program studi div kebidanan fakultas kedokteran .../hubungan... · hubungan usia ibu hamil dengan...

87
HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA Proposal Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan DIAN ROSIANA ARYANTI R1108007 PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: nguyenkiet

Post on 08-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA

Proposal Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

DIAN ROSIANA ARYANTI R1108007

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2009

HALAMAN VALIDASI

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA

Nama Peneliti : DIAN ROSIANA ARYANTI

NIM : R1108007

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal : Juli 2009

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Eriana Melinawati,dr,Sp.OG Ika Sumiyarsi, SST

NIP. 140 355 217

Mengetahui

Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah

dr. Mochammad Arief Tq.,M.S.,PHK

NIP. 130 817 795

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA

Nama Peneliti : DIAN ROSIANA ARYANTI

NIM : R1108007

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal : 24 Juli 2009

Pembimbing utama Pembimbing pendamping

Eriana Melinawati,dr,Sp.OG Ika Sumiyarsi, SST

NIP. 140 355 217

Penguji Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah

Hermawan Udiyanto,dr,Sp.OG dr.M.Arief Tq,.dr,M.S.,PHK

NIP. 140 355 792 NIP. 130 817 795

Mengetahui

Ketua Program Studi D IV Kebidanan FK UNS Surakarta

Dr.H. Tri Budi Wiryanto, Sp.OG (K)

NIP. 140 105 421

ABSTRAK

Penelitian oleh Dian Rosiana Aryanti R1108007 yang berjudul Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Plasenta Previa di RSUD Sragen. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan usia ibu hamil dengan Kejadian Plasenta Previa di RSUD Sragen, tujuan khususnya adalah (1) Mengetahui salah satu faktor risiko ibu hamil yang mengalami plasenta previa, (2) Mengetahui sebaran usia ibu hamil pada kejadian plasenta previa, (3) Mengetahui hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan crossectional. Berikut rancangan penelitian crossectional untuk hubungan usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa. Penelitian ini dilakukan di RSUD Sragen pada bulan Juni 2009, data diambil dari catatan medik pasien. Populasi meliputi semua ibu hamil dengan usia kehamilan > 28 minggu di RSUD Sragen terhitung mulai 1 Juli – 31 Desember 2008 yang tercatat di rekam medis yaitu sebesar 275. Sampel dalam penelitian ini adalah semua anggota populasi yang memenuhi kriteria retriksi diambil sebagai subjek penelitian Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik sampel non random sampling yaitu purposive sampling. Analisis menggunakan Chi-square dan odds ratio.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah pada usia >35 tahun terjadi sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium di bagian fundus uteri menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata sehingga plasenta tumbuh mencari tempat yg banyak aliran darah yaitu di segmen bawah rahim untuk mendapatkan aliran darah yang adekuat yang akhirnya dapat menyebabkan plasenta previa.

Hasil penelitian ini adalah dari total sampel sebanyak 275, ibu hamil dengan usia 20-35 tahun sebanyak 168 orang, sedangkan ibu hamil dengan usia >35 tahun sebanyak 107 orang. Ibu hamil dengan usia >35 tahun yang mengalami plasenta previa sebanyak 15 orang (68,2 %) lebih banyak dibandingkan dengan usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 7 orang (31,8 %). Terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa. Besar nilai Odds Ratio yang diperoleh lebih besar dari satu (OR>1),ini menunjukkan bahwa usia ibu hamil >35 tahun merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya plasenta previa adalah sebesar 3,75 kali.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa di RSUD Sragen pada tahun 2008, usia ibu hamil > 35 tahun merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya

plasenta previa, besar peluang terjadinya plasenta previa pada usia >35 tahun dalam penelitian hubungan usia dengan kejadian plasenta previa ini adalah 3,75 kali. Kata Kunci : Usia Ibu Hamil dan Plasenta Previa

MOTTO

Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (QS:Al-‘Asr 1-3). Sesungguhnya bersama kesulitan dan kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplahbekerja keras (untuk urusan yang lain) (QS:Al Insyirah 6-7) Ya ALLAH, cukup menjadi kemuliaan bagiku, aku adalah HAMBA-MU Ya ALLAH, cukup menjadi kemuliaan bagiku, aku adalah RABB ku Oleh karena itu…. Ya ALLAH jadikan aku sebagaimana ENGKAU inginkan (Ali bin Abi Thalib) Just do what you can do optimally

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah

melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

dengan judul Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Plasenta Previa, tanpa

suatu halangan yang berarti.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk melengkapi tugas akhir pendidikan.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Dr. AA Subijanto, dr.,MS, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Dr. Tri Budi Wiryanto, Sp.OG (K), Ketua Program Studi DIV Kebidanan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penyusunan KTI ini.

3. dr. Mochammad Arif Tq, M.S,PHK, Ketua Tim Skripsi

4. Ibu Eriana Sp.OG (K), pembimbing I yang telah memberi masukan dan

dorongan semangat yang diberikan pada penulis.

5. Ibu Ika Sumiyarsi, SST, pembimbing II yang telah sabar memberikan

masukan, bimbingan serta dukungan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah

ini.

6. Dr. Hermawan Udiyanto Sp.OG (K), selaku penguji yang telah memberi

masukan, bimbingan dan dorongan semangat yang diberikan pada penulis.

7. dr.HM. Farid Anshori,M.M, Direktur RSUD Sragen yang telah memberikan

ijin penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Ayah, Ibu, dan kakak tercinta yang selalu mencurahkan segalanya,

memberikan semangat dan doa.

9. Teman-teman seperjuangan DIV Kebidanan jalur Transfer dan Reguler

angkatan 2008.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, penulis telah berusaha dengan

segala kemampuan yang penulis miliki, namun penulis menyadari bahwa

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna

perbaikan dan penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan lembaga

kesehatan pada khususnya.

Surakarta, 13 Juli 2009

Dian Rosiana Aryanti

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN VALIDASI................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

ABSTRAK..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR.................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL.......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………. 1

B. Perumusan Masalah……………………………………………. 3

C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 3

D. Manfaat Penelitian……………………………………………... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori…………………………………………………. 5

B. Kerangka Pemikiran …………………………………………… 14

C. Hipotesis……………………………………………………….. 15

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian……………………………………………….. 16

B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………... 17

C. Populasi Penelitian……………………………………………… 17

D. Sampel dan Teknik Sampling…………………………………... 17

E. Variabel Penelitian……………………………………………… 18

F. Definisi Operasional……………………………………………. 19

G. Instrumen……………………………………………………….. 19

H. Metode Pengumpulan Data …………………………………… 20

I. Cara Pengolahan dan Analisa Data……………………………. 20

J. Etika Penelitian……………………………………………….... 22

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum RSUD Sragen……………………………… 23

B. Hasil Penelitian………………………………………………... 24

BAB V. PEMBAHASAN

A. Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Plasenta Previa… 31

B. Keterbatasan Penelitian……………………………………….. 35

BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ 36

B. Saran........................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan di

RSUD Sragen tahun 2008.................................................... 24

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakterstik Pekerjaan

di RSUD Sragen tahun 2008............................................. 26

Tabel 4.3. Tabel Silang Antara Usia Ibu Hamil dengan Kejadian

Plasenta Previa di RSUD Sragen tahun 2008....................... 28

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka PemikiranPenelitian Hubungan 14

Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Plasenta Previa

Gambar 2. Desain Penelitian Hubungan 16

Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Plasenta Previa

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan

di Indonesia. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

menyebutkan bahwa, AKI di Indonesia tahun 2007 sebesar 228 per 100.000

kelahiran hidup. Di Jawa Tengah, menurut Survey Kesehatan Daerah, AKI

tahun 2005 sebesar 252 per 100.000 kelahiran hidup dan menurut laporan Rapat

Kerja Kesehatan Daerah (RAKERKESDA) AKI tahun 2006 menurun menjadi

101 per 100.000 kelahiran hidup. Di Sragen sendiri AKI tahun 2007 sebesar

25,97 per 100.000 kelahiran hidup. Urutan penyebab kematian ibu yang

terbanyak adalah perdarahan, eklamsi, perdarahan sebelum persalinan, dan

infeksi. Di RS Dr. Cipto Mangunkusumo terjadi 37 kasus plasenta previa

diantara 4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan

terdaftar. Hasil penelitian oleh Wardana (2007) menyatakan kejadian plasenta

previa di Indonesia berkisar 2-7 %.

Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada

kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan

plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa bahaya.

Frekuensi perdarahan antepartum terjadi pada kira-kira 3% dari semua

persalinan, yang terbagi kira-kira rata antara plasenta previa, solusio plasenta,

dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Wiknjosastro, 2005).

Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa dapat

menimbulkan komplikasi antara lain; prolaps plasenta, plasenta melekat

(sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu dibersihkan dengan

kerokan), robekan-robekan jalan lahir karena tindakan, perdarahan postpartum,

infeksi karena perdarahan yang banyak, bayi prematur atau lahir mati

(Mochtar,1998).

Ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya perdarahan

antepartum. Menurut Wiknjosastro (2005), ibu hamil yang umurnya telah lebih

dari 35 tahun patut dicurigai akan mengalami perdarahan antepartum.

Kasus plasenta previa sangat menarik untuk dipelajari karena faktor

predisposisi yang masih sulit dihindari, prevalensinya masih tinggi serta punya

andil besar dalam angka kematian maternal. Dilihat dari sudut pandang tempat,

RSUD Sragen merupakan satu-satunya Rumah Sakit rujukan di kabupaten

Sragen yang salah satunya menangani berbagai macam kegawatan obstetri

seperti plasenta previa.

Dari data di atas peneliti tertarik mengambil judul karya tulis: Hubungan

usia Ibu Hamil dengan Kejadian Plasenta Previa.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dalam penelitian ini, perumusan masalah yang akan diteliti adalah

apakah ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui hubungan usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa

di RSUD Sragen

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui salah satu faktor risiko ibu hamil yang mengalami plasenta

previa

b. Mengetahui sebaran usia ibu hamil pada kejadian plasenta previa

c. Mengetahui hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian plasenta

previa

D. MANFAAT

Setiap penelitian yang dilakukan tentu akan berguna bagi pihak yang berkaitan.

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Aspek Teoritis

Menyediakan data untuk penelitian lanjutan yang berhubungan dengan

plasenta previa.

2. Aspek Aplikatif

a. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk

meningkatkan mutu pelayanan asuhan bagi ibu hamil, dapat melakukan

deteksi dini, dan memberi upaya preventif terhadap kejadian plasenta

previa.

b. Hasil penelitian dapat menjadi informasi bagi masyarakat mengenai faktor

yang dapat meningkatkan kejadian plasenta previa dan bertindak segera

agar tidak terjadi keparahan akibat penyakit..

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Menurut Piaget (2001), pengetahuan

merupakan skemata yang terbentuk melaui proses-proses asimilasi dan

akomodasi. Menurut Istiarti (2000) pengetahuan seseorang biasanya diperoleh

dari berbagai macam sumber misalnya media massa, media elektronik, buku

petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Salah

satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi

pula tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo,2003).

B. Plasenta Previa

1. Pengertian

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada

tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi

sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir (Mochtar,1998).

Beberapa wanita mengetahui dari hasil pemeriksaan ultrasonografi yang

dilakukan pada kehamilan awal bahwa plasentanya terletak rendah. Pada

banyak kasus, keadaan ini tidak berkembang menjadi plasenta previa karena

sewaktu rahim bertumbuh selama kehamilan daerah perlekatan plasenta akan

naik dari leher rahim. Plasenta previa didiagnosis hanya jika plasenta tetap

berada di atas leher rahim (Simkin, 2007).

Plasenta previa adalah keadaan implantasi plasenta demikian rupa sehingga

dapat menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim, sehingga pembuluh darah

besar ada pada sekitar mulut rahim (Manuaba, 1999).

2. Klasifikasi Plasenta previa

Menurut Rachman,(2000) plasenta previa diklasifikasikan menjadi

beberapa jenis, klasifikasi ini ditentukan apabila telah ada pembukaan 2 cm

atau lebih

a. Plasenta previa totalis

Ostium uteri internum tertutup seluruhnya oleh plasenta.

b. Plasenta previa parsialis

Ostium uteri internum tertutup sebagian oleh plasenta.

c. Plasenta previa marginalis

Pinggir bawah plasenta sampai pada pinggir ostium uteri internum

3. Etiologi plasenta previa

Etiologi plasenta previa sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun

ada beberapa teori dan faktor risiko yang berhubungan dengan

plasenta previa, diantaranya :

a. Usia penderita

Hasil penelitian Wardana (2007) menyatakan usia wanita produktif yang

aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Diduga risiko

plasenta previa meningkat dengan bertambahnya usia ibu, terutama setelah

usia 35 tahun. Plasenta previa merupakan salah satu penyebab serius

perdarahan pada periode trimester ke III. Hal ini biasanya terjadi pada

wanita dengan usia ibu lebih dari 35 tahun (Varney, 2006). Menurut Frye

A (1999) mengatakan prevalensi plasenta previa meningkat 3 kali pada

umur ibu > 35 tahun. Plasenta previa dapat terjadi pada umur di atas 35

tahun karena endometrium yang kurang subur dapat meningkatkan

kejadian plasenta previa (Manuaba, 2008). Usia lanjut akan meningkatkan

risiko terjadiya plasenta previa (Cunningham,1995). Hasil penelitian

Wardana (2007) menyatakan peningkatan umur ibu merupakan faktor

risiko plasenta previa, karena sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan

arteriole miometrium menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak

merata sehingga plasenta tumbuh lebih lebar dengan luas permukaan yang

lebih besar, untuk mendapatkan aliran darah yang adekuat

b. Paritas

Paritas dapat berhubungan dengan terjadinya plasenta previa. Menurut

Mochtar, (1998) kejadian plasenta previa lebih sering pada paritas tinggi

dari paritas rendah.

Frekuensi terjadinya plasenta previa meningkat pada seorang wanita hamil

grande multipara atau wanita yang sudah sering melahirkan (Hendrik,

2006).

c. Endometrium yang cacat

Menurut Mochtar,(1998) plasenta previa dapat pula terjadi pada

endometrium yang cacat, yang disebabkan oleh :

1). Bekas persalinan yang berulang-ulang dengan jarak pendek

2). Bekas operasi

3). Kuretase dan manual plasenta

4. Patofisiologi

Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa

umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena pada saat itu segmen bawah

uterus lebih mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya

kehamilan. Menurut Manuaba (2008) Implantasi plasenta di segmen bawah

rahim dapat disebabkan :

a. Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi

b. Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk

mampu memberikan nutrisi janin.

c. Vili korealis pada korion leave yang persisten.

Menurut Ashari (2008) Plasenta previa diawali dengan implantasi

embrio (embryonic plate) pada bagian bawah (kauda) uterus. Dengan

melekatnya dan bertumbuhnya plasenta, plasenta yang telah berkembang bisa

menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena vaskularisasi desidua

yang jelek, inflamasi, atau perubahan atropik di bagian fundus uteri.

Bila lokasi plasenta menutupi ostium uteri internum, pembentukan

segmen bawah uterus dan dilatasi ostium uteri internum, menyebabkan

robekan yang tidak dapat terhindarkan pada tempat melekatnya plasenta,

diikuti perdarahan yang berasal dari pembuluh darah uterina. Perdarahan

bertambah banyak, karena ketidakmampuan serabut miometrium segmen

bawah uterus berkontraksi dan beretraksi, untuk mengadakan kompresi pada

pembuluh darah, seperti yang biasanya terjadi, bila plasenta lepas pada uterus

yang telah kosong dalam kala III (Pritchard,1991).

5. Gambaran Klinik

Menurut Sastrawinata, (2005) menyatakan bahwa pada plasenta previa

gejala yang terpenting ialah perdarahan tanpa nyeri. Pasien mungkin berdarah

sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun; baru waktu ia bangun, ia

merasa bahwa kakinya basah. Biasanya perdarahan karena plasenta previa

baru timbul setelah bulan ke tujuh. Turunnya bagian terbawah janin ke dalam

pintu-atas panggul akan terhalang karena adanya plasenta di bagian bawah

uterus. Apabila janin dalam presentasi kepala, kepalanya akan di dapatkan

belum masuk ke dalam pintu-atas panggul yang mungkin karena plasenta

previa sentralis; mengolak ke samping karena plasenta previa posterior; atau

bagian terbawah janin sukar ditentukan karena plasenta previa anterior. Tidak

jarang terjadi kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang.

6. Diagnosa

Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa

penyebabnya ialah plasenta previa sampai ternyata dugaan itu salah

(Wiknjosastro, 2005). Diagnosa ini mulai dipastikan sejak kira-kira umur

kehamilan 26-28 minggu, dimana mulai terbentuk SBR (Segmen Bawah

Rahim).

Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa

pemeriksaan :

a. Anamnesis

Pada anamnesis dapat ditanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan

perdarahan antepartum seperti umur kehamilan saat terjadinya perdarahan,

apakah ada rasa nyeri, warna dan bentuk terjadinya perdarahan, frekuensi

serta banyaknya perdarahan.

Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung

tanpa rasa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida (Wiknjosastro,

2005).

Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak dari

sebelumnya. Biasanya wanita mengatakan banyaknya perdarahan dalam

beberapa kain sarung, berapa gelas, dan adanya darah beku (stolsel) (Mochtar,

1998).

b. Pemeriksaan luar

Pemeriksaan luar yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa

plasenta previa antara lain, palpasi fundus utri, palpasi bagian terendah janin

apakah ada kelainan letak dan masih terapung. Sering dijumpai kelainan letak

janin. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya

kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas

panggul. Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen

bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus (Mochtar, 1998).

c. Ultrasonografi

Menegakkan diagnosa plasenta previa dapat pula dilakukan dengan

pemeriksaan ultrasonografi. Penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata

sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinya, dan

tidak rasa nyeri (Wiknjosastro, 2005).

Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta

terhadap ostium. Bila jarak tepi kurang dari 5 cm disebut plasenta letak

rendah. Bila tidak dijumpai plasenta previa, dilakukan pemeriksaan inspekulo

untuk melihat sumber perdarahan lain (Saifuddin, 2002).

d. Pemeriksaan Inspekulo

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan

berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina.

Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta

previa harus dicurigai (Wiknjosastro, 2005).

e. Pemeriksaan dalam

Cara paling akhir yang ampuh di bidang obstetri untuk diagnosis

plasenta previa. Kegunaan untuk menegakkan diagnosa apakah perdarahan

oleh plasenta previa atau oleh sebab-sebab lain. Menentukan jenis klasifikasi

plasenta previa , supaya dapat diambil sikap dan tindakan yang tepat

(Mochtar, 1998).

Sebelum tersedia darah dan kamar operasi siap, tidak boleh dilakukan

pemeriksaan dalam karena pemeriksaan dalam ini dapat menimbulkan

perdarahan yang membahayakan (Sastrawinata,2005). Saat ini pemeriksaan

dalam tidak dilakukan lagi.

7. Penatalaksanaan Plasenta Previa

Menurut Manuaba (2008) Plasenta previa dengan perdarahan

merupakan keadaan darurat kebidanan yang memerlukan penanganan yang

baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa adalah :

a. Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan

anak atau untuk mengurangi kesakitan dan kematian

b. Memecahkan ketuban di atas meja operasi selanjutnya pengawasan

untuk dapat melakukan pertolongan lebih lanjut

c. Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat mengambil

sikap melakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai

fasilitas yang cukup.

Dalam melakukan rujukan penderita plasenta previa sebaiknya

dilengkapi dengan :

a. Pemasangan infus untuk mengimbangi perdarahan

b. Sedapat mungkin diantar oleh petugas

c. Dilengkapi dengan keterangan secukupnya

d. Dipersiapkan sonor darah untuk tranfusi darah

Pertolongan persalinan seksio sesaria merupakan bentuk pertolongan

yang paling banyak dilakukan. Bentuk operasi lainya seperti :

a. Cunam willet gausz

b. Versi braxton hicks

c. Pemasangan kantong karet metreurynter

B. KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Usia Ibu Hamil > 35 tahun

Sklerosis PD arteri< & arteriole miometrium di

bagian fundus uteri

Aliran darah ke endometrium tidak merata

Plasenta tumbuh mencari tempat yg banyak aliran darah yaitu di segmen bawah rahim

Plasenta Previa

Paritas, Endometrium yg cacat

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Usia Ibu Hamil dengan

Kejadian Plasenta Previa

Narasi Kerangka Pemikiran:

Dari penelitian dengan judul ”Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian

Plasenta Previa” Sebagai variabel independen adalah usia Ibu Hamil dan variabel

dependen adalah Plasenta previa, sedangkan paritas dan endometrium yang cacat

sebagai variabel perancu tidak diteliti. Plasenta previa biasanya terjadi pada wanita

dengan usia ibu lebih dari 35 tahun. Dari gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa pada

usia >35 tahun terjadi sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium

di bagian fundus uteri menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata

sehingga plasenta tumbuh mencari tempat yg banyak aliran darah yaitu di segmen

bawah rahim untuk mendapatkan aliran darah yang adekuat yang akhirnya dapat

menyebabkan plasenta previa. Dari kerangka pemikiran di atas dapat dilihat bahwa

usia >35 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa.

C. HIPOTESIS

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian

plasenta previa

BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini

menggunakan desain penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross

sectional. Berikut diagram rancangan penelitian cross sectional untuk hubungan

antara usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa.

Seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan > 28 minggu yang ada di RSUD Sragen

tahun 2008

Usia >35 tahun

Usia 20 - 35 tahun

Terjadi Plasenta Previa

Terjadi Plasenta Previa

Tidak terjadi Plasenta

Previa

Tidak terjadi Plasenta Previa

Inklusi Eksklusi

Gambar 1. Desain Penelitian Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Plasenta

Previa

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di RSUD Sragen. Waktu penelitian dilaksanakan pada

bulan Juni 2009.

C. POPULASI PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan usia kehamilan > 28

minggu di RSUD Sragen terhitung mulai 1 Juli – 31 Desember 2008 yang tercatat

di rekam medis yaitu sebesar 275.

D. SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING

1. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik sampel non

random sampling yaitu purposive sampling.

2. Besar Sampel

Semua anggota populasi yang memenuhi kriteria retriksi diambil sebagai

subjek penelitian.

Kriteria retriksi penelitian sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi :

a. Ibu hamil dengan usia kehamilan > 28 minggu di RSUD Sragen mulai 1

Juli – 31 Desember 2008.

b. Ibu hamil dengan usia kehamilan > 28 minggu, dengan catatan medik

yang lengkap sesuai dengan data yang dibutuhkan.

2. Kriteria eksklusi :

a. Ibu hamil dengan riwayat sectio secaria

b. Ibu hamil yang mengalami perdarahan yang belum jelas sumbernya

yang dapat disebabkan oleh : pecahnya sinus marginalis, perdarahan

vasa previa dan perdarahan yang tidak ada hubungannya dengan

kehamilan ( varises yang pecah, polipsus serviks atau endometrium,

perlukaan serviks, keganasan pada serviks ).

c. Ibu hamil dengan solusio plasenta

d. Ibu hamil dengan penyakit radang panggul

e. Ibu hamil dengan kehamilan kembar

f. Ibu hamil dengan mioma uteri

g. Ibu hamil dengan ruptura uteri

h. Ibu hamil dengan grandemultipara

E. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Usia ibu hamil

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah plasenta previa.

F. DEFINISI OPERASIONAL

1. Usia

a. Definisi : Jumlah tahun sejak responden dilahirkan sampai

kasus perdarahan berlangsung.

b. Cara mengukur : Melihat catatan medik pasien

c. Alat ukur : Catatan medik pasien

d. Kategori : Usia 20 - 35 tahun

Usia > 35 tahun

e. Skala : Nominal

2. Plasenta Previa

a. Definisi : Plasenta yang terletak menutupi atau dekat dengan

ostium uteri internum

b. Cara mengukur : Melihat hasil USG dan laporan operasi pada

catatan medik pasien

c. Alat ukur : Catatan medik pasien

d. Kategori : Terjadi plasenta previa

Tidak terjadi plasenta previa

e. Skala : Nominal

G. INSTRUMENTASI

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan medik pasien yang

digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan.

H. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Peneliti mengajukan ijin penelitian kepada direktur RSUD Sragen.

2. Setelah mendapatkan ijin meneliti, peneliti mengamati catatan medik pasien

untuk mendapatkan data yang diperlukan.

3. Sampel yang memenuhi kriteria retriksi dipilih dan dilakukan pencatatan

data dengan mengisi lembar check list sesuai dengan data yang dibutuhkan

berdasarkan catatan medik pasien.

I. CARA PENGOLAHAN DAN ANALISA

1. Pengolahan data

Tahap-tahap pengolahan data dalam penelitian ini adalah :

a. Editing

Kegiatan untuk mengoreksi data yang tidak jelas agar bila terjadi

kekurangan atau kesalahan data dapat dengan mudah terlihat dan segera

dilakukan pebaikan

b. Coding

Kegiatan untuk memberikan kode pada check list sesuai data pada catatan

medik pasien.

a. Tabulating

Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel sesuai

kriteria

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam pengolahan data dengan menggunakan :

a. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian

(Notoatmodjo, 2002). Untuk mengetahui karakteristik umur analisis yang

digunakan adalah analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi

dengan prosentase

Rumus :

X = %100XNf

Keterangan = X : Hasil prosentase

f : frekuensi

N : Jumlah seluruh observasi

Sumber

: Budiarto, (2002)

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2002). Peneliti akan

menggunakan analisa bivariat ini untuk mengetahui hubungan antara usia

ibu hamil dengan kejadian plasenta previa. Jenis analisis yang akan

digunakan adalah uji chi square dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan

tingkat kepercayaan 95%. Alasan penggunaan uji chi square test adalah

data yang digunakan adalah data deskrit berskala nominal. Data usia

berupa skala nominal diklasifikasikan dalam bentuk kategori usia 20 - 35

tahun dan usia > 35 tahun. Data plasenta previa berupa skala nominal

diklasifikasikan dalam bentuk kategori terjadi plasenta previa dan tidak

terjadi plasenta previa yaitu :

1). Jika p <a (0,05), maka hasil signifikansi Ha diterima dan Ho ditolak,

berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara usia ibu

hamil dengan kejadian plasenta previa.

2). Jika p ≥a (0,05), maka hasil signifikansi Ha ditolak dan Ho diterima,

berarti tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara usia

ibu hamil dengan kejadian plasenta previa.

J. ETIKA PENELITIAN

1. Anonymity

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data

2. Confidentiality

Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan disajikan sebagai hasil.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum RSUD Sragen

RSUD Kabupaten Sragen didirikan pada tahun 1958 berklasifikasi type D,

Pada tahun 1995 RSUD Kabupaten Sragen menjadi type C tertuang dalam SK

Bupati Sragen Nomor : 445/461/011/1995 dan pada tahun 1999 RSU menjadi

swadana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1999 hingga sekarang

RSU Kabupaten Sragen menjadi Rumah Sakit Negeri type C Swadana. Kini

RSUD Sragen tengah mempersiapkan diri untuk menjadi rumah sakit type B.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sragen saat ini telah

menerapkan sistem administrasi keuangan dengan menggunakan teknologi

digital. Sistem ini bekerja dengan komputer yang terkoneksi dengan beberapa

ruangan di RSUD dengan komputer yang ada di ruang kerja Bupati Sragen

maupun Satuan kerja di lingkungan Pemerintah kabupaten Sragen . Rumah Sakit

yang terletak di jalan protokol Sragen ini kini melengkapi dirinya dengan

beberapa dokter spesialis. Tempatnya yang bersih dan pelayanan yang ramah

menjadikan Rumah sakit jadi rujukan bagi yang memegang askeskin

B. Data Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan analisa untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik responden (masing-masing variabel) dengan ukuran prosentase,

yang meliputi :

Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan

Usia 20-35 tahun Usia >35 tahun

Pendidikan Terjadi

PP

Tidak

terjadi PP Total

Terjadi

PP

Tidak

terjadi PP Total

Total

Ibu

Hamil

SD 3(1,1%) 18(6,5%) 21 3(1,1%) 12(4,4%) 15 36

SMP 2(0,7%) 24(8,7%) 26 3(1,1%) 8(2,9%) 11 37

SMA 1(0,4%) 61(22,2%) 62 4(1,5%) 41(14,9%) 45 107

DIPLOMA 1(0,4%) 18(6,5%) 19 3(1,1%) 14(5,1%) 17 36

SARJANA 0(0%) 40(14,5%) 40 2(0,7%) 17(6,2%) 19 59

Total Ibu

Hamil 168 107 275

Sumber : data Sekunder catatan medik RSUD Sragen T Test =

Sig : 0,438 α : 0,05

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa dari total sampel

sebanyak 275 responden, ibu hamil umur 20-35 tahun yang mengalami

plasenta previa sebanyak 7 responden dan yang tidak mengalami plasenta

previa sebanyak 161 responden. Yang paling banyak mengalami plasenta

previa adalah ibu hamil dengan pendidikan tamat SD sebanyak 3 responden

(1,1%) dan paling sedikit ibu hamil tamat Sarjana sebanyak 0 responden

(0%). Sedangkan ibu hamil umur >35 tahun yang mengalami plasenta previa

sebanyak 15 responden dan yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak

92 responden. Yang paling banyak mengalami plasenta previa adalah ibu

hamil dengan pendidikan tamat SMA sebanyak 4 responden (1,5%) dan

paling sedikit ibu hamil tamat Sarjana sebanyak 2 responden (0,7%).

Dari data distribusi karakteristik pendidikan di atas dilakukan uji T test

untuk melihat apakah pendidikan pada kedua kategori variabel homogen atau

tidak. Hasil uji T (lampiran 4) didapatkan nilai signifikasi (0,438) yang lebih

besar dari α (0,05), ini menunjukkan bahwa antara kedua kategori variabel

memiliki nilai yang homogen.

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan

Usia 20-35 tahun Usia >35 tahun

Pekerjaan Terjadi

PP

Tidak

terjadi

PP

Tota

l

Terjadi

PP

Tidak

terjadi PP Total

Total

Ibu

Hamil

Swasta 0(0%) 23(8,4%) 23 2(0,7%) 15(5,5%) 17 40

IRT 3(1,1%) 49(17,8%) 52 4(1,5%) 19(6,9%) 23 75

Pedagang 1(0,4%) 22(8,0%) 23 3(1,1%) 12(4,4%) 15 38

Petani 1(0,4%) 22(8,0%) 23 2(0,7%) 20(7,3%) 22 45

Guru 0(0%) 10(3,6%) 10 0(0%) 2(0,7%) 2 12

Wiraswasta 1(0,4%) 25(9,1%) 26 4(1,5%) 10(3,6%) 14 40

Buruh 1(0,4%) 10(3,6%) 11 1(0,4%) 13(4,7%) 14 25

Total Ibu 168 107 275

Hamil

Sumber : data Sekunder catatan medik RSUD Sragen T Test = Sig : 0,325 α : 0,05

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa dari total sampel

sebanyak 275 responden, ibu hamil umur 20-35 tahun yang mengalami

plasenta previa sebanyak 7 responden dan yang tidak mengalami plasenta

previa sebanyak 161 responden. Yang paling banyak mengalami plasenta

previa adalah ibu hamil dengan pekerjaan Ibu rumah tangga sebanyak 3

responden (1,1%) dan paling sedikit ibu hamil dengan pekerjaan guru dan

swasta sebanyak 0 responden (0%). Sedangkan ibu hamil umur >35 tahun

yang mengalami plasenta previa sebanyak 15 responden dan yang tidak

mengalami plasenta previa sebanyak 92 responden. Yang paling banyak

mengalami plasenta previa adalah ibu hamil dengan pekerjaan Ibu rumah

tangga sebanyak 4 responden (1,5%) dan paling sedikit ibu hamil dengan

pekerjaan sebagai guru yaitu sebanyak 0 responden (0%).

Dari data distribusi karakteristik pekerjaan di atas dilakukan T test

untuk melihat apakah pekerjaan pada kedua kategori variabel homogen atau

tidak. Hasil uji T (lampiran 4) didapatkan nilai signifikasi (0,325) yang lebih

besar dari α (0,05), ini menunjukkan bahwa antara kedua kategori variabel

memiliki nilai yang homogen.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa yang digunakan untuk mengetahui

hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa di RSUD

Sragen. Hasil penelitian dengan uji Chi Square ditampilkan dalam tabel silang

berikut :

Hubungan usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa di RSUD

Sragen tahun 2008.

Tabel 4.3 Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian plasenta previa di

RSUD Sragen tahun 2008

Kejadian Plasenta Previa Usia

Ibu

Hamil

Terjadi Tidak terjadi

Total

Ibu Hamil

Uji Statistik

Sumber : data Sekunder catatan medik RSUD Sragen

Sebelum dilakukan uji Chi-square, terlebih dahulu ditampilkan tabulasi

silang (cross tab) yang menggambarkan penyebaran data. Tabulasi silang tersebut

berdimensi 2 x 2 atau disebut tabel kontingensi 2x2. Pada tabel tersebut terlihat

bahwa, dari total sampel sebanyak 275, ibu hamil dengan usia 20-35 tahun

sebanyak 168 orang, sedangkan ibu hamil dengan usia >35 tahun sebanyak 107

orang. Pada sampel yang diteliti kejadian plasenta previa terjadi pada 22 ibu

hamil sedangkan sampel yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak 253

orang. Ibu hamil dengan usia 20-35 tahun dan mengalami plasenta previa

sebanyak 7 orang (31,8 %) dari jumlah sampel yang mengalami plasenta previa.

Ibu hamil dengan usia >35 tahun sebanyak 15 (68,2 %) dari jumlah sampel yang

mengalami plasenta previa. Ibu hamil dengan usia 20-35 tahun yang tidak

mengalami plasenta previa sebanyak 161 (63,6 %) dari jumlah sampel yang tidak

Plasenta

Previa

Plasenta

Previa

20-35

tahun 7 (31,8 %) 161 (63,6 %) 168

>35

tahun 15 (68,2 %) 92 (36,4 %) 107

22 253 275

X 2 hitung = 8,621

df = 1

Nilai p = 0,003

Odd ratio= 3,75

mengalami plasenta previa dan ibu hamil dengan usia >35 tahun yang tidak

mengalami plasenta previa sebanyak 92 (36,4 %) dari jumlah sampel yang tidak

mengalami plasenta previa.

Hasil analisa Chi-square pada tabel kontingensi 2x2 (lampiran 4) dengan

derajat kebebasan (df) 1 dan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (0,05), dilaporkan

hasil bahwa nilai Chi-square hitung sebesar 8,621. Sementara itu nilai Chi-square

tabel sebesar 3,841

Pada analisa Chi-square Ho ditolak jika Chi-square hitung > Chi-square

tabel atau p-value (signifikansi) < α. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 4)

diperoleh bahwa Chi-square hitung (8,621) > Chi-square tabel (3,841), dan p-

value (0,003) < α (0,05). Dari kedua pernyataan diatas bisa diambil kesimpulan

bahwa pada penelitian hubungan usia dengan kejadian plasenta previa menolak

Ho dan menerima Ha. Jadi kesimpulannya adalah pada tingkat kepercayaan 95%

atau (1- α)% dan α 0,05, terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil

dengan kejadian plasenta previa.

Dalam penelitian ini juga dilakukan perhitungan Odds ratio untuk

mengetahui besar peluang terjadinya plasenta previa dibandingkan dengan

peluang tidak terjadi plasenta previa pada variabel yang diteliti, dimana pada

penelitian ini adalah usia 20-35 tahun dan usia >35 tahun. Jika Odds Ratio sama

dengan satu (OR=1), menunjukkan bahwa faktor usia bukan merupakan faktor

risiko untuk terjadinya plasenta previa. Odds Ratio lebih besar dari satu (OR>1),

menunjukkan bahwa usia merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya risiko

plasenta previa. Odds Ratio kurang dari satu (OR<1), menunjukkan bahwa usia

bukan merupakan risiko, melainkan bersifat protektif terhadap plasenta previa.

Setelah dilakukan perhitungan Odds ratio didapatkan nilai 3,75. Besar

nilai Odds ratio yang diperoleh lebih besar dari satu (OR>1), ini menunjukkan

bahwa usia > 35 tahun merupakan faktor yang menyebakan plasenta previa. Dan

peluang terjadinya plasenta previa pada usia > 35 tahun sebesar 3,75 kali.

BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan

Dari hasil penelitian responden usia 20-35 tahun yang paling banyak

mengalami plasenta previa adalah ibu hamil dengan pendidikan tamat SD

sebanyak 3 responden (1,1%) dan paling sedikit ibu hamil tamat Sarjana

sebanyak 0 responden (0%). Responden usia >35 tahun yang paling banyak

mengalami plasenta previa adalah ibu hamil dengan pendidikan tamat SMA

sebanyak 4 responden (1,5%) dan paling sedikit ibu hamil tamat Sarjana

sebanyak 2 responden (0,7%).

Dari data di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi pendidikan

seseorang semakin sedikit yang mengalami plasenta previa. Menurut

Notoatmodjo (2003) salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah tingkat pendidikan, ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya.

Demikian pula semakin tinggi pendidikan akan merangsang seseorang untuk

selalu mempelajari hal-hal baru termasuk juga hal-hal yang menyangkut

kesehatan dirinya.

2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan

Dari hasil penelitian responden usia 20-35 tahun yang paling banyak

mengalami plasenta previa adalah ibu hamil dengan pekerjaan Ibu rumah

tangga sebanyak 3 responden (1,1%) dan paling sedikit ibu hamil dengan

pekerjaan guru dan swasta sebanyak 0 responden (0%). Responden usia >35

tahun yang paling banyak mengalami plasenta previa adalah ibu hamil dengan

pekerjaan Ibu rumah tangga sebanyak 4 responden (1,5%) dan paling sedikit

ibu hamil dengan pekerjaan sebagai guru yaitu sebanyak 0 responden (0%).

Dengan bekerja sebagai swasta lebih banyak kemungkinannya

bersosialisasi dengan orang banyak untuk saling tukar pengetahuan tentang

risiko ibu hamil khususnya faktor risiko plasenta previa. Sebagai guru

umumnya lebih rajin mempelajari ilmu-ilmu baru karena tuntutan dan tidak

menutup kemungkinan guru juga membaca maupun bertukar pengalaman

dengan teman seputar faktor risiko bagi ibu hamil. Hal ini sesuai dengan teori

Piaget (2001) yang menyatakan pengetahuan merupakan skemata yang

terbentuk melalui proses-proses asimilasi dan akomodasi. Menurut Istiarti

(2000) pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam

sumber misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas

kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya.

B. Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Plasenta Previa di RSUD

Sragen tahun 2008

Penelitian analitik dengan pendekatan studi cross sectional ini

digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara usia ibu hamil dengan

kejadian plasenta previa. Penetapan kriteria inklusi dan eksklusi ditujukan untuk

meningkatkan kualitas penelitian. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ibu

dengan usia > 35 tahun lebih banyak mengalami kejadian plasenta previa yaitu

sebanyak 15 orang (68,2 %) dibandingkan dengan usia 20-35 tahun yaitu

sebanyak 7 kasus (31,8 %). Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan plasenta

previa biasanya terjadi pada wanita dengan usia ibu lebih dari 35 tahun (Varney,

2006). Usia lanjut akan meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa

(Cunningham,1995).

Pada tabel 4.3 Tabulasi silang usia ibu hamil dengan kejadian plasenta

previa di RSUD Sragen tahun 2008, menunjukkan bahwa dari sampel yang diteliti

usia ibu hamil > 35 tahun lebih banyak mengalami kejadian plasenta previa

dibandingkan dengan usia ibu hamil 20-35 tahun. Dari 22 kasus plasenta previa

yang terjadi, 15 kasus terjadi pada usia ibu hamil > 35 tahun dan 7 kasus terjadi

pada usia ibu hamil 20-35 tahun, sedangkan dari semua total sampel, jumlah

responden lebih banyak berasal dari ibu hamil pada usia 20-35 tahun yaitu

sebanyak 168 orang dibandingkan pada usia ibu hamil >35 tahun sebanyak 107

orang. Hasil di atas sesuai dengan pendapat Frye A (1999) mengatakan prevalensi

plasenta previa meningkat 3 kali pada umur ibu > 35 tahun.

Hasil pengolahan data dengan uji Uji Chi-square, menunjukkan hasil

bahwa Uji Chi-square hitung lebih besar dari Chi-square tabel, dan p-value

kurang dari α (lampiran 4), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa.

Menurut Manuaba (2008) pada umur di atas 35 tahun karena

endometrium yang kurang subur dapat meningkatkan kejadian plasenta previa.

Hal tersebut didukung juga oleh hasil penelitian dari Wardana (2007) yang

menyatakan peningkatan umur ibu merupakan faktor risiko plasenta previa,

karena sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium

menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata sehingga plasenta

tumbuh lebih lebar dengan luas permukaan yang lebih besar, untuk mendapatkan

aliran darah yang adekuat. Dan menurut Ashari (2008) Plasenta previa diduga

terjadi karena vaskularisasi desidua yang jelek,inflamasi, atau perubahan atropik

di bagian fundus uteri. Dari sini dapat dilihat bahwa pada usia >35 tahun terjadi

sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium di bagian fundus

uteri menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata, sehingga plasenta

tumbuh mencari tempat yg banyak aliran darah, yaitu di segmen bawah rahim

untuk mendapatkan aliran darah yang adekuat yang akhirnya dapat menyebabkan

plasenta previa.

Pada uji odds ratio didapatkan hasil 3,75, nilai odds ratio akan bermakna jika

hasilnya lebih besar dari 1, jadi nilai ini menunjukkan bahwa usia ibu hamil > 35

tahun merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya plasenta previa dan

besar peluang terjadinya plasenta previa pada usia hamil > 35 tahun dalam

penelitian hubungan usia ibu hamil dengan kejadian plasenta previa ini adalah

3,75 kali.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini mempunyai banyak kekurangan antara

lain :

1. Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan teknik studi dokumentasi (

catatan medik pasien ) sehingga tidak menggunakan uji validitas dan

reabilitas.

2. Penelitian ini hanya dilakukan di RSUD Sragen, sehingga hasil penelitian ini

tidak dapat digeneralisasikan.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan

:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian

plasenta previa di RSUD Sragen pada tahun 2008

2. Usia ibu hamil > 35 tahun merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

plasenta previa

3. Besar peluang terjadinya plasenta previa pada usia >35 tahun dalam

penelitian hubungan usia dengan kejadian plasenta previa ini adalah 3,75

kali.

B. SARAN

1. Bagi Masyarakat

Perlunya peningkatan informasi bagi masyarakat mengenai faktor-faktor

risiko seperti ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun dapat meningkatkan

faktor risiko terjadinya plasenta previa serta pentingya ANC secara rutin.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan

bagi ibu hamil, dapat melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan USG

pada usia kehamilan >28 minggu pada ibu hamil dengan faktor risiko

tersebut, memberi upaya preventif terhadap faktor-faktor risiko terjadinya

plasenta previa seperti penyuluhan untuk tidak hamil pada usia >35 tahun.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Bagi peneliti selanjutnya, perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor lain yang

berhubungan dengan perdarahan antepartum, seperti keadaan endometrium,

malnutrisi, dan penyakit yang menyertai kehamilan misal hipertensi, mioma

uteri, tumor, dan lain sebagainya.

4 Bagi Pendidikan Kebidanan

Diharapkan bisa dijadikan wacana untuk menambah wawasan dan

pengetahuan bagi siswa kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Arief T.Q, Mochammad, 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu

Kesehatan. Klaten : CSGF (The Community of Self Help Group

Forum)

Budiarto, Eko, 2002. Biostatistika untuk Kedokteran & Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : EGC

Cunningham, 1995. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

Depkes RI, 1996. Perdarahan antepartum. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga

Kesehatan Depkes RI

Hendrik, 2006. Problema Haid Tinjauan Syariat Islam dan Medis. _ : Tiga Serangkai

Maimunah, Siti, 2005. Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta : EGC

Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC

Manuaba, IBG, 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana

Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Mochtar, R, 1998. Sinopsis Obstetri Edisi II. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Rachman,2000. Penatalaksanaan dalam Ilmu Kebidanan & Bayi Baru Lahir. Jakarta:

FKUI

Riwidikdo, Siti, 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

Saefudin, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta : YBPSP

Sastrawinata, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Sastroasmoro, 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung

Seto.

Simkin, Penny dkk, 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan & Bayi. Jakarta

: Arcan

Suyono dkk.2007. Hubungan Antara Umur Ibu Hamil dengan Frekuensi Solusio

Plasenta di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Didapat dari:

http://www.kalbe.co.id

files/cdk/files/158_06Hubunganumuribuhamilrsmoewardi.pdf/158_06Hubung

anumuribuhamilrsmoewardi.html. Tanggal 16 Mei 2009 pukul 15:10:03 WIB

Taber, Ben-zion, 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta

: EGC

Varney, H, 2004. Ilmu Kebidanan Varney’s Midwifery Third Edition. Bandung :

Sekelola Publisher

Varney,2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Wardana,2007. Faktor Resiko Plasenta Previa. Di dapat

dari:http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/158_05Faktorrisikoplasentaprevia.p

df/158_05Faktorrisikoplasentaprevia.html. Tanggal 16 Mei 2009 pukul

15:30:10 WIB

Wiknjosastro, H, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YPBSP

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

SURAT PENGANTAR PENGAMBILAN DATA DAN

PENELITIAN

LAMPIRAN 2

SURAT PENGANTAR BUKTI TELAH MELAKUKAN

PENELITIAN

LAMPIRAN 3

CHECK LIST TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN 4

CROSSTABS

UJI CHI SQUARE

ODDS RATIO

T TEST

LAMPIRAN 5

JADWAL PENELITIAN

PENGHITUNGAN ODD RATIO

Dalam penelitian ini, Odd Ratio adalah perbandingan antara peluang terjadinya plasenta previa dengan peluangan tidak terjadinya plasenta previa. Odd Ratio ini menunjukkan besaran peran faktor risiko terjadinya efek. Dalam penelitian ini yang menjadi faktor risiko adalah USIA IBU HAMIL dan efek adalah PLASENTA PREVIA. Dengan demikian dalam penelitian ini Odd Ratio menunjukkan adanya peran USIA IBU HAMIL terhadap terjadinya PLASENTA PREVIA. Adapun perhitungan Odd Ratio menggunakan formula sebagai berikut :

PERDARAHAN ANTEPARTUM

TIDAK YA

Total A+B

15-35 A B A+B USIA >35 C D C+D

A+C B+D A+B+C+D

Odd Ratio (OR) =

DCD

DCC

BAB

BAA

++

úû

ùêë

é++

:

)(:

)(

= úûù

êëé

DC

BA

:

= úûù

êëé

BCAD

Nilai : Odd Ratio sama dengan satu (OR=1), menunjukkan bahwa faktor usia bukan merupakan risiko untuk terjadinya plasenta previa.

Odd Ratio lebih besar dari satu (OR>1), menunjukkan bahwa usia merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya risiko plasenta previa . Odd Ratio kurang dari satu (OR<1), menunjukkan bahwa usia bukan merupakan risiko,melainkan bersifat protektif terhadap plasenta previa. Penghitungan Odd Ratio dilakukan sebagai berikut :

PLASENTA PREVIA

TIDAK YA

Total A+B

15-35 161 7 168 USIA >35 92 15 107

Total 253 22 275

Odd Ratio (OR) = úûù

êëé

92715161

xx

= 3,75 Penghitungan nilai Odd Ratio yang diperoleh lebih besar dari satu (OR>1). Ini menunjukkan bahwa usia ibu hamil merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya plasenta previa.

Lampiran

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PRODI DIV KEBIDANAN TRANSFER UNS

TAHUN AJARAN 2009

Nama : DIAN ROSIANA ARYANTI NIM : R1108007 Judul : HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PLASENTA

PREVIA

No Tanggal Materi Konsultasi

Masukan/Saran Paraf Pembimbing

Lampiran

JADWAL PENYUSUNAN PROPOSAL KTI

Januari Februari Maret April KETERANGAN

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Pendaftaran

Validasi judul

Penyusunan proposal dan

konsultasi

Seminar ( Validasi proposal )

Lampiran

JADWAL PENYUSUNAN PENELITIAN KTI

Januari Februari Maret NO KETERANGAN

1 2 3 4 1 2 1 1 2 3 4 1 1 1. Pendaftaran 2. Validasi Judul 3. Penyusunan proposal KTI dan konsultasi 4. Seminar (validasi proposal) 5. Perbaikan 6. Pelaksanaan penelitian 7. Penyusunan laporan penelitian & konsultasi 8. Ujian KTI 9. Perbaikan

Lampiran

USIA IBU HAMIL

KEJADIAN PLASENTA PREVIA

NO PEKERJAAN PENDIDIKAN 20-35

TAHUN >35

TAHUN

TERJADI PLASENTA

PREVIA

TIDAK TERJADI

PLASENTA PREVIA

1. PEDAGANG SARJANA √ √

2. BURUH SD √ √ 3. SWASTA SMA √ √ 4. PEDAGANG SARJANA √ √ 5. PEDAGANG SARJANA √ √ 6. BURUH SD √ √ 7. PEDAGANG SMA √ √ 8. SWASTA SMA √ √ 9. PEDAGANG SMA √ √

10. BURUH SMA √ √ 11. PEDAGANG SMA √ √ 12. BURUH SMA √ √ 13. BURUH SMA √ √ 14. PETANI SMA √ √ 15. PETANI SMA √ √ 16. PEDAGANG SMA √ √ 17. PETANI SMA √ √ 18. IRT SMA √ √ 19. SWASTA SMA √ √ 20. BURUH SMA √ √ 21. IRT SARJANA √ √ 22. PEDAGANG DIPLOMA √ √ 23. PEDAGANG DIPLOMA √ √ 24. BURUH SMP √ √ 25. IRT SMP √ √ 26. IRT SMP √ √ 27. IRT DIPLOMA √ √ 28. PEDAGANG DIPLOMA √ √ 29. IRT SMP √ √

Lampiran

USIA IBU HAMIL

KEJADIAN PLASENTA PREVIA

NO PEKERJAAN PENDIDIKAN 20-35

TAHUN >35

TAHUN

TERJADI PLASENTA

PREVIA

TIDAK TERJADI

PLASENTA

PREVIA 30. IRT SMA √ √ 31. PEDAGANG DIPLOMA √ √ 32. SWASTA DIPLOMA √ √ 33. SWASTA SMA √ √ 34. PEDAGANG DIPLOMA √ √ 35. IRT SMA √ √ 36. PEDAGANG SARJANA √ √ 37. PEDAGANG DIPLOMA √ √ 38. SWASTA DIPLOMA √ √ 39. IRT SMP √ √ 40. IRT SMP √ √ 41. IRT SMP √ √ 42. BURUH SMP √ √ 43. IRT SMP √ √ 44. IRT SMP √ √ 45. SWASTA SMP √ √ 46. SWASTA SMP √ √ 47. SWASTA DIPLOMA √ √ 48. SWASTA DIPLOMA √ √ 49. SWASTA DIPLOMA √ √ 50. GURU DIPLOMA √ √ 51. SWASTA DIPLOMA √ √ 52. SWASTA DIPLOMA √ √ 53. SWASTA DIPLOMA √ √ 54. PEDAGANG SMA √ √ 55. SWASTA SMA √ √ 56. SWASTA SARJANA √ √ 57. SWASTA SMA √ √ 58. IRT SMA √ √ 59. IRT SMA √ √

Lampiran

USIA IBU HAMIL

KEJADIAN PLASENTA PREVIA

NO PEKERJAAN PENDIDIKAN 20-35

TAHUN >35

TAHUN

TERJADI PLASENTA

PREVIA

TIDAK TERJADI

PLASENTA PREVIA

60. PEDAGANG SMA √ √ 61. WIRASWASTA SARJANA √ √ 62. IRT SMA √ √ 63. IRT SMA √ √ 64. SWASTA SARJANA √ √ 65. PETANI SMA √ √ 66. BURUH SD √ √ 67. BURUH SMA √ √ 68. SWASTA SMA √ √ 69. SWASTA SMA √ √ 70. SWASTA SMA √ √ 71. SWASTA DIPLOMA √ √ 72. SWASTA SMA √ √ 73. PETANI SMA √ √ 74. PETANI SMA √ √ 75. SWASTA SMA √ √ 76. IRT SMA √ √ 77. IRT SMA √ √ 78. IRT SMA √ √ 79. IRT SMA √ √ 80. SWASTA SMA √ √ 81. BURUH SD √ √ 82. SWASTA SMA √ √ 83. SWASTA SARJANA √ √ 84. IRT DIPLOMA √ √ 85. GURU SARJANA √ √ 86. GURU SARJANA √ √ 87. GURU SARJANA √ √ 88. GURU SARJANA √ √ 89. SWASTA SMA √ √

Lampiran

USIA IBU HAMIL

KEJADIAN PLASENTA PREVIA

NO PEKERJAAN PENDIDIKAN 20-35

TAHUN >35

TAHUN

TERJADI PLASENTA

PREVIA

TIDAK TERJADI

PLASENTA

PREVIA 90. GURU SARJANA √ √ 91. GURU DIPLOMA √ √ 92. GURU SARJANA √ √ 93. BURUH SD √ √ 94. GURU SARJANA √ √ 95. IRT SARJANA √ √ 96. GURU SARJANA √ √ 97. IRT DIPLOMA √ √ 98. IRT SMA √ √ 99. IRT SMA √ √ 100. IRT SMP √ √ 101. GURU SARJANA √ √ 102. IRT SMA √ √ 103. IRT SMA √ √ 104. GURU SARJANA √ √ 105. IRT SMA √ √ 106. IRT SMA √ √ 107. IRT SMA √ √ 108. SWASTA SARJANA √ √ 109. IRT SD √ √ 110. SWASTA SMA √ √ 111. IRT SMA √ √ 112. IRT DIPLOMA √ √ 113. IRT SMA √ √ 114. IRT SMA √ √ 115. IRT SMA √ √ 116. SWASTA SMA √ √ 117. SWASTA SMA √ √ 118. IRT DIPLOMA √ √ 119. IRT SARJANA √ √

Lampiran

USIA IBU HAMIL

KEJADIAN PLASENTA PREVIA

NO PEKERJAAN PENDIDIKAN 20-35

TAHUN >35

TAHUN

TERJADI PLASENTA

PREVIA

TIDAK TERJADI

PLASENTA

PREVIA 120. PEDAGANG SARJANA √ √ 121. IRT SMA √ √ 122. BURUH SD √ √ 123. BURUH SD √ √ 124. SWASTA SMA √ √ 125. SWASTA SMP √ √ 126. SWASTA SMP √ √ 127. IRT DIPLOMA √ √ 128. IRT SMA √ √ 129. IRT SD √ √ 130. IRT SD √ √ 131. IRT SD √ √ 132. PEDAGANG SARJANA √ √ 133. IRT SARJANA √ √ 134. IRT SARJANA √ √ 135. IRT SARJANA √ √ 136. IRT DIPLOMA √ √ 137. PETANI SMP √ √ 138. IRT SMP √ √ 139. IRT SMP √ √ 140. PETANI SMP √ √ 141. PETANI SMP √ √ 142. IRT DIPLOMA √ √ 143. IRT SMA √ √ 144. IRT SARJANA √ √ 145. WIRASWASTA SMA √ √ 146. WIRASWASTA SMA √ √ 147. WIRASWASTA SARJANA √ √ 148. IRT SMA √ √ 149. IRT SMA √ √

Lampiran

USIA IBU HAMIL

KEJADIAN PLASENTA PREVIA

NO PEKERJAAN PENDIDIKAN 20-35

TAHUN >35

TAHUN

TERJADI PLASENTA

PREVIA

TIDAK TERJADI

PLASENTA PREVIA

150. WIRASWASTA DIPLOMA √ √ 151. PEDAGANG SMP √ √ 152. IRT SD √ √ 153. IRT SD √ √ 154. IRT SMP √ √ 155. WIRASWASTA SMA √ √ 156. WIRASWASTA SMA √ √ 157. PEDAGANG SMP √ √ 158. WIRASWASTA SMA √ √ 159. IRT SMA √ √ 160. IRT SMA √ √ 161. IRT SMA √ √ 162. IRT SD √ √ 163. BURUH SD √ √ 164. WIRASWASTA SMA √ √ 165. IRT SMA √ √ 166. IRT SMA √ √ 167. BURUH DIPLOMA √ √ 168. PEDAGANG SMA √ √ 169. PEDAGANG SMA √ √ 170. PEDAGANG SMA √ √ 171. PEDAGANG DIPLOMA √ √ 172. PETANI SMA √ √ 173. PETANI SMA √ √ 174. PETANI SMA √ √ 175. PETANI SMA √ √ 176. WIRASWASTA SMP √ √ 177. PETANI SMP √ √ 178. IRT SMP √ √ 179. IRT SMP √ √

Lampiran

USIA IBU HAMIL

KEJADIAN PLASENTA PREVIA

NO PEKERJAAN PENDIDIKAN 20-35

TAHUN >35

TAHUN

TERJADI PLASENTA

PREVIA

TIDAK TERJADI

PLASENTA PREVIA

180. BURUH SD √ √ 181. BURUH SD √ √ 182. BURUH SD √ √ 183. IRT SMA √ √ 184. IRT SMA √ √ 185. IRT SMA √ √ 186. PEDAGANG SARJANA √ √ 187. PEDAGANG SARJANA √ √ 188. PEDAGANG SARJANA √ √ 189. PEDAGANG SARJANA √ √ 190. IRT SD √ √ 191. IRT SMA √ √ 192. WIRASWASTA SARJANA √ √ 193. BURUH SARJANA √ √ 194. PETANI SARJANA √ √ 195. SWASTA SARJANA √ √ 196. SWASTA SARJANA √ √ 197. SWASTA SARJANA √ √ 198. SWASTA SARJANA √ √ 199. SWASTA SARJANA √ √ 200. BURUH DIPLOMA √ √ 201. WIRASWASTA DIPLOMA √ √ 202. WIRASWASTA SMP √ √ 203. IRT SMP √ √ 204. PETANI SMP √ √ 205. PETANI SMP √ √ 206. PETANI SMP √ √ 207. WIRASWASTA SARJANA √ √ 208. WIRASWASTA SMA √ √ 209. WIRASWASTA SARJANA √ √

Lampiran

USIA IBU HAMIL

KEJADIAN PLASENTA PREVIA

NO PEKERJAAN PENDIDIKAN 20-35

TAHUN >35

TAHUN

TERJADI PLASENTA

PREVIA

TIDAK TERJADI

PLASENTA PREVIA

210. IRT SARJANA √ √ 211. PEDAGANG SD √ √ 212. PEDAGANG SD √ √ 213. PEDAGANG SMA √ √ 214. BURUH SD √ √ 215. WIRASWASTA SMA √ √ 216. PETANI SMA √ √ 217. WIRASWASTA SARJANA √ √ 218. PETANI SMA √ √ 219. PEDAGANG SMA √ √ 220. PEDAGANG SMA √ √ 221. PEDAGANG SMA √ √ 222. PETANI SMA √ √ 223. PEDAGANG SMA √ √ 224. PEDAGANG SMA √ √ 225. PETANI SD √ √ 226 PEDAGANG SMA √ √ 227. PEDAGANG SMA √ √ 228. WIRASWASTA SARJANA √ √ 229. PETANI SD √ √ 230. WIRASWASTA SARJANA √ √ 231. PETANI SD √ √ 232. WIRASWASTA SARJANA √ √ 233. PETANI SD √ √ 234. WIRASWASTA SARJANA √ √ 235. BURUH SMA √ √ 236. PETANI SD √ √ 237. WIRASWASTA SMA √ √ 238. BURUH SD √ √ 239. BURUH SD √ √

USIA IBU HAMIL

KEJADIAN PLASENTA PREVIA

NO PEKERJAAN PENDIDIKAN 20-35

TAHUN >35

TAHUN

TERJADI PLASENTA

PREVIA

TIDAK TERJADI

PLASENTA PREVIA

Lampiran

240. WIRASWASTA DIPLOMA √ √ 241. WIRASWASTA SMA √ √ 242. WIRASWASTA DIPLOMA √ √ 243. WIRASWASTA DIPLOMA √ √ 244. WIRASWASTA SARJANA √ √ 245. PETANI SMP √ √ 246. PETANI SMP √ √ 247. WIRASWASTA SARJANA √ √ 248. PETANI SD √ √ 249. PETANI SMP √ √ 250. PETANI SMA √ √ 251. WIRASWASTA SARJANA √ √ 252. WIRASWASTA SARJANA √ √ 253. WIRASWASTA SARJANA √ √ 254. WIRASWASTA SARJANA √ √ 255. PETANI SD √ √ 256. PEDAGANG SARJANA √ √ 257. PETANI SMA √ √ 258. PETANI SMA √ √ 259. PETANI SMA √ √ 260. PETANI SMA √ √ 261. PEDAGANG DIPLOMA √ √ 262. PETANI SD √ √ 263. WIRASWASTA SARJANA √ √ 264. WIRASWASTA DIPLOMA √ √ 265. PETANI SD √ √ 266. WIRASWASTA SMA √ √ 267. PETANI SMP √ √ 268. PETANI SMA √ √ 269. WIRASWASTA DIPLOMA √ √

Lampiran

USIA IBU HAMIL

KEJADIAN PLASENTA PREVIA

NO PEKERJAAN PENDIDIKAN 20-35

TAHUN >35

TAHUN

TERJADI PLASENTA

PREVIA

TIDAK TERJADI

PLASENTA

PREVIA 270. PETANI SD √ √ 271. WIRASWASTA SARJANA √ √ 272. WIRASWASTA SMP √ √ 273. WIRASWASTA SARJANA √ √ 274. PETANI SD √ √ 275. PETANI SD √ √