program logic controller

49
DASAR - DASAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) MIGRASI SISTIM KONTROL PJB UP.BRANTAS PLTA GIRINGAN UNIT 3

Upload: muhammad-mukhlish-huda

Post on 06-Nov-2015

76 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

berisi cara kerja dan cara penggunaan PLC

TRANSCRIPT

  • DASAR - DASAR

    PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

    MIGRASI SISTIM KONTROL PJB UP.BRANTAS PLTA GIRINGAN UNIT 3

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    BAB 1. PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) ................................................... 1

    1. Pengertian PLC ................................................................................................... 1

    2. Konfigurasi Hardware PLC 2

    2.1. Modul Input ....................................................................................................... 5

    2.2. Modul Output ..................................................................................................... 7

    2.3. Modul CPU (Central Processing Unit) .................................................................... 10

    2.4. Modul Power Supply ............................................................................................ 12

    3. Software PLC ....................................................................................................... 13

    4. Organisasi Memori pada PLC ................................................................................. 20

    5. Scanning Process ................................................................................................. 24

    6. Internal Bit .......................................................................................................... 24

    BAB II. KONFIGURASI PLC PADA SISTEM KONTROL

    1. Konfigurasi PLC terhadap sistemnya sendiri (self configuration) .............................. 26

    Stand Allone System ............................................................................................ 27

    Redundant System .............................................................................................. 28

    Triple Modular Redundancy (TMR) ........................................................................ 30

    2. Konfigurasi PLC terhadap sistem kontrol keseluruhan (Overall Configuration) ........... 31

    Direct Digital Control (DDC) .................................................................................. 31

    Data Acquisition and Monitoring System (DAS) ....................................................... 32

    Supervisory Control & Data Acquisition (SCADA) ..................................................... 33

    Distributed Control System (DCS) .......................................................................... 35

    Daftar Pustaka ............................................................................................................. 41

  • KATA PENGANTAR

    Dalam sistem otomasi pada industri, khususnya pada industri Pembangkit Listrik yang ada

    sekarang ini, penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) merupakan suatu piranti utama

    pada sistem kontrolnya. Banyak sistem-sistem kontrol konvensional beralih menggunakan PLC

    karena dinilai lebih andal dan mudah dalam penggunaannya.

    Saat ini penggunaan PLC tidak terbatas hanya pada sistem kontrol saja, lebih dari itu

    seiring dengan perkembangan teknologi computer, PLC digunakan juga sebagai jembatan

    untuk keperluan Sistem Informasi pada suatu Plant yang menjamin penyajian data secara real

    time, akurat dan up-to date.

    Untuk itu, penulis sengaja menyusun buku pegangan Pengantar Dasar PLC ini agar bisa

    dijadikan sebagai bahan acuan dalam memahami dan memepelajari tentang konsep-konsep

    dasar tentang hardware maupun software dari PLC.

    Akhirnya, penulis menyadari bahwa buku pegangan ini sangat jauh dari sempurna, untuk

    itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya buku pegangan ini, dan semoga

    buku ini dapat dijadikan salahsatu pegangan dalam praktek kita sehari-hari dilapangan.

    Penulis

  • 1

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    BAB I

    PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) 1. Pengertian PLC

    Programmable Logic Controller (PLC) menurut tata bahasa bisa diartikan sebagai suatu

    alat pengatur/pengendali logika yang bisa diprogram. Menurut fungsinya PLC adalah suatu

    perangkat elektronik yang digunakan sebagai alat pengatur/pengendali yang cerdas dan atau

    otomatis pada suatu proses logika sekuensial maupun proses pengaturan/pengukuran pada

    suatu sistem kontrol yang dapat diprogram sesuai keinginan.

    Keuntungan PLC dibanding dengan sistem logika sekuensial elektromekanik /rangkaian

    relay konvensional antara lain :

    1. PLC dapat diprogram dan mudah melakukan modifikasi.

    2. Mudah dalam pengawatan/instalasi

    3. Mudah dalam pengoperasian

    4. Mudah dalam pemeliharaan dan perbaikan

    5. Cepat dalam melakukan pengembangan sistem

    6. Lebih modern dan mendukung pada sistem kontrol-informasi

    7. Penyajian data pada proses pengukuran lebih akurat

    8. Proses pengaturan lebih presisi

    9. Harga relatif lebih murah untuk aplikasi sistem yang besar.

    Aplikasi PLC pada dunia industri antara lain digunakan pada :

    1. Conveyor System

    2. Food Processing

    3. Machine Tool

    4. Lift Control System

  • 2

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    5. Security Control System

    6. Power Station Plant

    7. Water Treatment, dll

    2. Konfigurasi Hardware PLC

    Sekarang ini dipasaran banyak sekali produk PLC yang dikeluarkan oleh beberapa

    industri otomasi (Automation Industry) dengan berbagai type dan jenisnya. Masing-masing

    produk memiliki ciri dan kelebihan sendiri.

    Umumnya, menurut modelnya , PLC dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :

    a. Pure Controller, yang sering digunakan hanya untuk fungsi otomasi mesin

    b. RTU (Remote Terminal Unit), yang sering digunakan dalam aplikasi SCADA

    (Supervisory Control and Data Acquisition)

    Namun ada pula produk yang menggabungkan kedua fungsi diatas dalam satu PLC. Menurut

    desain bentuknya, PLC dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu :

    a. Compact design

    b. Rack Mounting

    Gbr.2.1. PLC jenis Compact Design produk Control Microsystems

  • 3

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.2.2. PLC jenis Rack Mounting produk Schneider Electric

    Pada jenis Compact design, CPU dan Unit I/O menjadi satu kesatuan dengan kapasitas

    tertentu. Penambahan modul bisa dilakukan dengan batasan tertentu dengan menggunakan

    Bus Cable atau Modul Connector. Sedangkan pada jenis rack mounting, modul-modul CPU dan

    I/O atau modul tambahan lainnya dipasang pada suatu Backplane dengan kapasitas slot

    tertentu. Penambahan modul biasanya diiringi dengan penambahan slot pada Backplane juga

    dengan kapasitas tertentu.

    Kemampuan suatu PLC biasanya didasarkan pada :

    1. Ukuran memory.

    2. Kapasitas dan kemampuan Input/Output (I/O Capacity)

    3. Jumlah Blok instruksi (Instruction Blok Capacity)

  • 4

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    4. Waktu scan (Scanning Time)

    5. Resolusi ADC (Analog to Digital Converter)

    Bagian-bagian penting dari hardware PLC adalah :

    1. Unit input (masukan)

    2. Unit output (keluaran)

    3. Unit processor dan Unit memory

    4. Port Comunication (terminal komunikasi)

    5. Power Supply

    Diagram Blok dari konfigurasi hardware suatu PLC dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini.

    Gbr. 2.3. Blok diagram konfigurasi hardware PLC

    Modul Input

    Central Processing Unit

    Memory

    Modul Output

    Programming Device

    Power Supply

  • 5

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr. 2.4. Hubungan PLC dengan Plant Control System

    2.1. Modul Input

    Modul input berguna sebagai bagian yang memberikan masukan kedalam prosesor. Menurut

    sinyal masukannya modul input dibagi dalam 2 jenis, yaitu:

    a. Digital Input

    Modul ini menerima sinyal digital berupa status 1 atau 0 ( on atau off) dari switch, push

    botton, limit switch, lengan-lengan aux relay, dll. Pada modul digital input yang perlu

    diperhatikan adalah :

    Tegangan kerja kontak, misalnya 5VDC, 24VDC, 48VDC, 110VDC, 110VAC, 220VAC.

    Sumber tegangan Common positip (+) atau Common Negative (-)

    Waktu transisi (switching time) dari On ke Off dan sebaliknya.

    Jumlah kanal permodul, misalnya 8 chanel, 16 chanel ,32 chanel, 64 chanel atau 96

    chanel.

  • 6

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.2.5. Wiring Modul Digital Input

    b. Analog Input.

    Modul analog input berfungsi untuk menerima masukan besaran sinyal analog berupa arus

    atau tegangan dari tranducer atau besaran-besaran electric dari sensor. Yang perlu

    diperhatikan pada modul ini adalah :

    Besar dan jenis sinyal analognya, misalnya : 0~5VDC, 0~10VDC, -5 ~ +5 VDC, 0 ~ 20

    mA, 4 ~ 20 mA atau RTD, Thermocouple, dll

    Resolusi ADC (Analog to Digital Converter), misalnya 8 bit, 10 bit, 12 bit, 15 bit, atau 16

    bit.

    Accuracy (%)

    Bipolar/Unipolar input atau single ended input

    Banyaknya chanel setiap modul, misalnya 4 ch atau 8 ch.

  • 7

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr. 2.6. Contoh Wiring dan spesifikasi Modul Analog Input dan Modul Analog Output produk Schneider Electric

    2.2. Modul Output Modul output berfungsi untuk meneruskan output hasil pemrosesan data dari CPU. Menurut

    jenisnya, modul output dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

    a. Digital Output

    Modul ini akan meneruskan sinyal digital 1 atau 0 ( On atau Off ) yang dapat dihubungkan

    pada komponen lampu, kontaktor, selenoid, dll. Yang perlu diperhatikan dalam memilih

    modul Digital output ini adalah :

    1. Jenis kontak yang dipakai

    2. Beban kontak (Contact ratting)

    3. Waktu kerja (Operating time)

  • 8

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Modul digital output dibedakan menjadi 2 jenis yang dilihat dari komponen utama

    kontaknya, yaitu jenis elektronik dan jenis mekanis. Jenis elektronik umumnya

    menggunakan transistor, SCR, atau Mosfet sedangkan untuk jenis mekanis menggunakan

    relay. Pemilihan jenis DO ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan perhitungan biaya

    yang dikeluarkan. Pertimbangan teknis tetaplah menjadi acuan yang utama karena masing-

    masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, yaitu :

    Jenis Elektronik Jenis Mekanis

    Tidak ada kontak mekanis, lebih awet Ada kontak mekanis, aus (ada bunga

    api), umur berkurang

    Tidak berisik Ada bunyi kontak

    Non-bounching Bounching

    Polarity Supply Free polarity supply/ free contact

    NO only/ NC only NO/NC enable

    High speed turn on/off Low speed turn on/off

    Free maintanance Kontak harus sering diganti

    Mahal Relative murah

    Gambar berikut contoh wiring dan spesifikasi teknis modul DO 5409

  • 9

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr. 2.7. Contoh wiring modul digital output jenis Mosfet

    Gbr.2.8. Spesifikasi teknis Modul DO type 5409 produk Control Microsystems

  • 10

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.2.9. Contoh wiring Modul DO jenis Relay Output

  • 11

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.2.10. Spesifikasi teknis modul DO produk Control microsystems

    b. Analog Output

    Modul Analog output berfungsi meneruskan sinyal hasil pemrosesan pada CPU berupa

    besaran analog (arus/tegangan) untuk diteruskan pada peralatan meter, display, converter

    actuator, dll. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan modul Analog Output ini sama

    dengan karakteristik pada modul analog input. Contoh spesifikasi teknisnya bisa dilihat pada

    gambar 2.6. diatas.

    2.3. Modul CPU (Central Processing Unit)

    Modul CPU memiliki arsitektur hardware yang berlainan, tergantung jenis PLC yang dipakai,

    apakah Compact Design ataukah Rack Mounting. Namun secara garis besar, pada modul CPU

    didalamnya terdiri dari processor, memory, dan port komunikasi. Fungsi utama dari CPU adalah

    sebagai modul pemroses utama, adapun proses yang dilakukan sangat tergantung dari

    program yang telah disimpan dalam memory. Memory selain berfungsi sebagai tempat

    penyimpan program, juga sebagai lalulintas data dan hasil pemrosesan dari prosesor yang

    selanjutnya dikirim pada bagian output. Arsitektur memory-pun bisa berbeda-beda, umumnya

    dalam bentuk RAM atau ROM (EPROM/EEPROM). Jika menggunakan RAM, biasanya dilengkapi

    dengan batere yang berfungsi mempertahankan isi program pada memori.

    Port Comunication atau terminal komunikasi berfungsi sebagai terminal/jalur komunikasi data

    yang digunakan antara PLC dengan Programming Device/PC (personal computer) atau antar

    PLC sendiri baik secara langsung maupun dengan perantaraan alat lain seperti modem, hub,

    dll.

    Secara hardware, terminal komunikasi bisa berupa :

    1. RS232

    2. RS485

  • 12

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    3. RJ45

    4. RG6/ RG8

    5. Optik

    Pada aplikasi komunikasi antara PC dengan PLC, maka PC bisa berfungsi sebagai :

    1. Unit Programmer, yaitu perangkat pembuat program aplikasi PLC untuk keperluan down

    loading, up loading dan debugging.

    2. HMI (Human Machine Interface), yaitu sebagai perantara dalam pengoperasian antara

    manusia dengan mesin (pengganti console desk dan display konvensional)

    3. Atau bisa berfungsi keduanya.

    Ada beberapa syarat penting yang harus dipenuhi agar suatu PLC bisa berkomunikasi, yaitu :

    1. Secara hardware, meliputi : koneksi pin terminal komunikasi, jenis kabel/media yang

    dipakai, panjang kabel/jarak jangkauan yang diijinkan, serta penggunaan modul

    interface (bila digunakan).

    2. Secara software, meliputi : protocol komunikasi, setting parameter (baudrate, parity,

    address)

    Berikut contoh spesifikasi teknis modul CPU:

  • 13

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.2.11. Spesifikasi Modul CPU Type Quantum produk Schneider Electric

    2.4. Modul Power Supply

    Bagian terakhir adalah modul power supply. Modul ini merupakan sumber daya bagi

    bekerjanya PLC. Input power supply ini bisa berupa tegangan AC maupun DC dengan besaran

    dan kapasitas tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pada PLC jenis Compact Design, power

    supply biasanya sudah menyatu dengan CPU.

    Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan modul power supply ini adalah :

    1. Besarnya tegangan input, misalnya 24VDC, 110VDC, 110/220VAC, dll.

    2. Kapasitas beban maksimum, misalnya 4A, 8A, dst

    3. Operating mode , misalnya Redundant, standalone atau summable

    Berikut adalah contoh spesifikasi teknis modul power supply :

  • 14

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.2.12. Contoh Spesifikasi teknis modul power supply

    3. Software PLC

    Agar suatu PLC bisa bekerja sesuai dengan yang diinginkan, maka PLC mutlak harus di

    program. Terdapat berbagai bahasa pemrograman pada PLC, yaitu :

    a. Ladder Diagram (Lad)

    Contoh :

  • 15

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.3.1 Contoh Ladder diagram

    b. Function Blok Diagram (FBD)

    Contoh :

  • 16

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr. 3.2. Contoh Function Blok Diagram

    c. Sequencial Function Chart (SFC) atau Ghrafchat

    Contoh :

  • 17

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.3.3. Contoh Sequencial Function Chart (SFC) atau Ghrafchat

  • 18

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    d. Structured Text (ST) Contoh :

    Gbr. 3.4. Contoh Structured Text (ST)

  • 19

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    e. Instruction list (IL) Contoh :

    Gbr. 3.5. Contoh Instruction List (IL)

  • 20

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Dari kelima metode pemrograman PLC diatas, metode Ladder Diagram sangat populer

    digunakan oleh para programmer PLC, ini disebabkan metode Ladder Diagram sangat mudah

    dipelajari dan dimengerti (user friendly) serta mudah dalam melakukan pelacakan kesalahan

    pada pemrograman (tracing program).

    Pada kenyataannya, setiap produsen PLC akan selalu menyertakan programming

    softwarenya sendiri-sendiri dengan cara dan metode yang berbeda-beda. Jadi dalam hal ini jika

    kita menggunakan software untuk PLC Omron akan berbeda dengan software untuk PLC

    Siemens. Sehingga jika kita terbiasa dengan salah satu software PLC (misal PLC

    Telemecanique), maka perlu waktu lagi untuk mempelajari dan menggunakan software PLC

    yang lain (misal PLC Quantum). Dengan merek dan jenis PLC yang banyak dipasaran, maka

    sebanyak itulah software yang tersedia.

    Namun mulai tahun 1993, karena tuntutan perkembangan teknologi dan persaingan

    antara produsen PLC, maka keluarlah suatu standard international yaitu IEC 1131-3 yang

    mengatur tentang bahasa pemrograman PLC. Namun sampai saat ini, hanya produsen besar

    dan produk PLC baru saja yang baru menerapkan standar tersebut.

    Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh perbedaan dua buah software dari PLC

    yang berbeda. Masing-masing memiliki pengalamatan (adressing) dan blok fungsi ladder

    (Ladder function Blok) yang berbeda pula, walaupun program yang dibuat dengan maksud

    yang sama.

  • 21

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.3.6. Contoh Ladder Diagram PLC ScadaPack dengan software Telepace

  • 22

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    E D

    C

    T1

    5s

    O0,0

    I 0,0 B100

    I 0,1

    IW 1,0 W02

    O 0,0

    IW 1,0 W02IW 1,0 W02COMPARE COMPARE

    O0,0

    Gbr.3.6. Contoh Ladder Diagram PLC Telemecanique dengan software PL7-3 4. Organisasi memory pada PLC

    Organisasi memory pada processor PLC adalah bentuk yang digunakan untuk

    menunjukkan bagaimana struktur alokasi penempatan memory pada suatu PLC. Tidak semua

    organisasi memory PLC sama, tergantung dari pembuatnya, tetapi pada prinsipnya hampir

    sama.

    Contoh pemetaan memory ditunjukkan pada gambar 4.1 dibawah ini. Secara garis besar

    daerah memory dibagi menjadi dua, yaitu : daerah program pemakai (User Program Area) dan

    daerah data (data table area). Diagram ladder (lad) atau bahasa program yang lain disimpan

    dalam User program area pada memory PLC.

  • 23

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.4.1. Peta alokasi penggunaan Memory pada PLC

    Tabel data digunakan untuk menyimpan informasi yang dihasilkan suatu instruksi (program

    pemakai). Informasi ini termasuk status semua input dan output, nilai konstanta, timer,

    counter, dll. Data yang disimpan terdiri dari dua jenis, yaitu data status dan nilai bilangan. Data

    status adalah informasi ON dan OFF yang disimpan sebagai nilai 1 dan 0 pada lokasi bit

    tertentu. Data status ini mewakili status digital input, digital output dan internal bit.

    Data informasi nilai bilangan ditunjukkan dengan sejumlah bit (group bit) yang disimpan pada

    lokasi byte atau word tertentu (holding register). Nilai bilangan ini merupakan informasi data

    dari besaran sinyal analog atau nilai hasil perhitungan aritmetika (summing, subtract,

    multiplier, devider, dll).

    Ada beberapa macam format data dalam PLC (16bit) yang bisa digunakan, yaitu :

    Data Type Variable Size Allowed Values

    BCD Binary-Coded Decimal 2 bytes 0 to 9,999

    BYTE Byte 1 byte 0 to 255

    DIGITAL Digital 1 bit or 1 byte 0 or 1

    INT Integer 2 bytes -32,767 to 32,767

    UINT Unsigned Integer 2 bytes 0 to 65,535

    DATA AREA

    PROGRAM AREA

    MAIN PROGRAM

    I/O Communication

  • 24

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    LONG Long Integer 4 bytes 2,147,483,648 to 2,147,483,647

    LONGBCD Long Binary-Coded

    Decimal 4 bytes 0 to 99,999,999

    REAL Floating Point 4 bytes -3.4E38 to 3.4E38

    STRING String 256bytes(max) ASCII

    Tiga informasi data yang disimpan dalam data area, yaitu : tabel input (input

    image table), tabel output (output image table) dan nilai-nilai numerik (constanta

    timer/counter, nilai hasil conversi ADC, nilai hasil perhitungan aritmetik,dll).

    Tabel input berisi status dari input digital yang dihasilkan dari modul Digital input.

    Gambar 4.2 menunjukkan, bagaimana status saklar yang dihubungkan pada modul digital input

    yang hasilnya akan disimpan pada tabel input di memori. Menutup saklar input akan dideteksi

    oleh prosesor dan disimpan sebagai nilai biner 1 pada lokasi bit tertentu pada tabel input

    tersebut. Informasi input (data) secara konstant akan di up-date oleh prosesor dan nilai

    terakhir akan selalu dimasukkan kedalam tabel input pada memory.

    Tabel output berisi bit-bit status yang akan mengendalikan peralatan output yang

    dihubungkan melalui modul digital output. Pada gambar 4.3 ditunjukkan pula bagaimana satu

    bit pada tabel output dihubungkan dengan modul output. Setiap output mempunyai bit pada

    tempat tertentu dari tabel output tersebut, yaitu secara langsung akan berkolerasi dengan satu

    terminal output.

    Pada gambar 4.4. ditunjukkan bagaimana suatu besaran sinyal analog yang

    dihubungkan pada suatu modul analog input dan setelah melalui konversi besaran dari

    rangkaian Analog to Digital Converter (ADC), besarannya akan dibaca oleh prosesor yang

    selanjutnya akan disimpan dalam data area berupa nilai biner dalam satu register tertentu.

  • 25

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    0 0 0 1 0 01 0

    Input_1

    Input_2

    Modul DigitalInput Input Bit

    CPU Scans inputs andupdate image table

    Gambar 4.2. Table Image Digital Input

  • 26

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    0 0 0 1001 0

    Modul DigitalOutput

    Output Bit

    Output_1

    Output_2

    Gambar 4.3. Table Image Digital Output

    Sen sor

    Trand uce r(0 ~ 5V D C )

    M odul A nalogInput

    0 1 0 1 001 1Input W ord

    C P U S cans inpu ts andupdate im age tab le

    (0 ~ 150 C )

    100 C 3 .3 3 V

    Gambar 4.3. Table Image Analog Input

  • 27

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    5. Scanning Process

    Setiap siklus operasi, prosesor membaca semua nilai input dan sesuai dengan program

    yang dibuat, maka hasil pmerosessan tadi akan disalurkan ke bagian output. Siklus proses

    tersebut disebut Scanning. Seperti dijelaskan sebelumnya, waktu scan menunjukkan

    seberapa cepat PLC bereaksi terhadap perubahan input. Waktu ini dapat bervariasi mulai dari

    0,1 ms sampai 500ms. PLC harus dapat bereaksi pada setiap perubahan sinyal input, sebelum

    input tersebut berubah kembali pada kondisi lain. Scanning berlangsung secara kontinyu

    dengan urutan : Pembacaan semua Input, evaluasi data dengan program dan melakukan

    up_dating pada output. Gambar 5.1 menunjukkan ilustrasi proses scanning.

    Gambar 5.1. Ilustrasi proses scanning 6. Internal Bit

    PLC mempunyai daerah memory khusus yang dialokasikan untuk penyimpanan bit-bit

    internal. Bit internal ini biasa disebut sebagai : internal relay, internal output, internal register,

    holding register atau secara umum disebut internal saja. Sebuah output internal dikendalikan

    oleh logika program dan berlaku seperti output yang lain, kecuali ia hanya dapat digunakan

    secara internal saja. Output ini secara hardware tidak bisa dihubungkan secara langsung

    dengan terminal output. Dengan kata lain, internal output berrsifat sebagai auxiliary relay, dan

    internal input adalah lengan-lengannya.

    Struktur ladder diagram dalam satu halaman (page) terdiri atas rows dan

    rung/coloumn. Dalam pemrogramannya terdapat pembatasan terhadap jumlah intruksi pada

    Input Scan (Inputs read into input table)

    Ouput Scan (Outputs updated from output table)

    Program Scan (Logic is evaluated and output table

    is updated)

  • 28

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    suatu rung. Pembatasan ini juga berlaku bagi pencabangan paralel pada jumlah row.

    Pembatasan lain pada Ladder Diagram yaitu hanya dibolehkan terdapat satu output dalam

    satu rung. Untuk menanggulangi masalah tersebut dapat dilakukan dengan pemisahan rung

    dan dibantu dengan suatu internal output lalu diteruskan kembali pada row berikutnya.

    Contoh pada gambar 6.1 berikut adalah ilustrasi bagaimana pemisahan rung dilakukan.

    Pada gambar dapat dilihat bahwa jumlah rung dalam satu page hanya mampu sampai 10

    rung, sedangkan jumlah row sebanyak 7 row. Pada row ke empat jumlah kontak yang harus

    menggerakkan coil M1(X) melebihi kapasitas rung yang ada, sehingga ditambahkan satu

    internal coil (X099), sehingga kontak sisanya dilanjutkan pada row berikutnya dan dimulai

    dengan lengan kontak dari X099.

  • 29

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.6.1. Ilustrasi penggunaan internal bit serta metode pemisahan rung pada ladder diagram.

    BAB II

    KONFIGURASI PLC PADA SITEM KONTROL

    Dalam aplikasinya PLC dipasang/ditempatkan dalam berbagai konfigurasi sesuai dengan

    kebutuhan. Kriteria kebutuhan tersebut meliputi :

    1. Perkembangan sistem kontrol yang berkelanjutan

    2. Tingkat keandalan sistem

    3. Computerize Control System

    4. Management Information System

    Umumnya, dalam merancang suatu sistem kontrol berbasis PLC diperlukan suatu studi

    kelayakan, meliputi rencana aplikasi yang akan dibangun serta harga yang sepadan. Jika untuk

    mengontrol suatu sistem sederhana yang hanya memerlukan 8 I/O saja tentu sangatlah tidak

    sepadan jika memakai PLC sebagai kontrol utamanya, karena biaya yang dikeluarkan akan

    lebih besar dibanding dengan memakai sistem kontrol konvensional. Tetapi jika sistem tersebut

    memang kita peruntukan untuk suatu aplikasi yang lebih besar, maka penggunaan PLC justru

    akan lebih baik.

    Konfigurasi PLC yang diterapkan dalam sistem kontrol sekarang ini secara umum dibagi

    dalam 2 jenis, yaitu :

    1. Konfigurasi PLC terhadap sistemnya sendiri (Self Configuration)

    2. Konfigurasi PLC terhadap sistem kontrol keseluruhan (Overall Configuration)

    1. Konfigurasi PLC terhadap sistemnya sendiri (Self Configuration)

    Maksud dari konfigurasi ini adalah bagaimana suatu PLC yang dipasang untuk

    mengontrol suatu sistem memiliki performa dan keandalan yang cukup baik. Jadi konfigurasi ini

  • 30

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    tergantung dari tingkat keandalan sistem yang diperlukan serta kompleksitas

    peralatan/instrumentasi yang rawan akan gangguan, baik gangguan internal maupun

    gangguan eksternal. Kriteria gangguan inipun dibedakan menurut pengaruh/dampak yang

    terjadi, apakah terhadap PLC-nya ataukah terhadap sistem kontrolnya. Gangguan internal pada

    PLC bisa saja diakibatkan oleh kualitas komponen yang dipakai oleh PLC tersebut, sedangkan

    gangguan eksternal pada PLC bisa diakibatkan oleh faktor lingkungan yang tidak memadai

    (korosi, overheat, overvoltage, dll). Ganguan internal pada sistem kontrol bisa diakibatkan oleh

    instrumentasi yang rumit dan kompleks, wiring yang kurang baik, kelelahan material (fatique),

    dll. Sedangkan gangguan eksternal terhadap sistem kontrol juga bisa diakibatkan oleh faktor

    lingkungan. Dengan pertimbangan tersebut diatas, maka munculah konfigurasi berikut ini :

    1.1. Stand Alone System

    Konfigurasi ini dibuat jika sistem kontrol yang dibangun tidak memiliki tingkat

    kegagalan/gangguan yang besar. Jika terjadi gangguanpun, tidak akan menimbulkan dampak

    yang lebih besar serta relative bisa segera diatasi tanpa menggangu proses operasi peralatan

    yang dikontrol.

  • 31

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Workstation

    PLANT CONTROL SYSTEMUNIT

    LOCALCONTROL

    PANEL

    Gambar 1.1.1 Konfigurasi PLC dengan Stand Allone System.

    1.2. Redundant System

    Konfigurasi redundant dipasang jika sistem kontrol yang kita bangun memerlukan

    tingkat keandalan yang cukup tinggi. Metode redundant ini terdiri atas dua buah PLC (A dan B)

    yang sejenis dan dengan isi program yang sama, dimana PLC A sebagai primary dan PLC B

    sebagai standby. Ada selektor switch yang berfungsi untuk memindahkan PLC yang mana yang

    akan dikondisikan primary dan yang mana yang standby. Jika PLC primary mengalami

    gangguan, maka secara otomatis dan dengan kecepatan yang sangat tinggi tugas

    pengontrollannya akan diambil alih oleh PLC yang standby tanpa menghentikan proses operasi

    mesin. Sehingga kita memiliki kesempatan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.

    Ada tiga jenis sistem redundant pada PLC, yaitu single cable redundant system, dual

    cable redundant system dan Full Redundant system.

  • 32

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.1.2.1. Konfigurasi Single Cable Redundant System

  • 33

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.1.2.2. Konfigurasi Dual Cable Redundant System

    I/O INTERFACE &MULTIPLEXER

    PLANT CONTROLSYSTEM

    PRIMARY PLC STANDBY PLC

    Gbr.1.2.3. Konfigurasi Full Redundant System

  • 34

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    1.3. Triple Modular Redudancy (TMR)

    Triple Modular Redudancy (TMR) dibangun dari tiga buah PLC yang terpisah (X, Y dan

    Z) untuk mendapatkan diagnosa yang lebih luas. Metode ini menggunakan sistem voting

    terhadap dua dari tiga kondisi input (two-out-of-three voting) untuk mendapatkan suatu sistem

    dengan keandalan yang sangat tinggi dan menghindari dari adanya sinyal palsu dari instrument

    yang dipasang serta mengurangi tingkat kegagalan operasi. Sistem ini biasanya dipakai pada

    suatu sistem kontrol dengan jumlah instrument yang banyak serta rawan kerusakan yang

    diakibatkan oleh faktor mesin yang dikontrol (misalnya temperature tinggi, dll).

    Pada konfigurasi TMR ini, masing-masing dari ketiga PLC secara bersamaan

    mengumpulkan informasi dari modul input yang selanjutnya dihubungkan ke modul

    Comparison and Decision Unit (CDU) yang akan melakukan voting terhadap 2 dari 3 kondisi

    input yang hasilnya akan dikirimkan ke bagian sub-sistem output.

    Unit Input

    VOTING SYSTEMComparison & Decision

    Unit (CDU)

    CPU

    PLC (X)

    Unit Input

    CPU

    PLC (Y)

    Unit Input

    CPU

    PLC (Z)

    OUTPUT SUB-SYSTEM

  • 35

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr.1.3.1. Konfigurasi Triple Modular Redudancy

    2. Konfigurasi PLC terhadap sistem kontrol keseluruhan (Overall Configuration)

    Pada perkembangannya, dimulai sejak PLC ditemukan sampai saat ini telah mengalami

    berbagai perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi dan perkembangan sistem

    kontol serta tuntutan kebutuhan dari sisi user. Dari sisi teknologi PLC, perkembangannya mirip

    dengan teknologi pada PC, yaitu penyempurnaan dari sisi kecepatan (speed), kemampuan

    penyimpanan data (memory), keandalan, komunikasi, serta kemudahan dalam

    programming/intalasi (user friendly). Dilihat dari sisi pemakaiannya, PLC yang awalnya

    digunakan hanya untuk menggantikan sistem kontrol konvensional, kini sesuai dengan

    perkembangan teknologi juga dipakai sebagai Supervisory Control dan Remote Station yang

    akhirnya berkembang pula kearah management informasi (Information Management System).

    Ada 4 macam konfigurasi PLC dilihat dari sisi pemakaiannya terhadap sistem kontrol

    keseluruhan, yaitu :

    1. Direct Digital Control (DDC)

    2. Data Acquisition and Monitoring System (DAS)

    3. Supervisory Control & Data Acquisition (SCADA)

    4. Distributed Control System (DCS)

    2.1. Direct Digital Control (DDC)

    Pada konfigurasi ini, secara hardware PLC langsung berhubungan dengan plant control

    system dan dikontrol oleh suatu unit local control panel (ULCP) atau dari Console Desk. Aplikasi

    ini dipakai pada suatu sistem yang berdiri sendiri atau merupakan sub sistem dari suatu proses

    yang terpisah.

    Pada gambar dibawah bisa dilihat contoh dari konfigurasi direct digital control.

  • 36

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    PLANTCONTROLSYSTEM

    UNITLOCAL

    CONTROLPANEL

    ConsoleDesk

    PLC

    Gbr.2.1.1. Konfigurasi Direct Digital Control (DDC)

    2.2. Data Acquisition and Monitoring System (DAS)

    Pada konfigurasi ini, PLC hanya dipakai sebagai interface antara parameter yang akan

    diukur/dimonitor dengan HMI (Human Machine Interface). HMI disini merupakan sebuah PC

    yang dilengkapi dengan suatu program DAS yang berfungsi hanya untuk menampilkan serta

    merekam data-data parameter yang diambil dari PLC atau langsung dari plant. Dalam

    konfigurasi DAS ini, komunikasi yang terjadi hanya satu arah saja. Jika parameter yang diambil

    tersebut berlokasi di luar area HMI, maka PLC yang dipasang disebut Remote Terminal Unit

    (RTU) yang dihubungkan melewati suatu PLC master atau langsung dari HMI yang

    bersangkutan dengan menggunakan media komunikasi tertentu.

  • 37

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Fungsi utama dari DAS adalah :

    1. Menghimpun (acquisition) besaran proses secara terpadu/terintegrasi sehingga dapat

    menghasilkan suatu sistem data logger yang sistematis.

    2. Memberikan kemudahan dalam proses monitoring dan reporting

    3. Dikembangkan untuk menggantikan sistem display & recording serta sistem alarm

    dan kontrol panel konvensional (alarm & trending system).

    4. Bisa dikembangkan pada program MIS (Management Information System)

    LOCAL PLANTCONTROL SYSTEM

    Plant ControlSystem

    PLCMaster

    HMI

    RTU_1

    Plant ControlSystem

    RTU_2

    LOCAL PLANTCONTROL SYSTEM

    Sensors/status Sensors/status Sensors/status

    Sensors/status

    Gbr.2.2.1. Contoh sederhana konfigurasi Data Acquisition & Monitoring System (DAS)

    Supervisory Control & Data Acquisition (SCADA)

    Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan dilapangan, bahwa HMI tidak saja hanya

    bisa dipakai untuk memonitor besaran parameter ukur dari plant, tapi lebih dari itu HMI

    dituntut bisa digunakan untuk mengontrol/mengatur bekerjanya peralatan secara terintegrasi.

  • 38

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Fungsi kontrol secara ini lebih dikenal dengan Remote Control Sistem. Dengan demikian, sesuai

    dengan namanya pada SCADA selain berfungsi sebagai DAS juga sebagai supervisory Control

    yang terintegrasi. Dari sisi konfigurasinya ada suatu perbedaan yang significan yang

    membedakan antara DAS dengan SCADA, yaitu pada proses komunikasinya. Disini berlangsung

    proses komunikasi dua arah antara HMI dengan Plant via PLC dan sebaliknya.

  • 39

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    LOCAL PLANTCONTROL SYSTEM

    Plant ControlSystem

    PLCMaster

    HMI

    RTU_1

    Plant ControlSystem

    RTU_2

    LOCAL PLANTCONTROL SYSTEM

    - Sensors/status- Actuator/Relay

    - Sensors/status- Actuator/Relay

    - Sensors/status- Actuator/Relay

    - Sensors/status- Actuator/Relay

    2.3.1. Contoh sederhana konfigurasi Supervisory Control & Data Acquisition (SCADA)

  • 40

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    2.3.1. Contoh Aplikasi Supervisory Control & Data Acquisition (SCADA) 2.4. Distributed Control System (DCS)

    Pada kenyataannya dilapangan, peralatan yang kita kontrol dalam suatu sistem tidak

    hanya satu atau dua peralatan saja, tetapi lebih banyak dan lebih kompleks serta tersebar di

    beberapa area (Plant Area), sedangkan umumnya peralatan-peralatan tadi hanya dikomando

    dan dimonitor pada suatu tempat (Control Room), sehingga hal ini memerlukan suatu sistem

    yang tersentralisasi untuk melakukan monitoring serta memberi komando/set point pada

    semua peralatan yang dikontrol secara terdistribusi. Oleh karena itu digunakanlah konfigurasi

    DCS.

  • 41

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Fungsi utama dari DCS adalah sebagai berikut :

    1. Melakukan fungsi monitoring dan reporting secara lengkap, terintegrasi dan terpusat.

    2. Melakukan pengontrolan untuk seluruh ataupun sebagian proses secara bertingkat,

    tersentralisasai dan terdistribusi.

    3. Memberikan pengontrolan secara lengkap (set point maupun parameter pada

    controller dapat ditentukan/diubah).

    4. Dikembangkan untuk pengontrolan dan perencanaan produksi secara terpadu seperti

    Management Information System)

    Pada ilustrasi dibawah ini dapat dilihat secara keseluruhan bagaimana fungsi serta feature DCS

    pada suatu sistem proses. Dari gambar bisa kita lihat bahwa dengan menerapkan konfigurasi

    DCS ada beberapa manfaat yang bisa diambil, yaitu :

    1. Dari sisi management bisa dipakai untuk menganalisa berbagai kemungkinan dalam

    memepercepat pengambilan keputusan.

    2. Dari sisi maintanance, bisa dilakukan preditictive maintanance berdasarkan condition

    monitoring dari data yang diperoleh serta pengembangan sistem yang lebih luas dan

    tidak terbatas. Juga mempermudah dalam trouble shooting kerusakan.

    3. Secara simultan management bisa mengembangkan suatu pola pengoperasian mesin

    secara lebih efektif dan efisisen.

    4. Dari sisi pengembangan SDM, fasilitas trainning simulator memungkinkan

    peningkatan kualitas SDM serta mengurangi resiko kesalahan pengoperasian dan

    mencetak operator-operator baru.

  • 42

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Production InformationManagement

    Continous and Batchsystems production plan

    Production Support

    Operation/simulation Scheduling

    Production Management

    ProgressManagement

    FacilityManagement

    InventoryManagement

    UtilityManagement

    QualityManagement

    SafetyManagement

    BatchManagement

    RecipeIn-process batch

    management

    Unit Control Strategy

    Separation Unit Destilation Unit Boiler Unit Furnace Unit . Turbin Unit

    PlantOptimization

    (off-line)

    EconomicAnalysis

    Operation Data Management

    Data Processing(material balance, heat

    balance)

    Historical datamanagement(data logging)

    Lot datamanagement

    Operation Data Management

    Stabilization and Optimization(Modelling, Dynamic

    Simulation)Alarm Reduction, Data

    Analysis

    Trainning

    TrainningSimulator

    Control Function Block

    PID Logic &Sequence Fuzzy Logic

    2.4.1. Fungsi dan feature DCS

  • 43

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Berdasarkan konfigurasi hardwarenya, suatu DCS secara sederhana dapat kita

    ilustrasikan pada aplikasi sistem kontrol pada suatu pusat pembangkit listrik. Pada dasarnya,

    suatu Pusat Pembangkit Listrik terdiri dari beberapa mesin pembangkit listrik dimana masing-

    masing mesin (unit) memiliki peralatan utama (main equipment) dan peralatan pendukungnya

    (auxiliary equipment). Peralatan-peralatan tadi dioperasikan dan dimonitor secara terpusat dari

    ruang kontrol (Control Room) melalui sebuah jaringan bus yang terinterkoneksi dengan

    komunikasi peer to peer. Semua parameter operasional dimonitor secara online dan terhubung

    pada suatu server yang berfungsi sebagai database dari besaran-besaran ukur maupun status

    dan kondisi mesin yang beroperasi. Database pada server tadi kemudian diolah dengan

    program aplikasi tertentu (misal Maximo) sehingga data yang disajikan selanjutnya bisa dipakai

    secara bersama-sama sesuai tingkat kewenangan dan kebutuhannya masing-masing.

    Dalam pengoperasiannya, operator dapat melakukan start/stop unit,

    menaikan/menurunkan beban, melakukan perubahan set point, memonitor serta melakukan

    tindakan yang cepat saat terjadi ketidak normalan kepada semua mesin yang beroperasi secara

    terdistribusi dan terpusat.

  • 44

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr. 2.4.3. Contoh konfigurasi DCS ~ SCADA pada protocol TCPIP

  • 45

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    Gbr. 2.4.4. Contoh konfigurasi DCS ~ SCADA pada protocol modbus

  • 46

    MATERI KURSUS PEMBEKALAN MIGRASI SISTIM KONTROL PLTA GIRINGAN UNIT 3.

    TOPIK : DASAR DASAR PLC HANDOUT : PLC

    HALAMAN : 1 - 41

    DAFTAR PUSTAKA

    1. British Electricity International : Modern Power Station Practice, Pergamon Press, 1991.

    2. Modicon : Quantum Automation Series Hardware Reference Guide, Schneider Electric,

    May 2001.

    3. Modicon: Proworx NxT Manual Programming Reference, Schneider Electric, 2001.

    4. Control Microsystems : System Configuration Guide, Canada.

    5. Control Microsystems : Telepace Ladder Logic Program Reference, Canada.

    6. Telemecanique : PL7_3 Language Reference Manual, France, 1991.

    7. Hand book : Pelatihan PLC Dasar, STT-SFB, Bandung 1999.

    8. General Data Communication, : GDC Implementasion for Securing DCS and SCADA

    Networks, USA, 2004.

    COVER_PLCHAND OUT PLC