prediksi arus pasang surut perairan natuna menggunakan aplikasi sms 10 di nusantara earth...
DESCRIPTION
Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnyapermukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasidan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari.Proses terjadinya pasang surut tidak hanya membawa massa air tetapi jugamembawa sedimen. Pengendapan sedimen dalam jumlah banyak akanmenyebabkan pendangkalan pada pelabuhan. Setiap pelabuhan selalumelakukan pengerukan sedimen untuk mencegah pendangkalan. Pengerukansedimen pelabuhan mayoritas berdasarkan data beberapa titik lapangan sajasehingga pendangkalan masih sering terjadi. Faktor ini yang mendasari perlunyametode pemodelan arus pasang surut untuk mengetahui transportasi sedimensehingga pengerukan sedimen dapat dilakukan secara maksimal.Mengetahui pasang surut dapat dilakukan dengan metode manual yaitumenggunakan tide staff. Cara pengamatannya dengan meletakan tide staff padaperairan, lalu diamati dengan berkala untuk mengetahui titik terendah dan tertinggipasang surut. Namun, menggunakan metode manual membutuhkan waktu yangsangat lama untuk memprediksi arus pasang surut karena luasan laut sangat luasdan perhitungan menggunakan metode manual membutuhkan waktu setidaknya15 hari. Terdapat metode baru dengan pemodelan arus pasang surutmenggunakan perangkat lunak Surface Modelling System (SMS) 10.SMS 10 merupakan perangkat lunak yang dapat memodelkan arus pasangsurut dengan hasil 2D. SMS 10 dapat memodelkan arus pasang surut di setiapdetik, menit dan jam. SMS 10 juga dapat memodelkan arus pasang surut denganoutput berupa video. Adanya output berupa video akan mempermudah oranguntuk memahami informasi pola arus pasang surut di Perairan Natuna. Kecepatanarus pasang surut di Perairan Natuna berkisar 0-2.56 m/s. Adanya pemodelanarus pasang surut di Perairan Natuna akan mempermudah mengetahui titik-titikendapan sedimen yang meyebabkan pendangkalan.Pengolahan data pola arus pasang surut menggunakan SMS 10 dilakukandi NEOnet-Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA). Tujuanutama dari PKM adalah untuk mengetahui cara pengolahan data arus pasangsurut menggunakan SMS 10 di Perairan Natuna. Pelaksanaan Praktek KerjaMagang dilaksanakan pada libur semester genap selama 30 hari terhitung padatanggal 18 Agustus 2015 s/d 25 September 2015. Praktek Kerja Magang diNEOnet beroperasi pada hari Senin-Jumat pada pukul 08:00-17:00.TRANSCRIPT
PREDIKSI ARUS PASANG SURUT PERAIRAN NATUNA MENGGUNAKAN APLIKASI SMS 10 DI NUSANTARA EARTH OBSERVATION NETWORK
(NEONET) PTISDA-BPPT, JAKARTA PUSAT
PRAKTEK KERJA MAGANG PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN NIM. 125080601111045
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2015
PREDIKSI ARUS PASANG SURUT PERAIRAN NATUNA MENGGUNAKAN APLIKASI SMS 10 DI NUSANTARA EARTH OBSERVATION NETWORK
(NEONET) PTISDA-BPPT, JAKARTA PUSAT
LAPORAN PRAKTEK KERJA MAGANG PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN
NIM. 125080601111045
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2015
i
PRAKTEK KERJA MAGANG
PREDIKSI ARUS PASANG SURUT PERAIRAN NATUNA MENGGUNAKAN
APLIKASI SMS 10 DI NUSANTARA EARTH OBSERVATION NETWORK (NEONET) PTISDA-BPPT, JAKARTA PUSAT
Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN
NIM. 125080601111045
Telah dipertahankan didepan penguji
pada tanggal 30 November 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Dosen Penguji,
(M.A Zainul Fuad, S. Kel., M.Sc) (Muliawati Handayani, S. Pi., M. Sc)
NIP. 19801005 200501 1 002 NIK. 20130988 1005 2001
Tanggal: ............................. Tanggal: .............................
Mengetahui,
Ketua Jurusan
(Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP)
NIP. 19630608 198703 1 003
Tanggal: ................................
ii
RINGKASAN
LIUTA YAMANO ADEN. Prediksi Arus Pasang Surut Perairan Natuna Menggunakan Aplikasi SMS 10 di Nusantara Earth Observation Network (NEOnet) PTISDA-BPPT, Jakarta Pusat. Di bawah bimbingan M.A Zainul Fuad dan Awaluddin.
Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari. Proses terjadinya pasang surut tidak hanya membawa massa air tetapi juga membawa sedimen. Pengendapan sedimen dalam jumlah banyak akan menyebabkan pendangkalan pada pelabuhan. Setiap pelabuhan selalu melakukan pengerukan sedimen untuk mencegah pendangkalan. Pengerukan sedimen pelabuhan mayoritas berdasarkan data beberapa titik lapangan saja sehingga pendangkalan masih sering terjadi. Faktor ini yang mendasari perlunya metode pemodelan arus pasang surut untuk mengetahui transportasi sedimen sehingga pengerukan sedimen dapat dilakukan secara maksimal.
Mengetahui pasang surut dapat dilakukan dengan metode manual yaitu menggunakan tide staff. Cara pengamatannya dengan meletakan tide staff pada perairan, lalu diamati dengan berkala untuk mengetahui titik terendah dan tertinggi pasang surut. Namun, menggunakan metode manual membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memprediksi arus pasang surut karena luasan laut sangat luas dan perhitungan menggunakan metode manual membutuhkan waktu setidaknya 15 hari. Terdapat metode baru dengan pemodelan arus pasang surut menggunakan perangkat lunak Surface Modelling System (SMS) 10.
SMS 10 merupakan perangkat lunak yang dapat memodelkan arus pasang surut dengan hasil 2D. SMS 10 dapat memodelkan arus pasang surut di setiap detik, menit dan jam. SMS 10 juga dapat memodelkan arus pasang surut dengan output berupa video. Adanya output berupa video akan mempermudah orang untuk memahami informasi pola arus pasang surut di Perairan Natuna. Kecepatan arus pasang surut di Perairan Natuna berkisar 0-2.56 m/s. Adanya pemodelan arus pasang surut di Perairan Natuna akan mempermudah mengetahui titik-titik endapan sedimen yang meyebabkan pendangkalan.
Pengolahan data pola arus pasang surut menggunakan SMS 10 dilakukan di NEOnet-Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA). Tujuan utama dari PKM adalah untuk mengetahui cara pengolahan data arus pasang surut menggunakan SMS 10 di Perairan Natuna. Pelaksanaan Praktek Kerja Magang dilaksanakan pada libur semester genap selama 30 hari terhitung pada tanggal 18 Agustus 2015 s/d 25 September 2015. Praktek Kerja Magang di NEOnet beroperasi pada hari Senin-Jumat pada pukul 08:00-17:00.
Kata kunci : Pasang surut, Pemodelan, SMS 10.
iii
PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Liuta Yamano Aden
NIM : 125080601111045
Prodi : Ilmu Kelautan
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa dalam
Laporan Praktek Kerja Magang ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri yang dibimbing oleh pembimbing di NEOnet PTISDA-BPPT dan dosen
pembimbing Praktek Kerja Magang. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya yang pernah ditulis, pendapat, atau dibentuk orang lain kecuali
yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan ini adalah
hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 1 Desember 2015
Mahasiswa
Liuta Yamano Aden
NIM. 125080601111045
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Magang yang berjudul “Prediksi Arus Pasang Surut Perairan Natuna
Menggunakan Aplikasi SMS 10 di NEOnet PTISDA-BPPT, Jakarta Pusat”. Tujuan
penyusunan Laporan ini adalah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Brawijaya.
Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan Laporan ini tidak luput dari
kekurangan. Semoga Laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Malang, 22 Oktober 2015
Penulis
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada beberapa pihak atas
dukungan dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang, sehingga penulisan
Laporan diberi kelancaran. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
2. Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP selaku ketua jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan.
3. M.A Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan, bimbingan,
serta ilmu selama penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang ini.
4. Awaludin, S.Pi selaku pembimbing di NEOnet PTISDA yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan, bimbingan,
serta ilmu selama penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang ini.
5. Djoko Nugroho, ST., MT selaku Pimpinan NEOnet dan Staff/Pegawai
NEOnet PTISDA dalam memberikan informasi dan penjelasan yang
diperlukan dalam menyusun Laporan Praktek Kerja Magang.
6. Kedua orangtua H. Agus Mataliu, SH dan Hj. Sri Rachmawati, SE yang
telah mendoakan, memberi motivasi, dan dukungan moral selama
melakukan kegiatan Praktek Kerja Magang.
7. Rendy Vidya Wibisono, M. Abdul Ghofur Al Hakim, Irham Tovani dan
Abiyoso Purnomosakti yang telah banyak membantu dalam kegiatan
Praktek Kerja Magang.
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN ....................................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINILITAS .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 3
BAB II METODOLOGI......................................................................................... 4
2.1 Lokasi Praktek Kerja Magang .................................................................... 4
2.2 Waktu Praktek Kerja Magang ..................................................................... 5
2.3 Prosedur Praktek Kerja Magang ................................................................ 5
BAB III HASIL ..................................................................................................... 7
3.1 Profil Instansi ............................................................................................. 7
3.1.1 Pimpinan BPPT Tahun 1974-2015 ...................................................... 7
3.1.2 Fungsi BPPT ....................................................................................... 9
3.1.3 Visi BPPT .......................................................................................... 10
3.1.4 Misi BPPT ......................................................................................... 10
3.1.5 Struktur Organisasi BPPT ................................................................. 11
3.1.6 Lokasi BPPT ..................................................................................... 12
3.1.7 Keadaan Umum NEOnet-PTISDA ..................................................... 12
3.1.8 Visi NEOnet-(PTISDA) ...................................................................... 13
3.1.9 Misi NEOnet-PTISDA ........................................................................ 13
vii
3.1.10 Struktural NEOnet-PTISDA ............................................................. 14
3.2 Partisipasi Aktif ........................................................................................ 15
3.2.1 Observasi .......................................................................................... 15
3.2.2 Wawancara ....................................................................................... 15
3.2.3 Domain Pengolahan Arus Pasang Surut ........................................... 17
3.2.4 Data Mentah Batimetri Pengolahan Arus Pasang Surut .................... 17
3.2.3 Skema Kerja Prediksi Arus Pasang Surut ......................................... 19
3.2.4 Proses Modelling Arus Pasang Surut ................................................ 21
3.2.4.1 Proses Pengolahan Domain ....................................................... 21
3.2.4.2 Proses Pengelolahan Peta Batimetri .......................................... 26
3.2.4.3 Proses Pengolahan Data Menggunakan SMS 10 ....................... 31
3.2.5 Hasil Modelling Arus Pasang Surut di Wilayah Perairan Natuna ....... 48
3.3 Kendala dan Saran .................................................................................. 57
3.4 Kesimpulan .............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59
LAMPIRAN ........................................................................................................ 60
Lampiran Kartu Kegiatan PKM ....................................................................... 60
Lampiran Surat Telah Melakukan Praktek Kerja Magang ............................... 61
Lampiran Sertifikat Praktek Kerja Magang ..................................................... 63
Lampiran Catatan Harian Kegiatan ................................................................ 64
Lampiran Dokumentasi .................................................................................. 68
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Mentah Batimetri .......................................................................... 17
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lokasi Praktek Kerja Magang ............................................................. 4
Gambar 2 Prof. Dr. Ing B. J. Habibie.................................................................... 8
Gambar 3 Prof. Rahardi Ramelan ........................................................................ 8
Gambar 4 Prof. Dr. Zuhal MSEE .......................................................................... 8
Gambar 5 Dr. A. S. Hikam ................................................................................... 8
Gambar 6 Ir. M. Hatta Rajasa .............................................................................. 8
Gambar 7 Dr. Kusmayanto Kadiman ................................................................... 8
Gambar 8 Prof. Ir. Said D. Jenie, Sd. C ............................................................... 8
Gambar 9 Dr. Ir. Marzan A. iskandar ................................................................... 8
Gambar 10 Dr. Ir Unggul Priyanto, Msc ............................................................... 9
Gambar 11 Struktur Organisasi BPPT ............................................................... 11
Gambar 12 Lokasi BPPT, Jakarta Pusat ............................................................ 12
Gambar 13 Lokasi BPPT, Serpong .................................................................... 12
Gambar 14 Ruangan Rapat PTISDA-NEOnet ................................................... 13
Gambar 15 Domain ........................................................................................... 17
Gambar 16 Tampilan utama Global Mapper ...................................................... 21
Gambar 17 Tampilan proses penginputan file Indonesia.shp ............................. 22
Gambar 18 Tampilan wilayah Perairan Natuna .................................................. 22
Gambar 19 Tampilan proses selection wilayah Perairan Natuna ....................... 23
Gambar 20 Tampilan open conrol center ........................................................... 23
Gambar 21 Tampilan data koordinat domain menggunakan metadata .............. 24
Gambar 22 Tampilan feature information ........................................................... 24
Gambar 23 Tampilan koordinat domain ............................................................. 25
Gambar 24 Tampilan export domain .................................................................. 25
Gambar 25 Tampilan data Indonesia.shp .......................................................... 26
x
Gambar 26 Tampilan data Natuna.shp .............................................................. 26
Gambar 27 Tanpilan penggabungan shapefile .................................................. 27
Gambar 28 Tampilan website topex................................................................... 27
Gambar 29 Tampilan data batimetri ................................................................... 28
Gambar 30 Tampilan data batimetri dengan pemberian longitude, laltitude dan
kedalaman ......................................................................................................... 28
Gambar 31 Tampilan grid data .......................................................................... 29
Gambar 32 Tampilan input data batimetri .......................................................... 29
Gambar 33 Tampilan pengaturan contour pada surfer ....................................... 30
Gambar 34 Tampilan export data menjadi JPEG ............................................... 30
Gambar 35 Proses Pengisian Koordinat ............................................................ 31
Gambar 36 Tampilan register image .................................................................. 31
Gambar 37 Tampilan coordinate transformation ................................................ 32
Gambar 38 Tampilan redistribute vertices.......................................................... 32
Gambar 39 Proses merapikan hasil digitasi ....................................................... 33
Gambar 40 Proses pengisian data kedalaman .................................................. 33
Gambar 41 Proses membuat scatter ................................................................. 34
Gambar 42 Proses membuat scatter batimetri ................................................... 34
Gambar 43 Proses membuat scatter garis pantai .............................................. 35
Gambar 44 Proses membuat scatter pulau ........................................................ 35
Gambar 45 Proses delete node ......................................................................... 36
Gambar 46 Proses memilih model ADCRIC ...................................................... 36
Gambar 47 Proses memilih tipe node ................................................................ 37
Gambar 48 Proses build poligon dan membuat node ........................................ 37
Gambar 49 Proses menyambung garis polygon dengan garis pantai ................ 38
Gambar 50 Proses menghapus node pada polygon .......................................... 38
Gambar 51 Hasil setelah polygon dihapus ......................................................... 39
xi
Gambar 52 Proses memilih tipe attributes ......................................................... 39
Gambar 53 Proses build polygon ....................................................................... 40
Gambar 54 Proses membuat mesh dan renumber ............................................ 40
Gambar 55 Tampilan general pada ADCIRC .................................................... 41
Gambar 56 Tampilan timing pada ADCIRC ....................................................... 41
Gambar 57 Tampilan files pada ADCIRC .......................................................... 42
Gambar 58 Tampilan input parameter pasang surut .......................................... 42
Gambar 59Tampilan hasil input parameter pasang surut ................................... 43
Gambar 60 Proses run model ADCIRC ............................................................. 43
Gambar 61 Tampilan membuka file fort 63 ........................................................ 44
Gambar 62 Tampilan membuka file fort 64 ........................................................ 44
Gambar 63 Setting mesh data Contours ............................................................ 45
Gambar 64 Setting mesh data 2D Mesh ............................................................ 45
Gambar 65 Setting mesh data Vectors .............................................................. 46
Gambar 66 Setting mesh data Map ................................................................... 46
Gambar 67 Setting mesh data contours ............................................................. 47
Gambar 68 Setting mesh data scatter-scatter .................................................... 47
Gambar 69 Hasil Velocity .................................................................................. 48
Gambar 70 Hasil Water Surface Elevation ......................................................... 48
Gambar 71 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 49
Gambar 72 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 49
Gambar 73 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 50
Gambar 74 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 50
Gambar 75 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 50
Gambar 76 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 51
Gambar 77 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 51
Gambar 78 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 51
xii
Gambar 79 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 52
Gambar 80 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 52
Gambar 81 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 52
Gambar 82 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 53
Gambar 83 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 53
Gambar 84 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 53
Gambar 85 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 54
Gambar 86 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 54
Gambar 87 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 54
Gambar 88 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 55
Gambar 89 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 55
Gambar 90 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 55
Gambar 91 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 56
Gambar 92 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 56
Gambar 93 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 56
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi
dan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari.
Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh dan
ukurannya lebih kecil. Faktor non-astronomi yang mempengaruhi pasang surut
terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan
topografi dasar perairan (Musrifin, 2011).
Pada umumnya, data pasut dapat digunakan untuk menetapkan ketinggian
patok titik ikat (titik referensi) geodesi dalam rangka pengembangan wilayah
perairan serta pembuatan peta topografi. Titik ikat utama berupa peil, yang
dipasang di tepi pantai, biasanya di daerah pelabuhan. Ada beberapa definisi
muka air yang digunakan sebagai tinggi referensi, antara lain yang sering
digunakan yaitu muka air tertinggi untuk perencanaan elevasi bangunan-
bangunan pelabuhan agar tetap aman (Rachmayanti, 2010).
Pasang-surut (pasut) di suatu tempat tidak hanya bergantung pada posisi
bulan dan matahari saja, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor-faktor setempat
seperti, keadaan geografi, massa daratan, arah angin, gesekan dengan dasar laut,
kedalaman, relief dasar laut, dan viskositas air di lokasi tersebut. Semua faktor ini
dapat mempercepat atau memperlambat datangnya air. Selain itu juga faktor non
astronomi yang mempengaruhi pasang surut terutama di perairan semi tertutup
seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan (Hutabarat
dan Evans, 1985).
Pada proses terjadinya pasang surut terdapat gerakan arus. Arus
merupakan gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke tempat yang lain. Arus
2
laut terjadi dimana saja di laut. Pada hakekatnya, energi yang menggerakkan
massa air laut tersebut berasal dari matahari. Adanya perbedaan pemanasan
matahari terhadap permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan energi yang
diterima permukaan bumi. Perbedaan ini menimbulkan fenomena arus laut dan
angin yang menjadi mekanisme untuk menyeimbangkan energi di sekuruh muka
bumi. Kedua fenomena ini juga saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Angin
merupakan salah satu gaya utama yang menyebabkan timbulnya arus laut selain
gaya yang timbul akibat dari tidak samanya pemanasan dan pendinginan air laut
(Azis, 2006).
Pasang surut merupakan gerakan naik turun permukan air yang
dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari. Proses terjadinya pasang surut
tidak hanya membawa massa air tetapi juga membawa sedimen. Pengendapan
sedimen dalam jumlah banyak akan menyebabkan pendangkalan pada
pelabuhan. Setiap pelabuhan selalu melakukan pengerukan sedimen untuk
mencegah pendangkalan. Pengerukan sedimen pelabuhan mayoritas
berdasarkan data beberapa titik lapangan saja sehingga pendakalan masih sering
terjadi. Faktor ini yang mendasari perlunya metode pemodelan arus pasang surut
untuk mengetahui transportasi sedimen sehingga pengerukan sedimen dapat
dilakukan secara maksimal.
Mengetahui pasang surut dapat dilakukan dengan metode manual yaitu
menggunakan tide staff. Cara pengamatannya dengan meletakan tide staff pada
perairan, lalu diamati dengan berkala untuk mengetahui titik terendah dan tertinggi
pasang surut. Namun, menggunakan metode manual membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk memprediksi arus pasang surut karena luasan laut sangat luas
dan perhitungan menggunakan metode manual membutuhkan waktu setidaknya
15 hari. Terdapat metode baru dengan pemodelan arus pasang surut
menggunakan perangkat lunak Surface Modelling System (SMS) 10.
3
SMS 10 merupakan perangkat lunak yang dapat memodelkan arus pasang
surut dengan hasil 2D. SMS 10 dapat memodelkan arus pasang surut di setiap
detik, menit dan jam. SMS 10 juga dapat memodelkan arus pasang surut dengan
output berupa video. Adanya output berupa video akan mempermudah orang
untuk memahami informasi pola arus pasang surut di Perairan Natuna.
Pengolahan data pola arus pasang surut menggunakan SMS 10 dilakukan di
NEOnet-Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA).
PTISDA merupakan salah satu pusat yang berada dibawah Kedeputian
bidang teknologi pengembangan sumber daya alam. Tujuan utamanya adalah
untuk mensosialisasikan produk-produk inovasi, seperti perangkat lunak SIKBES-
IKAN atau sistim penjejak ikan cerdas, BELFOS dan Perangkat lunak
HyperSRISoft (model prediksi produktivitas padi berbasis teknologi hiperspektral
dan machine learning. Selain itu PTISDA merupakan bidang yang memiliki sumber
daya manusia yang handal dan multi-keilmuan sehingga mampu melakukan
prediksi arus pasang surut menggunakan SMS 10. Itu sebabnya pengelolahan
data prediksi pasang surut di Perairan Natuna di lakukan di NEOnet-(PTISDA).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Magang adalah mengetahui cara
pengolahan data arus pasang surut menggunakan aplikasi SMS 10 di Perairan
Natuna.
4
BAB II METODOLOGI
2.1 Lokasi Praktek Kerja Magang
Lokasi Praktek Kerja Magang di Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) Jalan MH. Thamrin 8, Jakarta Pusat 10340. Pada gedung satu
terdiri dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), Baruna Jaya, dan NEOnet. Pada
gedung dua terdiri dari PTISDA. PTISDA merupakan salah satu unit di BPPT yang
bergerak dibidang Pengkajian Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam. NEOnet
beroperasi di bawah PTISDA, Jakarta Pusat. Kegiatan Praktek Kerja Magang
dilaksanakan di NEOnet PTISDA-BPPT di lantai 20 gedung 1.
Gambar 1 Lokasi Praktek Kerja Magang
5
2.2 Waktu Praktek Kerja Magang
Pelaksanaan Praktek Kerja Magang dilaksanakan pada libur semester
genap di NEOnet PTISDA-BPPT, Jakarta Pusat selama 30 hari terhitung pada
tanggal 18 Agustus 2015 s/d 25 September 2015. Praktek Kerja Magang di
NEOnet beroperasi pada hari Senin-Jumat pada pukul 08:00-17:00.
2.3 Prosedur Praktek Kerja Magang
Prosedur kegiatan Praktek Kerja Magang merupakan langkah–langkah
untuk melakukan kegiatan secara berurutan dan sistematis. Kegiatan yang
pertama dilakukan adalah pengurusan surat survei, surat pengajuan PKM dan
pengajuan proposal. Surat survei, surat pengajuan PKM dan pengajuan proposal
digunakan sebagai syarat pertama untuk dapat melakukan kegiatan PKM di
instansi.
Pertama tiba di NEOnet, kegiatan yang dilakukan adalah perkenalan
karyawan dan ruangan. Pada hari selanjutnya adalah melakukan proses
pengolahan arus pasang surut dengan bimbingan Bapak Awaludin S.Pi. Ketika
pengelolahan arus pasang surut sudah dilakukan maka tahapan selanjutnya
adalah presentasi hasil. Presentasi hasil dilakukan di ruang diskusi dihadapan
ketua balai, pembimbing, karyawan, dan mahasiswa. Adanya presentasi hasil
tersebut dapat membantu mahasiswa dalam memperbaiki data hasil pengolahan
yang salah. Setelah presentasi hasil dan kritik saran diberikaan tahapan
selanjutnya adalah pengurusan berkas-berkas prakek kerja magang di instansi.
Berkas-berkas terdiri dari sertifikat, log book, kartu kegiatan praktek kerja magang,
berkas nilai dari pembimbing dan surat tanda kegiatan praktek magang di NEOnet.
6
Adapun diagram alur prosedur Praktek Kerja Magang sebagai berikut:
Tanya jawab kepada
pembimbing sebagai informasi tambahan
Pengurusan surat survei dan surat pengajuan PKM
Proposal
Survei
Kegiatan PKM
Data Sekunder Data Primer
Observasi Wawancara Literatur Tutorial SMS 10
Mengamati kegiatan
pembimbing
Melakukan modelling pasang
surut menggunakan perangkat lunak
SMS 10
Langkah – langkah modelling pasang
surut
Informasi pendukung dari
jurnal untuk menunjang modelling
pasang surut
Partisipasi
Hasil
7
BAB III HASIL
3.1 Profil Instansi
BPPT adalah lembaga non-depatermen yang berada dibawah koordinasi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas pemerintahan di
bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Proses pembentukan BPPT bermula
dari gagasan mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J Habibie pada
tanggal 28 Januari 1974. Surat keputusan no.76/M.1974 tanggal 5 Januari 1974
Prof. Dr. Ing B.J Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah di bidang
advance dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada
Presiden (BPPT, 1974).
Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina
No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi
Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25
tanggal 21 Agustus 1978. Diperbaharui dengan Surat Keputusan Presiden No.47
tahun 1991.
3.1.1 Pimpinan BPPT Tahun 1974-2015
Pimpinan adalah seorang atasan yang memberikan pengaruh pada
perilaku bawahan. Pimpinan merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam
keberlangsungan program/kegiatan. Seseorang ditunjuk sebagai pimpinan ketika
seseorang tersebut memiliki prestasi dan komunikasi yang baik. Berikut daftar
pimpinan BPPT tahun 1974-2015:
8
Pimpinan BPPT tahun 1974-2015
1974-1998 1998-1998
1998-1999 1999-2001
2001-2004 2004-2006
2006-2008 2008 -2014
Gambar 3 Prof. Rahardi Ramelan
Gambar 4 Prof. Dr. Zuhal MSEE Gambar 5 Dr. A. S. Hikam
Gambar 6 Ir. M. Hatta Rajasa Gambar 7 Dr. Kusmayanto Kadiman
Gambar 8 Prof. Ir. Said D. Jenie, Sd. C Gambar 9 Dr. Ir. Marzan A. iskandar
Gambar 2 Prof. Dr. Ing B. J. Habibie
9
3.1.2 Fungsi BPPT
Tugas pokok BPPT adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Menurut BPPT, (1974) adapun fungsi dari
BPPT yaitu :
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan
penerapan teknologi.
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT.
3. Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi
pemerintah dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi
dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas, serta
membina alih teknologi.
4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di
bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.
BPPT memiliki wewenang yang melekat dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu :
2014-sekarang
Gambar 10 Dr. Ir Unggul Priyanto, Msc
10
1. Penyusunan rencana nasional secara makri di bidangnya.
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro.
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya.
4. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan
penerapan teknologi.
5. Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan melaksanakan audit
teknologi.
3.1.3 Visi BPPT
Adapun visi dari badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
adalah pusat unggulan teknologi yang berdiri dengan layanan teknologi terkemuka
untuk mewujudkan kemandirian bangsa, peningkatan daya saing dan peningkatan
pelayanan publik (BPPT, 1974).
3.1.4 Misi BPPT
Adapun misi dari Badan Penkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang teknologi
agroindustri dan bioteknologi untuk menghasilkan inovasi dan layanan
teknologi melalui pengkajian, intermediasi, solusi, clearing house, dan
audit teknologi.
2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang teknologi
informasi, energi dan material untuk menghasilkan inovasi dan layanan
teknologi melalui pengkajian, intermediasi, solusi, clearing house, dan
audit teknologi.
11
3. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang teknologi
industri rancangan dan bangunan dan rekayasa untuk menghasilkan
inovasi dan layanan teknologi melalui pengkajian, intermediasi, solusi,
clearing house, dan audit teknologi.
3.1.5 Struktur Organisasi BPPT
Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-
unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa
adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda
yang dikoordinasikan. Adapun gambaran struktur organisasi di BPPT, Jakarta
Pusat pada gambar 10.
Gambar 11 Struktur Organisasi BPPT
12
3.1.6 Lokasi BPPT
BPPT memiliki dua tempat di Jakarta Pusat dan di Serpong. BPPT yang
bertempat di Jakara Pusat beralamat di JL. MH. Thamrin no. 8 Jakarta Pusat
10340.
Gambar 12 Lokasi BPPT, Jakarta Pusat
Gambar 13 Lokasi BPPT, Serpong
13
3.1.7 Keadaan Umum NEOnet-PTISDA
PTISDA merupakan salah satu unit di BPPT yang bergerak di bidang
Pengkajian Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam. PTISDA aktif dalam
pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang Penginderaan Jauh (Remote
Sensing), Sumber Daya Kelautan dan
Pesisir, Sistem Informasi Geografis, Sistem
Survey Terestris, dan Valuasi Sumber Daya
Alam (BPPT, 1974).
3.1.8 Visi NEOnet-(PTISDA)
Adapun visi pada NEOnet-PTISDA adalah memberikan informasi wilayah
Indonesia berbasis keruangan (spasial) secara cepat terkini (real time) dengan
resolusi tinggi (BPPT, 1974).
3.1.9 Misi NEOnet-PTISDA
Adapun misi pada NEOnet-PTISDA sebagai berikut :
1. Menjadikan NEOnet sebagai salah satu sumber informasi keruangan
yang handal dan terpercaya.
2. Menjadikan NEOnet sebagai salah satu simpul infrastruktur data
spasial Nasional (IDSN).
3. Menjadikan NEOnet sebagai salah satu simpul informasi kebumian
internasional.
Gambar 14 Ruangan Rapat PTISDA-NEOnet
14
3.1.10 Struktural NEOnet-PTISDA
Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian kerja yang dikoordinasi. Adapun gambaran struktural NEOnet-PTISDA
sebagai berikut:
Djoko Nugroho, ST., MT
Ketua/ Manager
Dr. Raditya Jati, SSi, MSi
Wakil Ketua/ Wakil
Manager
Azalea Eugenie, S.
Kom
Sekretaris/ Bendahara
Heru Dwi Wahyono, MEng
Zubaidi Rochman
Ruki Ardiyanto, ST
Tata Yudha Samodra
Anggota Bidang Aset dan
Jaringan
Ardhy Arbian, ST., MT
Ikhsan Nur Sulistiawan, ST
Hari Priyadi, ST
Fineza Illova, ST
Ir. Teguh Prayogo, MEng
Anggota Bidang Sistem Data
dan Aplikasi
Awaludin, S.Pi
Joko Widodo, SSi, MSi
Meuthia Djoharin, S.Kom.,
MM
Anggota Bidang Visualisasi dan
Komunikasi
Winarno, ST
Koordinator Bidang Aset
dan Jaringan
Dr. Yudi Adityawarman
Koordinator Bidang
Visualisasi dan
Komunikasi
Ir. Swasetyo Yulianto
Koordinator Bidang
Sistem Data dan
Aplikasi
15
3.2 Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama
kegiatan Praktek Kerja Magang berlangsung. Pada partisipasi aktif terjadi dua
arah. Komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang dilakukan untuk
mendapat informasi antara mahasiswa dengan pembimbing. Peranan partisipasi
aktif dapat membantu dari kedua belah pihak. Pada pemimbing mendapat bantuan
tenaga baru dan pada mahasiswa mendapatkan ilmu sebagai penunjang di dunia
kerja. Partisipasi aktif terbagi menjadi obervasi, wawancara dan proses modelling
arus pasang surut.
3.2.1 Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan, kejadian atau
kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti kemudian mencatat hasil
pengamatan untuk menunjang dalam proses modelling arus pasang surut. Pada
Praktek Kerja Magang, metode observasi dilakukan untuk mendapatkan data
tentang:
- Keadaan umum BPPT, Jakarta.
- Struktur organisasi BPPT, Jakarta.
- Keadaan umum NEOnet PTISDA-BPPT, Jakarta.
- Struktur organisasi NEOnet PTISDA-BPPT, Jakarta.
- Prediksi Arus Pasang Surut Perairan Natuna Menggunakan Aplikasi
SMS 10 di NEOnet PTISDA-BPPT, Jakarta Pusat”.
3.2.2 Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan antara pewawancara
16
dengan yang diwawancarai. Proses wawancara dapat dilakukan secara langsung
dan tidak langsung. Proses wawancara secara langsung adalah proses pengajuan
pertanyaan dengan bertemu dengan narasumber secara langsung sedangkan
proses wawancara secara tidak langsung adalah proses pengajuan pertanyaan
dengan media lain seperti telpon, whats up, team viewer dan email. Teknik
wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih mengenai proses
modelling pasang surut.
Wawancara dilakukan kepada Sally S. Ing Tata Yudha Samodra dan
Awaluddin S.Pi. Ibu Sally S. Ing menjelaskan bahwa, NEOnet berada di bawah
PTISDA dan ruangan NEOnet terdiri dari ruang tunggu, lobby, ruang diskusi, ruang
rapat, ruang karyawan, ruang sekertaris, ruang ketua, ruang server, ruang
mahasiswa dan ruang cetak. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai
informasi tambahan diprofil instansi.
Bapak Awaludin S.Pi menjelaskan bahwa, struktur organisasi BPPT dan
struktur organisasi NEOnet PTISDA. Selain itu Bapak Awaludin S.Pi menjelaskan
bahwa untuk mendapatkan data batimetri dapat download diwebsite topex. Tata
Yudha Samodra menjelaskan bahwa Leprovost digunakan sebagai parameter
pasang surut pada perangkat lunak SMS 10. Pada wawancara ini terdapat banyak
Informasi dari berbagai pihak. Informasi ini menunjang data-data yang terdapat
didalam laporan. Adanya informasi tambahan dari narasumber tentunya sangat
membantu dalam pengenalan tempat, karyawan dan pengolahan modelling arus
pasang surut dengan perangkat lunak SMS 10. Wawancara merupakan point
penting dalam penyelesaikan masalah yang muncul ketika proses pengolahan
data berlangsung.
17
3.2.3 Domain Pengolahan Arus Pasang Surut
Domain merupakan garis
pembatas daerah yang akan
digunakan dalam permodelan
prediksi arus pasang surut. Area:
4490 sq km, Bounds:
(107.9210002863, 3.5913149103,
108.4600253023, 4.2650961803)
merupakan informasi data
koordinat dan luasan domain.
Data domain memiliki informasi
data berupa koordinat yang
nantinya akan digunakan dalam
proses download data mentah
batimetri di website Topex.
3.2.4 Data Mentah Batimetri Pengolahan Arus Pasang Surut
Adapun 134 data mentah batimetri dari 11.768 yang didapat dari website Topex yaitu sebagai berikut:
Tabel 1 Data Mentah Batimetri
No Longitude Latitude Depth
1 107.72083 4.3041667 -55
2 107.72917 4.3041667 -56
3 107.7375 4.3041667 -57
4 107.74583 4.3041667 -57
5 107.75417 4.3041667 -57
6 107.7625 4.3041667 -58
7 107.77083 4.3041667 -58
8 107.77917 4.3041667 -59
9 107.7875 4.3041667 -59
10 107.79583 4.3041667 -58
11 107.80417 4.3041667 -58
12 107.8125 4.3041667 -57
13 107.82083 4.3041667 -57
14 107.82917 4.3041667 -56
15 107.8375 4.3041667 -55
16 107.84583 4.3041667 -54
17 107.85417 4.3041667 -53
No Longitude Latitude Depth
18 107.8625 4.3041667 -52
19 107.87083 4.3041667 -51
20 107.87917 4.3041667 -50
21 107.8875 4.3041667 -50
22 107.89583 4.3041667 -50
23 107.90417 4.3041667 -52
24 107.9125 4.3041667 -51
25 107.92083 4.3041667 -52
26 107.92917 4.3041667 -55
27 107.9375 4.3041667 -57
28 107.94583 4.3041667 -49
29 107.95417 4.3041667 -43
30 107.9625 4.3041667 -39
31 107.97083 4.3041667 -37
32 107.97917 4.3041667 -38
33 107.9875 4.3041667 -41
34 107.99583 4.3041667 -46
Gambar 15 Domain
18
No Longitude Latitude Depth
35 108.00417 4.3041667 -46
36 108.0125 4.3041667 -46
37 108.02083 4.3041667 -46
38 108.02917 4.3041667 -47
39 108.0375 4.3041667 -44
40 108.04583 4.3041667 -40
41 108.05417 4.3041667 -36
42 108.0625 4.3041667 -33
43 108.07083 4.3041667 -31
44 108.07917 4.3041667 -32
45 108.0875 4.3041667 -35
46 108.09583 4.3041667 -38
47 108.10417 4.3041667 -44
48 108.1125 4.3041667 -47
49 108.12083 4.3041667 -48
50 108.12917 4.3041667 -49
51 108.1375 4.3041667 -47
52 108.14583 4.3041667 -44
53 108.15417 4.3041667 -42
54 108.1625 4.3041667 -40
55 108.17083 4.3041667 -39
56 108.17917 4.3041667 -39
57 108.1875 4.3041667 -40
58 108.19583 4.3041667 -40
59 108.20417 4.3041667 -42
60 108.2125 4.3041667 -45
61 108.22083 4.3041667 -43
62 108.22917 4.3041667 -42
63 108.2375 4.3041667 -43
64 108.24583 4.3041667 -45
65 108.25417 4.3041667 -48
66 108.2625 4.3041667 -50
67 108.27083 4.3041667 -52
68 108.27917 4.3041667 -54
69 108.2875 4.3041667 -56
70 108.29583 4.3041667 -56
71 108.30417 4.3041667 -55
72 108.3125 4.3041667 -53
73 108.32083 4.3041667 -51
74 108.32917 4.3041667 -52
75 108.3375 4.3041667 -52
76 108.34583 4.3041667 -53
77 108.35417 4.3041667 -55
78 108.3625 4.3041667 -58
79 108.37083 4.3041667 -61
80 108.37917 4.3041667 -64
81 108.3875 4.3041667 -66
82 108.39583 4.3041667 -69
83 108.40417 4.3041667 -69
84 108.4125 4.3041667 -70
No Longitude Latitude Depth
85 108.42083 4.3041667 -71
86 108.42917 4.3041667 -73
87 108.4375 4.3041667 -74
88 108.44583 4.3041667 -76
89 108.45417 4.3041667 -77
90 108.4625 4.3041667 -79
91 108.47083 4.3041667 -81
92 108.47917 4.3041667 -81
93 108.4875 4.3041667 -81
94 108.49583 4.3041667 -82
95 108.50417 4.3041667 -83
96 108.5125 4.3041667 -81
97 108.52083 4.3041667 -78
98 108.52917 4.3041667 -76
99 108.5375 4.3041667 -72
100 108.54583 4.3041667 -69
101 108.55417 4.3041667 -65
102 108.5625 4.3041667 -61
103 108.57083 4.3041667 -58
104 108.57917 4.3041667 -56
105 108.5875 4.3041667 -55
106 108.59583 4.3041667 -53
107 107.72083 4.2958333 -55
108 107.72917 4.2958333 -57
109 107.7375 4.2958333 -58
110 107.74583 4.2958333 -59
111 107.75417 4.2958333 -59
112 107.7625 4.2958333 -59
113 107.77083 4.2958333 -59
114 107.77917 4.2958333 -60
115 107.7875 4.2958333 -60
116 107.79583 4.2958333 -59
117 107.80417 4.2958333 -58
118 107.8125 4.2958333 -58
119 107.82083 4.2958333 -57
120 107.82917 4.2958333 -56
121 107.8375 4.2958333 -55
122 107.84583 4.2958333 -54
123 107.85417 4.2958333 -53
124 107.8625 4.2958333 -53
125 107.87083 4.2958333 -52
126 107.87917 4.2958333 -51
127 107.8875 4.2958333 -50
128 107.89583 4.2958333 -49
129 107.90417 4.2958333 -50
130 107.9125 4.2958333 -50
131 107.92083 4.2958333 -51
132 107.92917 4.2958333 -53
133 107.9375 4.2958333 -53
134 107.94583 4.2958333 -47
19
3.2.3 Skema Kerja Prediksi Arus Pasang Surut
Skema Kerja adalah keseluruhan langkah yang berurutan dari proses awal
pembuatan hingga hasil. Skema kerja berfungsi sebagai mencatat point-point
penting dari proses awal hingga hasil. Terdapat tiga proses dalam mengolah arus
pasang surut. Proses pertama yang dilakukan dengan mengolah data dengan
perangkat lunak global mapper. Pada proses pertama bertujuan untuk
mendapatkan data domain. Proses kedua mengolah data menggunakan
perangkat lunak surfer. Pada proses kedua bertujuan untuk mendapatkan peta
batimetri beserta contournya. Proses ketiga mengolah data menggunakan
perangkat lunak SMS 10. Pada proses ketiga bertujun untuk menghasilkan data
arus pasang surut di Perairan Natuna.
Pada pembuatan domain diawali dengan menginput peta Indonesia
berformat shapefile. Domain merupakan data batasan yang memiliki informasi
berupa longitude dan latitude. Domain nantinya dijadikan sebagai bahan untuk
mengelola data batimetri pada tahap selanjutnya di surfer.
Pada pembuatan peta batimetri membutuhkan data mentah yang dapat
didownload di website topex. Proses download data batimetri membutuhkan nilai
koordinat yang sudah didapat dari domain. Data batimetri dan domain
digabungkan sehingga menghasilkan data peta batimetri wilayah perairan natuna
berformat JPEG. Data peta batimetri nantinya digunakan dalam proses
selanjutnya pada perangkat lunak SMS 10.
Pada pembuatan arus pasang surut membutuhkan bahan berupa peta
batimetri dengan format JPEG. Peta batimetri Perairan Natuna digunakan sebagai
proses awal berupa digitasi. Hasil proses digitasi nantinya digunakan dalam
proses selanjutnya untuk pembuatan scatter, mesh dan modelling pasang surut.
20
Adapun skema kerja keseluruhan proses mengelola arus pasang surut yaitu
sebagai berikut:
Input Indonesia.shp
Create Rectangular
Choose area
Open control center
Feature info tool
Copy to clipboard
Export file dalambentuk
shapefile
Domain
Bukawebsite topex
Input data koordinat
Download data
batimetri
Mengolahdata
batimetri
Input domainPenggabungandomain denganpeta batimetri
Export data
Peta baimetriPerairanNatuna
Input petabatimetriPerairanNatuna
Registrasi image
Digitasi Scatter
Delete nodeBuild
polygonMesh
Model ADCIRC
Setting model
Run model Save modelDisplay
option to mesh
Model aruspasang surut
PerairanNatuna
21
3.2.4 Proses Modelling Arus Pasang Surut
Pada proses modelling arus pasang surut menggunakan tiga perangkat
lunak yaitu global mapper, surfer dan SMS 10. Setiap perangkat lunak memiliki
peranan masing-masing dalam pengolahan data yang nantinya dijadikan sebagai
bahan pengolahan data diperangkat lunak lainnya. Pada perangkat lunak global
mapper inputnya berupa peta Indonesia berformat shapefile sedangkan outputnya
berupa domain. Pada perangkat lunak surfer inputnya berupa domain, peta
Indonesia dan peta batimetri sedangkan outputnya berupa peta batimetri Perairan
Natuna. Pada perangkat lunak SMS 10 inputnya berupa peta Perairan Natuna
sedangkan outputnya berupa modelling arus pasang surut Perairan Natuna.
3.2.4.1 Proses Pengolahan Domain
Pada proses pembuatan domain diawali dengan menginput peta
indonesia.shp. Lalu membuat kotak dengan create rectangular. Setelah itu pilih
open control center untuk mendapatkan koordinat domain. Kemudian export
domain dalam bentuk shapefile. Adapun tahapan-tahapan secara detail yaitu
sebagai berikut:
1. Pada tahap ini pilih open your own data files untuk menginput data
Indonesia.shp.
Gambar 16 Tampilan utama Global Mapper
22
2. Pada tampilan open berfungsi untuk memilih data yang akan digunakan
dalam perangkat lunak global mapper. Pada tampilan open pilih file
Indonesia.shp-open
3. Pada saat file Indonesia.shp terbuka maka tampil gambar peta Indonesia.
Tahap zooming bertujuan untuk memperbesar dan memperjelas daerah
yang akan diolah.
Gambar 17 Tampilan proses penginputan file Indonesia.shp
Gambar 18 Tampilan wilayah Perairan Natuna
23
4. Pada toolbar global mapper pilih create rectangular, lalu pilih daerah
wilayah Natuna. Create rectangular berfungsi untuk memberikan garis
domain pada Natuna. Pada modify feature info berikan nama pada kolom
name.
5. Pada toolbar global mapper pilih open conrol center, lalu hilangkan centang
pada file Indonesia.shp. Tahap uncheck pada open control center
bertujuan untuk menampilkan wilayah Natuna saja.
Gambar 19 Tampilan proses selection wilayah Perairan Natuna
Gambar 20 Tampilan open conrol center
24
6. Pada toolbar global mapper pilih metadata pada open control center. Lalu
copy to clipboard dan dipaste di notepad. Proses copy paste bertujuan
untuk mengetahui data west east longitude dan data north south latitude
pada domain.
7. Pada toolbar global mapper pilih feature info tool dan klik pada domain
maka keluar feature information.
Gambar 22 Tampilan feature information
Gambar 21 Tampilan data koordinat domain menggunakan metadata
25
8. Pada feature information klik copy to clipboard lalu di paste di notepad
untuk mengetahui batasan domain berupa longitude dan latitude.
9. Pada toolbar global mapper pilih file-export-export vector/lidar-shapefile.
Proses export domain bertujuan untuk mengubah format menjadi shp.
Gambar 23 Tampilan koordinat domain
Gambar 24 Tampilan export domain
26
3.2.4.2 Proses Pengelolahan Peta Batimetri
Pada proses pengolahan peta batimetri membutuhkan bahan data
kedalaman yang dapat di download di topex dan diolah data mentah menjadi peta
contour batimetri. Kemudian menginput data domain dan menggabung antara peta
batimetri dengan domain. Setelah itu export dalam format JPEG. Adapun tahapan-
tahapan secara detail yaitu sebagai berikut:
1. Pada toolbar Surfer terdapat pilihan base map. Pilih base map untuk
menginput peta Indonesia.shp dan domain Natuna.shp.
2. Pada toolbar surfer terdapat pilihan base map. Pilih base map untuk
menginput domain Natuna.shp
Gambar 25 Tampilan data Indonesia.shp
Gambar 26 Tampilan data Natuna.shp
27
3. Pada object manager pada surfer terdapat dua base map yaitu base map
Indonesia.shp dan base map domain natuna.shp. Kedua base map
tersebut digabung dengan cara drag Indonesia.shp ke natuna.shp, lalu klik
no ketika keluar surfer warning.
4. Tahap selanjutnya membutuhkan data mentah batimetri di wilayah
Perairan Natuna. Data mentah batimetri dapat download pada link
http://topex.ucsd.edu/cgi-bin/get_srtm30.cgi. Menginput koordinat sesuai
dengan koordinat domain yang disimpan pada notepad dan klik get data.
Gambar 27 Tanpilan penggabungan shapefile
Gambar 28 Tampilan website topex
28
5. Pada tampilan data mentah batimetri terdapat data longitude, latitude dan
kedalaman. Select all-Copy pada data mentah batimetri, lalu paste pada
notepad. Berikan tulisan longitude, latitude dan kedalaman pada bagian
atas data mentah batimetri.
6. Penulisan longitude, latitude dan kedalaman pada data mentah batimetri
bertujuan untuk membedakan antara data longitude, latitude dan
kedalaman.
Gambar 29 Tampilan data batimetri
Gambar 30 Tampilan data batimetri dengan pemberian longitude, laltitude dan kedalaman
29
7. Pada toolbar Surfer pilih grid-data-pilih data batimetri yang sudah diberi
longitude, latitude dan kedalaman. Pastikan data columns x,y,x berisikan
columns A,B,C. Pilih metode Kriging lalu tentukan output file tersebut dan
klik ok.
8. Pada toolbar Surfer pilih new contour map lalu input data hasil dari grid
data. New contour map befungsi untuk menginput data contour batimetri.
Gambar 31 Tampilan grid data
Gambar 32 Tampilan input data batimetri
30
9. Pada object manager-drag data contour ke base map gabungan
Indoensia.shp dengan domain Natuna.shp, lalu klik no. Pada property
manager pilih general lalu centang pada fill contour. Pilih level dan atur
warna contour dengan warna batimetri. Pada maximum contour diganti
dengan angka 0. Pada contour interval tulis 20. Centang pada major dan
minor contours.
10. Pada toolbar Surfer pilih file-export. Pada export option ubah tipe format
menjadi JPEG. Export menjadi tipe JPEG berfungsi sebagai bahan dasar
pengolahan modelling arus pasang surut di Perairan Natuna.
Gambar 33 Tampilan pengaturan contour pada surfer
Gambar 34 Tampilan export data menjadi JPEG
31
3.2.4.3 Proses Pengolahan Data Menggunakan SMS 10
Pada pembuatan arus pasang surut membutuhkan bahan berupa peta
batimetri dengan format JPEG. Peta batimetri digunakan sebagai digitasi, scatter,
mesh dan modelling pasang surut. Adapun terdapat tahapan-tahapan secara
detail yaitu sebagai berikut:
1. Pada perangkat lunak SMS 10, open file natuna.jpeg. Pada proses open
file muncul registrasi image. Arahkan tanda (+) pada sudut-sudut gambar.
2. Pada kolom bagian bawah pada registrasi image berikan koordinat pada
point 1, 2 dan 3. Data koordinat berisikan sesuai dengan data dari domain
global mapper.
Gambar 36 Tampilan register image
Gambar 35 Proses Pengisian Koordinat
32
3. Pengaturan koordinat pada SMS 10 dapat dilakukan dengan klik kanan
pada kolom kiri gambar natuna-coordinate conversion. Pada coordinate
transformation ubah pada horizontal systems menjadi geographic, pada
elipsoid ubah menjadi WGS 1984 dan pada units ubah menjadi meters.
4. Pada toolbar SMS 10 pilih create feature arc. Tahap berikutnya adalah
digitasi pada garis batimetri dan garis pantai. Pada toolbar SMS 10 pilih
select feature arc-feature objects-redistribute vertices. Pada kolom
redistribute arc-specify-number of segments dan num seg-250.
Gambar 37 Tampilan coordinate transformation
Gambar 38 Tampilan redistribute vertices
33
5. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature vertex. Select feature vertex
berfungsi untuk merapikan hasil dari digitasi batimetri dan garis pantai.
Proses merapikan digitasi dengan klik pada garis antara node satu dengan
node yang lainnya.
6. Pada toolbar SMS 10 pilih node batmetri dan isikan data kedalaman pada
kolom Y. Pengisian data kedalaman berfungsi untuk mengetahui
kedalaman pada setiap garis batimetri.
Gambar 39 Proses merapikan hasil digitasi
Gambar 40 Proses pengisian data kedalaman
34
7. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Pilih garis batimetri dan garis
pantai lalu pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-map scatter. Berikan
nama Scatter_gabungan pada kolom new scalter point set name.
8. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Lakukan hal yang sama
seperti proses membuat scatter sebelumnya tetapi hanya garis batimetri
saja yang dipilih, lalu pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-map
scatter. Berikan nama batimetri pada kolom new scalter point set name.
Gambar 41 Proses membuat scatter
Gambar 42 Proses membuat scatter batimetri
35
9. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Lakukan hal yang sama
seperti proses membuat scatter sebelumnya tetapi hanya garis pantai saja
yang dipilih, lalu pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-map scatter.
Berikan nama garis pantai pada kolom new scalter point set name.
10. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Lakukan hal yang sama
seperti proses membuat scatter sebelumnya tetapi hanya garis pulau saja
yang dipilih, lalu pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-map scatter.
Berikan nama pulau pada kolom new scalter point set name.
Gambar 43 Proses membuat scatter garis pantai
Gambar 44 Proses membuat scatter pulau
36
11. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Select feature arc berfungsi
sebagai tool untuk memilih node. Pada proses ini pilih node batimetri saja,
lalu delete. Proses delete node menghasilkan scatter saja pada garis
batimetri.
12. Tahap selanjutnya adalah memilih model yang digunakan dalam modelling
arus pasang surut. Model yang digunakan adalah model ADCRIC. Proses
memilih model dilakukan dengan cara klik kanan map data pada kolom kiri
SMS 10 sehingga muncul option baru, lalu pilih type-models-ADCRIC.
Gambar 45 Proses delete node
Gambar 46 Proses memilih model ADCRIC
37
13. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc-pilih garis pantai kemudian klik
kanan-pilih attributes, lalu pilih mainland. Proses merubah tipe node
bertujuan untuk membedakan antara daratan dengan lautan.
14. Pada toolbar SMS 10 pilih create oval object. Create oval object berfungsi
sebagai membatasi daerah modelling arus pasang surut. Tahap
selanjutnya adalah select drawing object-klik kiri, lalu klik kanan pada
polygon-drawing objecst>> feature-active. Proses mengaktifkan polygon
bertujuan untuk menampilkan nodes pada tepi luar polygon.
Gambar 47 Proses memilih tipe node
Gambar 48 Proses build poligon dan membuat node
38
15. Pada kolom sebelah kiri SMS 10 uncheck scatter dan images. Uncheck
berfungsi agar proses zooming pada berjalan dengan cepat. Zoom pada
bagian garis polygon yang bersinggungan dengan garis pantai. Membikin
garis baru untuk menyambung node polygon dengan garis pantai.
16. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc, lalu pilih garis polygon yang
bersinggungan dan tekan delete. Proses menghapus polygon yang
bersingguan bertujuan untuk menyambung antara garis polygon dengan
garis pantai.
Gambar 49 Proses menyambung garis polygon dengan garis pantai
Gambar 50 Proses menghapus node pada polygon
39
17. Zoom out pada tampilan SMS 10. Pada toolbar SMS 10 pilih select drawing
object-klik pada polygon dan delete. Proses delete polygon bertujuan untuk
menghilangkan garis polygon dan hanya menampilkan nodes. Pastikan
tidak ada node dengan ukuran besar lebih dari dua. Ketika node lebih dari
dua menyebabkan “close program” pada SMS 10.
18. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc-klik kiri pada nodes polygon-
klik kanan-attributes-ocean. Proses merubah tipe polygon menjadi ocean
bertujuan untuk membedakan antara daratan dengan lautan.
Gambar 51 Hasil setelah polygon dihapus
Gambar 52 Proses memilih tipe attributes
40
19. Pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-build polygon-select feature
polygon-klik dua kali pada wilayah perairan natuna-pilih scatter set pada
bathymetry type. Proses mengubah menjadi scatter set bertujuan untuk
membuat mesh pada proses selanjutnya.
20. Pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-2D mesh-klik pada mesh-select
nodestrings-klik kanan-renumber. Proses membuat mesh berfungsi
sebagai menghubungkan antara nodes polygon dengan nodes garis
pantai. Proses renumber bertujuan untuk mengoreksi ulang mesh.
Gambar 53 Proses build polygon
Gambar 54 Proses membuat mesh dan renumber
41
21. Pada proses setting model dilakukan dengan cara klik mesh data-klik
kanan-ADCRIC-model control. Pada tab general diisi nama dan run ID
dikolom project title dan run ID. Proses pengisian nama dan run ID
berfungsi sebagai nama model.
22. Pada tab timing terdapat berbagai kolom yang berfungsi sebagai mengatur
durasi modelling pasang surut. Pada kolom time step diisi nilai sebesar 60
dan pada kolom run time sebesar 1 day. Pengertiannya adalah data
modelling dengan durasi satu hari dengan interval 60 menit.
Gambar 55 Tampilan general pada ADCIRC
Gambar 56 Tampilan timing pada ADCIRC
42
23. Pada tab files centang pada nomer 63 Elevation Time Series (global) dan
nomer 64 Velocity Time Series (global). Data nomer 63 dan 64 merupakan
data pasang surut laut. Pada kolom end day diisi angka sebesar 1 dan
pada kolom frequensi sebesar 60.
24. Pada tab tidal/harmonics centang pada use forcing constituents dan use
potential constituents. Kemudian klik new-leprovost-centang pada bagian
K1, K2, L2, M2, N2, O1, P1, Q1 dan S2. K1, K2, L2, M2, N2, O1, P1, Q1,
S2 merupakan parameter pasang surut.
Gambar 57 Tampilan files pada ADCIRC
Gambar 58 Tampilan input parameter pasang surut
43
25. Pada proses input parameter pasang surut membutuhkan waktu maka dari
itu tunggu hingga proses input parameter selesai. Poses input parameter
pasang surut berisikan data amplitudo yang diprediksi secara automatis.
26. Pada proses selanjutnya adalah run model dengan cara klik ADCIRC-run
model. Tunggu proses run model ADCIRC, ketika selesai proses run model
ADIRC klik exit. Proses run model bertujuan untuk menjalankan setting
model yang telah dibuat tadi. Proses run model membutuhkan waktu
lumayan lama tergantung dari frekuensi dan jumlah hari yang dimodelkan.
Gambar 59Tampilan hasil input parameter pasang surut
Gambar 60 Proses run model ADCIRC
44
27. Pada toolbar SMS 10 open data fort 63 dan fort 64 secara satu persatu
untuk mempermudah membuka file tersebut. Data fort 63 dan fort 64
merupakan data dari hasil run model.
28. Pada kolom sebelah kiri pada SMS 10 klik pada mesh data-klik kanan-
display option. Pada tab 2D mesh, centang pada kolom contours, vectors,
nodestrings dan mesh boundary. Proses memberikan centang pada kolom
contours, vectors, nodestrings dan mesh boundary bertujuan untuk
menyeleksi tampilan hasil modelling yang ingin di tampilkan. Pada tab
Gambar 61 Tampilan membuka file fort 63
Gambar 62 Tampilan membuka file fort 64
45
contours-contours methode ubah dengan color fill. Proses pengaturan
menjadi color fill bertujuan untuk mengubah warna pada lembar kerja.
Pada tab contours terdapat pengaturan interval kecepatan arus pasang
surut. Pada tab vectors-vector display placement and filter-display-on a grid
dan centang pada show range of mangnitudes. Proses memberikan
centang pada show range of mangnitudes bertujuan untuk mengatur nilai
minimum dan maximum.
Gambar 63 Setting mesh data Contours
Gambar 64 Setting mesh data 2D Mesh
46
29. Pada bagian map hilangkan semua centang, hal ini bertujuan untuk
mengilangkan nodes dan arc.
30. Pada bagian scatter hilangkan centang pada points. Pada tab contours-
contours method ubah dengan color fill. Proses pengaturan menjadi color
fill bertujuan untuk mengubah warna pada lembar kerja. Pada tab contours
terdapat pengaturan interval kecepatan arus pasang surut. Pada tab
vectors-vector display placement and filter-display-on grid dan centang
pada show range of mangnitudes. Proses memberikan centang pada show
Gambar 65 Setting mesh data Vectors
Gambar 66 Setting mesh data Map
47
range of mangnitudes bertujuan untuk mengatur nilai minimum dan
maximum.
Gambar 68 Setting mesh data scatter-scatter
Gambar 67 Setting mesh data contours
48
3.2.5 Hasil Modelling Arus Pasang Surut di Wilayah Perairan Natuna
Hasil modelling arus pasang surut di lembar kerja SMS 10. Pada gambar
65 merupakan hasil dari run model velocity dan pada gambar 66 merupakan hasil
run model.
Hasil pasang surut pada taggal 1 September 2015 di wilayah Perairan
Natuna di gambarkan perjamnya dibawah ini.
Gambar 69 Hasil Velocity
Gambar 70 Hasil Water Surface Elevation
49
No Gambar Keterangan
1. Tanggal 1 September Pukul 01:00 WIB
Gambar 71 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut.
Pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.
2. Tanggal 1 September Pukul 02:00 WIB
Gambar 72 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.3
m/s.
3. Tanggal 1 September Pukul 03:00 WIB
50
Gambar 73 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.6
m/s.
4. Tanggal 1 September Pukul 04:00 WIB
Gambar 74 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan bagian timur Perairan
Natuna arus mengarah
kesamping daratan dengan
kecepatan arus 1.4 m/s.
5. Tanggal 1 September Pukul 05:00 WIB
Gambar 75 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dengan kecepatan arus 1.4
m/s.
6. Tanggal 1 September Pukul 06:00 WIB
51
Gambar 76 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dengan kecepatan arus 1 m/s.
7. Tanggal 1 September Pukul 07:00 WIB
Gambar 77 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dengan kecepatan arus 0.6
m/s.
8. Tanggal 1 September Pukul 08:00 WIB
Gambar 78 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.3
m/s.
9. Tanggal 1 September Pukul 09:00 WIB
52
Gambar 79 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju kedaratan
dengan kecepatan arus 0.4
m/s.
10. Tanggal 1 September Pukul 10:00 WIB
Gambar 80 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.
11. Tanggal 1 September Pukul 11:00 WIB
Gambar 81 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1 m/s.
12. Tanggal 1 September Pukul 12:00 WIB
53
Gambar 82 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.
13. Tanggal 1 September Pukul 13:00 WIB
Gambar 83 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.6
m/s.
14. Tanggal 1 September Pukul 14:00 WIB
Gambar 84 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.5
m/s.
15. Tanggal 1 September Pukul 15:00 WIB
54
Gambar 85 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.
16. Tanggal 1 September Pukul 16:00 WIB
Gambar 86 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.3
m/s.
17. Tanggal 1 September Pukul 17:00 WIB
Gambar 87 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.4
m/s.
18. Tanggal 1 September Pukul 18:00 WIB
55
Gambar 88 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.
19. Tanggal 1 September Pukul 19:00 WIB
Gambar 89 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 5 m/s.
20. Tanggal 1 September Pukul 20:00 WIB
Gambar 90 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.4
m/s.
21. Tanggal 1 September Pukul 21:00 WIB
56
Gambar 91 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.4
m/s.
22. Tanggal 1 September Pukul 22:00 WIB
Gambar 92 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.6
m/s.
23. Tanggal 1 September Pukul 23:00 WIB
Gambar 93 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 2 m/s.
57
3.3 Kendala dan Saran
Selama kegiatan PKM berlangsung terdapat kendala-kendala yaitu
sebagai berikut:
Tanggal dan durasi PKM menjadi kendala yang besar bagi mahasiswa.
Pengurusan tanda tangan berkas membutuhkan waktu yang lama.
Ketidakjelasan prosedur pengurusan berkas PKM membuat mahasiswa
menjadi bingung.
Ketidakjelasan prosedur program PKM.
Proses digitasi menimbulkan nodes baru yang dapat menyebabkan error.
Proses prediksi arus pasang surut sering terjadi close program ketika ada
tahap yang salah sehingga mengulang dari awal.
Parameter leprovost tidak dapat dipilih.
Pada kegiatan PKM terdapat saran-saran yaitu sebagai berikut:
Sebaiknya jangan mengharuskan mahasiswa untuk melakukan kegiatan
PKM selama 30 hari kerja karena tidak semua instansi bersedia menerima
PKM dengan durasi tersebut.
Sebaiknya tanggal pelaksanaan PKM dapat dilakukan di semester aktif
kuliah karena mayoritas instansi pada liburan semester genap sudah
penuh.
Pengurusan berkas seharusnya ada gambar petunjuk proses pengurusan
berkas sehingga mahasiswa tidak bingung dalam menyiapkan berkas apa
saja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan PKM.
Program PKM seharusnya ada peraturan yang sudah ditentukan sebelum
membuat program baru. Adanya peraturan yang jelas dapat
mempermudah mahasiswa dalam melakukan program PKM ketika KRS.
58
Pada setiap membuat garis baru akan muncul node baru. Untuk mencegah
terjadinya error pada SMS 10 diharuskan merubah node menjadi vertices.
Setiap tahapan proses pada SMS 10 seharusnya disave setiap tahapan-
tahapan dengan folder dan nama yang berbeda sehingga ketika ada
tahapan yang salah tidak perlu mengulang dari awal.
Parameter leProvost tidak dapat dipilih dikarenakan koordinatnya tidak
sesuai dengan peta. Seharusnya pada awal input data diatur terlebih
dahulu koordinat sistemnya.
3.4 Kesimpulan
Arus pasang surut merupakan fenomena naik turun permukaan air laut
secara berkala yang membawa massa jenis air dari tempat satu ketempat
lainnya dimana diakibatkan oleh gaya tarik gravitasi bulan dan matahari.
Arus pasang surut tidak hanya membawa massa jenis air tetapi juga
membawa sedimen. Penumpukan sedimen dalam jumlah akan
menyebabkan pendangkalan di suatu perairan.
Permodelan prediksi arus pasang surut bermanfaat sebagai infrormasi
tambahan karena dapat mengetahui transport sedimen. Adanya informasi
transport sedimen tentunya mempermudah dalam memaximalkan
pengerukan pengendapan sedimen di suatu perairan pelabuhan.
Permodelan prediksi arus pasang surut diolah dengan menggunakan
perangkat lunak SMS 10. SMS 10 merupakan perangkat lunak yang dapat
memodelkan arus pasang surut dengan format 2D dan 3D. Output dari
SMS 10 dapat berformat video sehingga memudahkan orang dalam
memahami arah transport sedimen.
Pada pengolahan data permodelan arus pasang surut membutuhkan
domain yang berfungsi sebagai pemilihan daerah Perairan Natuna, data
mentah batimetri untuk pembuatan peta batimetri, dan peta batimetri
sebagai bahan dasar untuk mengolah permodelan arus pasang surut
menggunakan perangkat lunak SMS 10.
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.
Jakarta. Azis, Furqon M. 2006. Gerak Air di Laut. Oseana, Volume XXXI, Nomor 4, Hal: 9-
21 Djaelani, A.R. 2013. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif.Majalah
Ilmiah Pawiyata. 20(I): 82-92. Fachrurrozi, M., Widada, Sugeng., Helmi, Muhammad, 2013. Studi Pemetaan
Batimetri Untuk Keselamatan Pelayaran di Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Oseanografi Vol II (3) : 310-317
Hutabarat,S dan Evans,S,1985. Pengantar Oseanografi. Penerbit UI-Press:
Jakarta Hutabarat, Sahala dan Evans, Stewart M. 2008. Jakarta : Pengantar
Oceanografi. Uneversitas Indonesia Press. Hutabarat,S dan Evans,S, 2012. Pengantar Oseanografi. UI-Press: Jakarta Musrifin, 2011. Analisis Pasang Surut Perairan Muara Sungai Mesjid Dumai.
Jurnal Perikanan dan Kelautan16(1): 48-55 Nurkhayati, Rina., Khakim, Nurul, 2013. Pemetaan Batimetri Perairan Dangkal
Menggunakan Citra Quicbird di Perairan Taman Nasional Karimun Jawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Rachmayanti, Ida Ayu dan Danar Guruh. 2010. Penentuan HWS (High Water
Spring) dengan Menggunakan Komponen Pasut untuk Penentuan Elevansi Dermaga (Studi Kasus: Rencana Pembangunan Pelabuhan Teluk Lamong). ITS: Surabaya
Ramadhan Gilang. 2013. Studi Pola Arus Pasang Surut dan Gelombang di Desa
Pongkar Kecamatan Tebing Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau.
Surinati, Dewi. 2007. Pasang Surut dan Energinya. Jurnal Oseana, Vol. XXXII, No.
1 Hal: 15-22 Thaha M. Arsyad, Pongmanda Silman, Agnesa Risyane Yoandira, 2014. Analisis
Hidrooceanografi Pelabuhan Garongkong Kabupaten Barru. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Hasanuddin. Makassar.
60
LAMPIRAN
Lampiran Kartu Kegiatan PKM
61
62
Lampiran Surat Telah Melakukan Praktek Kerja Magang
63
Lampiran Sertifikat Praktek Kerja Magang
64
Lampiran Catatan Harian Kegiatan
65
66
67
68
Lampiran Dokumentasi
Ruang Tunggu Ruang Kerja A
Ruang Mahasiswa Ruang Kerja B
Ruang Rapat Ruang Cetak
69
Penhargaan kepada Bapak
Awaluddin S.Pi selaku pembimbing
Presentasi hasil
Foto Bersama Karyawan Foto Bersama Karyawan
Foto Bersama Mahasiswa Lobby