praktek kerja profesi apoteker
TRANSCRIPT
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
MAHASISWA APOTEKER UNIVERSITAS ANDALAS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT MUHAMMAD HOESIN
PALEMBANG
CASE REPORT STUDI BANGSAL ANAK
PROGRAM PROFESI APOTEKERFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALASPADANG
2013
NAMA ANGGOTA KELOMPOKDESI FAJARINI, S.Farm
1241012069
FUTRI MAYANKSARI, S.Farm1241012082
SEPTIANI MARTHA, S.Farm1241012107
WENI SEPTARIZA, S.Farm1241012116
WINDA SEPTIANA, S.Farm1241012117
BAB IILUSTRASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN• Nama : RZ• MR : 697970• Jenis kelamin : Laki-Laki• Umur : 11 Tahun• Alamat : Kayu Agung• Ruangan : IKB• Agama : Islam
Riwayat Penyakit Sekarang
Mengeluh sakit kepala. 4 hari sebelum masuk rumah sakit os
mengeluh sakit kepala, 1 hari SMRS mual, muntah. pasien sudah
sudah obesitas sejak berusia 5 tahun. pasien kurang melakukan
aktivitas fisik dan suka makan-makanan ringan dan berat.
Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak ada penyakit
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat Penyakit
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik/penunjang
• Keadaan umum : Kepala pusing
• Tekanan darah : 140/90 mmHg
• Pernafasan : 30x/ menit
• Nadi : 120x / menit
• Suhu : 360C
Hasil LaboratoriumPemeriksaan Normal Hasil Keterangan
Hemoglobin 14-18 g/dl 15,0 g/dl Normal
Hematokrit 40-48 vol % 43 vol % Normal
Eritrosit 4,5 – 5,5 juta/ mm3 5.280.000 juta/ mm3 Normal
Leukosit 5.000-10.000 /mm3 4600/mm3 Rendah
LED <29 mm/ jam 26 mm/ jam Normal
Trombosit 200.000-500.000 /mm3 130.000 /mm3 Rendah
Eusinofil 1-3% 5% Tinggi
Neutrofil Segmen 50-70% 50% Normal
Limfosit 20-40% 26 Normal
Monosit 2-8% 19 Tinggi
BSS 98 -
Kolesterol Total <200 mg/dl 107 Normal
Trigeliserida <150 mg/dl 99 Normal
Hasil Laboratorium
Uric Acid 3,5-7,1 mg/dl 9,1 mg/dl Tinggi
Ureum 15-39 mg/dl 12 mg/dl Rendah
Kreatinin 0,9 – 1,3 mg/dl 0,5 mg/dl Rendah
Protein total 6,0 – 7,8 g/dl 7,4 g/dl Normal
Albumin 3,5 – 5,0 g/dl 4,1 g/dl Normal
Globulin 3,3 -
Natrium 135-155 mmol/L 141 mmol/L Normal
Kalium 3,5 – 5,5 mmol/L 3,8 mmol/L Normal
Kalsium 8,6-10 mmol/L 9,7 mmol/L Normal
Klorid 98-107 mmol/L 105 mmol/L Normal
Pemeriksaan Penunjang: EKG = normal
Monitoring Vital Sign
Tanggal TD Nadi Pernapasan Suhu
P S M P S M P S M
29 Jan 2013 110/70 - - - - - - - - -
30 Jan 2013 120/70 - - - - - - - - -
31 Jan 2013 120/80 48 - - 24 - - 37 - -
1 Feb 2013 110/70 88 - - 22 - - 37 - -
2 Feb 2013 PASIEN PULANG
DIAGNOSA• Diagnosa Primer Hipertensi dan obesitas, dengan diagnosa
sekunder hiperurisemia.
TERAPI FAMAKOLOGI YANG DIBERIKAN
No Nama Obat, Dosis
Tanggal
28/1 29/1 30/1 31/1 1/2 2/2
S M P S M P S M P S M P S M P S M
1. Captopril 12,5mg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. CTM 2mg - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Allopurinol 200mg - - - - - - - - √ - √ √ - √ √ - √
FOLLOW UPNo Tanggal Follow Up
1 28/01/2013 Pasien datang mengeluh sakit kepala, KU : lemah, tekanan
darah 140/90 mmHg, nadi 120 x/menit, RR 30 x/menit, T
36ºC. Kesadaran CM. Gatal-gatal pada kulit terutama pada
lipatan-lipatan tubuh dan pada saat berkeringat. Obat yang
diberikan captopril 3x12,5mg, CTM 3x2mg.
2 29/01/2013 Pasien masih dalam keadaan lemah, sakit kepala
berkurang, TD 110/70mmHg, nadi 48 x/menit, RR 24
x/menit, T 37 ºC. Kesadaran CM. Gatal-gatal pada kulit
terutama pada lipatan-lipatan tubuh dan pada saat
berkeringat. Obat yang diberikan captopril 3x12,5mg,
CTM 3x2mg.
FOLLOW UP3 30/01/2013 Pasien masih dalam keadaan lemah, sakit kepala
semakin berkurang, TD 120/70mmHg, nadi 48 x/menit,
RR 25 x/menit, T 37ºC. Kesadaran CM. Gatal-gatal
pada kulit terutama pada lipatan-lipatan tubuh dan
pada saat berkeringat. Obat yang diberikan captopril
3x12,5mg, CTM 3x2mg.
4 31/01/2013 Pasien mulai membaik, sakit kepala (-), tapi pasien merasa
kesemutan pada tangan dan kaki, TD 120/80mmHg, nadi
48 x/menit, RR 24 x/menit, T 37 ºC. Kesadaran CM.
Gatal-gatal pada kulit terutama pada lipatan-lipatan tubuh
dan pada saat berkeringat.Obat yang diberikan captopril
3x12,5mg, CTM 3x2mg dan allopurinol 2x400mg.
FOLLOW UP5 01/02/2013 Pasien tidak mengeluhkan sakit kepala, kesemutan
berkurang, TD 110/70mmHg, nadi 88 x/menit, RR 22
x/menit, T 37ºC. Kesadaran CM. Gatal-gatal pada
kulit terutama pada lipatan-lipatan tubuh dan pada
saat berkeringat dan sudah berkurang.Obat yang
diberikan captopril 3x12,5mg, CTM 3x2mg dan
allopurinol 2x400mg.
6 02/02/2013 Pasien sudah membaik, tidak lagi mengeluh sakit kepala
dan kesemutan, keadaan pasien sudah ceria dan tidak
merasa gelisah. Gatal-gatal sudah hilang.TD
120/70mmHg, nadi 88 x/menit, RR 22 x/menit, T 37ºC.
Pasien diperbolehkan pulang dengan obat pulang yang
diberikan captopril 3x12,5mg dan allopurinol 2x400mg.
BAB IITINJAUAN PENYAKIT
HIPERTENSI PADA ANAK
Hipertensi pada anak adalah keadaan di mana tekanan darah sistolik dan atau diastolik rata-rata berada pada persentil besar sama dengan 95 menurut umur dan jenis kelamin, yang dilakukan paling sedikit
dalam tiga kali pengukuran.
Tabel Presentil spesifik-umur pengukuran tekanan darah pada anak dari lahir sampai umur 12 bulan fase korotkof IV (k4) digunakan untuk TD diastolic
Umur (Bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
TD SISTOLIK 87 101 106 106 106 105 105 105 105 105 105 105 105
TD DIASTOLIK 68 65 63 63 63 65 66 68 68 69 69 69 69
TINGGI BADAN(cm) 51 59 63 66 68 70 72 73 74 76 77 78 80
BERAT BADAN(Kg) 4 4 5 5 6 7 8 9 9 10 10 11 11
Dari national heart, Lung and Blood presur control in children-1987
Tabel persentil spesifik – umur pengukuran tekanan darah pada anak umur 1-13 tahun: fase korotkof IV (K4) digunakan untuk tekanan
darah diastolik.
Umur (Bulan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
TD SISTOLIK 105 106 107 108 108 111 112 114 115 117 119 121 124
TD DIASTOLIK 69 68 68 69 69 70 71 73 74 75 76 77 79
TINGGI BADAN(cm) 80 90 100 108 115 122 129 136 141 147 153 159 165
BERAT BADAN(Kg) 11 14 16 18 22 25 29 34 39 44 50 56 62
KLASIFIKASI HIPERTENSI
Etiologi• Hipertensi Primer (esensial)
• Hipertensi Sekunder
Timbulnya• Hipertensi Akut
• Hipertensi Kronik
Gejala KlinisMimisan, sakit kepala, yang tidak tahu sebabnya, pusing,
penglihatan tiba-tiba kabur, nyeri perut, mual-mual, muntah,
napsu makan berkurang, gelisah, berat badan turun, sesak nafas,
nyeri dada dan keringat berlebihan, pertumbuhan dan
perkembangan yang terlambat. Karena itu, penting untuk
melakukan deteksi dini dengan pengukuran tekanan darah secara
rutin pada anak usia 3 tahun ke atas, paling tidak setahun sekali.
DIAGNOSA
• Pengukuran Tekanan darah secara kontinu• Pengukuran tinggi dan berat badanPemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan darah lengkap• Analisis Urin• Elektrolit serum• Nitrogen urea darah• Kreatinin serum dan asam urat• Foto Rongen Thorax• EKG dan Ecocardiografi.
Pemeriksaan
Penunjang
Faktor Resiko
• Faktor keturunan, dalam riwayat keluarga ada yang terkena hipertensi.
• Anak lahir dengan berat badan rendah, tapi kemudian mengalami kelebihan berat badan.
• Saat dilahirkan mengalami masalah sehingga harus lebih lama tinggal di rumah sakit.
• Menderita penyakit jantung bawaan.• Kurang aktivitas• Konsumsi garam, lemak dan gula berlebihan• Bapak ibu perokok• Obesitas (kegemukan)• Minum obat-obat kortikosteroid
Pembengkakan jantung Gagal ginjal Gangguan
saraf Kebutaan
dini
KOMPLIKASI
SKEMA PATOFISIOLOGI
PenatalaksanaanNon Farmakologi
Pengurangan berat badan dapat berakibat penurunan hingga 5 – 10 mmHg pada
tekanan sistolik, dan penurunan 5 mmHg pada
tekanan diastolik
Pengurangan masukan natrium, 1200 – 1500
mg/hari akan menurunkan tekanan darah sekitar 5
mmHg.
Pengaturan pola makan anak Olahraga seperti jalan santai, jogging atau bersepeda
PenatalaksanaanFarmakologi
Kelas Obat-Obatan Dosis Awal Dosis Maksimal
ACE Inhibitor Enalapril 0,08 mg/KgBB/hariSampai 5 mg/hari
0,6 mg/KgBB/hariSampai 40 mg/hari
Lisinopril 0,07 mg/KgBB/hariSampai 5 mg/hari
0,6 mg/KgBB/hariSampai 40 mg/hari
Captopril 0,3 mg/KgBB/hari2-3 kali/hari
2 mg/KgBB/hari2-3 kali/hari
Beta Blocker Propanolol 0,5-1mg/KgBB/hari 8 mg/KgBB/hariDiuretik Hidroklortiazid 1 mg/KgBB/hari
Sampai 50 mg/hari3 mg/KgBB/hari
Sampai 50 mg/hari
Furosemid 1 mg/KgBB/hari 10 mg/KgBB/hari
OBESITAS PADA ANAK
Akumulasi lemak berlebihan pada subkutan dan jaringan lainnya .
Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah energi
yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai
fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas,
pemeliharaan kesehatan. (IMT≥95 persentil berdasarkan usia pada C
DC growth chart 2000)
ETIOLOGIAsupan makanan
berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan
Masih bayi tidak dibiasakan mengkonsumsi air susu ibu (ASI), tetapi mengunakan
susu formula dengan jumlah asupan yang melebihi porsi
Makanan jajanan yang kurang sehat dengan kandungan kalori tinggi tanpa disertai konsumsi
sayur dan buah yang cukup sebagai sumber serat.
Kurangnya aktivitas fisik baik kegiatan
harian maupun latihan fisik terstruktur.
Faktor Genetik
KOMPLIKASI
Pada Masa Anak
• Sosial dan Psikologis• Gangguan pernafasan, sleep apnoe • Malas, mengantuk, sulit menerima
pelajaran• Permaslahan ortopedi
Pada Masa Dewasa
• Penyakit Kardiovaskulaer (Hipertensi, profil lipid, dll)
• Diabetes melitus• Penyumbatan pembuluh darah
DIAGNOSADasar Diagnosa
Klinik: IMT ≥ persentil 95 berdasarkan usia CDC growth Chart tahun 2000
Langkah Diagnosis:
Timbang berat badan, ukur tinggi badan, tebal lipatan kulit
PenatalaksanaanDiet: 800-
1200 kcal/hari
Meningkatkan latihan fisik
(60 menit/hari)
Mengubah prilaku makan
HIPERURISEMIAHiperurisemia dapat merupakan kondisi yang tidak
bergejala, dengan konsentrasi asam urat serum
yang meningkat. Konsentrasi urat yang lebih besar
dari 7,0 mg/dL adalah tidak normal dan berkaitan dengan resiko untuk gout.
Patofisiologi
ETIOLOGIPeningkatkan produksi Asam Urat
Nutrisi Asupan purin dan Fruktosa Tinggi
Faktor Hematologi Myeloproliferative Disorders
Polycythemia
Obat-obatan Obat Sitotoksik
Vitamin B12
Faktor Genetik Glocose-6-Phosphate Deficiency
Lain-lain Konsumsi Alkohol
Obesitas
Hipertrigliseridemia
Exercise berlebihan
Penurunan Ekskresi Ginjal Untuk Asam UratObat-Obatan Siklosporin
Diuretika (tiazida, loop)
Etambutol
Pirazinamid
Aspirin dosis rendah
Levodopa
Asam nikotianat
Ginjal Hipertensi
Gagal Ginjal Kronis
Metabolik/Endokrin Dehidrasi
Asidosis Laktat
Lain-lain Obesitas
SKEMA PATOFISIOLOGI
Obesitas
Fruktosa Atau Monosakarida Dari Makanan Dan Minuman
ATP Fruktosa 11-Fosfat
XANTHIN
Asam Urat
Oleh Enzim Xanthin Oksidase
Disfungsi Endotel
ADENIN
ALLOPURINOL
Nitrit oksidase (NO)Bioavailabilitas menurun
Resistensi Insulin Vasokonstriksi (Hipertensi)
Aliran darah ke ginjal menurun, pengaktifan sistem RAAS
Angiotensin I
Angiotensin II
ACEI
BAB IITINJAUAN OBAT
A. ALLOPURINOL
Struktur Allopurinol
Farmakodinamik
No Parameter Keterangan
1 Kelas Terapi Antipirai
2 Mekanisme Kerja Menurunkan konsentrasi asam urat dalam serum & urine.
Penghambat kerja enzim xantin oksidase yang mengkatalisasi
perubahan hipoxantin menjadi xantin & perubahan xantin
menjadi asam urat yang pada akhirnya menurunkan konsentrasi
asam urat dalam serum & urin.
Alopurinol dan metabolit primernya oksipurinol menghambat
xantin oksidase. Alopurinol menghambat secara kompetitif
xantin oksidase pada konsentrasi rendah dan merupakan
inhibitor non kompetitif pada konsentrasi tinggi.
3 Indikasi Pirai primer &sekunder : Hyperuricemia karena penggunaan chemoterapi "Recurrent Renal Calculi". Lain-lain : Menurunkan hiperuricemia sekunder akibat ke-kurangan glucose-6-phosphatedehydrogenase, "Lesch-Nyhan syndrome", "Polycythemia vera", "Sarcoidosis", pemakaian thiazid & ethambutol.. Untuk mengurangi konsentrasi asam urat sampai <6mg/dl
4 Efek Samping Efek terhadap kulit & efek lokal : Gatal, kemerahan, eksim, bentol, demam, selulit, bengkak, berkeringat.
Alergi : demam, menggigil, leukopenia, kemerahan, gatal, mual dan muntah, Stevens-Johnson syndrome, oligouria, CHF, tuli permanen.
Efek terhadap hati : Meningkatkan SGOT & SGPT, nekrosis, kerusakan hati, hepatitis, hiperbilirubinemia,
Efek terhadap Saluran cerna : Mual, muntah, diare, sakit abdomen, sembelit, kembung, gastritis, dispepsi, pendarahan lambung & pankreas, lidah bengkak.
Efek terhadap Sistem syaraf : nyeri pada ujung syaraf, sakit kepala, epilepsi, perubahan mental, koma, pusing, depresi, bingung,amnesia, sulit tidur.
Efek lain : Demam, kerusakan ginjal, penurunan fungsi ginjal, meningkatkan kreatinin, hematouria, oligouria, abnormalitis elektrolit. abnormalitis elektrolit.
5 Kontraindikasi Alergi terhadap allopurinol
6 Perhatian
& Peringatan
Pasien anak, wanita hamil & menyusui, penggunaan allopurinol hanya jika betul-betul
diperlukan. Untuk Pasien lansia, perhatikan penyesuaian dosis akibat penurunan fugsi
hati, ginjal & jantung. Pasien dengan asimtomatik hiperurisemia dengan kadar asam urat
< 9mg/dl
7 Dosis Pengobatan Dosis lazim harian pada anak-anak dengan hiperurisemia sekunder yang berhubungan
dengan penyakit ganas adalah 150-300mg, tergantung pada usia. Dosis yang digunakan
mungkin berbeda-beda: di Inggris dosis 10 sampai 20 mg/kg sehari sampai maksimal 400
mg sehari dianjurkan untuk anak di bawah usia 15 tahun, sedangkan di Amerika Serikat
dosisnya adalah 150 mg per hari untuk anak di bawah 6 tahun dan 300 mg per hari bagi
mereka 6 sampai 10 tahun usia, disesuaikan jika perlu setelah 48 jam. Untuk sediaan
intravena: Anak-anak ≤ 10 tahun: dosis awal 200 mg/m2 setiap hari.
Anak-anak> 10 tahun: 200-400 mg/m2 setiap hari.
Batu ginjal Kalsium Oksalat : 200-300mg/hari
8 Rekonstruksi Menyusun kembali botol berisi setara natrium allopurinol dengan 500 mg allopurinol dengan 25 ml air steril untuk injeksi untuk memberikan solusi yang mengandung 20 mg/ mL allopurinol. Harus diencerkan lebih lanjut sebelum IV administrasi.PengenceranEncerkan berkonsentrasi mengandung allopurinol 20 mg/mL dengan larutan IV yang kompatibel (lihat Kompatibilitas Solusi bawah Stabilitas) ke konsentrasi akhir ≤ 6 mg/mL. Jangan gunakan pengencer mengandung natrium bikarbonat.Tingkat AdministrasiAdminister dosis harian dengan infus kontinu atau terbagi infus IV intermiten pada 6, 8, atau 12-jam interval. Laju infus tergantung pada volume infusate.
9 Stabilitas Penyimpanan OralTablet15-25 ° C di tempat yang kering, melindungi dari cahaya.Parenteral
Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu 15-30ºC. Injeksi : setelah direkonstitusi & dilarutkan dalam Normal salin atau dextrose 5%, harus disimpan pada suhu 20-25°C & larutan harus digunakan paling lambat 10 jam setelah direkonstitusi, tidak boleh disimpan dalam freezer.
10 Interaksi Obat Obat antineoplastik : Dosis 300-600mg dapat meningkatkan toksisitas azathioprin dan mercaptopurin. Dosis
obat antineoplastik harus diturunkan 25-33%.
Obat yang meningkatkan konsentrasi asam urat seperti diuretik, pirazinamid, diazoxide, alkohol &
mecamylamine, dosis allopurinol harus dinaikkan.
Ampisilin & amoxisilin : Potensiasi efek alergi aminopenisilin.
Diuretik & zat urikosurik : Zat urikosurik meningkatkan efek allopurinol (aditif).Diuretik seperti tiazid :
Meningkatkan konsentrasi serum alopurinol sehingga dapat meningkatkan toksisitas.
Obat lain : Cotrimoxazole : Trombositopenia Cyclosporin : Meningkatkan konsentrasi cyclosporin dalam
darah (penyesuaian dosis)
Antasid : Allopurinol gagal untuk menurunkan konsentrasi asam urat darah ketika diberikan pada waktu yang
sama seperti aluminium hidroksida. Namun, jika allopurinol diberikan 3 jam sebelum aluminium hidroksida.
Potensi pirazinamid untuk meningkatkan konsentrasi asam urat serum Mungkin perlu meningkatkan dosis
allopurinol
Alkohol Potensi peningkatan konsentrasi asam urat serum. Mungkin perlu meningkatkan dosis allopurinol
11 Informasi Pasien Minum allopurinol dengan air yang cukup (kecuali Pasien CHF/peny. lain yang tidak boleh minum banyak).
Hentikan penggunaan jika terjadi reaksi alergi.
FarmakokinetikNo Parameter Keterangan
1 Absorpsi Bioavailabilitas
Sekitar 80-90% diserap setelah pemberian oral, konsentrasi plasma puncak allopurinol dan oxypurinol
dicapai dalam 1,5 dan 4,5 jam, masing-masing.
Setelah infus IV selama 30 menit, konsentrasi plasma puncak allopurinol dan oxypurinol dicapai dalam
waktu sekitar 30 menit dan 4 jam, masing-masing.
Onset
Pada pasien dengan gout, konsentrasi asam urat serum mulai menurun perlahan-lahan dalam waktu 24-48
jam, konsentrasi minimum tidak dapat dipantau selama sekitar 1-3 minggu. Karena mobilisasi lanjutan dari
deposito urat, pengurangan substansial asam urat mungkin tertunda 6-12 bulan atau mungkin tidak terjadi
pada beberapa pasien.
Durasi
Setelah penghentian terapi, konsentrasi asam urat serum kembali ke tingkat pretreatment dalam waktu 1-2
minggu.
Populasi Khusus
Pada pasien geriatri (71-93 tahun), konsentrasi plasma puncak dan AUC oxypurinol mengikuti dosis
allopurinol oral 50-60% lebih tinggi dari pada orang dewasa muda (24-35 tahun), tampaknya terkait
dengan perubahan fungsi ginjal pada populasi yang lebih tua.
2 Distribusi Alopurinol dan metabolit aktifnya oksipurinol didistribusikan dalam seluruh
cairan jaringan, terkecuali otak, tempat konsentrasinya sekitar sepertiga dari
jaringan lain. Kedua senyawa tersebut tidak terikat dengan protein plasma.
Konsentrasi plasma kedua senyawa ini tidak berhubungan dengan efek terapeutik
atau efek toksik. Allopurinol dan oxipurinol juga telah terdeteksi dalam ASI.
3 Metabolisme
&Eliminasi
Cepat dimetabolisme oleh xantin oksidase, dimetabolisme terutama ke metabolit
aktif, oxypurinol.
Diekskresikan dalam urin sebagai oxypurinol (sekitar 70%) dan dalam tinja
sebagai obat tidak berubah (sekitar 20%) dalam waktu 48-72 jam.
Oksipurinol dieksresi secara lambat dalam urine oleh filtrasi glomerulus,
diimbangi dengan beberapa reabsorpsi tubulus. Waktu paruh plasma alopurinol (1-
2 jam) dan oksipurinol (18-30 jam).
KAPTOPRILStruktur Captopril
Serbuk atau kristal putih. Larut dalam air dan dalam dichloromethane, dan dalam methyl alcohol.Dapat dibuat
larutan dengan alkali hydroxides.2% larutan dalam air dengan pH of 2.0 sampai 2.6.
8 Interaksi Obat Pemberian bersama diuretik hemat kalium dapat menimbulkan
hiperkalemia
Pemberian bersama antasida akan mengurangi absorpsi
Kombinasi dengan AINS akan mengurangi efek antihipertensinya dan
menambah resiko hiperkalemia
AINS Kemungkinan penurunan respon terhadap antihipertensi
captopril, potensi pengurangan fungsi ginjal akut, Pantau TD hati-hati
dan waspada akan untuk akan fungsi ginjal, jika interaksi diduga,
menghentikan atau AINS memodifikasi dosis kaptopril atau
antihipertensi lain.
9 Informasi Pasien Pemberian bersama makanan akan mengurangi proses penyerapan sekitar
30%, oleh karena itu obat ini harus diberikan 1 jam sebelum makan.
No Parameter Keterangan
1 Kelas Terapi Antihipertensi
2 Mekanisme Kerja Menghambat perubahan Angiotensin I menjadi Angiotensin II
sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron,
akibatnya terjadi ekskresi air dan natrium, sedangkan kalium
mengalami retensi.
3 Indikasi Untuk hipertensi ringan, sedang, maupun berat, dengan gagal
jantung kongestif, mengurangi resistensi insulin sehingga
sangat baik untuk hipertensi dengan diabetes
Farmakodinamik
4 Efek Samping Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah sakit
kepala (dalam 1,8%), yang lain termasuk pusing (1,6%),
ruam (1,1%), mual (1,0%), gangguan rasa (0.9%), dan batuk
(0,8%), ruam dan dysgeusia lebih sering pada pasien dengan
gangguan ginjal.
5 Kontraindikasi Wanita hamil, ibu menyusui, hiperkalemia, stenosis arteri
renalis bilateral.
6 Perhatian & Peringatan Hipersensitivitas (misalnya sejarah angioedema) ke
kaptopril atau inhibitor ACE lain.
7 Dosis Pengobatan Pasien Pediatric
Hipertensi
Oral: dapat dilakukan titrasi dosis berdasarkan berat badan. Beberapa ahli menyarankan
dosis yang awal 0,9-1,5 mg/kg sehari (diberikan sebagai 0,3-0,5 mg/kg 3 kali sehari).
Meningkatkan dosis yang diperlukan untuk maksimal 6 mg/kg sehari.
Anak 12 tahun sampai 18 tahun: dosis uji, 100 mikrogram/kg atau 6,25 mg, jika
ditoleransi, berikan 12,5-25 mg 2 atau 3 kali sehari, meningkat diperlukan untuk
maksimal 150 mg sehari dalam dosis terbagi
Pasien Dewasa
Dosis 25-100 mg/hari, frekuensi pemberian 2-3x.
Oral: Awalnya, 25 mg 2 atau 3 kali sehari. Jika TD tidak cukup terkontrol setelah 1-2
minggu, tingkatkan dosis sampai 50 mg 2 atau 3 kali sehari. Dosis awal yang lebih
rendah (misalnya, 6,25 mg dua kali sehari sampai 12,5 mg 3 kali sehari) mungkin efektif
pada beberapa pasien, khususnya mereka yang sudah menerima diuretik.
FarmakokinetikNo Parameter Keterangan
1 Absorpsi Bioavailabilitas
Cepat diserap setelah pemberian oral pada individu puasa, dengan konsentrasi darah puncak
dicapai dalam 1 jam. Sekitar 60-75% dari dosis oral diserap. Kaptopril adalah sekitar 30%
terikat protein plasma
Onset
Efek hipotensi mungkin jelas dalam waktu 15 menit dan biasanya maksimal dalam 1-2 jam
setelah dosis tunggal oral. Beberapa minggu terapi mungkin diperlukan sebelum efek penuh
pada tekanan darah dicapai.
Durasi
Durasi kerjanya adalah 2-6 jam, tetapi tampaknya meningkat dengan peningkatan dosis.
Makanan
Makanan dapat menurunkan penyerapan kaptopril hingga 25-40%,
2 Distribusi Cepat didistribusikan ke jaringan tubuh kecuali SSP.
Melintasi plasenta dan didistribusikan ke dalam susu. Ikatan protein plasma 25-30% (terutama
albumin).
3 Metabolisme & Eliminasi Kaptopril dan metabolitnya dapat mengalami perubahan yang reversible.
Diekskresikan dalam urin (95%) sebagai obat tidak dimetabolisme (40-
50%) dan sisanya sebagai disulfida dan metabolit lainnya dan waktu
paruh metabolit <2 jam.
Populasi Khusus
Waktu paruh eliminasi adalah sekitar 20-40 jam pada pasien dengan Clcr
<20 mL / menit dan hingga 6,5 hari pada pasien anuric.
CHLORPHENIRAMINE MALEAT
Sifat Fisikokimia
Klorfeniramin berbentuk kristal putih tidak berbau. Mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter dan dalam benzen Klorfeniramin merupakan antihistamin derivat propilamin. Deksklorfeniramin maleat merupakan bentuk dextro isomer, memiliki aktivitas 2X lipat dibanding klorfeniramin berbentuk rasematnya.
FarmakodinamikNo Parameter Keterangan
1 Kelas Terapi Antihistamin (antialergi)
2 Mekanisme Kerja Menghambat histamin berikatan dengan reseptor H1. Kompetisi
dengan reseptor H1 pada sel efektor di saluran pencernaan ,
pembuluh darah dan saluran pernafasan.
CTM merupakan antagonis H1, dimana di dalam percabangan
vascular, anagonis H1 menghambat efek vasokonstriktor histamine
dan pada tingkat tertentu, menghambat efek vasodilator yang lebih
cepat yang diperantarai oleh aktivasi reseptor H1 pada sel endotel
(sintesis/pelepasan NO dan mediator lain)
3 Indikasi Chlorphenamine maleat dan Dexchlorpheniramin maleat digunakan untuk mengurangi
gejala-gejala kondisi alergi termasuk urtikaria dan angioedema, rinitis, dan
konjungtivitis, dan gangguan kulit pruritus. untuk pengobatan gejala batuk dan pilek.
Chlorpheniramine dapat diberikan melalui infus sebagai tambahan dalam pengobatan
darurat syok anafilaksis.
4 Efek Samping Efek samping dan perhatian: mengantuk seperti kebanyakan antihistamin lain,
exfoliatif dermatitis dan iritasi pada bekas tempat penyuntikan dan dapat
menyebabkan hipotensi tiba-tiba dan stimulasi susunan syaraf pusat.
Efek pada darah:
Dapat terjadi diskrasia darah setelah pemakaian, termasuk agranulositosis,
trombositopenia, pansitopenia dan anemia aplastik. Anemia hemolytic dapat terjadi
setelah pemakaian dexchlorpheniramin maleat.
Dapat mengentalkan sekresi bronkial, sakit kepala, eksitabilitas, rasa lelah, pusing,
mual, xerostomia, diare, sakit perut, meningkatkan nafsu makan dan berat badan,
retensi uriner, lemas, poliurea, faringitis.
5 Kontraindikasi Hipersensitif terhadap klorfeniramin maleat/ komponen lain pada
formulasi, glaukoma sudut sempit, gejala hipertrofiprostat, sewaktu
terjadi serangan asma akut, ulkus peptik, obstuktif piloro duodenal.
6 Perhatian & Peringatan Perhatian:
Obat ini menyebabkan kantuk, hati-hati digunakan pada kondisi yang
memerlukan kewaspadaan penuh seperti menjalankan mesin atau
mengendari kendaraan bermotor. Gunakan hati-hati pada pasien
dengan glaukoma sudut tertutup, obstruksi piloro duodenal, penyakit
kardiovaskular. Karena berefek sedatif dan antikolinergik, tidak
disarankan penggunaan jangka waktu lama pada usia lanjut. Dapat
menyebaban paradoksikal pada anak-anak dan dapat menyebabkan
halusinasi, koma dan kematian pada dosis tinggi.
7 Dosis Pengobatan Dosis : 4mg setiap 4-6 jam, dosis maximum 24mg sehari. Dosis untuk anak dimulai dari 1-2 tahun, 1mg
2kali sehari. 2-6 tahun 1mg setiap 4-6jam (maximum 6 mg sehari), 6-12 tahun 2mg setiap 4-6 jam
(maximum 12mg sehari). Menurut BNF umur 1 bulan atau lebih boleh diberikan 1mg, 2 kali sehari.
8 Stabilitas Penyimpanan Simpan pada suhu kamar, antara 15 -30°C. Tutup wadah rapat-rapat setelah digunakan. Buang obat jika
sudah melampaui waktu kadaluwarsa.
9 Interaksi Obat Dengan obat lain
Substrat CYP2D6 (minor), 3A4 (major); Penghambat CYP2D6 (lemah). Meningkatkan toksisitas
(depresi SSP): depresan SSP, Penghambat MAO, antidepresan trisiklik, fenotiasin.
Penghambat CYP3A4 : Dapat meningkatkan kadar klorfeniramin. Contoh obat ini meliputi
antifungi azole, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefazodon,
nikardipin, propofol, penghambat protease, quinidin, dan verapamil. Etanol/Nutrisi/Herbal. Etanol:
Hindari penggunaan etanol (dapat meningkatkan depresi SSP).
Pengaruh dengan makanan
Makanan: memperlambat absorpsi tetapi tidak mengurangi bioavailabilitasnya.
11 Informasi Pasien Minum tablet sesuai dengan anjuran. Boleh diminum dengan susu atau makanan bila mengalami iritasi
lambung. Bila lupa minum obat, segera minum begitu ingat. Apabila mendekati waktu minum
berikutnya, minum hanya satu dosis saja, jangan menambah dosis.
FarmakokinetikNo Parameter Keterangan
1 Absorpsi Chlorpheniramin maleat diabsorpsi relatif lambat di saluran cerna, denga
konsentrasi puncak dalam plasma 2,5 – 6 jam setelah pemakaian peroral.
Bioavailabilitasnya rendah senilai 25-50%. Chlorpheniramin mengalami
First Pass Metabolism. Sekitar 70% chlopheniramin terikat dengan
protein plasma. Waktu paruh nya bervariasi dengan rentang yang lebar
untuk tiap individu 2-43 jam.
2 Distribusi Klorfeniramin terdistribusi luas pada jaringan dan cairan tubuh dan dapat
menembus plasenta serta diekskresikan melalui ASI.
3 Metabolisme & Eliminasi Metabolisme klorfeniramin sangat luas dan cepat, pertama dalam mukosa
lambung, kemudian dalam hati dan dapat mengalami kejenuhan. N-
dealkilasi akan mendapatkan beberapa metabolit, yang diekskresikan
dalam urin, sama dengan induknya. Metabolit hasil metabolisme nya
yaitu: desmethyl- dan didesmethylchlorphenamine. Obat yang tidak
dimetabolisme dan metabolit diekskresikan terutama di urin, ekskresi
tergantung pada pH urin dan laju alir urin. Hanya sedikit metabolit
ditemukan dalam tinja. Lama kerja 4-5 jam.
T½ plasma antara 2-4 jam, tetapi T½ eliminasi bervariasi tergantung
umur. T½ pada dewasa sehat dan anak-anak masing-masing adalah 20-24
jam dan 10-13 jam. Pada pasien gagal ginjal dengan hemodialisa, T½
dapat memanjang hingga 280-330 jam.
DAFTAR PERMASALAHAN TERKAIT OBAT DAN REKOMENDASI
Tanggal Permasalahan Rekomendasi/Saran Tujuan Farmakoterapi Monitoring
28 Januari 2013 Penderita mendapatkan obat
captopril 3 x 12,5mg untuk anak
usia 11 tahun.
Penggunaan Kaptopril sesudah
makan
Untuk anak ini seharusnya dimulai
dengan dosis efektif yang terendah
yaitu 3 x 8mg. Akan tetapi dokter
memberikan terapi captopril
3x12,5mg. Sehingga dosis yang
diberikan direkomendasikan untuk
diturunkan sebagai dosis awal dan
dapat dinaikkan secara bertahap
untuk dosis pemeliharaan.
Pengobatan kaptopril sebaiknya ½
jam sebelum makan karena makanan
dapat menghambat penyerapan dan
biavaibilitas kaptopril.
Untuk menurunkan
Tekanan Darah anak
secara bertahap
Ukur Tekanan Darah
Secara Kontinu
31 Januari 2013 Hiperurisemia penderita diberikan allopurinol 2 x 400mg dimana asam urat dalam darahnya tinggi yaitu, 9,1 mg/dl dengan nilai normal 3,5-7,1 mg/dl.
Hiperurisemia yang diatasi dengan pemberian allopurinol 2 x 400mg sebaiknya diberikan 1 x sehari saja. Karena, allopurinol walaupun memiliki t½ yang pendek akan tetapi allopurinol didalam tubuh akan melakukan biotransformasi oleh enzim xantin oksidase menjadi aloxantin yang masa paruhnya lebih panjang daripada allopurinol yang masa paruhnya pendek cukup diberikan sekali sehari.
Untuk menurunkan asam urat penderita dengan dosis yang optimal untuk usia penderita.
Ukur asam urat secara kontinu, sehingga dapat diketahui penurunan asam uras dan efektivitas pengobatan. (Hasil Labor)