proposal

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian bayi dan balita di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian bayi (AKB) di Indonesia yaitu 35 bayi per 1000 kelahiran, sedangkan angka kematian balita (AKABA), yaitu 46 dari 1000 balita meninggal setiap tahunnya (Candra Syafei, 2008). Menurut Menteri vsKesehatan Siti Fadilah Supari, diperkirakan 1,7 juta kematian anak di Indonesia atau 5% balita di Indonesia adalah akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Departemen Kesehatan RI, 2012). Anak merupakan sumber daya manusia suatu bangsa. Anak harus hidup sejahtera agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal untuk melaksanakan tugas- tugas pembangunan di masa yang akan datang. Sebaliknya penurunan kualitas hidup anak akan memiliki efek jangka

Upload: hipmmastunpatti

Post on 16-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangAngka kematian bayi dan balita di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian bayi (AKB) di Indonesia yaitu 35 bayi per 1000 kelahiran, sedangkan angka kematian balita (AKABA), yaitu 46 dari 1000 balita meninggal setiap tahunnya (Candra Syafei, 2008). Menurut Menteri vsKesehatan Siti Fadilah Supari, diperkirakan 1,7 juta kematian anak di Indonesia atau 5% balita di Indonesia adalah akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Departemen Kesehatan RI, 2012).Anak merupakan sumber daya manusia suatu bangsa. Anak harus hidup sejahtera agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal untuk melaksanakan tugas-tugas pembangunan di masa yang akan datang. Sebaliknya penurunan kualitas hidup anak akan memiliki efek jangka panjang terhadap kehidupan pribadinya sebagai individu maupun sebagai bagian dari kehidupan sosialnya. Anak yang status kesehatannya sering terganggu kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang lemah dan tidak siap untuk mengemban tugas sebagai agen penerus bangsa (Bidulp, dalam Damayanti 2011).

Imunisasi atau disebut juga sebagai vaksinasi merupakan aplikasi prinsip-prinsip imunologi yang paling berhasil terhadap kesehatan manusia terutama anak.Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 611/Menkes/SK/XI/2005 tentang pedoman penyelenggaraan Imunisasi). Imunisasi memiliki dasar yang identik dengan proses inveksi yakni masuknya mikroba yang menjadi penyebab penyakit tertentu,yang telah dilemahkan,dimatikan,diambil sebagian atau tiruan dari kuman penyebab penyakit yang secara sengaja dimasukan kedalam tubuh seseoarang atau kelompok orang (Achmadi,2008).Kementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGS), khususnya untuk menurunkan angka PD3I. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian cakupan desa/ kelurahan, yaitu minimal 80% di telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Kementerian Kesehatan mentargetkan pada tahun 2014 seluruh desa/ kelurahan mencapai 100% UCI (Universal Child Immunization) atau 90% dari seluruh bayi di desa/kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG,Hepatitis B, DPT, Polio dan campak (Kemenkes RI, 2010). Pada tahun 2010,diperkirakan lebih dari 109 juta balita di dunia telah di vaksinasi dibandingkan tahun 2009, akan tetapi diperkirakan 19,3 juta balita di seluruh dunia masih tidak terjangkau oleh layanan imunisasi rutin (WHO, 2012). Cakupan Lima Imunisasi dasar Lengkap (LIL) di Indonesia meliputi imunisasi BCG, DPT+HB, Polio, Campak dan HB. Tahun 2009 Pencapaian UCI masih terbilang rendah karena baru mencapai 69,6%.Program imunisasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1956 dengan melaksanakan vaksinasi cacar di pulau Jawa, hingga Indonesia dinyatakan bebas cacar oleh WHO pada tahun 1974. Dengan keberhasilan tersebut maka sejak itu dilakukan pula vaksinasi Toxoid Tetanus untuk ibu hamil tahun 1974. Vaksinasi DPT dimulai tahun 1976,vaksinasi BCG di tahun 1978. Pengembangan program imunisasi (PPI) secara resmi dimulai tahun1977. Vaksinasi polio dan campak mulai dikembangkan pada tahun 1980, hingga pada tahun 1982 program imunisasi telah mencangkup enam jenis antigen yaitu : BCG, DPT, Polio, dan Campak. Pada tahun 1995-1997 diadakan pekan imunisasi Nasional (PIN),diharapkan setiap balita termasuk bayi baru lahir di seluruh Indonesia mendapatkan imunisasi. Pada tahun 1995 PIN hanya memberikan vaksin polio, akan tetapi pada tahun 1996 dan 1997 juga diberikan imunisasi polio dan campak pada balita dan imunisasi TT pada ibu hamil dan ibu balita. Dengan tujuan agar mengurangi angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PB3I) dan tujuan khusus adalah tercapainya Universal Child Immunization (UCI) di tiap kecamatan, tercapainya eliminasi Tetanus Neonatorum (insiden di bawah 1 per 10.000 kelahiran hidup) di seluruh Indonesia dan reduksi campak pada tahun 2000.(Nadhrin, 1995). Berdasarkan profil kesehatan provinsi Sulawesi Selatan tahun 2006 cakupan imunisasi telah mencapai UCI selama 5 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2002 sebesar 88,90%, pada tahun 2003 sebesar 91,70%, pada tahun 2004 sebesar 92,51%, pada tahun 2005 sebesar 96,76% dan pada tahun 2006 sebesar 88,30%. (DinKes, 2007) Imunisasi diperkirakan dapat mencegah 2,5 juta kasus kematian anak per tahun di seluruh dunia,angka kematian anak tersebut dapat dicegah dengan imunisasi (WHO, UNICEF, & World Bank, 2009). Di Indonesia, imunisasi merupakan kebijakan nasional melalui program imunisasi. Imunisasi masih sangat diperlukan untuk melakukan pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), seperti Tuberkulosis (TB), dipteri, pertusis (penyakit pernapasan), campak, tetanus, polio dan hepatitis B. Program imunisasi sangat penting agar tercapai kekebalan masyarakat (population immunity).Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Saat ini Indonesia masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014 (Pusat Komunikasi Publik, 2011).Hasil cakupan imunisasi nasional tahun 2007 BCG (86,9%), DPT 3 (67,7%), Polio 3 (71,0%), HB 3 (62,8), Campak (81,6%). Hasil cakupan tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil survei cakupan imunisasi nasional yang dilakukan Pusat Riset Epidemiologi dan Surveilens Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia yaitu BCG, DPT I dan Campak >80% sedangkan DPT 3 dan HB 3 100) maka Perhitungan jumlah sampel dari populasi tersebut digunakan rumusPenetapan responden dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Rakhmat (1998:82) sebagai berikut:

n Keterangan :n = Jumlah sampel yang dicariN = Jumlah populasid = Jumlah Presisi 10 % (0,10)

perhitungan :Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 0-1 tahun di posyandu negeri laha kecematan teluk baguala ambon yaitu sebanyak 102 orang dengan tingkat presisi ditetapkan sebesar 10% , maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah:n n n respondenjadi banyaknya sampel minimum pada penelitian ini adalah sebanyak 50 responden,yang memenuhi kriteria penelitian.kriteria penelitian terdiri atas : a. Kriteria Inklusi1) Keluarga / responden yang Tidak mempunyai cacat fisik2) Bersedia menjadi subjek penelitianb. Kriteria Ekslusi1) Keluarga penderita TB yang sedang berada di luar wilayah saat di lakukan penelitian.2) Keluarga Penderita TB yang menolak atau tidak mau berpartisipasi dalam penelitian.

4.4.2Teknik SamplingPengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri sifat tertentu yang berkaitan dengan karakterisik populasi (Arief, 2004).

4.5Instrumen Penelitian4.4.1Instrumen Peneitian Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan buku imunisasi, dan lembar check list yang berisi pernyataan-pernyataan tentang motivasi orang tua dalam pemberian imunisasi dasar. Alternatif jawaban yang dipilih oleh responden yaitu ada dan tidak ada.Kuesioner ini terdiri dari item favorable (positif) dimana pernyataaan benar dan unfavorable (negatif) dimana pernyataan salah dengan menyediakan pilihanjawaban. Bobot nilai untuk item favorable (positif) jawaban benar 0, sedangkan salah 1 (Hidayat, 2010).

4.6Pengumpulan dan Pengolaaan Data4.6.1 Pengumpulan DataDari hasil data dengan menggunakan rekam medik secara deskripif melalui tabel distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase dan narasi.

4.6.2Pengolahan DataPengolahan data digunakan dan menurut Hidayat (2009:107). Pengolahan data tersebut terdapat 4 langkah yang harus dilakukan, diantaranya:a. EditingEditing yaitu pemeriksaan data, apakah telah sesuai atau tidak dengan yang diharapkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam editing yaitu:1) Memeriksa kelengkapan data yaitu memeriksa semua kelengkapan jawaban semua pertanyaan yang diajukan.2) Memeriksa keseimbangan data yaitu memeriksa data yang satu dengan yanglain.3) Memeriksa semua pertanyaan yang digunakan.b. CodingConding yaitu memberikan kode-kode tertentu untuk setiap data yang ada.c. ScoringTahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap responden atau hasil observasi dapat diberikan skor. Tidak ada pedoman yang baku untuk scoring namun scoring harus diberikan.

d. Entry DataEntry Data yang telah diperiksa dan diberi kode kemudian dimasukan kedalam proggram komputerisasi.e. Cleaning Cleaning Dilakukan untuk memastikan keseluruhan data yang telah dimasukan tidak terdapat kesalahan dalam memasukan data sehingga data siap dianalisis.

4.7Analisa Data

4.8Etika PenelitianDalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi dari pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada instansi tempat penelitian. Setelah itu memperoleh izin dari instansi terkait, penelitian dilakukan dengan menekankan masalah etika, meliputi :1. Inform ConsentLembar persetujuan diberikan pada setiap calon responden yang diteliti yang memenuhi kriteria inklusi. Bila calon responden menolak, maka peneliti tidak dapat memaksakan dan tetap menghormati hak-hak yang bersangkutan.2. Anonymity (Tanpa Nama)Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak dapat mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberi kode.3. ConfidientialityKerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil peneliti.