pola komunikasi guru agama dalam pembinaan...
TRANSCRIPT
POLA KOMUNIKASI GURU AGAMA DALAM PEMBINAAN AKHLAK
SISWA SDS JAKARTA ISLAMIC SCHOOL JOGLO JAKARTA BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
OLEH :
FAISAL AKBAR
109051000241
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016
ABSTRAK
Faisal Akbar
Pola Komunikasi Guru Agama Dalam Pembinaan Akhlak Siswa SDS
Jakarta Islamic School Joglo Jakarta Barat
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya mengenalkan dan mendidik
serta membina akhlak pada anak sejak dini dengan pola komunikasi yang baik dan
benar. Demikian pula halnya dengan pembinaan akhlak yang terjadi di SDS
Jakarta Islamic School. Pola Komunikasi sendiri merupakan salah satu bagian
kehidupan yang sangat penting bagi manusia. Sebab sebagian besar kehidupan
manusia dipenuhi dengan komunikasi. Karena dengan komunikasi manusia bisa
saling tukar informasi, dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi
juga ikut berperan serta dalam terlaksananya proses belajar mengajar di suatu
lembaga pendidikan. Tanpa komunikasi maka tidak akan tercapai secara
maksimal dalam mendapatkan sebuah hasil yang diinginkan. Akan tetapi, untuk
mencapai hal tersebut diperlukan adanya sebuah pola dan metode komunikasi
yang tepat.
Banyak sekali fenomena-fenomena yang terjadi di sekolah mengenai siswa
dalam berfikir dan bersikap lain dengan yang diajarkan oleh gurunya.
Bahwasanya tujuan pendidik dalam kegiatan belajar mengajar adalah untuk
mencapai proses berkomunikasi yang disampaikan oleh guru kepada siswa
didiknya.
Oleh karena itu, maka timbul beberapa masalah yang diangkat oleh
penulis. Pertama, Pola komunikasi apa saja yang digunakan guru agama dalam
pembinaan akhlak siswa?, Kedua, Bagaimana penerapan pola komunikasi guru
agama dalam pembinaan akhlak siswa di SDS Jakarta Islamic School?
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah
deskriftif kualitatif.
Adapun hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa Pola Komunikasi yang
digunakan yaitu Pola Komunikasi satu arah, Pola Komunikasi Dua Arah dan Pola
Komunikasi Banyak Arah dalam pembinaan akhlak di SDS Jakarta Islamic
School. Pola komunikasi yang diterapkan di SDS Jakarta Islamic School juga
sudah efektif karena dalam proses tersebut dapat menghasilkan feedback (timbal
balik) yang dimana dapat mengetahui apakah komunikasi dapat diterima dengan
baik atau tidak.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahilladzi Ja‟alani Minan Nasihin wa Afhamani Min Ulamaiir
Rasyikhiin, puji syukur terucap kepada Allah Swt Tuhan semesta alam. Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sebab hanya dengan karunia-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan keharibaan baginda tercinta Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kedzaliman menuju zaman
kebenaran yang sesungguhnya.
Alhamdulillah, penulisan skripsi ini berjalan dengan baik dan lancar.
Semua ini takkan tercapai tanpa adanya usaha, perjuangan, dorongan dari semua
pihak dan tentunya do’a serta tawakal kepada Sang Pencipta. Merupakan sebuah
kebahagiaan serta anugrah terindah yang dirasakan oleh penulis setelah pada
akhirnya skirpsi ini terselesaikan juga. Semua impian dan cita-cita penulis dapat
terwujud karena adanya dukungan dari beberapa pihak yang telah dengan senang
hati memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi.
Maka untuk itu, pada kesempatan ini penulis sangat perlu untuk
menghaturkan dan mengucapkan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada
semua pihak terkait yang dengan ikhlas telah membantu penulis dalam
memperlancar skripsi ini. Rasa terimakasih yang sangat dalam penulis haturkan
kepada:
ii
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Arief
Subhan, MA, DR. Suparto, M. Ed, MA, selaku Wakil Dekan I, Drs.
Jumroni M.Si, selaku Wakil Dekan II.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bapak Drs. Masran,
MA yang selalu bersedia membantu penulis dan memberikan informasi
serta waktunya kepada penulis untuk berkonsultasi mengenai kegiatan
kuliah.
3. Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Fita
Faturokhmah, M.Si. yang telah banyak membantu penulis dalam
kelancaran kuliah dan penulisan skripsi ini.
4. Dosen Pembimbing Bapak Drs. Masran, MA yang telah memberikan
bimbingan dan arahannya kepada penulis, sehingga penulis dapat
meyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
5. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
banyak mentransfer ilmunya kepada penulis. Semoga ilmu yang
penulis dapat bisa bermanfaat di dunia dan akhirat.
6. Seluruh Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu
memperlancar penulis dalam mencari referensi buku.
7. Bapak Ahmad Kurniawan S.T.P selaku Kepala Sekolah SDS Jakarta
Islamic School Joglo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian skripsi di SDS Jakarta Islamic School Joglo.
8. Kedua Orang Tua penulis baik yaitu; H. Ahmad Damiri dan Hj. Umroh
yang tidak pernah putusmendoakan dan telah banyak memberikan
iii
motivasi untuk penulis agar senantiasa tak pernah henti dalam mencari
ilmu.
9. Keluarga tercinta: Sukmawati, Nurhayati, Ahmad Lutfi, Siti Khodijah,
Ahmad Khafrawi, Ma’sum Hadi, Sukron Alwi, Syarif Khamaluddin,
Arendra Bayu Wicaksono, Ratih Mawar Lazuardi, Mega Shauma Dewi
Fortuna, yang telah memberi doa dan keceriaan dalam hidup dan hari-
hari penulis.
10. Istri tercinta Sulih Nila Lazuardi, yang selalu setia memberikan doa
dan supportnya untuk penulis agar dapat segera menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
11. Keluarga besar SDS Jakarta Islamic School Bpk Supriyadi S.Pd, Bpk.
Endang Sopian S.Sos.I, Bpk. Surya Negara S.P, Bpk. Fahmi Maulana
S.d I. Terima kasih atas ilmu yang diberikan keada Penulis, semoga
ilmu yang pernah penulis peroleh selama berada di SDS Jakarta
Islamic School bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.
Amin
12. Sahabat-sahabat tercinta dan seperjuangan penulis yang ada di UIN
Syarif Hidayatullah yaitu : Rizal Fikri, Soleh Setiawan, Sani, Khoirul
Soleh, Ramadan Saifullah, Muhammad Saad, Mahatir, Damyati, Hadis
yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat tercinta Fauzan, Agus susanto, Hadi Sopian, Sabila
Rosadi, Egi, Fatullah, Syawaluddin, Hasan, Husin, Hedy yang selalu
memberikan motivasi agar dapat segera menyelesaikan skripsi ini.
iv
Akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih atas segalanya,
semoga semua doa dan amal yang diberikan kepada penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini akan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.
Ya Allah, aku mohon ridhoMu dan SurgaMu, serta permudahkanlah segala
urusanku dan jadikanlah diriku menjadi golongan hambaMu yang selalu
istiqomah dalam kebaikan. Amin.
Jakarta, April 2016
Faisal Akbar
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ vi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 8
E. Metodologi Penelitian .................................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan .................................................................................... 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. RuangLingkup Komunikasi
1. PengertianKomunikasidanPolaKomunikasi ....................................... 15
2. Unsur-unsurKomunikasi .................................................................... 21
3. Macam-macamBentukdanPolaKomunikasi ....................................... 24
B. Pengertian GurudanSiswa .............................................................................. 33
C. Pengertian Pembinaan Akhlak
1. PengertianAkhlak ..................................................................................... 34
2. Macam-macamAkhlak ............................................................................. 36
3. Faktor yang MempengaruhiAkhlak ......................................................... 39
vi
BAB III PROFIL SDS JAKARTA ISLAMIC SCHOOL JOGLO
A. Sejarah SDs Jakarta Islamic School ............................................................... 43
B. Visi dan Misi Jakarta Islamic School ............................................................. 45
C. Sarana dan Fasilitas Sekolah .......................................................................... 48
D. Tenaga Pengajar ............................................................................................. 49
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. PolaKomunikasi Guru Agama TerhadapSiswaDalamPembinaanAkhlak di
SDS Jakarta Islamic School Joglo ................................................................. 50
B. PenerapanPolaKomunikasidalamPembinaanAkhlakSiswa SDS Jakarta
Islamic School Joglo ...................................................................................... 55
C. Hambatan dan Solusi...................................................................................... 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 58
B. Saran-Saran .................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 60
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkomunikasi merupakan kebutuhan setiap manusia dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, bahkan hampir tidak mungkin lagi jika
ada seseorang yang dapat menjalani hidupnya tanpa berkomunikasi dengan orang
lain. Sebab, tanpa berkomunikasi manusia tidak akan bisa menjalankan fungsinya
sebagai pembawa amanah dari Allah di muka bumi (khalifah).
Komunikasi ialah ―hubungan kontak langsung maupun tidak langsung antar
manusia, baik itu individu maupun kelompok.Dalam kehidupan sehari-hari
disadari atau tidak, komunikasi adalah bagian dari kehidupan itu sendiri,
karena manusia melakukan komunikasi dalam pergaulan dan
kehidupannya.‖1
Pada umumnya komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena
manusia adalah makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri-sendiri melainkan satu
sama lain saling membutuhkan. Hubungan individu yang satu dengan yang
lainnya dapat dilakukan dengan berkomunikasi.Dengan komunikasi, manusia
mencoba pula melaksanakan kewajibannya.2
1H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi PengantarStudi, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000, cet ke-2, h.
26 2Toto Asmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1997) cet ke-2, h. 6.
1
Dalam setiap peristiwa komunikasi tidak terlepas dari unsur-unsur
komunikasi, A. W. Widjaya dalam bukunya komunikasi dan hubungan
masyarakat mengatakan ―bahwa unsur-unsur komunikasi terdiri atas sumber
(orang, lembaga, buku, dokumen, dan lain sebagainya), komunikator (orang,
kelompok, surat kabar, radio, TV, film dan lain-lain), pesan (bisa melalui
lisan, tatap muka langsung), saluran media umum dan media massa (media
umum seperti radio, OHP, dan lain-lain, sedangkan media massa seperti
pers, radio, film, dan TV), komunikan (orang, kelompok atau Negara), efek
atau pengaruh (perbedaan antara apa yang dirasakan atau apa yang
dipikirkan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan).‖3
Efek atau pengaruh inilah yang merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya
suatu proses komunikasi. Secara teoritis komunikasi antar pribadi diklasifikasikan
menjadi dua jenis sifat.Pertama komunikasi diadik (dyadic communication)
adalah komunikasi antar pribadi yang berlangsung antara dua orang yakni yang
seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi
komunikan yang menerima pesan.Kedua komunikasi triadik (triadic
communication) adalahkomunikasi antar pribadi yang pelakunya terdiri atas tiga
orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan.4
Perlu disadari bahwa peran komunikasi sangat diperlukan dalam
kehidupan bersosialisasi, bahkan pada proses belajar mengajar. Karena proses
belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumberpesan (guru) melalui saluran atau media tertentu
ke penerima pesan (siswa). Pesan yang akan dikomunikasikan adalah bahan atau
materi pelajaran yang ada dalam kurikulum. Sumberpesannya bisa guru, siswa,
3A.W. Widjaja, komunikasi dan hubungan masyarakat, (jakarta : Bumi Aksara, 1997), cet., ke-3.,
h. 13. 4Onong uchjana Effendy., M.A. Ilmu, Komunikasi dan Filsafat Ekonomi,(Bandung, 2009), cet ke-
3
2
dan lain sebagainya.Salurannyaberupa media pendidikan dan penerimanya adalah
siswa.5
Komunikasi dalam pendidikan dan pengajaran berfungsisebagai
pengalihanilmu pengetahuan yang mendorong perkembangan intelektual,
pembentukan akhlak dan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada
semua bidang kehidupan.6
―Fungsi komunikasi tidak hanya sebagai pertukaran informasi dan pesan,
tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar
data, fakta, dan ide.Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang
disampaikan oleh seorang pendidik dapat diterima dan dipahami oleh
peserta didik dengan baik, maka seorang pendidik perlu menerapkan pola
komunikasi yang baik pula.‖7
Salah satu aspek fungsi komunikasiialah untuk meningkatkankualitas
berfikir pada pelajaran sebagai komunikan dalam situasi instruksional yang
terkondisi. Misalnya guru disamping sanggup mengajar untuk memberikan
instruktur kepada pelajar, juga memiliki metode dalam penyampaian pesan atau
materi kepada pelajar. Komunikasi instruksional ini lebih mengarah kepada
pendidikan dan pengajaran, bagaimana seorang pengajar memiliki kerja sama
dengan siswanya, sehingga pesan atau materi yang disampaikan dapat diterima
dengan baik.
―Pada umumnya proses belajar mengajar merupakan suatu komunikasi tatap
muka dengan kelompok yang relatif kecil, meskipun komunikasi antara guru
dan siswa dalam kelas itu termasuk komunikasi kelompok, guru bisa
mengubahnya menjadi komunikasi interpersonal dengan menggunakan
metode komunikasi dua arah atau dialog dimana guru menjadi komunikator
dan siswa menjadi komunikan. Terjadi komunikasidua arah ini ialahapabila
para pelajar bersifat responsive, mengetengahkan pendapat atau mengajukan
5H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta, UIN Jakarta, 2005) cet ke-1
6H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997) cet.ke-
3, h.11 7Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta, Ciputat Press, 2002) h.7
3
pertanyaan diminta atau tidak diminta.Jika siswa pasif saja, atau hanya
mendengarkan tanpa adanya gairah untuk mengekpresikan suatu pernyataan
atau pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka,tetaplah
berlangsung satu arah dan tidak efektif.‖8
SDS Jakarta Islamic School Joglo merupakan salah satu lembaga yang
memiliki konsep kurikulum yang menggabungkan Kurikulum Diknas dengan
Kurikulum International dan Islamic. Selain itu SDS Jakarta Islamic School Joglo
mempunyai fungsi sebagai media dalam mengembangkan bakat-bakat anak di
sekolah yaitu dengan adanya berbagai macam ekstrakulikuler. Para siswa selain
belajar pelajaran umum seperti matematika, bahasa Indonesia, PKN, Ilmu
Komputer dan lainnya juga belajar agama. Pelajaran yang terkait dengan agama
ini di antaranya mengaji, hafalan doa, hafalan hadits, shalat jamaah wajib dan
sunnah (seperti Dhuha), sejarah Islam, fiqih dan lainnya. Termasuk juga
pembentukan akhlak, tingkah laku dan kebiasaan Islami.Namun, penulis hanya
terfokus pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam karena pembinaan akhlak
yang baik harus diajarkan sedini mungkin.
Adapun bukti keistimewaan dari SDS Jakarta Islamic School Joglo jika
dibandingkan dengan SD yang lain, yaitu :
1. Membangun jiwa kepemimpinan yang berakhlak dengan adanya mata
pelajaran ―Khalifah Program‖ seperti Visi dan Misi SDS Jakarta Islamic
School Joglo
2. Setiap hari Siswa dan Gurudiwajibkan untuk Shalat Dhuha.
3. Setiap Siswa wajib menghafal doa-doa pendek dan Hadits
4. Setiap Siswa wajib untuk menghafal Al-Quran yang ditentukan tiap level
8Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori danPraktek, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2005) cet, ke-19 h. 101-102
4
nya.
5. Setiap hari siswa di sekolah wajib bersalaman dengan guru (Shake Hand)
untuk mengajarkan sopan santun.
6. Setiap siswa dilatih untuk shalat wajib berjama’ah yang di imami oleh
siswa laki-laki secara bergantian (dijadwalkan).
7. Setiap hari jum’at siswa diwajibkan untuk membaca surat al-kahfi.
8. Setiap hari jum’at diakhir bulan, siswa diwajibkan mengenakan pakaian
muslim dan membawa makanan sehat guna membiasakan makan sehat.
9. Dari level 3 sampai 6 diadakan acara ―Mabit‖ yang dilakukan tiap akhir
semester dengan tujuan untuk mengajarkan kemandirian dan diisi dengan
berbagai pembelajaran pembinaan akhlak.
10. Siswa dilatih untuk berjiwa kewirausahaan dengan pembekalan
pendidikan akhlak yang biasa disebut kegiatan ―Market Day” diluar
pembelajaran formal baik menggunakan bahasa inggris atau bahasa arab.
11. Adanya ragam pilihan ekstrakulikuler (Robotic, Drawing, Dancing,
Swimming, Wushu, Taekwondo, Futsal)
12. Semua buku tercetak dengan bahasa internasional (Bahasa Inggris)
termasuk pelajaan agama seperti Khalifah Program, Islamic Studies,
Tahfidz Gundal.
Penulis menjadikan pola komunikasi guru sebagai obyek penelitian karena
dengan adanya pola komunikasi yang baik antara guru dan siswa dalam
menyampaikan informasi akan tercapai maksud dan tujuan, baik guru ke siswa
maupun siswa ke guru. Oleh karena itu, penulis menggangkat permasalahan
5
tersebut dalam skripsi dengan judul: “Pola Komunikasi Guru Agama Dalam
Pembinaan Akhlak Siswa SDS Jakarta Islamic School Joglo Jakarta Barat”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Skripsi ini terkait dengan pola komunikasi antara guru dan siswa mata
pelajaran pendidikan agama islam. Agar peneliti lebih fokus, peneliti membatasi
permasalahan hanya pada pola komunikasi yang terjadi dalam pembinaan akhlak
siswa di SDS Jakarta Islamic School Joglo.
2. Perumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan dan mempermudah mencari data, maka
penulis merumuskan masalah skripsi ini sebagai berikut:
a. Pola komunikasi apa saja yang digunakan guru agama dalam
pembinaan akhlak siswa SDS Jakarta Islamic School Joglo?
b. Bagaimana penerapan Pola Komunikasi Guru agama dalam pembinaan
akhlak siswa di SDS Jakarta Islamic School Joglo Jakarta Barat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
yang hendak dicapai adalah:
a. Untuk mengetahui pola komunikasi guru agama dalam pembinaan
6
akhlak siswa di SDS Jakarta Islamic School Joglo.
b. Untuk mengetahui penerapan pola komunikasi guru agama dalam
pembinaan akhlak siswa di SDS Jakarta Islamic School Joglo.
2. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
a. Secara Akademis, dapat menambah khazanah kepustakaan tentang pola
komunikasi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
b. Secara Praktis, dapat dijadikan acuan oleh para guru yang
menyampaikan materi dalam mata pelajaran pendidikan agama islam.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa literature buku
untuk membantu penyusunanskripsi ini diantaranya buku tentang Metodologi
Penelitan Kualitatif yang ditulis oleh Lexy J.Moleong dan buku Dedy Mulyana
tentang Metodologi Penelitian Kualitatif. Selain itu peneliti juga mendalami
beberapa buku yang focus untuk membahas skripsi ini diantaranya buku yang
ditulis Ngainun Naim tentang Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, dan buku
Prof.Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A, tentang Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek.
Sebelum menentukan judul skripsi ini, peneliti juga melakukan tinjauan
pustaka ke Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
7
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Pada hasil tinjauan tersebut
peneliti menemukan beberapa skripsi yang berkaitan dengan skripsi yang diteliti,
yaitu :
“Pola Komunikasi GuruAgama Dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMK Negeri 1
Pasuruan” oleh Shochibul Hujjah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2011.
“Pengaruh Pola Komunikasi dalam Pembinaan Akhlak Anak Asuh di Rumah
Yatin dan Dhuafa An-Nur Cimanggis Depok” oleh Asri Leily Nur Akbari Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2008.
“Pola Komunikasi Guru Agama Terhadap Siswa Dalam Pembinaan Ibadah di
SMP Islam Al Syukro Ciputat ” oleh Eka Irmawati Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2011.
Adapun kesamaan skripsi yang penulis buat dengan skripsi sebelumnya
adalah sama-sama membahas tentang Pola Komunikasi dan Pembinaan Akhlak
Siswa.Adapun perbedaan antara skripsi yang dibuat dengan skripsi sebelumnya
terletak pada subjek dan sumber penelitian.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Kualitatif.―Penelitian
Kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.‖9―Metode
9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1999)
Cet ke-1, h138
8
Deskriptif Kualitatif merupakan langkah-langkah yang melakukan representasi
objek tentang semua informasi. Dengan kata lain metode ini tidak terbatas pada
pengumpulan data tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti dari
data tersebut.‖10
Dengan menggunakan metode Deskriptif Kualitatif, data yang
diperoleh dari penelitian (berbentuk lisan dan tertulis) dipaparkan atau
digambarkan dalam sebuah tulisan ilmiah.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber-sumber untuk memperoleh keterangan,
sedangkan objek penelitian adalah sesuatu yang diteliti.11
Dalam penelitian ini
yang menjadi subjek penelitian adalah beberapa Guru Agama dan beberapa siswa
di SDS Jakarta Islamic School Joglo Jakarta Barat.Sedangkan yang menjadi objek
penelitian adalah Pola Komunikasi Guru Agama dalam Pembinaan Akhlak Siswa
SDS Jakarta Islamic School Joglo Jakarta Barat.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober 2015 – April 2016.Bertempat
di SDS Jakarta Islamic School Joglo, Jl. Rudal V No. 16.Kec. Kembangan Kel.
Joglo Jakarta Barat.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menghasilkan penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data
dengan teknik, antara lain :
10Soejono dan Abdurrahman.Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2005), h.24 11
Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : Rajawali Press, 1988), h.30
9
a. Observasi
Adalah pengamatan yang dilakukan peneliti untuk memperoleh
informasi tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam
kenyataan, dengan observasi akan diperoleh sebuah gambaran yang jelas
tentang kenyataan.12
Dalam hal ini peneliti meneliti melakukan
kunjungan ke SDS Jakarta Islamic School Joglo dan mengamati kegiatan
belajar mengajar di sekolah tersebut.
b. Wawancara
Peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan orang-orang
yang terlibat sebagai guru agama di SDS Jakarta Islamic School Joglo
maupun siswanya, dengan tujuan untuk mendapatkan keterangan secara
jelas berupa pola komunikasi dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini. Tanya jawab ini
tidak hanya dilibatkan kepada guru saja, tetapi kepada siswa guna
sebagai cross check. Sedangkan teknik wawancara yang digunakan
adalah wawancara semistruktur yakni campuran antara wawancara
berstruktur dan tidak berstruktur.Hal ini bertujuan untuk memberikan
kebebasan kepada narasumber dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan namun tetap terarah pada masalah yang diangkat.Adapun yang
sudah saya wawancarai berjumlah 4 orang, yaitu; Ahmad Kurniawan
S.T.P (Kepala Sekolah), Ahmad Sulaeman, S.Pd (Guru), Fahmi Maulana
S.Pd.I (Guru) Alexander Guci, Lc (Guru), dan 6 siswa yaitu Faiha
12 Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), h. 106
10
Tsaaqifa, Alisha Munir, Hamdi Ali Rahman, Ananta Sukma Irawan,
Fitra Ramhatya Sabila, Ariq Ikhsan Pradana, M. Ali Ashari.
c. Dokumentasi
Adalah studi dokumen berupa data tertulis yang mengandung keterangan
dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang aktual.13
5. Pengolahan Data
Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang sesuai dengan pokok
permasalahan yang dirumuskan, peneliti menggunakan metode Deskriptif
Kualitatif, ―yaitu peneliti menganalisis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan dari lapangan dan buku-buku dengan cara menggambarkan dan
menjelaskan ke dalam bentuk kalimat yang disertai kutipan-kutipan data.‖14
Alasan penulis memilih teknik analisis data secara kualitatif adalah demi
memudahkan proses penelitian. Data-data yang bisa diperoleh dari pelaksanaan
penelitian adalah data tulisan dan lisan (data verbal) bukan data nominal atau yang
menunjukkan angka-angka.
6. Analisis Data
Pada fase ini merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil kesimpulan-kesimpulan yang benar melalui proses pengumpulan,
penyusunan, penyajian dan penganalisisan data hasil peneliti yang berwujud kata-
13 Nurul Hidayati, Metode Penelitian Dakwah dengan Penelitian Kualitatif ,(Jakarta : UIN Jakarta
Press, 2006), h. 63 14
Lexy. J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004)
cet. ke-18, h.6
11
kata. Setelah itu peneliti berusaha untuk menganalisis data dengan menyusun
kata-kata ke dalam tulisan yang lebih luas.
7. Pedoman Penulisan
Penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
HidayatullahJakarta 2007.
F. Sistematika Penulisan
Pembahasan dan penelitian dibagi ke dalam V BAB. Dalam setiap babnya
akan dibagi ke dalam sub bab, adapun sistematika penulisannya adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Penulis mulai dengan pendahuluan yang merupakan Bab I, yaitu terdiri
atas; Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Rumusan, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian,
Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Selanjutnya penulis menempatkan tinjauan teori pada bab berikut ini,
yakni meliputi; Pengertian Pola Komunikasi, Unsur-unsur Komunikasi,
Macam-macam Pola Komunikasi, Pengertian Guru dan Siswa,
12
Pengertian Pembinaan Akhlak, Pola Komunikasi Pembinaan Akhlak di
Sekolah.
BAB III PROFIL SDS JAKARTA ISLAMIC SCHOOL JOGLO
Pada bab ke-tiga, penulis menggambarkan tentang sejarah SDS Jakarta
Islamic School Joglo, Visi dan Misi SDS Jakarta Islamic School Joglo,
Sarana dan Fasilitas SDS Jakarta Islamic School Joglo.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
Pada bab ke-empat, ini mencakup Analisis Pola Komunikasi yang
digunakan Guru Agama Dalam Pembinaan Akhlak Siswa di SDS
Jakarta Islamic School Joglo, Faktor pendukung, hambatan, dan
solusinya
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari seluruh rangkaian pembahasan
penelitian ini. Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran-saran
mengenai penelitian ini.
13
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Ruang Lingkup Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi dan Pola Komunikasi
Secara terminologis komunikasi itu adalah suatu proses penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak lain. Pada umumnya
komunikasi dilakukan secara lisan yang dapat dimengerti oleh kedua pihak. Jika
tidak ada bahasa verbal yang dimengerti oleh kedua belah pihak maka dapat juga
melalui komunikasi nonverbal. Dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu sehingga membuat lawan bicara mengerti apa
yang disampaikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Pola memiliki arti
bentuk atau sistem, cara atau bentuk (struktur) yang tetap dimana pola itu sendiri
bisa dikatakan sebagai contoh atau cetakan.15
Sedangkan kata pola yang terdapat
dalam Kamus Ilmiah Populer memiliki arti model, contoh atau pedoman
(rancangan).16
15 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1996), h.885. 16
Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h.
605.
14
Pengertian Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan
dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat,
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.17
Tubbs dan Moss mengatakan bahwa pola komunikasi atau hubungan itu
dapat diciptakan oleh komplementaris atau simetri. Dalam hubunngan
komplementer, satu bentuk perilaku akan diikuti oleh lawannya. Contohnya
perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan perilaku tunduk dan lainnya.
Dalam simetri, tingkatan sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan.
Dominasi bertemu dengan dominasi, atau kepatuhan dengan kepatuhan.18
Disini
kita mulai melibatkan bagaimana proses interaksi menciptakan struktur system.
Bagaimana orang merespon satu sama lain menentukan jenis hubungan yang
mereka miliki.
Pola komunikasi adalah suatu gambar yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen lainnya.19
Pola Komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola
hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman, dan penerimaan cara
yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
17 Djamarah, Bahri, Syaiful. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta
: PT. Reneka Cipta. 18
Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss. 2001. Human Communication. Bandung : Remaja rosda karya. 19
Sandjaja, Soejanto. 2001. Pengaruh Keterlibatan Orangtua Terhadap Minat Membaca Anak
Ditinjau dari Pendekatan Stress Lingkungan.Jurnal Psikodemensia. Semarang: Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Soegijapranata.Vo.2, No. 1
15
Dari pengertian diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk atau pola
hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengriman dan penerimaan
pesan yang mengaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau rencana yang
meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas, dengan komponen-komponen yang
merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan komunikasi antar manusia
atau kelompok dan organisasi.
Kata komunikasi itu sendiri, menurut Onong Uchjana Effendi berasal dari
bahasa inggris yaitu ―communication yang bersumber dari bahasa latin,
communication atau communis yang berarti sama, atau kesamaan arti sama halnya
dengan perngertian tersebut.‖20
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia
komunikasi secara etimologi memiliki arti sebagai pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita.21
Komunikasi berasal dari bahasa latin communicate yang
berarti berbicara, menyampaikan pesan, infomasi, pikiran, gagasan dan pendapat
yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan mengharapkan jawaban,
tanggapan atau arus balik (feedback)22
menurut Onong komunikasi mempunyai
arti pemberitahuan atau pertukaran pikiran.23
Namun, secara terminologi pengertian komunikasi terdapat banyak pendapat
dari para ahli komunikasi, diantaranya:
1. Wilbur Schramm: ―Definisi komunikasi yang berasal dari bahasa latin
communis yang berarti bila kita mencoba untuk berbagi informasi, ide
atau sikap sehingga menjadikan si pengirim guna menyampaikan isi
20 Onong Uchjana Effendi, Spektrum Komunikasi, (Bandung: Bandar Maju, 1992), cet. Ke-1, h. 4.
21 Dept. Pendidikan, op cit, h. 454
22 A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2001) h. 35
23 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,
2001) Cet. Ke-1, h. 4
16
pesan.‖24
2. Menurut Onong: ―Komunikasi adalah proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan
atau merubah sikap, pendapat dan perilaku, baik langsung secara lisan
maupun tak langsung melalui media.‖25
3. Menurut Arni Muhammad: ―Komunikasi adalah suatu proses dimana
individu dalam hubungan dengan individu lainnya, dalam kelompok,
dalam organisasi, dan dalam masyarakat guna memberikan suatu
informasi.‖26
Sedangkan menurut Wilbur Schramm dalam uraiannya mengatakan ―bahwa
definisi komunikasi berasal dari bahasa latin communis comunon. Bilamana kita
mengadakan komunikasi itu sama artinya kita mencoba untuk berbagi informasi,
ide, atau suatu sikap. Jadi esensi dari komunikasi itu adalah menjadikan si
pengirim dapat berhubungan bersama dengan si penerima guna menyampaikan isi
pesan tersebut.‖27
Dalam pengertian pragmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada
yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media
massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film. Melalui non media massa,
misalnya seperti surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan
sebagainya. Sehingga dikatakan bahwa komunikasi merupakan proses
24Wilbur schramm, Dasar-dasar Rethorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: 1985) h. 48
25 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992) Cet., ke-
2., h. 6 26
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi,(Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet ke-4, h. 3 27
Wilbur Schramm, Dasar-dasar Rethorika komunikasi dan informasi, (Medan: 1985) h. 48.
17
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu
atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun
tidak langsung melalui media.28
Dari masing-masing definisi di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
sementara bahwa komunikasi pada intinya adalah proses pengiriman pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Akan tetapi dari beberapa
definisi tersebut maksudnya memiliki tujuan yang sama. Yang terpenting dalam
komunikasi adalah bagaimana mempunyai kesamaan pesan yang sistematis oleh
seseorang dengan melibatkan orang lain.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkomunikasi
berarti mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai
dengan tujuan dan harapan dari isi pesan yang disampaikan. Jadi diantara yang
terlibat dalam komunikasi harus memiliki kesamaan arti dan harus sama-sama
mengetahui hal yang dikomunikasikan, jika tidak demikian maka kegiatan
komunikasi tersebut tidak berlangsung dengan baik dan tidak efektif.
Berkaitan dengan pesan yang disampaikan dalam suatu komunikasi.
Schramm merumuskan adanya kondisi yang harus diketahui jika kita
menginginkan pesan yang disampaikan mendapat respon sesuai dengan yang
dikehendaki. Kondisi ini disebut The Condition of Succes in Communication,
yang terdiri dari :
a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
dapat menarik perhatian komunikasi.
28 Onong uchjana Effendy, Dinamika komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet ke-4,
h. 4
18
b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga
sama-sama mengerti.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat
ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Menurut Stewart L. Tubbs dan Silvia Mass, sebagaimana dikutip oleh
Jalaludin Rakhmat, dalam bukunya „psikologi komunikasi‟ ia menguraikan ciri-
ciri komunikasi yang baik dan efektif paling tidak dapat menimbulkan 5 hal :
1. Pengertian: komunikator dapat memahami mengenai pesan-pesan yang
disampaikan kepada komunikan.
2. Kesenangan: menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta
menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap: dapat mengubah sikap orang lain sehingga
bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa.
4. Hubungan sosial yang baik, menumbuhkan dan mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi.
5. Tindakan: membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang sesuai
19
pesan yang diinginkan.29
Dari lima ciri-ciri komunikasi yang baik dan efektif diatas, dapat dipahami
bahwa komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan hidup manusia. Melalui
komunikasi akan ditemui jatidiri, dapat mengembangkan konsep diri, dan
menetapkan hubungan dengan dunia sekitarnya. Untuk memahami pengertian
komunikasi sehingga dapat ditransformasikan secara efektif, maka komunikasi
mempunyai lima unsur: sumber atau komunikator (source), pesan (message),
saluran atau media (channel), penerima atau komunikan (receiver) serta efek
(effect).
2. Unsur-unsur Komunikasi
Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya
bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek
. unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.
a. Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melinatkan sumber sebagai
pembuat atau pengirim ineormasi. Dalam komunikasi antarmanusia,
sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk
kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering
disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut
source, sender, atau encoder.
b. Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu
yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan
29 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), cet. Ke-
15, h. 13-16
20
dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa
berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.
Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata
massage, content atau informasi.30
c. Media, Media adalah alat sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi
memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling
dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia seperti mata
dan teliga. Pesan-pesan yang diterima pancaindra selanjutnya diproses
dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya
terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Akan tetapi,
media yang dimaksud dalam buku ini, ialah media yang digolongan atas
empat macam, yakni: Media antarpribadi, untuk hubungan perorang
(antarpribadi) media yang tepat digunakan ialah kurir /utusan, surat, dan
telpon. Media kelompok, Dalam aktivitasa komunikasi yang melibatkan
khlayak lebih dari 15 orang, maka media komunikasi yang banyak
digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat, seminar, dan
konperensi. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal
penting yang dihadapi oleh suatu organisasi. Seminar adalah media
komunikasi kelompok yang biasa dihadiri 150 orang. Konferensi adalah
media komunikasi yang dihadiri oleh anggota dan pengurus dari
organisasi tertentu. Ada juga orang dari luar organisasi, tapi biasanya
30 Cangara, H Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: Rajawali Pers. 2008) h.22-24
21
dalam status peninjau. Media publik, kalau khalayak lebih dari 200-an
orang, maka media komunikasi yang digunakan biasanya disebut media
publik. Misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media
massa, jika khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada,
maka biasanya digunakan media massa. Media massa adalah alat yang
digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak
(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti
surat kabar, film, radio, dan televisi.31
d. Penerima, Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang
dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa
dalam bentuk kelempok, partai atau negara. Penerima biasa disebut
dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan,
atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses
komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat
karena adanya sumber. Tidak adanya penerima jika tidak ada sumber.
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah
yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima
oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering
kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
e. Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan
sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada pengetahuan,
31 Cangara, H Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: Rajawali Pers. 2008) h.123-126
22
sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga
diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang
sebagai akibat penerimaan pesan.32
3. Macam-macam Bentuk Komunikasi dan Pola Komunikasi
Guru sebagai tenaga profesional dibidang pendidikan, disamping memahami
hal-hal yang bersifat filosofis dan kontekstual, juga harus mengetahui dan
melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang bersifat teknis ini
terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar.
Dalam proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan, hal ini
biasanya dikarenakan lemahnya sistem komunikasi. Untuk itu pendidik perlu
mengembangkan berbagai pola komunikasi efektif dalam proses pembelajaran.
Pola komunikasi pendidikan yang dimaksud adalah hubungan atau interaksi
antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar
berlangsung, atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara pendidik dan
peserta didik.
Pada dasarnya ada beberapa bentuk komunikasi, yakni komunikasi
intrapersonal (komunikasi dengan diri sendiri), komunikasi interpersonal
(komunikasi antar pribadi), komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
1. Komunikasi Intrapersonal (komunikasi dengan diri sendiri)
Sesungguhnya komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dalam diri
sendiri. Bahwa manusia apabila dihadapi dengan suatu pesan untuk mengambil
keputusan menerima ataupun menolaknya akan mengadakan terlebih dahulu suatu
32 Cangara, H Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: Rajawali Pers. 2008) h.22-27
23
komunikasi dengan dirinya (proses berpikir). Dalam proses berpikir ini seseorang
menimbang untung rugi usul yang diajukan oleh komunikator.33
Komunikasi akan berhasil apabila pikiran yang disampaikan dengan
menggunakan perasaan yang di sadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika
sewaktu menyampaikan pikiran, pikiran tidak terkontrol.
2. Komunikasi Interpersonal (komunikasi antar pribadi)
Menurut De Vito menjelaskan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan
pengiriman pesan-pesan dari seseorang yang diterima oleh orang lain dengan efek
dan umpan balik langsung.34
Secara umum komunikasi interpersonal dapat
diartikan sebagai proses pertukaran informasi diantara komunikator dengan
komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis berupa
percakapan. Komunikasi interpersonal dampaknya dapat dirasakan pada waktu itu
juga oleh pihak yang terlibat.35
Hubungan interpersonal adalah hubungan yang berlangsung, keuntungan
dari padanya ialah bahwa reaksi atau arus balik dapat diperoleh segera. Dalam
hubungan interpersonal, proses komunikasi semakin jelas dan dalam komunikasi
interpersonal, komunikan dapat member arus balik secara langsung kepada
komunikator.
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang (komunikator)
dengan sejumlah orang (komunikasi) yang berkumpul bersama-sama dalam
33 Phil, Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung : Mandar Maju, 1992).
Cet. Ke-1, h.4 34
Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi, (Bandung : Citra Adytia Bakti, 1991), cet. Ke-1. h.12 35
Sr. Maria Assumpte Rumanti OSF, Dasar-dasar Public Relation Teori dan Praktis, (Jakarta :
Grasindo, 2002), cet. Ke-1, h.88
24
bentuk kelompok.36
Komunikasi kelompok ini mempunyai beberapa karakteristik.
Pertama, Proses komunikasi terhadap pesan-pesan yang disampaikan oleh
seorang pembicara kepada khalayak yang lebih besar dan tatap muka. Kedua,
komunikasi berlangsung continue dan bisa dibedakan mana sumber dan mana
penerima. Ketiga, pesan yang disampaikan terencana dan bukan spontanitas
untuk segmen khalayak tertentu.37
Komunikasi kelompok dapat dibagi menjadi
dua bagian yaitu :
1) Komunikasi Kelompok Kecil
Menurut Robert F. Bales yang dikutip oleh Widjaja, kelompok kecil
adalah sejumlah orang yang terlibat satu sama lain dalam suatu
pertemuan yang bersifat tatap muka, dimana setiap peserta mendapat
kesan atau penglihatan antara satu dengan yang lainnya.38
Suatu
situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok kecil
apabila situasi komunikasi seperti itu dapat diubah menjadi
komunikasi interpersonal dengan setiap komunikan.
Dalam komunikasi kelompok kecil, komunikator menunjukkan
pesannya kepada benak atau pikiran komunikan, contohnya, diskusi,
seminar, rapat dan lain-lain. Komunikan dapat menanggapi uraian
komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti.
2) Komunikasi Kelompok Besar
Suatu komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok besar jika
antar komunikator dan komunikan sukar terjadi komunikasi
36 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung : Alumni, 1986), cet. Ke-2,
h.537
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005), cet.2 h.33 38
Onong Uchjnana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi , (Yogyakarta : PT. Al-Amin Press,
1996), cet. Ke-1.h.59
25
interpersonal. Pada situasi seperti itu, para komunikan menerima
pesan yang disampaikan komunikator lebih bersifat emosional.
Lebih-lebih jika komunikan heterogen, beragam dalam usia,
pekerjaan, tingkat pendidikan, agama, pengalaman dan sebagainya.39
4. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan pada massa atau
komunikasi yang menggunakan media massa, misalnya : pers, radio, film dan
televisi.40
Komunikasi massa merupakan komunikasi yang efisien, karena dapat
menjangkau daerah yang luas dan audiensi yang praktis tidak terbatas.
Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat
komponennya. Ciri-cirinya yaitu : komunikasi massa berlangsung satu arah,
komunikator pada komunikasi massa melembaga, pesan pada komunikasi massa
bersifat umum, media komunikasi massa menimbulkan keserempakan,
komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.
Selain bentuk komunikasi yang penulis jelaskan di atas, ada berbagai macam
pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis
antara guru dan siswa yaitu:
Menurut T. Hani Handoko, mengemukakan bahwa ada 4 pola komunikasi
atau yang disebut dengan jaringan komunikasi, yakni :
39 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2000), h.9
40 H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Penghantar Studi, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), cet.
Ke-2.h.35
26
1. Pola Lingkaran
Dimana B hanya dapat berkomunikasi dengan A dan C untuk
berkomunikasi dengan E, maka B harus melalui A atau melalui C dan
seterusnya. Pola lingkaran adalah bentuk komunikasi yang tidak terpusat
atau desentralistik.
2. Pola Rantai
Pada pola ini menunjukan dua bawahan A dan E yang melapor kepada
atasan mereka B dan D, yang selanjutnya oleh B dan D dilaporkan ke C.
Garis koordinasi secara structural yang melibatkan komunikasi antara
bawahan dengan atasan.
A
B
C
E
D
A
B
C D
E
27
3. Pola Bintang
Dimana C dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D dan E. Garis
koordinasi ini melibatkan semua komponen yang dapat berkomunikasi,
dimana C sebagai centralnya komunikasi dengan lainnya, begitu juga
sebaliknya.
4. Pola Y
Dimana E berkomunikasi dengan D, Kemudian dari D ke C, dan di
sampaikan kepada A dan B, garis koordinasi yang terpusat pada satu titik
C, kemudian dari C langsung sampai ke A dan B.
Sama halnya dengan pendapat H.A.W Widjaja, dalam bukunya Ilmu
Komunikasi Pengantar Studi, mengemukakan bahwa ada 4 pola
komunikasi yakni :
C
A
D
B
E
A B
C
D
E
28
1. Pola Roda
Dimana seorang A berkomunikasi dengan banyak orang, yaitu B, C, D dan
E. Komunikasi ini lebih cenderung bersifat satu arah tanpa adanya reaksi
timbale balik. Pola roda adalah bentuk pertukaran informasi yang terpusat
pada seseorang atau sentralistik.
2. Pola Rantai
Dimana seseorang A berkomunikasi kepada seseorang yang lain B, dan
seterusnya. Jalur komunikasi ini hamper sama dengan pola roda, hanya
bersifat 1 arah.
E D C B A
D
E
B
C A
29
3. Pola Bintang
Semua anggota berkomunikasi dengan anggota. Komunikasi ini memiliki
reaksi timbal balik dari semua lawan bicara.
4. Pola Lingkaran
Pola ini hampir sama dengan pola rantai, namun orang terakhir E berkomu
nikasi dengan orang pertama A. Pola ini bersifat satu arah41
B. Pengertian Guru dan Siswa
1. Pengertian Guru
Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan
mengelola kelas sehingga guru memiliki peran yang sangat vital dan fundamental
dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik siswa dalam proses
41 H. A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), cet. Ke-2,
h. 102-103
E
D C
B
A
D C
E B
A
30
pembelajaran. Menurut Imam Musbikin peran guru selain mengajar sangat banyak
diantaranya yaitu:
Sebagai korektor, Seorang guru harus bisa membedakan nilai yang baik dan
yang buruk.
a. Sebagai inspirator, Seorang guru harus dapat memberikan ilham yang
baik untuk kemajuan anak didik.
b. Sebagai informator, Seorang guru harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Sebagai pengelola kelas, Seorang guru harus bisa membuat siswanya
betah tinggal di dalam kelas dengan motivasi yang tinggi untuk
senantiasa belajar di dalamnya.
d. Sebagai organisator, Seorang guru harus memiliki kegiatan
pengelolaan akademik, menyusun tata tertib sekolah, dan sebagainya.
e. Sebagai inisiator, Seorang guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide
kemajuan dalam pengajaran.
2. Siswa
Siswa adalah manusia yang perlu diperlakukan apa adanya. Sebagai
manusia, siswa memiliki instink, pembawaan, sifat-sifat, dan aspek kejiwaan yang
menjadi dasar pengembangannya. Hal tersebut harus dipertimbangkan oleh guru
karena sangat menunjang keberhasilan siswa.
Proses belajar mengajar yang terjadi di kelas merupakan proses komunikasi
antara guru dan siswa. Komunikasi yang lancar mempunyai andil yang besar
dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Guru yang menguasai materi pembelajaran secara tuntas tidak selalu menjadi
31
tolak ukur proses pembelajaran tersebut berhasil. Tetapi hal sesungguhnya yang
sangat berperan adalah bagaimana komunikasi pendidikan tersebut dijalankan,
bagaimana proses transfer pengertahuan dan keterampilan dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
C. Pengertian Pembinaan Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Secara bahasa bentuk jamak dari akhlak adalah khuluq, yang memiliki arti
tingkah laku, perangai dan tabiat. Secara istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa
yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan
direnungkan lagi.42
Seorang yang mempunyai moral, boleh diartikan karena kehendaknya
sendiri berbuat sopan atau kebajikan karena suatu motif material, atau ajaran
filsafat moral semata. Sifatnya sangat sekuler, duniawi, sikap itu biasanya ada
selama ikatan-ikatan material itu ada, termasuk di dalamnya penilaian manusia,
ingin memperoleh kemasyhuran dan pujian dari manusia. Suatu sikap yang tidak
punya hubungan halus dan mesra dengan yang maha kuasa yang transenden.43
Dengan moral saja, ia tidak punya sesuatu yang tertanam dalam jiwa,
konsekwensinya mudah goyah dan kemudian hilang.
Berbeda dengan akhlak, ia adalah ―perbuatan suci yang terbit dari lubuk
jiwa yang paling dalam, karenanya mempunyai kekuatan yang hebat.‖44
Dalam
Ihya Ulumuddin, Imam Al Ghazali berkata: ―Akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa, daripadanya timbul perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan
42 Azra, Azyunardi, prof., Dr., dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan
Tinggi Umum. Jakarta : Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam. 43
Masruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1987), h.49 44
Ibid, h. 49
32
pertimbangan terlebih dahulu‖.45
Dari kutipan diatas penulis dapat ambil suatu kesimpulan bahwa akhlak
Islam adalah suatu sikap mental dan laku perbuatan yang luhur, mempunyai
hubungan dengan zat yang maha kuasa Allah. Akhlak adalah produk dari
keyakinan atas kekuasaan dan keesaan Alllah, yaitu produk dari jiwa tauhid.
2. Macam-macam Akhlak
Imam Al Ghazali mengatakan bahwa akhlak ada dua macam :
a. Akhlak Terpuji
Dalam masalah ini Imam Al-Ghazali menjelaskan beberapa pendapat
Ulama tentang akhlak yakni sebagai berikut:
1) Hasan Al Bisri berpendapat bahwa akhlak yang terpuji yaitu manis
muka tidak suka menyakiti orang lain baik oleh perkataan maupun
perbuatan.
2) Al Wasith mengatakan ialah tidak memusuhi dan tidak dimusuhi orang
karena sangat makrifat kepada Allah SWT.
3) Abu Ustman berkata akhlak yang baik ialah Ridho/puas terhadap
ketentuan Allah baik yang senang ataupun yang tidak senang.
4) Abu Said Al-Harraj berpendapat bahwa akhlak yang terpuji ialah suatu
sikap yang tidak ada baginya selain Allah SWT.46
45 Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Libanon : Dar-al-Fikr Juz III, 1995), h.48
46 Ibid, h. 47-48
33
Menurut Al Ghazali ―Untuk mencapai akhlak yang mulia harus melalui
riyadhah yaitu suatu latihan yang diterapkan oleh kaum sufi, lalu beliau
menarik satu kesimpulan bahwa tasawuflah satu-satunya sarana yang akan
dapat menghantar kepada kebenaran sejati‖.47
Imam Nawawi Al Bantani mengomentari karya Al Ghazali sebagai
berikut: Di dalam diri manusia ada empat sifat :
1) Sifat ketuhanan (robbaniah) seperti: sabar, penyayang, belas kasih
kepada sesama makhluk, dan lain sebagainya.
2) Sifat sabu’iyyah yaitu sifat binatang buas seperti marah, dengki,
memukul kiri kanan, memaki kian kemari, menghamburkan harta
dengan percuma dan lain-lain.
3) Sifat bahimiyyah, yaitu sifat hewan, umpamanya rakus laba dan lain-
lain sebagainya. Seseorang yang menganut sifat ini, maka akan
keluarlah berbagai macam perbuatan kejahatan, seperti pencurian,
penzinaan liwath dan sebagainya.
4) Sifat syaitaniah, yaitu sifat syetan dan iblis, yaitu dengki banyak tipu
daya, banyak helah, munafik, pembawa orang kepada perbuatan
mungkar dan kebinasaan, membawa orang kepada bid’ah dan
kesesatan. Umpamanya seseorang yang menganut sifat ini, maka dari
padanya akan memancarlah berbagai macam cabang kejahatan.48
47 Ibid, h. 60
48 Imam Nawawi Al Bantani, Maroqiyyul Ubudiya, (Surabaya : Daarul Ihya, 1997), h. 76.
34
Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak yang mulia
bersumber dari hati yang bersih, dari hati yang bersih inilah lahirnya
perbuatan-perbuatan terpuji tersebut, dan ini harus melalui beberapa aqabah
(tanjakan) yang harus dilahiri oleh seorang murid.
b. Akhlak Tercela
Akhlak yang tercela lawan dari akhlak yang terpuji. Al Ghazali
mengatakan: ―Bahwa akhlak yang tercela yang menyebabkan seseorang
akan binasa dunia akhirat‖.49
Akhlak yang tercela yang menyebabkan manusia jauh dari Allah SWT,
karena itu, alangkah baiknya jika teori sufi kita terapkan kepada peserta
didik/siswa dewasa ini sebab pada realitanya hanya cara kaum sufilah yang
dapat membentuk akhlak siswa menjadi insan kamil atau memiliki akhlak
yang mulia, tetapi hal ini perlu diimbangi dan dipadukan dengan orientasi
dari sudut logika. Pendekatan filosofis diperlukan untuk menganalisa dan
menyaring secara kritis antara ajaran agama yang benar dan yang tidak
sesuai dengan tuntutan yang semestinya. Sesudah ajaran itu jelas benarnya,
agama harus diterima dan ditanggapi dengan hati atau rasa, bukan dengan
akal. Pendekatan etis akan menumbuhkan perkembangan rasa agama yang
dapat menselaraskan kukungan akal dan hati manusia.50
49 Al Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Libanon : Dar-al-Fikr Juz III, 1995), h. 48
50 Musa Asy’arie, Islam Kebebasan dan Perubahan , (Jakarta : Sinar Harapan, 1986), h.85
35
Apabila kita mengkaji mengenai hakikat dan unsur-unsur dasar peradaban,
maka diperoleh kesimpulan bahwa akhlaklah sebagai hakikat unsur peradaban,
maka bagaimana bangsa Indonesia ini memiliki peradaban yang tinggi kalau elit
politiknya, masyarakatnya tidak berakhlak yang mulia.
Dengan adanya krisis multi dimensi termasuk pendidikan faktor utamanya
adalah terabaikannya faktor moral dalam dunia pendidikan, pendidikan moral di
sekolah-sekolah kita ini sangat memprihatinkan. Oleh karena itu penulis
berpendapat marilah kita maksimalisasikan perlajar akhlak, jangan hanya di
SMPN saja akhlak diajarkan bahkan wajib akhlak itu diajarkan pula di pelbagai
lembaga pendidikan di negara kita ini dan hendaklah elite politik menjadi
tauladan bagi rakyatnya.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akhlak
Jika kita amati beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akhlak siswa ada
dua bagian: Pertama, faktor-faktor umum. Kedua, faktor-faktor khusus. Faktor-
faktor umum ialah lingkungan, baik keluarga maupun masyarakat, di antaranya
adalah:
1. Orang tua
Kedua orang tua merupakan contoh bagi anak-anaknya. Oleh karena itu baik
dan buruknya seorang anak tergantung kepada pendidikan kedua orang tua, anak
36
diibaratkan seperti kertas yang masih bersih, kalau dihitamkan ia akan menjadi
hitam, kalau diputihkan ia akan menjadi putih.51
Hal ini pernah disinyalir oleh sabda Rasulullah SAW, yang artinya: ―Setiap
bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah
yang dapat menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani ataupun Majusi
(penyembah api) (H.R. Bukhari)‖.52
Para ulama telah memberikan berbagai interpretasi tentang fitrah seperti
yang disebutkan dalam Hadist di atas. Berdasarkan interprestasi tersebut
Muzayyin menyimpulkan ―Bahwa fitrah adalah suatu kemampuan dasar
perkembang manusia yang dianugerahkan Allah kepadanya‖.53
Di dalamnya
terkandung berbagai komponen psikologis yang satu sama lain saling berkaitan
dan saling menyempurnakan bagi hidup manusia.
Kemampuan dasar (fitrah) itu banyak pula jenisnya Syahminan Zaini
merinci jenis-jenis fitrah itu sebagai berikut:
a. Fitrah beragama
b. Fitrah intelek
c. Fitrah sosial
51 Tarbiyah Watta’lin, Penyusun Dewan Guru Gontor Ponogoro, 1996, h.6
52 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta Mulia, 1998), h.202
53 Ahmad, Zainal ‘Abidin, Memperkembangkan dan Mempertahankan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982), h.20.
37
d. Fitrah ekonomi
e. Fitrah politik
f. Fitrah seni
g. Fitrah harga diri
h. Fitrah kemajuan
i. Fitrah persamaan
j. Fitrah persatuan
k. Fitrah kemerdekaan
l. Fitrah keadilan
m. Fitrah susilasosial
n. Fitrah kawin, dan
o. Fitrah lain-lainnya.54
Salah satu fitrah di antara sekian banyak jenis fitrah itu adalah fitrah
beragama yang didalamnya terkandung nilai-nilai akhlak.
2. Sekolah/madrasah
Sekolah adalah ―Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi akhlak
siswa setelah kedua orang tua karena seolah merupakan tempat untuk mendidik
dan membentuk akhlak para siswanya‖.55
54 Ahmad, Sa’ad Nursa, Tathawar al fikr at tar bawiyyah, (Kairo: Maktabah al Istiqlal al Kubro,
1970), h.30. 55
Tarbiyah Watta’lin, Penyusun Dewan Guru Gontor Ponogoro, 1996, h.71.
38
Jika kita membahas tentang kedudukan sekolah di masyarakat maka
sekolahan berperan sebagai berikut:
1. Guru merupakan wakil wali murid di dalam mendidik anaknya dari
keterangan tersebut jelas bahwa sekolah tidak dapat menjalankan
peranannya kalau tidak ada kerja sama antara pihak sekolah dan wali
murid.
2. Sekolah merupakan wahana untuk membentuk fitrah akhlak/agama, fitrah
intelek, dan disini pula siswa cita-citanya dikembangkan dan diarahkan
seoptimal mungkin.
Oleh karena itu guru tidak hanya mencerdaskan para siswanya tetapi
bagaimana ia membentuk dan meningkatkan akhlak para siswa. Inilah tujuan
pendidikan agama islam yang penting.
39
BAB III
PROFIL SDS JAKARTA ISLAMIC SCHOOL JOGLO
A. Sejarah SDS Jakarta Islamic School
Institusi sekolah kita dewasa ini berorientasi melahirkan individu yang
berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakatnya. Artinya, Individu disiapkan
untuk fungsi ekonominya saja didalam dunia yang berfokuskan kebendaan.
Masyarakat pula ironinya pada saat ini meletakkan tolak ukur kesuksesan
pendidikan seseorang semata-mata dengan hanya dengan kekayaan dan
kedudukan yang mampu diraihnya saja. Maka sebagai konsekuensi logisnya
lahirlah generasi / masyarakat yang yang sangat invidualis yang mementingkan
kehidupan dunia, sementara moral dan akhlaknya runtuh. Individu yang kaya
secara duniawi tetapi tidak memahami dan lupa akan hakikat dan tujuan hidup
yang sebenarnya dikehendaki oleh Allah SWT sang Pencipta.
Allah SWT telah memberikan Islam sebagai agama sempurna. Islam
sebenarnya telah mengajarkan kepada kita tentang tolak ukur kesuksesan yang
sesungguhnya, yaitu manakala individu berhasil masuk kedalam syurga-Nya di
akhirat kelak karena individu tersebut sukses dalam menjalankan misinya sebagai
khalifah (pemimpin) di dunia. Dengan perkataan lain bahwa pendidikan yang
sukses menurut Islam adalah mampu melahirkan individu yang menjadi
pemimpin di dunia (baik dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, serta sosial
dan budaya/ peradaban) namun pada saat yang bersamaan faham betul bahwa itu
40
semua merupakan bentuk pengabdian kepada Allah sebagai bekal yang akan
dibawa ke kehidupan yang abadi di akhirat kelak.
Untuk itu kami pendiri SDS Jakarta Islamic School Joglo mencermati
kepincangan yang ada dalam realitas pendidikan yang dimiliki kaum muslimin
saat ini. Di satu sisi sekolah unggul secara duniawi tetapi runtuh moralnya dan
disisi lain berorientasi akhirat tetapi tidak mampu menghasilkan individu yang
mampu bersaing untuk memimpin dunia di segala bidang secara global.
Untuk itulah kami bertekad untuk menghadirkan sekolah unggulan yang
mampu melahirkan manusia sukses menurut versi Allah SWT. Namun kami
menyadari bahwa ikhtiar ini bukanlah mudah. Oleh karena itu dukungan dari para
muslimin khususnya orang tua sangat dibutuhkan untuk menggapai cita-cita mulia
kami sebagai sumbangan kecil kita terhadap pelahiran kembali generasi Islam
yang unggul dimasa depan.
Pada awalnya pembelajaran SDS Jakarta Islamic School Joglo
diformulasikan dan hasil pengalaman belajar dan mengajar pendirinya di luar
negeri, dan penggabungan beberapa metode yang diambil dari negara Malaysia,
Australia dan Singapore. Buku-buku dari ketiga negara tersebutlah yang menjadi
sumber dan bahan pengajaran yang biasa disebut International Curriculum.
Dengan menggabungkan pelajaran keIslaman dan memasukan nilai-nilai Islami
pada setiap mata pelajaran maka SDS Jakarta Islamic School Joglo
disebut Sekolah Islam Internasional.
41
Dengan kurikulum yang ada tersebut, animo masyarakat sangat tinggi, dan
pengharapan masyarakat terhadap SDS Jakarta Islamic School Joglo sebagai
Sekolah Islam International sangat luar biasa. Hal itu tidak menyebabkan
pendirinya merasa puas bahkan terus mencari dan memacu untuk mencari The
True International Islamic School. Dalam pencarian konsep tersebut, pendiri SDS
Jakarta Islamic School Joglo telah mencari kemana-mana dan dalam
perjalanannya SDS Jakarta Islamic School Joglo pernah bersinggungan dengan
Khalifah Institute yang mempertajam misinya, dari sekedar "membentuk generasi
Rabbani yang berwawasan Internasional, berakhlak Islami dan tetap memiliki jati
diri sebagai bangsa Indonesia" menjadi "membentuk Khalifah yang berwawasan
Internasional, berakhlak Islami dan tetap memiliki Jati diri sebagai Bangsa
Indonesia"
B. Visi dan Misi SDS Jakarta Islamic School
1. VISI
Membentuk Khalifah Fiil Ardhi / Pemimpin Dunia/ Moslem Future Leader
yang Beraqidah Islam, berwawasan International dan Memiliki Kepribadian
sebagai Bangsa Indonesia.
2. MISI
a. Producing people who always think creatively and independent with a
Quranicperspective (membentuk manusia yang selalu berfikir kreatif
dan mandiri dengan perspektif Qurani--Jailul Qurani).
b. Producing long life learners who love knowledge and use modern
science and information technology, in their building of an Islamic
42
civilization (membentuk generasi yang mencintai ilmu pengetahuan
dengan memanfaatkan kemajuan zaman agar mampu membangun
peradaban Islam).
c. Producing Brave people who can face the problem and future
(membentuk masyarakat cerdas dan brilian yang dapat menghadapi
rintangan kehidupan).56
Khalifah yang diharapkan oleh SDS Jakarta Islamic School Joglo adalah
Khalifah yang memiliki 5 Initiatif, yaitu :
a. Menguasai bahasa Inggris dan bahasa Arab sebagai bahasa pergaulan
dunia.
b. Memiliki thinking skill (kemampuan berpikir) sebagai modal untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan kehidupan.
c. Memiliki akhlak Islami sebagai modal untuk berinteraksi dan menjadi
contoh di lingkungannya.
d. Memiliki kemampuan Information and technology (IT—teknologi
informasi) sebagai bekal untuk memperluas wawasan dan berinteraksi
dengan zamannya.
e. Memiliki jiwa seni yang akan mengasah kepekaan nurani dan kepekaan
social.
Untuk mencapai visi dan misi, tidaklah mudah tetapi perlu proses juga
waktu, perjuangan tanpa henti disamping tak kalah pentingnya adalah metode dan
strategi untuk mencapainya. Dengan metode “life is real, learning by practice”
56 Wawancara dengan Bpk. Supriyadi S.Pd (Ketua Yayasan), di SDS Jakarta Islamic School Joglo,
20 Oktober 2015, Pukul 09.00 WIB
43
serta strategi “school ilike at home”, so, “ we do all together” diharapkan mampu
menunjang visi dan misi SDS Jakarta Islamic School Joglo.
Selain itu, sejumlah motivasi dicetuskan agar bersemangat mengemban
tugas dan mewujudkan visi dan misi SDS Jakarta Islamic School Joglo, yakni:
1. Spiritual Motivation (for all): “I am Khalifah of Allah (Moslem Future
Leader), my responsibility are; make myself good, help others become good
and make physical world good.”
2. Educational Motivation: “SDS Jakarta Islamic School Joglo is not only
school for students, butalso school for teachers, school for staff, school for
founder and director, school for parents and school for trainers.” (School
for all).
3. Internatioanal Motivation: “Learn… Not copy.” (We are Different)
4. Leader Motivation: “Do the best, everybody will follow us, serve them,
teach them abd to them. Take desicion for all sides, not for one side.” (Kita
pemimpin dan kita melayani)
5. Student Motivation: “I am Khalifah of Allah.” (I am a Leader)
6. Teacher Motivation: ―Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang
kapan lagi.‖
7. Management Motivatioan: :If you see something, do something.”
44
C. SARANA DAN FASILITAS SEKOLAH
Sarana dan prasarana yang dimiliki SDS Jakarta Islamic School Joglo
adalah:
1. Ruang kelas sebanyak 25 ruangan.
2. Ruang laboratorium komputer.
3. Ruang laboratorium sains.
4. Ruang Perpustakaan.
5. Ruang dapur
6. Musholla
7. Sarana dan prasarana bermain seperti: Perosotan
8. Sarana dan prasarana olahraga seperti: lapangan futsal, basket, voli,
bulutangkis.
9. Sarana dan prasarana klinik sekolah.
10. Ruang kamar mandi untuk siswa yang disediakan sebanyak 6 ruangan.
11. Halamam parkir yang luas.57
D. TENAGA PENGAJAR
Tenaga pengajar di SDs Jakarta Islamic School Joglo merupakan tenaga
pengajar yang berpengalaman di bidangnya. Mereka terdiri dari lulusan
Universitas Negeri Jakarta berjumlah 5 guru, Universitas Indonesia berjumlah 1
guru, Al-Azhar Kairo berjumlah 2 guru dan perguruan tinggi lainnya berjumlah
57 Wawancara Ahmad Kurniawan, S.T.P (Kepala Sekolah), di SDS Jakarta Islamic School Joglo,
16 November 2015, Pukul 09.00 WIB
45
25 guru yang diantaranya terdapat 4 guru agama yang berpengalaman di
bidangnya.58
58 Wawancara Ahmad Kurniawan, S.T.P (Kepala Sekolah), di SDS Jakarta Islamic School Joglo,
16 November 2015, Pukul 09.00 WIB
46
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pola Komunikasi Guru Agama Terhadap Siswa Dalam Pembinaan
Akhlak di SDs Jakarta Islamic School Joglo.
Proses pola komunikasi dalam pembinaan akhlak siswa ketika belajar-
mengajar yang diterapkan oleh masing-masing guru dalam meyampaikan sebuah
materi atau pesannya, sudah bisa dikatakan cukup baik. Disebabkan materi yang
akan disampaikan sudah terencana (dirancang sedemikian rupa) dan bukan
spontanitas sehingga dapat menarik perhatian komunikan. Selanjutnya jika
melihat pola komunikasi yang berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar antar
guru dan siswa sudah melakukan pola komunikasi yang efektif dan efiesien untuk
melangsungkan kegiatan tersebut, walaupun terdapat beberapa hambatan-
hambatan yang sering terjadi pada diri siswa, seperti hambatan non teknis
(gangguan lingkungan, psikologi, status dan faktor kemampuan dasar).
Dikatakan pola komunikasi tersebut berjalan efektif, indikasi ini dilihat pada
proses penyampaian (teori) hal tersebut terjadi ketika seorang guru
menyampaikan sebuah materi. Sebelum menyampaikan materi, guru terlebih
dahulu merencanakan pesan yang akan disampaikan kepada siswa, dengan pesan-
pesan yang terencana maka menimbulkan suatu komunikasi yang baik dan mudah
dimengerti oleh seorang siswa. Pada hal lain, dikatakan komunikasi yang baik jika
seorang guru dan siswa mengadakan kesamaan makna atau arti.
47
Dikatakan efesien indikasi ini terjadi pada proses pembelajaran, ketika
terdapat beberapa siswa yang belum mengerti, disebabkan siswa tersebut kurang
memahami dasar-dasar pada suatu materi yang berlangsung. Oleh sebab itu,
seorang guru memerintahkan kepada siswa yang sudah mengerti untuk
memberitahu atau menerangkan kepada siswa yang tidak paham. Dengan begitu
proses kegiatan belajar-mengajar menjadi efesien.
Suatu proses komunikasi akan berhasil jika terjadi perubahan pada diri
komunikan. Dalam hal ini peneliti menemukan suatu perubahan pada diri
komunikan, baik dari dampak kognitif, afektif dan behavioral.
Dampak kognitif yang timbul pada diri komunikan, menyebabkan
komunikan menjadi paham mengenai materi agama (materi akhlak) yang
disampaikan oleh guru. Dampak efektif yang timbul pada diri komunikan
menjadikan komunikan menjadi ingin lebih tahu dan menimbulkan rasa semangat
yang tinggi dalam membenahi akhlak mereka. Dan dampak behavioral yang
timbul pada diri komunikan membuat komunikan memanfaatkan ilmu yang
didapatkan untuk kepentingan diri mereka.
Pada penelitian ini, penulis menemukan suatu pola yang terjadi di SDS
Jakarta Islamic School Joglo adalah pola bintang (Teori T. Hani Handoko).
Pola Bintang
C
A B
48
Pola ini C (komunikator) dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D,
dan E (komunikan) garis koordinasi ini melibatkan semua komponen yang dapat
berkomunikasi, dimana C sebagai centralnya komunikasi dengan yang lainnya,
begitu juga sebaliknya. Maka pada pola tersebut menimbulkan komunikasi dua
arah.
Indikasi ini terjadi ketika seorang guru menyampaikan sebuah materi kepada
siswa dan siswa mendengarkan dengan seksama pesan yang disampaikan guru.
Dan dalam hal tersebut timbul feed back atau umpan balik dari siswa, apakah dia
mengerti atau tidak. Ketika siswa tidak mengerti pesan yang disampaikan guru
maka si siswa bertanya langsung kepada guru.
Jika melihat teori pola komunikasi yang penulis paparkan pada bab
sebelumnya, penulis melihat satu kesamaan antara pendapat T. Hani Handoko
(pola Bintang) dan H. A. W. Widjaja (pola roda), karena pada pola tersebut
memiliki pengertian yang sama, yaitu adanya interaksi langsung antara guru dan
siswa dalam proses belajar-mengajar, walaupun secara garis besar mempunyai
pengertian yang sama tetapi terdapat perbedaan yang signifikan yaitu pola bintang
mempunyai arus timbal balik antara komunikator dengan komunikan sedangkan
pada pola roda tidak terjadi arus timbal balik dan cenderung satu arah.
Menurut penulis komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan
proses belajar mengajar adalah memakai pola bintang karena pada pola tersebut
komunikator dan komunikan dapat berkomunikasi secara langsung dan
melakukan suatu proses timbal balik antara komunikator dan komunikan. Dengan
adanya proses timbal balik tersebut maka komunikator dapat mengetahui seberapa
49
jauh komunikan mampu memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator,
sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan efektif.
Pada pola roda yang lebih cenderung bersifat satu arah menyebabkan
komunikasi antara komunikator dan komunikan lebih di dominasi oleh
komunikator sehingga komunikan hanya berfungsi sebagai pendengar tanpa
adanya proses timbal balik, hal ini menyebabkan komunikator tidak dapat
mengetahui apakah pesan yang disampaikannya itu sudah diterima dengan baik
atau tidak oleh komunikan.
Proses belajar-mengajar yang terjadi di SDS Jakarta Islamic School Joglo
merupakan suatu komunikasi tatap muka (face to face), komunikasi di Jakarta
Islamic School Joglo mempunyai ciri-ciri komunikasi kelompok, jika dilihat dari
segi sasaran dan situasi. Ciri-ciri tersebut adalah :
1. Proses komunikasi yang mana pesan-pesan yang disampaikan oleh
seorang pembicara pada khalayak dalam jumlah yang lebih besar
pada tatap muka. Hal tersebut menunjukkan adanya seorang
pembicara, dalam hal ini adalah seorang guru yang menjelaskan pada
khalayak atau siswa-siswa dengan jumlah besar.
2. Komunikasi berlangsung secara continue. Hal ini sesuai dengan
program suatu kurikulum dalam sekolah yang mempunyai jadwal
yang pasti dan berlangsung secara terus-menerus.
3. Pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan
spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Maksud dari ciri ini
adalah seorang komunikator atau pembicara (dalam hal ini guru)
50
harus mempunyai program yang terencana atau sudah disiapkan
sebelumnya. Bukan suatu spontanitas, karena hal tersebut harus
dipertanggung jawabkan oleh komunikator terhadap kurikulum yang
dibebankan.
Dalam proses belajar mengajar di SDS Jakarta Islamic School Joglo sudah
memenuhi unsur-unsur komunikasi, yakni unsur-unsur tersebut adalah :
1. Komunikator (guru) sebagai pengirim pesan atau sumber informasi
2. Pesan (massage) merupakan alat komunikasi dalam bentuk verbal
berupa suara, lambing, bahasa tulisan dan bahasa lisan
3. Penerima pesan (komunikan) merupakan orang yang dituju oleh
komunikator untuk menyampaikan pesannya agar orang yang dituju
tersebut mengerti atau paham maksud dari isi pesan yang
disampaikan oleh komunikator
4. Saluran komunikasi (media) merupakan saluran penyampaian pesan
kepada komunikan. Komunikator menyampaikan pesannya melalui
sebuah alat atau media berupa papan tulis, spidol, penghapus dan
lain sebagainya.
5. Efek komunikasi, merupakan pengaruh yang ditimbulkan pesan
komunikator kepada komunikan. Efek yang diharapkan komunikator
kepada komunikan yaitu efek konatif, dimana komunikator harus
mampu merubah komunikan untuk sebuah tingkah laku yang
membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu.
51
B. Penerapan Pola Komunikasi dalam Pembinaan Akhlak Siswa SDS
Jakarta Islamic School Joglo
Program pembinaan akhlak ini sangat penting diterapkan di SDS Jakarta
Islamic School Joglo, karena dengan diterapkannya program pembinaan akhlak
ini diharapkan siswa-siswi SDS Jakarta Islamic School Joglo akan menjadi
terbiasa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik itu di dalam
lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.
Sesuatu dikatakan berhasil jika yang diharapkan dapat dicapai sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Adapun faktor-faktor yang mendukung dalam
pembinaan akhlak adalah sebagai berikut:
1. Adanya perencanaan yang tepat dan matang serta dapat dilaksankan
dengan baik
2. Adanya visi,misi dan dedikasi tinggi dalam membina akhlak siswa-siswi
di SDS Jakarta Islamic School Joglo.
3. Adanya komitmen yang tinggi
4. Pengajar atau Guru Agama yang kompeten dan berpengalaman.
5. Adanya manajemen yang baik.
6. Adanya sarana dan prasarana sekolah yang memadai dalam pembinaan
akhlak siswa-siswi di SDS Jakarta Islamic School Joglo.
52
C. Hambatan dan Solusi
Ada beberapa hambatan yang penulis temui di SDS Jakarta Islamic School
Joglo diantaranya :
1. Dalam pelaksanaan pembiasaan disiplin, misalnya ketika berdoa masih
banyak siswa yang belum serius, sering dijumpai kegaduhan saat
pelajaran.
2. Dalam tata karma, permasalahan yang muncul adalah masih terdapat
siswa-siswi tidak melakukan salaman (shake hand) dengan guru saat baru
datang atau pulang sekolah.
3. Minimnya pendidikan agama di keluarga dan perhatian dari orang tua.
Kesibukan orang tua melaksanakan kegiatannya terkadang sampai
melupakan tugas dan tanggung jawab mendidik anaknya. Karena pada
umumnya ketika orang tua menyekolahkan anaknyaseketika itu juga
mereka berasumsi bahwa tugas dan tanggung jawab pendidikan
sepenuhnya telah diserahkan pada pihak sekolah
Dan adapun solusi dari beberapa permasalah yang terjadi di SDS Jakarta
Islamic School adalah :
1. Bekerja sama dengan orang tua siswa, mengajak orang tua untuk turut
serta mengawasi anaknya di rumah, baik dari segi pergaulan, penampilan,
ucapan, dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan.
2. Bekerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat. Keberadaan ustadz
dan guru ngaji dilingkungan tempat tinggal siswa akan membantu
mengajarkan ilmu agama dan ikut mengawasi keberadaan siswa di
53
masyarakat sehingga ketika siswa akan berbuat tidak baik merasa enggan
dan segan terhadap ustadz dan tokoh masyarakat yang ada
dilingkungannya.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tentang pembinaan akhlak yang dilaksanakan di SDS
Jakarta Islamic School Joglo, Jakarta Barat. Maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa :
1. Pola komunikasi yang dilakukan dalam pembinaan akhlak di SDS
Jakarta Islamic School Joglo, telah terjadi berbagai macam bentuk
komunikasi
Pola Bintang
Pada pola ini menurut T. Hani Handoko dikatakan C dapat
berkomunikasi langsung dengan A, B, D dan E. Garis koordinasi ini
melibatkan semua komponen yang dapat berkomunikasi, dimana C
sebagai Centralnya dapat berkomunikasi dengan yang lainnya, begitu
juga sebaliknya.
2. Pola Komunikasi yang diterapkan di SDS Jakarta Islamic School juga
sudah efektif karena dalam proses tersebut dapat menghasilkan feedback
(timbal balik) yang dimana dapat mengetahui apakah komunikasi dapat
diterima dengan baik atau tidak. Selain itu kedua proses tersebut dapat
memaksimalkan penyampaian informasi dari guru kepada siswanya.
C
A B
55
Agar informasi yang diberikan oleh guru dapat diterima dan dicerna
dengan baik oleh siswanya. Program pembinaan akhlak ini sangat
penting diterapkan di SDS Jakarta Islamic School Joglo, karena dengan
diterapkannya program prmbinaan akhlak ini diharapkan siswa-siswi
SDS Jakarta Islamic School Joglo akan menjadi terbiasa menerapkan
akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari baik itu di dalam lingkungan
sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Dan tidak hanya itu, bagi
pihak sekolah dengan diadakannya pembinaan akhlak ini setidaknya
dapat menepis anggapan sebagian masyarakt yang mengganggap bahwa
siswa-siswi SDS biasanya akhlaknya kurang baik, sehingga dengan
adanya pembinaan akhlak ini, dapat menghapus anggapan masyarakat
semacam tersebut.
B. Saran-saran
Untuk memperoleh pembelajaran yang berkualitas agar menghasilkan
prestasi belajar yang berkualitas pula, maka perlu diperhatikan unsur-unsur yang
secara langsung berkaitan dengan berlangsungnya suatu proses belajar mengajar
tersebut. Yang terpenting adalah komunikasi yang terjalin didalamnya. Selain
komunikasi, ada juga hal lain yang harus diperhatikan yaitu: guru, siswa,
kurikulum dan sarana, serta faktor lain yang sifatnya kontekstual agar peranan
komunikasi dalam proses belajar mengajar dapat terealisasi dengan baik, yaitu
agar dapat tercapainya suatu tujuan pendidikan.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga
penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan SDS Jakarta Islamic School
Joglo pada umumnya.
56
Daftar Pustaka
Alisuf Sabri, H.M, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta, UIN Jakarta,
2005)
Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi, (Bandung : Citra Adytia
Bakti, 1991)
A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2001)
Arifin, Tatang M, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : Rajawali
Press, 1988)
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi,(Jakarta: Bumi Aksara,
2001)
Azra, Azyunardi, prof., Dr., dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama
Islam pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : Direktur Perguruan
Tinggi Agama Islam.
Cangara, H Hafied. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Pers. h.22-24
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996)
Effendy, Onong uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005)
Effendy, Onong uchjana, Ilmu Komunikasi dan Filsafat
Ekonomi,(Bandung, 2009)
Effendy, Onong uchjana, Spektrum Komunikasi, (Bandung: Bandar
Maju, 1992)
Effendy, Onong uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek,
(Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2001)
Effendy, Onong uchjana, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1992)
Effendy, Onong uchjana, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung :
Alumni, 1986)
Effendy, Onong uchjana, Kepemimpinan dan Komunikasi ,
(Yogyakarta : PT. Al-Amin Press, 1996)
57
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 1999)
Moss, Stewart L. Tubbs-Sylvia, Human Communication. (Bandung :
Remaja rosda karya, 2001)
Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996)
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2005)
Partanto, Puis A. dan Al Barry, M. Dahlan, Kamus Ilmiah Populer,
(Surabaya: Arkola, 1994)
Phil, Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung
: Mandar Maju, 1992)
Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000)
Sandjaja, Soejanto. Pengaruh Keterlibatan Orangtua Terhadap Minat
Membaca Anak Ditinjau dari Pendekatan Stress Lingkungan. Jurnal
Psikodemensia. (Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata.Vo.2, No. 1, 2001.)
Soejono dan Abdurrahman, H, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan
Penerapan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005)
Sr. Maria Assumpte Rumanti OSF, Dasar-dasar Public Relation Teori
dan Praktis, (Jakarta : Grasindo, 2002)
Syaiful, Djamarah Bahri, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak
dalam Keluarga (Jakarta : PT. Reneka Cipta, 2004)
Tasmora, Toto, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaga Media Pratama,
1997)
Widjaja, H.A.W, Ilmu Komunikasi PengantarStudi, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2000)
Widjaja, H.A.W, Komunikasi dan Hubungan masyarakat, (Jakarta :
Bumi Aksara, 1997)
Wilbur schramm, Dasar-dasar Rethorika Komunikasi dan Informasi,
(Medan: 1985)
58
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : Eki Selfiyani, S.pd
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Apa saja yang melatar belakangi program pembinaan akhlak di SDs
Jakarta Islamic School ?
Pembinaan akhlak di SDS Jisc dilatarbelakangi dari visi dan misiyang ditentukan
oleh sekolah melalui cara dan pendekatan terhadap siswa Jisc.
2. Sejak kapan pembinaan akhlak ini diterapkan kepada siswa/siswi di
SDs Jakarta Islamic School ?
Pembinaan akhlak sebaiknya diterapkan sejak dini. Dimulai dari keluarga, dan
antara keluarga dan sekolah harus bekerja sama dengan baik mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan akhlak.
3. Apa faktor pendukung diterapkannya pembinaan akhlak ini ?
Terdapat beberaa faktor diantaranya, Visi dan Misi, dan Bekerja sama dengan
pendidik agar membimbing anak/siswa dengan baik sesuai dengan tuntunan
Rasulullah.
4. Pola komunikasi apakah yang digunakan Bapak dalam pembinaan
akhlak?
Komunikasi secara langsungdan secara menyeluruh. Bekerja sama dengan orang
tua, agar memberikan hasil yang signifikan.
5. Seberapa pentingkah program pembinaan akhlak ini diterapkan
kepada siswa/siswi di SDs Jakarta Islamic School ?
Sangat penting, karena akhlak merupakan hal paling utama yang harus dimiliki
oleh seseorang, dan harus diajarkan dari sejak dini.
6. Apakah ada hambatan yang Bapak temukan dalam pembinaan
akhlak ini? Dan bagaimana solusinya?
Pasti ada, tetapi kembali kepada diri kita, agar kita lebih sabar dan berfikir secara
maksimal agar memilih cara yang baik dalam menyelesaikan setiap masalah dan
solusi nya bekerja sama dengan orang tua.
7. Seperti apa cara komunikasi yang paling efektif untuk memberikan
materi akhlak kepada siswa ?
Dengan bercerita atau memberikan contoh secara langsung kepada siswa, dan
mengajak berfikir siswa, bahwa akhlak merupakan hal yang terpenting yang
dimiliki oleh seorang anak atau siswa.
8. Bagaimana respon siswa terhadap pembinaan akhlak yang telah
diterapkan oleh Guru Agama ?
Membutuhkan waktu yang harus di ulang-ulang dan guru tentunya harus lebih
sabar dalam membimbing anak-anak agar siswa bisa merespon secara baik
terhadap apa yang kita sampaikan.
Terwawancara
( Eki Selfiyani, S.pd )
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : Ahmad Kurniawan, S.T.P
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Apa saja yang melatar belakangi program pembinaan akhlak di SDs
Jakarta Islamic School ?
Kita ingin mempunyai lulusan yang memiliki karakter terpuji dan akhlak menjadi
hal penting dalam mengelola SDM.
2. Sejak kapan pembinaan akhlak ini diterapkan kepada siswa/siswi di
SDs Jakarta Islamic School ?
Sejak mereka terdaftar di sekolah ini.
3. Apa faktor pendukung diterapkannya pembinaan akhlak ini ?
Lingkungan, Staff Pengajar & Sistem yang dijalankan.
4. Pola komunikasi apakah yang digunakan Bapak dalam pembinaan
akhlak?
Pola komunikasi banyak arah yaitu dengan cara Cerita, Nasehat, Teladan &
Aturan.
5. Seberapa pentingkah program pembinaan akhlak ini diterapkan
kepada siswa/siswi di SDs Jakarta Islamic School ?
Sangat Penting dalam rangka menciptakan pemimpin yang memiliki akhlak
terpuji.
6. Apakah ada hambatan yang Bapak temukan dalam pembinaan
akhlak ini? Dan bagaimana solusinya?
Hambatan kepada wali murid yaitu kurang nya dukungan dari wali murid (orang
tua siswa), solusi nya dengan komunikasi lebih terhadap wali murid. Hambatan
terhadap siswa yaitu kurang nya kesiapan siswa, solusinya dengan membuat
aturan / tata tertib sekolah.
7. Seperti apa cara komunikasi yang paling efektif untuk memberikan
materi akhlak kepada siswa ?
Nasehat dan contoh yang konkrit kepada mereka.
8. Bagaimana respon siswa terhadap pembinaan akhlak yang telah
diterapkan oleh Guru Agama ?
Sangat mendukung pembinaan akhlak sebagai modal utama.
Terwawancara
( Ahmad Kurniawan, S.T.P )
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : Ahmad Sulaeman, S.Pd
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Apa saja yang melatar belakangi program pembinaan akhlak di SDs
Jakarta Islamic School ?
Karena akhlak merupakan pondasi yang sangat mendasar bagi perkembangannya.
2. Sejak kapan pembinaan akhlak ini diterapkan kepada siswa/siswi di
SDs Jakarta Islamic School ?
Sejak dari mulai kelas 1.
3. Apa faktor pendukung diterapkannya pembinaan akhlak ini ?
Keteladanan dari guru-guru dan semua elemen yang ada di sekolah.
4. Pola komunikasi apakah yang digunakan Bapak dalam pembinaan
akhlak?
Pola komunikasi yang terbaik untuk penerapan akhlak adalah dengan bahasa
tingkah laku, artinya guru memberi contoh akhlak yang baik.
5. Seberapa pentingkah program pembinaan akhlak ini diterapkan
kepada siswa/siswi di SDs Jakarta Islamic School ?
Sangat penting, karena akhlak merupakan hal yang terpenting dalam
perkembangan akhlak anak.
6. Apakah ada hambatan yang Bapak temukan dalam pembinaan
akhlak ini? Dan bagaimana solusinya?
Ada, kendalanya adalah banyaknya contoh-contoh yang tidak baik yang anak-
anak dapatkan dari luar, misalkan dari tv dan internet, solusinya harus ada
komunikasi dengan orang tua.
7. Seperti apa cara komunikasi yang paling efektif untuk memberikan
materi akhlak kepada siswa ?
Dengan memberikan contoh atau dengan bercerita.
8. Bagaimana respon siswa terhadap pembinaan akhlak yang telah
diterapkan oleh Guru Agama ?
Cukup baik
Terwawancara
( Ahmad Sulaeman, S.Pd )
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : Alexander Guci, Lc
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Apa saja yang melatar belakangi program pembinaan akhlak di SDs
Jakarta Islamic School ?
Melihat pergaulan yang semakin jauh dari nilai-nilai agama, JISC hadir
membantu mendidik generasi bangsa ini sesuai dengan risalah islam.
2. Sejak kapan pembinaan akhlak ini diterapkan kepada siswa/siswi di
SDs Jakarta Islamic School ?
Sejak awal siswa siswi bergabung di JISC.
3. Apa faktor pendukung diterapkannya pembinaan akhlak ini ?
Dengan menyediakan SDM yang berkompeten di bidang agama.
4. Pola komunikasi apakah yang digunakan Bapak dalam pembinaan
akhlak?
Pola komunikasi Kelompok.
5. Seberapa pentingkah program pembinaan akhlak ini diterapkan
kepada siswa/siswi di SDs Jakarta Islamic School ?
Sangat penting, karena rasulullah di utus untuk menyempurnakan akhlak.
6. Apakah ada hambatan yang Bapak temukan dalam pembinaan
akhlak ini? Dan bagaimana solusinya?
Ada, selalu mengingatkan siswa siswi untuk selalu hormat kepada guru dan
kepada orang yang lebih besar dan sayang ke yang lebih kecil.
7. Seperti apa cara komunikasi yang paling efektif untuk memberikan
materi akhlak kepada siswa ?
Dengan cara dikelompokan per level agar mudah menyampaikan materi sesuai
umur mereka.
8. Bagaimana respon siswa terhadap pembinaan akhlak yang telah
diterapkan oleh Guru Agama ?
Alhamdulillah selama pembinaan akhalk di JISC respon siswa sangat baik dan
mereka sangat tenang mendapat pembekalan dari sekolah.
Terwawancara
( Alexander Guci, Lc )
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : Kholifatun, S.S
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Apa saja yang melatar belakangi program pembinaan akhlak di SDs
Jakarta Islamic School ?
Al-Quran dan As-Sunnah.
2. Sejak kapan pembinaan akhlak ini diterapkan kepada siswa/siswi di
SDs Jakarta Islamic School ?
Sejak awal masuk sekolah JISC.
3. Apa faktor pendukung diterapkannya pembinaan akhlak ini ?
Kerjsaam dengan orang tua murid.
4. Pola komunikasi apakah yang digunakan Bapak dalam pembinaan
akhlak?
Pola komunikasi banyak arah yaitu dengan cara Cerita, Kebiasaan dan
Pendekatan.
5. Seberapa pentingkah program pembinaan akhlak ini diterapkan
kepada siswa/siswi di SDs Jakarta Islamic School ?
Sangat Penting pertama karena kunci kesuksesan.
6. Apakah ada hambatan yang Bapak temukan dalam pembinaan
akhlak ini? Dan bagaimana solusinya?
Pernah ada setiap tahunnya, solusinya komunikasi dengan KepSek da guru-guru
lain untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
7. Seperti apa cara komunikasi yang paling efektif untuk memberikan
materi akhlak kepada siswa ?
Memberikan contoh.
8. Bagaimana respon siswa terhadap pembinaan akhlak yang telah
diterapkan oleh Guru Agama ?
Alhamdulillah baik dan moga berkesinambungan hasilnya
Terwawancara
( Kholifatun, S.S )
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MURID
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : Faunia Sandrin
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Menurut kamu akhak itu apa ?
Akhlak adalah tingkah laku.
2. Penting tidak akhlak dalam kehidupan sehari-hari ?
Iya, karena akhlak yang baik mencerminkan man seseorang.
3. Senang tidak dengan adanya program pembinaan akhlak disekolah
kamu?
Senang, karena kita jadi bisa mempunyai akhlak yang baik.
4. Apakah dirumah kamu juga menerapkan akhlak?
Iya.
5. Jika, Ya. Apakah itu disuruh orang tua atau atas kesadaran diri kamu
sendiri ?
Atas kesadaran diri sendiri.
6. Menurut kamu, Adakah manfaat pembinaan akhlak di sekolah?
Ada, karena agar dapat membentuk akhlak yang baik.
7. Kamu lebih suka menerapkan akhlak karena disuruh atau karena
kesadaran diri sendiri, Kenapa?
Kesadaran diri sendiri karena lebih ikhlas.
8. Dalam penjelasan materi akhlak lebih senang sendiri-
sendiri/kelompok?
Berkelompok, karena lebih dapat bersosialisasi.
9. Menurut kamu, akhlak yang tepuji dan akhlak yang tercela itu seperti
apa?
Akhlak terpuji membantu orang tua, menyayangi teman dan membantu guru.
Sedangkan akhlak tercela yaitu menjahili teman.
10. Pendapat kamu, pembinan akhlak disini bagus atau tidak ?
Bagus, karena bisa membina anak dengan baik.
Terwawancara
( Faunia Sandrin )
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MURID
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : M. Ali Ashari
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Menurut kamu akhak itu apa ?
Akhlak adalah tingkah laku.
2. Penting tidak akhlak dalam kehidupan sehari-hari ?
Penting, karena kita harus mempunyai akhlak yang baik dan terpuji.
3. Senang tidak dengan adanya program pembinaan akhlak disekolah
kamu?
Ya, saya senang karena siswa menjadi tertib, disiplin dan bertnggung jawab
terhadap kesalahannya.
4. Apakah dirumah kamu juga menerapkan akhlak?
Ya, selalu.
5. Jika, Ya. Apakah itu disuruh orang tua atau atas kesadaran diri kamu
sendiri ?
Atas kesadaran saya sendiri, karena saya ingin menjadi orang yang berakhlak
tinggi dan pintar dalam semua hal.
6. Menurut kamu, Adakah manfaat pembinaan akhlak di sekolah?
Ya ada, manfaatnya siswa menjadi tertib, sopan terhadap guru-guru dan disiplin.
7. Kamu lebih suka menerapkan akhlak karena disuruh atau karena
kesadaran diri sendiri, Kenapa?
Kesadaran sendiri, saya ingin mecontoh Nabi Muhammad SAW yang berakhlak
tinggi.
8. Dalam penjelasan materi akhlak lebih senang sendiri-
sendiri/kelompok?
Saya lebih senang berkelompok.
9. Menurut kamu, akhlak yang tepuji dan akhlak yang tercela itu seperti
apa?
Akhlak terpuji adalah tingkah laku yang terpuji atau yang benar, contoh anto
bersedekah kepada orang kurang mampu. Akhlak tercela adalah tingkah laku yang
tercela atau yang buruk, contoh budi mendorong teman nya sehingga teman nya
terluka.
10. Pendapat kamu, pembinan akhlak disini bagus atau tidak ?
Sudah bagus.
Terwawancara
( M. Ali Ashari )
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MURID
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : Ariq Ikhsan Pradana
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Menurut kamu akhak itu apa ?
Akhlak adalah kelakuan seseorang yang membantunya dalam membentuk
karakter yang baik.
2. Penting tidak akhlak dalam kehidupan sehari-hari ?
Penting, karena akhlak membantu seseorang dalam membentuk karakter yang
baik dan benar.
3. Senang tidak dengan adanya program pembinaan akhlak disekolah
kamu?
Senang, karena dengan adanya program pembinaan akhlak kita bisa jadi lebih
baik kepada orang lain
4. Apakah dirumah kamu juga menerapkan akhlak?
Iya, aku juga menerapkan akhlak dirumah.
5. Jika, Ya. Apakah itu disuruh orang tua atau atas kesadaran diri kamu
sendiri ?
Penerapan akhlak itu dilakukan atas kesadaran diri sendiri.
6. Menurut kamu, Adakah manfaat pembinaan akhlak di sekolah?
Tentu ada,seperti yang di nomor 2. Pembinaan kahlak disekolah bisa membuat
kita berbuat baik kepada oranglain.
7. Kamu lebih suka menerapkan akhlak karena disuruh atau karena
kesadaran diri sendiri, Kenapa?
Aku lebih suka menerapkan akhlak atas kesadaran diri sendiri. Karena, jika
melakuakn nya atas kesadaran diri itu lebih menyenangkan dan tidak terbebani.
8. Dalam penjelasan materi akhlak lebih senang sendiri-
sendiri/kelompok?
Aku lebih suka ketika materi akhlak di jelaskan dalam betuk kelompok karena,
jika dalam bentu kelompok kita juga sekaligus belajar akhlak dan kebersamaan .
9. Menurut kamu, akhlak yang tepuji dan akhlak yang tercela itu seperti
apa?
Akhlak terpuji adalah berinfaq, sedekah dan saling tolong menolong. Akhlak
tercela adalah berbohong, meledek dan menyakiti orang lain.
10. Pendapat kamu, pembinan akhlak disini bagus atau tidak ?
Menurutku pembinaan akhlak disini bagus.
Terwawancara
( Ariq Ikhsan Pradana )
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MURID
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : Fitra Rahmatya Sabila
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Menurut kamu akhak itu apa ?
Akhlak adalah sifat-sifat yang baik.
2. Penting tidak akhlak dalam kehidupan sehari-hari ?
Penting
3. Senang tidak dengan adanya program pembinaan akhlak disekolah
kamu?
Biasa saja
4. Apakah dirumah kamu juga menerapkan akhlak?
Ya.
5. Jika, Ya. Apakah itu disuruh orang tua atau atas kesadaran diri kamu
sendiri ?
Atas kesadaran sendiri
6. Menurut kamu, Adakah manfaat pembinaan akhlak di sekolah?
Pembinaan akhlak itu membantu memperbaiki akhlak yang masih kurang baik.
7. Kamu lebih suka menerapkan akhlak karena disuruh atau karena
kesadaran diri sendiri, Kenapa?
Kesadaran diri sendiri karena jika disuruh seperti terpaksa.
8. Dalam penjelasan materi akhlak lebih senang sendiri-
sendiri/kelompok?
Sendiri-sendiri.
9. Menurut kamu, akhlak yang tepuji dan akhlak yang tercela itu seperti
apa?
Akhlak terpuji itu sopan kepada guru dan orang tua kalau akhlak tercel seperti
berkata-kata kasar.
10. Pendapat kamu, pembinan akhlak disini bagus atau tidak ?
Bagus sekali
Terwawancara
( Fitra Rahmatya Sabila )
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MURID
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : Ananta Sukma Irawan
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Menurut kamu akhak itu apa ?
Menurut aku sih akhlak itu perilaku.
2. Penting tidak akhlak dalam kehidupan sehari-hari ?
Sangat penting.
3. Senang tidak dengan adanya program pembinaan akhlak disekolah
kamu?
Senang karena kita dapat membedakan akhlak terpuji dan akhlak tercela.
4. Apakah dirumah kamu juga menerapkan akhlak?
Tentu saja iya.
5. Jika, Ya. Apakah itu disuruh orang tua atau atas kesadaran diri kamu
sendiri ?
Kadang-kadang disuruh orang tua tapi leih sering atas kesadaran sendiri.
6. Menurut kamu, Adakah manfaat pembinaan akhlak di sekolah?
Ada, karena kita dapat membedakan akhlak terpuji dan akhlak tercela.
7. Kamu lebih suka menerapkan akhlak karena disuruh atau karena
kesadaran diri sendiri, Kenapa?
Aku lebih suka atas kesadaran sendiri, karena kita jadi terbiasa menerapkan
akhlak tanpa disuruh.
8. Dalam penjelasan materi akhlak lebih senang sendiri-
sendiri/kelompok?
Berkelompk, karena kita dapat bersosialisasi dengan teman-teman.
9. Menurut kamu, akhlak yang tepuji dan akhlak yang tercela itu seperti
apa?
Akhlak terpuji : membantu orang tua, sopan santun, jujur.
Akhlak tercela : berbohong, melawan orang tua (durhaka), mengejek.
10. Pendapat kamu, pembinan akhlak disini bagus atau tidak ?
Bagus, karena disini kita diajarkan perilaku sopan santun dan akhlak terpuji
lainnya.
Terwawancara
( Ananta Sukma Irawan )
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MURID
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : Hamdi Ali Arrahman
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Menurut kamu akhak itu apa ?
Akhlak adalah suatu kelakuan atau sifat yang membantu kita untuk membentuk
karakter yang baik.
2. Penting tidak akhlak dalam kehidupan sehari-hari ?
Sangat penting sekali! Karena, jika tidak punya akhlak kita tidak akan mempunyai
karakter yang baik.
3. Senang tidak dengan adanya program pembinaan akhlak disekolah
kamu?
Senang, karena akhlak bagus untuk usia dini.
4. Apakah dirumah kamu juga menerapkan akhlak?
Ya.
5. Jika, Ya. Apakah itu disuruh orang tua atau atas kesadaran diri kamu
sendiri ?
Ya, kesadaran sendiri karena saya telah dibina oleh sekolah dengan baik.
6. Menurut kamu, Adakah manfaat pembinaan akhlak di sekolah?
Ada, manfaatnya adalah bisa membentuk karakter seseorang dengan baik.
7. Kamu lebih suka menerapkan akhlak karena disuruh atau karena
kesadaran diri sendiri, Kenapa?
Atas kesadaran sendiri, karena saya sudah dibina oleh sekolah saya dengan akhlak
yan baik.
8. Dalam penjelasan materi akhlak lebih senang sendiri-
sendiri/kelompok?
Kelompok, karena lbeih menyengkan dan membimbing kita untuk bekerjasama.
9. Menurut kamu, akhlak yang tepuji dan akhlak yang tercela itu seperti
apa?
Terpuji itu baik, tercela itu tidak baik.
10. Pendapat kamu, pembinan akhlak disini bagus atau tidak ?
Bagus sekali.
Terwawancara
( Hamdi Ali Arrahman )
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MURID
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Januari 2016
Tempat : SDs Jakarta Islamic School
Terwawancara : Alisha Munir
Pewawancara : Faisal Akbar
1. Menurut kamu akhak itu apa ?
Akhlak itu perbuatan / perilaku.
2. Penting tidak akhlak dalam kehidupan sehari-hari ?
Sangat penting karena kita dinilai orang dari akhlak kita.
3. Senang tidak dengan adanya program pembinaan akhlak disekolah
kamu?
Senang, karena dapat membedakan akhlak yang baik dan yang buruk.
4. Apakah dirumah kamu juga menerapkan akhlak?
Ya, karena akhlak itu penting
5. Jika, Ya. Apakah itu disuruh orang tua atau atas kesadaran diri kamu
sendiri ?
Kadang-kadang atas kesadaran sendiri tapi lebih sering disuruh orang tua.
6. Menurut kamu, Adakah manfaat pembinaan akhlak di sekolah?
Ada, kita dapat membedakan mana akhlak yang baik dan yang buruk.
7. Kamu lebih suka menerapkan akhlak karena disuruh atau karena
kesadaran diri sendiri, Kenapa?
Kesadaran sendiri, karena kita jadi terbiasa menerapkan akhlak tanpa disuruh.
8. Dalam penjelasan materi akhlak lebih senang sendiri-
sendiri/kelompok?
Kelompok, karena bisa berdiskusi dan bersosialisasi bersama yang lain.
9. Menurut kamu, akhlak yang tepuji dan akhlak yang tercela itu seperti
apa?
Yang terpuji itu seperti: sopan santun, jujur, saling membantu, berbicara tidak
melebihi suara yang lebih tua. Yang tercela itu seperti: menjahili teman,
membantah orang tua/guru, membully teman, berbohong, mencontek.
10. Pendapat kamu, pembinan akhlak disini bagus atau tidak ?
Bagus, karena disini kita diajarkan sopan santun dan akhlak yang terpuji lainnya.
Terwawancara
( Alisha Munir )
Lampiran
Pada saat wawancara bersama siswa SDs Jakarta Islamic School
Joglo.
Kegiatan siswa siswi SDs Jakarta Islamic School Joglo pada saat
sholat dhuha di masing-masing kelas dan praktek wudhu.
Lampiran
Kegiatan siswa siswi SDs Jakarta Islamic School Joglo pada saat
belajar dan ujian sekolah yang dilakukan di dalam kelas.
Kegiatan siswa siswi SDs Jakarta Islamic School Joglo pada saat
praktek Art and Craft yang di bimbing oleh wali kelas masing-
masing.
Lampiran
Kegiatan siswa siswi SDs Jakarta Islamic School Joglo pada saat
diadakan kegiatan Marketday.
Kegiatan siswa siswi SDs Jakarta Islamic School Joglo pada saat
diadakan mempersembahkan kreattifitas siswa-siswi.
Lampiran
Beberapa Contoh failitas yang ada di SDs Jakarta Islamic School