program pascasarjana magister teknik fakultas …digilib.unila.ac.id/58821/6/tesis tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS RISIKO DAERAH RAWAN KECELAKAAN PADAPERLINTASAN SEBIDANG KERETA API
(STUDI KASUS: PERLINTASAN TARAHAN – PERLINTASAN SUKAMENANTI)
(Tesis)
Oleh
MEUTIA NADIA KARUNIA
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIKFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDARLAMPUNG
2019
RISK ANALYSIS PRONE TO ACCIDENTS IN CROSSINGS RAILROAD TRAIN(CASE STUDY: TARAHAN CROSS – SUKAMENANTI CROSS)
MEUTIA NADIA KARUNIA
ABSTRACT
The accident rate between people and train actually can be reduced to minimum asthe traffic of railway is not as crowded as road. This thesis is using stated prefencetechnique. Stated preference approaches with option statement in the form ofhypothesis to be assessed by the respondent.With using regression analysis, researcher can see the dominant factors of the causesof railway-related accidents especially in Sukamenanti railway which is in ahypothetical situation. To determine the dominant factors causing accidents atrailway based on the results of a questionnaire to the related instations to becompared with data on the number of train accident from 2012-2017 that obtainedfrom the related instations with using regression analysis with the help of the SPSSprogram. The analysis result is:( the number of accidents from 2012-2017 ) = -9,256 + 0,008 + 0,009 + 0,011
+ 0,015From regression analysis result, dominant factors of railway-related accidents causesare inadequate railways, limited carriages, the inadequate of doorstop availability,the damages in engine, the factor of carriages age (X12), rider physic’s exhaustionwhile riding their vehicle (X6), Infrastructure damage such as worn rails, spatenrailing, shovel rails, chained rails, cracked rail connections, skidding on rails,weathered bearings, incompatible ballasts, loose fitting, and unlocked wesel (X10),machinist’s body condition (exhausted)/sleepy while on duty (X5). Therefore thesignification is a=0,05 with regression analysis test.
Keywords: accident rate, regression analysis, dominant factor
ANALISIS RISIKO DAERAH RAWAN KECELAKAAN PADA PERLINTASANSEBIDANG KERETA API
(STUDI KASUS: PERLINTASAN SEBIDANG DI KOTA BANDAR LAMPUNG)
MEUTIA NADIA KARUNIA
ABSTRAK
Tingkat kecelakaan antara para pengguna jalan dengan kereta api sebenarnya dapatditekan seminimal mungkin karena lalu lintas kereta api tidak sepadat lalu lintas dijalan raya. Dalam penelitian ini menggunakan teknik stated preference, StatedPreference adalah sebuah pendekatan dengan menyampaikan pernyataan pilihan(option) berupa suatu hipotesa untuk dinilai oleh responden. Dengan meggunakanteknik analisis regresi, peneliti dapat melihat faktor-faktor dominan penyebabterjadinya kecelakaan di perlitasan kereta api khususnya perlintasan tarahan –perlintasan sukamenanti yang ada pada situasi yang dihipotesis. Untuk menentukanfaktor-faktor dominan penyebab terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta apiberdasarkan hasil kuesioner terhadap instansi terkait dikomparasi dengan data jumlahangka kejadian kecelakaan kereta api pada tahun 2012-2017 yang didapat dariinstansi terkait digunakan analisa regresi dengan bantuan program SPSS. Hasilanalisa yang diperoleh adalah :(Jumlah Kejadian Kecelakaan Pada Tahun 2012-2017) = -9,256 + 0,008 + 0,009
+ 0,011 + 0,015Dari hasil analisa regresi faktor dominan penyebab terjadinya kecelakaan adalah JalurKereta yang tak memadai, ketersediaan gerbong yang minim, ketersediaan palangpintu yang kurang memadai, kerusakan mesin, faktor usia gerbong ( 12), PengendaraKendaraan Kelelahan Fisik Pada Saat Mengendarai Kendaraannya ( 6), Kerusakanprasarana seperti rel yang aus, rel spaten (memuai), rel gongsol, rel gompal,sambungan rel retak, skilu pada rel, bantalan lapuk, ballast yang tidak rata/tidaksesuai, tirepont yang lepas, serta wesel yang tidak terkunci ( 10), Masinis KelelahanFisik/ Mengantuk Pada Saat Bertugas ( 5). Adapun signifikansi α = 0,05 dengan ujianalisa regresi.
Kata kunci : tingkat kecelakaan, analisa regresi, faktor dominan
ANALISIS RISIKO DAERAH RAWAN KECELAKAAN PADA PERLINTASANSEBIDANG KERETA API
(STUDI KASUS: PERLINTASAN TARAHAN – PERLINTASAN SUKAMENANTI)
Oleh:MEUTIA NADIA KARUNIA
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER TEKNIK
pada
Program Pascasarjana Magister TeknikFakultas Teknik Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIKFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 17
Januari 1994, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari
Bapak Ahmad Nadi dan Ibu Muliawati Berawi.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 2
Rawa Laut pada tahun 2006, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bandar Lampung pada tahun 2009,
dan Sekolah Menengah Atas diselesaikan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung
pada tahun 2012.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Lampung pada tahun 2012. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif
diorganisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Lampung
(HIMATEKS UNILA) 2012.
Pada Januari 2016, penulis melanjutkan kuliah terdaftar sebagai mahasiswa
Fakultas Teknik, Jurusan Magister Teknik Sipil, Universitas Lampung.
MOTTO
“Barang siapa merintis jalan mencari ilmu makaAllah akan memudahkan baginya jalan ke surga “
(H.R Muslim)
“Maka Sesungguhnya Bersama Kesulitan AdaKemudahan”
(QS. Asy-Syarh : 5)
Dream, action, and pray!!
(MEUTIA NADIA KARUNIA)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebagai perwujudan rasa kasih sayang, cinta, dan hormatku secara tulus,
Aku mempersembahkan karya ini kepada:
Keluarga kecilku tersayang yang telah memberikan dukungan dan doa
serta harapan demi keberhasilanku.
Sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada untuk mendengarkan keluh
kesah, memberikan semangat, dan berjuang bersama selama ini.
Almamamaterku tercinta Teknik Sipil Angkatan 2012 Universitas
Lampung
SANWACANA
Assalammu’alaikumWr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis yang berjudul ”
Analisis Risiko Daerah Rawan Kecelakaan Pada Perlintasan Sebidang
Kereta Api (Studi Kasus: Perlintasan Tarahan – Perlintasan Sukamenanti) “
adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik
pada Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas
Lampung.
2. Bapak Gatot Eko S, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
3. Ibu Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing I tesis dan
Bapak Dr. Eng Aleksander S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing II saya yang
telah sabar membimbing, menasihati serta meluangkan waktunya untuk
memberikan pengarahan, masukan, saran dan kritiknya demi kesempurnaan
tesis ini.
4. Bapak Dr. Karami, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Dosen Penguji I saya dan Bapak
Dr. Endro P Wahyono., S.T., M.Sc selaku Dosen Penguji II saya yang telah
memberikan pengarahan, kritik dan saran pemikiran untuk penulisan tesis.
5. Ibu Dr. Dyah Indriana K, S.T., M.Sc selaku Ketua Program Magister Teknik
Sipil Universitas Lampung yang dengan bijaksana dan penuh kesabaran
memberikan masukan dan saran-saran pada seminar proposal dan seminar
hasil tesis terdahulu.
6. Seluruh Dosen Program Magister Teknik Sipil Universitas Lampung yang
telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi
mengikuti perkuliahan.
7. Papahku Ahmad Nadi (alm) dan Mamahku Muliawati Berawi tercinta yang
telah memberikan segalanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan di Magister Teknik Sipil Universitas Lampung.
8. Kakakku Abi Berkah Nadi dan Adikku Muhammad Alkautsar Nadi tersayang
yang menyemangati dalam menyelesaikan tesis ini.
9. Arief Juliasyah Putra yang ikut menyemangati dan menemani dalam proses
meyelesaikan tesis.
10. Seluruh teman-teman Magister Teknik Sipil Universitas Lampung yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan tesis.
11. Pimpinan , atasan maupun rekan-rekan kantor BPD KCP Pringsewu yang
tidak bisa disebutkan satu per satu terimakasih banyak atas izin, dukungan,
dalam proses meyelesaikan tesis.
12. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
sumbangan ilmu pengetahuan bagi khalayak secara umum dan khususnya bagi
mahasiswa/i jurusan teknik sipil.
Wassalaammu’alaikumWr.Wb.
Bandar Lampung, 08 Juli 2019
Penulis
Meutia Nadia Karunia
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 3D. Batasan Penelitian .................................................................................... 4E. Manfaat Penelitian.................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Data Perlintasan Kereta Api Provinsi Lampung ....................................... 5B. Data Kecelakaan Kereta Api Provinsi Lampung ...................................... 6C. Dasar Hukum Undang-Undang Perkretaapian .......................................... 7
1. Undang-Undang No.23 Tahun 2007 Tentang Perkretaapian ............... 72. Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang LLAJ ............................ 73. PP No.56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggara Perkretaapian ............. 84. PP No.72 Tahun 2009 Tentang LLAKA.............................................. 85. Permenhub No.36 Tahun 2011 Tentang Perpotongan/Persinggungan
Antara Jalur KA dengan Bangunan Lainnya........................................ 8D. Spesifikasi Teknis Pintu Perlintasan Kereta Api....................................... 9E. Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas di Perlintasan Kereta Api ................... 16F. Pola Operasi Kereta Api ........................................................................... 18G. Tingkat Kesadaran Pemakai Jalan Akan Rambu Perlintasan KA ............ 19H. Uraian Analisa Kecelakaan ...................................................................... 20I. Dasar-Dasar Pemahaman ......................................................................... 21J. Metode Dalam Memahami Kecelakaan ................................................... 22K. Keselamatan ............................................................................................. 23L. Manajemen Risiko Kecelakaan ................................................................ 24
ii
M. Analisis&Evaluasi Risiko Secara Kualitatif ............................................ 25N. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 25
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian....................................................................................... 28B. Jenis Data .................................................................................................. 28C. Prosedur Penelitian.................................................................................... 29D. Expert Judment.......................................................................................... 32E. Metode Penelitian...................................................................................... 33F. Diagram Alir Metode Penelitian ............................................................... 34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Kasus Kecelakaan Pada Tahun 2012................................................ 351. Waktu Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2012.......................... 352. Korban Kecelakaan Kereta Api Tahun 2012........................................ 363. Usia dan Jenis Kelamin Kecelakaan Kereta Api Tahun 2012.............. 364. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Tahun 2012......................... 385. Lokasi Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2012 ......................... 38
B. Data Kasus Kecelakaan Pada Tahun 2013................................................ 391. Waktu Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2013.......................... 392. Korban Kecelakaan Kereta Api Tahun 2013........................................ 403. Usia dan Jenis Kelamin Kecelakaan Kereta Api Tahun 2013.............. 414. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Tahun 2013......................... 425. Lokasi Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2013 ......................... 42
C. Data Kasus Kecelakaan Pada Tahun 2014................................................ 431. Waktu Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2014.......................... 432. Korban Kecelakaan Kereta Api Tahun 2014........................................ 443. Usia dan Jenis Kelamin Kecelakaan Kereta Api Tahun 2014.............. 454. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Tahun 2014......................... 465. Lokasi Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2014 ......................... 46
D. Data Kasus Kecelakaan Pada Tahun 2015................................................ 471. Waktu Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2015.......................... 472. Korban Kecelakaan Kereta Api Tahun 2015........................................483. Usia dan Jenis Kelamin Kecelakaan Kereta Api Tahun 2015.............. 494. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Tahun 2015......................... 505. Lokasi Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2015 ......................... 50
E. Data Kasus Kecelakaan Pada Tahun 2016................................................ 511. Waktu Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2016.......................... 512. Korban Kecelakaan Kereta Api Tahun 2016........................................ 523. Usia dan Jenis Kelamin Kecelakaan Kereta Api Tahun 2016.............. 534. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Tahun 2016......................... 545. Lokasi Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2016 ......................... 54
F. Data Kasus Kecelakaan Pada Tahun 2017................................................ 551. Waktu Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2017.......................... 552. Korban Kecelakaan Kereta Api Tahun 2017........................................ 563. Usia dan Jenis Kelamin Kecelakaan Kereta Api Tahun 2017.............. 57
iii
4. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Tahun 2017......................... 585. Lokasi Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2017 ......................... 58
G. Data Kasus Kecelakaan Pada Tahun 2012-2017 ...................................... 591. Waktu Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2012.......................... 592. Korban Kecelakaan Kereta Api Tahun 2012........................................ 613. Usia dan Jenis Kelamin Kecelakaan Kereta Api Tahun 2012.............. 624. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Tahun 2012......................... 645. Lokasi Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2012 ......................... 65
H. Lokasi Penelitian....................................................................................... 671. Kondisi Fisik Pelintasan ....................................................................... 682. Kondisi Lingkungan ............................................................................. 693. Kelengkapan Rambu-Rambu Lalu Lintas Perlintasan.......................... 714. Jarak Pandang Pengguna Jalan dan Masinis Kereta Api...................... 735. Perilaku Pengguna Jalan Umum........................................................... 746. Historis Kecelakaan di Perlintasan Tarahan-Perlintasan Sukamenanti 767. Metode SPSS........ ................................................................................778. Data Rangking Expert Judment ............................................................ 789. Deskripsi Jawaban Responden ............................................................. 82
I. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas........................................................... 85J. Analisa Korelasi ........................................................................................ 88K. Alternatif Persamaan (Analisa Regresi).................................................... 90
1. R Square ............................................................................................... 932. Annova ................................................................................................. 94
L. Pembahasan............................................................................................... 95
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 98B. Saran..........................................................................................................100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Perlintasan Sebidang di Provinsi Lampung............................... 5
Tabel 2 Jumlah Kecelakaan Kereta Api di provinsi Lampung ....................... 6
Tabel 3. Korban Kecelakaan Kereta Api di Provinsi Lampung....................... 6
Tabel 4. Jarak Berhenti Pengereman Kereta Api ............................................. 18
Tabel 5. Rincian Teknik Analisa...................................................................... 33
Tabel 6. Faktor Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-Desember
2012 ................................................................................................... 38
Tabel 7. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Bulan Janurai-
Desember 2013................................................................................... 42
Tabel 8. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Bulan Janurai-
Desember 2014................................................................................... 46
Tabel 9. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Bulan Janurai-
Desember 2015................................................................................... 50
Tabel 10. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Bulan Janurai-
Desember 2016................................................................................... 54
Tabel 11. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Bulan Janurai-
Desember 2012................................................................................... 58
iv
Tabel 12. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Bulan Janurai-
Desember 2012-2017 ......................................................................... 64
Tabel 13. Kecelakaan di Perlintasan Tarahan-Perlintasan
Sukamenanti ....................................................................................... 77
Tabel 14. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember 2012-2017 ......................................................................... 78
Tabel 15. Faktor Manusia................................................................................... 80
Tabel 16. Faktor Kendaraan ............................................................................... 80
Tabel 17. Faktor Lingkungan dan Prasarana...................................................... 80
Tabel 18. Data Responden.................................................................................. 82
Tabel 19. Tabel Probabilitas............................................................................... 83
Tabel 20. Hasil Penyebaran Kuesioner .............................................................. 84
Tabel 21. Hasil Pengukuran Uji Validitas.......................................................... 86
Tabel 22. Hasil Pengukuran Uji Reliabilitas ...................................................... 87
Tabel 23. Matriks Korelasi ................................................................................. 89
Tabel 24. Alternatif Persamaan Linier ............................................................... 91
Tabel 25. Tabel Coeficients................................................................................ 92
Tabel 26. Faktor Dominan Terjadinya Kecelakaan di Perlintasan..................... 93
Tabel 27. Hasil Model Summary ....................................................................... 94
Tabel 28. Hasil Tabel Annova............................................................................ 95
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Palang Pintu Perlintasan Sebidang ............................................. 13
Gambar 2. Tanda Awas Kereta Api ............................................................. 13
Gambar 3. Kelengkapan Rambu di Perlintasan Berpintu Jalur
Ganda........................................................................................... 17
Gambar 4. Kelengkapan Rambu di Perlintasan Berpintu Jalur
Tunggal........................................................................................ 17
Gambar 5. Kelengkapan Rambu di Perlintasan Tanpa Palang
Pintu............................................................................................. 18
Gambar 6. Diagram Interaksi Kecelakaan ................................................... 20
Gambar 7. Lokasi Penelitian ........................................................................ 28
Gambar 8. Diagram Alir Penelitian.............................................................. 34
Gambar 9. Waktu Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2012................................................................. 35
Gambar 10. Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2012................................................................. 36
Gambar 11. Usia Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2012................................................................. 37
vi
Gambar 12. Jenis Kelamin Pada Kecelakaan Kereta Api Bulan
Januari-Desember Tahun 2012.................................................... 37
Gambar 13. Lokasi Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2012................................................................. 39
Gambar 14. Waktu Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2013................................................................. 40
Gambar 15. Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2013................................................................. 40
Gambar 16. Usia Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2013................................................................. 41
Gambar 17. Jenis Kelamin Pada Kecelakaan Kereta Api Bulan
Januari-Desember Tahun 2013.................................................... 41
Gambar 18. Lokasi Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2013................................................................. 43
Gambar 19. Waktu Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2014................................................................. 44
Gambar 20. Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2014................................................................. 44
Gambar 21. Usia Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2014................................................................. 45
Gambar 22. Jenis Kelamin Pada Kecelakaan Kereta Api Bulan
Januari-Desember Tahun 2014.................................................... 45
Gambar 23. Lokasi Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2014................................................................. 47
vii
Gambar 24. Waktu Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2015................................................................. 48
Gambar 25. Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2015................................................................. 48
Gambar 26. Usia Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2015................................................................. 49
Gambar 27. Jenis Kelamin Pada Kecelakaan Kereta Api Bulan
Januari-Desember Tahun 2015.................................................... 49
Gambar 28. Lokasi Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2015................................................................. 51
Gambar 29. Waktu Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2016................................................................. 52
Gambar 30. Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2016................................................................. 52
Gambar 31. Usia Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2016................................................................. 53
Gambar 32. Jenis Kelamin Pada Kecelakaan Kereta Api Bulan
Januari-Desember Tahun 2016.................................................... 53
Gambar 33. Lokasi Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2016................................................................. 55
Gambar 34. Waktu Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2017................................................................. 56
Gambar 35. Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2017................................................................. 56
viii
Gambar 36. Usia Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2017................................................................. 57
Gambar 37. Jenis Kelamin Pada Kecelakaan Kereta Api Bulan
Januari-Desember Tahun 2017.................................................... 57
Gambar 38. Lokasi Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2017................................................................. 59
Gambar 39. Waktu Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2012-2017 ....................................................... 60
Gambar 40. Persentase Waktu Kecelakaan Kereta Api Bulan
Januari-Desember Tahun 2012-2017 .......................................... 60
Gambar 41. Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2012-2017 ....................................................... 61
Gambar 42. Persentase Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan
Januari-Desember Tahun 2012-2017 .......................................... 62
Gambar 43. Usia Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-
Desember Tahun 2012-2017 ....................................................... 62
Gambar 44. Persentase Usia Korban Kecelakaan Kereta Api Bulan
Januari-Desember Tahun 2012-2017 .......................................... 63
Gambar 45. Jenis Kelamin Pada Kecelakaan Kereta Api Bulan
Januari-Desember Tahun 2012-2017 .......................................... 63
Gambar 46. Faktor Penyebab Kecelakaan Kereta Api Bulan
Januari-Desember Tahun 2012-2017 .......................................... 64
Gambar 47. Lokasi Kecelakaan Kereta Api Bulan Januari-Desember
Tahun 2012-2017......................................................................... 65
ix
Gambar 48. Lokasi Penelitian ........................................................................... 67
Gambar 49. Kondisi Perlintasan Tarahan–Perlintasan Sukamenanti ................ 69
Gambar 50. Kondisi Lingkungan Tarahan–Perlintasan Sukamenanti .............. 70
Gambar 51. Rambu Peringatan dan Rambu Larangan Yang Tidak
Terdapat di Sekitar Pelintasan .................................................... 73
Gambar 52. Jarak Pandang Pengguna Jalan dan Masinis Kereta Api ............... 74
Gambar 50. Perilaku Pengguna Jalan Umum.................................................... 75
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kereta api merupakan transportasi yang berjalan di jalan rel yang dapat
mengangkut penumpang atau barang dalam jumlah banyak. Transportasi
masal ini mampu melayani masyarakat setiap hari baik sebagai angkutan
komuter maupun jarak jauh. Untuk menjamin operasional kereta api berjalan
dengan baik diperlukan jaminan keselamatan transportasi kereta api yang
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi.
Beban jalan raya yang semakin berat akan diikuti dengan pelebaran jalan raya
yang berdampak pada semakin lebarnya jalan di perlintasan sebidang. Hal
tersebut diperparah dengan masih banyaknya perlintasan sebidang yang tidak
dilengkapi dengan pintu perlintasan. Sistem pintu perlintasan kereta api adalah
sistem yang memberikan pengamanan pada suatu perlintasan kereta api untuk
mencegah terjadinya kecelakaan berupa tabrakan antara kereta api dengan
kendaraan umum yang melintas di jalur kereta api.
Tingkat kecelakaan antara para pengguna jalan dengan kereta api sebenarnya
dapat ditekan seminimal mungkin karena lalu lintas kereta api tidak sepadat
lalu lintas di jalan raya. Selain itu, kereta api yang melintas juga telah diatur
jam keberangkatannya, sehingga masyarakat yang tinggal di sekitar jalur
2
palang kereta api maupun yang sering melewati palang perlintasan kereta api
dapat mengetahui kapan kereta api melintas.
Berdasarkan data perlintasan sebidang di wilayah Provinsi Lampung menurut
Dinas Perhubungan terdapat 126 pintu perlintasan sebidang, diantaranya 64
pintu perlintasan sebidang yang resmi (20 resmi dijaga, 38 resmi tidak di
jaga, 6 flyover dan under, sebanyak 62 pintu perlintasan sebidang yang liar.
Dinas Perhubungan Provinsi Lampung menyatakan terjadi kecenderungan
peningkatan jumlah kecelakaan di perlintasan kereta api, setiap tahunnya.
Menurut PT. Jasa Raharja jumlah kecelakaan pada tahun ini 2017 tercatat 23
kasus kecelakaan dengan jumlah korban 23 diantaranya (jumlah korban
meninggal 6, korban luka-luka 16, dan jumlah korban luka-luka dan cacat
tetap 1), pada tahun 2016 tercatat 11 kasus dengan jumlah korban 11
diantaranya (jumlah korban meninggal 7, korban luka-luka 3, dan jumlah
korban penguburan 1), pada tahun 2015 terdapat 10 kasus dengan jumlah
korban 10 diantaranya (jumlah korban meninggal 4, korban luka-luka 6),
pada tahun 2014 terdapat 17 kasus dengan jumlah korban 17 diantaranya
(jumlah korban meninggal 6, dan jumlah korban luka-luka 11), pada tahun
2013 terdapat 15 kasus dengan jumlah korban 15 diantaranya (jumlah korban
meninggal 6, korban luka-luka 8, dan jumlah korban luka-luka dan cacat tetap
1), dan pada tahun 2012 terdapat 16 kasus dengan jumlah korban 16
diantaranya (jumlah korban meninggal 10, korban luka-luka 3, korban
meninggal dan luka-luka 2, dan jumlah korban luka-luka dan cacat tetap 1)
3
Melihat permasalahan di atas, peneliti akan melakukan analisis risiko faktor-
faktor masalah terhadap kecelakan di perlintasan kereta api yang banyak
mengakibatkan korban jiwa dengan menggunakan metode analisis regresi
linear SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Dengan menggunakan
metode analisis regresi linear, guna menentukan faktor dominan penyebab
terjadinya kecelakaan yang ada di perlintasan kereta api. Hasil dari analisa ini
diharapkan mampu menjadi salah satu alat bantu bagi manajemen keselamatan
pada perlintaan kereta api dalam menganalisis dan memutuskan faktor yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api dan juga
mengajak masyarakat apa yang harus diterapkan untuk menghindari
kecelakaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya kecelakan di
perlintasan kereta api.
b. Melakukan analisis resiko untuk memprediksi tingkat potensi kejadian
kecelakaan di perlintasan kereta api.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
a. Mengidentifikasi dan mengetahui faktor-faktor dominan apa saja yang
mempengaruhi terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api.
4
D. Batasan Penelitian
Untuk mempermudah dalam menganalisis permasalahan agar tidak
menyimpang dari pokok permasalahan sesuai dengan judul penelitian, maka
diberikan beberapa batasan masalah sebagai berikut:
a. Pelitian ini hanya menyajikan faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi
terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api
b. Penelitian ini hanya dilakukan di perlintasan Tarahan – perlintasan
Sukamenanti.
c. Penelitian ini menggunakan metode SPSS (Statistical Product and Service
Solutions) analisis regresi linear dalam proses mengetahui faktor dominan
penyebab terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah:
a. Dapat memberikan masukan kepada pihak instansi dalam hal ini PT. KAI
Daop IV Provinsi Lampung, Jasa Raharja Provinsi Lampung, Dinas
Perhubungan Provinsi Lampung dalam mengurangi angka kecelakaan lalu
lintas di perlintasan kereta api
b. Menambah wawasan atau ilmu kepada mahasiswa dan masyarakat akan
pentingnya keselamatan ketika melintasi jalur perlintasan kereta api.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Data Perlintasan Kereta Api Provinsi Lampung
Berdasarkan data perlintasan sebidang di wilayah Provinsi Lampung menurut
Dinas Perhubungan Provinsi Lampung terdapat 126 pintu perlintasan
sebidang yang ada di Provinsi Lampung, diantaranya 64 pintu perlintasan
sebidang yang resmi (20 resmi dijaga, 38 resmi tidak dijaga, 6 flyover dan
underpass. Sebanyak 62 pintu perlintasan sebidang yang liar.
Tabel 1. Data Perlintasan Sebidang di Provinsi Lampung
DATA PERLINTASAN SEBIDANG DI WILAYAH PROVINSI LAMPUNGJenis Perlintasan Kereta Api
ResmiDijaga
ResmiTidakDijaga
Liar Flyover /Underpass
DenganSebidang
Jumlah
Stasiun
ST. Tarahan –TJ. Karang
3 5 19 3 30
ST. Tarahan –ST. Rejosari
6 5 3 1 15
ST. Rejosari -ST. Kotabumi
4 26 19 2 52
ST. Kotabumi -ST. BlambanganUmpu
7 2 12 0 21
ST. BlambanganUmpu -Perbatasan
0 0 8 0 8
TOTAL 20 38 62 6 126Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Lampung
6
B. Data Kecelakaan Kereta Api Provinsi Lampung
Jenis kecelakaan di kereta api terbagi atas enam kategori, yaitu kecelakaan
dalam kereta api, ditabrak/tergilas kereta api, tabrakan dengan kereta api,
jatuh dari kendaraan/ alat angkutan, dan menabrak pejalan kaki/ sejenisnya..
Berdasarkan data kecelakaan kereta api yang diperoleh dari Jasa Raharja
Provinsi Lampung dan Satker PT. KAI DAOP IV Tanjung Karang dari tahun
2012-2017. Seperti data yang dapat dilihat dalam Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Kecelakaan Kereta Api Provinsi Lampung
Tahun KecelakaanDalam KA
Ditabrak/Tergilas
KA
Tabrakandengan
KA
Jatuh darikendaraan/
AlatAngkutan
MenabrakPejalanKaki/
Sejenisnya
Total
2012 2 kasus 9 kasus 4 kasus 1 kasus - 16 kasus2013 2 kasus 6 kasus 3 kasus - - 11 kasus2014 4 kasus 11 kasus - - 1 kasus 16 kasus2015 3 kasus 12 kasus - - - 15 kasus2016 - 19 kasus - 2 kasus 1 kasus 22 kasus2017 - 28 kasus - 3 kasus 3 kasus 35 kasusJumlah 11 kasus 85 kasus 7 kasus 6 kasus 5 kasus 114 kasusSumber: Jasa Raharja Provinsi Lampung
Sejumlah kecelakaan kereta api tersebut mengakibatkan banyak jatuh korban.
Berikut data menurut Jasa Raharja Provinsi Lampung dan Satker PT. KAI
DAOP IV Tanjung Karang untuk jumlah korban dari tahun 2012-2017:
Tabel 3. Korban Kecelakaan Kereta Api Provinsi Lampung
KorbanTahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017Luka-Luka 4 9 12 12 5 21
Meninggal Dunia 12 6 5 4 8 9Meninggal Dunia-
Luka-Luka- - - - -
7
Luka-Luka- CacatTetap
- - - - - -
Penguburan - - - - - -Jumlah 16
korban15
korban17
korban16 korban 13
korban30
korbanSumber: Jasa Raharja Provinsi Lampung
Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa jumlah korban rata-rata tiap
tahun mencapai lebih dari 17 orang.
C. Dasar Hukum Undang-Undang Perkeretaapian
1. Undang-Undang No.23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian
a. Pasal 1 ayat 11
Fasilitas penunjang kereta api adalah segala sesuatu yang melengkapi
penyelenggaraan angkutan kereta api yang dapat memberikan
kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan bagi pengguna jasa kereta
api.
2. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan
Jalan
a. Pasal 25 Ayat 1
Setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas umum wajib dilengkapi
dengan perlengkapan jalan berupa rambu lalu lintas, marka jalan, alat
pemberi isyarat lalu lintas, alat penerangan jalan, alat pengendali dan
pengamanan pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan,
fasilitas untuk sepeda, pejalan kaki, dan penyandang cacat, dan fasilitas
8
pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di Jalan
dan diluar badan jalan.
3. Peraturan Pemerintah No. 56 Th 2009 Tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian
a. Pasal 78
Pemakai jalan wajib mendahulukan kereta api.
4. Peraturan Pemerintah No. 72 Th 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan
Kereta Api
a. Pasal 110 ayat 1-4
a) Pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan,
pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.
b) Pemakai jalan wajib mematuhi semua rambu-rambu jalan di
perlintasan sebidang.
c) Dalam hal terjadi pelanggaran rambu-rambu tersebut, yang
menyebabkan kecelakaan, maka hal ini bukan merupakan
kecelakaan perkeretaapian (Laka Lantas).
d) Pintu perlintasan pada perlintasan sebidang berfungsi untuk
mengamankan perjalanan kereta api.
5. Permenhub No. 36 Tahun 2011 Tentang Perpotongan dan/
Persinggungan antara jalur kereta api dengan bangunan lainnya
a. Pasal 6
a) Pada perlintasan sebidang, kereta api mendapat prioritas berlalu
lintas.
9
b) Perlintasan sebidang harus dilengkapi :
- Rambu, marka dan alat pemberi isyarat lalu lintas
- Petugas penjaga pintu perlintasan.
c) Rambu, marka, alat pemberi isyarat lalu lintas, dan petugas penjaga
perlintasan, sesuai peraturan yg berlaku.
D. Spesifikasi Teknis Pintu Perlintasan Kereta Api
Sistem pintu perlintasan kereta api adalah sistem yang memberikan
pengamanan pada suatu perlintasan kereta api untuk mencegah terjadinya
kecelakaan berupa tabrakan antara kereta api dengan kendaraan umum yang
melintas di jalur kereta api.
1. Fungsi pintu perlintasan yang dilengkapi warning system secara umum
adalah:
a. Memberikan peringatan kepada pengguna jalan raya ketika terdapat
kereta api yang melintas
b. Dilengkapi dengan lampu dan sirine peringatan
c. Dilengkapi dengan rambu peringatan di jalan raya bahwa akan melintas
di perlintasan sebidang
d. Dilengkapi dengan pintu perlintasan yang akan menutup ketika kereta
melintas
10
2. Prinsip Operasi
Pintu perlintasan harus dapat dioperasikan dalam beberapa mode operasi
yaitu manual, semi-otomatis dan otomatis. Berikut pola operasi masing-
masing fungsi tersebut :
a. Mode operasi Semi Otomatis :
a) Rambu peringatan adalah rambu tetap yang memberikan informasi
kepada pengguna jalan raya tentang adanya perlintasan kereta api
berpintu otomatis
b) Pada saat deteksi kereta api (Wheel Detector) yang dipasang dan
diletakkan dikanan dan dikiri stasiun sejauh 1000 s/d 1500 m
mendeteksi adanya kereta api yang melintas, lampu indikasi
peringatan dini pada panel control di Gardu Jaga akan menyala
sehingga akan memberikan informasi kepada petugas penjaga
c) Lampu dan Sirine Peringatan akan menyala sehingga memberikan
infomasi kepada pengguna jalan raya bahwa kereta api akan melintas
di perlintasan
d) Pintu perlintasan akan menutup setelah Petugas Penjaga Pintu
Perlintasan menekan tombol di panel
e) Lampu dan Sirine akan padam beberapa saat setelah seluruh
rangkaian kereta api melewati Perlintasan kereta api
f) Pintu Perlintasan akan membuka pada saat Petugas Penjaga Pintu
Perlintasan menekan tombol tertentu di panel control
11
a. Mode Operasi Otomatis
Rambu peringatan adalah rambu tetap yang memberikan informasi
kepada pengguna jalan raya tentang adanya perlintasan kereta api
berpintu otomatis:
a) Pada saat Deteksi Kereta Api (Wheel Detector) yang dipasang dan
sejauh 1000 s/d 1500 m mendeteksi adanya kereta api yang melintas,
dan diletakkan di kanan dan kiri stasiun, lampu indikasi peringatan
dini pada panel control di Gardu Jaga akan menyala sehingga akan
memberikan informasi kepada petugas penjaga
b) Lampu dan Sirine Peringatan akan menyala sehingga memberikan
informasi kepada pengguna jalan raya bahwa kereta api akan
melintas di perlintasan
c) Pintu perlintasan akan menutup secara otomatis sesaat setelah Alarm
Berbunyi yang memberi peringatan ke pengguna jalan
d) Lampu dan Sirine Peringatan tetap menyala, dan Pintu Perlintasan
kereta api tetap tertutup sampai kereta api melewati Perlintasan
sebidang kereta api
e) Lampu dan Sirine akan padam beberapa saat setelah seluruh
rangkaian kereta api melewati Perlintasan Kereta Api
f) Pintu Perlintasan akan membuka pada saat setelah seluruh rangkaian
kereta api melewati perlintasan kereta api
12
b. Mode Operasi Manual
Jika terjadi gangguan pasokan sumber daya utama dan cadangan, atau
kegagalan fungsi sistem deteksi yang pada prinsip operasi Failsafe
mengakibatkan pintu akan menutup dengan sendirinya, maka operasi di
pindah ke manual, dimana motor penggerak palang pintu akan menutup
dengan sendirinya, maka operasi dipindah ke manual, dimana motor
penggerak palang pintu dibuka dan ditutup dengan cara diengkol
3. Lengan Pintu Perlintasan (Barrier)
Pintu Perlintasan berfungsi untuk mengamankan kereta api pada saat
melintas di perlintasan sebidang dan menghalangi kendaraan umum yang
akan melintas di perlintasan pada saat kereta api rnelintas. Pintu
perlintasan memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut :
a. Minimal menggunakan kayu berkualitas baik atau fiber
b. Di loopline berwama merah dan putih (berpendar cahaya)
c. Dilengkapi dengan lampu lengan
d. Lengan pintu elektrik yang digerakkan oleh motor harus dapat diangkat
secara manual ketika terdapat gangguan
e. Lengan pintu memiliki panjang maksimum 7,5 m dan waktu operasi
penutupan antara 4 s/d 7 detik tergantung dari kondisi setiap perlintasan
f. Lengan pintu memiliki panjang maksimum 9,5 m dan waktu operasi
penutupan antara 9 s/d 13 detik tergantung dari kondisi setiap
perlintasan
13
g. Dapat menutup penuh lebar jalan agar dapat menghalangi pengguna
jalan raya di perlintasan sebidang agar tidak melintas ketika pintu
sudah ditutup
Gambar 1. Palang Pintu Perlintasan Sebidang
Gambar 2. Tanda Awas Kereta Api
4. Alat Pendeteksi Kedatangan Kereta Api
a. Harus dapat mendeteksi kedatangan kereta api pada jarak 1000 m s/d
1500 m sebelum kereta api melintas di perlintasan
b. Dilengkapi dengan alat endeteksi roda kereta api (Wheel detector)
14
c. Memiliki alat pendeteksi KA yang terdiri dari sensor luar dan peralatan
di dalam dengan safety relay contact
d. Sistem pendeteksi memiliki event recorder, yang dapat merekam
pergerakkan kereta yang melewati setiap wheel recorder, tanggal,
waktu, kecepatan kereta, jumlah axle kereta, arah kereta, pergerakan,
dan adanya eror atau gangguan
e. Memiliki ketahanan Elektro Magnetik (EMC) berdasarkan EN 50121-4
f. Sistem Pendeteksi KA memenuhi standar SlL-4 yang berdasarkan
Standar Cenelec.
g. Menggunakan kabel tanah
h. Menggunakan kabel tanah dasar mounted double steel tape
i. Tahan terhadap temperatur dan kelernbapan di indonesia
5. Pemasangan
a. Lengan Pintu
a) Dipasang diluar tuang bebas
b) Pada posisi normal, lengan pintu dalam kondisi tidak dilayani harus
tegak 90° terhadap jalan raya dan pada saat menutup posisi lengan
pintu berjarak ± 0,8 m dari permukaan jalan raya.
b. Alat Pendeteksi Kedatangan Kereta Api
a) Dua alat pendeteksi di pasang dengan jarak 1 s/d 1,5 km pada
sebelah kiri dan kanan pintu perlintasan
b) Satu alat pendeteksi dipasang di dekat perlintasan
15
6. Peringatan Dini untuk Petugas Penjaga
a. Tanda peringatan kedatangan KA bagi penjaga perlintasan yang berupa
alarm buzzer
b. Dilengkapi dengan tombol untuk menghentikan alarm (acknowledge)
c. Peringatan Dini untuk Pengguna Jalan Raya berupa pengeras suara/
audible alarm.
7. Peringatan Dini untuk Pengguna Jalan Raya
a. Lampu
Unit lampu terdiri dari sepasang larnpu merah berkedip, apabila
menyala dapat memberikan informasi kepada pengguna jalan bahwa
kereta api telah memasuki wilayah perlintasan dengan spesifikasi
sebagai berikut :
a) Garis tengah lensa merah berkisar antara 200-300 mm dilengkapi
reflektor dan kap
b) Lampu Bola lampu menggunakan arus rata-rata 240V/120W atau
dengan menggunakan lampu
c) Led dengan daya 60-100 w
d) Waktu pergantian menyalanya kedua lampu 60 kali/menit
e) Tinggi lampu dari permukaan jalan 2.500 mm untuk lampu silang
datar biasa dan 5.400 mm untuk lampu silang datar dengan tiang
tumpang sudut
f) Garis tengah tiang 140 mm di cat kuning dengan plat dasar di cat
hitam dan dilengkapi tangga
16
8. Sirine Pengeras Suara
Sirine menggunakan pengeras suara yang mengeluarkan bunyi dua nada
secara bergantian. Bunyi nada tersebut untuk memberikan peringatan
kepada pengguna jalan yang akan melintasi perlintasan sebidang bila ada
kereta api yang akan melintas. Pengeras suara harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Dipasang suara dibagian atas tiang lampu persilangan datar:
a. lmpedensi pengeras suara 16 ohm + 15% (1 KHz)
b. Daya yang masuk sebesar 30 W\
c. Frekuensi respon 400 Hz- 4.000 Hz
d. Nada suara 115 dB (pada jarak 1 m)
E. Fasilitas Keselamatan Lalu lintas di Perlintasan Kereta Api
Untuk mengurangi tingkat kecelakaan kecelakaan kereta api maka diperlukan
rambu-rambu jalan di perlintasan kereta api. Adapun rambu-rambu jalan yang
ada di perlintasan kereta api yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) STOP yaitu dilarang berjalam terus, wajib berhenti
esaat dan meneruskan perjalanan setelah mendapat
kepastian aman dari lalu lintas arah lainnya.
b) Persilangan datar dengan perlintasan kereta api
berpintu.
c) Persilangan datar dengan perlintasan kereta api
tanpa pintu.
17
d) Dilarang berjalan terus pada persilangan sebidang
pada jalur tunggal, wajib berhenti sesaat untuk
mendapat kepastian aman.
e) Dilarang berjalan terus pada persilangan sebidang
pada jalur tunggal, wajib berhenti sesaat untuk
mendapat kepastian aman.
Gambar 3. Kelengkapan Rambu di Perlintasan Berpintu Jalur Ganda
Gambar 4. Kelengkapan Rambu di Perlintasan Berpintu Jalur Tunggal
18
Gambar 5. Kelengkapan Rambu di Perlintasan Tanpa Pintu
F. Pola Operasi Kereta Api
Menurut Supriyatno, (2004), Bila kereta api mulai berjalan, maka kereta
api tidak seketika mencapai kecepatan maksimumnya, untuk itu dibutuhkan
waktu yang biasa disebut dengan Starting Periode. Demikian juga bilamana
kereta api melaju dengan kecepatan cukup tinggi, maka jarak pengeremannya
akan menjadi lebih besar sehingga kereta api tidak bisa langsung berhenti.
Oleh karena itu masinis perlu mengetahui tentang keamanan saat melintasi
perlintasan yang akan dilewatinya dari jarak yang cukup jauh, sehingga bisa
memperhitungkan jarak pengereman kereta api. Berdasarkan uji coba bahwa
kereta api tidak dapat berhenti mendadak, seperti contoh tabel berikut:
Tabel 4. Jarak Berhenti Pengereman Kereta Api
Kecepatan (Km/Jam) Jarak Berhenti Setelah Pengereman (M)45 13250 15755 190
19
60 22170 33680 37990 480100 505110 750120 860
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Lampung
G. Tingkat Kesadaran Pemakai Jalan Akan Rambu Perlintasan KeretaApi
Sistem transportasi jalan terdiri dari tiga komponen utama meliputi:
pengguna jalan (manusia), kendaraan, dan jalan (termasuk lingkungan
sekitarnya). Masing-masing faktor dapat berkontribusi pada terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan Lalu Lintas sendiri menurut Pasal 1
angka 24 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
Pada umumnya suatu kejadian kecelakaan melibatkan interaksi yang rumit
di antara ketiga komponen tersebut:
1. Interaksi antara kendaraan dan jalan adalah isu dalam desain geometrik
jalan. Hal ini menjadi pertimbangan utama para perancang jalan.
2. Interaksi antara pengguna jalan dan kendaraan merupakan hubungan
(interface) manusia dengan mesin. Hal ini menjadi pertimbangan
utama industri kendaraan bermotor.
3. Interaksi antara pengguna jalan dan jalan merupakan isu di bidang
faktor manusia. Hal ini masih belum banyak dibahas dalam pedoman
20
pedoman teknis. Ahli teknik jalan sering kali mengabaikan fakta
bahwa mereka membuat jalan yang akan digunakan oleh manusia.
Dari ke tiga komponen yang saling berinteraksi tersebut dapat di
gambarkan seperti gambar 3.2
Gambar 6. Diagram interaksi kecelakaan
Dari ketiga faktor tersebut, faktor manusia merupakan faktor utama yang
mendominasi terjadinya kecelakaan lalu lintas tetapi faktor jalan dan
lingkungannya beserta faktor kendaraan tetap tidak dapat dipandang
sebelah mata sebagai faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan. Maka
dalam upaya peningkatan keselamatan jalan secara umum diperlukan
usaha untuk mengurangi maupun mencegah terjadinya kecelakaan lalu
lintas yang dapat merugikan, baik korban jiwa maupun materi.
H. Uraian Analisa Kecelakaan
Menurut Supriyatno, (2004), Kecelakaan kereta api dapat menimbulkan
kerugian berupa kerusakan sarana dan prasarana, tetapi juga mengganggu
kelancaran perjalanan kereta api, kecelakaan kereta api menimbulkan kesan
(image) buruk terhadap perkereta-apian, bahkan dapat menghilangkan
kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu kecelakaan kereta api perlu
Manusia
KendaraanJalan
21
dipahami supaya penanganannya bisa dilakukan dengan baik dan tepat
sasaran.
Untuk melakukan pemahaman kecelakaan kereta api diperlukan antara lain :
1. Klasifikasi Kecelakaan
Klasifikasi kecelakaan sangat diperlukan karena :
a. Lokasi kecelakaan selalu berbeda
b. Setiap kecelakaan berbeda penyebabnya
c. Kecelakaan selalu berbeda penanganannya
d. Kecelakaan selalu berbeda tingkat kerugiannya
e. Tingkat keseriusan kecelakaan selalu berbeda
2. Penyusunan Kebutuhan Pencatatan Informasi
Adapun yang mendasari penyusunan kebutuhan informasi ini
supaya bisa didefinisikan pada kelas kecelakaan antara lain meliputi :
a. Apa yang menyebabkan kecelakaan kereta api
b. Siapa yang menyebabkan kecelakaan kereta api
c. Siapa yang terlibat dalam kecelakaan kereta api
d. Sebab-sebab kecelakaan kereta api
e. Tindakan apa yang diambil dalam pertolongan kecelakaan kereta api
I. Dasar-Dasar Pemahaman
Memahami kecelakaan dengan baik adalah mengetahui seluruh aspek
kejadian kecelakaan dengan mengetahui fenomena kejadian seperlunya saja
sesuai yang dibutuhkan dengan cara merekam/mengingat kejadian
22
kecelakaan tersebut melalui pencatatan yang baik tentang elemen-elemen
kecelakaan secara baik dan tepat. Pemahaman kecelakaan diperlukan antara
lain untuk mengetahui klasifikasi kecelakaan, mengetahui kebutuhan
pencatatan informasi, mengetahui statistik kecelakaan, mengetahui tingkat
kerugian kecelakaan, mendapatkan tindakan penanganan yang tepat guna
dan tepat sasaran (Supriyatno, 2004).
J. Metode Dalam Memahami Kecelakaan
Menurut Supriyatno, (2004), untuk menuju pembuatan klasifikasi
kecelakaan kereta api dan penyusunan kebutuhan pencatatan
informasi kecelakaan, diperlukan metode yang mendasari mengapa
dibuat klasifikasi maupun penyusunan informasi kecelakaan, adapun
metode yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Dasar Penentuan Klasifikasi Kecelakaan
a. Lokasi kecelakaan
b. Penyebab kecelakaan
c. Penanganan kecelakaan
d. Tingkat kerugian kecelakaan
e. Tingkat keseriusan kecelakaan
2. Dasar Penentuan Kebutuhan Pencatatan Informasi
a. Supaya penanganan tepat sasaran
b. Informasi harus disusun dengan mudah, oleh karena itu informasi
yang dicatat disarankan:
23
1. Tidak boleh mengandung naratif
2. Namun naratif diperbolehkan dalam keadaan tertentu dan harus
dibuat singkat
c. Mudah dicatat dilapangan dan dipahami oleh setiap awak kereta api
Adapun uraian mengenai ketentuan pencatatan informasi adalah:
1. Dicatat dilapangan
2. Siapa yang mengisi formulir pencatatan
K. Keselamatan
Inspeksi keselamatan jalan merupakan pemeriksaan sistematis dari jalan atau
segmen jalan untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya, kesalahan- kesalahan
dan kekurangan-kekurangan yang dapat menyebabkan kecelakaan. Bahaya-
bahaya atau kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan yang dimaksud
adalah potensi-potensi penyebab kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh
penurunan (defisiensi) kondisi fisik jalan dan atau pelengkapnya, kesalahan
dalam penerapan bangunan pelengkapnya, serta penurunan kondisi
lingkungan jalan dan sekitarnya (Direktorat Jendral Bina Marga, 2011).
Inpeksi keselamatan jalan sendiri digunakan untuk menunjang program
keamanan dan keselamatan dalam berlalu lintas sebagaimana di atur dalam
undang undang 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
Beberapa prinsip keselamatan di dalam pelaksanaan inspeksi keselamatan
jalan antara lain menjaga fungsi jalan (mencegah penyalahgunaan
infrastruktur), keseragaman (mencegah variasi berlebih dari jenis pengguna
24
jalan, kecepatan, dan arah), kemudahan (kemudahan pengguna jalan dalam
berinteraksi dengan elemen jalan), dan mengkomodasi kekurangan-
kekurangan di jalan melalui rekayasa kondisi jalan beserta lingkungan
sekitarnya. Lingkup pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan bertujuan untuk
memeriksa ruas jalan atau persimpangan jalan, khususnya untuk menemukan
defisiensi dari aspek keselamatan jalan antara lain geometri jalan, desain
akses / persimpangan, kondisi fisik permukaan jalan, bangunan pelengkap
jalan, drainase jalan, lansekap jalan, marka jalan, perambuan jalan, dan fungsi
penerangan jalan.
L. Manajemen Risiko Kecelakaan
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan
untuk mengetahui potensi terjadinya kecelakaan atau kerugian sejak dini.
Manajemen risiko juga merupakan langkah metode yang sistematis untuk
mengidentifikasi, menganalisis, merespon, dan mengendalian risiko pada
kejadian untuk menimalisir pengaruh negatif dari berbagai sumber risiko
yang dihadapi agar tujuan dapat tercapai secara optimal sesuai yang
diharapkan.
Tujuan penerapan manajemen risiko kecelakaaan adalah:
1. Identifikasi bahaya dan resiko
2. Menjamin kecelakaan dapat dikendalikan
3. Menjamin keselamatan dan kesehatan penumpang, pekerja dan
masyarakat
25
4. Menjamin tidak terjadi kerusakan properti
M. Analisis & Evaluasi Risiko Secara Kualitatif
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu suatu penulisan yang
mengambarkan keadaan yang sebenarnya tentang objek yang diteliti, menurut
keadaan yang sebenarnya pada saat penelitian langsung. Sugiyono (2011)
berpendapat bahwa penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Penelitian kualitatif dipilih dengan alasan jauh lebih subjektif dari pada
penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda
dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan
wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini
adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah
relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.
Metode kualitatif yang digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui dan
mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan di
perlintasan kereta api Tarahan dan perlintasan kereta api Sukamenanti.
N. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan perbandingan penulis mengemukakan contoh studi terdahulu
dan jurnal yang juga membahas tentang Analisis Risiko Kecelakaan di
26
Perlintasan Kereta Api untuk mendapatkan faktor-faktor terjadinya penyebab
kecelakaan di Perlintasan kertas api yaitu sebagai berikut:
1. Thomas, Y (2010) dalam Analisis Penyebab Terjadinya Kecelakaan
Kereta Api Serta Usaha Prefentif Yang Dapat Dilakukan. Dari hasil
analisis diketahui bahwa penyebab kecelakaan kereta api adalah: faktor
manusia internal, faktor manusia eksternal, prasarana yang sudah rusak,
tua dan hilang, sarana yang tidak berfungsi dengan baik, tingkat
kepedulian masyarakat terhadap resiko bahaya masih rendah, penumpang
berada di atap kereta api, di lokomotif dan dibagian belakang kereta.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya upaya prefentif seperti
menerapkan sertifikasi pada sarana dan prasarana kereta api serta bagi
personalia operasional maupun teknik, menambah kuantitas gerbong dan
lokomotif agar perawatan dapat dilakukan secara bergantian, menerapkan
sistem pengendalian kereta api secara otomatis atau ATC (Automatics
Train Control System), memasang alat pendeteksi dini kedatangan kereta
atau AWS (Automatics early Warning System), menerapkan teknologi
pintu perlintasan otomatis atau AOCL (Automatic Open Crossing,
Locally monitored) menerapkan teknologi untuk mendeteksi kondisi rel
UFD (Ultrasonic Flaw Detector), melengkapi atau menyempurnakan
rambu-rambu lalu-lintas pada jalan raya yang akan memotong perlintasan
sebidang, membangun flyover atau underpass agar perlintasan sebidang
berkurang, membangun pagar / batas aman di sepanjang jalur kereta api
27
agar pejalan kaki tidak berada di dekat rel sehingga dapat mengurangi
kecelakaan.
2. Iridiastadi, H (2014). Evaluasi Dan Rancangan Solusi Penyebab
Kecelakaan Kereta Api Melalui Pemanfaatan Metodologi Hfacs-Ir.
(dalam LPPM Reaseacrh), Bandung: ITB Bandung. Pada penelitian ini
disimpulkan bahwa aspek manusia (khususnya masinis) tidak dapat selalu
dipersalahkan setiap terjadi suatu PLH. Penelitian ini secara tegas
menunjukkan kontribusi besar dari aspek kondisi kerja, maupun aspek
pengawasan dan organisasi. Untuk itu, strategi peningkatan keselamatan
perjalanan kereta api haruslah bersifat menyeluruh, dan tidak semata-mata
diarahkan pada awak kereta maupun awak darat. Strategi yang disarankan
untuk ketiga jenis PLH adalah fokus pada aspek kondisi kerja terlebih
dahulu, dan dilanjutkan dengan pembenahan pada aspek pengawasan
(manajemen lini pertama).
28
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
`
Gambar 7. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perlintasan kereta api tarahan – perlintasan
kereta api sukamenanti .
B. Jenis Data
Data yang digunakan untuk menunjang keberhasilan penelitian yakni sebagai
berikut:
1. Data primer
Yaitu data yang diambil secara langsung dengan melakukan kuesioner dan
expert judgement terhadap ke instansi terkait yaitu Dinas Perhubungan dan
29
PT. KAI DAOP IV Tanjung Karang. Data yang diambil adalah pertanyaan
berupa skala likert untuk mengetahui faktor dominan penyebab terjadinya
kecelakaan di perlintasan kereta api khususnyta Perlintasan Tarahan –
Perlintasan Sukamenanti.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data jumlah kecelakaan di perlintasan kereta api
pada tahun 2012-2017 di Provinsi Lampung yang diperoleh dari Jasa
Raharja Provinsi Lampung dan Satker KAI DAOP Tanjung Karang.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah urutan kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
mendapatkan data atau mencapai tujuan dari penelitian yang diambil.
1. Studi Literatur
Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus, dengan mencari
informasi dari literatur review mengenai masalah yang ditinjau yang
diperkuat dengan informasi data kecelakaan kereta api dari tahun 2012-
2017 dari Jasa Raharja Provinsi Lampung dan Satker KAI DAOP Tanjung
Karang.
2. Penetapan Lokasi Penelitian
Setelah mendapatkan data kecelakaan di perlintasan kereta api pada tahun
2012-2017 yang didapat dari Jasa Raharja Provinsi Lampung dan Satker
KAI DAOP IV Tanjung Karang, kemudian dilakukan perangkingan lokasi
tertinggi penyebab terjadinya kecelakaan kereta api di Provinsi Lampung.
30
Sehingga didapatkan lokasi tertinggi terjadinya kecelakaan di perlintasan
kereta api di Provinsi Lampung adalah Perlintasan Kereta Api Tarahan –
Perlintasan Kereta Api Sukamenanti.
3. Identifikasi Risiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya risiko. Untuk analisis lebih lanjut dengan cara
melakukan kuesioner terhadap instansi terkait yaitu Dinas Perhubungan
dan PT. KAI Daop IV Tanjung Karang, kuesioner dibuat dengan melihat
literatur review terdahulu dan pendekatan expert judgement dengan cara
menerima masukan dengan pihak terkait mengenai faktor penyebab
terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api.
4. Analisis risiko
Setelah melakukan pengisian kuesioner dengan cara menggunakan
pilihannya menggunakan point rating yang disajikan dalam bentuk skala
likert untuk mengetahui faktor dominan penyebab terjadinya kecelakaan di
Perlintasan Kereta Api Tarahan – Perlintasan Kereta Api Sukamenanti.
Dalam proses analisis selanjutnya, kegiatan pertama yang dilakukan
adalah mencari persamaan kekuatan hubungan antara dua variabel yaitu
variabel-variabel bebas (X) yang berhubungan dengan variabel terikat (Y).
Dimana variabel bebas (X) merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya
kecelakaan di perlintasan kereta api yang sudah dilakukan kuesioner
terhadap 20 responden dan variabel terikat (Y) merupakan probabilitas
terjadinya kecelakaan. Dimana 20 responden terbagi menjadi 10 responden
31
PT. KAI Daop IV Tanjung Karang dan 10 responden Dinas Perhubungan.
Dalam hal ini probabilitas untuk mencari persamaan kekuatan hubungan
menggunakan jumlah kejadian penyebab kecelakaan kereta api yang sudah
terjadi pada tahun 2012-2017 yang didapatkan data dari Satker KAI Daop
IV Tanjung Karang dan Jasa Raharja. Kemudian dilakukan analisis metode
regresi menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions).
Setelah didapatkan faktor dominan menggunakan metode regresi SPSS
(Statistical Product and Service Solutions), selanjutnya dilakukan
perbandingan dari hasil yang sudah didapat menggunakan expert
judgement, hasil metode regresi SPSS (Statistical Product and Service
Solutions), dengan data kecelakaan yang sudah terjadi pada tahun 2012-
2017. Dari hasil data yang sudah dilakukan dan dianalisa apakah terjadi
persamaan atau keterikatan satu sama lain dari ketiga analisa tersebut.
5. Penanggulangan Risiko
Setelah keseluruhan proses analisis risiko, maka dapat diketahui risiko-
risiko apa saja yang paling besar pengaruhnya pada objek yang sedang
dikaji. Risiko-risiko tersebut kemudian ditanggulangi berdasarkan besar
pengaruhnya. Penanggulangan risiko dapat berupa pencegahan,
pengendalian/deteksi, mitigasi, maupun tindakan darurat agar efek bahaya
sehingga pengaruh yang diterima tidak terlalu tinggi dan dilanjutkan
dengan penarikan kesimpulan.
32
6. Kesimpulan
Dari hasil analisa menggunakan metode regresi SPSS (Statistical Product
and Service Solutions), expert judgement, data penyebab terjadinya
kecelakaan yang sudah terjadi pada tahun 2012-2017 dan dianalisa apakah
terjadi persamaan atau keterikatan satu sama lain dari ketiga analisa
tersebut, diperoleh masing-masing faktor dominan dan peringkat paling
tertinggi penyebab terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api di
Provinsi Lampung khususnya Perlintasan Tarahan – Perlintasan
Sukamenanti dan dilakukan solusi penanganan untuk mengurangi angka
kecelakaan kereta api di perlintasan tersebut.
D. Expert Judgment
Expert Judgement ini menunjukkan kemampuan instrumen penelitian dalam
mengungkap atau mewakili semua isi yang hendak diukur. Pengujian dengan
expert judgment ini juga menggunakan pendapat para ahli expert judgment
khususnya kepada Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, PT. KAI DAOP
IV Provinsi Lampung. Pengujian dengan expertd judment ini dilakukan
dengan cara melalui menelaah kisi-kisi terutama kesesuaian dengan tujuan
penelitian dan butir-butir pertanyaan.
Setelah dilakukan expert judgment maka selanjutnya adalah menguji analisis
faktor dengan mengkorelasikan antar skor tiap item instrumen dalam suatu
faktor dan mengkorelasikan skor faktor degan skor total.
33
E. Metode Penelitian
Teknik analisis data diarahkan untuk mendeskripsikan dan menjawab
rumusan masalah yang diajukan. Sehingga tujuan analisis data ini untuk
menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikan dalam susunan
yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkan atau memaknai data
yang sebelumnya telah dikumpul. Adapun rincian teknik analisa data jika
secara diringkas terdapat pada tabel.
Tabel. 5. Rincian Teknik Analisa
No. Data Penelitian AlatAnalisis
Keluaran Yang diHarapkan
Data Primer Data Sekunder1. Data yang diambil
secara langsung keinstansi terkait DinasPerhubungan ProvinsiLampung, PT. KAIProvinsi Lampung,dengan carapenyebaran kuesionerdan expert judgement.
Data kecelakaandi perlintasankereta api padatahun 2012-2017.
SPSS(StatisticalProductandServiceSolutions)
Untuk mengetahuifaktor-faktordominanpenyebabkecelakaan diperlintasan keretaapi.
34
F. Diagram Alir Metode Penelitian
Gambar 8. Diagram Alir Penelitin
Mulai
Persiapan PenelitianStudi Literatur PenelitianTerdahulu terkait mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan di perlintasan keretaapi.
Pengambilan Data
Data Sekunder- Data kecelakaan kereta api
pada tahun 2012-2017 dariJasa Raharja & Satker KAIDAOP IV Tanjung Karang
Data Primer- Penyebaran kuesioner dan
pendekatan Expert Judgementdengan PT. KAI DAOP IV TanjungKarang dan Dinas Perhubungan
Analisis RisikoSPSS (Statistical Product and Service Solutions).
Penanggulangan Risiko
Selesai
Identifikasi Risiko- Kuesinoer menggunakan point rating (skala likert)- Pendekatan expert judgement dengan Para Ahli dengan cara
menerima masukan dengan pihak terkait mengenai faktorpenyebab terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api.
Kesimpulan
98
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data hasil survey kuisioner penyebab terjadinya kecelakaan di
perlintasan kereta api khususnya perlintasan Stasiun Tarahan – St. Sukamenanti,
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Hasil analisa keseluruhan penyebab kecelakaan menyatakan bahwa pada aspek
teknologi sarana dan prasarana maupun lingkungan kerja masinis, serta faktor
human error.
2. Pada hasil penyebaran kuesioner dan pendekatan expert judgement didapatkan
hasil faktor tertinggi penyebab terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api
adalah (Tidak Menengok Kanan Kiri Pada Saat Melintasi Perlintasan Kereta
Api) dan (Pengendara Kendaraan Kelelahan Fisik Pada Saat Mengendarai
Kendaraannya).
3. Pada hasil penelitian ini menggunakan metode SPSS (Statistical Product and
Service Solutions) analisa Regresi Linear didapatkan faktor-faktor dominan
yang memperngaruhi terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api
didapatkan pada faktor (Jalur Kereta yang tak memadai, ketersediaan
gerbong yang minim, ketersediaan palang pintu yang kurang memadai,
kerusakan mesin, faktor usia gerbong) dengan nilai Sig. 0,08, (Pengendara
99
Kendaraan Kelelahan Fisik Pada Saat Mengendarai Kendaraannya) dengan
nilai Sig. 0,09, (Kerusakan prasarana seperti rel yang aus, rel spaten
(memuai), rel gongsol, rel gompal, sambungan rel retak, skilu pada rel,
bantalan lapuk, ballast yang tidak rata/tidak sesuai, tirepont yang lepas, serta
wesel yang tidak terkunci.) dengan nilai Sig. 0,011 dan (Masinis Kelelahan
Fisik/ Mengantuk Pada Saat Bertugas) dengan nilai Sig. 0,015 dimana korealsi
signifikan ditetapkan a (level of significant) < 0,05.
4. Berdasarkan tabel output SPSS “Model Summary” nilai koefisien determinasi
atau R Square adalah sebesar 0,877. Besarnya tersebut mengandung arti bahwa
variabel bebas (X) faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan di perlintasan
kereta api yang sudah dilakukan kuesioner terhadap 20 responden dengan
variabel terikat (Y) probabilitas jumlah terjadinya kecelakaan yang terjadi pada
tahun 2012-2017 sebesar 87,7%. Sedangkan sisanya (100% - 87,7% = 12,3%)
dipengaruhi oleh variabel lain di luar persamaan regresi ini atau variabel yang
tidak terdefinisikan dari model persamaan ini.
5. Berdasarkan tabel output “ANNOVA” diketahui bahwa nilai signifikan (Sig.)
dalam uji F adalah sebesar 0,034. Karena Sig. 0,034 < 0,05, maka sebagaimana
dasar pengambilan keputusan dalam Uji F dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas (X) faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api
yang sudah dilakukan kuesioner terhadap 20 responden secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) probabilitas jumlah
terjadinya kecelakaan.
100
B. Saran
1. Pemkot melalui Dishub Kota Provinsi Lampung berkoordinasi dengan DAOP
IV PT.KAI Tanjung Karang untuk melengkap palang pintu dan rambu-rambu
di sekitar perlintasan tarahan – perlintasan sukamenanti sesuai dengan
standar teknis yang berlaku.
2. Perlu dilakukan peningkatan kualitas perawatan sarana dan prasarana serta
penerapan manajemen kelelahan bagi seluruh operator kereta api.
3. Perlu adanya pemberian pita penggaduh di jalan sebelum memasuki
perlintasan kereta api untuk memberi stimulus perhatian terutama kepada
pengguna jalan yang baru melintas bahwa pengguna jalan memasuki area
hati-hati dan di depan ada sesuatu yang bisa membahayakan.
4. Di sekitar perlintasan kereta api perlu diberi papan peringatan tambahan
sebagai stimulus psikologis kepada pengguna jalan yang melintas yang berisi
mengenai sanksi pelanggaran rambu dan marka di jalan raya
5. Pemerintah mengeluarkan aturan yang mengatur penindakan secara tegas
kepada pelanggar dan perilaku tidak disiplin pengguna jalan di perlintasan
kereta api.
6. Sosialisasi tentang keamanan dan keselamatan bertransportasi di perlintasan
kereta api kepada masyarakat melalui media massa sebagai bagian edukasi
agar masyarakat disiplin berlalu lintas di jalan raya termasuk di perlintasan
kereta api.
7. Pemkot Provinsi Lampung bersama DAOP IV Tanjung Karang perlu
melakukan pendekatan dan melibatkan masyarakat di sekitar perlintasan
untuk menciptakan tata ruang yang sehat di sekitar rel agar tercipta ruang
101
pandang yang memadai bagi pengguna jalan maupun masinis kereta api.
8. Membuat desain perlintasan agar tidak sebidang dengan jalan raya, misalnya
dengan menggunakan fly over.
DAFTAR PUSTAKA
Baysari, M.T., Caponecchia, C., McIntosh, A.S., & Wilson, JR. (2009),Classification of Errors Contributing to Rail Incidents and Accidents: AComparison of Two Human Error Identification Techniques, SafetyScience, Vol. 47, pp 948 - 957.
Dunn, N. & Williamson, A. (2012), Driving Monotonous Routes in A TrainSimulator: The Effect of Task Demand on Driving Performance andSubjective Experience, Ergonomics,Vol. 55, No. 9, pp 997 - 1008.
Hidayat, T. (2012), Jalan Panjang Menuju Kebangkitan PerkeretaapianIndonesia; Reformasi dan Restrukturisasi Perkeretaapian (2nd ed.),Indonesia Railway Watch, Bandung.
Ilmar, S.R & Daud, J. (2013). Model Pemilihan Moda Angkutan PenumpangKapal Roll On Roll Off (Pt.Asdp) & Kapal Cepat (Swasta) Rute Singkil –Sinabang. Jurnal Teknik Sipil Usu, Medan.
Iridiastati, H. (2014). ,l; Evaluasi dan Rancangan Solusi PenyebabKecelakaan Kereta Api Melalui Pemanfaatan Metodologi Hfacs-Ir.Bandung: Istitut Teknologi Bandung.
Fishburn, P. C., A Problem- multiofselectionbased - methods, making decisionattribute Blackwell Publishing, 1967.
Muhammad, A.B, (2017). Analis Pemilihan Moda Trasnportasi Rute TanjungKarang – Bandara Radin Inten II Dengan Stated Preference. Lampung:Universitas Lampung.
Republik Indonesia (2009), Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentangPekretaapian, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 22,Sekretaris Negara, Jakarta.
Republik Indonesia (2007), Undang Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang LaluLintas Angkutan Jalan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 23, Sekretaris Negara, Jakarta.
Republik Indonesia (2009), Undang Undang Nomor 56 Tahun 2009 tentangPenyelenggara Perkeretaapian, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009 Nomor 56, Sekretaris Negara, Jakarta.
Republik Indonesia (2009), Undang Undang Nomor 72 Tahun 2009 tentang LaluLintas Angkutan Kereta Api, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009 Nomor 72, Sekretaris Negara, Jakarta.
Menteri Perhubungan RI (2011). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 36Tahun 2011 tentang Perpotongan dan/ Persinggungan Antara Jalur KeretaApi Dengan Bangunan Lainnya, Jakarta.
Ritonga, Dicky (2015). Analisis Pemilihan Moda Antara Bus dan Kereta Api(Studi Kasus : Medan – Tanjungbalai). Universitas Sumatera Utara, Medan.
Silalahi, Leo Ganda. (2010). Analisa Pemilihan Moda Transportasi Bus DenganMetode Stated Preference (Studi Kasus Medan – Sidikalang). UniversitasSumatera Utara, Medan.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Afabeta.
Supriyatno, D. (2004). Analisis Kecelakaan Dan Keselamatan Kereta Api di DaopVIII Surabya Jawa Timur, Surabaya.
Thomas, Y. (2010). Analisis Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kereta Api SertaUsaha Prefentif Yang Dapat Dilakukan,Yogyakarta: Universitas Atmajaya.