persepsi kesejahteraan dan willingness wajib pajak di 6
DESCRIPTION
PresentasiTRANSCRIPT
Persepsi Kesejahteraan dan Willingness Membayar Pajak Pada Wajib Pajak Pribadi Yang Merupakan Nasabah Premium di Bank BUMN (Mandiri-BNI) pada 6 Kota Besar Indonesia* MEDAN, JAKARTA, BANDUNG, SURABAYA, BALI & MAKASSAR
Indonesia saat ini
• Sumber daya alam yang melimpah;
• APBN yang besar• Pertumbuhan ekonomi rerata
diatas 5% dalam 1 dekade• Pembangunan infrastruktur yang
masif• Pendapatan perkapita yang
meningkat • Tingkat pendidikan yang
meningkat• Status kesehatan yang
meningkat• Angka pengangguran dan Angka
putus sekolah yang turun
Terdapat ketimpangan
• Sumber daya alam yang melimpah; dinikmati oleh MNC, konglomerat, segelintir Naga & Ali Baba,
• APBN yang besar; ¼ habis untuk membayar hutang & bocor oleh korupsi yang sistematis
• Pertumbuhan ekonomi rerata diatas 5% dalam 1 dekade; hanya menjadi angka indikator hampir 1/3 dari penduduk masuk dalam kategori miskin
Ketimpangan pada si Kaya-si Miskin• Pembangunan infrastruktur yang masif:
hanya terkonsentrasi dikota-dijawa
• Pendapatan perkapita yang meningkat; tidak pada quintile terendah
• Tingkat pendidikan yang meningkat; menghasilkan angkatan kerja barupengangguran
• Status kesehatan yang meningkat; cenderung pada tindakan kuratif, tidak terdapat blue print preventive
Apa yang sebenarnya terjadi?
Negara pemerintah gagal dalam mengelola sumber daya alam yang melimpah
Negara pemerintah cenderung berpihak pada si kaya, pemodal, pembiaran pengemblang pajak
Negara pemerintah luput memperhatikan seluruh kelas masyarakat
Orang kaya tidak taat pajak; tidak membayar pajak, melarikan uangnya keluar dari Indonesia Persepsi Kesejahteraan negatif
Willingness yang rendah