presentasi jurnal reading kulit kelamin zuhdan
TRANSCRIPT
Prematurity: is it a risk factor for striae distensae?
Kiymet Handan Kelekci, MD, Sefa Kelekci, MD, Emre Destegul, MD,Ayhan Aksoy, MD, Necdet Sut, PhD, and Bulent Yilmaz, MDInternational Journal of Dermatology 2011, 50, 1240–1245
PRESENTASI JOURNAL READING
Oleh: Zuhdan Marwanto / (07 711 045)
Pembimbing:dr. M. Wahyu Riyanto, Sp.KK.
Latar Belakang
1. Striae distensae (SD), keadaan yang sering dijumpai, tidak menyebabkan masalah medis, tetapi SD dapat menyebabkan distress. Literatur: rata-rata prevalensi 40–90% (bergantung populasi penelitian).
2. Penyebab SD belum diketahui secara pasti, berhubungan dgn perubahan struktur kekuatan daya regang dan elastisitas kulit.
3. Berbagai faktor resiko : riwayat keluarga, ras, tipe kulit, umur, berat badan, kurang nutris telah dikemukan, namun kebanyakan belum dibuktikan.
Latar Belakang
4. Bayi lahir prematur organ belum berkembang sempurna, barrier kulit, stabilitas suhu dan reaksi kulit terhadap agen luar tidak efisien. Jaringan kolagen dan elastin juga belum berkembang, epidermis sangat tipis.
5. Penelitian sebelumnya dgn mikroskop cahaya pada SD kolagen, elastin, dan fibrillin signifikan berkurang dibanding kulit normal. Kulit bayi prematur cenderung memiliki defek yang serupa mungkin menjadi predisposisi berkembangnya SD.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi apakah lahir prematur menjadi faktor resiko berkembangnya SD.
Material & Metode PenelitianDesain penelitian Cross-sectional study.
Sampel penelitian Data dari 15.475 wanita yang telah melahirkan,
rentang umur 18-45 tahun, 14.139 diekslusi 1.336 dilakukan penelitian.
Tempat penelitian The dermatology and gynecology outpatient clinics
of the Seyhan Practice Center at Numune Education and Research Hospital, Adana, Turkey, between January 2007 and June 2009.
Material & Metode PenelitianKriteria eksklusi Riwayat kehamilan multipel terdapat
peningkatan berat badan > 15 kg BMI > 26 kg/m2
Penggunaan obat oral steroid / topikal dalam jangka lama
Riwayat penggunaan steroid antenatal Sindrom cushing Penyakit jaringan ikat Merokok Kondisi buruk seperti tuberkulosis, tifoid, dan
diet yang berat.
Material & Metode Penelitian
Variabel Penelitian Grup 1 (lahir aterm), (Primary Outcome)Grup 2 (lahir prematur)- Umur, th
- Tinggi badan, cm- Berat badan, kg- BMI, kg/m2
- Gravida, n- Paritas, n- Aborsi,n- Sesarea, n- Derajat SD, n
Prevalensi SD
Material & Metode Penelitian
Informed Consent & approved by thelocal research ethics committee
Interview (kriteria eksklusi)
Pemeriksaan fisik lengkap dan data rekam medik
Pemeriksaan dermatologi SD : paha, pantat, abdomen, dan payudara dilakukan oleh penulis
pertama(KHK), tidak menyadari lahir aterm (grup 1) atau prematur (grup 2)
Analisa data uji statistik
Material & Metode PenelitianAnalisa Statistik
Uji normalitas distribusi dr variabel one-sample Kolmogorov–Smirnov test.
Perbandingan masing-masing grup untuk variabel numerik Student’s t-test for normally distributed data and Mann–Whitney U-test for abnormally distributed data.Variabel kategorikal chi-squared test.
Efek faktor risiko SD analisa regresi logistik. Nilai P < 0.05 signifikan secara statistik. Program: STATISTICA Version 7.0
Hasil Penelitian
Data demografi
Dari 15.475 responden 1.336 dilakukan penelitian Grup 1 (wanita yang lahir aterm) = 1.231 (92,1 %), grup
2 (wanita yang lahir prematur) = 105 (7,9 %) Perbandingan kedua grup untuk umur, tinggi, berat,
BMI, gravida dan melahirkan secara sesar p > 0.05 ( tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk paritas lebih tinggi pada grup 1 (p<0,05), aborsi lebih rendah grup 1 (p<0,05),
Prevalensi SD scr keseluruhan = 34,6% (462/1336)
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Prevalensi SD grup 1 & Grup 2
Lebih dari setengah wanita yang lahir prematur mengalami SD (51,4%), dan wanita yang lahir aterm yang mengalami SD (33,1%) dengan (P <0,01).
Prevalensi SD derajat ringan signifikan lebih tinggi pada grup 2(49,5%) dibanding grup 1(31,8%) nilai (P<0,01)
Tidak terdapat perbedaan scr statistik ,grup 1 dan 2 prevalensi SD derajat sendang (p>0,05).
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Characteristics of women with and without striae distensae (SD)
BMI dan jmlh gravida scr statistik lebih tinggi pada wanita yang mengalami SD dibanding yang tidak dgn nilai (P<0,01) .
Prevalensi wanita dgn SD lebih tinggi pada subgrup umur > 35 th (P< 0,05), melahirkan > 2 anak (P< 0.001 ), aborsi > 1 x (P < 0.05).
HasilPenelitian
Hasil Penelitian
Analisis multivariat
Variabel gravida, paritas, aborsi, berat dan tinggi bandan scra statistika memiliki nilai yg signifikan sebagai faktor SD (Table 4).
Diskusi
Prevalensi SD lebih tinggi pada wanita lahir prematur prematur sbg faktor resiko SD berkaitan dgn epidermis dan dermis yang blm berkembang sempurna.
Kolagen tipe 1 komponen utama matrik ekstraseluler di kulit. Penelitian ( Saarela T, et al., 2001) menunjukkan konsentrasi serum N-terminal propeptide (menunjukkan laju sintesis kolagen tipe 1 ) scr signifikan lebih rendah pada bayi yg lahir preterm dan kecil untuk masa kehamilan maldeveloped skin.
Diskusi
Esterogen berperan dlm menjaga elastisitas kulit. Selama kehamilan 17b-estradiol meningkat 100x pada ibu. 17b-estradiol pada darah ubilikus jg meningkat seiring dengan usia kehamilan. Bayi lahir preterm pasokan hormon ini belum optimal, berkurangnya estradiol sbg faktor resiko SD.
Dengan temuan ini, maka dapat memberikan informasi bahwa wanita yang lahir prematur dapat mengalami SD pada masa yg akan datang dapat dilakukan pencegahan.
Diskusi
Meskipun penelitian ini menemukan hubungan yang signifikan antara prematuritas dan striae, terdapat variabel perancu yang belum dapat dikendalikan yakni faktor genetik, gaya hidup dan durasi saat melahirkan keterbatasan penelitian.
Kesimpulan
SD secara signifikan lebih banyak terjadi pada perempuan yang lahir prematur dibandingkan pada wanita yang lahir di panjang. Hasil ini menunjukkan bahwa prematuritas dapat dianggap sebagai faktor risiko untuk berkembangya SD.
TERIMA KASIH