pergulatan pengelolaan daya tarik wisata …. awal.pdf · universitas udayana denpasar 2015. i ......
TRANSCRIPT
DISERTASI
PERGULATAN PENGELOLAAN DAYA TARIKWISATA WARISAN BUDAYA TANAH LOT
DI DESA BERABAN, KECAMATAN KEDIRI,TABANAN
A.A. RAI SITA LAKSMI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
i
DISERTASI
PERGULATAN PENGELOLAAN DAYA TARIKWISATA WARISAN BUDAYA TANAH LOT
DI DESA BERABAN, KECAMATAN KEDIRI,TABANAN
A.A. RAI SITA LAKSMINIM 1190371006
PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
ii
PERGULATAN PENGELOLAAN DAYA TARIKWISATA WARISAN BUDAYA TANAH LOT
DI DESA BERABAN, KECAMATAN KEDIRI,TABANAN
Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktorpada Program Doktor, Program Studi Kajian Budaya
Program Pascasarjana Universitas Udayana
A.A. RAI SITA LAKSMINIM 1190371006
PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
iv
Disertasi Ini Telah Diuji pada Ujian Tertutup
Tanggal 7 April 2015
Panitia Penguji Disertasi
Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana
Nomor: 891/UN.14.4/HK/2015
Tanggal 31 Maret 2015
Ketua : Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M. Hum.
Anggota :
1. Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A.
2. Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U.
3. Dr. I Gede Mudana, M.Si.
4. Prof. Dr. I Gede Parimartha, M.A.
5. Prof. Dr. Aron Meko Mbete
6. Dr. Putu Sukardja, M. Si.
7. Dr. I Wayan Gde Suecana, M. Si.
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Mahaesa/ Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat-Nya disertasi ini dapat diselesaikan.
Disertasi berjudul “Pergulatan Pengelolaan Daya Tarik Wisata Warisan Budaya
Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan” merupakan tugas akhir
penulis dalam menyelesaikan pendidikan Program Doktor (S3) Kajian Budaya
Program Pascasarjana, Universitas Udayana.
Sejak pelaksanaan penelitian, penulisan, hingga terwujudnya disertasi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A.
selaku promotor yang dengan penuh perhatian memberikan bimbingan, arahan,
koreksi, dan motivasi untuk kesempurnaan disertasi ini. Terima kasih pula kepada
Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U. selaku ko-promotor I dan Dr. I Gede
Mudana, M. Si. selaku ko-promotor II yang dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan, arahan, koreksi, dan dorongan selama penulis menyelesaikan disertasi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas
Udayana Prof. Dr. dr I Ketut Suastika, Sp.P.D.KEMD., atas kesempatan dan
fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan Program Doktor Kajian Budaya Universitas Udayana. Terima kasih
kepada Direktur Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka
Sudewi, Sp.S(K), Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A., selaku Asisten Direktur I dan
Prof. Made Sudiana Mahendra, Ph.D., selaku Asisten Direktur II atas peluang
vii
yang diberikan kepada penulis untuk menempuh pendidikan Program Doktor
Kajian Budaya Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada
Dekan Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Prof. Dr. I Wayan Cika,
M.S. atas fasilitas pendidikan yang disediakan. Terima kasih juga kepada Ketua
Program Studi Kajian Budaya Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U. dan Sekretaris
Program Studi Kajian Budaya Dr. I Putu Sukardja, M.Si. yang memberikan
fasilitas pendidikan dan motivasi selama penulis menjadi karyasiswa. Demikian
pula kepada Ditjen Dikti atas program, kesempatan, dan bantuan yang diberikan
sehingga dapat meringankan beban biaya penelitian dan penulisan disertasi ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pembimbing akademik
Prof. Dr. Aron Meko Mbete yang memberikan arahan, masukan, dan motivasi
dalam penyelesaian disertasi ini. Kepada Tim Penguji Disertasi Prof. Dr. I Wayan
Ardika, M.A., Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U., Dr. I Gede Mudana, M.Si.,
Prof. Dr. I Gede Parimartha, M.A., Prof. Dr. Aron Meko Mbete., Prof. Dr. I
Nyoman Suarka, M. Hum., Dr. Putu Sukardja, M.Si., Dr. I Wayan Gede Suecana,
M. Si., atas saran, masukan, dan koreksi yang konstruktif untuk kesempurnaan
disertasi ini. Terima kasih juga kepada para dosen pada Program Studi Kajian
Budaya Universitas Udayana, Prof. Dr. I Made Suastika, S.U., Prof. Dr. I Gede
Parimartha, M.A., Prof. Dr. A.A. Gde Putra Agung, S.U., Prof. Dr. I Gede Semadi
Astra, Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S., Prof. Dr. I Gde Wija , M.A., Prof. Dr.
Nengah Bawa Atmadja, M.A., Prof. Dr. Kunto Wibisono, Prof. Dr. Phil. I Ketut
Ardhana, M.A., Prof. Dr. Irwan Abdullah, Prof. Dr. Nyoman Suarka, M. Hum.,
Prof. Dr. I Wayan Rai S, M.A., Prof. Dr. Ir. Sulistyawati, M.S., Prof. Dr. I Ketut
viii
Nehen, S.E., Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Merta, D.E.A., Prof. Dr. I Made Sukarsa,
S.E., M.S., Prof. Dr. A.A. Anom Kumbara, M.A., Prof. Dr. Srhi Eddy Ahimsa
Putra, M.A., M.Litt., Prof. Dr. I Ketut Mertha, S.H., M.Hum., Dr. Drs. I Putu
Sukardja, M.Si., dan Dr. Dra. Ni Made Wiasti, M.Si. atas meteri ajar, saran, serta
bantuan selama penulis mengikuti perkuliahan. Demikian pula kepada seluruh
karyawan Program Studi Kajian Budaya dan karyawan Pascasarjana Universitas
Udayana atas pelayanannya selama penulis menjadi karyasiswa.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Ketua Yayasan
Kesejahteraan KORPRI Provinsi Bali, Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.
Si. yang memberikan dorongan, motivasi, dan menginspirasi penulis untuk
mengikuti pendidikan program doktor. Terima kasih kepada mantan Rektor
Universitas Warmadewa Prof. Dr. I Made Sukarsa, S.E, M.S., dan Rektor
Universitas Warmadewa Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP& E., Sp. Park., atas
kesempatan dan bantuan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti program
doktor. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Dekan Fakultas Sastra
Universitas Warmadewa Drs. I Nyoman Sujaya, M.Hum. yang memberikan
dorongan dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program
doktor. Terima kasih kepada teman-teman para dosen dan karyawan di
lingkungan Universitas Warmadewa dan Yayasan Kesejahteraan KORPRI
Provinsi Bali yang memberikan dorongan dan bantuan dalam penyelesaian
disertasi ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Pemerintah Provinsi Bali dan
Pemerintah Kabupaten Tabanan, atas izin penelitian yang diberikan. Kepada
ix
Bendesa Pakraman Beraban beserta staf, Perbekel Desa Beraban beserta staf,
Manajer Operasional Tanah Lot beserta staf, atas bantuannya menyediakan data
yang penulis perlukan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada para
informan seperti mantan bendesa pakraman Beraban, pamangku, pangempon
pura, dan masyarakat Beraban yang telah membantu dan memberikan informasi
dalam penyusunan disertasi ini.
Kepada teman-teman teman-teman karyasiswa Program Doktor Kajian
Budaya angkatan 2011, Ni Gst. Nym Suci Murni, I.A Mahyuni, Syahrun,
Salman, A.A. Gede Raka, I Wayan Wardi, I Nyoman Wiratmaja, I Made
Suantina, Linda Suryana, Cok Istri Ratna Cora, I Gst Ngr Seramasara, I Ketut
Wenten Aryawan, Ervantia Restulita, Michiko Okada, Grace Langi, Lingua
Sanjaya, I Nyoman Arba Wibawa, Mustain, Ketut Muka Pendet, Refly, I Wayan
Kondra, I Nyoman Sudipa, Abdul Halim, Ketut Kodi, La Batia, Maria Rahayu, I
Wayan Mudana, Mustaman, I Gede Suardana, I Made Suastana, I Ketut Supir, I
Wayan Kandia, I Wayan Munggah, teman-teman lain seperti Prof. Dr. I Wayan
Runa, Drs. Made Mardika, M.Si., dan masih banyak lagi yang tidak bisa
disebutkan satu per satu terima kasih atas bantuan dan kesediaannya menjadi
teman diskusi yang menyenangkan dalam memperkaya khazanah pengetahuan
cultural studies.
Kepada orang tua penulis A.A. Gde Raka (almarhum) dan Jero Candra,
terima kasih atas jasa-jasanya dalam membesarkan, menuntun, mendoakan, dan
memberikan pelajaran tentang nilai kejujuran, keikhlasan, saling menghormati,
peduli sesama, etos kerja yang penuh makna pada perjalanan hidup penulis.
x
Terima kasih pula kepada suami Drs. A.A. Gde Bagus dan anak-anak A.A. Gede
Agung Parameswara, S.E. dan A.A. Sri Agung Pradnyaparamita atas dukungan,
pengorbanan, pengertian, dan bantuannya menciptakan suasana nyaman serta
damai sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.
Terima kasih kepada mertua A.A. Gede Rai Suda dan Desak Putu Rai
(almarhum) beserta kakak-kakak ipar atas pengertian dan bantuannnya. Demikian
pula, terima kasih kepada saudara-saudara penulis Drs. A.A. Gede Partha (kakak)
dan Dra. A.A. Rai Anggreni. M.Ag. (ipar), A.A. Gede Suryadarma, S.H. (adik)
dan A.A Istri Laksmi, S.T. (ipar), Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si.
(adik) dan Ir. A Wahidiah (ipar), A.A. Gede Nakula, S.H., M.Hum. (adik) dan
A.A. Putri, S.E. (ipar), A.A. Gede Sahadewa, S.H. (adik) dan Nalayani, S.Par.,
M.Par (ipar), para ponakan, dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
satu per satu atas dukungan, bantuan, motivasi, dan kontribusinya mulai proses
studi sampai terwujudnya disertasi ini.
Harapan penulis, semoga disertasi ini dapat memberikan manfaat bagi
kepentingan pemerintah, masyarakat, industri pariwisata, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dalam arti luas. Akhirnya, penulis doakan semoga Tuhan Yang
Mahaesa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada
para pihak yang telah membantu dan berkontribusi atas penyelesaian disertasi ini.
Denpasar, Mei 2015
Penulis
xi
ABSTRAK
Pergulatan pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lotmerupakan pertarungan antara Pemerintah Kabupaten Tabanan, CV AryjasaWisata, dan masyarakat Beraban karena ketidakpuasan masyarakat terhadapketerlibatkan CV Aryjasa Wisata. Dalam konteks tersebut, penelitian inidirancang menggunakan metode kualitatif sesuai dengan pendekatan kajianbudaya yang interdisipliner. Rumusan masalah meliputi (1) dinamika pergulatanpengelolaan daya tarik wisata, (2) ideologi yang melatari pergulatan pengelolaandaya tarik wisata, dan (3) makna pergulatan pengelolaan daya tarik wisata. Tujuanpenelitian adalah (1) mengidentifikasi dan mendeskripsikan dinamika pergulatanpengelolaan daya tarik wisata, (2) mengidentifikasi dan memahami ideologi yangmelatari pergulatan pengelolaan daya tarik wisata, serta (3) mengidentifikasi danmenginterpretasikan makna pergulatan pengelolaan daya tarik wisata.
Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan datameliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melaluireduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Landasan teori yangdigunakan adalah teori-teori kritis postmodern secara eklektik, yaitu teori praktik(Bourdieu) merupakan gabungan habitus, modal, dan ranah; teori diskursuskekuasaan dan pengetahuan (Foucault) menyangkut hubungan timbal balik antarakekuasaan dan pengetahuan; dan teori tindakan komunikatif (Habermas)merupakan proses dialog untuk saling mendengar dalam mencapai konsensus.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, dinamika pergulatanpengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lot merupakan kontinuitashistoris dan diskontinuitas diskursus yang diawali sejak munculnya gagasan padatahun 1971 sampai dengan tahun 2011 yang melahirkan empat sistem pengelolaanmeliputi sistem perorangan, kontrak, kemitraan, dan pendampingan. Praktikpergulatan meliputi pergulatan sistem pengelolaan, kedudukan manajer operasional,kepemilikan warisan budaya, dan pergulatan kekuasaan. Representasi hasilpergulatan berupa konstruksi badan pengelola dan konstruksi manajemenoperasional. Kedua, ideologi yang melatari pergulatan meliputi ideologikapitalisme, ideologi pariwisata, dan ideologi tri hita karana. Ketiga, maknapergulatan meliputi makna penguatan demokratisasi, pemberdayaan masyarakat,pelestarian warisan budaya, dan kepentingan citra industri pariwisata.
Temuan penelitian terdiri atas tiga hal. Pertama, pergulatan pengelolaandaya tarik wisata warisan budaya Tanah Lot merupakan pertarungan para pihakuntuk memperebutkan modal melalui pergulatan sistem pengelolaan, kedudukanmanajer operasional, kepemilikan warisan budaya, dan kekuasaan. Kedua,pergulatan pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lot merupakanupaya mempertahankan ideologi yang dianut para pihak, yaitu ideologikapitalisme, pariwisata, dan THK yang didominasi oleh ideologi kapitalisme.Ketiga, pergulatan pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lotmerupakan peta makna yang melahirkan masyarakat komunikatif
Kata kunci: pergulatan, pengelolaan, daya tarik wisata, warisan budaya, danideologi.
xii
ABSTRACT
The struggle of management of Tanah Lot cultural heritage as a tourisminterest is a conflict domain among government, CV Aryjasa Wisata, and Brabanpeople because of their unsatisfactory toward the involvement of CV Aryjasa Wisata.In relation to this context, this research is designed to apply qualitative method due tothe interdisciplinary cultural study approach. The problems are formulated as follows;(1) the dynamics of the management of the tourism interest of the cultural heritage,(2) the background of the ideology of the management struggles of tourism interest,and (3) meaning of the management struggles of the tourism interest. The purposes ofthe research are (1) to identify and describe the dynamics of the managementstruggles of the tourism interest of the cultural heritage, (2) to identify andcomprehend the ideological background of the management struggles of the tourisminterest, and (3) to identify and interpret the meaning of the management struggles ofthe tourism interest of the cultural heritage.
The methods applied in this research are qualitative by using the technique ofdata collecting covers observation, interview, and document studies. The data areanalyzed by applying qualitative analysis through data reduction, data presentation,and drawing conclusion. Postmodern critical theories are eclectically applied, that is;practical theories (Bourdieu) which are the habitus combination, modal, and domain;power and knowledge discourse theory (Foucault) involving mutual relationshipbetween power and knowledge; and communicative act theory (Habermas) is aprocess of dialog of the parties to listen to each other in obtaining the consensus.
The result of this research covers three points: firstly, the dynamics of thestruggles is historical continuity and discourse discontinuity whish started sincethe appearance of the idea in 1971 till 2011 which produce four systemsmanagement, covers personal system, contract, collaboration, and partnership.The practical struggle covers; management system, operational manageroperation, cultural heritage ownership, and struggles of power. The representationof the struggle result is the form of construction of Management Board andOperational Management. Secondly, the struggle ideology can be seen fromcapitalism, tourism, and tri hita karana ideology. Thirdly, the struggle meaningincludes democratization and community empowerment meaning, culturalheritage preservation, and the image of tourism industry.
The finding of the research shows three points. Firstly, the struggle of themanagement of Tanah Lot cultural heritage is a conflict among the parties to getthe capital through the struggle of management system, the position of operationalmanager, ownership of the cultural heritage, and power. Secondly, the struggles ofthe management of the cultural heritage of Tanah Lot is an effort to protect theideology of the parties, they are; capitalism, tourism, and THK which isdominated by the ideology of capitalism. Thirdly, the struggle of the managementof cultural heritage of Tanah Lot is a meaning map which producescommunicative community.
Key words: struggle, management, tourism interests, cultural heritage, andideology
xiii
RINGKASAN
Pergulatan pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lot
merupakan pertarungan antara Pemerintah Kabupaten Tabanan, CV Aryjasa
Wisata, dan masyarakat Beraban disebabkan karena ketidakpuasan masyarakat
Beraban terhadap sistem pengelolaan yang melibatkan CV Aryjasa Wisata. Untuk
konteks tersebut, penelitian ini dirancang menggunakan metode kualitatif sesuai
dengan pendekatan kajian budaya (cultural studies) yang interdisiplin dan
menggunakan teori-teori kritis yang relevan. Rumusan masalah penelitian ini
adalah (1) dinamika pergulatan pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya
Tanah Lot, (2) ideologi yang melatari pergulatan pengelolaan daya tarik wisata
warisan budaya Tanah Lot, dan (3) makna pergulatan pengelolaan daya tarik
wisata warisan budaya Tanah Lot. Tujuan penelitian ini adalah secara umum
untuk mengetahui dan memahami fenomena pergulatan pengelolaan daya tarik
wisata warisan budaya Tanah Lot. Secara khusus untuk (1) mengidentifikasi dan
mendeskripsikan dinamika pergulatan pengelolaan daya tarik wisata warisan
budaya Tanah Lot, (2) mengidentifikasi dan memahami ideologi yang melatari
pergulatan pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lot, serta (3)
mengidentifikasi dan menginterpretasikan makna pergulatan pengelolaan daya
tarik wisata warisan budaya Tanah Lot.
Manfaat penelitian ini adalah secara teoretis untuk menambah wawasan
keilmuan yang komprehensif dengan pendekatan multidisiplin sesuai dengan
eksistensi kajian budaya, memperoleh pengetahuan baru terkait dengan pergulatan
pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lot, dan menambah referensi
para ilmuwan yang tertarik mengkaji pergulatan pengelolaan daya tarik wisata
warisan budaya di Bali. Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi pemerintah,
komponen pariwisata, dan masyarakat. Bagi pemerintah, dapat digunakan sebagai
pedoman dalam pengambilan kebijakan dalam pengelolaan daya tarik wisata
warisan budaya. Bagi komponen pariwisata, dapat digunakan sebagai acuan
dalam membuka peluang usaha pada daya tarik wisata. Bagi masyarakat, dapat
xiv
digunakan sebagai gambaran dalam pengembangan daya tarik wisata yang
memanfaatkan potensi warisan budaya di wilayahnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
sebagaimana ranah penelitian ilmu sosial humaniora. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang sudah
terkumpul dianalisis secara kualitatif melalui tiga alur, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil analisis disajikan dalam bentuk
deskriptif dilengkapi gambar dan tabel dengan mematuhi sistematika yang
ditetapkan. Landasan teori yang digunakan adalah teori-teori kritis postmodern
secara eklektik, yaitu teori praktik (Bourdieu) merupakan gabungan habitus,
modal, dan ranah; teori diskursus kekuasaan dan pengetahuan (Foucault)
menyangkut hubungan timbal balik antara kekuasaan dan pengetahuan, yaitu
kekuasaan tidak hanya berasal dari negara, tetapi menyebar ke mana-mana dan
bersifat jaringan; dan teori tindakan komunikatif (Habermas) merupakan proses
dialog para pihak untuk saling mendengar dalam mencapai konsensus.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, dinamika pergulatan
pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lot mencakup genealogi
pergulatan dan sistem pengelolaan, praktik pergulatan, dan representasi hasil
pergulatan. Genealogi pergulatan merupakan kontinuitas historis dan
diskontinuitas diskursus yang diawali dengan gagasan pengelolaan daya tarik
wisata Tanah Lot. Gagasan ini diimplementasikan tahun 1971 sampai dengan
tahun 2011. Dari genealogi pergulatan dikenal empat sistem pengelolaan, yaitu
sistem perorangan, kontrak, kemitraan, dan pendampingan. Praktik pergulatan
pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lot merupakan pertarungan
antara Pemerintah Kabupaten Tabanan, CV Aryjasa Wisata, dan Desa Pakraman
Beraban meliputi pergulatan sistem pengelolaan, kedudukan manajer operasional,
kepemilikan warisan budaya, dan pergulatan kekuasaan pemerintah dan
masyarakat. Representasi hasil pergulatan merupakan kolaborasi kekuatan
pemerintah dan masyarakat menjadi kekuatan baru yang dikonstruksi dalam
bentuk badan pengelolaan dan Manajemen Operasional Daya Tarik Wisata Tanah
xv
Lot. Konstruksi badan pengelola adalah terbangunnya tatanan kelembagaan baru
sebagai hasil dekonstruksi badan pengelola sebelumnya.
Kedua, ideologi yang melatari pergulatan pengelolaan daya tarik wisata
warisan budaya Tanah Lot meliputi ideologi kapitalisme, ideologi pariwisata, dan
ideologi tri hita karana. Ideologi kapitalisme selain merupakan suatu sikap
mental untuk mencari keuntungan secara rasional juga merupakan cara produksi
yang menimbulkan implikasi dalam konteks ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Pergulatan pengelolaan merupakan pertarungan para pihak untuk memperebutkan
pendapatan. Artinya, ideologi kapitalisme tidak hanya berada pada pemilik modal
(CV Aryjasa Wisata) dan pemerintah, tetapi merasuk dalam kehidupan
masyarakat seperti desa pakraman dan pangempon pura. Ideologi pariwisata
mencakup ideologi pariwisata berkelanjutan dan ideologi pariwisata budaya.
Ideologi pariwisata berkelanjutan meliputi lingkungan, ekonomi, dan sosial-
budaya berkelanjutan. Pergulatan pengelolaan merupakan pertarungan untuk
keberlanjutan ekonomi atau peningkatan kesejahteraan dan keberlanjutan sosial-
budaya atau kemandirian masyarakat. Ideologi pariwisata budaya adalah ideologi
pengembangan pariwisata yang memanfaatkan warisan budaya Tanah Lot.
Kecilnya pembagian retribusi untuk warisan budaya menimbulkan rasa
ketidakadilan pangempon pura, sedangkan hasil pendapatan pengelolaan yang
tinggi menimbulkan hasrat bagi para pihak untuk mempertahankan kepemilikan
warisan budaya tersebut. Ideologi tri hita karana, hubungan manusia Tuhan dan
lingkungan, bejalan dengan baik, Namun hubungan manusia dengan manusia
mengalami disharmonis. Pergulatan juga berpengaruh terhadap THK Award yang
ditunda dan baru diserahkan setelah dievaluasi dan pergulatan berakhir.
Ketiga, makna pergulatan pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya
Tanah Lot meliputi makna penguatan demokratisasi, pemberdayaan masyarakat,
pelestarian warisan budaya, dan kepentingan citra industri pariwisata. Makna
penguatan demokratisasi adalah pergulatan memberikan makna penguatan
kewenangan pemerintah dalam menentukan kebijakan sebagaimana diatur dalam
UU dan makna penguatan kekuasaan masyarakat, meliputi penguatan desa
pakraman dan pangempon pura. Makna pemberdayaan masyarakat bahwa
xvi
pergulatan memberikan makna pemberdayaan ekonomi melalui peningkatan
pendapatan desa pakraman dan peningkatan peluang kerja. Makna pelestarian
warisan budaya bahwa pergulatan memberikan makna peningkatan pelestarian
warisan budaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Makna
kepentingan citra industri pariwisata bahwa pergulatan memberikan makna tetap
terjaganya keamanan dan kenyamanan daya tarik wisata warisan budaya Tanah
Lot sebagai upaya yang dilakukan oleh para pihak untuk tetap menjaga suasana
kondusif.
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab di depan, ada tiga hal yang dapat
dinyatakan sebagai temuan penelitian. Pertama, pergulatan pengelolaan daya tarik
wisata warisan budaya Tanah Lot adalah pertarungan antara Pemerintah
Kabupaten Tabanan, CV Aryjasa Wisata, dan Desa Pakraman Beraban sebagai
upaya memperebutkan modal sosial, budaya, ekonomi, dan simbolik melalui
pergulatan untuk melakukan perubahan sistem pengelolaan, mendapatkan
kedudukan manajer operasional, mempertahankan kepemilikan warisan budaya,
mempertahankan kekuasaan. Kedua, pergulatan pengelolaan daya tarik wisata
warisan budaya Tanah Lot merupakan upaya mempertahankan ideologi. Dalam
hal ini ini terdapat tiga ideologi yang dianut oleh para pihak secara bersamaan,
yaitu ideologi kapitalisme, ideologi pariwisata, dan ideologi THK. Dari ketiga
ideologi tersebut tampak ideologi kapitalisme mendominasi dan melatari
terjadinya pergulatan yang bernaung di balik ideologi pariwisata dan ideologi
THK. Ketiga, pergulatan pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lot
merupakan peta makna. Tiap-tiap pihak memaknai pergulatan secara berbeda
dengan kebenaran yang berbeda sesuai dengan kepentingannya. Perbedaan
makna ini dapat disatukan melalui tindakan komunikatif dengan dialog interaktif
untuk mencapai konsensus. Tindakan komunikatif para pihak melahirkan
masyarakat komunikatif yang direpresentasikan melalui suatu bentuk kekuatan
sebagai inti dari hasil kesepakatan antara pemerintah dan masyarakat. Masyarakat
komunikatif ini mengonstruksi kekuatan baru dalam bentuk badan pengelola
dengan ciri-ciri adanya kekuatan inti dari pemerintah sebagai kekuatan politik dan
dari masyarakat sebagai kekuatan sosial-budaya. Kekuatan masyarakat meliputi
xvii
desa pakraman dan pangempon pura. Untuk CV Aryjasa Wisata sebagai
masyarakat ekonomi bersimbiosis ke dalam pangempon Pura Pakendungan yang
berada pada masyarakat sosial budaya.
Berdasarkan hasil kajian di depan, ada tiga hal yang dapat disimpulkan
sebagai berikut. Pertama, dinamika pergulatan pengelolaan daya tarik wisata
warisan budaya Tanah Lot mencakup genealogi pergulatan dan sistem
pengelolaan, praktik pergulatan, dan representasi hasil pergulatan. Genealogi
pergulatan merupakan kontinuitas historis dan diskontinuitas diskursus yang
menghasilkan empat sistem pengelolaan, yaitu sistem perorangan, kontrak,
kemitraan, dan pendampingan. Praktik pergulatan pengelolaan daya tarik wisata
warisan budaya Tanah Lot merupakan pertarungan antara Pemerintah Kabupaten
Tabanan, CV Aryjasa Wisata, dan Desa Pakraman Beraban meliputi pergulatan
sistem pengelolaan, kedudukan manajer operasional, kepemilikan warisan budaya,
dan pergulatan kekuasaan pemerintah dan masyarakat. Representasi hasil
pergulatan merupakan kolaborasi kekuatan pemerintah dan masyarakat menjadi
kekuatan baru yang dikonstruksi dalam bentuk badan pengelolaan dan
Manajemen Operasional Daya Tarik Wisata Tanah Lot. Kedua, ideologi yang
melatari pergulatan pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lot
meliputi ideologi kapitalisme, ideologi pariwisata, dan ideologi tri hita karana.
Dari ketiga ideologi tersebut, menunjukkan ideologi kapitalisme tampak
mendominasi serta bernaung di balik ideologi pariwisata dan ideologi THK.
Ketiga, makna pergulatan pengelolaan daya tarik wisata warisan budaya Tanah
Lot meliputi makna penguatan demokratisasi, pemberdayaan masyarakat,
pelestarian warisan budaya, dan kepentingan citra industri pariwisata.
Berdasarkan pembahasan di depan, dapat disarankan empat hal kepada
para pihak. Pertama, kepada pemerintah perlu melakukan sosialisasi UU, kepada
SKPD-SKPD terkait maupun kepada masyarakat guna menyatukan persepsi
sehingga diperoleh pemahaman makna yang sama terhadap pengelolaan daya tarik
wisata warisan budaya. Hal ini penting sebagai upaya untuk meminimalisasi
terjadinya konflik dalam masyarakat menyangkut kehidupan sosial, budaya,
ekonomi, lingkungan, dan politik. Kedua, kepada masyarakat dalam
xviii
memperjuangkan aspirasi perlu meningkatkan kecerdasan dan kesantunan
sehingga tidak menimbulkan kesan “arogansi yang berlebihan”. Hal ini penting
untuk menjaga citra desa pakraman yang selama ini mengedepankan nilai-nilai
keharmonisan dan kebersamaan. Ketiga, kepada pelaku pariwisata khususnya
pengelola daya tarik wisata warisan budaya Tanah Lot perlu memikirkan
kapasitas (carrying capacities) sesuai dengan ruang yang tersedia. Artinya,
pengelola hendaknya tidak hanya mengutamakan kuantitas kunjungan wisatawan
dan berorientasi pada jumlah pendapatan yang tinggi, melainkan juga
memperhatikan daya tampung. Hal ini penting untuk menjaga keamanan,
keselamatan, dan kenyamanan pengunjung serta kelestarian warisan budaya dan
alam. Keempat, kepada penelitian bahwa penelitian pergulatan pengelolaan daya
tarik wisata warisan budaya Tanah Lot merupakan penelitian terkait dengan
permasalahan kekinian dalam kehidupan masyarakat yang dibedah dari perspektif
kajian budaya (cultural studies). Secara teoretis, kajian ini belum mampu
diselesaikan secara tuntas sehingga masih diperlukan penelitian lanjutan. Bagi
para peneliti, penelitian ini dapat dijadikan inspirasi untuk mengangkat persoalan-
persoalan yang belum terungkap di Tanah Lot maupun persoalan-persoalan
sejenis di tempat-tempat lain. Hal ini penting, untuk memperoleh gambaran yang
komprehensif terkait dengan paradigma cultural studies yang multidisiplin.
xix
GLOSARIUM
arkeologi : ilmu yang mempelajari manusia masa laluberdasarkan benda yang ditinggalkan
awig-awig : ketentuan atau aturan, baik tertulis maupuntidak tertulis, yang berlaku dan digunakansebagai pedoman bersama oleh krama dalamwilayah desa pakraman
banjar : organisasi tradisional yang bersifat sosialkemasyarakatan di Bali sebagai bagian terkecildesa pakraman
bendesa pakraman : pemimpin desa pakraman yang dipilih secaralangsung oleh krama desa pakraman
cagar budaya : warisan budaya bersifat kebendaan yangberusia 50 tahun atau lebih dan memiliki artikhusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan,pendidikan, kebudayaan, dan nilai budaya bagipenguatan kepribadian bangsa
desa pakraman : kesatuan masyarakat hukum adat yang ada diBali, yang mempunyai satu kesatuan tradisidan tata krama pergaulan hidup dalam ikatankahyangan tiga, mempunyai harta dankekayaan serta berhak mengurusi rumahtangganya sendiri
dinamika : perubahan yang dinamis, bergerak, danberproses secara berkelanjutan
eklektik : bentuk analisis yang dilakukan dari berbagaipendekatan metodologi
kahyangan desa : tempat suci yang bersifat umum berada diwilayah desa dan dimiliki oleh warga desa
kajian budaya : pendekatan, kecenderungan cara berpikir yangbersifat kritis dengan mengangkat persoalan –persoalan politik dan kekuasaan dengankebutuhan akan adanya perubahan darikelompok-kelompok sosial yang terpinggirkan
xx
kekuasaan : kemampuan memengaruhi tingkah laku oranglain, baik melalui persuasi (damai) maupunmelalui tekanan, paksaan, dan kekerasan
kelihan adat : ketua atau pemimpin banjar
krama : warga masyarakat Bali
padmasana : bangunan suci umat Hindu untuk pemujaanterhadap Tuhan
pacalang : satuan tugas keamanan tradisional di Bali
pamangku : orang yang diberikan tugas untuk memimpinupacara bagi umat Hindu
pangempon /pangemong pura : mereka yang mempunyai ikatan lahir batinterhadap pura yang berada di wilayahnya sertabertanggung jawab terhadap pemeliharaan danpelaksanaan upacara
panyungsung : mereka yang mempunyai ikatan batin terhadappura dan ikut berpartisipasi dalampemeliharaan dan pelaksanaan upacara berupadana punia
piodalan : upacara pada tempat suci agama Hindu
politik : penggunaan pengaruh, perjuangan kekuasaan,dan persaingan di antara individu dankelompok atas nilai-nilai dalam masyarakat
prajuru : pengurus desa pakraman
pura : tempat suci untuk umat Hindu
seka : organisasi di bidang keahlian tertentu
subak : organisasi tradisional di Bali yang secarafungsional mengurusi pengairan
tri hita karana : tiga penyebab keselarasan/keharmonisanhubungan manusia dengan Tuhan(parhyangan), manusia dengan manusia(pawongan), dan manusia dengan lingkungan(palemahan)
xxi
warisan budaya : karya-karya manusia dan perpaduan karya-karya manusia dengan alam yang memilikinilai universal dari segi sejarah, estetika,etnologi, ilmu pengetahuan, konservasi, dankeindahan alam
wawidangan : wilayah desa pakraman
xxii
DAFTAR SINGKATAN
SINGKATAN
BNR : Bali Nirwana Resort
BPDTWTL : Badan Pengelola Daya Tarik Wisata Tanah Lot
BPD : Badan Perwakilan Desa
BPS : Badan Pusat Statistik
Br : Banjar
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DTW : Daya Tarik Wisata
FORAD : Forum Masyarakat Beraban
GAPERA : Gabungan Pemuda Beraban
Golkar : Golongan Karya
KOMBERS : Koalisi Masyarakat Beraban Bersatu
LSM : Lembaga Sosial Masyarakat
MO : Monumenten Ordonantie
MODTWTL : Manajemen Operasional Daya Tarik Wisata Tanah Lot
OD : Oudheikundig Dienst
PAD : Pendapatan Asli Daerah
Pansus : Panitia Khusus
PDIP : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
PKPB : Partai Kesatuan Pembangunan Bangsa
Plt : Pelaksana Tugas Sementara
Perda : Peraturan Daerah
xxiii
SCETO : Societte Centrale Pour l’Equipment Touristique Outre-Mer
Sekda : Sekretaris Daerah
SK : Surat Keputusan
THK : Tri Hita Karana
UNESCO : United Nations Education Scientific and Cultural Organization
UU : Undang-undang
WTO : World Tourism Organization
xxiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
PRASYARAT GELAR .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI........................................................ iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT......................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................. xi
ABSTRACT ............................................................................................. xii
RINGKASAN......................................................................................... xiii
GLOSARIUM ........................................................................................ xix
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ xxii
DAFTAR ISI .......................................................................................... xxiv
DAFTAR TABEL .................................................................................. xxx
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xxxii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xxxv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 13
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 14
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................. 14
xxv
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 14
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 15
1.4.1 Manfaat Teoretis ............................................................................. 15
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN
MODEL PENELITIAN............................................................. 17
2.1 Kajian Pustaka .................................................................................. 17
2.2 Konsep............................................................................................... 27
2.2.1 Pergulatan Pengelolaan Daya Tarik Wisata ..................................... 28
2.2.2 Warisan Budaya Tanah Lot ............................................................. 31
2.2.3 Ideologi........................................................................................... 36
2.3 Landasan Teori................................................................................... 39
2.3.1 Teori Praktik ................................................................................... 39
2.3.2 Teori Diskursus Kekuasaan dan Pengetahuan ................................ 42
2.3.3 Teori Tindakan Komunikatif ........................................................... 47
2.4 Model................................................................................................. 49
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 52
3.1 Rancangan Penelitian......................................................................... 52
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................... 53
3.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 54
3.4 Penentuan Informan ........................................................................... 55
3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 56
xxvi
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 57
3.6.1 Observasi ....................................................................................... 57
3.6.2 Wawancara ..................................................................................... 58
3.6.3 Dokumentasi ................................................................................ 58
3.7 Teknik Analisis Data ......................................................................... 59
3.8 Teknik Penyajian Hasil Penelitian...................................................... 61
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.................... 62
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Tabanan dan Kecamatan Kediri .......... 63
4.2 Gambaran Umum Desa Beraban ........................................................ 74
4.2.1 Lokasi dan Geografi ........................................................................ 74
4.2.2 Sejarah ........................................................................................... 76
4.2.3 Lembaga Kemasyarakatan .............................................................. 80
4.2.3.1 Desa Pakraman............................................................................ 80
4.2.3.2 Desa Dinas ................................................................................... 87
4.2.3.3 Subak ........................................................................................... 90
4.2.3.4 Seka ............................................................................................. 92
4.2.4 Kependudukan ................................................................................ 94
4.3 Gambaran Umum Daya Tarik Wisata Warisan Budaya Tanah Lot ..... 97
4.3.1 Lokasi ............................................................................................. 97
4.3.2 Fasilitas Daya Tarik Wisata Tanah Lot ............................................ 99
4.3.2.1 Areal Parkir.................................................................................. 100
4.3.2.2 Kantor Manajemen dan Informasi ................................................ 102
4.3.2.3 Toilet ........................................................................................... 104
xxvii
4.3.2.4 Fasilitas Kebersihan ..................................................................... 105
4.3.2.5 Fasilitas Keamanan ..................................................................... 106
4.3.3 Daya Tarik Wisata Khusus Tanah Lot ............................................. 107
4.3.3.1 Pasar Seni..................................................................................... 108
4.3.3.2 Hotel dan Restoran ....................................................................... 110
4.3.3.3 Surya Mandala ............................................................................. 112
4.3.3.4 Taman Rekreasi............................................................................ 113
4.3.4 Daya Tarik Wisata Warisan Budaya dan Alam Tanah Lot ............... 114
4.3.4.1 Warisan Budaya Kebendaan (Tangible Heritage) ........................ 114
4.3.4.2 Warisan Budaya Takbenda (Intangible Heritage) ......................... 134
4.3.4.3 Warisan Alam (Natural Heritage) ................................................ 136
BAB V DINAMIKA PERGULATAN PENGELOLAAN DAYA TARIK
WISATA WARISAN BUDAYA TANAH LOT ......................... 142
5.1 Genealogi Pergulatan dan Sistem Pengelolaan Daya Tarik Wisata
Warisan Budaya Tanah Lot ................................................................ 143
5.1.1 Genealogi Pergulatan Pengelolaan Daya Tarik Wisata Warisan
Budaya Tanah Lot ........................................................................... 143
5.1.2 Sistem Pengelolaan Daya Tarik Wisata Warisan Budaya Tanah Lot 148
5.1.2.1 Sistem Perorangan (1971-1984) ................................................... 149
5.1.2.2 Sistem Kontrak (1984-2000) ........................................................ 151
5.1.2.3 Sistem Kemitraan (2000-2011)..................................................... 152
5.1.2.4 Sistem Pendampingan (2011-2014) .............................................. 155
5.2 Praktik Pergulatan Pengelolaan Daya Tarik Wisata Warisan Budaya
xxviii
Tanah Lot ........................................................................................... 158
5.2.1 Pergulatan Sistem Pengelolaan........................................................ 158
5.2.2 Pergulatan Kedudukan Manajer Operasional ................................... 165
5.2.3 Pergulatan Kepemilikan Warisan Budaya........................................ 173
5.2.4 Pergulatan Kekuasaan Pemerintah dan Masyarakat ......................... 176
5.3 Representasi Hasil Pergulatan Pengelolaan Daya Tarik Wisata
Warisan Budaya Tanah Lot ................................................................ 181
5.3.1 Konstruksi Badan Pengelola Daya Tarik Wisata Tanah Lot ............. 182
5.3.2 Konstruksi Manajemen Operasional daya Tarik Wisata Tanah Lot .. 189
BAB VI IDEOLOGI YANG MELATARI PERGULATAN PENGELOLAAN
DAYA TARIK WISATA WARISAN BUDAYA TANAH LOT .... 203
6.1 Ideologi Kapitalisme ......................................................................... 203 210
6.2 Ideologi Pariwisata ........................................................................... 217
6.2.1 Pariwisata Berkelanjutan ............................................................... 220
6.2.1.1 Lingkungan Berkelanjutan ........................................................... 221
6.2.1.2 Ekonomi Berkelanjutan ............................................................... 224
6.2.1.3 Sosial-budaya Berkelanjutan ........................................................ 225
6.2.2 Pariwisata Budaya........................................................................... 228
6.3 Ideologi Tri Hita Karana (THK)........................................................ 233
6.3.1 Hubungan Manusia dengan Tuhan (Parhyangan) ............................ 234
6.3.2 Hubungan Manusia dengan Manusia (Pawongan) ........................... 237
6.3.3 Hubungan Manusia dengan Lingkungan (Palemahan)..................... 239
6.3.4 THK Award Daya Tarik Wisata Tanah Lot ...................................... 242
xxix
BAB VII MAKNA PERGULATAN PENGELOLAAN DAYA TARIK
WISATA WARISAN BUDAYA TANAH LOT ...................... 247
7.1 Makna Penguatan Demokratisasi ....................................................... 247
7.1.1 Penguatan Kewenangan Pemerintah ................................................ 249
7.1.2 Penguatan Kekuasaan Masyarakat .................................................. 252
7.1.2.1 Penguatan Desa Pakraman ......................................................... 253
7.1.2.2 Penguatan Pangempon Pura ........................................................ 258
7.2 Makna Pemberdayaan Masyarakat ..................................................... 262
7.2.1 Pemberdayaan Ekonomi.................................................................. 264
7.2.2 Pemberdayaan Sosial....................................................................... 268
7.3 Makna Pelestarian Warisan Budaya ................................................... 271
7.3.1 Pelestarian oleh Pemerintah............................................................. 273
7.3.2 Pelestarian oleh Masyarakat ............................................................ 276
7.4 Makna Kepentingan Citra Industri Pariwisata .................................... 278
BAB VIII PENUTUP .............................................................................. 283
8.1 Temuan.............................................................................................. 283
8.2 Simpulan............................................................................................ 287
8.3 Saran.................................................................................................. 297
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 300
LAMPIRAN ............................................................................................ 310
xxx
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Nama-nama Bupati Tabanan Tahun 1970-2014 ................................ 65
4.2 Komposisi Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di
Kabupaten Tabanan 2009-2013 ........................................................ 66
4.3 Nama Kecamatan, Jumlah Desa Dinas dan Desa Pakraman di
Kabupaten Tabanan.......................................................................... 67
4.4 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk di
Kabupaten Tabanan.......................................................................... 68
4.5 Jumlah Penduduk di Kabupaten Tabanan Menurut Agama ............... 69
4.6 Nama Desa, Jumlah Banjar Dinas, dan Jumlah Desa Pakraman di
Kecamatan Kediri............................................................................. 71
4.7 Nama-nama Desa Pakraman dan Bendesa Pakraman serta Jumlah
Banjar Pakraman di Kecamatan Kediri ............................................ 72
4.8 Luas wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk
Kecamatan Kediri............................................................................. 73
4.9 Peruntukan Lahan di Desa Beraban .................................................. 76
4.10 Nama-nama Bendesa Pakraman Beraban 1983-2014 ........................ 84
4.11 Banjar Pakraman dan Kelihan Banjar Pakraman Beraban................ 85
4.12 Nama-nama Perbekel Desa Beraban 1983-2014 ............................... 88
4.13 Banjar dan Kelihan Dinas di Desa Beraban ...................................... 89
4.14 Jumlah Penduduk Desa Beraban Menurut Jenis Kelamin.................. 94
4.15 Penduduk Desa Beraban Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............... 95
xxxi
4.16 Penduduk Desa Beraban Berdasarkan Mata Pencaharian .................. 96
4.17 Pura Pemaksan di Desa Pakraman Beraban ...................................... 97
4.18 Pemanfaatan Lahan di Tanah Lot ..................................................... 98
5.1 Staf dan Karyawan Manajemen Operasional Badan Pengelola Daya
Tarik Wisata Tanah Lot.................................................................... 195
6.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Tanah Lot Tahun 2000-2013 ........... 213
6.2 Jumlah Pendapatan Tanah Lot Tahun 2000-2013.............................. 214
6.3 Daya Tarik Wisata, Pengelola, dan Pembagian Hasil Retribusi ......... 230
6.4 Jumlah Kunjungan Wisata di Kabupaten Tabanan Tahun 2007-2012 232
xxxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Pulau Bali.............................................................................. ............... 64
4.2 Kabupaten Tabanan ........................................................................... 64
4.3 Kecamatan Kediri .............................................................................. 70
4.4 Desa Beraban..................................................................................... 75
4.5 Peta Wawidangan Desa Pakraman Beraban ...................................... 83
4.6 Struktur Desa Pakraman Beraban...................................................... 86
4.7 Struktur Desa Dinas Beraban ............................................................ 90
4.8 Balai Subak Gadon II........................................................................ 92
4.9 Peta Daya Tarik Wisata Tanah Lot.................................................... 99
4.10 Gate dan Loket Karcis Menuju Areal Parkir ..................................... 101
4.11 Areal Parkir ...................................................................................... 101
4.12 Jalan Masuk di Sebelah Timur Areal Parkir ....................................... 102
4.13 Kantor Manajemen Operasional ........................................................ 103
4.14 Kantor Informasi di dekat Pura Pengayatan Tanah Lot....................... 103
4.15 Toilet di Sebelah Kiri Candi Bentar ................................................... 104
4.16 Toilet di Sebelah Selatan Areal Parkir................................................ 105
4.17 Fasilitas Kebersihan di Tanah Lot...................................................... 106
4.18 Pasar Seni di Sebelah Timur Jalan Utama .......................................... 109
4.19 Art Shop di Sebelah Selatan Areal Parkir .......................................... 109
4.20 Pedagang Kelepon di Pinggir Jalan Menuju Taman Rekreasi ............ 110
4.21 Tanah Lot Villa ................................................................................. 111
xxxiii
4.22 Restoran dan Hotel Dewi Shinta di Tanah Lot ................................... 111
4.23 Surya Mandala................................................................................... 112
4.24 Taman Rekreasi di Tanah Lot ............................................................ 113
4.25 Pura Tanah Lot Ketika Air Laut Pasang............................................. 116
4.26 Pura Tanah Lot Ketika Air Surut ...................................................... 116
4.27 Pintu Masuk Pura Tanah Lot pada Sisi Timur .................................... 119
4.28 Palingggih pada Halaman Dalam Pura Tanah Lot.............................. 119
4.29 Denah Pura Tanah Lot ....................................................................... 120
4.30 Batu Berdiri (Menhir) di Pura Tanah Lot ........................................... 122
4.31 Fragmen Lingga di Pura Tanah Lot.................................................... 123
4.32 Pura Penataran................................................................................... 124
4.33 Pura Jero Kandang............................................................................. 125
4.34 Pura Enjung Galuh ............................................................................ 126
4.35 Pura Batu Bolong .............................................................................. 128
4.36 Pura Taman Sari ................................................................................ 129
4.37 Pura Batu Mejan ............................................................................... 129
4.38 Pura Pakendungan ............................................................................. 131
4.39 Pura Hyang Api ................................................................................. 132
4.40 Posisi Warisan Budaya Kebendaan di Tanah Lot ............................... 133
4.41 Nilai Kosmologi Warisan Budaya Pura Tanah Lot ............................. 135
4.42 Nilai Rwa Bineda (Butha Yadnya) di Tanah Lot................................. 136
4.43 Ular Suci di Tanah Lot....................................................................... 137
4.44 Air Suci di Tanah Lot........................................................................ 140
xxxiv
4.45 Suasana Matahari Terbenam di Tanah Lot......................................... 141
4.46 Keindahan Alam di Tanah Lot........................................................... 141
5.1 Serah Terima Jabatan Manajer Operasional Tanah Lot...................... 171
5.2 Protes Warga Beraban terhadap SK Bupati ....................................... 171
5.3 Protes Warga terhadap Bendesa Pakraman Beraban.......................... 179
5.4 Struktur Organisasi Badan Pengelola Daya Tarik Wisata Tanah Lot .. 183
5.5 Struktur Organisasi Manajemen Operasional Daya Tarik WisataTanah Lot .......................................................................................... 190
6.1 Warga Desa Beraban Konvoi di Jalur Tanah Lot................................ 210
6.2 Kegiatan Upacara di Tanah Lot.......................................................... 236
6.3 Kegiatan Pelatihan Karyawan Manajemen Operasional ..................... 239
6.4 Kegiatan Bersih Lingkungan di Daya Tarik Wisata Tanah Lot........... 241
6.5 Tempat Pengolahan Sampah Batok Kelapa di Tanah Lot ................... 242
6.6 Platinum Award daya tarik wisata Tanah Lot ..................................... 245
xxxv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman Wawancara ............................................................................ 300
2. Daftar Informan .................................................................................... 312
3. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2, Tahun 2012 .......................... 314
4. Perjanjian Kerja Sama Pemerintah Kabupaten Tabanan dengan DesaPakraman Beraban Nomor 12 Tahun 2011
Nomor 358/DPBRB/XI/2011.................................. 335
5. Perjanjian Kerja Sama Pemerintah Kabupaten Tabanan dengan DesaPakraman Beraban Nomor 16 Tahun 2011
Nomor 376/DP BRB /XII/2011 .............................. 343
6. Keputusan Ketua Umum Badan Pengelola DTW Tanah Lot Nomor
01/BP/DTWTC/XI/2011 ....................................................................... 346
7. Kliping Media Cetak. ............................................................................ 351
7.1 Bali Post, 19 Maret 2011................................................................. 351
7.2 Bali Post, 28 Maret 2011................................................................. 352
7.3 Bali Post, 29 Maret 2011................................................................. 353
7.4 Bali Post, 31 Maret 2011................................................................. 354
7.5 Bali Post, 1 April 2011.................................................................... 355
7.6 Bali Express, 2 April 2011 .............................................................. 357
7.7 Nusa Bali, 13 April 2011................................................................. 358
7.8 Fajar Bali, 20 Mei 2011................................................................. 359
7.9 Bali Post, 21 November 2011......................................................... 360
7.10 Bali Post, 3 Desember 2011 .......................................................... 361
7.11 Nusa Bali, 3 Desember 2011 ......................................................... 362
xxxvi
7.12 Denpost, 21 Februari 2012 ............................................................ 364
7.13 Bisnis Bali, 2 April 2011 ............................................................... 365
7.14 Bali Express, 10 Mei 2011 ............................................................ 366
7.15 Bali Post, 9 Desember 2011 .......................................................... 368
7.16 Nusa Bali, 14 Desember 2011 ...................................................... 369
7.17 Bali Post, 31 Januari 2013............................................................. 370
7.18 Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ............................... 371
7.19 Persetujuan Perbaikan Ujian Disertasi Tahap I .............................. 374
7.20 Lembar Persetujuan Penggandaan Naskah Disertasi ..................... 375