praktikum kimia fisika 2 (mumtikanah_06101381320029)
DESCRIPTION
Teori Praktikum KF 2TRANSCRIPT
LABORATORIUM DASAR BERSAMAKIMIA FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYANAMA : MUMTIKANAH
NIM : 06101381320029SHIFT : KAMIS 10.00 - 12.00
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
Faktor yang mempengaruhi kelarutan sifat dari solute dan solvent, cosolvensi, kelarutan,
temperatur, salting out, salting in, dan pembentukan kompleks.
1. Sifat Zat Terlarut dan Pelarut
Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam
anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpolar pula.
1.1 Senyawa Polar
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antara elektron
pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai
keelektronegatifitas yang berbeda. Ciri -Ciri Senyawa Polar :
Dapat larut dalam air dan pelarut lain.
Memiliki kutub (+) dan kutub (–), akibat tidak meratanya distribusi elektron.
Memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki perbedaan
keelektronegatifan.
Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5.
1.2 Senyawa Non Polar
Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron
pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai
elektronegatifitas yang sama/hampir sama. Ciri-Ciri Senyawa Non Polar :
Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain.
Tidak memiliki kutub (+) dan kutub (–), akibat meratanya distribusi elektron.
Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau
keelektronegatifannya sama.
2. Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut
lain dalam kloroform.atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.
3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut
memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya
adalah dapat larut dalam air dan tidak larut dalam air. Semua garam klorida larut, kecuali
AgCl,PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut
kecuali BaSO4,PbSO4,CaSO4.Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua
LABORATORIUM DASAR BERSAMAKIMIA FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYANAMA : MUMTIKANAH
NIM : 06101381320029SHIFT : KAMIS 10.00 - 12.00
oksida dan hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam fosfat tidak
larut kecuali K3PO4, Na3PO3.Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat
padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
4. Salting Out
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih
besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya
endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila
kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh hal ini dikarenakan kelarutan NaCl dalam air
lebih besar daripada kelarutan minyak atsiri dalam air.
5. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent
menjadi lebih besar. Contohnya adalah riboflavin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan
yang mengandung nicotinamidum karena terjadi penggaraman riboflavin ditambahkan basa NH4.
6. Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa interaksi senyawa tak larut dengan zat yang larut
dengan membentuk garam kompleks. Contohnya: Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
7. Temperatur
Temperatur tergantung dari panas pelarutan. Bila panas pelarutan (ΔH) negatif, maka daya
larut turun dengan turunnya temperatur. Bila panas pelarutan (ΔH) positif, maka daya larut naik
dengan naiknya temperatur. Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat
tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
8. Tekanan
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat padat dan zat cair, tetapi
berpengaruh pada daya larut gas.
Daftar Pustaka
Alex. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan (Online)
http://alexschemistry.blogspot.com/2013/09/faktor-yang-mempengaruhi-kelarutan.html
(Diakses pada tanggal 13 April 2015)
Azzam Khoirul.2012.Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan (Online)
http://khoirulazam89.blogspot.com/2012/01/faktor-yang-mempengaruhi-kelarutan.html.
(Diakses pada tanggal 13 April 2015)
Dila.2011.Kelarutan (Online) http://kelarutandila.blogspot.com/. (Diakses pada tanggal 13 April
2015)
LABORATORIUM DASAR BERSAMAKIMIA FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYANAMA : MUMTIKANAH
NIM : 06101381320029SHIFT : KAMIS 10.00 - 12.00
Hidrolisis Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
Hidrolisis adalah istilah umum yang dipergunakan untuk menyebut reaksi suatu zat dengan
air. Hidrolisis atau dalam bahasa Ingris disebut sebagai “Hydrolysis” berasal dari kata “hydro”
artinya air dan “lysis” artinya peruraian. Sehingga hidrolisis bisa diartikan sebagai peruraian oleh
air.
Ada dua macam hidrolisis, yaitu:
Hidrolisis parsial/sebagian (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau
sebaliknya & pada hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi
hidrolisis, yang ainnya tidak)
Hidrolisis total (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).
Hidrolisis garam merupakan reaksi asam-basa Bronsted-Lowry. Sebagaimana telah kita
ketahui, bahwa semakin kuat suatu asam, semakin lemah basa konjugasinya, dan sebaliknya. Jadi,
komponen gararn yang berasal dari asam lemah atau basa lemah merupakan basa atau asam
konjugasi yang relative kuat, dapat bereaksi dengan air; sedangkan komponen garam yang berasal
dari asam kuat atau basa kuat merupakan basa atau asam konjugasi yang sangat lemah, tidak dapat
bereaksi dengan air, Dalam hubungan ini, air dapat berlaku baik sebagai asam maupun sebagai
basa. Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air. Hidrolisis
garam merupakan reaksi asam lemah atau basa lemah dari suatu garam dengan air. Menurut konsep
hidrolisis, komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah
bereaksi dengan air (terhidrolisis). Hal ini berdasarkan pada konsep dalam teori asam-basa
Bronsted-Lowry mengenai pasangan asam basa konjugasi. Menurut teori Bronsted-Lowry, semakin
kuat suatu asam, maka semakin lemah basa konjugasinya. Demikian juga semakin lemah suatu
asam, maka semakin kuat basa konjugasinya. Hal yang serupa juga berlaku untuk basa dan asam
konjugasinya. Jadi, hidrolisis garam dapat terjadi jika setidaknya salah satu dari komponen-
komponennya adalah asam lemah atau basa lemah. Hidrolisis sebagian (partial) terjadi jika salah
satu komponen garam berasal dari asam atau basa lemah. Hidrolisis total terjadi jika kedua
komponen garam berasal dari asam lemah dan basa lemah. Hidrolisis kation menghasilkan ion
H3O+, sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH.
Garam merupakan senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion sisa asam. Kation
garam dapat dianggap berasal dari suatu basa, sedangkan anionnya berasal dari suatu asam. Jadi,
setiap garam mempunyai komponen basa (kation) dan komponen asam (anion).
Contoh :
Natrium klorida (NaCl) terdiri dari kation Na+ yang dapat dianggap bersal dari
LABORATORIUM DASAR BERSAMAKIMIA FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYANAMA : MUMTIKANAH
NIM : 06101381320029SHIFT : KAMIS 10.00 - 12.00
NaOH, dan anion Cl- yang berasal dari HCl.
NaOH(aq) + HCl (aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Di dalam air, NaCl terdapat sebagai ion-ion yang terpisah.
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Sebagian asam dan basa tergolong elektrolit kuat, sedangkan sebagian lainnya tergolong elektrolit
kuat.
Contoh Asam – Asam kuat : HCl (Asam klorida), HNO3 (Asam Nitrat),
H2SO4 (Asam sulfat), HBr (Asam bromida), HI (Asam iodida), HClO3 (Asam
klorat), HClO4 (Asam perklorat).
Contoh Basa – basa kuat : LiOH (Litium hidroksida), NaOH (Natrium
hidroksida), KOH (Kalium hidroksida), Ca(OH)2 (Kalsium hidroksida), RbOH
(Rubidium hidroksida), Sr(OH)2 (Stronsium hidroksida), CsOH (Secium hidroksida),
Ba(OH)2 (Barium hidroksida)
Contoh Asam – asam lemah : asam asetat (CH3COOH), asam benzoate
(C6H5COOH), asam format (CHOOH), asam sianida (HCN), asam fluroida (HF).
Contoh Basa Lemah : NH4OH, Al(OH)3.
Sifat-sifat larutan garam berdasarkan kekuatan relatif asam-basa penyusunnya :
Larutan garam yang bersifat netral yaitu garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat
atau terbentuk dari asam lemah dan basa lemah. Contoh : NaCl , CH3COONH4
Larutan garam yang bersifat asam yaitu garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa
lemah. Contoh : NH4Cl, Al2(SO4)3
Larutan garam yang bersifat basa yaitu garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam
lemah. Contoh : CH3COONa, Na2CO3
Larutan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah dapat bersifat asam, basa,
netral.Karena garam ini terhidrolisis sempurna, maka harga pH bukan tergantung pada
konsentrasi garamnya, tetapi bergantung pada harga Ka dan Kb-nya.
Garam terdiri dari 4 jenis
Terbentuk dari asam kuat dan basa kuat ,bersifat netral contohnya NaCl,K2SO4
Terbentuk dari asam kuat dan basa lemah ,bersifat asam, contohnya NH4Cl dan Al2(SO4)3
Terbentuk dari asam lemah dan basa kuat, bersifat basa, contohnya
CH3COONa,HCOOK,Na2CO3
Terbentuk dari asam lemah dan basa lemah, sifatnya tergantung harga Ka dan Kb,
contohnya (NH4)2CO3
LABORATORIUM DASAR BERSAMAKIMIA FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYANAMA : MUMTIKANAH
NIM : 06101381320029SHIFT : KAMIS 10.00 - 12.00
Sifat asam, netral, atau basa larutan garam ditentukan oleh reaksi hidrolisis baik kation atau
anion garam tersebut. Kation garam dapat dianggap berasal dari suatu basa, sedangkan anionnya
berasal dari suatu asam. Jadi, setiap garam mempunyai komponen basa (kation) dan komponen
asam (anion). Apabila kation yang terhidrolisis maka akan dihasilkan larutan yang bersifat asam.
Bila anion yang terhirolisis maka akan dihasilkan larutan yang bersifat basa, dan bila kation atau
anion yang terhidrolisis maka sifatnya ditentukan oleh nilai Ka dan Kb, nilai yang paling besar
menentukan sifat larutannya.
Dalam masalah asam basa kimia yang telah dijelaskan pada artikel asam basa kimia , kita
akan mengenal beberapa jenis penggolongan asam dan basa menurut beberapa definisi. Sedangkan
untuk perhitungan asam dan basa dalam kimia bisa dilihat pada artikel perhitungan asam basa.
Asam dan Basa memiliki tingkat kekuatan yang berbeda beda. tingkat keasaaman dapat diukur
dengan pH. secara umum pH memiliki range dari 1 – 14. semakin rendah pH maka asam akan
semakin kuat dan semakin tinggi pH maka tingkat keasaman akan semakin rendah(semakin basa).
pH bisa diukur menggunakan Indikator asam basa seperti yang dijelaskan pada artikel indikator
asam basa. Sehingga dalam asam dan basa kita akan mengenal mengenai asam kuat dan basa kuat.
Asam Kuat:
1. Asam klorida (HCl)
2. Asam nitrat (HNO3)
3. Asam sulfat (H2SO4)
4. Asam bromida (HBr)
5. Asam iodida (HI)
6. Asam klorat (HClO3)
7. Asam perklorat (HClO4)
Basa kuat :
1. Litium hidroksida (LiOH)
2. Natrium hidroksida (NaOH)
3. Kalium hidroksida (KOH)
4. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
5. Rubidium hidroksida (RbOH)
6. Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
7. Sesium hidroksida (CsOH)
8. Barium hidroksida (Ba(OH)2)
9. Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
LABORATORIUM DASAR BERSAMAKIMIA FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYANAMA : MUMTIKANAH
NIM : 06101381320029SHIFT : KAMIS 10.00 - 12.00
10. Berilium hidroksida Be(OH)2)
Kita telah melihat bahwa larutan garam ada yang bersifat asam, bersifat basa atau bersifat
netral Sebagai contoh, larutan NH4C1 ternyata bersifat asam. sifat asam atau basa suatu larutan
bergantung pada perbandingan konsentrasi ion H+ dengan konsentrasi ion OH-. Mungkin Anda akan
bertanya, mengapa larutan NH4C1 bersifat asam([H+]>[0H-])? Bukankah NH4C1 dalam air hanya
menghasilkan ion NH4 dan ion Cl-.Sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis.
Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis berasal
dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti peruraian). Menurut konsep ini, komponen
garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air
(terhidrolisis). Hidrolisis kation menghasilkan ion H30+ (H+), sedangkan hidrolisis anion
menghasilkan ion hidroksida (OH-) menunjukkan larutan itu bersifat basa, (b) warna kuning dari
bromkresol-hijau dalam larutan NaHSO4 menunjukkan larutan ini bersifat asam.
Larutan garam ini bersifat netral. Sebagai contoh, reaksi netralisasi antara NaOH dan HCl
menghasilkan garam NaCl. Didalam air, NaCl terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan Cl-.
Garam dengan komposisi ini tidak mengalami hidrolisis, hal ini disebabkan karena tidak terjadi
interaksi antara ion-ion garam dengan air, seperti reaksi dibawah ini:
NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
basa kuat + asam kuat menghasilkan larutan netral
NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion Cl- juga berasal dari asam kuat, jadi kedua ion tersebut
merupakan asam dan basa Bronsted-Lowry lemah sehinga keduanya tidak bereaksi dalam air (tidak
terhidrolisis). Oleh karena itu larutan bersifat netral atau pH = 7. Jadi perlu diingat bahwa hidrolisis
terjadi pada campuran antara asam/basa kuat dengan asam/basa lemah atau sesama asam dan basa
lemah. Hidrolisis tidak terjadi pada garam netral dari campuran asam dan basa kuat.
Daftar Pustaka
Nestia.2011. Materi. (Online) http://nestia1f008046.blogspot.com/p/materi.html (Diakses pada
tanggal 13 April 2015)
Mutiara.2012.Makalah Hidrolisis Garam (Online) http://www.chayoy.com/2012/04/makalah-
hidrolisis-garam.html (Diakses pada tanggal 13 April 2015)
Pratama, Jerry.2010.Garam yang berasal dari As0am Kuat dan Basa Kuat (Online)
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/garam-yang-berasal-dari-
asam-kuat-dan-basa-kuat/ (Diakses pada tanggal 13 April 2015)