perilaku jajan anak usia sekolah di sd negeri telogo ...thesis.umy.ac.id/datapublik/t53706.pdf ·...
TRANSCRIPT
PERILAKU JAJAN ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI TELOGO
KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat
Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Zulfi Aviv Januar
(NIM 20100320048)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Naskah Publikasi
PERILAKU JAJAN ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI TELOGO
KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA
Disusun oleh:
Zulfi Aviv Januar
NIM 20100320048
Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal:
23 Juli 2014
Ferika Indarwati, S.Kep., Ns, M.Ng
(NIK 19840607200710 173 081) (................................)
Penguji
Falasifah Ani Yuniarti, S.Kep., Ns, MAN
(NIK 19770627200204 173 056) (................................)
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat., HNC
(NIK 19770313200104 173 046)
Naskah Publikasi
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta:
Nama : Zulfi Aviv Januar
Nim : 20100320048
Judul : PERILAKU JAJAN ANAK USIA SEKOLAH DI SD
NEGERI TELOGO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA
(Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang
bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing
sebagai co-author.
Demikian harap maklum.
Yogyakarta, …………………..
Pembimbing Mahasiswa
Ferika Indarwati, S.Kep., Ns, M.Ng Zulfi Aviv Januar
*) Coret yang tidak perlu
Perilaku Jajan Anak Usia Sekolah Di SD Negeri Tlogo, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta
Zulfi Aviv Januar1, Ferika Indarwati
2
Sarjana Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
UMY1, Staf Pengajar PSIK FKIK UMY
2
Korespondensi:
Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Indonesia. Telepon: 082233555828
Email : [email protected] Zulfi Aviv Januar. (2014). Perilaku Jajan Anak Usia Sekolah Di SD Negeri
Telogo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Pembimbing:
Ferika Indarwati, S.Kep., Ns, M.Ng
.
INTISARI
Usia antara 6-12 tahun adalah usia anak duduk di sekolah dasar. Pada
permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah sehingga anak-anak mulai
masuk kedalam dunia baru, dimana mulai banyak berhubungan dengan orang-
orang diluar keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru
dalam hidupnya. Hal ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan
mereka.Kegembiraan di sekolah menyebabkan anak-anak sering menyimpang dari
kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan kepada mereka.
Penelitian ini merupakan penelitian non experiment dengan desain
deskriptif, sampel berjumlah 36 responden yang merupakan siswa-siswi yang
sekolah di SD Negeri Tlogo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Pengumpulan data
dengan kuesioner.
Hasil penelitian ditemukan perilaku jajan anak usia sekolah di SD Negeri
Tlogo, Kasihan Bantul, Yogyakarta berdasarkan tempat jajan anak usia sekolah
sebanyak 34 responden (94,4%) memilih tempat jajan yang bersih dan 31 orang
(86,1%) memilih jajan di kantin dan warung sekitar sekolah, jenis jajanan anak
usia sekolah diketahui sebanyak 31 responden (86,1%) memilih jenis makanan
berupa roti dan 29 orang (80,6%) tidak memperhatikan tanggal kadaluarsanya,
waktu jajan anak usia sekolah menunjukkan bahwa sebanyak 36 responden
(100%) membeli jajan pada saat istirahat dan sebanyak 18 orang (50,0%) membeli
jajan pada waktu pulang sekolah, dan jumlah uang yang dihabiskan anak usia
sekolah menunjukkan bahwa sebanyak 26 responden (72,2%) menghabiskan uang
berkisar Rp 1000,00 – 5000,00.
Berdasarkan hasil di atas maka disarankan orangtua dan pihak sekolah
dapat meningkatkan pengawasan terhadap perilaku jajan anak dan dapat membuat
kebijakan tentang jajanan sekolah atau warung di SD Negeri Tlogo, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta
Kata Kunci: Perilaku, Anak Usia Sekolah
Zulfi Aviv Januar (2014). Snacking Behaviour in Telogo School Age Children,
Kasihan,Bantul, Yogyakarta
Advisers :
Ferika Indarwati, S.Kep., Ns, M.Ng
ABSTRACT
Between 6-12 years of age is the age of a child in elementary school. At
the beginning of the age of 6 years children start school so that the children begin
to enter into a new world, which began many dealing with people outside of his
family and get acquainted with the new environment and the atmosphere in his
life. This can affect eating habits in school mereka.Kegembiraan causing children
frequently aberrant eating time was given to them.
This research is a descriptive non-experimental design, sample the 36
respondents who were students at the school Tlogo Elementary School, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta. Data collection by questionnaire.
The results of the study found behavioral snacks in elementary school-age
children Tlogo State, Poor Bantul, Yogyakarta based snack place school-age
children were 34 respondents (94.4%) chose a clean pocket and 31 people
(86.1%) chose canteens and stalls around the school, type of school-age children
snacks known as much as 31 respondents (86.1%) chose the type of food such as
bread and 29 people (80.6%) do not pay attention to the expiration date, snack
time school-age children showed that 36 respondents (100%) buy snacks at rest
and as many as 18 people (50.0%) to buy snacks at school, and the amount of
money spent on school-age children showed that 26 respondents (72.2%) spend
money around Rp 1000, 00 to 5000,00.
Based on the above results, it is suggested parents and the school can
improve its supervision of pocket child's behavior and can make policies about the
hawker stalls in elementary school or Tlogo State, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Keywords: Behavior, School Age Children
A. PENDAHULUAN
Anak usia sekolah belum
mengerti cara memilih jajanan
yang sehat sehingga dapat
berakibat buruk pada
kesehatannya sendiri. Anak
sekolah membeli jajan menurut
kesukaan mereka sendiri tanpa
memikirkan bahan-bahan yang
terkandung didalamnya. Anak
sekolah biasanya mempunyai
lebih banyak perhatian, aktivitas
di luar rumah, dan sering
melupakan waktu makan
sehingga mereka membeli
jajanan di sekolah untuk sekedar
mengganjal perut. Kebiasaan
jajan ini dipengaruhi oleh faktor
terkait makanan, karakteristik
personal (pengetahuan tentang
jajanan, kecerdasan, persepsi,
dan emosi) dan faktor
lingkungan. Anak usia sekolah
pada umur 7-11 tahun berada
pada tahap perkembangan
konkret operasional yang
ditandai dengan pikiran yang
logis dan terarah serta mampu
berfikir dari sudut pandang orang
lain, membuat anak pada usia
sekolah sangat peka menghadapi
dan menerima perubahan dan
pembaharuan.
Makanan-makanan yang
dalam kondisi tidak bersih atau
makanan yang di jual dengan
kondisi terbuka sangat mungkin
sekali menjadi penyebab
terjadinya gangguan dalam tubuh
kita sehingga kita jatuh sakit.
Kontaminasi yang terjadi pada
makanan dan minuman
menyebabkan makanan tersebut
dapat menjadi media bagi suatu
penyakit.Penyakit yang
ditimbulkan oleh makanan yang
terkontaminasi disebut penyakit
bawaan makanan (food-borned
diseases). Anak-anak merupakan
kelompok yang beresiko tinggi
tertular penyakit melalui
makanan maupun minuman.
Anak-anak sering menjadi
korban penyakit bawaan
makanan akibat konsumsi
makanan yang disiapkan dirumah
sendiri atau dikantin sekolah atau
yang dibeli di penjaja kaki lima.
Jajanan yang kurang memenuhi
syarat kesehatan sehingga justru
mengancam kesehatan anak.
Beberapa faktor yang
menentukan keamanan makanan
diantaranya jenis makanan
olahan, cara penanganan bahan
makanan, cara penyajian, waktu
antara makanan matang
dikonsumsi dan suhu
penyimpanan, baik pada bahan
makanan mentah maupun
makanan siap saji.
Berdasarkan uraian dari latar
belakang, peneliti ingin
mengetahui lebih lanjut perilaku
jajan anak usia sekolah di SD
Negeri, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta.
B. METODE
Metode penelitian ini
menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan pendekatan
deskriktif survey dengan
kuesioner dan observasi.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perilaku jajan anak
usia sekolah di SD Negeri Tlogo,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data penelitian dikumpulkan
dengan membagikan sebanyak 36
kuesioner kepada responden
penelitian. Gambaran kondisi
responden memberikan
penjelasan tentang deskripsi
responden berkenaan dengan
analisis variabel penelitian. Data
karakteristik responden yang
diamati dalam penelitian ini
berdasarkan umur dan jenis
kelamin. Distribusi frekuensi
responden dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi KarakteristikSiswa SD Negeri,
Tlogo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta (N=36)
Karateristik Responden f %
1. Umur
10 tahun
11 tahun
12 tahun
13 tahun
6
13
12
5
16,7
36,1
33,3
13,9
2. Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
16
20
44,4
55,6
Jumlah 36 100
Sumber: data primer
BerdasarkanTabel 4.1.
Menunjukkan bahwa dari 36
responden penelitian,
mayoritas berusia 11 tahun
yaitu sebanyak 13 orang
(36,1%) dan yang berusia 13
tahun sebanyak 5 orang
(13,9%). Jenis kelamin
responden sebagian besar
adalah laki-laki yaitu
sebanyak 20 orang (55,6%).
Responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 16
orang (44,4%).
Perilaku Jajan Anak
Berdasarkan Jenis, Waktu,
Tempat, dan Uang Yang
Dihabiskan.
a) Jenis Jajanan Anak SD
Negeri Tlogo, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta
Hasil untuk
aspekjenis jajanan
ditampilkan pada
tabel4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2 Distribusi Skor Jawaban Responden Berdasarkan Jenis
Jajanan Anak SD Negeri Tlogo, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta(N=36)
No Pertanyaan Ya % Tidak % %
3
Apakah kamu suka
membeli jajanan yang
mengenyangkan,
seperti roti?
31 86.1% 5 13,9 100,0
4
Apakah kamu suka
membeli jajanan pasar,
seperti arem-arem dan
lumpia?
16 44.4% 20 55.6% 100,0
5
Apakah kamu sering
makan makanan yang
banyak mengandung
pewarna buatan seperti
saos?
10 27.8% 26 72.2% 100,0
6 12 33.3% 24 66.7% 100,0
Apakah kamu suka
makanan yang
dibungkus bagus dan
menarik?
7
Apakah kamu suka
membeli gorengan?
15 41.7% 21 58,3% 100,0
8
Apakah kamu suka
membeli makanan
ringan yang dibuat oleh
pabrik, seperti keripik
kentang?
7 19.4 29 80.6% 100,0
9
Apakah kamu suka
membeli jajanan dalam
bentuk minuman,
contoh es cendol?
27 75.0% 9 25.0% 100,0
10
Apakah sebelum
membeli makan kamu
memperhatikan tanggal
kadaluarsanya?
7 19.4% 29 80.6% 100,0
Sumber: data primer 2014
Berdasarkan tabel
4.2 menunjukkan bahwa
sebanyak 31 responden
(86,1%) memilih jenis
makanan berupa roti.
Sebanyak 29 orang
(80,6%) tidak
memperhatikan tanggal
kadaluarsanya.
b) Waktu Jajan Anak SD
Negeri Tlogo, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta
Hasil untuk
aspekwaktu jajan
ditampilkan pada
tabel4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3 Distribusi Skor Jawaban Responden Berdasarkan waktu
Jajan Anak SD Negeri Tlogo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta (N=36)
No Pertanyaan Ya % Tidak % %
11
Apakah kamu
membeli jajanan
sebelum masuk
sekolah?
14 38.9% 22 61.10% 100.0%
12
Apakah kamu
membeli jajanan
saat istirahat?
36 100.0% 0 0 100.0%
13
Apakah kamu
membeli jajanan
setelah pulang
sekolah?
18 50.00% 18 50.00% 100.0%
Sumber: data primer 2014
Berdasarkan tabel
4.3 menunjukkan bahwa
sebanyak 36 responden
(100%) membeli jajan
pada saat istirahat.
Sebanyak 18 orang
(50,0%) membeli jajan
pada waktu pulang
sekolah.
c) Tempat Jajan Anak SD
Negeri Tlogo, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta
Hasil untuk
aspektempat jajan
ditampilkan pada tabel
4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4 Distribusi Skor Jawaban Responden Berdasarkan
Tempat Jajan Anak SD Negeri Tlogo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
(N=36)
No Pertanyaan Ya % Tidak % %
1
Apakah kamu selalu
memilih jajanan yang
bersih dan tertutup?
32 88.9% 4 11.1% 100,0
2
Apakah kamu kalau
jajan memilih di
tempat yang bersih?
34 94.4% 2 5.6% 100,0
14
Apakah kamu selalu
jajan di kantin sekolah?
31 86.1% 5 13.9% 100,0
15
Apakah kamu selalu
jajan di warung sekitar
sekolah?
31 86.1% 5 13.9% 100,0
16
Apakah kamu selalu
jajan di pedagang kaki
5?
15 41.7% 21 58.3% 100,0
Sumber: data primer 2014
Berdasarkan tabel
4.4 menunjukkan bahwa
sebanyak 34 responden
(94,4%) memilih tempat
jajan yang bersih.
Sebanyak 31 orang
(86,1%) memilih jajan di
kantin dan warung
sekitar sekolah.
d) Uang yang Dihabiskan
Anak SD Negeri Tlogo,
Kasihan, Bantul,
Yogyakarta
Hasil untuk
aspekuang yang
dihabiskan ditampilkan
pada tabel4.5 dibawah
ini:
Tabel 4.5 Distribusi Skor Jawaban Responden Berdasarkan Uang
yang Dihabiskan Anak SD Negeri Tlogo, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta (N=36)
No Pertanyaan Ya % Tidak % %
17
Apakah uang jajan
yang kamu
habiskan berkisar
Rp 1000,00 –
5000,00?
26 72.2% 10 27.8% 100.0%
18
Apakah uang jajan
yang kamu
habiskan berkisar
Rp 6000,00 –
10.000,00?
6 16.7% 30 83.3% 100.0%
Sumber: data primer
Berdasarkan tabel
4.5 menunjukkan
menunjukkan bahwa
sebanyak 26 responden
(72,2%) menghabiskan
uang berkisar Rp
1000,00 – 5000,00.
D. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perilaku jajan anak
usia sekolah di SD Negeri Tlogo,
Kasihan, Bantul,
Yogyakarta.Perilaku jajan anak
sekolah adalah suatu kegiatan
atau tingkah laku seorang anak
usia sekolah dalam memilih
makanan jajanan di sekolah atau
sekitar sekolah. Anak-anak dan
jajanan merupakan dua hal yang
sulit dipisahkan. Perilaku jajan
anak usia sekolah yang
berkepanjangan dapat
menyebabkan banyak anak usia
sekolah yang rentan terkena
penyakit yang salah satunya
penyakit diare. Gambaran
perilaku jajan anak SD dijelaskan
sebagai berikut:
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebanyak 31 responden
(86,1%) memilih jenis makanan
berupa roti. Hasil tersebut
memberikan gambaran bahwa
sebagian besar anak telah
memilih makanan yang baik bagi
kesehatan. Anak dengan
pemilihan jajanan yang cukup
baik memilih makanan berupa
roti dan makanan tradisonal.
Sebanyak 29 orang
(80,6%) tidak
memperhatikan tanggal
kadaluarsanya. Hal tersebut
tentu akan mengakibatkan
masalah kesehatan bagi
anak. Anak cenderung tidak
memperdulikan apakah
makanan tersebut sehat dan
layak dikonsumsi serta
apakah makanan tersebut
baik bagi kesehatan.Jenis
jajanan yang
membahayakan kesehatan
anak contohnya adalah
adanya kandungan pewarna
makanan ataupun bahan
pewarna lainnya.
Anak dengan
pemilihan makanan yang
kurang baik memilih
makanan yang mengandung
pewarna buatan seperti saos
dari pada makanan
tradisional, tidak
memperhatikan tanggal
kadaluarsa pada jajanan
yang mereka beli, dan lebih
memilih membeli es cendol.
Hasil penelitian
menunjukkan sebanyak 27
(75.0%) siswa memilih
minuman berupa es cendol.
Zat pewarna yang ada pada
es cendol dapat akan
membahayakan kesehatan
anak. Menurut Suci (2009)
anak usia sekolah memiliki
kegemaran mengkonsumsi
berbagai jenis jajanan yang
memiliki bentuk dan warna
yang menarik tanpa
memikirkan kebersihan dan
kandungan di jajanan
tersebut yang beresiko
terhadap cemaran biologis
atau kimiawi yang banyak
mengganggu kesehatan,
baik jangka pendek maupun
panjang.
Kandungan zat dan
gizi didalam makanan yang
dikonsumsi merupakan
salah satu hal yang
mempengaruhi status gizi
anak-anak. Kandungan zat
formalin misalnya, dapat
menyebabkan iritasi pada
hidung dan tenggorokan,
gangguan pernafasan, rasa
terbakar pada hidung dan
tenggorokan serta batuk-
batuk.
Makanan-makanan
yang baik dikonsumsi salah
satunya makanan tradisional
yang tidak mengandung
pewarna buatan seperti
arem-arem dan lumpia.
Hasil penelitian
menunjukkan sebanyak
sebanyak 2 responden
(5,6%) memilih jajanan
yang baik. Artinya anak
lebih senang mengkonsumsi
tidak hanya makanan yang
dibungkus bagus saja tetapi
juga menyehatkan bagi
tubuh. Anak yang memilih
jajanan yang baik selalu
memperhatikan tanggal
kadaluarsa makanan yang
dikonsumsi dan lebih
memperhatikan serta
mengurangi asupan
penggunaan pewarna pada
makanan yang dikonsumsi.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
sebanyak 36 responden
(100%) membeli jajan pada
saat istirahat. Artinya
sebagian besar anak
memilih waktu jajan yang
sesuai dengan waktu jajan
di sekolah. Hal tersebut
menunjukkan bahwa anak
tersebut disiplin terhadap
waktu jajan Kedisiplinan
tersebut dikarenakan anak
yang memiliki sifat tidak
suka menghabiskan uang
untuk jajan karena mereka
lebih senang untuk
menabung.
Sebanyak 18 orang
(50,0%) membeli jajan pada
waktu pulang sekolah.
Perilaku ini dinilai tidak
sesuai dengan waktu jajan
anak yang seharusnya. Hal
yang dapat mempengaruhi
anak jajan pada waktu
pulang sekolah adalah anak
mendapatkan uang jajan
yang lebih.
Selain dikarenakan
anak yang mendapat uang
jajan lebih, adanya
kebiasaan tersebut
dikarenakan anak usia
sekolah biasanya banyak
memiliki aktivitas bermain
yang menguras banyak
tenaga, maka anak memilih
jajan pada saat pulang
sekolah untuk menambah
energi.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
sebanyak 34 responden
(94,4%) memilih tempat
jajan yang bersih. Hal
tersebut disebabkan adanya
kesadaran dalam diri anak
bahwa tempat yang baik
untuk mereka adalah tempat
jajan yang bersih dan
tertutup. Tempat jajan yang
bersih akan membuat
nyaman dan mengurangi
risiko penyebaran berbagai
macam penyakit.
Sebanyak 31
responden (86,1%) memilih
jajan di kantin dan warung
sekitar sekolah dan
sebanyak 15 anak yang
memilih jajan di pedagang
kaki lima. Jajanan di
warung sekitar sekolah dan
pedagang kaki lima belum
jelas tingkat kebersihan dan
keamanannya. Anak juga
cenderung memilih tempat
jajan yang terbuka dan
kurang bersih. Hal tersebut
dapat dikarenakan
lingkungan anak yang
mendukungnya untuk jajan
di tempat yang kurang baik
seperti ajakan teman-teman.
Munculnya perilaku
jajan anak di tempat-tempat
tersebut dikarenakan
kurangnya pengetahuan
anak tentang efek yang
dapat timbul akibat
konsumsi jajanan dari
tempat yang kurang baik.
Sebaliknya, adanya
pengetahuan yang baik yang
dimiliki anak dapat
membentuk perilaku yang
baik dalam hal memilih
tempat jajan. Anak usia SD
mulai mempelajari aspek-
aspek yang penting dalam
proses sosialisasi dalam
pergaulan dengan kelompok
sebaya maka anak usia SD
sangat mudah terpengaruh
oleh lingkungan teman
sebaya.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
sebanyak 26 responden
(72.2%) menghabiskan uang
jajan Rp 1.000,00 – Rp
5.000,00 per hari. Hal
tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar
responden menghabiskan
uang jajan Rp 1.000,00 – Rp
5.000,00 per hari. Besaran
uang jajan adalah jumlah
uang dalam rupiah yang
diberikan orang tua siswa
setiap hari untuk keperluan
jajan (Ariyanti, 2005).
Penelitian (Suci, 2009)
yang di lakukan di Jakarta
diketahui bahwa orang tua
biasa memberi uang saku
atau uang jajan setiap hari
dan dalam jumlah dengan
kisaran Rp 1.000,00 – Rp
5.000,00. Jumlah ini
menurut peneliti cukup
wajar untuk membeli
makanan di sekolah bagi
anak SD.
Hasil penelitian
menunjukkan sebanyak 6
responden (16,7%)
cenderung menghabiskan
uang jajan lebih dari Rp
5000 per hari. Tersedianya
berbagai jenis jajanan
khususnya di kota-kota
besar akan mempengaruhi
pengeluaran dan
penggunaan uang saku
siswa. Penggunaan uang
saku siswa tidak lepas dari
pendapatan orang tua.
Orang tua dengan
pendapatan yang tinggi akan
cenderung memberikan
uang jajan yang tinggi pula.
Besarnya uang jajan
berpengaruh terhadap
frekuensi jajan pada anak,
semakin besar uang jajan
yang dimiliki anak maka
semakin sering anak
mengeluarkan uang tersebut
untuk membeli makanan
jajanan dan semakin
beragam pada makanan
jajanan yang dibelinya.
Pemberian uang jajan sering
menjadi sebuah kebiasaan,
anak diharapkan belajar
mengelola dan bertanggung
jawab atau uang jajan yang
dimilikinya.
Hasil penelitian
menunjukkan sebagian
besar responden memilih
tempat yang bersih dan
tertutup. Anak juga lebih
memilih jenis jajanan
tradisional seperti roti,
arem-arem, dan lumpia.
Anak cenderung suka
membeli jajanan saat pulang
sekolah. Kegembiraan di
sekolah menyebabkan anak-
anak sering menyimpang
dari kebiasaan waktu makan
yang sudah diberikan
kepada mereka.
Anak tertarik pada
minuman yang mengandung
pewarna buatan seperti es
cendol. Hal tersebut didasari
adanya ketertarikan pada
diri anak untuk jajan es
cendol dikarenakan
warnanya yang menarik dan
rasanya yang enak.
Hasil penelitian
perilaku jajan memberi
gambaran bahwa terdapat
anak SD dengan perilaku
jajan yang baik. Anak tidak
sembarangan dalam
memilih tempat. Anak akan
memilih tempat yang bersih
dan tertutup. Anak
cenderung mengkonsumsi
makanan yang sehat dan
tanpa pewarna buatan
seperti roti, arem-arem dan
lumpia. Anak dapat
membatasi waktu jajan
yakni pada saat istirahat
saja.
Selain itu, anak dengan
perilaku jajan yang baik
tidak banyak menghabiskan
uangnya untuk jajan saja.
Anak dengan perilaku jajan
yang sesuai akan berdampak
baik bagi kesehatannya.
Anak tidak akan mudah
terserang penyakit yang
disebabkan oleh jajanan
yang tidak bersih dan
tercemar.
Hasil penelitian juga
menggambarkan terdapat
anak yang lebih suka
mengkonsumsi makanan
dan minuman yang
mengandung pewarna
buatan seperti saos, es
cendol dan kripik buatan
pabrik.Hal tersebut
dikarenakan anak tertarik
pada kemasan jajanan
tersebut karena dibungkus
dengan rapi dan sangat
menarik. Anak cenderung
tidak memperhatikan waktu
jajan. Anak jajan pada saat
sebelum mulai pelajaran,
saat istirahat dan saat
pulang sekolah. Hal tersebut
dapat menimbulkan sifat
konsumtif anak, yakni
terlalu sering
mengkonsumsi jajanan
dalam sehari.
Sifat konsumtif yang
dimiliki oleh anak didasari
faktor lingkungan dan
tersdiannya uang jajan yang
dapat membuat anak
membeli jajan sesuka
hatinya tanpa
memperhatikan waktu.
Konsumsi terhadap produk
makanan ringan atau snack
food juga menunjukan
peningkatan yang terus
menerus sejalan dengan
kesibukan masyarakat yang
terkadang memaksa harus
bisa makan, terutama pada
anak-anak SD. Akibatnya,
produk snack saat ini bukan
hanya sebagai makanan
selingan namun sebagai
pelepas rasa lapar.
Untuk
meningkatkannya nafsu
makan orang tua dapat
memodifikasi makanan
dengan bentuk dan warna
yang menarik sehingga
memicu nafsu makan anak.
Makanan jajanan yang
kurang mengandung nilai
gizi dan kebersihannya
kurang terjaga, maka akan
menimbulkan dampak yang
merugikan kesehatan.
Segala macam dampak
tersebut perlu diperhatikan
oleh orang tua. Orang tua
harus dapat mengkontrol
perilaku jajan anak agar
dapat mengurangi risiko
terserang penyakit.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan temuan
penelitian dan pembahasan yang
telah diuraikan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa,
tempat jajan anak usia sekolah
sebanyak 34 responden (94,4%)
memilih tempat jajan yang bersih
dan 31 orang (86,1%) memilih
jajan di kantin dan warung
sekitar sekolah. Jenis jajanan
berupa roti, dipilih oleh sebagian
besar responden (86,1%) dan 29
orang (80,6%) tidak
memperhatikan tanggal
kadaluarsanya. 36 orang (100%)
responden menggunakan waktu
istirahat untuk jajan, sementara
hanya 18 orang (50%) responden
yang jajan pada waktu pulang
sekolah. Jumlah uang yang
dihabiskan anak usia sekolah
menunjukkan menunjukkan
bahwa sebanyak 26 responden
(72,2%) menghabiskan uang
berkisar Rp 1000,00 – 5000,00.
F. SARAN
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan
sebagai referensi untuk
melakukan penelitian lebih
lanjut dan penelitian yang lebih
mendalam tentang perilaku jajan
anak usia sekolah di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Seperti misalnya akan
melakukan penelitian yang sama
tetapi dengan responden yang
lebih banyak sehingga dapat
lebih valid untuk mengetahui
perilaku jajan anak di sekolah.
Hasil penelitian diharapkan
dapat dijadikan sumber
informasi dan pengetahuan bagi
ilmu keperawatan mengenai
perilaku jajan anak usia sekolah
serta masukan tambahan ilmu
kesehatan dalam rangka
mengantisipasi perilaku jajan
dimasyarakat khususnya anak-
anak.
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan referensi dan
menambah informasi serta
pengetahuan bagi seluruh pihak
sekolah mengenai perilaku jajan
anak usia sekolah untuk
selanjutnya dapat mengatur
regulasi untuk anak tentang
perilaku jajan dan dampaknya
pada kesehatan.
Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi
referensi untuk menambah
informasi mahasiswa UMY
tentang perilaku jajan anak usia
sekolah dan dampaknya bagi
kesehatan.
G. UCAPAN TERIMA KASIH
Ns. Sri Sumaryani, M. Kep.,
Sp. Mat., Kaprodi Ilmu
Keperawatan, atas dukungan
informasional dan penilaiannya.
Tak lupa, seluruh tenaga pengajar
di PSIK UMY. Ibu Ferika
Indarwati, S.Kep,Ns.,M.Ng
selaku dosen pembimbing,
terimakasih atas semua bantuan,
waktu, dan ilmu yang telah ibu
berikan kepada saya, serta
kesabaran ibu dalam
membimbing saya selama ini. Ibu
Falasifah Ani Yuniarti,
S.Kep.,Ns,MAN selaku penguji
KTI, terimakasih atas bantuan,
saran, waktu, serta ilmu yang
sudah ibu berikan kepada saya
selama ini. Kedua orangtua saya
bapak H. Sabran Sulaiman Latif
dan mama Erna Setiawati serta
adik saya Zulvi Aviv Julian,
semoga Allah selalu menyertai
kita, Amin Ya Rabbal Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
.
Achadi, E. (2007). Gizi dan
Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Aditya P.H. , Djallalluddin, Meitria
S.N. (2013). Hubungan
Perilaku Jajan Dengan
Kejadian Diare Pada Anak
Sekolah Dasar Di Kel.
Cempaka Kec. Cempaka Kota
Banjar Baru, Banjar Baru.
Agus. (2011). Aplikasi Metodologi
Penelitian
Kesehatan.Yogyakarta:
Penerbit Buku Nuha Medika.
Agustina, F. (2009).Hygiene dan
Sanitasi pada Pedagang
Jajanan Tradisional di
Lingkungan Sekolah Dasar di
Kelurahan Demang Lebar
Daun Palembang. Karya Tulis
Ilmiah: Palembang.
Alimul, H. (2007). Riset dan Teknik
Penulisan Ilmiah. Salemba
Medika. Jakarta. Edisi
Pertama.
Anonim.(2009). “Dinas Kesehatan
Depok Teliti Jajanan Sekolah”
dalam
http://tempo.co/2009/05/12/17
5780/ (30 Mei 2012).
Arikunto, S. (2010).Proseddur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, S. (2012).Prosedur
Penelitian. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Azwar.S. (2004).Teori Sikap
Manusia & Pengukurannya.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Baliwati, Y. F., Khomsan A. dan
Dwiriani, C. M.
(2004).Pengantar Pangan dan
Gizi. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Bondika Ariandani Aprillia. (2011).
Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemilihan Makanan
Jajanan Pada Anak Sekolah
Dasar. Karya Tulis Ilmiah.
Departemen Gizi dan
Kesmas.(2012). Gizi dan
Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Rajawali Pers.
Duwi.(2012). Cara Kilat Belajar
Analisis Data Dengan SPSS
20. Yogyakarta: C.V. Andi
Offset.
Endang.(2007). Pengolahan
Makanan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Eunike Sri, T.S. (2009). Gambaran
Perilaku Jajan Murid Sekolah
Dasar Di Jakarta, Fakultas
Psikologi, Universitas Katolik
Atma Jaya Jakarta.
Februhartanty, J, & Iswarawanti,
D.N. Tanpa tahun.Amankah
Makanan Jajanan Anak
Sekolah di Indonesia?.Diakses
: 25 Mei
2004.http:www.gizi.net/cgi-
bin/berita/fullnews.cgi/newsid.
Hidayat, A. (2009). Metode
Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika .
John A.B., Louse Sandall (2002).
Children As Consumers -
Snacking Behavior In Primary
School Children.
Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
942/MENKES/SK/VII/2003,
pasal 9. Pengertian kebersihan
jajanan.
Khomsan, A. (2003). Pangan dan
Gizi untuk Kesehatan. Jakarta:
PT Grasindo.
Lena Pratiwi.(2013). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Kebersihan Jajanan
Terhadap Angka Kejadian
Diare di Taman Kanak-Kanak
Pertiwi 41 Kasihan Bantul
Yogyakarta Tahun 2012-2013.
Karya Tulis Ilmiah.
Mattson, S & Smith, E. (2000).Core
curriculum for maternal-
newborn nursing (2nd ed).
Philadelphia: W.B Saunders
Company.
Murti, B. (2006). Desain dan Ukuran
Sampel untuk Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif di
Bidang Kesehatan.
Nanuwasa.(2007). Tata Laksana
Higiene Hidangan, keracunan
Hidangan, Jenis Bakteria, dari
http://www,ihsmakassar.com.
(8 november 2012).
Notoatmodjo, S. (2002).Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2003).Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2005).Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007).Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta..
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nurhadi, M. (2012).Kesehatan
Masyarakat Veteriner.
Yogyakarta: Gosyen Publising.
Nursalam.(2011). Konsep dan
Penerapan Metedologi
Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Sskripsi, Tesis, dan
Instrumen Penelitian
Keperawatan. Edisi 3, Jakarta:
Salemba Medika.
Proverawati, A & Rahmawati, E.
(2012). Perilaku Hidup Bersih
& Sehat (OHBS).Yogyakarta :
Nuha mMdika.
Purtiantini.(2010). Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap
Mengenai Pemilihan Makanan
Jajanan Dengan Perilaku Anak
Memilih Makanan Di SDIT
Muhammadiyah Al Kautsar
Gumpang Kartasura. Karya
Tulis Ilmiah.
Sampurno.(2004). Waspadai Jajanan
Anak disekolah. Diakses pada
7 november 2012. Dari
http://www.depkes.go.id.
Suci, Euinike Sri Tyas. (2009).
Gambaran Perilaku Jajan
Murid Sekolah Dasar di
Jakarta. Jakarta: Psikobuana.
Vol. 1. No. 1.29-38.
Sukanto, (2000).Organisasi
Perusahaan, Teori Struktur
dan Perilaku. Badan
Penerbitan Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.Edisi 2.
Sumanto, A. (2012). Tips Memilih
Jajanan Sehat. Jakarta: Arya
Pustaka.
Suriadi & Yuliani, R. (2006). Asuhan
Keperawatan pada Anak.
Jakarta: Sagung Seto.
Suyono.(2012). Ilmu Kesehatan
Masyarakat Dalam Konteks
Kesehatan Lingkungan.
Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Wawan, A & Dewi.(2010). Teori
dan Pengukuran Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
WHO. (2006). Penyakit Bawaan
Makanan: Fokus Pendidikan
Kesehatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Yulianingsih, P. (2009). Hubungan
Pengetahuan Gizi Dengan
Sikap Anak Sekolah Dasar
Dalam Memilih Makanan
Jajanan di Madrasah
IbtidaiyahTanjunganom,
Kecamatan Baturetno,
Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah.