perilaku struktur baja moment resisting frame dan diagonal eccentrically braced frame menggunakan...
DESCRIPTION
05TRANSCRIPT
1
PERILAKU STRUKTUR BAJA MOMENT RESISTING FRAME DAN DIAGONAL ECCENTRICALLY BRACED FRAME
MENGGUNAKAN SOLIDWORKS 2012
Steel Structure Behaviour of Moment Resisting Frame and Diagonal Eccentrically Braced Frame Using SolidWorks 2012
Eka Yunita Sri P., Nanang Gunawan Wariyatno dan Yanuar Haryanto
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Jenderal Soedirman Jalan Mayjend Sungkono KM 05 Blater Purbalingga
Alamat korespondensi: [email protected]
ABSTRAK
Indonesia terletak di daerah dengan tingkat aktivitas gempa bumi tinggi, sehingga diperlukan struktur yang dibangun dengan memperhitungkan parameter kegempaan. Konstruksi baja merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai struktur tahan gempa. Secara garis besar ada tiga tipe sistem struktur baja, yaitu: (1) Moment Resisting Frame (MRF), (2) Concentrically Braced Frame (CBF), dan (3) Eccentrically Braced Frame (EBF). Analisis struktur baja tahan gempa memerlukan pemodelan struktur, dan SolidWorks merupakan salah satu perangkat lunak berbasis metode elemen hingga yang dapat digunakan untuk pemodelan struktur. Pada tugas akhir ini dilakukan perbandingan dua sistem struktur baja, yaitu Moment Resisting Frame (MRF) dan Diagonal Eccentrically Braced Frame (D-EBF) menggunakan SolidWorks 2012. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa D-EBF memiliki beban ultimit sebesar 1506,135 kN dan MRF memiliki beban ultimit sebesar 782,102 kN. Distribusi tegangan maksimum D-EBF terjadi pada link, sedangkan distribusi tegangan maksimum MRF terjadi pada kolom bawah dan sambungan balok kolom. D-EBF memiliki kekakuan sebesar 26,483 kN/mm dan MRF memiliki kekakuan sebesar 3,528 kN/mm. D-EBF memiliki daktilitas sebesar 2,822, dan MRF memiliki daktilitas sebesar 6,004. Kata Kunci: Kekakuan, Daktilitas, SolidWorks, MRF, D-EBF
ABSTRACT Indonesia is located in the area with a high level of earthquake activity, so
it’s necessary to built the structures by considering seismic parameters. Steel construction is one alternative that can be used as earthquake resistant structures.
2
Generally there are are three types of steel structural systems, ie: (1) Moment Resisting Frame (MRF), (2) Concentrically Braced Frame (CBF), and (3) Eccentrically Braced Frame (EBF). Analysis of earthquake-resistant steel structure requires modeling of structure, and SolidWorks is one of a software based on finite element method that can be used for modeling the structure. Comparison of the two systems of steel structure, which is Moment Resisting Frame (MRF) and Diagonal Eccentrically Braced Frame (D-EBF) using SolidWorks is performed in this final project. From the analysis, it was found that the D-EBF has ultimit loads of 1506.135 kN and MRF has ultimit load of 782.102 kN. Maximum stress distribution of D-EBF occurs in link, while the distribution of the maximum stress occurs in the column under the MRF and beam-column connections. D-EBF has a stiffness of 26.483 kN/mm and MRF has a stiffness of 3.528 kN/mm. But D-EBF has a ductility of 2.822, and MRF has ductility of 6.004.
Keyword: Stiffness, Ductility, SolidWorks, MRF, D-EBF
PENDAHULUAN
Indonesia terletak di antara tiga lempeng tektonik yang aktif di dunia,
sehingga Indonesia memiliki tingkat aktivitas gempa bumi tinggi (BMKG, 2010).
Oleh karena itu, diperlukan struktur yang dibangun dengan memperhitungkan
parameter kegempaan. Bangunan tahan gempa yaitu bahwa akibat gempa yang
kuat, struktur dapat mengalami kerusakan struktural yang berat, tetapi bangunan
dirancang untuk tidak runtuh (SNI 03-1726-2003, 2003). Konstruksi baja
merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai struktur tahan
gempa, karena memiliki banyak keunggulan yang dapat dimanfaatkan pada
konstruksi bangunan (Wancik, 2009). Wariyatno (2006) menyatakan, secara garis
besar ada tiga tipe sistem struktur baja, yaitu: (1) Moment Resisting Frame
(MRF), (2) Concentrically Braced Frame (CBF), dan (3) Eccentrycally Braced
Frame (EBF). Analisis struktur baja tahan gempa memerlukan pemodelan
struktur. Pemodelan struktur biasanya dilakukan dengan pertimbangan ekonomi
yaitu untuk menghemat waktu dan biaya, serta menghindari resiko kerusakan
sistem nyata (Manatoma dan Soetopo, 2008). SolidWorks merupakan salah satu
perangkat lunak berbasis metode elemen hingga yang dapat digunakan untuk
3
pemodelan struktur. Metode elemen hingga banyak digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah analisis engineering yang komplek (Chairiah, 2011).
Atas dasar hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
distribusi tegangan, kekakuan dan daktilitas sistem struktur MRF dan D-EBF
terhadap beban lateral menggunakan SolidWorks 2012. Diharapkan penelitian ini
dapat menjadi bahan pertimbangan perencana struktur baja dalam pemilihan tipe
sistem struktur baja, serta dapat digunakan berkelanjutan sebagai bahan penelitian
terkait struktur rangka.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Studi kepustakaan dilakukan untuk menghimpun informasi yang relevan
dengan topik atau masalah yang sedang diteliti dalam penelitian ini.
2. Pemodelan Struktur
Model yang dibuat terdiri dari dua jenis, yaitu sistem struktur Moment
Resisting Frame (MRF) dan Diagonal Eccentrically Braced Frame (D-EBF).
Struktur portal dibuat dengan panjang bentang 6 m dan tinggi 5 m yang dihitung
dari as ke as. Pemodelan mengggunakan profil WF yang didapatkan dari
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nanang Gunawan Wariyatno (2006).
Kolom menggunakan profil WF 400.300.10.16, balok menggunakan profil WF
300.300.10.15, dan bresing menggunakan profil WF 300.300.10.15.
Struktur D-EBF di desain untuk mengalami mekanisme keruntuhan geser.
Jenis keruntuhan pada suatu struktur D-EBF sangat dipengaruhi oleh panjang link,
momen plastis penampang dan geser plastis penampang. Panjang link yang
digunakan dalam desain struktur D-EBF adalah 740 mm. Model Struktur MRF
dan D-EBF dalam tampilan SolidWorks 2012 dapat dilihat pada Gambar 1 dan
Gambar 2.
4
Gambar 1. Pemodelan Sistem
Struktur MRF Gambar 2. Pemodelan Sistem
Struktur D-EBF
3. Analisis Model
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan analisis ini adalah
sebagai berikut.
a. Menetapkan analisis yang akan digunakan. Analisis yang digunakan adalah
analisis dinamik nonlinier.
b. Membagi elemen ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil (Meshing)
c. Memberikan kondisi batas (boundary condition). Pada ujung kolom bawah
diberi perletakan jepit (Gambar 3).
Gambar 3. Boundary Condition
d. Menetapkan material struktur (Wariyatno 2006).
1) Modulus elastisitas, E = 200000 MPa
2) Poisson ratio, υ = 0.3
3) Tegangan leleh, fy = 375 MPa
4) Tegangan ultimit, fu = 508 MPa
5
e. Input data tegangan regangan material baja ke dalam SolidWorks (Tabel 1)
Tabel 1. Data Tegangan-Regangan Material Baja (Wariyatno, 2006)
Regangan (i) Tegangan (Mpa)
0 00,001875 3750,01254 3750,0297 4340,0561 4840,0895 5080,1092 5080,1348 5010,148 4900,162 469
f. Menetapkan beban yang bekerja (Gambar 4).
Gambar 4. Penetapan Beban
g. Menganalisis model sistem struktur
h. Tampilan hasil analisis yang dipakai berupa nilai stress dan displacement.
Bagan alir dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini.
6
Mulai
Studi Pustaka
Pemodelan Struktur
MRF D-EBF
Analisis Model
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 5. Bagan Alir Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis dilakukan terhadap nodal-nodal yang dianggap dapat mewakili
struktur secara keseluruhan. Nodal yang dianggap dapat mewakili struktur adalah
area-area dengan distribusi tegangan terbesar yang berada pada bagian atas
struktur, yaitu di bagian link (nodal a), kolom atas sebelah kiri (nodal b), dan
kolom atas sebelah kanan (nodal c). Nodal-nodal yang dipilih untuk mewakili
struktur dapat dilihat pada Gambar 6. Untuk menentukkan nilai kekakuan dan
daktilitas struktur, digunakan metode significant yield dengan titik acuan 75%Pu.
(a) Struktur MRF (b) Struktur D-EBF
Gambar 6. Nodal-Nodal yang Dipilih untuk Mewakili Struktur
7
1. Perbandingan Struktur Momen Resisting Frame (MRF) dan Diagonal
Eccentrically Braced Frame (D-EBF)
Pembahasan hasil analisis dilakukan terhadap distribusi tegangan (stress),
kekakuan (stiffness) dan daktilitas (ductility).
a. Distribusi Tegangan (Stress)
Distribusi tegangan pada struktur MRF terjadi pada bagian kolom bawah
dekat perletakkan dan pada bagian sambungan balok kolom. Pada kondisi
leleh, bagian yang mengalami leleh adalah bagian kolom pada daerah
sambungan balok dan kolom. Pada kondisi ultimit, distribusi tegangan pada
daerah sambungan balok dan kolom sudah menyebar pada bagian balok,
kolom, pengaku siku dan juga pengaku kolom. Distribusi tegangan struktur
MRF dapat dilihat pada Gambar 7.
(a) (c) (a) (c)
(b) (d) (b) (d)
Saat Leleh Saat Ultimit Gambar 7. Distribusi Tegangan Struktur MRF
Distribusi tegangan pada struktur D-EBF terjadi pada bagian link. Pada
kondisi leleh, bagian yang mengalami leleh adalah bagian link. Bagian tengah
pelat badan pada link telah mengalami kelelehan, sedangkan pada pelat sayap
masih dalam kondisi elastis. Pada kondisi ultimit, selain terjadi konsentrasi
8
distribusi tegangan di tengah pelat badan pada link, tegangan juga sudah
menyebar pada bagian pelat sayap link. Distribusi tegangan struktur D-EBF
dapat dilihat pada Gambar 8.
(a) (c) (a) (c)
(b) (d) (b) (d)
Saat Leleh Saat Ultimit Gambar 8. Distribusi Tegangan Struktur D-EBF
b. Kekakuan (Stiffness)
Kekakuan struktur harus diambil dari area bagian atas struktur, karena
kekakuan nodal-nodal di bagian bawah struktur akan terpengaruh oleh adanya
perletakan. Sehingga kekakuan struktur ditinjau berdasarkan tiga titik nodal
pada area yang terletak di bagian atas struktur yaitu nodal a, b, dan c.
Kekakuan struktur MRF dan struktur D-EBF dapat dilihat pada Tabel 2.
Untuk mewakili nilai kekakuan struktur MRF dan D-EBF, diambil nodal b
yang terletak pada kolom atas bagian kiri karena memiliki nilai displacement
yang lebih besar dibandingkan dengan nodal a dan c. Dari hasil analisis
didapatkan bahwa struktur D-EBF memiliki nilai kekakuan yang lebih besar
dibandingkan dengan struktur MRF.
9
Tabel 2. Kekakuan Struktur MRF dan Struktur D-EBF
Py Pu Nama No. hy hu
606,9896 a 16026 171,067 1022,716 3,548
606,9811 b 1896 172,053 1033,015 3,528
606,9686 c 7653 171,16 1026,1 3,546
1243,182 a 9460 44,403 132,875 27,998
1252,020 b 608 47,276 133,433 26,483
1245,375 c 13569 44,368 130,423 28,069
1506,135D-EBF
782,102MRF
Kekakuan (Py/δy)
(kN/mm)
NodalStruktur
Beban (KN)Displacement
(mm)
c. Daktilitas (Ductility)
Nilai daktilitas masing-masing struktur dapat dilihat pada Tabel 3. Seperti
nilai kekakuan struktur, besarnya nilai daktilitas struktur harus diambil dari
area bagian atas struktur, karena daktilitas nodal-nodal di bagian bawah
struktur akan terpengaruh oleh adanya perletakan. Sehingga daktilitas struktur
ditinjau berdasarkan tiga titik nodal pada area yang terletak di bagian atas
struktur yaitu nodal a, b, dan c.
Untuk mewakili nilai daktilitas struktur MRF dan D-EBF, diambil nodal b
yang terletak pada kolom atas bagian kiri karena memiliki nilai displacement
yang lebih besar dibandingkan dengan nodal a dan c. Dari hasil analisis
didapatkan bahwa struktur MRF memiliki nilai daktilitas yang lebih besar
dibandingkan dengan struktur D-EBF.
Tabel 3. Kekakuan Struktur MRF dan Struktur D-EBF
Py Pu Nama No. hy hu
606,990 a 16026 171,067 1022,72 5,978
606,981 b 1896 172,053 1033,02 6,004606,969 c 7653 171,160 1026,1 5,9951243,182 a 9460 44,403 132,875 2,9931252,020 b 608 47,276 133,433 2,8221245,375 c 13569 44,368 130,423 2,940
1506,135
782,102
D-EBF
MRF
Daktilitas (μ=δu/δy)
NodalStruktur
Beban (KN)Displacement
(mm)
10
2. Tambahan Pengaku
Berdasarkan hasil analisis terhadap struktur D-EBF, dapat dilihat bahwa
penambahan pengaku dapat berpengaruh terhadap perilaku struktur. Oleh karena
itu diperlukan analisis dengan tambahan pengaku, untuk mengetahui pengaruh
penambahan pengaku pada struktur D-EBF.
Analisis pada struktur D-EBF dengan tambahan pengaku berdasarkan
variasi letak pengaku, dilakukan pada tiga jenis struktur, yaitu model struktur
dengan tambahan pengaku yang diletakkan di bagian kolom bawah (D-EBF 2),
model struktur dengan tambahan pengaku yang diletakkan di bagian bawah kolom
dan di bagian link (D-EBF 3) dan model struktur dengan tambahan pengaku yang
diletakkan di bagian link (D-EBF 4). Struktur D-EBF tanpa pengaku dan ketiga
jenis struktur D-EBF dengan tambahan pengaku berdasarkan variasi letak
pengaku dapat dilihat pada Gambar 9.
(a) D-EBF Tanpa Pengaku Kolom Bawah
dan Pengaku Link (D-EBF 1) (b) D-EBF dengan Pengaku Kolom Bawah
(D-EBF 2)
(c) D-EBF dengan Pengaku Kolom Bawah
dan Pengaku Link (D-EBF 3) (d) D-EBF dengan Pengaku Link (D-EBF 4)
Gambar 9. Struktur D-EBF dengan Tambahan Pengaku BerdasarkanVariasi
Letak Pengaku
Pembahasan hasil analisis dilakukan terhadap tiga hal, yaitu distribusi
tegangan (stress), kekakuan (stiffness) dan daktilitas (ductility).
11
a. Distribusi Tegangan (Stress)
Berdasarkan hasil analisis, tegangan yang terjadi pada ketiga model
struktur D-EBF dengan tambahan pengaku, tidak memiliki perbedaan yang
signifikan dengan struktur D-EBF tanpa pengaku. Distribusi tegangan pada
ketiga struktur terjadi di bagian link. Akan tetapi, dengan adanya pengaku
pada link maka tegangan yang terjadi pada link tidak terlalu besar jika
dibandingkan dengan tanpa pengaku link. Sedangkan distribusi tegangan di
bagian kolom bawah, pengaku berpengaruh hanya dalam hal membagi luasan
tegangan leleh tanpa mengurangi tegangan yang terjadi.
b. Kekakuan (Stiffness)
Hasil analisis kekakuan untuk struktur D-EBF tanpa pengaku dan ketiga
jenis struktur D-EBF dengan tambahan pengaku berdasarkan variasi letak
pengaku disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan pembahasan pada perbandingan
struktur MRF dan D-EBF yang telah diuraikan di atas, nodal yang mewakili
struktur D-EBF adalah nodal b yang terletak pada bagian kolom atas sebelah
kiri. Sehingga untuk membandingkan ketiga model struktur D-EBF dengan
tambahan pengaku berdasarkan variasi letak pengakunya, akan mengacu pada
nodal b.
Tabel 4. Kekakuan Struktur D-EBF dengan Tambahan Pengaku
Py Pu x y z
(kN) (kN) No. (mm) (mm) (mm) (mm)
D-EBF 1 1252,020 1506,135 608 0 5000 5 47,276 26,483
D-EBF 2 1257,999 1512,249 703 0 5000 5 46,847 26,854
D-EBF 3 1375,154 1655,485 703 0 5000 5 46,489 29,580
D-EBF 4 1349,950 1624,453 979 0 5000 5 46,204 29,217
Tipe Struktur
Kekakuan (kN/mm)
KoordinatBebanhyNodal
Pada Tabel 4 terlihat nilai kekakuan terbesar adalah pada struktur D-EBF 3
dengan tambahan pengaku pada dua tempat, yaitu pada bagian kolom bawah
dan bagian link dengan nilai kekakuan sebesar 29,580. Akan tetapi nilai
kekakuan ketiga struktur D-EBF dengan tambahan pengaku tidak memiliki
kenaikan nilai kekakuan yang signifikan, sehingga tujuan meningkatkan
12
kekakuan struktur, penambahan pengaku pada struktur D-EBF tidak terlalu
berpengaruh.
c. Daktilitas (Ductility)
Hasil analisis daktilitas untuk struktur D-EBF tanpa pengaku dan ketiga
jenis struktur D-EBF dengan tambahan pengaku berdasarkan variasi letak
pengaku disajikan pada Tabel 5. Seperti pada pembahasan pada bagian
kekakuan di atas, untuk membandingkan ketiga model struktur D-EBF
dengan tambahan pengaku akan mengacu pada nodal b.
Tabel 5. Kekakuan Struktur D-EBF dengan Tambahan Pengaku
Py Pu x y z hy hu
(N) (N) No. (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)D-EBF 1 1252,020 1506,135 608 0 5000 5 47,276 133,433 2,822D-EBF 2 1257,999 1512,249 703 0 5000 5 46,847 126,703 2,705D-EBF 3 1375,154 1655,485 703 0 5000 5 46,489 136,105 2,928D-EBF 4 1349,950 1624,453 979 0 5000 5 46,204 130,964 2,834
Daktilitas (hu/hy)
Koordinat DisplacementTipe
Struktur
BebanNodal
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai daktilitas pada ketiga struktur
D-EBF dengan tambahan pengaku berdasarkan variasi letak pengaku, tidak
terlalu jauh berbeda dengan nilai daktilitas struktur D-EBF tanpa pengaku,
sehingga dapat dikatakan bahwa penambahan pengaku tidak terlalu
berpengaruh dalam menaikkan nilai daktilitas suatu struktur.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
a. Struktur D-EBF memiliki beban ultimit yang lebih besar dibandingkan
dengan struktur MRF dengan profil yang sama. Struktur MRF dapat
menerima beban ultimit sebesar 782102 N dan struktur D-EBF dapat
menerima beban ultimit sebesar 1506135 N.
b. Distribusi tegangan maksimum pada struktur MRF terjadi pada daerah kolom
bawah dekat dengan tumpuan dan pada daerah sambungan balok kolom,
13
sedangkan distribusi tegangan maksimum pada struktur D-EBF terjadi pada
elemen link dan kolom bagian bawah.
c. Displacement struktur MRF lebih besar daripada struktur D-EBF untuk nodal
acuan yang sama pada struktur.
d. Struktur D-EBF memiliki nilai kekakuan lebih besar dibandingkan dengan
struktur MRF, yaitu sebesar 58.209 kN/mm untuk struktur D-EBF, dan
sebesar 7,750 kN/mm untuk struktur MRF. Tetapi struktur D-EBF memiliki
nilai daktilitas yang lebih kecil dibandingkan dengan struktur MRF, yaitu
sebesar 9,644 untuk struktur D-EBF, dan sebesar 20,286 untuk struktur MRF.
e. Penambahan pengaku link pada struktur D-EBF lebih efektif dalam
mengurangi konsentrasi tegangan maksimum pada elemen link.
f. Struktur D-EBF dengan tambahan kombinasi pengaku link dan pengaku
kolom bawah (D-EBF 3), lebih efektif memberikan peningkatan beban
ultimit, nilai kekakuan dan nilai daktilitas struktur serta distribusi
tegangannya. Akan tetapi, beban ultimit, nilai kekakuan, dan nilai daktilitas
yang terjadi tidak meningkat dengan signifikan, jika dibandingkan dengan
struktur D-EBF tanpa pengaku (D-EBF 1).
g. Penambahan pengaku berdasarkan variasi letak pengaku, tidak terlalu
berpengaruh dalam meningkatkan beban ultimit, nilai kekakuan dan nilai
daktilitas pada struktur D-EBF.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Penelitian menggunakan piranti lunak sebaiknya menggunakan komputer atau
laptop dengan spesifikasi yang sesuai atau bahkan lebih tinggi. Hal ini untuk
mengurangi tingkat kesalahan yang terjadi dalam hasil analisis.
b. Penggunaan metode elemen hingga untuk menyelesaikan permasalahan pada
bidang rekayasa teknik lebih efektif dan cepat sehingga perlu adanya
penelitian yang berkelanjutan tentang penggunaan program komputer
berbasis metode elemen hingga.
14
c. Pada penelitian ini beban yang diberikan terhadap struktur berupa beban
lateral yang bekerja secara monotonik. Untuk menentukan tingkat dissipasi
energi masing-masing struktur maka diperlukan penelitian selanjutnya
tentang pemberian beban secara siklik.
d. Struktur EBF memiliki berbagai variasi tipe struktur selain D-EBF, sehingga
untuk mengetahui perilaku struktur EBF dengan tipe yang lain, diperlukan
penelitian yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Steel Construction. 2010. Seismic Provisions for Structural
Steel Buildings. AISC : Inc.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 2009. Gempa Bumi.
(Online), http://bmkg.go.id/ BMKG_Pusat/Geofisika/Gempabumi.bmkg,
diakses pada 15 Mei 2012.
Chairiah. 2011. Perilaku Sambungan Balok Kolom pada Struktur Baja
Menggunakan Metode Elemen Hingga. Skripsi. Purwokerto: Universitas
Jenderal Soedirman.
Departemen Pekerjaan Umum. 2003. SNI 03-1726-2002: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan LPMB,
Mananoma, Tiny, dan Soetopo, Widandi. 2008. Pemodelan sebagai Sarana dalam
Mencapai Solusi Optimal. Jurnal Teknik Sipil Volume 8 No. 3, Juni
2008:184-192.
Wancik, Ahmad. 2009. Kelebihan dan Kekurangan Material (Bahan Bangunan). (Online), http://wancik.wordpress.com/2009/03/28/kelebihan-dan-kekurang an-material-bahan-bangunan/, diakses pada 17 Mei 2012.
Wariyatno, N. G. 2006. Perilaku Struktur Baja Beban Siklik dengan Link Pelat
Baja Pendisipasi Energi. Thesis. Bandung: Institut Teknologi Bandung.