profil ukuran partikel campuran injeksi diazepam …

112
PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM DENGAN BEBERAPA LARUTAN PARENTERAL SKRIPSI OLEH: JEFFREY ONGGADINATA NIM 141501187 PROGRAM SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI

DIAZEPAM DENGAN BEBERAPA LARUTAN PARENTERAL

SKRIPSI

OLEH:

JEFFREY ONGGADINATA

NIM 141501187

PROGRAM SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

ii

PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI

DIAZEPAM DENGAN BEBERAPA LARUTAN PARENTERAL

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

JEFFREY ONGGADINATA

NIM 141501187

PROGRAM SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

iii Universitas Sumatera Utara

Page 4: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan

anugerah dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ Profil Ukuran Partikel Campuran Injeksi Diazepam dengan Beberapa

Larutan Parenteral”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Fakultas Farmasi Universitas Sumatera

Utara.

Diazepam adalah obat golongan benzodiazepin yang mempunyai efek

sedatif dan relaksan otot. Produsen menyatakan bahwa obat tersebut tidak boleh

ditambahkan ke cairan I.V atau obat lainnya karena terbentuknya presipitat keruh.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lamanya pencampuran

dan volume laruta infus yang dicampurkan dengan injeksi diazepam terhadap

ukuran partikel diazepam yang terbentuk melalui satu wadah dan melalui

penyuntikkan bolus. Hasilnya, semakin lamanya pencampuran larutan injeksi

diazepam dengan larutan infus dalam satu wadah maka meningkatnya ukuran

partikel yang lebih besar dari 1 µm. Sedangkan pada penyuntikkan bolus, semakin

besar volume larutan infus yang dicampurkan ke dalam larutan injeksi diazepam

maka semakin kecil ukuran partikel yang lebih dari 1 µm dan begitu juga

sebaliknya. Hendaknya hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan

campuran injeksi diazepam dengan larutan parenteral, serta menambah

kewaspadaan para ahli bidang kesehatan dalam pemberian campuran sediaan

parenteral ini.

Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikkan terima kasih

setulusnya kepada ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

v

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

vi

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

vii

PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM

DENGAN BEBERAPA LARUTAN PARENTERAL

ABSTRAK

Latar Belakang : Diazepam (DZP) adalah sejenis obat golongan benzodiazepin,

yang mempunyai efek sedatif dan relaksan otot. Pemberian injeksi diazepam ini

bisa melalui injeksi langsung ke vena atau melalui selang infus. Disamping itu

menurut produsen, injeksi diazepam tidak boleh ditambahkan ke cairan I.V atau

injeksi larutan obat dalam air karena terbentuknya presipitat keruh setelah

penambahan larutan aqueous.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lamanya pencampuran dan

volume larutan infus (NaCl 0,9%, Glukosa 5%, dan Larutan Ringer Laktat) yang

dicampurkan dengan injeksi diazepam terhadap ukuran partikel diazepam yang

terbentuk melalui satu wadah dan melalui penyuntikkan bolus.

Metode: Larutan injeksi diazepam sebanyak 2 mL dicampurkan dengan beberapa

larutan infus (NaCl 0,9%, Glukosa 5%, dan Ringer Laktat) dalam satu wadah

dengan variasi lamanya pencampuran dan pencampuran larutan injeksi diazepam

sebanyak 2 mL dengan variasi volume beberapa larutan infus (NaCl 0,9%,

Glukosa 5%, dan Ringer Laktat) melalui penyuntikkan bolus. Parameter

inkompatiblitas campuran larutan yang diamati adalah warna, kekeruhan,

morfologi dan ukuran partikel.

Hasil: Semakin lamanya pencampuran larutan injeksi diazepam dengan larutan

infus (NaCl 0,9%, Glukosa 5%, dan Ringer Laktat) dalam satu wadah semakin

meningkat ukuran partikel yang lebih besar dari 1 µm dan tidak ada warna dan

kekeruhan yang terbentuk. Sedangkan pada penyuntikkan bolus, semakin besar

volume larutan infus yang dicampurkan ke dalam larutan injeksi diazepam maka

semakin kecil ukuran partikel yang lebih kecil dari 1 µm sedangkan semakin kecil

volume larutan infus maka semakin besar diameter ukuran partikel yang lebih

besar dari 1 µm dan terbentuknya kekeruhan. Bentuk morfologi partikel diazepam

yang terbentuk berbentuk kristal tak beraturan.

Kesimpulan: Adanya inkompatibilitas antara injeksi diazepam yang mengandung

pelarut campuran seperti kosolven dengan larutan parenteral (NaCl 0,9%, Ringer

Laktat, dan Glukosa 5%) melalui pencampuran dalam satu wadah dan semakin

lamanya pencampuran dapat mempengaruhi peningkatan diameter ukuran partikel

yang lebih besar dari 1 µm sedangkan pada penyuntikkan melalui bolus, semakin

kecil volume larutan infus memberikan diameter ukuran partikel lebih dari 1 µm

dibandingkan volume larutan infus yang besar.

Kata Kunci: Diazepam, NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Glukosa 5%, Inkompatibilitas

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

viii

PARTICLE SIZE PROFILE ADMIXTURE OF DIAZEPAM INJECTION

WITH SOME PARENTERAL SOLUTIONS

ABSTRACT

Background: Diazepam (DZP), a type of benzodiazepine drug, has sedative and

muscle relaxant effects. Diazepam injection administration can inject directly into

a or by infusion hose. Besides that, according to the manufacturer, diazepam

injection should not be added to I.V fluids or water based solution injection

because of the formation of a cloudy precipitate immediately upon addition to

aqueous solution.

Purpose: The aim of this study was to know the effect of admixture time and

various volume of 0.9% NaCl, Ringer Lactate, and 5% Glucose that injected with

diazepam injection directly to IV bag and bolus injection to see its particle sizes.

Method: Diazepam injection as much as 2 mL admixed with some parenteral

solutions (0.9% NaCl , 5% Glucose, and Ringer Lactate) into IV bag with various

of admixture time and diazepam injection for 2 mL admixed with various volume

of parenteral solution (0.9% NaCl, 5% Glucose, and Ringer Lactate) by bolus

injection. Incompatibility parameter was observed color, turbidity, morfology and

particle size.

Results: The longer the admixture time diazepam injection inside IV bag with

some parenteral solution (0.9% NaCl , 5% Glucose, and Ringer Lactate), the

particle size was increasing more than 1µm and there was no turbidity occur.

However, by bolus injection, the greater the volume of parenteral solution that had

injected to diazepam injection, the smaller the particle size that less than 1 µm.

While the smaller the volume of parenteral solution the greater the particle size

more than 1 µm and there was turbidity occur. The morphology form of diazepam

particles formed in the form of irregular crystals.

Conclusions: There was an incompatibilities between diazepam injection that

containing cosolvent with parenteral solution (0.9% NaCl, 5% Glucose, and

Ringer Lactate) admixed to IV bag and the longer the admixture time can

influence the increasing particle size diameter more than 1 µm, while by bolus

injection, the smaller the volume of parenteral solution results particle size

diameter more than 1 µm compared to large volume of parenteral solution.

Keywords: Diazepam, 0.9% NaCl , Ringer Lactate, 5% Glucose, Incompatibility

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ....................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ........................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

ABSTRACT ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Kerangka Penelitian .............................................................. 3

1.3 Perumusan Masalah .............................................................. 3

1.4 Hipotesis ................................................................................ 4

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................. 4

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 6

2.1 Obat Suntik............................................................................ 6

2.2 Parenteral............................................................................... 6

2.3 Intravena ................................................................................ 6

2.4 Tujuan Injeksi Intravena ....................................................... 7

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

x

2.5 Injeksi intravena bolus .......................................................... 7

2.6 Injeksi Intravena Kontinu ...................................................... 7

2.7 Dasar Pemberian cairan Intravena ........................................ 8

2.8 Injeksi Diazepam .................................................................. 8

2.8.1 Uraian umum diazepam ............................................ 8

2.8.2 Dosis Umum.............................................................. 9

2.8.3 Farmakologi ............................................................... 9

2.8.4 Indikasi dan kontraindikasi ........................................ 10

2.8.5 Efek Samping ............................................................ 11

2.9 Larutan elektrolit ................................................................... 11

2.9.1 Infus larutan NaCl 0,9% (normal salin) ....................... 12

2.9.2 Infus Larutan Ringer Laktat ......................................... 13

2.9.3 Infus Larutan Glukosa 5% ........................................... 13

2.10 Inkompatibilitas................................................................... 14

2.10.1 Inkompatibilitas Fisika .............................................. 14

2.10.2 Inkompatibilitas Kimia .............................................. 14

2.10.3 Inkompatibilitas Terapetik ......................................... 15

2.11 Ketentuan ukuran partikel larutan parenteral ...................... 15

2.12 Pengujian Partikel ............................................................... 17

2.12.1 Ukuran Partikel .......................................................... 18

2.12.2 Particle Size Analyzer ................................................ 18

2.13 Tantangan Pengembangan Formulasi Sediaan Injeksi ........ 20

2.13.1 Kosolven .................................................................... 20

2.14 Inkompatibilitas Diazepam ................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 25

3.1. Metode Penelitian................................................................. 25

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

xi

3.2 Alat-alat dan Bahan ............................................................... 25

3.2.1 Alat-alat ....................................................................... 25

3.2.2 Bahan ........................................................................... 25

3.3 Penyiapan tiang infus ............................................................ 25

3.4 Sediaan Parenteral yang digunakan ...................................... 26

3.5 Prosedur Percobaan ............................................................... 27

3.5.1 Pencampuran dalam 1 wadah ........................................ 27

3.5.1.1 Pencampuran injeksi stesolid 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% ....................................... 27

3.5.1.2 Pencampuran injeksi stesolid 10 mg/2 mL dan

larutan infus Ringer Laktat ................................... 27

3.5.1.3 Pencampuran injeksi stesolid 10 mg/2 mL dan

larutan infus Glukosa 5% ..................................... 28

3.5.2 Pencampuran melalui penyuntikkan bolus pada latex

tube infus set .................................................................. 28

3.5.2.1 Pencampuran injeksi stesolid 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% ....................................... 28

3.5.2.2 Pencampuran injeksi stesolid 10 mg/2 mL dan

larutan Ringer Laktat ............................................ 29

3.5.2.3 Pencampuran injeksi stesolid 10 mg/2 mL dan

larutan Glukosa 5% .............................................. 29

3.6 Pengamatan hasil pencampuran larutan injeksi diazepam

dalam infus larutan NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa

5% secara visual .................................................................... 30

3.7 Penentuan ukuran partikel hasil campuran larutan injeksi

diazepam dengan larutan parenteral (NaCl 0,9%, Ringer

Laktat, dan Glukosa 5%) ...................................................... 30

3.8 Pengamatan morfologi partikel pencampuran larutan injeksi

diazepam dengan larutan infus Glukosa 5% 2,3 mL melalui

penyuntikkan bolus secara mikroskopik ............................... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 32

4.1 Pemeriksaan Warna dan Kekeruhan Campuran Injeksi

Diazepam dengan Larutan Parenteral (NaCl 0,9%, Ringer

Laktat, dan Glukosa 5% ........................................................ 32

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

xii

4.2 Pengaruh lamanya pencampuran terhadap ukuran partikel

diazepam yang terbentuk pada pemberian satu wadah ......... 35

4.3 Pengaruh Volume larutan infus terhadap ukura partikel

diazepam yang terbentuk pada pemberian satu wadah dan

melalui penyuntikkan bolus. ................................................. 38

4.4 Pengamatan partikel dari pencampuran larutan injeksi

diazepam dengan larutan Infus Glukosa 5% 2,3 mL melalui

penyuntikkan bolus secara mikroskopik ............................... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 43

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 43

5.2 Saran ...................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 44

LAMPIRAN ............................................................................................... 47

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Ketentuan jumlah partikel berdasarkan USP 36-NF-31 .............. 16

2.2 Kosolven untuk formulasi sediaan injeksi .................................. 20

2.3 Perkiraan kelarutan menurut USP .............................................. 22

2.4 Informasi teknikal inkompatibilitas injeksi diazepam ................. 24

4.1 Data pengamatan pemeriksaan warna dan kekeruhan campuran

injeksi diazepam dengan beberapa larutan infus (NaCl 0,9%,

Ringer Laktat, dan Glukosa 5%) dalam satu wadah dan melalui

penyuntikkan bolus ....................................................................... 32

4.2 Ukuran partikel lamanya pencampuran injeksi diazepam dengan

larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa 5%) pada

pemberian melalui satu wadah ................................................... 36

4.3 Distribusi ukuran partikel lamanya pencampuran injeksi

diazepam dengan larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan

Glukosa 5%) pada pemberian melalui satu wadah ..................... 37

4.4 Ukuran partikel campuran larutan injeksi diazepam dengan

variasi volume larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan

Glukosa 5%) melalui penyuntikkan bolus ................................... 39

4.5 Distribusi ukuran partikel campuran larutan injeksi diazepam

dengan variasi volume larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat,

dan Glukosa 5%) melalui penyuntikkan bolus .............................. 20

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Kerangka pikir penelitian .......................................................... 5

2.1 Rumus bangun diazepam ........................................................... 8

2.2 Mekanisme kerja benzodiazepin lewat GABA pada reseptor

GABA/ benzodiazepin/ klorida ionofor kompleks .................. 8

3.1 Sketsa pembuatan tiang infus ............................................... .... 26

3.2 Sketsa pencampuran larutan injeksi diazepam (10 mg/2 mL)

dan infus larutan NaCl 0,9% dalam satu wadah ....................... 27

3.3 Sketsa pencampuran larutan injeksi diazepam (10 mg/2 mL)

dan infus larutan Ringer Laktat dalam satu wadah ................... 28

3.4 Sketsa pencampuran larutan injeksi diazepam (10 mg/2 mL)

dan infus larutan Glukosa 5% dalam satu wadah ..................... 28

3.5 Sketsa pencampuran larutan injeksi diazepam (10 mg/2 mL)

dengan infus larutan NaCl 0,9% melalui penyuntikkan bolus .. 29

3.6 Sketsa pencampuran larutan injeksi diazepam (10 mg/2 mL)

dengan infus larutan Ringer Laktat melalui penyuntikkan

bolus .......................................................................................... 29

3.7 Sketsa pencampuran larutan injeksi diazepam (10 mg/2 mL)

dengan infus larutan Glukosa 5% melalui penyuntikkan bolus 30

4.1 Penampilan warna dan kekeruhan campuran injeksi diazepam

dengan larutan infus NaCl 0,9% dalam satu wadah (F1) dan

penyuntikkan bolus (F2 dan F3) ............................................... 33

4.2 Penampilan warna dan kekeruhan campuran injeksi diazepam

dengan larutan infus Ringer Laktat dalam satu wadah (F5)

dan penyuntikkan bolus (F6 dan F7) ........................................ 34

4.3 Penampilan warna dan kekeruhan campuran injeksi diazepam

dengan larutan infus Glukosa 5% dalam satu wadah (F9) dan

penyuntikkan bolus (F10 dan F11) ........................................... 35

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

xv

4.4 Ukuran partikel lamanya pencampuran injeksi diazepam

dengan larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa

5%) pada pemberian melalui satu wadah ............................... 36

4.5 Ukuran partikel campuran larutan injeksi diazepam dengan

variasi volume larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan

Glukosa 5%) melalui penyuntikkan bolus ................................ 39

4.6 Pengamatan mikroskopik partikel hasil campuran larutan

injeksi diazepam dan larutan infus Glukosa 5% 2,3 mL

melalui penyuntikkan bolus dengan perbesaran 10x ................ 42

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Gambar Bahan yang digunakan beserta kandungannya ............... 47

2 Perhitungan laju tetes bahan yang digunakan .............................. 49

3 Flowsheet pencampuran injeksi diazepam dan larutan infus

NaCl 0,9% dalam satu wadah dan pendiaman selama 2 jam ...... 50

4 Flowsheet pencampuran larutan injeksi diazepam dengan

larutan infus NaCl 0,9% melalui penyuntikkan bolus dan

pengukuran ukuran partikel dengan variasi volume .............. .... 51

5 Flowsheet pencampuran larutan injeksi diazepam dan larutan

infus Ringer Laktat dalam satu wadah dan pendiaman selama 2

jam ............................................................................................... 52

6 Flowsheet pencampuran larutan injeksi diazepam dengan

larutan infus Ringer Laktat melalui penyuntikkan bolus dan

pengukuran ukuran partikel dengan variasi volume ................... 53

7 Flowsheet pencampuran larutan injeksi diazepam dan larutan

infus Glukosa 5% dalam satu wadah dan pendiaman selama 2

jam ............................................................................................... 54

8 Flowsheet pencampuran larutan injeksi diazepam dengan

larutan infus Glukosa 5% melalui penyuntikkan bolus dan

pengukuran ukuran partikel dengan variasi volume ................... 55

9 Data ukuran partikel larutan infus NaCl 0,9% (F0) .................... 56

10 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% 500 mL dalam 1 wadah (0 jam) ........... 58

11 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% 500 mL dalam 1 wadah (1 jam) ........... 60

12 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% 500 mL dalam 1 wadah (2 jam) ........... 62

13 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% 40 mL melalui penyuntikkan bolus

(42 mL) ........................................................................................ 64

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

xvii

14 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% 2,3 mL melalui penyuntikkan bolus

(4,3 mL) ....................................................................................... 66

15 Data ukuran partikel larutan infus Ringer Laktat (F4) ................ 68

16 Data ukuran partikel laruta injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Ringer Laktat 500 mL dalam 1 wadah (0 jam) ...... 70

17 Data ukuran partikel laruta injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Ringer Laktat 500 mL dalam 1 wadah (1 jam) ...... 72

18 Data ukuran partikel laruta injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Ringer Laktat 500 mL dalam 1 wadah (2 jam) ...... 74

19 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Ringer Laktat 40 mL melalui penyuntikkan bolus

(42mL) ......................................................................................... 76

20 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Ringer Laktat 2,3 mL melalui penyuntikkan bolus

(4,3mL) ........................................................................................ 78

21 Data ukuran partikel larutan infus Glukosa 5% (F8) .................. 80

22 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Glukosa 5% 500 dalam 1 wadah (0 jam) ............... 82

23 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Glukosa 5% 500 dalam 1 wadah (1 jam) ............... 84

24 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Glukosa 5% 500 dalam 1 wadah (2 jam) ............... 86

25 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Glukosa 5% 2,3 mL melalui penyuntikkan bolus

(4,3 mL) ....................................................................................... 88

26 Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Glukosa 5% 40 mL melalui penyuntikkan bolus

(42 mL) ........................................................................................ 90

27 Gambar Alat ................................................................................ 92

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Inkompatibilitas adalah reaksi yang tidak diinginkan antara obat dan

larutan, wadah, atau obat lainnya. Ada 2 tipe inkompatibilitas yang berhubungan

dengan administrasi secara intravena baik secara fisik maupun kimiawi.

Penyiapan obat dan larutan intravena selalu disertai dengan reaksi yang tidak

diinginkan dari obat yang berinteraksi dengan substansi lainnya. Dalam konteks

ini perlu untuk membedakan reaksi inkompatibilitas dari reaksi interaksi. Interaksi

obat menggambarkan perubahan efek obat karena pengaruh zat lain (yaitu: obat,

zat kimia, dan nutrisi) sehingga menghasilkan larutan obat yang tidak optimal

bagi pasien setelah substansi tercampur (Melsunge, 2011).

Dua tipe Inkompatibilitas yaitu reaksi fisik dan reaksi kimiawi. Reaksi

fisik obat biasanya mengacu pada fase pemisahan atau presipitasi Inkompatibilitas

secara kimia berarti bahwa obat tersebut terdegradasi secara kimiawi karena

oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau dekomposisi. Reaksi kimia dapat

memanefestasikan dirinya melalui kekeruhan, presipitasi, dan perubahan warna

(Melsunge, 2011).

Mencampur larutan obat parenteral umumnya tidak direkomendasikan

karena potensi inkompatibilitas dan akibatnya kehilangan satu atau kedua aktivitas

obat. Namun, dalam beberapa keadaan mungkin ada alasan kuat untuk

mencampur dua atau lebih larutan obat parenteral dengan kantong infus yang

sama, syringe yang sama, atau dengan Y-site (Murney, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

2

Keadaan seperti itu meliputi :

1. Kesulitan dengan akses vena membatasi jumlah saluran intravena tersedia

untuk administrasi beberapa obat terus menerus

2. Beberapa obat yang membutuhkan pemberian parenteral di dalam jangka

waktu yang singkat seperti dalam kunjungan rumah oleh praktisi umum

3. Pasien rawat inap membutuhkan banyak obat secara simultan infus

kontinu dimana beberapa jalur intravena sangat tidak layak misalnya

selama perawatan paliatif (Murney, 2008).

Diazepam (DZP) adalah sejenis obat golongan benzodiazepin, yang

mempunyai efek sedatif dan relaksan otot. Beberapa macam teknik administrasi

dari injeksi langsung ke vena sampai injeksi ke dalam obat I.V yang

mengalir(Dunsworth, et al., 1974; Flinn, et al., 1975). Tetapi, produsen

menyatakan bahwa obat tersebut tidak boleh ditambahkan ke cairan I.V atau obat

lainnya (Roche Laboratories, 1977). Karena terbentuknya presipitat keruh setelah

penambahan larutan aqueous (Grower, et al., 1978).

Pada penelitian ini dilakukan pencampuran larutan injeksi diazepam dan

beberapa larutan infus parenteral (NaCl 0,9%, Ringer laktat, dan glukosa 5%)

dengan pencampuran dalam satu wadah dan melalui penyuntikkan bolus pada

latex tube infus set untuk melihat pengaruh perlakuan pencampuran terhadap

ukuran partikel dari campuran tersebut. Parameter lain yang diukur untuk

mendukung penelitian ini adalah pengukuran ukuran partikel, pengamatan warna

dan kekeruhan secara visual dan morfologi partikel secara mikroskopik.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

3

1.2 Kerangka Penelitian

Secara skematis, kerangka pikir penelitian ditunjukkan oleh Gambar 1.1

Latar belakang Tujuan Variabel Variabel Parameter

bebas terikat

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahn dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah terdapat inkompatibilitas pada injeksi diazepam dengan

beberapa larutan parenteral yang ditandai dengan perubahan warna dan

terbentuknya presipitat keruh?

Produsen

menyatakan

bahwa injeksi

diazepam tidak

boleh

ditambahkan ke

cairan I.V atau

obat lainnya.

Karena

terbentuknya

presipitat keruh

setelah

penambahan

larutan aqueous.

Oleh karena itu,

dilakukan

pengukuran profil

ukuran partikel

diazepam yang

terbentuk.

Mengetahui

pengaruh

lamanya pencampuran

terhadap ukuran

partikel

diazepam yang terbentuk pada

pemberian

dalam satu

wadah Ukuran

partikel

(diameter

dan

distribusi

partikel)

dan

morfologi

partikel

diazepam

Inkompat

ibilitas

Mengetahui pengaruh volume

larutan infus

terhadap ukuran

partikel diazepam yang terbentuk

melalui

penyuntikan

bolus dan satu wadah

Variasi

lamanya

pencampur

an

Variasi

volume

larutan infus

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

4

b. Apakah volume larutan infus mempengaruhi ukuran partikel diazepam

yang terbentuk pada pemberian melalui satu wadah dan penyuntikkan

bolus?

c. Apakah lamanya pencampuran mempengaruhi ukuran partikel

diazepam yang terbentuk pada pemberian melalui satu wadah?

1.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Terdapat inkompatibilitas pada injeksi diazepam dengan beberapa

larutan parenteral yang ditandai dengan perubahan warna dan

terbentuknya presipitat keruh Peningkatan volume larutan parenteral

dari larutan infus dalam campuran larutan injeksi diazepam dengan

beberapa larutan parenteral melalui penyuntikkan bolus dapat

mempengaruhi ukurann partikel dari campuran tersebut.

b. Volume larutan infus mempengaruhi ukuran partikel diazepam yang

terbentuk pada pemberian melalui satu wadah dan penyuntikkan

bolus .

c. Lamanya pencampuran mempengaruhi ukuran partikel diazepam

yang terbentuk pada pemberian melalui satu wadah

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui inkompatibilitas pada injeksi diazepam dengan

beberapa larutan parenteral yang ditandai dengan perubahan warna dan

terbentuknya presipitat keruh

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

5

b. Untuk mengetahui pengaruh volume larutan infus terhadap ukuran partikel

diazepam yang terbentuk pada pemberian melalui satu wadah dan

penyuntikkan bolus.

c. Untuk mengetahui pengaruh lamanya pencampuran terhadap ukuran

partikel diazepam yang terbentuk pada pemberian melalui satu wadah.

1.6 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah informasi dan

menambah ilmu pengetahuan tentang pengaruh campuran injeksi diazepam

dengan larutan parenteral ( infus NaCl 0,9%, Glukosa 5%, dan Ringer Laktat),

serta menambah kewaspadaan para ahli bidang kesehatan dalam pemberian

campuran sediaan parenteral ini.

\

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Obat Suntik

Obat suntik didefinisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas pirogen

yang dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral. Istilah parenteral seperti

yang umum digunakan, menunjukkan pemberian lewat suntikan seperti berbagai

sediaan yang diberikan dengan disuntikkan. Kata ini berasal dari kata Yunani,

para dan enteron berarti di luar usus halus dan merupakan rute pemberian lain dari

rute oral (Ansel, 2008).

2.2 Parenteral

Jalur pemberian obat parenteral merupakan jalur dimana obat dimasukkan

ke dalam tubuh pasien menggunakan jarum suntik. Ada empat rute parenteral

yang umum digunakan, yaitu: intradermal (ID), subkutan (SC), intamuskular

(IM), dan inravena (IV). Pilihan jalur parenteral yang akan digunakan ditentukan

oleh resep berdasarkan sifat obat, onset efek terapetik yang diinginkan, dan

kebutuhan pasien (Kamienski dan Keogh, 2015).

2.3 Intravena

Administrasi IV melibatkan penyuntikkan obat secara langsung ke

pembuluh darah. Injeksi ini biasanya dilakukan dengan jarum steril, dan syringe

atau kateter plastik yang steril. Pada saat produk obat disuntikkan langsung ke

pembuluh darah, obat ini segera/langsung tersedia (bioavailable) karena tidak

diperlukan penyerapan dan permeasi melalui membran atau jaringan (Boquet dan

Wagner, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

7

2.4 Tujuan Injeksi Intravena

a. Mendapatkan reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada injeksi parenteral lain

b. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,

vitamin, protein, lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral.

c. Menghindari terjadinya kerusakan jaringan

f. Memasukkan obat dalam jumlah yang besar

g. Memberikan transfusi darah

h. Membantu pemberian nutrisi parenteral

i. Memonitor Tekana Vena Sentral (CVP) (Scales, 2005).

2.5 Injeksi Intravena Bolus

Intravenous push adalah pengobatan dengan cara injeksi langsung ke

dalam vena. Dapat diadmnistrasi melalui Y-site set administrasi, perangkat infus,

atau kateter. Kebanyakan obat yang digunakan untuk pemberian melalui IV Push

atau bolus harus diberikan secara perlahan (sampai 30 menit), tergantung pada

obat itu sendiri. Injeksi yang cepat dapat meningkatkan konsentrasi obat dalam

plasma, yang dapat menimbulkan toksisitas, syok, dan gagal jantung (Hagle dan

Weinstein, 2014).

2.6 Injeksi Intravena Kontinu

Continous infusion adalah istilah yang diaplikasikan pada pengobatan

yang dicampurkan dengan larutan infus volume besar dan diinfus secara kontinu

selama beberapa jam atau beberap hari. Continus infusion sangat berguna ketika

pengobatan harus diencerkan atau membutuhkan penggantian cairan elektrolit

atau cairan volume yang besar (Turner dan Hankins, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

8

2.7 Dasar Pemberian cairan intravena

Pemberian cairan infus intravena (parenteral) merupakan pemberian cairan

dan elektrolit kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan terapi pemeliharaan

cairan karena tidak dapat dilakukan pemberian secara oral atau untuk memberikan

cairan pengganti secara cepat akibat kehilangan cairan. Pemberian cairan

intravena juga merupakan tindakan yang sering dilakukan pada kondisi gawat

darurat yang sangat menentukan keselamatan hidup (life saving), seperti

pendarahan hebat, diare berat, dan luka bakar. Selain untuk pemberian cairan dan

elektrolit, jalur intravena dapat juga sebagai jalur untuk memasukkan obat dan

nutrisi (Hardisman, 2015).

2.8 Injeksi Diazepam

2.8.1 Uraian umum diazepam

Rumus Bangun :

Gambar 2.1 Rumus bangun diazepam

Rumus Molekul : C16H13ClN2O

Berat Molekul : 284,75

Pemerian : Serbuk hablur; hampir putih sampai kuning; praktis tidak

berbau

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

9

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam etanol;mudah larut

dalam klorofom

(Ditjen POM, 2014)

Injeksi diazepam adalah larutan steril diazepam dalam pelarut yang sesuai.

Mengandung diazepam, C16H13ClN2O, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih

dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. pH injeksi diazepam antara 6,2

dan 6,9 (Ditjen POM, 2014).

2.8.2 Dosis Umum

Dosis diazepam adalah 5 sampai 10 mg. Dapat diulangi pada interval 10

sampai 15 menit dengan total dosis 30 mg. Sumber lain menyarankan 0,2 sampai

0,5 mg/kg setiap 15 sampai 30 menit untuk 2 atau 3 dosis. Beberapa spesialis

mulai dengan dosis 20 mg dan ditritasi dosis total lebih dari 10 menit atau sampai

kejangnya berhenti. Dosis maksimum untuk 24 jam adalah 100 mg.

2.8.3 Farmakologi

Kerja benzodiazipin terutama merupakan interaksinya dengan reseptor

penghambat neurotransmiter yang diaktifkan oleh asam gamma amino butirat

(GABA). Reseptor GABA merupakan protein yang terikat pada membran dan

dibedakan dalam 2 bagian besar sub-tipe, yaitu reseptor GABAA terdiri dari 5 atau

lebih subunit (bentuk majemuk dari α, β, dan γ subunit) yang membentuk suatu

reseptor kanal ion klorida kompleks. Reseptor GABAA berperan pada sebagian

besar neurotransmiter di SSP. Sebaliknya, reseptor GABAB, yang terdiri dari

peptida tunggal dengan 7 daerah transmembran, digabungkan terhadap

mekanisme signal transduksinya oleh protein-G. Benzodiazepin bekerja pada

reseptor GABAA, tidak pada reseptor GABAB (Wiria, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

10

Benzodiazepin berikatan langsung pada sisi spesifik (subunit γ) reseptor

GABAA (reseptor kanal ion klorida kompleks), sedangkan GABA berikatan pada

subunit α atau β. Pengikatan ini akan menyebabkan pembukaan kanal klorida,

memungkinkan masuknya ion klorida ke dalam sel, menyebabkan peningkatan

potensial elektrik sepanjang membransel dan menyebabkan sel sukar tereksitasi

(Wiria, 2007).

Gambar 2.2 Mekanisme kerja benzodiazepin lewat GABA pada reseptor

GABA/ benzodiazepin/ klorida ionofor kompleks

2.8.4 Indikasi dan kontraindikasi

Digunakan sebagai untuk mengatur gangguan kecemasan dari moderate

(sedang) sampai severe (parah) atau gejala kecemasan jangka pendek,

pengurangan alkohol akut, reaksi stres yang akut, kejang otot, status epileptikus

dan kejang parah yang berulang ulang termasuk tetanus, pengobatan pre-operasi

termasuk prosedur endoskopik, dan cardioversion

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

11

Kontraindikasi berupa hipersensitivitas, glaukoma sudut terbuka kecuali

menerima terapi yang tepat, syok, koma, keracunan alkohol yang akut dengan

tanda vital yang lemah. Emulsi di Dizac® mengandung minyak kacang kedelai;

tidak boleh diberikan kepada pasien yang hipersensitivitas terhadap protein

kacang kedelai (Gahart dan Nazareno, 2014).

2.8.5 Efek samping

Efek samping dapat berupa apnea, ataxia, penglihatan kabur, bradikardia,

gagal jatung, cardiovascular collapse, koma, pusing, batuk, pernafasan yang

lemah, depresi, refleks berkurang, mengantuk, dyspnea, pusing, cegukan,

laringospasme, neutropenia, phlebitis, dan venous thrombosis (Gahart dan

Nazareno, 2014).

2.9 Larutan elektrolit

Elektrolit adalah molekul-molekul yang berdisosiasi di dalam air menjadi

kation dan anion yang ekivalen. Terdapat banyak elektrolit yang penting secara

fisiologi, berupa Na+. K

+, Ca

2+, Mg

2+, Cl

-, HCO3

- . Elektrolt dan beberapa

komponen bermuatan seperti protein terdistribusi tidak merata pada cairan tubuh

(Barret, et al. 2010). Ion-ion ini dinyatakan dalam mEq/L. Kebanyakan elektrolit

mempunyai fungsi fisiologis yang lebih dari satu; umumnya beberapa elektrolit

bekerja sama untuk memediasi persistiwa kimia. Peranan fisiologi elektrolit

berupa mempertahankan elektrolnetralitas kompartemen cairan; memediasi reaksi

enzim; mengubah permeabilitas membran sel; mengatur kontraksi dan relaksasi

otot; mengatur transmisi impuls saraf (Philips dan Gorski, 2014).

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

12

2.9.1 Infus larutan NaCl 0,9% (normal salin)

Infus larutan NaCl 0,9% (PT. Widatra Bhakti) dipasaran dikemas dalam

500 ml dan mempunyai nilai osmolaritas 308 mOsm/L yang setara dengan ion

natrium (Na +) 154 mEq/L dan klorida (Cl

-) 154 mEq/L. pH infus larutan NaCl

0,9% adalah 4,5 sampai 7.

Kegunaan infus larutan natrium klorida 0,9% meliputi pengobatan shock

dan hiponatremia, perubahan cairan, metabolik alkalosis hiperkalsemia dan

penggantian cairan dalam diabetes ketoasidosis. Secara normal, natrium yang

dibutuhkan tubuh adalah 135 sampai 145 mEq/l. Fungsi fisiologis natrium

meliputi transmisi dan konduksi impuls saraf, bertanggung jawab terhadap

osmolalitas cairan vaskular serta menjaga keseimbangan air. Natrium berpindah

ke dalam sel ketika kalium berpindah sel akibat depolarisasi (aktivitas sel). Ketika

natrium berpindah keluar sel, kalium berpindah kembali ke dalam sel. Proses ini

disebut repolarisasi (aktivitas enzim) (Philips dan Gorski, 2014).

Funsgi utama natrium adalah mempertahankan volume cairan

ekstraseluler. Natrium merepresentasikan 90% kation ekstraseluler karena natrium

tidak dapat melewati dinding sel membran dengan mudah (Phillips dan Gorski,

2014). Selain itu, natrium juga berperan dalam mengatur tekanan darah. Banyak

proses pada tubuh seperti otak, sistem saraf, dan otot berfungsi apabila adanya

sinyal listrik yang diperoleh dari elektrolit (Akpan, et al., 2013).

Secara normal, klorida yang dibutuhkan tubuh adalah 95 sampai 108

mEq/L dan fungsi fisiologisnya berupa pengaturan osmolaritas serum;

keseimbangan cairan; keasaman cairan lambung; keseimbangan asam-basa;

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

13

berperan dalam pergantian oksigen-karbon dioksida (pergantian klorida). Klorida

merupakan anion terbanyak di cairan ekstraseluler (Philips dan Gorski, 2014).

2.9.2 Infus Larutan Ringer Laktat

Larutan ringer laktat (PT. Widatra Bhakti) yang ada di pasaran dikemas

dalam 500 ml mengandung 3 gram natrium klorda (NaCl), 0,15 gram kalium

klorida (KCl), 0,1 gram kalsium klorida (CaCl2.H2O), 1,55 gram natrium laktat

(C3H5NaO3) serta air untuk injeksi sampai 500 mL dengan osmolaritas 274

mOsm/L yang setara dengan ion natrium (Na+) 130 mEq/L, kalium (K

+) 4 mEq/L,

kalsium (Ca+2

) 2,7 mEq/L dan klorida (Cl-) 109,5 mEq/L, laktat (HCO3

-) 27,5

mEq/L.

Larutan ringer laktat adalah larutan steril non pirogen untuk pengisian

cairan dan elektrolit dalam wadah dosis tunggal untuk pemberian inravena yang

tidak mengandung zat antimikroba. Infus larutan ringer laktat memiliki nilai

sebagai sumber air dan elektrolit yang mampu menginduksi diuresis tergantung

pada kondisi pasien. Infus larutan ringer laktat menghasilkan efek alkalinisasi

metabolik. Ion laktat dimetabolisme menjadi karbon dioksida dan air yang

membutuhkan kation hidrogen (USP, 2013).

2.9.3 Infus Larutan Glukosa 5%

Infus Larutan glukosa 5% (PT. Widatra Bhakti) yang ada di pasaran

dikemas dalam 500 mL mengandung glukosa 25,0 g (C6H12O6. H2O) serta air

untuk injeksi sampai 500 mL dengan osmolaritas 252 mOsm/L.

Dekstrosa adalah non-elektrolit, dan jumlah total partikel dalam larutan

dekstrosa tidak tergantung dengan ionisasi. Dekstrosa dikenal lebih dekat secara

ideal dengan karbohidrat karena dimetabolisme oleh jaringan dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

14

Osomlaritas dari larutan dekstrosa ditentukan dari larutan elektrolit yang berbeda.

Dekstrosa didistribusi di dalam dan diluar sel, dengan sisa 8% yang berada dalam

sirkulasi untuk meningkatkan volume darah. Syarat pH dekstrosa pada USP

adalah 3,5 sampai 6,5 (Phillips dan Gorski, 2014).

2.10 Inkompatibilitas

Inkompatibilitas adalah reaksi yang tidak diinginkan yang terjadi antara

obat dengan larutan, wadah atau obat lainnya. Dua jenis inkompatibilitas yang

dihubungkan dengan jalur intravena adalah fisika dan kimia (Josephson, 2006;

Douglas, et al., 2001). Inkompatibilitas terjadi ketika dua atau lebih obat diberikan

dalam jalur intravena yang sama, menghasilkan reaksi yang tidak diinginkan.

Terdapat tiga tipe inkompatibilitas yaitu inkompatibilitas fisika, kimia, dan

terapetik (Scoville, 2013; Evans dan Dixon, 2006; Philips dan Gorski, 2014).

2.10.1 Inkompatibilitas Fisika

Inkompatibilitas fisika mengacu pada reaksi yang terlihat, seperti

perubahan warna, kekeruhan dan pembentukan endapan. Jenis yang paling umum

dari inkompatibilitas fisika yaitu pembentukan endapan (Philips dan Gorski,

2014).

Inkompatibilitas fisika terjadi ketika kombinasi obat menyebabkan

perubahan visual yang dapat diamati (perubahan warna, kekeruhan, dan

pembentukan endapan,) dan yang tidak dapat diamati (pembentukan partikel-

partikel yang tidak dapat diamati secara visual) (Agoes, 2009).

2.10.2 Inkompatibilitas Kimia

Inkompatibilitas kimia menggunakan degradasi kimia dari satu atau lebih

obat yang dicampurkan, menyebabkan toksisitas atau inaktivitas secara terapetik.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

15

Degradasi tidak selamanya bersifat dapat diamati tetapi reaksi obat dapat

menghasilkan perubahan yang berkaitan dengan potensi obat. Inkompatibilitas

secara kimia terjadi akibat hidrolisis, oksidasi, reduksi atau pembentukan

kompleks. Penyebab paling umum dari inkompatibilitas kimia adalah reaksi

antara obat asam dan basa atau larutan yang menghasilkan tingkat pH yang stabil

untuk salah satu obat. Nilai pH yang spesifik atau kisaran nilai pH yang sempit

diperlukan untuk pemeliharaan stabilitas obat setelah telah dicampur.

Inkompatibilitas kimia yang tidak dapat diamati dapat dideteksi dengan metode

analisis (Felton, 2013; Nagaraju, et al., 2015; Foinard, 2013; Gennaro, 2001;

Philips dan Gorski, 2014).

2.10.3 Inkompatibilitas Terapetik

Inkompatibilitas terapi adalah efek yang tidak diinginkan yang terjadi pada

pasien hasil dari dua atau lebih obat yang diberikan bersamaan yang dapat

menyebabkan peningkatan terapi atau penurunan respon terapi. Inkompatibilitas

terapetik adalah pencampuran yang sulit untuk diamati sebab menghasilkan

aktivitas terapetik yang antagonis atau sinergis. Inkompatibilitas ini sering terjadi

pada terapi penggunaan dua antibiotik. Misalnya, dengan penggunaan

kloramfenikol dan penisilin, kloramfenikol telah dilaporkan antagonis terhadap

aktivitas penisilin. Penisilin atau kortison juga mempunyai efek antagonis

terhadap heparin dan menyebabkan heparin tidak bekerja sebagai antikaogulan

(Gahart dan Nazareno, 2014; Felton, 2013).

2.11 Ketentuan ukuran partikel larutan parenteral

Sediaan steril tidak boleh terdapat partikel yang terlihat yaitu seperti

partikel dari wadah yang retak (USP 36 hal 6). Bahan partikulat merupakan zat

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

16

asing tidak larut dan melayang, kecuali gelembung gas yang tanpa disengaja ada

dalam larutan parenteral. Larutan injeksi termasuk larutan yang dikonstitusi dari

zat padat steril untuk penggunaan parenteral harus bebas dari partikel yang dapat

diamati pada pemeriksaan visual (Farmakope Ind Ed. IV, hal 981).

Ketentuan jumlah partikel berdasarkan Farmakope Edisi IV :

1. Injeksi volume besar untuk infus dosis tunggal memenuhi syarat uji jika

mengandung tidak lebih dari 50 partikel per ml yang setara atau tidak lebih

dari 10 µm dan tidak lebih dari 5 partikel per ml yang setara atau lebih

besar dari 25 µm dalam dimensi linier efektif.

2. Injeksi volume kecil memenuhi syarat uji jika jumlah rata-rata partikel

yang dikandung tidak lebih dari 10.000 tiap wadah yang setara atau lebih

besar dari 10µm diameter sferik efektif dan tidak lebih dari 1000 tiap

wadah sama atau lebih besar dari 25 µm diameter sferik efektif

Ketentuan jumlah partikel berdasarkan USP 36-NF 31 :

Ketentuan jumlah partikel berdasarkan USP 36-NF 31 tahun 2013 hal. 350 dapat

dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Ketentuan jumlah partikel berdasarkan USP 36-NF-31

Size Limit SVI ( less than

100 mL)

LVI (more than

100 mL)

≥ 10 µm 25 per mL

6000 per

container

≥ 25 µm 3 per mL

600 per

container

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

17

≥ 50 µm N/A N/A

Jika formulasi injeksi SC atau IM dapat menyebabkan iritasi lokal atau

sakit pada daerah suntik, maka dari itu administrasi melalui IV lebih digunakan.

Hanya produk obat berupa larutan atau dispersi koloid (khususnya berukuran

partikel < 1µm) yang mungkin cocok untuk pemberian intravena karena resiko

emboli paru yang dihasilkan dari partikel >7 µm (DeLuca dan Boylan, 1992) dan

adanya kendala partikulat yang terkait dengan pemberian pada rute ini (Williams,

et al., 2012).

2.12 Pengujian Partikel

Terbentuknya partikel terjadi karena adanya inkompatibilitas. Ini

merupakan reaksi yang tidak diinginkan antara campuran obat dan larutan

pembawa, wadah atau obat yang ditambahkan pada larutan intravena.

Inkompatibilitas dapat juga terjadi karena berbagai larutan yang dicampur dalam

jalur infus dan kateter pada pemberian parenteral. Salah satu konsekuensi dari

inkompatibilitas yaitu pengendapan yang membentuk partikulat (Josephon, 2006;

Douglas, et al., 2001).

Partikel dalam sediaan parenteral dapat berasal dari berbagai sumber

seperti berasal dari larutan itu sendiri dan bahan kimia yang terdapat di dalamnya,

proses manufaktur dan variabelnya, seperti lingkungan, peralatan, personalia,

komponen kemasan yang berkontak dengan larutan parenteral volume besar, unit

dan alat yang digunakan untuk pemberian larutan parenteral volume besar (Agoes,

2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

18

Pembuluh darah kapiler terkecil memiliki diameter sekitar 7 µm. Dengan

demikian, semua partikel yang memiliki ukuran sama dengan atau lebih besar dari

7 µm dapat terjebak dan menutup kapiler darah. Sebagian besar partikel

berpotensi dalam ukuran ini, dan jelas merupakan bahaya bagi kesehatan pasien.

Partikel yang kecil, lebih kecil dari 1µm, dapat dibuktikkan menyebabkan

agregasi protein secara in vitro dan in vivo yang menghasilkan reaksi imunogenik

di masa depan (Akers, 2010).

2.12.1 Ukuran Partikel

Partikel terdiri dari berbagai ukuran dalam larutan parenteral, untuk yang

dapat dideteksi secara visual (umumnya berukuran ≥ 50 µm) atau sub-visibel

dengan kisaran 2-50 µm secara umum. Khusus ukuran partikel sub-visibel perlu

dilakukan tes analisis spesifik untuk medeteksinya (Melsungen, 2011).

Agregat protein adalah partikel sub-visibel (lebih kecil dari 10 µm) yang

saat ini tidak dipantau dan tidak dihitung oleh sistem pengukuran partikel

partikulat. Carpenter, et al telah mempertanyakan praktik saat ini dan telah

mengusulkan agar (i) ilmuwan dari industri dan akademisi bekerja sama untuk

menentukan kapabilitas kuantitatif instrumen perhitungan partikel untuk partikel

sekecil 0,1 µm, (2) mengembangkan instrumen perhitungan partikel baru untuk

pengukuran partikel pada ukuran mendekati 0,1µm, dan (3) lebih banyak

melakukan penelitian dan dipublikasikan mengenai dampak agregasi protein

terhadap imunogenitas termasuk peran dari kelas protein, jumlah agregat, ukuran

agregatm dan konformasi protein dalam kelompok agregat (Akers, 2010).

2.12.3 Particle Size analyzer

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

19

Particle size analyzer adalah alat yang digunakan untuk mengukur ukuran

partikel dari bentuk sediaan larutan, suspensi, emulsi, dan aerosol. Particle size

analyzer mempunyai beberapa teknik yaitu teknik laser diffraction, dynamic light

scattering dan image analysis (Horiba, 2010). Teknik dynamic light scattering

juga dikenal sebagai Photon Correlation Spectroscopy. Hasil utamanya adalah

nilai rata-rata dari distribusi intensitas dan indeks polidispersitas untuk

menjelaskan lebar distribusi (Horiba, 2010; Goldburg, 1999).

Ukuran partikel mempengaruhi sifat partikel. Sekarang ini, metode yang

paling cepat dan paling banyak digunakan untuk menentukan ukuran partikel

adalah dengan photon correlation spectroscopy atau dynamic light scattering

menyediakan pengukuran viskositas medium dan menentukan diameter pada

partikel melalui gerakan Brownian dan sifat penghamburan cahaya (Swarbick dan

Boylan, 2002).

Penetapan metode Dynamic Light Scattering (DLS) didasarkan pada

gerak Brown yang berasal dari partikel. Gerak Brown adalah gerakan acak

partikel akibat tabrakan dengan molekul pelarut yang mengelilingnya. Kecepatan

gerak Brown dipengaruhi oleh partikel dan suhu. Semakin kecil ukuran partikel

semakin cepat gerak Brown partikel tersebut, sedangkan semakin besar ukuran

partikel semakin lambat gerak Brown yang terjadi dan semakin tinggi suhu

semakin lebih cepat terjadi gerak Brown (Malvern, 2015).

Jika Partikel disinari dengan laser, intensitas cahaya akan tersebar

berfluktuasi selama rentang waktu yang sangat singkat tergantung pafa ukuran

partikel. Partikel yang lebih kecil bergerak lebih cepat. Analisis fluktuasi

intensitas ini menghasilkan kecepatan dari gerak Brown. Diameter yang diukur

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

20

dengan metode Dynamic Light Scattering disebut diameter hidrodinamik dan

mengacu pada cara partikel berdifusi dalam cairan (Malvern, 2015).

Instrumen Dynamic Light Scattering terdiri dari sinar laser yang

dipancarkan ke sampel dengan dengan menggunakan sebuah lensa. Partikel akan

menghamburkan cahaya dari berbagai sudut dan detektor tunggal yang berada

pada sudut 90° dari sumber laser akan mengumpulkan hamburan cahaya dan

dikonversi menjadi muatan elektrik dan akan dikumpulkan oleh digital korelator.

Fungsi autokorelasi ini menghitung ukuran partikel (Malvern, 2015).

2.13 Tantangan Pengembangan Formulasi Sediaan Injeksi

2.13.1 Kosolven

Kosolven adalah pelarut organik untuk meningkatkan stabilitas dengan

mengubah sifat larutan seperti polaritas, tegangan permukaan, dan konstan

dielektrik obat yang sukar larut dalam air. Biasanya, jika molekul obat sedikit

polar atau tidak polar, kelarutan suatu larutan akan meningkat dengan

penambahan kosolven. Kosolven yang paling sering digunakan dalam formulasi

sediaan injeksi adalah propilen glikol (PG) dan etanol. Kombinasi dari 2 kosolven

ini biasanya digunakan dalam produk injeksi untuk memodifikasi parameter

kelarutan lebih lanjut. Kosolven lainnya (Tabel 2.2) yang ada dalam sediaan

injeksi yang dipasarkan adalah polietilen glikol 300, dimetilasetamid (DMA) dan

dimetilsulfosida (DMSO) (Williams, et al., 2012).

Karena kosolven mengubah banyak sifat dari larutan, stabilitas dari

senyawa juga diubah.. Konsentrasi kosolven harus dipilih berdasarkan kelarutan

dan stabilitas, tetapi bagus juga untuk mengetahui kompatibilitas dengan darah

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

21

dan konsentrasi kosolven yang dapat diterima yang digunakan untuk metode

formulasi injeksi yang diinginkan (Williams, et al., 2012).

Tabel 2.2 Kosolven untuk formulasi sediaan injeksi

Molekul/Indikasi Komposisi/pH Administrasi

Diazepam/gangguan

kecemasan

Diazepam 5mg, propilen

glikol 40%, etil alkohol

10%, sodium benzoat dan

asam benzoat 5%, benzil

alkohol 1,5%/ pH 6,2-6,9

Infus intravena langsung

dengan laju tidak

melebihi 5 mg/menit

Dihidroergotamin

mesylate/migrain

Dihidroergotamin

mesylate 1 mg, alkohol

6%, gliserin 15%, sodium

hidroksida untuk

meningkatkan pH, wfi

q.s. sampai 1 mL/pH 3,4-

4,9

Dosis 1 mL dengan

injeksi IV, SC, atau IM

secara langsung

Lorazepam/epilepsi atau

sedatif

Lorazepam 2 atau 4 mg,

18% PEG 400, 2% benzil

alkohol

Injeksi IM yang dalam,

Injeksi IV ketika

dilarutkan dengan

volume rasio 1:1 dengan

kecepatan tidak melebihi

2 mg/menit

Metokarbamol/sedatif

atau relaksan otot skelet

Metokarbamol 100mg,

PEG 300 50%, wfi q.s.

sampai 1 mL/pH 3,5-6,0

Injeksi IV secara

langsung dengan

kecepatan tidak melebihi

3 mL/menit; Infus IV

yang dilarutkan tidak

lebih dari 250 mL salin

atau D5W; Injeksi IM

Fenitoin sodium/epilepsi

Fenitoin sodium 50 mg,

40% propilen glikol, 10%

alkohol, sodium

hidroksida untuk

meningkatkan pH, air

untuk injeksi q.s.

Injeksi IV secara

langsung dengan

kecepatan tidak melebihi

50 mg/menit yang diikuti

dengan injeksi 0,9%

NaCl untuk mengurangi

iritasi

Beberapa pengobatan yang mengandung kosolven dapat diinjeksikkan

secara langsung dengan kecepatan yang lambat. Namun, banyak yang dilarutkan

(jika tidak ada presipitasi) sebelum pemberian obat untuk mengurangi

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

22

kemungkinan rasa sakit atau ketidaknyamanan di daerah injeksi. Setelah

konsentrasi kosolven yamg tepat sudah dipilih, peningkatan selanjutnya pada

kelarutan dan stabilitas dapat dicapai dengan kombinasi teknik seperti

peningkatan pH, pembentukkan padatan/garam yang tepat, dan buffer yang sesuai.

Zat penambah yang lain atau teknik lain dapat ditelusuri dalam kombinasi

kosolven untuk meberikan perbaikan stabilitas pada umur simpan produk yang

diperpanjang (Williams, et al., 2012).

Contoh molekul yang pada dasarnya tidak mempunyai kelarutan dalam air

yang menggunakan kosolven untuk solubilisasi adalah injeksi Lanoxin®

(Digoksin). Diberikan melalui rute IM atau IV, injeksi digoksin diindikasikan

untuk penyakit gagal jantung ringan sampai sedang. Digoksin dilarutkan sampai

0,25 mg/mL didalam 40% propilen glikol, 10% alkohol yang disangga pH nya

menjadi 6,8-7,2 dengan 0,7% disodium fosfat dan asam sitrat anhidrat. Produk

obat diencerkan setidaknya empat kali menjadi air untuk injeksi, injeksi 0,9%

natrium klorida, atau injeksi dekstrosa 5% dan diinfus secara lambat, tetapi, dapat

diinjeksikan secara IV bolus atau IM, jika diperlukan (Lanoxin Injectin product

mnograph, 2011) (Williams, et al., 2012).

Untuk meningkatkan kelarutan suatu obat, selain menggunakan pelarut

organik yang mudah larut dalam air sebagai pelarut, zat lain juga digunakan

sebagai pelarut. Kelarutan suatu zat dapat diekspresikan dalam beberapa cara.

Umumnya, konsentrasi diekspresikan dalam bentuk persen (w/v), yaitu gram per

100 mL larutan, tetapi molaritas dan molalitas juga digunakan. Molaritas

didefinisikan jumlah mol per 1000 mL larutan. Molalitas adalah jumlah mol per

100 g pelarut, dan karena itu dihubungkan dengan berat, tidak dipengaruhi oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

23

suhu. The United States Pharmacopeia (USP) mengurutkan kelarutan dalam

jumlah millimeter pelarut yang digunakan untuk melarutkan 1 g zat. Jika suatu

kelarutan tidak diketahui, USP telah menyediakan istilah umum untuk

menggambarkan kisaran yang diberikan. Istilah ini tercantum dalam Tabel 2.3

Tabel 2.3 Perkiraan kelarutan menurut USP

Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan

untuk melarutkan 1 bagian zat

Sangat mudah larut < 1

Mudah larut 1 – 10

Larut 10 – 30

Agak sukar larut 30 – 100

Sukar larut 100 – 1000

Sangat sukar larut 1000- 10,000

Praktis tidak larut >10,000

(DeLuca dan Boylan,1984).

Kosolven digunakan dalam sistem dimana larutan berair yang tidak sesuai

secara fisika atau kimiawi. Walaupun pelarut misel air digunakan di parenteral

secara prinsip untuk meningkatkan kelarutan obat, mereka juga digunakan sebagai

pengstabil untuk obat yang didegredasi oleh hidrolisis. Pelarut yang paling umum

adalah gliserin, etil alkohol, propilen glikol, dan polietilen glikol 300 dan 400

(DeLuca dan Boylan, 1984).

Sistem pelarut campur mungkin menimbulkan iritasi atau peningkatan

toksisitas, terutama saat dalam jumlah yang banyak atau konsentrasi besar.

Larutan yang mengandung persentase etanol yang tinggi dapat menyebabkan sakit

saat injeksi. Penting juga untuk berhati-hati ketika preparasi diadministrasi secara

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

24

intravena, injeksi yang terlalu cepat dapat menyebabkan presipitasi obat dalam

pembuluh darah (DeLuca dan Boylan, 1984).

2.13 Inkompatibilitas Diazepam

Produsen menyatakan bahwa injeksi diazepam tidak boleh dicampurkan

dengan obat lain atau cairan IV. Walaupun beberapa studi menyatakan bahwa

injeksi diazepam mungkin dapat kompatibel dengan beberapa obat dan cairan IV,

kompatibilitas mungkin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (contoh.,

konsentrasi obat, pH, suhu). Penambahan injeksi diazepam ke dalam larutan infus

atau plastik syring dapat menyebabkan adsorpsi diazepam ke wadah plastik

(AHFS, 2002).

Roche mengatakan bahwa diazepam mempunyai kelarutan yang sangat

rendah dalam sistem aqueous, natrium benzoat, digabungkan dalam formula

sebagai buffer atau penyangga. Pengenceran produk, dinyatakan, akan

menyebabkan presipitasi diazepam. Jika larutan diasamkan, asam benzoat akan

mengendap dan kopresipitasi dengan obat (Trissel, 2003).

Tabel Informasi inkompatibilitas injeksi diazepam menurut Gray, et al.,

2011.

Tabel 2.3 Informasi teknikal inkompatibilitas injeksi diazepam

Inkompatibel dengan Kemasan PVC. Kalium klorida.

Amfotericin, ataracurium,

cisatracurium, dobutamin,

fluklosaksilin, foscarnet, furosemid,

heparin sodium, linezolid, meropenem,

Pabrinex, propofol, remifentanil,

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

25

veruconium bromida.

Diazepam secara substansial diserap oleh plastik dalam wadah yang

fleksibel, set alat kontrol volume, dan set tube untuk administrasi intravena.

Hanya sebagian kecil obat diazepam diadsorpsi ke dinding set infus

polivinilklorida. Larutan diazepam stabil dalam wadah gelas/kaca. Bahan yang

cocok untuk wadah infus, syringe, dan set administrasi untuk administrasi

diazepam adalah kaca, poliolefin, polipropilen, dan polietilen (Bojanic, et al.,

2011).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental yaitu menguji

ukuran partikel campuran injeksi diazepam dengan larutan parenteral Nacl 0,9%,

Ringer Laktat, dan Glukosa 5% dalam satu wadah dan penyuntikkan bolus.

Penelitian ini meliputi pemeriksaan penampilan fisik campuran larutan berupa

pemeriksaan warna dan kekeruhan, pemeriksaan ukuran partikel larutan, dan

morfologi partikel. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Fisik

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Ilmu Dasar Alam

Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.

3.2 Alat-alat dan Bahan

3.2.1 Alat-alat

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

26

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol kaca, infus-set

(syringe), Particle Size Analyzer (Vasco), spuit, tiang infus dan mikroskop digital

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Injeksi Diazepam

10mg/2ml (Actavis), Larutan Infus NaCl 0,9% (PT. Widatra Bhakti), Larutan

Ringer Laktat (PT. Widatra Bhakti), Larutan Glukosa 5% (PT. Widatra Bhakti.)

3.3 Penyiapan tiang infus

Tiang infus dibuat dari kayu dan penggunaannya berupa baut yang dapat

mengait. Tiang infus ini dirancang identik dengan tiang infus yang terdapat pada

rumah sakit dengan tujuan sediaan yang akan diberikan secara intravena dapat

digantung.

Gambar 3.1 Sketsa pembuatan tiang infus

3.4 Sediaan Parenteral yang digunakan

Pada penelitian ini dgunakan injeksi diazepam 10mg/2ml. Injeksi

diazepam tiap mL mengandung diazepam 5 mg. Dosis diazepam harus

disesuaikan dengan kondisi pasien yang akan mendapatkan pengobatan.

Pada larutan NaCl 0,9% (PT. Widatra Bhakti), tiap 500 mL, larutan

mengandung 4,5 g natrium klorida (NaCl) serta air untuk injeksi sampai 500 mL

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

27

dengan osmolaritas 308 mOsm/L yang setara dengan ion natrium (Na +) 154

mEq/L dan klorida (Cl-) 154 mEq/L.

Pada larutan Ringer Laktat (PT. Widatra Bhakti), tiap 500 mL larutan

mengandung 3,0 g natrium klorida (NaCl), kalium klorida 0,15 g (KCl), kalsium

klorida 0,10 g (CaCl2. H2O), natrium laktat 1,55 g (NaC3H5O3) serta air untuk

injeksi sampai 500mL dengan osmolaritas 274 mOsm/L yang setara dengan ion

natrium (Na+) 130 mEq/L, kalium (K

+) 4 mEq/L, kalsium (Ca

+2), 2,7 mEq/L dan

klorida (Cl-) 109,5 mEq/L, laktat (HCO3

-) 27,5 mEq/L.

Pada larutan Glukosa 5% (PT. Widatra Bhakti), tiap 500 mL larutan

mengandung glukosa 25,0 g (C6H12O6. H2O) serta air untuk injeksi sampai 500

mL dengan osmolaritas 252 mOsm/L.

3.5 Prosedur Percobaan

3.5.1 Pencampuran dalam 1 wadah

3.5.1.1 Pencampuran Injeksi Diazepam 10 mg/2mL dan Larutan Infus NaCl

0,9 %

Injeksi diazepam 10mg/2ml dicampur ke dalam Infus NaCl 0,9% pada

suhu kamar. Hasil pencampuran dihubungkan dengan infus-set dan dijalankan

dengan laju alir 1 tetes/ 1detik (mengikuti laju tetes Infus NaCl 0,9%) dan

ditampung pada botol kaca kemudian dievaluasi stabilitas fisik campuran berupa

pengujian ukuran partikel dan pemeriksaan kekeruhan secara visual.

Hasil campuran larutan injeksi

Diazepam (10mg/2ml) dan larutan

infus NaCl 0,9%

Tempat penampungan

hasil campuran

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

28

Gambar 2.2 Sketsa pencampuran larutan injeksi Diazepam (10mg/2ml) dan

infus larutan NaCl 0,9% dalam satu wadah

3.5.1.2 Pencampuran Injeksi Diazepam 10mg/2ml dan Larutan Infus

Ringer Laktat

Injeksi diazepam 10mg/2ml dicampur ke dalam Larutan Ringer Laktat

pada suhu kamar. Hasil pencampuran dihubungkan dengan infus-set dan

dijalankan dengan laju alir 21 tetes/menit (mengikuti laju tetes Larutan Ringer

Laktat) dan ditampung pada botol kaca kemudian dievaluasi stabilitas fisik

campuran berupa pengujian ukuran partikel dan pemeriksaan kekeruhan secara

visual.

Gambar 3.3 Sketsa pencampuran larutan injeksi Diazepam (10mg/2ml) dan

infus larutan Ringer Laktat dalam satu wadah

3.5.1.3 Pencampuran Injeksi Diazepam 10 mg/2ml dan Larutan Infus

Glukosa 5%

Injeksi diazepam 10mg/2ml dicampur ke dalam Larutan Glukosa 5%

pada suhu kamar. Hasil pencampuran dihubungkan dengan infus-set dan

dijalankan dengan laju alir 21 tetes/menit (mengikuti laju tetes Larutan Glukosa

5%) dan ditampung pada botol kaca kemudian dievaluasi stabilitas fisik campuran

berupa pengujian ukuran partikel dan pemeriksaan kekeruhan secara visual

Hasil campuran larutan injeksi

Diazepam(10mg/2ml) dan infus

larutan infus Ringer Laktat

Tempat penampungan

hasil campuran

Hasil campuran larutan injeksi

Diazepam (10mg/2ml) dan

larutan infus Glukosa 5%

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

29

Gambar 3.4 Sketsa pencampuran larutan injeksi Diazepam (10mg/2ml) dan

larutan infus Glukosa 5% dalam satu wadah

3.5.2 Pencampuran melalui penyuntikan bolus pada latex tube infus set

3.5.2.1 Pencampuran Injeksi Diazepam 10 mg/2ml dan Larutan Infus

NaCl 0,9 %

Sebanyak 2 ml larutan injeksi diazepam disuntikkan melalui karet

selang infus yang dialiri 500 ml larutan infus Nacl 0,9% dengan kecepatan tetes

60 tetes per menit. Ditampung campuran larutan yang keluar dari jarum infus set

selama penyuntikkan berlangsung dan diukur ukuran partikelnya.

Gambar 3.5 Sketsa pencampuran larutan injeksi diazepam (10mg/2ml) dengan

infus larutan NaCl 0,9% melalui penyuntikan bolus

3.5.2.2 Pencampuran Injeksi Diazepam 10 mg/2ml dan Larutan Ringer

Laktat

Sebanyak 2 ml larutan injeksi diazepam disuntikkan melalui karet selang

infus yang dialiri 500 ml larutan infus Ringer Laktat dengan kecepatan tetes 21

tetes per menit. Ditampung campuran larutan yang keluar dari jarum infus set

selama penyuntikkan berlangsung dan diukur ukuran partikelnya.

Tempat penampungan

hasil campuran

500ml larutan infus

NaCl 0,9%

Tempat penampungan

hasil campuran

Larutan injeksi Diazepam

(10mg/2ml)

500ml larutan infus

Ringer Laktat

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

30

Gambar 3.6 Sketsa pencampuran larutan injeksi diazepam (10mg/2ml) dengan

infus larutan Ringer Laktat melalui penyuntikan bolus

3.5.2.3 Pencampuran Injeksi Diazepam 10 mg/2ml dan larutan Glukosa 5%

Sebanyak 2 ml larutan injeksi diazepam disuntikkan melalui karet

selang infus yang dialiri 500 ml larutan infus Glukosa 5% dengan kecepatan tetes

21 tetes per menit. Ditampung campuran larutan yang keluar dari jarum infus set

selama penyuntikkan berlangsung dan diukur ukuran partikelnya.

Gambar 3.7 Sketsa pencampuran larutan injeksi diazepam (10mg/2ml) dengan

infus larutan Glukosa 5% melalui penyuntikan bolus

3.6 Pengamatan hasil pencampuran larutan injeksi Diazepam dalam infus

larutan NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa 5% secara visual

Pengamatan hasil pencampuran larutan injeksi Diazepam dalam infus

larutan NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa 5% dilakukan secara visual.

Campuran yang diamati adalah campuran melalui satu wadah setelah pendiaman

selama 0 jam, 1 jam , 2 jam dan penyuntikan bolus pada latex tube pada volume

4,3 ml dan 42 ml.

Tempat penampungan

hasil campuran

Larutan injeksi Diazepam

(10mg/2ml)

500ml larutan infus

Dekstrosa 5%

Larutan injeksi Diazepam

(10mg/2ml)

Tempat penampungan

hasil campuran

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

31

3.7 Penentuan ukuran partikel hasil campuran larutan injeksi Diazepam

dengan larutan parenteral ( NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Glukosa 5%)

Pemeriksaan ukuran partikel hasil campuran dengan particle size analyzer

(Vasco γ

). Sebelum dilakukan pengujian, alat harus dihidupkan selama beberapa

waktu. Setelah itu sampel yang diuji dimasukkan ke dalam tempat sampel.

Selanjutnya ditentukan pelarut yang digunakan (air) dan diatur suhu pengujian

(suhu 24°C). Ukuran partikel hasil akhir campuran kemudian dibaca. Selain

ukuran partikel, dari data dapat juga dibaca distribusi ukuran partikel pada

campuran larutan yang diperiksa.

3.8 Pengamatan morfologi partikel pencampuran larutan injeksi

diazepam dengan larutan Infus Glukosa 5% 2,3 mL melalui

penyuntikkan bolus secara mikroskopik

Pengamatan morfologi partikel dari hasil pencampuran larutan injeksi

diazepam (10mg/2mL) dan larutan infus Glukosa 5% (2,3 mL) dilakukan secara

visual dan mikroskopik menggunakan mikroskop digital. Sebelum mikroskop

digital digunakan, lensa objektif dibersihkan terlebih dahulu dengan tisu lensa.

Proses selanjutnya adalah menghubungkan mikroskop digital pada sumber listrik.

Kemudian diambil satu tetes sediaan campuran untuk diletakkan pada gelas objek

dan kemudian ditutupi dengan deck glass. Setelah persiapan sampel, gelas objek

diletakkan diatas meja preparat dan diamati morfologi partikel dengan perbesaran

10x.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemeriksaan Warna dan Kekeruhan Campuran Injeksi Diazepam

dengan Larutan Parenteral (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Glukosa

5%) dalam Satu wadah dan Penyuntikkan Bolus

Hasil pengamatan penampilan fisik campuran injeksi diazepam dengan

beberapa larutan parenteral (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa 5%) dalam

satu wadah dan melalui penyuntikan bolus dilakukan dengan melihat warna dan

kekeruhan secara visual setelah pencampuran. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.1

dan Gambar 4.1

Tabel 4.1 Data pengamatan pemeriksaan warna dan kekeruhan campuran injeksi

diazepam dengan beberapa larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat,

dan Glukosa 5%) dalam satu wadah dan melalui penyuntikkan bolus

Formula

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

33

Pengamatan F1 F2 F3 F5 F6 F7 F9 F10 F11

Warna TW KJ KP TW KJ KP TW TW KK

Kekeruhan J J J J J J J J K

Keterangan :

F1 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus NaCl 0,9% 500

mL ( 1 wadah )

F2 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus NaCl 0,9% 2,3

mL (bolus)

F3 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus NaCl 0,9% 40

mL (bolus)

F5 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Ringer Laktat

500 mL ( 1 wadah )

F6 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Ringer Laktat 2,3

mL (bolus)

F7 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Ringer Laktat 40

mL (bolus)

F9 : Campuran injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan larutan infus Glukosa 5%

500 mL (dalam 1 wadah)

F10 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Glukosa 5% 40

mL (bolus)

F11 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Glukosa 5% 2,3 mL

(bolus)

TW : tidak berwarna

J : Jernih

K : Keruh

KP : Kuning Pucat

KJ : Kuning Jernih

KK : Kuning Keruh

Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 4.1, dapat diamati bahwa

campuran injeksi diazepam dengan beberapa larutan parenteral (NaCl 0,9%,

Ringer Laktat, dan Glukosa 5%) baik dalam satu wadah maupun melalui

penyuntikkan bolus tidak menunjukkan kekeruhan, sedangkan pengamatan warna

dari campuran injeksi diazepam dengan beberapa larutan parenteral (NaCl 0,9%,

Ringer Laktat, dan Glukosa 5%) dalam satu wadah (F1, F5, dan F9) ditunjukkan

tidak adanya warna. Pada campuran larutan injeksi diazepam dengan larutan

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

34

infus NaCl 0,9% melalui penyuntikkan bolus (F2 dan F3) ditunjukkan adanya

warna kuning pucat pada F2 dan F3 yaitu campuran injeksi diazepam 2 mL

dengan larutan infus NaCl 0,9% 2,3 mL dan 40 mL. Penampilan warna dan

kekeruhan larutan dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Penampilan warna dan kekeruhan campuran injeksi diazepam

dengan larutan infus NaCl 0,9% dalam satu wadah (F1) dan

penyuntikkan bolus (F2 dan F3)

Keterangan :

F1 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus NaCl 0,9%

500 mL ( 1 wadah )

F2 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus NaCl 0,9%

2,3 mL (bolus)

F3 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus NaCl 0,9%

40 mL (bolus)

Pada campuran larutan injeksi diazepam dengan larutan infus Ringer

Laktat melalui penyuntikkan bolus (F6 dan F7) ditunjukkan adanya warna kuning

pucat pada F6 dan F7 yaitu campuran injeksi diazepam 2 mL dengan larutan infus

Ringer Laktat 2,3 mL dan 40 mL. Penampilan warna dan kekeruhan larutan dapat

dilihat pada Gambar 3.2

F1 F2 F3

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

35

Gambar 4.2 Penampilan warna dan kekeruhan campuran injeksi diazepam

dengan larutan infus Ringer Laktat dalam satu wadah (F5) dan

penyuntikkan bolus (F6 dan F7)

Keterangan :

F5 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Ringer Laktat

500 mL ( 1 wadah )

F6 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Ringer Laktat 2,3

mL (bolus)

F7 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Ringer Laktat 40

mL (bolus)

Pada campuran larutan injeksi diazepam dengan larutan infus Glukosa 5%

melalui penyuntikkan bolus (F10 dan F11) ditunjukkan adanya warna kuning

pucat pada F11 yaitu campuran injeksi diazepam 2 mL dengan larutan infus

Glukosa 5% 2,3 mL, sedangkan pada F10 yaitu campuran injeksi diazepam 2 mL

dengan larutan infus glukosa 5% 40 mL tidak menunjukkan adanya warna.

F6 F7 F5

F9

F10

F11

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

36

Gambar 4.3 Penampilan warna dan kekeruhan campuran injeksi diazepam

dengan larutan infus Glukosa 5% dalam satu wadah (F9) dan

penyuntikkan bolus (F10 dan F11)

Keterangan :

F9 : Campuran injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan larutan infus Glukosa 5%

500 mL (dalam 1 wadah)

F10 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Glukosa 5% 40

mL (bolus)

F11 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Glukosa 5% 2,3

mL (bolus)

4.2 Pengaruh lamanya pendiaman campuran Injeksi Diazepam dan Larutan

Parenteral (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa 5%) dalam satu

wadah

Pencampuran larutan injeksi diazepam dengan larutan infus (NaCl 0,9%,

Ringer Laktat, dan Glukosa 5%) dalam satu wadah menghasilkan larutan jernih

tidak berwarna. Ukuran partikel dan distrbusi hasil pencampuran larutan injeksi

diazepam dan beberapa larutan parenteral dapat dilihat pada Tabel 4.2; Gambar

4.4 dan Tabel 4.3

Tabel 4.2 Ukuran partikel lamanya pencampuran injeksi diazepam dengan

larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa 5%) pada

pemberian melalui satu wadah

Formula

Waktu

Ukuran Partikel (nm)

Dv 10 (nm)

Dv50 (nm)

Dv90 (nm)

Dmean Intensity

(nm)

F0 - 426,99 813,05 1622,24 869,19

F1

0 jam 245,54 2455,36 2455,36 1720,76

1 jam 1023,56 2344,85 5890,00 1849,37

2 jam 1412,91 3389,34 6762,62 2339,66

F4 - 407,49 813,05 1862,58 883,47

F5

0 jam 1698,69 3716,34 6762,62 2560,66

1 jam 2239,31 5371,74 8130,46 3060,00

2 jam 2692,25 5890,00 8513,64 3370,61

F8 - 446,80 813,05 1549,23 883,31

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

37

F9

0 jam 2819,13 5890,00 8513,64 3487,37

1 jam 4074,88 6762,62 8914,87 4680,41

2 jam 4899,09 7081,33 9335,02 5627,71

Gambar 4.4 Ukuran partikel lamanya pencampuran injeksi diazepam dengan

larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa 5%) pada

pemberian melalui satu wadah

Keterangan :

F0 : Larutan infus NaCl 0,9%

F1 : Campuran injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan larutan infus NaCl 0,9% 500

mL

F4 : Larutan infus Ringer Laktat

F5 : Campuran injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan larutan infus Ringer Laktat 500

mL

F8 : Larutan infus Glukosa 5%

F9 : Campuran injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan larutan infus Glukosa 5% 500

mL

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa F9 memiliki ukuran partikel

rata-rata yang paling besar diantara formula lainnya yaitu 5627,71 nm. Semakin

lama lamanya pendiamannya maka semakin meningkat ukuran partikel yang

terbentuk.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

F1 F5 F9

0 jam

1 jam

2 jam

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

38

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa ukuran partikel yang terbentuk

akibat pencampuran injeksi diazepam dengan larutan parenteral (NaCl 0,9%,

Ringer Laktat, dan Glukosa 5%)dalam satu wadah rata-rata diatas 1000 nm atau

lebih besar dari 1µm. Hal ini menunjukkan adanya inkompatibilitas dari campuran

tersebut.

Tabel 4.3 Distribusi ukuran partikel lamanya pencampuran injeksi diazepam

dengan larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa 5%)

pada pemberian melalui satu wadah

Formula Waktu Distribusi ukuran partikel

(nm)

F0 - 281,91-2042,28

F1

0 jam 589,00-4468, 02

1 jam 616,76-4899,09

2 jam 776,45-5371,74

F4 - 257,11- 2239,31

F5

0 jam 891,49-5890,00

1 jam 977,50-7764,57

2 jam 1023,56-8914,87

F8 - 309,11-2042,28

F9

0 jam 1071,80-8914,87

1 jam 1622,24-9774,96

2 jam 2042,28-9774,96

Keterangan :

F0 : Larutan infus NaCl 0,9%

F1 : Campuran injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan larutan infus NaCl 0,9% 500

mL

F4 : Larutan infus Ringer Laktat

F5 : Campuran injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan larutan infus Ringer Laktat 500

mL

F8 : Larutan infus Glukosa 5%

F9 : Campuran injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan larutan infus Glukosa 5% 500

mL

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

39

Pada Tabel 4.3 dapat diamati distribusi ukuran partikel yang terkandung

dalam campuran injeksi diazepam dengan larutan parenteral (NaCl 0,9, Ringer

Laktat, dan Glukosa 5%) berada pada rentang 589,00 nm sampai 9774,96 nm.

Dari ketiga larutan parenteral yang digunakan, campuran larutan injeksi

diazepam dengan Glukosa 5% memberikan ukuran partikel yang lebih besar

dikarenakan Glukosa 5% mengandung gula yang membentuk ikatan lemah

dengan molekul air disekelilingnya sehingga air yang diserap oleh gula sangat

sedikit sehingga volume air menjadi banyak mengencerkan kosolven

dibandingkan larutan infus NaCl 0,9% dan Ringer Laktat yang mengandung

garam mempunyai ikatan kuat dengan molekul air disekelilingnya sehingga

volume air menjadi lebih sedikit untuk mengencerkan kosolven dan menyebabkan

ukuran partikel lebih kecil dibandingkan dengan campuran larutan infus Glukosa

5%.

4.3 Pengaruh Volume Larutan Infus terhadap ukuran partikel diazepam

yang terbentuk pada pemberian melalui penyuntikkan bolus

Volume larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa 5%) dalam

injeksi diazepam dapat mempengaruhi ukuran partikel yang ditunjukkan pada

Tabel 4.4 dan Gambar 4.5 dan distribusi ukuran partikel yang ditunjukkan pada

Tabel 4.5

Tabel 4.4 Ukuran partikel campuran larutan injeksi diazepam dengan variasi

volume larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa 5%)

melalui penyuntikkan bolus

Formula Ukuran Partikel (nm)

Dmean Intensity

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

40

Dv 10 (nm) Dv50 (nm) Dv90 (nm) (nm)

F2 295,20 513,00 933,50 544,52

F3 426,69 776,45 1479,5 834,78

F6 234,49 338,93 537,17 344,35

F7 741,51 1549,23 3891,48 1440,68

F10 295,2 513,00 891,49 546,17

F11 1778,75 2819,13 4678,59 2501,81

Gambar 4.5 Ukuran partikel campuran larutan injeksi diazepam dengan

variasi volume larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan

Glukosa 5%) melalui penyuntikkan bolus

Keterangan :

F2 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus NaCl 0,9% 40 mL

F3 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus NaCl 0,9% 2,3 mL

F6 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Ringer Laktat 40

mL

F7 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Ringer Laktat 2,3

mL

F10 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Glukosa 5% 40 mL

F11 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Glukosa 5% 2,3 mL

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

F2 F3 F6 F7 F10 F11

Ukuran Partikel (nm)

Ukuran Partikel (nm)

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

41

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa F11 campuran larutan injeksi diazepam

dan larutan infus Glukosa 5% 2,3 mL melalui penyuntikkan bolus mempunyai

ukuran partikel paling besar yaitu 2501,81,sedangkan F2 merupakan campuran

larutan injeksi diazepam 10 mg/ 2 mL dan larutan infus NaCl 0,9% 40 mL

mempunyai ukuran partikel yang lebih kecil dari F3 yaitu 544,52 nm. Semakin

besar volume larutan infus yang dicampurkan dengan injeksi diazepam semakin

kecil ukuran partikel tersebut..

Tabel 4.5 Distribusi ukuran partikel campuran larutan injeksi diazepam dengan

variasi volume larutan infus (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Glukosa

5%) melalui penyuntikkan bolus

Formula Distribusi Ukuran Partikel (nm)

F2 295,20-1950,36

F3 776,45- 5371,74

F6 141,29-708,13

F7 446,80-3389,34

F10 204,23-1175,21

F11 1175,21-4687,59

Keterangan :

F2 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus NaCl 0,9% 40 mL

F3 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus NaCl 0,9% 2,3 mL

F6 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Ringer Laktat 40

mL

F7 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Ringer Laktat 2,3

mL

F10 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Glukosa 5% 40 mL

F11 : Campuran injeksi diazepam 2 ml dengan larutan infus Glukosa 5% 2,3 mL

Pada Tabel 4.5 dapat diamati distribusi ukuran partikel yang terkandung

dalam campuran injeksi diazepam dengan larutan parenteral (NaCl 0,9, Ringer

Laktat, dan Glukosa 5%) melalui penyuntikkan bolus berada pada rentang 295,20

nm sampai 4687,59 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

42

Dari kedua jenis cara pencampuran dapat disimpulkan bahwa

pencampuran dalam satu wadah mempunyai ukuran partikel yang lebih besar

dibandingkan melalui penyuntikkan bolus. Hal ini terjadi karena lebih banyak

terjadi interaksi antara diazepam dengan larutan parenteral dibandingkan melalui

penyuntikkan bolus karena volume air pada larutan parenteral yang besar

mengencerkan kosolven seperti propilen glikol dan etanol pada injeksi diazepam

sehingga ukuran partikel pada satu wadah lebih besar Melalui penyuntikkan bolus,

Diazepam hanya berinteraksi dengan larutan parenteral yang lewat dari selang

infus saja, dimana volume larutan parenteralnya lebih kecil dibandingkan yang

terdapat dalam satu wadah.

Dari hasil penelitian yang diperoleh rata-rata ukuran partikel dari

campuran larutan parenteral dalam satu wadah berukuran lebih besar dari 1 µm.

Dijelaskan bahwa hanya produk obat berupa larutan atau dispersi koloid

(khususnya berukuran partikel < 1µm) mungkin cocok untuk pemberian intravena

karena resiko emboli paru yang dihasilkan dari partikel >7 µm (Deluca dan

Boylan , 1992) dan adanya kendala partikulat yang terkait dengan pemberian pada

rute ini. Oleh karena itu, pemberian larutan parenteral berukuran lebih besar dari

1µm selayaknya harus dihindari untuk mencegah adanya resiko berbahaya selama

distribusi obat dalam peredaran darah (Williams, et al., 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 60: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

43

4.8 Pengamatan partikel dari pencampuran larutan injeksi diazepam

dengan larutan Infus Glukosa 5% 2,3 mL melalui penyuntikkan bolus

secara mikroskopik

Gambar 4.10 Pengamatan mikroskopik partikel hasil campuran larutan injeksi

diazepam dan larutan infus Glukosa 5% 2,3 mL melalui

penyuntikkan bolus dengan perbesaran 10x

Berdasarkan hasil pengamatan secara mikroskopis pada Gambar 4.10

dapat diamati merupakan kristal hasil pencampuran larutan injeksi diazepam 2 mL

dan larutan infus Glukosa 5% 2,3 mL melalui penyuntikkan bolus yang berbentuk

kristal bersegi-segi. Dari Gambar 4.10 dapat disimpulkan bahwa injeksi diazepam

yang dicampur dengan larutan infus Glukosa 5% 2 mL mengalami Salting Out

dimana Salting out adalah metode pemurnian yang menurunkan kelarutan dari

Universitas Sumatera Utara

Page 61: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

44

suatu molekul tertentu dalam larutan yang kekuatan ion nya sangat tinggi

(Anonim, 2018).

Universitas Sumatera Utara

Page 62: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

a. Adanya inkompatibilitas antara injeksi diazepam dengan larutan infus yang

ditandai dengan terbentuknya kekeruhan.

b. Adanya pengaruh volume larutan infus terhadap ukuran partikel diazepam

yang terbentuk pada pemberian melalui satu wadah dan penyuntikkan bolus

yang ditandai dengan ukuran partikel yang lebih besar dari 1 µm menurut

DeLuca dan Boylan, 1992.

c. Adanya pengaruh lamanya pencampuran terhadap ukuran partikel

diazepam yang terbentuk pada pemberian melalui satu wadah yang ditandai

dengan ukuran partikel yang lebih besar dari 1 µm menurut DeLuca dan

Boylan, 1992.

5.2 Saran

Kepada peneliti selanjutnya, dapat menghitung jumlah partikel pada

campuran injeksi diazepam dengan larutan parenteral terhadap ukuran

partikelnya sesuai yang tertera pada USP.

Universitas Sumatera Utara

Page 63: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

46

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G. (2008). Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan Perluasan.

Bandung: ITB. Halaman 27, 109, 141.

AHFS. (2002). AHFS Drug Information. USA: American Society of Health

System Pharmacist, Wisconsin. Halaman 2392.

Akers, M. J. (2010). Sterile Drug Products. New York: Informa Healthcare.

Halaman 105, 436.

Akpan, U., Oshie, C., Akpan, J., Fidelis, A. (2013). Comparative Effect of

Carbimazole, Glycine Max and Citrus Sinensis on Serum Electrlytes and

Urea. Research Journal of Pharmacuetical, Biological and Chemical

Sciences. 4(2): 395-404.

Anonim. (2018). Salting Out.

https://chem.libretexts.org/Core/Physical_and_Theoretical_Chemistry/Th

ermodynamics/Real_(Non-Ideal)_Systems/Salting_Out. Diakses pada

tanggal 15 Maret 2018.

Ansel, H. C. (2008). Pengantar Bentuk Sediaan. Edisi Keempat. Jakarta: UI Press.

Halaman 399.

DeLuca, P. P., dan Boylan, J. C. (1984). Pharmaceutical Dosage Forms:

Parenteral Medication. New York: Marcel Dekker, Inc. Halaman 141-

144.

DeLuca, P. P., dan Boylan, J. C. (1992). Pharmaceutical Dosage Forms:

Parenteral Medication. 2nd

Edition. New York: Marcel Dekker, Inc.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 918-919.

Ditjen POM. (2014). Farmakope Indonesia. Edisi Kelima. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 303.

Douglas, J. B., Hanan, Z. L. (2005). Pharmacology In: Infusion Therapy

Equipment: Types of Infusion Therapy Equipment. In: Infusion Therapy

in Clinical Practice. Philadelphia: Saunders. Halaman 176-208.

Dunsworth, A. R.; Thornton, W. E.; Byrd, D. L.; and Allen, J. W. Evaluation of

cardiovascular and pulmonary changes during meperidine diazepam

anesthesia. J Oral Surg. 33: 18, 1974.

Evans, C., dan Dixon, A. (2006). Intravenous Therapy: Practice Issues. Infant.

2(4): 133-139.

Felton, L.A. (2013). Remington Essentials of Pharmaceutics. USA:

Pharmaceutical Press. Halaman 384; 847.

Flinn, F. J.; Wineland, P.; and Peterson, L. J. Duration of amnesia during sedation

with diazepam and pentazocine: Preliminary report. J Oral Surg 33:23,

1975.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

47

Foinard, A.M., Simon, N., Barthelemy, C., Lannoy, Deacudin, B., Odou, P.

(2013). Drug Incompatibilities: A Problem in Clinical Practice.

http://www.hospitalpharmacyeurope.com.

Gahart, B.L., dan Nazareno, R. A. (2014). Intravenous Medication. A Handbook

for Nurses and Health Profffesionals. Edisi Ketigapuluh. California:

Elsevier. Halaman 382-383.

Gennaro, A. R. (2001). Remington : The Science and Practice of Pharmacy. India:

Lippicott Williams & Wilkins. Halaman 332, 781,167.

Goldburg, W. L. (1999). Dynamic Light Scattering. Am J Phys. 67(12): 1152-

1160.

Grower, F. W., Russel, E. A., Getter, L. (1978). Solubility of Injectable Vlium in

Intravenous Solutions. U.S. Army Institute of Dental Research. 23(45):

158.

Guy’s dan St Thomas’. (2009). The IV Guide. United Kingdom: NHS Foundation

Trust. Halaman 2.

Hardisman. (2015). Fisiologi dan Aspek Klinis Cairan Tubuh dan Elektrolit.

Yogyakarta: Gosyen Publishing. Halaman 34.

Horiba. (2010). A Guidebook to Particle Size Analysis. http://www.horiba.com.

Diakses pada tanggal 25 Februari 2018.

ISO. (2014). Informasi Spesialite Obat. Volume 48. Jakarta: ISFI: Halaman 411.

Joseph, D.L. (2006). Risks, Complications, and Adverse Reactions Associated

with Intravenous Infusion Therapy. Intravenous Injection Therapy for

Medical Assistants. The American Association of Medical Assistants.

Clliftn Park: Thomson Delmar Learning. Halaman 56-82.

Kamienski, M., dan Keogh, J. (2015). Farmakologi DeMYSTiFied. Edisi Kesatu.

Yogyakarta: Rapha Publishing. Halaman 120-125.

Malvern (2015). A basic guide to particle characterization. Grovewood Road:

Malvern Instruments Limited. Halaman 1-23

Melsungen, A.G. (2011). Drug Incompatibility. Germany: B. Braun. Halaman 2.

Murney, P. (2008). To mix or not to mix – Compatibilities of parenteral drug

solutions. Sydney: Australian Prescriber. Vol 31, No. 4: 98.

Nagaraju, A., Deepak, S., Aruna, C., Swathi, K., Reddy, P., Devi, S.,

Purushothaman, M. (2015). Assessment of Intravenous Admixtures

Incompatibilities & The Incidence of Intravenous Drug Administration

Errors. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 4(8):

1227-1236.

Phillips, L.D., dan Gorski L.A. (2014). Manual of I.V Therapeutics. Evidence

Based Practice for Infusion Therapy. Edisi Keenam. Philadelphia: F.A.

Davis Company. Halaman 158, 162, 164, 201,210, 610, 620, 623.

Universitas Sumatera Utara

Page 65: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

48

Roche Laboratories. Injectable Valium (Diazepam). Package insert issued

November 1977. Nutley, N. J.

Scales, K. (2005). Vascular Access: A Guide to Peripheral Venous Cannulation.

Nursing Standard. 19(49): 48-52.

Scoville, W. L. (1905). The Art of Compounding. Philadelphia: P. Blakiston’s Son

& Co. Halaman 272.

Strickley, R. G. (2004). Solubilizing Excipients in Oral and Injectable

Formulation. Pharm Res. 21(2): 201-230.

Swarbrick, J., dan Boylan, J. (2002). Encyclopedia of Pharmaceutical

Technology. Edisi Kedua. Marcel Dekker.

Trissel, L. A. (2003). Handbook on Injectable Drugs. 12th

Edition. USA:

American Society of Health-System Pharmacists. Halaman 424, 425,

426, 429, 430.

Turner, M.S., & Hankins, J. (2010). Pharmacology. In M. Alexander, A. Corrigan,

L. Gorski, J. Hankins, & R. Perucca (Eds.), Infusion nursing: An

evidence-based approach (pp. 263–298). St. Louis, MO: Saunders.

USP. (2013). The United States Pharmacopeia. Edisi XXXVI: The United States

Pharmacopeial Convention. Halaman 350-352.

Vemuri, N. (2010). Preformulation. In: Nema S, Ludwig JD (eds) Pharmaceutical

Dosage Forms Parenteral Medications, 3rd edn. Informa Healthcare, New

York.

Weinsten, S.M., dan Hagle, M. E. (2014). Plumer’s Principle and Practice of

Infusion Therapy. Edisi ke-9. Philladelphia: Lippincott Williams &

Wilkins. Halaman 545-546.

Williams, R. O., Watts, A. B., dan Miller, D. A. (2012). Formulating Poorly

Water Soluble Drugs. London: aapsPress. Halaman 211, 221-222.

Wiria, M. S. S. (2007). Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta:

Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI.

Halaman 142.

Lampiran 1. Gambar Bahan yang digunakan beserta kandungannya

a. Injeksi Diazepam 10mg/2 mL (PT. Actavis)

Universitas Sumatera Utara

Page 66: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

49

Tiap mL mengandung Diazepam 5

mg.

b. Larutan Natrium Klorida 0,9% (PT. Widatra Bhakti)

Setiap 500 mL, larutan mengandung

4,5 g Natrium Klorida (NaCl) dan air

untuk injeksi sampai 500 mL dengan

osmolaritas 308 mOsm/L yang setara

dengan ion natrium (Na+) 154 mEq/L

dan klorida (Cl-) 154 mEq/L.

c. Larutan Glukosa 5% (PT. Widatra Bhakti)

Setiap 500 mL, larutan mengandung

glukosa 25,0 g (C6H12O6. H2O) serta

air untuk injeksi sampai 500 mL

dengan osmolaritas 252 mOsm/L.

d. Larutan Ringer Laktat (PT. Widatra Bhakti)

Setiap 500 mL, larutan mengandung

mengandung 3,0 g natrium klorida

Universitas Sumatera Utara

Page 67: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

50

(NaCl), kalium klorida 0,15 g (KCl),

kalsium klorida 0,10 g (CaCl2. H2O),

natrium laktat 1,55 g (NaC3H5O3)

serta air untuk injeksi sampai 500mL

dengan osmolaritas 274 mOsm/L

yang setara dengan ion natrium (Na+)

130 mEq/L, kalium (K+) 4 mEq/L,

kalsium (Ca+2

), 2,7 mEq/L dan

klorida (Cl-) 109,5 mEq/L, laktat

(HCO3-) 27,5 mEq/L.

Lampiran 2. Perhitungan laju tetes bahan yang digunakan

a. Laju tetes larutan Natrium Klorida 0,9%

Menurut ISO Volume 48, dikatakan bahwa dosis injeksi intravena untuk

larutan natrium klorida 0,9% adalah 60 tetes/ 70 kg BB/ menit.

Dengan anggapan pasien yang menerima larutan natrium klorida 0,9%

mempunyai berat badan dewasa yang normal yaitu 70 kg, maka

Universitas Sumatera Utara

Page 68: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

51

Lajur alir = 60 tetes/ 70 kg BB/ menit x 70 kg

= 60 tetes/ menit

= 60 tetes/ 60 detik

= 1 tetes/ detik

b. Laju tetes larutan Glukosa 5%

Menurut Guy’s dan St Thomas’, dikatakan bahwa faktor tetes (drop

factor) untuk infus set standard adalah 20 tetes/ mL dan dosis injeksi

intravena untuk larutan glukosa 5% adalah 500 mL selama 8 jam, maka

Laju alir = volume cairan (mL)/durasi infus (menit) x drop rate

= 500 mL/ (8x60 menit) x 20 tetes/mL

= 20,8 tetes/menit ~ 21 tetes/menit

Dimana untuk total volume 4,3 mL diperlukan laju tetes 86 tetes/ 4 menit

dan untuk total volume 42 mL diperlukan laju tetes 840 tetes/40 menit

c. Laju tetes larutan Ringer Laktat

Menurut Guy’s dan St Thomas’, dikatakan bahwa faktor tetes (drop

factor) untuk infus set standard adalah 20 tetes/ mL dan dosis injeksi

intravena untuk larutan Ringer Laktat adalah 500 mL selama 8 jam, maka

Laju alir = volume cairan (mL)/durasi infus (menit) x drop rate

= 500 mL/ (8x60 menit) x 20 tetes/mL

= 20,8 tetes/menit ~ 21 tetes/menit

Dimana untuk total volume 4,3 mL diperlukan laju tetes 86 tetes/ 4 menit

dan untuk total volume 42 mL diperlukan laju tetes 840 tetes/40 menit

Universitas Sumatera Utara

Page 69: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

52

Lampiran 3. Flowsheet pencampuran injeksi diazepam dan larutan infus NaCl

0,9% dalam satu wadah dan pendiaman selama 2 jam

Larutan injeksi

diazepam 10 mg/2 mL

Dicampur dalam satu wadah

Dipasang infus-set

Diatur laju tetesannya 1

tetes/detik

Ditampung hasil tetesan pada

botol

Campuran larutan

injeksi diazepam dan

larutan infus NaCl

0,9%

Larutan Infus NaCl 0,9%

500 mL

Universitas Sumatera Utara

Page 70: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

53

Lampiran 4. Flowsheet Pencampuran larutan injeksi diazepam dengan infus

Larutan NaCl 0,9% melalui penyuntikkan bolus dan pengukuran

ukuran partikel dengan variasi volume

Larutan infus NaCl 0,9% 500

mL

Dipasang infus-set

Diatur kecepatan tetesan 1

tetesan/detik

Disuntikkan 2 mL larutan injeksi

Diazepam secara perlahan

melalui latex tube infus set

dengan waktu selama1,4menit

dan 14 menit

Ditampung larutan yang keluar

dari jarum

Diamati penampilan fisiknya secara

visual dan ukuran partikel

Diamati penampilan fisiknya secara visual

dan ukuran partikel

Campuran larutan injeksi

diazepam dan larutan infus

NaCl 0,9%

Universitas Sumatera Utara

Page 71: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

54

Lampiran 5. Flowsheet Pencampuran larutan injeksi diazepam dengan larutan

infus Ringer Laktat dalam satu wadah dan pendiaman selama 2 jam

Larutan injeksi

diazepam 10 mg/2 mL

Dicampur dalam satu wadah

Dipasang infus-set

Diatur laju tetesannya 21

tetesan/menit

Ditampung hasil tetesan pada

botol

Campuran larutan injeksi

diazepam dan larutan infus

Ringer Laktat

Diamati penampilan fisiknya secara

visual dan ukuran partikel

Larutan Infus Ringer

Laktat 500 mL

Universitas Sumatera Utara

Page 72: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

55

Lampiran 6. Flowsheet Pencampuran larutan injeksi diazepam dengan infus

Larutan Ringer Laktat melalui penyuntikkan bolus dan pengukuran

ukuran partikel dengan variasi volume

Larutan infus Ringer Laktat 500

mL

Dipasang infus-set

Diatur kecepatan tetesan 21

tetesan/menit

Disuntikkan 2 mL larutan injeksi

Diazepam secara perlahan

melalui latex tube infus set

dengan waktu selama1,4menit

dan 14 menit

Ditampung larutan yang keluar

dari jarum

Diamati penampilan fisiknya secara visual

dan ukuran partikel

Campuran larutan injeksi

diazepam dan larutan infus

Ringer Laktat

Universitas Sumatera Utara

Page 73: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

56

Lampiran 7. Flowsheet Pencampuran larutan injeksi diazepam dengan larutan

infus Glukosa 5% dalam satu wadah dan pendiaman selama 2 jam

Larutan injeksi

diazepam 10 mg/2 mL

Dicampur dalam satu wadah

Dipasang infus-set

Diatur laju tetesannya 21

tetesan/menit

Ditampung hasil tetesan pada

botol

Campuran larutan injeksi

diazepam dan larutan infus

Glukosa 5%

Diamati penampilan fisiknya secara

visual dan ukuran partikel

Larutan Infus Glukosa

5% 500 mL

Universitas Sumatera Utara

Page 74: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

57

Lampiran 8 Flowsheet Pencampuran larutan injeksi diazepam dengan infus

Larutan Glukosa 5% melalui penyuntikkan bolus dan pengukuran

ukuran partikel dengan variasi volume

Larutan infus Glukosa 5% 500

mL

Dipasang infus-set

Diatur kecepatan tetesan 21

tetesan/menit

Disuntikkan 2 mL larutan injeksi

Diazepam secara perlahan

melalui latex tube infus set

dengan waktu selama1,4menit

dan 14 menit

Ditampung larutan yang keluar

dari jarum

Campuran larutan injeksi

diazepam dan larutan infus

Glukosa 5%

Diamati penampilan fisiknya secara visual

dan ukuran partikel

Universitas Sumatera Utara

Page 75: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

58

Lampiran 9. Data ukuran partikel larutan infus NaCl 0,9% (F0)

Size (nm) Intensity

281,91 0,01

295,20 0,01

309,11 0,01

323,68 0,01

338,93 0,01

354,91 0,01

371,63 0,01

389,15 0,02

407,49 0,02

426,69 0,02

446,80 0,02

467,86 0,02

489,91 0,02

513,00 0,03

537,17 0,03

562,49 0,03

589,00 0,03

616,76 0,03

645,83 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 76: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

59

676,26 0,04

708,13 0,04

741,51 0,04

776,45 0,04

813,05 0,04

851,36 0,04

891,49 0,03

933,50 0,03

977,50 0,03

1023,56 0,03

1071,80 0,03

1122,32 0,03

1175,21 0,03

1230,59 0,02

1288,59 0,02

1349,32 0,02

1412,91 0,02

1479,50 0,02

1549,23 0,01

1622,24 0,01

1698,69 0,01

1778,75 0,01

1862,58 0,01

1950,36 0,01

2042,28 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 77: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

60

Lampiran 10. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% 500 mL dalam 1 wadah (0 jam)

Size (nm) Intensity

589,00 0,01

616,76 0,01

645,83 0,01

676,26 0,01

708,13 0,01

741,51 0,01

776,45 0,01

813,05 0,01

851,36 0,02

891,49 0,02

933,50 0,02

977,50 0,02

1023,56 0,02

1071,80 0,03

1122,32 0,03

1175,21 0,03

1230,59 0,03

1288,59 0,03

1349,32 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 78: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

61

1412,91 0,03

1479,50 0,03

1549,23 0,04

1622,24 0,04

1698,69 0,04

1778,75 0,03

1862,58 0,03

1950,36 0,03

2042,28 0,03

2138,53 0,03

2239,31 0,03

2344,85 0,03

2455,36 0,03

2571,08 0,02

2692,25 0,02

2819,13 0,02

2951,99 0,02

3091,11 0,02

3236,79 0,01

3389,34 0,01

3549,07 0,01

3716,34 0,01

3891,48 0,01

4074,88 0,01

4266,93 0,01

4468,02 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 79: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

62

Lampiran 11. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% 500 mL dalam 1 wadah (1 jam)

Size (nm) Intensity

616,76 0,01

645,83 0,01

676,26 0,01

708,13 0,01

741,51 0,01

776,45 0,01

813,05 0,01

851,36 0,01

891,49 0,02

933,50 0,02

977,50 0,02

1023,56 0,02

1071,80 0,02

1122,32 0,02

1175,21 0,03

1230,59 0,03

1288,59 0,03

1349,32 0,03

1412,91 0,03

1479,50 0,03

1549,23 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 80: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

63

1622,24 0,03

1698,69 0,03

1778,75 0,03

1862,58 0,03

1950,36 0,03

2042,28 0,03

2138,53 0,03

2239,31 0,03

2344,85 0,03

2455,36 0,03

2571,08 0,03

2692,25 0,02

2819,13 0,02

2951,99 0,02

3091,11 0,02

3236,79 0,02

3389,34 0,02

3549,07 0,01

3716,34 0,01

3891,48 0,01

4074,88 0,01

4266,93 0,01

4468,02 0,01

4678,59 0,01

4899,09 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 81: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

64

Lampiran 12. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% 500 mL dalam 1 wadah (2 jam)

Size (nm) Intensity

776,45 0,01

813,05 0,01

851,36 0,01

891,49 0,01

933,50 0,01

977,50 0,01

1023,56 0,01

1071,80 0,02

1122,32 0,02

1175,21 0,02

1230,59 0,02

1288,59 0,02

1349,32 0,03

1412,91 0,03

1479,50 0,03

1549,23 0,03

1622,24 0,03

1698,69 0,03

1778,75 0,04

1862,58 0,04

Universitas Sumatera Utara

Page 82: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

65

1950,36 0,04

2042,28 0,04

2138,53 0,04

2239,31 0,04

2344,85 0,04

2455,36 0,03

2571,08 0,03

2692,25 0,03

2819,13 0,03

2951,99 0,03

3091,11 0,03

3236,79 0,02

3389,34 0,02

3549,07 0,02

3716,34 0,02

3891,48 0,02

4074,88 0,01

4266,93 0,01

4468,02 0,01

4678,59 0,01

4899,09 0,01

5129,97 0,01

5371,74 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 83: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

66

Lampiran 13. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% 40 mL melalui penyuntikkan bolus (42

mL)

Size (nm) Intensity

295,20 0,01

309,11 0,01

323,68 0,01

338,93 0,01

354,91 0,01

371,63 0,01

389,15 0,02

407,49 0,02

426,69 0,02

446,80 0,02

467,86 0,02

489,91 0,03

513,00 0,03

537,17 0,03

562,49 0,03

589,00 0,03

616,76 0,04

645,83 0,04

676,26 0,04

708,13 0,04

741,51 0,04

813,05 0,04

851,36 0,04

Universitas Sumatera Utara

Page 84: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

67

891,49 0,04

933,50 0,03

977,50 0,03

1023,56 0,03

1071,80 0,03

1122,32 0,03

1175,21 0,02

1230,59 0,02

1288,59 0,02

1349,32 0,02

1412,91 0,02

1479,50 0,01

1549,23 0,01

1622,24 0,01

1698,69 0,01

1778,75 0,01

1862,58 0,01

1950,36 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 85: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

68

Lampiran 14. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus NaCl 0,9% 2,3 mL melalui penyuntikkan bolus (4,3

mL)

Size (nm) Intensity

776,45 0,01

813,05 0,01

851,36 0,01

891,49 0,01

933,50 0,01

977,50 0,01

1023,56 0,01

1071,80 0,02

1122,32 0,02

1175,21 0,02

1230,59 0.02

1288,59 0,02

1349,32 0,03

1412,91 0,03

1479,50 0,03

1549,23 0,03

1622,24 0,03

1698,69 0,03

1778,75 0,04

1862,58 0,04

1950,36 0,04

2042,28 0,04

2138,53 0,04

2239,31 0,04

Universitas Sumatera Utara

Page 86: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

69

2344,85 0,04

2455,36 0,03

2571,08 0,03

2692,25 0,03

2819,13 0,03

2951,99 0,03

3091,11 0,03

3236,79 0,02

3389,34 0,02

3549,07 0,02

3716,34 0,02

3891,48 0,02

4074,88 0,01

4266,93 0,01

4468,02 0,01

4678,59 0,01

4899,09 0,01

5129,97 0,01

5371,74 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 87: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

70

Lampiran 15. Data ukuran partikel larutan infus Ringer Laktat (F4)

Size (nm) Intensity

257,11 0,01

269,22 0,01

281,91 0,01

295,20 0,01

309,11 0,01

323,68 0,01

338,93 0,01

354,91 0,01

371,63 0,01

389,15 0,02

407,49 0,02

426,69 0,02

446,80 0,02

467,86 0,02

489,91 0,02

513,00 0,03

537,17 0,03

562,49 0,03

616,76 0,03

645,83 0,03

676,26 0,03

708,13 0,03

741,51 0,03

776,45 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 88: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

71

813,05 0,03

851,36 0,03

891,49 0,03

933,50 0,03

977,50 0,03

1023,56 0,03

1071,80 0,03

1122,32 0,03

1175,21 0,02

1230,59 0,02

1288,59 0,02

1349,32 0,02

1412,91 0,02

1479,50 0,02

1549,23 0,01

1622,24 0,01

1698,69 0,01

1778,75 0,01

1862,58 0,01

1950,36 0,01

2042,28 0,01

2138,53 0,01

2239,31 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 89: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

72

Lampiran 16. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Ringer Laktat 500 mL dalam 1 wadah (0 jam)

Size (nm) Intensity

891,49 0,01

933,50 0,01

977,50 0,01

1023,56 0,01

1071,80 0,01

1122,32 0,01

1175,21 0,01

1230,59 0,02

1288,59 0,02

1349,32 0,02

1412,91 0,02

1479,50 0,03

1549,23 0,03

1622,24 0,03

1698,69 0,03

1778,75 0,03

1862,58 0,04

1950,36 0,04

2042,28 0,04

2138,53 0,04

2239,31 0,04

2344,85 0,04

2455,36 0,04

2571,08 0,04

Universitas Sumatera Utara

Page 90: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

73

2692,25 0,04

2819,13 0,04

2951,99 0,03

3091,11 0,03

3236,79 0,03

3389,34 0,03

3549,07 0,03

3716,34 0,02

3891,48 0,02

4074,88 0,02

4266,93 0,02

4468,02 0,01

4678,59 0,01

4899,09 0,01

5129,97 0,01

5371,74 0,01

5624,90 0,01

5890,00 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 91: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

74

Lampiran 17. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Ringer Laktat 500 mL dalam 1 wadah (1 jam)

Size (nm) Intensity

977,50 0,01

1023,56 0,01

1071,80 0,01

1122,32 0,01

1175,21 0,01

1230,59 0,01

1288,59 0,01

1349,32 0,01

1412,91 0,02

1479,50 0,02

1549,23 0,02

1622,24 0,02

1698,69 0,02

1778,75 0,03

1862,58 0,03

1950,36 0,03

2042,28 0,03

2138,53 0,03

2239,31 0,03

2344,85 0,03

2455,36 0,03

2571,08 0,03

2692,25 0,03

2819,13 0,03

2951,99 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 92: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

75

3091,11 0,03

3236,79 0,03

3389,34 0,03

3549,07 0,03

3716,34 0,03

3891,48 0,03

4074,88 0,03

4266,93 0,02

4468,02 0,02

4678,59 0,02

4899,09 0,02

5129,97 0,02

5371,74 0,02

5624,90 0,01

5890,00 0,01

6167,58 0,01

6458,25 0,01

6762,62 0,01

7081,33 0,01

7415,07 0,01

7764,53 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 93: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

76

Lampiran 18. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Ringer Laktat 500 mL dalam 1 wadah (2 jam)

Size (nm) Intensity

1023,56 0,01

1071,80 0,01

1122,32 0,01

1175,21 0,01

1230,59 0,01

1288,59 0,01

1349,32 0,01

1412,91 0,01

1479,50 0,01

1549,23 0,02

1622,24 0,02

1698,69 0,02

1778,75 0,02

1862,58 0,02

1950,36 0,02

2042,28 0,03

2138,53 0,03

2344,85 0,03

2455,36 0,03

2571,08 0,03

2692,25 0,03

2819,13 0,03

2951,99 0,03

3091,11 0,03

3236,79 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 94: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

77

3389,34 0,03

3549,07 0,03

3716,34 0,03

3891,48 0,03

4074,88 0,03

4266,93 0,03

4468,02 0,03

4678,59 0,02

4899,09 0,02

5129,97 0,02

5371,74 0,02

5624,90 0,02

5890,00 0,02

6167,58 0,01

6458,25 0,01

6762,62 0,01

7081,33 0,01

7415,07 0,01

7764,53 0,01

8130,46 0,01

8513,64 0,01

8914,87 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 95: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

78

Lampiran 19. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Ringer Laktat 40 mL melalui penyuntikkan bolus

(42 mL)

Size (nm) Intensity

141,29 0,01

147,95 0,01

154,92 0,01

162,22 0,01

169,87 0,01

177,88 0,02

186,26 0,02

195,04 0,02

204,23 0,02

213,85 0,03

223,93 0,03

234,49 0,03

245,54 0,04

257,11 0,04

269,22 0,04

281,91 0,04

295,20 0,05

309,11 0,05

323,68 0,05

338,93 0,05

354,91 0,04

371,63 0,04

389,15 0,04

407,49 0,04

426,69 0,04

446,80 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 96: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

79

467,86 0,03

489,91 0,03

513,00 0,02

537,17 0,02

562,49 0,02

589,00 0,01

616,76 0,01

645,83 0,01

676,26 0,01

708,13 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 97: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

80

Lampiran 20. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Ringer Laktat 2,3 mL melalui penyuntikkan bolus

(4,3 mL)

Size (nm) Intensity

446,80 0,01

467,86 0,01

489,91 0,01

513,00 0,01

537,17 0,01

562,49 0,01

589,00 0,01

616,76 0,01

645,83 0,02

676,26 0,02

708,13 0,02

741,51 0,02

776,45 0,02

813,05 0,02

851,36 0,02

891,49 0,02

741,51 0,02

776,45 0,02

813,05 0,02

851,36 0,03

891,49 0,03

933,50 0,03

1023,56 0,03

1071,80 0,03

1122,32 0,03

1175,21 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 98: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

81

1230,59 0,03

1288,59 0,03

1349,32 0,03

1412,91 0,03

1479,50 0,03

1549,23 0,03

1622,24 0,03

1778,75 0,03

1862,58 0,03

1950,36 0,03

2042,28 0,02

2138,53 0,02

2239,31 0,02

2344,85 0,02

2455,36 0,02

2571,08 0,01

2692,25 0,01

2819,13 0,01

2951,99 0,01

3091,11 0,01

3236,79 0,01

3389,34 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 99: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

82

Lampiran 21. Data ukuran partikel larutan infus Glukosa 5% (F8)

Size (nm) Intensity

309,11 0,01

323,68 0,01

338,93 0,01

354,91 0,01

371,63 0,01

389,15 0,01

407,49 0,01

426,69 0,02

446,80 0,02

467,86 0,02

489,91 0,02

513,00 0,03

537,17 0,03

562,49 0,03

589,00 0,03

616,76 0,03

645,83 0,04

676,26 0,04

708,13 0,04

741,51 0,04

776,45 0,04

813,05 0,04

851,36 0,04

933,50 0,04

977,50 0,03

1023,56 0,03

1071,80 0,03

1122,32 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 100: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

83

1175,21 0,03

1230,59 0,02

1288,59 0,02

1349,32 0,02

1412,91 0,02

1479,50 0,02

1549,23 0,01

1622,24 0,01

1698,69 0,01

1778,75 0,01

1862,58 0,01

1950,36 0,01

2042,28 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 101: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

84

Lampiran 22. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Glukosa 5% 500 mL dalam 1 wadah (0 jam)

Size (nm) Intensity

1071,80 0,01

1122,32 0,01

1175,21 0,01

1230,59 0,01

1288,59 0,01

1349,32 0,01

1412,91 0,01

1479,50 0,01

1549,23 0,01

1622,24 0,02

1698,69 0,02

1778,75 0,02

1862,58 0,02

1950,36 0,02

2042,28 0,03

2138,53 0,03

2239,31 0,03

2344,85 0,03

2455,36 0,03

2571,08 0,03

2692,25 0,03

2819,13 0,03

2951,99 0,03

3091,11 0,03

3236,79 0,03

3389,34 0,03

3549,07 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 102: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

85

3716,34 0,03

3891,48 0,03

4074,88 0,03

4266,93 0,03

4468,02 0,03

4678,59 0,03

4899,09 0,02

5129,97 0,02

5371,74 0,02

5624,90 0,02

5890,00 0,02

6167,58 0,02

6458,25 0,01

6762,62 0,01

7081,33 0,01

7415,07 0,01

7764,53 0,01

8130,45 0,01

8513,64 0,01

8914,87 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 103: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

86

Lampiran 23. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Glukosa 5% 500 mL dalam 1 wadah (1 jam)

Size (nm) Intensity

1622,24 0,01

1698,69 0,01

1778,75 0,01

1862,58 0,01

1950,36 0,01

2042,28 0,01

2138,53 0,01

2239,31 0,02

2344,85 0,02

2455,36 0,02

2571,08 0,02

2692,25 0,02

2819,13 0,02

2951,99 0,03

3091,11 0,03

3236,79 0,03

3389,34 0,03

3549,07 0,03

3716,34 0,03

3891,48 0,04

4074,88 0,04

4266,93 0,04

4468,02 0,04

4678,59 0,04

4899,09 0,04

5129,97 0,04

5371,74 0,04

Universitas Sumatera Utara

Page 104: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

87

5624,90 0,03

5890,00 0,03

6167,58 0,03

6458,25 0,03

6762,62 0,03

7081,33 0,03

7415,07 0,02

7764,53 0,02

8130,46 0,02

8513,64 0,02

8914,87 0,02

9335,02 0,01

9774,96 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 105: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

88

Lampiran 24. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Glukosa 5% 500 mL dalam 1 wadah (2 jam)

Size (nm) Intensity

2042,28 0,01

2138,53 0,01

2239,31 0,01

2344,85 0,01

2455,36 0,01

2571,08 0,01

2692,25 0,01

2819,13 0,01

2951,99 0,02

3091,11 0,02

3236,79 0,02

3389,34 0,02

3549,07 0,02

3716,34 0,03

3891,48 0,03

4074,88 0,03

4266,93 0,03

4468,02 0,03

4678,59 0,04

4899,09 0,04

5129,97 0,04

5371,74 0,04

5624,90 0,04

5890,00 0,04

6167,58 0,04

6458,25 0,04

6762,62 0.04

Universitas Sumatera Utara

Page 106: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

89

7081,33 0,04

7415,07 0,04

7764,53 0,04

8130,46 0,04

8513,64 0,04

8914,87 0,03

9335,02 0,03

9774,96 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 107: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

90

Lampiran 25. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Glukosa 5% 2,3 mL melalui penyuntikkan bolus (4,3

mL)

Size (nm) Intensity

1175,21 0,01

1230,59 0,01

1288,59 0,01

1349,32 0,01

1412,91 0,02

1479,50 0,02

1549,23 0,02

1622,24 0,03

1698,69 0,03

1778,75 0,04

1862,58 0,04

1950,36 0,05

2042,28 0,05

2138,53 0,05

2239,31 0,06

2344,85 0,06

2455,36 0,06

2571,08 0,05

2692,25 0,05

2819,13 0,05

2951,99 0,05

3091,11 0,04

3236,79 0,04

3389,34 0,03

3549,07 0,03

3716,34 0,02

Universitas Sumatera Utara

Page 108: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

91

3891,48 0,02

4074,88 0,01

4266,02 0,01

4678,59 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 109: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

92

Lampiran 26. Data ukuran partikel larutan injeksi diazepam 10 mg/2 mL dan

larutan infus Glukosa 5% 40 mL melalui penyuntikkan bolus (42

mL)

Size (nm) Intensity

204,23 0,01

213,85 0,01

223,93 0,01

234,49 0,01

245,54 0,01

257,11 0,01

269,22 0,02

281,91 0,02

295,20 0,02

309,11 0,02

323,68 0,03

338,93 0,03

354,91 0,03

371,63 0,03

389,15 0,04

407,49 0,04

426,69 0,04

446,80 0,04

467,86 0,04

489,91 0,04

513,00 0,04

537,17 0,04

562,49 0,04

589,00 0,04

616,76 0,04

645,83 0,03

Universitas Sumatera Utara

Page 110: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

93

676,26 0,03

708,13 0,03

741,51 0,03

776,45 0,02

813,05 0,02

851,36 0,02

891,49 0,02

933,50 0,01

977,50 0,01

1023,56 0,01

1071,80 0,01

1122,32 0,01

1175,21 0,01

Universitas Sumatera Utara

Page 111: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

94

Lampiran 27. Gambar Alat

a. Tiang Infus

b. Jarum Suntik (Syringe)

c. Infus Set

Universitas Sumatera Utara

Page 112: PROFIL UKURAN PARTIKEL CAMPURAN INJEKSI DIAZEPAM …

95

d. Botol Kaca

e. Vial

f. Particle Size Analyzer

g. Mikroskop digital

Universitas Sumatera Utara