perbedaan perkembangan bicara pada bayi … · halaman persetujuan sidang skripsi perbdaan...
TRANSCRIPT
PERBEDAAN PERKEMBANGAN BICARA PADA BAYI
USIA 2-4 TAHUN YANG DIBERI ASI DAN NON ASI
DI PAUD NUR HIDAYAH SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Srata 1 pada
Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
Siti Mahriwati Supu
J 120 151 015
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
i
HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
PERBDAAN PERKEMBANGAN BICARA PADA BAYI
USIA 2-4 TAHUN YANG DIBERI ASI DAN NON ASI
DI PAUD NUR HIDAYAH SURAKARTA
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dalam Sidang Skripsi
Program Studi S1 Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan Oleh :
SITI MAHRIWATI SUPU
J120151015
Telah disetujui Oleh :
Pembimbing
Agus Widodo, SST. FT. M. Kes ii ii
‘
iii
iii
PERBEDAAN PERKEMBANGAN BICARA PADA BAYI USIA 2-4 TAHUN
YANG DIBERI ASI DAN NON ASI DI PAUD NUR HIDAYAH SURAKARTA
Abstrak
ASI bermanfaat terhadap tumbuh kembang bayi terutama dalam perkembangan
bicara bayi, karena ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan dalam jumlah
yang tepat, mengandung zat kekebalan atau antibodi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan perkembangan bicara pada bayi usia 2-4 tahun yang diberi
ASI dan Non ASI. Untuk mengetahui perbedaan perkembangan bicara bayi usia 2-4
tahun yang diberi ASI dan Non ASI. Penelitian deskriptif secara cross-sectional,
dengan metodepurposive sampling.Teknik analisis data menggunakan analisis Uji
Chy Square.Subjek penelitian60 anak usia 2-4 tahun di Paud Nur Hidayah Surakarta.
Instrumen penelitian yaitu alat skrining yang dipakai ELM scale-2, kuesioner
terhadap wali anak. Hasil pengolahan data menggunakan Uji Chy Square,diperoleh
hasil p-value 0,000 dimana p<0,05 maka Ha diterima. Ada perbedaan perkembangan
bicara pada bayi yang diberi ASI lebih baik dibanding dengan perkembangan bicara
bayi yang tidak diberi ASI.
Kata Kunci:ASI, Non ASI, Perkembangan bicara, Bayi usia 2-4 tahun.
Abstracts
Breastfeeding is beneficial to infant growth, especially in the development of baby
talk, because breast milk contains all the necessary nutrients in the right amounts,
containing antibodies or antibody. This study aims to determine differences in speech
development in infants aged 2-4 years who were breastfed and non-breastfed. To
determine differences in speech development of infants aged 2-4 years who were
breastfed and non-breastfed. Descriptive study is cross-sectional, with purposive
sampling method. Data were analyzed using analysis Test Chy Square.Subjek study
60 children aged 2-4 years in early childhood Nur Hidayah Surakarta. The research
instrument is a screening tool used ELM-2 scale, a questionnaire to guardians..The
results of data processing using Chy Square Test, the results obtained p-value of
0.000 where p <0.05, Ha accepted. There are differences in speech development in
infants fed breast milk is better than speech development babies are not breastfed.
Keywords: Breastfed and non-breastfed speech development, Infants aged 2-4 years.
1. PENDAHULUAN
Semua orang tua pasti menginginkan anaknya bisa tumbuh sehat, cerdas dan menjadi
orang sukses. Agar harapan itu dapat terwujud tidak membutuhkan biaya mahal, asalkan
ibu mau memberikan apa yang sudah diberikan oleh Yang Maha Esa dengan memberikan
apa yang menjadi hak dari buah hatinya yaitu air susu ibu (ASI). Dari sudut pandang
ilmiah ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena ASI mengandung semua
zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang tepat, ASI juga mengandung zat kekebalan
1
atau antibodi yang berfungsi melindungi bayi dari berbagai kuman penyakit (Widuri
2013). Menurut WHO global data Bank Pemberian ASI eksklusif secara nasional pada
tahun 2010-2012 hanya mencapai 33,6-35% (Kurniawan 2013).
Islam telah mengajarkan kepada setiap ibu cara memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya
yaitu dengan memberikan ASI (air susu ibu) kepada anak-anaknya selama dua tahun
penuh ( saleh ,2012). Sebagaimana hal itu tertera di awal ayat 233 surah al-Baqarah yang
artinya, ”Para ibu hendaklah menyusukan anakanaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”. (QS. al-Baqarah: 233).Ada beberapa
kemungkinkan bayi baru lahir memperoleh air susu ibu yaitu dengan rooting refleks
(refleks mencium) , sacking refleks (refleks menghisap), refleks menelan. Refleks
menyusui ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan bicara anak
(Widuri, 2013).
Perkembangan anak merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat lepas dari
pengamatan orang tua. Perkembangan seorang anak pertama kali dimulai dari lingkungan
keluarga dan interaksi antara anak dengan orang tua. Anak merupakan individu yang
masih dalam usia tumbuh kembang, dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik,
psikologis, sosial, dan spritual serta masa anak merupakan proses menuju kematangan.
Sejak dini anak harus disiapkan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya, namun tidak setiap anak terlahir normal. Beberapa anak terlahir dengan
kondisi mengalami hambatan dan keterbatasan diantaranya adalah anak terlambat bicara
(Sturaya dkk, 2013).
Gangguan bicara anak merupakan suatu persoalan yang rumit bagi anak maupun
orang tua. Tidak sedikit anak yang mengalami gangguan bicara akan menjadi beban
mental pada anak sehingga memberi dampak pada psikologis anak itu sendiri, misalnya
timbul rasa minder dalam bergaul dan akan dikucilkan oleh teman-teman sebayanya.
Keterlambatan bicara dan berbahasa adalah masalah yang cukup umum pada anak-anak
usia 2-5 tahun. Keterlambatan berbicara dan berbahasa bervariasi antara 1%-32% pada
populasi normal. Keterlambatan dalam berbicara dapat dipicu oleh beberapa faktor
penyakit yaitu keterbelakangan mental, gangguan pendengaran, gangguan bahasa
ekspresif, autisme, selektif mutisme, afasia reseptif, cerebral palsy dan penyakit lainnya
(Tjandrajani dkk, 2012).
2
Untuk menilai apakah ada gangguan bahasa pada anak, dengan menggunakan ELM
scale. Bahasa Milestone Scale (ELM), dikembangkan oleh James Copian. Bahasa Awal
Milestone Scale, sebuah skrining tes untuk perkembangan bahasa pada anak dari lahir
sampai usia 36 bulan. Skala ELM sangat terbukti untuk mengevaluasi pasien gangguan
bahasa (Coplan dan Gleason, 2016). Banyak pendapat bahwa perkembangan bicara pada
anak belum dimulai sampai usia 12 bulan dan orang tua tidak perlu cemas akan adanya
keterlambatan bicara sampai anak berusia 24 bulan. Seharusnya tidak demikian karena
perkembangan bicara anak dapat dilihat sejak usia 0-3 bulan karena pada usia itu anak
sudah dapat mengeluarkan suara .
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah dekriptif analitik yaitu suatu penelitian yang berfungsi
untuk memberikan gambaran terhadap suatu obyek penelitian yang diteliti melalui sampel
atau data yang telah dikumpulkan. Dengan Judul Perbedaan Perkembangan Bicara Pada
Bayi Usia 2-4 Tahun Yang diberi ASI dan Non ASI di Paud Nur Hidayah Surakarta.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini bertempat di Paud
Nur Hidayah Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pada 10-13 Januari 2017. Sampel
pada penelitian ini sebanyak 60 anak yang merupakan siswa Paud Nur Hidayah Surakarta.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode purposive sampling, yang
dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: kriteria inklusi a. Bersedia
menjadi responden atas persetujuan orang tua atau pengasuh, b. Mengikuti jalannya
penelitian dari awal sampai penelitian berakhir. Kriteria eksklusi: Responden yang tidak
bersedia mengikuti proses jalannya penelitian sampai penelitian berakhir.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Kategori ASI dan Non ASI terhadap perkembangan Bicara
ASI
Perkembangan Bicara
Non ASI
Perkembangan Bicara
Terlambat Tidak Terlambat
Terlambat Tidak
Terlambat
50,0% 8,3% 41,7% 50,0% 43,3% 6,7%
Berdasarkan tabel 4.1 bahwa jumlah bayi yang diberi ASI dan tidak diberi ASI
rata-rata sama sebesar 50,0%. Dari data diatas bayi yang mengalami keterlambatan
3
bicara didominasi pada bayi yang tidak diberi ASI (Non ASI) sebesar 43,3%
dibanding dengan bayi yang diberi ASI sebesar 8,3%.
Tabel 2. Corsstabs variabel terhadap perkembangan bicara
Kategori
Perkembangan Bicara
Terlambat
n (%)
Tidak Terlambat
n (%)
Usia Responden
25-36 bulan 50,0 % 50,0%
37-48 bulan 49,1% 50,9%
Jenis Kelamin
Laki-laki 50,0% 50,0%
Perempuan 55,0% 45,0%
Status Pemberian ASI
ASI 16,7% 83,3%
Non ASI 86,7% 13,3%
Berdasarkan kategori usia yang mengalami perkembangan bicara
terlambat, didominasi pada usia 25-36 bulan, sebesar (50,0%) dimana pada usia
ini anak belum mampu menguasai 800 -1000 kata.Berbeda dengan penelitian
National Center for Health Statistics (NCHS), yang mengatakan
berdasarkanlaporan orang tua (di luar gangguan pendengaran), angka kejadian
gangguan bicara pada anak di bawah usia 5 lebih rendah dibanding dengan di
atas usia 5-14 tahun (Gunawan dkk, 2011).
Hasil yang didapatkan berdasarkan jenis kelamin yang mengalami
perkembangan bicara terlambat didominasi pada perempuan sebesar (55,0%).
Hal ini berbeda dengan penelitian yang mengatakan bahwa keterlambatan bicara
didapatkan lebih banyak pada laki-laki (Maddepungeng,dkk 2007). Sedangkan
berdasarkan kategori pemberian ASI dan Non ASI perkembangan bicara baik
didominasi pada sampel yang diberi ASI sebesar 83,3% .
3.2 Analisis Data
Tabel 3. Analisis Perbedaan Perkembangan Bicara pada bayi yang diberi ASI dan
Non ASI di Paud Nur Hidayah Surakarta dengan Menggunakan Uji Chy Square.
Penilaian
ELMS-2
Pengunaan ASI/ Non ASI Total P value Ket
ASI Non ASI
N % N % N %
Terlambat 5 8,3 26 43,3 31 51,6 0,000 Hα diterima
4
Tidak
Terlambat
25 41,7 4 6,7 29 48,4
Total 30 50 30 50 60 100
Berdasarkan hasil uji Chi-Square diketahui bahwa nilai p-value 0,000<0,05,
maka H0 ditolak dan Hα diterima. Kesimpulannya adalah ada perbedaan
perkembangan bicara yang signifikan antara bayi 2-4 tahun yang diberi ASI dan Non
ASI di paud Nur Hidayah Surakarta.Hal ini menunjukan bahwa Bayi yang tidak
diberi ASI lebih beresiko mengalami keterlambatan bicara dibanding dengan bayi
yang diberi ASI. Menurut laporan IDAI berdasarkan buku Indonesia Menyusui 2013,
untuk mensukseskan agar bayi hanya diberi ASI eksklusif sampai usia 2 tahun
dianjurkan untuk tidak memberikan susu formula dengan dot, karena penggunaan dot
pada bayi-bayi akan menimbulkan implikasi yang merugikan seperti, terjadinya
gangguan pola pengisapan bayi, terjadi penyapihan awal dan bayi akan menolak untuk
menetek.
3.3 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10-13 Januari 2017 di Paud Nur Hidayah
Surakarta. Setelah melakukan penelitian mengenai cakupan perkembangan bicara pada
bayi usia 2-4 tahun yang diberi ASI dan Non ASI dapat diketahui bahwa, berdasarkan
hasil penelitian diperoleh hasil p-value 0,000 dimana p <0,05 maka Ha diterima,
sehingga dapat disimpulkam bahwa ada beda pengaruh perkembangan bicara kelompok
bayi usia 2-4 tahun yang diberi ASI dan Non ASI.
Usia responden dalam penelitian ini adalah bayi usia 2-4 tahun. Hal tersebut
sesuai dengan laporan IDAI pada buku Indonesia Menyusui 2013. Ada44% bayi baru
lahir mendapat ASI dalam 1 jam setelah lahir, 62% bayi mendapat ASI hari pertama
dan 32% bayi di Indonesia mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan.Dilaporkan juga,
bahwa pengenalan dot secara awal dapat menyebabkan teknik menghisap yang salah ,
bayi menjadi terbiasa dengan puting buatan dan menolak payudara alami. Akibatnya,
bayi kurang sering menyusu pada payudara ibunya, dan akhirnya akan menyebabkan
penyapihan secara dini. Pemberian susu formula atau tambahan ASI yang terlalu dini
dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan
(Puspitasari, 2012).
5
Periode kritis bagi perkembangan bicara dan bahasa bayi adalah pada usia 9-24
bulan dari awal kehidupan (Gunawan,2011). Penelitian National Institute of Child
Health and Human Development menemukan bahwa bayiberumur di atas 6 bulan yang
memiliki pengalaman dipusat perawatan anak menunjukkan perkembangankognitif dan
bahasa yang lebih baik.Penelitian National Institute of child Health and Human
Developmentjuga menyatakan bayi berusia diatas 10 bulan memiliki perkembangan
bicara dan bahasa yang lebih baik.
Berdasarkan jenis kelamin keterlambatan bicara didominasi oleh perempuan
sebesar 55,0%, hal ini berbeda dengan penelitian yang mengatakan bahwa
keterlambatan bicara didapatkan lebih banyak pada laki-laki(Maddepungeng,dkk
2007). Penelitian lain juga menunjukan hal berbeda bahwa berdasarkan jenis kelamin
anak, dengan keterlambatan bicara lebih banyak anak laki laki yang mengalami
keterlambatan bicara sebesar (77,8%) dibandingkan dengan anak perempuan
(Hartanto dkk, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa bayi yang diberi ASI perkembangan
bicaranya lebih baik dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI (Non ASI). Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang di lakukan Virgian(2012) menunjukan
lama pemberian ASI > 1-2 tahun memiliki efek baik pada anak yaitu IQ yang tinggi
berjumlah 67,3 % (Puspariny, 2015).Berdasarkan data dari profil kesehatan Kabupaten
atau kota di Provinsi Jawa Tengah, bahwa pencapaian target menyusui dini pada tahun
2014 masih sangat rendah, hanya ada 4 Kabupaten saja yang telah mencapai pemberian
ASI eksklusif di atas 60% yaitu Kabupaten Banyumas, Klaten, Sukoharjo, dan Blora, di
mana Kabupaten Boyolali tidak termasuk didalamnya (Wulandari,dkk 2013).UNICEF
menyampaikan temuan bahwa pemberian ASI di 139 Negara hanya mencakup 20%
negara yang melakukan pemberian ASI,selebihnya 80 % dari negara-negara tersebut
melakukan pemberian ASI jauh lebih rendah termasuk Indonesia (Kadir, 2014).
Kebijakan pemerintah Indonesia pada 1 Maret 2012 yang mendukung
pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan melalui Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 33 tahun 2012. Aturan ini mengharuskan pemerintah daerah,
fasilitas pelayanan kesehatan, intitusi tempat bekerja, ruang publik dan seluruh
masyarakat untuk mendukung pemenuhan periode laktasi sebagai hak ibu
6
(Kusumaningrum, 2016).Pemenuhan periode laktasi selama 2 (dua) tahun dapat
menghindarkan bayi dari ancaman cacat dan mengurangi resiko paparan penyakit. ASI
juga dapat memperkuat sistem imun dan perkembangan biologis anak di masa depan
(Kusumaningrum, 2016).
Bayi mengalami proses tumbuh kembang yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya adalah gizi. Perkembangan yang dimaksud salah satunya adalah
perkembangan bicara. Unsur gizi pada bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI
eksklusif ( Fitri dkk, 2014). Air Susu Ibu (ASI) berperan penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak karena ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi
mulai dari hormon, antibodi, faktor kekebalan sampai anti oksidan. Anak yang tidak
diberi ASI perkembangannya mengalami sedikit keterlambatan dibandingkan dengan
anak yang mendapatkan ASI (Nurlila, 2013).
4. PENUTUP
Berdasarkan dari hasil analisis dan perhitungan uji statistik dapat disimpulkam
bahwa ada perbedaan perkembangan bicara bayi usia 2-4 tahun yang diberi ASI dan
Non ASI di Paud Nur Hidayah Surakarta dengan p-value 0, 000. Berdasarkan
kesimpulan diatas, maka dapat disarankan dengan beberapa saran sebagai berikut:
Diharapkan penelitian ini bisa menjadi informasi tambahan atau pedoman
penelitian-penelitian berikutnya untuk dapat dikembangkan lagi. Diharapkan pada
penelitian selanjutnya: jumlah pertanyaan dalam kosioner dibuat singkat dan jelas dan
melakukan wawancara terpimpin. Diharapkan penelitian dapat diteruskan oleh
penelitian selanjutnya selain dapat mengetahui perbedaan perkembangan bicara pada
bayi usia 2-4 tahun yang diberi ASI dan Non ASI di TPA Nur Hidayah Surakarta, juga
dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi di TPA Nur Hidayah Surakarta.
5. PERSANTUNAN
Alhamdulillahi Rabbil’alamiin, terimakasih kupanjatkan hanyalah pada-Mu Allah
SWT yang telah memberikan nikmat yang tiada tara dalam perjalanan hidupku selama
ini, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Kupersembahkan skripsi
ini untuk Bapak ibuku tercinta, yang telah memberikan dukungan, semangat, cinta
kasih dan sayangnya serta memanjatkan do’a untuk mewujudkan impian-impian
ananda. Seluruh keluarga besarku, terimakasih atas segala dukungan dan do’a selama
7
ananda menempuh pendidikan. Bapak ibu dosen dan seluruh staff Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah banyak membimbing
dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi. Para sahabat yang tidak bisa
kusebutkan satu persatu, terimakasih telah memberikan warna, canda tawa bersama
kalian mengajarkanku arti kenyamanan. Teman-teman S1 Fisioterapi angkatan 2015
khususnya, yang sudah memberikan moment-moment terindah selama perkuliahan
DAFTAR PUSTAKA
Fitri Dian Insana, Eva Chundrayetti, Rima Semiarty. 2014. Hubungan Pemberian ASI
dengan Tumbuh Kembang Bayi Umur 6 Bulan di Puskesmas Nanggal.Jurnal
Kesehatan Andalas. Diakses 2014. http://jurnal.fk.unand.ac.id.
Gunawan Gladys, Destiana R, Kusnandi Rusmil. 2011. Gambaran Perkembangan Bicara
dan Bahasa Anak Usia 0-3 Tahun. Departmen Ilmu Kesehatan Anak, FK Unpad,
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. Volume 13 Nomor 1, Diakses Juni 2011.
Hartanto Fitri, Hendriani Selina, Zuhriah H, Saldi Fitra.2011. Pengaruh Perkembangan
Bahasa Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 1-3 Tahun. Jurusan Ilmu
Kesehatan Anak, FK, Universitas Diponegoro. Volume 12 Nomor 6. Diakses
tanggal 6 April 2011, Semarang.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang DKI Jakarta. Buku Indonesia Menyusui.
Jakarta :2013.
Kadir Nurhira Abdul. 2014. Menelusuri Akar Masalah Rendahnya Presentase Pemberian
ASI Eksklusif di Indonesia. Dosen Prodi Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, UIN
Alaudin Makassar. Volume XV Nomor 1. Diakses 2014
Kusumaningrum Demeiati Nur. 2016. Rasionalitas Kebijakan Pro Laktasi Indonesia.
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, UMM. Volume 2 Nomor 1. Diakses
Juli-Desember 2016 , Jakarta.
Kurniawan Bayu. 2013. Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, Volume 27 (4), Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan.
Maddeppungeng Martira dan Soedjatmiko. 2007. Penilaian Early Language Milestone
Scale 2 (Elm Scale 2) Pada Anak dengan Keterlambatan Bicara. Ilmu Kesehatan
Anak FK UNHAS. Volume 9 Nomor 2. Diakses Agustus 2007, Makassar.
8
Nurlila Ratna Umi dan Jumarddin La Fua. 2013. Perbedaan Perkembangan Motorik
Kasar dan Halus pada Bayi 6 Bulan yang Mendapat Asi Eksklusif dan Non Asi
Eksklusif di Desa Penanggotu Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya Kendari. Diakses 15 Maret 2013, Kendari.
Puspitasari Ririn Indrawati. 2012. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemberian Susu Formula Pada Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurusan
DIII Kebidanan Stikes Harapan Bangsa. Volume 3 Nomor 1. Diakses Juni 2012.
Puspariny Cynthia, Triani Yuliastanti, Anggun Suhastina. 2015. Korelasi Pemberian ASI
Eksklusif Dengan Tingkat IQ Pada Anak TK. Prodi D III Kebidanan STIKES
Muhammadiyah Pringsewu Lampung dan Prodi D III Kebidanan STIKES Estu
Utomo Boyolali. Volume VII Nomor 02. Diakses Desember 2015
Saleh Nanang Rokhman. 2012. Laktasi dalam Perspektif Al-qur’an dalam perspektif
Al-Qur’an. Surabaya
Sturaya Inas, Sri Maryanti Deliana, Rulita Hendriyani. 2013. Kecemasan pada Orang
Tua yang Memiliki Anak terlambat Bicara ( Speech Delay). Jurusan Psikologi, FIP
Unnes. Diakses Oktober 2013 dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp.
Tjandrajani Anna, Attila Dewanti, Amril A. Burhany, Joanne Angelica Widjaja.
2012.Keluhan Utama pada Keterlambatan Perkembangan Umum di Klinik
Khusus Tumbuh Kembang. Jurusan S1 Profesi, FK UI, Volume 13 Nomor 6.
Diakses 6 April 2012, Jakarta.
Widuri Hesti. 2013. Buku Ajar Cara Mengelola ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Wulandari Fitria Ika, Riska Rosita, Natalia Riski Iriana. 2013. Karakteristik Ibu
Menyusui Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif.Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan
Informatika Kesehatan, Volume 3 Nomor 2, Diakses Tanggal 2 Agustus 2013.
9