pneomonia

Upload: ade-maretta

Post on 06-Jan-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pneomonia

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangSaat ini banyak sekali penyakit yang baru pada saluran pernafasan dan penyebabnya bermacam-macam, ada di sebabkan oleh virus, bakteri, dan lain sebagainya. Dengan penomena ini harus menjadi perhatian bagi kita semua. Salah satu penyakit pada saluran pernafasan adalah pneumonia. Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia. Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia.Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia) Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia ). Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara lain: batuk-pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis dan otitis.Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk penyakit yang tercakup dalam program ini.Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis.Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paruKepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman.Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus Dari uraian di atas, maka kelompok tertarik untuk membahas tentang Asuhan keperawatan pada kliendenganPneumonia.(http://coretanpenanurul.blogspot.com/2014/10/makalah-pneumonia_13.html)

B. Tujuan1. Tujuan UmumUntuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia.Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui konsep dasar teoritis penyakit pneumonia2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia, yang meliputi ppengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementsi, dan evaluasi.

C. ManfaatDiharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia.a.Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.b.Sebagai sumber referensi bagi pembaca mengenai Pneumonia

D. Metode penulisanMetode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode pustaka dan studi literatur, dengan mencari dan mengumpulkan data penting dari berbagai sumber seperti buku-buku yang akan kami lampirkan serta website dan situs-situs yang ada di internet.

BAB II LAPORAN KASUSA. DefinisiPneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam mikro organisme, seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing. Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. (http://makalahperawat.blogspot.com/2011/02/pneumonia.html) Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Pada penyakit infeksi saluran pernafasan akut, sekitar 15-20% ditemukan pneumonia ini. Pneumonia merupakan suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang terjadi pada anak. Definisi lainnya adalah pneumonia merupakan suatu sindrom (kelainan) yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi. (http://coretanpenanurul.blogspot.com/2014/10/makalah-pneumonia_13.html)

B. Etiologi 1. streptococcus pneumonia melalui droplet2. Staphylococcus aureus melalui slang infuse3. Pneumococcus aerugenisa dan enterobakter melalui ventilator4. H.Influenzae5. Mycoplasma (pada anak yang relatif besar)6. adenovirus, Rhinovirus, Rubela, Varisela7. Aspirasi benda asing

C. Patofisiologi Terjadinya pneumonia tergantung kepada virulensi mikro organisme, tingkat kemudahan dan luasnya daerah paru yang terkena serta penurunan daya tahan tubuh. Pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan imunitas yang jelas. Faktor predisposisi antara lain berupa kebiasaan merokok, pasca infeksi virus, penyakit jantung kronik, diabetes mellitus, keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur organ dada dan penurunan kesadaran. Juga adanya tindakan invasife: infuse, intubasi, trakeostomi, pemasangan ventilator. Lingkungan tempat tinggal, misalnya dip anti jompo, penggunaan antibiotic, dan obat suntik IV serta keadaan alkoholik meningkatkan kemungkinan terinfeksi kuman gram negative. Pneumonia diharapkan akan sembuh setelah terapi 2-3 minggu. Bila lebih lama perlu dicurigai adanya infeksi kronik oleh bakteri anaerob atau non bakteri seperti oleh jamur, mikrobakterium atau parasit. Ketika mikroorganisme penyebab pneumonia berkembang biak, mikroorganisme tersebut mengeluarkan toksin yang mengakibatkan peradangan pada jaringan paru yang dapat menyebabkan kerusakan pada membran mukus alveolus. hal tersebut dapat memicu perkembangan edema paru dan eksudat yang mengisi alveoli sehingga mengurangi luas permukaan alveoli untuk pertukaran karbon dioksida dan oksigen. Peradangan mungkin terfokus hanya pada satu lobus atau tersebar di beberapa bagian paru, jika hanya terfokus pada satu lobus disebut lobar pneumonia. Sedangkan secara umum, pneumonia yang lebih serius disebut bronchopneumonia yang lebih sering terjadi akibat infeksi nosokomial pada pasien yang mengalami hospitalisasi Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar

D. Pathwayshttp://blogsites-sakurashazia.blogspot.com/2012/11/makalah-pneumonia.html

E. Tanda Dan Gejala 1. Demam tinggi, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada usia 6 bulan 3 tahun dengan suhu mencapai 39,50 40,50 C bahkan dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang eoforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa.2. Batuk, sesak nafas3. Bunyi pernafasan, seperti mengi, mengorok. Auskultasi terdengar mengi, krekels.4. Keluaran nasal (ingus), mungkin encer dan sedikit (rinorea) atau kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi.5. Penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi intercosta6. Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.7. Sakit kepala, malaise, myalgia8. Nyeri abdomen9. Anoreksia, muntah.10. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering menyertai infeksi pernafasan. Khususnya karena virus.

F. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratoriuma. Leukosit, umumnya pneumonia bakteri didapatkan leukositosis dengan predominan polimorfonuklear. Leukopenia menunjukkan prognosis yang buruk.b. Hitung darah lengkap dan hitung jenis untuk menetapkan adanya anemia, proses inflamasi, infeksi. c. AGD untuk mengevaluasi status kardiopulmoner sehubungan dengan oksigenasi.2. Pemeriksaan Bakteriologisa. Kultur darah, cairan pleura untuk menetapkan agen penyebab seperti virus dan bakteri.b. Biopsi paruc. Bronkoskopi digunakan untuk melihat dan memanipulasi cabang-cabang utama dari trakheobronkial, jaringan yang diambil untuk uji diagnostik secara terapetik digunakan untuk menetapkan dan mengangkat benda asing3. Pemeriksaan imunologis : titer antibody terhadapa virus dengan teknik: Conunter Immunoe Lectrophorosis, ELISA, latex agglutination, atau latex coagulation.4. Foto thorax, digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru-pa u dan status pulmoner (untuk mengkaji perubahan pada paru)5. Tes fungsi paru digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas dan beratnya penyakit dan membantu mendiagnosis keadaan.

G. Komplikasi1. Gangguan pertukaran gas2. Obstruksi jalan nafas3. Gagal pernafasan, pleural effusion ( bacterial pneumonia)

H. Penatalaksanaan Medis 1. Antibiotik2. Terapi supportif umuma. Terapi oksigenb. Humidifikasi dengan nebulizerc. Fisioterapi dadad. Pengaturan cairane. Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis beratf. Obat inotropikg. Ventilasi mekanish. Drainase empiemai. Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup

I. Pengkajian Keperawatan 1. Riwayat pasien: Panas, batuk, nasal discharge, perubahan pola makan, kelemahan, Penyakit respirasi sebelumnya,perawatan dirumah, penyakit lain yangdiderita anggota keluarga di rumah2. Pemeriksaan Fisik: Demam, dispneu, takipneu, sianosis, penggunaan otot pernapasn tambahan, suara nafas tambahan, rales, menaikan sel darah putih (bakteri pneumonia), arterial blood gas, X-Ray dada3. Psikososial dan faktor perkembangan: Usia, tingkat perkembangan, kemampuan memahami rasionalisasi intervensi, pengalaman berpisah denganm orang tua, mekanisme koping yang diapkai sebelumnya, kebiasaan (pengalaman yang tidak menyenangkan, waktu tidur/rutinitas pemberian pola makan, obyek favorit)4. Pengetahuan pasien dan keluarga: Pengalaman dengan penyakit pernafasan, pemahaman akan kebutuhan intervensi pada distress pernafasan, tingkat pengetahuan kesiapan dan keinginan untuk belajar

J. Diagnosa Keperawatan1. Pola nafas tidak efektif b.d proses inflamasi2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi, nyeri.3. Gangguan pertukaran gas b.d meningkatnya sekresi dan akumulasi eksudat4. Risiko kekurangan volume cairan b.d. peningkatan metabolisme, takipneu, demam5. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan,keletihan, ketidakadekuatan nya jalan napas dan bersihan jalan napas

K. RENCANA KEPERAWATAN NODIAGNOSA KEPERAWATANPERENCANAAN

TUJUANINTERVENSIRASIONAL

1Pola nafas tidak efektif b.d. Status Respirasi VentilasiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien menunjukkan status respirasi: Ventilasi dengan kriteria:1. Frekuensi, irama, kedalaman respirasi berada pada rentang yang diharapkan 1. Ekspansi dada simetris 1. mudah bernafas 1. Penggunaan otot-otot bantu pernafasan tidak ada 1. Tidak ada Bunyi nafas tambahan 1. tidak ada retraksi dinding dada 1. Tidak ada dyspnea

Monitor pernafasan:1. Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan upaya bernafas1. Catat pergerakan dada, liat kesimetrisan, penggunaan otot-otot aksesoris, retraksi otot supraklavikular dan interkosta1. Pantau pernafasan yang berbunyi seperti mendengkur1. Pantau pola nafas: bradypnea, tavhypnea, hiperventilasi, pernafasan Kussmaul, Cheyne-stokes, apneustik, biot, dan pola ataksik1. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan1. Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal1. Catat perubahan pada SaO2, SvO2, CO2, tidal akhir, dan nilai analisis gas darah arteri, dengan tepat1. Pantau dyspnea dan kejadian yang meningkatkan atau memperparahnyaTerapi oksigen Bersihkan sekresi mulut, hidung, trakea, dengan tepat Pertahankan kepatenan jalan nafas Siapkan peralatan untuk oksigenasi dan berikan dengan sistem humidifikasi Berikan oksigen tambahan sesuai instruksi Pantau aliran oksigen Observasi tanda-tanda dari hipoventilasi Pantau peralatan oksigen untuk meyakinkannya agar tidak mengganggu upaya pasien untuk bernafas Pantau kecemasan pasien terkait terapi oksigen

-monitoring status respirasi-pemantauan adanya heperventilasi melalui pergerakan otot dada dan aksesoris -bunyi mendengkur menindikasikan adanya penumpukkan secret pada jalan napas -

2Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. Penumpukan sekretStatus Respirasi: kepatenan Jalan NafasSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien menunjukkan status respiratori: Kepatenan jalan nafas dengan kriteria:0. tidak demam0. tidak tersedak0. RR dlam batas normal0. tidak ada suara nafas tambahan0. irama nafas normal0. mampu mengeluarkan sputum

Suction jalan nafas.0. Kaji kebutuhan oral/trakheal suction.0. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suction.0. Berikan informasi pada keluarga tentang suction.0. Gunakan pencegahan universal; sarung tangan, masker, baju pelindung.0. Gunakan peralatan steril.

0. Berikan oksigen selama suction.0. Monitor status oksigen dan hemodinamik.0. Hentikan suction trakheal dan berikan oksigen jika terjadi bradikardia.0. Lakukan suction oropharing setelah suction trakheal selesai.0. Catat tipe dan jumlah sekresi.

Fisioterapi dada0. Kaji kontraindikasi.0. Tentukan paru yang memerlukan pengaturan posisi/postural drainage.0. Posisikan segmen yang akan dibersihkan lebih tinggi.0. Gunakan pengalas/bantal untuk pengaturan posisi.0. Lakukan perkusi dengan tangan telungkup.0. Lakukan vibrasi dada selama fase ekspirasi.0. Monitor toleransi melalui ritme dan RR, jantung, dan tingkat kenyamanan.0. Kolaborasi fisioterapis.-Menentukan perlu tidaknya suction dilakukan.-Melihat hasil suction yang dilakukan.-Menurunkan kecemasan keluarga terhadap tindakan yang dilakukan dan meningkatkan pemahaman akan suction.-Menjaga kesterilan tindakan dan perlindungan diri dan pasien.-Mencegah dyspnea.Mengatasi sumbatan karena sekresi melalui bagian yang dalam dulu agar hasil maksimal.

Jangan lakukan jika ada kontraindikasi fisioterapi dada.Ketepatan penentuan posisi paru dan pengaturan posisi menentukan hasil yang akan dicapai.Menjatuhkan sekret yang menempel pada dinding paru.Mengerakkan sekret ke bawah.Menurunkan viskositas sekret.Menilai tingkat penerimaan klien terhadap tindakan.

3Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi-ventilasiStatus Respirasi: Pertukaran GasSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien menunjukkan status respirasi: perrtukaran gas dalam batas normal dengan criteria:1. Tidak ada dyspnea1. Tidak ada sianosis1. Status mental normal1. PaO2, PaCO2, pH arteri , dan O2 saturasi dalam batas normal. Airway Management Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Berikan bronkodilator bila perlu Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan Monitor respirasi dan status O2Monitor pernapasan0. Monitor pola napas dan catat adanya bradipnea, tackhipnea, apnea.0. Monitor frekuensi dan kedalaman napas klien0. Monitor hasil laboratorium (AGD)0. Kaji adanya retraksi dinding dada serta penggunaan otot bantu pernapasan0. Monitor perubahan warna kulit-Posisi kepala lebih tinggi memaksimalkan pertukaran udara dan ekspansi paru.

-Dengan adanya sekresi pada jalan nafas RR akan naik..

4Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan metabolisme, takipneu, demam

Fluid balanceHydrationKriteria Hasil :1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal1. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal1. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

Fluid Manajemen Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ) Monitor vital sign Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian Kolaborasi pemberian cairan IV Berikan cairan Berikan diuretik sesuai interuksi Berikan cairan IV pada suhu ruangan Dorong masukan oral

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian 1. Pengumpulan Dataa. Identitas pasien Nama: Tn. AUmur: 70 TahunJenis Kelamin:Laki- lakiAgama :IslamSuku:MaduraPendidikan: SMAAlamat:Sungai bakau kecilPekerjaan:wiraswastaTanggal Masuk:18-07-15Tanggal Pengkajian:27-07-15Diagnosa Medis:PNEUMONIA dengan komplikasi PPOK + HT GRADE IIb. Identitas penanggung jawabNama: Ny. RJenis Kelamin: PerempuanHubungan : Anak Pasien

2. Riwayat Penyakit a. Riwayat penyakit sekarang pada tanggal 18 juli 2015 pasien mengatakan batuk yang tidak henti2nya disertai dahak dan merasakan sesak yang sangat saat melakukan aktifitas.maka pasien di bawa ke rs segera.pasien dibawa ke rs.dr.rubini mempawah,lalu masuk ke IGD dengan diagnosis sementara PNEUMONIA,PPOK+HT GRADE II untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut pasien dipindahkan keruangan perawatanASOKA.b. Keluhan utamaPasien mengatakan batuk yang tiada henti-hentinya disertai dahak dan merasa sesak saat ingin melakukan aktivitasc. Keluhan Saat dikaji-pasien mengatakan batuk berdahak-pasien mengatakan pusing dan sesak saat melakukan aktivitas dan merasakan gelisahd. Riwayat Penyakit terdahuluPasien mengatakan sudah mengalami batuk kurang lebih 3 bulan yang lalu,dan pernah di bawa berobat ke poli umum dan kondisi membaik.tapi sekitar 1 bulan yang lalu sebelum pasien masuk rs dr.rubini mempawah pasien mengalami batuk yang sama dan hanya mengkonsumsi obat batuk siladex dan tidak sembuh hingga sekarang e. Riwayat kesehatan keluargaPasien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat penyakit yang sama

3. Genogram

Keterangan :

: Laki- laki meninggal

: perempuan meninggal

: laki-laki hidup

: prempuan hidup

: pasien

------- :serumah

4. Data Biologis.a. Pola Nutrisi SMRS : Pasien makan 3 kali sehari dengan menu bervariasi satu porsi habisMRS: Pasien makan 3kali sehari dengan menu rumah sakit

b. Pola MinumSMRS: Pasien minum 7-10 gelas sehari MRS: Pasien minun 7-10 gelas sehari

c. Pola EliminasiSMRS: - Pasien BAB 1kali sehari-pasien BAK 5-7kali sehariMRS: -pasien BAB 1 kali per hari-pasien BAK 5-7 kali sehari

d. Pola istirahat TidurSMRS: Pasien tidur 8-10 jam sehariMRS: Pasien tidur 8-10 jam sehari.

e. Pola Hygene MandiSMRS: Pasien mandi 2kali sehari MRS: Pasien mandi 2kali per hari5. Pola aktivitasAktivitas12345

Mandi

Berpakaian

Elimnasi

Mobilisasi di tempat tidur

Pindah

Makan dan minum

Keterangan :1 : mandiri2 : memerlukan bantuan dan pengwasan orang lain3 : memerlukan bantuan/ pengwasan,bimbingan sederhana 4 : Memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain dan alat banawatantu5 : Tergantung secara total

5. Pemeriksaan Fisika. Keadaan Umum: LemahKesadaran : Compos MentisTTV:TD: 120/80 mmHgN: 72 kali/menitRR: 32 kali/menitS: 37,0C

b. KepalaInspeksi: Bentuk kepala simetris,rambut itam,tidak ada lesi,tidak ada benjolanPalpasi: Tidak ada nyeri tekan

c. MataInspeksi: Simetris,ananemis,noniterikPalpasi: Tidak ada nyeri tekan

d. HidungInspeksi: simetris,tidak ada polip,tidak ada lesi,tidak ada benjolanPalpasi: Tidak ada nyeri tekan

e. TelingaInspeksi: Bentuk simetris, tidak ada kelainan, tidak terdapat serumen,dan tidak ada lesiPalpasi: Tidak ada benjolan dan nyeri tekan

f. MulutInspeksi: bentuk lidah/bibir/mulut simetris,tidak ada lesiPalpasi: Otot rahang kuat

g. leherInspeksi: simetris,tidak terdapat oedem,tidak terdapat KGBPalpasi: tidakterdapat nyeri tekan

h. ThoraxInspeksi: Dada simetris, tidak ada lesi,Tidak terdapat benjolan,frekuensi nafas berubah-ubah,inspirasi lebih panjang dari ekspirasi,tarikan dada kuatPalpasi: Tidak terdapat nyeri tekan,taktil fremitus lemah pada lapang paru kanan bawahperkusi: sonor di ics 4-5 dextra,dullness di ics 4-5 sinistraauskultasi: Suara nafas Ronkhi pada area lapang paru kanan

i. JantungInspeksi: Ictus cordis tidak terlihatPalpasi: Ictus Cordis teraba pada ics 5,midclaviculaPerkusi: Sonor di ics 4-5 dextra,dullness di ics 4-5 sinistraauskultasi: tidak ada murmur

j. AbdomenInspeksi: Tidak ada lesi,perut tampak kurus dan distensiPalpasi: Tidak terdapat nyeri tekanauskultasi: Bising usus 12 x/menitperkusi: timpani

k. GenetaliaPasien Menggunakan kateter,dan tidak ada kelainan

l. Ekstremitas

4 4 4 44 4 4 4 44kirikanan

4 4 4 44 4 4 4

keterangan : Terpasang infus di tangan kiri (Rl 20 tpm)0 : Tidak Mampu bergerak sama sekali1 : Hanya mampu menggerakkan ujung ekstrimitas2 : Hanya mampu menggeser sedikit3 : Mampu menggerakkan tangan dengan bantuan,saat bantuan dilepaskan tangan ikut jatuh4 : kekuatan otot sedikit berkurang, mampu melawan gravitasi sesaat lalu jatuh5 : Kekuatan otot mampu melawan gravitasi

5. data psikologisa. data emosipasien tampak telihat tenang mengahadapi sakit yang diderita b. konsep diri pasien tampak menerima keadaanyac. gaya komunikasipasien menggunakan bahasa yang dapat dimengertid. pola interaksipasien dapat berinteraksi dengan baik kepada perawat dan keluargae. pola kopingpasien tampak sabar dengan keadaan dirinya

6. data sociala. pendidikan dan perkembanganpasien tidak mengenyam pendidikanb. hubungan socialhubungan pasien,keluarga,perawat baikc. gaya hiduppasien hidup sederhanad. peran dalam keluargapasien adalah kepala rumah tangga yang memiliki istri dan seorang anak

7. Pemeriksaan Laboratorium (17-07-15)a. WBC:8,9b. RBC:4,27c. HGB: 13.4 G/DLd. HCT: 36,6%e. MCV: 85,6%f. MCH : 61,4g. MCHC :36,6 G/DLh. DCT :31,6i. LIM :44%j. MXD:6,9%k. HEVT:47,3%l. LYM#:6,4m. MRD#:6,7n. NEVT#:7,8o. RDM-SD :33,3 FLp. RDM-CV:12,3%q. RDM :7,8 FLr. P-LCR :84%s. PCT :023%

8. Terapi pengobatan27-07-15 IUVD RL 1500cc/24jam Ambroxol 3x1 tab Curcuma 2x200 mg Valsatran 1x80 g Amlodipine 1x10 g Pct 3x500mg Omeprazole 1x1 amp Nebu conbivent 8x1 amp Levoplolaxcin 1x50mg Methyl 3x62,5 mg

28-07-2015 Iuvd RL 1500c/2jam Ambroxol 2x1 tab Valsatran 2x20 mg Amlodipine 1x10mg Pct 3x500mg Omp1x1amp Nebu carbivent 3x1 amp Levoflolaxcin 1x50 mg Mtp 3x62,5mg

29-07-2015 Iuvd RL 1500c/2jam Ambroxol 2x1 tab Valsatran 2x20 mg Amlodipine 1x10mg Omp 1x1amp Nebu carbivent 3x1 amp Levoflolaxcin 1x50 mg Mtp 3x62,5mg

B. Analisis Data

NODATAETIOLOGIMASALAH

1. 1Ds : Pasien Mengeluh sesak nafas yang sangat Do : - pasien tampak sulit bernafas Tarikan dinding dada tinggiTD : 120/80 mmHgN : 72 x/m R:32x/mT:37,0 C

penumpukan fibrin,eksudat eritrosit dan leukosit

fagositosis sel fibris

penumpukan fibrin,eksudat ertrosit dan leukosit

secret menumpuk

sesak napas

pola napas tidak efektif Ketidakefektifan pola napas

2. n bersihan jalktifDs : pasien mengeluh batuk

Do : - Pasien batuk dan mengeluarkan secret -terdapat suara ronki di lapang paru kanan bawah TD:120/80 MMHGN:72X/MR:32X/MT:37,0 Cpenumpukan fibrin,eksudat ertrosit dan leukosit

secret menumpuk pada bronkus

batuk sesak napas dan disapnue

bersihan jalan napas tidak efektifKetidakefektifan bersihan jalan nafas

3. Ds : - Pasien mengatakan tubuhnya terasa sesak dan lemah saat beraktifitas-pasien mengatakan mudah lelah jika beraktifitas banyakDo : - Pasien tampak sesak Pasien tampak hanya berbaring di tempat tidur dan sesekali dudukTTV : TD : 120/80N : 72 x/mR:32x/mT:37,0 C- Skala aktivitas:1-5= 4

fagositosis sel

metabolisme meningkat

peningkatan energy

Keletihan

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

C. Daftar Masalah KeperawatannoDiagnose keperawatanDaftar masalahParaf

1.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi,ditandai dengan:Ds : Pasien Mengeluh sesak nafas yang sangat Do : - pasien tampak sulit bernafas Tarikan dinding dada tinggiTD : 120/80 mmHgN : 72 x/m R:32x/mT:37,0 C

18-07-2015

2.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan bersihan jalan nafas dengan penumpukan secret dan sputum yang berlebihan.ditandai dengan:Ds : pasien mengeluh batukDo : - Pasien batuk dan mengeluarkan secret -terdapat suara ronki di lapang paru sebelah kanan bawah TD:120/80 MMHGN:72X/MR:32X/MT:37,0 C18-07-2015

3.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak adekuat nya pola napas.yang ditandai dengan:Ds : - Pasien mengatakan tubuhnya terasa sesak dan lemah saat beraktifitas-pasien mengatakan mudah lelah jika beraktifitas banyakDo : - Pasien tampak sesak Pasien tampak hanya berbaring di tempat tidur dan sesekali dudukTTV : TD : 120/80N : 72 x/mR:26x/mT:37,0 C- Skala aktivitas:1-5= 4

18-07-2015

D. Rencana asuhan keperawatan noDiagnose keparawatanNoc.kriteria hasilNic.intervensiRasional

1Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi,ditandai dengan:Ds:pasien mengeluh sesak nafasDo:tarikan dinding dada tinggi,pasien tampak sulit bernafasTd:120/80 mmhgR;32x/menitN:72x/menitT:37,0Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3z24jam diharapkan ketidakefektifan pola nafas pasien dapat teratasi dengan criteria hasil:-pasien tidak mengeluh sesak nafas-pasien tampak nyaman dalam bernafas-tidak ada tarikan dinding dada-ttv dalam rentang yang normal RR :22-261pemantauan tanda-tanda vital pasien2.pantau pernapasan pasien 3.berikan posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi4.kolaborasi terapi oksigen5.penyuluhan keluarga/pasien:informasikan tekhnik relaksasi6.ciptakan lingkungan yang nyaman1.monitor keadaan /tanda vital pasien2.monitor keadaan pola nafas pasien3.ventilasi maksimal meningkat pola nafas4.memaksimalkan pola nafas5.memberikan informasi untuk mempertahankan pola nafas yang tidak adekuat6.pembatasan pasien memberikan kepatenan jalan nafas

2.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukansecret dan sputum yang berlebihan,yang ditandai dengan:Ds:pasien mengeluh batukDo:pasien batuk dan mengeluarkan secretSuara napas -tambahan ronki pada area paru kanan bawahTd:120/80 mmhgN:72x/menitR:32x/menitT:37,0 CSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan ketidakefektifan pola nafas dapat teratasi.dengan criteria hasil:-pasien tidak mengeluh batuk-pasien tidak batuk dan mengu\eluarkan secret-tidak terdengar suara ronki 1.pemantauan tanda-tanda vital pasien2.melakukan penghispan jalan napas(suction)Berikan posisi semi fowler4.melakukan fisioterapi dada5.kolaborasi pemberian nebulizer6.berikan/ajarkan batuk efektif1.monitor keadaan/tanda-tanda vital pasien2.membersihkan jalan napas untuk peningkatan /keadekuatan jalan nafas3.memaksimalkan jalan napas4.pengeluaran secret untuk keadekutan jaln mafas5.membersihkan jalan nafas6.peningkatan pengeluaran secret

3.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak adekutan jalan napas yang ditandai dengan:Ds:pasien tampak mengatakan lemahDo:pasien tampak sulit bergerak,pasien tampak lemahTd:120/80mmhgN:72x/menitR:32x/menitT:37,0 CSkala aktivitas:4Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan intoleransi aktivitas pasien terpenuhi,dengan criteria hasil:-pasien tidak lemah lagi-pasien terlihat sesak-pasien dapat bergerak secara mandiri-ttv dalam rentang yang normal1.kaji tingkat kemampuan/skala aktivitas2.pemantauan tanda-tanda-tanda vital pasien3.terapi latihan fisik:mobilitas sendi(anjurkan pasien untuk menggerakan sendi)4.terapi latihan fisik:pengendalian otot(anjurkan pasien untuk miring kanan-miring kiri dan duduk5.berikan bantuan perawatan diri6.berikan lingkungan yang nyaman1.memantau kemampuan pasien untuk beraktivitas2.monitor tanda-tanda vital pasien3.mempertahankan n menurunkan fleksibilitas sendi4.meningkatkan dan memberikan kekuatan otot pasien5.membantu pasien untuk melakukan aktivitas6.meningkatkan relaksasi untuk kebutuhan nafas

E. Catatan Perkembangan NoDx Tanggal/jamImplementasi Evaluasi

Paraf

127-07-201508.00

09.00

10.00

11.00

-0bservasi ttvTd:120/80 mmhgN:72x/menitR:32x/menitT:37,0

-pemantauan pernafasan pasien RR:32x/menit

-memberikan posisi semi fowler

-Kolaborasi pemberian terapi o2 melalui nasal canul

S:pasien mengeluh sesak nafas0:-pasien tampak sulit bernafas-tarikan dinding dada tinggi RR:26x/menitA:masalah belum teratasiP:lanjutkan intervensi-observasi ttv-pemantauan pernapasan-kolaborasi 02-penyuluhan

2.08.00

09.00

10.00

-observasi ttvTd:120/80 mmhgN:72x/menitR:32x/menitT:37,0

-memberikan posisi semi fowler

-melakukan fisioterapi dada

S:pasien mengeluh batukO:pasien batuk dan tampak mengeluarkan secretA:masalah belum teratasiP:intervensi dilanjutkan-melakukan fisiterapi dada-memberikan nebulizer-memberikan batuk efektif

308.00

09.00

10.00

11.00-observasi TTV TD :120/80 mmhgN:72x/mR:32x/mS:37 C

-mengkaji tingkat kemampuan pasien skala 1-5=4 sekitar 75 % tidak bisa melakukan aktfitas secara mandiri

-anjurkan pasien miring kanan dan miring kiri

-memberikan bantuan perawatan diriS:-pasien mengatakan lemah O:-pasien tampak sulit bergerak-pasien tampak lemah A:masalah belum teratasiP:intervensi dilanjutkan -obs ttv Terapi latihan fisik:pengendalian kekuatan otot-bantuan perawatan diri pasien Modifikasi lingkungan :minimalkan cahaya dan kebisingan

128-07-201508:00

09.00

10.00

11.00-obs ttv pasien Td: 110/70 mmhgR :28x/m N :70x/mS :36,5* c-pemantauan pernafasan :ada tidak nya sianosis.RR : 28x/m

-kolaborasi pemberian oksigen melalui nasal canul

-penyuluhan pasien ajarkan teknik relaksasi S : pasien mengatakan masih merasa sesak O :pasien tampak masih sulit bernafas A :masalah belum teratasi P :intervensi dilanjutkan -kolaborasi pemberian oksigen -ciptakan lingkungan aman dan nyaman : pembatasan pasien

208.00

09.00

10.00

11.00

-obs ttv pasien Td: 110/70 mmhgR :28x/m N :70x/mS :36,5* c

-Kolaborasi pemberian nebulizer

-pemantauan pernapsan: ada tidak nya sianosis RR :28x/m

-melakukan fisioterapi dada

-Kolaborasi pemberian nebulizer

S :pasien mengatakan masih merasa sesak O: pasien tampak masih sulit benapas A :masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan -obs ttv -memberikan posisi semi fowler

308.00

09.00

10.00

11.00

12.00

13.00-obs ttv pasien Td: 110/70 mmhgR :28x/m N :70x/mS :36,5 C

-kaji tingkat kemampuan px skala 1-5=4

-memberika Terapi aktifitas pasien :mobilitas sendi

-Bantuan perwatan diri pasien

-terapi latihan fisik :pengendalian kekuatan otot

-memberikan lingkungan aman nyaman:minimalkan cahaya dan kebisingan

S :pasien mengtakan masih sulit bergerak -pasien mengatakan masih lemah O :maslah belum teratasi A :intervensi dilanjutkan-memberikan terapi latihan fisik - bantuan perwatan diri-memberikan lingkungan aman Nyman

129-07-201508.00

09.00

10.00

11.00-obs ttvTd :120/70 mmhgR :24x/m N :74x/m S :36x/m

-pamantauan penapasan pasien : ada tidak nya sianosis RR:24x/m

-Memberikan posisi semi fowler

-kolaborasi pemberian oksigen melalui nasal canulS :pasien mengatakan sesak napas berkurang O :pasien masih tmpak kesulitan bernapas A :masalah teratasi sebagianP :intervensi dilanjutkan -kolaborasi pemberian oksigen-obs ttv memberikan posisi

208.00

09.00

10.00

11.00-obs ttvTd :120/70 mmhgR :24x/m N :74x/m S :36x/m

-melakukan fisio terapi dada -Kolaborasi nebulizer

-ajarkan batuk efektifS : pasien mengatakan batuk dan sesak telah berkurangO :pasien tampak masih sulit bernapas A:masalah teratasi sebagianP :intervensi dilanjutkan -kolaborasi nebulizer-obs ttv

308.00

10.00

12.00

13.00

-obs ttvTd :120/70 mmhgR :24x/m N :74x/m S :36x/m

-Terapi latihan fisik :mobilitas sendi

-memberikan bantuan perawatan diri

-Modifikasi lingkungan :minmalkan cahaya dan kebisingan S :-pasien mengatakan sudah bisa bergerak mirng kiri dan miring anan -pasien mengatakan masih lemahO :pasien masih tampak lemah A ;masalah teratasi sebagian P :intervensi dilanjutkan-terapi latihan fisik-bantuan perawatan diri

BAB IVPEMBAHASANDalam bab ini akan membahas mengenai Asuhan Keperawatan pada Tn A dengan Pneumonia,Ppok,HT grade II. Dengan membandingkan laporan kasus dengan teori menurut yang sesuai dengan urutan tiap tahap proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.A. PengkajianMenurut tinjauan teoritis konsep pengkajian pada pasien pneuomia ditemukan adanya manifestasi klinis berupa demam Demam tinggi, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada usia 6 bulan 3 tahun dengan suhu mencapai 39,50 40,50 C bahkan dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang eoforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa.Batuk, sesak nafasBunyi pernafasan, seperti mengi, mengorok.Auskultasi terdengar mengi, krekels.Keluaran nasal (ingus), mungkin encer dan sedikit (rinorea) atau kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi.Penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi intercostaSakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.Sakit kepala, malaise, myalgiaNyeri abdomenAnoreksia, muntah.Penulis mendapatkan data dari pasien dan keluarga pasien pada pengkajian yang dilaksanakan pada tanggal 27 juli dengan menggunakan format yang telah ditentukan yang mencakup data tentang identitas, riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan sekarang, riwayat penyakit dahulu, data psikososial spiritual (konsep diri, intelektual, mekanisme koping, support sistem, hubungan interpersonal, spiritual), pemeriksaan fisik, data penunjang dan pengobatan.Data yang sesuai dengan teori pada saat pengkajian adalah kelemahan, sesak napas, batuk , penurunan kekuatan otot, keterbatasan rentang gerak, sedangkan data yang ada didalam teori tetapi tidak ditemukan pada pasien adalah mual/ muntah,demam, kejang.Faktor pendukung yang memperlancar proses pengkajian adalah sikap kooperatif keadaan pasien dari perawat bangsal dan tim kesehatan lain yang menangani kasus ini faktor penghambat dalam pengkajian adalah perbedaan budaya antara pasien dan penulis.B. Diagnosa KeperawatanDalam tinjauan teoritis terdapat 5 diagnosa keperawatan yaitu :1. Pola nafas tidak efektif b.d proses inflamasi2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi, nyeri.3. Gangguan pertukaran gas b.d meningkatnya sekresi dan akumulasi eksudat4. Risiko kekurangan volume cairan b.d. peningkatan metabolisme, takipneu, demam5. Intolransi aktifitas b.d kelemahan, keletiahan ketidak adekutan jalan napasDari ke 5 diagnosa yang muncul pada teori penulis menemukan 3 diagnosa keperawatan yang sesuai dengan teori dan 2 diagnosa tidak sesuai dengan teori namun sesuai dengan kondisi atau keadaan pasien.Dua diagnosa keperawatan sesuai dengan tinjauan teori adalah1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi,Masalah ini muncul karena pada saat pengkajian didapat data yang tampak yaitu pasien mengeluh sesak napas ,saat melakukan aktiitas pasien tampak keltihan dan sulit untuk bernapas2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret dan sputum yang berlebihan,Masalah ini muncul karena ditemukan nya saat pengkajian pasien mengeluh batuk pasien batuk dan mengeluarkan secret dan terdapat suara napas tambahan pada area lapang paru sebelah kanan bawah3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,keletihan dan ketidak adekutan jalan napas Masalah ini muncul karena ditemukan nya saat pengkajian pasien tampak mengatakan lemah pasien tampak sulit bergerak,pasien tampak lemah,skala aktifitas 1-5=4 dan sekitar 75% pasien tidak bisa melkukan aktifitas secara mandiri

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A.KesimpulanSetelah melakukan Asuhan Keperawatan pada Tn A dengan pneumonia selama 3x24 jam, mulai tanggal 27 juli 2015. 29 juli 2015 , penulis mendapat pengalaman nyata dalam mengkaji, merumuskan, merencanakan melaksanakan tindakan keperawatan, evaluasi dan dokumentasi keperawatan.maka dapat ditarik kesimpulan:1. Hasil pengkaji yang dilakukan pada Tn A dengan pneumonia,ppok dan ht grade II melakukan observasi, wawancara, pengkajian fisik dan studi dokumentasi. Dari hasil pengkajian pada kasus ini ditemukan tanda dan gejala dengan pasien mengeluh sesak napas sulit bergerak ,merasa sesak jika melakukan aktifitas batuk lemah dan merasa lelah jika melakaukan aktifitas, Tarikan dinding dada tinggi,terdapat suara ronki pada area lapang paru sebelah kanan bawah,terdapat secret dengan tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg N : 72 x/m R:32x/mT:37,0 C2. Menurut tinjauan teoritis Dari ke 5 diagnosa yang muncul pada teori penulis menemukan 3 diagnosa keperawatan yang sesuai dengan teori dan 2 diagnosa tidak sesuai dengan teori namun sesuai dengan kondisi atau keadaan pasien.3. Perencanaan ditetapkan untuk mengatasi ketiga diagnosa tersebut berdasarkan masalah keperawatan dengan menggunakan tinjauan teori yang disesuaikan dengan kondisi pasien saat ini. Perencanaan disusun sesuai dengan prioritas masalah.4. Pada tahap pelaksanaan, penulis telah melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dengan berbagai modifikasi sesuai dengan kondisi pasien, sarana dan prasarana dibangsal.5. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan evaluasi hasil. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam jam didapatkan hasil evaluasi dari ketiga diagnosa keperawatan ketiga diagnosa tujuannya tercapai sebagian yaitu Pola nafas tidak efektif b.d proses inflamasi ,Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi, nyeri dan intolransi aktifitas b.d kelemahan,keletihan dan ketidak adekuatan jalan napas6. Dalam melakukan Asuhan Keperawatan penulis menemukan faktor pendukung dan penghambat, faktor pendukung adalah sikap koorperatif pasien dan keluarga sehingga memudahkan penulis dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien, fasilitas di Bangsal memadai, adanya kerjasama team kesehatan yang banyak membantu pelaksanaan Asuhan Keperawatan. Adapun faktor penghambatnya adalah keterbatasan kemampuan pasien mengungkapkan keluhan yang dirasakan.

B.SaranSetelah melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien Tn A dengan pneumonia ,ppok,dan ht gradeII di ruang Asoka Rs.Dr.rubini mempawah, maka penulis mengajukan saran bagi profesi keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pasien-pasien mengharapkan peran serta aktif dari pihak Rumah Sakit untuk bisa menindaklanjuti dari intervensi keperawatan yang belum terlaksana.

DAFTAR PUSTAKA

http://sehati11022012.blogspot.com/2013/11/makalah-askep-pneumonia-lengkap.html http://makalahperawat.blogspot.com/2011/02/pneumonia.html http://coretanpenanurul.blogspot.com/2014/10/makalah-pneumonia_13.html http://blogsites-sakurashazia.blogspot.com/2012/11/makalah-pneumonia.html

44