persepsi siswa terhadap usaha guru dalam … · muara bungo yang telah memberikan ijin untuk...
TRANSCRIPT
i
PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo, Tahun
Ajaran 2015/2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Veronika Maryati
NIM : 121114043
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAMMENINGKATKAN MOTIVASI BNLAJAR SISWA
(Shdi Deskriptif pada Siswa Kelas YII SMP Xaverius Muara Bungo, TahunAjaran zWSnArc)
Nama Lengkap
Ketua l
Sekretaris : Juster
Anggota I : Dr. Gendon Barus-ffiAnggota tr : Juster Donal Sinaga, M.Pd
Yogyakarta, 29 Juli 2016
111
#ffiW,tffi*&ffi-w#-*kffi-dW
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tuhanlah Gembalaku Tak akan kekurangan aku (mz 23)
Karya sederhana ini aku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus karena cinta kasih dan berkatNYA peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir
Kongregasi Suster-suster Santa Yohana Delanoue
Keluarga besar Bimbingan dan Konseling
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN HASIL KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta 29 Juli 2016
Penulis
Veronika Maryati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Veronika Maryati
NIM : 121114043
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo, Tahun
Ajaran 2015/2016)
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 Juli 2016
Yang menyatakan
Veonika Maryati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo, Tahun
Ajaran 2015/2016)
Veronika Maryati
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi siswa terhadap
usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII Sekolah
Menengah Pertama Xaverius Muara Bungo. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP
Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 50 orang.
Teknik pengumpulan data menggunakan Kuesioner Persepsi Usaha Guru dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa yang berjumlah 46 item dengan nilai
reliabilitas 0,947. Kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek usaha guru
memotivasi siswa yaitu aspek menggairahkan anak didik, aspek memberikan
harapan realistis, aspek memberikan reward dan aspek mengarahkan perilaku
siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dengan
distribusi normal yang terdiri dari lima kategori yaitu sangat positif, positif, cukup
positif, kurang positif dan sangat tidak positif.Hasil penelitian menunjukkan (1)
sebanyak 46 subyek (92%) memiliki persepsi sangat positif, dan 4 subyek (8%)
memiliki persepsi positif terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa. Tidak ada (0%) pada kategori cukup positif, kurang positif dan
kategori sangat kurang positif. (2) pada butir item yang intensitasnya tinggi dalam
menggambarkan tingkat persepsi siswa yaitu 14 item, cukup tinggi 8 item, dan 24
item masuk dalam kategori sangat tinggi.
Kata kunci : Persepsi, Usaha Guru, Motivasi Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAC
STUDENTS’ PERCEPTION ON TEACHERS’ ATTEMPTS TO ENHANCE
STUDENTS’ MOTIVATION TO
(A Descriptive Study of the ninth grade students in Xaverius Muara Bungo
Junior High School, Academic 2015/2016)
Veronika Maryati
Sanata Dharma University
2016
This research aims at finding out the level of the ninth grade students’ perceptions
on the teachers’ attempts to enhance their motivation to learn in Xaverius Muara
Bungo Junior High School. A quantitative descriptive analysis was employed,
where 50 ninth grade students in Xaverius Muara Bungo Junior High School,
Academic 2015/2016, were involved as the research subjects. The data gathering
was conducted by distributing 46-item questionnaires entitled “A Questionnaire of
the Teachers’ Attempts to Enhance Students’ Motivation to Learn”, with 0.947
the value of reliability. The questionnaire was designed basedon several aspects of
the teachers’ attempts to motivate their students, namely in stimulating the
students, in providing realistic expectations, in offering rewards, and in directing
students’ behavior. A percentage calculation by normal distribution consisting of
five categories, i.e. “Strongly Agree”, “Agree”, “Fair”, “Disagree, and “Strongly
Disagree” was applied as a data analysis technique. The research indicated that
first, 46 subjects (92%) “Strongly Agreed”, as well as four subjects (8%)
“Agreed” with the teachers’ attempts to enhance the students’ motivation to learn.
None of them chose “Fair”, “Disagree”, and “Strongly Disagree”. Second, 14
items in the questionnaire obtained high intensity in describing the level of the
students’ perceptions, 8 items were high enough, and 24 items were categorized as
very high.
Keywords: perception, teachers’ attempts, learning motivation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha baik karena berkat kasihNYA
yang melimpah melalui pembimbing yang membantu peneliti menyelesaikan
skripsi yang berjudul persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran
2015/2016
Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Bimbingan dan Konseling.
Dalam proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik, dan
saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi bimbingan
dan Konseling dan Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu dengan kesabaran memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi,
dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan banyak tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
5. St. Priyatmoko yang selalu memberikan bantuan dalam administrasi
selama proses perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Romo Gading Sianipar Pr, selaku Koordinator Yayasan SMP Xaverius
Muara Bungo yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Kepala SMP Xaverius yang memberikan kesempatan melakukan
penelitian dan membantu kelancaran proses penelitian.
8. Bapak/Ibu Guru yang juga membantu kelancaran proses penelitian ini.
9. Kongregasi Suster-Suster SJD yang telah memberikan kesempatan, segala
kebutuhan, dukungan selama studi di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
10. Para Suster yang telah mendukung dengan segala macam caranya masing-
masing.
11. Orang tua yang selalu memberikan doa dan semangat dalam menjalankan
studi ini.
12. Seluruh teman-teman di Program Bimbingan dan Konseling angkatan
2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat
menjadi inspirasi.
Penulis
Veronika Maryati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRAC ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………… 5
C. Pembatasan Masalah………………………………………………….. 5
D. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 5
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………… 6
F. Manfaat Penelitian…………………………………………………… .. 6
G. Devinisi Operasional ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Persepsi ...................................................................................... 9
1. Pengertian Persepsi ............................................................................. 9
2. Proses Terjadinya Persepsi ................................................................. 10
3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................................................. 12
B. Hakikat Guru ........................................................................................... 14
1. Pengertian Guru ................................................................................ 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Peran dan Tugas Guru ....................................................................... 15
3. Usaha Guru Membangkitkan Motivasi Belajar ................................ 17
C. Hakikat Motivasi Belajar ........................................................................ 21
1. Pengertian Motivasi Belajar .............................................................. 21
2. Aspek-Aspek Motivasi Belajar ......................................................... 24
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar ......................................................... 25
D. Hakikat Remaja ....................................................................................... 26
Pengertian Remaja ........................................................................................ 26
Karakteristik Umum Perkembangan Remaja ................................................ 26
Tugas-Tugas Perkembangan Remaja ............................................................ 27
E. Kajian Teori yang Relevan...................................................................... 28
F. Kerangka Pikir ........................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian……………………………………………………. ....... 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………………. 32
C. Subyek Penelitian……………………………………. ........................... 33
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….. ........ 33
E. Instrumen Penelitian………………………………………………........ 33
F. Validitas dan Reliabilitas…………………………………………… .... 36
G. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………………. .. 41
H. Teknik analisis Data ................................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 46
B. Pembahasan ............................................................................................ 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 54
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 55
C. Saran ....................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… ..... 56
LAMPIRAN ........................................................................................................ 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Skala Likert Favorable danUnfavorable ............................................... 34
Tabel 2. Kisi-Kisi Skala Persepsi Siswa……...………………………………….35
Tabel 3. Hasil uji Validitas Instrumen Penelitian ............................................... 38
Tabel 4 Kualifikasi Reliabilitas .......................................................................... 40
Tabel 5 Hasil Reliabilitas Kuesioner.................................................................. 40
Tabel 6 Norma Penggolongan Kategori ............................................................. 43
Tabel 7 Kategori Skor Persepsi Siswa ............................................................... 44
Tabel 8 Kategori Skor Item Penelitian………………………………………….45
Tabel 9 Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar ................................................................................................... 46
Tabel 10 Kategori Butir Item Instrumen Penelitian ........................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar ............................................................................ 47
Gambar 4.2 Grafik Kategori Item Aspek Aspek Persepsi Siswa terhadap Usaha
Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ................................. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Kisi-Kisi Skala Persepsi Siswa Terhadap Usaha Guru .................... 59
Lampiran 2 Kuesioner ………………………………………………………60-64
Lampiran 3 Validitas………………………………………………………...65-68
Lampiran 4 Hasil Analisis Reliabilitas ............................................................... 69
Lampiran 5 Surat Penelitian ................................................................................ 70
Lampiran 6 Tabulasi Data Penelitian .................................................................. 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
definisi operasional variabel.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di segala bidang sangat dibutuhkan karena pendidikan
merupakan poros dari segala bidang kehidupan. Peran pendidikan sangat
penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan
demokratis sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.20/2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Peranan guru
dalam meningkatkan mutu pendidikan memang besar, hal tersebut dapat
dipahami dari hakikat guru sebagai pendidik.
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar,
untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh
kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi professional dari seorang
guru sangat menentukan mutu pendidikan.
Merosotnya mutu pendidikan di tanah air disebabkan oleh banyak
hal: salah satunya adalah di dunia pendidikan nasional ada banyak guru yang
tidak professional sehingga guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
kurang memberikan motivasi kepada siswa. Maka kecenderungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat aktif
dalam proses pembelajaran.
Motivasi belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya
peningkatan prestasi belajar, maka untuk meningkatkan prestasi belajar
dibutuhkan motivasi yang lebih besar dalam pelaksanaan proses pendidikan.
Dalam hal ini perlu menempatkan motivasi belajar pada posisi yang paling
penting dalam proses pembelajaran. Akan tetapi realita di lapangan
menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang memiliki kemauan belajar
yang tinggi dikarenakan guru juga kurang memberikan motivasi.
Motivasi belajar dapat berasal dari diri pribadi siswa itu sendiri atau
berasal dari luar diri pribadi siswa. Perasaan suka terhadap satu mata
pelajaran merupakan contoh motivasi yang berasal dari dalam diri siswa.
Menurut Muhibbin Syah (2002: 137) yang termasuk motivasi yang berasal
dari dalam diri siswa adalah menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap
materi pelajaran tersebut. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri
pribadi siswa dapat ditimbulkan dari faktor guru, lingkungan dan orang tua.
Dalam proses pembelajaran tentu tidak terlepas dari adanya interaksi
antara siswa dan guru, di dalamnya terjadi juga proses penyampaian pesan
dari sumber pesan ke penerima pesan. Dalam hal ini sumber pesan adalah
pendidik dan penerima pesan adalah peserta didik. Pesan yang
dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada di dalam kurikulum.
Namun ada kalanya pesan yang disampaikan oleh pendidik tidak sepenuhnya
ditangkap oleh penerima pesan atau peserta didik, sehingga proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
komunikasi mengalami kegagalan. Ada beberapa faktor yang menjadi
penghambat atau penghalang proses komunikasi, salah satunya adalah
hambatan psikologis yang berhubungan dengan persepsi seseorang. Siswa
yang senang terhadap mata pelajaran, topik serta gurunya tentu lain hasil
belajarnya dibandingkan dengan yang benci atau tidak menyukai semua itu.
Maka jelaslah bahwa peranan guru sebagai tenaga pengajar memberikan
kontribusi besar dalam proses belajar mengajar.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai
motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut
kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Di lapangan masih banyak
kita temukan guru-guru yang kurang mampu berusaha dalam memberikan
motivasi kepada siswa seperti: dalam pembelajaran guru tidak menggunakan
media, pembelajaran yang kurang menarik/monoton, siswa kurang dilibatkan
sehingga siswa merasa bosan dan tidak termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran.
Guru diharapkan memiliki kompetensi dalam bidangnya sehingga
mampu mempersiapkan para generasi muda sebagai pemimpin-pemimpin
bangsa yang kompeten dalam menerapkan ilmunya di masyarakat. Guru yang
memiliki kesadaran bahwa tugas sebagai guru merupakan salah satu
tanggung jawab untuk ambil bagian dalam mencerdaskan bangsa dengan
mendidik para generasi muda sebaik-baiknya akan tumbuh semangat untuk
merancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pembelajaran yang menarik dan cara menyampaikan pelajaran itu dapat
memotivasi siswa untuk belajar. Dengan adanya motivasi, maka siswa akan
lebih antusias dalam belajar.
Realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang
memiliki kemauan belajar yang tinggi. Asumsi peneliti kurangnya motivasi
belajar siswa ini disebabkan monotonnya suasana dalam pembelajaran, guru
kurang kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran, ada juga guru yang
hanya memberikan catatan saja tanpa menjelaskan isi dari pelajaran tersebut
sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti materi yang disampaikan
oleh guru.
Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang
baik pula (Sardiman 1990: 77). Dalam kaitannya dengan pembelajaran, guru
memegang peranan yang amat penting untuk menciptakan kondisi atau
proses yang mengarahkan siswa pada aktivitas belajar yang bermakna.
Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk menumbuhkan dan memberi
motivasi agar siswa terdorong untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik
menjadi dorongan peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “
Tingkat Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa (Studi Deskriptif pada Siswa kelas VII SMP Xaverius Muara
Bungo, Tahun Ajaran 2015/2016)”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti
mengidentifikasi beberapa masalah antara lain:
1. Guru kurang kreatif dalam merancang pembelajaran sehingga tidak
memotivasi siswa untuk belajar.
2. Proses pembelajaran masih berpusat pada Guru/monoton.
3. Siswa kurang antusias/bosan dalam mengikuti proses pembelajaran
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah
sesuai judul. Adapun permasalahan yang akan dibahas secara lebih
mendalam adalah: persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran
2015/2016.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut maka perumusan masalah
sebagai berikut:
1. Seberapa positif tingkat persepsi siswa terhadap usaha guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara
Bungo tahun ajaran 2015/2016?”
2. Butir instrument mana saja yang memperoleh skor rendah sebagai dasar
pemberian layanan konsultasi dari guru BK kepada guru mata pelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan tingkat persepsi siswa terhadap usaha guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara
Bungo tahun ajaran 2015/2016.
2. Mengidentifikasi butir instrumen yang memperoleh skor rendah sebagai
dasar pemberian layanan konsultasi dari guru BK kepada guru mata
pelajaran.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan untuk menambah wawasan,
di bidang bimbingan dan konseling khususnya dalam memberikan
motivasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini kiranya menjadikan bahan refleksi dalam
memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar. Sehingga tujuan
pengajaran yang diharapkan dapat tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b. Bagi siswa
Dengan melihat usaha yang dilakukan guru, siswa dapat termotivasi
untuk belajar secara tekun sehingga memperoleh hasil yang baik.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
d. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini menjadi masukan yang sangat berharga untuk
memahami dan mengembangkan kompetensi sebagai calon guru
G. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Persepsi merupakan pandangan atau penilaian yang dilakukan seseorang
terhadap suatu obyek. Penilaian pribadi seseorang untuk sebuah obyek
yang sama bisa berbeda tergantung dari kecakapan dan kepribadian
masing-masing.
2. Usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar merupakan suatu cara
yang ditempuh guru untuk menggerakkan atau memacu para siswanya
agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan belajarnya.
Terlebih bagi siswa yang kurang mempunyai motivasi untuk belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Siswa akan giat belajar jika ia mempunyai motivasi untuk belajar. Belajar
tanpa adanya motivasi kiranya akan sulit untuk berhasil, Sebab seseorang
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu
yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Dalam kegiatan
belajar, motivasi sangat diperlukan, terlebih bagi siswa yang kurang
memiliki motivasi dari dalam dirinya. Disini tugas guru adalah
membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan hakikat persepsi, hakikat guru, hakikat motivasi
belajar, hakikat siswa, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka pikir.
A. Hakikat Persepsi
1. Pengertian persepsi
Persepsi merupakan cerminan pribadi seseorang dalam
interaksinya dengan lingkungan. Ada beberapa pengertian tentang
persepsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:358) persepsi
adalah sebagai tanggapan proses seseorang megetahui beberapa hal
melalui panca indera. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya
pesan atau informasi kedalam otak manusia.
Persepsi merupakan suatu proses yang digunakan individu untuk
mengelola dan menafsirkan pesan indera dari lingkungan dalam rangka
memberikan makna kepada lingkungan dengan cara mengorganisir dan
menginterpretasi sehingga akan mempengaruhi perilaku individu (Robbins
2003). Pengertian tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Walgito
(2003: 45) bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
penginderaan. Proses yang dimaksud yaitu proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui panca indera dan diteruskan oleh syaraf ke otak
sebagai pusat susunan syaraf. Stimulus yang diterima oleh individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tersebut kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan sehingga individu
menyadari apa yang diinderanya itu.
Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan
dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu
indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, penciuman (Slameto, 2003 :
102). Hal senada diungkapkan oleh Winkel (1983 :30) bahwa “persepsi
adalah kecenderungan dalam diri subjek untuk menerima atau menolak
suatu subjek itu sebagai subjek berharga“. Manusia secara umum
menerima informasi dari lingkungan lewat proses yang sama, oleh karena
itu dalam memahami persepsi harus ada proses dimana ada informasi yang
diperoleh lewat memori organisme yang hidup.
Siswa yang merupakan subjek dalam proses belajar mengajar
ketika pada saat siswa mendapatkan pengajaran yang diberikan oleh
seorang guru, maka siswa akan mengolah sesuatu yang dilihat dan
dirasakannya, lalu disampaikan ke otak sehingga mereka mempunyai
pendapat tentang sesuatu yang dilihatnya itu. Apabila yang dilihatnya
menurut mereka tidak bagus maka menimbulkan persepsi yang tidak
bagus pula, begitupun sebaliknya apabila yang dilihatnya menurut mereka
bagus maka akan menimbulkan persepsi yang bagus pula.
2. Proses Terjadinya Persepsi
Menurut Walgito (2007:71), terjadinya persepsi pada individu
tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses. Proses persepsi adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
peristiwa dua arah, yaitu sebagai hasil aksi dan reaksi. Agar terjadi reaksi,
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu:
a. Adanya obyek yang dipersepsi.
b. Adanya indera atau resepsi, yaitu indera untuk menerima stimulus.
c. Untuk menyadari atau mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula
adanya perhatian.
Proses terbentuknya persepsi ada tiga tahap, yaitu tahap fisik,
fisiologis, dan psikologis. Adapun tahap-tahap yang dimaksudkan
adalah sebagai berikut:
a. Proses fisik maksudnya adalah tanggapan tersebut dimulai dengan
obyek yang menimbulkan stimulus dan akhirnya stimulus itu
mengenai alat indera atau reseptor.
b. Proses fisiologis yang dimaksud dengan proses fisiologis yaitu
stimulus yang diterima oleh alat indera kemudian dilanjutkan oleh
syaraf sensorik ke otak.
c. Proses psikologis yang dimaksud dengan proses psikologis adalah
proses yang terjadi dalam otak sehingga seseorang dapat menyadari
apa yang diterima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari
stimulus yang diterimanya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses
persepsi terbentuk karena adanya 2 aspek, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a) Kognitif (Berpikir, pengalaman)
Dalam proses kognitif, kita akan membandingkan situasi tersebut
dengan pengalaman kita sebelumnya atau sesuatu yang pernah kita
baca. Hal ini berarti bahwa persepsi bergantung pada pengalaman dan
memori yang kita miliki.
b) Afektif (Emosional)
Komponen afektif merupakan bagaimana perasaan kita mengenai
suatu situasi. Perasaan yang kita miliki ini akan mempengaruhi
persepsi kita tentang situasi tersebut.
3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Irwanto, dkk (1988) ada empat faktor yang
mempengaruhi persepsi sebagai berikut.
a. Perhatian yang selektif
Perhatian adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental.
Perhatian melibatkan proses seleksi terhadap beberapa obyek yang hadir
pada saat yang bersangkutan, kemudian pada saat yang bersamaan pula
seseorang memilih hanya satu obyek, sementara objek-objek yang lain
diabaikan.
Suatu rangsang mendapat perhatian dari individu, maka rangsang tersebut
akan disadari dan ditanggapi dengan cepat oleh individu tersebut. Rangsang
yang kurang mendapat perhatian akan kurang disadari dan kurang
ditanggapi. Semakin besar perhatian seseorang, semakin besar kesadarannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
akan rangsang itu dan semakin besar pula kemungkinan orang yang
bersangkutan menanggapinya. Semakin kecil perhatian seseorang, semakin
kecil kesadarannya akan rangsang yang bersangkutan dan semakin kecil
pula kemungkinan individu untuk menanggapinya.
b. Sifat-sifat rangsang
Rangsang yang bergerak akan lebih menarik perhatian bagi seseorang
daripada rangsang yang diam. Seseorang akan menaruh perhatian pada
rangsang yang ukurannya lebih besar daripada rangsang yang ukurannya
kecil. Rangsang yang akan lebih mendapat perhatian seseorang adalah
rangsang yang berlatar belakang kontras daripada yang berlatar belakang
biasa.
c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Persepsi juga ditentukan oleh sejauh mana rangsang itu bernilai bagi
seseorang dengan kebutuhannya. Nilai yang dianut dan kebutuhan yang
berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi. Walaupun rangsang yang
dihadirkan pada dua orang sama, namun persepsi yang terjadi bisa jadi
berbeda karena perbedaan nilai dan kebutuhannya.
d. Pengalaman terdahulu
Perhatian seseorang terhadap rangsang turut ditentukan oleh pengalaman
akan rangsang yang dimiliki sebelumnya. Pengalaman-pengalaman
terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana orang mempersepsikan
dunianya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dari teori-teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi
siswa adalah pandangan atau penilaian siswa atas segala apa yang dilihat
dan dirasakan oleh panca indera terhadap suatu objek tertentu.
B. Hakikat Guru
1. Pengertian Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 377) yang
dimaksud dengan guru adalah orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya, profesinya) mengajar. Pengertian di atas masih sangat
umum, maka perlu melihat definisi-definisi lain agar lebih jelas pengertian
tentang seorang guru.
Suparlan dalam bukunya yang berjudul Menjadi Guru Efektif,
mengungkapkan hal yang berbeda tentang pengertian guru. Menurut
Suparlan (2008: 12), guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya
terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua
aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek
lainnya. Namun suparlan menambahkan juga bahwa secara legal guru
adalah seorang yang memperoleh Surat Keputusan (SK) baik dari
pemerintah maupun pihak swasta untuk mengajar.
Menurut Imran (2010: 23), guru adalah jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru
adalah seseorang yang telah memperoleh Surat Keputusan (SK) baik dari
pihak swasta atau pemerintah untuk menggeluti profesi yang memerlukan
keahlian khusus dalam tugas utamanya untuk mendidik dan mengajar
siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan menengah yang tujuan utamanya untuk mencerdaskan bangsa
dalam semua aspek.
2. Peran dan Tugas Guru
Suatu peran selalu berbeda dengan peran lainnya, tidak mungkin
ada peran yang sama persis. Peran memberikan cap atas pola tingkah laku
pemegangnya. Pandangan tentang peran akan menentukan seberapa jauh
peran menjadi terinternalisasikan. Ada banyak peran dan tugas guru.
Syaiful (2003:43) berpendapat bahwa peran guru adalah sebagai berikut:
1) Korektor artinya guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan
mana nilai yang tidak baik.
2) Inspirator artinya bahwa guru harus dapat memberi ilham yang baik bagi
kemajuan belajar siswa.
3) Informator artinya guru harus dapat memberikan informasi kepada siswa
tentang perkembangan pengetahuan dan teknologi, disamping mata
pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
4) Organisator artinya bahwa guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan
akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik,
dan sebagainya.
5) Motivator artinya bahwa guru hendaknya dapat mendorong siswa agar
selalu bersemangat untuk belajar.
6) Inisiator artinya guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide untuk
kemajuan sekolah terutama dalam proses belajar mengajar.
7) Fasilitator artinya bahwa guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas
yang memungkinkan siswa lebih mudah untuk belajar.
8) Pembimbing artinya guru harus mampu membimbing siswa terutama
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
9) Demonstrator artinya bahwa guru harus mampu membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam pelajaran dengan memberi contoh tentang
pelajaran tersebut sehingga siswa lebih mudah memahami.
10) Pengelola kelas artinya guru hendaknya mampu menciptakan suasana
kelas yang kondusif sehingga menyenangkan bagi siswa untuk belajar.
11) Mediator artinya guru hendaknya memiliki pengetahuan yang luas tentang
media pendidikan.
12) Supervisor artinya bahwa guru hendaknya dapat membantu
perkembangan sekolah, memperbaiki, dan menilai secara kritis tentang
proses pengajaran yang membangun perkembangan pendidikan.
13) Evaluator artinya guru dituntut untuk mampu memberi penilaian secara
obyektif dan jujur sesuai dengan realitas yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Usaha Guru Membangkitkan Motivasi Belajar
Usaha mengandung pengertian kegiatan dengan mengerahkan
tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan
(perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu . Dalam
pembelajaran, seorang guru menggunakan usaha-usaha atau cara-cara
tertentu untuk menyampaikan materi yang akan disampaikan guna
menciptakan situasi kegiatan belajar mengajar yang kondusif dimana
siswa dapat mempersepsi materi dengan baik.
Guru sebagai motivator mempunyai peranan untuk memberikan
motivasi didalam proses pembelajaran. Peran guru sebagai motivator
sangat penting dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan
kegiatan belajar siswa. Guru harus mampu memberikan rangsangan,
dorongan serta reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga
akan terjadi dinamika dalam proses belajar.
Peran dan tugas guru amat sangat penting, terutama peran guru
dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dan hasil belajar
siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Dalam
proses pembelajaran di kelas, ketika ada siswa yang kurang berminat
dalam belajar itulah sebagai pertanda bahwa siswa tersebut tidak
mempunyai motivasi belajar. Kekurangan motivasi intrinsik tersebut
merupakan masalah yang memerlukan bantuan yang tidak dapat ditunda-
tunda. Maka guru perlu memberikan suntikan dalam bentuk motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ekstrinsik, sehingga dengan bantuan itu siswa dapat keluar dari kesulitan
belajar. Menurut De Decce dan Grawford (dalam Djamarah, 2008: 169),
ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara
pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar siswa, yaitu:
a. Guru harus menggairahkan peserta didik, artinya guru harus menghindari
hal-hal yang monoton dan membosankan dalam pembelajaran. Metode
pembelajaran yang digunakan perlu bervariasi misalnya kerja kelompok,
diskusi.
b. Memberikan harapan realistis, artinya guru harus memelihara harapan-
harapan siswa yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang
kurang atau tidak realistis. Harapan yang diberikan tentu saja yang dapat
dijangkau.
c. Memberikan insentif, artinya guru diharapkan memberikan hadiah kepada
siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya) atas
keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih
lanjut guna mencapai tujuan pembelajaran.
d. Mengarahkan perilaku siswa, artinya guru harus memberikan respon
terhadap siswa yang tidak terlibat secara langsung dalam pembelajaran
agar berpartisipasi aktif. Anak didik yang diam, yang membuat keributan,
dan yang berbicara semaunya harus diberi teguran secara arif dan
bijaksana. Cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan
memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mendidik, menegur dengan sikap yang lemah lembut dan dengan
perkataan yang baik dan ramah.
Berkaitan dengan usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa, Djamarah (2008:158) menjelaskan ada beberapa bentuk motivasi
yang dapat dimanfaatkan dalam mengarahkan belajar siswa di kelas,
diantaranya yaitu:
a. Memberi nilai/angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas
belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup
memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau
meningkatkan prestasi belajar di masa mendatang.
b. Memberi hadiah pada siswa yang berprestasi
Memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi, akan memacu semangat
mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum
berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c. Kompetisi/saingan
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya.
1) Pemberian tugas yang dapat melatih siswa bertanggung jawab
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri. Maka seseorang
akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang
baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik
adalah simbol kebanggan dan harga diri.
2) Memberi ulangan sebagai sarana untuk meningkatkan prestasi belajar
Ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak
didik agar lebih giat belajar. Namun demikian, ulangan tidak
selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan akan
menjadi alat motivasi bila dilakukan secara akurat dengan teknik dan
strategi yang sistematis.
3) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih
giat. Apalagi jika anak mengetahui hasil belajarnya mengalami
kemajuan maka anak didik akan mempertahankan atau bahkan
meningkatkan intensitas belajarnya guna memperoleh hasil yang lebih
baik.
4) Memberi pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Guru dapat menggunakan pujian
untuk keberhasilan siswa mengerjakan pekerjaan rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5) Memberi hukuman yang mendidik
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses
belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa
tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia di dalam diri
anak didik. Maka potensi tersebut harus ditumbuhsuburkan dengan
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif. Motivasi ekstrinsik
sangat diperlukan supaya hasrat untuk belajar berubah menjadi
perilaku belajar.
7) Menumbuhkan minat siswa
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Guru perlu
membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang diberikan
mudah dipahami oleh anak didik.
8) Tujuan yang diakui
Tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik merupakan alat
motivasi yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena
dengan memahami tujuan yang harus dicapai akan sangat berguna
bagi anak sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
C. Hakikat Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mental yang berupa
keinginan, perhatian, kemauan, cita-cita. Dalam proses belajar, motivasi
sangat diperlukan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi dalam belajar
tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Banyak ahli yang sudah
mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang
mereka masing-masing.
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti
bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang
melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu
mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep
motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah
perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha,berkelanjutan), dan
penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003).
Pendapat tentang motivasi juga dikemukakan oleh Sardiman (2007
:75), dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjalin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan
arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar itu dapat tercapai. Motivasi merupakan suatu kondisi dalam diri
individu atau peserta didik yang mendorong atau menggerakkan individu
atau peserta didik melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan (Nana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Syaodih Sukmadinata, 2007: 381). Menurut Oemar Hamalik (2005: 158)
motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak
dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Mc. Donald motivation is
an energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reaction (Oemar Hamalik, 2005: 158).
Menurut Santrock, (2007) motivasi adalah proses yang memberi
semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki
motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama
(Santrock,). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004)
menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif,
yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang
bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan
dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan
memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga
bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens
dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari
bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa yang memiliki motivasi
belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang
menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar
melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam
mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan daya penggerak dari dalam dan
didalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan, akan tetapi motivasi manusia tidak selalu timbul
dengan sendirinya. Motivasi dapat ditimbulkan, dikembangkan, dan
diperkuat. Makin kuat motivasi seseorang, makin ketat pula usahanya
untuk mencapai tujuan. Motivasi berkembang sesuai dengan taraf
kesadaran seseorang akan tujuan yang hendak dicapainya.
2. Aspek-Aspek Motivasi Belajar
Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan
oleh Santrock (2007), yaitu:
a. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.
Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk
mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu
sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah
mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang
penguasaan keahlian.
b. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, murid belajar
menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan
itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang
menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan
mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan
dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa.
3. Fungsi Motivasi dalam belajar
Menurut Sardiman (2005 :84), ada tiga fungsi motivasi yaitu:
a. Mendorong untuk berbuat
Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan
Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c. Menyeleksi perbuatan.
Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus di kerjakan dan yang
sesuai guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
D. Hakikat Remaja
1. Pengertian Remaja
Menurut (Hurlock, 1980) istilah adolesence atau remaja berasal
dari bahasa Latin (adolescence) yang berarti “ tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa”. Istilah adolescene mempunyai arti yang lebih luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Menurut Piaget (1980) remaja adalah suatu usia dimana individu
menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak
tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
2. Karakteristik Umum Perkembangan Remaja
Menurut Desmita (2009), anak usia Sekolah Menengah Pertama
(SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Sejumlah
karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP, yaitu:
a. Terjadi ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c. Kecenderungan ambivalensi antara keinginan menyendiri dengan
keinginan bergaul serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan
kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
d. Senang membandingkan kedah-kaedah nilai-nilai etika atau norma dengan
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
e. Mulai mempertanyakan secara skeptic mengenai eksistensi dan sifat
kemurahan dan keadilan Tuan.
f. Reaksi dan ekspresi masih labil.
g. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku dari diri
sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
h. Kecenderungan minat dan pilihan karier relative sudah jelas.
3. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk
mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun
tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah
berusaha:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis.
4. Mencapai kemandirian emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua.
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab
kehidupankeluarga.
E. Kajian Penelitian yang Relevan
Mayang Anggrian (2011) melakukan penelitian berjudul usaha
guru memotivasi siswa kelas VII dalam pembelajaran menggambar bentuk
di SMP Negeri I Blitar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
usaha guru di sekolah tersebut dalam memotivasi belajar siswa pada
pembelajaran menggambar bentuk. Usaha tersebut ditinjau dari rencana dan
metode pembelajaran, media, serta evaluasi yang digunakan oleh guru.
penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriftif kualitatif
dengan sumber data berupa guru seni rupa di SMP 1 Blitar, dengan sampel
pendukung seluruh siswa kelas VII. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa usaha guru dari aspek rencana dan metode pembelajaran
menggunakan perangkat ajar dengan pendekatan CTL dan memanfaatkan
metode karya cipta terarah (mencontoh gelas, guci, vas bunga dan lain lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dengan arahan guru). Sedangkan dari aspek media, guru menggunakan
benda dan contoh gambar di whiteboard sebagai model. Usaha guru dalam
aspek- aspek tersebut telah mampu memacu motivasi belajar sebagian besar
siswa kelas VII di SMP Negeri1Blitar. Sebanyak72% siswa telah tuntas
belajar, sedangkan angket tanggapan siswa menunjukkan respon yang baik
atas usaha-usaha yang telah dilakukan oleh guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa.
Selain itu Wahyu Wijayanti melakukan penelitian dengan judul
usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa SMA Negeri 1
Godean tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui usaha-usaha apa
saja yang dilakukan guru matematika untuk membangkitkan motivasi
belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Godean. (2) mengetahui bentuk
usaha yang paling banyak dilakukan oleh guru matematika untuk
membangkitkan motivasi belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Godean.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi,
pemberian angket kepada siswa, wawancara dan dokumentasi.
Dua jenis penelitian yang relevan dengan skripsi peneliti, analisa
mengenai kedua skripsi penelitian dan hubungannya dengan penelitian ini,
keterkaitannya karena variabel dalam kedua penelitian tersebut termasuk
dalam dua komponen variabel dalam penelitian ini yaitu usaha guru dan
memotivasi siswa. Menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah
satu teknik dalam mengembangkan kemampuan dan kemauan belajar. Guru
sebagai orang yang membelajarkan siswa sangat berkepentingan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
masalah ini. Sehingga sebagai guru atau calon guru sebisa mungkin harus
selalu berupaya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar terlebih bagi
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
F. Kerangka Pikir
Pembelajaran merupakan kegiatan pokok dari keseluruhan proses
pendidikan. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan yang dicapai tergantung
dari berhasil tidaknya proses pembelajaran yang dialami peserta didik.
Akan tetapi hal tersebut tidak terlepas dari faktor pendukungnya yaitu guru,
siswa, strategi pengajaran serta fasilitas penunjangnya. Dari beberapa
faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah
menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor
penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan
keberhasilan pendidikan itu sendiri. Meskipun fasilitas pendidikannya
lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru
yang berkualitas sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa,
maka tidak akan menimbulkan proses pembelajaran yang maksimal.
Dalam usaha membangkitkan motivasi belajar tidak cukup hanya
mengandalkan kesadaran dari siswa itu sendiri, melainkan dari usaha
seorang guru yang memiliki keinginan yang kuat untuk membangkitkan
motivasi belajar. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar
sehingga mencapai hasil yang memuaskan, karena motivasi merupakan
komponen penting dalam pembelajaran yakni sebagai daya penggerak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan terus rajin
belajar, penuh semangat, tidak cepat bosan, dan selalu berusaha berprestasi.
Oleh karena itu menjadi kewajiban para guru untuk melakukan
usaha yang dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dengan berbagai macam
usaha dalam membangkitkan motivasi belajar diharapkan guru dapat
menarik minat siswa agar motivasinya semakin kuat karena hasil
pembelajaran akan memuaskan apabila didasari dengan adanya motivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi
penelitian, antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,subyek
penelitian, teknik dan instrument pengumpulan data, validitas dan reliabilitas,
prosedur penyusunan alat, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Furchan
(2004:39) metode deskriptif adalah suatu metode yang menggambarkan dan
menafsirkan keadaan suatu obyek pada masa sekarang. Tujuan penelitian
deskriptif adalah melukiskan variabel atau kondisi ”apa adanya” dalam satu
situasi (Furchan 2007:450). Penelitian ini bertujuan mengetahui dan
memperoleh data persepsi siswa tentang usaha guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran
2015/2016.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius Muara Bungo yang
terletak di Jl. RM. Taher Kelurahan pasir putih, Kecamatan Rimbo Tengah,
Kabupaten Bungo. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2016 di
SMP Xaverius Muara Bungo Jambi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
C. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah para
siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo, tahun ajaran 2015/2016 yang
berjumlah 50 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan
alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawabnya menurut
Sugiyono (2011). Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup.
E. Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner mengenai persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa. Kuesioner yang disusun oleh peneliti didasarkan pada
usaha guru dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa menurut De
Decce dan Grawford (dalam Djamarah, 2008: 169) yaitu menggairahkan
anak didik, memberikan harapan realistis, memberikan insentif, dan
mengarahkan perilaku anak didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Kuesioner ini menggunakan skala likert, dengan empat kategori
penilaian yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
Tidak Setuju (STS). Pernyataan dari tiap-tiap indikator dapat berupa
pernyataan yang bersifat positif maupun bersifat negatif dengan tingkat
penilaian yang berbeda dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1
Skala Likert favorable dan unfavorabel
No Pernyataan Alternative Jawaban
SS KS TS STS
1 Favorabel 4 3 2 1
2 Unfavorabel 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 2
Kisi Kisi Skala Persepsi Siswa Terhadap Usaha Guru dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
No Aspek-Aspek
Usaha Guru
memotivasi siswa
Indikator No Butir Jml Favorable unfavorable
1 Menggairahkan
anak didik
a. Menggunakan media
atau alat peraga agar
siswa dapat memahami
pelajaran yang diajarkan
dan bersemangat untuk
belajar.
1,2 3,4 4
b. Menciptakan suasana
belajar di kelas yang
nyaman dan menarik
untuk merangsang dan
membangkitkan
motivasi siswa untuk
belajar.
5,6,7 8,9 5
c. Memperjelas tujuan
yang dicapai agar siswa
bersemangat untuk
belajar
10,11 12,13 4
d. Persaingan/kompetisi
14,15 16,17 4
2 Memberikan
harapan realistis
a. Memberi kesempatan
kepada siswa untuk
berhasil dalam belajar
18,19 20,21 4
b. Memperlihatkan
kemajuan belajar yang
dicapai oleh siswa
22,23 24,25 4
3 Memberikan
reward
a. Memberikan pujian
kepada siswa yang
berhasil dalam belajar
26,27,28, 29,30 5
b. Memberi angka/nilai
atas pekerjaan siswa
segera mungkin
31,32 33,34 4
c. Memberikan hadiah atas
keberhasilan siswa
35,36 37,38 4
4 Mengarahkan
perilaku siswa
a. Memberikan hukuman
yang mendidik
39,40,41 42,43,44 6
b. Memberikan penugasan,
bergerak mendekati
45,46,47 48,49,50 6
c. Menegur dengan sikap
lembut, perkataan yang
baik dan ramah
51,52,53 54,55 5
29 26 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas suatu instrument penelitian adalah derajat yang
menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur
(Arikunto,2009: 122). Uji validitas item dilakukan untuk mengetahui apakah
instrumen yang disusun dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang akan
diukur. Semakin tinggi nilai validitas item menunjukkan semakin valid
instrument tersebut digunakan dilapangan. Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi adalah
validitas yang mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen
dengan tujuan dan deskripsi masalah yang akan diteliti (Nurgiyantoro,2009).
Instrument yang valid berarti instrument yang digunakan dapat mengukur
variable yang digunakan.
Pemeriksaan keterpenuhan validitas isi didasarkan pada pertimbangan
yang dilakukan oleh seorang ahli (expert judgement), guna menelaah secara
logis kesesuaian dan ketepatan rumusan setiap butir pernyataan kuesioner
agar setiap item pernyataan yang dibuat tepat dengan aspek tujuan dan isi
indikator atributnya sebagaimana dikonstruk dalam kisi-kisi instrumen,
sehingga dapat dinyatakan baik (Nurgiyantoro,2009). Teknik uji yang
digunakan adalah dengan cara pengukuran validitas item persepsi siswa
terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah SPSS
yang bertujuan agar pengukurannya lebih efektif. Peneliti menggunakan
program SPSS 17 dengan uji pearson Correlation, dengan kriteria suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
instrument dikatakan valid jika harga probabilitas yang terungkap dalam
Sig.(2-tailed) dibawah 0,05(p < 0,05)
Menurut Arikunto (2002), suatu instrumen yang valid mempunyai
tingkat validitas yang tinggi, dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Selanjutnya Arikunto (2002: 160)
menjelaskan bahwa untuk menguji tingkat validitas dari kuesioner dengan
taraf significan (α 5%) digunakan rumus koefisien korelasi product
moment sebagai berikut :
( )( )
√( ( ) ( ( ) )
Keterangan:
= korelasi product moment
X = nilai setiap butir
Y = nilai dari jumlah butir
N = jumlah responden
Koefisien korelasi item diukur menggunakan SPSS versi 17.0 agar
perhitungan jadi lebih cepat dan mudah. Menurut Azwar (2012: 95), item
yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memuaskan.
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dikatakan bahwa item yang valid
adalah item yang memiliki nilai korelasi 0,30. Sementara itu, suatu item
dikatakan tidak valid jika memiliki nilai korelasi 0,30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dari hasil uji validitas yang dilakukan maka didapatkan 46 item
persepsi yang valid dan terdapat 9 item yang tidak valid. Hasil uji validitas
menggunakan SPSS dapat di lihat pada lampiran. Hasil validasi dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 3
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
N
o
Aspek-Aspek
Usaha Guru
memotivasi siswa
Indikator No Butir Item
Valid Gugur
1 Menggairahkan
anak didik
d. Menggunakan media
atau alat peraga agar
siswa dapat memehami
pelajaran yang diajarkan
dan bersemangat untuk
belajar.
1,2, 3,4
e. Menciptakan suasana
belajar dikelas yang
nyaman dan menarik
untuk merangsang dan
membangkitkan
motivasi siswa untuk
belajar.
5,6,7, 8,9 10
f. Memperjelas tujuan
yang dicapai agar siswa
bersemangat untuk
belajar
11, 12,13 14
d. Persaingan/kompetisi
15, 16,17
2 Memberikan
harapan realistis
c. Memberi kesempatan
kepada siswa untuk
berhasil dalam belajar
18,19, 20,21
d. Memperlihatkan
kemajuan belajar yang
dicapai oleh siswa
22,23, 24,25
3 Memberikan
reward
d. Memberikan pujian
kepada siswa yang
berhasil dalam belajar
26,27,28, 29,30
e. Memberi angka/nilai
atas pekerjaan siswa
segera mungkin
31,32, 33,34,
f. Memberikan hadiah atas
keberhasilan siswa
35,36, 37,38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
4 Mengarahkan
perilaku siswa
d. Memberikan hukuman
yang mendidik
44 39,40,41
42,43,
e. Memberikan penugasan,
bergerak mendekati
45,46,47, 48,49,50
f. Menegur dengan sikap
lembut, perkataan yang
baik dan ramah
52,53, 54 51,55
46 9
2. Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur menunjuk pada derajat keajegan alat
tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2004:310).
Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil
dalam satu atau berbagai pengukuran. Reliabilitas dalam penelitian ini diukur
dengan metode belah dua dimana penentuan taraf reliabilitas suatu tes untuk
satu kali pengukuran. Hasil tes dianalisis dengan membelah skor selain itu
instrument menjadi dua bagian, bagian pertama memuat skor item-item
bernomor ganjil dan bagian kedua berasal dari item bernomor genap
(Supratiknya, 1998:40).
Peneliti melakukan uji reliabilitas melalui program SPSS 16 dengan
uji Alpha Cronbach. Untuk mengetahui kualifikasi dari Alpha Cronbach
peneliti melihat koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam satu bilangan
dari negative sampai 1,00. Koefisien menurut Masidjo (1995: 55)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 4
Kualifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat Tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup Tinggi
0,21-0,40 Rendah
Negative-0,20 Sangat Rendah
Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner siswa menggunakan
program computer SPSS, dilakukan dengan menghitung korelasi item ganjil
dan item genap dengan menggunakan teknik product moment dari pearson.
Hasil perhitungan product moment skor ganjil genap kemudian dikoreksi
dengan formula Spearman Brown sebagai berikut: (Masidjo 1995:218)
α =2[1- ]
Keterangan rumus :
S12 dan S2
2 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2
: varians skor skala
Tabel 5
Hasil reliabilitas Kuesioner
Berdasarkan tabel di atas dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
dapat dikatakan bahwa taraf reliabilitas instrument penelitian persepsi siswa
2S
2S + 2S
x
ix
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.947 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII
SMP Xaverius Muara Bungo sebesar 0,947. Maka dapat dikatakan bahwa
instrument memiliki taraf reliabilitas tinggi karena berada diantara koefisien
reliabilitas antara 0,91- 1.00.
G. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
a. Peneliti menghubungi pihak sekolah SMP Xaverius Muara Bungo
untuk meminta ijin mengadakan penelitian.
b. Peneliti menyiapkan kuesioner untuk menggali data-data yang
dibutuhkan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) menjabarkan aspek-aspek usaha guru meningkatkan motivasi
belajar kedalam indikator-indikator.
2) Menyusun butir-butir pernyataan yang sesuai dengan indicator-
indikator usaha guru meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Peneliti mengkonsultasikan instrument kepada dosen pembimbing
skripsi untuk menelaah kualitas instrument dan memeriksa validitas isi
sebelum digunakan untuk penelitian.
d. Meminta surat ijin penelitian pada sekretariat Program Studi BK
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang kemudian ditandatangani
oleh Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
e. Meminta tanda tangan ke wakil Dekan dan cap yang mengesahkan surat
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
f. Menyerahkan surat ijin ke sekolah SMP Xaverius Muara Bungo
g. Meminta penentuan dan kesepakatan mengenai waktu pelaksanaan
penelitian kepada pihak sekolah
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui gambaran persepsi siswa
terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik kategorisasi jenjang ordinal
(dalam Azwar (2010: 107-108)). Ada lima kategorisasi yang digunakan yaitu
kategori sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif, dan sangat tidak
positif.
Langkah-langkah teknik analisis data pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Memberi skor pada tiap-tiap item pada setiap kuesioner yang telah diisi
oleh responden dengan mengacu pada norma skoring dari tiap-tiap
alternative jawaban sebagaimana telah ditetapkan.
2. Mentabulasikan seluruh data kedalam computer dengan bantuan program
Mikrosof Excel kemudian menjumlah total skor dari masing-masing
responden.
3. Mengelompokkan tingkat persepsi siswa tentang usaha guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa kedalam kategori. Kategorisasi
disusun berdasar pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar
(2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 6
Norma Penggolongan Kategorisasi
Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru Meningkatkan motivasi belajar siswa
Norma/Kriteria Skor Kategori
+ 1,5 X Sangat Positif
+ 0,5 X + 1,5 Positif
- 0,5 X + 0,5 Cukup Positif
- 1,5 X - 0,5 Kurang Positif
X - 1,5 Sangat Kurang Positif
Keterangan:
X maksimum teoritik : Rata-rata Skor total tertinggi
X minimum teoritik : Rata-rata Skor total terendah
σ : Standar deviasi,yaitu luas jarak
rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran
µ : Mean teoritik, yaitu rata-rata teoritis
dari skor maxsimum
Kategori tersebut menjadi patokan dalam menentukan tinggi rendahnya persepsi
siswa terhadap usaha guru meningkatkan motivasi belajar. Kategorisasi subyek
penelitian diperoleh melalui perhitungan ( dengan jumlah item 46) sebagai
berikut:
X maksimum teoritik : 46 x 4 = 184
X minimum teoritik : 46 x 1 = 46
Luas jarak : 184 – 46 = 138
: 138 : 6 = 23
µ : (184+ 46) : 2 = 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
penentuan kategorisasi setelah dilakukan perhitungan dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 7
Kategori Skor Persepsi Siswa Terhadap Usaha Guru dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Perhitungan Skor Item Rerata Skor Kategori
+ 1,5 X X > 149,5 Sangat Positif
+ 0,5 X + 1,5 126,5 X 149,5 Positif
- 0,5 X + 0,5 103,5 X 126,5 Cukup Positif
- 1,5 X - 0,5 80,5 X 103,5 Kurang Positif
X - 1,5 X 80,5 Sangat Kurang
Positif
Kategorisasi ini digunakan sebagai acuan atau norma dalam
mengelompokkan subyek dalam kategorisasi atau skala persepsi siswa
terhadap usaha guru meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VII
SMP .
Selanjutnya kategorisasi butir-butir item penelitian diperoleh
melalui perhitungan (n = 50) sebagai berikut :
X maksimum teoritik : 50 x 4 = 200
X minimum teoritik : 50 x 1 = 50
Luas jarak : 200 – 50 = 150
: 150 : 6 = 25
µ : ( 200 + 50) : 2 = 125
Jadi penentuan kategorisasi butir-butir item setelah dilakukan perhitungan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 8
Kategori Skor Item Penelitian
Perhitungan Skor
Item
Rerata Skor Kategori
+ 1,5 X X > 162,5 Sangat Tinggi
+ 0,5 X + 1,5 137,5 X 162,5 Tinggi
- 0,5 X + 0,5 112,5 X 137,5 Cukup Tinggi
- 1,5 X - 0,5 87,5 X 112,5 Rendah
X - 1,5 X 87,5 Sangat Rendah
Kategorisasi ini digunakan sebagai acuan dalam pengelompokan skor item
dalam kategorisasi atau skala persepsi siswa terhadap usaha guru dalam
meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VII SMP Xaverius Muara
Bungo tahun ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan pembahasan atas hasil penelitian yang sudah
dilakukan, yaitu persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016
A. Hasil Penelitian
1. Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat persepsi
siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII
SMP Xaverius Muara Bungo. Data mengenai persepsi siswa terhadap usaha guru
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara
Bungo dijaring melalui kuesioner sebagai instrumen dengan 50 siswa.
Tabel 9
Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Rerata Skor Frekuensi Persentase
(%)
Kategori
X > 149,5 46 92 Sangat Positif
126,5 X 149,5 4 8 positif
103,5 X 126,5 0 0 Cukup Positif
80,5 X 103,5 0 0 Kurang Positif
X 80,5 0 0 Sangat Kurang
Positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 4.1 Grafik Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar
Tabel di atas menunjukkan sebanyak 46 subyek (92%) memiliki persepsi
sangat positif terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa,
kemudian pada kategori positif ada 4 subyek (8%). Pada kategori cukup positif,
kurang positif, maupun sangat kurang positif adalah nol.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo memiliki persepsi
yang sangat positif terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa.
05
101520253035404550
sangat positif positif cukup positif kurangpositif
sangatkurangpositif
X > 149,5 126,5< X≤ 149,5
103,5 < X ≤ 126,5
80,5 < X ≤ 103,5
X ≤ 80,5
46
4 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Butir Item Terendah dari Instrumen Penelitian Persepsi Siswa terhadap
Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Hasil Penelitian menunjukkan siswa memiliki persepsi bahwa guru
memiliki usaha yang baik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Namun,
untuk keperluan implikatif perbaikan dan peningkatan usaha guru dalam
memotivasi belajar siswa diperlukan analisis skor bukti pengukuran persepsi
siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Skor butir
item instrumen penelitian persepsi siswa terhadap usaha guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa digolongkan dalam lima kategori yaitu
sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, sangat rendah.
Dari keseluruhan 46 butir item instrumen penelitian persepsi siswa
terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, telah dilakukan
pengujian dan telah didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10
Kategori Butir Item Instrumen Penelitian
Kriteria Penilaian Jumlah Item
X > 162,5 Sangat Tinggi 24 1,2,5,6,7,10,13,16,17,20,21,
24,25,26,29,30,31,34,37,38,
39,40,44,45
137,5 X 162,5 Tinggi 14 8,9,11,14,18,19,27,28,32,33,
36,41,42,43
112,5 X 137,5 Cukup Tinggi 8 3,4,12,15,22,23,35,46
87,5 X 112,5 Rendah 0
X 87,5 Sangat Rendah 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 4.2. Grafik Kategori Item Aspek Aspek Persepsi Siswa terhadap
Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, butir item dari instrumen penelitian persepsi
siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo terhadap usaha guru dalam
meningkatkan motivasi belajar sebanyak 24 item berada pada kategori sangat
tinggi. Sebanyak 14 item berada pada kategori tinggi, dan ada 8 item berada pada
kategori cukup tinggi, dan tidak ada item yang berada pada kategori rendah
maupun sangat rendah.
Maka dapat disimpulkan bahwa intensitas guru SMP Xaverius muara
bungo dalam meningkatkan motivasi belajar siswa menurut persepsi siswa pada
item tersebut tinggi.
0
5
10
15
20
25
sangat tinggi tinggicukup tinggi
rendahsangatrendah
X> 162,5137,5< X ≤
162,5 112,5< X ≤
137,5 87,5<
X≤112,5 X ≤ 87,5
24
14
8
0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
B. Pembahasan
1. Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa
Hasil penelitian persepsi siswa tentang usaha guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara
Bungo tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki
persepsi sangat positif sebanyak 46 orang, diikuti kategori positif 4 orang.
Sedangkan pada kategori cukup positif, kurang positif, dan sangat kurang
positif adalah 0.
Berdasarkan kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat
persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar
masuk pada kategori sangat positif. Sebagian kecil siswa kelas VII SMP
Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016 yang memiliki persepsi
positif. Namun demikian masih perlu ditingkatkan lagi usaha guru dalam
meningkatkan motivasi belajar pada siswa.
Guru sebagai seorang pendidik mempunyai peranan untuk
memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan
kegiatan belajar siswa. Motivasi yang diberikan oleh guru di lingkungan
sekolah sangat berpengaruh terhadap penilaian atau persepsi siswa
terhadap guru. Seperti yang dijelaskan Robbins (2003) persepsi
merupakan suatu proses yang digunakan individu untuk mengelola dan
menafsirkan pesan indera dari lingkungan dalam rangka memberikan
makna kepada lingkungan dengan cara mengorganisir dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menginterpretasi sehingga akan mempengaruhi perilaku individu. Persepsi
siswa terhadap usaha guru muncul karena adanya rangsang yang diterima.
Rangsang yang sangat berpengaruh adalah rangsang dari tindakan atau
perilaku guru yang dapat dilihat bahkan diperhatikan oleh siswa.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan kegiatan. Kemauan
baik yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi
yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang
ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai
motivasi dalam belajar. Oleh karena itu guru perlu menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut
kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Karena dengan guru kreatif
menjadikan siswa tergugah dalam pembelajaran yang akan dialami siswa
atau siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran.
Usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa sudah
sebagian dilakukan, seperti mengajar dengan alat peraga memudahkan
guru untuk menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan metode yang
tepat dan bervariasi dapat dijadikan alat motivasi ekstrinsik dalam
kegiatan belajar mengajar (Syaiful Bahri dalam Djamarah, 2002: 83).
Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta
mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Selain itu, penguatan dapat merangsang dan meningkatkan
motivasi belajar (Mulyasa, 2006: 78). Pemberian penguatan dilakukan
guru pada saat siswa berhasil melaksanakan aktivitas atau kegiatan.
Penguatan berbentuk verbal yang dilakukan guru seperti pujian yaitu “
bagus”, “bagus sekali”, “ betul”bagi siswa yang menjawab pertanyaan
maupun mengerjakan soal dengan benar. Pujian menimbulkan rasa puas
dan senang (Oemar Hamalik, 2005: 167).
Bentuk lain sebagai penguatan juga dapat diberikan melalui
penilaian dan komentar. Penilaian secara kontinu akan mendorong siswa
dalam belajar.Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya
yakni angka yang diberikan oleh guru. siswa yang mendapat angka baik,
akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar. Sebaliknya
siswa yang mendapatkan angka kurang mungkin menimbulkan frustasi
atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih giat.
Sanksi dan teguran dilakukan guru dalam memberikan reaksi
terhadap gangguan dalam proses belajar mengajar. Teguran diberikan
kepada siswa yang melakukan kesalahan. Teguran guru merupakan tanda
bahwa guru ada bersama peserta didik, dengan teguran akan mencegah
meluasnya penyimpangan tingkah laku yang menjadikan gangguan
terhadap proses belajar mengajar (Syaiful Bahri dalam Djamarah, 2002:
211).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Butir Item Terendah dari Instrumen Penelitian Persepsi Siswa
terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Dari hasil analisis butir item sebanyak 24 item berada pada
kategori sangat tinggi, kemudian 14 item berada pada kategori tinggi, dan
ada 8 item berada pada kategori cukup tinggi, dan tidak ada item yang
berada pada kategori rendah maupun sangat rendah. Maka dapat
disimpulkan bahwa butir item yang berada pada kategori sangat tinggi dan
kategori tinggi menunjukkan bahwa guru SMP Xaverius Muara Bungo
memiliki usaha yang baik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Namun demikian, pada item yang berada pada kategori cukup tinggi perlu
menjadi perhatian. Beberapa hal yang mempengaruhi penilaian siswa
terhadap usaha guru meningkatkan motivasi belajar tersebut menurut
siswa dikarenakan guru jarang menggunakan media, masih ada guru yang
cara mengajarnya monoton/kurang kreatif, hal ini sebenarnya bisa disiasati
guru dengan menyelipkan berbagai macam metode mengajar seperti
halnya dengan menggunakan media permainan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan
penelitian, dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan lapangan yang kemudian telah
dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII SMP Xaverius Muara
Bungo tahun ajaran 2015/2016 memiliki persepsi yang sangat positif terhadap
usaha guru meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal itu tampak pada data yaitu
92% kategori sangat positif, 8% kategori positif, dan 0% untuk kategori cukup
positif, kurang positif maupun kategori sangat kurang positif. Ini menunjukkan
bahwa guru SMP Xaverius Muara Bungo melakukan perannya sebagai pendidik
yang memberikan motivasi kepada siswa. Salah satu bentuk usaha guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu guru menggunakan media saat
mengajar, memberikan hadiah kepada siswa yang juara kelas.
Dari butir instrumen persepsi siswa terhadap usaha guru dalam
meningkatkan motivasi belajar sebanyak 24 item berada pada kategori sangat
tinggi. Sebanyak 14 item berada pada kategori tinggi, dan ada 8 item berada pada
kategori cukup tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
B. Keterbatasan penelitian
1. Instrumen yang digunakan, bahasanya masih terlalu sulit untuk dipahami
oleh siswa.
2. Subyek dalam penelitian ini terbatas pada satu kelas saja yang dijadikan
obyek penelitian dengan demikian temuan penelitian ini juga terbatas
hanya untuk kelas tersebut.
C. Saran
1. Bagi guru, hendaknya lebih meningkatkan kualitas dan kreativitas dalam
proses belajar mengajar misalnya suara yang jelas dan lantang, kreatif
dalam menyajikan materi pelajaran agar siswa tidak merasa bosan, materi
pelajaran yang di bahas dapat di pahami dengan baik dan bermakna bagi
siswa. Bagi para guru yang sudah memiliki kreativitas yang tinggi,
hendaklah selalu tekun untuk meningkatkan secara terus menerus
sehingga kehadiran sebagai seorang pedidik akan memberikan motivasi
belajar bagi siswa karena cara mengajar yang digunakan selalu baru.
2. Bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian dengan topik yang
sama, dapat menambahkan variabel lain, misalnya faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa dan juga subyeknya jangan hanya satu kelas saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 2002. Prosedur penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azwar, S. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
_______________ 2011. Reliabilitas dan Validitas Ed. 3. ____________
Anggrian, Mayang. 2010. Usaha Guru Memotivasi Siswa Kelas VII dalam
Pembelajaran Menggambar Bentuk di SMP Negeri I. Blitar.
Djamarah , Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Furchan, Arief. H. 2005. Pengantar Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hurlock, Elizabeth. 1997. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan
Sepanjang Kehidupan: Jakarta: Erlangga.
Martin,Handoko. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku.
Yogyakarta : Kanisius.
Moh, Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius
Mulyasa. 2006. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Professional Strategi
Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global.
Jakarta: Erlangga.
Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta. Hikayat Publising.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
UU No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.
Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta:
Erlangga.
Winkel, W.S dan M.M Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di
Instituti Pendidikan. Yogyakarta. Media Abadi
Tuti Susilowati. 2008, persepsi Siswa terhadap layanan konseling
individual kelas X SMA Taman Madya Jetis tahun Ajaran
2007/2008. Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kisi Kisi Skala Persepsi Siswa Terhadap Usaha Guru dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
No Aspek-Aspek
Usaha Guru
memotivasi siswa
Indikator No Butir Jml Favorable unfavorable
1 Menggairahkan
anak didik
Menggunakan media atau alat
peraga agar siswa dapat
memahami pelajaran yang
diajarkan dan bersemangat
untuk belajar.
1,2 3,4 4
Menciptakan suasana belajar
dikelas yang nyaman dan
menarik untuk merangsang dan
membangkitkan motivasi siswa
untuk belajar.
5,6,7 8,9 5
Memperjelas tujuan yang
dicapai agar siswa bersemangat
untuk belajar
11 12,13 3
Persaingan/kompetisi
15 16,17 3
2 Memberikan
harapan realistis
Memberi kesempatan kepada
siswa untuk berhasil dalam
belajar
18,19 20,21 4
Memperlihatkan kemajuan
belajar yang dicapai oleh siswa
22,23 24,25 4
3 Memberikan
reward
Memberikan pujian kepada
siswa yang berhasil dalam
belajar
26,27,28, 29,30 5
Memberi angka/nilai atas
pekerjaan siswa segera mungkin
31,32 33,34 4
Memberikan hadiah atas
keberhasilan siswa
35,36 37,38 4
4 Mengarahkan
perilaku siswa
Memberikan hukuman yang
mendidik
44 1
Memberikan penugasan,
bergerak mendekati
45,46,47 48,49,50 6
Menegur dengan sikap lembut,
perkataan yang baik dan ramah
52,53 54, 3
24 22 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Kuesioner
Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru Meningkatkan Motivasi belajar
A. Identitas
Jenis kelamin :…………………..
Tanggal Pengisian :………/…………./2016
B. Kata Pengantar
Adik-adik yang terkasih,
Sebelumnya saya mohon maaf apabila kegiatan yang saya lakukan
mengganggu aktivitas belajar siswa dan siswi kelas VII SMP Xaverius
Muara Bungo. Adapun kegiatan yang saya lakukan adalah pengambilan
data terkait dengan penyusunan skripsi saya yang berjudul „‟Persepsi
Siswa terhadap Usaha Guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
Kelas VII SMP Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016‟‟. Sehubungan
dengan penelitian yang saya lakukan, saya meminta kesediaan dari siswa
dan siswi untuk meluangkan waktu untuk mengisi instrument penelitian
yang saya sediakan dibawah ini, sesuai dengan keadaan siswa dan siswi.
Atas kesediaan dan partisipasinya, saya ucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
C. Petunjuk Pengisian
Dibawah ini ada sejumlah pernyataan tentang Persepsi Siswa terhadap
Usaha Guru dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa. Bacalah
masing-masing pernyataan dengan teliti. Berikanlah tanda (√) pada kolom
yang telah disediakan yang sesuai dengan pengalaman adik-adik.
Alternative jawaban yang ada adalah sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS)
2. Kurang Setuju (KS)
3. Tidak Setuju (TS)
4. Sangat Tidak Setuju (STS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
No Pernyataan Jawaban
SS KS TS STS
1 Saat mengajar, guru menggunakan media atau
alat peraga untuk menjelaskan pelajaran
sehingga siswa bersemangat mengikuti
pelajaran.
2 Guru menggunakan kata-kata yang mudah
dipahami saat menjelaskan materi pelajaran,
sehingga siswa tertarik mengikuti pelajaran.
3 Guru jarang menggunakan media dalam
proses belajar mengajar sehingga siswa
kurang bergairah untuk belajar.
4 Cara guru mengajar kurang kreatif dan
monoton sehingga siswa malas untuk belajar.
5 Guru mengajar di kelas dengan penuh
semangat disertai dengan humor sehingga
siswa antusias untuk belajar.
6 Guru berlaku ramah dan sabar terhadap
semua siswa sehingga siswa senang dan
merasa nyaman untuk mengikuti pelajaran
7 Guru kadang-kadang mengajak siswanya
untuk belajar di halaman sekolah, sehingga
siswa tidak merasa bosan dengan suasana
belajar yang bervariasi.
8 Saat belajar di kelas, guru hanya memberikan
perhatian kepada siswa yang pintar saja,
sehingga siswa kurang bersemangat untuk
belajar.
9 Ketika belajar di kelas, guru jarang
menciptakan suasana belajar yang menarik
sehingga siswa tidak suka untuk belajar
10 Guru memusyawarahkan dengan siswa untuk
menentukan metode mengajar yang akan
diterapkan, agar siswa bersemangat dan
memiliki tujuan yang jelas.
11 Guru tidak memberitahukan rencana materi
yang akan diajarkan hal itu membuat siswa
tidak bersemangat untuk belajar.
12 Pada saat awal kegiatan belajar, guru kurang
menjelaskan dari materi yang dipelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sehingga membuat siswa bingung
13 Guru melatih siswa untuk berlomba dalam
belajar dengan mengadakan lomba cerdas
cermat antar kelas
14 Guru jarang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berkompetisi sehingga siswa
kurang memiliki semangat untuk belajar
15 Guru jarang mengadakan perlombaan atau
cerdas cermat antar kelas
16 Guru meyakinkan kepada siswa bahwa
meraih sukses dalam belajar dapat ditempuh
melalui kegiatan ekstrakurikuler
17 Guru memberikan dukungan kepada siswa
untuk berprestasi dengan memberikan
bantuan dan kemudahan dalam belajar.
18 Guru kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan bakat-bakatnya
sehingga siswa kurang yakin dengan
kemampuan yang dimiliki
19 Ketika ada siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar, guru kurang memberikan
bantuan atau kemudahan dalam belajar
hingga membuat siswa tidak bersemangat
untuk belajar.
20 Setiap kali selesai ujian,Guru
memberitahukan hasil yang dicapai sehingga
siswa lebih bersemangat lagi untuk belajar
21 Setiap kali guru memberikan tugas, guru pasti
menilai serta memberikan kata-kata motivasi
untuk terus belajar.
22 Setiap kali selesai ujian, guru tidak selalu
memberikan hasil ujiannya sehingga siswa
kurang yakin akan kemampuan yang
dicapainya.
23 Guru jarang memberikan catatan pada lembar
penilaian tugas siswa sehingga siswa merasa
kurang diyakinkan dalam belajar
24 Guru memberikan tepuk salut ketika siswa
menyelesaikan tugas yang dikerjakan didepan
kelas dengan benar.
25 Guru memberikan pin motivasi ketika siswa
mengerjakan PR dengan kelompok.
26 Guru memberikan acungan jempol saat siswa
dapat menjawab pertanyaan
27 Guru jarang memberikan pujian kepada siswa
yang berprestasi
28 Guru hanya menunjuk siswa-siswa tertentu
untuk maju kedepan kelas mengerjakan PR
29 Guru memberikan nilai dari setiap tugas yang
di berikan kepada siswa sesegera mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
30 Guru mengoreksi pekerjaan rumah dan
memberikan nilai plus bagi siswa yang rajin
mengerjakan tugas dengan baik.
31 Guru memberikan nilai tidak sesuai dengan
hasil pekerjaan siswa, sehingga siswa tidak
bersemangat untuk belajar.
32 Guru jarang sekali memberikan nilai dari
setiap tugas yang dikerjakan siswa,sehingga
siswa malas mengerjakan tugas.
33 Saat belajar di kelas, guru memberikan
sebuah alat tulis kepada siswa yang dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru maupun oleh temannya
34 Guru memberi hadiah kepada siswa yang
memperoleh prestasi yang baik.
35 Ketika ada siswa bisa menjawab pertanyaan,
guru tidak memberikan hadiah kepada siswa
tersebut.
36 Guru jarang memberikan hadiah pada siswa
yang mendapat ranking
37 Guru memukul siswa ketika ada siswa yang
tidak mengerjakan tugas sehingga membuat
siswa takut untuk mengikuti pelajaran
38 Guru memberikan perhatian kepada siswa
dengan cara mendekati siswa saat kerja
kelompok di dalam kelas sehingga siswa
merasa di perhatikan.
39 Guru memperhatikan siswa yang kurang aktif
dengan memberikan kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya.
40 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan hasil pekerjaannya
sehingga siswa termotivasi untuk
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
41 Guru hanya menunjuk siswa-siswa tertentu
untuk maju kedepan kelas mengerjakan PR
sehingga siswa yang lain merasa tidak
diperhatikan.
42 Guru kurang memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya sehingga siswa kurang
merasa puas dalam mengikuti pelajaran.
43 Guru kurang memberikan tanggapan terhadap
pertanyaan siswa saat proses belajar mengajar
sehingga membuat siswa malas untuk
bertanya.
44 Jika ada siswa yang nakal, guru menasehati
dengan penuh kesabaran tanpa
mempermalukan di depan umum
45 Guru tidak langsung emosi ketika
menghadapi siswa yang tidak sopan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
46 Guru marah-marah saat siswa membuat
keributan di kelas
No item Parameter Hasil hitung Keputusan
item 1 Pearson Correlation ,657(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 2 Pearson Correlation ,565(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 3 Pearson Correlation ,657(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 4 Pearson Correlation ,434(**) valid
Sig. (2-tailed) 0.002
N 50
item 5 Pearson Correlation ,560(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 6 Pearson Correlation ,536(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 7 Pearson Correlation ,362(**) valid
Sig. (2-tailed) 0.01
N 50
item 8 Pearson Correlation ,657(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 9 Pearson Correlation ,606(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 10 Pearson Correlation 0.26 gugur
Sig. (2-tailed) 0.068
N 50
item 11 Pearson Correlation ,562(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 12 Pearson Correlation ,591(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 13 Pearson Correlation ,644(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
N 50
item 14 Pearson Correlation 0.087 gugur
Sig. (2-tailed) 0.546
N 50
item 15 Pearson Correlation ,603(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 16 Pearson Correlation ,603(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 17 Pearson Correlation ,488(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 18 Pearson Correlation ,443(**) valid
Sig. (2-tailed) 0.001
N 50
item 19 Pearson Correlation ,527(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 20 Pearson Correlation ,501(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 21 Pearson Correlation ,526(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 22 Pearson Correlation ,673(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 23 Pearson Correlation ,735(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 24 Pearson Correlation ,638(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 25 Pearson Correlation ,628(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 26 Pearson Correlation ,650(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 27 Pearson Correlation ,666(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 28 Pearson Correlation ,629(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
item 29 Pearson Correlation ,472(**) valid
Sig. (2-tailed) 0.001
N 50
item 30 Pearson Correlation ,554(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 31 Pearson Correlation ,455(**) valid
Sig. (2-tailed) 0.001
N 50
item 32 Pearson Correlation ,825(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 33 Pearson Correlation ,564(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 34 Pearson Correlation ,414(**) valid
Sig. (2-tailed) 0.003
N 50
item 35 Pearson Correlation ,613(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 36 Pearson Correlation ,570(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 37 Pearson Correlation ,472(**) valid
Sig. (2-tailed) 0.001
N 50
item 38 Pearson Correlation ,467(**) valid
Sig. (2-tailed) 0.001
N 50
item 39 Pearson Correlation -0.091 gugur
Sig. (2-tailed) 0.528
N 50
item 40 Pearson Correlation -0.026 gugur
Sig. (2-tailed) 0.859
N 50
item 41 Pearson Correlation 0.056 gugur
Sig. (2-tailed) 0.699
N 50
item 42 Pearson Correlation 0.148 gugur
Sig. (2-tailed) 0.305
N 50
item 43 Pearson Correlation 0.043 gugur
Sig. (2-tailed) 0.766
N 50
item44 Pearson Correlation ,301(*) valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Sig. (2-tailed) 0.033
N 50
item 45 Pearson Correlation ,336(*) valid
Sig. (2-tailed) 0.017
N 50
item 46 Pearson Correlation ,629(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 47 Pearson Correlation ,693(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 48 Pearson Correlation ,562(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 49 Pearson Correlation ,621(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 50 Pearson Correlation ,406(**) valid
Sig. (2-tailed) 0.003
N 50
item 51 Pearson Correlation -0.004 gugur
Sig. (2-tailed) 0.976
N 50
item 52 Pearson Correlation ,391(**) valid
Sig. (2-tailed) 0.005
N 50
item 53 Pearson Correlation ,419(**) valid
Sig. (2-tailed) 0.002
N 50
item 54 Pearson Correlation ,507(**) valid
Sig. (2-tailed) 0
N 50
item 55 Pearson Correlation 0.213 gugur
Sig. (2-tailed) 0.137
N 50
VAR00056 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Hasil analisis reliabilitas
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.947 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 tot4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2054 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 1864 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2063 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 1933 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2 4 4 2 1 2 2 4 2 4 4 2 2 3 3 3 1 1584 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 4 3 4 2 4 2 1882 3 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 3 3 1 4 1 3 3 3 3 1 1 2 1 1 1 1114 4 2 1 3 3 4 1 4 3 2 1 3 1 2 3 4 1 3 3 3 1 1 4 2 3 1 3 4 3 2 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 1 3 2 4 1 1574 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 1883 4 2 3 4 4 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 1654 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2034 4 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1934 4 2 1 4 4 4 4 2 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 1954 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 4 2 2 4 4 2 3 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 1744 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2144 4 2 3 4 4 4 2 2 4 3 2 4 2 1 4 3 2 2 4 4 2 2 4 3 4 3 2 4 4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 2 1724 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 1 1 1 1904 4 1 2 4 3 3 1 1 3 2 2 4 2 2 3 4 1 2 2 4 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 3 4 4 1 3 4 2 3 3 4 4 2 1554 4 2 2 4 4 4 3 2 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 1 3 4 4 4 1 3 4 4 3 1 4 4 3 1 3 4 4 4 3 3 3 4 3 1 1754 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 1944 4 3 3 4 3 4 2 2 4 2 2 2 4 2 4 4 3 2 4 3 3 3 2 1 4 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 4 4 4 4 2 3 3 3 3 1 1604 4 2 2 4 4 4 4 1 4 2 1 4 2 3 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 2 3 4 3 2 1 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 1754 4 3 4 4 3 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4 1 1 4 4 4 1944 4 2 1 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 1 1843 3 1 2 3 4 4 2 2 3 2 3 2 3 2 4 4 3 2 4 3 2 1 3 2 3 3 2 4 3 3 2 2 4 1 3 4 4 3 3 2 3 2 4 4 2 1603 3 2 2 3 4 4 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 4 2 4 3 3 1 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 4 1 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 2 1644 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 1 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 1914 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 1 1 1 2 4 1 2 3 3 2 2 1 1 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 1553 3 1 2 3 4 4 3 2 3 2 2 1 2 1 3 4 3 3 1 2 1 2 3 1 3 3 2 2 2 3 2 1 3 1 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1393 3 1 2 3 4 4 3 2 3 2 2 1 2 1 3 4 4 3 1 2 1 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 1 4 1 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 2 1504 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 3 2 4 4 3 1774 4 3 1 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 1874 4 2 3 4 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 2 4 4 3 1712 4 1 2 4 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 1 4 2 2 3 3 4 3 3 3 2 1454 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 2 1903 4 1 2 4 4 4 1 2 3 1 1 4 2 1 4 3 4 1 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 1 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1664 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 1 2 4 3 4 3 1 4 2 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1883 4 3 1 4 4 4 3 3 2 3 3 4 2 2 2 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1824 4 2 3 4 4 2 2 2 4 2 2 4 2 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 1 3 4 3 1 4 4 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3 2 1 1614 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2154 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2044 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2084 4 2 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 1884 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 1944 4 2 2 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 1 3 4 3 3 4 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 1834 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 1964 4 2 2 4 4 4 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 1873 4 3 2 3 3 4 3 2 3 2 2 2 1 1 1 4 3 2 2 4 1 1 3 3 3 2 3 4 2 3 3 1 2 1 1 4 3 1 3 2 1 3 4 4 2 1434 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1942 3 3 3 4 3 4 4 2 2 4 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 1 2 2 3 3 4 3 2 4 4 1 3 2 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 1 161
184 193 126 129 192 192 189 159 136 170 138 136 173 149 134 167 191 162 152 171 180 129 137 167 167 175 153 147 179 173 165 154 160 176 122 139 192 178 186 190 160 155 152 178 179 116
TABULASI DATA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI