proposal manajemen agribisnis tanaman industri
DESCRIPTION
TugasTRANSCRIPT
PROPOSAL MANAJEMEN AGRIBISNIS TANAMAN INDUSTRI
KAKAO
Diajukan oleh :
Yuli Fitriana (20100210008)
Agus Suprianto (20100210011)
Jefi M.Qaris (20100210014)
Martin Kusumah (20100210026)
Agus Arianto (20110210030)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
I. PENDAHULUAN
I. Pengertian Kakao merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon yang dikenal di
Indonesia sejak tahun 1560, namun baru menjadi komoditi yang penting sejak tahun 1951.
Pemerintah Indonesia mulai menaruh perhatian dan mendukung industri kakao pada tahun
1975, setelah PTP VI berhasil menaikkan produksi kakao per hektar melalui penggunaan
bibit unggul Upper Amazon Interclonal Hybrid, yang merupakan hasil persilangan antar klon
dan sabah. Tanaman tropis tahunan ini berasaldari Amerika Selatan. Penduduk Maya dan
Aztec di Amerika Selatan dipercaya sebagai perintis pengguna kakao dalam makanan dan
minuman. Sampai pertengahan abad keXVI, selain bangsa di Amerika Selatan, hanya bangsa
Spanyol yang mengenal tanaman kakao. Dari Amerika Selatan tanaman ini menyebar ke
Amerika Utara, Afrika danAsia.
Tanaman ini mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1560 oleh orang Spanyol
melalui Sulawesi (Hall. 1949) dan kakao mulai dibudidayakan secara luas sejak tahun 1970.
Pengembangan kakao di Indonesia tersebar di beberapa wilayah, dan yang termasuk propinsi
sentra produksi kakao adalah Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah, Lampung dan Propinsi Bali.
Indonesia sebagai produsen kakao terbesar ketiga dunia setelah Pantai Gading dan
Ghana, dengan kondisi politik ekonomi yang cukup stabil, menjadikannya berpeluang besar
sebagai pemasok kebutuhan bahan baku baik untuk pasar domestik maupun global. Dengan
kebangkitan dan berkembangnya kapasitas pengolahan industri kakao nasional dan masuknya
beberapa investor asing ke Indonesia di sektor kakao, maka keberlanjutan kakao Indonesia
baik dari sudut produktivitas dan mutu, tidak bisa ditawar lagi, sehingga diperlukan
kiat-kiat/terobosan untuk mengupayakan keberlanjutan kakao Indonesia. Dalam kurun waktu
tiga tahun belakangan ini, grinding kakao Indonesia menunjukkan peningkatan yang
signifikan, yaitu dari 130.000 ton di tahun 2009/2010 menjadi 265.000 ton di tahun
2011/2012.
II. Tujuan1. Merancang dan merusmuskan perencanaan usaha budidaya atau olahan ketela
pohon secara konstruktif, efisien dan efektif, ekonomis, dan reasonable.
2. Sabagai sarana bagi mahasiswa Agroteknologi melatih kemampuan manajemen agribisnis pertanian dalam contoh proposal usaha.
3. Sebagai bahan refrensi dan evaluasi dalam pengembangan usaha baik bersifat personal maupun follower dalam suatu pedoman yang sudah ada.
4. Sebagai proses manajemen bagi mahasiswa dari hulu hingga kehilir dalam rangka mengembangkan agribisnis pertanian.
II. PROFIL USAHA
I. Profil perusahaan Berikut ini adalah profil perusahaan yang direncanakan:
a. Nama Perusahaan :
b. Bidang Usaha : Usaha Dagang + Produksi
c. Komoditas utama : Buah Kakao + Olahan buah Kakao
d. Alamat Perusahaan : Brajan Tamantirto Bantul Yogyakarta
e. Luas lahan : 1 Ha
f. Nomor Telepon :
g. Alamat Email :
h. Bank Perusahaan : PT. Bank Jogja (Persero) Tbk.
i. Bentuk Badan :
j. Mulai Berdiri :
II. Biodata pemilika) Nama : Yuli Fitriana
Jabatan :
Alamat Rumah :
Nomor Telepon/HP :
Alamat Email :
Pendidikan Terakhir : S1 Sarjana Pertanian
b) Nama :
Jabatan :
Alamat Rumah :
Nomor Telepon/HP :
Alamat Email :
Pendidikan Terakhir : S1 Sarjana Pertanian
c) Nama :
Jabatan :
Alamat Rumah :
Nomor Telepon/HP :
Alamat Email :
Pendidikan Terakhir : S1 Sarjana Pertanian
d) Nama : Agus Arianto
Jabatan :
Alamat Rumah : Jln.Rejowinangun,RT 27,Gang III,Rejowinangun,Kotagede
Nomor Telepon/HP : 081931731036
Alamat Email : [email protected]
Pendidikan Terakhir : S1 Pertanian
III. ASPEK PEMASARAN
I. Produk yang dihasilkanProduk utama yang dihasilkan oleh - ini adalah buah kakao panen dan memiliki nilai
ekonomis yang dijual dengan pabrik pengolahan industri kakao,kulakan atau ke distributor
yang memasok kakao ke pasar lokal maupun pasar regional. Disamping produksi dalam
bentuk buah kakao basah atau kering sebagai produk utama, produksi tambahan yang
dihasilkan adalah berupa hasil olahan dari biji kakao seperti cocoa powder, cocoa butter,
cocoa liquor, cocoa cake.
Nata de cassava adalah produk nata berbahan baku singkong atau ubi kayu. Nata
merupakan bahan pangan yang banyak digunakan sebagai campuran produk minuman
kemasan siap saji yang banyak dijumpai di warung, toko, hingga supermarket. Di Indonesia,
produk minuman kemasan berbahan baku nata banyak digemari dari kalangan anak-anak
hingga orang dewasa. Umumnya masyarakat lebih mengenal Nata de coco yaitu nata
berbahan baku air kelapa atau sering disebut dengan sari kelapa. Nata de cassava memiliki
karateristik tidak jauh berbeda dengan Nata de coco yaitu warnanya putih, kenyal, dan
kandungan seratnya tinggi. Nata de cassava memiliki potensi yang besar menjadi pesaing
produk Nata de coco, karena memiliki kualitas produk yang tidak kalah dengan Nata de coco.
Saat ini, produk minuman kemasan Nata de cassava sudah mulai populer.
II. Keungggulan produkKeunggulan kompetitif produk kami adalah harganya yang terjangkau yaitu untuk
ketelany saja dijual 2000/ kg ( pembelian skala kecil), untuk pembelian skala besar hanya
1500/kg. Untuk nata de cassava harganya berkisar hanya 3.000 rupiah per kg nya. Selain itu,
Nata de cassava ini terjamin mutunya karena telah disetujui oleh Badan Pengawasan
Makanan. Keunggulan yang lain dari produk kami adalah:
1. Kebersihan tempat pengolahannya terjamin
2. Menggunakan bahan baku singkong yang terpilih
3. Dibuat secara tradisional
4. Melayani pembelian skala besar dan kecil
5. Melyani orderan dan delivery
IV. ASPEK PRODUKSI
I. Bahan Baku ProduksiBahan baku yang digunakan dalam pembuatan coklat adalah biji kakao dari hasil
panen budidaya. Varietas kakao yang dibudayakan adalah klon Coriello yang memiliki
kualitas tinggi dalam aspek produksi dan proteksi
II. Bahan lainnyaAir kelapa, starnat, asam cuka, starter, formula 1 dan formula 2.
III. Proses produksi
1. Proses pembuatan starter/bibit
a. Siapkan air kelapa (biarkan air kelapa selama 3 hari)
b. Rebus air kelapa hingga mendidih ,selama perebusan tambahkan Startnat 10
grm /L dan Asam Cuka 1cc/liter
c. Rebusan dituangkan ke botol yang suah steril hingga ¾ botol(400-500cc)
d. Tutup mulut botol dengan koran dan ikat dengan karet gelang,biarkan botol selama
1 hari
e. Tambahkan starter bibit induk ke dalam botol kurang lebih 50 cc hingga hampir
penuh dan tutup kembali(1 botol bibit induk bisa untuk 10-20 botol calon bibit baru)
f. Apabila suhu lingkungan dingin maka botol diselimuti dengan kain agar hangat
g. Biarkan bibit hingga 6-7 hari dan siap dipakai untuk membuat nata de casava .
2. Pembuatan Coklat Konsumsi
Proses pengolahan biji kakao menjadi coklat yaitu:
1. Biji kakao dibersihkan untuk membuang bahan yang asing yang menempel.
2. Biji kakao dipanggang untuk memunculkan rasa coklat dan warna biji (roasted). Dan
suhu didalamnya harus diatur.
3. Sebuah mesin penampi digunakan untuk memisahkan kulit biji dan biji kakao agar
terpisah.
4. Biji kakao kemudian akan mengalami proses alkalisasi, yang bertujuan untuk
memunculkan rasa dan warna.
5. Selanjutnya biji kakao digiling untuk membuat cocoa liquor. Suhu dan tingkat
penggilingan beragam sesuai dengan mesin dan hasilnya.
6. Setelah biji kakao menjadi cocoa liquor, biasanya memasukkan seperti kacang untuk
menambah variasi rasa.
7. Selanjunya adalah mengekstrak the cocoa liquor dengan cara dipress/ditekan untuk
mendapatkan lemak coklat (cocoa butter) dan kakao dengan massa padat yang disebut
cocoa presscake. Komposisinya disesuaikan selera yang mereka inginkan.
8. Pengolahan sekarang menjadi dua macam. yaitu Lemak coklat akan digunakan dalam
pembuatan coklat. Sedangkan cocoa presscake akan dihaluskan menjadi coklat dalam
bentuk bubuk.
9. Lemak coklat (cocoa butter) selanjutnya akan digunakan untuk memproduksi coklat
melalui penambahan cocoa liquor. Bahan-bahan lain seperti gula, susu, pengemulsi agen
dan cocoa butter ditambahkan dan dicampur. Proporsi bahan akan berbeda tergantung
pada jenis cokelat yang dibuat.
10. Campuran kemudian mengalami proses pemurnian sampai pasta yang halus
terbentuk (refining). Refining bertujuan meningkatkan tekstur dari coklat.
11. setelah itu conching, untuk mengembangkan lebih lanjut rasa dan tekstur coklat.
12. Campuran ini kemudian melalui proses pemanasan, pendinginan dan proses
pemanasan kembali.
13. Campuran setelah itu dimasukkan ke dalam cetakan untuk didinginkan.
14. Cokelat selanjutnya dikemas sesuai pesanan pelanggan.
V. ASPEK BUDIDAYA
I. Bibit Bibit ubi kayu yang baik, berasal dari tanaman induk yang mempunyai persyaratan :
1. Kondisi sehat,
2. Tidak terganggu hama dan penyakit,
3. Pertumbuhan normal dan kokoh,
4. Produksinya tinggi,
5. Umur antara 12-18 tahun.
II. Pengolahan tanah Tidak adanya pengolahan tanah pada lahan yang akan ditanami, jenis tanah adalah
lempung berpasir. Luas lahan yang diusahakan adalah 100 m2. Lahan kakao terletak di dekat
rumah atau pekarangan warga. Hampir di setiap pekarangan rumah di desa tersebut ditanami
pohon kakao karena anjuran pemerintah dan ketua kelompok tani.
Cara pengolahan:
1. Tanah ringan/gembur : tanah dibajak atau di cangkul 1-2 kali sedalam kurang lebih 20
cm, diratakan langsung ditanami
2. Tanah berat dan berair: tanah dibajak atau di cangkul 1 – 2 kali sedalam kurang lebih
20cm, dibuat bedengan-bedengan atau guludan juga dibuat saluran drainase, baru dapat
ditanam
III. PenanamanJarak tanam kakao adalah 4 x 2 m, 3 x 3 m atau 4 x 3 m. Usahakan larikan barisan
tanaman kakao lurus kesemua arah. Pembuatan lobang tanaman dengan ukuran 60 x 60 x 60
cm. Lubang dibuat 6 bulan sebelum tanam dan kedalam lobang diisi pupuk kandang
sebanyak 5 - 10 kg/lobang. Tutuplah lobang tanam 3 bulan sebelum tanam untuk menjaga
agar batu-batu dan sisa akar tanaman tidak masuk kedalam lobang. Jarak tanam yang
diajurkan adalah 3 X 3 m2 . Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk
tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.
IV. Pemupukan Pupuk yang digunakan adalah urea dan SP36, tidak diketahui jumlah dosis yang
digunakan karena pupuk di takar oleh pemerintah, warga tidak mengetahui takarannya. Cara
pemupukan adalah di tabur melingkar di sekitar batang kakao. Sebelumnya dibuat parit kecil
melingkar di sekitar pohon kemudian parit tersebut ditabur pupuk sesuai dosisnya.
Pemberian pupuk anorganik dilakukan 2 kali setahun, yaitu awal musim hujan
(oktober-november) dan akhir musim hujan (maret-april). Dosis yang dianjurkan adalah
1. Pupuk ZA ( 2 x 250 gram per pohon),
2. Pupuk urea ( 2 x 125 gram per pohon),
3. Pupuk TSP ( 2 x 125 gram per pohon), dan
4. Pupuk KCl ( 2 x 125 gram per pohon ).
Pupuk anorgaik dapat ditaburkan di sekeliling pohon atau diletakkan pada parit pada
salah satu pohon, dengan kedalaman parit 30 cm dan pupuk tersebut kemudian ditimbun
dengan tanah setebal 5 cm. ( Anne Ahira,2012 ).
V. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat, baik,
seragam dan memperoleh hasil yang tinggi. Pemeliharaan kakao meliputi:
1. Penyulaman. Apabila ada tanaman ubi kayu yang mati atau tumbuh sangat merana
harus segera dilakukan penyulaman. Waktu untuk penyulaman paling lambat 5
minggu setelah tanam.
2. Penyiangan dan Pembumbunan. Penyiangan dilakukan apabila sudah mulai tampak
adanya gulma (tanaman pengganggu). Penyiangan kedua dilakukan pada saat ubi
kayu berumur 2-3 bulan sekaligus dengan melakukan pembumbunan. Pembumbunan
dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga ubi kayu dapat tumbuh dengan
sempurna, memperkokoh tanaman supaya tidak rebah.
3. Pemangkasan. Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang
dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan
agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa
macam yaitu :
1. Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet)
atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan
letaknya simetris.
2. Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.
3. Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.
4. Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.
VI. Hama dan PenyakitHama penting bagi tanaman kakao adalah penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella)
dan kepik pengisap buah (Helopeltis spp.).Sedangkan penyakit yang sering menyerang kakao
adalah: Penyakit Vascular streak dieback (VSD) Oncobasidium theobromae yang dapat
menyerang di pembibitan sampai tanaman dewasa dan busuk buah Phytophthora palmivora,
yang dapat menyerang buah muda sampai masak. Untuk mengendalikan serangan hama dan
penyakit pada tanaman kakao adalah :
1. Sanitasi lapang baik selama kegaiatn budiaya maupun pascapanen ( sisa tanaman
dibakar )
2. Menggunakan bibit yang sehat dari varietas tahan penyakit
3. Pengolahan tanah secara sempurna
4. Pengaturan tanaman pelindung dan pemangkasan
5. Penggunaan pestisida jika perlu
6. Penggunaan pestisida nabati
VII. PanenKriteria utama umur panen ubi kayu adalah kadar pati optimal, yakni pada saat tanaman
berumur 7-9 bulan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan daun mulai berkurang, warna daun
mulai agak menguning, dan banyak daun yang rontok. Sifat khusus ubi kayu ialah bobot ubi
kayu meningkat dengan bertambahnya umur tanaman, sedangkan kadar pati cenderung stabil
pada umur 7-9 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa umur panen ubi kayu fleksibel. Tanaman
dapat dipanen pada umur 7 bulan atau ditunda hingga 12 bulan. Namun penundaan umur
panen hanya dapat dilakukan di daerah beriklim basah dan tidak sesuai di daerah beriklim
kering.
Berikut adalah tehnik panen yang benar :
1. Buanglah batang – batang ubi kayu terlebih dahulu.
2. Tinggalkan pangkal batang + 10 cm untuk memudahkan pencabutan
3. Cabutlah tanaman dengan tangan menggunakan tenaga dari seluruh tubuh, sehingga
umbinya dapat diangkat keluar dari tanah.
4. Pada tanah berat, pakailah alat pengungkit berupa sepotong bambu atau kayu. Ikat
pangkal batang dengan kayu, ujung pengungkit diletakkan di atas bahu, kemudian
angkatlah perlahan – lahan ke atas.
VI. ASPEK FINANSIAL A. Biaya usaha tani ketela pohon
Biaya usaha tani kakao dapat di bedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya produksi yang digunakan untuk membiayai faktor produksi yang
sifatnya tetap seperti biaya sewa lahan, sewa traktor, membeli peralatan penunjang produksi
(tanki semprot, cangkul, dan sabit).Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang digunakan
untuk pengadaan factor produksi yang besarnya berubah ubah seperti biaya untuk bibit,
pupuk, pestisida dan biaya untuk tenaga kerja. Besarnya biaya rata-rata usaha tani Ketela
pohon setiap hektarnya dapat dilihat pada Tabel berikut:
No Komponen Volume SatuanHarga satuan(Rp)
Jumlah(Rp)
Keterrangan
I PENGELUARANA. Biaya Tetap
1. Sewa Lahan2. Sewa Traktor3. Tanki Semprot4. Cangkul5. Sabit6. Sewa mobil angkut
(panen)
112562
HaUnitBuahBuahBuahUnit
4.000.000 350.000350.00040.00030.000
1.000.000
4.000.000 350.000700.000200.000180.000
2.000.000
6 bulan
Sub total 7.430.000II B. Biaya Variabel
1. Pengolahan tanah dan membuat guludan
2. Penyiapan bibit3. Penanaman4. Pemeliharaan
a. Penyulamanb. Penyiangan dan
pembumbunanc. Pemupukan dan
pembalikan batangd. Pengairane. Pengendalian OPTf. Paneng. Pasca panen
5. Sarana Produksia. Bibitb. Ureac. TSPd. KCle. Insektisida
8
820
510
8
363010
11.0002001002004
HOK
HOKHOK
HOKHOK
HOK
HOKHOKHOKHOK
Stek kgkgkg
botol
30.000
30.00030.000
30.00030.000
30.000
30.00030.00030.00030.000
1.0002.0003.0002.500
50.000
240.000
240.000600.000
150.000300.000
240.000
90.000180.000900.000300.000
11.000.000
400.000300.000500.000
HOK = Hari Orang Kerja
Biaya pekerja sudah termasuk uang makan 1
kali
9.000 stek batang/ha2.000 stek cadangan
dasar, susulanisi 500 ml
Marshal 25 ST 200.000Sub total 15.640.00
0Total Biaya Produksi 23.070.00
0
B. Penerimaan
Penerimaan usaha tani merupakan nilai dari produk ketela rambat yang dihasilkan.Pada
umumnya penerimaan dalam usahatani ubi jalar dipengaruhi oleh produktivitas dan harga
pada saat panen. Produksi ubi jalar varietas unggul mampu menghasilkan 70 ton/ha,
sedangkan harganya berkisar Rp 2000/Kg. Perhitungan Penerimaan usaha tani ubi jalar
dihitung dengan mengalikan total produksi ketela rambat dengan harga ketela rambat.
Penerimaan : 70.000 kg x Rp 2.000 = Rp 140.000.000
C. Pendapatan
Pendapatan usaha tani merupan nilai bersih yang didapat dari suatu usaha tani. Perhitungan
pendapatan usaha tani dilakukan dengan cara penerimaan usaha tani dikurangi biaya usaha
tani.
Pendapatan : Rp 140.000.000 – Rp 23.070.000 = Rp116.930.000
D. Analisis perbandingan penerimaan dan biaya (Revenue and Cost ratio)
Analisis perbandingan penerimaandan biaya (Revenue and Cost ratioatau
disingkat dengan R/C ratio), yaitu jumlah penerimaan total dibagijumlah pengeluaran
total. Kriteriayang diambil yaitu:
1. Apabila R/C ratio > I berarti usahatani ubijalar tersebut mendapat keuntungan.
2. Apabila R/C ratio = 1 berarti usahatani ubijalar tersebut impas.
3. Apabila R/C ratio < 1 berarti usahatani ubijalar tersebut mengalami kerugian.
R/C ratio : 140.000.000/23.070.000 = 6,07
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai R/C ratio sebesar 6,07 artinya usaha tani ubi kayu tersebut memberikan penerimaan sebesar 607 % atau setiap Rp 100,0 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 607. Dengan demikian, berdasarkan hasil analisis Revenue Cost Ratio, maka usaha tani ubi kayu tersebut menguntungkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hafsah (2004), jika hasil perhitunganR/C ratio lebih besar dari satu maka usaha tani ubi kayu tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
E. Analisis titik impas balik modal (Break Event Point atau BEP)
1. BEP Volume Produksi
BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan
dalam usahatani agar tidak mengalami kerugian. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
tingkat penjualan sebesar Xkg, usahatani tidak menghasilkan keuntungan dan tidak
mengalami kerugian.
BEP Volume Produksi = 23.070.000/2.000 = 11.535 Kg
Nilai tersebut menggambarkan produksi minimal yang harus dicapai dalam usahatani
agar tidak mengalami kerugian. Hasil ini menunjukan bahwapada tingkat penjualan
sebesar 11.535 Kg usahatani tidak menghasilkan keuntungan dan tidak mengalami
kerugian.
2. BEP Harga Produksi
BEP harga produksi menggambarkan tingkat harga terendah untuk mencapai titik
pulang modal. Tingkat harga terendah ini merupakan harga dasar. Apabila harga jual
produk di tingkat petani lebih rendah dari pada harga BEP, maka usaha tani akan
mengalami kerugian. Hasil ini menunjukan bahwa pada tingkat harga penjualan Rp
X/kg, usahatani tidak menghasikan keuntungan dan tidak mengalami kerugian.
BEP Harga Produksi = 23.070.000/70.000 = Rp 329,57 /kg
Nilai tersebut menggambarkan harga terendah untuk mencapai titik pulang modal.
Apabila harga jual ubi kayu ditingkat petani lebih rendah dari harga dasar yaitu Rp
329,57/Kg maka usahatani akan mengalami kerugian.
F. Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal
Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal (Return of Investment)
menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan modal berkaitan dengan keuntungan
usahatani yang diperoleh. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh besarnya keuntungan
yang dicapai dan perputaran modal (Dede Juanda dan Sambang Cahyono, 2004).
ROI : 116.930.000/23.070.000 x 100%= 504,85%
Nilai ROI sebesar 504,85%/usahatani menunjukan bahwa dari Rp100,00 modal
yang ditanam, akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 504,85. Semakin besar hasil
persentase nilai ROI maka penggunaan modal pada usaha tani semakin efesien sehingga
secara ekonomi usaha tani ubi kayu layak dijalankan.
G. hasil produk olahan ketela ( Nata de cassva)
Biaya Volume Satuan Harga/satuan (Rp) Total (Rp)pemasukanPendapatan 9984 Kg 3.000 29.952.000
PengeluaranBiaya tetapPisau 5 Buah 4.000 20.000Baskom 10 Buah 10.000 100.000Panci kecil 4 Buah 150.000 600.000Panci besar 6 Buah 225.000 1.350.000Pengaduk 4 Buah 20.000 80.000Ember 4 Buah 30.000 120.000Saringan besar 6 Buah 15.000 90.000Kompor + gas 3 Buah 250.000 750.000Parutan singkong 3 Buah 5.000 15.000Gelas ukur 5 Buah 50.000 250.000Drum/penampung 20 Buah 130.000 2.600.000Nampan plastik 2100 Buah 2500 5.250.000Torong 50 Buah 4.000 200.000Botol sirup 400 Buah 500 200.000Gayung 4 Buah 35.000 140.000Total 11.765.000
Biaya variabelSingkong 12000 Kg 2.000 2.400.000Formula 1 65 Ml 3.000 195.000Formula 2 105 Ml 3.000 315.000Bibit(air kelapa + bumbu)
1158 Liter 2.500 2.895.000
Asam cuka 5 Liter 10.000 50.000Gaji karyawan 3 Orang 1.000.000 3.000.000Total 8.855.000
Total biaya 20.620.000
Analisis Usaha :
1. Profit : 29.952.000 - 20.620.000 = 9.332.000
2. BEP Produksi : Total biaya : harga = 20.620.000 : 9984 = 2065,3
3. BEP Harga : Total biaya : produksi = 20.620.000 : 3000 = 6873,3
4. R/C : Penerimaan : biaya = 29.952.000 : 20.620.000 = 1,45
5. Produktivitas modal : profit : total biaya = 9.332.000 : 20.620.000 = 0,45
Berdasarkan analisis usaha diatas, didapat profit sebesar 9.332.000 dengan BEP
Produksi lebih kecil dari produksi yang dihasilkan, BEP Harga lebih kecil dari harga yang
ditetapkan, R/C lebih dari 1, dan produktivitas modal sebesar 0,45, maka usaha ini layak
untuk diusahakan.
VII. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Proposal Nata De Cassava. Dalam http://capitmerah.blogspot.com/2011/03/
proposal-nata-de-casava.html. Akses Terakir 02 Januari 2014
Anonim. 2013. Manfaat Singkong Kandungan Nutrisi. Dalam http://www.gen22.net/2013/04/
manfaat-singkong-kandungan-nutrisi-dan.html#sthash.IgBdvTdo.dpuf. Akses Terakir
02 Januari 2014
Anonim. 2014. Pengaturan Waktu Tanam dan Waktu Panen. Dalam http://balitkabi.litbang.
deptan.go.id/hasil-penelitian/ubi-kayu/89-pengaturan-waktu-tanam-dan-waktu-panen-
ubikayu-.html. Akses Terakir 02 Januari 2014
Direktur UtamaAgus Parwoto
Manajer ProduksiRizky
Manajer KeuanganDwi
Manajer Pemasaran
Deta
Manajer SDMJunianto
Seketaris Perusahaan
Agus Arianto