politik luar negeri indonesia pada konflik laut cina selatan periode 1991 - 1994
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Politik Luar Negeri Indonesia Pada Konflik Laut Cina Selatan Periode 1991 - 1994
1/1
ABSTRAK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NASIONAL
A.
Nama : DINA DWI ANGGRAINIB.NPM : 993112350150350C. Judul Skripsi : POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA KONFLIK
LAUT CINA SELATAN PERIODE 1991 - 1994
D.
Jumlah Halaman : Halaman Pengantar : xi
Halaman Isi : 113
Halaman Lampiran : 11
E. Kata Kunci : Konflik Laut Cina SelatanF. Isi Skripsi :
Semenjak berakhirnya Perang Dingin sekitar tahun 1980-an. Indonesia telah mulaimemainkan peranan yang aktif dalam dunia internasional terutama dikawasan Asia
Tenggara. Setelah berhasil dalam menyelesaikan konflik kamboja, kini Indonesiaberusaha kembali untuk mencari cara penyelesaian sengketa klaim saling tumpang tindih
di Laut Cina Selatan. Salah satu usaha tersebut adalah menyelenggarakan Lokakarya
Mengelola Konflik di Laut Cina Selatan. Lokakarya yang bersifat informal ini bertujuan
untuk mencari dan mengembangkan bidang-bidang mana yang memungkinkan semua
pihak berkepentingan di Laut Cina Selatan dapat bekerjasama, sehingga akhirnya dapat
merendahkan ketegangan yang ada. Ada dua faktor yang mempengaruhi kebijakan luar
negeri Indonesia di Laut Cina Selatan. Pertama, faktor internal terdiri dari kepentingan
politik Indonesia terhadap persatuan ASEAN dan kepentingan ekonomi Indonesia
terhadap jalur perdagangannya. Kedua, faktor eksternal terdiri dari munculnya kekuatan-
kekuatan baru dan terjadinya perlombaan senjata di Asia Pasifik setelah terjadinya Perang
Dingin. Untuk menyelesaikan keterkaitan faktor-faktor tersebut akan digunakan
pemikiran dari Frederick S. Pearson dan J. Martin Rochester mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan suatu Negara. Sedangkan untuk melihat bentuk diri kebijakan
luar negeri Indonesia di gunakan pemikiran Dwight King. Penulisan ini bersifat deskriptifberdasarkan studi kepustakaan yang di tungang dengan riset data, baik yang berasal dari
buku, surat kabar, majalah, jurnal-jurnal berkala, dan laporan tertulis lainnya. Penelitianini menunjukkan bahwa dalam konflik Laut Cina Selatan ini Indonesia berusaha membuat
kebijakan luar negerinya melalui dialog-dialog regional dalam bentuk Lokakarya tentang
Laut Cina Selatan yang di selenggarakan sejak tahun 1990 dengan harapan dapat merubahpotensi konflik tersebut menjadi pusat kerjasama. Baik kerjasama bilateral maupunmultilateral. Selain itu juga Indonesia dengan polotik luar negerinya mencoba melakukan
pendekatan dengan jalan diplomasi bilateral mengenai batas maritime di Laut Cina
Selatan.
G. Daftar Pustaka : 57 (1911-2003)
H. Pembimbing I : Drs. Husien OH
Pembimbing II : Zulkarnain, SIP, M.Si