ppt ihpt

27
ILMU HAMA DAN PENYAKIT

Upload: asep-red-cliff

Post on 08-Jul-2016

232 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

penyakit tanaman

TRANSCRIPT

Page 1: PPT IHPT

ILMU HAMA DAN PENYAKIT

Page 2: PPT IHPT

EVI SITI FATONAH 145001093FAVIAN ALFREDA N 145001104ASEP DEDI CAHYADI 145001115DEWI LESTARI 145001116

HILAL BADRIANSYAH145001130

YENI RACHMAWATI 145001133

Page 3: PPT IHPT

PENYAKIT TANAMAN KARET

Page 4: PPT IHPT

PENYAKIT KANKER GARIS (Phytophthora palmivora)• Kingdom : Protista• Phylum : Heterokontophyta • Kelas : Oomycetes • Ordo : Peronosporales• Famili : Phytiaceae• Genus : Phytophthora • Spesies : Phytophthora palmivora

Page 5: PPT IHPT

PENYAKIT KANKER GARIS (Phytophthora palmivora)

Gejala penyakit kanker garis yaitu, Pada bidang sadapan, di atas irisan sadapan membentuk suatu jalur atau bercak hitam, dan kulit membusuk. Inilah yang menyebabkan penyakit ini disebut black stripe.

Page 6: PPT IHPT

PENGENDALIAN PENYAKIT KANKER GARIS

• Melakukan fooging (pengasapan) antara belerang dan solar pada saat jam 3 malam,

• Klon anjuran yang sebaiknya ditanam adalah BPM 24, PR 261, dan PR 311, tidak menanam klon yang peka seperti AVROS 2037, PB 217, dan RRIM 600 pada daerah yang rawan terkena serangan kanker garis

• Mengurangi kelembaban yang tinggi di daerah pertanaman karet, Pengurangan kelembaban dapat dilakukan dengan mengatur jarak tanam yang tidak terlalu rapat,

Page 7: PPT IHPT

PENGENDALIAN PENYAKIT KANKER GARIS

• Melakukan pemengkasan penutup tanah, dan melakukan pembersihan gulma secara rutin, pemupukan yang tepat dan berimbang agar pemulihah kulit dapat berlangsung dengan cepat dan normal, menghentikan penyadapan ketika serangan kanker garis terlalu berat.

• Menggunakan fugisida Indafol, Difolatan, Ridomil, Sandafon, Fruvit, dan Calton. Fugisida dioleskan pada sekitar alur sadap. Pemberian fungisida dilakukan segera setelah dilakukan penyadapanp paling baik segera setelah pemungutan lateks sebelum lateks beku pada alur sadap DAN menghindari penyadapan yang terlalu dekat dengan permukaan tanah.

Page 8: PPT IHPT

PENYAKIT PINK DESEASE (JAMUR UPAS)

Jamur ini di klasifikasikan sebagai berikut: • Kingdom : Fungi• Phylum : Basidiomycota • Kelas : Basidiomycetes • Ordo : Stereales• Famili : Corticiaceae• Genus : Upasia • Spesies : Upasia salmonicolor (B et Br.) Tjokr,.

Page 9: PPT IHPT

PENYAKIT PINK DESEASE (JAMUR UPAS) • Penyakit jamur upas ( Pink disease ) disebabkan oleh

jamur Upasia salmonicolor (B et Br.) Tjokr., meskipun sampai sekarang masih banyak dikenal dengan nama Corticium salmonicolor (B. et Br). Oleh Burdsall (1985) jamur juga disebut Erythricium salmonicolor (B et Br.) Burdsall. (Tjokrosoedarmo,1983 ).

Page 10: PPT IHPT

GEJALA PINK DISEASE Gejala penyakit jamur upas, jamur upas timbul pada batang atau cabang yang kulitnya sudah berwarna coklat, tetapi belum membentuk lapisan gabus yang tebal. Jamur upas mulai berkembang dari pangkal cabang atau sisi bawah cabang, karena di sisi keadaannya lebih lembab daripada di bagian lain. Pada bagian yang terserang mula-mula jamur membentuk miselium tipis seperti perak atau sutera.

Gambar 3. (A) Batang karet yang mati terserang jamur. (B) Batang karet yang terlihat gejalaSumber : Tjokrosoedarmo (1983) dalam Semangun (2000) 

Page 11: PPT IHPT

MORFOLOGI Upasia salmonicolor Morfologi pertumbuhan patogen pada tanaman mengalami 4 stadia, yakni stadium membenang, stadium membintil, stadium kortisium, dan stadium nekator. Stadium membenang merupakan perkembangan awal patogen yakni pada permukaan ranting atau cabang tanaman terlihat benang-benang halus. Perkembangan selanjutnya pada permukaan ranting atau cabang tanaman terlihat adanya bintil-bintil putih. Lapisan miselium yang tipis berwarna merah jambu merupakan ciri stadium kortisium. Perkembangan selanjutnya adalah stadium nekator atau teleomorf (III), yaitu terbentuk bintil merah pada kayu yang umumnya

Gambar 2.a. (A) Himenium pada stadium teleomorf. (B) Sporodokium pada stadium anamorf. (C) konidia yang berkecambah.Sumber : a. Tjokrosoedarmo (1983) dalam Semangun (2000)

Page 12: PPT IHPT

PENGENDALIAN PENYAKIT JAMUR UPAS

• menanam klon yang tahan jamur upas pada daerah dengan curah hujan yang tinggi. Klon-klon yang tahan diantaranya adalah AVROS 2037, PR 261, GT 1, BPM 107, PB 260, TM2, TM4, TM 5, TM 6, TM 8, dan TM 9,

• Pengaturan jarak tanam tidak terlalu rapat untuk mengurangi tingkat kelembaban,

• pengobatan dilakukan pada tingkat serangan sarang laba-laba. Batang yang terkena serangan diolesi dengan fungisida Calixin, Fylomax atau bubur bordo dengan kuas sampai 30 cm ke atas, dan bila terkena serangan tingkat lanjut, dilakukan pengupasan pada kulit yang busuk.

Page 13: PPT IHPT

PENYAKIT KANKER AKAR PUTIH (Rigidoporus lignosus atau Rigidoporus. Microporus)

• Kingdom : Fungi• Phylum : Basidiomycota • Kelas : Basidiomycetes • Ordo : Polyporales• Famili : Meripilaceae• Genus : Rigidoporus • Spesies : Rigidoporus lignosus atau Rigidoporus. microporus

Page 14: PPT IHPT

MORFOLOGI Rigidoporus lignosus atau Rigidoporus. microporus

Page 15: PPT IHPT

GEJALA PENYAKIT KANKER AKAR PUTIHmenyebabkan akar menjadi busuk dan apabila perakaran dibuka maka pada permukaan akar terdapat semacam benang-benang berwarna putih kekuningan dan pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas, daun-daun yang semula tampak hijau segar berubah menjadi berwarna hijau gelap kusam, layu akhirnya kering dan gugur kemudian diikuti kematian tanaman, Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat. Daun menguning dan jika daun arah kuningnya ke kiri aka penyebaran jamur akar tersebut di arah kanan. Gambar kanker akar putih

Sumber : Yulfahri (2012)

Page 16: PPT IHPT

PENGENDALIAN KANKER AKAR PUTIH• pada serangan ringan masih dapat diselamatkan dengan cara

membuka perakaran, dengan membuat lubang tanam 30 cm disekitar leher akar dengan kedalaman sesuai serangan jamur,Permukaan akar yang ditumbuhi jamur dikerok dengan alat yang tidak melukai akar. Bagian akar yang busuk dipotong dan dibakar. Bekas kerokan dan potongan diberi ter dan Izal kemudian seluruh permukaan akar dioles dengan fungisida yang direkomendasikan. Setelah luka mengering, seluruh perakaran ditutup kembali dengan tanah, Empat tanaman di sekitar tanaman yang sakit ditaburi dengan Trichoderma Harzianum dan pupuk, Tanaman yang telah diobati diperiksa kembali 6 bulan setelah pengolesan dengan membuka perakaran,

Page 17: PPT IHPT

PENGENDALIAN KANKER AKAR PUTIH• apabila masih terdapat benang jamur maka dikerok dan dioles

dengan fungisida kembali, Pengolesan dan penyiraman akar dengan fungsida dilakukan setiap 6 bulan sampai tanaman sehat, Tanaman yang terserang berat atau telah mati/tumbang harus segera dibongkar, bagian pangkal batang dan akarnya dikubur diluar areal pertanaman, menggunakan wadah agar tanah yang terikut tidak tercecer di dalam kebun,Bekas lubang dan 4 tanaman di sekitarnya ditaburi 200 gram campuran Trichoderma sp. dengan pupuk kandang 200 gr per lubang atau tanaman.

Page 18: PPT IHPT

PENYAKIT KERING ALUR SADAP (Ceratocystis fimbriata)

• Kingdom : Fungi• Phylum : Ascomycota • Kelas : Sordariomycetes • Ordo : Microascales• Famili : Ceratoscystidaceae• Genus : Ceratocystis  • Spesies : Ceratocystis fimbriata•

Page 19: PPT IHPT

PENYAKIT KERING ALUR SADAP

• Penyakit ini disebabkan oleh penyadapan yang terlalu sering, disertai dengan penggunaan bahan perangsang lateks ethepon (ethrel).Kekeringan alur sadap tidak menular dari pohon yang sakit ke pohon yang sehat. Tetapi kekeringan alur sadap dapat meluas pada kulit yang seumur pada pohon yang sama. Biasanya kebun-kebun yang disadap terlalu sering dan disertaidengan penggunaan bahan perangsang lateks ethepon (ethrel), klon yang berproduksi tinggi, tanaman bertumbuh terlalu subur, tanaman yang berasal dari biji (seedling) dan tanaman yang sedang membentuk daun baru sering mendapatgangguan kekeringan alur sadap

Page 20: PPT IHPT

PENGENDALIAN PENYAKIT KERING ALUR SADAP

Penghentian penyadapan disarankan selama 1-3 bulan. Penyadapan dipindahkan ke panel baru setelah diistirahatkan, sedang bidang sadap yang sakit perlu segera dilakukan tindakan dengan rekomrndasi pemupukan yang teratur dan seimbang, kemudian ditambah pupuk KCL 160 gr / pohon / tahun., Menghindari penyadapan berat dan pemberian stimulant yang berlebihan, Waktu dan intensitas penyadapan sesuai anjuran dengan kedalaman sadap 1 – 1,5 mm dari cambium, ketebalan irisan sadap 1,66 – 2 mm tiap kali penyadapan, sudut kemiringan irisan sadap 30 - 40 untuk bidang sadap bawah, Mengikis / mengerok kulit bidang sadap (Bark Scrapping) yang bergejala KAS menggunakan pisau sadap hingga kedalaman 3 – 4 mm dari cambium pada hari ke 0.

Page 21: PPT IHPT

PENGENDALIAN PENYAKIT KERING ALUR SADAP

• Teknik pengikisan sama dengan prinsip penyadapan, Segera dilakukan aplikasi dengan mengoles formula oleokimia dosis 50 cc / pohon 3 kali aplikasi dengan interval 1 bulan, Penyadapan kulit sehat dapat detruskan setelah proses pengobatan selesai, yaitu mulai hari ke 90, Kulit bekas KAS dapat pulih setelah 12 bulan sejak pengerokan (scrapping) dilakukan dan ketebalan kulit mencapai lebih 7 mm. Penyadapan dapat dilakukan setelah pulih kulit sempurna, Menyemprot/mengoleskan insektisida.

Page 22: PPT IHPT

PENYAKIT BERCAK DAUN PADA DURIAN (Rhizoctonia solani)

• Kingdom : Fungi• Phylum : Basidiomycota • Kelas : Agaricomycetes • Ordo : Cantharellales• Famili : Ceratobasidiaceae• Genus : Rhizoctonia  • Spesies : Rhizoctonia solani

Page 23: PPT IHPT

PENYAKIT BERCAK DAUN PADA DURIAN (Rhizoctonia solani)

• Gejala penyakit bercak daun pada durian, gejala serangan ditandai dengan timbulnya bercak – bercak besar kering pada daun tanaman yang akhinya menjadi lubang, serangan ini dapat menyebabkan terganggunya fotosintesis pada daun, pengendalian bercak daun dapat dilakukan dengan memotong bagian tanaman yang terserang atau dengan menyemprotkan fungisida yang berbahan aktif tembaga

Page 24: PPT IHPT

PENGENDALIAN PENYAKIT BERCAK DAUN PADA DURIAN

• Pengendaliannya yaitu dengan Jarak tanam jangan terlalu rapat terutama saat musim hujan,Gunakan sistem legowo,Jangan terlalu banyak memberikan urea,Semprotkan fungisida ketika pembentukan anakan maksimm terjadi. Contoh: Score, folicur, anvil, indar, nativo, opus dll bisa juga fungisida kontak (belum terdaftar pada tanaman padi) dithane, anthracol, kocide, nordox, vondoseb dll.

Page 25: PPT IHPT

PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA TANAMAN MANGGIS

Colletotricum gleosporoides• Kingdom : Fungi• Phylum : Ascomycota • Kelas : Sordariomycetes • Ordo : Glomerellales• Famili : Glomerellaceae• Genus : Colletotricum  • Spesies : Colletotricum gleosporoides

Page 26: PPT IHPT

PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA TANAMAN MANGGIS (Colletotricum gleosporoides)

• Penyakit antraknosa disebabkan oleh patogen Colletotricum gleosporoides, gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu daun menjadi layu dan warnanya berubah menjadi warna kuning. Kemudian pada daun muda yang sakit terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat tidak beraturan dan biasanya mudah gugur didalam daun tersebut terdapat bintik bintik kecil

Gambar 1. Gejala serangan pada daun muda

Gambar 2. Gejala serangan pada buah

Page 27: PPT IHPT

PENGENDALIAN PENYAKIT ANTRAKNOSA• Pengendaliannya yaitu dengan membuang daun yang terkena penyakit,

kemudian memisahkan antara daun yang terserang dan yang tidak terserang. Daun yang terserang kemudian dibakar, jika terjadi serangan berat gunakan fungisida.