pembinaan agama dalam meningkatkan kesadaran beragama …

107
PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS II B SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI SKRIPSI Diajukan salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Oleh: ELI GUSPIYA NIM : UB 150090 PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN

BERAGAMA BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA

KELAS II B SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI

SKRIPSI

Diajukan salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah

Oleh:

ELI GUSPIYA

NIM : UB 150090

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019

Page 2: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …
Page 3: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …
Page 4: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …
Page 5: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

MOTTO

“Serulah (manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan

bantahkan mereka dengan cara yang baik. sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.‟‟1

1 Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005),421.

Page 6: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyak terjadinya pelanggaran-

pelanggaran hukum di tengah masyarakat sehingga mereka dipidana dalam

penegakan hukum tersebut para narapidana diberikan pembinaan keagamaan

dalam meningkatkan beragama bagi narapidana di Rumah Tahanan Negara

Kelas II B Sungai Penuh Kabupaten Kerinci. Karena pembinaan keagamaan

memegang peran yang sangat penting untuk mengwujudkan cita-cita bangsa dan

mencerdaskan kehidupan bangsa serta membentuk manusia Indonesia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa serta berakhlak mulia dan

mampu menjaga hubungan kedamaian dan kerukunan antar umat beragama.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang berupa deskriptif

kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Sungai Penuh. Subjek penelitian ini adalah kepala Rutan, staf, pembimbing

keagamaan dan tahanan. Pengumpulan Data dilakukan dengan metode

observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Analisis data yang

digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa sangat perlu pembinaan

keagamaan diberikan kepada narapidana dalam meningkatkan kesadaran hukum

bagi mereka. Kemudian metode yang dilakukan dalam pembinaan keagamaan

diantaranya adalah sholat berjama‟ah dan ceramah agama. Adapun kendala

dalam pembinaan agama narapidana adalah dengan mengatur pembinaan yang

lebih efektif, melakukan pemantauan aktivitas pembinaan sehingga didapatkan

bahwa pembinaan keagamaan dalam meningkatkan kesadaran hukum dapat

merubah prilaku Narapidana sesuai dengan perintah agama dan undang-undang

yang ada serta tujuan yang diharapkan oleh Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

Page 7: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil‟alamin.

Akhirnya aku sampai di titik ini

Sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku, Tak henti-hentinya aku

mengucap syukur padaMu ya Rabb Serta shalawat dan salam pada idolaku Rasulullah

SAW dan para sahabat yang mulia

Semoga karya kecil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggaan bagi

keluargaku tercinta. Kupersembahkan karya mungil ini kepada:

Belahan jiwaku Ibundaku tersayang(MISNAR ) dan untuk Ayahandaku tercinta (ALI

SUPI)

Yang telah memberikan segalanya untukku kepada adik-adikku (GIMNASTIAR, MIRA

OKTOPIYA, MUHAMMAD AZMIL) semoga adik-adikku tercinta dapat

menggapaikan keberhasilan juga di kemudian hari dan terima kasih tiada tara atas

segala support yang telah diberikan selama ini.

Kepada teman-teman seperjuangan khususnya BPI 2015, sahabat-sahabat seperjuangan

yang tak bisa tersebutkan satu persatu, suatu keindahan yang sangat mendalam di dalam

hidupku. Semoga atas segala pengorbanan dan perjuangan kita mendapatkan balasan

dari Allah SWT. dan semoga Allah memberi rahmat terhadap karya ini di kemudian

hari.

Kepada sahabat Seperjuanganku yang tak senasib HARBAYANTI walaupun dirimu

tidak sampai di titik ini tapi ku persembahkan karya mungil ku ini untk mu dan

terimaksih yang tiada tara atas semua motivasi dan kesabaran yan mendalam telah mau

bersama ku di waktu itu.

Tak lupa juga terima kasih kepada bapak Ruslan Abdul Gani (Pembimbing 1) danbapak

Edy Kusnadi (Pembimbing 2) yang telah banyak membantu dalam membimbing

skripsiku dengan sabar dan penuh keikhlasan. Tanpa bapak yang menuntun selama ini

mungkin ku tak bisa menyusun skripsi ini dengan baik dan benar. Terimakasih banyak

banyak dosen pembimbing terhebat.

Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan. Jika hidup bisa kuceritakan

di atas kertas, entah berapa banyak yang dibutuhkan hanya untuk kuucapkan terima

kasih untuk semuanya.

Untuk bangsa dan Negara

Dan

Untuk almamater kebanggaan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Page 8: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi

dengan judul „‟Pembinaan Keagamaan Dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum

Narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh Kabupaten

Kerinci’’ dapat diselesaikan dengan baik Sholawat dan salam tak lupa dihaturkan

kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW sang suri tauladan umat, beserta

keluarga dan sahabat juga pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai hambatan dan

rintangan. Namun, semua itu dapat disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan

pelajaran yang penulis dapatkan dari penyelesaian skripsi ini. Dukungan dan

motivasi dari berbagai pihak juga penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1.Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH.,MH, selaku pembimbing I dan Edy Kusnadi

S.Ag.,M.Phil. selaku pembimbing II yang senantiasa sabar dan ikhlas dalam

membimbing dan meluangkan waktunya hingga selesai penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. firhat Abbas M.Ag. selaku dosen pembimbing Akademik

3.Bapak Sya‟roni, S.Ag.,M.Pd. selaku ketua prodi Bimbingan Peyuluhan Islam (BPI)

dan ibu Neneng Hasanah S.Ag., M.Pd. selaku sekretari prodi Bimbingan Penyuluhan

Islam (BPI).

4.Bapak Samsu S.Ag.,M.Pd.I.,Ph.D. selaku dekan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

5.Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

6.Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi MA, Ph.D sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik dan

Pengembangan pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd sebagai Wakil Rektor II

Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu Dr. Hj. Fadlillah

M.Pd. sebagai Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7.Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati Fakultas

Dakwah UIN STS Jambi.

8.Kepala perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi berserta stafnya serta

kepala perpustakaan daerah Jambi.

9.Kepada Kepala Rutan, KA SUBSI Pelayanan Tahanan, KA Pengamanan Rutan,

Pengelola Pembinaan Kepribadian, staf, Petugas/Pegawai dan Narapidana di Rumah

Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh.

10. Kepada sahabat-sahabat, teman-teman senasib dan seperjuangan angkatan

2015 jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam dan semua pihak yang telah banyak

memberikan bantuan, saran kepada penulis memberikan kenangan selama dibangku

kuliah. Semoga amal baiknya akan dicatat sebagai pahala di sisi-Nya.

Page 9: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.. Disamping itu, disadari juga

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada

semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi

ini. Kepada Allah SWT kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita

memohon kemaafannya. Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah

SWT.

Page 10: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..i

NOTA DINAS…………………………………………………………………………ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI……………….…………….iii

PENGESAHAN………………………………………………………………………iv

MOTTO………………………………………………………………………………..v

ABSTRAK…………………………………………………………………...….…....vi

PERSEMBAHAN…………………………………………………………….….…..vii

KATA PENGANTAR………………………………………………….…….……..viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….………ix

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….……x

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………...xi

TRANSLITEASI…………………………………………………………………….xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….1

B. Permasalahan …………………………………………………………..5

C. Batasan Masalah…………………………………………………….....5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………………………6

E. Metode Penelitian…………………………………………………..….6

F. Kerangka Teori……………………………………………………….14

G. Studi Relevan…………………………………………………………22

BAB II PROFIL RUMAH TAHANAN NEGARA SUNGAI PENUH

KABUPATEN KERINCI A. Sejarah Singkat………………………………………………............26

B. Letak Geografis……………………………………………………….28

C. Tugas dan Fungsi Organisasi…………………………………….......31

D. Struktur Organisasi……………………………………………...……32

E. Visi, Misi dan Moto………………………………………………......34

F. Keadaan Warga Binaan…………………………………………........35

G. Sarana dan Prasarana…………………………………………...…….35

BAB III PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN

BERAGAMA BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN

NEGARA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI.

A. Latar Belakang Pebinaan Agama Narapida ………...........................37

B. Tujuan Pembinaan Agama Narapida…………………………...……40

C. Metode Pembinaan Agama Narapida……………...………………...42

Page 11: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

BAB IV SOLUSI DARI BERBAGAI PERMASALAHAN PEMBINAAN

AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA

BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA SUNGAI

PENUH KABUPATEN KERINCI.

A. Materi Pembinaan Agama Dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama

Bagi Narapidana Di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten

Kerinci………………………………………………………………..51

B. Kendala Pembinaan Agama Dalam Meningkatkan Kesadaran

Beragama Bagi Narapidana Di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh

Kabupaten

Kerinci………………………………………………………………..56

C. Upaya Mengatasi Kendala Pembinaan Agama Dalam Meningkatkan

Kesadaran Beragama Bagi Narapidana Di Rumah Tahanan Negara

Sungai Penuh Kabupaten Kerinci..................................................53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………...……………...68

B. Rekomendasi …………………………………………………...........69

C. Kata Penutup………………………………………………………….69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Truktur Bangunan Rumah Tahanan……………………………...………30

Tabel 2.2 : Struktrur Organisasi Rutan …………………………………….………..32

Tabel 2.3 : Latar Belakang Pendidikan Petugas Rutan………………………………60

Table 2.4 : Jumlah Narapidana dan Tahanan di Rutan Negara Kelas II B S………..36

Page 13: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Pelaksanaan Sholat Berjama‟ah Narapidana…………………………..42

Gambar 3.2 : Pelaksanaan Ceramah Agama………………………………...……….44

Gambar 3.3 : Pelaksanaan Dialog Tanya Tawab…………………………...………..46

Gambar 3.4 : Pelaksanaan Bimbingan Demonstrasi Verbal…………...…………….48

.

Page 14: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

TRANSLITERASI2

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

` th

B zh

T `a

Ts gh

J f

Ch q

Kh k

D l

Dz m

R n

Z w

S h

Sy ؍

Sh y

Dh

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

aa Aa

uu

2 Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN STS

Jambi (Jambi : Fak.Ushuluddin Iain STS JAMBI, 2014),136-137.

Page 15: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ini ada dua macam:

1. Ta’ Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya

adalah/h/.

contoh:

Arab Indonesia

Salaah

Mir‟ah

2. Ta’Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah,

maka transliterasinya adalah/t/.

Contoh:

Arab Indonesia

Wizaarat al-Tarbiyah

Mir‟at al-zaman

3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah /tan/tin/tun.

Contoh:

Arab Indonesia

Fajannatan

Page 16: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Islam merupakan agama yang ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia

melaui Nabi Muhammad sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya mebawa ajaran-ajaran

yang bukan hanya mengenai satu segi saja, tetapi mengenai berbagai segi kehidupan

manusia. Sumber ajarannya berlandaskan Al-Quran dan al-Hadist. Ajaran islam

meliputi semua asfek kehidupan dan mengatur hubungan seseorang hamba dengan

tuhan atau dengan sesama makhluk-Nya. Islam juga tidak membiarkan suatu

perbuatan mulia selain mengajak kepadanya, dan tidak membiarkan suatu perbutan

rendah selain menginkan bahayanya.3

Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang menugaskan ummatnya untuk

menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh ummat manusia sebagai

rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagian dan

kesejahteraan ummat manusia. Bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek

kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-

sungguh. Usaha untuk menyebarluaskan Islam begitu pula untuk merealisir ajarannya

di tengah-tengah kehidupan ummat manusia adalah merupakan usaha dakwah, yang

dalam keadaan bagaimanapun dan dimanapun harus dilaksanakan oleh umat Islam.

Sesuai dengan ajaran agama Islam yang tercantum dalam surat Al-Qashash ayat 77

yang berbunyi:

3 Yatim Abdullah. Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an,(Jakarta : Amzah,2007),89.

Page 17: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

“Dan carila pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana

Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di

(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan” (Q.S. Al-Qashash: 77)”4

Ajaran agama Islam tidak diragukan lagi mengandung nilai-nilai bagi

pembentukan pribadi muslim, tetapi kalau diberikan dan diajarkan dengan cara yang

tidak baik, yakni tidak sesuai dengan tujuannya atau tidak sesuai dengan budaya atau

kultur dari masyarakatnya, maka efektivitas bimbingan Islam yang diberikan tidak

akan membekas apalagi mengesankan, bahkan tak jarang sangat membosankan bagi

pengkajinya. Sehingga kebanyakkan mereka jadi kurang menarik untuk

mempelajarinya. Ajaran Islam yang di bawa Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu

Allah untuk mengatur manusia di bumi, sudah barang tentu disesuaikan dengan

kondisi agar ajaran Islam yang didakwahkan mudah dilaksanakan. Secara umum

dakwah dalam pelaksanaannya agar cepat terorganisir dengan baik bila diiringi dengan

dakwah yang baik pula. Dengan ditunjang pengetahuan, kemampuan dan keterampilan

para dai seperti halnya pada bidang-bidang pengetahuan lainnya.

Dokrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini sudah diterima secara

universal sebagai a moral, political, legal framework and as a guideline dalam

membangun dunia yang lebih damai dan bebas dari ketakutan dan penindasan serta

4 Anonim, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), 623.

Page 18: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

perlakuan yang tidak adil.5Untuk mewujudkan keselarasan hubungan antara sesama

manusia seperti yang dimaksudkan diatas salah satunya dengan membentuk suatu

sistem hukum. Sistem hukum nasional yang mantap, yang bersumberkan Pancasila

dan Undang-undang Dasar 1945, memperhatikan kemajuan tatanan hukum yang

berlaku, yang mampu menjamin kepastian, ketertiban, penegakan dan perlindungan

hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan, serta mampu mengamankan dan

mendukung pembangunan nasional, yang didukung oleh aparatur hukum, sarana dan

prasarana yang memadai serta masyarakat yang taat hukum. Manusia sebagai makhluk

sosial dan sebagai anggota masyarakat mempunyai berbagai macam kebutuhan dalam

mencakupi dan memenuhi kelangsungan hidupnya.6 Dalam menghadapi era modern

ini, agama bisa merupakan satu-satunya alat yang ampuh . oleh karena itu agama

mempunyai nilai kekinian, tetapi juga akan berdampak di hari kelak nanti. Sehingga

jika anak-anak muda telah menerima nilai-nilai yang baik di bangku sekolah, masjid,

atau di majlis ta‟lim, sementara kenyataan di luar justru berlawanan, mereka tidak

mudah begitu saja hanyut karena nilai yang telah diperoleh tadi tidak lagi menjadi

acuan hidup. Masalahnya, sekarang tergantung sejauh mana kemampuan para da‟i,

ustadz, atau kiai dan para pembimbing agama bisa menyampaikan ajaran agama agar

dapat di pahami oleh bahasa masyarakat luas. Demikian pula sejauh mana generasi

tua, termasuk orang tua dan para penguasa (pemerintah), mampu menciptakan suasana

yang mendukung perkembangan aktifitas dan penghayatan keagamaan, sehingga tidak

ada yang mempersempit, mempersulit, atau lebih lebih mencurigainya. Pengalaman

ajaran agama tentu bukan hanya dalam arti melaksanakan ibadah shalat dan puasa saja.

Namun, akan meliputi hubungan kepada Allah sang Pencipta yang di wujudkan dalam

bentuk ibadah-ibadah khusus.7 Salah satu langkah dan strategi pemerintah dalam

rangka mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat yaitu adanya hak yang sama di

5 Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 93

6 Imam Leo Adi Chandra, Pola Pelaksanaan Hak-Hak Narapidana Dan Permasalahannya di

Lembaga Pemasyarakatan Mataram, (Mataram: Universitas Mataram, 2013), 4.

7 Chairul Anwar. Hakikat Manusia dan Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis, (Yogyakarta :

Suka Press, 2014), 267.

Page 19: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

mata hukum baik bagi warga negara biasa maupun narapidana. Setiap manusia harus

dijamin hak asasi manusianya karena hak asasi manusia merupakan hak dasar yang

melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati dan universal sebagai anugerah Tuhan

Yang Maha Esa sejak manusia dilahirkan. Setiap manusia sejak ia dilahirkan memiliki

kebebasan dan hak untuk diperlakukan sama tanpa diskriminasi apapun.

Dalam pembangunan masyarakat, islam telah siap menghadapi semua

keadaan. Untuk itu, Islam menggariskan dan menyeru kepada sistem yang terbaik

di tempuh. Kemudian menghimbau manusia untuk suka menganut sistem tersebut

serta diperingatkan mereka agar tidak menyalahinya, karena masing-masing akan

ada balasannya yang sempurna kelak di akhirat,. Sebagaimana Allah berfirman Q.S

Thaha : 82 yang berbunyi :

“Dan Sesungguhnya aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat,beriman,

beramal saleh , kemudian tetap di jalan yang benar”(QS. :82 ).8

Berbagai macam kasus menyeret manusia untuk merasakan hidup dijeruji besi

atau penjara hingga disematkan kepada status narapidana. narapidana adalah orang

yang menjalani hukuman karena tindak pidana. Permasalahan yang kompleks dialami

narapidana, seperti hilangnya kemerdekaan, beban moral, terpisahnya dari keluarga

hingga hanya mampu beraktifitas dari balik jeruji besi. Adanya permasalahan yang

kompleks tersebut, narapidana membutuhkan seseorang yang dapat berkomunikasi

secara baik untuk memberikan pembinaan keagamaan, hingga mampu mengembalikan

dirinya kejalan yang benar atau insyaf.

Lembaga permasyarakatan atau rumah tahanan negara sungai penuh merupakan

tempat untuk mendidik narapidana untuk menjadi warga negara yang baik kemudian

di kembalikan ke masyarakat dan mempunyai hak-hak yang harus dilindungi dan

8 Anonim, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), 1056.

Page 20: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

diayomi. Adapun pembinaan keagamaan dilakukan oleh Orang yang aktif melakukan

pembinaan keagamaan kepada narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci.

Berdasarkan permasalahan ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

skripsi yang berjudul : Pembinaan Agama Dalam Meningkatkan Kesadaran

Beragama Bagi Narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat penulis ambi sebagai pokok

bahasan sebagai berikut : Bagaiman pembinaan agama dalam meningkatkan kesadaran

beragama bagi narapidana di rumah tahanan negara sungai penuh kebupaten kerinci ?

pokok masalah ini lebih jauh dapat di rumuskan dalam beberapa rumusan

permasalahan, yaitu :

1. Mengapa Perlu Pembinaan Agama dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama

Narapida di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci?

2. Bagaimana Bentuk Pembinaan Agama dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama

di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci?

3. Apa Kendala atau Faktor Penghalang dan Penghambat Pembinaan Agama dalam

Miningkatkan Kesadaran Beragama Narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya membahas tentang pembinaan agama dalam meningkatkan

kesadaran hukum narapida di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten

Kerinci juga bernama Rumah Tahanan Negara Klas IIB Sungai Penuh yang terletak di

Kota Sungai Penuh.

Page 21: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengetahui pembinaan agama dalam meningkatkan kesadaran beragana

narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

b. Ingin mengetahui kendala pembinaan agama dalam meningkatkan kesadaran

beragama narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten

Kerinci.

c. Ingin mengetahui upaya pembinaan agama dalam meningkatkan kesadaran

beragama narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten

Kerinci.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Untuk memberi penjelasan tentang perlunya pembinaan agama dalam

meningkatkan kesadaran beragama narapidana di Rumah Tahanan Negara

Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

b. Untuk memperdalam pemahaman penulis mengenai pembinaan agama dalam

meningkatkan kesadaran beragama narapidana di Rumah Tahanan Negara

Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

c. Untuk memberi informasi kepada pihak yang terkait, tentang perlunya

pembinaan agama dalam meningkatkan kesadaran beragama narapidana di

Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

E. Kerangka Teori

1. Pembinaan Keagamaan

a. Pengertian pembinaan keagamaan

Page 22: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Pembinaan berasal dari kata dasar bina, yang berasal dari bahasa arab “bana”

yang berarti membina, membangun, mendirikan, dan membentuk. Kemudian

mendapat awalan pe- dan –an sehingga menjadi kata pembinaan yang mempunyai arti

usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efektif untuk memperoleh hasil

yang lebih baik.9 Pembinaan juga dapat berarti suatu kegiatan yang mempertahankan

dan menyempurnakan apa yang telah ada sesuai dengan yang diharapkan.10

Menurut Hendiyat Soetopo dan Westy Soemanto. Pembinaan adalah menunjuk

pada suatu kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada.

Sedangkan menurut Masdar Helmy, pembinaan mencakup segala ikhtiar (usaha-

usaha), tindakan dan kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas beragama

baik dalam bidang tauhid, bidang peribadatan, bidang akhlak dan bidang

kemasyarakatan.11

Miftah Thoha mengatakan bahwa pembinaan adalh suatu tindakan, proses, hasil

atau pernyataan menjadi lebih baik.12

Dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 31 Tahun 1999 tentang pembinaan dan pembimbingan warga binaan

pemasyarakatan pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa pembinaan adalah kegiatan

untuk meningkatkan kualitas ke taqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, narapidana

dan anak didik pemasyarakatan.13

Jadi dapat dikatakan bahwa pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan

dengan sabar, berencana, teratur, dan terarah serta bertanggung jawab untuk

mengembangkan kepribadian dan memperbaiki pribadi kearah yang lebih baik lagi

dari pada sebelumnya.

9 Alwi Hasan dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2013), 152.

10 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edii ke 4

(Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014), 193.

11 Masdar Helmi, Peranan Dakwah dalam Pembinaan Umat, (Semarang: IAIN Semarang,2016) , 31.

12 Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004) , 7.

13 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga

Binaan Pemasyarakatan Pasal 1 ayat (1)

Page 23: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

b. Landasan Pembinaan Keagamaan

1. Al-Quran

Al-Qur‟an adalah firman Allah SWT berupa wahyu yang disampaikan oleh

Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. Didalamnya terdapat ajaran pokok yang

dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad ajaran

yang terkandung dalam Al-Qu‟an itu terdiri dari dua prinsip, yaitu yang berhubungan

dengan masalah keimanan yang disebut AQIDAH, dan yang berhubungan dengan

amal yang disebut Syari‟ah.14

2. As-Sunnah

Kedudukan As-Sunnah sebagai sumber ajaran islam selain didasarkan pada

keterangan ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadist juga didasarkan kepada pendapat

kesepakatan para sahabat.15

Yakni seluruh sahabat sepakat untuk menetapkan tentang

wajib mengikuti hadist, baik pada masa Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau

wafat.

3. Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh

ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari‟at Islam untuk menetapkan/menentukan

Sesuatu hukum syari‟at Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan

hukumnya oleh Al-Qur‟an dan Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi

seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman kepada

Al-Qur‟an dan Sunnah.

Ijtihad harus mengikuti kaidah-kaidah yang diatur oleh para Mujtahid tidak

boleh bertentangan dengan isi Al-Qur‟an an Sunnah. Karena itu ijtihad dipandang

14

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 67.

15 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, 72.

Page 24: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

sebagai salah satu sumber hukum Islam yang sangat dibtuhkan sepanjan masa setelah

Rasulullah Saw. Wafat. Sasaran ijtihad ialah segala sesuatu yang diperlukan dalam

kehidupan, yang senantiasa berkembang. Ijtihad ini dibidang pendidikan sejalan di

bidang pendidikan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, terasa semakin

urgen dan mendesak, tidak saj di bidang materi atau isi, melainkan juga di bidang

sistem dalam artian yang luas.16

2. Prilaku Beragama

a. Pengertian Prilaku Beragama

Pengertian prilaku beragama dapat dijabarkan dengan cara mengartikan

perkata. Kata prilaku dalam kamus besar bahasa indonesia yaitu tanggapan atau reaksi

individu terhadap rangsangan atau prilaku.17

Prilaku merupakan seperangkat perbuatan

atau tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian

dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang di yakini. Prilaku atau aktivitas yang ada

pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat

dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenainya, yaitu dorongan untuk

bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mencapaitujuan.18

Sedangkan menurut W.J.S. Poerwandaminta, prilaku adalah tanggapan atau

reaksi individu yang terwujud dalam gerakan dan sikap yang muncul dalam perbuatan

yang nyata atau ucapan.19

Sedangkan kata beragama berasal dari kata dasar agama

yang berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada tuhan dengan ajaran kebaktian dan

kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Yang mempunyai arti sesuatu

(segala tindakan) yang berhubungan dengan agama.20

16

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),21.

17 Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (jakarta : balai

putaka, 2005), 859.

18 Bimo walgito, pengantar psikologi umum (yogyakarta : andi ofset, 2010),11

19 W.J.S. Poerdaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (jakarta : balai pusta, edisi 3, 2001), 7

20 Pusat pengembangan bahasa , kamus besar bahasa indonesia (jakarta : balai pustaka, 1990),11

Page 25: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Berdasarkan urain di atas prilaku beragama berarti segala tindakan perbuatan

atau ucapan yang dilakukan seseorang sedangkan perbuatan atau tindakan serta

ucapan tadi akan kaitannya dengan agama, semuanya di lakukan karena adanya

kepercayaan kepada tuhan dengan ajaran, kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang

bertalian dengan kepercayaan. Oleh karena itu dalam agama ada ajaran-ajaran yang

dilakukan bagi pemeluk-pemeluknya, bagi agam islam, ada ajaran yang harus

dilakukan dan ada pula yang berupa larangan. Ajaran-ajaran yang berupa perintah

yang harus di lakukan di antaranya adalah sholat, zakat, puasa, haji, menolong orang

lain yang sedang kesusahan dan masih banyak lagi. Sedangkan yang ada kaitannya

dengan larangan itu lagi banyak seperti, minum-minuman keras, judi, korupsi, main

perempuan dan lain-lain.

Oleh sebab itu dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak

aktivitas yang telah kita lakukan baik itu yang ada hubungannya antara mahkluk

agama dengan pencipta, maupun hubungan antara makhluk dengan sesama makhluk,

itu pada dasarnya itu sudah di atur oleh agama.21

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prilaku

keagamaan adalah tanggapan atau reaksi nyata seseorang sebagai akibat dari

akumulasi pengalaman, pengalam sebagai respon yang di terimanya, yang diwujudkan

dalam bentuk ibadah keseharian seperti sholat, puasa, sabar, tawakkal, dan bergaul

dengan sesama.

b. Teori Kesadaran Hukum

Berbicara mengenai kesadaran hukum tidak terlepas dari indikator kesadaran

hukum. Indikator itu yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap kesadaran

hukum. Oleh karena itu, kesadaran hukum adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam

diri manusia, tentang keserasian antara ketertiban dengan ketentraman yang

21

Agus sujanto, psikologi perkembangan (jakarta : rineka cipta, 1996),204

Page 26: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

dikehendaki atau sepantasnya. Teori dalam faktor yang berpengaruh dikemukakan

oleh B.Kutschincky dalam Soerjono Soekanto, antara lain:22

1. Pengetahuan tentang peraturan-peraturan hukum;

2. Pengetahuan tentang isi peraturan-peraturan hukum;

3. Sikap terhadap peraturan-peraturan hukum;

4. Pola-pola perikelakuan hukum.

Berkaitan dengan indikator diatas, Otje Salman menjelaskan indikator seperti

dibawah ini, antara lain:23

1. Indikator pertama adalah pengetahuan tentang hukum. Seseorang mengetahui

bahwa perilaku-perilaku tertentu itu telah diatur oleh hukum. Peraturan hukum

yang dimaksud disini adalah hukum tertulis maupun hukum yang tidak tertulis.

Perilaku tersebut menyangkut perilaku yang dilarang oleh hukum maupun perilaku

yang diperbolehkan oleh hukum.

2. Indikator yang kedua adalah pemahaman hukum, yaitu sejumlah informasi yang

dimiliki seseorang mengenai isi peraturan dari suatu hukum tertentu. Pemahaman

hukum disini adalah suatu pengertian terhadap isi dan tujuan suatu peraturan dalam

hukum tertentu serta manfaatnya bagi pihak-pihak yang kehidupannya diatur oleh

peraturan tersebu.

3. Indikator yang ketiga adalah sikap hukum, yaitu suatu kecenderungan untuk

menerima hukum karena adanya penghargaan terhadap hukum sebagai sesuatu

yang bermanfaat atau menguntungkan jika hukum tersebut ditaati. Seseorang disini

yang nantiya akan mempunyai kecenderungan untuk mengadakan penilaian tertentu

terhadap hukum.

4. Indikator yang keempat adalah pola perilaku, yaitu dimana seseorang atau dalam

suatu masyarakat warganya mematuhi peraturan yang berlaku. Indikator ini

merupakan indikator yang paling utama, karena dalam indikator tersebut dapat

dilihat apakah suatu peraturan berlaku atau tidak dalam masyarakat, sehingga

seberapa jauh kesadaran hukum dalam masyarakat dapat dilihat dari pola perilaku

hukum.

Secara menyeluruh, yang paling berpengaruh adalah terhadap pengetahuan

tentang isi, sikap hukum dan pola perikelakuan hukum. Pengetahuan yang dimilikinya

22 Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, .159.

23 Otje Salman, Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Hukum Waris, (Bandung, 1993), 40-42.

Page 27: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

kebanyakan diperoleh dari pengalaman kehidupan sehari-hari, sehingga kesadaran

hukum yang meningkat tergantung pada meningkatnya materi ilmu hukum yang

disajikan. Jadi, setiap indikator kesadaran hukum menunjukan taraf kesadaran hukum,

apabila masyarakat hanya mengetahui adanya suatu hukum maka kesadaran hukum

yang dimiliki masih rendah. Pengertian dan pemahaman hukum yang berlaku perlu

dipertegas secara mendalam agar masyarakat dapat memiliki suatu pengertian terhadap

tujuan dari peraturan tersebut untuk dirinya sendiri dan masyarakat pada umumunya.

3. Narapidana

Kamus besar Bahasa Indonesia memberikan arti bahwa : Narapidana adalah

orang hukuman (orang yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana);

terhukum. Sementara itu, menurut kamus induk istilah ilmiah menyatakan bahwa

Narapidana adalah orang hukuman; orang buaian. Selanjutnya berdasarkan kamus

hukum narapidana diartikan sebagai berikut: Narapidana adalah orang yang menjalani

pidana dalam Lembaga Pemasyarakatan.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang

kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan. Menurut Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, terpidana adalah seseorang yang di

pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa narapidana adalah orang atau

terpidana yang sedang menjalani masa hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan

dimana kemerdekaannya hilang.24

Narapidana adalah orang yang sedang menjalani

pidana hilang kemerdekaan didalam lembaga pemasyarakatan.25

Narapidana ialah Orang Hukuman; orang yang dimasukkan kedalam Lembaga

Pemasyarakatankarena telah dijatuhi Pidana oleh Pengadilan. Cuti Narapidana : cuti

24

http://handarsubhandi.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-narapidana-dan-hak-hak.html, diakses

pada Tanggal 25 Agustus 2017 25

Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), 107

Page 28: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

yang diberikan kepada narapidana karena alasan-alasan yang penting, misalnya : orang

tua meninggal/sakit keras, cuti diberikan selama 6 jam dan tidak boleh menginap serta

dikawal oleh petugas atau Polisi. Lihat Reglement Penjara LN 1917 No.708. 26

Sesuai

dengan Pasal 1 butir 32 KUHAP: Terpidana adalah seseorang yang dipidana

berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.27

4. Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci

Rumah Tahanan Negara (RUTAN) adalah bangunan untuk menempatkan

tersangka atau terdakwa selama masih dalam proses penyidikan, penuntutan,

pemeriksaan dipengadilan negeri, pengadilan tinggi dan mahkamah agung.28

Penjara

ialah Rumah, gedung, bangunan tempat yang dipergunakan untuk mengurung orang

hukuman penjara.29

Penjara (gevangenis ; prison) :

1. Tempat narapidana harus menjalani pidana hilang kemerdekaan atau hilang

kebebasan, yang dijatuhan hakim terhadapnya;

2. Bangunan tempat narapidana menjalani pidananya-lembaga pemasyarakatan.30

Rumah Tahanan disebut LAPAS adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan

Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan. (Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 12 Tahun

1995 Tentang Pemasyarakatan).31

Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat

tersebut di sebut dengan istilah penjara. Rutan atau Lembaga Pemasyarakatan

26

Andi Hamzah,Kamus Hukum, (Jakarta : Ghalia Indonesia 1986), 389-390

27 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Pasal 1

28 Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana..., 133

29 Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia..., 460

30 Andi Hamzah, Kriminologi Hukum Pidana..., 116

31 Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, Pasal 1 angka 3

Page 29: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen Kehakiman).

Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh didirikan pada tahun 1911 oleh

Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Rumah Penjara dengan sistem

Kepenjaraan diatur dalam OrdonantieOpde Voorwaardelijk in Vryjheld Stelling (1917

– 749, 1917 – 708, 10 Desember 1917). Setelah runtuhnya Kolonial Belanda dan

tercapainya Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, Rumah Penjara

menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia sekaligus mewarisi sarana dan sistem

Kepenjaraan. Rumah Tahanan Negara Klas II.B Sungai Penuh terletak di jantung Kota

Sungai Penuh yang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Kerinci, berdiri di

atas tanah seluas lebih kurang 2.254 M2 dengan sertifikat hak pakai No. 2. Rumah

Tahanan Negara mempunyai tugas melaksanakan perawatan terhadap tersangka,

terdakwa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.32

F. Metode penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut pandang

hubungan masyarakat dengan mengkaji tentang pembinaan keagamaan dalam

meningkatkan kesadaran hukum narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive

sampling. Purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel yang

sering digunakan dalam penelitian. Secara bahasa, kata purposive berarti sengaja. Jadi,

purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel secara sengaja. Maksudnya,

peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil tidak secara acak, tapi ditentukan

32

Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Sungai Penuh, 2017.

Page 30: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

sendiri oleh peneliti.33

Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan dianalisis

secara kualitatif bukan dengan cara kuantitatif yang menggunakan alat ukur tertentu.

Paradigma alamiah, menurut Lincoln dan Guba, peneliti mulai den gan asumsi

bahwa konteks itu kritis sehingga masing-masing konteks itu ditangani dari segi

konteksnya sendiri. Selain itu, dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan

faktor-faktor kontekstual. Jadi, maksud sampling dalam hal ini ialah untuk menjaring

sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya

(construction). Dengan demikian tujuannya bukan memusatkan diri pada adaya

perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan dalam generalisasi.34

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti

kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi

yang alami. Bogdan dan Taylor mengemukakan bahwa metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.35

Melalui

pendekatan kualitatif ini diharapkan terangkat gambaran mengenai kualitas, realitas

sosial dan persepsi sasaran peneliti tanpa tercemar oleh pengukuran formal.

2. Setting dan Subjek Penelitian

a. Setting Penelitian

33

M. Nashihun Ulwan, Teknik Pengambilan Sampel Dengan Metode Purposive Sampling,

Internet, diakses melalui alamat http:www.portal-statistik.com/2014/02/teknik-pengambilan-sampel-

dengan-metode.html?m=1, diakses pada tanggal 4 Maret 2018.

34Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 223-

224.

35Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 3.

Page 31: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Lokasi penelitian ini di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten

Kerinci, dengan alasan masih dihadapkan pada permasalahan pembinaan keagamaan

dalam meningkatkan kesadaran hukum narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci, dan permasalahan ini belum pernah diteliti oleh peneliti

sebelumnya, di samping kemudahan akses data dari lapangan.

b. Subjek Penelitian

subjek yang diteliti adalah narapida itu sendiri. Subjek dalam penelitian ini

sebagian didatangi dan diwawancarai, dan sebagian lagi didatangi untuk diamati atau

diobservasi secara langsung. Hal ini dilakukan untuk penyesuaian informasi atau data

yang diperoleh melalui wawancara dengan data yang diperoleh melalui observasi

melalui teknik triangulasi, sehingga data atau informasi sampai pada titik jenuh.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan

dicatat untuk pertama kalinya.36

Data primer yang penulis maksudkan dalam penelitian

ini adalah data tentang pembinaan keagamaan dalam meningkatkan kesadaran hukum

narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

36

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah (Jambi: Sulthan Thaha Press, 2007), 87.

Page 32: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

a) Bentuk pembinaan keagamaan dalam meningkatkan kesadaran beragama di Rumah

Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

b) Kendala pembinaan keagamaan dalam meningkatkan kesadaran beragama

narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

c) Upaya meningkatkan pembinaan keagamaan dalam meningkatkan kesadaran

beragama narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh

peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran keterangan-keterangan atau

publikasi lainnya.37

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil

mengenai gambaran umum Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci,

seperti:

a) Historis dan geografis.

b) Struktur organisasi.

c) Keadaan personil.

d) Keadaan program kerja.

b. Sumber Data

Sumber data menguraikan sumber data yang digunakan dalam penelitian seperti

manusia, peristiwa dan dokumentasi.38

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini

adalah narapidana itu sendiri.

37

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, 91.

38Mohd. Arifullah, dkk, Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa (Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN

STS Jambi, 2010), 33.

Page 33: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

4. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

“Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan kegiatan

pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera.”39

Observasi

dilakukan dengan menggunakan panduan observasi yang disiapkan untuk

memudahkan dan membantu peneliti dalam memperoleh data. Metode observasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi nonpartisipan, yang mana

peneliti melibatkan diri secara langsung dalam lingkungan penelitian mengenai

pembinaan keagamaan dalam meningkatkan kesadaran hukum narapidana di Rumah

Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci, yang meliputi:

1) Bentuk pembinaan keagamaan dalam meningkatkan kesadaran hukum narapidana

di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

2) hukum narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

3) sUpaya meningkatkan pembinaan keagamaan dalam meningkatkan kesadaran

hukum narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

b. Wawancara

“Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara.”40

Wawancara terstuktur digunakan sebagai

instrumen pelengkap observasi untuk mengumpulkan data di lapangan tentang

pembinaan keagamaan dalam meningkatkan kesadaran hukum narapidana di Rumah

Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

39

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 156.

40Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 155.

Page 34: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

c. Dokumentasi

“Dokumentasi sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-variabel

yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, prasasti,

legger, agenda dan sebagainya.”41

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan

informasi non manusia, sumber informasi (data) non manusia ini berupa catatan-

catatan, dan arsip-arsip yang ada kaitannya dengan fokus penelitian. Dokumentasi

penulis gunakan sebagai instrumen utama untuk memperoleh semua data-data yang

berhubungan dengan gambaran umum Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci, seperti:

1) Historis dan geografis.

2) Struktur organisasi.

3) Keadaan personil.

4) Keadaan program kerja.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data

mengalir, yang menurut Miles dan Huberman yang pada Prinsipnya kegiatan analisis

data ini dilakukan sepanjang kegiatan penelitian (during data collection), dan kegiatan

yang paling inti mencakup:

a. Reduksi Data

“Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakkan dan transformasi data-data kasar yang muncul dari

catatan-catatan yang tertulis di lapangan.”42

Masalah pembinaan keagamaan dalam

41

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 231.

42Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terj. Tjetjep Rohedi

Rohidi, (Jakarta: UI Press, 2007), 16.

Page 35: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

meningkatkan kesadaran hukum narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci diambil melalui wawancara dan observasi kemudian dianalisis

dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data tersebut sehingga bisa disajikan.

b. Penyajian Data

“Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti

melakukan penarikan kesimpulan.”43

Penyajian data mengenai masalah pembinaan

keagamaan dalam meningkatkan kesadran hukum narapidana di Rumah Tahanan

Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci yang telah direduksi melalui bab-bab yang

sudah tersedia.

c. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan sebagian dan suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.”44

Kesimpulan ini dapat dibuat setelah seluruh data dianalisis mengenai pembinaan

keagamaan dalam meningkatkan kesadaran hukum narapida di Rumah Tahanan

Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles

dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

43

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah… 17.

44, Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah… 19

Page 36: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

tidak. Mengapa bisa demikian? Karena seperti telah dikemukakan di atas bahwa

masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang

atau bahkan gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat berupa

hubungan kausal atau interaktif, maupun hipotesis atau teori.

6. Pemeriksaan Keabsahan Data

Adapun tingkat kepercayaan data (trustworthiness) dalam penelitian dilakukan

suatu teknik pemeriksaan data antara lain; melakukan perpanjangan keikutsertaan,

ketekunan pengamatan, triangulasi dan diskusi sejawat.45

Berikut penjelasannya:

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat

kepercayaan yang dikumpulkan. Melalui teknik ini, peneliti akan berusaha untuk

meningkatkan frekuensi kehadiran di lokasi penelitian dengan mengunjungi ke Rumah

Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci pada waktu jam kerja agar peneliti

dapat menyelami „budaya” kerja personalia terkait dengan peran penyuluh agama

dalam meningkatkan prilaku beragama terhadap korban penyalahgunaan napza di

Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

b. Ketekunan Pengamatan

Peneliti berusaha menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat

relevan dengan persoalan yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian

ini secara terperinci. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap

permasalahan yang menonjol dalam penelitian dan berusaha mencari solusinya dengan

berpedoman pada literatur yang ada, misalnya pembinaan keagamaan dalam

45

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) 175.

Page 37: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

meningkatkan kesadaran hukum narapida di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci.

c. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu

yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan

terhadap data itu.46

Jadi dalam hal ini mengecek sumber data yang diperoleh di

lapangan berkenaan dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan triangulasi

dengan sumber yakni membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan atau

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau

tinggi, orang kaya, pemerintah.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.47

Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah: Pertama, pengecekan

derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data.

Kedua, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang

sama. Triangulasi dengan penyidik memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya

46

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 330.

47Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 330-331.

Page 38: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data atau dengan cara

membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analisis lainnya. Sedangkan,

triangulasi dengan teori dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara induktif dan

secara logika.48

Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka dimaksud untuk mengecek

kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di lapangan tentang pembinaan

keagamaan dalam meningkatkan kesadaran hukum narapidana di Rumah Tahanan

Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci dari sumber hasil observasi, wawancara

maupun melalui dokumentasi, sehingga dapat dipertanggung jawab keseluruhan data

yang diperoleh di lapangan dalam penelitian tersebut.

d. Diskusi Teman Sejawat

Teknik ini juga digunakan untuk membangun keterpercayaan atau keabsahan yang

merupakan suatu proses di mana seorang peneliti mengekspos serta

mengkonsultasikan hasil penelitian yang diperolehnya kepada dosen pembimbing,

dengan melakukan suatu diskusi dan konsultasi secara analitis dengan tujuan untuk

menelaah aspek-aspek penemuan yang mungkin masih bersifat implisit. Melalui

teknik ini, diharapkan peneliti dapat memperoleh pertanyaan dan saran konstruktif,

serta dapat memberikan kesempatan kepeda peneliti untuk mengembangkan dan

menguji langkah-langkah selanjutnya dalam suatu desain metodologis yang muncul.

G. Studi Relevan

Tinjauan pustaka atau tela‟ah pustaka atau dapat juga disebut landasan teori

merupakan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mencari data tentang masalah

penelitian. Dengan kata lain analisis teoritis tentang masalah yang diteliti, yang

dikaitkan dengan hasil-hasil peelitian yang telah ada dan atau hasil studi pustaka.

48

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 331-332.

Page 39: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Adapun setelah penulis melakukan studi ke pustaka, penulis menemukan

beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian ini, dari beberapa

penelitian tersebut, belum ada penelitian yang membahas secara khusus mengenai Pola

Pembinaan keagamaan Narapidana di RUTAN Kelas II B Sungai Penuh. Diantara

beberapa penelitian yang penulis temukan tersebut antara lain :

1. Skripsi Andi Saputro Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta tahun 2015 dengan judul “ Sistem Pembinaan Anak Didik

Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari setelah

berlakunya UU No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak”.

Adapun hasil penelitian menjelaskan Sistem Pembinaan di Rumah Tahanan

Negara Kelas II B Wonosari berjalan dengan baik akan tetapi kurangnya

tenaga pembina yang Ahli dibidangnya sangat kurang. Sementara ini petugas

pembina masih dari staf petugas pembina untuk dewasa sama, yang

seharusnya petugas tersebut adalah Ahli menangani anak. Harus dibedakan

pembina anak dengan dewasa. Sistem Pembinaan di Rumah Tahanan Negara

Kelas II B Wonosari menyesuaikan UU No. 11 tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Anak.49

2. Skripsi Isnawati Mahasiswi Universitas Mulawarman tahun 2014 dengan judul

“Peran Tamping dalam Pembinaan Narapidana di Rumah Tahanan Negara

Kelas II A Samarinda” yang menjelaskan Tamping berperan aktif dalam

kegiatan penyuluhan dan aktivitas Rohani di lingkungan Rumah Tahanan

Negara Kelas II A Samarinda yang dikoordinir olrh Tamping Masjid, proses

pembinaan dan aktivitas jasmani merupakan tanggungjawab bersama antara

pihak Rutan dan Tamping dan seluruh Penghuni Rutan. Peran Tamping sebagai

Fasilitator antara Narapidana atau tahanan dengan petugas maupun antara

Narapidana atau tahanan dengan keluarga Narapidana cukup baik dan

dibangun atas dasar saling percaya, serta memfasilitasi Narapidana lainnya

agar tampil dan memiliki keahlian khusus dan juga dapat mempercepat

adaptasi dan pemulihan serta rehabilitasi para Narapidana sebelum diterjunkan

ke masyarakat.50

49

Andi Saputro, “ Pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Wonosari setelah berlakunya UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak” Skripsi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2015).

50Isnawati, “Peran Tamping dalam Pembinaan Narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II A

Samarinda” Skripsi Universitas Mulawarman, (2014).

Page 40: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

3. Skripsi Nur Jayani Mahasiswi Universitas Negeri Semarang tahun 2013

dengan judul “Pelaksanaan Pembinaan Narapidana di Rutan Kelas IIB

Kabupaten Jepara” yang menjelaskan tentang peranan petugas yang dibutuhkan

untuk membimbing para narapidana agar tidak kembali melakukan perbuatan

yang sama.51

4. Skripsi Ati Mu‟jizati Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang tahun 2009 dengan judul “Peran Bimbingan Rohani Islam dalam

Memelihara Kesabaran Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Islam

(RSUI) Harapan Anda Tegal”.

Kesimpulan dari penulisan ini adalah adanya permasalahan psikosomatis

banyak dijumpai pada pasien dan keluarganya yang tingkat agamanya minim.

Sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa peran bimbingan rohani Islam

di rumah sakit umum Islam Harapan Anda Tegal sangat besar yaitu: (1)

Menumbuhkan rasa sabar dan ikhlas pada diri pasien dan keluarganya sesuai

materi yang disampaikan (2)Memotivasi kesembuhan pasien (3)

Menumbuhkan rasa tenang pada diri pasien, serta menghilangkan rasa gelisah

pada diri pasien. Karena dengan adanya bimbingan rohani Islam pasien bisa

tersugesti, lebih tenang, lebih sabar dan mau berikhtiar serta bersemangat untuk

cepat sembuh selain itu pasien juga selalu mamasrahkan dirinya kepada Allah

SWT. Rekomendasi atau saran yang dapat di berikan bagi perawat rohani

adalah perlu meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan tentang

teknik-teknik bimbingan rohani agar layanan yang diberikan lebih berkualitas.

Selain itu diperlukan juga penambahan personil petugas rohani dengan tenaga

profesional agar pelayanan yang diberikan lebih komprehensif dan

profesional.52

Sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan, penelitian 1-3 mempunyai

persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama melakukan penelitian di

51

Nur Jayani, “Pelaksanaan Pembinaan Narapidana di Rutan Kelas IIB Kabupaten Jepara” Skripsi

Universitas Negeri Semarang, (2013).

52Ati Mu‟jizati, Peran Bimbingan Rohani Islam dalam Memelihara Kesabaran Pasien Rawat Inap

di Rumah Sakit Umum Islam (RSUI) Harapan Anda Tegal Tahun 2008, Skripsi (Semarang: Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2009).

Page 41: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Rumah Tahanan Negara dan perbedaanya : Skripsi Andi Saputro membahas tentang

Sistem Pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Wonosari setelah berlakunya UU No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana

Anak, Skripsi Isnawati membahas tentang Peran Tamping dalam Pembinaan

Narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II A Samarinda yang menjelaskan

Tamping berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan dan aktivitas Rohani di

lingkungan Rumah Tahanan Negara Kelas II A Samarinda yang dikoordinir oleh

Tamping Masjid, proses pembinaan dan aktivitas jasmani merupakan tanggung jawab

bersama antara pihak Rutan dan Tamping dan seluruh Penghuni Rutan dan skripsi Nur

Jayani membahas tentang Pelaksanaan Pembinaan Narapidana di Rutan Kelas IIB

Kabupaten Jepara yang menjelaskan peranan petugas yang dibutuhkan untuk

membimbing para narapidana agar tidak kembali melakukan perbuatan yang sama.

Sedangkan dalam Penelitian ini, penulis berusaha mengkaji Pembinaan keagamaan

Narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh Kerinci yang

mempunyai tugas ganda Perawatan Tahanan dan Narapidana berdasarkan UU No. 12

Tahun 1995, Mencari faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pembinaan

Narapidana serta mengugkapkan upaya-upaya yang diakukan Rutan Sungai Penuh

dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi untuk menuju sistem yang baik.

Page 42: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

BAB II

PROFIL RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS II B SUNGAI PENUH

KABUPATEN KERINCI

A. Sejarah Singkat Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh.

Rumah Tahanan Negara (disingkat Rutan) adalah tempat tersangka atau

terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang

pengadilan di Indonesia. Rumah Tahanan Negara merupakan unit pelaksana teknis di

bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen

Kehakiman). Rutan didirikan pada setiap ibukota kabupaten atau kota, dan apabila

perlu dapat dibentuk pula Cabang Rutan. Di dalam rutan, ditempatkan tahanan yang

masih dalam proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di Pengadilan Negeri,

Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung.53

Rutan merupakan tahap akhir dari sistem peradilan pidana. Sistem peradilan

pidana sendiri terdiri dari 4 (empat) sub-sistem yaitu Kepolisian, Kejaksaan,

Pengadilan dan Rutan/Lembaga Pemasyarakatan. Sub-sistem Rutan sebagai sub-

sistem terakhir dari sistem peradilan pidana mempunyai tugas untuk melaksanakan

pembinaan terhadap terpidana khususnya pidana pencabutan kemerdekaan. Dengan

demikian berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai dalam sistem peradilan pidana

baik tujuan jangka pendek yaitu rehabilitasi dan resosialisasi narapidana, tujuan jangka

menengah untuk menekan kejahatan serta tujuan jangka panjang untuk mencapai

kesejahteraan masyarakat di samping ditentukan/dipengaruhi oleh sub-sub sistem

peradilan pidana yang lain yaitu kepolisian, kejaksaan dan pengadilan, selebihnya juga

sangat ditentu¬kan oleh pembinaan yang dilakukan Rutan sebagai pelaksanaan dari

pidana pencabutan kemerdekaan, khususnya pidana penjara.54

53

Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), 107

54 Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018

Page 43: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Rutan sebagai wadah pembinaan narapidana yang berdasarkan sistem

pemasyarakatan berupaya untuk mewujudkan pemidanaan yang integratif yaitu

membina dan mengembalikan kesatuan hidup masyarakat yang baik dan berguna.

Dengan perkataan lain Rutan melaksanakan rehabilitasi, reedukasi, resosialisasi dan

perlindungan baik terhadap narapidana serta masyarakat di dalam pelaksanaan

sistem pemasyarakatan. Dengan sistem pemasyarakatan sebagai dasar pola

pembinaan narapidana di Rutan diharapkan dapat berhasil dalam mencapai tujuan

resosialisasi dan rehabilitasi pelaku tindak pidana/narapidana, maka pada gilirannya

akan dapat menekan kejahatan dan pada akhirnya dapat mencapai kesejahteraan

sosial seperti tujuan sistem peradilan pidana (jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang). Dengan demikian keberhasilan sistem pemasyarakatan di dalam

pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana di Rutan akan berpengaruh pada

keberhasilan pencapaian tujuan sistem peradilan pidana.55

Salah satu rutan yang ada di Indonesia adalah rutan Sungai Penuh yang

masih ada sampai saat ini. Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh didirikan pada

Tahun 1911 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Setelah runtuhnya Belanda dan

tercapainya kemerdekaan Republik Indonesia pada Tahun 1945, Rumah Penjara

menjadi milik Pemerintahan Republik Indonesia sekaligus mewarisi saran dan

sistem Kepenjaraan. Pada tahun 1964 Rumah Penjara Sungai Penuh diganti

namanya menjadi Lembaga Pemasyarakatan Klas III Sungai Penuh. Fisik

Bangunan kali renovasi sebagai berikut :

1. Renovasi permanent pada tahun 1964

2. Rehabilitasi berat pada tahun 1981/1982

3. Rehabilitasi berat pada tahun 1991/1992

4. Rehabilitasi Ringan pada tahun 1995/1996

5. Penambahan Blok serta bangunan Kantor Lantai II pada tahun 2003

55

Eko Arif Setiawan, Kepala Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 15 Desember

2018. Kabupaten Kerinci. Cacatan Penulis.

Page 44: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

6. Penambahan Blok Hunian Lantai II, Pembuatan Pagar tembok keliling dan

Rehabilitasi Blok Hunian yang terkena Bencana Alam Tahun 2005

7. Rehabilitasi ringan pada tahun 2008.56

Dengan adanya Keputusan Menteri Kehakiman Nomor : M.03 UM.01.06 tahun

1983 dalam Pasal 1 menjelaskan bahwa : Lembaga Pemasyarakatan Klas III Sungai

Penuh ditetapkan sebagai Rumah Tahanan Negara Klas IIB Sungai Penuh.

B. Letak Geografis Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh.

Wilayah daerah Kabupaten Kerinci berada di barat Provinsi Jambi terletak di

antara 1o 40

o lintang selatan sampai 20

o 26

o bujur timur sampai dengan lintang selatan

diantara 101o

08o bujur Timur sampai dengan 101

o 500

o bujur timur. Daerah ini

beriklim tropis dengan suhu rata-rata 22oC. Kelembaban 84 Mm Hg dan mempunyai

ketinggian diantara 500 M – 1.500 M dari permukaan laut. Luas Wilayah Daerah

Lebih kurang 4.200 Km2 yang dikelilingi Bukit barisan dan Gunung Kerinci. Jarak

dengan kota Propinsi Jambi 408 Km.

Batas – Batas wilayah Kab. Kerinci :

1. Sebelah Utara : Kab. Solok

2. Sebelah Selatan : Kab. Merangin

3. Sebelah Timur : Kab. Bungo

4. Sebelah Barat : a. Kab. Bengkulu Utara

b. Kab. Pesisir Selatan57

Mata pencarian masyarakat Kerinci pada umumnya dibidang pertanian. Tradisi

yang masih dilaksanakan hingga kini adalah Kenduri Sko, yaitu penyucian dan

mengarak benda – benda pusaka yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Nuansa

masyarakat yang religius, pengaruh tokoh agama dan ketua adat dalam kehidupan

56

Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018

57 Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018

Page 45: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

bermasyarakat sangat karismatik dan dominan dalam membangun masyarakat kerinci

yang “ Akhlaqul Karimah “ sehingga wilayah daerah Kerinci juga dijuluki “ SERAMBI

MADINAH “.58

Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh merupakan Unit Pelaksanaan

Teknis yang bernaung dibawah Direktorat Jendral Pemasyarakatan Kementerian

Hukum dan HAM Republik Indonesia yang melaksanaan Perawatan Tahanan dan

Pembinaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan. Dalam pelaksanaan Perawatan

Tahanan dan Pembinaan narapidana yang berbasis Sistem Pemasyarakatan, Rumah

Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh Mempunyai tugas ganda Perawatan

Tahanan dan Pembinaan Narapidana karena di Sungai Penuh/Kabupaten Kerinci tidak

terdapat Lembaga Pemasyarakatan. Dasar Pelaksanaan Pembinaan di Rumah Tahanan

Negara Kelas II B Sungai Penuh adalah Undang-Undang RI nomor 12 tahun 1995

tentang Pemasyarakatan.

Rumah Tahanan Negara Klas II B Sungai Penuh terletak di jantung Kota

Sungai Penuh sebaga iIbu Kota Kabupaten Kerinci. Berdirinya diatas Tanah seluas

lebih kurang 2.245 M2 dengan sertifikat Hak Pakai No.2 dengan Batas– batas sebagai

berikut :

a. SebelahUtara : Berbatasan dengan Perumahan Kodim

b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan STIE Yayasan Sakti

Alam Kerinci

c. Sebelah Barat : Berbatasandengan Hotel Matahari

d. SebelahTimur : Berbatasan dengan Jalan Raya. Jend.

Sudirman.59

58

Eko Arif Setiawan, Kepala Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 15 Desember

2018. Kabupaten Kerinci. Cacatan Penulis.

59 Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018

Page 46: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh dilihat dari jarak tempuh dengan UPT

Pemasyarakatan dilingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Jambi sebagaiberikut :

1. LapasKlas II.B Bangko : 180 Km

2. LapasKlas II.B MuaraBungo : 265 Km

3. LapasKlas II.B MuaraTebo : 310 Km

4. LapasKlas I A Jambi : 418 Km

5. LapasKlas II.B Kuala Tungkal : 560 Km

Adapun Struktur Bangunan terdiri dari :

Tabel 2:1. Struktur Bangunan Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh

Tahun 2018.60

No Nama Bangunan Jumlah Ruang

1 Kamar Napi 10

2 Kamar Tahanan 3

3 Gedung Kantor 11

4 Sel 3

5 Ruang Keterampilan 1

6 Dapur 1

7 Gudang Dapur 2

60

Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018

Page 47: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

8 Ruang Pendidikan 1

9 Ruang Musholla 1

10 Ruang Tamu 1

11 Perpustakaan 1

Tabel di atas menjelaskan bahwa data bangunan atau ruang penunjang yang ada

di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh sudah memenuhi kebutuhan

narapidana dan petugas yang ada didalamnya. Fasilitas dan bangunan yang lengkap

akan membuata petus dan terutamanya narapida merasa dihargai sehingga akan

berdampak pada kelancaran pembinaan narapida di dalamnya.

Setiap kamar di Rumah Tahanan Negara Klas II B Sungai Penuh berkapsitas 5-

10 orang. Jumlah Pegawai yang ada di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai

Penuh adalah berjumlah 48 orang yang terdiri dari 7 orang jenis kelamin perempuan

dan 41 orang dengan jenis kelamin laki-laki.

C. Tugas dan Fungsi Organisasi

Sebagai salah satu instansi vertikal, Rumah Tahanan Negara Klas II B Sungai

Penuh melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan yaitu melaksanakan Perawatan Tahanan dan Pembinaan terhadap

Narapidana sebagaimana yang telah digariskan dalam Undang- Undang

Pemasyarakatan. Tujuannya adalah agar Narapidana menyadari kesalahannya, tidak

melanggar hukum lagi, dan dapat menjadi manusia yang mandiri dalam rangka ikut

berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

Adapun tugas pokok dan fungsi utama Rumah Tahanan Negara Klas II B

Sungai Penuh dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tugas : Melaksanakan Perawatan terhadap tersangka atau terdakwa sesuai

dengan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Page 48: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Fungsi :

1. Melakukan Pelayanan Hukum

2. Melakukan Pemeliharaan keamanan dan tata tertib Rutan

3. Melakukan pengelolaan Rutan dan Urusan Tata Usaha.61

D. Struktur Organisasi Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh

Gambar 2:2

STRUKTUR ORGANISASI RUTAN SUNGAI PENUH

MENURUT KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN RI

TANGGAL 20 SEPTEMBER 1985 No. M.04.PR.07.03 TAHUN 198562

61

Dokumen Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh ,2018.

62Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018

Kepala Rutan Sungai Penuh

Eko Arif Setiawan, AMD, IP, SH, MH

PETUGAS TU

Purnawanto, SH

Kasubsi

Pengelolaan

Yulius, ST

Kasubsi Pelayanan

Tahanan

Amra.S.IP

Kepala Kesatuan

Pengamanan

Saifuddin L., S.Ag

Keuangan Dan

Penyusun Anggaran

Ryka Efendra

AHMAD wafil

Emilia, H. S.HI

REG & Perawatan

Alpian

Jairul

Ulni Sepdia

Staf Keamanan

Edial

Iskandar D

Hasri Yeni

Pengelola SDP Okky Apriyanto, S.Sos

Page 49: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Pegawai dalam suatu organisasi merupakan motivator secara langsung sebagai

pelaksana yang akan menyelenggarakan pekerjaan sehingga menghasilkan tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Lembaga pemasyarakatan sebagai instansi

pemerintah narapidana, diatur para pegawainya yang benar karena para pegawai pada

lembaga pemasyarakatan berhadapan langsung dengan para narapidana. Keadaan

pendidikan pegawai Rutan sebagai berikut:

1. Sarjana (S2) : 1 Orang

2. Sarjana (S1) : 11 Orang

3. SLTA : 23 Orang

4. SLTP : 1 Orang.63

Golongan pegawai negeri sipil Rutan Sungai Penuh adalah:

1. Golongan Iv/a : 1 Orang

2. Golongan III/d : 2 Orang

3. Golongan III/c : 5 Orang

4. Golongan III/b : 5 Orang

5. Golongan III/a : 5 Orang

6. Golongan II/d : 4 Orang

7. Golongan II/c : 2 Orang

63

Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018

Kepegawaian

Ikhwan Hadi

PERLENGKAPAN

Bimo Endro

Tommy Darman K

PENY/BAN KUM

Aria Putra

Bimbingan Kerja

Budiman

Pembimbing

Kemasyrakatan Candra Jaya

1. Sunoto

2. Acep

3. Jovy

1. Antori

2. Akbar

3. Rasid

1. Djonny

2. Rolly

3. Verry

1.Ade Putra

2.Nasmul

3.Bambang

Page 50: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

8. Golongan II/b : 10 Orang

9. Golongan II/a : 1 Orang.64

Pegawai Rumah Tahanan Negara klas II B Sungai Penuh jumlah : 48 Orang

dengan komposisi:

1. Petugas Pengamanan

Keamanan dan ketertiban dalam Rumah Tahanan Negara Klas II B Sungai

Penuh diatur dalam sistem regu yang bertugas secara bergeliran 4 regu penjagaan,

masing-masing terdiri dari 4 (empat) Orang petugas setiap regu.

2. Petugas Pelayanan Tahanan

Untuk melakukan administrasi dan perawatan, mempersiapkan pemberian

bantuan hukum dan penyuluhan bagi Tahanan serta juga berperan sebagai operator

sistem data base pemasyarakatan, perawatan dan pembinanaan kepribadian terdiri dari

8 orang.

3. Petugas Pengelolaan

Untuk melakukan pengurusan Keuangan, Perlengkapan, Rumah Tangga dan

Kepegawaian dilingkungan Rumah Tahanan Negara dengan jumlah 7 orang.

4. Petugas Tata Usaha

Untuk melakukan surat-menyurat dan kearsipan dengan jumlah 1 orang.65

E. Visi, Misi dan Motto Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh

1. Visi

64

Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018

65Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018

Page 51: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Memberi Kepastian Perlindungan dengan Penegakkan Hukum serta Hak Asasi

Manusia Tahanan.

2. Misi

a. Melaksanakan Pelayanan, Perawatan dan Keamanan Tahanan sesuai dengan Tugas

Pokok dan Fungsi RUTAN Berkonsisten dan Berkesinambungan.

b. Melaksanakan Kelembagaan yang Profesional, Transparan dan Akuntabel.

3. Motto

ASRI :Aman

Sehat

Religius

Indah.

Untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut diatas, telah ditetapkan 5 (lima)

program kerja sebagaiman dirumuskan dalam dokumen Rencana Kerja Tahunan dan

Penetapan Kinerja Tahunan, yaitu.

a. Perencanaan penganggaran dan pelaksanaan dalam kerangka pengeluaran jangka

menengah dan berbasis kinerja yang terintegrasi, tepat waktu dan akurat.

b. Pengelolaan Barang Milik Negara yang tepat waktu, terintegrasi dan akuntabel.

c. Pengelolaan Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran yang tepat waktu, terintegrasi

dan akuntabel.

d. Unit kerja yang memiliki SDM professional sesuai kebutuhan dan kaderisasi yang

berkesinambungan.

e. Pencapaian standar pelayanan prima dan target kinerja dengan administrasi yang

akuntabel.66

F. Keadaan Warga Binaan

66

Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018

Page 52: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Saat ini Jumlah penghuni per 03 Januari 2019 sebanyak 137 orang. Kemudian

Perkara yang menonjol rata-rata pebulan sebagai berikut:

1. Pencurian : 14 %

2. Narkotika dan Psikotropika : 44 %

3. Kesusilaan : 18 %

4. Korupsi : 12 %

5. lain lain : 12 %.67

Tabel 2.2. Jumlah Narapidana dan Tahanan di Rumah Tahanan Negara Kelas II

B Sungai Penuh bulan Maret 2019 :

No Status Tahanan/Narapidana Jumlah

1 Tahanan Penyidik (A.I) 1

2 Tahanan PenuntuT (A.II) 8

3 Tahanan Mengadili (A.III) 15

4 Tahanan Tingkat Banding (A.IV) 2

5 Tahanan Tingakat Kasasi (A.V) -

6 Narapidana lebih satu tahun (B.I) 93

67

Oki Apriyanto, pengelola SDP, Rekapitulasi Keadaan Isi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh,

2018

Page 53: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

7 Narapidana 3 bln-1 Tahun (B.IIa) 10

8 Narapidana 1 hari-3 bulan (B.IIb) 5

9 Hukuman kurungan (B.III) 3

Jumlah 137

Sumber : Dokumen Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh Maret 2019

G. Sarana dan Prasarana

Dalam proses pembinaan narapidana oleh Rutan dibutuhkan sarana dan

prasarana pedukung guna mencapai keberhasilan yang ingin dicapai. Sarana dan

prasarana tersebut meliputi:

1. Sarana Gedung Pemasyarakatan

Gedung Pemasyarakatan merupakan representasi keadaan penghuni di

dalamnya. Keadaan gedung yang layak dapat mendukung proses pembinaan yang

sesuai harapan. Di Indonesia sendiri, sebagian besar bangunan Rutan / Lembaga

Pemasyarakatan merupakan warisan kolonial, dengan kondisi infrastruktur yang

terkesan ”angker” dan keras. Tembok tinggi yang mengelilingi dengan teralis besi

menambah kesan seram penghuninya.

2. Pembinaan Narapidana

Bahwa sarana untuk pendidikan keterampilan di Rutan/Lembaga

Pemasyarakatan sangat terbatas, baik dalam jumlahnya maupun dalam jenisnya, dan

bahkan ada sarana yang sudah demikian lama sehingga tidak berfungsi lagi, atau kalau

toh berfungsi, hasilnya tidak memadai dengan barang-barang yang diproduksikan di

luar (hasil produksi perusahan).

3. Petugas Pembinaan di Rutan

Petugas pemasyarakatan adalah pegawai negeri sipil yang menangangi

pembinaan narapidana dan tahanan di Rutan. Berkenaan dengan masalah petugas

pembinaan di Rutan, ternyata dapat dikatakan belum sepenuhnya dapat menunjang

Page 54: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

tercapainya tujuan dari pembinaan itu sendiri, mengingat sebagian besar dari mereka

relatif belum ditunjang oleh bekal kecakapan melakukan pembinaan dengan

pendekatan humanis yang dapat menyentuh perasaan para narapidana, dan mampu

berdaya cipta dalam melakukan pembinaan.68

Kegitan Rutinitas Narapidana

No Hari Waktu Kegiatan Pelaksana

1 Senin 07.00 - Selesai Upacar Bendera Pegawi Rutan

2 Selasa 10.00 - Selesai Ceramah Agama Pembimbing Agama

3 Rabu 10.00 - Selesai Senam Bersama Pegawai Rutan

4 Kamis 10.00 - Selesai Periksa Kesehatan Tim Kesahatan Rutan

5 Jum‟at 10.00 - Selesai Yasinan Bersama Pegawai Rutan

6 Sabtu/Minggu _ _ _

68

Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018

Page 55: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

BAB III

PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN

BERAGAMA BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA

SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI

A. Latar Belakang Pembinaan Agama Dalam Meningkatkan Kesadaran

Beragama di Rumah Tahan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci

Dalam tatanan kehidupan sosial, sebenarnya sudah terdapat aturan-aturan yang

diberlakukan agar setiap individu dapat hidup aman dan sejahtera. Akan tetapi pada

zaman modern era globalisasi kemajuan teknologi sangat bertumbuh pesat, kemajuan

teknologi itu memberikan sisi positif yang menjadikan kemajuan hidup lebih efektif

dan efisien dalam memenuhi kebutuhan, namun memberikan sisi negatif yang

memberikan efek yang berkepanjangan bagi masyarakat. Salah satu dampaknya adalah

angka kriminalitas meningkat dengan keberagaman aksi kekerasan di dalamnya baik

dari perbuatan individu maupun perbuatan kelompok yang mengakibatkan kerugian

untuk orang lain dan tidak sedikit dari mereka terseret ke dalam penjara atau Lembaga

Pemasyarakatan karena perbuatan menyimpang yang mereka lakukan melanggar

hukum. Untuk menyikapi hal tersebut manusia dituntut untuk berusaha memegang

teguh nilai-nilai moral.69

Hukum menetapkan apa yang harus dilakukan dan atau apa yang boleh serta

yang dilarang. Sasaran hukum yang hendak dituju bukan saja orang yang nyata-nyata

berbuat melawan hukum, melainkan juga perbuatan hukum yang mungkin akan

terjadi, dan kepada alat perlengkapan negara untuk bertindak menurut hukum. Sistem

bekerjanya hukum yang demikian itu merupakan salah satu bentuk penegakkan

hukum.

Dalam sistem hukum indonesia dikenal hukum kepidanaan, yakni sistem aturan

yang mengatur semua perbuatan yang tidak boleh dilakukan (yang dilarang untuk

69 Amin Haedari, PembinaanAgama Di Indonesia, (Jakarta: Puslitbang PembinaanAgama dan

Keagamaan, 2010),19.

Page 56: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

dilakukan) yang disertai sanksi yang tegas bagi setiap pelanggar aturan pidana tersebut

serta tata cara yang harus dilalui bagi pihak yang berkompeten dalam penegakannya.70

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,

pengertian Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta

cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan pancasila yang

dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk

meningkatkan kualitas warga binaan pemasyarakatan agar menyadari kesalahan,

memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima

kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan

dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.71

Perbuatan melanggar hukum tersebut disebabkan oleh sifat dan perilaku yang

tidak didasari oleh iman yang kuat sehingga bisa dikatakan merupakan suatu bukti

lemahnya iman seseorang terhadap allah s.w.t. karena keyakinan terhadap agama yang

menjadi bagian dari unsur kepribadian itu, akan mengatur sikap dan perilaku

seseorang secara otomatis dari dalam. Ia tidak mau mengambil hak orang lain atau

menyelewengkan sesuatu bukan karena takut kemungkinan ketahuan hukuman

pemerintah atau masyarakat, tetapi karena ia takut kehilangan ridhanya yang

diyakininya.72

Oleh karena itu di sinilah pentingnya peranan suatu agama, dalam membentuk

iman yang kuat. Menurut dasar yang sedalam-dalamnya, agama menghendaki

persatuan umat manusia dalam persaudaraan. Agama islam adalah agama yang dibawa

dan disampaikan oleh nabi muhammad yang bersumber dari al-quran dan hadis, jadi

pelaksanaan pembinaan agama islam adalah proses pemberian bantuan terarah,

berkelanjutan dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan

potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara

70 Ilhami Bisri, Sistem Hukum Indonesia, Prinsip-Prinsip dan Implementasi hukum di Indonesia,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 39-40 71

Uu No 12 Th 1995 Tentang Pemasyarakatan.

72 Zakiah Darajat, Kesehatan Mental,( Jakarta: Gunung Agung2000).11.

Page 57: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam al-quran dan hadis

rasulullah ke dalam dirinya.

Sehingga setelah internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam al-quran dan

hadis telah tercapai dan fitrah beragama telah berkembang secara optimal maka dapat

tercipta hubungan yang baik dengan allah, dengan manusia dan alam semesta sebagai

perwujudan dari peranannya sebagai khalifah di muka bumi.73

Menurut Harun Nasution, agama adalah suatu sistem kepercayaan dan tingkah

laku yang berasal dari kekuatan ghaib. Emile Durkheim mengatakan bahwa agama

adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang

berhubungan dengan hal yang suci. Sebuah agama biasanya mengajarkan beberapa hal

pokok yang menjadi ruang lingkup ajarannya. Ruang lingkup tersebut adalah

keyakinan dan sistem nilai. Keyakinan adanya suatu kekuatan yang mengatur dan

menciptakan alam dan seisinya. Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari

kedekatan diri kepada tuhannya dengan cara menghambakan diri yaitu dengan cara

mentaati segala perintah dan menjauhi larangan tuhan. Sedangkan ruang lingkup yang

lain adalah sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan, manusia

dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan atau alam semesta yang berkaitan

dengan keyakinannya. Islam adalah agama yang mempunyai ajaran luhur, dikatakan

ajaran yang lengkap menyeluruh dan sempurna karena ajarannya mencakup segala

dimensi kehidupan manusia, yaitu: dimensi spiritual, sosial, ekonomi, pendidikan, dan

dimensi lainnya.74

Dengan pembinaan agama ini, diharapkan seorang narapida bisa sadar akan

perbuatan yang salah dan tidak mengulangi kejahatannya lagi, sehingga narapidana

bisa menambah wawasan agamanya, dan mengaplikasikan dalam kehidupan ditengah-

tengah masyarakat setelah narapida keluar dari lembaga permasyarakatan itu. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa secara khusus pembinaan melalui pendidikan agama

dalam hal ini khusus pembinaan-pembinaan agama islam dikalangan narapdana

hendaknya ditujukan kepada tercapainya:

73

Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling Islam (Jakarta, Amzah 2010),23. 74

Umar Tirtarahardja dan La Sulo. Pengantar Pendidikan (jakarta : rineka cipta, 2008),1.

Page 58: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

1. Meningkatnya pengetahuan dikalangan narapidana.

2. Tumbuh dan berkembangnya kesadarauntuk melaksanakan ajaran-ajaran agama

islam dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang berhubungan dengan ibadah dan

akhlak.

3. Terwujudnya sikap dan suasana kejiwaan yang diliputi oleh nilai agama islam

seperti : sabar, tawwakal, mutmainah, pasrah, dan tidak putus.75

Berkaitan dengan pembinaa agama islam yang ada di lembaga pmasyarakatan,

pada umumnya sudah ada baik kegiatan yang dilakukan oleh lembaga

permasyarakatan, seperti : pengajian rutin, baca tulis al-quran, pelatihan zdikir dan

kultum seminggu sekali dan kegita-kegiatan lainnya.76

B. Tujuan Pembinaan Agama Dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama Di

Rumah Tahan Negar Sngai Penuh Kabupaten Kerinci

Manusia sebagai anggota komunitas dari suatu masyarakat mempunyai 2 (dua)

fungsi; individu dan sosial.77

Dalam fungsinya sebagai makhluk individu, manusia

berhak memenuhi kebutuhan pribadinya, seperti pendidikan kesehatan kebahagiaan

dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan individu, manusia harus mampu

mengoptimalkan peran sosial dimana manusia harus melakukan interaksi dengan

komunitas yang lain.

Secara prinsip, manusia pasti menginginkan kebahagiaan dan peningkatan taraf

hidup. Untuk mencapainya manusia harus melakukan aksi dan aktifitas yang kongkrit,

aksi yang efektif menciptakan dinamika dan selalu relevan dengan budaya dan kondisi

sosial kemasyarakatan. Dalam hubungan ini manusia dituntut untuk saling

menyamakan persepsi dan kecocokan untuk mendapatkan sebuah hasil yang positif

yang bisa dinikmati oleh segenap masyarakat. Maka masyarakat membutuhkan aturan

baku yang berfungsi untuk mengatur laju dinamika yang ada. Sehingga dinamika

75

Mubaro, metodologi dakwah terhadap narapida(jakrta : proyek penerangan bimbingan dan

dakwah / khutbah agama islam pusat depertemen agama,1978),34.

76 Observasi, Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh, 25 desember 2018.

77 Fadlolan Musyaffa‟ Mu‟ti, Islam Agama Mudah (Tuban, Syauqi Press, 2007), 102.

Page 59: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

masyarakat akan menjadi teratur, serasi dan seimbang sesuai keinginan bersama.

Agama dalam fungsinya sebagai pegangan hidup jelas bukanlah barang baru, akan

tetapi kecenderungan manusia meninggalkan agama senantiasa ada dalam kehidupan

manusia terutama ketika budaya hedonisme pandangan hidup yang menganggap

bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin

dan sedapat mungkin menghindari perasaan yang menyakitkan menjadi anutan dan

kehidupan mencapai derajat yang serendah-rendahnya, maka agama biasanya tampil

sebagai sesuatu yang dibutuhkan.

Pada dasarnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar spiritual baik yang

memeluk agama atau yang belum beragama, oleh karena itu sadar atau tidak sadar

manusia akan merindukan Tuhan sang pencipta dan pelindungnya.78

Tujuan pembinaan agama dimaksudkan untuk membantu siterbina supaya

memiliki religious reference (sumber pegangan keagamaan) dalam memecahkan

problem dan juga membantu terbina agar dengan kesadaran serta kemampuannya

bersedia mengamalkan ajaran agamanya.79

Tujuan pembinaan agama bagi narapidana secara rinci dapat disebutkan sebagai

berikut:

1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa

dan mental.

2. Menghasilkan perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang mampu

memberikan manfaat bagi diri sendiri, lingkungan sosial dan alam sekitar.

3. Menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan

berkembang rasa toleransi, kesetia kawanan, tolong menolong dan rasa kasih

sayang.

4. Menghasilkan kecerdasan spiritual, sehingga muncul dan berkembang keinginan

untuk menaati perintah tuhan serta tabah menerima ujian-Nya.

78 Zainudin Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta, Bumi Aksara,2010) ,20. 79 Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling Islam (Jakarta, Amzah 2010),39.

Page 60: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

5. Menghasilkan potensi ilahi, sehingga ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai

persoalan hidup, dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.80

C. Metode Pembinaan Agama Dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama Di

Rumah Tahan Negar Sngai Penuh Kabupaten Kerinci

[D]asar pembinaan agama Islam berdasarkan Peraturan Pemerintah No 31 Tahun

1999 tentang pembinaan dan pembimbingan warga binaan pemasyarakatan, sedangkan

tujuan pelaksanaan pembinaan agama Islam secara umum adalah memberikan bekal

dan menambah keimanan narapidana/tahanan agar dikemudian hari saat mereka sudah

keluar dari Rutan tidak mengulangi tindak kriminal yang pernah dilakukan.81

Secara teknis penggunaan metode dalam pembinaan agama narapidana yang

dilakukan telah diatur baik dalam peraturan pemerintah maupun keputusan menteri

kehakiman namun pelaksanaan tersebut cenderung disesuaikan dengan keadaan warga

binaan pemasyarakatan dan kemampuan pembimbing tersebut.

[T]ahanan adalah tempat tersangka dan terdakwa ditahan selama proses

penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan di Indonesia. Sebagai

upaya dalam menyiapkan warga binaan pemasyarakatan agar dapat berinteraksi secara

sehat dengan masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab, maka di dalam Rumah

Tahanan Negara Sungai Penuh dilaksanakan beberapa pembinaan agama Islam.

Pembinaan agama Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, terus menerus dan

sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah

beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-

nilai yang terkandung di dalam Al- Qur‟an dan Hadis.82

Agar tercapai tujuan tersebut narapidana di tuntut untuk mengikuti program-

program pembinaan yang telah di tetapkan di Rumah Tahanan Neraga Sungai Penuh

selama masa tahanan berlangsung. Adapun pembinaan agama narapidana di Rumah

Tahanan Negara Kelas IIB Sungai Peneuh Kabupaten Kerinci meliputi kegiatan

aebagai berikut :

80

Samsul Munir Amin, Bimbingan.... hlm. 43

81 Eko Arif Setiawan, Kepala Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 21 Desember

2018. Kabupaten Kerinci. Cacatan Penulis.

82 Amra, Kasi Pelayanan Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 21 Desembwer 2018 .

Kabupaten Kerinci. Cacatan Penulis.

Page 61: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

1. Pola Pembiasan Sholat Berjama‟ah

Sholat dhuhur berjama‟ah dilaksanakan atas peraturan atau perintah di Rutan

dan pelaksanaannya mendapatkan pantauan/pengawasan dari petugas, hal ini

dimaksudkan untuk memantau perkembangan perilaku warga binaan.

[S]holat Zduhur berjama‟ah dilaksanakan di masjid Rumah Tanhanan Negara

Sungai Penuh, dengan dipimpin sala satu petugas rutan. Selain sholat Zdhuhur yang

dikerjakan di masjid Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh para narapidana juga

dianjurkan untuk melaksanakan shalat lima waktu dengan berjama‟ah dikamar

masing-masing yang dipimpin oleh salah satu dari penghuni kamar tersebu.83

Gambar : 3.1. Pelaksaan Pembiasaan Sholat Berjama‟ah.84

Kebiasaan sholat berjama‟ah di masjid hanya diperbolehkan pada waktu sholat

Zdhuhur, selain itu para narapidana dianjurkan sholat berjama‟ah di dalam sel masing-

masing. Kebijakan itu dibuat dengan dasar bahwa kegiatan para narapidana di luar sel

hanya pada siang hari, sedangkan pada malam hari para narapidana berada di dalam

83

Jairul, Tupoksi Pembinaan Kepribadian, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 25

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

84 Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018.

Page 62: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

sel dengan istirahat yang cukup untuk melaksanakan sholat dan makan. Diharapkan

kebiasaan sholat berjama‟ah dapat mendisiplinkan sholat pada waktunya, menjadikan

narapidana dapat mengatur diri dan membentuk pribadi yang bertakwa kepada Allah

SWT. Dilakukannya pembinaan sholat berjama‟ah adalah untuk menanamkan nilai

kedisiplinan agar para narapidana terbiasa melaksanakan ibadahnya, sehingga dengan

sendirinya kesadaran beragama akan tertanam pada jiwa mereka.

2. Ceramah Agama

Ceramah agama yaitu dilakukan pembimbing dengan tujuan memberikan

siraman rohani kepada narapidana dan juga nasehat-nasehat agama. Ceramah agama

ini dilakukan oleh petugas bimbingan dari luar dan dalam Rutan sendiri secara

bergiliran sesuai jadwal yang ditentukan, di bawah ini aktivitas ceramah agama di

Rutan Sungai Penuh:

Gambar : 3.2. Pelaksanaan Cerama Agama.85

85

Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018.

Page 63: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Ceramah agama adalah suatu kegiatan pembinaan narapidana/tahanan yang di

sampaikan oleh seorang da‟i atau pembina agama agar mereka dapat mengetahui dan

memahami ilmu pengetahuan agama Islam sehingga dapat mengamalkan syari‟at

Islam dengan baik dan benar, dapat mendekatkan diri kepada Allah, serta menyesali

kesalahan yang telah diperbuat dan tidak mengulangi lagi.

[C]eramah agama dilaksanakan seminggu 1 kali, yaitu pada hari selasa pada

pukul 10.00 -11.00 pagi. Yang diikuti oleh semua narapidana/tahanan yang beragama

Islam, adapun pembinaan di lakukan oleh petugas rutan/ orang yang ditunjuk oleh

pihak rutan untuk membina narapidana.86

Hal tersebut juga dibenarkan oleh narapida lainnya yaitu, saudara Jhonifer dan

Donal yang mengatakan bahwa ceramah agama sangat membatu sekali terhadap kami

yang perlu akan bimbingan untuk mengahadapi kehidupan yang lebih baik lagi apabila

sudah bebas tahanan atau pun masa hukuman agar kami dapat hidup layak dan

berdampingan dengan manusia normal pada umumnya.87

Di samping kegiatan ceramah rutin terdapat juga ceramah yang disampaikan

pada kegiatan sholat jum‟at, Pada kesempatan ini cukup efektif oleh para khatib untuk

menyampaikan khutbahnya dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan

khususnya narapidana dan tahanan. Adapun yang bertugas menjadi khatib adalah

pegawai dari kementerian Agama Kabupaten Kerinci yang dijadwalkan secara

bergantian, dengan tema “belajar menjadi manusia yang bermanfaat‟‟ wawancara

dengan salah satu narapidana yaitu bpk. Budi.

Wawancara dengan Buya Hairul, pembimbing narapidana di Rutan Sungai

Penuh yang mengatakan bahwa: “Materi yang disampaikan yaitu materi-materi yang

berkaitan dengan pengetahuan agama dan materi-materi yang disesuaikan pada realita

yang ada.”88

86

Budi Reva, Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 25 Desember

2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

87 Jhonifer dan Donal . Narapidana di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 25

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

88Jairul, Tupoksi Pembinaan Kepribadian, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 21

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 64: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Dalam metode ini disampaikan pengetahuan yang dapat ditangkap, dipahami

atau dimengerti oleh akal pikiran dan perasaan penghuni Rutan serta menanamkan

kepercayaan atau keyakinan terhadap apa yang telah disampaikan.

3. Dialog atau Tanya jawab

Metode dialog atau tanya jawab ini merupakan tindak lanjut dari metode

ceramah, ini dilaksanakan setelah pembina memberikan penjelasan terhadap materi

yang disampaikan kemudian warga binaan diberi kesempatan untuk bertanya

mengenai materi tersebut yang telah dibahas, yang mereka anggap kurang jelas dan

sulit untuk dipahami. Ataupun sebaliknya, pembina memberikan pertanyaan kepada

warga binan seputar materi yang telah dijelaskan sebelumnya, lalau diharapkan

mereka dapat menjawab tanpa rasa malu dan takut akan salah dari jawaban yang

dilontarkan.

[C]ara ini dapat menjadi stimulus dan melatih mental mereka untuk berani

berbicara dan mengungkapkan pendapat di depan orang banyak.89

Di bawah ini tanya jawab berkaitan dengan bimbingan rohani Islam di Rutan

Sungai Penuh:

Gambar : 3.3. Pelaksanaan Dialog Tanya Jawab. 90

89Jairul, Tupoksi Pembinaan Kepribadian di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 21

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

90 Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018.

Page 65: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Pada dasarnya metode ini adalah sebagai kelanjutan dari metode ceramah,

dalam pelaksanaannya permasalahan yang kurang atau tidak dipahami penghuni Rutan

secara langsung dapat ditanyakan kepada pembimbing rohani.

Metode tanya jawab ini juga dilaksanakan seminggu 1 kali, yaitu pada hari selasa

pada pukul 13.00 samapai selesai yaitu setelah makan siang. Yang diikuti oleh

narapidana/tahanan beragama Islam yang masih belum jelas atau kurang jelas dengan

materi yang telah disampaikan sebelumnya, adapun pembinaan di lakukan oleh

petugas rutan/ orang yang ditunjuk oleh pihak rutan untuk membina narapidana.

dimaksudkan untuk membangkitkan minat serta perhatian para tahanan agar

memusatkan perhatiannya pada materi atau masalah yang disampaikan, di samping itu

untuk memberikan kesempatan kepada tahanan agar dapat mengutarakan hal-hal yang

kurang sepaham atau menanyakan tentang hal-hal yang dipahami sehingga tahanan

benar-benar mendapatkan tambahan pengetahuan yang lebih jelas. Metode ini

dipandang cukup efektif guna pelaksanaan pembinaan agama yang dapat menggugah

daya pikir para tahanan atau narapidana.

4. Metode Pemberian Tugas

Observasi penulis di mana metode ini digunakan khusus untuk tujuan agar

narapidana dapat mengulangi kembali materi yang disampaikan. Bentuk dari

pemberian tugas ini berupa tulisan dan hafalan yang diberikan oleh pembimbing

rohani kepada tahanan. Mereka diberikan tugas untuk menghapal bacaan wudhu,

shalat, niat puasa wajib, dan lain-lain pada saat pertemuan selanjutnya Para tahanan

akan dites satu persatu untuk mengetahui apakah mereka sudah hafal akan tugas yang

diberikan.91

5. Metode demonstrasi verbal

91

Observasi, 23 Desember 2018

Page 66: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Observasi penulis di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh di mana metode ini

digunakan ketika menyampaikan materi yang memang harus dipraktekkan, seperti

BTAQ (Baca Tulis Al-Qur‟an), cara shalat, cara berwudhu.92

Gambar : Gambar : Bimbingan dengan Metode Demostrasi Verbal. 93

Baca Tulis Al Qur‟an cara shalat, cara berwudhu, adalah sebagai tuntutan

umat Islam juga harus dipelajari dengan baik, kegiatan ini dilaksanakan setiap

hari setelah sholat ashar. Terlebih lagi kegiatan baca tulis Al-Qur‟an, kegiatan ini

dipimpin oleh salah seorang narapidana yang telah ditunjuk sebagai pembina baca

tulis Al-Qur‟an Metode yang digunakan sama dengan kegiatan mengaji pada taman

pendidikan Al Qur‟an, yaitu metode sema‟an dengan menghadap pembina satu persatu

secara bergantian. Yang menjadi nilai tambah adalah narapidana tidak hanya membaca

dan menulis akan tetapi juga menghafalkan surat-surat pendek.

92

Observasi, 24 Deseber 2018

93 Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh, 2018.

Page 67: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

[D]alam pembinaan agama Islam pembina menggunakan beberapa metode

seperti ceramah dan tanya jawab, dan untuk menunjang pembinaan disediakan pula

buku-buku yang bertemakan Islami. Pembinaan agama Islam yang dilaksanakan di

Rumah Tahanan Negara Klas IIB Sungai Penuh telah berjalan dengan baik dan

lancar.94

Dari paparan di atas sudah jelas bahwa Pelaksanaan Pembinaan Agama Islam di

Rumah Tahanan Negara Klas IIB Sungai Penuh secara umum telah dilaksanakan oleh

pengelola (pegawai) dan pembina agama. Yang diarahkan pada pembentukan

kepribadian dan kemandirian para narapidana agar mempunyai akhlak mulia dan dapat

diterapkan juga pada kehidupan sehari-hari dan bahkan dapat di terapkan narapida

setelah bebas dari rumah tahan tersebut.

6. Pendekatan Langsung (Personal Approach)

Pendekatan langsung (personal approach), yaitu bimbingan yang diberikan

secara pribadi terhadap narapidana. Wawancara dengan Ustadz Bukhari, S.Pd.I,

pembimbing rohani bahwa: “melalui pendekatan ini pembimbing menggunakan dua

metode, yaitu: metode konseling dan metode bimbingan keagamaan. Dalam hal ini

metode konseling yang diterapkan di Rutan sangat efektif bagi tahanan atau

narapidana, ini bisa terlihat dari adanya interaksi yang baik antara pembimbing dan

tahanan. Dengan begitu akan membantu klien dalam memecahkan masalah. Metode

bimbingan keagamaan, yaitu melalui adanya penyuluhan secara langsung terhadap

narapidana atau tahanan.”95

Di mana pembimbing memanggil secara individu

narapidana untuk diberikan suatu bimbingan agama, agar mereka dapat meninggalkan

kebiasaan-kebiasaan buruk mereka. Di mana dalam bimbingan keagamaan ini

diberikan materi-materi yang mencakup masalah keagamaan.

94

Jairul, Tupoksi Pembinaan Kepribadian, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 25

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

95Bukhari, Pembimbing Rohani Islam di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 28

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 68: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Menurut salah seorang narapidana bernama bapak Marsal Ali pembinaan agama

Islam di Rumah Tahanan Negara Klas IIB Sungai Penuh mempunyai manfaat yang

besar bagi narapidana, dikarenakan di dalam Rutan banyak waktu senggang sehingga

kegiatan pembinaanlah yang menjadi kegiatan tahanan dan narapidana sehari-hari.96

Hal serupa juga di benarkan oleh narapadina lain yaitu saudara Danil, Irwanto

dan Suratman yang mengatakan bahwa dengan adanya pendekatan langsung antara

pembimbing agama dan narapidana mereka merasa bahwa lebih leluasa bertanya dan

meceritakan hal-hal yang perlu diperbaiki dari masa yang kelam yang telah mereka

lakukan dan meminta solusi yang tepat dari pembimbing agama tanpa diketuhi oleh

narapida yang lain, dan hal yang demikian mebuat mereka merasa lebih baik dan

terbuka memita solusi atau pun pendapat dari pembimbing agama tetang hidup

mereka, agar apabila keluar dari rutah mereka merasa diterima dan dihargai antar

sesama.97

Dengan upaya-upaya yang telah peneliti paparkan pembinaan agama Islam di

Rumah tahanan Negara Klas IIB Sungai Penuh Kabupaten Kerinci dapat dikatakan

mencapai hasil yang baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan antusias warga binaan

dalam mengikuti setiap pembinaan dan dinilai dari sikap narapidana dengan

narapidana, narapidana dengan petugas Rutan yang sopan dan ramah.

96

Marsal Ali, Narapidana di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 25 Desember

2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

97 Danil, Irwanto, dan Suratman. Narapidana di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis,

25 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 69: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

BAB IV

SOLUSI DARI BERBAGAI PERMASALAHAN PEMBINAAN AGAMA

DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA NARAPIDA DI

RUMAH TAHANAN NEGARA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI

A. Materi Pembinaan Agama Dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama

Narapidana Di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci

Materi pembinaan agama Islam secara keseluruhan sama dengan materi yang

diajarkan pada pendidikan agama Islam. Pendidikan agama Islam sendiri adalah

pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang berdasar Islam, nilai-nilai ajaran

Islam sangat mewarnai dan mendasari seluruh proses pembinaa agama narapidana

itusendiri. Secaa garis besar Materi yang diberikan kepada narapida pada umumnya

meliputi akidah, syari‟at, dan akhlak.

1. Akidah

Akidah adalah aspek keyakinan terhadap keyakinan Islam, yaitu berupa rukun

iman (iman kepada Allah, Malaikat, kitab-kitab, para Rasul dan Nabi, tentang hari

akhir, dan iman kepada qadha dan qadar Allah). Akidah merupakan fondasi utama

dalam ajaran Islam, karena merupakan dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan

seseorang yang wajib dimiliki untuk dijadikan pijakan dalam segala sikap dan tingkah

laku sehari-hari. Akidah secara umum ialah sesuatu yang dianut oleh manusia dan

diyakininya, berwujud agama atau lainnya. Sedangkan Akidah muslim adalah suatu

agama yang dianut oleh orang muslim dengan perantaraan dalil-dalil yang yakin (Al-

Quran dan As-Sunnah).

2. syariat

Syariat ialah apa-apa yang disyariatkan atau dimestikan oleh agama atau lainnya

bagi seseorang untuk di laksanakan, berupa peraturan dan hukum-hukum sebagai

manifestasi atau konsekuensi dari akidah.

Page 70: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Syariat Islam adalah sistema norma ilahi yang mengatur hubungan manusia

dengan tuhannya, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan

alam lainnya. Kaidah syariat Islam ini secara garis besar di bagi menjadi dua bagian

yaitu :

a. kaidah idabah

Kaidah ibadah, yaitu tatacara/aturan ilahi yang mengatur hubungan ritual

langsung antara hamba dengan tuhannya, tatacaranya telah ditentukan dalam al-Quran

dan Sunnah Rasul. Diantaranya bersuci, shalat, zakat, puasa dan haji.

c. kaidah mu‟amalah

Kaidah mu‟amalah, yaitu tata aturan ilahi yang mengatur hubungan manusia

dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan alam.

3. Akhlak

Akhlak secara etimologi berasal dari kata khalaqa yang berarti mencipta,

membuat, menjadikan. Khuluqun yang berarti perangai, tabiat, adat. Khalqun yang

berarti kejadian, buatan, ciptaan. Secara etimologi akhlak berarti perangai, adat, tabiat,

atau sistem perilaku yang dibuat oleh manusia.

Akhlak Islam adalah akhlak dalam kehidupan sehari-hari, akhlak yang baik

atau akhlakul karimah adalah sistem nilai yang menjadi asas perilaku yang bersumber

dari Al-Quran, As-Sunnah, dan nilai-nilai alamiah (sunnatullah).

a. Pertama perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa

seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Misalkan kita mengatakan

bahwa A termasuk orang yang taat beribadah, maka sikap taat beribadah itu

dilakukannya di manapun dia berada.

b. Kedua perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa

pemikiran, bukan berarti tidak sadar, hilang ingatan, tidur, atau gila.

c. Ketiga Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang

mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar, dilakukan atas dasar

kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan.

Page 71: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

d. Keempat Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan

sesungguhnya,bukan mainmain atau karena bersandiwara. Kelima, akhlak adalah

perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena

ingin dipuji orang atau ingin mendapat suatu pujian. 98

Penggunaan metode yang tepat dalam penyampaian materi pembinaa agama

bagi narapidana akan memudahkan daya tangkap dan daya serap, dalam menerima

pengajara dan pembinaan akan mudah diterima para narapida apabila metode yang

digunakan dalam menyampaikan materi pembinaan agama sesuai dengan daya

kemampuan narapida.

Adapun Macam-macam metode dalam penyampaian materi pembinaan

keagamaan ialah sebagai berikut:

a. Metode Ceramah

Ceramah atau disebut juga mauidzah Khasanah merupakan metode

pembelajaran yang menekankan pada pemberian dan penyampaian informasi pada

narapida. Metode ceramah disebut juga metode memberitahukan yakni

menyampaikan sejumlah keterangan atau fakta-fakta, dimaksud untuk menjelaskan

atau menguraikan kepada narapidana mengenai suatu masalah, seperti menjelaskan

tentang hubungan manusia dengan Allah S.W.T, hubungan manusia dengan manusia,

dan hubungan manusia dengan alam atau lingkungan sekitar.

[M]etode ceramah cocok digunakan untuk menyampaikan materi yang sulit

disampaikan dengan cara lain seperti menjelaskan ayat al- Qur‟an, hadits, keimanan

dan sejarah islam. Metode ceramah baik untuk mengembangkan minat, hasrat,

antusiasme, dan apresiasi narapida terhadap ilmu pengetahuan.99

Hal tersebut juga dibenarkan oleh ketiga saudari narapidana yang lainnya yaitu

Ermila , Lusi Indriyani, dan Sunarti yang mengatakan bahwa ceramah agama dapat

98

Jairul, Tupoksi Pembinaan Kepribadian, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 28

Desember 2018 Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis

99 Maaidi Anda, narapidana Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 28

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 72: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

membantu mereka dalam menyadari hal-hal yang salah yang pernah mereka buat

melalui mendengar ceramah agama yang diberkan pemmbing dan menuju kehidupan

yang lebih baik lagi.100

Dari paparan diatas menunujukkan bahwa metode ceramah agama adalah suatu

kegiatan pembinaan narapidana/tahanan yang di sampaikan oleh seorang da‟I atau

pembina agama agar mereka dapat mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan

agama Islam sehingga dapat mengamalkan syari‟at Islam dengan baik dan benar, dapat

mendekatkan diri kepada Allah, serta menyesali kesalahan yang telah diperbuat dan

tidak mengulangi lagi.

b. Metode Pembiasaan

Secara etimologi dari kata “biasa” yang berarti sesuatu yang sengaja dilakukan

secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaannya, sehingga

pembiasaan dapat diartikan dengan membuat sesuatu atau menjadi terbiasa. Pada

hakekatnya pembiasaan adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan baik

narapida maupun pembimbing keagamaan yang bertujuan untuk menumbuhkan

kebiasaan yang baik dan membentuk jiwa yang berkarakter positif.

[M]etode pembiasaan ini adalah kegiatan yang berupa pengulangan berkali-kali

dari suatu hal yang sama. Pengulangan ini sengaja di lakukan berkali-kali supaya

asosiasi antara stimulus dengan suatu respon menjadi sangat kuat. Metode pembiasaan

digunakan dalam pengulangan membaca Al- Qur‟an setiap selesai melakukan sholat

berjama‟ah, maupan selesai melakukn sholat lima waktu baik di masjid rumah tahanan

maupun di kamar masing-masing narapida.101

Diharapkan kebiasaan membaca Al- quran setelah sholat berjama‟ah dapat

mendisiplinkan narapidana dalam menjalankan peraturan yang ada, menjadikan

narapidana dapat mengatur diri dan membentuk pribadi yang bertakwa kepada Allah

SWT. Dilakukannya pembinaan membaca Al-quran setelah sholat berjama‟ah adalah

untuk menanamkan nilai kedisiplinan agar para narapidana terbiasa melaksanakan

100

Ermila , Lusi Indriyani, dan Sunarti, Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan

Penulis, 28 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

101 Jairul, Tupoksi Pembinaan Kepribadian, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis,

28 Desember 2018 Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 73: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

ibadahnya, sehingga dengan sendirinya kesadaran beragama akan tertanam pada jiwa

mereka.

d. Metode Pendampingan

Pola merupakan sistem atau cara kerja dalam bentuk dan struktur yang tetap.

Sedangkan pendampingan berarti mendampingi atau suatu kegiatan menolong yang

karena suatu sebab butuh didampingi dan sering di sebut juga dengan pembinaan.

Pendampingan merupakan proses interaksi timbal balik antara Pembina dengan

narapidana yang didampingi yang bertujuan memotivasi dan mengorganisir dalam

mengembangkan sumber daya dan potensi orang yang didampingi dan tidak

menimbulkan ketergantungan terhadap orang yang mendampingi.

[J]adi metode pendampingan adalah model atau suatu peraturan dalam suatu

aktivitas yang dilakukan dan dapat berupa pembinaan, pengajaran, pengarahan dan

mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh narapida dengan menempatkan

tenaga pendamping sebagai fasilitator dan komunikator. Adapun pendampingan yang

dilakukan pembimbing terhadap narapida ialah pengajian rutin yang dilakukan setiap

pagi jumat.seperti yasinan bersama, mendengarkan ceramah agama baik yang

diberikan oleh petugas rutan itu sendiri maupun da‟I yang di datangkan dari luar

rumah tahanan Negara sungai penuh102

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa metode pendampingan ini

mengajarkan kepada narapidana untuk selalu taat kepada Allah, dengan metode

pendampingan ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada narapidana agar

dapat membedakan antara perbuatan baik dan buruk.

e. Metode pengawasan

Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk

meyakinkan bahwa semua kegiatan pembinaan terlaksana seperti yang direncanakan

dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila

ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan dalam

pembinaan keagamaan.

102

Jairul, Tupoksi Pembinaan Kepribadian, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis,

28 Desember 2018 Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 74: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Pengawasan juga merupakan fungsi manajemen yang diperlukan untuk

mengevaluasi kinerja baik petus maupun narapidan dalam suatu organisasi guna

menetapkan kemajuan sesuai dengan arah yang dikehendaki Metode pembinaan

agama Islam yang berada di Lapas/Rutan dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Rutin, 2.

Khusus. Metode rutin merupakan kegiatan harian yang dikerjakan secara terus

menerus namun terprogram dengan pasti dan terjadwal. Beberapa kegiatan diantaranya

seperti: melaksanakan ibadah sholat lima waktu, sholat jum‟ah, baca tulis Al-Qur‟an,

ceramah Islam mingguan. Sedangkan metode khusus merupakan kegiatan harian yang

dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, beberapa kegiatan diantaranya seperti:

pesantren kilat, peringatan hari-hari besar agama islam, tablig akbar.103

Menurut salah seorang narapidana mengatakan pembinaan agama Islam di

Rumah Tahanan Negara Klas IIB Sungai penuh mempunyai manfaat yang besar bagi

narapidana, dikarenakan di dalam Rutan banyak waktu senggang sehingga kegiatan

pembinaanlah yang menjadi kegiatan tahanan dan narapidanasehari-hari.104

B. Kendala Pembinaan Agama Dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama

Narapidana Di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

Setelah penulis melakukan penelitian di Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Sungai Penuh, maka dalam pelaksanaan pembinaan agama dalam meningkatkan

kesadaran beragama narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh terdapat

beberapa Kendala dalam pembinaan agama narapidana di Rumah Tahanan Negara

Sungai Penuh Kabupaten Kerinci antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya Jumlah Pembimbing

103

Observasi, rumah tahan neraga Kelas II B Sungai penuh, 28 desember 2018.

104 Maidi Anda, narapidana Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 28

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 75: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Proses pemasyarakatan yang dilaksanakan dengan pembinaan dan bimbingan

Narapidana tidak dapat berhasil dengan baik tanpa didukung oleh petugas

pembina/pembimbing yang memadai, baik dan segi kualitas maupun kuantitas.

Menurut kepala Rutan Sungai Penuh mengatakan bahwa:

[K]urangnya kuantitas petugas pembina/pembimbing menyebabkan pelaksanaan

tugas pembinaan dan bimbingan (proses pemasyarakatan) kurang berjalan dengan baik

dan optimal.”105

Mengenai kualitas para petugas pembina dan pembimbing, erat kaitannya atau

bahkan sangat tergantung dari jenis serta tingkat pendidikan yang dimilikinya, baik

pendidikan formal maupun non formal. Agar pelaksanaan proses pemasyarakatan

dapat berjalan dengan baik dan optimal maka, perlu meningkatkan kualitas maupun

kuantitas para pembina/pembimbingnya, sehingga hasil/manfaatnya dapat menunjang

ide dan tujuan sistem pemasyarakatan.

[J]umlah tenaga pembina yang dirasa kurang dibandingkan dengan jumlah

narapidana dan tahanan, juga menjadi salah satu kendala dalam proses pembinaan

agama pada pelaksanaannya pembina juga harus mebagi jadwal pembiaan yaitu

melakukan pembinaan kepada narapidana dan tahanan, menjadikan pembinaan

menjadi kurang efektif.106

Unsur manajemen merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

pelaksanaan proses permasyarakatan. Pengelolaan manajemen yang baik

mencerminkan kemampuan dan keterampilan pengelolaan (managerial skill) dari

pimpinan maupun staf dalam melaksanakan tugasnya. Demikian pula dengan

mekanisme kerja yang merupakan hubungan tugas antara pimpinan dan staf

hendaknya mampu dilaksanakan secara berdaya guna agar pelaksanaan tugas dapat

berjalan dengan baik dan lancar, serta disiplin dan kemampuan yang perlu dimiliki

105

Eko Arif Setiawan, Kepala Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 31 Desember

2018. Kabupaten Kerinci. Cacatan Penulis.

106 Budi Reva, Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 10 januari 2019.

Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 76: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

semua petugas pemasyarakatan, kemauan, keteladanan dan sikap terpuji dari para

petugas dalam meningkatkan kualitas bagi warga binaan.

Di Rutan Sungai Penuh, hak asasi bidang keagamaan dalam bentuk pelaksanaan

ibadah bagi narapidana sesuai dengan agama dan kepercayaannya, di samping

merupakan kewajiban dari narapidana, juga merupakan hak bagi narapidana dan sudah

didapatkan dan menurut ajaran Islam hal ini sudah sepantasnya didapatkan narapidana.

Pelaksanaan ibadah bagi narapidana menurut agama maupun keyakinannya itu dapat

dilaksanakan sebagai mana mestinya. Dari pelaksanaan ibadah ini, dapat di katakan

toleransi beragama di Rutan Sungai Penuh cukup tinggi, Karena setiap narapidana

diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadahnya masing-masing, tanpa ada yang

saling memaksa atau mengganggu yang lain.

2. Dana, Sarana dan Prasarana yang masih Kurang

Sarana dan prasarana merupakan salah-satu faktor yang memegang peranan dan

tidak dapat diabaikan dalam melaksanaan proses pembinaan agama bagi Narapidana.

Sarana dan prasarana yang masih kurang tidak saja menghambat jalannya pelaksanaan

proses pembinaan agama tersebut, tetapi akibatnya juga sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan atau efektifitasnya.

[K]urangnya peralatan atau fasilitas baik dalam jumlah dan mutu juga

banyaknya peralatan yang rusak menjadi salah satu faktor penghambat kelancaran

proses pelaksanaan pembinaan terhadap Narapidana dan Tahanan karena dari

semuanya hal tersebut tidak tertutup kemungkinan faktor tersebut menjadi penyebab

tidak aman dan tertibnya keadaan didalam penjara. Hal ini terjadi karena berdasarkan

Tugas Pokok dan Fungsi, Rumah Tahana Negara Kelas II Sungai Penuh ini bukan

untuk Narapidana tetapi untuk Tahanan. Sehingga Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Sungai Penuh mempunyai Tugas Ganda Perawatan Tahanan dan Pembinaan

Narapidana karena di Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci tidak Terdapat Lembaga

Pemasyarakatan. Tidak hanya itu Penempatan Narapidana di Lembaga Pemasyarakan

yang mengalami Over Capacity maka atas kebijakan Pemerintah Rumah Tahanan

Negara Kelas II B Sungai Penuh juga bertindak sebagai Lembaga Pemsyarakatan.107

107

Saifuddin Lutfi, Kepala Pengamanan Rumah Tahanan. Wawancara dengan Penulis, 31

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 77: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Anggaran/dana dalam pelaksanaan proses pembinaan agama merupakan faktor

yang mutlak sangat diperlukan. Proses pembinaan agama narapidana yang diwujudkan

melalui pembinaan dan bimbingan Narapidana tidak dapat berjalan tanpa didukung

oleh anggaran/dana.

[D]i sisi lain, masalah anggaran/dana yang kurang mencukupi selalu menjadi

kendala (hambatan), sehingga pelaksanaan proses pembinaan agama tidak bisa

berjalan dengan baik dan optimal. Tidak optimalnya pelaksanaan proses

pemasyarakatan (pembinaan dan bimbingan), selain akan merugikan para Narapidana,

dapat juga menurunkan citra lembaga pemasyarakatan sebagai tempat

memperbaiki/merehabilitasi Narapidana108

Hal ini membuktikan bahwa, dalam pelaksanaan proses pembinaan agama bagi

Narapidana, anggaran/dana yang memadai mutlak sangat dibutuhkan. Oleh karena itu,

apabila hal ini tidak mendapat perhatian maka selain menghambat pelaksanaan proses

pembinaan agama, juga hasil atau manfaatnya tidak dapat menunjang ide dan

mewujudkan tujuan sistem pemasyarakatan sebagaimana diharapkan.

Manusia dihadapai manusi lainnya memiliki hak yang sama untuk hidup, sehat,

dihargai dan lain sebagainya. Masalah hak asasi manusia belakangan ini menjadi

sesuatu yang hangat dibicarakan. Hal ini berkaitan dengan semakin menguatnya

tuntutan perlindungan hak-hak asasi dari warga masyarakat yang menyangkut berbagai

kepentingan mereka. Menguatnya tuntutan akan perlindungan hak asasi manusia itu

tidak terlepas dari pengaruh perkembangan global, yaitu dengan munculnya berbagai

kesepakatan-kesepakatan internasional yang menjamin perlindungan dan

penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam berbagai dimensi dan Pembinaan dan

bimbingan terhadap Narapidana merupakan faktor utama dalam pelaksanaan proses

pemasyarakatan.

[B]antuan/kerjasama dengan instansi lain tersebut antara lain, seperti

Departemen Tenaga Kerja, Departernen Kesehatan, Departemen Sosial, dan

Departemen Agama. Dengan adanya bantuan/kerjasama dengan instansi-instansi

108

Amra, Kasi Pelayanan Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 10 Januari 2019.

Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 78: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

tersebut sangat membantu atau menunjang dalam pelaksanaan tugas pemasyarakatan

(pembinaan dan bimbingan) bagi Narapidana.109

Bantuan dari intansi lain ini sangat bermanfaat untuk mendukung realisasi kerja

Rutan Sungai Penuh.

3. Kualitas Dan Kuantitas Pembimbing

Adanya suatu usaha yang harus dilakukan agar kualitas dari para petugas atau

pu pembimbing Rumah Tahanan Negara mampu menjawab segala masalah dan

tantangan yang selalu ada dan muncul terutama mengenai permasalahan pembinaan

agama narapidana dilingkungan Rumah Tahanan Negara disamping penguasaan

terhadap tugas-tugas yang rutin. Oleh sebab itu, maka ada baiknya untuk melihat

dalam tabel berikut ini yang berhubungan dengan Latar Belakang Pendidikan dari

para Petugas/pegawai dari Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh

Berikur ini :

Tabel 2:3. Latar Belakang Pendidikan Petugas/Pegawai Rumah Tahanan Negara

Kelas II B Sungai Penuh tahun 2019110

No Pendidikan Jumlah

1 Sekolah Dasar (SD) -

2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) -

3 Sekolah Menengah Atas (SMA) 27

4 Sekoalah Menengah Kejuruan (SMK) 1

5 Diploma- 3 (D3) 1

6 Diploma- 1 (D1) 1

7 Strata-1 (S1) 17

109

Eko Arif Setiawan, Kepala Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 10 Januari 2019.

Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

110Dokumensi Keadaan Isi Rutan di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh. 10 januari

2019

Page 79: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

8 Strata-2 (S2) 1

Jumlah 48

Sebagaimana yang telah diutarakan tentang Latar Belakang Pendidikan

Petugas/Pegawai di Rumaha Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh maka dapat

dilihat bahwa paling dominan latar belakang pendidikan dari para petugas/pegawai

Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh adalah Sekolah Menengah Atas

(SMA) yang bertugas di bagian Administrasi dan pengamanan.

[B]erkaitan dengan kuantitas para petugas/pembina yang masih kurang,

dilakukan dengan upaya meningkatkan kemampuan/keterampilan mereka melalui

pendidikan dan pelatihan-pelatihan (diklat)111

Kurangnya kualitas/jumlah petugas di Lingkuan Rutan, juga harus perlu menjadi

perhatian yang khusus agar dapat melakukan pembinaan terhadap para

Narapidana/Tahanan secara maksimal. Dalam hal kekurangan terhadap

kualitas/jumlah petugas tersebut, dapat juga diatasi dengan menambah petugas yang

ada dengan cara pengrekrutan para petugas berdasarkan ketentuan yang berlaku dan

juga bisa diatasi dengan jalan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dari Para

petugas/pegawai, sehingga nantinya tidak menjadi suatu faktor penghambat atau

bahkan menjadi ancaman bagi pembinaan dan keamanan/ketertiban.

Selain itu kurangnya jumlah petugas Rutan jika di banding dengan jumlah

Narapidana/Tahanan tidak sebanding karena jumlah Petugas Rutan Kelas II B Sungai

Penuh hanya 48 orang yang terdiri dari 41 orang petugas/pegawai dengan jenis

kelamin laki-laki dan 7 orang petugas/pegawai dengan jenis kelamin perempuan

sedangkan jumlah Narapidana/Tahanan hingga 03 januari 2019 sebanyak 136 orang

Narapidana/Tahanan yang ada di Rumah Tahanan Neraga Kelas II B Sungai Penuh.112

111

Eko Arif Setiawan, Kepala Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 10 januari 2019.

Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

112 Dokumensi Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh. 10 januari 2019

Page 80: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

4. Ragam Program atau metode Pembinaan agaama

Kualitas dari bentuk-bentuk program dari pembinaan tidak semata-mata

dicantumkan oleh anggaran ataupun sarana dan fasilitas yang tersedia. Diperlukan

program-program kreatif tetapi tidak mengeluarkan biaya yang terlalu mahal dalam

pelaksnaannya dan mudah cara kerjanya serta memiliki dampak yang edukatif yang

optimal bagi warga binaan pemasyarakatan. Seperti di rumah tahanan negara kelas ii

b sungai penuh adanya perpustakaan bernuansa islam yaitu kebanyakan buku disana

ialah bacaan yang berbau agama . Tetapi dalam hal ini ragam program dirasakan

kurang karena keterbatasan keahlian pembina dalam menjalankan dan fasilitas yang

kurang memadai.

[P]emahaman dan pengetahuan kami selaku narapida juga sangat terbatas untuk

mencerna materi yang di sampaikan oleh Pembina agama karena kami berasal dari

berbagai tingkat pendidikan yang berbeda-beda, sehingga besar kemungkinan materi

yang di sampaikan oleh pembina kurang bisa diterima secara merata.113

Kegiatan pembinaan agama di Rumah Tahanan Negara Klas IIB Sungai Penuh

tidak dapat berjalan dengan lancar karena kuranganya sarana prasaran dan juga metode

atau pun cara dalam meberikan Pembina tidak semua bisa diserap oleh narapidana

karena berdasarkan latar pendidikan yang berbeda.

5. Sarana atau Fasilitas Pembinaan

Sarana dan prasarana merupkan suatu hal yang sangat penting dalam mencapai

suatu tujuan yang diharapkan. Karena tanpa adanya sarana dan prasarana yang ada

maka pembinaan agama tidak akan berjalan dengan maksimal. Jika dibanding dengan

jumlah Narapidana dan Tahanan, seperti keterbatasan Gedung, minimnya peralatan

olah raga, peralatan kesehatan, dan fasilitas seperti al-quran, perlengkapan sholat, dan

ruang khusus pembinan keagamaan. padahal peralatan tersebut sangat dibutuhkan, dan

keterbatasan serta perlengkapan lainnya. Oleh karena itu diperlukan penambahan

113

Marsal Ali, Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 10 januari 2019.

Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 81: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

sarana dan prasarana demi kelancaran pembinaan Narapidana/Tahanan dan

tercapainya tujuan pembinaan.114

6. Kesejahteraan Petugas Pembina

Tidak dapat dipungkuri, bahwa bahwa faktor kesejahteraan para petugas atau

Pembina pemasyarakatan memang masih memprihatinkan, namun jangan sampai

faktor kesejahteraan tersebut menjadi penyebab lemahnya proses pembinaan agama

dan keamanan/ketertiban di Lingkungan Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh. Sebab

kesejahteraan yang diberikan kepada para petugas di Rumah Tahanan Negara Kelas II

B Sungai Penuh harus dapat dimaklumi dan disyukuri, karena pada prinsipnya

manusia tersebut tidak akan pernah puas dan cukup dengan jumlah atau nilai

berapapun yang diberikan untuk tingkat suatu kesejahteraan, tidak hanya itu belum

adanya jaminan keselamatan bagi para petugas Pemasyarakatan dalam melaksanakan

tugas.115

C. Upaya Mengatasi Kendala Pembinaan Agama Dalam Meningkatkan

Kesadaran Beragama Narapidana Di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci.

Kebanyakan pada masa sekarang ini begitu banyak permasalahan yang terjadi di

Rumah Tahanan Negara, terlebih lagi permasalahan tantang pembinaan agama.

Masalah ini tidak dapat dibiarkan begitu saja walaupun dengan alasan keterbatasan

dana dan Sumber Daya Manusia, tanpa upaya untuk menanggulangi segera mungkin

karena salah satu prinsip Pemasyarakatan adalah tidak boleh membuat kondisi

seseorang (Narapidana/Tahanan) menjadi lebih buruk dari sebelumnya oleh sebab itu

adapun upaya mengatasi kendala pembinaan agama bagi narapidana di Rumah

Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci adalah:

114

Dokumensi Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh. 10 januari 2019.

115 Dokumensi Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh. 10 januari 2019.

Page 82: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

1. Mengatur Pembinaan yang Lebih Efektif

Rutan sudah aktif untuk mengatur tentang materi yang harus disesuaikan dengan

kultural warga binaan yang ada di sana, terutama warga binaan yang menderita

tekanan di dalam Rutan kurang begitu meringankan beban mereka yang sedang

mengalami kecemasan dan rasa tertekan berada dalam Rutan. Wawancara dengan

Buya Jairul sebagai tupoksi pembinaan kepribadian mengatakan:

[pe]mbinaan agama bisa memiliki pengaruh yang besar apabila dilakukan

dengan perencanaan dan terstruktur dengan baik, karena dengan adanya pembinaan

agama dapat membantu menangani rasa cemas dan rasa tertekan saat berada di

Rutan.116

Pada dasarnya pelaksanaan pembinaan agama terhadap warga binaan

pemasyarakatan merupakan tugas dan kewajiban dari pembinaan umat Islam pada

umumnya. Bahkan bisa jadi mereka di tempat sebagai prioritas utama, sebab mereka

secara khusus sedang mengalami kegoncangan rohani (spiritual). Tindakan kriminal

atau pelanggaran hukum yang mererka lakukan tentu tidak semata-mata di latar

belakangi oleh tuntunan kebutuhan yang bersifat materi (jasmani), akan tetapi banyak

di antara munculnya tindakan dan perilaku kriminal dipengaruhi oleh kondisi rohani

yang tidak stabil, atau tidak mendapat bimbingan dan pembinaan secara terus menerus,

oleh karena itu pelaksanaan pembinaan agama terhadap warga binaan pemasyarakatan

semestinya mendapatkan perhatian khusus bagi setiap umat Islam yang berada di

Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh.

[P]embinaan agama adalah proses pemberian bantuan dan arahan yang

membentuk, memelihara serta meningkatkan kondisi rohani yang diberikan oleh

pembimbing agar dapat memahami dan mengamalkan agama Islam sehingga memilih

jalan hidupnya sesuai dengan norma agama Islam yang dilaksananakan di rutan.

Pengukuran pengaruh pembinaan agama terdiri dari aspek pembimbing pembinaan

agama, metode pembinaan agama , dan materi pembinaan agama.117

116

Jairul, Tupoksi Pembinaan Kepribadian, Wawancara dengan Penulis, 10 Januari 2019.

Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

117 Jairu Tupoksi Pembinaan Kepribadian, Wawancara dengan Penulis, 18 Mei 2017. Kabupaten

Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 83: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Tetapi harus diakui bahwa pembinaan agama bukanlah satu-satunya pembinaan

yang diberikan kepada mereka. Karena motivasi teman serta dorongan dari keluarga

serta pembinaan lain yang ada, dapat membantu mereka ke arah perbaikan kondisi

yang stabil.

2. Melakukan Pemantauan Aktivitas Pembinaan

Ajaran agama Islam tidak diragukan lagi mengandung nilai-nilai bagi

pembentukan pribadi muslim, tetapi kalau diberikan dan diajarkan dengan cara yang

tidak baik, yakni tidak sesuai dengan tujuannya atau tidak sesuai dengan budaya atau

kultur dari masyarakatnya, maka efektivitas pembinaan agama yang diberikan tidak

akan membekas apalagi mengesankan, bahkan tak jarang sangat membosankan bagi

pengkajinya. Sehingga kebanyakkan mereka jadi kurang menarik untuk

mempelajarinya. Ajaran Islam yang di bawa Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu

Allah untuk mengatur manusia di bumi, sudah barang tentu disesuaikan dengan

kondisi agar ajaran Islam yang didakwahkan mudah dilaksanakan. Secara umum

dakwah dalam pelaksanaannya agar cepat terorganisir dengan baik bila diiringi dengan

dakwah yang baik pula. Dengan ditunjang pengetahuan, kemampuan dan keterampilan

para dai seperti halnya pada bidang-bidang pengetahuan lainnya.

Pembinaan agama, yang menggunakan pendekatan-pendekatan dan motivasi

yang bersumber dari kitab suci dan hadits Nabi, dapat dijadikan solusi yang tepat

untuk menaggulangi gangguan jiwa yang dialami oleh manusia sebagai akibat tressor

kehidupan.

[W]aktu yang dilaksanakan dalam kegiatan pembinaan agama adalah setiap hari

Jum‟at setelah shalat subuh oleh ustadz dari luar rutan dan setiap hari setelah shubuh

diisi oleh penceramah dari dalam rutan.118

Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang menugaskan ummatnya untuk

menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh ummat manusia sebagai

rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagian dan

118

Jairul, Tupoksi pembinaan kepribadian di rutan Sungai Penuh Wawancara dengan Penulis, 10

Januari 2019. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 84: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

kesejahteraan ummat manusia. Bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek

kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-

sungguh. Usaha untuk menyebarluaskan Islam begitu pula untuk merealisir ajarannya

di tengah-tengah kehidupan ummat manusia adalah merupakan usaha dakwah, yang

dalam keadaan bagaimanapun dan dimanapun harus dilaksanakan oleh umat Islam.

Manfaat adanya pemantauan adalah untuk mengetahui sejauh mana

perkembangan dan pemahaman warga binaan terhadap nilai-nilai keislaman.

Wawancara dengan kepala Rutan Sungai Penuh yang mengatakan bahwa:

Pemantauan yang intensif dari petugas pembimbing pembinaan agama dapat

berakibat dalam hal pelaksanaan program bimbingan di lapangan, karena pemantauan

di lapangan dapat diketahui berapa banyak warga binaan yang ikut, materi yang

disampaikan, dan keefektifan pembinaan119

Dengan adanya pemantauan maka akan diketahui apa saja kendala-kendala yang

ada terjadi pada saat pembiaan agama, setelah diketahui kendala tersebut dengan

segera dicarikan solusinya.

3. Menambah Jumlah Pembina Atau Pendidik Agama

Kurangnya tenaga pembina di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh

harus diatasi dengan berbagai cara untuk dapat menuju suatu pembaruan Sistem

Pembinaan yang lebih baik.

Dalam hal ini pembina atau pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai

Penuh yang yang berawal dari proses rekruitment atau penerimaan untuk pembina atau

pegawai. Selain itu terhadap seluruh petugas dalam jajaran organisasi Rutan diberikan

arahan, sehingga dapat melaksanakan tugas pembinaan dengan baik dan benar sesuai

dengan fungsi yang telah tetapkan. Disamping itu perlu mengikut sertakan petugas

pembinaan agama dalam Pelatihan Dasar tentang Pembinaan keagamaan secara

berkala, yang bertujuan pembinaan agama narapida berjalan dengan baik dan efektif

sehingga terciptanya Kesadaran dan Tanggungjawab penuh terhadap tugas-tugas yang

119

Eko Arif Setiawan, Kepala Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 15 Januari 2019.

Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 85: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

dibebanka. Penambahan pegawai terutama petugas pembinaan agama hingga

mencapai idealnya 7 sampai 9 oarang.

4. Harus lebih mengoptimalkan motivasi bagi para Narapidana/Tahanan

Motivasi didalam melaksanakan program-program pembinaan agama yang telah

ditentukan oleh setiap Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negara yang ada di

Indonesia terutama Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh. Motivasi bagi

Narapidana/Tahanan sangat perlu, karena tanpa adanya motivasi ataupun kemauan

yang keras dari para Narapidana/Tahanan dalam menerima program-program

pembinaan agama yang ada, walau program pembinaanya sebaik apapun dan didukung

oleh Pembina atau petuas yang berkualitas, maka program pembinaan agama tersebut

tidak akan menghasilkan sesuatu perubahan yang baik bagi Narapidana/Tahanan yang

bersangkutan. Sebaliknya, bila ada motivasi bagi Narapidana/Tahanan, maka ia dapat

memperbaiki diri dalam melakukan suatu tindakan dengan penuh kesadaran dan

tanggungjawab.

5. Harus adanya Peningkatan Kerjasama

Kerjasama dengan instansi tertentu baik yang berkaitan langsung maupun tidak

langsung untuk menunjang kegiatan-kegiatan atau program pembinaan agama di

Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh seperti instansi Penegak Hukum

yaitu POLRI, Kejaksaan Negeri dan Pengadilan Negeri. Instansi Lainnya seperti

DINKES, DEPNAKER, DEPERINDAG, DEPAG, DEPDIKNAS, PEMDA,

DEPTRANS. Serta Pihak Swasta Seperti Perorangan, Kelompok, LSM, dan

Perusahaan.

Page 86: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap pembinaan

agama bagi narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci,

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perlunya pembinaan agama bagi narapidana adalah bertujuan untuk membentuk

narapidana menjadi manusia yang seutuhnya, menyadari kesalahan memperbaiki

diri dan tidan mengulangi kesalahan yang sama ataupun tindak pidana sehingga

dapat diterima kembali dilingkungan masyarakat, patuh terhadap agama dan

undang-undang yang ada.

2. Bentuk pembinaan agama bagi narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci dilakukan dengan pola pesantren yang di dalamnya ada

berbagai kegiatan antara lain ceramah, khotmil Qur‟an, praktek ibadah, dan

bimbingan baca tulis Al Qur an. Selain itu seluruh wargabinaan diwajibkan

melaksanakan solat lima waktu berjamaah. Upaya pembinaan agama terhadap

warga binaan yang dilaksanan dengan metode yang ada. Sudah diupayakan oleh

pihak Rutan atau petugas pembimbing agama, meskipun belum maksimal, karena

keterbatasan petugas bimbingan dan waktu. Semua pembinaan dan bimbingan yang

dilakukan pihak Rutan adalah merupakan bagian dari pembinaan agama yang

membantu para warga binaan pemasyarakatan kembali kepada jalan yang diridhoi

oleh Allah SWT.

3. Kendala pembinaan agama bagi narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci adalah jumlah pembimbing yang belum memadai sarana,

prasarana dan dana yang masih terbatas untuk pelaksanaan pembinaan agama bagi

narapidana yang lebih baik lagi. Upaya meningkatkan pembinaan agam bagi

narapidana di Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci yaitu

Page 87: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

meningkatkan pengelolan pembinaan agama bagi narapidana yang lebih efektif dan

melakukan pematauan terhadap kegiatan tersebut.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai

berikut:

1. Dalam upaya perlindungan terhadap narapidana, dihimbau kepada pemerintah

melalui Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci agar

memberikan perhatian khusus dalam hal biaya demi memenuhi kebutuhan

narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan. Demikian pula meningkatkan

kompetensi petugas lembaga pemasyarakatan yang berkaitan dengan kesehatan

terhadap kepentingan, kesetaraan dan keadilan narapidana.

2. Diharapkan agar dilakukan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995

tentang Pemasyarakatan atau untuk sementara agar Menteri Hukum dan HAM RI

mengeluarkan Peraturan Pemerintah melalui Dirjen Pemasyarakatan untuk

menerbitkan Juklak atau Juknis yang mengatur secara khusus Hak-hak Narapidana.

3. Narapidan perlu mendapatkan hak lahir dan batin selama di Rumah Tahanan

Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci, termasuk pengembangan bakat selama

berada di sana dan pihak Rumah Tahanan Negara Sungai Penuh Kabupaten Kerinci

perlu memperhatikan hak-hak tersebut.

C. Kata Penutup

Dengan mengucapkan Syukur Alhamdullilah kepada Allah SWT yang telah

menganugerahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini walau dalam bentuk yang sederhana.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum tentu sempurna baik dari isinya

maupun dari segi bahasanya. Dalam hal ini penulis selalu berlapang dada dengan

senang hati menerima tegur sapa dan kritikan yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis juga mengucapkan terima kasih

Page 88: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah berpartisipasi membimbing penyelesaian skripsi

ini.

Jika terdapat kesalahan terlebih dahulu penulis mohon maaf yang sedalam-

dalamnya, akhir kata penulis mendo‟akan semoga kita selalu dilindungi Allah SWT,

Amin Ya Robbalalamin.

Wassalam

Page 89: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Anonim, Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005.

Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jakarta: Bumi Aksara,

2013.

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, Jakarta: PT Raja Grafindo,

2011.

Alwi Hasan dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2013.

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : Rajawali Pers, 2013.

Ali Zaenudin, Sosiologi Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2008.

Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2013.

Andi Hamzah,Kamus Hukum, Jakarta : Ghalia Indonesia 1986.

Chairul Anwar. Hakikat Manusia dan Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis,

Yogyakarta : Suka Press, 2014.

Dokumentasi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Sungai Penuh, 2018

Imam Leo Adi Chandra, Pola Pelaksanaan Hak-Hak Narapidana Dan

Permasalahannya di Lembaga Pemasyarakatan Mataram, Mataram:Universitas

Mataram, 2013.. Ilhami Bisri, Sistem Hukum Indonesia, Prinsip-Prinsip dan Implementasi hukum di Indonesia,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Pasal 1

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2013.

Masdar Helmi, Peranan Dakwah dalam Pembinaan Umat, Semarang: IAIN

Semarang,2016.

Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004.

Otje Salman, Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Hukum Waris, Bandung, 1993.

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan

Warga Binaan Pemasyarakatan Pasal 1 ayat (1)

Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling Islam Jakarta, Amzah 2010.

Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Jakarta: Raja

Wali1982.

Sudikno Mertokusumo, Artikel hukum: Kesadaran Hukum Sebagai Landasan Untuk

Memperbaiki Sistem Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Jakarta: Rineka

Cipta, 2006.

Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, Pasal 1 angka 3

Umar Tirtarahardja dan La Sulo. Pengantar Pendidikan , jakarta : rineka cipta, 2008.

Yatim Abdullah. Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta : Amzah,2007.

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Page 90: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

B. Skipsi

Andi Saputro, “Pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara

Kelas II B Wonosari setelah berlakunya UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak” Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2015. Isnawati, “Peran Tamping dalam Pembinaan Narapidana di Rumah Tahanan Negara

Kelas II A Samarinda” Skripsi Universitas Mulawarman, 2014. Nur Jayani, “Pelaksanaan Pembinaan Narapidana di Rutan Kelas IIB Kabupaten

Jepara” Skripsi Universitas Negeri Semarang,2013.

Ati Mu‟jizati, Peran Bimbingan Rohani Islam dalam Memelihara Kesabaran Pasien

Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Islam (RSUI) Harapan Anda Tegal Tahun

2008, Skripsi (Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang,

2009.

C. Website

http://handarsubhandi.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-narapidana-dan-hak-

hak.html, diakses pada Tanggal 25 Agustus 2018

Hukum, tersedia di websitehttp://www.sudiknoartikel.blogspot.com /, diakses tanggal

9 Oktober 2018.

M. Nashihun Ulwan, Teknik Pengambilan Sampel Dengan Metode Purposive

Sampling, Internet, diakses melalui alamat http:www.portal-

statistik.com/2014/02/teknik-pengambilan-sampel-dengan-metode.html?m=1,

diakses pada tanggal 4 Maret 2018.

D. Wawancara

Eko Arif Setiawan, Kepala Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 21

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Cacatan Penulis. Amra, Kasi Pelayanan Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 21

Desembwer 2018 . Kabupaten Kerinci. Cacatan Penulis.

Jairul, Tupoksi Pembinaan Kepribadian, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan

Penulis, 25 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Saifuddin Lutfi, Kepala Pengamanan Rumah Tahanan. Wawancara dengan Penulis, 31

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Bukhari, Pembimbing Rohani Islam di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan

Penulis, 28 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Budi Reva, Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 25

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Marsal Ali, Narapidana di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 25

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Maaidi Anda, narapidana Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan

Penulis, 28 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 91: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Danil, narapidana Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis, 25

Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Irwanto, narapidana Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis,

25 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Suratman, narapidana Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan

Penulis, 25 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Ermila, narapidana Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis,

28 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Lusi Indriyani, narapidana Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan

Penulis, 28 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Sunarti, narapidana Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis,

28 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Jhonifer, narapidana Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis,

25 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Donal, narapidana Narapidana, di Rutan Sungai Penuh, Wawancara dengan Penulis,

25 Desember 2018. Kabupaten Kerinci. Wawancara Tertulis.

Page 92: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

CURRICULUM VITE

Nama : Eli Guspiya

Tempat Tanggal Lahir: Kerinci, 25 – Agustus - 1997

Nim : Ub.150090

Fakultas : Dakwah

Jurusan : Bimbingan Penyuluhan Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alat Asal : Kerinci

No. Telepon : 085382528158

E-Mail : [email protected]

Alamat Sekarang : Mendalo Asri

JENJANG PENDIDIKAN

Tanun 2002 – 2008 : SDN 312/III Talang Kemulun

Tahun 2008 – 2011 : MTsN Seleman

Tahun 2011 – 2014 : MAN 3 Sungai Penuh

Tahun 2015 – 2019 : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Page 93: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

JADWAL PENELITIAN.

No Kegiatan

2019

Desembr Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Penulisan Draf

Proposal x x

2. Konsultasi

Dengan Ka.

Jur/Prodi &

Lainnya Untuk

Fokus

Penelitian

x

3. Revisi Draf

Proposal x

4. Proses

Seminar

Proposal

x

5. Revisi Draf

Proposal

Setelah

Seminar

x

6. Konsultasi

Dengan

Pembimbing

x

7. Koleksi Data x x x x x

8. Analisa Dan

Penulisan Draf

Awal Skripsi

x x x

9. Draf Awal

Dibaca

Pembimbing

x

10. Revisi Draf

Awal x x

11. Penulisan Draf

Dua x x x x

12. Draf Dua

Dibaca

Pembimbing

X

13. Revisi Draf

Dua x

Page 94: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

14. Draf Dua

Revisi Dibaca

Pembimbing

x

15. Penulisan Draf

Akhir x x x

16. Draf Akhir

Dibaca

Pembimbing

x

17. Ujian

Munaqashah x

18. Revisi Skripsi

Setelah Ujian

Munaqashah

x x

19. Penggandaan

Laporan X

20. Mengikuti

Wisuda

X

Catatan : Jadwal Berubah Sesuai Waktu

Page 95: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Skripsi

PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN

BERAGAMA BAGI NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA

KELAS II B SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI.

No Jenis Data Metode Sumber Data

1. -Sejarah Rumah Tahanan

Negara Kelas II B Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci.

- Dokumentasi

- Wawancara

- Dokumen Rutan

- Pengurus/Kepala

Rutan

2. -Letak Geografis Rumah

Tahanan Negara Kelas II B

Sungai Penuh Kabupaten

Kerinci.

- Observasi

- Dokumentasi

- Wawancara

- Setting

- Dokumen Geografis

- Pengrus Atau

Pengelola Rutan

3. -Struktur Rumah Tahanan

Negara Kelas II B Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci.

- Dokumentasi - Bagan Struktur

Organisasi Rutan

4. -Visi dan Misi Rumah

Tahanan Negara Kelas II B

Sungai Penuh Kabupaten

Kerinci. .

- Dokumentasi - Dokumen Visi Misi

Rutan

5. -Tenaga Pembimbing atau

Pengelola Rumah Tahanan

Negara Kelas II B Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci.

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Setting

- Kepala Rutah

/Pengurus Ruan

- Dokumen Rutan

6. -Betuk Pembinaan Agama

di Rumah Tahanan Negara

Kelas II B Sungai Penuh

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Setting.

- Kepala,Pembimbing

Agama, dan

Page 96: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Kabupaten Kerinci. Narapidana.

- Dokumen Rutan.

7. -Metode Pembinaan Agama

Narapidana di Rumah

Tahanan Negara Kelas II B

Sungai Penuh Kabupaten

Kerinci.

- Wawancara - Wawancara Dengan

Pembimbing Agama,

Petugas Rutan, Dan

Narapidana

A. Panduan Observasi

No. Jenis Data Objek Observasi

1. -Letak Geografis Rumah Tahanan

Negara Kelas II B Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci.

- Keadaan Letak Geografis

2. -Sarana dan Prasarana Rumah

Tahanan Negara Kelas II B Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci.

- Sarana Dan Prasarana Ruta

Seperti : - Kelengkapan

Pasilitas Narapidana

3. -Metode Pembinaan Agama

Narapidana

- Metode pembinaan agama

- Materi pembinaan agama.

- Tujuan pembinaan agama.

B. Panduan Dokumentasi

No. Jenis Data Data Dokumentasi

1. -Sejarah Rumah Tahanan Negara

Kelas Ii B Sungai Penuh Kabupaten

Kerinci.

- Data Dokumentasi Tentang

Sejara dan Perkembangan

Rutan

2. -Letak Geografis Rumah Tahanan

Negara Kelas II B Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci.

- Data Dokumentasi letak

Geografis Rutan.

3. -Struktur Organisasi Rumah - Data Dokumentasi Tentang

Page 97: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Tahanan Negara Kelas II B Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci.

Strukur Organisasi Rutan

4. -Visi dan Misi Rumah Tahanan

Negara Kelas II B Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci. .

- Data Tentang visi dan misi

5. -Tenaga Pembimbing atau

Pengelola Rumah Tahanan Negara

Kelas II B Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci.

- Daftar Nama Pembimbing

Atau Pengurus

- Jumlah Narapidana

6. -Keadaan Sarana Dan Prasarana

Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

- Data Dokumentasi Tentang

Sarana Dan Prasarana Yang

Diiliki Rutan

C. Butir-Butir Wawancara

No. Jenis Data Sumber Data & Substansi

Wawancara

1.

2.

3.

- Sejarah Rumah Tahanan Negara

Kelas II B Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci.

-Letak Geografis Rumah Tahanan

Negara Kelas II B Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci.

-Sarana Dan Prasarana Rumah

Tahanan Negara Kelas II B Sungai

Penuh Kabupaten Kerinci.

KEPALA ATAU PEGAWAI

RUTAN DAN

NARAPIDANA

- Bagaimana sejarah berdirinya

rutan?

- Kapan dan oleh siapa rutan di

dirikan?

- Bagaimana perkembangan

rutan hingga saat inin?

- Bisa dijelaskan letak geografis

rutan?

- apa saja sarana dan prasarana

yang ada di rutan ?

- apakah sarana dan prasana

yang disedia sudah memenuhi

Page 98: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

kebutuhan narapidana ?

- apakah sarana dan prasara

yang disedikan sudah sudah

memenuhi kebutuhann

narapidana dalam pembinaan

agama ?

4. - Pembinaan Agama Narapidana Di

Rumah Tahanan Negara Kelas Ii B

Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

- Apa metode pembinaan agama

di rutan?

- Materi apa yang disampaikan

dalam pembinaan agama

narapidana ?

- Apa tujuan pembinaan agama

narapidana ?

5. Kendala dan upaya pembinaan

agama dalam meningkatkan

kesadaran hukum narapida di

Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

- Apa saja kendala yang dialami

narapidana dalam pembinaan

agama di rutan?

- Dan apa saja upaya yang di

lakukan pembinaan agama

narapidana?

Page 99: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Informen Penelitian

Pembinaan Agama dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Bagi Narapidana di

Rumah Tahanan Negara Kelas II B Sungai Penuh Kabupaten Kerinci.

No. Nama Jabatan

1. Eko Arif Setiawan, AMD, IP, SH,

MH

Kepala Rutan Sungai Penuh,

2. Amra, S.IP

Kasi Pelayanan Rutan Sungai Penuh,

3. Jairul

Tupoksi Pembinaan Kepribadian

4. Saifuddin Lutfi

Kepala Pengamanan Rumah Tahanan.

5. Bukhari, S.Pd.I

Pembimbing Rohani

6. Budi Reva

Narapidana

7. Marsal Ali

Narapidana

8. Maaidi Anda

Narapidana

8

Danil

Narapidana

9

Irwanto

Narapidana

10

Suratman

Narapidana

11

Ermila

Narapidana

12

Lusi Indriyani

Narapidana

13 Sunarti

Narapidana

14

Jhonifer

Narapidana

15

Donal Narapidana

Page 100: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

DOKUMENTASI

Wawancara Bersama Petugas Pengelolaan Data Rutan

Wawancara Bersama Tupoksi Pembinaan Kepribadian Narapidana

Page 101: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Lokasi Penelitaan Rumah Tahanan Neraga Kelas II B Sunagi Penuh Kabupaten Kerinci

Page 102: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Wawanca Dengan Kasi Pelayanan Rutan

Wawancara Dengan Pembimbing Agama Narapidana

Page 103: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Wawancara Dengan Tamping Rutan

Page 104: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

Poto Bersama Narapidana

Page 105: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …
Page 106: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …
Page 107: PEMBINAAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA …

KEGIATAN PEMBINAAN AGAMA NARAPIDA