perspektif ekonomi indonesia dalam - lp3et

24
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI DAN MANAJEMEN Judul Penelitian PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM SATU TAHAP PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG Oleh AMRIZAL Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta, Mei 1994

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG

ILMU EKONOMI DAN MANAJEMEN

Judul Penelitian

PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM SATU TAHAP PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Oleh

AMRIZAL

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur

Jakarta, Mei 1994

Page 2: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

2

KATA PENGANTAR

Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok

yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam

rangka memenuhi persyaratan pengusulan akreditasi atau jenjang kepangkatan pada

Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak

lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali

tentang isi karya Ilmiah yang dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai

dengan namanya, dan inipun sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.

Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah

berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu

penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat bisa untuk lebih disempurnakan.

Agaknya tidaklah terlalu berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan

bukanlah data main-mainan, akan tetapi merupakan data resmi yang telah dihimpun oleh

pemerintah atau badan-badan ilmiah lainya.

Karena selain karya Ilmiah ini diajukan terhadap Kopertis Wilayah III dan

sebagai pertinggal juga penulis sediakan untuk kepustakaan Fakultas Ekonomi

Universitas Borobudur, sehingga harapan penulis hanya sekedar untuk dapat dibaca oleh

mahasiswa atau pembaca lainya yang bernuansakan ilmiah pula, mungkin paling tidak

akan dapat membantu menambah khasanah pengetahuan sipembaca atau menjadi

semacam suatu pertanyaan ataupun tanggapan terhadap penulis atas kurang lebihnya

kemampuan yang penulis miliki.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rektor Universitas

Borobudur Prof. DR. H. Basir Barthos, bapak Dekan Fakultas Ekonomi Prof. DR. H.

Masngudi, SE, APU beserta jajarannya serta mahasiswa semuanya. Tidak terlupa salam

yang istimewa terhadap fihak Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan pengusulan

akreditasi ini dan berbagai fihak yang telah disibukkan atas pengusulan akreditasi ini,

demikian dan terima kasih.

Jakarta, 17 Mei 1994

( Amrizal )

Page 3: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN LITERATUR

3. MODEL EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

3.1. Kondisi Pencapaian Stedy-State Growth

3.2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang

4. PERHITUNGAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

4.1. Ekonomi Bagian Dari Pembangunan

4.2. Pembentukan Modal Dan Pertumbuhan Ekonomi

4.3. Kemampuan Dan Kemauan Menabung

Dalam Pembentukan Modal

5. KESIMPULAN

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Page 4: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

4

1. PENDAHULUAN

Dalam perkembangan sejarah ilmu-ilmu sosial, khususnya ilmu ekonomi ternyata

telah memegang peranan yang cukup unik, baik dimasa lampau maupun di masa-masa

mendatang. Hal ini tidaklah begitu mengherankan karena ilmu ekonomi sangat responsif

terhadap perobahan-perobahan yang terjadi di dalam masyarakat. Ilmu ekonomi itu

sendiri lebih bersifat problem-oriented, sehingga ia lebih diarahkan untuk memecahkan

berbagai persoalan yang timbul dalam masyarakat.

Dalam usaha memecahkan persoalan tersebut, ilmu ekonomi dihadapkan kepada

beberapa pilihan alternatif sehingga berbagai kebutuhan manusia dapat terpenuhi melalui

pemakaian sumber-sumber yang terbatas jumlahnya. Sedangkan dalam menetukan

pilihan alternatif yang akan dipergunakan, ilmu ekonomi bergerak ke suatu bidang yang

biasa disebut sebagai ilmu ekonomi politik, sehingga didalam ilmu ekonomi politik telah

dibahas berbagai kekuatan sosial yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan

tersebut. Pengambilan keputusan itu sendiri tentu akan tergantung dari berbagai

kepentingan baik golongan kekuatan sosial tersebut maupun golongan-golongan lainnya.

Kombinasi dari ilmu ekonomi dan ilmu ekonomi politik didalam memecahkan

permasalahan pembangunan negara-negara sedang bekembang dikenal kemudian sebagai

ilmu ekonomi pembangunan atau disebut juga oleh Michael P Todaro sebagai ilmu

ekonomi dunia ketiga ( Third World Economics ). Ilmu ekonomi pembangunan

sebenarnya tidaklah dimulai dengan suatu kerangka teoritis yang jelas, namun cabang

ilmu ekonomi ini muncul sebagai respons terhadap berbagai permasalahan pembangunan

yang dihadapi negara-negara yang baru merdeka setelah perang dunia kedua ( Michael P.

Todaro: 1977,h.7 ).

Melaju kearah perkembangan selanjutnya, ternyata ilmu ekonomi pembangunan

menghadapi berbagai masalah. Khususnya terhadap negara-negara yang sedang

berkembang, masalah yang dihadapi lebih kompleks dan tidak dapat dilepaskan dari

nilai-nilai sosial-budaya yang terdapat di dalam suatu masyarakat, sehingga beberapa

konklusi yang harus diperoleh akan didapatkan dari suatu analisa ekonomi dalam kontek

yang demikian itu. Lain halnya dengan negara-negara maju, dimana respon yang

diberikan ternyata sangat bertumpu terhadap teori Keynes oleh karena konsep keynes

tersebut telah terbukti dapat memulihkan kondisi ekonomi negara-negara maju yang

sekarang tersebut, yang sebelumnya masih berkondisi sebagai under-depeloped atau

developing countrries.

Disadari atau tidak, pada dasarnya negara-negara maju tersebut ternyata menjadi

suri tauladan bagi negara-negara yang sedang berkembang dan dalam kondisi demikian,

sehingga pendapat ahli ekonomi kenamaan J.M Keynes sangat populer sekali dan hampir

seluruh negara menggunakan konsep tersebut dan termasuk negara Indonesia.

Page 5: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

5

Dengan mempergunakan ukuran-ukuran dan nilai-nilai barat semula dianggap

bahwa yang membedakan negara-negara maju dengan negara-negara sedang berkembang

adalah tingkat pendapatan rakyatnya. Tingkat pendapatan rakyat negara-negara sedang

berkembang jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Dengan tingkat

pendapatan yang rendah sukar tercipta tabungan dalam masyarakat. Dengan rendahnya

tingkat pendapatan maka sukar pula terjadi investasi. Tanpa adanya investasi tidak akan

mungkin dilakukan usaha-usaha peningkatan pendapatan dan pembangunan. Dengan

demikian perumusan permasalahan negara-negara sedang berkembang pada umumnya

adalah "usaha-usaha apakah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pendapatan

perkapita rakyat" ( Hendra Esmara: 1985, h.13 ).

Dengan mempergunakan ukuran pendapatan perkapita sekaligus dapat

dipecahkan dua masalah pokok, yaitu kenaikan jumlah pendapatan dan kenaikan jumlah

penduduk. Dengan terjadinya kenaikan pendapatan perkapita, tersirat didalamnya adanya

keharusan laju pertumbuhan pendapatan yang harus lebih besar dibandingkan dengan laju

pertumbuhan penduduk negara tersebut ( Hendra Esmara: ibid h.13 ).

Perkembangan ekonomi suatu negara biasanya ditandai oleh besar atau kecilnya

pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Secara singkat pertumbuhan ekonomi adalah

proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, yaitu melihat bagaimana suatu

perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada

perubahan atau perkembangan itu sendiri. Hal ini terlihat dengan banyaknya gagasan

untuk memonitor atau mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, ukuran

yang selama ini biasa dipergunakan adalah dengan pendapatan nasional atau GNP

(Hendra Esmara: 1982, h.155).

Pencapaian besarnya GNP tersebut membutuhkan sejumlah investasi yang besar

dalam tiap-tiap periode pembangunan. Oleh Keynes, Investasi tersebut merupakan stock

of capital, secara sederhana investasi tersebut berasal dari tabungan dan tabungan itu

sendiri diperoleh dari pendapatan yang tidak dikonsumsi, sehingga dari sudut penerimaan

(income side ), adalah merupakan sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi ( J.M.

Keynes: 1967, h.63 ).

Pada kenyataannya, dalam membahas suatu kegiatan pembangunan suatu negara

ternyata faktor-faktor ekonomi agregatif seperti Modal, Tabungan dan Investasi

memegang rekor teratas dalam masalah ekonomi dan pembangunan yang segera harus

terpecahkan. Disadari kiranya bahwa maju mundurnya suatu negara tercermin dari naik

turunya pendapatan nasional negara tersebut atau dilihat dari tinggi rendahnya

perumbuhan ekonomi perkapita yang dicapai. Ilmu ekonomi pembangunan ternyata telah

mencakupi secara luas sekali dalam mengkaji ekonomi suatu negara, tidak saja aspek

ekonomi akan tetapi aspek sosial yang ekonomimikal baik kuno maupun modern secara

bersamaan termaktub dalam kontek pembahasanya.

Pendapat ahli ekonomi kenamaan J.M Keynes sangat populer sekali dan hampir

seluruh negara menggunakan konsep tersebut. Versi lain yang merupakan kelanjutan

teori Keynes dalam hal pertumbuhan ekonomi seperti Harrod-Domar dan bahkan konsep

Page 6: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

6

teori W.W Rostow yang menyangkut dengan tahap-tahap pembangunan, secara disadari

atau tidak, telah terjadi pada setiap negara baik negara maju, maupun negara

berkembang.

Tetapi bukan berarti bahwa setiap negara akan mengikuti tahap-tahap pembangunan ala

Rostow. Sebenarnya tidak ada satu negarapun yang akan mengikuti langkah-langkah

negara-negara lain dalam proses pembangunannya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik ekonomi, sosial maupun politik. Tetapi pola pola pemikiran Rostow

mengenai periode kritis dalam tahap tinggal landas telah mempengaruhi pola pemikiran

negara-negara berkembang dewasa ini ( Hendra Esmara: Op-cit, h.56 ).

Bahkan Rostow sendiri ketika diminta tanggapannya mengenai masalah masalah

ini, mengemukakan sebagai berikut: "I suspect that the widespread and continuing

interest in The Stages among economists in developing word stems from the fact that its

structure can be recognizably linked to the phenomena they see about them and the

problems they must try to solve from day to day in their societies" ( Meier, Gerald M and

Dudley Seers: 1984, h.237 ).

Kiranya adalah cukup beralasan apabila Benjamin Higgins berpendapat bahwa

konsep Rostow akan tetap dipergunakan sebagai kerangka berfikir di dalam ilmu

ekonomi pembangunan, No matter how critical Rostow's collegues mey be of his system,

his terminology is here to stay. The expressions, "The Take-off and "Self-Subtained

Growth" are thoroughly entrenched in the the literature, and will continue to be by

development economists ( Benjamin Higgins: 1968, h.186 ).

Istilah tinggal landas ini, walaupun dalam pengertian yang berbeda dengan

Rostow telah terdapat pula dalam GBHN. Selama ora pemerintahan ordebaru, sejak dari

akhir Pelita III sudah terdengar isu bahwasya Indonesia akan memasuki era "terciptanya

kerangka landasan bagi bangsa Indonesia" dalam Pelita IV, kemudian dimantapkan

landasan tersebut pada Pelita V, sehingga dalam Pelita VI bangsa Indonesia sudah benar-

benar dapat tinggal landas untuk memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat

yang kita cita-citakan, ialah masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Justeru atas dasar cita-cita yang demikian, dan sekarang usia pembangunan

ordebaru telah mencukupi satu tahap pembangunan jangka panjang, yaitu selama 25

tahun dari tahun 1969/1970 s/d 1993/1994 dan dilakukan pengukuran mampu atau

tidaknya apa yang dicita-citakan tersebut. Meskipun dari hasil pengkajian akan terdapat

tingkat investasi yang sangat besar, maka faktor yang kiranya menghambat atau alasan

yang menguatkan sekali tentang konsep Rostow tersebut bagi Indonesia tidak mampu

dicapai atau Indonesia pasti menemui kegagalan adalah karena tingkat hutang luar negeri

Indonesia yang sangat besar sekali hingga saat ini dan posisi Indonesia dipelataran dunia

menduduki peringkat keempat.

Page 7: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

7

2. TINJAUAN LITERATUR

Untuk melakukan penaksiran stok modal diperlukan nilai COR (Capital Output

Ratio). Namun nilai COR baru dapat diperoleh kalau kita sudah memiliki angka

mengenai stok modal. Untuk mengatasi ini, maka akan dipakai taksiran ICOR sebagai

gantinya. Cara yang sama juga pernah dipakai untuk kasus negara Philiphina ( Mangahas.

M., 1970 ) dan diterapkan juga untuk negara-negara industri baru Asia dan Jepang

(Chen, Edward K.Y., 1979 ).

Untuk menaksir nilai ICOR diperlukan angka perubahan dalam output Yt dan

invetasi bruto (It), bahwa ICOR = k = a = It/Yt. Atau juga dapat mencari nilai ICOR

tersebut dengan menggunakan Investasi netto yang diperoleh langsung dengan

mengurangi pembentukan modal domestik bruto atau investasi bruto tersebut dengan

angka penyusutan.

Terdapat dua cara dalam dalam memperkirakan Tabungan dan Modal, yaitu

bersifat kualitatif dan kuantitatif ( Cairncross, A.K., 1962 ). Cara yang bersifat kualitatif

dalam menaksir tabungan, yaitu dengan mengalikan nilai MPS dengan PDB pada periode

bersangkutan St = s Yt, dan untuk menaksir modal adalah dengan mengalikan nilai ICOR

dengan PDB pada periode bersangkutan, yaitu Kt = k Yt. Sedangkan cara yang bersifat

kuantitatif yaitu dengan melakukan estimasi dengan OLS-method ( Mayes, G.

David.,1981 )

3. MODEL EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

3.1. Kondisi Pencapaian Stedy-State Growth

Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi dan merupakan

fungsi dari pendapatan, Menurut definisi lainya, bahwa perubahan tabungan sama dengan

tabungan tahun t dikurangi tabungan tahun sebelumnya, yang dapat ditulis sebagai

berikut dalam bentuk:

St = St - St-1 ( 1 )

Untuk menentukannya berapa besarnya perubahan tabungan, dimisalkan bahwa jumlah

tabungan yang diinginkan pada tahun t adalah St*. Asumsi bahwa hubungan antara St*

dengan St mempunyai persyaratan sebagai berikut:

St = h ( S*t - St-1 = 1 ) ( 2 )

dimana ha merupakan faktor penyesuaian antara keinginan dan kenyataan yang nilainya

terletak antara Nol dan Satu ( 0 < ha < 1 ). Jika h = 1 maka St = S*t, akan tetapi jika

h = 0 maka St = 0. Apabila dari kedua persamaan diatas dilakukan subsitusi, yaitu

persamaan (2) disubsitusikan kedalam persamaan (1) dan anggap bahwa S*t/Yt = a,

maka diperoleh:

Page 8: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

8

St = ( 1 - h ) St-1 + ha Yt ( 3 )

Secara statistik analisis regresi persamaan (1) yang merupakan persamaan tabungan

jangka panjang ( tanpa konstanta ) memperlihatkan bahwa tabungan tahun t dipengaruhi

oleh tabungan tahun lalu dan perubahan pendapatan. Untuk menentukan berapa besarnya

kebutuhan tabungan sebagai tingkat investasi produktif dalam pembiayaan pembangunan,

sehingga pada hakekatnya tingkat kebutuhan tabungan tersebut dapat mencapai kondisi

Steady-state growth yang dirumuskan sebagai berikut:

St/Yt = ha g / ( g + h ) ( 4 )

dimana, h = h1: h1 = MPS

= s

= s (1– t ) + t

= s (1– t ) + m

Masing-masing h1 = MPS untuk analisa ekonomi dua sektor, tiga sektor dan empat

sektor antara lain harus memberikan hasil yang sama.

3.2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang

Dalam versi pertumbuhan ekonomi, model sederhana Keynes tersebut dirobah

oleh Harrod-Domar yang menganalisis adanya hungan antara tabungan dengan modal

sebagai berikut ( Michael P. Todaro: Opcit, h.65):

St = s Yt ( 5 )

It = Kt ( 6 )

Kt/ Yt = k ( 7 )

atau Kt/ Yt = k ( 8 )

Yt/Yt = s/k ( 9 )

bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan secara bersamaan oleh pembagian antara

nisbah tabungan nasional s dengan nisbah kapital/output nasional k atau pembagian

antara MPS dengan ICOR. Investasi dan tabungan merupakan kembar siam yang tidak

bisa dipisahkan, maka secara otomatis tabungan besar kecilnya tergantung dengan

pendapatan dan begitu juga capital dengan pendapatan dan kedua merupakan fungsi dari

pendapatan.

Untuk tujuan demikian baik tabungan mapun modal perlu dilakukan estimasi

secara serempak, yaitu guna mendapatkan besarnya pertumbuhan ekonomi dan fungsi

tersebut sebagai

St = - C + s Yt ( 10 )

Kt = K + k Yt-1 ( 11 )

dimana s merupakan Marginal Propensity to Save ( MPS ) dan k merupakan Incremental

Capital-Output Ratio ( ICOR ). Kedua Fungsi ini adalah fungsi jangka pendek. Pada

Page 9: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

9

analisa kuantitatif non-empirik boleh saja digunakan sebagai konsep dan analisis jangka

panjang, yaitu dengan asumsi non-konstanta.

4. PERHITUNGAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

4.1. Ekonomi Bagian Dari Pembangunan

Usaha-usaha pembangunan negara-negara sedang berkembang diidentikan dengan

usaha-usaha meningkatkan pendapatan perkapita. Masalah-masalah lain yang dihadapi

negara-negara tersebut dengan sendirinya akan dapat diselesaikan dengan terjadinya

kenaikan pendapatan perkapita. Usaha-usaha untuk menaikan pendapatan perkapita

biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang terdapat didalam negara tersebut:

Tanah, Tenaga kerja, Modal dan teknologi.

Diantara keempat faktor produksi tersebut, pembentukan modal dianggap sebagai

kunci terhadap keberhasilan pembangunan. Dengan perkataan lain dapat dikemukakan,

bahwa penghalang utama bagi pembangunan negara-negara sedang berkembang adalah

terjadinya kekurangan modal. Kalau ini dapat diatasi dengan sendirinya tidak terdapat

permasalahan lagi didalam mempercepat proses pembangunan negara-negara tersebut.

Pola pemikiran yang demikian sangat dominan didalam tahap-tahap permulaan

pembentukan ilmu ekonomi pembangunan ( Hendra Esmara: Op-cit, h.14 ).

Berkembangnya pola pemikiran ini tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan

Marshal Plan di dalam membangun kembali eropah sebagai akibat kehancuran Perang

Dunia II. Sehingga tidaklah begitu mengherankan apabila pola ini ini ingin pula

diterapkan terhadap negara-negara sedang berkembang.

Bersamaan dengan ini muncul pula teori tahap-tahap pembangunan yang

dikemukakan Rostow sebagai hasil pengamatannya terhadap perkembangan pertumbuhan

ekonomi negara-negara maju. Menurut Rostow, negara-negara maju telah menempuh

lima tahap pembangunan ( W.W. Rostow: 1961 ), yaitu:

(1). Tahap masyarakat tradisional

(2). Tahap prakondisi untuk tinggal landas

(3). Tahap tinggal landas

(4). Tahap menuju kedewasaan

(5). Tahap konsumsi massa yang tinggi

Bahwa yang membedakan negara-negara maju dengan negara-negara sedang berkembang

adalah tingkat pendapatan rakyatnya. Tingkat pendapatan rakyat negara-negara

berkembang jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Dengan tingkat

pendapatan yang rendah sukar tercipta tabungan dalam masyarakat. Dengan rendahnya

tingkat pendapatan sukar pula terjadi Investasi, dan tanpa adanya investasi tidak mungkin

dilakukan usaha-usaha peningkatan pendapatan dan pembangunan.

Page 10: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

Tabel 1: STRUKTUR MAKRO EKONOMI INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG, TAHUN 1969-1993

No I t e m s 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993

1 P en er imaan Dalam Neger i 2 4 4 3 4 5 4 2 8 5 9 1 9 6 8 17 5 4 2 2 4 1 2 9 0 6 3 5 3 5 4 2 6 6 6 6 9 7 10 2 2 7 12 2 13 12 4 18 14 4 3 3 15 9 0 6 18 6 7 8 17 8 3 3 2 17 3 1 2 3 4 14 3 15 0 4 4 2 19 3 4 2 5 8 2 4 8 8 6 3 5 6 113

1. 1. P ajak Lan gsun g 9 1 12 2 18 2 3 0 2 5 0 5 12 2 9 15 9 2 2 0 4 6 2 5 12 2 9 9 7 5 13 0 8 2 3 1 10 10 1 10 0 10 116 0 5 12 7 0 8 14 2 3 4 12 6 19 13 19 1 12 8 9 0 17 0 0 0 2 16 4 4 19 2 8 2 19 8 7 6 17 4 0 7

1. 1. 1. Migas 4 8 6 9 113 19 9 3 4 5 9 7 3 12 4 9 16 19 19 4 9 2 3 0 9 4 2 6 0 7 0 2 0 8 6 2 8 8 17 0 9 5 2 0 10 4 3 0 1116 0 9 7 3 8 10 0 8 3 9 5 3 6 13 3 8 1 17 7 4 0 15 0 7 0 15 3 3 1 12 5 0 3

1. 1. 2 . Non - Migas 4 3 5 3 6 9 10 3 16 0 2 5 6 3 4 3 4 2 7 5 6 3 6 8 8 8 7 0 12 11 14 7 3 18 4 0 2 0 8 5 2 2 7 8 3 0 7 4 2 8 8 1 3 10 8 3 3 5 4 3 6 19 3 9 0 4 4 2 12 4 5 4 5 4 9 0 4

1. 2 . P ajak T idak Lan gsun g 15 0 2 10 2 18 2 5 4 4 13 4 5 8 5 3 9 7 4 1 8 7 9 10 7 8 13 8 0 16 8 0 17 7 6 19 7 2 2 3 0 9 2 5 11 3 7 12 4 2 6 0 6 8 2 3 8 9 9 1 12 4 6 5 18 10 7 2 0 7 0 7 2 5 5 4 7 3 2 8 0 2

1. 3 . P en er imaan Bukan P ajak 3 13 2 8 3 5 5 0 6 7 110 119 14 4 19 1 18 7 3 16 3 3 6 4 3 6 5 19 6 8 7 7 3 2 9 5 4 17 17 15 3 3 2 0 3 9 2 4 4 2 2 5 9 3 3 4 4 0 5 9 0 4

2 P en geluar an Rut in 2 17 2 8 8 3 4 9 4 3 8 7 13 10 16 13 3 3 16 3 0 2 14 9 2 7 4 4 4 0 6 2 5 8 0 0 6 9 7 8 6 9 9 6 8 4 12 9 4 2 9 12 3 9 9 13 12 6 17 3 4 0 2 0 9 3 5 2 4 3 3 5 2 9 12 1 2 9 0 5 3 3 3 6 0 5 4 0 2 9 0

3 T abun gan P emer in t ah { ( 1) - ( 2 ) } 2 7 5 7 7 9 15 3 2 5 5 7 3 8 9 0 8 12 7 6 13 8 6 15 2 2 2 6 3 5 4 4 2 7 5 2 3 5 5 4 2 2 6 0 2 1 6 4 7 7 6 2 7 9 4 7 0 7 4 3 9 1 2 4 7 9 7 16 9 13 0 7 2 13 5 2 9 15 2 5 8 15 8 2 3

4 P en er imaan P emban gun an 9 1 12 0 13 5 15 8 2 0 4 2 3 2 4 9 2 7 8 4 7 7 3 10 3 5 13 8 1 14 9 4 17 0 9 19 4 0 3 8 8 2 3 4 7 8 4 3 6 8 3 5 8 9 5 5 5 6 10 12 4 8 3 3 0 8 3 8 2 9 9 7 5 110 9 8 10 7 5 3

5 Dan a P emban gun an { ( 3 ) +( 4 ) } 118 17 7 2 14 3 11 4 5 9 9 7 0 14 0 0 2 0 6 0 2 15 9 2 5 5 7 4 0 16 5 9 2 1 6 9 4 4 7 3 6 2 9 9 0 3 9 9 5 5 10 6 4 7 8 2 9 6 9 9 4 7 12 6 0 3 15 4 9 9 2 14 5 4 2 3 5 0 4 2 6 3 5 6 2 6 5 7 6

6 P en geluar an P emban gun an 118 17 0 19 6 2 9 8 4 5 1 9 6 2 13 9 8 2 0 5 5 2 15 7 2 5 5 6 4 0 14 5 9 16 6 9 4 0 7 3 6 0 9 8 9 9 9 9 5 2 10 6 4 7 8 2 9 6 9 7 7 0 12 3 17 15 3 9 4 18 2 5 1 2 3 0 7 5 2 6 9 0 6 2 8 4 2 8

7 An ggar an Negar a { ( 1) +( 4 ) = ( 2 ) +( 6 ) } 3 3 5 4 5 8 5 4 5 7 3 6 116 4 19 7 8 2 7 3 1 3 6 8 5 4 3 0 6 5 3 0 0 8 0 7 6 117 16 13 9 18 14 3 5 6 18 3 11 19 3 8 1 2 3 0 4 6 2 14 2 2 2 7 110 3 3 2 5 2 3 9 7 2 9 4 7 3 7 2 5 2 12 8 6 0 5 11 6 8 7 18

7 . 1. Def is it An ggar an Negar a { ( 1) - ( 7 ) } - 9 1 - 113 - 117 - 14 5 - 19 6 - 2 2 4 - 4 9 0 - 7 7 9 - 7 7 1 - 10 3 4 - 13 7 9 - 14 8 9 - 17 0 5 - 19 3 8 - 3 8 7 8 - 3 4 7 5 - 4 3 6 8 - 3 5 8 9 - 5 3 7 9 - 9 8 3 8 - 8 2 2 5 - 5 17 9 - 9 5 4 6 - 116 4 8 - 12 6 0 5

7 . 2 . Def is it P emben t ukan Modal P emer in t ah - 2 7 - 5 0 - 6 1 - 14 0 - 2 4 7 - 7 3 0 - 9 0 6 - 12 7 1 - 13 8 4 - 15 2 1 - 2 6 3 3 - 4 4 2 2 - 5 2 3 1 - 5 4 2 0 - 6 0 17 - 6 4 7 4 - 6 2 7 9 - 4 7 0 7 - 4 2 14 - 2 19 3 - 7 0 6 4 - 9 8 6 9 - 13 10 0 - 15 8 0 8 - 17 6 7 5

8 Cur r en t Accoun t ( Net t o ) { ( 9 ) +( 10 ) } - 5 0 1 - 3 8 8 - 4 4 8 - 5 5 7 - 7 5 6 - 13 8 - 8 5 4 - 8 0 2 - 7 9 0 - 115 5 2 19 8 2 13 1 - 2 7 9 0 - 7 0 3 9 - 4 15 1 - 19 6 8 - 2 10 4 - 2 2 14 - 2 5 3 4 - 2 9 0 2 - 3 3 2 1 - 3 8 0 2 - 4 3 5 2 - 2 5 6 1 - 2 9 4 0

9 Mer chan dise - 5 3 10 2 12 6 2 8 8 5 3 9 2 0 8 9 17 3 7 2 0 4 0 2 9 9 4 2 9 10 7 7 8 9 8 6 13 5 0 8 3 17 6 3 5 12 5 4 7 4 5 6 4 8 5 9 0 3 5 8 9 9 5 8 17 5 6 3 8 5 3 4 6 4 9 11 7 9 8 6 7 3 7 7

9 . 1. E xpor t f . o. b 10 4 4 12 0 4 13 7 4 19 3 9 3 6 13 7 18 6 7 14 6 9 2 13 10 8 6 0 113 5 3 18 5 11 2 2 8 5 5 2 2 9 9 4 18 6 7 2 19 8 16 19 9 0 1 19 2 2 1 18 9 4 3 2 0 7 2 8 2 2 6 8 1 2 4 8 17 2 7 15 6 2 9 7 14 3 5 3 0 3 3 6 5 0 4

9 . 1. 1. Oil an d Gas 3 8 4 4 4 3 5 9 0 9 6 5 17 0 8 5 15 3 5 2 7 3 6 3 5 0 7 3 5 3 7 3 7 4 12 3 4 0 17 2 9 8 18 8 2 4 14 7 4 4 14 4 4 9 13 9 9 4 13 115 12 5 4 5 12 7 6 7 12 7 7 4 12 4 8 9 118 16 10 6 2 6 10 4 4 8 0 9 3 3 4

9 . 1. 2 . Non - Oil an d Gas 6 6 0 7 6 1 7 8 4 9 7 4 19 0 5 2 0 3 3 18 7 3 2 8 6 3 3 5 0 7 3 9 7 9 6 17 1 5 5 5 7 4 17 0 3 9 2 8 5 3 6 7 5 9 0 7 6 10 6 6 3 9 8 7 9 6 1 9 9 0 7 12 3 2 8 15 3 4 0 19 0 8 8 - 6 9 17 7 2 7 17 0

9 . 2 . I mpor t f . o. b - 10 9 7 - 110 2 - 12 4 8 - 16 5 1 - 3 0 7 4 - 5 0 9 7 - 5 4 0 9 - 7 17 3 - 7 8 6 6 - 8 4 4 3 - 10 7 2 2 - 14 2 4 2 - 17 9 11 - 18 4 9 6 - 16 3 0 4 - 14 4 2 7 - 13 5 7 3 - 13 0 4 0 - 14 8 2 9 - 16 8 6 4 - 19 17 9 - 2 18 10 - 2 4 8 0 3 - 2 7 3 17 - 2 9 12 7

10 S er vices ( Net t o ) - 4 4 8 - 4 9 0 - 5 7 4 - 8 4 5 - 12 9 5 - 2 2 2 7 - 2 5 9 1 - 2 8 4 2 - 3 7 8 4 - 4 0 6 5 - 5 5 9 1 - 6 4 8 2 - 7 8 7 3 - 7 2 15 - 7 6 6 3 - 7 4 4 2 - 7 7 5 2 - 8 117 - 8 4 3 3 - 8 7 19 - 8 9 5 9 - 9 14 8 - 9 2 6 3 - 10 5 4 7 - 10 3 17

11 Capit al T r an sact ion 4 0 2 4 6 5 5 4 2 8 9 5 1111 4 4 0 8 4 3 16 9 5 15 2 1 2 0 3 2 7 4 5 17 7 0 3 8 5 2 5 8 8 0 5 9 7 4 2 7 2 6 2 9 15 2 2 6 6 2 7 11 3 2 4 3 3 8 7 9 4 6 4 0 5 5 5 1 5 19 9 5 7 11

11. 1. S DR 3 5 2 8 3 0 - - - - - - 6 4 6 5 6 2 - - - - - - 3 0 8 6 0 1 7 9 5 7 0 9 - - -

11. 2 . Of f icial Capit al 3 7 1 3 6 9 4 0 0 4 8 1 6 4 3 6 6 0 19 9 5 18 2 3 2 10 6 2 2 0 8 2 6 9 0 2 6 8 4 3 5 2 1 5 0 11 5 7 9 3 3 5 19 3 6 5 8 3 8 4 0 4 14 1 4 4 6 6 4 8 16 5 19 3 5 6 0 0 5 7 5 5 6 19 5

11. 3 . P r ivat e Capit al 2 7 115 19 0 4 8 8 5 9 4 - 13 1 - 10 7 5 3 8 17 6 3 9 2 - 13 18 - 3 6 1 114 0 17 9 5 119 1 4 9 9 5 9 9 2 0 3 3 7 1 6 7 8 12 3 8 2 2 6 2 4 13 3 4 2 8 4 4 6 4 8

11. 4 . Debt Repaymen t - 3 1 - 4 7 - 7 8 - 6 6 - 8 1 - 8 9 - 7 7 - 16 8 - 7 6 1 - 6 3 2 - 6 9 2 - 6 15 - 8 0 9 - 9 2 6 - 10 10 - 12 9 2 - 13 4 2 17 7 7 - 2 10 9 - 2 5 0 2 - 2 9 7 0 - 3 5 2 4 - 4 18 2 - 4 8 4 0 - 5 13 2

12 E r r or s An d Omiss ion s 5 6 - 9 5 6 8 7 5 - 3 11 - 3 5 3 10 8 - 8 0 - 16 9 - 12 5 3 - 116 5 - 2 0 5 0 - 2 12 1 2 4 7 - 9 1 - 7 5 0 0 - 8 3 - 17 3 - 2 5 5 - 2 9 3 - 2 18 - 119 9 - 2 0 4 4

13 Mon et ar y Movemen t 4 3 18 - 10 0 - 4 2 5 - 3 6 0 9 3 6 4 - 10 0 1 - 6 5 1 - 7 0 8 - 16 9 0 - 2 7 3 6 9 8 8 3 2 8 0 - 2 0 7 0 - 6 6 7 - 6 1 - 5 2 - 9 4 - 16 8 - 3 0 3 - 5 4 5 - 9 8 1 - 14 3 9 - 7 2 7

14 Reser ves Out f lows { ( 8 ) +( 11. 4 ) } - 5 3 2 - 4 3 5 - 5 2 6 - 6 2 3 - 8 3 7 - 2 2 7 - 9 3 1 - 9 7 0 - 15 5 1 - 17 8 7 15 0 6 15 16 - 3 5 9 9 - 7 9 6 5 - 5 16 1 - 3 2 6 0 - 3 4 4 6 - 4 3 7 - 4 6 4 3 - 5 4 0 4 - 6 2 9 1 - 7 3 2 6 - 8 5 3 4 - 7 4 0 1 - 8 0 7 2

15 T ot als Balan ce of P aymen t { ( 8 ) +( 11) } - 9 9 7 7 9 4 3 3 8 3 5 5 3 0 2 - 11 8 9 3 7 3 1 8 7 7 2 9 4 3 3 9 0 1 10 6 2 - 115 9 18 2 3 7 5 8 8 11 5 2 17 7 3 4 1 5 5 8 8 3 8 119 9 2 6 3 8 2 7 7 1

16 P en geluar an Kon sumsi Rumah T an gga 4 4 15 4 . 9 4 4 9 8 3 . 5 4 6 19 1. 4 4 7 0 0 2 . 6 5 0 4 0 8 . 0 5 7 3 3 1. 7 6 0 8 2 1. 2 6 2 9 6 9 . 8 6 5 3 5 5 . 7 7 19 2 2 . 4 8 3 4 2 3 . 5 10 14 3 7 . 6 115 4 9 8 . 5 12 7 3 0 3 . 4 12 2 0 9 5 . 3 12 5 2 9 3 . 1 12 4 8 4 4 . 4 12 8 8 2 7 . 0 13 4 9 6 5 . 9 14 19 3 3 . 7 14 8 7 8 3 . 1 16 2 2 0 7 . 3 17 6 7 2 2 . 2 18 3 0 4 6 . 7 19 2 9 5 8 . 4

17 P en geluar Kon sumsi P emer in t ah 4 4 0 9 . 6 5 15 4 . 1 5 5 2 0 . 5 5 9 7 4 . 2 7 6 2 6 . 2 6 8 2 7 . 4 8 8 9 9 . 0 9 5 5 0 . 8 1112 4 . 0 13 0 8 1. 7 14 3 2 5 . 7 12 6 7 0 . 5 17 4 7 8 . 4 18 9 17 . 4 18 7 3 4 . 2 19 3 7 3 . 6 2 0 8 5 3 . 8 2 14 3 3 . 9 2 13 9 7 . 7 2 3 0 18 . 0 2 5 4 3 2 . 5 2 6 2 4 8 . 9 2 8 0 9 3 . 7 2 9 7 3 1. 9 2 9 7 5 6 . 7

18 P emben t ukan Modal Domest ik Br ut o 5 9 8 4 . 0 7 9 5 9 . 0 9 6 4 5 . 8 114 8 2 . 8 13 4 4 1. 1 16 0 2 2 . 5 18 3 6 0 . 2 19 4 6 2 . 9 2 2 5 5 9 . 5 2 5 9 5 7 . 6 2 7 10 4 . 8 3 2 2 2 3 . 1 3 5 8 11. 4 4 0 4 6 4 . 6 4 3 6 3 0 . 2 4 10 0 4 . 9 4 3 9 6 1. 6 4 8 0 0 8 . 9 5 0 6 4 2 . 4 5 6 4 7 8 . 6 6 4 0 2 4 . 9 7 3 3 5 5 . 6 7 8 14 2 . 0 8 2 0 0 1. 5 8 6 6 6 7 . 3

19 P er ubahan S t ock - - - - - - - - - - - - - - 8 8 2 0 . 7 13 4 0 0 . 8 2 0 19 5 . 5 19 4 13 . 3 14 9 8 2 . 2 3 4 6 9 . 7 4 3 9 0 . 8 10 2 3 2 . 9 6 16 4 . 3 7 17 0 . 0 10 5 4 5 . 5

2 0 E kspor Bar an g dan Jasa 2 0 119 . 6 2 2 4 9 3 . 0 2 5 4 2 4 . 6 3 0 8 3 7 . 5 3 6 5 7 4 . 0 3 8 9 7 1. 6 3 8 0 3 0 . 4 4 4 5 0 5 . 8 4 8 7 0 2 . 4 4 9 2 0 1. 3 4 9 13 9 . 3 4 6 3 6 9 . 5 4 5 2 6 1. 0 3 8 9 5 2 . 7 4 13 9 8 . 9 4 4 10 8 . 1 4 0 6 6 5 . 8 4 6 8 5 2 . 1 5 3 6 9 8 . 5 5 4 2 6 8 . 2 5 9 9 3 7 . 3 6 0 2 0 7 . 7 7 2 17 7 . 1 8 2 7 6 1. 4 8 8 2 3 0 . 9

2 1 Dikur an gi: I mpor t Bar an g dan Jasa 5 8 4 3 . 9 6 6 0 4 . 1 7 6 12 . 4 8 6 7 3 . 2 116 2 8 . 3 15 3 7 0 . 7 17 16 2 . 8 2 0 0 3 8 . 5 2 0 9 2 9 . 7 2 3 5 7 8 . 2 2 8 8 6 8 . 9 3 3 2 3 3 . 5 4 2 2 2 6 . 4 4 5 6 9 1. 9 5 13 2 6 . 0 4 7 4 7 1. 5 4 9 9 7 6 . 8 5 2 0 5 9 . 9 5 3 0 8 8 . 2 4 3 16 4 . 1 4 8 9 6 6 . 7 6 0 2 8 4 . 3 7 0 4 2 8 . 7 7 5 0 5 2 . 4 7 8 3 8 3 . 0

2 2 P r oduk Domest ik Br ut o 6 8 8 2 4 . 2 7 3 9 8 5 . 5 7 9 16 9 . 9 8 6 6 2 3 . 9 9 6 4 2 1. 0 10 3 7 8 2 . 5 10 8 9 4 8 . 0 116 4 5 0 . 8 12 6 8 11. 9 13 6 5 8 4 . 8 14 5 12 4 . 4 15 9 4 6 7 . 2 17 18 2 2 . 9 17 9 9 4 6 . 2 18 3 3 5 3 . 3 19 5 7 0 9 . 0 2 0 0 5 4 4 . 3 2 12 4 7 5 . 3 2 2 2 5 9 8 . 5 2 3 6 0 0 4 . 1 2 5 3 6 0 1. 9 2 7 19 6 8 . 1 2 9 0 8 7 0 . 6 3 0 9 6 5 9 . 1 3 2 9 7 7 5 . 8

2 3 P en dapat an Net o t er hadap Luar Neger i 13 0 9 . 1 12 4 2 . 7 10 3 3 . 9 - 4 1. 9 - 6 4 5 . 6 - 2 3 7 5 . 0 - 2 3 7 3 . 6 - 10 4 0 . 5 - 2 2 8 1. 8 - 3 0 5 7 . 0 - 5 0 8 6 . 0 - 5 9 6 6 . 0 - 4 6 2 9 . 4 - 7 8 9 9 . 2 - 6 6 5 0 . 0 - 7 8 5 2 . 0 - 7 8 7 9 . 8 - 7 7 0 0 . 7 - 8 6 9 5 . 8 - 6 7 9 2 . 1 - 7 2 2 5 . 6 - 8 3 4 6 . 7 - 8 7 14 . 3 - 9 8 3 2 . 1 - 12 5 5 2 . 6

dar i f akt or P r oduks i

2 4 P r oduk Nas ion al Br ut o 7 0 13 3 . 3 7 5 2 2 8 . 2 8 0 2 0 3 . 8 8 6 5 8 2 . 0 9 5 7 7 5 . 4 10 14 0 7 . 5 10 6 5 7 4 . 4 115 4 10 . 3 12 4 5 3 0 . 1 13 3 5 2 7 . 8 14 0 0 3 8 . 4 15 3 5 0 1. 2 16 7 19 3 . 5 17 2 0 4 7 . 0 17 6 7 0 3 . 3 18 7 8 5 7 . 0 19 2 6 6 4 . 5 2 0 4 7 7 4 . 6 2 13 9 0 2 . 7 2 2 9 2 12 . 0 2 4 6 3 7 6 . 3 2 6 3 6 2 1. 4 2 8 2 15 6 . 3 2 9 9 8 2 7 . 0 3 17 2 2 3 . 2

2 5 Dikur an gi : P ajak t ak lan gsun g Net t o 16 16 . 7 17 14 . 1 19 2 0 . 6 2 112 . 0 2 3 8 3 . 8 2 3 17 . 9 3 2 10 . 8 2 8 4 1. 5 5 3 8 2 . 4 3 4 8 3 . 6 4 12 0 . 6 4 5 2 7 . 9 4 17 0 . 3 4 5 4 2 . 0 4 8 4 0 . 5 5 2 6 0 . 0 6 119 . 8 7 0 5 6 . 4 9 6 4 4 . 8 13 8 7 0 . 1 17 6 9 5 . 6 17 8 6 9 . 3 17 7 9 2 . 3 19 6 5 5 . 6 2 117 1. 1

2 6 Dikur an gi : P en yusut an 3 4 3 1. 0 3 6 8 8 . 4 3 9 4 5 . 8 4 3 17 . 0 4 8 0 7 . 6 5 17 4 . 5 4 9 9 3 . 8 5 9 11. 5 4 12 4 . 3 6 8 3 3 . 6 7 2 8 8 . 1 7 9 7 8 . 0 8 6 0 9 . 9 8 8 0 3 . 7 9 17 2 . 8 9 7 9 0 . 9 10 0 3 3 . 0 10 6 2 9 . 8 1113 6 . 2 118 0 0 . 1 12 6 6 5 . 5 13 3 2 7 . 5 14 5 5 2 . 6 15 4 8 8 . 3 16 4 8 8 . 8

2 7 P r oduk Nas ion al Net t o at as dasar biaya 6 5 0 8 5 . 6 6 9 8 2 5 . 7 7 4 3 3 7 . 4 8 0 15 3 . 0 8 8 5 8 4 . 0 9 3 9 15 . 1 9 8 3 6 9 . 8 10 6 6 5 7 . 3 115 0 2 3 . 4 12 3 2 10 . 6 12 8 6 2 9 . 7 14 0 9 9 5 . 3 15 4 4 13 . 3 15 8 7 0 1. 3 16 2 6 9 0 . 0 17 2 8 0 6 . 1 17 6 5 11. 7 18 7 0 8 8 . 4 19 3 12 1. 7 2 0 3 5 4 1. 8 2 16 0 15 . 2 2 3 2 4 2 4 . 6 2 4 9 8 11. 4 2 6 4 6 8 3 . 1 2 7 9 5 6 3 . 3

f akt or pr oduks i

2 8 P en geluar an Kon sumsi Br ut o {( 16 ) +( 17 ) } 4 8 5 6 4 . 5 5 0 13 7 . 6 5 17 11. 9 5 2 9 7 6 . 8 5 8 0 3 4 . 2 6 4 15 9 . 1 6 9 7 2 0 . 2 7 2 5 2 0 . 6 7 6 4 7 9 . 7 8 5 0 0 4 . 1 9 7 7 4 9 . 2 114 10 8 . 1 13 2 9 7 6 . 9 14 6 2 2 0 . 8 14 0 8 2 9 . 5 14 4 6 6 6 . 7 14 5 6 9 8 . 2 15 0 2 6 0 . 9 15 6 3 6 3 . 6 16 4 9 5 1. 7 17 4 2 15 . 6 18 8 4 5 6 . 2 2 0 4 8 15 . 9 2 12 7 7 8 . 6 2 2 2 7 15 . 1

2 9 P en geluar an Kon sumsi Br ut o ( *) 4 8 5 6 4 . 5 5 0 13 7 . 6 5 17 11. 9 5 2 9 7 6 . 8 5 8 0 3 4 . 2 6 4 15 9 . 1 6 9 7 2 0 . 2 7 2 5 2 0 . 6 7 6 4 7 9 . 7 8 5 0 0 4 . 1 9 7 7 4 9 . 2 114 10 8 . 1 13 2 9 7 6 . 9 14 6 2 2 0 . 8 14 9 6 5 0 . 2 15 8 0 6 7 . 5 16 5 8 9 3 . 7 16 9 6 7 4 . 2 17 13 4 5 . 8 16 8 4 2 1. 4 17 8 6 0 6 . 4 19 8 6 8 9 . 1 2 10 9 8 0 . 2 2 19 9 4 8 . 6 2 3 3 2 6 0 . 6

3 0 T abun gan Domest ik Br ut o {( 2 2 ) - ( 2 8 ) } 2 0 2 5 9 . 7 2 3 8 4 7 . 9 2 7 4 5 8 . 0 3 3 6 4 7 . 1 3 8 3 8 6 . 8 3 9 6 2 3 . 4 3 9 2 2 7 . 8 4 3 9 3 0 . 2 5 0 3 3 2 . 2 5 15 8 0 . 7 4 7 3 7 5 . 2 4 5 3 5 9 . 1 3 8 8 4 6 . 0 3 3 7 2 5 . 4 4 2 5 2 3 . 8 5 10 4 2 . 3 5 4 8 4 6 . 1 6 2 2 14 . 4 6 6 2 3 4 . 9 7 10 5 2 . 4 7 9 3 8 6 . 3 8 3 5 11. 9 8 6 0 5 4 . 7 9 6 8 8 0 . 5 10 7 0 6 0 . 7

3 1 T abun gan Domest ik Br ut o ( **) 2 0 2 5 9 . 7 2 3 8 4 7 . 9 2 7 4 5 8 . 0 3 3 6 4 7 . 1 3 8 3 8 6 . 8 3 9 6 2 3 . 4 3 9 2 2 7 . 8 4 3 9 3 0 . 2 5 0 3 3 2 . 2 5 15 8 0 . 7 4 7 3 7 5 . 2 4 5 3 5 9 . 1 3 8 8 4 6 . 0 3 3 7 2 5 . 4 3 3 7 0 3 . 1 3 7 6 4 1. 5 3 4 6 5 0 . 6 4 2 8 0 1. 1 5 12 5 2 . 7 6 7 5 8 2 . 7 7 4 9 9 5 . 5 7 3 2 7 9 . 0 7 9 8 9 0 . 4 8 9 7 10 . 5 9 6 5 15 . 2

3 2 T abun gan P emer in t ah 6 8 3 . 5 13 0 1. 4 17 0 2 . 6 2 9 0 3 . 2 3 6 4 2 . 9 7 15 1. 2 - 7 8 4 . 5 9 6 0 8 . 4 9 2 3 3 . 8 8 3 9 9 . 6 119 3 9 . 3 15 5 3 3 . 3 16 6 5 0 . 8 15 9 9 8 . 8 9 4 9 2 . 5 14 12 3 . 4 13 0 0 2 . 7 9 7 5 3 . 4 7 8 4 8 . 1 4 117 . 3 10 8 7 5 . 3 8 17 5 . 8 17 3 0 0 . 5 18 17 9 . 4 15 8 2 3 . 0

3 3 T abun gan Masyar akat {( 3 0 ) - ( 3 2 ) } 19 5 7 6 . 2 2 2 5 4 6 . 5 2 5 7 5 5 . 4 3 0 7 4 3 . 9 3 4 7 4 3 . 9 3 2 4 7 2 . 2 4 0 0 12 . 3 3 4 3 2 1. 8 4 10 9 8 . 4 4 3 18 1. 1 3 5 4 3 5 . 9 2 9 8 2 5 . 8 2 2 19 5 . 2 17 7 2 6 . 6 3 3 0 3 1. 3 3 6 9 18 . 9 4 18 4 3 . 4 5 2 4 6 1. 0 5 8 3 8 6 . 8 6 6 9 3 5 . 1 6 8 5 11. 0 7 5 3 3 6 . 1 6 8 7 5 4 . 2 7 8 7 0 1. 1 9 12 3 7 . 7

3 4 T abun gan Masyar akat ( ***) 19 5 7 6 . 2 2 2 5 4 6 . 5 2 5 7 5 5 . 4 3 0 7 4 3 . 9 3 4 7 4 3 . 9 3 2 4 7 2 . 2 4 0 0 12 . 3 3 4 3 2 1. 8 4 10 9 8 . 4 4 3 18 1. 1 3 5 4 3 5 . 9 2 9 8 2 5 . 8 2 2 19 5 . 2 17 7 2 6 . 6 2 4 2 10 . 6 2 3 5 18 . 1 2 16 4 7 . 9 3 3 0 4 7 . 7 4 3 4 0 4 . 6 6 3 4 6 5 . 4 6 4 12 0 . 2 6 5 10 3 . 2 6 2 5 8 9 . 9 7 15 3 1. 1 8 0 6 9 2 . 2

3 5 S t ok Modal {( 4 4 ) ( 2 2 ) } 0 114 0 8 5 . 6 14 7 3 3 5 . 2 13 3 4 8 7 . 4 13 2 2 8 9 . 6 2 2 5 9 3 4 . 5 3 8 7 2 0 1. 2 3 0 2 0 7 3 . 4 2 7 6 0 6 9 . 5 3 6 2 7 6 9 . 2 4 6 0 4 7 9 . 7 3 5 8 3 2 2 . 8 4 9 7 9 4 2 . 8 # # # # # # # # # # # # # # # # 6 4 9 5 5 8 . 2 # # # # # # # # 8 5 5 0 0 0 . 6 1113 6 6 0 . 3 9 9 4 2 8 5 . 3 9 2 2 6 0 3 . 7 # # # # # # # # 12 0 2 4 5 9 . 1 13 5 16 6 2 . 0 14 2 0 6 7 4 . 1

3 6 Modal P r odukt if {( 3 5 ) - ( 2 6 ) } - 3 4 3 1. 0 110 3 9 7 . 2 14 3 3 8 9 . 4 12 9 17 0 . 4 12 7 4 8 2 . 0 2 2 0 7 6 0 . 0 3 8 2 2 0 7 . 4 2 9 6 16 1. 9 2 7 19 4 5 . 2 3 5 5 9 3 5 . 6 4 5 3 19 1. 6 3 5 0 3 4 4 . 8 4 8 9 3 3 2 . 9 17 5 7 18 8 . 3 10 7 0 7 7 8 . 1 6 3 9 7 6 7 . 3 18 13 3 15 . 8 8 4 4 3 7 0 . 8 110 2 5 2 4 . 1 9 8 2 4 8 5 . 2 9 0 9 9 3 8 . 2 10 7 2 9 13 . 1 118 7 9 0 6 . 5 13 3 6 17 3 . 7 14 0 4 18 5 . 3

3 7 I n ves t as i Net t o {( 18 ) - ( 2 6 ) } 2 5 5 3 . 0 4 2 7 0 . 6 5 7 0 0 . 0 7 16 5 . 8 8 6 3 3 . 5 10 8 4 8 . 0 13 3 6 6 . 4 13 5 5 1. 4 18 4 3 5 . 2 19 12 4 . 0 19 8 16 . 7 2 4 2 4 5 . 1 2 7 2 0 1. 5 3 16 6 0 . 9 3 4 4 5 7 . 4 3 12 14 . 0 3 3 9 2 8 . 6 3 7 3 7 9 . 1 3 9 5 0 6 . 2 4 4 6 7 8 . 5 5 13 5 9 . 4 6 0 0 2 8 . 1 6 3 5 8 9 . 4 6 6 5 13 . 2 7 0 17 8 . 5

3 8 P en dapat an Dispos ibel {( 2 7 ) - ( 2 5 ) } 6 3 4 6 8 . 9 6 8 111. 6 7 2 4 16 . 8 7 8 0 4 1. 0 8 6 2 0 0 . 2 9 15 9 7 . 2 9 5 15 9 . 0 10 3 8 15 . 8 10 9 6 4 1. 0 119 7 2 7 . 0 12 4 5 0 9 . 1 13 6 4 6 7 . 4 15 0 2 4 3 . 0 15 4 15 9 . 3 15 7 8 4 9 . 5 16 7 5 4 6 . 1 17 0 3 9 1. 9 18 0 0 3 2 . 0 18 3 4 7 6 . 9 18 9 6 7 1. 7 19 8 3 19 . 6 2 14 5 5 5 . 3 2 3 2 0 19 . 1 2 4 5 0 2 7 . 5 2 5 8 3 9 2 . 2

3 9 Kur s Dollar 3 8 5 3 8 1 4 18 4 14 4 18 4 3 2 4 2 1 4 2 1 4 2 1 6 3 4 6 3 2 6 3 4 6 4 3 6 9 2 9 9 5 10 7 5 113 0 16 4 9 16 5 5 17 3 7 18 0 5 19 0 5 19 9 7 2 0 7 4 2 118

4 0 P en duduk 115 118 12 0 12 3 12 6 12 9 13 2 13 5 13 8 14 2 14 4 14 8 15 1 15 5 15 8 16 1 16 4 16 7 17 1 17 3 17 5 17 8 18 1 18 5 18 8

4 1 An gkat an Ker ja 3 8 . 3 3 9 . 8 4 1. 3 4 2 . 6 4 4 4 5 . 4 4 6 . 9 4 8 . 4 4 9 . 4 5 0 . 4 5 1. 4 5 2 . 4 5 4 . 5 5 6 . 7 5 9 6 1. 4 6 3 . 8 7 0 . 2 7 2 . 3 7 4 . 4 7 6 . 7 7 8 . 9 8 1. 3 8 3 . 7 8 6 . 2

4 2 P eker ja 3 4 . 6 3 6 . 1 3 7 . 6 3 9 . 4 4 1. 2 4 3 . 2 4 5 . 2 4 7 . 3 4 8 . 3 4 9 . 4 5 0 . 5 5 1. 6 5 3 . 6 5 5 . 7 5 7 . 8 5 9 . 4 6 2 . 5 6 8 . 3 7 0 . 2 7 2 . 1 7 4 . 1 7 6 . 1 7 8 . 2 8 0 . 4 8 2 . 5

4 3 I mpor Bar an g Modal 12 6 . 4 18 8 . 7 2 4 2 . 2 3 3 8 . 9 6 3 4 . 1 8 8 4 . 2 115 2 . 2 14 4 1. 0 16 4 5 . 9 2 0 4 3 . 8 2 6 7 7 . 4 3 15 9 . 0 3 9 3 5 . 0 4 7 7 5 . 1 6 15 0 . 5 7 0 13 . 1 6 9 4 8 . 3 7 3 7 9 . 5 10 0 2 7 . 4 14 3 5 4 . 4 16 3 0 8 . 9 18 2 7 9 . 3 19 6 6 4 . 8 2 2 0 6 4 . 6 2 4 5 6 5 . 2

4 4 I C O R - 1. 5 4 2 1. 8 6 1 1. 5 4 1 1. 3 7 2 2 . 17 7 3 . 5 5 4 2 . 5 9 4 2 . 17 7 2 . 6 5 6 3 . 17 3 2 . 2 4 7 2 . 8 9 8 9 . 8 14 5 . 8 9 3 . 3 19 9 . 0 9 2 4 . 0 2 4 5 . 0 0 3 4 . 2 13 3 . 6 3 8 3 . 9 9 4 4 . 13 4 4 . 3 6 5 4 . 3 0 8

4 5 Laju P er t umbuhan E kon omi ( % ) - 0 . 0 7 4 9 9 3 0 . 0 7 0 0 7 3 0 . 0 9 4 15 2 0 . 113 0 9 9 0 . 0 7 6 3 4 7 0 . 0 4 9 7 7 2 0 . 0 6 8 8 6 6 0 . 0 8 8 9 7 4 0 . 0 7 7 0 6 6 0 . 0 6 2 5 2 2 0 . 0 9 8 8 3 1 0 . 0 7 7 4 8 1 0 . 0 4 7 2 7 7 0 . 0 18 9 3 4 0 . 0 6 7 3 8 7 0 . 0 2 4 7 0 7 0 . 0 5 9 4 9 3 0 . 0 4 7 6 4 4 0 . 0 6 0 2 2 3 0 . 0 7 4 5 6 6 0 . 0 7 2 4 2 1 0 . 0 6 9 5 0 3 0 . 0 6 4 5 9 4 0 . 0 6 4 9 6 4

4 6 Laju P er t umbuhan P en duduk ( Jut a J iwa) 114 . 9 117 . 5 12 0 . 1 12 3 . 1 12 6 12 9 . 1 13 2 . 1 13 5 . 2 13 8 . 3 14 1. 6 14 4 . 1 14 8 15 1. 3 15 4 . 7 15 7 . 8 16 1. 2 16 3 . 9 16 7 . 3 17 0 . 8 17 3 . 4 17 4 . 7 17 8 . 2 18 1. 4 18 4 . 5 18 7 . 6

4 7 I n deks I mplis it P DB 3 . 9 5 4 . 3 8 4 . 6 4 5 . 2 7 7 10 . 3 2 11. 6 13 . 2 8 15 . 0 1 18 . 12 2 2 . 0 7 2 8 . 5 3 1. 4 4 3 3 . 8 9 4 2 . 3 6 4 5 . 8 6 4 8 . 2 9 4 8 . 2 6 5 5 . 9 5 6 0 . 2 1 6 5 . 9 2 7 1. 9 2 7 8 . 2 8 3 . 9 3 10 0

S umbe r : - Re publik Indone sia , Not a Ke ua nga n Da n Ra nc a nga n Angga ra P e nda pa t a n da n Be la nja Ne ga ra Ta hun 1988/ 1989; Ba nk Indone sia , S t a t ist ik Ekonomi-Ke ua nga n Indone sia , be be ra pa t a hun pe ne rbit a n;

Biro P usa t S t a t ist ik, P e nda pa t a n Na siona l Indone sia (Ta be l-Ta be l P okok), Ta hun 1983-1988, Ta hun 1988-1993 da n Ta hun 1994-1997.

Ca t a t a n: - 1 s/ d 7.2 a da la h Re a lisa si Angga ra n P e nda pa t a n Da n Be la nja Ne ga ra ( Da la m Milya r Rupia h, Be rda sa rka n Ha rga Be rla ku ) -- t a hun f iska l.

Page 11: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

Dengan mempergunakan ukuran pendapatan per kapita sekaligus dapat

dipecahkan dua permasalahan pokok sekaligus. Kenaikan jumlah pendapatan dan

kenaikan jumlah penduduk. Dengan terjadinya kenaikan jumlah pendapatan perkapita,

tersirat pula didalamnya adanya keharusan laju kenaiakn pendapatan yang lebih besar

dibandingkan dengan laju kenaikan jumlah penduduk. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa penghalang utama bagi pembangunan negara-negara sedang berkembang dan

bahkan menjadi semacam pola pemikiran adalah masalah kekurangan modal.

Diantaranya dari kelima tahap tersebut, maka tahap yang paling kritis adalah

tahap tinggal landas. Tahap kritis ini akan dapat dilalui apabila tingkat tabungan dan

investasi telah mampu mencapai antara 5 % sampai 10 % dari pendapatan nasional dan

pola demikian ternyata terkait kuat dengan teori pertumbuhan ekonomi yang dipaparkan

Harrod-Domar.

4.2. Pembentukan Modal Dan Pertumbuhan Ekonomi

Kalau satu tahap pembangunan jangka panjang diukur selama 25 tahun, maka

perekonomian Indonesia hingga saat tahun 1993/1994 berarti telah dicapai usia tersebut.

Amanat GBHN adalah seputar pembiayaan ekonomi yang semakin bertumpu pada

kemampuan sendiri, sedangkan bantuan luar negeri merupakan pelengkap dalam

pembangunan tetap saja masih berkumandang kesana sini. Mengenai perkembangan

ekonomi dan pembangunan Indonesia yang secara teoritis dapat dilihat dan ditilik satu

persatu pada Tabel 1.

Masalah pembiayaan pembangunan mengandung penegertian yang luas sekali.

Kalau bicara masalah pembiayaan pembangunan, maka hubungannya adalah investasi

atau pembentukan modal dan sumber dari pembentukan modal adalah tabungan yang

diakumulasi dari dalam dan luar negeri sebagai suatu ciri khas ekonomi yang bersifat

terbuka.

Pembentukan Modal atau investasi selalu dianggap sebagai kunci dari

keberhasilan usaha-usaha pembangunan. Bila sekiranya investasi meningkat, dengan

sendirinya, dianggap bahwa laju pertumbuhan ekonomi akan meningkat pula. Hal ini

akan dapat menaikan pendapatan perkapita. Bila ini terjadi, maka pembangunan dapat

dianggap berhasil. Sebaliknya, bila sekiranya investasi menurun maka hal ini akan

dianggap sebagai pertanda kurang baik bagi pembangunan negara yang bersangkutan.

Kita, disadari atau tidak, terpengaruh sekali oleh jalan pemikiran yang demikian ini

(Hendra Esmara: 1987, h.27 )

Kalau diperhatikan orientasi pembangunan di Indonesia, nampaknya terfokus

kepada pertumbuhan ekonomi yang pesat. Upaya demikian telah membawa kita pula

untuk lebih banyak melihat keluar "outward looking" dibanding dengan melihat kedalam

"inward looking". Karena orientasi demikian, maka kampanye untuk menarik modal

asing lebih ditekankan kepada tersedianya pasar dalam negeri yang cukup besar bagi

produk yang akan dihasilkan penanaman modal tersebut. Disamping itu ditekankan pula

Page 12: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

12

rendahnya biaya produksi, terutama sekali rendahnya upah buruh, sebagai faktor yang

akan menguntungkan penanaman modal. Ini berarti usaha-usaha untuk menarik

penanaman modal asing lebih diutamakan untuk memenuhi kaebutuhan pasar dalam

negeri ( Hendra Esmara: Ibid, h.17 ).

Sebenarnya masalah peranan modal asing dalam pembangunan telah lama

diperbincangkan oleh para ahli ekonomi pembangunan. Secara garis besar, pemikiran

mereka sebagai berikut ( Hoolis B. Chenery dan Nicholas G. Carter: 1973, h.459 ).

Pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh NSB sebagai

dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Kedua, pertumbuhan

ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan perubahan struktur produksi dan

perdagangan. Ketiga., modal asing dapat berperanan penting dalam mobilisasi dana

maupun transformasi struktural. Keempat, kebutuhan akan modal asing menjadi menurun

segera setelah perubahan struktural benar-benar terjadi (meskipun modal asing di masa

selanjutnya lebih produktif).

Studi empiris mengenai dampak modal asing terhadap pertumbuhan umumnya

difokuskan dengan mengestimasi fungsi produksi Neo-Klasik, yang menggambarkan

bagaimana pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh akumulasi faktor-faktor produksi,

seperti modal dan tenaga kerja. Faktor-faktor produksi ini selanjutnya dapat dipisah

menurut asalnya, dalam negeri atau luar negeri. Hasil studi secara umum memberikan

indikasi bahwa arus masuk modal asing telah menimbulkan dampak positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di NSB kawasan Asia dan Pasifik ( Colin Stoneman: 1975, h.11 )

Asumsi dasar yang melatarbelakangi pemikiran tersebut adalah bahwa setiap satu

dallar modal asing yang masuk akan mengakibatkan kenaikan satu dolar impor dan

investasi ( G.F. Papanek: 1972, h.934 ). Dengan asumsi ini dan Incremental Capital

Output Ratio (ICOR) yang stabil, dimungkinkan untuk mengihitung dampak modal asing

yang masuk terhadap pertumbuhan ekonomi. Atau sebaliknya, dapat dihitung berapa

modal asing yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tertentu.

Pemikiran yang mendukung bahwa modal asing berpengaruh positif terhadap

tabungan domestik dan pembiayaan impor, mendapat banyak tantangan dari kubu ahli

ekonomi pembangunan yang lain ( Keith Griffin dan J.L. Enos: 1970, h.313 ). Mereka

berkesimpulan, hanya sebagian kecil modal asing berpengaruh positif terehadap tabungan

domestik dan pertumbuhan ekonomi, sementara sebagian besar digunakan untuk

menambah konsumsi.

Para penganut teori ketergantungan (dependencia) agaknya sependapat dengan

yang terakhir ini. Samir Amin, Paul Baran, Cardoso, Gunder Frank, Prebisch, DosSantor

adalah nama-nama yang sering disebut sebagai pendukung utama teori ini ( Sirtua Arif,

dan Adi Sasono: 1984, h.12 ). Hipotesis utama teori ketergantungan adalah : (a) PMA

dan bantuan luar negeri dalam jangka pendek memperbesar pertumbuhan ekonomi,

namun dalam jagka panjang (5-20 tahun) menghambat pertumbuhan ekonomi; (b) makin

banyak negara bergantung pada PMA dan bantuan luar negeri makin besar perbedaan

penghasilan tidak tercapai ( Frans Kho Mariakasih: 1982, h.793 ).

Page 13: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

13

Selain daripada itu, Rana dan Dowling mencoba menyusun suatu model

komprehensif berdasarkan sistem persamaan simultan, untuk menelusuri dampak arus

masuk modal asing dibanding ekspor, pertumbuhan angkatan kerja, sekaligus

menunjukkan hubungan timbal balik antara pertumbuhan ekonomi dan tabungan

domestik ( Rana dan Dowling: 1987, h.100 ). Model ini telah diuji untuk menelusuri

dampak arus modal asing di sembilan negara Asia (Birma, RRC, India, Republik Kore,

Nepal, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand).

Keunikan model mereka adalah kemampuannya untuk memisahkan dampak

langsung dan dampak total modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi dan tabungan

domestik. Untuk kasus ekonomi Indonesia tahun 1969-1989 telah dihitung oleh Mudrajad

Kuncoro, dan hasilnya menemukan bahwa dalam jangka panjang modal asing

memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ( Mudrajad

Kuncoro: 1989, h. 78 ).

Sundrum telah mencoba menganalisa sebab-sebab pertumbuhan ekonomi

Indonesia selama 1968-1981. Ia menyimpulkan bahwa : perbaikan nilai tukar

internasional (terms of trade) yang tercermin dari perbaikan posisi keuangan pemerintah,

kemajuan teknologi yang cepat khususnya di sektor pertanian, dan kebijaksanaan fiskal

yang ekspansif merupakan penyebab utama laju pertumbuhan ekonomi yang

mengesankan (R.M. Sandrum: 1986, h.40 ).

Aspek yang nampaknya belum diperhitungkan secara eksplisit dalam analisis

Sundrum adalah peran penting sumber-sumber eksternal yang tercermin dari bantuan luar

negeri dan PMA dalam pembiayaan pembangunan Indonesia. Dimasukkannya dua

variabel ini sebagai alat analisa tentu akan menghasilkan kesimpulan yang semakin

menarik karena dapat diketahui bagaimana sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang

sebenarnya.

4.3. Kemampuan Dan Kemauan Menabung Dalam Pembentukan Modal

Aspek yang akan menonjol dalam pembahasan ini, adalah terletak pada sejauh

mana kemampuan menabung mampu menciptakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Didalam keadaan nyata, banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya tabungan

didalam masyarakat. Sebagaimana definisi Keynes menyatakan bahwa tabungan adalah

bagian dari pendapatan periode tertentu yang tidak habis dikonsumsi pada periode

bersangkutan, dan dibidang lainya bahwa tabungan tahun t adalah sama dengan tabungan

tahun t-1 ditambah perubahan pendapatan.

Persoalan yang tengah dihadapi adalah besarnya perubahan tabungan. Untuk

menaksir jumlah tabungan pada tahun t tersebut perlu dilakukan analisis empiris yang

mempunyai pendekatan; bahwa tabungan tahun t jangka panjang yang dipengaruhi oleh

tabungan tahun t-1 dan perubahan pendapatan. Relefansi hubungan teori tabungan

Keynes dengan teori agregat Harrod-Domar sebagaimana yang diungkapkan Hendra

Page 14: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

14

Esmara, bahwa laju pertumbuhan ekonomi akan berlangsung secara mantap apabila dapat

diciptakan investasi melalui perkiraan Incremental Capital Output Ratio ( ICOR ), dan

konsep ini kelihatanya mempengaruhi kondisi-kondisi tinggal landas ( take-off ) Walt

Whiman Rostow.

Melalui konsep demikian, kiranya sudah tidak mengherankan pula bahwa

kesenjangan yang terjadi antara pemupukan tabungan dan investasi bagi pertumbuhan

ekonomi jangka panjang akan dapat diperkirakan secara tegas dalam aspek yang menilai

antara keinginan dan kemampuan dalam menelusuri pembangunan.

Dengan menggunakan analisis yang bersifat empiris, maka untuk mencapai

tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,0% Indonesia membutuhkan tabungan dalam

negeri 9,6% dari pendapatan nasional (PDB). Pencapaian laju pertumbuhan ekonomi

sebesar 5,0% akan dibutuhkan tabungan dalam negeri sebesar 11,6% dari pendapatan

nasional. Lebih lanjut, jika target pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan, maka

kebutuhan tabungan dalam negeri juga akan meningkat. Demikianlah, terlihat untuk

mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,0% rata-rata per tahun, maka

dibutuhkan tabungan dalam negeri sebesar 15,4% dari pendapatan nasional.

Melalui suatu perbandingan, dimana pencapaian pertumbuhan ekonomi yang

sama terdapat perbedaan kebutuhan tabungan dalam negeri yang berbeda-beda. Seperti

halnya Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 4,0% hanya

membutuhkan tabungan dalam negeri 9,6% dari pendapatan nasional. Dengan

pemanfaatan tabungan dalam negeri saja atau tanpa modal asing sebagai sumber

pembiayaan pembangunan produktif, maka laju pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah

sebesar 5,2% rata-rata per tahun. Pencapaian laju pertumbuhan ekonomi sebesar ini,

dimana Indonesia telah "memperuntukan" tabungan dalam negeri sebesar 12,0% dari

pendapatan nasional.

Kalau prestasi pembangunan yang telah berjalan hingga sekarang dikaitkan

dengan konsep tahap-tahap pembangunan W.W. Rostow yang antara lain untuk mencapai

tahap tinggal landas (take-off) hanya memerlukan investasi produktif dari 5% sampai ke

tingkat sedikit diatas 10% (yaitu 12%) dari pendapatan nasional, tentunya dapat

dikatakan bahwa Indonesia sudah tinggal landas oleh karena telah terpenuhinya konsep

Rostow. Sementara kenyataannya, sampai sekarang bahwa tinggal landas belum dicapai

oleh Indonesia.

5. KESIMPULAN

Hasil estimasi fungsi tabungan dalam negeri jangka panjang memperlihatkan

bahwa rasio antara tabungan dalam negeri yang diinginkan terhadap pendapatan adalah

sebesar 29,7% rata-rata per tahun. Rasio antara kenyataan tabungan dalam negeri

terhadap pendapatan adalah sebesar 29,1% rata-rata per tahun. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa tidak terdapatnya deviasi yang menyolok antara keinginan dengan

Page 15: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

15

kenyataan yang terjadi untuk memanfaatkan tabungan dalam negeri selaku sumber

pembiayaan pembangunan.

Dari rasio antara kenyataan tabungan dalam negeri terhadap pendapatan tersebut,

dimana tingkat pajak berupa pajak pendapatan yang dihitung sebagai proporsional taxes

dari pendapatan adalah sebesar 10,3% rata-rata per tahun, dan berarti bahwa bahagian

tabungan dalam negeri yang tersisa setelah dipotong pajak (atau berupa rasio antara

tabungan masyarakat terhadap pendapatan) adalah sebesar 18,8% rata-rata per tahun.

Dengan hanya memanfaatkan sumber pembiayaan pembangunan produktif seperti

tabungan dalam negeri, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebesar 5,2% rata-

rata per tahun. Pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar ini, dimana Indonesia telah

"memperuntukan" tabungan dalam negeri sebesar 12,0% dari pendapatan nasional.

Dikaitkan dengan konsep tahap-tahap pembangunan Rostow yang menyatakan bahwa

untuk mencapai tak-off hanya memerlukan investasi produktif sebesar 5-10% (yaitu

12%) dari pendapatan nasional suatu negara, maka Indonesia walaupun telah memenuhi

konsep Rostow tersebut, namun belum dapat dikatakan mencapai take-off.

Banyak pra-syarat yang harus dipenuhi, lagi pula hingga sekarang pada

kenyataannya Indonesia masih membutuhkan bantuan luar negeri guna menutupi

kesenjangan anggaran negara. Namun demikian, bila sekiranya pelaksanaan

pembangunan nantinya sudah mampu tanpa memperoleh "pinjaman lunak", dan telah

dapat tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri atau menurut istilah Rostow "the

take-off into self substained growth" baru Indonesia dapat dianggap berhasil mencapai

take-off. Hasil penelitian ini telah membenarkan bahwa apa yang diduga oleh para

pengamat dan ahli ekonomi yang menyatakan Indonesia menemui kegagalan dalam

mencapai tinggal landas.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arief, Sirtua dan Adi Sasono., "Ketergantungan Dan Keterbelakangan", LSM, Jakarta 1984.

Chen, Edward K.Y., Hyper-Growth in Asia Economies, (New York Holmes & Meier, 1979).

Chenery, Hoolis B. dan Nicholas G. Carter.,"Foreign Assistance and Development

Performance 1960-1970", American Economic Review, Vol. 63, No.2 (Mei

1973).

Esmara, Hendra dkk, "Beberapa Indikator Pembangunan Indonesia" dalam Masyarakat

Indonesia, Tahun ke-IX, No.2, 1982.

Esmara, Hendra.,"Politik Perencanaan Pembangunan: Teori, Kebijaksanaan dan Prospek"

(Padang: Pidato Pengukuhan Sebagai Guru Besar Perencanaan Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Andalas pada rapat senat terbuka, 27 Juli 1985).

--------------------------"Ekonomi Indonesia Dalam Transisi" (Padang: Pusat Penelitian

Universitas Andalas, 1987).

Griffin, Keith and J.L. Enos., "Foreign Assistence: Objective and Consequences",

Economic and Cultural Chance, Vol.18, April 1970.

Page 16: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

16

Higgins, Benjamin., " Economic Development: Problems, Principles and Policies ( New

York: W.W. Norton & Company, Revised edition 1968 ).

Keynes, John Maynard., "The General Theory of Employment Interest and Money",

MacMillan, London 1967.

Kuncoro, Mudrajad., "Dampak Arus Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan

Tabungan Domestik", Prisma 9 (Jakarta: LP3ES, 1989).

Mangahas, M., "Foreign Asistence in Models for the Philippines Economy", The

Philippines Economic Jurnal, ( 9 : 2, Second Sementer 1970, 209-230 ).

Mayes, G. David, Applications of Econometrics, ( New Jersey: Prentice Hall 1981).

Mariakasih, Frans Kho.,"Praktek dan Teori Pembangunan Ketergantungan

(Dependencia)", analisa, No.9 (September 1982).

Meier, Gerald, The International Economics of Development : Theory and Policy, (New

York : Harjur-Row, 1968).

Papanek G.F., "The Effect of aid and Other Resources Transfers on Savings and Growth

in Less Developed Countries", Economic Journal, Vol.82, No.327 (September

1972).

Rana, Pradumna B. dan J. Malcolm Dowling Jr., "The Impact of Foreign Capital on

Growth: Evidence From Asian Developing Countries", The Developing

Economies, Vol. XXVI, No.1 (March 1988).

R.M Sandrum., " Indonesia is Rapid Economic Growth 1968-1981", Bulletin of

Indonesian Economic Studies, Vol.22, December 1986.

Rostow, W.W., " The Stages of Economic Growth" (Chambridge University Press, 1961).

Stoneman, Colins., "Foreign Capital and Economic Growth", World Development, Vol.

3, No.1 (January 1975).

Todaro, Michel P., "Economics For Developing World" (London: Longman Group

Limited, 1977).

------+++++------

Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:

Page 17: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

17

Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:

Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN

PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil

Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL

& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi

10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.

Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah

DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016

12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN

TRANSPORTASI 2014 s/d 2017

I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta

Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:

02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang

004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen

005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia

006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994

007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia

008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia

010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri

011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan

012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth 013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan

014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat

015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995

016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan

017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen

019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan

020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi

021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka

022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi

023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka

024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas

026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan

028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana

029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

Page 18: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

18

004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara

031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth

034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif

035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan

037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen

038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia

039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan

040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)

041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka

042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)

043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia

044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal

046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana

047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana

049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia

050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi

051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera

052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan

054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada

Kemampuan Sendiri

055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan

056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan

057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional

059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat

061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi

Aliran Dana Luar Negeri

062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan

005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi

065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi

066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan

068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro

069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional

070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro

071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro

073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial

074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial

Page 19: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

19

II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi

Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Hasil Estimasi

File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Non-Estimasi

File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA

Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA

Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL

ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation

Result Function (242 halaman)

008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan

080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA

083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-

STATE GROWTH

084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai

085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber

Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off

010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

Page 20: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

20

011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010

Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna

Kendaraan Pribadi Dan Umum

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)

File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)

File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010

atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung

Pandang

012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011

Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan

File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011

Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan

File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011

Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia

File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011

Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik

File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia

File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik

File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau

File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik

File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011

Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara

File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011

Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri

File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011

Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik

File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional

Page 21: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

21

10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009

Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil

Pribadi Di Jakarta

File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010

Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi

Dan Umum

File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010

Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI

File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010

Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-

UJUNG PANDANG

File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016

Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute

JAKARTA-UJUNG PANDANG

014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014

Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA

File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014

Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API

INDONESIA

File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014

Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN

PENERBANGAN DOMESTIK

015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,

Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017

Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan

Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara

File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017

Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA

LUAR NEGERI

Page 22: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

22

III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017

File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015

Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017

Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey

Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt

135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h

137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h

138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h

139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h

141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h

Page 23: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

23

12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014

Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015

Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016

Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017

Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017

Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017

Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

Page 24: PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA DALAM - LP3ET

24

Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan

didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN

ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan

keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.

KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah

dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai

MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar

mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN

TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan

juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai

bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah

Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF

(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya

bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan

dalam sebuah Daftar Harga).

Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),

sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan

ilmiah yang disusun oleh Amrizal.

Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal

ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar

TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:

Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari

Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)

keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),

cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut

ke dalam Google.

Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah

files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat

tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......

-------- Jakarta, 14 September 2017--------