proposal fathur taufiq
TRANSCRIPT
A. JUDUL PENELITIAN
Upaya Kepala Perpustakaan Umum Dalam Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat Di Kabupaten Lumajang
B. LATAR BELAKANG
Perpustakaan adalah sebuah gedung tempat menyimpan buku, yang
dipenuhi dengan rak-rak yang berisi buku. Gambaran semacam itu tidak dapat
dikatakn salah, karena dalam bahasa Indonesia kata “pustaka” memang berarti
“buku” . Akan tetapi kalau dikaji lebih mendalam gambaran itu masih jauh
dari pemahaman yang tepat mengenai perpustakaan. Perpustakaan tidak
hapnya berkaitan dengan gedung dan buku saja, tetapi juga dengan sistem
penyimpanan, pemeliharaan, dan pengguna. Sesungguhnya, perpustakaan
adalah suatu kesatuan unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu
bagian pengembangan koleksi, bagian pengolahan koleksi, bagian pelayanan
pengguna, dan bagian pemeliharaan sarana-prasarana, berbagi unsur terlibat
dalam pengolaan perpustakaan, antara lain sumber daya manusia, pengguna,
sarana-prasarana, berbagai fasilitas pendukung, dan yang terpenting adalah
koleksi yang disusun berdasarkan sistem tertentu. Pada awal mulanya koleksi
perpustakaan hanya terbatas berupa buku tercetak saja. Seiring dengan
kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi, jenis koleksi
perpustakaan juga berkembang ke bentuk-bentuk media noncetak, seperti
mikroflm, mikrofis, audio tape, piringan hitam, pita magnetic, video tape, slid,
kaset, CD, DVD, dan sebagainya. Masuknya komputer ke perpustakaan telah
mengubah secara drastis wajah perpustakaan, dari perpustakaan yang
memberikan pelayanan secara manual menjadi perpustakaan yang terotomasi,
dari perpustakaan yang dibatasi oleh dinding dan ruangan menjadi
perpustakaan tampa batas yang di lengkapi dengan saran-saran elektronik
untuk mengakses informasi dalam berbagai format dan dari berbagai sumber
di seluruh dunia.1
Desain kota pendidikan yang beraroma surga mengharuskan adanya
beberapa perpustakaan yang lengkap dan berada disekitar warga atau
1 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, 1-2
penduduk setempat. Untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan yang
merupakan jantung pendidikan biasa didirikan perpustakaan bersama,
khususnya untuk pendidikan luar sekolah, seperti pesantren, madrasah
diniyah, dan majlis ta'lim. Pendirian perpustakaan ini biasa dilakukan dengan
beberapa cara, di antaranya:
1. Beberapa desa yang berdekatan membuat perpustakaan bersama dengan
koleksi buku, CD, Filem, dan semacamnya, terutama yang terkait
dengan kebutuhan warga desa.
2. Beberapa pesantren atau majlis ta'lim yang berdekatan ditingkat
kecamatan atau dibeberapa desa mendirikan perpustakaan bersama juga
dengan menyediakan referensi terkait, terutama kitab-kitab langka agar
biasa diakses secara bersama-sama.
3. PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, madrasah, pesantren, dan lainya juga
dapat menyelenggarakan perpustakaan secara bersama.2
Dengan pengertian diatas dapat kita definisikan perpustakaan itu dapat
kita bangun sendiri dengan bersama-sama masyarakat desa yang berdekatan.
Bagi setiap masyarakat atau pelajar yang mengunjungi perpustakaan
berarti ingin membaca dan ingin mendapatkan informasi, sumber ilmu
pengetahuan, penelitian rekreasi pelestarian khasanah budaya bangsa, serta
memberikan berbagai layanan jasa lainya. Hal tersebut telah ada sejak dulu
dan terus berproses secara alamiyah menunjuk kepada suatu kondisi dan
tingkat perbaikan yang signifikan meskipun belum memuaskan semua pihak.
Perpustakaan pada prinsipnya mempunyai 3 kegiatan pokok, yaitu pertama,
mengumpulkan(to collect) semua informasi dan masyarakat yang di layaninya.
Kedua, melestarikan, (to preserve) memelihara, dan merawat seluruh koleksi
perpustakaan, agar tetap dalam keadaan baik, utuh, layak pakai, dan tidak
lekas rusak, baik karena pemakaian maupun karena usianya, Ketiga,
diberdayakan (to make available) seluruh koleksi yang di himpun di
perpustakaan untuk dipergunakan pemakaianya.3
2 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: LKiS, 2009, 231-2323 Sutarno NS, Perpustakaan Dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 1
2
Hal ini sebagaimana anjuran Al-Qur’an untuk belajar membaca dan
mencari informasi, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 :
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.4
Dengan membaca, orang diharapkan memperoleh sesuatu yang baru
sebagai bahan informasi. Dapat dikatakan bahwa orang masuk perpustakaan
adalah belajar dan membaca. Dengan membaca wawasan manusia akan
bertambah. bagi peserta didik dan masyarakat kegiatan membaca akan dapat
meningkatkan belajarnya dan pengetahuan . Oleh karena itu, sudah menjadi
kewajiban bagi siswa menggunakan fasilitas belajar di sekolah maupun
perpustakaan umum dengan baik.
Dengan demikian jelaslah bahwa perpustakaan mempunyai peranan
dan fungsi yang cukup tinggi dalam usaha meningkatkan minat belajar
maupun dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun perlu disadari
pula bahwa upaya tersebut akan dapat terwujud dengan baik jika fasilitas
perpustakaan sesuai dengan kemajuan IPTEK dan kebutuhan saat ini. Artinya
peranan dan fungsi perpustakaan akan dapat memenuhi sasaran yang
diinginkan apabila diimbangi dengan fasilitas dan pelayanan yang memadai
untuk meningkatkan aktivitas belajar bagi masyarakat dan pelajar.
Salah satu perpustakaan yang banyak memberikan kontribusi penting
untuk kemajuan Kabupaten Lumajang, terutama dalam hal
4 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005, 598
3
menumbuhkembangkan minat baca masyarakat kabupaten Lumajang,
berdasarkan realita diatas perpustakaan bukan dengan alasan menghadapi
ujian atau mendapat tugas akan tetapi dengan pelayanan perpustakaan yang
optimal membaca menjadi budaya yang subur.
Berpangkal dari uraian di atas, maka dalam hal ini penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul Upaya Kepala Perpustakaan
Umum Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Di Kabupaten
Lumajang.
Menurut data awal yang peneliti peroleh bahwa perpustakaan
Kabupaten Lumajang telah berdiri sejak tahun 1960an dan dikelola oleh dinas
pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Lumajang yang terletak di Jl. Kapten
Suwandak. Beberapa bulan kemudian perpustakaan Kabupaten Lumajang
pindah kehalaman belakang pemerintahan Daerah Kabupaten Lumajang,
selang satu tahun kemudian (tahun 1974-1975) karena perpustakaan kurang
mendapatkan dukungan dari Pemerintahan Daerah dan minat baca masyarakat
Lumajang hampir bisa dikatakan tidak ada maka secara perlahan-lahan
kegiatan perpustakaan hilang bagaikan ditelan bumi.
Pada 1 Juni 1979 Pemerintahan Daerah Lumajang berinisiatif untuk
menghidupkan kembali perpustakaan dan dibentuklah perpustakaan umum
yang pengelolaanya diserahkan kepada PKK dan dibantu oleh seorang staf
Pemerintahan daerah yang bernama Husein Yunan Noor yang akhirnya
membawa nama Husein Yunan Noor menjadi pustakawan teladan tingkat
Propinsi Jawa Timur pada tahun 1988. kiprah perpustakaan umum Kabupaten
Lumajang selalu diperhitungkan oleh pemerintah baik ditingkat propinsi
maupun nasional, sehingga dengan kiprahnya ini pada tanggal 23 Mei 1986
perpustakaan umum PKK mendapatkan hibah 1 paket bis keliling.
Berdasarkan Perda No: 27 tahun 1995 terbentuklah perpustakaan umu daerah
Kabupaten Lumajang ysng bertempat di Jl. W.R. Supratman.
Kantor kearsipan Daerah Kabupaten Lumajang dibentuk tahun 1996
berdasarkan Perda No. 12 tahun 1996 dan pada tahun 2001 perpustakaan
umum daerah Kabupaten Lumajang bergabung dengan kantor arsip Kabupaten
4
Lumajang sehingga menjadi kantor perpustakaan dan arsip Kabupaten
Lumajang yang terletak di Jl. Hayam Wuruk No. 1 Lumajang dan pelayanan
perpustakaan kepada masyarakat berlokasi di Kawasan W.R. Supratman
hingga tahun 2005. Pada pertengahan tahun 2005 pelayan perpustakaan
dipindahkan ke Kawasan Wonorejo Terpadu hingga tahun 2007. Pada bulan
desember tahun 2007 pelayanan perpustakaan berpindah ke Jl. Alun-alun barat
No.1 sampai sekarang.
Sedangkan data awal tentang upaya perpustakaan dalam meningkatkan
minat baca masyarakat yaitu dengan dengan memberikan pelayanan yang
sifatnya terbuka yaitu suatu layanan yang membolehkan pemakai jasa
perpustakaan memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang
dibutuhkannya dari tempat penyimpanan koleksi atau rak buku. Dan layanan
yang digunakan perpustakaan umum Kabupaten Lumajang ialah layanan
membaca diperpustakaan, layanan referensi, layanan sirkulasi, layanan
ekstensi, layanan system paket, layanan mobil pintar, dengan meningkatkan
layanan-layanan diatas bisa meningkatkan minat baca masyarakat.5 Dan
menundang anak TK, PAUD, untuk kunjungan ke perpustakaan setiap hari
jumad dan sabtu.
Hal ini sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Bapak
Sumaryono selaku kasi pengelolaan pelayanan perpustakaan.
Cara kami dalam meningkatkan minat baca masyarakat dengan memberikan layanan-layanan yang sifatnya terbuka yaitu suatu layanan yang membolehkan pemakai jasa perpustakaan memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dibutuhkan dan mengundang anak-anak TK, PAUD, setiap hari jumad dan sabtu itulah salah satu untuk meningkatkan minat baca masyarakat.6
Adapun catatan jumlah buku dari tahun ketahun semakin bertambah
mulai tahun 2009 jumlah buku 19615 eksemplar, pada tahun 2010 mendapat
tambahan 1007 eksemplar jumlah buku semuanya 20622 eksemplar, dengan
5 http://www.Lumajang.go.id/perpustakaan.php (April 2011), 16 Sumaryono, Wawancara, Perpustakaan Umum Lumajang, 07 April 2011
5
jumlah anggota 8266 orang, jumlah pengunjung pada tahun 2010 37553
orang, buku yang dipinjam 47220, peminjam 23610 orang.
C. FOKUS PENELITIAN
Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah
fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua rumusan masalah yang
akan di cari jawabannya melalui proses penelitian. Perumusan masalah harus
disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan
dalam bentuk kalimat Tanya. 7
Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan
penelitian. Bagi orang yang belum berpengalaman meneliti, menentukasn atau
memilih maslah bukanlah pekerjaan yang mudah bahkan boleh dikatakan sulit.
Masalah dalam penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan
penelitian. Masalah dapat diperoleh dalam kehidupan sehari-hari karena ingin
mengetahui bagai manakah upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan
minat membaca masyarakat.8
Adapun fokus masalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya kepala perpustakaan umum dalam meningkatkan minat
baca masyarakat di Kabupaten Lumajang ?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan minat
baca masyarakat yang ada di Kabupaten Lumajang ?
3. Bagaimana hasil dari upaya kepala perpustakaan Kabupaten Lumajang
dalam meningkatkan minat baca masyarakat?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan pokok suatu penelitian adalah memecahkan masalah-masalah
sebagaimana dirumuskan sebelumnya. Untuk itu perumusan tujuan penelitian
hendaknya tidak menyimpang dari usaha memecahkan masalah tersebut.
Tujuan penelitian yang berada dalam lingkup permasalahan penelitian.
7 Tim penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah STAI Syarifuddin: LP3M, 2011, 418 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Renika Cipta, 2006, 30
6
Sehubungan dengan pengertian di atas, maka ada tujuan dalam penelitian
ini:
1. Untuk mengetahui upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan
minat baca masyarakat Kabupaten Lumajang.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
miningkatkan minat baca masyarakat Kabupaten Lumajang.
3. Untuk mengetahui hasil dari upaya kepala perpustakaan umum dalam
meningkatkan minat baca masyarakat Kabupaten Lumajang.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat anatara lain sebagai berikut :
1. Bagi Perpustakaan Umum Lumajang
a. Agar lebih meningkatkan lagi minat baca masyarakat
b. Menambah khazanah keilmuan tentang pentingnya membaca.
2. Bagi STAI Syarifuddin
a. Menambah atau memperkaya informasi tentang pentingnya membaca.
b. Agar dijadikan sebagai dokumentasi, di dunia pendidikan akademik
yang dipakai sebagai dasar perbandingan terhadap penelitian-
penelitian selanjutnya.
3. Bagi peneliti
a. Dapat memberi tambahan pengetahuan tentang pentingnya membaca
bagi masyarakat.
b. Dapat mengetahui upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan
minat baca masyarakat.
F. DEFINISI KONSEP
Untuk mengetahui permasalahan yang terdapat dalam judul skripsi ini,
dan untuk mempermudah pembahasan serta menghindari timbulnya
permasalahan dalam memahami proposal ini, maka perlu diberikan penegasan
istilah atau definisi konsep yaitu arti kata demi kata sekaligus secara
keseluruhan dari judul tersebut.
7
Adapun istilah-istilah dalam judul yang perlu dapat penegasan ialah
sebagai berikut:
1. Upaya
Usaha atau syarat untuk menyampaikan suatu maksud.9
1. Kepala perpustakaan umum
Pemimpin, manajer, dan penanggung jawab atas terselenggaranya
perpustakaan.10
2. Meningkatkan
Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang ingin melihat serta
memahami isis dari apa yang tertulis
3. Minat baca
Suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau
bahan bacaan.11
4. Masyarakat
Sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama.12
Dapat disimpulkan dari pengertian beberapa istilah diatas maka maksud
dari judul tersebut ialah upaya kepala perpustakaan umum dalam
meningkatkan minat baca masyarakat di Kabupaten Lumajang adalah agar
masyarakat tidak ketinggalan informasi dan mengatahui apa yang mereka
belum tau dari hasil membaca tersebut, karena dengan kita membaca
menambah wawasan dan pengetahuan.
G. KAJIAN KEPUSTAKAAN
1. Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan bertujuan untuk melakukan
survey secara sugguh-sungguh mengenai apa yang telah diketahui orang
dalam bidang yang akan diteliti. Adapun beberapa studi yang peneliti
9 Desi Anwar, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya: Amelia, 2002, 411.10 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 8811 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan ,Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 10712 http://kamusbahasaindonesia.org/masyarakat, (Maret 2011), 1.
8
temukan dan memiliki relevansi dengan permasalahan yang dikembangkan
penelitian ini antara lain diuraikan sebagai berikut:
Jazilatul Nikmah, Skripsi Pelayanan perpustakaan dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa penelitian ini di lakukan di madrasah
tsanawiyah Negeri I Jember Tahun Pelajaran 2005/2006. Hasil dari
pelayanan yang perpustakaan yang ada di madrasah tsanawiyah negeri 1
Jember sangat bagus mulai dari pelayan sirkulasi dan pelayanan
referensi.13
Trias Inda Novita, Skripsi sikap mahasiswa terhadap layanan
perpustakaan Fakultas hukum universitas diponogoro semarang, Skripsi,
hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sikap mahasiswa terhadap
layanan perpustakaan fakultas hukum UNDIP Semarang berkaitan dengan
layanan yang ada di perpustakaan dapat diterima dengan baik oleh semua
mahasiswa karena sangat membantu dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan.14
Muhammad Munif, Skripsi korelasi aktivitas siswa membaca buku
perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa pada SMP Negeri 1 Bancak
Kabupaten Semarang, Skripsi, hasil yang di capai pada penelitian ini
menunjukkan bahwa diperoleh koefisien korelasi rxy sebesar 0,806. Jika
koefisien korelasi rxy dikonsultasikan dengan rtabel Product-Moment
untuk N=78 pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,227. Dari koefisien
korelasi tersebut peneliti menyimpulkan ada korelasi positif antara
aktivitas siswa membaca buku di perpustakaan terhadap prestasi belajar
pada SMP Negeri 1 Bancak Kabupaten Semarang kelas VII dan kelas VIII
semester II tahun pelajaran 2006/2007.15
Dari keterangan di atas, peneliti tentang perpustakaan baik di
sekolah ataupun perpustakaan umum cukup banyak tetapi bedanya disini
peneliti ingin mengkaji lebih dalam tentang peranan kepala perpustakaan
13 Jazilatun Nikmah, Skripsi pelayanan perpustakaan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dimadrasah tsanawinah negeri 1 Jember. Jember: STAIN, 200614 http://www.findtoyou.com/ebook/skripsi+perpustakaan.html (April 2011), 1.15 http://www.findtoyou.com/ebook/skripsi+perpustakaan.html.(April 2011), 2
9
umum dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Kabupaten
Lumajang yang di dalamnya memaparkan tentang perpustakaan dan
faktor-faktor pendorong maupun penghambat berjalanya suatu
perpustakaan.
2. Kajian Teori
a. Perpustakaan
Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti : (1)
kitab, buku-buku, (2) kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat
awalan per dan akhiran an, menjadi perpustakaan. Perpustakaan
mengandung arti: (1) kumpulan buku-buku bacaan, (2) bibliotek, dan
(3) buku-buku kesusasteraan. Pengertian loka yang berarti umum dan
luas tentang perpustakaan yaitu mencakup suatu ruangan, bagian dari
gedung atau bangunan, atau gedung tersendiri, yang berisi buku-buku
koleksi, yang disusun dan diatur demikian rupa, sehingga mudah untuk
di cari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh
pembaca. Perpustakaan dilengkapi dengan berbagai sarana dan
prasarana, seperti ruang baca, rak buku, rak majalah, meja kursi baca
kartu-kartu katalog, sistem pengelolaan tertentu, dan di tempatkan
karyawan atau petugas yang melaksanakan kegiatan perpustakaan agar
semuanya dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Dengan begitu sebuah perpustakaan mempunyai cirri-ciri dan
persyaratan tertentum seperti (1) tersedianya ruangan yang
dipergunakan khusus untuk perpustakaan, (2) adanya koleksi bahan
pustaka atau bacaan dan sumber informasi lainya, (3) adanya petugas
yang menyelenggarakan kegiatan dan melayani pemakaian, (4) adanya
komunitas masyarakat pemakai, (5) adanya sarana dan prasarana yang
diperlukan, (6) diterapkanya suatu system atau mekanisme tertentu
yang merupakan tata cara, prosedur dan aturan-aturan agar segala
sesuatunya berlangsung lancar.16
16 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 11
10
1) Tujuan Didirikanya Perpustakaan
Pada umumnya perpustakaan didirikan dengan tujuan untu:
a) Mengumpulakan bahan pustaka, yaitu secara terus-menerus
menghimpun sumber informasi yang relevan untuk dikoleksi.
b) Mengolah atau memproses bahan pustaka berdasarkan suatu
sistem tertentu.
c) Menyimpan dan memelihara, yaitu mengatur, menyusun, dan
memelihara, agar koleksi rapi, bersih, awet, utuh, lengkap, dan
mudah diakses.
d) Menjadi pusat informasi, sumber belajar, penelitian, preservasi,
rekreasi dan kegiatan ilmiah lainya.
e) Menjadi agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu,
masa sekarang dan masa yang akan datang.
Pada akhirnya, perpustakaan didirikan untuk memfasilitasi
terciptanya masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca,
dan berbudaya tinggi. Masyarakat yang demikian itu mempunyai
pandangan dan wawasan yang luas, mandiri, percaya diri, dan
terbuka untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan kemajuan
zaman.
2) Berbagai Jenis Perpustakaan Dan Fungsinya
Perpustakaan didirikan dengan tujuan tertentu dan dilandasi
oleh visi-misi yang tertentu pula. Oleh karenanya, setiap
perpustakaan mempunyai anggota yang berbeda, dikelola dengan
system organisasi yang berbeda pula. Itulah yang menyebabkan
timbulnya berbagai jenis perpustakaan dengan fungsinya masing-
masing. Faktor-faktor lainya yang mempengaruhi timbulnya
berbagai jenis perpustakaan adalah.
Munculnya berbagai jenis media informasi,seperti media
tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan media grafis atau
elektronik, seperti flm, foto, mikroflm, dan video.
11
a) Adanya berbagai kelompok pembaca dalam masyarakat,
misalnya anak-anak, pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga,
remaja putus sekolah.
b) Adanya perbedaan minat serta derajat kedalam informasi yang
di butuhkan pengguna walaupun mengenai subyek yang sama.
c) Adanya ledakan informasi, yakni pertumbuhan bahan pustaka
yang cepat dan sangat banyak, sehingga tidak memungkinkan
sebuah perpustakaan memiliki semuanya.17
Semua faktor tersebut menjadi penyebab munculnya
berbagai jenis perpustakaan, antara lain.
a) Perpustakaan Nasional
Perpustakaan nasional didirikan dalam suatu Negara
untuk menyimpan semua bahan pustaka yang diterbitkan dalam
suatu Negara. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
didirikan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun
1989 untuk melestarikan bahan pustaka sebagai salah satu hasil
budaya bangsa dan menjadi sumber informasi ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional. Perpustakaan Nasional RI adalah
Lembaga Pemerpintahan Non-Departemen yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab lansung kepada Prisiden, dan
berfungsi:
(1) Membantu presiden dalam merumuskan
kebijaksanaan mengenai pengembangan, pembunaan dan
pendayagunaan perpustakaan.
(2) Melaksanakan pengembangan tenaga perpustakaan
dan kerja sama antara badan atau lembaga termasuk
perpustakaan, baik didalam maupun diluar negeri.
17 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, Yokyakarta: Graha Ilmu, 2007, 3
12
(3) Melaksanakan pembinaan atas semua jenis
perpustakaan, baik perpustakaan di instansi atau lembaga
pemerintah maupun swasta yang ada di pusat dan di daerah.
(4) Melaksanakan pengumpulan, penyimpanan, dan
pengolahan bahan pustaka dari dalam dan luar negeri.
(5) Melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan, dan
plestarian bahan pustaka.
(6) Melaksanakan penyusunan naskah bibliografi
nasional dan catalog induk nasional.
(7) Melaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa
indeks, bibliografi, abstrak, dan penyusunan perangkat
lunak bibliografi.
(8) Melaksanakan jasa koleksi rujukan dan naskah.
(9) Melaksanakan tugas lain yang di tetapkan oleh
Prisiden.
b) Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum didirikan untuk melayani semua
anggota masyarakat yang memerlukan jasa informasi dan
perpustakaan. Jadi perpustakaan umum bersifat terbuka untuk
umum, dibiayai dengan dana dari masyarakat umum, dan
memberikan jasa pelayanan yang bersifat cuma-Cuma.
Perpustakaan umum memegang peranan penting dalam
usaha pembinaan kecerdasan bangsa, sehingga pada tahun 1972
UNESCO mengeluarkan Manifesto perpustakaan umum.
Dalam Manifesto tersebut dinyatakan bahwa perpustakaan
umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu.
(1) Memberikan kesempatan bagi umum untuk
membaca bahan pustaka yang dapat membantu
meningkatkan mereka kea rah kehidupan yang lebih baik.
(2) Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat,
dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai
13
topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat
dalam kalangan masyarakat.
(3) Membantu warga untuk mengembangkan
kemampuan yang yang di milikinya sehingga yang
bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,
sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan
bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi
pendidikan berkesinambungan atau pendidikan seumur
hidup.
(4) Bertindak selaku agen cultural, artinya perpustakaan
umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi
masyarakat sekitarnya, perpustakaan umum bertugas
menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya
dengan cara menyelenggarakan pameran budaya,ceramah,
pemutaran flm, dan penyediaan informasi yang dapat
meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi
masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.18
Menurut sejarahnya perpustakaan umum sudah mulai di
bangun pada masa Yulius Caesar (100-44 SM). Ia adalah
seorang yang berminat besar dalam bidang perpustakaan
sehingga dia pula yang di kenal sebagai seorang yang pertama
kali mencoba mendirikan sebuah perpustakaan secara lebih
serius. Untuk itu ia memperkerjakan seorang ilmuwan bernama
Asinius Pollio (75-5 SM) untuk mendirikan sebuah
perpustakaan umum. Kemudian sebuah lembaga di bawah
naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), UNESCO yang
bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan juga telah
mempelopori pembangunan perpustakaan umum di berbagai
Negara berkembang, termasuk Indonesia. Kemudian kegiatan
18 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, Yokyakarta: Graha Ilmu, 2007, 3-5
14
UNECO tersebut di formalkan atau dirumuskan menjadi
Manifesto Perpustakaan Umum (Public Library Manifesto)
Perpustakaan umum seringkali diibaratkan sebagai
Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat. Maksudnya
adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga
pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan
berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya,
sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena
itu posisi perpustakaan umum dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa sangat strategis. Sebab fungsinya melayani semua
lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan
meningkatkan ilmu pengetahuan. Perpustakaan umum
merupakan lembaga pendidikan yang dinyatakan sangat
demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tampa membedakan
suku bangsa, agama yang di anut, jenis kelamin, latar belakang
dan tingkat social, umur dan pendidikan serta perbedaan
lainya.Pendek kata, perpustakaan memberikan layanan kepada
semua orang, anak-anak, remaja, dewasa, pelajar, mahsiswa,
pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun
perempuan.
Perpustakaan umum merupakan satu-satunya jenis
perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, perpustakaan-perpustakaan yang termasuk didalam
kategori perpustakaan umum adalah: Perpustakaan umum
Kabupaten atau kota perpustakaan umum tingkat kecamatan,
perpustakaan umum desa atau kelurahan, perpustakaan cabang,
taman bacaan rakyat, taman bacaan masyarakat, dan
perpustakaan keliling. Perpustakaan keliling. Perpustakaan
keliling merupakan perluasan layanan (ekstensi) dari
15
perpustakaan umum Kabupaten, kota. Perpustakaan tersebut
memberikan layanan dengan cara mengunjungi tempat tinggal
atau tempat kegiatan masyarakat, dengan jadwal tertentu dan
bekerja sama dengan masyarakat dan swasta. Penyediaan dana
perpustakaan umum juga berasal dari masyarakat, antara lain
swadana, sumbangan donator, dan atau dari anggaran
pendapatan dan belanja Daerah (APBD) yang berasal dari
masyarakat-seperti pajak-yang harus di kembalikan kepada
masyarakat dalam bentuk layanan umum. Perpustakaan umum
didirikan untuk kepentingan masyarakat, maka pemprakarsa,
pelopor dalamn menyatakan ide pembangunan, pemeligaraan,
pengembangan dan pemanfaatanya menjadi tanggung jawab
masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Proses
selanjutnya maju atau mundurnya perpustakaan umum
tergantung kepada mereka yang terlibat (stakeholders), yaitu
seluruh komunitas yang bversangkutan yaitu pemerintah
daerah, masyarakat, dan tokoh atau pemuka masyarakat. Jadi,
pemerintah daerah dapat berfungsi sebagai fasilitator, atau
dengan kata lain, sebaiknya keinginan masyarakat kemauan
pemerintah dipadukan agar efektif.19
c) Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang
mengkhususkan diri dalam subjek koleksi bidang tertentu saja,
misalnya bidang hokum, bidang musik, bidang teologi, dan
sebagainya. Cirri-ciri perpustakaan khusus antara lain:
(1) Memiliki koleksi terbatas pada satu atau beberapa subjek.
(2) Memiliki informasi yang luas dan mendalam dalam bidang
kekhususanya itu.
19 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 42-44
16
(3) Keanggotaan perpustakaan khusus biasanya terbatas, yaitu
orang–orang yang berminat atau berkarya dalam bidang
subjek koleksi perpustakaan itu.
(4) Ukuran perpustakaan khusus relative kecil dan jumlah
koleksinya relative sedikit.
d) Perpustakaan Sekolah
Menurut keputusan manteri Pendidikan dan kebudayaan
no.103 Tahun 1981, fungsi perpustakaan sekolah adalah
sebagai pusat kegiatan pembelajaran, penelitian sederhana, dan
tempat menambah ilmu pengetahuan serta tempat rekreasi.20
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang
melayani para siswa, guru, dan karyawan dari suatu sekolah
tertentu. Perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang
pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran
seperti di gariskan dakam kurikulum sekolah. Oleh karena itu ,
fungsi perpustakaan sekolah adalah.
(1) Sebagai sumber kegiatan belajar mengajar, yaitu membantu
program pendidikan dan pengajaran sesuai dengan tujuan
yang terdapat dalam kurikulum.
(2) Membantu siswa untuk memperjelas dan memperluas
pengetahuan pada setiap bidang studi.
(3) Mengembangkan minat dan budaya membaca yang menuju
kebiasaan belajar mandiri.
(4) Membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan
kegemaranya.
(5) Membiasakan siswa untuk mencari informasi di
perpustakaan
(6) Merupakan tempat untuk mendapatkan bahan rekreasi sehat
melalui buku-buku bacaan yang sesuai dengan umur dan
tingkat kecerdasan siswa.
20 Departemen Perpustakaan Nasional, Panduan Menejemen Sekolah, Jakarta: 2000, 117
17
(7) Memperluas kesempatan untuk belajar bagi para siswa.21
e) Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan
yang melayani para mahasiswa, dosen, dan karyawan suatu
perguruan yang melayani para mahasiswa, dosen, dan
karyawan suatu perguruan tinggi tertentu ( akademi,
universitas, institute, sekolah tinggi, politeknik). Perpustakaan
perguruan tinggi didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan
perguruan tinggi yang ersangkutan dalam melaksanaan tri
dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan
pengajaran,penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pada umumnya perpustakaan tinggi memiliki beebrapa fungsi
sebagai berikut.
(1) Fungsi edukasi : perpustakaan merupakan sumber belajar
bagi para anggota sivitas akademika. Oleh karena itu,
koleksi yang tersedia adalah koleksi yang mendukung
kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.
(2) Fungsi informasi : Perpustakaan merupakan sumber
informasi yang mudah di akses oleh para pencari dan
pengguna informasi.
(3) Fungsi riset : Perpustakaan menyediakan koleksi yang
dapat membantu untuk mengembangkjan minat, kreatifitas,
dan daya inovatif para penggunanya.
(4) Fungsi deposit : Perpustakaan menjadi pusat penyimpanan
karya ilmiah yang dihasilkan oleh para anggota sivitas
akademikanya.
Penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi di
Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang system Pendididkan Nasional, dan Peraturan
21 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, Yokyakarta: Graha Ilmu, 2007, 6
18
Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi.22
f) Perpustakaan kelembagaan
Perpoustakaan kelembagaan adalah perpustakaan yang
dimiliki dan di kelola oleh lembaga-lembaga atau organisasi
tertentu, misalnya perpustakaan masjid, perpustakaan gereja,
perpustakaan lembaga, penelitian dalam suatu instansi,
perpustakaan bank, perpustakaan instansi kemiliteran, dan
sebagainya. Perpustakaan jenis ini mempunyai tugas dan fungsi
untuk memenuhi kebutuhan lembaga yang bersangkutan.
g) Perpustakaan Pribadi
Perpustakaan pribadi adalah perpustakaan yang dimiliki
dan dikelola oleh perorangan atau keluarga. Koleksi
pepustakaan pribadi pada umumnya dikembangkan sesuai
dengan minat, latar belakang pendidikan, hobi, selera dan
kebutuhan pemiliknya. Bahan pustaka tersebut disusun
menurut suatu system tertentu yang di kehendaki pemiliknya,
karena tidak terikat pada suatu system yang baku.
b. Minat Baca
Minat baca adalah yang dikemukakan oleh para ahli, jersild dan
Tasch menekankan bahwa minat atau intrest menyangku aktivitas-
aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut
Doyles Fryer minat atau inters adalah gejala psikis yang berkaitan
dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada
individu. Walaupun intrest didefinisikan secara berbeda-beda tetapi
dalam definisi-definisi tersebut tidak ada nampak kontradiksi. Kalau
kita perhatikan definisi-definisi tersebut, maka minat senantiasa erat
hubunganya dengan perasaan individu, obyek, aktivitas dan situasi.
Minat sangat erat hubunganya dengan kebutuhan, misalkan
seorang anak laki-laki yang sedang berkembang, yang membutuhkan
22 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, Yokyakarta: Graha Ilmu, 2007, 7-8
19
pertumbuhan fisik akan menaruh minat terhadap aktivitas-aktivitas
lainya yang dapat mempercepat pertumbuhan fisiknya. Begitu pula
anak kecil yang sedang membutuhkan hubungan dengan orang lain
akan sangat menaruh minat terhadap alat komunikasi yaitu bahasa.
Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan faktor
pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat
bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab
merupakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat
dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukanya cukup menarik
minatnya.23
Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca
ketertarikan, kegemaran, hobi membaca, dan pendorong tumbuhnya
kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca.
Berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca, sedangkan
kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang
baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Inilah
sebuah formula yang secara ringkas untuk mengembangkan minat dan
budaya baca. Dari rumusan konsepsi tersebut tersirat tentang perlunya
minat baca itu dibangkitkan sejak usia dini (kanak-kanak). Hal itu
dimulai dengan perkenalan dengan bentuk-bentuk huruf dan angka
pada masa pendidikan prasekolah hingga mantapnya penguasaan
membaca-menulis-berhitung pada awal pendidikan disekolah dasar.
Perlu dicatat bahwa dalam dunia belajar modern setiap anak mulai
berkenalan dengan bentuk-bentuk huruf dan tanda-tanda yang
mempunyai arti tertentu.
Minat baca yang mulai dikembangkan pada usia dini dan
berlangsung secara teratur akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca.
Sementara itu kebiasaan membaca selanjutnya dapat dijadikan
landasan bagi perkembanganya budaya baca. Suburnya dan
terpupuknya perkembangan kebiasaan dan budaya baca tentu sangat
23 Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan,Surabya: Usaha Nasional, 1983, 224-225
20
tergantung pada sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut seperti
tersedianya bahan bacaan yang memadai, bervariasi,, dan mudah
ditemukan, serta dapat memahami keinginan pembacanya. Kita baru
bias bicara tentang budaya baca apabila membaca sudah terasa sebagai
kebutuhan dan menjadi kebiasaan untuk dilakukan secara
berkelanjutan.24
Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah
seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan yang dapat
dikembangkan, dibina dan dipupuk melalui kegiatan belajar mengajar.
Lingkungan pendidikan merupakan basis yang sangat strategis untuk
mengembangkan kebiasaan membaca, kegiatan membaca sudah
semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi masyarakat
ilmiah dan pendidikan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi.
Dalam dunia pendidikan, membaca mempunyai fungsi sosial
untuk memperoleh kualifikasi tertentu sehingga seseorang dapat
mencapai prestasi (achievement reading), seseorang peserta didik agar
memperoleh kelulusan dengan baik, harus mempelajari atau membaca
sejumlah bahan bacaan yang direkomendasikan oleh pendidik, begitu
sebaliknya seorang pendidik untuk meraih kualifikasi tertentu dalam
mengajar atau menulis ilmiah juga harus didukung dengan kegiatan
membaca berbagai bahan bacaan untuk selalu memperbaharui
pengetahuannya secara kontinyu, sesuai dengan perkembangan yang
ada.
Kebiasaan membaca merupakan sesuatu yang penting dan
fundamental yang harus dikembangkan sejak dini dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, baik pendidikan
dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi.
Upaya pembinaan minat baca telah dilakukan oleh pemerintah
melalui berbagai kegiatan pencanangan gemar membaca yang masih
sangat hangat diingatan kita yaitu tanggal 17 Mei kemarin
24 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 27-28
21
dicanangkan sebagai hari Buku Nasional, dengan harapan masyarakat
Indonesia lebih giat untuk membaca buku. Namun bagaimana hasil
yang diperoleh di Indonesia bila dibanding dengan negara lain seperti
Malaysia, Singapura, dan India. Hasil temuan dari UNDP
menunjukkan Negara kita masih jauh di bawah negara-negara tersebut
yaitu pada urutan ke-96, posisi ini sangat memprihatinkan kalau
bangsa kita mengklaim sebagai bangsa yang besar.
1) Faktor-faktor penyebab rendahnya minat baca di Indonesia
Masalah minat baca di Indonesia telah banyak dibahas
melalui tulisan, seminar, workshop dan berbagai media. Namun
masalah ini masih sangat menarik untuk kita pelajari bersama.
Kenyataan di lapangan, walaupun telah banyak kalangan
mengupas, bahkan Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai
cara, yang salah satunya pada tanggal 17 Mei telah dicanangkan
sebagai hari Buku Nasional. Namun bagaimana hasilnya kita masih
berada pada urutan ke-96, dibawah Malaysia, dan untuk Asia
Tenggara hanya ada dua negara yang ada di bawah kita yaitu
Kamboja dan Laos. Padahal kalau kita cermati sejenak penerbitan
koran dan majalah, dalam sepuluh tahun terakhir ini jumlahnya
telah meningkat, akan tetapi hal ini tidak diikuti oleh penerbitan
buku, sehingga belum ada hasil yang signifikan terhadap
perkembangan minat baca masyarakat di Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan kita, Mengapa minat baca di
Indonesia dikatakan masih rendah. Sebenarnya kalau kita simak
ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat
baca di Indonesia antara lain :
Pertama , Kurikulum pendidikan dan sistem pembelajaran
di Indonesia belum mendukung kepada peserta didik, semestinya
kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada mengharuskan
membaca buku lebih banyak lebih baik atau mencari informasi
lebih dari apa yang diajarkan
22
Kedua , masih terlalu banyaknya jenis hiburan, permainan
game dan tanyangan TV yang tidak mendidik, bahkan kebanyakan
acara-acara yang ditanyangkan lebih banyak yang mengalihkan
perhatian untuk membaca buku kepada hal-hal yang bersifat
negatif.
Ketiga, Kebiasaan masyarakat terdahulu yang turun
temurun dan sudah mendarah daging, masyarakat sudah terbiasa
dengan cara mendongeng, berceritera yang sampai saat sekarang
masih berkembang di masyarakat Indonesia.
Keempat, Rendahnya produksi buku-buku yang berkualitas
di Indonesia, dan masih adanya kesenjangan penyebaran buku di
perkotaan dan pedesaan, yang mengakibatkan terbatasnya sarana
bahan bacaan dan kurang meratanya bahan bacaan ke pelosok
tanah air
Kelima, rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga,
yang kesehariaanya hanya disibukkan oleh kegiatan-kegiatan
keluarga yang tidak menyentuh aspek-aspek penumbuhan minat
baca pada keluarga.
Keenam, minimnya sarana untuk memperoleh bahan
bacaan, seperti perpustakaan, taman bacaan. Bahkan hal ini masih
dianggap merupakan sesuatu yang aneh dan langka dalam
masyarakat.
2) Strategi pengembangan minat bacaDari uraian diatas terlihat bahwa kegaiatan menbaca
merupakan sesuatu yang penting dan fundamental yang harus
dikembangkan secara berkelanjutan dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Namun kalau kita lihat
kenyataan dilapangan, bahwa untuk mengembangkan minat baca
masyarakat kita masih banyak kendala, yang mengakibatkan
rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia.
23
Kedua, pendidik berupaya merekomendasikan bahan-bahan
bacaan yang harus dibaca oleh peserta didik yang dikaitkan dengan
tugas-tugas pembelajaran, hal ini juga harus di informasikan ke
pustakawan atau perpustakaan agar disediakan bahan bacaan yang
direkomendasikan, sehingga peserta didik dengan sendirinya akan
mencari dan membaca bahan bacaan di perpustakaan.
Ketiga, Tersedianya sarana informasi Perpustakaan/taman
bacaan/Pusat dokumentasi dan informasi yang memadai, mudah
terjangkau dan representatif, sehingga pengguna merasa butuh
informasi yang ada di perpustakaan, dan perpustakaan juga dapat
memenuhi kebutuhan pengguna.
Keempat, Pemerataan akses informasi dengan
dikembangkannya Taman Bacaan ke tingkat desa, sehingga
masyarakat di pedesaan juga merasakan adanya penyebaran
informasi atau ilmu pengetahuan.
Kelima, menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat,
betapa petingnya kebiasaan membaca, karena dengan membaca
akan dapat membuka wacana baru dan menambah wawasan terkait
dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi. Ini dapat
dilakukan oleh Pemerintah dengan cara menerapkan Gerakan
Membaca ( 20 minutes reading of mother and child ) sebagaimana
yang dikembangkan di Jepang. Gerakan ini mengharuskan Ibu
mengajak Anak membaca selama 20 menit sebelum tidur.25
c. Masyarakat
Istilah masyarakat dalam pengertian yang seluas-luasnya
adalah sekolompok manusia yang terikat oleh suatu kebudayaan yang
mereka anggap sama (KBBI, 1988). Apabila kita perhatikan lebih jauh
maka istilah masyarakat tersebut selalu berhubungan dengan
kehidupan manusia. Di dalam kehidupanya sehari-hari sangat banyak
25 http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/06/01/pengembangan-minat-baca-masyarakat/, (Maret 2011), 1-2.
24
hala yang berkaitan dengan masyarakat tersebut. Berikut ini adalah
contoh-contoh istilah yang sering kita lihat dan dengar, misalnya: (1)
masyarakat desa, yaitu yang penduduknya mempunyai mata
pencaharian utama di sector pertanian, bercocok tanam, periknan,
peternakan, dan yang system budaya dan system sosialnya mendukung
mata pencarian itu: (2) masyarakat kota, adalah masyarakat yang
penduduknya umumnya mempunyai mata pencaharian di sector
perdagangan dan industri, atau pun bekerja di sector formal dalam
birokrasi dan pemerintah, yang sering disebut the white collar,
kebalikan dari the blue collar atau pekerja kasar: (3) masyarakat
majemuk, adalah masyarakat yang terbagi di dalam kelompokm
persatuan yang sering memiliki budaya yang berbeda: (4) masyarakat
modern adalah masyarakat yang operekonomianya berdasarkan pasar
secara luas, spesialisasi di bidang industri dan pemakaian teknologi
canggih ; (5) masyarakat tradisional adalah masyarakat yang lebih
banyak dikuasai oleh adapt istiadat lama: (6) masyarakat ekonomi
lemah, adalah yang kehidupan ekonominya relative rendah atau
sederhana dan penghidupanya umumnya sektor informal.
Kelompok-kelompok masyarakat tersebut mempunyai cirri-ciri
tertentu yang hidup dan berkembang serta di pertahankan oleh
anggota-anggotanya. Cirri-ciri yang ada di dalam suatu masyarakat itu
sangat beraneka ragam, sesuai dengan aktivitas kelompoknya. Hal-hal
yang membedakan antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok
lainya antara lain : (1) adanya suatu wilayah tertentu, (2) memiliki
semacam kesepakatan, aturan atau norma tertentu, (3) adanya upaya
untuk menaati dan mempertahankan aturan atau norma tersebut, (4)
adanya perasaan bangga untuk berada didalamnya, (5) adanya tujuan
tertentu yang ingin dicapai bersama, (6) adanya kesamaan nasib,
keadaan dan perjuangan, (7) adanya rasa aman dan perlindungan dari
pemimpinya.
25
Secara garis besar kelompokj-kelompok yang terhimpun dan
mempunyai kesepahaman dalam masyarakat itu dapat di bagi ke dalam
dua golongan, yaitu, Pertama, kelompok yang mempunyai pamprih
(tujuan) tertentu, misalnya masyarakat padagang. Merka berpamprih
untuk mencari keuntungan (ekonomi), jadi dalam masyarakat tersebut
membentuk suatu organisasi atau kelompok berdasarkan untung-rugi,
sehingga mereka selalu berusaha untuk menjaga eksistensinya agar
mendapatkan nilai tambahan yang ingin di capai. Kelompok-kelompok
tersebut biasa di sebut dengan istilah “gemenschaf” atau patembayan.
Kedua, adalah masyarakat yang membentuk kelompoknya tidak
berdasarkan suatu pamprih, melainkan hanya berdasarkan misi social.
Mereka ingin hidupnrukun, aman, tentram, dan berdampingan satu
sama lain, untuk dapat saling tolong menolong dan membantu diantara
para anggota kelompoknya. Kelompok yang kedua ini sering disebut
dengan istilah “gesselschaf” atau yang kita kenal dengan nama
”geselschaf” atau yang kita kenal dengan nama “paguyuban” barasal
dari kata guyub, yang bverarti rukun, akur, dan kompak. Kelompok
masyarakat yang banyak dan mudah di temukan, misalnya arisan
keluarga, arisan orang-orang yang berasal dari suatu daerah tertentu.
Perhimpunan tersebut dilahirkan oleh orang-orang yang sepaham atau
sepakat untuk membina persatuan (kerukunan) dan gotong-royong
antara para anggotanya dalam mencapai tujuan bersama.26
d. Upaya Kepala Perpustakaan Umum Dalam Meningkatkan Minat
Baca Masyarakat
Upaya
H. METODE PENELITIAN
26 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006, 15-17
26
Metode penelitian memuat uraian tentang metode dan langkah-
langkah penelitian secara operasional yang menyangkut pendekatan
penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur
pengumpulan data, dan tahap-tahap penelitian. Dalam penelitian kualitatif,
peneliti sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, instrumen selain
manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung
tugas peneliti sebagai intrumen.oleh karena itu kehadiran peneliti dilapangan
untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.27
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertertu. Untuk lebih
memudahkan dalam penelitian tersebut, maka peneliti menggunakan strategi-
strategi sebagai berikut :
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang dilakukan secara
intensif, terinci dan mendalam terhadap satu organisasi lembaga atau
gejala tertentu. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kualitatif, karena berdasarkan sifat objek yang akan
diteliti yakni mengenai upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan
minat baca masyarakat.
Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh
peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang di gunakan dalam
penyusunan proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara,
dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks
social. Dalam kaitanya dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu
bersifat menguji hipotesis atau teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif
bersifat menentukan teori.
Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai
dengan jumlah variable yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif
yang bersifat holistic, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti
kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena
27 Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: 2009, 111
27
yang berkembang dilapangan. Peneliti kualitatif akan lebih professional
kalau menguasai semua teori sehingga wawasanya akan menjadi lebih
luas, dan dapoat menjadi instrumen penelitian yang baik. Teori bagi
peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk biasa memahami
konteks social secara lebih luas dan mendalam. Walaupun eneliti kualitatif
dituntut untuk menguasai teori yang luas dan mendalam, namun dalam
melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu
melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai
panduan untuk menyusun intrumen dan sebagai panduan untuk
wawancara, dan observasi,
Oleh karena itu penelitian kualitatif jauh lebih sulit dari
penelitian kuantitatif, karena peneliti kualitatif harus berbekal teori yang
luas sehingga mampu menjadi “human unstrumen” yang baik. Dalam hal
ini Borg and Gall menyatakan bahwa “ Qualitative research is much
more difficult to do well than quantitative research because the data
collected are usually subjective and the main measurement tool for
collecting data is the investigator himself “ penelitian kualitatif lebih sulit
bila di bandingkan dengan penelitian kualitatif, karena data yang
terkumpul bersifat subyektif san intrumen sebagai alat pengumpul data
adalah peneliti itu sendiri.28
2. Lokasi Penelitian
Dalam penentuan lokasi, peneliti memiih Perpustakaan Umum yang
berada di Kabupaten Lumajang dengan mempertimbangkan dan
memperhatikan berbagai alasan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan masalah
yang di anggap cukup menarik, unik dan nyata, di katakana menarik
karena masalah Upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan minat
baca masyarakat, masalah tersebut perlu di teliti dan di bahas. Disamping
itu perpustakaaan umum adalah satu-satu nya perpustakaan umum yang
ada di Lumajang.
3. Sumber Data
28 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Bandung: ALFABETA,cv, 2009, 295-296
28
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek dari
mana data tersebut dapat diperoleh. Data tersebut adalah data yang ada
kaitannya dengan upaya kepala perpustakaan umum dalam meningkatkan
minat baca masyarakat di Kabupaten Lumajang, maka untuk
mengetahuinya diperlukan adanya sumber-sumber yang berkaitan dengan
data yang dibutuhkan.
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Kepala Perpustakaan
Data yang dibutuhkan dari keterangan Kepala perpustakaan umum
Kabupaten Lumajang ialah peranan yang dilakukan Kepala
Perpustakaan dalam meningkatkan minat baca masyarakat dan faktor
pendorong atau penghambatnya.
b. Karyawan perpustakaan
Data yang dibutuhkan dari karyawan perpustakaan umum ialah data
pengunjung setiap hari, minggu, bulan, asal tempat tinggal
pengunjung tersebut, dan buku-buku yang dipinjam masyarakat
setiap hari, binggu, bulan.
c. Masyarakat dan para pembaca
Sedangkan dari masyarakat data yang diingikan ialah tujuan utama
mengunjungi perpustakaan umum Lumajang, dan apa manfaat dari
membaca buku diperpustakaan umum Lumajang.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang di perlukan diantaranya adalah:
a. Metode Obsevasi
Orang sering kali mengartikan observasi suatu aktiva yang
sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di
dalam pengertian psikologi, observasi atau yang di sebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
29
Metode observasi ini peneliti lakukan untuk mengetahui objek
secara langsung tentang peranan kepala perpustakaan Kabupaten
Lumajang dan kondisi umum letak geografis Perpustakaan Umum
Kabupaten Lumajang.
b. Metode interview atau wawancara
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau
kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara(interviewer).
Jika peneliti menggunakan metode interview atau wawancara
dalam penelitiannya, perlu diketahui lebih dulu; maksud, sasaran dan
masalah apa yang dibutuhkan sipeneliti, sebab dalam suatu wawancara
dapat diperoleh keterangan yang berlainan dan adakalanya tidak sesuai
dengan maksud peneliti.
Pada metode interview ini peneliti gunakan untuk memperoleh
data informasi tentang upaya kepala perpustakaan dalam meningkatkan
minat baca masyarakat, hambatan atau dorongan dalam meningkatkan
minat baca masyarakat Kabupaten Lumajang.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen ialah barang-barang
tertulis, didalam melaksanakan metode dokumentasi, peniliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainnya.
Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data-data
yang tertulis dari Perpustakaan Umum Kabupaten Lumajang, sehingga
peneliti bisa mendapatkan data-data yang diinginkan, adapun data yang
diinginkan ialah data pengunjung setiap hari, mingu, dan bulan,
struktur organisasi, data karyawan, denah lokasi serta sejarah singkat
berdiri perpustakaan umum Kabupaten Lumajang.29
5. Analisa Data
29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti, Jakarta: 2006, 155-156
30
Menurut Patton analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar. Sedangkan menurut Bogdan menyatakan bahwa ” data analysis is
the process of systematically searching and arranging the inteview
transcripts, fieldnotes, and ather materials than you accumulate to
increase your own understanding of them and to enable you to peresent
what yau have discovered to others ” Analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami,
dan temuanya dapat diuinformasikan kepada orang lain .
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa
analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema (ide) kerja seperti yang disarankan oleh data.
Analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
analisis diskriptif, yaitu pengumpulan data berupa kata-kata bukan angka.
Hal ini karena adanya penerapan metode kualitatif. Penelitian deskriptif
kualitatif berisi kutipan-kutipan data, baik berasal dari naskah wawancara,
catatan laporan dokumen pribadi maupun resmi lainnya.
Dalam analisis data ini peneliti mendeskripsikan dan menguraikan
tentang upaya kepala perpustakaan umum dalam meningkatkan minat baca
masyarakat di Kabupaten Lumajang.
Karena itu peneliti melakukan data dengan beberapa cara yaitu :
a. Reduksi data (memasukkan data kedalam kategori tema, fokus)
b. Display data (penyajian data kedalam sejumlah makrik, yang
menunjukkan pengaruh antar faktor didalam proses peristiwa)
c. Penyimpulan data dan menginterprestasikan data30
6. Keabsahan data
Dalam metodelogi penelitian kualitatif, ada empat kriteria yang
berhubungan dengan keabsahan data yaitu sebagai berikut.
30 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Bandung: ALFABETA,cv, 2009, 333-345
31
a. Keabsahan kontruk ( construct validity)
Keabsahan konstruk(konsep) berkaitan dengan suatu kepastian bahya
yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin di
ukur.keabsahan ini juga dapat di capai dengan proses pengumpulan
data yang tepat.
b. Keabsahan internal (internal validiti)
Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa
jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya. Keabsahan ini dapat di capai melalui proses analisis
dan interpretasi yang tepat.
c. Keabsahan eksternal (eksternal validity)
Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian
dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian
kualitatif tidak ada kesimpulan yang pasti, dapat dikatakan bahwa
penelitian kualitatif memiliki keabsahan eksternal terhadap kasus-
kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.
d. Keajengan (reabilitas)
Keajengan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh
penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila
penelitian yang sama dilakukan kembali.31
Keabsahan data merupakan konsep penting yang di perbaharui dari
konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas).
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan,
pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu,
ada empat kriteria yang digunakan, yaitu keabsahan kontruk, keabsahan
internal, keabsahan eksternal, keajengan.
Pengecekan ini dilakukan setelah data-data terkumpul dan sebelum
peneliti menulis laporan hasil penelitian yang diperoleh dengan mengecek
data yang telah didapat dari hasil interview dan mengamati serta melihat
31 Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: 2009, 143-145
32
dokumen yang ada. Dengan ini data yang didapat dari penelitian dapat
diujikan keabsahannya dan dapat dipertanggung jawabkan.
7. Tahap-tahap Penelitian
Secara lebih jelasnya rancangan penelitian yang peneliti
laksanakan adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
Dalam suatu kegiatan, persiapan merupakan unsur-unsur yang
sangat penting. Sehubungan dengan judul dan rumusan masalah, maka
persiapan dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana, dalam menyusun rencana ini penulis
menetapkan beberapa hal seperti berikut ini: judul penelitian,
alasan penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, obyek
penelitian, dan metode yang di pergunakan
2) Ijin melaksanakan penelitian, dalam hal perijinan peneliti telah
mendapatkan ijin dari kepala perpustakaan Kabupaten Lumajang
untuk melakukan penelitian di tempat tersebut
3) Mempersiapkan alat pengumpulan data yang berhubungan
dengan upaya meningkatkan minat baca masyarakat di Kabupaten
Lumajang, yakni menyusun instrument dan wawancara serta
dokumentasi.
b. Pelaksanaan
Setelah persiapan dianggap matang, maka tahap selanjutnya
adalah melaksanakan penelitian. Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti
mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan tiga metode, antara
lain: metode wawancara, metode observasi, dan metode dokumentasi.
c. Penyelesaian
Setelah kegiatan penelitian selesai peneliti mulai menyusun,
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Menyusun kerangka laporan hasil penelitian dengan
mentabulasikan dan menganalisis data yang telah di peroleh yang
33
kemudian di konsultasikan ke Dosen Pembimbing, dengan harapan
apabila ada hal-hal yang perlu di revisi, akan segera dilakukan
sehingga memperoleh hasil yang optimal.
2) Laporan yang sudah selesai, digandakan, dikumpulkan, dan
diujikan.
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk mempermudah dalam pembahasannya, proposal skripsi yang
berjudul ”Upaya Kepala Perputakaan Umum dalam Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat di Kabupaten Lumajang ” maka perlu diberi gambaran sigkat
yang dirumuskan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama yaitu pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,
fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua kajian pustaka, yang berisi tentang penelitian terdahulu dan
kajian teoritik tentang pengertian perpustakaan tujuan didirikanya
perpustakaan berbagai jenis perpustakaan dan fungsinya
Bab ketiga metode penelitian, yang berisi tentang pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis
data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
Bab keempat penyajian dan analisis data yang berisi tentang gambaran
obyek penelitian, penyajian dan analisis data, serta pembahasan temuan.
Bab kelima penutup yang berisi tentang kesimpulan dari semua hasil
penelitian baik secara teoritis maupun empiris, dan saran-saran untuk
perbaikan dan kemajuan Perpustakaan Umum Kabupaten Lumajang.
BIBLIOGRAFI
Afifuddin, Saebani ahmad beni, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta,
CV.Pustaka Setia
34
Arikunto, Suhasimi,2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta,
PT Renika Cipta
Departemen Pendidikan Nasional, 2000. Panduan Menejemen Sekolah, Jakarta
Departemen Agama RI, 2005. Al-Quran dan Terjemah. CV Penerbit J-ART
http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/06/01/pengembangan-minat-baca-masyarakat/,
(Maret 2011),
http://kamusbahasaindonesia.org/upaya, (April 2011),
http://www.Lumajang.go.id/perpustakaan.php (April 2011),
Rahayuningsih, F, 2007. Pengelolaan Perpustakaan, Yokyakarta : Graha Ilmu
Roqib, Moh, 2009. Ilmu Pendidikan Islam.Yokyakarta: PT. LkiS Printing
Cemelang
Ns, Sutarno. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: CV. Sagung Seto
. 2006. Menejemen perpustakaan, Jakarta: CV. Sagung seto
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : ALFABETA, CV
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, 2011
Tim Penyusun, Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka
Nurkancana, Wayan, 1983. Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha nasional
35