perubahan organisasi

32
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat~NYA lah, Sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul PERUBAHAN ORGANISASI Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku Keorganisasian. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan banyak Pihak untuk itu penulis ingin menyampaikan Ucapan terimakasih kepada: Ibu Rini Rahmawati dan Ibu Ayu Oktaviani pada fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Seluruh teman-temanku Jurusan Akuntansi Angkatan 2007 Ganjil UNLAM Kepada seluruh pihak yang membantu terselenggaranya makalah ini Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan penulisan yang akan datang. Atas perhatian dan penghargaan terhadap makalah ini Penulis mengucapkan terimakasih. 1

Upload: eny-rose

Post on 12-Jun-2015

23.527 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

perubahan organisasi memenuhi tugas mata kuliah perilaku organisasi ....unuversitas Lambung Mangkurat Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Perubahan Organisasi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat~NYA lah, Sehingga Penulis

dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul PERUBAHAN ORGANISASI

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Perilaku Keorganisasian. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa

bantuan banyak Pihak untuk itu penulis ingin menyampaikan Ucapan terimakasih kepada:

Ibu Rini Rahmawati dan Ibu Ayu Oktaviani pada fakultas Ekonomi

Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Seluruh teman-temanku Jurusan Akuntansi Angkatan 2007 Ganjil UNLAM

Kepada seluruh pihak yang membantu terselenggaranya makalah ini

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan

penulisan yang akan datang. Atas perhatian dan penghargaan terhadap makalah ini Penulis

mengucapkan terimakasih.

Banjarmasin, Juli 2009

Penulis

1

Page 2: Perubahan Organisasi

DAFTAR ISI

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

1.2. TUJUAN............................................................................................... 2

1.3. KEGUNAAN ........................................................................................ 2

.............................................................................................................

Bab 2 ISI

2.1. PERUBAHAN ORGANISASI.................................................................. 3

A. Kekuatan kekuatan untuk perubahan ............................................ 3

B.Model dan dinamika dari perubahan yang direncanakan............... 5

C.Proses pengelolaan perubahan ........................................................ 10

D.Memahami dan megelola penolakan terhadap perubaha.............. 12

E.Berbagai pendekatan perubahan organisasi.................................... 15

Bab 3 PENUTUP

3.1.KESIMPULAN....................................................................................... 18

.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: Perubahan Organisasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam masyarakat yang mengitari organisasi dewasa ini, terdapat banyak isu

mengenai perubahan – perubahan dan bagaimana seorang pribadi atau sekolompok

orang dalam suatu organisasi mengatasi desakan perubahan yang tidak dapat

dielakkan sehingga mereka dapat mempertahankan organisasi mereka agar tetap

berlangsung. Meskipun perubahan adalah kenyataan hidup, apabila manajer dalam

suatu organisasi perusahaan ingin efektif, mereka tidak lagi dapat membiarkan

perubahan itu terjadi sebagaimana adanya. Mereka harus dapat menyusun strategi

untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan perubahan. Akan tetapi

adakalanya satu – satunya jalan menuju efektifitas dan efesiensi adalah melalui

perubahan. Perubahan merupakan salah satu fakta kehidupan dalam perilaku

organisasi. Perubahan yang diintroduksi secara tidak tepat, juga dapat

menyebabkan timbulnya sikap menentang dan tindakan sabotase.

Mengapa perubahan demikian penting

Perusahaan – perusahaan dalam lingkungan yang stabil dan statik , akan

merasakan bahwa suatu ketika perubahan perlu dilaksanakan sekalipun hal tersebut

hanya meliputi perubahan dalam angkatan kerja. Teknologi teknologi baru terus

menerus dikembangkan, dan persaingan harus dihadapi dalam bentuk penawaran

penawaran pemasaran dan kebijaksanaan kebijaksanaan penetapan harga baru. Efek

perubahan atas organisasi formal sangat besar.

Teknologi dan organisasi merupakan dua macam faktor kausal utama dalam

pengoperasian perusahaan. Tindakan mereorganisasi dan memodifikasi dasar dasar

teknologikal bukanlah pekerjaan kecil. Tetapi, dampak perubahan atas sistem –

sistem individual dan sosial mungkin lebih besar.

Perubahan sebagai suatu proses

Kita dapat menyatakan perubahan sebagai suatu proses yang terdiri dari suatu

aktivitas yang berkaitan satu sama lain. Perubahan tidak mungkin terjadi , kecuali

3

Page 4: Perubahan Organisasi

hal itu berlangsung melalui manusia. Manusia harus memutuskan diadakannya

perubahan, dan mereka harus merencanakan bagaimana perubahan itu akan terjadi,

dan organisasi atau perusahaan yang bersangkutan perlu dimodifikasi, agar mereka

dapat mengakomodasi perubahan secara paling efektif, dan setelahnya perlu

direkrut dan digantikan anggota anggota organisasi dengan orang orang yang

memiliki keterampilan keterampilan baru yang lebih sesuai begitu pula para

karyawan lama perlu dilatih kembali dengan keterampilan keterampilan baru, dan

akhirnya perubahan tersebut harus diupayakan kelangsungannya.

1.2 TUJUAN

Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk

1. Memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Keorganisasian

2. Mengetahui mengenai Perubahan Organisasi

1.3 KEGUNAAN

Sedangkan yang menjadi kegunaan dari penulisan makalah ini, yang penulis

harapkan adalah:

1. Secara umum, makalah ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan kita

sebagai mahasiswa fakultas ekonomi untuk lebih mengetahui tentang

Perubahan Organisasi

2. Secara khusus, dimaksudkan agar dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

kajian bagi mahasiswa yang akan berinteraksi pada perubahan organisasi

yang kemungkinan terjadi.

3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Keorganisasian pada Fakultas

Ekonomi UNLAM Banjarmasin.

4

Page 5: Perubahan Organisasi

BAB II

ISI

2.1 PERUBAHAN ORGANISASI

Bagaimana organisasi mengetahui kapan mereka harus berubah? Tanda-tanda

apa yang harus dicari oleh organisasi? Meskipun tidak ada jawaban yang benar

benar pasti, tanda - tanda yang mengindikasikan kebutuhan akan perubahan

ditemukan dengan cara mengawasi kekuatan kekuatan untuk perubahan.

Organisasi menghadapi banyak kekuatan untuk perubahan yang berbeda.

Kekuatan - kekuatan ini berasal dari sumber eksternal di luar organisasi dan dari

sumber internal. Kesadaran akan kekuatan – kekuatan ini dapat membantu para

manajer untuk menentukan kapan mereka sebaiknya mempertimbangkan

mengimplementasikan perubahan organisasi.

A. Kekuatan kekuatan untuk perubahan

1. Kekuatan eksternal

Kekuatan eksternal untuk perubahan berasal dari luar perusahaan. Ada

empat kekuatan eksternal kunci untuk perubahan: karakteristik

demografi, kemajuan teknologi, perubahan pasar, serta tekanan sosial

dan politik.

Karakteristik demografi memberikan pembahasan terinci mengenai

perubahan demografi yang terjadi pada angkatan kerja Amerika Serikat.

Dua tren kunci yang diidentifikasikan dalam pembahasan tersebut adalah

1) Tenaga kerja lebih beraneka ragam

2) Ada kepentingan bisnis untuk mengelola keragaman secara

efektif jika mereka ingin memperoleh kontribusi dan komitmen

maksimum dari karyawan.

Kemajuan teknologi Baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan

jasa mengalami peningkatan dalam penggunaan teknologi sebagai suatu

sarana untuk memperbaiki produktifitas dan daya saing di pasar.

Perusahaan manufaktur, misalnya,telah mengotomatisasi operasinya

5

Page 6: Perubahan Organisasi

dengan pengendalian numerik yang terkomputerisasi menggunakan robot

untuk digunakan sebagai operasi pemotongan logam.

Pengembangan dan penggunaan teknologi informasi mungkin

merupakan salah satu kekuatan terbesar untuk perubahan. Organisasi

harus beradaptasi untuk menggunakan teknologi informasi seperti

bagaimana Southwest Airlines menggunakan internet untuk memperoleh

pelanggan.

Perubahan Pasar Munculnya perubahan ekonomi global memaksa

perusahaan untuk mengubah cara mereka melakukan bisnis. Misalnya

banyak perusahaan Jepang yang harus menghentikan filosofi kerja

seumur hidup karena meningkatnya kompetisi internasional. Perusahaan

perusahaan AS juga membentuk hubungan kerjasama serta aliansi

dengan pemasok dan pesaing potensial mereka. Contoh ini menekankan

bahwa organisasi harus mempelajari bagaimana menciptakan hubungan

kerja sama yang saling menguntungkan dengan organisasi lain, jika

organisasi tersebut tetap ingin bertahan dalam restrukturisasi aliansi dan

persekutuan yang mendunia.

Tekanan sosial dan politik Tekanan – tekanan ini diciptakan oleh

peristiwa sosial dan politik misalnya, perusahaan tembakau sedang

mengalami banyak tekanan untuk mengubah cara mereka memasarkan

produk ke Amerika Serikat. Tekanan ini dilaksanakan melalui badan

legislatif yang mewakili populasi Amerika Serikat. Peristiwa peristiwa

politik dapat menciptakan perubahan yang substansial. Meskipun sulit

bagi organisasi untuk memprediksikan perubahan perubahan dalam

kekuatan politik, banyak organisasi yang mempekerjakan para pelobi dan

konsultan guna membantu dalam mendeteksi dan menanggapi perubahan

perubahan sosial dan politik.

2. Kekuatan kekuatan internal

Kekuatan kekuatan internal untuk perubahan berasal dari organisasi.

Kekuatan kekuatan ini mungkin ‘halus’, seperti rendahnya kepuasan

kerja atau dapat bermanivestasi dalam tanda tanda luar, seperti

rendahnya produktifitas dan timbulnya konflik. Kekuatan kekuatan

6

Page 7: Perubahan Organisasi

internal untuk perubahan bersal dari masalah sumberdaya manusia

maupun perilaku / keputusan manajerial.

Masalah / prospek sumber daya manusia Masalah masalah ini berasal

dari persepsi karyawan mengenai bagaimana mereka diperlakukan di

tempat kerja dan adanya kecocokan antara kebutuhan dan keinginan

pribadi dan organisasi.

Perilaku / keputusan manajerial adanya konflik yang berlebihan antara

manajer dan bawahannya menandakan bahwa perubahan diperlukan.

Baik manajer maupun karyawan membutuhkan pelatihan keterampilan

interpersonal, atau kedua individu tersebut mungkin hanya perlu

dipisahkan. Misalnya, salah satu pihak mungkin ditransfer ke

departemen baru.

B. Model dan dinamika dari perubahan yang direncanakan

1. Jenis jenis perubahan

Tipologi tiga cara yang berguna mengenai perubahan ini umum karena

berkaitan dengan semua jenis perubahan termasuk perubahan

administratif maupun perubahan teknologi. Tipologi untuk perubahan

organisasional tersebut antara lain

a. Perubahan adaptif, adalah yang paling rendah dalam hal

kompleksitas, biaya, dan ketidakpastian. Perubahan ini meliputi

penerapan kembali suatu perubahan di unit organisasi yang sama

di kemudian hari atau imitasi dari perubahan yang serupa pada

unit yang berbeda, contohnya suatu departement store

mengandalkan dua belas jam kerja sehari selama minggu

perhitungan persediaan tahunan. Departemen akuntansi dari

departemen store tersebut dapat meniru perubahan yang sama

dalam jam kerja selama waktu persiapan pajak.

b. Perubahan inovatif, yaitu perubahan yang terletak di tengah

tengah dari kontinum kompleksitas, biaya, dan ketidakpastian.

Suatu eksperimen dengan jadwal kerja fleksibel di suatu

perusahaan pergudangan bahan bahan pertanian memenuhi syarat

7

Page 8: Perubahan Organisasi

sebagai perubahan inovatif jika hal tersebut memerlukan

perubahan sesuai dengan cara yang telah digunakan oleh

perusahaan perusahaan lain di industri tersebut. Ketidakbiasaan,

dan dengan demikian ketidakpastian yang lebih besar, membuat

ketakutan akan perubahan menjadi suatu masalah dengan

perubahan yang inovatif.

c. Di ujung kanan kontinum dari kompleksitas, biaya dan

ketidakpastian adalah perubahan inovatif secara radikal.

Perubahan jenis ini adalah yang paling sulit untuk

diimplementasikan dan cenderung menjadi suatu hal yang paling

mengancam bagi kepercayaan manajerial dan keaamanan

pekerjaan karyawan serta dapat mengubah budaya organisasi.

2. Model perubahan lewin

Kurt Lewin mengembangkan model tiga tahap dari perubahan yang

direncanakan yang menjelaskan bagaimana memulai,mengelola dan

menstabilikan proses perubahan. Ketiga tahap itu adalah mencairkan

(unfreezing), mengubah (changing) dan membekukan kembali

(refreezing). Tiga tahapan untuk perubahan antara lain :

Mencairkan (unfreezing) Fokus pada tahap ini adalah menciptakan

motivasi untuk berubah. Dengan melakukan hal ini, individu didorong

untuk menggantikan perilaku dan sikap lama dengan perilaku dan sikap

baru yang diinginkan oleh manajemen. Para manajer dapat memulai

proses mencairkan ini dengan tidak menegaskan kegunaan maupun

kesesuaian dari perilaku atau sikap karyawan saat ini. Dengan kata lain

karyawan dapat merasa tidak puas dengan cara lama mereka melakukan

secara sesuatu. Benchmarking (menentukan tolak ukur) adalah teknik

yang digunakan untuk membantu mencairkan organisasi yakni

menggambarkan keseluruhan proses yang mana perusahan

membandingkan kinerjanya dengan perusahaan lainnya yang mempunyai

kinerja yang kuat untuk mencapai tujuan mereka.

Mengubah(changing) karena perubahan melibatkan pembelajaran,

maka tahap ini diharuskan melengkapi karyawan dengan informasi yang

8

Page 9: Perubahan Organisasi

baru, model perilaku baru, atau cara – cara baru untuk memandang

segala sesuatu. Tujuannya adalah untuk membantu karyawan

mempelajari konsep atau cara pandang baru tersebut.

Membekukan Ulang (refreezing) Perubahan distabilkan pada tahap

membekukan kembali dengan cara membantu karyawan

mengintegrasikan sikap dan perilaku yang telah diubah ke dalam cara –

cara mereka yang normal dalam melakukan segala sesuatu.

3. Model Perubahan Sistem

Pendekatan sistem perspektif “gambaran besar” dari perubahan

organisasi. Hal tersebut didasarkan pada ide bahwa perubahan apapun,

tidak peduli besar maupun kecil memiliki dampak yang mengalir

keseluruh organisasi. Contohnya, mempromosikan seseorang ke

kelompok kerja baru akan mempengaruhi dinamika baik kelompok baru

maupun kelompok lama, contoh tersebut mengilustrasikan bahwa

perubahan menciptakan perubahn lain. Model perubahan sistem

menawarkan kepada para manajer suatu kerangka kerja untuk memahami

kompleksitang yang luas dari perubahan organisasi. Tiga komponen

utama dari suatu model sistem adalah input, elemen target sari perubahan

dan output.

Input Semua perubahan organisasi harus konsisten dengan misi, visi dan

rencana strategis yang dihasilkannya. Suatu pernyataan misi

mencerminkan “alasan” mengapa suatu organisasi itu ada. Visi

didefinisikan sebagai tujuan jangka panjang yang “menggambarkan”

inginmenjadi apa organisasi tersebut. Mempertimbangkan perbedaan

antara visi dan misi organisasi mempengaruhi perubahan organisasi. Misi

hanya mendefinisikan tujuan dari keseluruhan organisasi terkadang tidak

selalu mengimplementasikan sesuatu mengenai perubahan. Sementara

pernyataan visi menunjukkan cara, perencanaan strategis terdiri atas

rincian yang diperlukan untuk perubahan organisasi.

Perencanaan strategis menguraikan arah jangka panjang organisasi dan

tindakan – tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang

direncanakan. Perencanaan strategis didasarkan pada pertimbangan atas

9

Page 10: Perubahan Organisasi

kekuatan dan kelemahan organisasi relative terhdap kesempatan dan

ancaman dari lingkungannya. Perbandingan ini menghasilkan

pengembangan strategi organisasi guna memperoleh output yang

diinginkan seperti laba, kepuasan konsumen, kualitas, tingkat

pengembalian investasi yang mencukupi, dan tingkat perputaran serta

komitmen karyawan yang dapat diterima.

Elemen – elemen target dari perubahan elemen – elemen target dari

perubahan mencerminkan komponen – komponen organisasi yang dapat

diubah, perubahan dapat diarahkan pada penyesuaian kembali

pengaturan organisasi, faktor sosial, metode, tujuan, dan karyawan.

Pilihan tersebut didasarkan pada strategi yang dikejar atau masalah yang

sedang dihadapi organisasi

Output output mencerminkan hasil akhir yang diinginkan dari

perubahan. Hasil akhir harus konsisten dengan rencana strategis

organissasi. Usaha perubahan adalah lebih rumit dan lebih sulit untuk

dikelola ketika ditargetkan ke tingkat level organisasi. Hal ini terjadi

karena perubahan pada tingkat organisasi kemugkinan besar

mempengaruhi banyak elemen yang ditargetkan dari perubahan yang

ditunjukkan di model tersebut.

4. Delapan Langkah Kotter untuk Memimpin Perubahan Organisasi

John kotler, seorang pakar kepemimpinan dan manajemen perubahan,

percaya bahwa perubahan organisasi khususnya akan gagal karena

manajemen senior melakukan satu atau lebih kesalahan berikut ini :

a. Kegagalan untuk menetapkan suatu rasa kegentingan mengenai

kebutuhan akan perubahan seperti mencairkan organisasi dengan

menciptakan alasan yang memaksa mengapa perubahan

diperlukan.

b. Kegagalan untuk menetapkan suatu koalisi yang cukup kuat

untuk memberikan pedoman yang bertanggungjawab untuk

memimpin dan mengelola perubahan. Deskripsinya seperti

menciptakan orang – orang yang lintas fungsi dan lintas

10

Page 11: Perubahan Organisasi

kelompok dengan kekuatan yang mencukupi untuk memimpin

kelompok.

c. Kegagalan untuk menetapkan suatu visi yang memandu proses

perubahan.

d. Kegagalan untuk mengkomunikasikan visi baru secara efektif.

e. Kegagalan untuk menghilangkan halangan yang merintangi

pencapaian visi baru.

f. Kegagalan untuk secara sistematis merencanakan untuk dan

menciptakan kemenangan jangka pendek. Kemenangan jangka

pendek mencerminkan pencapaian dari hasil atau tujuan penting.

g. Terlalu cepat mengumumkan kemenangan. Hal ini dapat

menggelincirkan perubahan jangka panjang pada infrastruktur

yang sering diperlukan untuk mencapai suatu visi.

h. Kegagalan untuk menjangkarkan perubahan pada budaya

organisasi. Hal inidiperlukan waktu bertahun – tahun untuk

tertanam dalam budaya organisasi.

kotler merekomendasikan bahwa organisasi sebaiknya mengikuti

delapan langkah yang saling berurutan untuk mengatasi masalah –

masalah yang berasal dari tekanan kekuatan internal maupun

kekuatan eksternal.

5. Langkah – langkah untuk memimpin perubahan organisasi

Langkah – langkah untuk memimpin perubahan organisasi menurut

kotler

a. Menetapkan rasa kegentingan, yakni mencairkan organisasi

dengan menciptakan alas an yang memaksa mengapa perubahan

diperlukan.

b. Menciptakan koalisi yang memberikan pedoman, yakni dengan

menciptakan orang – orang yang lintas fungsi dan litas kelompok

dengan kekuatan yang mencukupi untuk memimpin perubahan.

c. Mengembangkan suatu visi dan strategi, yakni menciptakan visi

dan rencana strategis untuk memandu proses perubahan.

11

Page 12: Perubahan Organisasi

d. Membentuk dan mengimplementasikan strategi komunikasi yang

secara konsisten mengkomunikasikan visi dan rencana strategi

baru.

e. Memberdayakan tindakan yang berbasis luas, dengan

menghilangkan halangan terhadap perubahan dan menggunakan

elemen– elemen target dari perubahan untuk mentransformasikan

organisasi. Mendorong sikap yang berani mengambil resiko dan

penyelesaian masalah yang kreatif.

f. Menghasilkan kemenangan jangka pendek, yakni merencanakan

untuk menciptakan kemenangan atau perbaikan jangka pendek,

mengakui dan menghargai karyawan yang memberikan

kontribusi terhadap kemenangan.

g. Mengonsolidasikan keuntungan dan menghasilkan lebih banyak

perubahan. Deskripsinya yakni koalisi yang memandu

menggunakan kredibilitas dari kemenangan jangka pendek untuk

menciptakan lebih banyak perubahan. Tambahan karyawan

dilibatkan pada proses perubahan ketika perubahan mengalir ke

seluruh organisasi. Usaha dibuat untuk menyegarkan kembali

proses perubahan.

h. Menancapkan pendekatan baru ke dalam budaya, dengan cara

memperkuat perubahan dengan menggarisbawahi hubungan

antara perilaku dan proses baru dengan keberhasilan organisasi.

Mengembangkan metode – metode untuk memastikan

pengembangan dan suksesi kepemimpinan.

C. Proses pengelolaan perubahan

1. Tahap – tahap proses perubahan

Proses perubahan meliputi enam tahapan :

1) Tekanan dan desakan. Proses mulai ketika manajemen puncak mulai

merasa adanya kebutuhan atau tekanan akan perubahan, biasanya

disebabkan berbagai masalah yang berarti, seperti penurunan pejualan

atau penurunan laba secara tajam.

12

Page 13: Perubahan Organisasi

2) Intervensi dan reorientasi. Konsultan atau pengantar perubahan dari luar

sering digunakan untuk merumuskan masalah dan memulai proses

dengan membuat para organisasi untuk memusatkan perhatiannya pada

masalah tersebut.

3) Diagnosa dan pengenalan masalah. Informasi dikumpulkan dan

dianalisa oleh pengantar perubahan dan manajemen.

4) Penemuan dan komitmen pada penyelesaian. Pengantar perubahan

hendaknya merangsang pemikiran dan mencoba untuk menghindari

penggunaan metode – metode lama yang sama. Penyelesaian –

penyelesaian diketemukan melalui pengembangan secara kreatif,

alternatif – alternatif baru dan masuk akal.

5) Percobaan dan pencarian hasil – hasil. Penyelesaian – penyelesaian pada

tahap empat biasanya diuji dalam program – program percobaan berkala

dan hasil – hasilnya dianalisis.

6) Penguatan dan penerimaan. Bila serangkaian kekuatan telah diuji dan

sesuai keinginan, harus diterima secara sukarela. Pelaksanaan kegiatan

yang telah diterima harus menjadi sumber penguatan dan menimbulkan

keterikatan terhadap perubahan

2. Pemastian bahwa perubahan adalah permanen

Perubahan mensyaratkan bahwa para anggota organisasi mengubah cara

– cara mereka biasanya berperilaku atau bekerja. Oleh karena itu, para

manajer harus dapat tidak hanya untuk memperbaiki hubungan –

hubungan struktural – teknologi – karyawan dalam organisasi tetapi juga

untuk membuat perubahan – perubahan dengan cara di mana perilaku

manusiawi yang saling berhubungan diubah secara paling efektif.

Perubahan efektif hanya terjadi bila para anggota organisasi mengubah

perilaku mereka sesuai dengan pengarahan yang diinginkan . Perubahan

– perubahan mungkin menjadi permanen (tetap) bila perubahan –

perubahan yang menyangkut perilaku dilakukan dengan tepat. Bila tidak

hal itu akan berdampak sementara.

13

Page 14: Perubahan Organisasi

D. Memahami dan megelola penolakan terhadap perubahan

1. Penolakan terhadap perubahan

Bila perubahan terjadi, para manajer dan karyawan akan bereaksi baik

secara positif ataupu negatif. Berbagai reaksi khas terhadap perubahan

adalah sebagai berikut :

a. orang mungkin menyangkal bahwa perubahan sedang terjadi.

Bila ini terjadi organisasi kemungkinan akan terus kehilangan

efektifitasnya.

b. Orang mungkin mengabaikan perubahan. Manajer mungkin

menangguhkan keputusan – keputusan dengan harapan bahwa

masalah yang terjadi akan hilang dengan sendirinya.

c. Orang mungkin menolak perubahan. Karena berbagai alas an

manajer dan karyawan mungkin menolak perubahan.

d. Orang mungkin menerima perubahan dan menyesuaikan diri

dengan perubahan tersebut.

e. Orang juga mungkin mengantisifasi perubahan dan

merencanakannya, seperti banyak dilakukan perusahan –

perusahaan progresif.

Ada tiga sumber umum penolakan terhadap perubahan :

1) Ketidakpastian tentang akibat dan pengaruh perubahan. Para

anggota organisasi mungkin secara psikologis menolak

perubahan karena mereka menghindari ketidakpastian. Cara –

cara tradisional pelaksanaan tugas sudah menjadi pedoman

kegiatan – kegiatan para anggotanya dan konsekuensi serta

aturannya telah diterapkan sangat melekat sehingga

memerlukan waktu lama untuk mengubahnya.

2) Ketidakpastian untuk melepaskan keuntungan – keuntungan

yang ada. Perubahan yang akan memberikan banyak manfaat

bagi organisasi secara keseluruhan, belum tentu akan

menguntungkan sekelompok orang atau individu.

Sekelompok orang atau individu yang merasa terancam

kedudukannya dengan adanya perubahan akan berusaha

14

Page 15: Perubahan Organisasi

mempertahankan status yang dinikmatinya dan berusaha

menolak perubahan.

3) Pengetahuan akan kelemahan – kelemahan dalam perubahan

yang diusulkan kadang – kadang para anggota organisasi

akan menolak perubahan karena mereka megetahui adanya

masalah – masalah potensial yang tidak diperhatikan oleh

para pengusul perubahan. Perbedaan penilaian terhadap

situasi ini memberikan jenis konflik yang diperlukan bagi

manajer untuk membuat usulan perubahan menjadi lebih

efektif.

Ada alasan alasan khusus untuk menolak terhadap perubahan.

Tiga macam kategori pokok yang digunakan yaitu:

1) Faktor – faktor yang berkaitan dengan pekerjaan

a. Perasaan takut atau cemas dalam menghadapi

pengangguran teknologikal.

b. Perasaan takut terhadap perubahan – perubahan dalam

kondisi kondisi kerja.

c. Perasaan takut terhadap kemungkinan penurunan

pangkat dan kemungkinan turunnya gaji pokok.

d. Perasaan takut akan paksaan bekerja lebih cepat dan

upaya intensif yang mungkin diturunkan.

2) Faktor – faktor individual

a. Penolakan terhadap kritik yang terimplikasi bahwa

metode yang dewasa ini ditetapkan tidak baik.

b. Penolakan terhadap kritik yang terimplikasi bahwa

performa sekarang tidak baik.

c. Perasaan takut bahwa kebutuhan akan jenis

keterampilan atau kemampuan yang ada, akan

dikurangi atau dihapuskan sama sekali.

d. Perasaan takut bahwa spesialisasi makin mendalam

akan muncul, hal mana mengakibatkan timbulnya

kebosanan, monotomi dan turunnya harkat diri.

15

Page 16: Perubahan Organisasi

e. Timbulnya perasaan kurang menyenangkan

sehubungan dengan keharusan untuk melupakan

metode – metode yang dewasa ini dipraktikkan.

f. Timbulnya perasaan kurang menyenangkan

sehubungan dengan keharusan untuk mempelajari

metode – metode baru.

g. Perasaan takut, bahwa pekerja yang bersangkutan harus

bekerja lebih keras.

h. Perasaan takut terhadap ketidakpastian dan hal yang

belum dikenal.

3) Faktor – faktor sosial

a. Ketidaksenangan karena individu yang bersangkutan

harus melakukan penyesuaian – penyesuaian baru.

b. Ketidaksenangan karena adanya keharusan untuk

melepas ikatan – ikatan sosial yang berlaku.

c. Perasaan takut, bahwa situasi sosial baru akan

menyebabkan menyusutnya kepuasan.

d. Ketidaksenangan terhadap mereka yang memulai

perubahan tersebut.

e. Ketidaksenangan terhadap intervensi dan pengendalian

“luar”.

f. Tentangan karena kurangnya partisipasi dalam hal

menyelenggarakan perubahan tersebut.

g. Timbulnya persepsi bahwa perubahan tersebut akan

lebih menguntungkan organisasi formal yang ada,

dibandingkan dengan individu yang bersangkutan,

kelompok kerja, atau masyarakat.

2. Penanggulangan penolakan terhadap perubahan

Kotler dan Schlesinger mengemukakan enam cara

1) pendidikan dan komunikasi. Salah satu cara untuk mengatasi

penolakan terhadap perubahan adalah dengan menginformasikan

16

Page 17: Perubahan Organisasi

perubahan – perubahan yang direncanakan dan kebutuhan akan

perubahan sedini mungkin dalam proses.

2) Partisipasi dan keterlibatan. Bila para perubahan dilibatkan dalam

perancangan dan implementasi perubahan., penolakan terhadap

perubahan dapat dikurangi atau dihilangkan.

3) Kemudahan dan dukungan. Pemudahan proses perubahan dan

pemberian dukungan kepada mereka yang terlibat merupakan cara lain

manajer dapat menangani penolakan.

4) Negosiasi dan persetujuan. Teknik lain adalah negosiasi dengan para

penolak potensial. Sebagai contoh, persetujuan perikatan.

5) Manipulasi dan “bekerja sama”. Kadang – kadang para manajer

menjauhkan individu atau kelompok dari penolakan terhadap

perubahan.

6) Paksaan eksplisit dan implisit. Para manajer dapat memaksa orang –

orang untuk menerima perubahan dengan berbagai ancaman eksplisit

dan implisit, dalam bentuk kehilangan pekerjaan, penundaan promosi

dan sebagainya. Manajer juga dapat memecat atau memindahkan para

karyawan yang menentang perubahan.

Penanggulangan penolakan terhadap perubahan akan melibatkan

penggunaan lebih dari satu pendekatan – pendekatan di atas.

perubahan yang menyangkut perilaku dilakukan dengan tepat. Bila tidak

hal itu akan berdampak sementara.

E. Berbagai pendekatan perubahan organisasi

Bila manajemen merencanakan suatu perubahan, maka harus memutuskan unsur

– unsur apa dalam organisasi yang akan diubah. Harold J. Leavitt bahwa

organisasi dapat diubah melalui pendekatan struktural, pendekatan teknologis

dan pendekatan orang.

1. Pendekatan struktural

Menurut Leavitt, usaha untuk melakukan perubahan organisasi melalui

pengubahan struktur dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok

pertama adalah perubahan struktural yang diciptakan melalui aplikasi

17

Page 18: Perubahan Organisasi

prinsip – prinsip perancangan organisasi klasik. Para teoritis klasik

berusaha untuk memperbaiki prestasi organisasi melalui perumusan

secara jelas dan hati – hati tanggungjawab jabatan para anggota

organisasi.

Pendekatan perubahan struktural lainya adalah pengubahan organisasi

melalui desentralisasi yang mana pendekatan ini didasarkan pada

gagasan bahwa penciptaan satuan – satuan organisasi yang lebih kecil

dan dapat berdiri sendiri akan meningkatkan motivasi para anggota

organisasi dan membantu mereka untuk memusatkan perhatian mereka

pada prioritas yang lebih tinggi.

Pendekatan struktural ketiga bermaksud untuk melakukan perbaikan

prestasi organisasi melalui modifikasi aliran kerja dalam organisasi.

Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa aliran kerja yang tepat

dan pengelompokkan kaeahlian menyebabkan perbaikan produktivitas

secara langsung dan cenderung memperbaiki semangat kerja dan

kepuasan kerja.

2. Pendekatan teknologis

Aplikasi sistematis pendekatan perubahan teknologi mulai dengan hasil

karya Frederick Taylor dan para pengikutnya menganalisa dan

memperbaiki interaksi – interaksi antara para karyawan dan mesin –

mesin untuk meningkatkan efisiensi. Dengan studi waktu dan gerak

penetapan tingkat upah borongan, dan usaha – usaha lain untuk

merancang kembali operasi – operasi kerja dan sistem balas jasa, taylor

dan teknisi industri mencoba memperbaiki prestasi organisasi.

Penggabungan pendekatan struktural dan teknologikal, penggabungan

kedua perubahan ini bermaksud untuk memperbaiki prestasi melalui

perubahan berbagai aspek struktural maupun teknologinya secara

bersamaan.

3. Pendekatan orang

Pendekatan – pendekatan orang dilain pihak, bermaksud untuk

mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan pada

keterampilan, sikap dan persepsi serta pengharapan mereka , sehingga

18

Page 19: Perubahan Organisasi

mereka akan melaksanakan tugas dengan lebih efektif. Keterampilan dan

sikap baru ini dapat mendorong para karyawan untuk memprakarsai

perubahan dalam struktur dan teknologi organisasi yang mengarah pada

perbaikan prestasi organisasi.

Gambar 2. Tiga Pendekatan perubahan

19

Page 20: Perubahan Organisasi

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa :

1. perubahan organisasi merupakan hal yang sangat penting karena terdapat kemajuan teknologi dan perdaban manusia seiring dengan perubahan zaman sehingga menuntut perusahaan untuk mengubah gayanya sesuai tuntutan zaman.

2. Perubahan organisasi dipengaruhi oleh kekuatan – kekuatan yang menyebabkan adanya perubahan yang terdiri dari kekuatan internal maupun eksternal, kekuatan – kekuatan eksternal yakni kebudayaan, tekanan sosial dan politik, teknologi dan perubahan pasar dan kekuatan internal terdiri dari kegiatan karyawan, dan masalah manajerial.

3. Tipologi Jenis jenis perubahan terdiri dari Perubahan adaptif, Perubahan inovatif dan perubahan inovatif secara radikal

4. Setiap organisasi yang ingin mengubah organisasinya menjadi keadaan yang lebih baik, terdapat pendekatan perubahan organisasi melalui pendekatan struktural, pendekatan teknologis dan pendekatan orang

5. Terdapat macam – macam pendapat anggota organisasi mengenai perubahan yang akan dilakukan oleh pimpinannya seperti menolak, cuek terhadap perubahan yang terjadi dan yang menerima perubahan tersebut sehingga terdapat bermacam cara untuk menanggulangi penolakan perubahan menurut kotler dan Schlesinge dengan cara pendidikan dan komunikasi, Partisipasi dan keterlibatan, Kemudahan dan dukungan. Negosiasi dan persetujuan. Manipulasi dan “bekerja sama”, Paksaan eksplisit dan implisit.

20

Page 21: Perubahan Organisasi

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Hani.2003.Manajemen edisi 2. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Kinicki, Angelo dan Robert Kreitner.2000.Organizational Behavior edisi Indonesia.

Jakarta : Salemba Empat

Winardi, J.2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta : Prenada Media

21