produksi benih dengan teknik kultur jaringan

3
PRODUKSI BENIH DENGAN TEKNIK KULTUR JARINGAN (Slide 1- 3) Macam-macam teknik kultur jaringan yang digunakan diantaranya kultur meristem, kultur pucuk, kultur embrio dan kultur embrio somatik. Dengan teknik kultur jaringan benih dapat diproduksi dengan jumlah yang besar, bebas virus, relatif cepat, seragam dan mudah dalam hal distribusi. Namun biaya yang harus dikeluarkan juga lebih mahal, butuh skill khusus dan biasanya terjadi mutasi/off type akibat sub kultur berlebih atau SE (Slide 4-9) 1. Kultur Meristem - Merupakan kultur yang menggunakan bahan tanam berupa pucuk tanaman yang terdiri dari titi tumbuh dan primordia daun dengan tujuan menghasilkan tanaman bebas virus. - Ciri sel-sel meristem bagian tersebut sitoplasma yang penuh, inti sel besar dan aktif membelah serta belum ada vacuola dan amilum. - Penggunaannya pada tanaman yang sedang terserang penyakit seperti jeruk terserang CVPD dll. Tekniknya menggunakan atau tanpa heat treatment - Teknik nya dengan memotong tunas pucuk tanaman sakit dan mengisolasinya dengan teknik standard. Digunakan alat-alat pendukung seperti mikroskop, pinset, jarum media kemudian diletakkan ke media cair. Saat eksplan tumbuh besar kemudian di subkultur ke media pucuk dan diberikan ZPT. Dilakukan pengujian virus menggunkan ELISA saat tanaman sudah diaklimatisasi dan berdaun sempurna. - Khusus tanaman semusim/dalam pot, isolasi dilakukan dengan meletekkan pot di dalam growth chamber dengan suhu 35°-40° (heat treatment) sampai muncul daun baru. (Slide 10-13) 2. Kultur Pucuk - Kultur pucuk menggunakan bahan tanam berupa pucuk tanaman yang sudah berdaun, bertunas samping, atau buku yang belum bertunas, dengan tujuan pembibitan dalam jumlah besar, sehat, seragam dan cepat.

Upload: edy-doremifasollasido

Post on 09-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

cnbslbnkl

TRANSCRIPT

PRODUKSI BENIH DENGAN TEKNIK KULTUR JARINGAN(Slide 1- 3)Macam-macam teknik kultur jaringan yang digunakan diantaranya kultur meristem, kultur pucuk, kultur embrio dan kultur embrio somatik.Dengan teknik kultur jaringan benih dapat diproduksi dengan jumlah yang besar, bebas virus, relatif cepat, seragam dan mudah dalam hal distribusi. Namun biaya yang harus dikeluarkan juga lebih mahal, butuh skill khusus dan biasanya terjadi mutasi/off type akibat sub kultur berlebih atau SE

(Slide 4-9)1. Kultur Meristem Merupakan kultur yang menggunakan bahan tanam berupa pucuk tanaman yang terdiri dari titi tumbuh dan primordia daun dengan tujuan menghasilkan tanaman bebas virus. Ciri sel-sel meristem bagian tersebut sitoplasma yang penuh, inti sel besar dan aktif membelah serta belum ada vacuola dan amilum. Penggunaannya pada tanaman yang sedang terserang penyakit seperti jeruk terserang CVPD dll. Tekniknya menggunakan atau tanpa heat treatment Teknik nya dengan memotong tunas pucuk tanaman sakit dan mengisolasinya dengan teknik standard. Digunakan alat-alat pendukung seperti mikroskop, pinset, jarum media kemudian diletakkan ke media cair.Saat eksplan tumbuh besar kemudian di subkultur ke media pucuk dan diberikan ZPT. Dilakukan pengujian virus menggunkan ELISA saat tanaman sudah diaklimatisasi dan berdaun sempurna. Khusus tanaman semusim/dalam pot, isolasi dilakukan dengan meletekkan pot di dalam growth chamber dengan suhu 35-40 (heat treatment) sampai muncul daun baru.(Slide 10-13)2. Kultur Pucuk Kultur pucuk menggunakan bahan tanam berupa pucuk tanaman yang sudah berdaun, bertunas samping, atau buku yang belum bertunas, dengan tujuan pembibitan dalam jumlah besar, sehat, seragam dan cepat. Eksplan diambil dari tanaman sehat di screen house atau lapang dan memenuhi persyarat true to type. Tanaman dikotil diambil sepanjang 0,5-10 cm dari pucuk atau tunas samping. Dan monokotil diambil dari umbi, rhizome, dll Media yang umum digunakan adalah padat dengan konsentrasi agar 5-10g/liter, pH 5,8. Ditambahkan ZPR auksin (IBA/NAA) untuk perakaran Eksplan dipindah ke media baru (saat umur 3-4 minggu) karena media sudah kering dan kompetisi antar planlet sudah penuh.Maksimal 7x sub kultur sebelum perakaran agar tidak terjadi off type.(Slide 14-15)3. Kultur Embrio Merupakan biakan in vitro dengan bahan tanam berupa embrio zigot yang sudah masak. Contohnya adalah anggrek, yang tidak memiliki endosperma meskipun berisi 1.000 10.000 sehingga tidak dapat tumbuh pada media organik. Pembibitan anggrek dengan cara biji dipecah dan ditanaman dalam botol (kondisi steril) yang berisi agar dengan hara yang cukup sebagai pengganti endosperma.Contoh tanaman lain Kelapa kopyor (Slide 16-17)4. Kultur Embrio Somatik Merupakan kultur dengan bagian vegetatid tanaman dan dikembangkan menjadi embrio somatik (perkembangan dari satu sel somatik yang membelah dan berkembang menjadi embrio dan akhirnya menjadi tanaman)Contoh industri bibit yang menggunakan SE coklat, jeruk, kelapa sawit Teknik mampu menghasilkan juataan bibit dalam waktu singkat, namun sering menghasilkan mutan sampai 50%. Terjadi kerugian pemeliharaan selama belum berbua pada tanaman perkebunan, hal ini merupakan kesulitan dalam melakukan seleksi fase dini.(Slide 18-20) Perbanyakan tanamanDikotil memotong buku (single node) dan Monokotil memisahkan anakan dari tunas samping Dari sistim penggandaan tersebut terjadilah laju perbanyakan (proliferation rate) (4-5) pangkat n dimana n adalah jumlah berapa kali sub kultur. Perkembangan embrio sigotik sama dengan embrio somatik yaitu dimulai dari sel tunggal yang akan menjadi agregat kecil kemudian memasuki fase globular dan fase hati lalu fase terpedo dimana pada fase ini embrio sudah masak dan kemudian akan menjadi tanaman muda.(Slide 18-20) Kultur meristem dan kultur embrio zigotik dan somatik tanaman bebas virusMeristem terdiri dari titik tumbuh dan sepasang primordia dan belum mempunyai kambium sehingga belum ada xylem, sehingga tidak ada virus karena virus hanya akan terhenti dibagian yang ada xylem. Ditambah dengan heat treatment maka virus terhambat perkembangannya. Kultur pucuk tidak bebas virus (maka tanaman induk harus sehat)