Malaysia Berhad dengan
rentang waktu tahun 2014-2018. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan
salah satu metode yang paling sering digunakan untuk menganalisis
perbandingan tingkat kinerja perbankan syariah yaitu dengan metode
CAMELS. Adapun variabel-variabel indikator dalam penelitian ini terdiri
dari enam rasio keuangan, yaitu CAR, NPF, BOPO, ROA, FDR dan SENS.
Penelitian ini menggunakan data dari laporan keuangan yang dipublikasikan
pada website resmi masing-masing perbankan syariah. Sampel penelitian ini
berjumlah 2 bank syariah yaitu Bank BNI Syariah Tbk dan Bank Islam
Malaysia Berhad. Pengujian Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk
pengujian normalitas data dan pengujian hipotesis menggunakan independent
t-test dan Mann-Whitney U-test. Hasil penelitian menunjukkan hasil statistik
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk nilai CAR, NPF, BOPO, dan
SENS pada perbankan syariah antara Bank BNI Syariah Tbk dan Bank Islam
Malaysia Berhad, kemudian tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk
nilai ROA dan FDR pada perbankan syariah antara Bank BNI Syariah Tbk
dan Bank Islam Malaysia Berhad. Meskipun begitu, berdasarkan nilai rata-
rata semua rasio seperti CAR, NPF, BOPO, ROA, FDR, dan SENS dari
kedua bank syariah tersebut, Bank Islam Malaysia Berhad dinilai lebih baik
dibandingkan dengan Bank BNI Syariah Tbk. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa Bank BNI Syariah Tbk dan Bank Islam Malaysia Berhad
memiliki kinerja yang berbeda.
Kata Kunci : CAMELS, Kinerja Keuangan, Analisis Komparatif, Bank
BNI Syariah Tbk, Bank Islam Malaysia Berhad
-
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh .
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rezeki,
kesempatan, umur dan semua nikmat yang Allah berikan kepada penulis, serta
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Yang
berjudul “Perbandingan Kinerja Keuangan Bank BNI Syariah Tbk dan Bank
Islam Malaysia Berhad dengan Menggunakan Metode CAMELS Pada
Periode 2014-2018”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua
pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.
Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, bimbingan, bantuan,
dukungan, motivasi, dan tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari pihak lain
baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat kepada penulis.
2. Kepada Keluarga tercinta, kepada Bapak M. Nasokha, Ibu Purwanti
Mahmudah, kakak penulis, Wihda Izzatul Muslimah dan Adik-adik penulis,
M. Ariq Al-Islami, Annisa Fairuz Zahra, M. Abdullah Faqih Al-Kumaili,
Maulida Nur Kamilia yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan
motivasi.
3. Kepada dosen pembimbing skripsi Ibu Fitri Damayanti S.E., M,Si yang
senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama
penyusuan skripsi dan memberikan ilmu yang sangat berharga. Semoga Allah
senantiasa membalas kebaikan dan melindungi beliau.
4. Kepada Kepala Jurusan Perbankan Syariah Ibu Cut Erika Ananda Fatimah,
S.E., M.B.A. dan Sekretaris Jurusan Ibu Yuke Rahmawati M. A. yang telah
membantu penulis dalam menyusun skripsi.
5. Kepada dosen pembimbing akademik ibu Aini Masruroh, SEI, MM. yang
telah membantu penulis selama perkuliahan dan senantiasa memberikan
motivasi disetiap semester.
-
x
6. Kepada dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
Ilmunya yang sangat berharga selama perkuliahan.
7. Kepada staf-staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah membantu dan
melayani dalam perkuliahan, sehingga penulis nyaman dalam berkuliahan.
8. Kepada Fitria Annisa Aliimah Rustandi, yang telah memberikan dorongan,
semangat, menemani, membimbing, dan menghibur penulis.
9. Kepada sahabat Rahmad Hasibuan, sahabat Sulaiman Zain, sahabat Idham
Halid, sahabat Mahatir Ilham Muhammad, sahabat Miftah Rohmani, Aisyah
Raisa Medina, dan sahabat-sahabat yang lain yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi.
10. Kepada sahabat Ayu Utari Ningsih, Laeli Naelul Muna, Anissa Abda, Fitria
Annisa Halimah R, Aisyah Raisa Meidina, Rahmad Hasibuan, Miftah
Rohmani, Mahatir Ilham, Idham Halid, Baandaalr Lizein, Sulaiman Zain,
Karinda Mutia Fahmi, Fiqi Syafaati, Ilsyar Ridwan, Afif Aulia Novirman,
Ahmad Arif, Alysha Primadani Putri, Yuziqra Irsyad dan sahabat-sahabat
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
11. Kepada keluarga PMII Perbankan Syariah, yang selalu memberikan
dukungan secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis.
12. Kepada BPH PMII KOMFEIS sahabat Fikra, Fiqi, Andre, Nae, Farith, Eko,
Satria, Halid, Syaiful, Khaidar, Ayu dan jajaran PK PMII KOMFEIS Periode
2018-2019.
13. Kepada adek-adek kelas penulis yang senantiasa memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis.
14. Kepada seluruh sahabat-sahabati PMII KOMFEIS yang telah menemani
penulis selama perkuliahan, dan selalu mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
15. Kepada seluruh teman-teman Perbankan Syariah 2015, yang telah menemani
penulis selama perkuliahan.
16. Serta seluruh pihak yang telah membantu peneliti baik selama masa
perkuliahan sampai pengerjaan skripsi yang tidak dapat peneliti sebut satu
persatu. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Aamiin.
-
xi
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki oleh
penulis.untuk itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan, baik
kritik membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Jakarta, Januari 2020
Muhammad Irsyad As Shidqi
-
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................................iv
ABSTRACT ....................................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 9
C. Batasan Masalah ................................................................................................. 10
D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 10
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................................................... 12
Tabel 1.1 Tinjauan Kajian Terdahulu ...................................................................... 12
BAB II ............................................................................................................................... 15
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 15
A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian ........................................................ 15
1. Pengertian Bank .............................................................................................. 15
2. Perbankan Syariah ......................................................................................... 16
3. Fungsi Bank Syariah ....................................................................................... 17
4. Laporan Keuangan ......................................................................................... 18
5. Annual Report Perbankan Syariah ............................................................... 28
6. Kinerja Keuangan Bank ................................................................................. 31
7. Analisis CAMELS ........................................................................................... 32
-
xiii
8. Teknik Analisis CAMELS .............................................................................. 36
B. Kerangka Penelitian ........................................................................................... 40
C. Hipotesis ............................................................................................................... 41
BAB III ............................................................................................................................. 42
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................ 42
A. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 42
1. Populasi ............................................................................................................ 42
2. Sampel .............................................................................................................. 42
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 43
C. Sumber Data ........................................................................................................ 43
D. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 44
1. Capital Adequancy Ratio (CAR) ..................................................................... 44
2. Net Performing Financing(NPF) .................................................................... 45
3. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) ......................... 46
4. Return on Assets (ROA) .................................................................................. 47
5. Financing To Deposit Ratio (FDR) ................................................................. 48
6. Sensivity to Market Risk................................................................................... 50
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 51
F. Teknik Pengolahan Data .................................................................................... 51
1. Rasio Keuangan dengan Pendekatan CAMELS .......................................... 52
2. Uji Statistik Deskriptif .................................................................................... 52
3. Uji Normalitas ................................................................................................. 53
4. Uji Hipotesis .................................................................................................... 54
BAB IV ............................................................................................................................. 56
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................... 56
A. Temuan Hasil Penelitian .................................................................................... 56
1. Gambaran Singkat Lembaga Keuangan Syariah ........................................ 56
B. Hasil Pengujian ................................................................................................... 61
1. Rasio Keuangan dengan Pendekatan CAMELS .............................................. 61
2. Statistik Deskriptif .......................................................................................... 66
3. Uji Normalitas Data ........................................................................................ 68
4. Uji Hipotesis .................................................................................................... 68
B. Pembahasan ......................................................................................................... 72
1. Komponen Capital Quality.............................................................................. 72
2. Komponen Assets Quality ............................................................................... 73
-
xiv
3. Komponen Management Quality .................................................................... 74
4. Komponen Earnings Quality .......................................................................... 75
5. Komponen Liquidity Quality ........................................................................... 76
6. Komponen Sensitivity to Market Risk ............................................................ 77
BAB V .............................................................................................................................. 79
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 79
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 79
B. Saran .................................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 82
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tinjauan Kajian Terdahulu …………………………………………...12
Tabel 3.1 Persentase Kriteria Penilaian CAR…..………………………………..45
Tabel 3.2 Persentase Kriteria Penilaian NPF…………………………………….46
Tabel 3.3 Persentase Kriteria Penilaian BOPO…………………………….....…47
Tabel 3.4 Persentase Kriteria Penilaian ROA………….………………………...48
Tabel 3.5 Persentase Kriteria Penilaian FDR………….…..…………………….50
Tabel 4.1 Rata-rata CAR 2014-2018…………………………………………….61
Tabel 4.2 Rata-rata NPF 2014-2018….…..……………………………………...62
Tabel 4.3 Rata-rata BOPO 2014-2018…………………………………..……….63
Tabel 4.4 Rata-rata ROA 2014-2018…………………………………………….63
Tabel 4.5 Rata-rata FDR 2014-2018……………………………………………..64
Tabel 4.6 Rata-rata SENS 2014-2018……………...…………………………….65
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif……………………………………..…...66
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data…………………………………………….68
Tabel 4.9 Hasil Uji Independent t-test…………………………………………...69
Tabel 4.10 Hasil Uji Mann Whitney u-test………………………………………71
Tabel 4.11 Matrix Kriteria Penilaian CAR………………………………………72
Tabel 4.12 Matrix Kriteria Penilaian NPF……………………………………….73
Tabel 4.13 Matrix Kriteria Penilaian BOPO…………………………………….74
Tabel 4.14 Matrix Kriteria Penilaian ROA………………………………………75
Tabel 4.15 Matrix Kriteria Penilaian FDR……………………………………….76
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Top 10 Islamic Finance………………………………………………5
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran………………………………………………..40
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rata-rata Penghitungan Rasio CAMELS Tahun 2014-2018……..89
Lampiran 2 : Hasil Pengujian Statistik Deskriptif……………………………….91
Lampiran 3 : Hasil Pengujian Normalitas Data………………………………….92
Lampiran 4 : Hasil Pengujian Independent t-test.................................................93
Lampiran 5 : Hasil Pengujian Mann Whitney u-test…………………………….94
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Islam atau Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi
dengan tidak menggunakan bunga. Bank Islam atau biasa di sebut dengan
Bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan atau perbankan yang
operasionalnya dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan
Hadist Nabi Muhammad SAW atau dengan kata lain, Bank Islam adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan
jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah Islam. Oleh karena
itu, usaha bank akan selalu dikaitkan dengan masalah uang yang
merupakan barang dagangan utama. Bank Islam ada tiga fungsi pokok
dalam kaitan dengan kegiatan perekonomian masyarakat yaitu: fungsi
pengumpulan dana (funding), fungsi penyaluran dana (financing) dan
pelayanan jasa. (Sumar’in, 2012).
Industri perbankan (baik syariah maupun konvensional) merupakan
salah satu sektor yang sangat berperan penting dalam mempengaruhi
kegiatan ekonomi suatu negara. Hal ini disebabkan karena bank
merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan sebagaimana disebutkan
dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998. Semakin maju suatu negara,
maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara
tersebut (Kasmir, 2010).
Perbankan syariah di Indonesia diawali dari aspirasi masyarakat
untuk memiliki sebuah alternatif sistem perbankan yang Islami.
Perkembangan dunia terus mengalami kemajuan yang signifikan. Diawali
berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 1992, yang dalam kurun
waktu hanya 7 tahun mampu memiliki lebih dari 45 outlet yang terbesar di
Jakarta, Bandung, Balikpapan, Semarang dan Makassar. UU No. 7 Tahun
-
2
1992 akhirnya tergerus akan kemajuan bank syariah yang semakin pesat
(Rukmana, 2012). Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi
ditandai dengan disetujuinya UU No. 10 Tahun 1998. Dalam undang-
undang tersebut diatur rinci tentang landasan hukum serta jenis-jenis usaha
yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah.
Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank
konvesional untuk membuka cabang syariah atau bahkan
mengkonversikan diri secara total menjadi bank syariah. (Antonio, 2001)
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan
dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam
kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan
alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat
Indonesia. Sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara
sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk
meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian
nasional. (Wulandari, 2004)
Dilihat dari perkembangannya, perbankan syariah Indonesia
bermula pada tahun 1991 dengan didirikannya Bank Muamalat Indonesia
(BMI) dan resmi beroperasi pada tahun 1992 (Hamat, 2013). Pada awal
masa operasinya, keberadaan bank syariah belum memperoleh perhatian
yang optimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum
operasi bank syariah saat itu hanya diakomodir dalam salah satu ayat
tentang "bank dengan sistem bagi hasil" pada UU No. 7 Tahun 1992 yang
kemudian disempurnakan menjadi UU No. 10 tahun 1998 yang secara
tegas menjelaskan bahwa terdapat dua sistem dalam perbankan di tanah air
(dual banking system), yaitu sistem perbankan konvensional dan syariah.
Adapun dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka
pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki
landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya
secara lebih cepat lagi. (Otoritas Jasa Keuangan).
-
3
Perkembangan industri keuangan syariah secara informal telah
dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan
operasional perbankan di Indonesia. Beberapa badan usaha
pembiayaan non-bank telah didirikan sebelum tahun 1992 yang telah
menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal
tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-
institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai
dengan syariah. Bank syariah di Indonesia dalam rentang waktu yang
relatif singkat, telah memperlihatkan kemajuan yang cukup berarti dan
semakin memperlihatkan eksistensinya dalam sistem perekonomian
nasional. Bank berdasarkan prinsip syariah atau bank syariah seperti
halnya pada bank konvensional juga mempunyai fungsi sebagai lembaga
intermediasi (Intermediary Institution). Sistem syariah ini menawarkan
keadilan, transparansi, akuntabilitas dan saling percaya di antara para
pelaku ekonomi. Sistem ekonomi dunia saat ini didominasi oleh segelintir
pemilik modal, dan para kapitalis yang memiliki pengaruh yang luar biasa
dalam pergerakan roda ekonomi, yang pada akhirnya banyak
menimbulkan korban sehingga keberadaan bank syariah ini diharapkan
mampu memberikan solusi atas keadaan tersebut. Periode 1992 sampai
1998, hanya terdapat satu Bank Umum Syariah dan 78 Bank Perkreditan
Rakyat Syariah (BPRS) yang telah beroperasi.Tahun 1998 muncul UU No.
10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan. Perubahan Undang-Undang tersebut menimbulkan beberapa
perubahan yang memberikan peluang yang lebih besar bagi
pengembangan bank syariah. Undang–undang tersebut telah mengatur
secara rinci landasan hukum serta jenis–jenis usaha yang dapat
dioperasikan dan di implementasikan oleh bank syariah. Undang–undang
tersebut juga memberikan arahan bagi bank–bank konvensional untuk
membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversikan diri untuk secara
total menjadi bank syariah. (Maharani, 2010).
Tahap perkembangan bank syariah yang selanjutnya adalah
terbitnya UU No. 21 tahun 2008 yang mengatur tentang operasional
-
4
perbankan syariah di indonesia, kemudian diperbaharui dengan keluarnya
PBI No. 11/3/PBI/2009 yang memuat aturan dan prosedur dalam
mendirikan kantor cabang, menjadikan pertumbuhan perbankan syariah
semakin pesat. (Sebtianita, 2015). Sementara itu, perbankan syariah
Malaysia berdiri sejak tahun 1983. Akta Bank Islam 1983 atau Undang-
Undang tentang bank syariah di Malaysia yang disahkan pada 7 April
1983 memberikan kewenangan kepada Bank Negara Malaysia sebagai
bank sentral untuk memberikan izin pendirian dan melakukan pengawasan
atas kegiatan operasional bank syariah. Pendirian Bank Islam Malaysian
Berhad (BIMB) pada 1 Juli 1983 sebagai bank syariah pertama merupakan
langkah awal perkembangan perbankan syariah Malaysia (Nadratuzzaman,
2013).
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi global player
keuangan syariah, diantaranya: (i) jumlah penduduk muslim yang besar,
(ii) prospek ekonomi yang cerah, tercermin dari pertumbuhan ekonomi
yang relatif tinggi (kisaran 6,0%-6,5%), (iii) peningkatan sovereign credit
rating Indonesia menjadi investment grade, dan (iv) melimpahnya sumber
daya alam yang dapat dijadikan sebagai underlying transaksi keuangan
syariah (Alamsyah, 2012).
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, Indonesia dan
Malaysia sama-sama memiliki potensi dalam perkembangan perbankan
syariah. Sehingga, dalam hal ini perbankan syariah kedua negara tersebut
dapat diperbandingkan. Menurut Global Islamic Economy Report
(Reuters, 2017), prestasi industri keuangan syariah di Malaysia sudah
melampaui Indonesia. Malaysia menduduki peringkat satu, sedangkan
Indonesia berada pada posisi kesembilan (Gambar 1.1). Peringkat tersebut
dinilai dari empat kriteria, yaitu finansial, tata kelola perusahaan,
awareness, dan sosial. (Reuters. 2017).
-
5
Gambar 1.1 Top 10 Islamic Finance
Sumber: Thomson Reuthers State of The Global Islamic Report (2017)
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa walaupun negara Indonesia
memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan industri
perbankan syariah, namun pada dasarnya negara Indonesia masih belum
memiliki daya saing yang baik dengan Negara Malaysia. Oleh karena itu,
kondisi tersebut dapat dijadikan evaluasi bagi Negara Indonesia dalam
meningkatkan kinerja perbankan syariah di masa yang akan datang.
Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat berkembangnya
industri perbankan syariah di Indonesia, antara lain: belum memadainya
sumber daya manusia yang terdidik dan profesional, menyangkut
manajemen sumber daya manusia dan pengembangan budaya serta jiwa
wirausaha (entrepreneurship) bangsa kita yang masih lemah, permodalan
(dana) yang relatif kecil dan terbatas, adanya ambivalensi antara konsep
syariah pengelolaan bank syariah dengan operasionalisasi di lapangan,
tingkat kepercayaan yang masih rendah dari umat Islam dan secara
akademik belum terumuskan dengan sempurna untuk mengembangkan
lembaga keuangan syariah dengan cara sistematis dan proporsional.
Kompleksitas persoalan tersebut menimbulkan dampak terhadap
kepercayaan masyarakat tentang keberadaan bank syariah di antara
lembaga keuangan konvensional (Rusydiana, 2018).
Daya saing bank syariah di Indonesia lebih rendah dari bank
konvensional, hal ini menunjukkan bahwa bank konvensional sangat
superior dalam hal utilitas aset. Risiko bank konvensional yang
ditunjukkan dari rasio kapital juga lebih rendah daripada bank syariah
-
6
(Risfandy, 2016). Oleh karena itu, Indonesia dan Malaysia yang memiliki
dual banking system harus memiliki daya saing yang kuat dan kinerja
keuangan yang baik sehingga dapat bersaing dengan bank konvensional.
Persaingan antara bank syariah dengan bank konvensional terutama pada
produk dan layanan yang ada, serta membuat strategi agar produk dan
layanan tersebut dapat diminati oleh masayarakat luas. Mayoritas
penduduk Indonesia dan Malaysia adalah muslim, fakta ini menjadi
keuntungan tersendiri untuk bank syariah di masing-masing negara agar
melakukan transaksi ekonomi dan aktivitas lainnya secara syariah.
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan karena kinerja mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
rangka mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan
juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Kesehatan
bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan
operasi perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku (Budisantoso, 2006).
Undang-undang Perbankan No.10 Tahun 1998 telah menegaskan
bahwa Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengadakan penilaian
terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan cara melakukan
analisis terhadap laporan keuangannya. Rasio keuangan dapat digunakan
sebagai dasar pembuatan keputusan, serta untuk membandingkan kinerja
perusahaan satu dengan perusahaan lain (Afandy, 2014).
Kinerja bank merupakan faktor yang menjadi perhatian untuk bisa
menjaga kelangsungan dan bertahan hidupnya suatu bank karena kinerja
keuangan salah satu bagian dari prestasi kinerja bank dalam menjalankan
operasionalnya, baik pemasaran, teknologi, keuangan, sumber daya
manusia, menghimpun dan menyalurkan dana (Febrita, 2015). Salah satu
indikator sebagai dasar penilaian adalah laporan keuangan, sehingga
laporan keuangan dapat menilai kesehatan bank dan mengetahui kinerja
keuangan menggunakan perhitungan rasio. (Imam, 2008).
-
7
Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga
kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank
syariah harus bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah
berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini
harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di
industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank
untuk bisa terus bertahan hidup adalah kinerja keuangan bank. Laporan
keuangan pada perbankan menunjukkan kinerja keuangan yang telah
dicapai perbankan pada suatu waktu. Kinerja keuangan tersebut dapat
diketahui dengan menghitung rasio-rasio keuangan sehingga dapat
mengetahui kinerja tersebut dengan menggunakan analisis rasio, yakni
rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi operasional.
Analisis rasio ini merupakan teknis analisis untuk mengetahui hubungan
antara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan rugi laba bank
secara individual maupun secara bersama-sama (Rahmawati, 2008).
Dalam melakukan pengukuran, terdapat suatu metode yang sering
digunakan oleh peneliti dalam menganalisis tingkat kesehatan suatu
perbankan, yaitu dengan pendekatan model CAMELS. CAMELS adalah
adalah suatu Sistem Pemeringkatan Lembaga Keuangan, yang digunakan
oleh regulator untuk menilai lembaga keuangan yang membutuhkan
pengawasan khusus. Ada enam bidang utama CAMELS diantaranya
Adequacy and quality of bank‟s, Assets (loans and investments),
Management, Earnings, Liquidity and Sensitivity to market risk. (Akter et
al, 2018).
Kesepakatan ASEAN Banking Integration Framework
(ABIF) yang akan dilaksanakan pada Tahun 2020 akan mengubah
tatanan hukum Perbankan Indonesia. UU No: 7 Tahun 1992 sebagaimana
telah diubah dengan UU No: 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan dianggap
tidak dapat lagi digunakan sebagai payung hukum untuk mengatur
perubahan aktivitas perbankan Indonesia, khususnya untuk memanfaatkan
peluang bersaing dengan Bank-bank dari negara ASEAN yang akan
beroperasi di Indonesia. (Abubakar, 2016).
-
8
Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk melihat kesiapan
perbankan syariah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) dan ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) yang akan
dilaksanakan pada tahun 2020. Selain itu penelitian ini juga dapat
dijadikan sebagai indikator penilaian persaingan industri perbankan
khususnya di ASEAN, terutama negara Indonesia dan Malaysia, yang
memiliki prospek cukup besar dalam mengembangkan sektor perbankan
syariah.
Penelitian sebelumnya yang membahas tentang perbandingan
tingkat kinerja keuangan perbankan sudah banyak dilakukan oleh peneliti-
peneliti di Indonesia maupun di luar negeri dan penelitian tersebut
dijadikan acuan referensi dalam penelitian ini. Adapun penelitian yang
menggunakan metode CAMELS yaitu Susanto Wibowo (2015) yang
mengambil studi kasus pada Negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand
yang memiliki hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan pada
indikator CCA, CAR, NPL, EEA, LDR, dan ROE, namun pada indicator
ROA dan AGR tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia, Malaysia, serta Thailand.
Penelitian Guruh Iriyanto (2016) yang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan RGEC dan menggunakan studi kasus pada
perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia yang menggunakan laporan
keuangan tahun 2014. Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan pada FDR, nilai FDR pada perbankan
syariah di Indonesia jauh lebih baik dari pada perbankan syariah di
Malaysia. Tetapi rasio ROA menunjukkan perolehan laba dari perbankan
syariah Malaysia jauh lebih baik yang berarti efisiensi usaha dalam
mengatasi profil risiko sangat efektif. sedangkan GCG dan CAR tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Penelitian Karini & Filianti (2018) yang dilakuan dengan
menggunakan pendekatan RGEC dengan mengambil 30 sampel perbankan
yang yang terdaftar pada bank sentral negara-negara ASEAN pada tahun
2016 di negara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam selama
-
9
rentang 6 tahun yaitu mulai dari tahun 2011 sampai dengan 2016. Dari
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa rata-rata rasio perbankan di
Brunei Darussalam masih dinilai lebih baik dari kedua negara lainnya,
kecuali dalam rasio NPF.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian pada perbankan yang ada di Indonesia dan Malaysia
dengan mengambil judul “Perbandingan Kinerja Keuangan Bank BNI
Syariah Tbk. dan Bank Islam Malaysia Berhad dengan Menggunakan
Metode CAMELS Pada Periode 2014-2018.”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
signifikansi atas komponen-komponen CAMELS atas tingkat kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia. Khususnya pada
Bank BNI Syariah Tbk dan Bank Islam Malaysia Berhad. Adapun
pendekatan dalam penelitian ini adalah rasio-rasio CAMELS yang telah
mewakili keenam komponen dalam penelitian sebelumnya.
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada hal-hal di atas yang melatarbelakangi penelitian ini,
maka penulis mengidentifikasi permasalahannya:
1. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi global player
keuangan syariah, karena tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang
relatif tinggi (kisaran 6,0% - 6,5%).
2. Prestasi industri keuangan syariah di Malaysia sudah melampaui
Indonesia. Malaysia menduduki peringkat satu, sedangkan Indonesia
berada pada posisi kesembilan. Peringkat tersebut dinilai dari empat
kriteria, yaitu finansial, tata kelola perusahaan, awareness, dan sosial.
3. Negara Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam
mengembangkan industri perbankan syariah, namun pada dasarnya
negara Indonesia masih belum memiliki daya saing yang baik dengan
Negara Malaysia.
4. Pertumbuhan perbankan syariah di Malaysia lebih dulu daripada di
Indonesia.
-
10
5. Kesepakatan ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) yang
akan dilaksanakan pada Tahun 2020.
C. Batasan Masalah
Agar penulisan skripsi ini tidak melebar dari topik pembahasan,
penulis perlu membuat batasan masalah yang akan dibahas. Peneliti
membatasi masalah penelitian pada:
1. Perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia dan di
Malaysia dengan menggunakan metode CAMELS.
2. Penelitian ini hanya berfokus pada Bank BNI Syariah di Indonesia dan
Bank Islam Malaysia Berhad di Malaysia.
3. Penelitian ini hanya mengambil rentang waktu 5 (lima) tahun
kebelakang, yaitu dari tahun 2014 sampai tahun 2018.
D. Rumusan Masalah
Hal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah analisis kinerja
keuangan dengan menggunakan metode CAMELS. Dari uraian latar
belakang dan hasil penelitian terdahulu penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kinerja keuangan pada Bank BNI Syariah Tbk. dan
Bank Islam Malaysia Berhad pada periode 2014-2018 dengan
menggunakan metode CAMELS?
2. Bagaimanakah perbandingan kinerja keuangan Perbankan Syariah
antara Bank BNI Syariah Tbk. dan Bank Islam Malaysia Berhad pada
periode 2014-2018 dengan menggunakan metode CAMELS?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dirumuskan
diatas, maka penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu:
-
11
1. Menganalisis kinerja keuangan pada Bank BNI Syariah
Tbk. dan Bank Islam Malaysia Berhad dengan
menggunakan metode CAMELS.
2. Menganalisis komponen CAMELS apakah terdapat
perbedaan signifikan yang biasa dipakai sebagai acuan
untuk menjaga kepercayaan stakeholder perbankan syariah.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-
pihak yang berkepentingan sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Bank
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu
gambaran bagi bank syariah dalam menilai kinerja
keuangan perusahaan.
b. Hasil penelitian ini juga berguna untuk manajemen
bank dalam meningkatkan performa kinerja
keuangan.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melihat
kesiapan bank dalam menghadapi ASEAN Banking
Integration Framework (ABIF) pada tahun 2020.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
bagi akademisi dan mahasiswa perbankan syariah yang
akan melakukan penelitian selanjutnya dan sebagai
penambah informasi.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
wawasan dibidang perbankan tentang analisis kinerja
keuangan dengan metode CAMELS.Penelitian ini juga
digunakan untuk menambah motivasi penulis dalam
memperdalam ilmu pengetahuan.
-
12
4. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
apakah suatu bank syariah dinyatakan layak atau tidak
sebagai tempat yang dituju untuk menginvestasikan
dananya agar risiko dalam berinvestasi tidak terlalu tinggi
sehingga return yang didapatkan juga tinggi.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Tabel 1.1 Tinjauan Kajian Terdahulu
No. Peneliti & Judul Variabel Hasil Penelitian
1. Susanto Wibowo
(2015).
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah
dengan Metode
CAMEL di ASEAN
(Studi Komparatif:
Indonesia, Malaysia,
Thailand)
CCA, CAR,
NPL, EEA,
LDR, ROE,
ROA, dan
AGR.
Terdapat perbedaan yang
signifikan pada indikator
CCA, CAR, NPL, EEA,LDR,
dan ROE. Sedangkan pada
indikator ROA dan AGR
tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kinerja
keuangan perbankan syariah
Indonesia dengan perbankan
syariah Malaysia dan
Thailand.
2. Guruh Iriyanto
(2016).
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah
di Indonesia dan
Malaysia Periode
2014.
FDR, ROA,
CAR
Terdapat perbedaan yang
signifikan yaitu pada rasio
FDR bank syariah di
Indonesia jauh lebih baik dari
bank syariah di Malaysia.
Tetapi rasio ROA
menunjukkan perolehan laba
dari bank syariah Malaysia
jauh lebih baik yang berarti
efisiensi usaha dalam
-
13
mengatasi profil risiko sangat
efektif.sedangkan GCG dan
CAR tidak menunjukkan
perbedaan.
3. Adyagunita Karini
(2018).
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Bank Syariah di
Indonesia, Malaysia,
Brunei, dan
Thailand Periode
2011-2016.
NPF, FDR,
ROA, CAR.
Terdapat perbedaan yang
sangat signifikan yaitu pada
rasio NPF, FDR, ROA, dan
CAR antara bank syariah di
Indonesia, bank syariah di
Malaysia, bank syariah di
Brunei dan bank syariah di
Thailand.
4. Eskasari Putri
(2016).
Analisis Perbedaan
Kinerja Keuangan
antara Bank
Konvensional
dengan Bank
Syariah.
NPL, ROA,
ROE, LDR,
CAR
Terdapat perbedaan kinerja
keuangan antara Bank
Konvensional dan Bank
Syariah pada Variabel NPL,
ROA, ROE, dan LDR.
Sedangkan pada variable
CAR tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan
antara Bank Konvensional
dan Bank Syariah.
5. Dedi Suhendro
(2018).
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Bank Umum
Syariah Vs Bank
CAR, NPL,
ROA, BOPO,
LDR
Hasil dari rasio CAR dan
ROA lebih unggul bank
konvensional dari segi
menjaga rasio modalnya dan
keuntungan serta penggunaan
asetnya. Sedangkan rasio
NPL, BOPO, dan LDR lebih
-
14
Umum
Konvensional di
Indonesia dengan
Menggunakan Rasio
Keuangan.
unggul bank syariah karena
NPL pada bank syariah lebih
tinggi dari bank
konvensional, pada rasio
BOPO bank syariah lebih
tinggi dari bank
konvensional. Dan pada rasio
LDR bank syariah lebih
tinggi dari pada bank
konvensional.
6. Karini & Filianti
(2018).
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Bank Syariah di
Indonesia, Malaysia,
Brunei, dan
Thailand.
NPF, FDR,
ROA, CAR,
SENS
Terdapat perbedaan yang
signifikan pada rasio, NPF,
FDR, ROA, dan CAR antara
bank syariah di Indonesia,
Malaysia, Brunei, dan
Thailand.
7. Saryadi & Puspita
(2018).
Uji Beda Tingkat
Kesehatan Bank
antara Perbankan
Syariah di Indonesia
dan Malaysia
FDR, NPF,
BOPO, ROE,
CAR, ROA
Terdapat perbedaan FDR,
NPF, BOPO, dan ROE serta
tidak terdapat perbedaan pada
CAR dan ROA antara
perbankan syariah di
Indonesia dan Malaysia.
Sumber :Diolah dari berbagai referensi
-
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian
1. Pengertian Bank
Bank is a financial intermediary that accepts deposits and lend
money to the people and an institution providing the service of
transferring money and generating income, (Kaur, Kaur, & Singh,
2015).
Bank adalah suatu badan usaha yang mempunyai fungsi untuk
menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat dan memberikan
kredit, baik bersumber dari dana yang diterima dari masyarakat
maupun berdasarkan kemampuannya untuk menciptakan tenaga beli
baru serta memberikan jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang
(Martono, 2002).
Bank dianggap sebagai suatu lembaga keuangan yang aman
dalam melakukan berbagai aktivitas keuangan. Di antara aktivitas
keuangan yang sering dilakukan oleh berbagai masyarakat adalah
aktivitas penyimpanan dana, investasi, pengiriman uang, memberikan
kredit serta aktivitas keuangan lainnya. Selain itu, bank juga dianggap
sebagai salah satu lembaga yang mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu negara.Hal
ini berarti perbankan mempunyai kewajiban mewujudkan
kesejahteraan sosial ekonomi serta mendorong terciptanya stabilitas
sosial politik nasional.
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Masyarakat yang memiliki kelebihan dana akan
mendapatkan hak atas deposito dan tabungannya, sedangkan yang
membutuhkan dana dapat meminjamkepada bank dalam bentuk kredit
-
16
dengan kewajiban membayar sejumlah bunga atau ketentuan yang
sudah disepakati bersama. Dalam hal ini Bank Konvensional
menetapkan bunga sedangkan Bank Syariah menetapkan bagi hasil.
2. Perbankan Syariah
Bank syariah adalah bagian dari entitas syariah yang berfungsi
sebagai lembaga intermediary (perantara) keuangan yang diharapkan
dapat menampilkan dirinya dengan baik dibandingkan bank yang
mempunyai sistem lain (bank yang berbasis bunga). Lahirnya bank
syariah dengan konsep yang berbeda, yakni melarang penerapan bunga
dalam semua transaksi perbankan karena termasuk kategori riba.
(Abdul Hamid, 2006).
Menurut Kasmir (Kasmir 2011, 3) Bank adalah lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat serta memberikan jasa lainnya.
Bank Syariah merupakan suatu bentuk perbankan yang
mengikuti ketentuan- ketentuan syariah Islam. Bank Syariah menurut
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang perbankan adalah
Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Awal mula berdirinya Bank Syariah adalah suatu respons
dari para ekonom dan praktisi muslim yang mengakomodasi desakan
dari berbagai pihak yang menginginkan jasa keuangan yang
pelaksanaannya sejalan dengan prinsip-prinsip syariah Islam
(Muhamad, 2014).
Dalam pengembangan Bank Syariah, Bank Indonesia memiliki
peranan dalam mewujudkan iklim yang kondusif bagi perkembangan
Bank Syariah yang sehat dan konsisten terhadap prinsip-prinsip
syariah. Atau secara konkrit adalah mewujudkan perbankan syariah
yang mampu menggerakkan sector riil melalui kegiatan pembiayaan
-
17
berbasis ekuitas dalam kerangka tolong menolong dan menuju
kebaikan guna mencapai kemaslahatan umat (Bank Indonesia, 2014)
Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil, yang memberikan alternative system perbankan
yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank. Serta
menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi beretika,
mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam
berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi
keuangan (Latumaerissa 2011, 331)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian Bank Syariah yaitu Bank yang menjalankan kegiatan usaha
atau operasionalnya baik dalam menghimpun serta menyalurkan dana
ke masyarakat yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
3. Fungsi Bank Syariah
Pada dasarnya fungsi bank syariah tidak jauh berbeda dengan
bank konvensional atau bank umum lainnya, seperti yang tertera dalam
UU RI no 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah bahwasannya :
1) Bank Syariah dan UUS (Unit Usaha Syariah) wajib menjalankan
fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
2) Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam
bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal
dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana social lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
3) Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang
berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola
wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
4) Alat transmisi kebijakan moneter (sama seperti bank
Konvensional).
-
18
4. Laporan Keuangan
a) Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suat proses
pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksitransaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan
keuangan ini dibuat oleh manajemen untuk mempertanggung
jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para
pemilik perusahaan. (Zaki Badriwan 2004, 17).
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu
tertentu (Harahap 2007, 105).
Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi
penting yang digunakan manajemen dalam mengambil keputusan,
terutama keputusan keuangan (Najmudin 2011, 63).
Secara sederhana laporan keuangan menurut Kasmir
(Kasmir 2014, 7) adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi
perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini.
Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode
tertentu (untuk laba rugi).Biasanya laporan dibuat per periode,
misal tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal
perusahaan.Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu
tahun sekali (Kasmir 2014, 7).
b) Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 (Revisi 1998) dalam Sulistiyowati
(Sulistiyowati 2010, 5) tujuan laporan keuangan untuk tujuan
umum adalah:
1) Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan
arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
-
19
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-
keputusan ekonomi.
2) Serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka.
Menurut Najmudin (Najmudin 2011, 64) tujuan laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
1) Menyediakan informasi yang menyangkut laporan keuangan,
kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam mengambil
keputusan ekonomi.
2) Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas
perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya
yang ada.
3) Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat
untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan operasi selama
periode pelaporan.
Menurut Kasmir (Kasmir 2014, 11) tujuan pembuatan atau
penyusunan laporan keuangan yaitu:
1) Memberi informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta)
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
2) Memberi informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3) Memberi informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
4) Memberi informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5) Memberi informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6) Memberi informasi tentang kinerja manajemen perusahaan
dalam suatu periode.
-
20
7) Memberi informasi tentang catatan-catatan atas laporan
keuangan.
8) Informasi keuangan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
laporan keuangan adalah menyajikan informasi keuangan dari
suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, yang dapat
digunakan sebagai panduan dalam pengambilan keputusan
keuangan.
c) Sifat Laporan Keuangan
Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan
keuangan harus dilakukan dengan kaidah-kaidah yang
berlaku.Dalam praktiknya sifat keuangan dibuat bersifat historis
dan menyeluruh.
Bersifat historis artinya laporan keuangan dibuat dan
disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa
sekarang.Dan yang dimaksud dengan menyeluruh adalah laporan
dibuat selengkap mungkin.Artinya laporan keuangan disusun
sesuai standar yang sudah ditetapkan (Kasmir 2014, 12).
Sementara itu, menurut Munawir dalam Kasmir (Kasmir
2014, 14) data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam
laporan keuangan merupakan kombinasi dari:
1) Fakta yang telah dicatat
Fakta yang telah dicatat (recorded fact) artinya laporan
keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi. Fakta ini diambil
dari peristiwa atau kejadian akuntansi pada waktu atau masa
lalu, yaitu dari tahun-tahun sebelumnya.
2) Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi
Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi
(accounting convention and postulate) adalah pencatatan yang
terjadi dalam laporan keuangan jelas didasarkan kepada
-
21
prosedur atau anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi.
3) Pendapat pribadi
Pendapat pribadi (personal judgment) artinya
pencatatan akuntansi dalam laporan keuangan didasarkan
kepada dalil-dalil tertentu, penggunaan dari dasar dalil tersebut
tergantung dari pendapat manajemen perusahaan.
d) Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Najmudin (Najmudin 2011, 67) di samping
menjadi sumber informasi dan pedoman keputusan, di lain pihak
laporan keuangan mempunyai keterbatasan antara lain sebagai
berikut:
1) Laporan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang
sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
2) Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah seolah
bersifat pasti dan tepat, padahal sebenarnya dasar
penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda
atau berubah-ubah.
3) Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan
transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau
tanggal yang lalu, di mana daya beli (purchasing power) uang
tersebut semakin menurun.
4) Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor
yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan
karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam
satuan uang (dikuantisasi), misalnya berupa goodwill atau
license, dan prestasi perusahaan.
Sedangkan menurut Kasmir (Kasmir 2014, 16) keterbatasan
laporan keuangan meliputi:
-
22
1) Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah
(historis), di mana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang
bukan hanya untuk pihak tertentu saja.
3) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
4) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi
situasi ketidakpastian.
5) Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut
panduan ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang
terjadi bukan kepada sifat formalnya.
e) Pihak-pihak Pemakai Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan
informasi kepada berbagai pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan. Artinya penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk
memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun
ekstern perusahaan.
Menurut Harahap (Harahap 2007, 120) para pemakai
laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dilihat dari
penjelasan berikut:
1) Pemegang Saham
Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan
perusahaan, asset, utang, modal, hasil, biaya, dan laba.
2) Investor
Bagi investor potensial, ia akan melihat kemungkinan
potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang
dilaporkan.
3) Analis Pasar Modal
Analisis pasar modal selalu dilakukan baik analisis
tajam dan lengkap terhadap laporan keuangan perusahaan yang
go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal.
-
23
4) Manajer
Manajer ingin mengetahui situasi ekonomi perusahaan
yang dipimpinnya.
5) Karyawan dan Serikat Kerja
Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan
perusahaan untuk menetapkan apakah ia masih terus bekerja di
situ atau pindah.
6) Instansi Pajak
Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak baik Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
Pajak Pembangunan, Pajak Penjualan Barang Mewah
(PpnBm), Pajak Daerah, Restribusi, Pajak Penghasilan (PPh).
Perusahaan juga dikenakan pemotongan, penghitungan, dan
pembayarannya.
7) Pemberi Dana (Kreditur)
Sama dengan pemegang saham investor, lender seperti
bank, investment fund, perusahaan leasing, juga ingin
mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan
baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi
pinjaman.
8) Supplier
Supplier hampir sama dengan kreditur. Laporan
keuangan bisa menjadi informasi apakah perusahaan layak
diberi fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauh
mana potensi resiko yang dimiliki perusahaan.
9) Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
Pemerintah ataulembaga sangat membutuhkan laporan
keuangan. Karena ia ingin mengetahui apakah perusahaan
telah mengikuti peraturan yang telah ia tetapkan.
10) Langganan atau Lembaga Konsumen
-
24
Dengan adanya laporan keuangan sangat diuntungkan,
Biasanya lembaga khusus yang memantau kepentingan
konsumen adalah lembaga konsumen.
11) Lembaga Swadaya Masyarakat
LSM membutuhkan laporan keuangan untuk menilai
sejauh mana perusahaan merugikan pihak tertentu yang
dilindunginya.
12) Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat
Bagi peneliti atau akademisi laporan keuangan sangat
penting, sebagai data primer dalam melakukan penelitian
terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan
keuangan atau perusahaan.
Menurut Najmudin (Najmudin 2011, 65) pemakai laporan
meliputi:
1) Investor, membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual
investasinya.
2) Karyawan, memanfaatkannya untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberi balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
3) Pemberi jaminan, menggunakannya untuk memutuskan apakah
pinjaman pokok dan bunganya dapat dibayar pada saat jatuh
tempo.
4) Pemasok dan kreditur usaha lainnya, berkepentingan untuk
mengetahui apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada
saat jatuh tempo.
5) Pelanggan, berkepentingan mengetahui kelangsungan hidup
perusahaan, terutama apabila mereka terikat dalam perjanjian
jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
6) Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawahnya,
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan aktivitas
perusahaan.
-
25
7) Masyarakat, terbantu dengan informasi tentang jumlah orang
yang dipekerjakan, perlindungan kepada penanam modal
domestik, kecenderungan dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan dan rangkaian akivitasnya.
Sedangkan menurut Kasmir (Kasmir 2014, 282) pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan bank
adalah sebagai berikut:
1) Pemegang saham
Bagi pemegang saham yang sekaligus merupakan
pemilik bank, kepentingan terhadap laporan keuangan bank
adalah untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh
manajemen dalam satu periode.
2) Pemerintah
Bagi pemerintah, laporan keuangan baik bagi bank-
bank pemerintah maupun swasta adalah untuk mengetahui
kemajuan bank yang bersangkutan. Pemerintah juga
berkepentingan terhadap kepatuhan bank dalam melaksanakan
kebijakan moneter yang telah ditetapkan.
3) Manajemen
Laporan keuangan bagi pihak manajemen adalah untuk
menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-target
yang sudah ditetapkan dan juga untuk menilai kinerja
karyawan dalam rangka mengelola sumber daya yang
dimilikinya.
4) Karyawan
Bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan juga
untuk mengetahui kondisi keuangan bank yang sebenarnya.
5) Masyarakat luas
Bagi masyarakat luas laporan keuangan bank
merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di
bank. Jaminan ini diperoleh dari laporan keuangan yang ada
dengan melihat angka- angka yang ada di laporan keuangan.
-
26
f) Unsur Laporan Keuangan
Menurut Najmudin (Najmudin 2011, 68) terdapat tiga
bentuk laporan keuangan yang pokok, yaitu neraca, laporan laba
rugi, dan laporan arus kas. Sedangkan menurut Kasmir (Kasmir
2014, 284) jenis laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan
komitmen dan kontijensi, laporan laba rugi, laporan arus kas,
catatan atas laporan keuangan, dan laporan keuangan gabungan
dan konsolidasi.
Dalam praktiknya jenis laporan keuangan bank adalah
sebagai berikut:
1) Neraca
Menurut Jumingan (Jumingan 2008, 13) neraca adalah
suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (asset), utang
(liabilities), dan modal sendiri (owner‟s equity) dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu.
Menurut Najmudin (Najmudin 2011, 69) neraca atau
balance sheet adalah laporan keuangan yang menggambarkan
posisis keuangan perusahaan pada suatu saat yang merupakan
nilai perusahaan pada waktu tertentu.
Menurut James C. Van Horne dalam Kasmir (Kasmir
2014, 30) neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan
pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan
total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik.
Sedangkan menurut Kasmir (Kasmir 2014, 284) neraca
merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank
pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah
posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu
bank. Jadi neraca merupakan laporan yang yang menunjukkan
posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu dan
biasanyapada saat tutup buku yakni akhir bulan, akhir triwulan,
dan akhir tahun.
-
27
2) Laporan Laba Rugi
Menurut Najmudin (Najmudin 2011, 71) laporan laba
rugi atau income statement profit and loss statement
membandingkan pendapatan terhadap beban pengeluarannya
untuk menentukan laba (atau rugi bersih). Laporan ini
memberikan informasi tetang hasil akhir (bottom line)
perusahaan pada suatu periode.
Menurut Kasmir (Kasmir 2014, 284) laporan laba rugi
merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil
usaha bank dalam suatu periode tertentu. Sedangkan
pengertian laporan laba rugi sesuai yang dikatakan James C.
Van Horne dalam Kasmir (Kasmir 2014, 45) yaitu ringkasan
pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu
diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tertentu.Jadi dapat
disimpulkan bahwa laporan laba rugi merupakan laporan yang
menggambarkan pendapatan dan biaya suatu perusahaan, dan
laporan ini menunjukkan kemajuan perusahaan.
3) Laporan Arus Kas
Menurut Najmudin (Najmudin 2011, 72) arus kas
berarti arus masuk dan arus keluar kas atau setara
kas.Sedangkan menurut Kasmir (Kasmir 2014, 284) laporan
arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek
yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap kas.
4) Laporan Komitmen dan Kontijensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau
kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara
sepihak (irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila
persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi (Kasmir, 2014)
5) Catatan atas Laporan keuangan
-
28
Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri
mengenai Posisi Devisa Netto, menurut jenis mata uang dan
aktivitas lainnya.
6) Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh
cabang- cabang bank yang bersangkutan, baik yang ada di
dalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan laporan
konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan
dengan anak perusahaannya (Kasmir, 2014).
5. Annual Report Perbankan Syariah
a) Pengertian Annual Report
Annual report adalah laporan keuangan dalam jangka
waktu satu tahun (lihat laporan keuangan) dan telah mendapat
persetujuan pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS),
Menurut Kamus Ekonomi dan Bisnis, Laporan Tahunan
atauannual report yaitu catatan (informasi) tahunan yang berisi
gambaran kondisi operasional perusahaan atau bank, biasanya
terdiri atas neraca dan laporan laba rugi serta termasuk penjelasan
atas operasi perusahaan, biasanya juga dilampiri laporan hasil
audit.
b) Laporan Keuangan Bank Syariah
Menurut Nabhan (Nabhan, 2008) format laporan keuangan
perbankan syariah terdiri dari:
1) Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis
menyajikan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu.
Menurut Harahap 2004 dalam (Nabhan, 2008) unsur- unsur
neraca yang berbeda dengan bank konvensional adalah sebagai
berikut:
-
29
1. Aktiva, terdiri atas piutang dagang, pembiayaan,
persediaan aktiva, aktiva ijarah, pinjaman qardh,
2. Kewajiban terdiri atas, bagi hasil yang belum dibagikan,
simpanan atau titipan, tabungan dan giro mudharabah, dan
kewajiban investasi tidak terkait.
2) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang
menyajikan kinerja perusahaan yang meliputi pendapatan dan
beban pada suatu rentang waktu tertentu.
3) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang
menyajikan perubahan ekuitas bank, peningkatan dan
penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode
pelaporan.
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan
informasi mengenai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
suatu bank untuk suatu periode waktu tertentu baik berupa kas
atau setara kas.
5) Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Dana investasi terikat merupakan aplikasi dengan
produk mudharabah muqayadah (investasi terikat). Investasi
terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana
investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank
sebagai manajer investasi berdasarkan mudharabah muqayadah
atau sebagai agen investasi.
6) Laporan Sumber Dana Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Menurut PAPSI (2003) laporan sumber dan
penggunaan dana qard merupakan laporan yang menunjukkan
sumber dan penggunaan dana selama suatu jangka waktu
tertentu, serta saldo qard pada tanggal tertentu.
-
30
7) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak, dan
Shadaqah
PAPSI (2003) menyatakan bahwa laporan sumber dan
penggunaan dana ZIS merupakan laporan yang menunjukkan
sumber dan penggunaan dana selama jangka waktu tertentu,
serta saldo ZIS pada tanggal tertentu.
8) Catatan atas Laporan Keuangan
c) Analisis Laporan Keuangan
Menurut (Najmudin, 2011) analisis laporan keuangan
berarti suatu proses penguraian data (informasi) yang terdapat
dalam laporan keuangan menjadi komponen-komponen yang
tersendiri, menelaah setiap komponen, dan mempelajari hubungan
antar komponen tersebut dengan menggunakan teknik analisis
tertentu agar diperoleh pemahaman yang tepat dan gambaran yang
komprehensif tentang informasi tersebut.
Menurut (Kasmir, 2014) ada beberapa tujuan dan manfaat
analisis laporan keuangan adalah:
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu
periode tertentu baik harta, kewajiban, modal maupun usaha
yang telah dicapai untuk beberapa periode.
b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang
menjadi kekurangan perusahaan.
c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki
perusahaan.
d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang
perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi
keuangan perusahaan saat ini.
e. Untuk melakukan penilaian kerja manajemen ke depan apakah
perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil
atau gagal.
-
31
f. Dan digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
6. Kinerja Keuangan Bank
a) Pengertian
Kinerja bank dapat diukur dengan menganalisa laporan
keuangan.Dalam analisa laporan keuangan tersebut, kinerja
keuangan periode terdahulu dijadikan dasar untuk memprediksi
posisi keuangan dan kinerja di masa mendatang. Kinerja
keuangan bank mencerminkan kemampuan operasional bank baik
dalam bidang penghimpunan dana, penyaluran dana, teknologi
serta sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan
gambaran kondisi keuangan bank pada suat periode tertentu baik
menyangkutaspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana
yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,
likuiditas dan profitabilitas bank. (Faisal, 2014).
Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan
kekuatan dan kelemahan suat perusahaan.Kekuatan tersebut
dipahami agar dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui
agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan. Dengan
mengadakan perbandingan kinerja perusahaan terhadap standar
yang ditetapkan atau dengan periode-periode sebelumnya, maka
akan dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan
atau sebaliknya yaitu kemunduran. (Maharani, 2007).
b) Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan Bank
Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank
mengandung beberapa tujuan:
1. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank
terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal, dan
profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun
tahun sebelumnya.
-
32
2. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan
semua jenis aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit
secara efisien.
3. Untuk meningkatkan peran bank sebagai lembaga
intermediasi antara pihak-pihak yang memilikikelebihan dana
dengan pihak-pihak yang memerlukan dana. (Faisal, 2004).
c) Tahap-tahap Menganalisis Kinerja Keuangan
Menurut (Fahmi 2011) Ada lima tahap dalam menganalisis
kinerja keuangan yaitu:
1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.
2. Melakukan perhitungan
3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah
diperoleh dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan
lainnya.
4. Melakukan penafsiran berbagai permasalahan yang
ditemukan.
5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap
berbagai permasalahan yang ditemukan.
7. Analisis CAMELS
Menurut (Kasmir 2002), salah satu alat untuk mengukur
kesahatan suatu bank adalah dengan analisa rasio CAMEL yaitu suatu
analisis keuangan bank dan alat pengukuran kinerja bank yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui tentang tingkat
kesehatan bank yang bersangkutan dari berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank dengan
menilai faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank (Wisnu, 2014).
Menurut (Riyadi 2004), Tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas
suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu
sesuai dengan Standar Bank Indonesia. Metode atau cara penilaian
-
33
tersebut kemudian dikenal dengan metode CAMEL yaitu Capital,
Asset quality, Management, Earnings, dan Liquidity.
Analisis CAMEL digunakan untuk menganalisis dan
mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. Analisis
CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip
Syariah. Dan peraturan Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia Nomor30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997
perihal Tata Cara PenilaianTingkat Kesehatan BPR.
CAMELS merupakan akronim dari Capital Adequancy, Assets
Quality, Management Quaity, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to
Market Risk ini dirancang oleh Sistem Federal Reserve Amerika
Serikat Sebagai sistem regulator untuk mengembangkan kerangka
kerja sistem evaluasi stabilitas bank (Posnaya et al., 2017). Akan
tetatpi CAMELS yang diperkenalkan pada tahun 1979 ditujukan
kepada perusahaan keuangan konvensional sehingga tidak dapat
digunakan oleh perbakan yang beroperasi dengan hokum islam karena
tidak memuat indikator syariah di dalamnya (Sarker, 2005). Oleh
karena itu, berbagai evaluasi pun dilakukan agar alat analisis ini dapat
digunakan oleh perbankan yang beroperasi dengan hokum Islam.
Dengan demikian, metode CAMELS dapat memungkinkan setiap
perbankan syariah untuk menentukan permasalahan mereka sejak awal
(Dincer et al., 2011).
Kesehatan suatu bank merupakan kepetingan suatu pihak,
yaitu: pemilik, pengelola bank dan masyarakat pengguna jasa bank.
Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan atau kinerja
suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset,
manajemen, rentabilitas, likuiditas. (Kurniasih, 2016). Untuk menilai
kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Salah satu
-
34
alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMELS.
Unsur-unsur dalam analisis CAMELS adalah sebagai berikut :
a. Capital (Permodalan)
Capital is important for a bank to maintain depositors‟
confidence and preventing the bank from going bankrupt. It
reflects the overall financial condition of banks and also the ability
of management to meet the need of additional capital (Jogi, 2015).
Capital adalah uang atau harta benda (barang, pabrik,
kantor dan sebagainya) yang dipakai untuk menjalankan suatu
usaha untuk mencari keuntungan, menambah kekayaan dan lain-
lain (Winarno dan Ismaya 2003, 32)
Rasio ini digunakan untuk menilai factor permodalan dalam
komponen CAMELS, yaitu suatu factor permodalan
mencerminkan kondisi sebuah Bank mampu memenuhi.kebutuhan
modal tambahan (Darmayanti, 2017). Apabila rasio menunjukkan
nilai yang tinggi, maka perbankan tersebut dinilai baik dari segi
permodalannya (Wibowo 2015).
b. Assets Quality (Kualitas Aset)
Penilaian kualitas asset perbankan didsasarkan pada
kualitas aktivanya (Ismanto, 2013). Asset-aktiva adalah harta
kekayaan yang berwujud nyata, seperti uang, bangunan, kantor
atau benda lain yang dapat dinilai dengan uang maupun yang tidak
berwujud nyata, seperti hak cipta. Semua pos pada sisi debet
neraca yang terdiri atas harta, piutang, biaya yang dibayar terlebih
dahulu, dan pendapatan yang akan diterima (Ismaya, 2003).
c. Management (Manajemen)
Manajemen bertujuan untuk memastikan bank
menggunakan sumber daya yang ada dengan baik (Huq, 2017).
Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen
-
35
aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dana
manajemen umum. Rasio ini dinilai dari kualitas manajemennya
Manajemen juga dinilai berdasarkan tingkat pengawasan
dan dukungan semua lembaga untuk merencanakan, menanggapi
resiko yang mungkin timbul dari perubahan bisnis (Ferrouhi,