pra rancangan pabrik pupuk

21
TUGAS EKONOMI TEKNIK PRA RANCANGAN PABRIK PUPUK ORGANIK DARI BAHAN BAKU LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 15000 TON / TAHUN DI SUSUN OLEH : HENDRA RIAU NIM : 201211031 TEKNIK PENGOLAHAN SAWIT POLITEKNIK KAMPAR 2014

Upload: hendra-riau

Post on 25-Sep-2015

121 views

Category:

Documents


47 download

DESCRIPTION

pra rancangan pupuk organik dengan bahan baku limbah cair tahu

TRANSCRIPT

  • TUGAS EKONOMI TEKNIK

    PRA RANCANGAN PABRIK PUPUK ORGANIK

    DARI BAHAN BAKU LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

    DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 15000 TON / TAHUN

    DI SUSUN OLEH :

    HENDRA RIAUNIM : 201211031

    TEKNIK PENGOLAHAN SAWIT

    POLITEKNIK KAMPAR

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Ketahanan pangan menduduki posisi penting dan strategis dalam menjaga stabilitas

    dan ketahanan nasional. Oleh karena itu, sektor pertanian berperan penting dalam

    membangun sistem ketahanan pangan nasional yang tangguh berwawasan agribisnis. Upaya

    memenuhi kecukupan dan perbaikan kualitas pangan ditempuh melalui berbagai cara, salah

    satunya adalah perbaikan aksebilitas petani terhadap pupuk. (Suriyadikarta, 2005)

    Keberhasilan produksi pertanian melalui kegiatan intensifikasi tidak lepas dari

    kontribusi dan peranan saranan produksi pertanian, khususnya pupuk. Penerapan program

    pemupukan berimbang, selain meningkatkan produksi pangan dan produktivitas lahan

    pertanian, juga dapat menghemat pupuk dan devisa negara. (Suriyadikarta, 2005)

    Selama ini, untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, pemerintah

    menyediakan dana untuk subsidi pupuk tunggal (urea, SP-36, ZA, dan KCl). Namun, dengan

    memburuknya situasi perekonomian di Indonesia, pemerintah akhirnya menerapkan

    kebijakan penghapusan subsidi pupuk secara bertahap mulai tahun 1998 yang menyebabkan

    harga pupuk subsidi menjadi naik. (Suriyadikarta, 2005)

    Hal tersebut menyebabkan para petani mulai beralih ke penggunaan pupuk organik

    dan pupuk kompos yang harganya relatif lebih murah dan dapat diproduksi sendiri, karena

    pupuk tersebut dapat dibuat dari berbagai bahan, seperti sisa panen (jerami, tongkol jagung,

    sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah industri (industri tahu dan tempe).

    (Suriyadikarta, 2005)

    Salah satu bahan baku potensial dalam pembuatan pupuk organik adalah penggunaan

    limbah cair industri tahu. Hal tersebut disebabkan limbah cair yang dikeluarkan oleh industri

    tahu masih menjadi masalah bagi lingkungan sekitarnya, karena pada umumnya industri

    rumah tangga ini mengalirkan air limbahnya langsung ke selokan atau sungai tanpa diolah

    terlebih dahulu. Limbah industri tahu dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, karena

    pihak industri tahu membuangnya secara langsung tidak ada netralisasi. Limbah tahu yang

    telah di olah menjadi pupuk memiliki nilai juaal yang tinggi, karena mempunyai unsur hara

    yang dapat mempengaruhi tanaman menjadi lebih baik.

    Ada beberapa penelitian perindustrian tahu yang berada di kecamatan bangkinang

    seberang sebagai berikut :

  • Produksi tahu di kecamatan bangkinang seberang sebanyak 2251610 potong per hari.

    1 potong = 10 gram, maka kapasitas produksi tahu = 22516100 gram / hari = 22,5161 ton

    / hari.

    Berdasarkan data (pemilik industri), diperoleh setiap 80 kg tahu, dihasilkan limbah cair

    sebanyak 2600 kg.

    Maka, limbah cair tahu di kecamatan bangkinang seberang yang diperoleh adalah = 731,

    77 ton / hari.

  • BAB II

    DESKRIPSI PROSES

    2.I deskripsi proses

    Adapun deskripsi proses dari proses pembuatan pupuk organik dari limbah cair tahu adalah

    sebagai berikut :

    Limbah cair tahu disaring dengan bar screen terlebih dahulu dan kemudian

    dinetralkan dengan 125 kg NaOH 50% untuk 100 ton limbah cair tahu (Pradana RN,

    2011).

    Setelah itu difermentasikan dalam Anarobic Digester pada suhu 300C dan tekanan 1

    atm, selama 15 hari dan dimasukkan nutrisi H3PO4 dengan perbandingan limbah :

    nutrisi = 1 : 7 , dan 1 kg antifoam (Turkey Red Oil) dengan perbandingan limbah :

    antifoam = 100 ton : 1 kg, serta 10% PHP (Potassium Hydrogen Phtalat) dari jumlah

    limbah cair tahu. (Pradana RN, 2011)

    Ampas yang dihasilkan dimasukkan ke dalam centrifuge decanter dengan efisiensi

    pemisahan adalah 98% berdasarkan perbedaan densitas dengan gaya sentrifugal

    selama 1 jam untuk dihasilkan ampas padat sebanyak 28% dari total ampas dan ampas

    cair sebanyak 72% %) dari total ampas. (Biopact, 2007) (Josse, 2004) (Iwan, 2011).

    Ampas padat tersebut dimasukkan ke dalam Rotary Dryer untuk dikurangi kadar

    airnya pada suhu 105 0C sebanyak 93%. Setelah itu, dikeringkan dengan udara dingin

    dengan conveying cooler sampai suhu 300C.(Hamida, 2010)

    Kemudian ampas padat tersebut akan dijadikan butiran oleh granulator pada suhu 30

    0C dan tekanan 1 atm.

    Butiran tersebut akan disaring dengan vibrating screen dengan ukuran 5 mm pada

    suhu 300C dan tekanan 1 atm, dimana granular lebih dari 5 mm akan direcycle

    kembali ke granulator, dimana 90% butiran akan lolos dari vibrating screen.

    Kemudian pupuk padat tersebut akan dialurkan ke dalam silo pada suhu 300C dan

    tekanan 1 atm.

  • Limbah cair yang dihasilkan oleh centrifuge decanter akan dimasukkan dalam reaktor

    nitrfikasi I pada suhu 350C selama 24 jam, dengan penambahan udara dimana

    perbandingan umpan masuk dengan udara adalah 4:3 (Wahyu. 2010).

    Reaksi nitrifikasi I : 4NH4+(aq) + 3O2(g) + 4OH-(aq) 2NO2-(aq) + 2NH4+(aq) +

    6H2O(g)

    Pupuk cair tersebut akan diclarifier lagi untuk memisahkan limbah cair (kandungan

    zat lain) dengan efisiensi 90%

    Setelah diklarifikasi, akan dimasukkan ke reaktor nitrfikasi II selama 24 jam pada

    suhu 350C dengan penambahan udara dimana perbandingan umpan masuk dengan

    udara adalah 1 : 0,5

    Reaksi nitrifikasi II : NO2-(aq) + 0,5 O2(g) NO3-(aq)

    Kemudian, pupuk cair tersebut akan dievaporasi pada suhu 1050C untuk dihilangkan

    kandungan H2O dalam pupuk cair tersebut dengan efisiensi 93%.

    Kemudian, didinginkan dengan cooler sampai suhu 300C.

    Produk utama pupuk cair yang dihasilkan akan dialurkan ke silo.

  • 2.2 diangram alir

  • BAB III

    NERACA MASSA DAN ENERGI

    Basis 1 tahun : 300 hari

    Basis perhitungan : 1 jam

    Kapasitas produksi : 15000 ton per tahun15000 1 300 1 24 = 2.083 /Komposisi senyawa tambahan

    1. Larutan NaOH 50%

    Perbandingan larutan NaOH 50% : limbah cair tahu =125 Kg : 100 ton.

    Densitas larutan NaOH 50% = ( NaOH . XnaOH + air . Xair )

    = (2.1 X0.5 + 1 X 0.5 )

    = 1.55 gr/CM3

    Massa larutan NaOH 50% =. 292

    = 0,365 ton / hari

    = 0,015 ton / jam

    = 15277,431 gr / jam

    Volume NaOH =

    =,,

    = 9824,149 cm3

    = 9824,149 ml

    M larutan NaOH 50% =.% .

    =. . ,

    = 26,25

    Massa NaOH =. .

    =, . . ,

    = 10315,356 gr / jam

    = 0,010 ton / jam

  • Massa pelarut ( H2O ) = 0,015 0,010

    = 0,005 ton / jam

    2. Nutrisi ( H3PO4 )

    Perbandingan nutrisi : limbah cair tahu = 1 : 7

    Maka, massa nutrisi = 1/7 X 12

    = 1,566 ton / jam

    3. Antifoam

    Perbandingan antifoam : limbah cair tahu = 1 kg : 100 ton

    Maka , massa antifoam = 0,00011 ton / jam

    4. PHP ( pottasium hydrogen phtalat )

    Perbandingan PHP ; limbah cair tahu = 0,1 : 1

    Maka, massa PHP = 0,1/1 X 12

    = 1,096 ton / jam

    Perhitungan neraca massa

    1. Bar screaning

    Di gunakan menyaring limbah tahu cair dari kotoranya, dengan efisiensi 90%.

    Jadi, = 0,9 X limbah cair

    = 0,9 X 12

    = 10,964 ton / jam

    2. Tangki pelarutan NaOH

    Larutan NaOH 50% di gunakan untuk menetralkan limbah cair tahu.

    Kondisi tangki :

    Suhu : 30oC

    Tekanan : 1 atm

    Neraca massa komponen :

    o NaOH : F1 NaOH =F3NaOH = 0,010 ton / jam

    o Air : F2 air =F3NaOH = 0,005 ton / jam

    Jadi, neraca massa total ( F3) = F1 + F2

    = 0,015 ton / jam

    bahan 4

  • 3. Tangki netralisasi

    Reaksi antara NaOH dengan limbah cair tahu ,

    o Kondisi operasi tangki :

    suhu : 30oC.

    o Tekanan : 1 atm

    Neraca massa komponen :

    o NaOH : F3NaOH =F5NaOH = 0,010 ton / jam

    o Air : F3air = F5 air = 0,005 ton / jam

    o Limbah cair : F4 limbah = F5 limbah = 10,964 ton / jam

    Neraca massa total :

    F5 = F4limbah + F3 air + F3 NaOH

    = 0,010 + 0,005 + 10,964

    = 10,979 ton / jam

    4. Fermentor anaerobik

    Kondisi operasi ;

    o Suhu : 30oC

    o Tekanan : 1 atm

    o Konversi : 40%

    Neraca massa komponen :

    o Limbah cair tahu : F5 limbah = 10,964 ton / jam

    o NaOH : F5 NaOH = 0,010 ton / jam

    o Air : F5 air = 0,005 ton / jam

    o H3PO4 : F6 H3PO4 = 1,566 ton / jam

    o PHP : F7 PHP = 1,096 ton / jam

    o Antifoam : F8 antifoam = 0,00011 ton / jam

    o CH4 : F9 CH4 = 0,6 X 0,6 X ( F5

    +F6+F7+F8)

    = 4,911 ton / jam

    o CO2 : F9 CO2 = 0,6X0,4X

    (F5+f6+F7+F8)

    = 3,274 ton / jam

  • o Ampas : F10 ampas = 0,4X(F5+F6+F7+F8)

    = 5,457 ton / jam

    Neraca massa total :

    F9 + F10 = F5 + F6 + F7 + F8

    = 13,642 ton / jam

    5. Centrifuge decanter

    Efisiensi 90 % di gunakan memisahkan limbah padat dengan cair selama 1 jam

    untuk di hasilkan ampas padat sebanyak 28% dari total ampas ( berat padatan =

    75% yang mengandung N=17%, P=57,51% dan sisanya K ) dan ampas cair

    sebanyak 72% ( N=1,2%, P= 0,8%, dan K= 9,8 % ) dari total ampas. (biopact,

    2007).

    Kondisi operasi :

    o Suhu : 30oC

    o Tekanan : 1 atm

    o Efisiensi : 90%

    Neraca massa komponen :

    Ampas : F10 ampas = 5,457 ton / jam

    Kandungan lain : F11 KL = (0,28 x F10) (0,90x 0,28 x F10)

    = 0,153 ton / jam

    F12 Kl = (0,72 x F10) ( 0,90 x 0,72 x F10 )

    = 0,393 ton / jam

    H2O : F11 H2O = (0,90 x 0,25 x 0,28 x f10)

    = 0,344 ton / jam

    F12 H2O = ( 0,882 x 0,90 x 0,72 x F10 )

    = 3, 119 ton / jam

    N : F11 N = (0,90 x 0,17 x 0,75 x 0,28 x F10)

    = 0,175 ton / jam

    F12 = 0,042 ton / jam

  • P : F11 P = (0,90 x 0,5751 x 0,75 x 0,28 x F10)

    = 0,593 ton / jam

    F12 P = 0,028 ton / jam

    K ; F11 k = (0,90 x 0,2549 x 0,75 x 0,28 x F10)

    = 0,263 ton / jam

    F12 k = 0,347 ton / jam

    Neraca massa total =

    F11 = 0,9 x 0,28 x F10

    = 1,528 ton / jam

    F12 = 0,9 x 0,72 x F10

    = 3,929 ton / jam

    F10 = F11 + F12

    = 5,475 ton / jam

    6. Rotary drier

    Mengurangi kadar air sampai 93% pada suhu 105oC , dengan kondisi operasi

    sebagai berikut :

    Suhu : 105oC

    Tekanan : 1 atm

    Efisiensi : 90%

    Konversi : 93%

    Neraca massa komponen :

    N : F11 N = 0,175 ton / jam

    F13N = 0.9 x F11N

    = 0,158 ton / jam

    F14N = F11N F13N

    = 0,018 ton / jam

  • P : F11P = 0,593 ton / jam

    F13P = 0,9 x F11P

    = 0,534 ton / jam

    F14P = F11p F13p

    = 0,059 ton / jam

    K : F11k = 0,263 ton / jam

    F13k = 0,9 x F11k

    = 0,237 ton / jam

    F 14k = F11k F13k

    = 0,026 ton / jam

    H2O : F13H2O = F11H2O (0,90x0,93xF11H2O)

    = 0,056 ton / jam

    F14H2O = 0,90 x 0,93 x F11H2O

    = 0,288 ton/ jam

    Kandungan lain : F11 = 0,153 ton / jam

    F13 = 0,138 ton / jam

    F14 = 0,015 ton / jam

    Neraca massa total =

    F11 = F13 + F14

    = 1,528 ton / jam

    7. Granulator

    Ampas padat dari alur F15 dan alur F16 akan di jadikan butiran pupuk padat

    granular pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm.

    Neraca massa komponen :

    N : F15N = F13N

    = 0,158 ton / jam

    F16 N = 0,018 ton / jam

    F17N = 0,175 ton / jam

    P : F15p = F13p

    = 0,534 ton / jam

    F15p = 0,1 x F17p

    = 0,059 ton / jam

    F17p = 0,595 ton / jam

    K : F15k = F13k

  • = 0,237 ton / jam

    F16k = 0,026 ton / jam

    F17k = 0,263 ton / jam

    H2O : F15 = 0,056 ton / jam

    F16 = 0,006 ton / jam

    F17 = 0,006 ton / jam

    Kandumngan lain : F15 = 0,138 ton / jam

    F16 = 0,015 ton / jam

    F17 = 0,153 ton / jam

    Neraca ,massa total :

    F17 = F15 + F16

    = 1,246 ton / jam

    F16 = F17 F15

    = 0,125 ton / jam

    8. Reaktor 1

    Waktu yang di gunakan pada proses ini selama 24 jam dengan penambahan udara

    2 : 3 pada suhu 35oC dengan konversi 50%.

    N : F18 = 0,042 ton / jam

    = 1,2 kkmol / jam

    P : F18 = 0,028 ton / jam

    F20 = 0,028 ton / jam

    K : F18 = 0,347 ton / jam

    F20 = 0,347 ton / jam

    O2 : F19 = 0,029 ton / jam

    H2O : F18 = 3,119 ton / jam

    F20 = 3,151 ton / jam

    Kandungan lain : F18 = 0,393 ton / jam

    F20 = 0,393 ton / jam

    NH4NO2 : F20 = 0,039 ton / jam

    Neraca massa total :

    F20 = F18 + F19

    = 3,958 ton / jam

    9. Filter press

    Kondisi operasi :

  • Suhu : 35oC

    Tekanan : 1 atm

    Efisiensi : 90%

    Konversi : 90%

    Neraca massa komponen :

    NH4NO2 : F20 = 0,039 ton / jam

    F22 = 0,004 ton / jam

    F21 = 0,035 ton / jam

    H2O : F20 = 3,151 ton / jam

    F22 = 0,315 ton / jam

    F21 = 2,836 ton / jam

    P : F20 = 0,028 ton / jam

    F22 = 0,003 ton / jam

    F21 = 0,025 ton / jam

    K : F20 = 0,347 ton / jam

    F22 = 0,035 ton / jam

    F21 = 0,312 ton / jam

    Kandungan lain : F20 = 0,393 ton / jam

    F21 = 0,035 ton / jam

    F22 = 0,358 ton / jam

    Neraca massa total :

    F20 = F21 + F22

    = 3,958 ton / jam

    10. Reaktor 2

    Di lakukan selama 24 jam dengan perbandinban udara 1 : 0,5 .

    Kondisi proses :

    Suhu : 35 oC

    Tekanan : 1 atm

    Konversi : 100%

    Neraca massa komponen :

    NH4NO2 : F21 = 0,035 ton / jam

    H2O : F21 = 2,836 ton / jam

    F24 = 2,836 ton / jam

    P : F21 = 0,25 ton / jam = F24

  • K : F21 = 0,312 ton / jam = F24

    Kandungan lain : F21 = 0,035 ton / jam = F24

    O2 : F23 = 0,009 ton / jam

    NH4NO3 : F24 = 0,044 ton / jam

    Neraca massa total :

    F24 = F21 + f23

    = 3,253 ton / jam

    11. Evaporator

    Menghilangkan kandungan air yang ada pada bahan sebesar 93%. Dengan kondisi

    proses sebagai berikut :

    Suhu ; 105 oC

    Tekanan : 1 atm

    Efisiensi : 90%

    Konversi : 93%

    Neraca massa komponen :

    H2O : F24 = 2,836 ton / jam

    F26 = 2,374 ton / jam

    F25 = 0,462 ton / jam

    P : f24 = 0,025 ton / jam

    F26 = 0,003 ton / jam

    F25 = 0,0229 ton / jam

  • DIREKSI

    MANAGER

    KEPALA

    BENGKEL

    KEPALA

    TATA USAHA

    KEPALA

    PENGOLAHAN

    LAB.KONTR

    OL

    asisten T.ELEKTRO

    T.MESIN TU KEUANGAN

    MANDOR

    OPERATOR

    MANDOR

    AANGGOT

    A

    PEGAWAI

    KEPALA

    MARKETING

    STAFF

    ANGGOTA

    BAB IV

    MANAJEMEN PROYEK

    Struktur pabrik :

  • Keterangan

    1. Direksi : mempunyai tugas sebagai berikut :

    Menentukan usaha sebagai pimpinan umum dalam mengelola perusahaan.

    Memegang kekuasaan secara penuh dan bertanggung jawab terhadap

    pengembangan perusahaan secara keseluruhan.

    Menentukan kebijakan yang dilaksanakan perusahaan, melakukan penjadwalan

    seluruh kegiatan perusahaan.

    2. Manager : mempunyai tugas untuk membantu direksi dalam memimpin. Dan

    mempunyai tanggung jawab penuh di dalam pabrik.

    3. Kepala pengolahan : mempunyai tugas untuk memimpin pekerja yang ada pada

    stasiun2 pengolahan, dan bertanggung jawab atas hasil proses yang di dapatkan.

    4. Kepala bengkel ; bertangung jawab atas kelancaran semua aktivitas peralatan.

    5. Kepala tata usaha : bertanggung jawab mengenai keuangan dan b erkas berkas

    yang di proses.

    6. Kepala marketing : bertugas untuk memasarkan produk2 yang di hasilkan.

    7. Asisten : pengawas dalam pekerjaan,

    8. Mandor : memimpin operator

    9. Anggota / operator : bertugas sebagai pengoperasiian

  • BAB V

    UTILITAS

    Pabrik ini terdiri beerapa unit utilitas yang berperan penting, antaranya :

    1. Water treatment

    Setiap proses dalam pembuatan pupuk organik ini membutuhkan persediaan air

    bersih, selain untuk proses air bersih di gunakan untuk mencuci peralatan. Air yang di

    peroleh dari sumur, sungai, dan limbah masih banyak mengandung pengotor. Maka,

    sebelum di gunakan harus di bersihkan melalui tahap tahap yang ada pada utilitas.

    Tahap ini menggunakan proses kimia dengan penambahan zat kimia, serta proses

    fisika salah satunya sendimentasi.

    2. Pengolahan limbah

    Limbah atau juga yang di sebut sebagai out sisa tidak langsung di buang, karena di

    dalam limbah masih banyak mengandung zat yang menguntungkan. Seperti, pupuk

    yang terikut, dan air yang dapat di murnikan kembali. Limbah yang masih banyak

    mengandung produk di kembalikan kembali pada proses awal. Sedangkan yang

    mengandung sedikit produk di olah pada water treatmen untuk di murnikan dan di

    manfaatkan sebagai air bersih. Sedangkan sisanya di alirkan ke kolam limbah.

    3. Pembangkit listrik

    Listrik sudah menjadi kebutuhan pokok di era globalisasi ini, karena tanpa listrik akan

    memperlama proses . seperti contoh pada digester, dengan adanya listrik maka dapat

    menggerakan motor pengadukan menjadi berputar, dan jika tidak menggunakan listrik

    atau secara pengadukan manual maka akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga.

    Untuk mendapatkan listrik selain dari PLN, pabrik ini akan membuat pembangkit dari

    bantuan steam. Selain bergunakan untuk menambah suhu, steam dapat di gunakan

    sebagai turbin generator dengan kapasitasnya. Sehingga, dengan adanya pembangkit

    listrik ini dapat mengurangi biaya keluar pada setiap bulanya.

  • BAB VI

    ANALISA EKONOMI TEKNIK

    Untuk mendirikan sebuah pabrik ini di butuhkan lahan seluas 15 heaktar yang berada

    di kecamatan bangkinang seberang dengan nama PT. PERMATA INDAH . dengan

    analisa analisa ekonomi sebagai berikut :

    Modal awal dan biaya keluar:

    1. Untuk pendirian pabrik di butuhkan tanah seluas 15 heaktar dengan harga per

    heaktar Rp15.000.000 maka 15 x Rp15000.000 = Rp225.000.000

    2. Dan untuk pembangunan bangunan (material + jasa pembuatan + arsitek )

    sebesar Rp 350.000.000

    3. Biaya untuk pajak , perizinan pendirian bangunan, perizinan usaha sebesar Rp

    150.000.000

    4. Pembelian dan perancangan peralatan sebesar Rp 400.000.000

    5. Pembelian bahan baku 1 kg sebesar Rp 750 maka dalam satu ton sebesar

    Rp750.000 jika kapasitas 2,083 ton/ jam maka modal bahan baku sebesar Rp

    1.562.250

    6. Pembelian bahan tambahan :

    NaOH : kebutuhan NaOH sebanyak 0,010 ton/ jam dengan

    harga Rp 10.000 / kg. Maka 0,010 x 100 x 10000 = Rp 100.000 x

    7200 = Rp 720.000.000 / tahun

    H3PO4 ; kebutuhan yang di gunakan rasio perbandingan 1 : 7

    dengan bahan baku utama, maka 1/7 x 2,083 ton/jam = 0,2975713

    ton/jam = 297,5713 kg/ jam dengan harga Rp 11.000 / kg . jadi

    297,5713 x Rp 11.000 = Rp 1.273.284

    Antifoam : yang di butuhkan sebanyak 0,00011 ton/jam = 0,11 kg/

    jam dengan harga Rp 45000 . maka 0,11 x Rp 45000 = Rp 4.950

    PHP : di butuhkan sebanyak 1,096 ton / jam = 1096 kg/jam

    dengan harga Rp12.000 , jadi 0,001096 x Rp12.000 = Rp 13.152.000

    Total biaya bahan tambahan = Rp 16.530.234

    7. Gaji karyawan :

    Basis : 1 bulan

    Direksi : Rp 20.000.000 x 12 bulan = Rp 240.000.000

  • Manager : Rp 18.000.000 x 12 bulan = Rp 216.000.000

    Kepala : Rp 8.000.000 x 4 x 12 bln = Rp 384.000.000

    Asisten : Rp 7.000.000 x 12 bln = Rp 84.000.000

    Mandor : Rp 2.000.000 x 2 x 12 bln = Rp 48.000.000

    Lab kontrol : Rp 1.800.000 x 12 bln = Rp 21.600.000

    Staff : Rp 1.800.000 x 12 bln = Rp 21.600.000

    Anggota : Rp 1.800.000 x 5 x 12 bln = Rp 1.08.000.000

    Pegawai : Rp 1.800.000 x 5 x 12 bln = Rp 1.08.000.000

    Operator : Rp 1.800.000 x 16 x 12 bln = Rp3.45.600.000

    TOTAL GAJI = Rp 1.576.800.000

    Pendapatan :

    1. Produk utama

    Pupuk cair kapasitas 2,083 ton / jam = 14,997 ton/tahun, harga Rp 8.500/kg x

    1000 ton x 14,997 ton = Rp 127.474.500.000

    2. Pupuk padat

    Di dalam proses ini terdapat produk samping berupa pupuk padat sebanyak

    0,5% dari jumlah produksi dengan harga Rp 3000 per kg. Maka, 0.5% x 15000

    x 1000 x 3000 = Rp 225.000.000

    3. Biogas

    Mengandung 0,2 % dari proses. Maka, 0,2% x 15000 x 1000 x Rp14000 = Rp

    420.000.000

    Jadi, biaya pengeluaran sebanyak : Rp 2.404.892.484

    Jadi, biaya pendapatan sebanyak : Rp 128.119.500.000

    Sehingga laba yang di peroleh :

    Laba = pendapatan pengeluaran

    = Rp 128.119.500.000 Rp 2.404.892.484

    = Rp 125.714.607.516

  • BAB VII

    DAFTAR PUSTAKA

    1. http://aml-farm.blogspot.com/2013/09/pupuk-organik-cair-dari-limbah-

    tahu.html di akses pada tanggal 25 juni 2014-06-27

    2. http://atikanafridayanti.wordpress.com/2013/11/24/bisnis-pupuk-organik-

    cair-poc-yang-ramah-lingkungan/

    3. http://www.bebeja.com/6-kandungan-pupuk-organik/