plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret,...
TRANSCRIPT
i
UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA PUTRI
DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT
DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Domisia Viviati
NIM: 091124023
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada seluruh anggota kongregasi
Suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala
rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang
sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
aku sama sekali tidak berguna” (1Kor 13:2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 Maret 2015
Penulis,
Domisia Viviati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertada tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama: Domisia Viviati
NIM : 091124023
Menyatakan bahwa demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya
memeberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya
yang berjudul:
UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA PUTRI DI
ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT DENGAN
KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS beserta perangkat yang
diperlukan (jika ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama
tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 17 Maret 2015
Yang menyatakan
(Domisia Viviati)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi adalah UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN
IMAN REMAJA PUTRI DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG
KALIMANTAN BARAT DENGAN KATEKESE MODEL SHARED
CHRISTIAN PRAXIS. Adapun latar belakang pemilihan judul ini bertitik tolak
dari keprihatinan penulis akan pelaksanaan pendampingan iman remaja di asrama
Dharmawati, yang secara khusus penulis rasakan sewaktu membantu menjadi
pendamping di asrama Dharmawati. Kegiatan pendampingan iman di asrama
Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah
terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti kegiatan pendampingan
iman kelihatannya karena aturan asrama yang wajib diikuti oleh setiap anggota
asrama. Selain itu juga model dan metode yang digunakan kurang menarik dan
kurang relevan dengan kehidupan remaja di asrama Dharmawati. Situasi tersebut
mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai proses pelaksanaan
pendampingan iman di asrama Dharmawati dan mengupayakan suatu kegiatan
yang dapat menarik dan melibatkan kaum remaja dalam pendampingan tersebut.
Tujuan dari penulisan skripsi adalah memperoleh data mengenai
pendampingan iman yang ideal, memperoleh gambaran pelaksanaan
pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati untuk membantu remaja
berkembang menjadi remaja yang dewasa, bertanggungjawab dan beriman serta
memberikan satu model kegiatan yang cocok untuk menarik perhatian kaum
remaja semakin terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendampingan iman.
Bertolak dari tujuan penulisan, penulis memperoleh data-data mengenai
pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati dengan melakukan
penelitian yang didukung oleh studi pustaka. Penelitian dilakukan dalam bentuk
kuesioner dan wawancara kepada para responden. Hasil dari penelitian terungkap
bahwa pendampingan iman yang dilakukan selama ini terasa monoton,
membosankan dan kurang bervariasi.
Untuk itulah penulis mengusulkan salah satu model kegiatan sebagai
upaya untuk meningkatkan pendampingan iman remaja. Kegiatan tersebut adalah
katekese model SCP. Penulis mengusulkan katekese model SCP karena model ini
sungguh melibatkan peserta, bersifat dialogis paritisipatif. Model SCP juga
mempunyai lima langkah yang semakin membawa peserta berdialog dengan
pengalaman hidup dan mengkonfrontasikannya dengan visi dan Tradisi Kristiani
untuk semakin membangun kerajaan Allah di dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The title of my thesis THE WAY IMPROVING FAITH FOR FEMALE
TEENAGERS AT DHARMAWATI DORMITORY SINTANG WEST
KALIMANTAN USING SHARED CHRISTIAN PRAXIS CATECHESIS
MODEL. The background of this title selection starts from the author concern
with the in which implementation in mentoring teenagers faith in Dharmawati
dormitory. In particular, the author feels when she helping works as an dormitory
chaperone. Faith mentoring activities such as Eucharist, pilgrimages,
recollection/retreat, rosary prayers and worship prayer has been programmed
regularly. But young people who participated in this actkvities apparently join in
because of rules that reguire them. In addition the models and methods that are
used are not attractive and nor relevant to the lives of young people in the
Dharmawati dormitory. Seeing this situation, author of fait mentoring investigate
in Dharmawati dormitory and creating an activity which can certainly attract and
involve young people in this faith mentoring.
The aim of this thesis was to obtain data on how to improve faith
mentoring, to obtain an overview in implementing faith mentoring of female
teenagers in Dharmawati dormitory to help them developing maturenity,
responsibility and more faithful also to provide suitable model of activities to
attract the attention of young people to get involve actively in faith mentoring
process.
Based on the purpose of writing, the authors obtained data on the
implementation of faith mentoring in Dharmawati dormitory faith by doing
research from literature riview. The research was conducted in the form of
questionnaires and interviews torespondents. The results of the study revealed that
the faith mentoring which made during this ctivities faith where monotonous,
boring and less varied.
For this reason the author proposes a model of activity to improve the
implementation of faith mentoring for teenagers, by SCP catechesis model. The
author proposes a single SCP because this model really involve the participants
with paritisipative dialogue. SCP model also has five steps that are increasingly
bringing participants to create dialogue with life experience and confront itwith
the vision of Christian Tradition and for the greatest kingdom of God in the world.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi yang berjudul UPAYA
PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA PUTRI DI ASRAMA
DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT DENGAN
KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS .
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
sanata Dharma Yogyakarta. Melalui skripsi ini penulis ingin memberikan
sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pendampingan iman kaum remaja
putri di asrama Dharmawati Sintang dengan katekese.
Terususunya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak
baik langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini dengan tulus hati
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung SJ, M.Ed selaku dosen pembimbing utama
sekaligus dosen pembimbing dosen akademik yang telah meluangkan waktu
memimbing penulis dengan penuh kesabaran, perhatian, masukan dan kritikan
sehingga penulis termotivasi untuk mengerjakan dan menyelsaikan penulisan
skripsi ini.
2. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y, M.Hum selaku dosen peguji kedua yang
memberikan dukungan dan mengingatkan penulis untuk selalu semangat
menulis dan menyelsaikan skripsi dengan cepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, selaku dosen penguji ketiga yang memberi
semangat dan perhatian serta mengingatkan penulis untuk tekun menulis
skripsi.
3. Segenap staf Dosen Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi dan mendidik penulis
selama belajar dan menyusun skripsi ini.
4. Segenap staf Sekertariat dan perpustakaan Prodi IPPAK dan seluruh
karyawan yang telah mendukung penulis selama penulis belajar dan menyusun
skripsi ini.
5. Pemimpin Komunitas, suster pendamping asrama serta seluruh para suster di
komunitas Dharmawati serta seluruh warga asrama khususnya siswi kelas XI,
XII SMA/SMK selaku subyek peneliti.
6. Para suster anggota kongregasi SMFA khususnya para suster di komunitas
Yogyakarta yang telah memberi perhatian, dukungan dan motivasi lewat doa,
kerjasama yang baik sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini.
7. Dewan pimpinan kongregasi yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba pengetahuan di Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak ibu serta adik-adikku yang telah memberi dukungan dan semangat
dalam menyelsaikan studi dan skripsi ini.
9. Teman-teman mahasiswa angkatan 2009/2010 yang turut mendukung proses
belajar dan skripsi ini serta semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu
yang turut ambil bagaian mendukung dan membantu penulis hingga
penyelsaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga
penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
berkepentingan.
Yogyakarta, 17 Maret 2015
Penulis,
Domisia Viviati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................
MOTTO ...............................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………………………
ABSTRAK ..........................................................................................................
ABSTRACT………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................
A. Latar Belakang...……………….…........................................................
B. Rumusan Masalah………………….......................................................
C. Tujuan Penulisan………….....................................................................
D. Manfaat Penulisan.………………………………..................................
E. Metode Penulisan....................................................................................
F. Sistematika Penulisan..............................................................................
BAB II: POKOK-POKOK PENDAMPINGAN IMAN REMAJA ………........
A. PENDAMPINGAN IMAN .....................................................................
1. Pengertian Umum Pendampingan.......................................................
2. Pengertian Iman……….......................................................................
a. Iman Dalam Kitab Suci.................................................................
b. Iman Menurut Dokumen Gereja....................................................
c. Iman Menurut Para Ahli................................................................
3. Pendampingan Iman ...........................................................................
4. Tujuan Pendampingan Iman................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xiii
xix
1
1
6
6
7
7
8
10
10
10
11
11
13
14
15
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. GAMBARAN UMUM KAUM REMAJA...............................................
1. Pengertian Remaja..............................................................................
2. Ciri-ciri Masa Remaja …………………………...............................
a. Masa Remaja Sebagai Periode Yang Penting……………………
b. Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan………………………...
c. Masa Remaja Sebagai Periode Perubahan……………………......
d. Masa Remaja Sebagai Usia Bermasalah…………………………
e. Masa Remaja Sebagai Masa Mencari Identitas. …………………
f. Masa Remaja Sebagai Masa Yang Menimbulkan Ketakutan……
g. Masa Remaja Adalah Masa Yang Tidak Realistik……………….
h. Masa Remaja Sebagai Ambang Masa Dewasa………………….
3. Minat-minat Remaja...........................................................................
a. Minat Rekreasi.............................................................................
b. Minat Sosial……………………………......................................
c. Minat Pribadi…………………………………………………....
d. Minat Terhadap Pendidikan…………………………………….
e. Minat Terhadap Pekerjaan………………………………………
f. Minat Pada Agama……………………………………………...
g. Minat Dalam Simbol Status…………………………………….
4. Perkembangan Remaja……………………………………………...
a. Perkembangan Fisik Remaja........................................................
b. Perkembangan Mental Remaja.....................................................
c. Perkembangan Sosial Remaja.....................................................
d. Perkembangan Emosi..................................................................
e. Perkembangan Moral...................................................................
f. Perkembangan Iman Remaja Menurut Fowler………….............
5. Lingkungan Hidup Remaja................................................................
a. Lingkungan Keluarga...................................................................
b. Lingkungan Sekolah....................................................................
c. Lingkungan Masyarakat..............................................................
6. Problem Remaja.................................................................................
17
17
18
18
18
18
19
19
19
20
20
21
21
21
22
22
22
22
23
23
23
24
24
25
26
27
30
30
31
32
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
a. problem Dalam Keluarga…………………………………….....
b. Problem Dalam Masyarakat…………………………………....
c. Problema Dalam Gereja………………………………………..
d. Roblem dalam diri sendiri...........................................................
C. PENDAMPINGAN IMAN REMAJA.....................................................
1. Pengertian Pendampingan Iman Remaja............................................
2. Ciri Pendampingan Iman Kaum Remaja............................................
3. Tujuan Pendampingan Iman Remaja.................................................
4. Kualifikasi Pribadi Pendampingan Iman……………………………
a. Sebagai Pribadi………………………….....................................
b. Hubungan Dengan Peserta……………………………………...
c. Sebagai Pemimpin……………………………………………....
BAB III: PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DI ASRAMA
DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT...................
A. Gambaran Umum Asrama Dharmawati………………………………...
1. Profil Asrama Dharmawati.................................................................
a. Sekilas Asrama Dharmawati…………………………………….
b. Tujuan Asrama Dharmawati…………………………………….
2. Program Pendampingan…………......................................................
a. Aktifitas Harian………………………………………………….
b. Kegiatan Rohani…………………………………………………
(1) Perayaan Ekaristi…………………………………………….
(2) Rekoleksi…………………………………………………….
(3) Retret………………………………………………………..
(4) Ziarah Ke Gua Maria………………………………………..
(5) Devosi Kepada Bunda Maria………………………………..
(6) Doa Bersama………………………………………………...
c. Kegiatan Hari Libur……………………………………………..
B. Penelitian Terhadap Pendampingan Iman Remaja Di Asrama
Dharmawati.............................................................................................
1. Desain Penelitian…………………...................................................
33
34
34
34
35
35
36
37
38
39
40
40
42
43
43
43
45
46
47
47
48
48
50
50
50
50
53
53
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
a. Latar Belakang Penelitian………………………………………
b. Tujuan Penelitian……………………………………………….
c. Jenis Penelitian………………………………………………….
d. Instrumen Pengumpulan Data…………………………………..
e. Responden………………………………………………………
f. Waktu Dan Tempat Penelitian………………………………….
g. Variabel Penelitian……………………………………………...
C. Laporan Hasil Penelitian pendampingan iman di Asrama
Dharmawati..............................................................................................
1. Identitas Responden…………………………………………….
2. Pendampingan Iman Di Asrama……………………………….
3. Faktor- faktor Pendukung Pendampingan Iman………………..
4. Faktor- faktor Penghambat Pendampingan iman……………….
D. Hasil Wawancara Dengan Staf Inti Asrama........................................
E. Pembahasan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja
Di Asrama Dharmawati Sintang…………………………….............
1. Identitas Responden……………………………………………...
2. Pendampingan Iman Yang Dilaksankan Di Asrama……………..
3. Faktor- faktor Pendukung Pendampingan iman………………….
4. Faktor- faktor Penghambat Pendampingan iman………………...
F. Kesimpulan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja
Di Asrama Dharmawati Sintang……………………………………
BAB IV: PENINGKATAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IMAN
REMAJA DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN
PRAXIS (SCP).....................................................................................
A. Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP).....................................
1. Pengertian SCP...................................................................................
a. Shared…………………...............................................................
b. Christian………………………………………………………...
c. Praxis………………………........................................................
2. Langkah- langkah Katekese Model Shared Christian Praxis……….
53
54
54
55
56
57
57
58
58
59
63
65
66
68
68
69
73
73
74
76
76
77
78
79
80
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
a. Langkah I (pertama) : Pengungkapan Pengalaman Praksis
Faktual…………………………………………………………..
b. Langkah II (kedua) : Refleksi Kritis Pengalaman Faktual …….
c. Langkah III (ketiga) : Mengusahakan Supaya Tradisi Dan Visi
Kristiani Lebih Terjangkau…………………………………......
d. Langkah IV (keempat) : Interprestasi Dialektik Antara Praksis
Dan Visi Peserta Dengan Tradisi Dan Visi Kristiani…………...
e. Langkah V (Kelima): Keterlibatan Baru Demi Makin
Terwujudnya Kerajaan Allah…………………………………...
3. Alasan menggunakan model Shared Christian Praxis…………......
B. Usaha Peningkatan Pendampingan Iman Remaja....................................
1. Pengertian Peningkatan........................................................................
2. Tujuan Peningkatan..............................................................................
3. Arah Peningkatan.................................................................................
C. Usulan Program Pendampingan................................................................
1. Latar Belakang Usulan Program..........................................................
2. Pemilihan Tema ……………………..................................................
3. Waktu Pelaksanaan..............................................................................
4. Matriks Program Pendampingan.........................................................
3. Contoh Persiapan Katekese.................................................................
BAB V: PENUTUP............................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN:
Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................
Lampiran 2: Surat Bukti Penelitian.................................................................
Lampiran 3: Lembar Kuesioner......................................................................
Lampiran 4: Panduan Wawancara Dengan Staf Inti asrama..........................
81
82
83
84
85
86
87
87
87
88
89
89
90
96
98
105
118
118
119
121
(1)
(2)
(3)
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 5: Hasil Wawancara Dengan Staf Inti Asarama…………………
Lampiran 6 : Daftar Nama Responden...........................................................
Lampiran 7: Acara Harian Asrama.................................................................
Lampiran 8 : Bacaan Kitab Suci.....................................................................
Lampiran 9: Lagu-lagu untuk Katekese SCP..................................................
(7)
(11)
(13)
(14)
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: dalam terjemahan baru, yang
diselenggarakan Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. 2002.
B. Singkatan Dokumen Gereja
AA: Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
KerasulanAwam (18 November 1965)
PO : Presbyterorum Ordinis, Dekrit Tentang Pelayanan dan Kehidupan Para
Imam
GE : Gravissimum Educationis, Pernyataan Konsili Vatikan II Tentang
Pendidikan Kristen,
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja
tanggal 21 November 1964
GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Tentang Gereja di Dunia Dewasa Ini,
7 Desember 1965
EN : Evangeli Nutiandi, Paus Paulus VI, diterjemahkan oleh R Hardawiryana,SJ
DOKPEN-KWI, Jakarta, 1995.
DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Tentang Wahyu Ilahi, diterjemahkan oleh
R Hardawiryana, SJ . DOKPEN- KWI, Jakarta, 1990. Naskah asli tanggal
18 November 1965.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
EG : Evangelii Gaudium, Paus Fransiskus, Seruan Apostolik, 24 November 2013.
DOKPEN- KWI, Jakarta, Juli 2014.
C. Singkatan Lain
Art : Artikel
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMK : Sekolah Menegah Kejuruan
HP : Hand Phone
FB : Facebook
LCD : Liquid Crystal Display
SMFA : Suster Misi Fransiskan Antonius
SCP : Shared Christian Praxis
Luk : Lukas
Mrk : Markus
Mat : Matius
Ef : Efesus
Kor : Korintus
Kej : Kejadian
Ibr : Ibrani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini, penulis menguraikan hal-hal yang berkaitan
dengan judul skripsi, diantaranya adalah tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan periode dari masa anak menuju masa dewasa, di
mana anak mengalami pertumbuhan yang cepat di segala bidang. Mereka bukan
lagi anak-anak baik berdasarkan pada bentuk, cara berpikirnya dan sikap, akan
tetapi mereka belum dewasa dan matang (Bambang Soetawan, 1974: 19). Pada
masa ini remaja masih harus menerima banyak dari orang lain, tetapi dari dirinya
sendiri juga ingin memberi. Untuk itulah mereka harus mengembangkan dirinya
agar maju dan menjadi dewasa. Menjadi dewasa adalah suatu proses
perkembangan yaitu remaja harus menerima dirinya sendiri dan kemudian dapat
menilai kemampuan-kemampuannya dalam bidang jasmani, pikiran, perasaan dan
dalam bidang rohani.
Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri. Mereka masih sangat
labil, tidak jarang mereka menjadi bingung sendiri menghadapi gejala-gejala
pertumbuhan dalam dirinya (Tangdilintin, 1984: 10). Kebingungan tersebut
menjadi semakin rawan oleh transisi nilai sosio-budaya yang melanda masyarakat.
Laju perkembangan dan modernisasi serta lancarnya arus komunikasi massa,
kemudahan-kemudahan teknologi kaum remaja, menjadi suatu masalah utama
karena adanya perubahan-perubahan sosial, fisiologi dan psikologis di dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka hidup. Perubahan-
perubahan ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan
berteknologi.
Arus perubahan kehidupan yang berjalan amat cepat cenderung membuat
individu merasa hanya seperti sebuah robot dari pada seorang makhluk utuh yang
memiliki di dalam dirinya suatu keyakinan akan identitas diri sebagai seorang
pribadi. Perubahan dan pembaharuan pola kehidupan yang sedang berlangsung di
sekitar dirinya secara terus menerus tentu saja akan membawa dampak tertentu.
Maka pendampingan secara rohani adalah suatu cara dalam rangka membangun
manusia yang beriman. Oleh karenanya pendampingan iman bagi remaja yang
paling tepat untuk saat ini adalah dengan cara mempelajari dan memahami proses
perubahan dan situasi remaja dan selanjutnya mengusahakan pendekatan-
pendekatan yang tepat.
Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja,
mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa
kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk
pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus
dipenuhi. Apabila individu mampu menyelesaikan tugas perkembangan dengan
baik, maka akan tercapai kepuasan dan kebahagiaan juga akan menentukan
keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Remaja sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang
atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau
kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, remaja memerlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
bimbingan dan pembinaan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman
atau wawasan tentang dirinya dan lingkungan sosialnya, juga pengalaman dalam
menentukan arah kehidupannya. Bimbingan dan pendampingan dapat dilakukan
di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Perhatian terhadap remaja adalah menjadi penting. Konsili Vatikan II
dalam Dekrit Tentang Kerasulan Awam dikatakan bahwa berbagai bidang
kerasulan bagi kaum muda “Kaum muda merupakan kekuatan yang amat penting
dalam masyarakat sekarang. Selanjutnya hendaknya kaum dewasa dalam suasana
persahabatan berusaha menjalin dialog dengan kaum muda, sehingga keduanya
saling mengenal, saling bertukar kekayaan masing-masing” (AA, art, 12). Peranan
ini merupakan kelaziman bagi remaja, karena yang berusia muda pada umumnya
sedang menempuh proses perkembangan, menempuh dunia pendidikan, dan
secara psikologis sering dikatakan sedang masa peralihan, baik dari sudut biologis
maupun dari sudut sosiologis.
Anjuran Apostolik, Paus Yohanes Paulus II dikatakan menyusul masa
pancaroba, remaja menemukan diri serta dunia batinnya sendiri, masa munculnya
rencana- rencana yang mencerminkan idealisme, masa bangkitnya perasaan
mencintai, masa menginginkan kebersamaan. Pada masa ini juga muncul
kecemasan disertai frustrasi, kecurigaan tertentu terhadap sesama (CT, art. 38).
Persoalan yang terjadi pada remaja berkaitan dengan usia mereka dan tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh lingkungan di mana mereka hidup. Oleh karenanya
suatu faktor penting yang memegang peranan yang menentukan dalam kehidupan
remaja adalah orang tua, Gereja dan masyarakat. Remaja putri di asrama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4
Dharmawati Sintang merupakan bagian dari Gereja dan masyarakat. Mereka
adalah siswa SMU Panca Setya dan SMK Budi Luhur milik Yayasan Sukma
Sintang. Mereka datang dari daerah yang berbeda, bahasa, latar belakang yang
berbeda, meskipun masih lingkup daerah Kalimantan Barat. Antara satu dengan
yang lain berbeda dalam berbagai hal seperti minat, bakat dan sifat-sifat
kepribadian serta kebiasaan hidup dalam keluarga masing-masing yang mereka
bawa ke asrama.
Keragaman ini tentu memperkaya satu sama lain, tetapi juga menjadi suatu
perjuangan untuk dapat memahami dan menerima apa yang menjadi perbedaan
dari setiap pribadi. Dalam rangka membantu mereka untuk menemukan identitas
dan jati dirinya, serta membantu penghuni asrama mampu memahami dirinya dan
lingkungannya, maka di asrama ada berbagai kegiatan yang mendukung
perkembangan kepribadian mereka. Adapun kegiatan yang dilaksanakan tidak
hanya kegiatan fisik tetapi juga kegiatan rohani, sehingga menjadi pribadi yang
beriman dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidupnya.
Usaha pendampingan merupakan usaha dua arah dari pendamping kepada
yang didampingi dan sebaliknya, dan bertitik tolak dari keyakinan bahwa yang
didampingi mempunyai potensi yang dapat tumbuh menjadi kenyataan (A. M.
Mangunhardjana, 1986: 21). Oleh sebab itu dalam usaha pendampingan peserta
mempunyai peranan penting yang menentukan berhasil tidaknya usaha
pendampingan. Artinya peserta bukan sebagai objek pendampingan yang
menerima apa saja yang diberikan pendamping, peserta adalah subjek yang
berperan aktif dalam keseluruhan proses pendampingan. Dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
pendampingan, para pendamping bertindak sebagai fasilitator yang membantu
peserta untuk dapat mengungkapkan diri secara lebih leluasa.
Hubungan antara pendamping dan yang didampingi adalah sebagai
sahabat dan teman dialog yang saling membantu, saling meneguhkan satu sama
lain. Diharapkan di dalam proses pendampingan keduanya mampu berdialog
secara terbuka, saling mendengarkan, sehingga satu sama lain merasa dikuatkan
atau diteguhkan (Tangdinlintin, 1981: 76). Agar pelaksanaan pendampingan iman
menyentuh aspek kehidupan individu penghuni asrama, maka pendamping di
asrama memiliki sikap proaktif, serta mengetahui, mengenal dan memahami kaum
remaja, ciri, problem, situasi perkembangan serta minat remaja. Dengan demikian
pendampingan iman sesuai dengan keadaan atau situasi kaum remaja serta
bagaimana pendampingan dapat membantu dan menanggapi kebutuhan mereka,
sehingga mereka merasa tertarik dalam kegiatan tersebut dan buah-buahnya dapat
diwujudkan dalam tindakan nyata.
Pendampingan yang dilakukan selama ini adalah, rekoleksi, retret,
rosario, ambil bagian tugas doa di lingkungan, ekaristi harian dan hari Minggu.
Jenis kegiatan rohani seperti retret, rekoleksi, doa rosario, ekaristi, berjalan
dengan baik. Maka muncul inspirasi bagi penulis untuk memberi sumbangan
untuk pendampingan iman remaja yang ada di asrama Dharmawati tersebut
dengan katekese model Shared Christian Praxis.
Alasan penulis menggunakan katekese Shared Christian Praxis adalah
karena langkah-langkahnya dapat membantu remaja untuk mensharingkan
pengalaman hidupnya sebagai remaja yang sekolah dan sebagai remaja tinggal di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6
asrama yang serba teratur di tengah situasi dan perkembangan zaman yang begitu
modern. Ini dilaksanakan sesuai dengan situasi dan keadaan mereka, sehingga
dapat membantu mereka untuk bertumbuh dan berkembang ke arah yang baik,
terutama bertumbuh dalam iman akan Yesus Kristus.
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis merumuskan judul: ”Upaya
Peningkatan Pendampingan Iman Remaja Putri di Asrama Dharmawati
Sintang dengan Katekese Model Shared Christian Praxsis”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendampingan iman remaja yang ideal?
2. Sejauh mana pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati
sesuai dengan situasi konkrit remaja?
3. Bagaimana katekese model Shared Christian Praxis dapat digunakan
untuk pelaksanaan pendampingan iman remaja?
C. Tujuan Penulisan
1. Memaparkan dan mengetahui apa itu pendampingan iman bagi remaja
putri yang ideal.
2. Untuk memberi gambaran tentang pelaksanaan pendampingan iman
remaja di asrama Dharmawati Sintang.
3. Memberikan sumbangan bagi para pendamping di asrama Dharmawati
Sintang bahwa katekese model Shared Christian Praxis dapat digunakan
untuk pendampingan iman remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7
D. Manfaat Penulisan
1. Tersedianya bentuk kegiatan yang sesuai dengan situasi remaja untuk
meningkatkan pendampingan iman di asrama Dharmawati, Sintang-
Kalimantan Barat.
2. Memperoleh bentuk gambaran dari usaha untuk meningkatkan
pendampingan iman yang telah dilaksanakan di asrama Dharmawati,
Sintang- Kalimantan Barat
3. Penulis mendapatkan data-data mengenai pendampingan iman di asrama
Dharmawati, Sintang- Kalimantan Barat. Dengan mengetahui data-data
tersebut, maka penulis memberi usulan program yang sekiranya cocok
dengan situasi remaja.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif analitis
berdasarkan studi pustaka dan penelitian yang mendukung penulisan ini serta
pengalaman penulis selama menjadi pendamping asrama di asrama Dharmawati
Sintang- Kalimantan Barat. Penulis memberikan sumbangan pemikiran untuk
pendampingan iman remaja dengan katekese model Shared Christian Praxis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
8
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi: latar belakang penulisan,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II : PENDAMPINGAN IMAN DAN KAUM REMAJA
Bab ini menguraikan pengertian pendampingan pada umumnya dan kaum
remaja pada umumnya. Pendampingan, meliputi: pengertian pendampingan,
pengertian iman, tujuan pendampingan, ciri pendampingan serta kualifikasi
pribadi pendamping. Sedangkan kaum remaja meliputi: pengertian remaja, ciri-
ciri masa remaja, minat remaja, perkembangan remaja, lingkungan hidup remaja,
dan problem remaja.
BAB III: GAMBARAN UMUM PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DI
ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT.
Bab ini menguraikan gambaran pendampingan iman remaja di asrama
Dharmawati Sintang, yaitu profil asrama Dharmawati yang meliputi sekilas
asrama Dharmawati, tujuan asrama, jenis kegiatan pendampingan yang
dilaksanakan di asrama, kegiatan di hari libur. Pada bab III ini juga berisi
penelitian terhadap pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati Sintang,
Kalimantan Barat dan hasil penelitian.
BAB. IV: USULAN PROGRAM SEBAGAI USAHA PENINGKATAN
PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DENGAN KATEKESE MODEL SHARED
CHRISTIAN PRAXIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
9
Bab ini menguraikan tiga hal pokok yaitu pokok pertama; katekese
model Shared Christian Praxis yang meliputi pengertian SCP, langkah-langkah
SCP, alasan menggunakan katekese SCP. Pokok kedua; usaha peningkatan
pendampingan iman remaja yang meliputi pengertian peningkatan, tujuan
peningkatan, arah peningkatan. Pokok ketiga; usulan program pendampingan
yang meliputi latar belakang usulan program, pemilihan tema, penjabaran tema,
waktu pelaksanaan dan usulan program katekese serta salah satu contoh SCP
sebagai bahan pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati, Sintang-
Kalimantan Barat.
BAB.V: PENUTUP
Penulis akan memberikan kesimpulan dan saran berkaitan dengan pendampingan
iman remaja di Asrama Dharmawati, Sintang- Kalimantan Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
POKOK-POKOK PENDAMPINGAN IMAN REMAJA
Bab ini memaparkan tiga uraian pokok. Pokok pertama menguraikan
pendampingan iman pada umumnya. Pada pokok ini, penulis mengemukakan
tentang pendampingan iman pada umumnya yaitu pengertian pendampingan,
iman, pendampingan iman, tujuan pendampingan. Pokok yang kedua dalam
penulisan ini menguraikan gambaran kaum remaja pada umumnya seperti
pengertian remaja, ciri-ciri remaja, minat- minat remaja, perkembangan remaja
dan problema remaja. Sedangkan pokok yang ketiga menguraikan pendampingan
iman remaja yang terdiri dari tujuan pendampingan iman, ciri pendampingan
iman, kualifikasi pribadi pendamping iman.
A. Pendampingan Iman
1. Pengertian Umum Pendampingan
Istilah pendampingan berasal dari kata kerja mendampingi yaitu suatu
kegiatan menolong yang karena sesuatu sebab butuh didampingi. Sebelum itu
istilah yang banyak dipakai adalah“pembinaan” (Mangunhardjana, 1986: 21).
Pendampingan dapat diartikan sebagai usaha, tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara berdayaguna dan berhasil, demi memperoleh hasil yang lebih
baik. Maka dengan demikian pemahaman akan nilai-nilai baru yang sedang
dipelajari menjadi kecakapan dan pengetahuan yang dapat membantu hidup
seseorang (Mangunhardjana, 1986: 32).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
11
Atas dasar pengertian tersebut, pendampingan bukan pertama-tama
mencetak orang untuk mampu menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang langsung jadi, melainkan dalam proses berkesinambungan. Pendampingan
merupakan usaha untuk membantu seseorang dalam mengembangkan
pengetahuan dan kecakapannya ke arah yang lebih baik. Dalam pendampingan,
orang dilatih untuk mengenal kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat
mengembangkannya serta memanfaatkan secara penuh dalam hidupnya sehari-
hari.
2. Pengertian Iman
a. Iman dalam Kitab Suci
Iman dipahami sebagai penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
Abraham adalah salah satu tokoh alkitabiah yang dijuluki bapak kaum beriman.
Abraham mendapatkan janji dari Tuhan bahwa dia akan mempunyai keturunan
yang banyak dan mendapatkan tanah yaitu Kanaan (Kej 12: 1-3). Abraham
percaya kepada janji Allah itu. Dia meninggalkan tanah leluhurnya di Urkasdim
dan menuju tanah Kanaan. Iman Abraham terbukti dari tindakan dan
ketekunannya. Abraham bertindak dengan meninggalkan tanah leluhurnya dan
menuju tanah yang dijanjikan Allah. Keteguhan iman Abraham terhadap perintah
Allah sangat terihat jelas ketika ia mendirikan mezbah, menyiapkan kayu bakar,
mengikat Ishak lalu meletakkannya di atas mezbah dan tumpukan kayu bakar itu,
akhirnya Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih
anaknya (Kej 22: 9-10). Bagi Abraham beriman merupakan ketaatan penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
12
penyerahan diri secara total kepada kehendak Allah yang menyelenggarakan
hidupnya dan masa depannya.
Bunda Maria adalah teladan dalam beriman (Luk 1: 26-45). Perawan
Maria menghayati ketaatan iman yang paling sempurna. Oleh karena ia percaya
bahwa bagi Allah “tidak ada yang mustahil” (Luk 13:37), maka ia menerima
pemberitahuan dan janji yang disampaikan oleh malaikat dengan penuh iman dan
memberikan persetujuannya: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah
padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Elisabeth memberi salam
kepadanya: “Berbahagialah ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan dari
Tuhan akan terlaksana” (Luk 1:45). Demi iman ini segala bangsa akan
menyatakannya bahagia.
Dalam peristiwa penyembuhan hamba seorang perwira di Kapernaum
Yesus menyatakan : "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku
jumpai, sekalipun di antara orang Israel" ( Luk 7:9). Juga dalam peristiwa
penyembuhan seorang yang sakit pendarahan, Yesus menegaskan: "Hai anak-Ku,
imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah
dari penyakitmu" (Mrk 5:34). Peristiwa penyembuhan mata dua orang buta
disertai pertanyaan Yesus: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?"
Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." Lalu Yesus menjamah mata
mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." (Mat 9:27-31).
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada
nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa
yang tidak dapat kita lihat” ( Ibr 11:1-3).
b. Iman menurut Dokumen Gereja
Salah satu dokumen Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang
Wahyu Ilahi, dikatakan:
Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan
ketaatan iman. Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri
seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akal budi
serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan, dan
dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang
dikurniakan oleh-Nya. Supaya orang dapat beriman seperti itu, diperlukan
rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin
Roh Kudus, yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah,
membuka mata budi, dan menimbulkan “pada semua orang rasa manis
dalam menyetujui dan mempercayai kebenaran”. Supaya semakin
mendalamlah pengertian akan wahyu, Roh Kudus itu juga senantiasa
menyempurnakan iman melalui kurnia-kurnia-Nya (DV, art. 5).
Dari kutipan di atas dapat dikatakan bahwa iman merupakan rahmat Allah
yang dipercayakan kepada manusia. Dari pihak manusia menanggapi rahmat yang
dipercayakan tersebut dengan bebas. Manusia mampu beriman karena rahmat
Allah. Manusia sangat tergantung pada kasih dan kebaikan Allah. Manusia
beriman dengan segenap hati dan menjalin relasi pribadi yang mendalam dengan
Allah. Rahmat Allah itu mendahului iman. Rahmat yang mendahului iman itu tak
lain adalah Roh Kudus yang berperan untuk membawa manusia menyadari karya
Allah dalam hatinya. Roh Kuduslah yang membuka mata budi dan menimbulkan
iman pada setiap orang. Dari DV artikel 5 dapat dikatakan bahwa: iman
merupakan rahmat Allah, iman juga merupakan jawaban bebas dari manusia
terhadap Allah, iman mengandung unsur pengertian manusia (akal budi). Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
14
kata lain, dalam peristiwa iman ada 3 unsur yaitu : rahmat, akal budi dan
kehendak bebas manusia.
Katekismus Gereja Katolik (KGK no. 153, no. 179, no. 234) merumuskan
iman adalah karunia, rahmat Allah. Karena iman adalah karunia Tuhan untuk
membantu kita menuju keselamatan, maka sudah seharusnya kita memelihara dan
menjaga iman kita dengan bijaksana setiap saat. Agar kita dapat hidup, bertumbuh
dan setia pada iman kita sampai akhir, maka kita perlu: (a) disegarkan dengan
Firman Allah dan doa; (b) minta kepada Tuhan untuk menambah iman kita; (c)
terus bertumbuh dalam perbuatan kasih yang berdasarkan iman. Pertumbuhan dan
kemantapan iman perlu didukung dengan pengertian yang benar tentang iman,
sehingga diperlukan sikap iman yang mencari pengertian.
c. Iman menurut Para Ahli
Iman merupakan hubungan manusia dengan Allah. Dalam hubungan itu
manusia terlibat penuh penyerahan kepada Allah yang telah mewahyukan
kehendak dan rencana-Nya (Banawiratma dan Suharyo, 1990: 60). Menurut
Fowler (1995: 48) iman adalah
perbuatan percaya yang intens, fundamental dan sangat pribadi di mana
saya sendiri secara kreatif percaya akan nilai-nilai yang paling akhir dan
akan hal transenden yang ultim, dengan penuh cinta dan kesetiaan. Iman
adalah oreintasi seluruh pribadi dan merupakan cara fundamental untuk
percaya dan menanggapi hidup.
Sedangkan menurut Hardjana (1989: 57-58) iman adalah anugerah Tuhan yang
diimani jauh mengatasi manusia yang mengimani-Nya. Tuhan adalah mahatinggi
dan tak terjangkau oleh manusia. Oleh karena itu manusia mampu beriman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
mengenal dan berhubungan dengan Tuhan terjadi karena kebaikan Tuhan semata-
mata.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dikatakan bahwa iman
merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia. Iman juga merupakan
jawaban manusia atas sapaan Allah dan penyerahan diri manusia kepada Allah
dan percaya akan kebenaran-Nya. Manusia mampu beriman, mengenal Tuhan,
menjawab sapaanNya, merasakan kehadiranNya bukan karena kehebatan
manusia, melainkan karena kebaikan Tuhan.
3. Pendampingan Iman
Pendampingan iman merupakan suatu usaha untuk membantu orang
semakin bertumbuh dan berkembang dalam menghidupi imannya sehingga
semakin serupa dengan Kristus (2Kor 3: 18). Pendampingan merupakan usaha
menolong orang lain untuk menumbuhkan dan mengaktualisasikan dirinya secara
penuh dan merupakan suatu proses perkembangan seseorang dengan sesamanya.
Pendampingan ini terjadi dalam tahapan-tahapan perkembangan seperti proses
terjadinya suatu persahabatan. Persahabatan dapat terjalin dengan baik jika antara
satu dengan yang lain ada saling percaya dan terbuka sehingga persahabatan itu
mendalam dan bermutu, begitu juga dengan pendampingan (Tangdilintin, 1984:
16). Iman merupakan suatu tanggapan manusia atas sapaan Tuhan, hendaknya
selalu dipupuk dan diperjuangkan dari waktu ke waktu. Dalam menanggapi
sapaan Tuhan manusia perlu terbuka dan bebas menjawab sapaan tersebut (DV,
art. 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
Manusia mengaktualisasikan imannya dalam kehidupan sehari-hari dengan
sikap dan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Jadi pendampingan
iman yang dimaksud adalah usaha untuk menolong kaum remaja agar bertumbuh
dan berkembang dalam menghidupi imannya dan menanggapi sapaan Tuhan
dengan bebas. Dengan demikian remaja dapat mewujudkan imannya lewat sikap
dan perbuatan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tujuan Pendampingan Kaum Remaja
Tujuan pendampingan membantu kaum muda mendapatkan ilmu,
pengetahuan, informasi, kecakapan, sikap, perbuatan, perilaku hidup yang
memadai dalam segi-segi pokok yang berhubungan dengan hidup pribadi,
kebersamaan dengan orang lain, peran dalam masyarakat, bangsa dan dunia
(Mangunhardjana, 1986: 25-28). Tujuan pendampingan juga tidak hanya sekedar
menyampaikan ilmu dan informasi tetapi jugas kecakapan untuk
memperkembangkan ilmu pengetahuan, mendapatkan informasi baru dan
kemampuan untuk mencari dan mengolah lebih lanjut apa yang sudah didapat
Berdasarkan tujuan tersebut dapat diutarakan bahwa pendampingan
mencakup segala daya upaya dan segi kehidupan kaum remaja: budi, hati,
kehendak, sikap, kecakapan, perbuatan, perilaku hidup. Pribadi yang mampu
mengaktualkan dan mempraktekkan ilmu yang mereka dapat dalam kehidupannya
sehari-hari sebagai orang muda sesuai dengan situasi yang mereka hadapi.
Pendampingan juga mampu mengantar kaum remaja ambil bagian dalam
kehidupan sosial, di mana pun mereka berada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17
B. Gambaran Umum Kaum Remaja
1. Pengertian Remaja
Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata Latin adolescere yang
berarti "tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". Dalam perkembangan yang
lebih lanjut, istilah adolescence sebenarnya memiliki arti yang cukup luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1990:206).
Pandangan ini didukung oleh Piaget (Hurlock, 1990:206), yang mengatakan
bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi
terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa
bahwa dirinya berada di bawah di tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa
sama, atau paling tidak sejajar.
Menurut Santrock (2007: 20-21) masa remaja (adolescence) sebagai
periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa
yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional.
Sarlito Wirawan Sarwono (2012: 12), mengutip World Health Organization
(WHO) mendefinisikan remaja adalah suatu masa di mana:
a) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
c) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.
Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli di
atas, maka dapat dikatakan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
18
pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai
dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
2. Ciri-ciri Masa Remaja
Pada dasarnya setiap usia mempunyai ciri-ciri baik usia anak-anak, remaja,
dewasa, dan usia tua. Adapun ciri-ciri masa remaja menurut ahli psikologi remaja
Hurlock (1980), antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
Perubahan-perubahan yang dialami remaja akan memberikan dampak langsung
pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan
selanjutnya (Hurlock 1980:207)
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
Pada periode ini perkembangan masa tidak kanak-kanak lagi dan belum
dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini
memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan
menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya
(Hurlock 1980: 207)
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Ada empat perubahan yang hampir bersifat universal. Pertama,
meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik
dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang
diharapkan oleh kelompok sosial, menimbulkan masalah baru. Bagi remaja
masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan remaja akan tetap merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
19
ditimbuni masalah, sampai ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya.
Ketiga, berubahnya nilai-nilai, apa yang di masa anak-anak dianggap penting
sekarang setelah hampir dewasa tidak penting lagi. Keempat, sebagaian besar
remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan, mereka menginginkan
perubahan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab
akan akibatnya (Hurlock 1980: 207).
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Terdapat
dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah
anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru sehingga kebanyakan
remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, para remaja
merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri,
menolak bantuan orang tua dan guru-guru (Hurlock 1980: 208).
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu
adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian,
pemilihan barang-barang yang mudah terlihat. Dengan cara ini, remaja menarik
perhatian pada diri sendiri agar dipandang sebagai individu. Pada saat yang sama
ia mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebaya (Hurlock 1980:
208).
f. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan
Seperti disampaikan oleh Majeres yang dikutip oleh Hurlock dalam
psikologi perkembangan (1990: 208), disebutkan bahwa "banyak anggapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
20
populer tentang remaja mempunyai arti yang bernilai dan sayangnya, banyak yang
bersikap negatif". Ini gambaran bahwa usia remaja merupakan usia yang
membawa kekhawatiran dan ketakutan para orang tua. Stereotip ini
mempengaruhi konsep diri dan memberikan dampak pada pendalaman pribadi dan
sikap remaja terhadap dirinya sendiri.
g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah
jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan
bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik
ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya
menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja
(Hurlock 1980: 209).
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Makin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi
gelisah untuk meninggalkan stroetip belasan tahun dan untuk memberikan kesan
bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang
dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri
pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu dengan minum-
minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks.
Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka
inginkan (Hurlock 1980: 209).
Adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan
remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
21
ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik dan
penuh tanggung jawab.
3. Minat-minat Remaja
Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan tertentu yang
sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan, lingkungan
tempat tinggal mereka, kesempatan yang dimiliki untuk mengembangkan minat.
Minat remaja dipengaruhi oleh minat teman sebayanya, status dalam kelompok
sosial, kemampuan bawaan, minat keluarganya dan beberapa faktor lainnya.
Menurut Hurlock (1980: 217-222), minat-minat remaja dapat dikategorikan
menjadi :
a. Minat rekreasi
Pada masa ini sudah muncul minat rekreasi seperti halnya orang dewasa.
Banyaknya kegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun di rumah dirasakan
penting memiliki sarana rekreasi bagi remaja, Misalnya: permainan dan olah raga,
santai, bepergian, hobi, menari, membaca, film, radio, televisi dan melamun.
b. Minat sosial
Perkembangan minat sosial tergantung pada kesempatan yang dimiliki
remaja untuk mengembangkan minat ini dan sebagian tergantung seberapa
populer dia di dalam kelompok sebayanya. Seorang remaja yang status
sosioekonomis keluarganya rendah, misalnya mempunyai sedikit kesempatan
untuk mengembangkan minat pada pesta dibandingkan dengan remaja dengan
latar belakang keluarga yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
22
c. Minat pribadi
Minat pada dirinya sendiri merupakan minat terkuat pada masa remaja.
Hal ini disebabkan karena mereka menyadari bahwa dukungan sosial sangat besar
dipengaruhi oleh penampilan umum mereka, misalnya : penampilan, pakaian,
prestasi, kemandirian, dan uang yang merupakan simbol status.
d. Minat terhadap pendidikan
Pada umumnya remaja memberikan kritik atas sekolah secara umum dan
mengenai larangan, pekerjaan rumah, kursus-kursus wajib, makanan di kantin dan
cara pengelolaan sekolah. Mereka bersikap kritis terhadap guru dan cara mereka
mengajar. Pada remaja akhir sikap terhadap pendidikan lebih banyak dipengaruhi
oleh minat pekerjaannya.
e. Minat terhadap pekerjaan
Pada masa ini baik remaja laki-laki maupun perempuan mulai memikirkan
masa depan mereka secara bersungguh-sungguh. Anak laki-laki lebih perhatian
terhadap pekerjaan di masa depan dibanding anak perempuan. Anak laki-laki
lebih menginginkan pekerjaan yang mewah, menarik dan menggairahkan
memiliki gengsi yang tinggi. Anak perempuan pada umumnya lebih memilih
pekerjaan yang memberikan rasa aman dan yang tidak banyak menuntut waktu.
Dalam memilih pekerjaan, anak perempuan menekankan unsur melayani orang
lain seperti mengajar dan merawat.
f. Minat pada agama
Menurut Wagner sebagaimana dikutip Hurlock (1980: 222), remaja
meminati untuk mendalami agama karena kebutuhan emosional dan intelektual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
23
Remaja menerima agama sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan keinginan
mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka
sendiri. Menurut Hurlock (1980: 222), perkembangan minat remaja pada agama
adalah sebagai berikut: Tahap kesadaran religius; remaja membandingkan
keyakinannya dengan keyakinan teman-teman, atau menganalisis keyakinannya
secara kritis sesuai dengan meningkatnya pengetahuan mereka. Tahap keraguan
religius; pada saat yang sama, remaja mengalami keragu-raguan akan kebenaran-
kebenaran agama karena sifat-sifat kritis dan karena pesatnya perkembangan
intelektualitas mereka. Tahap rekonstruksi agama; jika dibina dan diarahkan
secara baik, remaja akan bisa membangun imannya.
g. Minat dalam simbol status
Simbol status merupakan simbol prestise yang menunjukan bahwa orang
memilkinya lebih tinggi atau lebih mempunyai status yang lebih tinggi dalam
kelompok. Pada masa remaja simbol status memiliki empat fungsi penting yaitu :
mengatakan pada orang lain bahwa mereka memiliki status sosio ekonomi yang
lebih tinggi dari yang lain, remaja yang superior dinilai memiliki prestasi oleh
kelompoknya, remaja diterima oleh kelompoknya karena kesamaan tampilan dan
tindakan, dan remaja memiliki status yang mendekati dewasa di dalam
masyarakat.
4. Perkembangan Remaja
a. Perkembangan Fisik Remaja
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa
yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
24
sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organ
reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya
perubahan tubuh. Menurut Santrock (2003: 91) perubahan fisik yang terjadi pada
remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan
berat badan serta kematangan sosial. Di antara perubahan fisik itu, yang terbesar
pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan
menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat
reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan
tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarlito Wirawan Sarwono, 2012: 62).
b Perkembangan Mental Remaja
Perkembangan mental nampak pada gejala-gejala perubahan intelektual
dalam cara berpikir. Dengan meninggalkan masa kanak-kanak kaum remaja
meninggalkan cara berpikir sebagai kanak-kanak dan mulai berpikir sebagai orang
dewasa. Remaja tidak lagi melulu berpikir konsep-konsep konkret, tetapi dengan
konsep-konsep lebih abstrak (Mangunhardjana, 1986: 13).
Hal demikian kelihatan pada kata-kata yang mereka ucapkan dan mereka
pergunakan, mereka mulai berpikir secara kritis. Dengan kecakapan berpikir kritis
dan abstrak itu, kaum remaja menggali pengertian tentang diri mereka sendiri,
membentuk gambaran diri, peran yang diharapkan dari mereka, panggilan dan
hidup masa depan mereka.
c. Perkembangan Sosial Remaja
Santrock (2003: 24), mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja
mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
25
emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam
perkembangan. Santrock (2003: 125) mengutip pendapat John Flavell
menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka
secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan
kompetensi sosial mereka. Perkembangan sosial telah dimulai sejak bayi,
kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja.
Hubungan sosial pertama-tama masih sangat terbatas dengan orang tuanya
dalam kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin
meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupun
lain jenis. Remaja mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan
setara melalui interaksi dengan teman sebaya. Menurut Santrock, teman sebaya
(peers) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan
yang sama. Sedangkan hubungan dengan orang tua, Santrock (2003: 42) mengutip
pendapat Collins mengemukakan bahwa banyak orang tua melihat remaja mereka
berubah dari seorang anak yang selalu menjadi seseorang yang tidak mau
menurut, melawan, dan menantang standar-standar orang tua.
d. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi remaja nampak pada semangat yang meletup-letup,
perpindahan gejolak hati yang cepat, munculnya sikap masa bodoh, keras kepala
dan tidak jarang tingkah laku yang hingar-bingar (Mangunhardjana, 1986: 13).
Menurut Rosenblum & Lewis sebagaimana yang dikutip Santrock (2007: 201),
remaja memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Remaja dapat merasakan
perasaan senang sedih, marah, dan takut dalam waktu yang cepat. Pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
26
perubahan hormon dan lingkungan di sekitar mempengaruhi kondisi emosional
pada remaja. Sedangkan menurut Hurlock (1990: 212) “secara tradisional masa
remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa di mana
ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar”.
Senada dengan pendapat Hall yang dikutip Santrock (2007: 201), sudah sejak
lama masa remaja dinyatakan sebagai masa badai emosional.
Berdasarkan pemaparan para ahli, dapat dikatakan masa perkembangan
remaja ialah masa di mana individu sedang mengalami perkembangan emosi yang
memuncak. Artinya sangat mudah untuk berubah-ubah, mudah meledak. Keadaan
ini berlangsung lebih sering sebagai akibat dari perubahan dan pertumbuhan fisik.
e. Perkembangan Moral
Menurut Gibss, Walker dan Pitts sebagaimana yang dikutip Santrock,
(2007: 301), mengemukakan perkembangan moral (moral development)
melibatkan pemikiran, perilaku dan perasaan dalam mempertimbangkan mengenai
benar salah. Patokan mana yang dipegang orang untuk menentukan mana yang
baik dan benar serta mana yang tidak baik dan tidak benar berbeda-beda
(Mangunhardjana, 1986: 15).
Berdasarkan rumusan di atas dapat dikatakan bahwa perkembangan moral
merupakan suatu yang berkaitan dengan aturan mengenai apa yang harus
dilakukan manusia dalam berinteraksi dengan orang lain. Pengalaman berinteraksi
dengan orang lain menjadi pemicu dalam memahami prilaku mana yang baik
dikerjakan dan yang tidak baik dikerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
27
f. Perkembangan Iman Remaja menurut James Fowler.
Fowler mengatakan: iman menyangkut upaya mental untuk ”menciptakan,
memelihara, dan mentransformasikan arti”. Iman yang menolong seseorang untuk
mengambil posisi dan menentukan sikap dalam menghadapi suatu permasalahan.
Manusia adalah mahkluk yang terbatas. Kesadaran akan kondisi-kondisi yang
terbatas tersebut pun dapat dilihat melalui kacamata iman. James Fowler
(Santrock, 2007: 330) mengatakan bahwa perkembangan religius berfokus pada
motivasi untuk menemukan makna hidup, baik di dalam maupun di luar konteks
agama. Fowler (Santrock, 2007: 330-331) mengajukan enam tahap perkembangan
religius yang berkaitan dengan teori perkembangan Erikson, Piaget dan Kohlber :
1. Tahap 1. Iman Intuitif-proyektif atau intuitive-projective faith (masa kanak-
kanak awal).
Setelah bayi belajar mempercayai pengasuhnya (perumusan Erikson)
mereka menemukan gambaran intuitifnya sendiri mengenai apa yang baik dan
jahat. Ketika anak-anak mulai memasuki tahap praoperasional seperti dalam teori
Piaget, dunia kognitif mereka mulai terbuka terhadap berbagai kemungkinan baru.
Benar dan salah dilihat menurut konsekuensi bagi dirinya sendiri. Anak-
anak mulai percaya akan adanya malaikat dan hal-hal gaib. Tahap ini pada usia 3-
7 tahun.
2. Tahap 2. Iman mistis-literal atau mythical-literal (masa kanak-kanak
pertengahan dan akhir)
Ketika anak-anak mulai memasuki tahap operasional konkret menurut
Piaget, mereka mulai bernalar secara lebih logis,konkret namun tidak abstrak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
28
Mereka memandang dunia secara lebih teratur. Anak-anak usia sekolah
mengintepretasikan kisah-kisah religius secara literalis, dan pandangan mereka
mengenai orang tua yang memberikan hadiah untuk kebaikan yang dilakukan dan
memberikan hukuman untuk keburukan yang dilakukan. Tahap ini pada usia 7-12
tahun.
3. Tahap 3. Iman sintesis-konvensional atau synthetic-conventional faith (transisi
antara masa kanak-kanak dan remaja, remaja awal).
Pada tahap ini remaja mulai mengembangkan pemikiran operasional
formal dan mulai mengintegrasikan hal-hal yang pernah dipelajari mengenai
agama ke dalam suatu sistem keyakinan yang koheren. Fowler mengatakan
meskipun iman sintesis konvensional lebih abstrak dibandingkan dua tahap
sebelumnya, remaja muda masih cenderung patuh terhadap keyakinan religius
orang lain sebagaimana dinyatakan dalam tahap moralitas konvensional menurut
Kohlber dan belum mampu menganalisis ideologi alternatif secara memadai.
Benar salahnya perilaku seseorang ditinjau menurut apakah perilaku itu
membahayakan relasi atau mengenai apa yang akan dikatakan orang lain. Iman
remaja seringkali membentuk sebuah relasi pribadi dengan Tuhan. Tuhan
dipandang sebagai sosok yang hadir untukku. Tahap ini pada usia 12-20 tahun.
4. Tahap 4. Iman individuatif-reflektif atau individuative-reflective faith (transisi
masa remaja dan masa dewasa, dewasa awal).
Fowler mengatakan bahwa ditahap ini untuk pertama kalinya individu
mampu sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kondisi religiusnya. Tahap ini
seringkali didahului oleh pengalaman di mana orang muda mulai bertanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
29
jawab akan kehidupannya sendiri dan mereka harus memperluas usahanya untuk
mengikuti rangkaian kehidupan tertentu. Pemikiran dan intelektual operasional
formal yang menantang nilai-nilai dan ideologi religius individu yang sering kali
muncul di lingkungan sekolah atau kampus merupakan hal yang penting untuk
mengembangkan iman individuatif-reflektif. Pada tahap ini usia 20-35 tahun.
5. Tahap 5. Iman konjungtif atau conjunctive faith (masa dewasa pertengahan).
Menurut Fowler, jumlah orang dewasa yang memasuki tahap ini hanya
sedikit. Tahap ini lebih terbuka terhadap paradoks dan mengandung berbagai
sudut pandang yang saling bertolak belakang. Keterbukaan ini beranjak dari
kesadaran seseorang mengenai keterbatasan mereka. Pada tahap ini usia 35- 45
tahun.
6. Tahap 6. Iman universal atau universal faith (masa dewasa pertengahan atau
dewasa akhir).
Fowler mengatakan, tahap tertinggi dari perkembangan religious yang
melibatkan transendensi dari system keyakinan tertentu untuk
mencapai penghayatan kesatuan dengan semua keberadaan dan komitmen untuk
mengatasi berbagai rintangan yang memecah belah kesatuan dengan orang lain.
Fowler menganggap hanya sangat sedikit orang yang bisa mencapai tahap
perkembangan religius yang tertinggi ini. Tiga orang yang menurut Fowler bisa
mencapai tahap ini adalah Mahatma Gandhi, Bunda Theresa dan Martin Luther
King.
Berdasarkan keterangan di atas, posisi remaja pada tahap sintesis –
konvensional (Usia 12-20 tahun). Pada tahap ini muncullah berbagai macam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
30
kemampuan kognitif yang mendorong remaja untuk kembali meninjau
pandangannya. Gaya kognitif memungkinkan terjadinya suatu cara interaksi baru.
Akibatnya, ego harus berhadapan dengan aneka ragam bayangan diri yang
kadang-kadang sangat bertentangan satu sama lain. Hal ini yang membingungkan
remaja dan menimbulkan pertanyaan dalam hati individu tentang siapakah
dirinya. Pertanyaan mengenai jati diri mulai menghantui pikiran sehingga perlu
mengintegrasikan berbagai macam bayangan diri serta menjadikannya satu
kesatuan indentitas diri yang dapat berfungsi dengan baik.
5. Lingkungan Hidup Remaja
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2012: 138-159), ada tiga lingkungan
yang sangat bepengaruh dalam hidup remaja dalam masa pertumbuhan dan
perkembangannya yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan primer setiap individu, sejak dia lahir
sampai datang masanya ia meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga
sendiri. Sebagai lingkungan primer, hubungan antar manusia yang paling intensif
dan paling awal terjadi dalam keluarga. Sebelum seorang anak mengenal
lingkungan yang lebih luas, ia terlebih dahulu mengenal lingkungan keluarganya.
Karena itu sebelum ia mengenal norma-norma dan nilai-nilai dari masyarakat
umum, pertama kali ia menyerap norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam
keluarganya untuk dijadikan kepribadiannya. Jika orang tua menanamkan nilai-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
31
nilai dan norma-norma yang positif, maka anaknya berkembang secara positif,
sebaliknya jika orang tua menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang negatif,
maka anak juga menyerap hal-hal yang negatif.
b. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Bagi
anak yang sudah bersekolah, lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah lingkungan sekolahnya. Sebagai lembaga pendidikan,
sebagaimana halnya dalam keluarga, sekolah juga mengajarkan nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat di samping mengajarkan berbagai
keterampilan dan kepandaian kepada para siswanya. Teman serta guru menjadi
orang yang sangat penting baginya, karena di situlah individu menemukan nilai-
nilai dan norma baru.
Bagi remaja sekolah lebih berpengaruh dari pada keluarga, sebab sekolah
mempunyai lebih banyak cara pendekatan, dan lebih obyektif dalam menilai
remaja. Guru adalah orang yang penting baginya, karenadi situlah individu
bertemu dengan pemikiran-pemikiran dan nili-nilai baru yang dengan sengaja
dihadapkan kepadanya. Kehidupan di sekolah memungkinkan timbulnya
persabatan-pesahabatan. Salah satu segi dari perkembangan ialah perkembangan
minat. Minat sebagai suatu hasil pengalaman yang tumbuh dalam individu dan
dianggapnya bernilai merupakan kekuatan yang mendorong idividu untuk berbuat
sesuatu. Dengan bertambahnya pengetahuan mereka dapat timbul minat-minat
yang baru pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
32
c. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan tertier (ketiga) adalah lingkungan yang
terluas bagi remaja dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan. Terutama
dengan maju pesatnya teknologi komunikasi massa maka hampir-hampir tidak ada
batas-batas geografis, etnis, politis, maupun sosial antara satu masyarakat dengan
masyarakat lain. Istilah, gaya hidup, nilai dan perilaku yang dimasyarakatkan
melalui media massa ini, pada gilirannya remaja akan dihadapkan kepada
berbagai pilihan yang tidak jarang menimbulkan pertentangan batin di dalam
remaja itu sendiri. Pertentangan batin itu bisa berupa ”konflik” (menurut istilah
Kurt Lewin) yang ada beberapa macam jenisnya (Sarlito Wirawan Sarwono,
1986: 144), yaitu :
Konflik mendekat-mendekat: dimana ada dua hal yang sama kuat nilai
positifnya, tapi saling bertentangan. Misalnya seorang remaja sudah
berjanji kepada kawan-kawannya untuk ikut berkemah (hal positif
pertama), tetapi ia tidak mau membantah orangtuanya yang masih disegani
(hal positif kedua).
Konflik menjauh-menjauh: dimana ada dua hal yang harus dihindari
akan tetapi tidak mungkin keduanya dihindari sekaligus. Misalnya seorang
remaja tahu bahwa teman-temanya banyak yang nakal bahkan menjurus
pada kejahatan (hal negatif pertama). Ia ingin menyingkir dari kelompok
itu, tetapi ia tidak berpaling kepada orang tuanya karena ia sudah jenuh,
bosan, dan marah kepada orang tuanya (hal negatif kedua).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
33
Konflik mendekat-menjauh: yaitu jika suatu hal tertentu sekaligus
mengandung nilai posistif dan negatif. Misalnya seorang remaja diajak
untuk menonton film cabul di rumah seorang kawannya. Ia sangat ingin
menonton film itu karena keingintahuannya (nilai positif), tetapi ia pun
tahu bahwa film itu tidak boleh dilihatnya (hal negatif).
6. Problem Remaja
Sesuatu disebut problematik apabila menyimpang dari yang seharusnya.
Problem dapat disebabkan oleh tidak terpenuhnya dambaan dalam remaja, juga
disebabkan oleh perbenturan dengan otoritas di luar dirinya yang cendrung
mengaturnya seperti: keluarga, sekolah, masyarakat (Tangdilintin, 1984: 24).
Adapun problematik kaum muda/remaja menurut Tangdilintin (1984: 24- 42),
sebagai berikut:
a. Problem dalam Keluarga
Dalam hubungan keluarga remaja sering mengalami perbedaan pandangan
dan pengertian dengan orang tua mengenai paham akan nilai dan moral. Para
remaja mengganggap orang tua berpedomaan pada nilai tempo dulu, sementara
remaja cenderung mengikuti perkembangan zaman kini dan melihat ke depan
(future oriented). Orang tua di anggap kurang memberikan perhatian dan
pengertian yang dibutuhkan oleh remaja. Orang tua yang broken home membuat
kewibawaan menurun, posisi anak dalam keluarga (bungsu, sulung). Semua itu
membuat remaja merasa kurang damai, kurang aman, tidak krasan tinggal di
rumah sehingga mereka tidak berkembang secara penuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
34
b. Problem dalam Masyarakat
Pada masyarakat transisi, remaja mengalami permasalahan dengan
tuntutan aturan main yang terlalu ketat, keseragaman perilaku yang distandarkan
pengaruh budaya hidup materialisme, hedonisme dan konsumerisme. Permas
alahan tersebut membawa dampak bagi remaja seperti; frustasi, apatis dan merasa
tidak aman dalam masyarakat transisi.
c. Problem dalam Gereja
Gereja yang sedang mencari identitas baru, dalam masa transisi dari gereja
skaramen kepada Gereja umat Allah. Kadar kesadaran akan kewargaan dalam
pola Gereja umat Allah masih rendah untuk Gereja berdikari; belum jelasnya
konsep inkulturasi iman sikap tak mau berubah dari umat, kemerosotan kesadaran
akan perbuatan dosa dan upaya untuk bertobat dalam hubungan dengan nilai-nilai
moral. Situasi gereja yang demikian membuat remaja belum mendapat perhatian
atau kurang diperhitungkan sehingga mereka merasa terasing, merasa tidak
diterima dan kurang dihargai. Maka remaja menggaggap gereja adalah urusan
orang tua karena mereka kurang kerasan.
d. Problem dalam Diri Sendiri
Dinamika hidup kaum remaja sulit diduga. Di satu saat remaja kelihatan
begitu ceria saat lain begitu sedih, loyo. Satu saat menampikan diri beda dari
temannya, saat lain justru meniru-niru orang yang dianggap „nyentrik‟. Mereka
sibuk mencari tokoh idola, biasanya di kalangan bintang film, pemusik/penyanyi
tenar, olahragawan/olahragawati. Permasalahan dalam diri remaja umumnya
berpangkal dari dirinya sendiri yang masih serba labil dan terbuka terhadap
pengaruh luar mengenai seksualitas, aktualisasi diri, ingin bebas dari kekangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
35
orang tua, kurang menyadari potensi diri, rendah diri. Akibatnya para remaja
menjadi kurang percaya diri, bingung dan mengalami ketidakpastian dan
kesuraman masa depan.
C. Pendampingan Iman Remaja
1. Pengertian Pendampingan Iman Remaja
Pendampingan iman remaja merupakan suatu pelayanan yang berkaitan
dengan kehidupan iman remaja. Pelayanan tersebut sebagai suatu usaha untuk
membantu kaum remaja supaya bertumbuh dan berkembang dalam menghidupi
imannya (Tangdilintin, 1984: 13). Iman berarti mengandalkan diri pada Tuhan,
merasa teguh, kuat kokoh tak tergoncangkan pada Tuhan sebagai andalan hidup
(Hardjana, 1993: 57). Supaya orang dapat beriman, manusia memerlukan rahmat
Allah untuk semakin yakin akan imannya dan menjawab ”ya” atas wahyu Allah
dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah (DV, art. 5).
Pendampingan iman remaja merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
untuk membantu remaja memperkembangkan dirinya ke arah yang lebih yang
baik. Paus Fransiskus dalam seruan Apostolik, Evangeli Gaudium, mengatakan
bahwa pendampingan rohani hendaknya membimbing orang lain semakin lebih
dekat kepada Allah yang di dalam-Nya kita mencapai kebebasan sejati (EG, art.
17).
Berdasarkan seruan tersebut, pendampingan iman remaja dapat diartikan
usaha untuk membantu dan mendampingi remaja agar semakin bertumbuh dan
berkembang menjadi dewasa dan beriman serta semakin mendekatkan diri kepada
Allah sang sumber kebebasan sejati. Melalui pendampingan iman para remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
menjalani proses belajar mengenal hal-hal yang baru, dapat memperkembangkan
imannya lebih mendalam. Maka dengan demikian remaja dapat mewujudkan
imannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kemampuan, cara dan situasi
yang mereka hadapi.
2 . Ciri Pendampingan Iman Kaum Remaja
Charles M. Shelton (1988: 46-80), mengemukakan empat ciri pembinaan
kaum muda. Keempat ciri tersebut yaitu: berpusat pada Allah, lingkup pergaulan,
fungsional dalam pendekatan dan orientasi ke masa depan.
Pertama, berpusat pada Allah. Ciri ini mengajak dan membangun
kesadaran kaum remaja akan kehadiran Allah dalam hidupnya. Allahlah yang
setia membimbing, mendampingi dan memimpin mereka dalam seluruh langkah
perjalanan dan perjuangan hidup mereka sehari-hari. Sehingga dengan demikian
hidup mereka berpusat pada kasih dan kebaikkan Allah.
Kedua, lingkup pergaulan. Pendampingan iman harus mampu membawa
kaum remaja sampai pada proses pembentukan hubungan pribadi dengan Allah.
Pendampingan iman mengarah pada kesadaran kaum remaja akan relasinya
dengan Allah. Relasi tersebut mempengaruhi hubungannya dengan keluarga,
teman, sahabat serta orang- orang di sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari
seperti: saling mencintai, menghormati, menghargai dengan penuh ketulusan hati.
Ketiga, fungsional dalam pendekatan. Ciri ini lebih menekankan
kemampuan kaum muda menyesuaikan diri dalam memasuki dunia orang dewasa.
Pada masa remaja mereka disibukkan dengan pertumbuhan fisik, setelah masa itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
37
berakhir mereka mulai mencari makna hidup. Pada masa ini pendampingan sangat
dibutuhkan guna membantu kaum remaja merefleksikan pengalaman, tujuan,
peran untuk menghadapi dan memecahkan persoalan dengan menyadari kehadiran
Tuhan dalam hidupnya sehari- hari.
Keempat orientasi ke masa depan. Kaum muda atau kaum remaja
dirangsang untuk memikirkan tempat dan perannya di masa depan. Maka kaum
remaja merefleksikan panggilan hidupnya dengan memperhatikan berbagaimacam
pilihan di masa mendatang. Keempat ciri pembinaan tersebut sungguh membantu
kaum remaja untuk bertumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh,
dewasa dan beriman.
3. Tujuan Pendampingan Iman Remaja
Pendampingan iman merupakan usaha pendampingan dan pendalaman
untuk meningkatkan mutu hidup beriman kaum remaja. Tujuan pendampingan
iman membantu kaum remaja untuk menemukan diri, mengembangkan
kemampuan mereka sehingga dapat menempatkan diri sebagai manusia beriman
yang dijiwai oleh semangat Kristus (Tangdilintin, 1984: 49). Tujuan dapat
tercapai apabila pendampingan iman remaja di asrama sesuai dengan situasi
remaja. Dengan demikian, suasana hidup beriman membantu dan mendukung
tumbuh kembangnya iman kaum remaja.
Proses tumbuh kembangnya hidup beriman ini menyiratkan bagaimana
remaja berkembang secara utuh, baik secara kognitif, afektif, maupun perilaku
dan kehendaknya dalam menghayati apa yang diimaninya. Proses pendampingan
ini dapat terlaksana dengan baik apabila mempunyai kesadaran untuk saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
38
menerima satu sama lain apa adanya dengan penuh kehangatan dan penuh kasih
persaudaraan.
4. Kualifikasi Pribadi Pendamping Iman
Kehidupan yang semakin modern membawa dunia remaja turut larut di
dalamnya. Masa-masa pencarian jati diri yang kerap memunculkan rasa
keingintahuan dan rasa ingin meniru begitu dalam terhadap sesuatu sehingga
timbul perilaku-perilaku unik sekaligus aneh pada diri kaum remaja. Perilaku
tersebut antara lain: persoalan pergaulan bebas, dugem, bergaya hidup mewah,
serta persoalan fashion yang identik dengan tren pakaian-pakaian mini, ketat,
aksesori-aksesori mahal, ponsel canggih, make up berlebihan adalah gambaran
sebagian remaja saat ini. Maka untuk menghadapi situasi seperti di atas
dibutuhkan seorang pendamping yang memiliki kualifikasi tertentu yaitu dilihat
sebagai pribadi, hubungannya dengan peserta dan hubungan tugasnya sebagai
pemimpin.
Pendamping adalah seseorang yang bertugas mendampingi seseorang atau
kelompok dalam suatu kegiatan pendampingan. Seorang pendamping adalah
seorang yang hadir bersama remaja, menggumuli masalah mereka dengan
bertanya, mendengarkan dengan penuh kesabaran, membuka pikiran dan mampu
mempertemukan mereka dengan pribadi Kristus sendiri (Tangdilintin, 1984: 14).
Menjadi pendamping tidak cukup mendampingi, namun harus memiliki
kemampuan untuk mendampingi. Kemampuan sungguh berasal dari dalam diri
sendiri, misalkan: kepribadian dan kerohanian, sikap yang patut diteladani,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
39
mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas. Supaya dapat melaksanakan
perannya dengan baik seorang pendamping perlu memiliki kualifikasi tertentu.
Adapun kualifikasi pendamping menurut Mangunhardjana (1986: 136-141),
dibagi dalam tiga bagian yaitu:
a. Sebagai Pribadi
Seorang pribadi pendamping iman adalah seorang pribadi yang beriman
kepada Yesus Kristus. Kristuslah yang utama dalam dirinya yang menjadi dasar
dan sumber kekuatan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping.
Kehadiran seorang pendamping iman sekaligus sebagai saksi Kristus yang hidup.
Seorang pendamping adalah saksi Kristus sekaligus sebagai pewarta sabda
sebagaimana dikatakan oleh Paus Paulus VI dalam Evangeli Nutiandi: Tidak
masuk akal bahwa orang yang menerima sabda dan menyerahkan diri kepada
kerajaan tanpa menjadi seorang pribadi yang memberikan kesaksian tentang hal
itu dan pada gilirannya mempermaklumkannya (EN, art. 24).
Selain pribadi yang beriman, seorang pendamping harus mempunyai
integritas diri: seimbang antara lahir dan batin, hati dan budi serta hidup moral
yang tak menjadi sandungan. Mempunyai kreativitas dan kemudahan untuk
menemukan sesuatu ide yang baru dan pandai menangkap situasi serta memiliki
pengetahuan cukup dalam seluk beluk pendampingan: arah, proses, model,
metode dan teknik pendampingan (Mangunhardjana, 1986: 136). Maka dengan
pribadi yang demikian, pendampingan dapat melaksanakan dengan baik dan
menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40
b. Hubungan dengan Para Peserta
Seorang pendamping adalah seorang yang mau melayani dan mencintai
peserta apa adanya, sehingga mampu menjalankan tugas dengan hati. Pendamping
harus peka sungguh menjadi teman yang siap mendengarkan keluh kesah peserta
(Mangunhardjana, 1986: 137). Dengan demikian pendamping sungguh menjadi
saudara bagi sesama, terutama bagi remaja yang didampinginya.
c. Sebagai Pemimpin
Seorang pendamping memiliki jiwa kepemimpinan, sehingga mampu
menggerakkan, mengarahkan peserta pendampingan menuju tujuan yang dicita-
citakan. Seorang pendamping memahami seluk beluk pendampingan seperti:
mengetahui metode, teknik-teknik dan proses pendampingan, mempunyai sikap
dan kecakapan administratif, mampu berorganisasi, sikap yang tepat di dalam hal
tata tertib atau peraturan (Mangunhardjana, 1986: 138). Kualifikasi yang dibahas
di atas dapat membantu pendamping memiliki pengetahuan, kecakapan, sikap,
perilaku yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. Menjadi pendamping
tidaklah mudah, karena seringkali dalam mendampingi menemukan banyak
kesulitan.
Maka seorang pendamping hendaknya proaktif dan dapat membaca situasi
zaman dan mampu menyesuaikan diri dengan kelompok yang dihadapi. Oleh
karenanya seorang pendamping dapat membawa dirinya di depan remaja dengan
mantap dan tenang. Pendamping memiliki sikap yang baik, baik secara lahir
maupun secara batin. Sikap lahir yang baik dapat mendukung efektifitas
perananya sebagai pendamping. Sikap lahir tampak dalam cara berpakaian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
41
potongan rambut, raut wajah, gerak tangan, ungkapan perasaan secara fisik. Sikap
batin pendamping mendukung peranannya sebagai pendamping. Sikap batin yang
dimaksud adalah: percaya, hormat, jujur, tulus, otentik, peka, terlibat secara penuh
dan memberi kebebasan kepada peserta untuk bergerak secara leluasa tanpa
tekanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
PENDAMPINGAN IMAN REMAJA
DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT
Kaum remaja adalah generasi masa depan gereja dan bangsa. Mereka
sedang dalam masa perkembangan dan perubahan. Pada masa ini mereka sedang
mengalami perkembangan fisik, emosional, sosial, religius dan berbagai
permasalahannya. Dalam situasi hidup yang serba kompleks itu kaum remaja
membutuhkan pendampingan yang membantu mereka berkembang menjadi
pribadi yang utuh dan dewasa. Pendampingan kaum remaja dapat dilakukan
dalam berbagai wadah. Salah satunya yaitu asrama Dharmawati. Sebagai wadah
pendamping kaum remaja, asrama Dharmawati tidak hanya menyediakan tempat
dan fasilitas yang menunjang kelancaran studi, melainkan juga melayani kaum
remaja dalam pendampingan iman. Secara garis besar pada bab II telah diuraikan
mengenai pokok-pokok pendampingan iman remaja dan situasi remaja pada
umumnya.
Pada bab III ini, penulis akan menguraikan gambaran umum situasi
asrama Dharmawati seperti profil asrama Dharmawati dan program
pendampingan. Penulis melakukan penelitian sederhana terhadap pendampingan
iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati serta faktor pendukung dan
penghambat dalam pendampingan iman tersebut. Hal ini penulis lakukan dengan
maksud untuk memperoleh data yang aktual sejauhmana pendampingan iman di
asrama Dharmawati sesuai dengan keadaan remaja. Kemudian data-data yang
terkumpul dilengkapi dengan pengalaman penulis, dimaknai dan ditafsirkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43
Selanjutnya dalam bab III ini juga akan diuraikan hasil penelitian di asrama
Dharmawati.
A. Gambaran Umum Asrama Dharmawati Sintang Kalimantan Barat
1. Profil Asrama Dharmawati Sintang
a. Sekilas Asrama Dharmawati Sintang
Asrama Dharmawati Sintang didirikan pada tahun 1967 dengan lokasi
berada di jalan Panggi no 16, Sintang. Nama Dharmawati dengan maksud untuk
mengingat bahwa berdirinya asrama Dharmawati ini berkat usaha para Suster
Misi Fransiskan Antonius (SMFA) serta para donatur yang memberikan bantuan
berupa uang demi mendukung pengadaan asrama bagi kaum remaja putri dari
berbagai daerah yang ada di Sintang, Kapuas Hulu, Sanggau dan daerah lainnya
yang ada di Kalimantan Barat.
Awalnya asrama Dharmawati ini dihuni oleh sejumlah kaum putri dari
Sekolah Dasar sampai siswi tingkat SMA. Dari tahun ke tahun peminat yang
masuk asrama ini semakin bertambah. Melihat perkembangan tersebut, para suster
Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA) mengambil kebijakkan untuk
mengutamakan kaum remaja putri yang tingkat SMA/SMK yang diterima sebagai
penghuni asrama. Karena itu sampai sekarang ini, penghuni asrama yang diterima
adalah kaum remaja putri yang tingkat SMA, umumnya yang sekolah di SMA
Panca Setya dan SMK Budi Luhur Sintang. Jumlah anggota asrama Dharmawati
tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 135 orang.
Para suster berusaha mengkonkritkan apa yang menjadi semangat
kongregasi, yakni mengutamakan semangat persaudaraan, pelayanan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
kesederhanaan. Keyakinan inilah yang mendorong para Suster Misi Fransiskan
Antonius (SMFA) untuk selalu berupaya meningkatkan pelayanan bagi generasi
muda, khususnya remaja putri yang tinggal di asrama Dharmawati Sintang
Kalimantan Barat. Dalam garis-garis haluan Kongregasi para Suster Misi
Fransiskan Antonius (SMFA) telah ditetapkan bahwa ”pembinaan asrama
ditingkatkan dan diupayakan untuk bekerjasama dengan asrama lainnya”. Dalam
upaya merealisasikan program inilah, penulis termotivasi menekuni topik skripsi
ini. Penulis sendiri menyadari begitu pentingnya meningkatkan pendampingan
iman kaum remaja putri di asrama Dharmawati, Sintang Kalimantan Barat.
Pendampingan iman di asrama merupakan salah satu alternatif untuk
membantu kaum remaja agar semakin bertumbuh dan berkembang menjadi
dewasa dan beriman. Pendampingan iman di asrama menjadi hal yang sangat
penting ketika melihat kenyataan pendampingan iman di sekolah sering
mengalami banyak hambatan. Hambatan dalam melaksanakan pendampingan di
sekolah antara lain: waktu yang tersedia terbatas untuk kegiatan akademik dan
esktrakurikuler. Pendampingan iman yang terjadwal hanya dua kali setahun yaitu
retret dan rekoleksi.
Mengamati kenyataan ini, pendampingan iman di asrama memiliki
peluang yang sangat besar untuk membantu penghuni asrama, karena seluruh
ruang gerak di asrama merupakan proses pendampingan. Pendampingan yang
dilakukan dengan serius serta terprogram di asrama dapat memberi sumbangan
yang besar bagi kehidupan individu penghuni asrama di masa depan.
Pendampingan iman di asrama hendaknya mampu menyentuh kehidupan remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
45
b. Tujuan Asrama Dharmawati Sintang
Asrama Dharmawati pada awalnya didirikan dengan maksud untuk
menyediakan tempat penampungan bagi para remaja putri yang berasal dari
pedalaman. Pengadaan asrama Dharmawati merupakan salah satu bentuk
perwujudan dari apa yang tertulis dalam Konstitusi Suster Misi Fransiskan
Antonius (SMFA) yang di tulis dalam Direktorium Suster Misi Fransiskan
Antonius (SMFA) Bab. I: 9. 3 “karya asrama bertujuan: memberikan kesempatan
belajar yang baik kepada remaja putri asal daerah, meletakkan dasar pendidikan
bagi kaum perempuan, menyadarkan dan mengajak mereka untuk berpikir kritis
terhadap tawaran dunia dan memupuk sikap peka dan terbuka akan tanda-tanda
zaman”.
Kemampuan berpikir kritis, peka dan terbuka sangat diperlukan mengingat
bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan
memungkinkan kaum remaja putri memperolah informasi secara cepat dan mudah
dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini
mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam
kehidupan. Maka remaja putri perlu dibekali dengan kemampuan berpikir kritis,
peka dan terbuka supaya mampu mengolah, menilai dan mengambil informasi
yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi zaman. Dengan kemampuan yang ada
mereka mampu menjadi putri yang terampil, peka, kreatif, mandiri, beriman dan
bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Sejalan dengan konstitusi Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA),
asrama Dharmawati memiliki visi untuk “membekali kaum muda yang mau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
46
belajar” dengan pengetahuan dan keterampilan, baik secara formal maupun non
formal menuju pribadi yang mantap dan mandiri berdasarkan iman Kristiani.
Pelayanannya lebih mengutamakan remaja putri yang berasal dari daerah
pedalaman dengan maksud mereka dapat memperoleh kesempatan yang sama
dengan remaja putri lainnya untuk mendapatkan pendidikan baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Asrama juga merupakan salah satu sarana yang
mendukung tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Di asrama para remaja putri
dilatih untuk hidup bersama dengan orang lain yang memiliki latar belakang
berbeda; suku dan kebiasaan dalam keluarga.
Tujuan asrama dapat tercapai melalui pendampingan yang efektif, suasana
tenang dan teratur, fasilitas yang memadai dan menunjang terselenggaranya
berbagai kegiatan di asrama selama remaja menjalani masa studinya. Dengan
demikian warga asrama dapat belajar dengan baik dan dapat menghayati hidupnya
sebagai remaja yang beriman Kristiani.
2. Program Pendampingan
Asrama Dharmawati tidak hanya menjadi tempat penampung kaum remaja
tetapi sekaligus sebagai sarana belajar hidup bersama dengan orang lain.
Kehidupan bersama dengan orang lain menuntut adanya saling menghargai,
menerima dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam konteks ini asrama dapat
dikatakan sebagai tempat pendidikan dan pengembangan kaum remaja menjadi
pribadi yang dewasa. Salah satu dokumen Konsili Vatikan II, Gravissimum
Educationis (Pernyataan tentang Pendidikan Kristen) menegaskan tujuan
pendidikan dalam arti yang sesungguhnya adalah mencapai pembinaan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
47
manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya demi kesejahteraan kelompok-
kelompok masyarakat, mengingat bahwa manusia termasuk anggotanya, dan bila
sudah dewasa ikut berperan menunaikan tugas kewajibannya (GE. art. 1). Sesuai
dengan seruan Konsili Vatikan II tersebut, maka pendampingan kaum remaja di
asrama lebih menekankan pendidikan yang mendorong kaum remaja terus
mengembangkan diri menjadi pribadi yang dewasa dan ikut berperan membangun
masyarakat, keluarga dan Gereja.
Keberadaan asrama Dharmawati tidak hanya menekankan keberhasilan
studi melainkan juga mengarahkan kaum remaja untuk hidup bersama orang lain
dari berbagai latar belakang yang berbeda, mereka belajar hidup bersama. Asrama
sudah mempunyai kegiatan rutin terjadwal. Kegiatan sehari-hari dari bangun pagi
sampai istrahat malam dijadwalkan secara jelas dan wajib dilaksanakan oleh
semua warga asrama. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan
kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kebersamaan, setia kawan, dan melatih
seni kepemimpinan dengan melakukan penggiliran kepemimpinan kelompok.
Kegiatan ini memanfaatkan kehidupan asrama sebagai wahana pembentukan
watak dan kepribadian penghuni asrama .
a. Aktivitas Harian Asrama Dharmawati (lihat lampiran 7)
b. Kegiatan Rohani
Asrama menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan rohani sebagai
bentuk pendampingan iman bagi para penghuninya. Adapun kegiatan-kegiatan
rohani yang ada di asrama Dharmawati Sintang adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
48
(1) Perayaan Ekaristi
Perayaan ekaristi bagi penghuni asrama dilaksanakan setiap hari pada
pukul 05.30 dan hari Minggu pukul 06.00 atau pukul 08.00 di gereja Katedral
Sintang. Perayaan ekaristi khusus untuk warga asrama dua bulan sekali yang
diadakan di asrama Dharmawati. Di dalam Dokumen Konsili Vatikan II dikatakan
bahwa ekaristi adalah :”sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani” (LG, art. 11).
Bahkan secara khusus dikatakan bahwa “sakramen sakramen lainnya, begitu pula
semua pelayanan gerejawi serta karya kerasulan, berhubungan erat dengan ekaristi
suci” (PO, art. 5). Pernyataan ini menunjukkan bahwa perayaan ekaristi adalah
pusat dan puncak hidup beriman yang meneguhkan dan menguatkan iman umat.
Perayaan ekaristi dan sakramen pada umumnya harus dirayakan sebagai
perayaan iman karena Tuhan sendiri yang hadir di tengah umat. Di dalam
perayaan iman, orang dipersatukan dengan Kristus karena kita dipanggil kepada
pesekutuan dengan Anak Allah Yesus Kristus Tuhan kita” (1Kor 1: 9). Karena itu
pentingnya perayaan ekaristi bagi kaum remaja penghuni asrama Dharmawati.
Tujuannya adalah untuk membina iman penghuni asrama agar dapat menimba
kekuatan dan inspirasi hidup dari perayaan ekaristi.
(2) Rekoleksi
Rekoleksi merupakan salah satu bentuk pendampingan iman bagi remaja
penghuni asrama Dharmawati. Rekoleksi berasal dari bahasa Inggris yaitu
recollect yang berarti mengingat kembali atau mengumpulkan kembali
(Tangdilintin, 1984: 94). Rekoleksi juga merupakan salah satu kegiatan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
49
melatih hidup rohani dan menumbuhkan rasa ingin berubah menuju ke arah yang
lebih baik.
Di asrama Dharmawati rekoleksi diadakan dua kali setahun. Rekoleksi
wajib diikuti oleh semua penghuni asrama. Rekoleksi menjadi saat bagi remaja
penghuni asrama untuk berhenti sejenak dari aktivitas rutin dan merefleksikan
hidup untuk menemukan kehendak Tuhan dan mensyukuri proses yang telah
dilalui. Pada hakikatnya peran rekoleksi dalam pembentukan iman bagi remaja
sangatlah penting. Karena masa-masa muda adalah masa pembentukan jati diri
seseorang. Dengan begitu sangatlah diharapkan dengan adanya rekoleksi bagi
penghuni asrama dapat mempertegas identitas diri, kepribadian dan keunikan
setiap individu sebagai pribadi yang utuh.
(3) Retret
Retret merupakan salah satu bentuk pendampingan iman bagi kaum
remaja yang tinggal di asrama Dharmawati. Ditinjau dari pengertian dalam buku
yang berjudul Akar dan Sayap (Sumantri, 2002: 11)
Kata Retret berasal dari bahasa Inggris, retreat. Menurut Kamus Inggris-
Indonesia yang disusun oleh John M. Echols dan HASAN Shadily, salah
satu arti Retreat adalah tempat pengasingan diri. Sebagai kata kerja, Retret
berarti kita mundur dari kesibukan sehari- hari dengan pergi ke tempat
sunyi untuk mengasingkan diri. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia,
retret adalah khalwat, mengundurkan diri dari dunia ramai untuk mencari
ketenangan batin.
Demikianlah halnya dengan retret di asrama Dharmawati dilaksanakan
sekali setahun yaitu pada bulan Oktober. Retret dilaksanakan selama tiga hari di
wisma Helena Sintang. Penghuni asrama menarik diri dari kesibukan sehari-hari
ke tempat yang hening. Cara menarik diri dilakukan supaya remaja dapat berpikir,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
50
merenung, dan berdoa dengan baik. Cara menarik diri dapat membantu remaja
untuk berpikir akan pengalaman hidupnya.
Kaum remaja melihat perjalanan hidupnya, mereka perlu berpikir akan
arah hidup mereka. Pada masa ini remaja dapat menemukan identitas dirinya,
Tuhan dan sesama. Retret ini juga dilaksanakan untuk mengadakan pembenahan
arah perilaku dalam tata hidup sehari-hari, usaha mengembangkan ketahanan diri,
usaha mengembangkan kemampuan diri, usaha agar selalu sadar akan tugas dan
kewajiban sebagai remaja yang sedang belajar.
(4) Ziarah ke Gua Maria
Menurut Katekismus Gereja Katolik (KGK no 2691), ziarah merupakan
salah satu tindakan konkrit untuk memanifestasikan iman Kristen kita
dalam ranah publik (maksudnya secara terbuka, dihadapan umum). Dalam
sebuah perjalanan ziarah, kita secara terbuka menyatakan iman kita bahwa
kehidupan kita di dunia ini sesungguhnya merupakan suatu proses
peziarahan menuju ke tanah air surgawi, yang merupakan persinggahan
akhir dalam hidup kita, selain itu ziarah juga merupakan ungkapan nyata
akan iman kita bahwa “Yang Ilahi telah masuk ke ruang dan waktu
manusia”
Demikianlah halnya di asrama Dharmawati kegiatan ziarah merupakan
rangkaian devosi kepada Bunda Maria. Kegiatan berziarah sudah menjadi
program tahunan yang dilaksanakan pada bulan Mei. Ziarah bermaksud untuk
memupuk semangat devosi dan sekaligus sebagai sarana latihan kerjasama antar
penghuni asrama. Semangat berdevosi berarti menaruh hormat kepada Bunda
Maria sebagai teladan hidup orang beriman dan memohon doanya agar doa-doa
dikabulkan oleh Tuhan. Ziarah mengingatkan kaum remaja bahwa kita di dunia
ini sedang berada dalam perjalanan menuju surga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
51
(5) Devosi kepada Bunda Maria
Devosi kepada Bunda Maria sudah sejak lama menjadi tradisi Gereja
Katolik. Devosi Maria adalah seluruh kebaktian kepada Maria Ibu Yesus dari
Nazaret dalam bentuk puji-pujian, kagum, hormat dan cinta dengan meneladani
cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya bagi Gereja yang
masih sedang dalam perjalanan ziarah menuju persatuan dengan Allah di tanah air
surgawi (LG, art. 66). Setelah mendapat kabar gembira dari Malaikat Tuhan (Luk
1: 26-38), Maria amat bersukacita dan bernubuat: "Segala keturunan akan
menyebutku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan karya-karya
besar padaku" (Luk 1: 48).
Asrama Dharmawati mengadakan devosi kepada Bunda Maria setiap
Sabtu malam. Bagi penghuni asrama Dharmawati devosi kepada Bunda Maria
adalah suatu bentuk penghormatan, pujian kepada Bunda Maria sebagai Bunda
Yesus, Bunda Gereja dan Bunda kita semua. Devosi bertujuan agar penghuni
asrama semakin meneladani sikap iman Maria, meneguhkan iman remaja
terhadap salah satu kebenaran misteri iman. Karena itu penghuni asrama diajak
untuk meneladani Bunda Maria dalam menghayati imannya dalam kehidupan
sehari-hari sebagai seorang remaja.
(6) Doa Bersama
Pada dasarnya doa berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada
Tuhan, mengakui Allah sebagai Bapa. Doa adalah kata cinta seorang anak kepada
Bapanya (Iman Katolik, 1996: 194). Karena itu doa dapat timbul dari kesusahan
dan kegembiraan hati. Maka doa tidak membutuhkan banyak kata, dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
52
terikat pada waktu dan tempat tertentu, tidak menuntut sikap badan atau gerak-
gerik yang khusus (Mat 6: 7). Katekismus Gereja Katolik (KGK no 2559)
merumuskan doa sebagai berikut: “Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan,
atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik”
Bagi penghuni asrama Dharmawati doa bersama sudah menjadi kebiasaan
setiap hari. Doa dilaksanakan sebelum dan sesudah memulai kegiatan, seperti
sebelum dan sesudah belajar, sebelum tidur dan bangun tidur, sebelum dan
sesudah makan, dll. Tujuan dari doa bersama ini adalah mengajak penghuni
asrama untuk bersyukur dan mohon berkat dan kekuatan dari Tuhan atas segala
kegiatan yang akan dilaksanakan.
Selain kegiatan rohani yang sudah dijelaskan di atas ada beberapa kegiatan
rohani tambahan seperti: rekoleksi panggilan yang dilaksanakan sekali setahun
bergabung dengan asrama Kartini dan asrama St. Clara yang dikelola oleh para
suster Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA). Selain itu penghuni asrama
diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan di lingkungan atau di gereja, seperti:
doa rosario, koor, lektor, misdinar sejauh itu tidak mengganggu kegiatan belajar
dan seijin pendamping asrama. Beberapa kegiatan rohani di atas merupakan
bentuk- bentuk pendampingan iman bagi remaja penghuni asrama Dharmawati.
Tujuan dari semua kegiatan rohani tersebut adalah membantu kaum remaja untuk
semakin menghayati imannya akan Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian mereka semakin bertumbuh dan berkembang sebagai remaja yang
beriman dan bertanggungjawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
c. Kegiatan Hari Libur
Asrama mengisi hari-hari libur dengan berbagai macam kegiatan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengajak penghuni asrama melakukan kegiatan positif
yang membantu perkembangan pribadi mereka. Kegiatan tersebut berasal dari
inisiatif dari penghuni dan pendamping asrama. Kegiatan tersebut antara lain:
lomba kebersihan antar unit, ajang kreatifitas, jalan sehat, pertemuan gabungan
asrama putri yang di kelola para Suster Misi Fransisikan Antonius (SMFA).
Tujuan dari kegiatan- kegiatan tersebut supaya penghuni asrama menggunakan
waktu liburan untuk sesuatu yang berguna. Mereka dapat lebih
memperkembangkan diri, memperluas wawasan, kerohanian, pergaulan serta
mengekspresikan apa yang menjadi kebolehan mereka.
B. Penelitian terhadap Pendampingan Iman Remaja di Asrama
Dharmawati Sintang Kalimantan Barat
1. Desain Penelitian
a. Latar Belakang Penelitian
Berdasarkan pada pengalaman yang penulis lihat dan alami di asrama
Dharmawati Sintang, kegiatan pendampingan iman terprogram dengan baik
seperti: retret, rekoleksi, ziarah, doa bersama, devosi, perayaan ekaristi. Kegiatan
pendampingan iman tersebut berjalan dengan baik, meskipun terkadang ada
hambatan dalam waktu pelaksanaannya. Hambatan yang terjadi karena banyaknya
tugas sekolah yang harus dikerjakan oleh penghuni asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
54
Penelitian dalam skripsi ini mempunyai peranan yang sangat penting yaitu
untuk mendapatkan data yang diperlukan yang berkaitan dengan pendampingan
yang dilaksanakan di asrama Dharmawati. Selain itu juga untuk mengetahui
sejauhmana pendampingan yang sudah dilaksanakan sungguh membantu remaja
bertumbuh dan berkembang menjadi remaja yang dewasa, bertanggungjawab dan
beriman. Selain itu juga sejauhmana kegiatan-kegiatan pendampingan iman yang
dilaksankan tersebut sesuai dengan situasi remaja.
b. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mencakup dua hal, yaitu:
1) Untuk mengetahui sejauhmana pendampingan iman yang dilaksanakan di
asrama Dharmawati Sintang dapat membantu remaja dewasa dalam
kepribadian, bertanggungjawab dan beriman?
2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pendampingan iman
yang dilaksanakan di asrama Dharmawati Sintang?
c. Jenis penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode yang ada (Moelong, 2009: 5) . Dalam penelitian
skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang
digunakan adalah kuisioner dan wawancara yang dilakukan di asrama
Dharmawati Sintang. Tujuan adalah untuk mengetahui gambaran serta situasi
pendampingan iman yang terjadi di asrama Dharmawati Sintang. Alasan
menggunakan penelitian kualitatif ini yaitu untuk memahami suatu kejadian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
55
peristiwa, situasi atau keadaan yang ada di asrama Dharmawati terutama dalam
hal pendampingan iman.
d. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuisioner dan
wawancara. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008: 142). Kuesioner dalam penelitian
ini bersifat terbuka dan tertutup bersifat tertutup. Kuesioner bersifat terbuka
artinya responden diberi kesempatan untuk menjawab pertayaan secara luas dan
mendalam. Kuesioner tertutup artinya setiap pertanyaan sudah ada jawabannya
responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang ada, tetapi
juga memberi peluang kepada responden untuk menjawab pertanyaan sesuai
dengan apa yang dialaminya (Suharmisi Arikunto, 2002: 128). Pertanyaan dalam
kuesioner ini berjumlah 15 pertanyaan.
Wawancara adalah sebuah percakapan langsung antara peneliti dan
responden, dalam proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab (Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2009: 130). Penulis juga
menggunakan metode wawancara untuk mendukung dan melengkapi data dari
kuesioner. Wawancara hanya ditunjukan kepada staf inti asrama. Teknik
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
wawancara yang terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, blia peneliti data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis (Sugiyono, 2009: 73). Sedangkan cara untuk mengetahui dan
menentukan jumlah persentase dari setiap variabel dalam penelitian,
menggunakan rumus di bawah ini (Riduwan, 2004: 87).
A 100 % =
N
A = Jumlah yang menjawab
N = Jumlah responden
Contoh: Dari siapa anda mengetahui asrama Dharmawati?
Suster yang tourne ke kampung anada=11, Romo paroki=16, alumni=14, teman=9
16 × 100 % = 32 %
50
e. Responden
Responden adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan
tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam
bentuk tulisan yaitu ketika mengisi angket atau lisan, ketika menjawab wawancara
(Suharmisi Arikunto, 2002: 122). Berkaitan dengan penelitian dalam skripsi ini,
responden yang dimaksud penulis adalah remaja yang tinggal di asrama
Dharmawati Sintang yang bersekolah di SMA Panca Setya dan SMK Budi Luhur
Sintang. Populasi berjumlah 135 remaja dan penulis mengambil 50 remaja dari
keseluruhan jumlah remaja di asrama Dharmawati Sintang. Jumlah tersebut dapat
mewakili seluruh remaja yang ada di asrama tersebut.
Penulis dibantu oleh para suster pendamping asrama untuk memilih
responden. Pemilihan responden berdasarkan (Purposive Sampling) atau pada
kriteria tertentu (Sugiyono, 2008: 85). Responden yang dipilih adalah siswi SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
57
dan SMK kelas XI dan XII dengan kriterianya adalah perwakilan dari tiap unit
asrama, mereka yang dianggap aktif, rajin dan disiplin mengikuti dan mengalami
dinamika kehidupan asrama.
f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 di asrama Dharmawati,
Sintang Kalimantan Barat, tempat dimana remaja tinggal yang lebih tepatnya di
jalan Panggi No.65, Sintang.
g. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Suharmisi Arikunto, 2002: 96). Variabel yang diteliti dalam
penelitian skripsi ini mencakup kegiatan dan pelaksanaan pendampingan iman
kaum remaja di asrama Dharmawati Sintang, faktor pendukung dan penghambat
pendampingan iman tersebut sehingga dapat membantu remaja bertumbuh dan
berkembang menjadi dewasa, bertanggungjawab dan beriman.
Tabel Kisi-Kisi Variabel Penelitian
No Variabel yang diungkap No. Item Jumlah
1 Identitas Responden 1,2,3 3
2 Kegiatan dan pelakasanaan
pendampingan iman di
asrama Dharmawati?
4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,
10
3 Faktor- faktor pendukung
pendampingan iman
14
1
4 Faktor- faktor penghambat
pendampingan iman
15 1
Total 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
58
C. Laporan Hasil Penelitian Pendampingan Iman di Asrama Dharmawati
Sintang Kalimantan Barat
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-10 Desember 2014 di asrama
Dharmawati Sintang. Kuesioner disebarkan berjumlah 50 eksemplar kepada 50
responden. Kuesioner yang diisi dan dikembalikan reponden sebanyak 50. Pada
bagian ini dilaporkan hasil penelitian sesuai urutan variabel penelitian yang
terdiri dari identitas responden, pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama
Dharmawati, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan
pendampingan iman di asrama Dharmawati Sintang.
1. Identitas Responden
Pada tabel di bawah ini dipaparkan identitas responden penelitian yang
meliputi usia, sekolah, kelas. Berdasarkan angket yang telah disebarkan dapat
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2
Identitas Responden
N = 50
No
Item
Aspek Yang diungkap
Alternatif Jawaban
Jumlah
%
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Usia 15 Tahun
16 Tahun
17 Tahun
18 Tahun
5
18
21
6
10 %
36 %
42 %
12 %
2 Sekolah SMU
SMK
44
6
88 %
12 %
3 Kelas XI
XII
16
34
32 %
68 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
59
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa remaja di asrama Dharmawati
berusia antara 15-18 tahun. Ada 36 % responden berusia 16 tahun, ada 42 %
responden atau berusia 17 tahun. Ada sejumlah 44 responden atau 88 % yang
SMU, sejumlah 34 responden atau 68 % yang sedang duduk di kelas XII.
2. Pendampingan Iman di Asrama Dharmawati
Pada bagian ini penulis memaparkan hasil penelitian dari variabel
pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati, yang terungkap
dalam tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3
Pendampingan iman di asrama Dharmawati
N = 50
No
Item
Aspek Yang diungkap
Alternatif Jawaban
Jumlah
%
(1) (2) (3) (4) (5)
4 Motivasi mengikuti
pendampingan iman
a. Karena kebutuhan
b. Kemauan dari diri sendiri
c. Wajib ikut karena aturan
asrama
d. Takut dimarah suster
pendamping
14
12
17
7
28 %
24 %
34 %
14 %
5 Tujuan pendampingan
iman
a. Membantu dan mendukung
tumbuh kembangnya iman
b. Supaya bertanggung jawab
apa yang diimani
12
14
24 %
28 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
60
c. Menjadi pribadi yang
dewasa dalam iman
d. Menambah wawasan
pengetahuan iman
16
8
32 %
16 %
6 Sarana prasarana
kegiatan
pendampingan iman di
a. sangat memadai
b. Memadai
c. Cukup memadai
d. Tidak memadai
5
10
19
16
10 %
20 %
38 %
32 %
7 Motode- metode
pendampingan iman.
a. Dialog
b. Ceramah
c. Dinamika kelompok
d. Lain-lain
14
21
15
0
28 %
42 %
30 %
0
8 Kemampuan suster
pendamping
a. Sangat baik
b. baik
c. cukup baik
d. Tidak baik
11
23
16
0
22 %
46 %
32 %
0
9 Pendampingan iman
disenangi
a. Rekoleksi/ Retret
b. Ziarah
c. Misa
d. Ibadat sabda
14
16
11
9
28 %
32 %
22 %
18 %
10 Pendampingan iman
kurang disenangi
a. Rekoleksi/ Retret
b. Ziarah
10
9
20 %
18 %
30 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
61
c. Misa
d. Ibadat sabda
15
16
32 %
11 Alasan kurang
disenangi
a. model pendampingan
membosankan dan
membuat ngantuk
b. Materi tidak sesuai
c. c. Berisi nasihat-nasihat
d. Metode-metodenya tidak
menarik
e. …..
16
5
4
15
10
32 %
10 %
8 %
30 %
20 %
12 Peningkatan
pendampingan iman
a. Sangat perlu
b. Perlu
c. Ragu-ragu
d. Tidak perlu
31
19
0
0
62 %
38 %
0
0
13 Manfaat
pendampingan iman
a. Semakin mendekatkan diri
kepada Tuhan
b. Mengembangkan hidup
rohani
c. Mengenal diri dan sesama
d. Menambah wawasan
pengetahuan iman
20
13
9
8
40 %
26 %
18 %
12 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
62
Data yang diperoleh hasil penelitian dari segi pendampingan iman yang
dilaksanakan di asrama Dharmawati tertera pada tabel 3. Tabel 3 no 4
menunjukkan motivasi responden dalam mengikuti kegiatan pendampingan
iman.Dari 50 responden, sejumlah 17 responden atau 34 % menyatakan wajib
mengikuti kegiatan pendampingan iman karena aturan asrama.
Tabel 3 no 5 menunjukkan tujuan adanya pendampingan iman. Dari 50
respoden, sejumlah 16 responden atau 32 % yang menyatakan tujuan
pendampingan iman membantu remaja menjadi pribadi yang dewasa dalam iman.
Tabel 3 no 6 menunjukkan sarana prasarana yang mendukung pendampingan
iman. Sejumlah 19 responden atau 38 % yang menyatakan cukup mendukung, ada
16 responden atau 32 % yang menyatakan tidak mendukung. Tabel 3 no 7
menunjukkan metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman.
Dari 50 reponden, sejumlah 21 responden atau 42 % yang menyatakan metode
yang sering digunakan adalah ceramah. Tabel 3 no 8 menunjukkan kemampuan
suster pendamping. Sejumlah 21 responden atau 42 % yang menyatakan suster
pendampingnya baik.
Tabel 3 no 9 menunjukkan pendampingan iman yang disenangi warga
asrama. Sejumlah 16 responden atau 32 % menyatakan rekoleksi/retret dan 14
responden atau 28 % yang menyatakan ziarah. Selain kegiatan pendampingan
yang disenangi ada juga kegiatan pendampingan yang kurang disenangi. Dari 50
responden, sejumlah 16 responden atau 32 % yang menyatakan kegiatan
pendampingan iman yang kurang di senangi yaitu ibadat sabda. Tabel 3 no 11
menunjukkan alasan tidak senangnya dengan kegiatan pendampingan iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
(rekoleksi, retret, ziarah, misa, ibadat sabda). Ada 16 responden atau 32 % yang
menyatakan model yang digunakan dalam pendampingan iman tersebut
membosankan dan membuat ngantuk.
Tabel 3 no 12 menunjukkan perlunya usaha peningkatan pendampingan
iman di asrama Dharmawati. Sejumlah 31 responden atau 62 % yang menyatakan
pendampingan iman sangat perlu ditingkatkan. Tabel 3 no 13 menunjukkan
manfaat pendampingan iman bagi remaja di asrama Dharmawati. Sejumlah 20
responden atau 40 % yang menyatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari
pendampingan iman adalah semakin mendekatkan diri kepada Tuhan serta kuat
dalam iman.
3. Faktor-faktor Pendukung Pendampingan Iman di asrama
Pada bagian ini penulis melaporkan hasil penelitian dari variabel tentang
faktor-faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati
yang terungkap dalam tabel 4.
Tabel 4
Faktor-Faktor Pendukung
Pelaksanaan Pendampingan Iman
N =50
No
Item
Aspek Yang diungkap Alternatif Jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
14 Faktor
pendukung
pendampingan
Pendamping yang
perhatian
9
8
18 %
16 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
64
iman
Materi sesuai
dengan situasi
Sarana prasarana
memadai
Metode dan model
pendampingan
bervariasi
Kerjasama antara
pendamping dengan
seluruh anggota
asrama
Adanya staf inti
asrama sebagai tim
kerja yang terlibat
aktif membantu
memperlancar
kegiatan yang
dilaksanakan
Kesadaran diri
7
6
8
5
7
14 %
12 %
16 %
10 %
14 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
65
Data pada tabel 4 di atas yang menunjukkan faktor- faktor pendukung
pelaksanaan pendampingan iman. Tabel 4 no 14, yang menyatakan
pendampingnya perhatian ada 9 responden (18 %) , ada 8 responden atau 16%
yang menyatakan materi yang sesuai, ada 8 responden atau 16 % yang
menyatakan kerjasama antara pendamping dengan seluruh anggota asrama.
4. Faktor-faktor Penghambat Pendampingan Iman
Pada bagian ini penulis menguraikan hasil penelitian dari variabel faktor
penghambat pelaksanaan pendampingan iman yang terungkap dalam tabel 5.
Tabel 5
Faktor-faktor penghambat
pelaksanaan pendampingan iman
N = 50
No
Item
Aspek Yang
diungkap
Alternatif Jawaban
Jumlah
%
(1) (2) (3) (4) (5)
15 Faktor
penghambat
pelaksanaan
pendampingan
iman
Pendamping yang kurang
kreatif
Sarana dan prasarana kurang
mendukung dalam
melaksanakan pendampingan
iman.
Metode dan model yang
digunakan kurang menarik.
Tema-tema pendampingan
iman kurang menarik dan
4
7
9
6
8 %
14 %
18 %
12 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
66
tidak sesuai dengan keadaan
remaja
Keterbatasan waktu karena
banyaknya tugas sekolah
Rasa malas dan cuek sehingga
mengikuti kegiatan
pendampingan karena wajib
ikut.
Kurangnya tenaga
pendamping
10
6
8
20 %
12 %
16 %
Faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman. Dari 50 responden,
ada 9 responden atau 18 % menyatakan metode dan model pendampingan kurang
menarik dan ada 10 responden atau 20 % yang menyatakan keterbatasan waktu
karena banyaknya tugas sekolah.
D. Hasil Wawancara dengan Staf Inti Asrama Dharmawati Sintang
Berdasarkan hasil wawancara dengan satf inti asrama pada tanggal 2-4
Desember 2014, diperoleh data sebagai berikut; pendampingan iman di asrama
Dharmawati berjalan sesuai dengan kegiatan pokok harian, mingguan yang sudah
terjadwal. Namun kenyataannya pelaksanaan pendampingan iman tidak sesuai
dengan jadwal yang ada. Keterbatasan waktu karena banyaknya tugas dari sekolah
yang harus dikerjakan, pendamping mempunyai tugas lain selain sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
67
pendamping asrama. Ketika ditanya mengenai motivasi mengikuti kegiatan
pendampingan iman di asrama banyak diantara mereka mengatakan wajib ikut
karena aturan asrama, ada yang mengatakan karena merasa itu adalah suatu
kebutuhan yang dapat membantu diri mereka untuk berkembang. Metode yang
digunakan dalam pendampingan iman adalah metode ceramah, dinamika
kelompok dan dialog. Metode yang paling sering yaitu ceramah dimana yang
banyak berbicara adalah pendamping.
Pendampingan iman yang disenangi di asrama adalah ziarah dan
rekoleksi/retret. Bagi remaja di asrama kegiatan ziarah, rekoleksi/retret sangat
menyenangkan karena dilaksanakan di tempat lain seperti ke gua Maria, rumah
retret. Kegiatan pendampingan iman yang kurang disenangi adalah ibadat sabda.
Bagi remaja ibadat sabda sangat membosankan selain monoton metode dan
model pendampingan kurang bervariasi. Misalkan renungan yang panjang
berbelit-belit sulit untuk dipahami membuat ngantuk.
Faktor pendukung pendampingan iman adalah pendamping yang perhatian
dan mau mendengarkan. Mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah mereka,
baik mengenai belajar maupun hal yang lain-lainnya. Di asrama Dharmawati
terjalin kerjasama yang baik antara pendamping dengan seluruh anggota asrama.
Adanya staf inti asrama sebagai tim kerja, sangat membantu terlaksananya
kegiatan yang sudah dijadwalkan. Selain itu juga adanya semangat kebersamaan
antara sesama warga asrama. Hal- hal tersebut sangat membantu proses
perkembangan pribadi, baik secara jasmani maupun rohani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
68
Hambatan yang terjadi dalam pendampingan iman adalah keterbatasan
waktu karena banyaknya tugas sekolah sehingga pelaksanaan pendampingan di
asrama tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya, model dan metode yang
digunakan kurang bervariasi. Selain itu juga kurangnya sarana prasana yang
mendukung kegiatan pendampingan iman di asrama, rasa malas dan cuek
sehingga mengikuti kegiatan pendampingan karena kewajiban, tema-tema
pendampingan iman kurang menarik dan tidak sesuai dengan keadaan remaja
serta kurangnya tenaga pendamping.
Pendampingan iman yang dilaksanakan oleh asrama sangat bermanfaat
bagi perkembangan remaja. Meskipun motivasinya bermacam-macam, mereka
mengatakan pendampingan iman mengajak mereka semakin mendekatkan diri
kepada Tuhan, mengembangkan diri terutama kerohanian, menambah wawasan
baru tentang pengetahuan iman, semakin mengenal diri dan sesama, semakin
dewasa dan bertanggung jawab.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja di Asrama
Dharmawati Sintang Kalimantan Barat
Pada bagian ini penulis membahas hasil penelitian yang telah dilaporkan
pada bagian sebelumnya. Pembahasan ini bertujuan untuk menjelaskan lebih
lanjut hasil penelitian yang menggambarkan pendampingan iman di asrama
Dharmawati Sintang. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi identitas
responden, pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati, faktor-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
69
faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendampingan iman di asrama
Dharmawati Sintang.
1. Identitas Responden
Pengolongan usia remaja terbagi dalam tiga tahap yaitu remaja awal usia
13-14 tahun, remaja tengah 15-17 tahun dan remaja akhir usia 18-21 tahun.
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 50 responden sejumlah 42 %
responden yang menyatakan identitas diri berkaitan dengan usia yang paling
banyak ialah usia 17 tahun yang duduk duduk di kelas XII SMU. Secara umum
bahwa mereka sedang dalam proses pencarian identitas diri. Maka mereka
membutuhkan pendampingan yang dapat mengarahkan mereka menjadi pribadi
yang dewasa dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari baik di
keluarga, sekolah, asrama, masyarakat.
2. Pendampingan Iman yang Dilaksanakan di Asrama Dharmawati Sintang
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi
remaja mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati. Sejumlah
34 % responden yang menyatakan wajib ikut karena aturan asrama. Kenyataan
memang demikian, penulis mengalami dan melihat bahwa warga asrama
mengikuti kegiatan pendampingan iman sebagian besar karena aturan asrama.
Misalkan kegiatan rutin setiap malam adalah ibadat sabda, jika belum bunyi
lonceng dua sampai tiga kali pertanda waktunya untuk berdoa sebagian masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
70
santai seperti tidak mendengar sehingga pendamping dan teman yang sungguh
serius harus menunggu semua hadir barulah memulai berdoa.
Dari tabel 3 pada pertanyaan item 5 disampaikan tujuan pendampingan
iman remaja. Tujuan pendampingan iman yaitu mau membantu dan mendukung
tumbuh kembangnya iman, supaya bertanggung jawab dan menjadi pribadi yang
dewasa dalam iman, menambah wawasan pengetahuan iman. Sejumlah 32 %
responden yang menyatakan bahwa tujuan pendampingan iman adalah membantu
mereka menjadi pribadi yang dewasa dan beriman. Demikian juga tujuan
pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati adalah membantu remaja
untuk mencapai pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, solider, peka, kreatif,
kritis, jujur, dan selalu bersemangat untuk maju dan berkembang menjadi pribadi
yang utuh dan beriman akan Yesus Kristus. Hal ini menunjukkan bahwa
pendampingan iman adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan responden
dalam rangka mengembangkan diri menjadi lebih baik dan berguna.
Pendampingan iman terlaksana dengan baik dan menyenangkan apabila
sarana prasrana yang tersedia mendukung kegiatan pendampingan iman. Ada 38
% responden yang menyatakan bahwa sarana prasrana yang ada cukup memadai.
Misalkan ada ruangan untuk berdoa, ada tape, kaset, buku doa, teks lagu-lagu
rohani. Ada 32 % responden juga yang menyatakan sarana prasrana dalam
pendampingan iman belum memadai. Misalkan; ruangan masih terbatas dan
sempit untuk jumlah warga asrama 135 orang sehingga ruang gerak terbatas.
Buku- buku doa masih terbatas jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah penghuni
asrama, VCD Player belum ada. Hal ini menunjukkan bahwa sarana prasarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
71
untuk mendukung berjalannya pendampingan iman sangat perlu dilengkapi
sehingga pendampingan iman dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan.
Metode yang digunakan dalam pendampingan iman adalah metode dialog,
metode ceramah, metode dinamika kelompok. Sejumlah 42 % responden yang
menyatakan metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman adalah
metode ceramah. Kenyataan memang demikian, penulis mengalami sendiri.
Metode yang digunakan yaitu ceramah dimana yang banyak berbicara adalah
pendampingnya. menerangkan secara panjang lebar sehingga membuat bosan dan
ngantuk. Maka pihak asrama tertutama pendamping berusaha untuk belajar dari
situasi remaja sehingga bisa menggunakan metode yang bervariasi yang sungguh
menyentuh hati remaja dan selalu mempunyai kerinduan untuk mengikuti
kegiatan pendampingan iman.
Berjalannya suatu kegiatan pendampingan karena adanya pendamping.
Dari tabel 3 pertanyaan item 8 berkaitan dengan kemampuan pendamping dalam
mendampingi remaja. Sejumlah 46 % responden yang menyatakan suster
pendampingnya baik. Hal ini menunjukkan bahwa suster pendamping sudah
berusaha untuk mendampingi kaum remaja dengan baik. Contohnya suster yang
punya hati mau mendengarkan keluh kesah, menyapa warga asrama dengan penuh
perhatian serta sabar menghadapi berbagaimacam tingkah warga asramanya.
Tabel 3 pertanyaan item 9 menunjukkan pendampingan iman yang
disenangi oleh remaja yang tinggal di asrama Dharmawati. Dari beberapa
kegiatan pendampingan iman yang ada di asrama (rekoleksi/retret, ziarah, misa,
ibadat sabda), ada 56 % responden yang menyatakan pendampingan iman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
72
disenangi adalah ziarah. Remaja lebih suka ziarah karena kegiatan di luar asrama,
pergi ke Gua Maria. Bagi mereka ziarah menyenangkan selain kegiatan berdoa
dilanjutkan dengan rekreasi bersama warga asrama serta berjumpa dengan banyak
orang.
Pendampingan iman yang kurang disenangi oleh sebagian warga asrama.
Sejumlah 32 % responden yang menyatakan kegiatan pendampingan iman tidak
menarik adalah ibadat sabda. Bagi remaja ibadat sabda tidak terlalu menarik dan
menjadi kegiatan rutin setiap malam yang mengalir begitu saja tanpa makna.
Ibadat sabda membuat ngantuk karena monoton, renungan yang berbelit-belit
susah untuk dimengerti. Sebagian warga asrama mengikuti ibadat sabda karena
aturan dan jadwal rutin yang harus dilaksanakan. Dalam hal ini pihak asrama
perlu berusaha untuk melaksanakan ibadat sabda yang kreatif serta menyiapkan
bahan renungan dengan matang serta sesuai dengan situasi remaja. Pendamping
juga perlu menyadarkan warga asrama bahwa ibadat sabda itu penting karena kita
mendengarkan firman Tuhan, merenungkannya dan berusaha untuk
melaksanakannya dalam hidup sehari-hari sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing.
Tabel 3 pertanyaan item 10 menunjukkan manfaat dari pendampingan
iman bagi remaja. Kegiatan pendampingan iman di asrama membawa manfaat
bagi remaja. Sejumlah 40 % responden menyatakan manfaat yang paling banyak
adalah semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa
pendampingan iman yang dilaksanakan oleh asrama sangat membantu remaja
untuk semakin mengenal diri, sesama dan mendekatkan diri pada Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
73
3. Faktor-faktor Pendukung Pendampingan Iman di Asrama
Pendampingan iman dapat berjalan dengan baik dan lancar jika ada faktor
pendukung. Faktor pendukung berjalannya pelaksanaan pendampingan iman
antara lain: pendamping yang perhatian, materi sesuai dengan situasi remaja,
sarana prasrana yang cukup memadai, metode dan model pendampingan
bervariasi, adanya kerjasama antara pendamping dengan yang didampingi, adanya
staf inti asrama, adanya kesadaran dari setiap pribadi remaja. Dari tabel 4 no 14
yang menyatakan suster yang perhatian sejumlah 18 % responden. Suster
pendamping sungguh berusaha untuk memperhatikan warga asrama tanpa
membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan persentasi yang
sama besar adalah materi yang sesuai dan adanya kerjasama antara pendamping
dan warga asrama. Hal ini menunjukkan bahwa banyak hal yang mendukung
pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati.
4. Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Pendampingan Iman
Dalam pendampingan iman ada faktor- faktor yang menghambat untuk
mencapai apa yang sudah ditentukan atau yang sudah direncanakan. Tabel 4 no 15
menunjukkan faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman di asrama
Dharmawati. Sejumlah 18 % responden menyatakan metode dan model yang
digunakan dalam pendampingan iman tidak menarik. Penulis sendiri merasa
bahwa model yang dan metode yang digunakan selama ini kurang bervariasi.
Misalkan ibadat sabda, renungan yang dibawakan monoton dan kurang
menyentuh. Sejumlah 20 % yang menyatakan keterbatasan waktu karena
banyaknya tugas sekolah. Tugas sekolah sangat memerlukan banyak waktu. Jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
74
07.00- 13.00 berada di sekolah, sore hari ada les dan menggerjakan PR, sehingga
waktu untuk pendampingan iman sangat terbatas.
Kurangnya tenaga pendamping juga menjadi salah satu hambatan dalam
pendampingan iman. Pendamping asrama bekerja dalam tim, namun yang aktif
dan selalu ada bersama warga asrama adalah satu orang pendamping saja. Hal
demikian dikarenakan para pendamping mempunyai tugas lain, seperti mengajar
di sekolah SMKK, ada yang di rumah sakit, di keuskupan.
F. Kesimpulan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja di Asrama
Dharmawati Sintang Kalimantan Barat
Berdasarkan hasil penelitian pada bagian ini penulis memperoleh
kesimpulan bahwa pelaksanaan pendampingan iman remaja di asrama
Dharmawati masih perlu ditingkatkan. Peningkatan tersebut seperti; model dan
metode yang digunakan dalam pendampingan iman bervariasi, waktu untuk
pelaksanaan pendampingan iman disesuaikan karena warga asrama waktu terbatas
karena banyaknya tugas sekolah, memurnikan motivasi warga asrama bukan
sebagai kewajiban melainkan karena kebutuhan, pendampingan perlu
memperhatikan situasi remaja.
Dari data yang diperoleh, penulis menyimpulkan bahwa pendampingan
iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati masih membutuhkan proses untuk
mengikuti kegiatan pendampingan iman. Hal ini terlihat pada motivasi mereka
mengikuti kegiatan pendampingan iman yang diadakan oleh asrama. Ada yang
mengatakan mengikuti pendampingan iman karena adanya kesadaran diri, namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
75
ada dari mereka juga menyatakan mengikuti kegiatan pendampingan iman karena
aturan asrama wajib diikuti oleh seluruh anggota asrama.
Faktor penghambat yang dialami oleh remaja dalam pelaksanaan
pendampingan iman adalah metode dan model pendampingan yang kurang kreatif
membuat remaja merasa tidak bersemangat untuk mengikuti kegiatan
pendampingan iman. Selain itu juga kurangnya sarana yang mendukung kegiatan
pendampingan iman membuat pendampingan itu sendiri menjadi kurang menarik.
Seperti ruang untuk kegiatan terbatas, buku- buku masih kurang, LCD yang dapat
dipergunakan dalam pelaksanaan pendampingan iman. Kurangnya tenaga
pendamping menjadi hambatan karena tidak efektif satu atau dua pendamping
untuk 135 orang remaja. Keterbatasan waktu juga menjadi hambatan pelaksanaan
pendampingan iman karena banyaknya tugas sekolah dan pendamping
mempunyai tugas lain selain sebagai pendamping asrama.
Melalui penelitian ini penulis juga dapat menyimpulkan bahwa
pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati membutuhkan pendampingan
yang sungguh relevan dengan situasi remaja. Dalam pelaksanaan pendampingan
iman tentu dibutuhkan pendamping yang kreatif, metode dan model
pendampingan bervariasi, waktu yang cukup, adanya kesadaran dari pribadi
remaja. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan dari pendampingan tersebut
dapat tercapai sesuai yang diharapkan oleh pihak asrama maupun oleh warga
asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB IV
USULAN PROGRAM SEBAGAI USAHA PENINGKATAN
PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DENGAN KATEKESE MODEL
SHARED CHRISTIAN PRAXIS
Berangkat dari hasil penelitian yang sudah dibahas di bab III serta
pengalaman penulis selama tinggal di asrama Dharmawati, pendampingan yang
dilaksanakan kurang kreatif. Model dan metodenya yang digunakan dalam
pendampingan kurang menarik. Maka penulis menyampaikan usulan program
kegiatan pendampingan iman yang menarik bagi remaja yaitu dengan katekese
model Shared Christian Praxis. Selain Katekese model SCP belum pernah
dilaksanakan di asrama Dharmawati, katekese model Shared Christian Praxis
juga cocok untuk remaja. Remaja memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi
aktif saling berbagi pengalaman hidup yang dapat memperkaya iman satu sama
lain.
Maka pada Bab IV ini penulis membahas pendampingan iman remaja
dengan katekese model Shared Christian Praxis yang meliputi pengertian dan
langkah-langkah, alasan menggunakan katekese model SCP. Pada bagian
berikutnya ada usulan program yang meliputi latar belakang usulan program,
program pendampingan, tema yang dipilih, waktu pelaksanaan, contoh persiapan
katekese.
A. Katekese Model Shared Christian Praxis
Shared Christian Praxis merupakan suatu alternatif katekese umat model
pengalaman hidup. Model ini menekankan proses berkatekese yang bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
77
dialogal dan partisipatif yang bermaksud mendorong peserta, berdasarkan
konfrontasi antara “tradisi” dan “visi” hidup mereka dengan “Tradisi” dan “Visi”
Kristiani, agar baik secara pribadi maupun bersama, mampu mengadakan
penegasan dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah
(Sumarno DS. 2013: 14). Model katekese ini bermula dari pengalaman hidup
peserta, yang direfleksi secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman
iman dan visi Kristiani supaya muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi
motivasi pada keterlibatan baru.
1. Pengertian SCP
Pendampingan iman remaja membutuhkan suatu model yang mampu
menyentuh kebutuhan kaum remaja. Model SCP dapat diartikan sebagai suatu
model katekese yang bertolak dari pengalaman konkrit yang diolah dalam lima
langkah, direfleksikan secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman
iman dan visi Kristiani sehingga muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi
motivasi pada keterlibatan baru (Sumarno DS. 2013: 15). Katekese model SCP
bersifat dialogal yang partisipatif untuk mendorong peserta mengkomunikasikan
tradisi dan visi mereka dengan Tradisi dan Visi Kristiani sehingga baik secara
pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan penggambilan
keputusan demi makin terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah di dalam kehidupan
sehari-hari (Heryatno Wono Wulung, 1997: 11). Katekese model SCP mencakup
tiga hal pokok yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya yakni Shared,
Christian Praxis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
78
a. Shared
Shared berarti berdialog atau berkomunikasi timbal balik, berbagi, rasa,
berbagi pengalaman, saling mendengarkan pengalaman satu sama lain. Dialog
pertama-tama mulai dari diri sendiri, kemudian disharingkan kepada sesama
peserta dalam suasana kasih persaudaraan (Sumarno DS, 2013: 16). Dalam dialog
ada dua unsur penting, yakni membicarakan dan mendengarkan. Membicarakan
berarti menyampaikan apa yang menjadi kebenaran dan pengalamanku dan
mengatakan apa yang terjadi dalam diriku sebagaimana adanya. Membicarakan
itu didasari oleh sikap keterbukaan dan kejujuran serta kerendahan hati untuk
mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan yang nyata sebagaimana yang
terjadi. Mendengarkan itu berarti mendengarkan dengan hati dan rasa tentang apa
yang dikomunikasikan oleh orang lain. Paus Fransiskus dalam seruan Apostolik,
Evangelii Gaudium (Sukacita Injil) mengatakan mendengarkan dalam komunikasi
adalah keterbukaan hati yang memungkinkan terjadinya perjumpaan rohani.
Hanya melalui mendengarkan yang penuh hormat dan bela rasa dapat menemukan
pertumbuhan sejati dan membangkitkan kerinduan cita-cita Kristiani (EG, art.
171). Dengan mendengarkan orang lain maka peserta dapat menemukan diri
sendiri dan menemukan kehendak Tuhan. Mendengarkan melibatkan keseluruhan
diri sehingga dalam mendengarkan timbullah gerak hati, empati terhadap apa
yang dikomunikasi dengan orang lain (Sumarno DS, 2013: 16).
Pada model Shared ini baik peserta maupun pendamping dapat
menjadi nara sumber. Dalam sharing setiap peserta sesuai dengan gayanya,
pengalaman keterlibatanya yang konkret dan kepentingannya memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
79
sumbangan yang khas. Hubungan antar subyek yang mendatangkan perjumpaan
antar pribadi dapat membawa suatu kesadaran akan pentingnya rasa solidaritas
karena memiliki perjuangan visi yang sama (Heryatno Wono Wulung 1997: 4).
Karena itu semua peserta menjadi partner yang aktif terlibat, dan secara kritis
mengolah pengalaman mereka serta keadaan faktual remaja. Bentuk sharing
sangat membantu peserta untuk mengalami proses bersama dalam mengolah
pengalaman. Bentuk sharing ini cocok dipergunakan dalam pendampingan iman
remaja karena mereka diberi kesempatan untuk ambil bagian secara aktif dengan
cara saling berbagi pengalaman hidup mereka masing-masing.
b. Christian
Katekese model SCP menekankan unsur Christian dari kekayaan iman
Kristiani sepanjang sejarah dan visinya diupayakan terjangkau untuk kehidupan
peserta zaman sekarang (Heryatno Wono Wulung, 1997: 2). Kekayaan iman
Gereja sepanjang sejarah berkembang menjadi pengalaman iman jemaat pada
zaman sekarang. Proses ini mengharapkan kekayaan iman Gereja dapat
menyentuh kehidupan dan pengalaman umat saat ini. Kekayaan iman yang
ditekankan dalam model ini meliputi dua unsur pokok yaitu pengalaman iman
hidup Kristiani sepajang sejarah dan visinya.
Mengenai tradisi Kristiani dan visinya, Heryatno Wono Wulung
(1997: 3) yang menyadur pendapat Thomas H. Groome dalam Shared Christian
Praxis: suatu model berkatekese menguraikan demikian:
Tradisi Kristiani mengungkapkan realitas iman jemaat Kristiani yang
hidup dan sungguh dihidupi. Inilah tanggapan manusia terhadap
pewahyuan diri Allah yang terlaksana dalam kehidupan manusia. Dalam
konteks tradisi perlu dipahami sebagai perjumpaan antara rahmat Allah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
80
dalam Kristus dan tanggapan manusia. Maka dari itu tradisi di sini tidak
hanya berupa tradisi pengajaran Gereja tetapi juga meliputi Kitab Suci,
spiritualitas, refleksi teologis, sakramen, liturgi, seni, nyanyian rohani,
kepemimpinan kehidupan jemaat dan lain-lain. Sebagai realitas iman yang
dihidupi dalam konteks hiostorisnya, tradisi Kristiani senantiasa
mengundang keterlibatan praktik dan proses pemberian diri. Visi Kristiani
mengarisbawahi tuntutan dan janji yang terkandung di dalam tradisi,
tanggungjawab dan pengutusan orang kristiani sebagai jalan untuk
menghidupi semangat dan sikap kemuridan mereka. Visi Kristiani yang
paling hakiki adalah terwujudnya kerajaan Allah di dalam kehidupan
manusia. Visi ini menunjuk proses sejarah kehidupan umat Kristiani yang
berkesinambungan dan bersifat dinamis, mengundang penilaian,
penegasan, pilihan dan keputusan.
Berdasarkan pada pengertian Tradisi dan Visi Kristiani tersebut, maka
disimpulkan bahwa kata Christian menunjuk seluruh pengalaman iman umat yang
merupakan tanggapan manusia terhadap janji Allah. Manusia menanggapi
pewahyuan Allah tersebut dalam seluruh gerak hidup hariannya baik sikap
maupun perbuatan .
c. Praxis
Praxis sebagai perbuatan atau tindakan meliputi seluruh keterlibatan
manusia dalam dunia, segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia dengan tujuan
tertentu atau dengan sengaja (Sumarno DS, 2013: 15). Praxis ini merupakan
ungkapan pribadi yang meliputi ungkapan fisik, emosional, intelektual, spiritual
dari hidup kita. Tindakan ini meliputi sesuatu yang kumiliki, kurasakan dan
kualami, bukan sesuatu yang teoritis. Praxis mempunyai tiga unsur pembentuk
yang saling berkaitan: aktivitas, refleksi dan kreatifitas.
Aktivitas meliputi kegiatan mental dan fisik, kesadaran, tindakan
personal dan sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik bersama yang semuanya
merupakan medan masa kini untuk perwujudan diri manusia. Refleksi
menekankan refleksi kritis terhadap tindakan historis pribadi dan sosial dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
81
masa lampau, terhadap praxis pribadi dan kehidupan bersama masyarakat serta
terhadap”Tradisi” dan “Visi” iman kristiani sepanjang sejarah. Kreatifitas
merupakan perpaduan antara aktivitas dan refleksi yang menekankan sifat
transenden manusia dalam dinamika menuju masa depan untuk praxis baru
(Heryatno Wono Wulung, 1997: 2).
Unsur- unsur tersebut di atas berfungsi membangkitkan perkembangan
imaginasi, meneguhkan kehendak dan mendorong praxis baru yang dapat
dipertanggungjawabkan. Praxis yang meliputi aktifitas, refleksi dan kreatifitas
dalam pendampingan iman remaja menjadi peluang dan kesempatan yang baik
untuk mengarahkan remaja dalam menghadapi permasalahan dirinya. Aktivitas
mencakup keseluruhan pribadi remaja dalam seluruh pengalaman hidupnya.
Pengalaman ini kemudian direfleksikan sehingga memunculkan kesadaran untuk
terlibat dalam kreatifitas baru (Heryatno Wono Wulung, 1997: 4).
2. Langkah-Langkah Katekese Model Shared Christian Praxis
Heryatno Wono Wulung, 1997: 5-7 menyadur pendapat Thomas
Groome yang mengemukan, terdapat lima langkah Shared Christian Praxis.
a. Langkah Pertama: Pengungkapan Praksis Faktual
Pada langkah pertama ini, para peserta diajak untuk mengungkapkan
pengalaman hidup faktual, entah itu pengalaman hidup pribadi atau peristiwa
yang terjadi dalam masyarakat. Untuk mempermudah para peserta
mengungkapkan pengalamannya, pemandu dapat menggunakan berbagai sarana
dalam bentuk ceritera, puisi, tarian, nyanyian, drama pendek atau lambang. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
82
proses pengungkapan itu, peserta dapat menggunakan perasaan mereka, sikap,
kepercayaan, dan keyakinan yang melatarbelakanginya (Heryatno Wono Wulung,
1997: 5). Dengan cara itu peserta diharapkan menjadi sadar dan bersikap kritis
pada pengalaman hidupnya sendiri. Di samping pengalaman pribadi, peserta juga
dapat mengungkapakan pengalaman orang lain atau keadaan masyarakatnya.
Komunikasi pengalaman konkret para peserta diharapkan dapat melahirkan tema-
tema dasar yang akan direflekssikan secara kritis pada langkah berikutnya.
Langkah pertama ini bersifat obyektif, mengungkapkan apa yang sesungguhnya
terjadi.
Langkah pertama ini dalam pendampingan iman kaum remaja merupakan
kesempatan yang indah untuk mengungkapkan atau mensharingkan pengalaman
yang mereka alami secara leluasa. Sharing menjadi salah satu metode yang
disenangi oleh kaum remaja karena mereka merasa diperhatikan, didengarkan,
diberi kesempatan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya.
b. Langkah Kedua: Refleksi Kritis Pengalaman Faktual
Langkah kedua ini mendorong peserta untuk lebih aktif, kritis dan kreatif
dalam memahami serta mengolah keterlibatan hidup mereka sendiri maupun
masyarakatnya. Tujuan langkah ini adalah memperdalam refleksi dan mengantar
peserta pada kesadaran kritis akan keterlibatannya. Refleksi tersebut meliputi segi
asumsi dan alasan, motivasi, sumber historis, kepentingan dan konsekuesi yang
disadari dan hendak diwujudnyatakan (Heryatno Wono Wulung, 1997: 6).
Pembimbing menciptakan suasana pertemuan yang mendukung dan
menghormati serta mengundang peserta untuk berrefleksi secara kritis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
83
mendorong peserta untuk untuk mengadakan dialog dan penegasan bersama.
Peserta memperdalam pemahaman kenangan dan imaginasi serta mengajak
peserta untuk berani berbicara (Sumarno Ds, 2013: 20). Dalam pendampingan
iman, langkah ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengajak kaum remaja
untuk merefleksikan pengalaman hidupnya sehari-hari sehingga mampu
menemukan makna dari setiap pengalaman yang mereka alami.
c. Langkah Ketiga: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih
Terjangkau
Tradisi adalah iman Kristiani yang sungguh dihidupi dan
diperkembangkan Gereja dalam sejarahnya. Maka Tradisi Gereja tidak terbatas
pada pengajaran Gereja (dogma) tetapi juga mencakup Kitab Suci, spiritualitas,
devosi, kebiasaan hidup beriman, aneka kesenian Gereja, liturgi dan
kepemimpinan. Visi merefleksikan harapan dan janji, mandat dan tanggungjawab
yang muncul dari Tradisi suci yang bertujuan untuk mendorong dan menguhkan
iman jemaat dalam keterlibatannya untuk mewujudkan kehadiran nilai-nilai
Kerajaan Allah (Heryatno Wono Wulung, 1997: 6).
Pada langkah ini pendamping memberikan informasi mengenai hal-hal
yang bersifat ideal, dengan sumber dari Kitab suci atau dokumen Gereja
(Sumarno DS, 2013: 20). Langkah ini juga penting bagi pendampingan iman
remaja, karena remaja diajak untuk mendalami pengalaman Kristiani sehingga
mereka mendapatkan informasi yang benar. Pendamping mempunyai kesempatan
untuk memberikan informasi tentang ajaran pokok sehubungan dengan
pengalaman Kristiani dari Kitab Suci maupun dari dokumen Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
84
d. Langkah Keempat: Interprestasi Dialektis antara Praksis dan Visi Peserta
dengan Tradisi dan Visi Kristiani
Langkah ini mengajak peserta supaya dapat meneguhkan,
mempertanyakan, memperkembangkan, menyempurnakan gagasan penting yang
telah ditemukan pada langkah pertama dan kedua. Selanjutnya gagasan penting
itu dikonfrontasikan dengan tradisi dan visi Kristiani dari langkah ketiga
(Heryatno Wono Wulung, 1997: 7). Dari proses konfrontasikan tersebut
diharapkan peserta dapat secara aktif menemukan kesadaran atau baru yang
hendak diwujudkan. Dengan kesadaran baru itu peserta akan lebih bersemangat
dalam mewujudkan imannya dan dengan itu diharapkan supaya nilai-nilai
kerajaan Allah semakin dapat dirasakan di tengah-tengah kehidupan bersama.
Pendamping hendaknya menghormati kebebasan dan hasil penegasan
peserta, termasuk peserta yang menolak tafsiran pendamping. Pendamping
membantu peserta untuk meyakinkan peserta bahwa mereka mampu
mempertemukan nilai pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai Tradisi dan
visi Kristiani. Pendamping mendorong peserta untuk merubah sikap dari
pendengar yang pasif menjadi yang aktif dan menyadari bahwa tafsiran
pendamping bukan harga mati. Pendamping sangat perlu untuk mendengar
dengan hati tanggapan, pendapat, dan pemikiran peserta (Sumarno DS, 2013: 22).
Pada langkah ini, pendamping berusaha untuk memberi kebebasan kepada
para remaja untuk mempertimbangkan, menilai, dan mengambil keputusan sesuai
dengan situasi yang meraka alami. Pendamping tidak menentukan pokok-pokok
yang harus dipilih sebagai suatu pedomaan dalam kehidupan para remaja, supaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
85
mereka tidak lagi akan merasa tidak bebas (Heryatno Wono Wulung, 1997: 33).
Dengan proses itu diharapkan hidup iman peserta menjadi lebih aktif, dewasa dan
missioner.
e. Langkah Kelima: Keterlibatan baru demi makin terwujudnya Kerajaan
Allah
Langkah yang terakhir ini bertujuan mendorong peserta supaya sampai
pada keputusan konkret bagaimana menghidupi iman Kristiani pada konteks
hidup yang telah dianalisa dan dipahami, direfleksi secara kritis, dinilai secara
kreatif dan bertanggung jawab (Heryatno Wono Wulung, 1997: 7). Inilah
tangapan praktis peserta terhadap situasi konkret mereka yang telah
dikonfrontasikan dengan tradisi dan nilai Kristiani. Tanggapan peserta
dipengaruhi oleh tema dasar yang direfleksikan, nilai-nilai Kristiani yang
diinternalisasi, dan konteks kepentingan religius, politis dan ekonomis peserta.
Dalam pendampingan iman remaja langkah ini sangat efektif bagi kaum remaja
karena remaja membutuhkan pengakuan akan apa yang diekspresikannya.
Langkah ini mengajak remaja untuk melakukan tindakan konkrit. Proses
konfrontasi dalam pendampingan iman memotivasi remaja untuk memunculkan
ide dan mewujudnyatakan dalam keterlibatan baru demi terwujudnya Kerajaan
Allah dalam dunia remaja. Remaja memiliki kemampuan untuk mengambil
bagian dalam usaha mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan
sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
86
3. Alasan menggunakan Katekese Model Shared Christian Praxis
Alasan penulis menggunakan katekese model SCP dalam pendampingan
iman di asrama Dharmawati ialah karena penulis sendiri melihat dan mengalami
proses proses pendampingan di asrama modelnya kurang bervariasi. SCP dipilih
untuk menjadi model pendampingan iman remaja karena model ini mampu
membantu remaja yang sedang dalam proses pembentukan menjadi pribadi yang
dewasa.
Remaja banyak mengalami permasalahan dalam kehidupannya, dan proses
katekese SCP berangkat dari pengalaman faktual yang meliputi permasalahan
hidup konkret remaja. Kaum remaja diajak untuk mengungkapkan pengalaman
hidup kemudian direfleksikan, ditawarkan nilai-nilai visi dan tradisi kristiani
dalam bentuk tafsir Kitab Suci, didialogkan untuk mengkonfrontasikan tradisi dan
visi kristiani tersebut. SCP memberi kesempatan bagi para remaja untuk
menerima masukan mengenai hal-hal yang bersifat ideal sebagi bekal dalam hidup
sebagai remaja yang masih dalam proses pencarian identitas diri.
Pada proses SCP relasi antara remaja berlangsung sehingga terjadi proses
bersama yang membuat mereka sungguh dihargai sebagai subyek yang
menemukan sendiri dan tidak lagi merasa didikte oleh pendamping sehingga
membantu remaja untuk menuju suatu aksi konkrit ke arah hidup yang lebih baik.
Penulis menyakini bahwa model katekse Shared Christian Praxis dapat dipakai
untuk pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati Sintang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
87
B. Usaha Peningkatan Pelaksanaan Pendampingan Iman Remaja
1. Pengertian Peningkatan
Menurut seorang ahli bernama Adi S, peningkatan berasal dari kata
tingkat, yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk
susunan. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, peningkatan
dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik
(http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-para-
ahli/ akses tanggal 19 Maret, jam 21.00).
Berdasarkan pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa peningkatan
adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendamping untuk membantu remaja
semakin bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Upaya yang dilakukan
melalui proses pelaksanaan pendampingan iman lebih baik, lebih kreatif, lebih
menarik sehingga remaja dapat lebih antusias menanggapinya. Pendampingan
dikatakan meningkat apabila adanya suatu perubahan dalam proses pendampingan
serta hasil pendampingan nampak dalam hidup sehari-hari.
2. Tujuan Peningkatan
Peningkatan pendampingan pada hakikatnya merupakan upaya perubahan.
Oleh karena itu, proses perubahan dalam peningkatan pendampingan adalah suatu
harapan. Proses perubahan menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan
mutu pendampingan. Perubahan tersebut meliputi; remaja, tenaga pendamping,
sarana prasarana, model dan metode, suasana, proses pendampingan serta
lingkungan asrama. Hal demikian karena pendampingan merupakan kegiatan-
kegiatan yang mendorong dan membantu remaja belajar menemukan jati dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
88
sebagai pribadi agar kelak mereka mampu menjawab panggilan hidupnya sebagai
orang beriman dengan penuh tanggungjawab. Oleh karena itu, usaha peningkatan
pendampingan sangat perlu dan penting.
3. Arah Peningkatan
Arah peningkatan pendampingan merupakan panduan hidup asrama yang
diterima dan diperjuangkan bersama oleh segenap penghuni asrama Dharmawati
Sintang. Dengan panduan ini, kebersamaan dan gerak pendampingan di asrama
Dharmawati menjadi makin bermakna dan memberikan kesegaran hidup,
sehingga sabda Yesus, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10: 10) makin terwujud dalam
kebersamaan hidup sebagai saudara di asrama.
Selain itu, peningkatan pendampingan mengarahkan warga asrama
menjadi remaja kristiani yang beriman dan bertanggungjawab, berpusat pada
Yesus Kristus. Dengan demikian mereka mampu menemukan nilai-nilai kristiani
dan mewujudkannya dalam tindakan nyata setiap hari, baik di asrama, sekolah,
keluarga serta masyarakat. Arah peningkatan juga merupakan peneguhan jati diri.
Jati diri kita sebagai Gereja, seperti dirumuskan oleh Konsili Vatikan II, adalah
“persekutuan umat yang terdiri dari orang-orang, yang dipersatukan dalam
Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan menuju Kerajaan Bapa, dan
telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang”
(Gaudium et Spes, art. 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
89
C. Usulan Program Pendampingan
1. Latar Belakang Usulan Program
Pada bab III telah dijelaskan situasi konkrit yang ada di asrama, baik
mengenai remaja maupun permasalahan yang dihadapi. Selama ini pendampingan
iman di asrama dilaksanakan dalam kelompok besar yang diikuti oleh semua
warga asrama. Pendampingan iman tersebut berupa doa bersama, devosi, misa,
rekoleksi/retret. Pendampingan dalam kelompok besar sukar bagi pendamping
untuk mengarahkan serta melibatkan seluruh peserta sehingga terkesan monoton,
membosankan dan kurang efektif. Terbatasnya waktu, model dan metode yang
kurang bervariasi, kurangnya tenaga pendamping, sarana prasrana serta suasana
kurang mendukung dalam pelaksanaan pendampingan. Oleh karenanya
pendampingan hendaknya melihat dan memperhatikan situasi konkrit hidup
peserta sehingga apa yang menjadi kegiatan pendampingan tercapai yaitu remaja
semakin dewasa imannya dan dapat mempertanggungjawabkannya dalam
kehidupannya baik di asrama, keluarga serta masyarakat luas.
Maka dari itu supaya semua warga asrama ambil bagian secara aktif
dalam mengikuti pendampingan iman, penulis mengusulkan dalam pelaksanaan
pendampingan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 20- 35
orang. Pembagian kelompok bermaksud untuk lebih mudah, lebih dekat, akrab
satu sama lain serta semuanya dapat terlibat aktif. Pendampingan iman yang
digunakan adalah ketekese model Shared Christian Praxis, karena memberikan
kesempatan kepada remaja untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi
dan berangkat dari pengalaman konkrit kaum remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
90
2. Pemilihan Tema dan Penjabaran Tema
Pemilihan tema untuk program pendampingan sesuai dengan situasi dan
kebutuhan remaja yang menjadi subyek pendampingan. Pendampingan iman
remaja di asrama Dharmawati Sintang bertujuan untuk mendampingi remaja
menjadi pribadi yang dewasa, bertanggungjawab serta beriman. Penulis
merumuskan tema dalam usulan program ini berdasarkan hasil penelitian dan
pengalaman penulis membantu mendampingi remaja di asrama selama satu tahun.
Pendampingan yang sudah dilaksanakan terasa monoton dan membosankan dan
kurang kreatif, sehingga sebagian besar warga asrama mengikutinya karena
kewajiban atau aturan asrama.
Maka di bawah ini penulis mencatumkan beberapa tema yang cocok untuk
situasi remaja di asrama Dharmawati Sintang. Adapun tema umum usulan
program katekese model SCP ini adalah sebagai berikut : “Aku dan sesama
ciptaan Tuhan yang berkembang menjadi dewasa sehingga mampu membangun
sikap jujur serta mampu bersikap kritis terhadap media massa di zaman ini”.
Adapun tujuan dari tema ini yakni mengajak remaja mensyukuri kebaikkan
Tuhan, mampu bersikap jujur dan mengkritisi media massa dengan penuh rasa
tanggungjawab sehingga berkembang menjadi remaja yang dewasa.
Melalui tema tersebut diharapkan remaja dapat terbantu untuk semakin
mensyukuri anugerah hidup yang Tuhan berikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu juga mengajak kaum remaja untuk bersikap jujur. Jujur terhadap diri
sendiri, Tuhan dan sesama. Remaja diharapkan semakin mengkritisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
91
perkembangan arus zaman terutama media massa, sehingga mampu menggunakan
secara tepat dan benar.
Maka dari rumusan tema dan tujuan umum di atas, penulis menjabar
dalam 3 (tiga) tema besar dan dibagi lagi dalam subtema. Adapun tema dan
subtema, sebagai berikut:
a. Aku dan Sesama Berkembang Menjadi Dewasa
Tema di atas membantu remaja memahami dan menyadari betapa
pentingnya mengenal diri sebagai pribadi yang unik dan mengembangkan potensi
diri serta membangun relasi yang baik dengan sesama dalam kehidupan sehari-
hari.
(1) Aku pribadi yang unik
Remaja merasa kurang puas dengan perkembangan dirinya, merasa tidak
sama dengan orang lain, juga sebaliknya orang lain tidak sama seperti dirinya
(Tangdilintin, 1984: 8). Maka remaja perlu dibantu untuk semakin menyadari
keunikan dirinya dan menerimanya dengan penuh syukur. Mereka juga diajak
untuk menyadari bahwa dirinya indah dan istimewa. Keistimewaan ini hendaknya
disadari sungguh-sungguh. Kitab Suci Kejadian menceritakan bahwa, manusia itu
adalah ciptaan Tuhan yang unik dan istimewa. Allah merencanakan dan
menciptakannya menurut gambar dan rupa-Nya (Kej 1: 26).
(2) Mengembangkan potensi diri
Potensi/kemampuan adalah anugerah Tuhan, yang dalam Kitab Suci sering
disebut talenta. Setiap orang mempunyai potensi/kemampuan dalam ukuran
tertentu. Tuhan menghendaki agar talenta itu dikembangkan dan digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
92
Dalam Injil Matius 25:14-30, dikisahkan tentang seorang tuan yang memanggil
hamba-hambanya dan memberi mereka sejumlah talenta untuk “dikembangkan”
dan “digunakan”. Tuan yang telah memberi talenta itu ternyata bertindak tegas
terhadap hamba yang tidak mengembangkan dan menggunakan talenta itu dengan
baik.
Setiap orang termasuk kaum remaja diberi talenta oleh Tuhan. Maka tema
di atas tujuannya adalah mengajak remaja menyadari potensi yang ada dalam
dirinya serta dapat mengembangkannya dalam hidup sehari-hari. Mereka harus
mengembangkan dan menggunakan talenta itu sebagaimana mestinya sehingga
berguna bagi dirinya, sesama dan demi kemuliaan nama Tuhan.
(3) Aku dan sesama adalah saudara
Setiap hari kita mengalami banyak perjumpaan dengan orang lain. Kita
berjumpa bukan hanya dengan orang-orang yang kita kenal saja tetapi juga orang
yang tidak kita kenal. Baik itu ketika sedang naik angkutan, ketika kita pergi ke
pasar, ketika di sekolah, ketika di gereja, ketika kita jalan-jalan dan sebagainya.
Akibat dari perjumpaan dengan orang-orang yang tidak kita kenal, kita seringkali
menjadi diam dan tidak saling menyapa. Hal itu terjadi bukan hanya karena tidak
kenal tetapi juga karena kita tidak mau keluar dari dunia kita sendiri. Kita segan
untuk memulai terlebih dahulu menyapa sesama.
Kisah orang samaria yang baik hati memberikan gambaran jelas tentang
cara pandang kita terhadap sesama (Luk 10: 25-37. Yesus menunjukkan kepada
kita bahwa kita semua adalah saudara dan sesama. Maka penulis mengusulkan
subtema” Aku dan sesama adalah saudara”. Tujuan subtema ini adalah bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
93
pendamping, peserta (remaja) menyadari bahwa sesama adalah saudara yang aku
hargai, karena sesama adalah ciptaan Tuhan. Maka dengan demikian dalam
kehidupan sehari-hari remaja semakin mampu melihat sesama sebagai saudara
yang harus dihormati baik di asrama, di sekolah, di masyarakat.
(4) Aku menjadi dewasa
Pendampingan kepada para remaja bertujuan untuk mengembangkan
remaja menjadi orang-orang Kristiani yang dewasa (Shelton, 1988: 106). Semua
manusia, termasuk kaum remaja mendambakan menjadi orang yang dewasa dan
beriman. Hal tersebut melalui proses perjuangan dan keterbukaan hati dari setiap
pribadi untuk mau berkembang. Maka penulis merumuskan subtema “Aku
menjadi dewasa”. Tujuan subtema “bersama pendamping, peserta menyadari
bahwa menjadi pribadi yang dewasa dan beriman merupakan proses yang
diperjuangkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dengan demikian remaja
semakin mampu menghargai, menerima apa yang menjadi bagian dari proses
tersebut dalam kehidupannya setiap hari baik di asrama maupun di sekolah.
b. Kejujuran
Katekismus Gereja Katolik mengatakan; kebajikan ketulusan hati atau
kejujuran menuntut bahwa orang nyata sebagai benar dalam perbuatannya,
mengatakan kebenaran dalam kata-katanya dan menjauhkan diri dari lidah
bercabang, kepura-puraan, penipuan, dan kemunafikan (KGK no 2468). Dalam
kehidupan sehari-hari tak sedikit manusia bersikap tidak jujur. Maka penulis
merumuskan tema “Kejujuran”. Tujuan dari tema “Bersama pendamping, peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
94
(remaja) memperkembangkan semangat kejujuran serta dapat mengambil sikap
jujur terhadap segala kenyataan yang dihadapinya. Adapun tema kejujuran
dirumuskan menjadi dua subtema yaitu:
(1) Jujur terhadap tugas ku.
Kejujuran merupakan tingkah laku yang dimiliki oleh seorang individu
dalam mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan
dan kebenaran. Individu terkadang melupakan nilai dari kejujuran itu sendiri.
Contoh yang ketidakjujuran sebagai seorang pelajar adalah menyontek saat
ulangan, tidak mengerjakan PR, cukup mengharapkan pekerjaan teman. Maka
penulis merumuskan subtema “Jujur terhadap tugas ku”. Tujuannya adalah
bersama pendamping peserta mampu mengembangkan sikap jujur terhadap tugas
sebagai pelajar di sekolah merupakan sebagai siswa yang baik.
(2) Jujur terhadap diri sendiri, sesama, Tuhan
Kejujuran dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di
lingkungan pribadi, lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial. Jujur yaitu
tidak berbohong, tidak mengingkar janji, dan tidak menipu, serta mengakui
kesalahan merupakan dasar pegangan dalam berbuat jujur. Santo Paulus
menasehatkan “Jauhilah segala dusta dan bicaralah yang benar satu sama lain ,
sebab kita adalah anggota, satu terhadap yang lain“ (Ef 4: 25). Dalam kehidupan
konkrit seringkali kita jumpai orang membelokkan bahkan mengabaikan
kejujuran. Banyak orang merasa dirinya benar. Misalkan pura-pura sopan supaya
mendapat pujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
95
Jaman modern membuat orang percaya pada kemampuannya sendiri.
Tetapi tidak jarang bahwa kesadaran pada kemampuan sendiri mengakibatkan
kesombongan. Orang menjadi lupa bahwa kemampuan yang dimilikinya itu
berasal dari Tuhan. Kaum remaja yang hidup dalam jaman seperti itu bisa
terombang-ambing oleh timbul tenggelamnya nilai kejujuran terhadap Tuhan.
Maka penulis merumuskan subtema “Jujur terhadap diri sendiri, sesama, Tuhan”.
Tujuannya adalah bersama pendamping, peserta (remaja) menyadari
bahwa kejujuran dapat memperkembangkan diri, syarat dalam hidup bersama
serta sadar bahwa Tuhanlah sumber kejujuran. Sebagai orang beriman kita harus
tetap bersikap benar, jujur dan adil. Yesus bersabda “Jika ya hendaknya ya, jika
tidak hendaknya katakan tidak; apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat” (Mat
5: 37). Jika demikian remaja akan memperoleh kekuatan untuk maju dalam hidup
serta mampu bersikap jujur terhadap diri sendiri, sesama dan Tuhan.
c. Bersikap Kritis terhadap Pengaruh Media Massa
Media massa adalah segala macam bentuk sarana penyiaran yang dapat
diakses oleh khalayak atau masyarakat secara luas, baik berupa tulisan, gambar,
suara. Media tersebut seperti (TV, radio, HP, FB, Twitter, jaringan internet, koran,
majalah). Media bisa memberikan pengaruh yang demikian luas, merambah
segala macam lapisan. Dalam kaitannya dengan kehidupan kaum remaja,
pengaruh media sangat kuat di mana remaja berada pada fase yang labil secara
emosional dan masih dalam proses pencarian jati diri. Mereka akan lebih mudah
terpengaruh, lantaran sikap mereka yang masih mencari-cari dan mencoba-coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
96
Maka penulis merumuskan tema ”Bersikap kritis terhadap pengaruh media
massa”.
Tujuannya adalah bersama pendamping, peserta (remaja) mampu
menggunakan media massa secara kritis dan bertanggungjawab. Kritis berarti:
membedakan mana yang benar dan salah atau berguna dan tidak berguna.
Bertanggungjawab berarti: atas dasar pertimbangan yang sesuai dan dapat
dipertanggungjawabkan secara tepat. Kita belajar dari sikap Yesus; “Hari Sabat
ada untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2: 27).
3. Waktu Pelaksanaan
Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, keterbatasan waktu menjadi
kesulitan untuk melaksanakan pendampingan iman dengan efektif. Melihat
keterbatasan yang ada penulis mengusulkan rencana kegiatan pendampingan iman
yang kiranya dapat terlaksana dengan baik. Pertemuan diadakan sekali sebulan
dengan tema pertemuan yang sudah tersedia. Katekese model SCP dilaksanakan
setiap hari Minggu, pukul 17.00- 19.00.
Adapun dalam proses pelaksanaan katekese model SCP, dibagi dalam
kelompok kecil berjumlah 25-35 dari jumlah keseluruhan 135 orang. Di dalam
kelompok-kelompok kecil setiap orang dapat saling memperhatikan, dihargai
sebagai pribadi dan mendapat kesempatan untuk tampil (Tangdilintin, 1984: 16).
Pembagian dalam kelompok kecil, sesuai dengan kelompok unit yang ditempati.
Pada Minggu pertama dilaksanakan untuk kelompok unit 1 dan 2. Pada Minggu
kedua untuk kelompok unit 3 dan 4. Minggu ketiga untuk kelompok unit 5 dan 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
97
Minggu keempat untuk kelompok unit 7 dan 8. Pada proses pelaksanaan katekese
didampingi oleh dua orang suster pendamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
4. Matriks Program Katekese
Tema Umum : Aku dan sesama ciptaan Tuhan yang berkembang menjadi dewasa sehingga mampu
membangun sikap jujur serta mampu bersikap kritis terhadap media massa di zaman ini.
Tujuan Umum : Mengajak remaja mensyukuri kebaikkan Tuhan, mampu bersikap jujur dan mengkritisi media massa
dengan penuh rasa tanggungjawab sehingga berkembang menjadi remaja yang dewasa.
No Tema Tujuan tema Sub Tema Tujuan Sub Tema Metode Sarana Sumber
Bahan
Waktu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Aku dan
sesama ber
kembang
menjadi
dewasa.
Agar warga
asrama semakin
memahami dan
menyadari
betapa
pentingnya
relasi yang baik
dan
membahagiakan
dalam
kehidupan
sehari-hari
1) Aku
pribadi
yang unik
Bersama
pendamping, peserta
(remaja) semakin
menyadari keunikan
dirinya dan
menerimanya
dengan penuh
syukur
- Sharing
- Refleksi
pribadi
- Tanya jawab
- Informasi
- mengamati
- Tape
recorder
- Kitab
Suci :
Kej.1 :
26 –31;
- Mzm.
139
- Pas Foto
- Teks
Lagu
”Citra
Allah”
- Kitab Suci
- Buku
PAK
Guru/
Siswa
Kls. X
(Komkat
KWI)
- LBI.
Tafsir
Kitab Suci
Perjan
jian
Lama.
2002.
Minggu,
Pukul:
17.00-
19.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Yogyakarta
Kanisius
Pengalaman
remaja
. 2) Mengem
bangkan
potensi
diri
Bersama
pendamping, peserta
(remaja) menyadari
potensi yang ada
dalam dirinya serta
dapat
mengembangkan
nya dalam hidup
sehari-hari.
- diskusi
- tanya jawab
- informasi
- ekspresi
- refleksi
pribadi
- Video
" Qian
Hongyan”
- LCD
- Lap Top
- Teks lagu
" Bapa
Engkau
Sungguh
Baik"
- Teks lagu
Jangan
Menyerah
- https://w
ww.yout
ube.com
/watch?
v=lI7Q1
R1FJ3I
- LBI.
2002.
Tafsir
Perjan
jian
Baru.
Yog
yakarta.
Kanisius
- SEKAFI
1998.Ka
tekese
untuk
SLTA.
Minggu,
Pukul:
17.00-
19.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
3) Aku dan
sesama
adalah
saudara
Bersama
pendamping, peserta
(remaja) menyadari
bahwa sesama
adalah saudara yang
aku hargai, karena
sesama adalah
ciptaan Tuhan
- Sharing
- Tanya
Jawab
- permainan
- menyanyi
- refleksi
- informasi
- Teks
lagu”
Dalam
Yesus
Kita Ber
saudara”
- Teks
Kitab
Suci
Luk.10:
24-42
- Teks
cerita
”Kasih
Persau
daraan”
- Kitab
Suci
- LBI.
2002.
Tafsir
Perjan
Jian
Baru.
Yog
yakarta.
Kanisius
- SEKAF.
1998.Ka
tekese
untuk
SLTA.
- http://ce
ritamoti
vasibija
k.blogsp
ot.com/2
013/05/k
asihpers
audaraa
n.
Html
Minggu,
Pukul:
17.00-
19.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
4) Aku
menjadi
orang
dewasa
Bersama
pendamping, peserta
(remaja) sadar
bahwa tujuan dari
seluruh kegiatan
yang mereka
lakukan untuk hidup
lebih baik, lebih
maju,lebih menjadi
dewasa
- Sharing
pengalaman
- Refleksi
- Menyanyi
- Tanya jawab
- informasi
- Tape
recorder
- Kitab
Suci
Gal.
5:16-26
- Teks
lagu
”Bejana
Siap
dibentuk
”
- Teks
lagu
- Kitab
Suci
- LBI.
2002
Tafsir
Alkitab
perjan
jian
Baru.
Yog
yakarta.
Kanisius
- Pengala
man
remaja
Shelton,
1988:
106-112
- Diktat
aneka
rekoleksi/
retret.hal
48-50
Minggu
Pukul:
17.00-
19.00
-
-
-
-
-
-
-
2 Kejujuran Agar remaja
semakin
memperkemban
gkan semangat
kejujuran serta
1) 1) Jujur
terhadap
tugasku
Bersama
pendamping, peserta
(remaja)
menyadarkan remaja
bahwa kejujuran
- Diskusi
- Renungan
- Sharing
- Informasi
- Mengamati
- Tape
recorder
- Kitab
Suci
- Teks
- Kitab
Suci
- LBI.2002
Tafsir
Akitab
- Minggu,
Pukul:
17.00-
19.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
dapat
mengambil
sikap terhadap
segala realitas
yang
dihadapinya
terhadap tugasnya
sebagai pelajar di
sekolah merupakan
sebagai siswa yang
baik
gambar
lagu”Juj
urlah
Pada ku”
- Gambar
siswa
yang
sedang
menyon
tek
- Teks
lagu
”Seperti
Yang
Kau
Ingini”
Perjan
jian Baru.
Yog
yakarta.
Kanisius
- SEKAFI.
1998:
25-33
-
2) Jujur
terhadap
diri
sendiri,
sesama,
Tuhan
3)
Bersama
pendamping, peserta
peserta (remaja)
menyadari bahwa
kejujuran dapat
memperkembang
kan diri, syarat
dalam hidup
bersama serta sadar
bahwa Tuhanlah
sumber kejujuran
Sharing
- Mengamati
- Refleksi
- Menyanyi
- tanya jawa
- Diskusi
- Tape
recorder
- Kitab
Suci
Luk.18:
9-14
- Mzm.13
9
Teks
cerita”
Kisah
Sungai
Penuh
- LBI.2002.
Tafsir
Akitab
Perjan
jian Baru.
Yogyakar
ta:
Kanisius
- SEKAFI.
1998:
Katekese
untuk
SLTA.
Minggu,
Pukul:
17.00-
19.00
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Buaya hal. 25-33
- Kitab
Suci
-
Pengalaman
peserta
(remaja)
3 Bersikap
Kritis
Terhadap
Pengaruh
Media
Massa
Agar remaja
menyadari dan
mampu
menggunakan
media massa
dengan penuh
tanggungjawab
dan
menggunakan
dengan tepat dan
benar.
Bersikap
Kritis
Terhadap
Media
Massa
(Hp,
Facebook,
Twiter,
Internet)
Bersama
pendamping, peserta
(remaja) mampu
menggunakan media
massa yang ada
secara tepat dan
bertanggungjawab
- Mengamati
pengalaman
pribadi HP,
atau alat
(gadget)
lainnya
untuk
atau twiter.
- Membaca
sebuah
kasus
penipuan
yang
menimpa
seorang
remaja putri
lewat
jaringan
sosial
media
- HP
- Laptop
- LCD
- Warles
- Kitab
Suci
Mrk.
2:23-30
- LBI. 2002
Tafsir
Akitab
Perjan
jian Baru.
Yogyakar
ta:
Kanisius
- Pengalam
an hidup
remaja
- Kliping
- Teks
Gaudium
et Spes 17
- Dekrit
Mater
Mirifica
art. 9,10
Minggu,
Pukul:
17.00-
19.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
atau twiter
- Diskusi
- Sharing
- Refleksi
Iswarahadi.
2002:17-27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
105
5. Salah Satu Contoh Persiapan Katekese
a. Identitas
1) Tema : Mengembangkan Potensi Diri
2) Tujuan : Bersama pendamping, peserta menyadari potensi diri
dan mengembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Peserta : Semua warga asrama Dharmawati, Sintang Kalimantan Barat
4) Tempat : Ruang doa
5) Hari/Tgl : Minggu 17 Mei 2015
6) Waktu : 17.00-19.00
7) Model : Shared Christian Praxis
8) Metode : Sharing kelompok, diskusi kelompok, refleksi pribadi,
informasi, tanya jawab
9) Sarana : Lilin dan Salib, teks lagu “ Bapa Sungguh Baik”,
teks lagu “Jangan Menyerah”
Video Klip “Qian Hongyan, Gadis Kecil Tak Berkaki
Taklukkan Dunia”, Laptop, Speaker, LCD
10) Sumber Bahan: Kitab Suci (Injil Matius 25:14-30),
LBI.2002 Tafsir Akitab Perjanjian Baru.
Yogyakarta. Kanisius, SEKAFI.1998: hal.12-21
https://www.youtube.com/watch?v=lI7Q1R1FJ3I
b. Pemikiran Dasar
Gaya hidup remaja saat ini ditandai munculnya beberapa mode seiring
dengan kemajuan zaman. Arus modernisasi yang terus mengalir dan situasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
106
terus berkembang dapat mempengaruhi kehidupan remaja. Lalu muncul sikap
remaja antara lain mulai persaingan antar kelompok dengan menampilkan gaya
masing masing kelompok. Di kalangan remaja perempuan biasanya berlomba-
lomba untuk mengikuti trend zaman terutama gaya pakaian, gaya rambut,
penampilan sangat diperhatikan.
Dalam diri remaja tersembunyi potensi/bakat yang besar. Potensi yang
dimiliki remaja perlu diarahkan dengan baik, agar berkembang ke arah yang
positif. Sebaliknya bila tidak diarahkan dengan baik, maka terjadi hal-hal yang
negatif. Keadaan lingkungan, situasi dalam keluarga yang kurang memperhatikan
kebutuhan mereka akan mempengaruhi mereka sehingga melampiaskannya dalam
bentuk lain, misalnya tindakan kekerasan yang merupakan salah satu bentuk
protes terhadap situasi yang dihadapi; menggunakan obat terlarang, pergaulan
bebas dan sebagainya. Potensi diri remaja perlu diarahkan untuk memajukan diri
menjadi pribadi yang semakin dewasa dalam iman juga dalam hal lainnya.
Injil Matius 25:14-30 berbicara tentang talenta. Tuhan menganugerahkan
kepada kita talenta sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Ada yang
menerima lima talenta, dua talenta dan satu talenta. Semua menurut kesanggupan
masing-masing (ayat 15). Jangan sampai kita menyia-nyiakannya dengan
menyimpan serta menyembunyikannya di dalam tanah, seperti yang diperbuat
oleh hamba yang menerima satu talenta (ayat 18). Tentu untuk mengembangkan
talenta diperlukan usaha; berpikir, berperilaku dan bertindak secara tepat. Hamba
yang menerima satu talenta dalam perumpamaan ini kelihatan termasuk orang
yang tidak berani ambil risiko sehingga memilih untuk bermalas-malasan saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
107
Pada akhirnya, setiap orang harus mempertanggung- jawabkan talenta yang telah
diterima secara pribadi.
Dalam pertemuan ini kaum remaja diharapkan menyadari talenta atau
bakat yang ada dalam dirinya sehingga dengan demikian talenta itu dikembangkan
dalam kehidupan sehari-hari serta mensyukurinya. Namun seringkali kita kurang
menyadari potensi dalam diri kita, sehingga kita tidak mengembangkannya. Untuk
itu kita diajak untuk mengembangkan dengan semangat juang yang tinggi.
c. Pengembangan Langkah-Langkah
1. Pembukaan
(a) Pengantar
Teman- teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada sore hari ini kita
berkumpul di ruangan ini karena kasih dan kebaikan Tuhan. Hendaknya kita
bersyukur karena kita dianugerahi kesehatan baik jiwa maupun raga. Kita
bersyukur kita dianugerahi banyak potensi yang harus kita kembangkan. namun
seringkali kita kurang menyadari potensi yang ada dalam diri kita. Kita kurang
yakin dengan kemampuan yang ada sehingga kita tidak mengekspresikan diri kita
yang sesungguhnya. Dalam pertemuan ini kita akan bersama-sama menyadari
kebaikan dan anugerah kemampuan yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita
diajak untuk mengembangkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
(b) Lagu Pembukaan “Bapa Engkau Baik” (terlampir)
(c) Doa Pembuka
Tuhan Yesus, kami bersyukur kepadamu atas seluruh kebaikan yang
Engkau limpahkan kepada kami secara pribadi. Engkau telah menganugerahi
kami begitu banyak kemampuan yang harus kami kembangkan. Bimbinglah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
108
sertailah kami agar kami mampu menyadari dan mensyukuri segala kemampuan
yang kami terima dari-Mu. Kami mohon terang Roh Kudus-Mu untuk membuka
mata hati kami sehingga kami sehingga kami mampu mengembangkan potensi
yang ada dalam diri kami sesuai dengan keheendak-Mu. Terpujilah nama-Mu kini
dan sepanjang masa. Amin.
(d) Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta
1) Pendamping mengajak peserta untuk menonoton video "Qian Hongyan,
Gadis Kecil Tak Berkaki Taklukkan Dunia ".
2) Intisari cerita “Qian Hongyan, Gadis Kecil Tak Berkaki Taklukkan Dunia”
adalah :
Hongyan adalah gadis kecil dengan ketekunan dan usaha yang
besar serta mampu menginspirasi bahkan bagi orang-orang yang bertubuh
sempurna. Video ini menampilkan kisah Qian Hongyan. Seorang yang
mempunyai kekurangan, tetapi ia tetap semangat dalam menjalankan
kehidupannya, sampai akhirnya menjadikan ia sebagai atlet Renang yang
handal. Ia kehilangan kaki dan pinggulnya pada tahun 2003 akibat
kecelakaan. Karena keluarganya yang miskin, dia menggunakan Basket
untuk alas bergerak. Ia tidak penah mengeluh sama sekali, sampai akhirnya
ada seorang yang berbaik hati kepada dirinya dan memberikan kaki palsu.
Ketika mempunyai kaki palsu ia terus belajar dan belajar berjalan. Suatu
saat ia menonton olimpiade renang, dan akhirnya ia pun didaftarkan oleh
orang tuanya. Zhang sebagai pelatih sangat bangga, karena Qian adalah
anak yang pantang menyerah. Qian mempunyai tekad untuk mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
109
lomba internasional. Dari usaha Qian, dia berhasil menjadi perenang yang
handal.
3) Pengungkapan pengalaman. Pendamping mengajak peserta untuk
mendalami kisah ini, lewat sharing dengan beberapa pertanyaan:
a) Ceritakanlah inti dari kisah "Qian Hongyan"?
b) Ceritakanlah pengalaman teman-teman dalam mengembangkan
potensi/bakat yang ada dalam diri?
4) Arah Rangkuman
Qian Hongyan adalah gadis yang mengalami kecelakaan parah
setelah sebuah tabrakan mobil pada tahun 2000. Saat itu ia masih berusia 3
tahun dan dokter mengatakan bahwa dengan terpaksa kedua kakinya harus
diamputasi demi keselamatannya. Keluarga Hongyan di Zhuangxia, China,
bukanlah keluarga yang cukup mampu untuk membelikannya alat-alat modern
untuk menyangga tubuhnya. Maka Hongyan, tak menyerah untuk tetap
'berjalan'. Kedua orangtuanya memberi Hongyan sebagian potongan bola
basket agar ia bisa 'berjalan'. Gadis kecil itu juga menggunakan sepasang sikat
untuk melindungi tangan yang berubah menjadi kakinya. Dengan kondisi
seperti itulah Hongyan pergi ke sekolah dan ke tempat-tempat lainnya.
Hongyan sempat menerima kaki palsu, namun ia tetap lebih sering
menggunakan bola basket untuk berjalan. Kondisinya ini menyentuh banyak
orang di dunia dan membuatnya disebut sebagai 'Basketball Girl'.
Seperti yang kita ungkapkan dalam sharing tadi, dalam hidup sehar-
hari yang nyata kita merasa mampu untuk mengembangkan potensi diri, kita
mengembangkannya dengan baik. Namun tak jarang juga kita sulit bahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
110
menyembunyikan potensi diri kita. Kita malas untuk melatih serta
mengembangkan talenta yang Tuhan berikan kepada kita. Dalam usaha
mengembangkan bakat/potensi diri kadang-kadang kita mengalami hambatan,
entah dari diri sendiri maupun keluarga dan lingkungan. Keadaan keluarga,
ekonomi dan lingkungan yang kurang mendukung bisa berakibat kita tampil
dalam bentuk negativ, misalkan minum minuman keras, mengkonsumsi obat
terlarang, dll. Begitu banyak tawaran yang menarik perhatian kita. Apabila
kita tidak mampu mengatasinya akan terjerumus oleh hal-hal yang tidak baik,
yang dapat menghambat pengembangan potensi dirinya. Akibatnya potensi
yang baik tidak digunakan untuk pengembangan dan pendewasaan diri.
(e) Langkah II : Refleksi Kritis Pengalaman Faktual
1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman berkaitan dengan
“mengembangkan potensi diri” dibantu pertanyaan sebagai berikut :
a) Bagaimana cara teman-teman mengembangkan bakat/potensi diri?
b) Mengapa teman-teman menggunakan cara tersebut?
2) Dari jawaban singkat yang telah diungkapkan peserta, pendamping
memberikan arahan rangkuman singkat, misalnya:
Teman-teman yang terkasih, setelah kita berefleksi atas
pengalaman hidup kita sendiri,tampaklah begitu banyak sikap yang dapat
kita lakukan. Untuk mengembangkan potensi diri, seseorang pertama-tama
harus menyadari bahwa dalam dirinya ada bakat/potensi yang diberikan
Allah. Kesadaran akan bakat memberi semangat dan kemauan untuk maju.
Dengan menghargai bakat yang diberikan Allah, kita menjadi manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
111
yang berguna bagi Allah dan bagi sesama. Bakat/potensi tidak
berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu diusahakan, dibina,diarahkan
secara baik sehingga bermanfaat bagi orang lain.
Adapun cara-cara mengembangkan bakat/potensi adalah sebagai
berikut: mengetahui bakat yang ada dalam diri, berlatih terus- menerus,
tidak cepat bosan atau puas dengan apa yang sudah diraih, belajar pada
orang yang lebih tahu, tidak malu untuk bertanya serta percaya pada diri
sendiri. Kita melakukan cara-cara tersebut supaya potensi yang ada dalam
diri kita berkembang dengan baik. Potensi itu kita gunakan untuk kebaikan
diri kita, sesama kita dan demi kemuliaan Tuhan.
(f) Langkah III : Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih
Terjangkau
1) Pendamping meminta salah satu peserta untuk membacakan perikop Kitab
Suci Matius 25:14-30.
2) Peserta diberi kesempatan untuk hening merenungkan dan menanggapi
Kitab Suci dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut (untuk membantu
suasana hening diputarkan instrumen):
a) Ayat-ayat manakah yang berhubungan dengan mengembangkan
potensi diri?
b) Pesan apa saja yang dapat kita petik dari perikop ini? Mengapa?
3) Peserta diajak untuk secara pribadi menemukan sendiri pesan inti perikop
sehubungan dengan 2 (dua) pertanyaan di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
112
4) Pendamping memberikan tafsiran dari bacaan Kitab Suci injil Matius
25:14-30.
Injil Matius 25:14-20 tentang talenta. Diceritakan; Tuan yang kaya
raya mau bepergian ke luar negeri, Ia memanggil tiga hambanya dan
memberikan kepada mereka modal usaha. Yang pertama, mendapat lima
talenta (ayat 15, yang kedua, dua talenta (ayat17), yang ketiga, satu
talenta (ayat 18). Kemudian tuan mereka kembali dan masing-masing
hambanya menghadap untuk memberi pertanggungjawaban. Yang
pertama dan kedua, memberikan laporan keberuntungan sebab mereka
telah bekerja giat. Mereka disambut dengan pujian. Pujian yang diberikan
kepada mereka bukan berdasarkan jumlah atau besarnya pencapaian
mereka melainkan berdasarkan kebaikan dan kesetiaan. Sedangkan hamba
yang ketiga dihardik sebagai orang yang “jahat dan malas.” Sungguh
menyedihkan nasibnya sebab ia menyia-nyiakan kesempatan yang
diberikan.
Perumpamaan ini disampaikan oleh Yesus setelah memasuki kota
Yerusalem. Kepergian tuan ini melambangkan kepergian Yesus yang
melaksanakan tugas dari Bapa, yaitu wafat di kayu salib. Tetapi Yesus
berjanji akan datang kembali. Tiga macam orang yang diberikan talenta
itu adalah gambaran umat yang dipilih oleh Tuhan. Talenta berbicara
tentang semua kemampuan, waktu, sumber daya dan kesempatan yang
diberikan Allah kepada manusia untuk melayani Dia di dunia ini.
Pemberian berdasarkan “kemampuan” masing-masing. Talenta ini, harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
113
dikelola dengan baik dan dipertanggungjawabkan. Tidak mengembangkan
sebuah talenta adalah sebuah kejahatan. Maka dikatakan pada ayat yang
ke-26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,
bahkan dikatakan pada ayat yang ke-30: Dan campakkanlah hamba yang
tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan
terdapat ratap dan kertak gigi". Hamba yang ketiga tidak mengembangkan
potensi dirinya. Ia malas-malasan sehingga apa yang diterimanya tidak
mendapatkan laba atau hasil.
Pesan-pesan dari perikop ini, semua hal yang kita miliki adalah
pemberian Tuhan dan pada akhirnya manusia harus
mempertanggungjawabkan semua yang telah Tuhan berikan kepadanya.
Tiap-tiap manusia Tuhan perlengkapi dengan talenta yang berbeda-beda
untuk menjalankan tugas/ peranan yang telah Tuhan percayakan kepada
manusia. Hamba bekerja dengan setia dan mengasihi Tuan mereka. Pada
waktu Tuan mereka datang, mereka dengan bangga membawa hasil kerja
mereka di hadapan Tuan mereka. Kristus adalah satu-satunya Hamba yang
paling setia, tidak ada cacat cela, merupakan satu-satunya orang/pribadi
yang layak untuk menebus dosa-dosa umatNya.
(g) Langkah IV : Interprestasi Dialektis antara Praxis dan Visi Peserta
dengan Tradisi Dan Visi Kristiani
1) Pengantar
Teman-teman yang terkasih, dalam pertemuan ini kita merenungkan
dua kisah dari video tentang “Qian Hongyan” seorang atlet renang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
114
hebat dan dari kitab suci mengenai perumpamaan tentang “talenta”. Dari
kedua kisah tersebut sikap-sikap manakah yang Tuhan kehendaki sebagai
pribadi dalam mengembangkan potensi diri kita. Yesus menghendaki sikap
yang setia, tekun, keterbukaan hati, semangat serta berusaha
mengembangkan potensi diri kita dengan sebaik-baiknya.
2) Sebagai bahan refleksi agar kita makin mengembangkan potensi yang ada
dalam diri kita, peserta diajak untuk merenung dengan bantuan pertanyaan
panduan sebagai berikut:
a) Sudahkah teman-teman berusaha dan bertanggungjawab
mengembangkan setiap potensi diri yang Tuhan berikan?
b) Apakah teman-teman merasa diteguhkan, dikuatkan, ditantang
untuk semakin mengembangkan potensi diri?
3) Arah Rangkuman
Teman- teman yang terkasih, Tuhan menghendaki kita
mengembangkan setiap talenta yang Dia berikan itu. Tentu untuk
mengembangkan talenta diperlukan pengorbanan; berpikir, berperilaku
dan bertindak secara tepat serta bertanggungjawab. Dalam kehidupan
sehari-hari kita seringkali seperti hamba yang menerima satu talenta dalam
perumpamaan ini. Kita merasa takut, kurang percaya diri serta tidak berani
ambil risiko sehingga memilih untuk bermalas-malasan saja. Jangan
sampai kita menyia-nyiakannya dengan menyimpan serta
menyembunyikannya di dalam tanah, seperti yang diperbuat oleh hamba
yang menerima satu talenta (Matius 25:18), Kita diberi waktu dan
kesempatan yang sama dikembangkan. Kita perlu senantiasa berdoa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
115
meneliti diri dan meminta pertolongan Tuhan agar kita bisa mengerti, apa
sebetulnya talenta yang Tuhan berikan ke kita. Oleh karena itu kita dapat
mengembangkan talenta yang telah Tuhan anugerahkan, sehingga kita
dapat menjadi berkat bagi banyak orang.
(h) Langkah V: Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan
Allah di Dunia
1) Pengantar
Teman- teman yang terkasih, dalam pertemuan ini kita telah
bersama-sama menggali pengalaman kita sebagai remaja yang sedang
berjuang mengembangkan potensi diri kita. Dengan kisah Qian Hongyan
seorang cacat kedua kakinya mampu menjadi atlet renang yang hebat. Kita
pun mempunyai banyak potensi yang harus dikembangkan dalam
kehidupan kita sehari-hari
Penginjil Matius mengajak kita bahwa sesungguhnya setiap kita
diberikan talenta, tidak ada satu pun orang yang tidak diberikan talenta
olehNya. Talenta itu berasal dari Tuhan, Dia memberikan karunia talenta
itu sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Dia menuntut
tanggung jawab kita untuk menggunakan dan mengembangkan talenta
yang di berikanNya dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pendamping memberikan waktu kepada peserta untuk memikirkan
tindakan konkrit yang akan dilakukan dengan pertanyaan pandauan:
a) Tindakan- tindakan mana yang bisa teman-teman usahakan dalam
mengembangkan potensi diri yang Tuhan berikan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
116
b) Hal-hal apakah yang perlu teman-teman perhatikan untuk
mewujudkan usaha tesebut?
3) Pendamping memberikan waktu kepada peserta untuk mensahringkan
tindakan konkrit yang bisa dilaksanakan baik secara pribadi maupun
kelompok sebagai warga asrama Dharmawati.
4) Pendamping memberikan kesempatan kepada satu atau dua peserta untuk
mengekspresikan apa yang menjadi potensinya.
(h) Penutup
1) Setelah selesai merumuskan keputusan pribadi dan bersama kemudian
peserta diberi kesempatan untuk hening sejenak untuk meresapkan semua
rangkaian pendalaman iman. Sementara itu lilin dan salib diletakkan di
tengah umat untuk dinyalakan.
2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan doa
permohonan secara spontan, diawali oleh pendamping dan kemudian
disusul oleh peserta. Akhir doa umat ditutup dengan Doa Bapa Kami.
3) Doa penutup
Bapa surgawi, bukalah mata kami agar dapat melihat bagaimana
kami dapat memuliakan Dikau dengan talenta-talenta yang telah Kau
anugerahkan kepada kami masing-masing. Kami menghaturkan puji-
pujian dan syukur kepada-Mu untuk segala karunia dan talenta yang telah
Engkau percayakan kepada kami masing-masing untuk dimanfaatkan demi
pembangunan kerajaan-Mu. Semoga kami mampu mengembangkannya
lewat perbuatan-perbuatan baik bagi orang-orang yang kami jumpai
dalam hidup sehari- hari. Amin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
117
d) Lagu penutup: “Jangan Menyerah” (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
BAB V
PENUTUP
Pada bab kelima ini, penulis menyimpulkan keseluruhan skripsi ini. Di
samping itu penulis juga memberikan saran yang sekiranya berguna serta
bermanfaat bagi pelaksanaan pendampingan iman bagi remaja di asrama
Dharmawati Sintang, Kalimantan Barat.
A. Kesimpulan
Berangkat dari situasi remaja yang masih dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan menuju kedewasaan, maka remaja perlu pendampingan.
Pendampingan iman merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
membantu remaja memperkembangkan dirinya ke arah yang lebih yang baik
menyangkut pengembangan sikap, bakat, kemampuan untuk menghargai dan
mencintai sesama serta dirinya sebagai anugerah yang terindah dari Tuhan.
Pendampingan iman remaja yang ideal adalah pendampingan yang mampu
menjawab kebutuhan atau situasi remaja seperti; mengenal, mengerti dan
memahami permasalahan remaja. Pendampingan iman terlaksana dengan baik
apabila didukung oleh pendamping yang kreatif, model dan metode yang
digunakan bervariasi, sarana prasarana yang memadai serta waktu yang tepat.
Pendampingan iman di asrama Dharmawati merupakan salah satu karya
kongregasi SMFA yang memperhatikan puteri-puteri asal daerah yang tinggal di
asrama. Pendampingan iman di asrama sudah terjadwal dengan baik, seperti:
ibadat, rekoleksi/retret, ziarah, ekaristi. Namun berdasarkan hasil penelitian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
119
pendampingan iman tersebut dirasakan kurang kreatif dan monoton sehingga
warga asrama mengikutinya karena kewajiban.
Bertolak dari kenyataan tersebut, penulis mengusulkan katekese model
Shared Christian Praxis. Penulis yakin bahwa katekese model SCP merupakan
salah satu model katekese yang dapat digunakan dalam pendampingan iman
remaja. Katekese ini memiliki sifat dialogis partisipatif yang membantu remaja
menemukan dirinya serta mampu memaknai setiap peristiwa yang dialaminya.
Sebagai usaha peningkatan pelaksanaan pendampingan, penulis menawarkan
usulan program pendampingan iman dengan menggunakan katekese model SCP
untuk membantu meningkatkan kualitas iman remaja.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan setiap bab dan kesimpulan di atas, penulis
menyampaikan beberapa saran demi terwujudnya usaha peningkatan pelaksanaan
pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati, yang sesuai dengan situasi
yang konkrit remaja. Beberapa saran yang diusulkan oleh penulis antara lain:
sebagai pendamping asrama perlu kreatif; mengetahui model dan metode, tema
yang aktual, waktu yang cocok, sarana prasarana.
1. Bagi Pendamping Iman Remaja
Berdasarkan hasil penelitian pada Bab III mengenai pelaksanaan
pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati, remaja mengharapkan para
pendamping yang kreatif dekat dan akrab dengan remaja, mengerti permasalahan
remaja. Maka hendaknya suster pendamping asrama menyadari dan berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
120
untuk selalu kreatif serta hangat, mencintai serta menghormati remaja sehingga
pendampingan itu bukan karena diwajibkan melainkan karena kebutuhan yang
menyenangkan.
2. Model, Metode, Tema Pendampingan Iman Remaja
Model dan metode serta tema pendampingan iman remaja yang ideal
adalah yang melibatkan, menggembirakan dan membantu remaja menemukan
solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Model dan metode serta tema
sesuai dengan situasi remaja. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan remaja
yang ingin diakui keberadaanya. Maka pendamping harus mampu menggunakan
model dan metode yang sesuai dengan perkembangan remaja dan mampu
membawa mereka mengalami proses kebersamaan dengan sharing, dinamika
kelompok, permainan, gerak dan lagu serta tanya jawab. Penulis dan para
pendamping di asrama Dharmawati Sintang, akan melaksanakan salah satu
katekese model Shared Christian Praxis. Katekese tersebut sangat membantu
remaja untuk berpartisipasi aktif.
3. Sarana Prasarana
Sarana merupakan alat yang dipergunakan untuk memperjelas proses
pendampingan. Dalam pelaksanaan pendampingan iman remaja, sarana menjadi
salah satu hal yang sangat penting untuk menarik perhatian peserta. Maka pihak
asrama perlu memikirkan kelengkapan sarana prasarana dalam pelaksanaan
pendampingan iman, seperti: LCD, buku-buku rohani, gitar, tempat (ruangan).
Sarana prasarana yang memadai sangat membantu peserta untuk mengikuti
proses pelaksanaan pendampingan iman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
121
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:Rineka
Cipta
Bambang Soetawan. Ign. (1974). Katekese Untuk Anak Remaja. Seri Puskat
212.Yogyakarta: Pusat Kateketik
Banawiratma. JB dan Suharyo. (1990). Umat Alllah Menegaskan Arah.
Yogyakarta: Kanisius
Budyapranata, Pr. (2002). Memahami Pesan Injil Yesus Kristus Menurut
SantoMatius.
Darmawijaya. (1990). Aneka Tema Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius
Djam‟an Satori dan Aan Komariah. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Fransiskus. (2014). Lumen Fidei, Terang Iman. Seri Dokumen Gerejawi No. 94
(R. P. T. Krispurwana Cahayadi, Penerjemah). Jakarta: DOKPEN KWI
(Dokumen asli diterbitkan tahun 2013)
Groome, Thomas, H. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese
(F.X. Heryatno Wono Wulung, Penyadur). Yogyakarta: Lembaga
Pengembangan Kateketik Puskat
Hardjana. A. M. (1993). Penghayatan Agama Yang Otentik & Tidak Otentik
Yogyakarta : Kanisius
Hurlock. Elisabeth. (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Iswarahadi, Y. I, SJ. (2003). Beriman Dengan Bermedia. Yogyakarta : Kanisius
Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan
Refrensi. Yogyakarta : Kanisius
Konsili Vatikan II. (1990). Dei Verbum (Sabda Allah). Seri Dokumen Gerejani
No. 8. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: DOKPEN KWI (Dokumen
asli diterbitkan tahun 1965)
_____________. (1992). Gravissimum Educationis (Pernyataan tentang
Pendidikan Kristen). Seri Dokumen Gerejawi No. 23. (R. Hardawiryana,
Penerjemah) DOKPEN KWI (Dokumen asli terbitkan pada tahun 1965)
______________. (1992). Gaudium Et Spes (Kegembiraan dan Harapan). Seri
Dokumen Gerejawi No. 19. (R. Hardawiryana, Penerjemah) DOKPEN
KWI (Dokumen asli terbitkan pada tahun 1965)
______________. (1992). Presbyterorum Ordinis (Tingkat Para Imam). Seri
Dokumen Gerejawi No. 20 (R. Hardawiryana, Penerjemah) DOKPEN KWI
(Dokumen asli terbitkan pada tahun 1965)
Lembaga Blibika Indonesia. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta:
Kanisius
_______________. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius
Lembaga Blibika Indonesia. (2002). Alkitab. Jakarta: Lembaga Blibika
Madya Utama. L. SJ, dkk. (2002). Dinamika Hidup Beriman. Yogyakarta.
Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
122
Mangunhardjana, A. (1986). Pendampingan Iman Kaum Muda. Yogyakarta:
Kanisius
______________. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius
______________. (1986). Pembinaan Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius
Mayeroff, Milton. (1993). Mendampingi Untuk Menumbuhkan. Yogyakarta:
Kanisius
Moleong, Lexy. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Paulus VI, Paus. (1990). Evangeli Nuntiandi (Mewartakan Injil). Seri Dokumen
Gerejani No. 6. (J. Hadiwikarta, Penerjemah) DOKPEN KWI (Dokumen
asli terbitkan pada tahun 1975)
Pedoman Hidup SMFA. (2005). Konstitusi Suster Misi Fransiskan Santo Antonius
Kalimantan Barat; Pontianak.
Tangdilintin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda Visi dan Latihan.
Jakarta: Obor
____________. (1998). Mengenal Kebaikkan Santo Fransiskus Dari Asisi. Bahan
Katekese Untuk Remaja. Jakarta: SEKAFI
Shelton, Charles, M. (1988). Menuju Kedewasaan Kristiani. Yogyakarta:
Kanisius
Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan
Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta
Santrock, John.W.(2007). Remaja. Jakarta : Erlangga
Santrock, John. W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga
Sarlito W. Sarwono (2012). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers
Singgih D. Gunarso. (1988). Psikologi Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.BandungAlfabeta
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sumantri. Y, SJ. (2002). Akar Sayap. Buku Panduan Retret Civita Remaja dan
Muda-Mudi Tentang Nilai & Kebebasan. Yogyakarta: Kanisius
Sumarno Ds, M. (2013). Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama
Katolik ( PPL PAK PAROKI). Diktat Mata Kuliah Mahasiswa Semester
VII IPPAK USD
Yohanes Paulus II . (1992). Catechesi Tradendae (Penyelenggara Katekese). Seri
Dokumen Gerejawi No. 28. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta :
DOKPEN KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).
http://andriewongso.com/articles/details/12155/Qian-Hongyan-Kini-Punya-Kaki.
akses tanggal 2 Januari 2015, pukul 21.00.
https://www.youtube.com/watch?v=tbYhhDFuZTY. akses tanggal 2 Januari 2015,
pukul 20.00.
http://ceritamotivasibijak.blogspot.com/2013/05/kasihpersaudaraan.Html. akses
tanggal 3 Januari 2015,pukul 20.00.
http://agamakatolik.wordpress.com/. akses tanggal 12 Desember 2014, pukul
20.30
http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/ pengertian-peningkatan- menurut-
para ahli/ akses tanggal 19 Maret 2015, jam 21.00).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran 3: Lembar Kuesioner
ANGKET PENELITIAN DI ASRAMA DHARMAWATI
SINTANG, KALIMANTAN BARAT
Teman- teman remaja yang terkasih, demi meningkatkan pelayanan dan
pendampingan kami kepada teman-teman sekalian, khususnya usaha
meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman yang sesuai dengan harapan
teman-teman sekalian. Kami mohon kerelaan, keterbukaan teman-teman untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawahini dengan memberi tanda silang (X)
pada jawaban yang sesuai dengan yang teman-teman alami di asrama serta
memberi penjelasan mengapa anda memilih jawaban tersebut. Atas perhatian dan
kerelaan teman-teman untuk mengisi kuisioner ini, saya mengucapkan banyak
terimakasih.
1. Usia anda sekarang : ……………………..
2. SMU/SMK :……………………...
3. Kelas :………………………
4. Motivasi anda mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama?
a. Karena kebutuhan
b. Kemauan dari diri sendiri
c. Wajib ikut karena aturan asrama
d. Takut dimarah suster pendamping
5. Tujuan adanya pendampingan iman?
a. membantu dan mendukung tumbuh kembangnya iman
b. supaya bertanggung jawab apa yang diimani
c. menjadi pribadi yang dewasa dalam iman
d. Menambah wawasan pengetahuan iman
6. Apakah sarana dan prasarana yang digunakan dalam pendampingan iman di
asrama Dharmawati cukup memadai?
a. Sangat memadai
b. Memadai
c. Cukup memadai
d. Tidak memadai
Jelaskan…...………………………………………………...........................
........................................................................................................................
………………………………………………………………………………
7. Metode- metode yang digunakan dalam pendampingan iman menarik bagi
anda?
a. Sangat menarik
b. Menarik
c. Cukup menarik
d. Tidak menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
Jelaskan………………………………………………………………………...
………..…………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
8. Bagaimana menurut anda kemampuan suster pendamping dalam mendampingi
anda?
a. Sangat baik
b. Cukup baik
c. Baik
d. Kurang baik
Jelaskan………………………………………………………………… …
……………………………………………………………………..
.........................................................................................................
9. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama?
a. Rekoleksi/Retret
b. Ziarah
c. Misa
d. IbadatSabda
10. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama?
a. Rekoleksi/Retret
b. Ziarah
c. Misa
d. IbadatSabda
11. Mengapa kegiatan pada (no.10) kurang anda senangi?
a. model pendampingan membosankan dan membuat ngantuk
b. Materi tidak sesuai dengan yang diharapkan
c. Berisi nasihat-nasihat
d. Metode-metodenya tidak menarik
e. dll……………
12. Apakah perlu peningkatan pendampingan iman diasrama?
a. Sangat perlu
b. Perlu
c. Ragu-ragu
d. Tidak perlu
13. Manfaat pendampingan iman bagi anda?
a. semakin mendekatkan diri kepadaTuhan
b. Mengembangkan hidup rohani
c. Mengenal diri saya dan sesama
d. Menambah wawasan pengetahuan iman
14. Apakah faktor-faktor yang mendukung pendampingan iman di
asrama?.................................................................................................................
.............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
15. Hambatan apakah yang anda alami dalam pelaksanaan pendampingan
iman?....................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
Lampiran 4: Panduan Wawancara dengan Staf Inti Asrama
Panduan pertanyaan wawancara
1. Motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama
Dharmawati?
2. Metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman di
asrama Dharmawati?
3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama Dharmawati?
4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama?
5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan
pribadi anda?
6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan
pendampingan iman di asrama?
7. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan iman?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
Lampiran 5: Hasil Wawancara dengan Staf Inti Asrama
WAWANCARA DENGAN STAF INTI ASRAMA DHARMAWATI
SINTANG, KALIMANTAN BARAT
Penulis melengkapi data kuesioner yang ada dengan melakukan
wawancara dengan staf inti asrama Dharmawati Sintang, dengan beberapa
pertanyaan yang diajukan penulis.
Responden : Bernadeta Divina
Hari / Tanggal : Selasa, 2 Desember 2014
Jam : 17.00-18.00
P1. Motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati?
R. Adanya kesadaran diri mau mengikuti karena berguna bagi perkembangan
pribadi saya. Namun motivasi itu hari demi hari menjadi suatu kegiatan rutin yang
wajib diikuti oleh anggota asrama.
P2. Metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman di asrama
Dharmawati?
R. Metode yang digunakan dalam pendampingan iman ceramah, dinamika
kelompok, dialog. Metode yang sering digunakan adalah ceramah. Pendampingan
iman yang kadang kala monoton dan membosankan, contohnya ibadat sabda yang
rutii dilaksanakan setiap malam. Yang banyak berbicara adalah pendamping
renungan yang berbelit-belit sehingga sulit dipahami apa yang pesan inti dari
bacaan.
P3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama Dharmawati?
R. Pendampingan iman yang saya senangi di asrama adalah ziarah karena pergi ke
tempat-tempat rohani seperti gua Maria. Selain berdoa bisa rekreasi melepaskan
kejenuhan dari banyak tugas sekolah, seperti PR.
P4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama?
R. Pendampingan iman yang tidak saya senangi adalah ibadat sabda dan misa
harian karena kurang menarik, monoton. Metode yang digunakan kurang variasi,
model yang sama terus.
P5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan pribadi
anda?
R. Pendampingan iman di asrama sangat membantu saya menjadi lebih dewasa
dalam bertindak, selain itu dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dan belajar
untuk berpikir positif terhadap teman- teman baik di sekolah maupun di asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
P6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman
di asrama?
R. Adanya kesadaran dari diri sendiri untuk mengikuti hal-hal yang sangat
membantu perkembangan pribadi, perhatian para suster, kerjasama antara sesama
teman di asrama, adanya staf inti asrama yang membantu dan memperlancar
pelaksanaan kegiatan.
P7. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan iman?
R. Sarana prasarana yang kurang lengkap sehingga kegiatan pendampingan iman
tidak berjalan lancar. Selain itu sikap dari individu yang malas dan cuek sehingga
pelaksanaan pendampingan iman terkesan merasa terpaksa mengikuti kegiatan
pendampingan karena wajib ikut.
Responden : MastariaAveritaMallau
Hari / Tangga/ : Rabu, 3 Desember 2014
Jam : 17.00-18.00
P1. Motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati?
R. Jujur saya katakan, mengikuti kegiatan pendampingan iman karena aturan
asrama yang wajib mengikuti setiap kegiatan yang ada di asrama. Saya merasa
bahwa pendampingan itu sangat penting dan berguna untuk pribadi saya, terutama
untuk perkembangan iman saya. Pendamping sungguh berusaha untuk
mendampingi warga asrama dengan penuh perhatian.
P2. Metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman di asrama
Dharmawati?
R. Metode yang digunakan biasa saja tidak terlalu menarik. Metode yang sering
digunakan yaitu ceramah, di mana yang banyak berbicara adalah pendamping.
Warga asrama merasa metode tersebut membuat mengantuk dan bosan.
P3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama?
R. Ziarah, rekoleksi/ret-ret karena tempatnya bukan di lingkungan asrama.
P4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama?
R. Pendampingan iman yang tidak disenangi adalah ibadat sabda hal yang sama
merasa bosan dan membuat mengantuk tidak mendengarkan, bahkan sibuk
sendiri , menoleh kiri kanan ngobrol dengan teman.
P5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan pribadi
anda?
R. Sangat membantu, membuat saya lebih percaya diri, mudah bergaul,
menghargai orang lain, dapat memimpin doa, seperti doa ulang doa tahun, doa
makan, doa Rosario.
P6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman
di asrama?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
R. Perhatian dari teman-teman dan dari suster pendamping. Kerjasama para suster
dengan semua anggota asrama, aturan asrama. Yang mendukung terlaksananya
pendampingan iman adalah peduli satu sama lain terutama dalam kebersamaan
sebagai warga asrama, pantang menyerah, bersabar, adanya niat dalam diri
sendiri.
P7. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan iman?
R. Kurangnya kesadaran pribadi, tidak peka dalam tindakan,tidak menghargai
pendapat teman, keterbatasan waktu karena banyak tugas sekolah, sarana prasrana
(LCD belum ada, buku-buku masih kurang), masih kurang, tenaga pendamping
kurang.
Responden : Priti Arista
Hari / Tanggal : Kamis, 4 Desember 2014
Jam : 17.00-18.00
P1. Motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati?
R. Mengikuti kegiatan pendampingan iman karena aturan asrama yang wajib.
Saya merasa bahwa pendampingan itu sangat penting dan berguna untuk pribadi
saya, terutama rohani. Namun kesadaran itu masih dalam proses, masih ikut-
ikutan, belum adanya kesadaran sungguh dari dalam diri.
P2. Metode- metode yang digunakan dalam pendampingan iman menarik bagi
anda?
R. Pendampingan iman sangat penting bagi remaja untuk mendewasakan iman
dan
untuk memperkuat iman saya sebagai remaja. Metode yang sering digunakan
ceramah, membuat bosan dan kurang menarik. \
P3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama?
R. Pendampingan iman yang disenangi di asrama adalah ziarah dan retret karena
tempatnya tidak di asrama sehingga ada suasana baru bagi warga asrama. Selain
itu bisa berjumpa dengan banyak orang, rekreasi dan bergembira.
P4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama?
R. Pendampingan iman yang tidak disenangi adalah misa dan ibadat sabda karena
kadang-kadang renungan yang dibawakan panjang, kurang menarik dan kurang
menyentuh, serta monoton
P5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan pribadi
anda?
R. Sangat membantu, karena di asramalah pendampingan sangat diperhatikan.
Pendampingan yang ada di asrama ini sangat berguna sehingga membuat saya
lebih percaya diri, mudah bergaul, menghargai orang lain, dapat memimpin doa,
seperti doa ulang doa tahun, doa makan, doa Rosario.
P6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman
dia asrama?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
R. kesadaran diri bahwa pendampingan yang dilaksanakan membantu warga
asrama untuk berkembang menjadi anak yang baik. Perhatian, kebersamaan
dengan teman-teman bisa belajar bekerjasama. Perhatian suster pendamping yang
selalu mengingatkan kami ketika kami malas-malasan untuk berdoa dan belajar.
P7. Faktor penghambat dalam pendampingan iman?
R. Hambatan ada rasa malas dan egois, sarana masih belum lengkap, seperti
ruangan sempit, LCD belum ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
Lampiran 6: Daftar Nama Responden
Nama Responden
No Nama Kelas Pendidikan
1 Mastaria Averita Malan XII SMU
2 Agustina Apolloria XII SMK
3 Bernadeta Diva XII SMU
4 Marselina Asinta Sinja XII SMU
5 Vonia Yulia Agustina XI SMU
6 Fransiska Praska Nita XI SMU
7 Natalia Sari XII SMU
8 Fransiska Ekasaputra XII SMU
9 Elizabet Quin Martini XII SMU
10 Rennerein Wiea Radhachecya XII SMU
11 Dins Sisilia XII SMU
12 Yohana Bipojuniar Priti Arista XII SMU
13 Itni Junaidi XI SMU
14 Marietha Helfi Yulianti XII SMU
15 Marselina Afrasari Anggelina XII SMK
16 Devi Andani XII SMU
17 Mia Mareta XI SMU
18 Umi Dristian XI SMU
19 Titin Sumarni XII SMU
20 Evi Vianny Ulandari XII SMU
21 Venny Marsella XI SMU
22 Julia Krisdayanti XI SMU
23 Krismona Aprida XI SMU
24 Helensia Yuliani Nurvi XII SMK
25 Yosephina Krisma Rima XII SMK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
26 Agnes Pragata XII SMU
27 Maria Rosa Ika XII SMU
28 Yohana Dwi Hartati XI SMU
29 Priska Pradita Yunanda XI SMK
30 Emiliana Yulida XII SMU
31 Monalisa Wulandari XII SMK
32 Silvi Okta Triana XII SMU
33 Maria Yuliana XII SMU
34 Valeria Gisda Dwata XII SMU
35 Carolina Partika Sarai XII SMU
36 Ema Triandika XI SMU
37 Mega Elvi Sutami XII SMU
38 Eudoksia Fatmawati XI SMU
39 Patrisia Agustini XI SMU
40 Epi Pania XI SMU
41 Marselina Vallysiani XII SMU
42 Ratu Marthalata Lingan XII SMU
43 Valentina Minarti Agata XI SMU
44 Margaretha Yuni Anggaini XI SMU
45 Repita Iin XI SMU
46 Fransiska Febriana XI SMU
47 Emerinsiana Somi XII SMU
48 Merry Ahwati XI SMU
49 Teresia Aquila XI SMU
50 Ignatia Yani XII SMU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
Lampiran 7: Jadwal Harian Asrama Dharmawati,
Sintang Kalimantan Barat
Aktivitas Harian Asrama Dharmawati
04.30 – 05.00 Bangun, mandi, merapikan, tempat tidur.
05.30 – 06.00 Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Sintang
06.00 – 06.45 Sarapan, cuci piring, membersihkan meja makan.
07. 00- 13.30 Sekolah
13.35 Makan Siang
14.00-15.00 Istirahat siang
15.00-16.30 Belajar
16.30 – 17.30 Piket sore (membersihkan ruang tidur,
ruang studi, buang sampah)
17.30– 18.45 Mandi, makan, cuci piring, membersihkan meja makan
19.00 – 21.00 Belajar
21.15 Doa Malam
22.00 Tidur Malam
Jadwal hari Minggu sedikit berbeda dengan hari lainnya
05.00 Bangun
06.00 -07.30 Perayaan Ekaristi
08.00-09-30 Perayaan Ekaristi
11.00- 16.00 Nonton TV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
Lampiran 7: Bacaan dari Kitab Suci
Injil Matius 25: 14-30 (Perumpaan Tentang Talenta)
25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke
luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya
kepada mereka.
25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang
seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan
uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
25:17 Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan
berlaba dua talenta.
25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di
dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan
perhitungan dengan mereka.
25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima
talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah
beroleh laba lima talenta.
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua
talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam
perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam
perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata:
Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di
mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak
menanam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam
tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu
sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan
memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang
menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang
yang mempunyai sepuluh talenta itu.
25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada
padanya akan diambil dari padanya.
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang
paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
Lampiran 8: Teks Lagu
Jangan Menyerah
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi
Reff :
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal putus asa
Jangan menyerah(6x)
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal putus asa(3x)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
“Bapa Engkau Baik”
Bapa Engkau sungguh baik
Kasih Mu melimpah di hidup ku
Bapa ku berterima kasih
Berkat Mu hari ini yang Kau sediakan bagi ku
Ku naikkan syukur ku buat hari yang Kau b’ri
Tak habis-habisnya kasih dan rahmat Mu
Selalu baru dan tak pernah terlambat pertolongan Mu
Besar setia Mu di sepanjang hidup ku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI