perubahan fisik, sosial dan emosi

17

Upload: victoryustinusgmailcom

Post on 24-Jan-2018

176 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perubahan fisik, sosial dan emosi
Page 2: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Pubertas terjadi sebagai akibat peningkatan sekresi

gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus, diikuti

oleh sekuens perubahan sistem endokrin yang kompleks yang

melibatkan sistem umpan balik negatif dan positif. Selanjutnya,

sekuens ini akan diikuti dengan timbulnya tandatanda seks sekunder,

pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi.

Page 3: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Terdapat berbagai faktor yang dianggap berperan dalam awitan pubertas,

antara lain faktor genetik, nutrisi, dan lingkungan lainnya. Secara genetik

terdapat berbagai teori yang mengatur awitan pubertas, antara lain

pengaturan oleh gen GPR54, suatu G-coupled protein receptor.

Frisch dan Revelle menyatakan bahwa dibutuhkan berat badan

sekitar 48 kg untuk timbulnya menarke, sedangkan pada penelitian

selanjutnya dinyatakan bahwa dibutuhkan perbandingan lemak dan

lean body mass tertentu untuk timbulnya pubertas dan untuk

mempertahankan kapasitas reproduksi

Page 4: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Leptin, suatu hormon yang dihasilkan di jaringan lemak (white

adipose) yang mengatur kebiasaan makan dan termogenesis diperkirakan

juga berperan dalam mengatur awitan pubertas. Pada keadaan puasa kadar

leptin menurun, begitu pula dengan kadar gonadotropin. Penemuan ini

menunjang hipotesis peran nutrisi dalam pengaturan pubertas. Pada

penelitian selanjutnya ternyata hal ini masih dipertanyakan karena kadar

leptin tetap stabil selama pre-dan pasca pubertas

Page 5: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Pada fase pubertas terjadi perubahan fisik (internal dan eksternal)

sehingga pada akhirnya seorang anak akan memiliki kemampuan

bereproduksi. Terdapat lima perubahan khusus yang terjadi pada

pubertas, yaitu :

pertambahan tinggi badan yang

cepat

perubahan sistem sirkulasi dan

sistem respirasi

perkembangan organ-organ

reproduksiperubahan komposisi tubuh

perkembangan seks sekunder

Page 6: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Perubahan hormonal akan menyebabkan terjadinya

pertumbuhan rambut pubis dan menarke pada anak perempuan;

pertumbuhan penis, perubahan suara, pertumbuhan rambut di

lengan dan muka pada anak laki-laki, serta terjadinya peningkatan

produksi minyak tubuh, meningkatnya aktivitas kelenjar keringat,

dan timbulnya jerawat

Page 7: Perubahan fisik, sosial dan emosi
Page 8: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Perkembangan Sosial

pada Masa Remaja

Remaja telah mengalamiperkembangan kemampuan untuk1. Memahami orang lain (social cognition)2. Menjalin persahabatan3. Memilih teman yang memiliki sifat dan

kualitas psikologis yang relatif sama dengandirinya (hobi, minat, sikap, nilai-nilai dankepribadiannya.

Page 9: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Perkembangan Sosial

4. Secara bertahap melepaskanketergantungannya pada orangtua

5. Untuk mendapatkan rasa amanbiasanya dengan cara membuatkelompok dengan teman sebaya,

6. Mulai tertarik untuk bergauldengan lawan jenis secaraindividual.

7. Penyesuaian terhadap norma pergaulan dalam lingkungan

Page 10: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Faktor-Faktor Yang mempengaruhi

perkembangan sosial

A. KELUARGA

B. KEMATANGAN ANAK

C. STATUS SOSIAL EKONOMI

D. PENDIDIKAN

E. KAPASITAS MENTAL, EMOSI, DAN INTELEGENSI

Page 11: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Perkembangan Moral Remaja

Mitchell telah meringkaskan lima perubahandasar dalam moral yang harus dilakukan oleh

remaja yaitu:

1) Pandangan moral individu semakin lama semakin abstrak dan kurang konkret

2) Keyakinan moral lebih berpusat pada apayang benar dan kurang pada apa yang salah.

3) Penilaian moral menjadi semakin kognitif danberani mengambil keputusan terhadapberbagai masalah moral yang dihadapinya.

4) Penilaian moral menjadi kurang egosentris.

5) Penilaian moral secara psikologis menjadilebih mahal

Page 12: Perubahan fisik, sosial dan emosi

1) Mengganti konsep moral khusus

dengan konsep moral umum

2) Merumuskan konsep moral yang

baru dikembangkan ke dalam kode

moral sebagai kode prilaku

3) Melakukan pengendalian terhadap

perilaku sendiri.

Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai

moralitas remaja dewasa, yaitu:

Page 13: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Tahap Penalaran Prakonvensional

(4 – 10 Tahun)

Tahap Penalaran Konvensional

(10 – 13 Tahun)

Tahap Penalaran Pascakonvensional

(Awal masa remaja)

Menurut Kohlberg ada 3 tahap perkembangan moral

Page 14: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Faktor – faktoryang

mempengaruhi

Kurangnyaperhatian danpendidikanagama oleh

keluargaGagal dalam

studi/

pendidikan

Peranan media massa

Pengaruhlingkungan

yang tidak baik

Perkembanganteknologimodern

Tekananpsikologi yang dialami remaja

Page 15: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Dampak dari perkembangan moral yang

dialami oleh remaja sebagai berikut :

1. Mempunyai standar moral yang diakui dan diyakini dirinya dan

kelompoknya

2. Merasa bersalah bila menyadari perilakunya tidak sesuai

dengan standar moral yang diyakininya

3. Merasa malu bila sadar terhadap penilaian buruk kelompoknya

Page 16: Perubahan fisik, sosial dan emosi

Daftar pustaka

Jose Batubara. 2010. Adolescent development (perkembangan remaja). Jakarta: Departemen Ilmu

Kesehatan Anak

Rita Eka Izzaty, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Anonim. 2013. perubahan perkembangan fisik tubuh pada remaja. Diunduh dari

https://scoutnet3tangerang.wordpress.com/2013/04/04/perubahan-perkembangan-fisik-tubuh-pada

remaja/. pada tanggal 14 Desember 2016, pukul 12:33 wita

Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan : Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka Setia.

Anonim. 2012. perkembangan sosial-emosional remaja. Diunduh dari http://etheses.uin

malang.ac.id/2195/6/08410042_Bab_2.pdf. pada tanggal 14 desember 201, pukul 14:20 wita

Page 17: Perubahan fisik, sosial dan emosi