percobaan darah print
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan
Percobaan Darah I
Oleh :
Rifki Cahyo Okta Fianto(083112620150010)
LABORATORIUM ZOOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2010
PERCOBAAN DARAH I
I. TUJUAN PERCOBAAN
Pada praktikum ini mahasiswa harus dapat :
1. Menghitung jumlah sel darah merah
2. Menghitung jumlah sel darah putih
3. Menentukan kadar hemoglobin
4. Menentukan golongan darah
II. TINJAUAN PUSTAKA
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang
menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang mengirimkan
oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil sisa
metabolisme lainnya.
komponen cairan.
Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang
sebagian besar mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama
dalam plasma adalah albumin. protein lainnya adalah antibodi (imunoglobulin)
dan protein pembekuan. plasma juga mengandung hormon-hormon, elektrolit,
lemak, gula, mineral dan vitamin. Selain menyalurkan sel-sel darah, plasma juga:
merupakan cadangan air untuk tubuh
mencegah mengkerutnya dan tersumbatnya pembuluh darah
membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh.
bahkan yang lebih penting, antibodi dalam plasma melindungi tubuh
melawan bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel
kanker), ketika protein pembekuan mengendalikan perdarahan.
selain menyalurkan hormon dan mengatur efeknya, plasma juga
mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan.
1
komponen sel.
1. sel darah merah (eritrosit).
merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya,
dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah.
sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah
merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh
jaringan tubuh. oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan
bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah
merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.
2. sel darah putih (leukosit).
Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih
untuk setiap 660 sel darah merah. terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih
yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam
melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi.
3. platelet (trombosit).
merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil
daripada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme
perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul
dapa daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktivan. Setelah
mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain dan
menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh
darah dan menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit
melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan.
Sel darah merah cenderung untuk mengalir dengan lancar dalam pembuluh
darah, tetapi tidak demikian halnya dengan sel darah putih. Banyak sel darah putih
yang menempel pada dinding pembuluh darah atau bahkan menembus dinding
untuk masuk ke jaringan yang lain. Jika sel darah putih sampai ke daerah yang
mengalami infeksi atau masalah lainnya, mereka melepaskan bahan-bahan yang
akan lebih banyak menarik sel darah putih. Fungsi sel darah putih adalah seperti
tentara, menyebar di seluruh tubuh, tetapi siap untuk dikumpulkan dan melawan
berbagai organisme yang masuk ke dalam tubuh.
2
Kadar hemoglobin.
Terdapat bermacam-macam cara untuk menetapkan kadar hemoglobin
tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan
kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau
hemiglobinsianida.
Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam hemoglobin diubah
menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan
sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak
dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya ± 10%.
Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan
kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin
sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin
terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketelitian yang dapat dicapai ± 2%.
Kadar hemoglobin yang kurang dari nilai rujukan merupakan salah satu tanda dari
anemia. Untuk mencari penyebab suatu anemia diperlukan pemeriksaan-
pemeriksaan lebih lanjut. Bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari nilai rujukan,
maka keadaan ini disebut polisitemia.
Penentuan golongan darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat
(kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.
Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih
ada lagi macam penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen
yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar
46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.
Prinsip yang digunakan dalam menentukan golongan darah yaitu :
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
3
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel
darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.
Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah
kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
Alat:
1. Bilik hitung dan kaca
penutupnya
2. Pipet Thoma
3. Pipet leuco
4. Mikroskop cahaya
5. Lanset (jarum suntik
biasa)
6. Gelas arloji
7. Alat penghitung
Bahan:
1. Larutan Hayem
2. Larutan Turk
4
3. Alcohol 70 %
Cara kerja:
1. Menghitung jumlah sel darah merah (sel eritrosit)
Prinsip hitung sel darah merah: sel darah merah dalam larutan isotonus
akan tetap stabil bentuknya, sedangkan protein plasma akan mengalai denaturasi
darah.
1. Darah vena/perifer dihisap sampai angka 0,5 dengan pipet thoma, lalu
diencerkan dengan larutan Hayem sampai angka 101 (jangan sampai ada
gelembung udara), kemudian dikocok selama 15–30”.
2. Bilik hitung disiapkan dengan hati-hati, lalu dbersihkan dengan kain yang
bersih dan halus dan mikroskop juga disiapkan.
3. Bilik hitung diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 100X
(objektif 10x dan okuler 10x) maka akan terlihat kotak-kotak seperti contoh
gambar.
4. Sel darah merah dihitung jumlahnya pada 5 kotak R kecil yang terletak
dibagian tengah bilik hitung, masing-masing kotak kecil ini terdiri dari 16
kotak (dengan ukuran 1/20 mm x 1/20 mm luasnya, dan kedalamannya 1/10
mm). Satu kotak kecil mempunyai luas 16 x 1/400 mm2 dan dalamnya 1/10
mm sehingga jumlah isi ruangan yang hitung eritrositnya adalah 5 x 16 x
1/400 x 1/10 mm3 = 80/4000 mm3 = 1/50 mm3 (=F→ bilik hitung).
Jadi jumlah sel eritrosit adalah 5R x F x P
R = Jumlah sel darah yang dihitung(5 kotak)
F = Faktor bilik hitung
P = Pengenceran pipet thoma
Percobaan 2: Menghitung jumlah sel darah putih (sel lekosit)
Prinsip hitung jumlah sel darah putih: sel darah putih menyerap warna
violet, sedangkan sel darah merahnya hancur oleh asam cuka 2% membentuk
5
hematin asam, kemudian sel yang tinggal dihitung dengan menggunakan bilik
hitung.
1. Darah vena/perifer dihisap sampai angka 0,5 dengan pipet leuco, lalu
diencerkan dengan reagen Turk sampai angka 11 (jangan sampai ada
gelembung udara), kemudian dikocok selama 15 – 30” dan didiamkan pada
suhu kamar. Bilik hitung dan gelas penutupnya disiapkan.
2. Setelah sampai waktunya, larutan yang diujung pipet dibuang 3 – 4, tetes
lalu diisikan ke dalam bilik hitung dan diperiksa dengan mikroskop cahaya
dengan pembesaran 10x dan 40x.
Jumlah sel darah putih adalah 4W x F x P
R = Banyaknya sel yang dihitung
F = Faktor bilik hitung
P = Pengenceran pipet leuco
Percobaan 3: Menentukan kadar hemoglobin darah (Hb)
Kadar hemoglobin pada manusia ditentukan dengan beberapa cara, yaitu:
cara Salhi, kertas Talquist, Hb meter dimodifikasi, CuSO4 dengan BJ 1,016, dan
sebagainya. Dimana setiap cara tersebut ketelitiannya berbeda-beda. Kadar Hb
umumnya dinyatakan dalam gram/mL darah. Pada pria jumlah rata-rata Hb 15,4
gram/100 mL dan pada wanita 13,8 gram/100 mL (gram persen).
1. Menentukan kadar Hb dengan cara Salhi:
Cara ini berdasarkan pada perubahan Hb dengan HCl 0,1N menjadi hematin
asam yang berwarna tengguli.
a. Campuran ini diencerkan dengan akuades sampai warnanya sama
dengan warna standar yang ada pada tabung Sahli.
b. Tabung Hemoglobinometer Sahli diisi dengan HCl 0,1 N sampai
angka 2.
c. Darah perifer disiapkan, dihisap dengan pipet 2 – 3 kali hingga
pipet bersih dari darah. Tabung dikocok sampai homogen. Isi tabung
6
diencerkan dengan akuades sampai warnanya sama dengan standar pada
tabung Sahli menunjukkan kadar Hb dalam gram %.
d. Hasilnya dibaca dengan melihat meniskus cairan. Skala pada
tabung Salhi menunjukan kadar Hb dalam gram %.
2. Menentukan kadar Hb dengan cara Talquist:
Cara ini biasa digunakan di BKIA, metodenya berdasarkan pada perbedaan
warna yang terserap pada kertas saring yang dibandingkan dengan macam-
macam warna standar yang tertera pada buku Talquist. Pembacaan kadar Hb
dinyatakan dalam gram %. Pada cara ini darah yang keluar dari jari diisap
dengan kertas saring dan segera disesuaikan dengan skala standar.
3. Menentukan kadar Hb dengan larutan CuSO4:
Metode ini sering digunakan untuk memeriksa kadar Hb secara missal,
misalnya pada survey lapangan penderita anemia.
a. Larutan CuSO4 BJ 1,016 disiapkan dalam Beaker glass.
b. Ujung jari dilukai dengan lancet secara legeartis. Darah tersebut
dihisap dengan pipet Pasteur secukupnya.
c. Larutan CuSO4 diteteskan ke dalamnya dan dibiarkan selama 15
detik, kemudian dibaca. Bila tetesan darah tenggelam maka kadar Hb lebih
dari 12,5 gram%. Bila tetesan darah mengapung maka kadar Hb kurang
dari 12,5 gram%.
Percobaan 4: Menentukan golongan darah
1. Serum yang mengandung antibodi Anti-A, antibodi Anti-B dan antibodi
Anti-AB diteteskan pada gelas objek sebelah kiri, tengah dan kanan.
2. Pada masing-masing serum di ditambahkan setetes darah yang akan
diperiksa golongan darahnya dari ujung jari yang telah ditusuk dengan lanset
steril.
3. Masing-masing campuran serum dan darah diaduk pelan-pelan dengan
lidih yang berbeda.
4. Masing-masing gelas objek diamati ada atau tidaknya aglutinasi.
7
5. Golongan darahnya ditentukan.
6. Hasil pemeriksaan ditempelkan pada lembar praktikum ini.
IV. HASIL PERCOBAAN
Nama OP : Rifki Cahyo Okta F (Lk) / (083112620150010)
Umur : 20 tahun
1. Hasil hitung jumlah sel darah putih
Perhitungan :
Jumlah leukosit yang dihitung (4 kotak) = 1510
Jadi, jumlah sel leukosit = R x 50
= 26 x 50 = 1.300 butir/mm3
Kesimpulan = tidak normal
2. Hasil hitung jumlah sel darah merah
Perhitungan :
Jumlah eritrosit yang dihitung (5 kotak) = 763
Jadi, jumlah sel eritrosit = R x 200 x 50
= 409 x 200 x 50
= 4.090.000 butir/mm3
Kesimpulan : tidak normal
Hasil hitung kadar Hb
Nama OP : Zulfikar Mahardika (Lk)
Umur : 20 tahun
Cara Sahli : 12 g/mL
Hasil menentukan golongan darah ABO
Nama OP : Rifki Cahyo Okta F (Lk)
Umur : 20 tahun
8
Golongan darah : B
V. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan diatas diperoleh bahwa jumlah leukosit dalam
darah 1300 butir/mm3. Jika dibandingkan dengan harga normal leikosit dalam
darah, orang normal memiliki jumlah leukosit 5000-9000 butir sel/mm3, jauh
lebih sedikit dari nilai rata-rata, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Hal
tersebut mungkin terjadi kesalahan praktek, mulai pada saat pengenceran dan pada
saat dimasukkan ke dalam kamar hitung, sehingga hasil yang diperoleh dibawah
batas normal. walaupun leukosit mempunyai peranan dalam imunitas tubuh,
namun kalau terlalu banyak maupun terlalu sedikit akan menimbulkan masalah
dalah tubuh.
Test terhadap eritrosit juga dilakukan dengan cara yang hamper sama.
Jumlah eritrosit yang diperoleh adalah 4.090.000 butir/mm3. Jika dibandingkan
dengan literatur ternyata nilai eritrosit yang terdapat pada darah OP berada
dibawah keadaan normal yang hanya berkisar 5,2 juta untuk laki-laki dan 4,7 juta
untuk wanita. Makin banyak sel darah merah akan makin baik karena kandungan
yang terdapat pada sel darah merah yaitu hemoglobin pun makin banyak. Makin
banyaknya hemoglobin akan berdampak makin banyaknya O2 yang terdapat
dalam darah.mungkin penyebab nilai tersebut juga dipengaruhi faktor kesalahan
pada saat praktek seperti pada test leukosit, karena cara yang dilakukan juga
hampir sama.
Hemoglobin memegang peranan penting dalam pengangkutan O2 dalam
tubuh manusia. Kandungan hemoglobin dalah darah juga merupakan penyebab
terjadinya warna merah pada darah, berarti makin merah darah maka kandungan
hemoglobinnya pun semakin banyak. Dalam keadaan normal jumlah haemoglobin
menurut Dacie yaitu :
dewasa laki-laki : 13,5 - 18,0 gr%
9
dewasa wanita : 11,5 - 16,5 gr%
bayi (< 3bln) : 13,6 - 19,6 gr%
umur 1 tahun : 11,0 - 13,0 gr%
umur 12 tahun :11,5 - 14,8 gr%
Tapi nilai Hb yang diperoleh ternyata dibawah nilai normal menurut
literatur. Rendahnya nilai Hb akan mengakibatkan jumlah O2 yang ada di dalam
tubuh akan semakin sedikit dan itu akan berpengaruh terhadap metabolisme yang
ada di dalam tubuh. Dalam pembentukkan Hb diperlukan zat besi dan asam
amino. Zat besi merupakan salah satu komponen penyusun Hb, jika tubuh
kekurangan zat besi maka akan menghambat pembentukkan Hb dalam darah yang
berakibat terhambatnya pembentukkan eritrosit baru, sehingga dapat
menimbulkan anemia.
Sistem golongan darah ada bermacam-macam, tapi yang biasa digunakan
di Indonesia adalah sistem golongan darah ABO. Prinsip dari penggolongan darah
ini adalah reaksi antigen dan antibodi yang ada dalam tubuh manusia. Hasil yang
diperoleh adalah golongan darah B untuk OP Rifki C. Hal itu dapat dilihat ketika
darah diteteskan anti B, maka darah tersebut akan terjadi aglutinasi atau
penggumpalan (aglutinogen B pada darah bereaksi dengan atibodi B yang
diberikan terjadi aglutinasi).
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Jumlah eritrosit yang diperoleh berada pada kisaran dibawah batas normal.
2. Hb yang diperoleh sangat rendah, hal itu mungkin karena terjadi
kekeliruan/kesalahan ketika mengambil data atau karena pada kondisi tertentu
pada OP yang menyebabkan Hb rendah.
3. Jumlah leukosit yang diperoleh jauh dibawah normal, mungkin ini terjadi
karena kesalahan kerja.
4. Jumlah sel darah dalam tubuh harus dalam keadaan yang normal, karena kalau
terlalu banyak atau terlalu sedikit akan mengganggu metabolisme dalam
tubuh.
10
5. Perlu dicantumkan lagi contoh-contoh perhitungan darah yang lebih canggih
lagi, meskipun tidak dimasukkan dalam praktikum.
6. Praktikan harus lebih teliti dan memperhatikan lagi cara dan petunjuk kerja
agar pada perhitungan, kesalahan kerjanya tidak terlalu besar.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Noortiningsih, Nyoman Ayu Ratmini, Ida Wiryanti. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Laboratorium Zoologi Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. 2009.
http://library.usu.ac.id/download/fk/histologi-zukesti2.pdf
http://maswira.wordpress.com/tag/leukosit/
http://www.blogdokter.net/2008/06/13/hemoglobin/
VIII. Lampiran
Gambar 1. Jenis-jenis
penentuan darah
dengan ciri-cirinya
setelah berinteraksi
dengan serum yang
digunakan.
11
Gambar 2. Penentuan Hb sengan cara Sahli
12