proposal manajemen agribisnis tanaman industri

22
PROPOSAL MANAJEMEN AGRIBISNIS TANAMAN INDUSTRI KAKAO Diajukan oleh : Yuli Fitriana (20100210008) Agus Suprianto (20100210011) Jefi M.Qaris (20100210014) Martin Kusumah (20100210026) Agus Arianto (20110210030) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Upload: agus-arianto

Post on 23-Oct-2015

904 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

PROPOSAL MANAJEMEN AGRIBISNIS TANAMAN INDUSTRI

KAKAO

Diajukan oleh :

Yuli Fitriana (20100210008)

Agus Suprianto (20100210011)

Jefi M.Qaris (20100210014)

Martin Kusumah (20100210026)

Agus Arianto (20110210030)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014

Page 2: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

I. PENDAHULUAN

I. Pengertian Kakao merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon yang dikenal di

Indonesia sejak tahun 1560, namun baru menjadi komoditi yang penting sejak tahun 1951.

Pemerintah Indonesia mulai menaruh perhatian dan mendukung industri kakao pada tahun

1975, setelah PTP VI berhasil menaikkan produksi kakao per hektar melalui penggunaan

bibit unggul Upper Amazon Interclonal Hybrid, yang merupakan hasil persilangan antar klon

dan sabah. Tanaman tropis tahunan ini berasaldari Amerika Selatan. Penduduk Maya dan

Aztec di Amerika Selatan dipercaya sebagai perintis pengguna kakao dalam makanan dan

minuman. Sampai pertengahan abad keXVI, selain bangsa di Amerika Selatan, hanya bangsa

Spanyol yang mengenal tanaman kakao. Dari Amerika Selatan tanaman ini menyebar ke

Amerika Utara, Afrika danAsia.

Tanaman ini mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1560 oleh orang Spanyol

melalui Sulawesi (Hall. 1949) dan kakao mulai dibudidayakan secara luas sejak tahun 1970.

Pengembangan kakao di Indonesia tersebar di beberapa wilayah, dan yang termasuk propinsi

sentra produksi kakao adalah Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi

Tengah, Lampung dan Propinsi Bali.

Indonesia sebagai produsen kakao terbesar ketiga dunia setelah Pantai Gading dan

Ghana, dengan kondisi politik ekonomi yang cukup stabil, menjadikannya berpeluang besar

sebagai pemasok kebutuhan bahan baku baik untuk pasar domestik maupun global. Dengan

kebangkitan dan berkembangnya kapasitas pengolahan industri kakao nasional dan masuknya

beberapa investor asing ke Indonesia di sektor kakao, maka keberlanjutan kakao Indonesia

baik dari sudut produktivitas dan mutu, tidak bisa ditawar lagi, sehingga diperlukan

kiat-kiat/terobosan untuk mengupayakan keberlanjutan kakao Indonesia. Dalam kurun waktu

tiga tahun belakangan ini, grinding kakao Indonesia menunjukkan peningkatan yang

signifikan, yaitu dari 130.000 ton di tahun 2009/2010 menjadi 265.000 ton di tahun

2011/2012.

II. Tujuan1. Merancang dan merusmuskan perencanaan usaha budidaya atau olahan ketela

pohon secara konstruktif, efisien dan efektif, ekonomis, dan reasonable.

2. Sabagai sarana bagi mahasiswa Agroteknologi melatih kemampuan manajemen agribisnis pertanian dalam contoh proposal usaha.

Page 3: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

3. Sebagai bahan refrensi dan evaluasi dalam pengembangan usaha baik bersifat personal maupun follower dalam suatu pedoman yang sudah ada.

4. Sebagai proses manajemen bagi mahasiswa dari hulu hingga kehilir dalam rangka mengembangkan agribisnis pertanian.

Page 4: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

II. PROFIL USAHA

I. Profil perusahaan Berikut ini adalah profil perusahaan yang direncanakan:

a. Nama Perusahaan :

b. Bidang Usaha : Usaha Dagang + Produksi

c. Komoditas utama : Buah Kakao + Olahan buah Kakao

d. Alamat Perusahaan : Brajan Tamantirto Bantul Yogyakarta

e. Luas lahan : 1 Ha

f. Nomor Telepon :

g. Alamat Email :

h. Bank Perusahaan : PT. Bank Jogja (Persero) Tbk.

i. Bentuk Badan :

j. Mulai Berdiri :

II. Biodata pemilika) Nama : Yuli Fitriana

Jabatan :

Alamat Rumah :

Nomor Telepon/HP :

Alamat Email :

Pendidikan Terakhir : S1 Sarjana Pertanian

b) Nama :

Jabatan :

Alamat Rumah :

Nomor Telepon/HP :

Alamat Email :

Pendidikan Terakhir : S1 Sarjana Pertanian

c) Nama :

Jabatan :

Alamat Rumah :

Nomor Telepon/HP :

Alamat Email :

Page 5: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

Pendidikan Terakhir : S1 Sarjana Pertanian

d) Nama : Agus Arianto

Jabatan :

Alamat Rumah : Jln.Rejowinangun,RT 27,Gang III,Rejowinangun,Kotagede

Nomor Telepon/HP : 081931731036

Alamat Email : [email protected]

Pendidikan Terakhir : S1 Pertanian

Page 6: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

III. ASPEK PEMASARAN

I. Produk yang dihasilkanProduk utama yang dihasilkan oleh - ini adalah buah kakao panen dan memiliki nilai

ekonomis yang dijual dengan pabrik pengolahan industri kakao,kulakan atau ke distributor

yang memasok kakao ke pasar lokal maupun pasar regional. Disamping produksi dalam

bentuk buah kakao basah atau kering sebagai produk utama, produksi tambahan yang

dihasilkan adalah berupa hasil olahan dari biji kakao seperti cocoa powder, cocoa butter,

cocoa liquor, cocoa cake.

Nata de cassava adalah produk nata berbahan baku singkong atau ubi kayu. Nata

merupakan bahan pangan yang banyak digunakan sebagai campuran produk minuman

kemasan siap saji yang banyak dijumpai di warung, toko, hingga supermarket. Di Indonesia,

produk minuman kemasan berbahan baku nata banyak digemari dari kalangan anak-anak

hingga orang dewasa. Umumnya masyarakat lebih mengenal Nata de coco yaitu nata

berbahan baku air kelapa atau sering disebut dengan sari kelapa. Nata de cassava memiliki

karateristik tidak jauh berbeda dengan Nata de coco yaitu warnanya putih, kenyal, dan

kandungan seratnya tinggi. Nata de cassava memiliki potensi yang besar menjadi pesaing

produk Nata de coco, karena memiliki kualitas produk yang tidak kalah dengan Nata de coco.

Saat ini, produk minuman kemasan Nata de cassava sudah mulai populer.

II. Keungggulan produkKeunggulan kompetitif produk kami adalah harganya yang terjangkau yaitu untuk

ketelany saja dijual 2000/ kg ( pembelian skala kecil), untuk pembelian skala besar hanya

1500/kg. Untuk nata de cassava harganya berkisar hanya 3.000 rupiah per kg nya. Selain itu,

Nata de cassava ini terjamin mutunya karena telah disetujui oleh Badan Pengawasan

Makanan. Keunggulan yang lain dari produk kami adalah:

1. Kebersihan tempat pengolahannya terjamin

2. Menggunakan bahan baku singkong yang terpilih

3. Dibuat secara tradisional

4. Melayani pembelian skala besar dan kecil

5. Melyani orderan dan delivery

Page 7: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

IV. ASPEK PRODUKSI

I. Bahan Baku ProduksiBahan baku yang digunakan dalam pembuatan coklat adalah biji kakao dari hasil

panen budidaya. Varietas kakao yang dibudayakan adalah klon Coriello yang memiliki

kualitas tinggi dalam aspek produksi dan proteksi

II. Bahan lainnyaAir kelapa, starnat, asam cuka, starter, formula 1 dan formula 2.

III. Proses produksi

1. Proses pembuatan starter/bibit

a. Siapkan air kelapa (biarkan air kelapa selama 3 hari)

b.     Rebus air kelapa hingga mendidih ,selama perebusan tambahkan Startnat 10

grm /L dan Asam Cuka 1cc/liter

c. Rebusan dituangkan ke botol yang suah steril hingga ¾ botol(400-500cc)

d.  Tutup mulut botol dengan koran  dan ikat dengan karet gelang,biarkan botol selama

1 hari

e. Tambahkan starter bibit induk  ke dalam botol  kurang lebih 50 cc hingga hampir

penuh dan tutup kembali(1 botol bibit induk bisa untuk 10-20 botol calon bibit baru)

f.   Apabila suhu lingkungan dingin maka  botol diselimuti dengan  kain agar hangat

g. Biarkan bibit  hingga 6-7 hari  dan siap dipakai untuk  membuat nata de casava .

2. Pembuatan Coklat Konsumsi

Proses pengolahan biji kakao menjadi coklat yaitu:

1. Biji kakao dibersihkan untuk membuang bahan yang asing yang menempel.

2. Biji kakao dipanggang untuk memunculkan rasa coklat dan warna biji (roasted). Dan

suhu didalamnya harus diatur.

3. Sebuah mesin penampi digunakan untuk memisahkan kulit biji dan biji kakao agar

terpisah.

4. Biji kakao kemudian akan mengalami proses alkalisasi, yang bertujuan untuk

memunculkan rasa dan warna.

Page 8: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

5. Selanjutnya biji kakao digiling untuk membuat cocoa liquor. Suhu dan tingkat

penggilingan beragam sesuai dengan mesin dan hasilnya.

6. Setelah biji kakao menjadi cocoa liquor, biasanya memasukkan seperti kacang untuk

menambah variasi rasa.

7. Selanjunya adalah mengekstrak the cocoa liquor dengan cara dipress/ditekan untuk

mendapatkan lemak coklat (cocoa butter) dan kakao dengan massa padat yang disebut

cocoa presscake. Komposisinya disesuaikan selera yang mereka inginkan.

8. Pengolahan sekarang menjadi dua macam. yaitu Lemak coklat akan digunakan dalam

pembuatan coklat. Sedangkan cocoa presscake akan dihaluskan menjadi coklat dalam

bentuk bubuk.

9. Lemak coklat (cocoa butter) selanjutnya akan digunakan untuk memproduksi coklat

melalui penambahan cocoa liquor. Bahan-bahan lain seperti gula, susu, pengemulsi agen

dan cocoa butter ditambahkan dan dicampur. Proporsi bahan akan berbeda tergantung

pada jenis cokelat yang dibuat.

10. Campuran kemudian mengalami proses pemurnian sampai pasta yang halus

terbentuk (refining). Refining bertujuan meningkatkan tekstur dari coklat.

11. setelah itu conching, untuk mengembangkan lebih lanjut rasa dan tekstur coklat.

12. Campuran ini kemudian melalui proses pemanasan, pendinginan dan proses

pemanasan kembali.

13. Campuran setelah itu dimasukkan ke dalam cetakan untuk didinginkan.

14. Cokelat selanjutnya dikemas sesuai pesanan pelanggan.

Page 9: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

V. ASPEK BUDIDAYA

I. Bibit Bibit ubi kayu yang baik, berasal dari tanaman induk yang mempunyai persyaratan :

1. Kondisi sehat,

2. Tidak terganggu hama dan penyakit,

3. Pertumbuhan normal dan kokoh,

4. Produksinya tinggi,

5. Umur antara 12-18 tahun.

II. Pengolahan tanah Tidak adanya pengolahan tanah pada lahan yang akan ditanami, jenis tanah adalah

lempung berpasir. Luas lahan yang diusahakan adalah 100 m2. Lahan kakao terletak di dekat

rumah atau pekarangan warga. Hampir di setiap pekarangan rumah di desa tersebut ditanami

pohon kakao karena anjuran pemerintah dan ketua kelompok tani.

Cara pengolahan:

1. Tanah ringan/gembur : tanah dibajak atau di cangkul 1-2 kali sedalam kurang lebih 20

cm, diratakan langsung ditanami

2. Tanah berat dan berair: tanah dibajak atau di cangkul 1 – 2 kali sedalam kurang lebih

20cm, dibuat bedengan-bedengan atau guludan juga dibuat saluran drainase, baru dapat

ditanam

III. PenanamanJarak tanam kakao adalah 4 x 2 m, 3 x 3 m atau 4 x 3 m. Usahakan larikan barisan

tanaman kakao lurus kesemua arah. Pembuatan lobang tanaman dengan ukuran 60 x 60 x 60

cm. Lubang dibuat 6 bulan sebelum tanam dan kedalam lobang diisi pupuk kandang

sebanyak 5 - 10 kg/lobang. Tutuplah lobang tanam 3 bulan sebelum tanam untuk menjaga

agar batu-batu dan sisa akar tanaman tidak masuk kedalam lobang. Jarak tanam yang

diajurkan adalah 3 X 3 m2 . Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk

tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.

IV. Pemupukan Pupuk yang digunakan adalah urea dan SP36, tidak diketahui jumlah dosis yang

digunakan karena pupuk di takar oleh pemerintah, warga tidak mengetahui takarannya. Cara

Page 10: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

pemupukan adalah di tabur melingkar di sekitar batang kakao. Sebelumnya dibuat parit kecil

melingkar di sekitar pohon kemudian parit tersebut ditabur pupuk sesuai dosisnya.

Pemberian pupuk anorganik dilakukan 2 kali setahun, yaitu awal musim hujan

(oktober-november) dan akhir musim hujan (maret-april). Dosis yang dianjurkan adalah

1. Pupuk ZA ( 2 x 250 gram per pohon),

2. Pupuk urea ( 2 x 125 gram per pohon),

3. Pupuk TSP ( 2 x 125 gram per pohon), dan

4. Pupuk KCl ( 2 x 125 gram per pohon ).

Pupuk anorgaik dapat ditaburkan di sekeliling pohon atau diletakkan pada parit pada

salah satu pohon, dengan kedalaman parit 30 cm dan pupuk tersebut kemudian ditimbun

dengan tanah setebal 5 cm. ( Anne Ahira,2012 ).

V. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat, baik,

seragam dan memperoleh hasil yang tinggi. Pemeliharaan kakao meliputi:

1. Penyulaman. Apabila ada tanaman ubi kayu yang mati atau tumbuh sangat merana

harus segera dilakukan penyulaman. Waktu untuk penyulaman paling lambat 5

minggu setelah tanam.

2. Penyiangan dan Pembumbunan. Penyiangan dilakukan apabila sudah mulai tampak

adanya gulma (tanaman pengganggu). Penyiangan kedua dilakukan pada saat ubi

kayu berumur 2-3 bulan sekaligus dengan melakukan pembumbunan. Pembumbunan

dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga ubi kayu dapat tumbuh dengan

sempurna, memperkokoh tanaman supaya tidak rebah.

3. Pemangkasan. Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang

dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan

agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa

macam yaitu :

1. Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet)

atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan

letaknya simetris.

Page 11: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

2. Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.

3. Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.

4. Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.

VI. Hama dan PenyakitHama penting bagi tanaman kakao adalah penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella)

dan kepik pengisap buah (Helopeltis spp.).Sedangkan penyakit yang sering menyerang kakao

adalah: Penyakit Vascular streak dieback (VSD) Oncobasidium theobromae yang dapat

menyerang di pembibitan sampai tanaman dewasa dan busuk buah Phytophthora palmivora,

yang dapat menyerang buah muda sampai masak. Untuk mengendalikan serangan hama dan

penyakit pada tanaman kakao adalah :

1. Sanitasi lapang baik selama kegaiatn budiaya maupun pascapanen ( sisa tanaman

dibakar )

2. Menggunakan bibit yang sehat dari varietas tahan penyakit

3. Pengolahan tanah secara sempurna

4. Pengaturan tanaman pelindung dan pemangkasan

5. Penggunaan pestisida jika perlu

6. Penggunaan pestisida nabati

VII. PanenKriteria utama umur panen ubi kayu adalah kadar pati optimal, yakni pada saat tanaman

berumur 7-9 bulan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan daun mulai berkurang, warna daun

mulai agak menguning, dan banyak daun yang rontok. Sifat khusus ubi kayu ialah bobot ubi

kayu meningkat dengan bertambahnya umur tanaman, sedangkan kadar pati cenderung stabil

pada umur 7-9 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa umur panen ubi kayu fleksibel. Tanaman

dapat dipanen pada umur 7 bulan atau ditunda hingga 12 bulan. Namun penundaan umur

panen hanya dapat dilakukan di daerah beriklim basah dan tidak sesuai di daerah beriklim

kering.

Berikut adalah tehnik panen yang benar :

Page 12: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

1. Buanglah batang – batang ubi kayu terlebih dahulu.

2. Tinggalkan pangkal batang + 10 cm untuk memudahkan pencabutan

3. Cabutlah tanaman dengan tangan menggunakan tenaga dari seluruh tubuh, sehingga

umbinya dapat diangkat keluar dari tanah.

4. Pada tanah berat, pakailah alat pengungkit berupa sepotong bambu atau kayu. Ikat

pangkal batang dengan kayu, ujung pengungkit diletakkan di atas bahu, kemudian

angkatlah perlahan – lahan ke atas.

Page 13: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

VI. ASPEK FINANSIAL A. Biaya usaha tani ketela pohon

Biaya usaha tani kakao dapat di bedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap adalah biaya produksi yang digunakan untuk membiayai faktor produksi yang

sifatnya tetap seperti biaya sewa lahan, sewa traktor, membeli peralatan penunjang produksi

(tanki semprot, cangkul, dan sabit).Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang digunakan

untuk pengadaan factor produksi yang besarnya berubah ubah seperti biaya untuk bibit,

pupuk, pestisida dan biaya untuk tenaga kerja. Besarnya biaya rata-rata usaha tani Ketela

pohon setiap hektarnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

No Komponen Volume SatuanHarga satuan(Rp)

Jumlah(Rp)

Keterrangan

I PENGELUARANA. Biaya Tetap

1. Sewa Lahan2. Sewa Traktor3. Tanki Semprot4. Cangkul5. Sabit6. Sewa mobil angkut

(panen)

112562

HaUnitBuahBuahBuahUnit

4.000.000 350.000350.00040.00030.000

1.000.000

4.000.000 350.000700.000200.000180.000

2.000.000

6 bulan

Sub total 7.430.000II B. Biaya Variabel

1. Pengolahan tanah dan membuat guludan

2. Penyiapan bibit3. Penanaman4. Pemeliharaan

a. Penyulamanb. Penyiangan dan

pembumbunanc. Pemupukan dan

pembalikan batangd. Pengairane. Pengendalian OPTf. Paneng. Pasca panen

5. Sarana Produksia. Bibitb. Ureac. TSPd. KCle. Insektisida

8

820

510

8

363010

11.0002001002004

HOK

HOKHOK

HOKHOK

HOK

HOKHOKHOKHOK

Stek kgkgkg

botol

30.000

30.00030.000

30.00030.000

30.000

30.00030.00030.00030.000

1.0002.0003.0002.500

50.000

240.000

240.000600.000

150.000300.000

240.000

90.000180.000900.000300.000

11.000.000

400.000300.000500.000

HOK = Hari Orang Kerja

Biaya pekerja sudah termasuk uang makan 1

kali

9.000 stek batang/ha2.000 stek cadangan

dasar, susulanisi 500 ml

Page 14: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

Marshal 25 ST 200.000Sub total 15.640.00

0Total Biaya Produksi 23.070.00

0

B. Penerimaan

Penerimaan usaha tani merupakan nilai dari produk ketela rambat yang dihasilkan.Pada

umumnya penerimaan dalam usahatani ubi jalar dipengaruhi oleh produktivitas dan harga

pada saat panen. Produksi ubi jalar varietas unggul mampu menghasilkan 70 ton/ha,

sedangkan harganya berkisar Rp 2000/Kg. Perhitungan Penerimaan usaha tani ubi jalar

dihitung dengan mengalikan total produksi ketela rambat dengan harga ketela rambat.

Penerimaan : 70.000 kg x Rp 2.000 = Rp 140.000.000

C. Pendapatan

Pendapatan usaha tani merupan nilai bersih yang didapat dari suatu usaha tani. Perhitungan

pendapatan usaha tani dilakukan dengan cara penerimaan usaha tani dikurangi biaya usaha

tani.

Pendapatan : Rp 140.000.000 – Rp 23.070.000 = Rp116.930.000

D. Analisis perbandingan penerimaan dan biaya (Revenue and Cost ratio)

Analisis perbandingan penerimaandan biaya (Revenue and Cost ratioatau

disingkat dengan R/C ratio), yaitu jumlah penerimaan total dibagijumlah pengeluaran

total. Kriteriayang diambil yaitu:

1. Apabila R/C ratio > I berarti usahatani ubijalar tersebut mendapat keuntungan.

2. Apabila R/C ratio = 1 berarti usahatani ubijalar tersebut impas.

3. Apabila R/C ratio < 1 berarti usahatani ubijalar tersebut mengalami kerugian.

R/C ratio : 140.000.000/23.070.000 = 6,07

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai R/C ratio sebesar 6,07 artinya usaha tani ubi kayu tersebut memberikan penerimaan sebesar 607 % atau setiap Rp 100,0 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 607. Dengan demikian, berdasarkan hasil analisis Revenue Cost Ratio, maka usaha tani ubi kayu tersebut menguntungkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hafsah (2004), jika hasil perhitunganR/C ratio lebih besar dari satu maka usaha tani ubi kayu tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

Page 15: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

E. Analisis titik impas balik modal (Break Event Point atau BEP)

1. BEP Volume Produksi

BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan

dalam usahatani agar tidak mengalami kerugian. Hasil ini menunjukkan bahwa pada

tingkat penjualan sebesar Xkg, usahatani tidak menghasilkan keuntungan dan tidak

mengalami kerugian.

BEP Volume Produksi = 23.070.000/2.000 = 11.535 Kg

Nilai tersebut menggambarkan produksi minimal yang harus dicapai dalam usahatani

agar tidak mengalami kerugian. Hasil ini menunjukan bahwapada tingkat penjualan

sebesar 11.535 Kg usahatani tidak menghasilkan keuntungan dan tidak mengalami

kerugian.

2. BEP Harga Produksi

BEP harga produksi menggambarkan tingkat harga terendah untuk mencapai titik

pulang modal. Tingkat harga terendah ini merupakan harga dasar. Apabila harga jual

produk di tingkat petani lebih rendah dari pada harga BEP, maka usaha tani akan

mengalami kerugian. Hasil ini menunjukan bahwa pada tingkat harga penjualan Rp

X/kg, usahatani tidak menghasikan keuntungan dan tidak mengalami kerugian.

BEP Harga Produksi = 23.070.000/70.000 = Rp 329,57 /kg

Nilai tersebut menggambarkan harga terendah untuk mencapai titik pulang modal.

Apabila harga jual ubi kayu ditingkat petani lebih rendah dari harga dasar yaitu Rp

329,57/Kg maka usahatani akan mengalami kerugian.

F. Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal

Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal (Return of Investment)

menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan modal berkaitan dengan keuntungan

Page 16: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

usahatani yang diperoleh. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh besarnya keuntungan

yang dicapai dan perputaran modal (Dede Juanda dan Sambang Cahyono, 2004).

ROI : 116.930.000/23.070.000 x 100%= 504,85%

Nilai ROI sebesar 504,85%/usahatani menunjukan bahwa dari Rp100,00 modal

yang ditanam, akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 504,85. Semakin besar hasil

persentase nilai ROI maka penggunaan modal pada usaha tani semakin efesien sehingga

secara ekonomi usaha tani ubi kayu layak dijalankan.

G. hasil produk olahan ketela ( Nata de cassva)

Biaya Volume Satuan Harga/satuan (Rp) Total (Rp)pemasukanPendapatan 9984 Kg 3.000 29.952.000

PengeluaranBiaya tetapPisau 5 Buah 4.000 20.000Baskom 10 Buah 10.000 100.000Panci kecil 4 Buah 150.000 600.000Panci besar 6 Buah 225.000 1.350.000Pengaduk 4 Buah 20.000 80.000Ember 4 Buah 30.000 120.000Saringan besar 6 Buah 15.000 90.000Kompor + gas 3 Buah 250.000 750.000Parutan singkong 3 Buah 5.000 15.000Gelas ukur 5 Buah 50.000 250.000Drum/penampung 20 Buah 130.000 2.600.000Nampan plastik 2100 Buah 2500 5.250.000Torong 50 Buah 4.000 200.000Botol sirup 400 Buah 500 200.000Gayung 4 Buah 35.000 140.000Total 11.765.000

Biaya variabelSingkong 12000 Kg 2.000 2.400.000Formula 1 65 Ml 3.000 195.000Formula 2 105 Ml 3.000 315.000Bibit(air kelapa + bumbu)

1158 Liter 2.500 2.895.000

Asam cuka 5 Liter 10.000 50.000Gaji karyawan 3 Orang 1.000.000 3.000.000Total 8.855.000

Page 17: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

Total biaya 20.620.000

Analisis Usaha :

1. Profit : 29.952.000 - 20.620.000 = 9.332.000

2. BEP Produksi : Total biaya : harga = 20.620.000 : 9984 = 2065,3

3. BEP Harga : Total biaya : produksi = 20.620.000 : 3000 = 6873,3

4. R/C : Penerimaan : biaya = 29.952.000 : 20.620.000 = 1,45

5. Produktivitas modal : profit : total biaya = 9.332.000 : 20.620.000 = 0,45

Berdasarkan analisis usaha diatas, didapat profit sebesar 9.332.000 dengan BEP

Produksi lebih kecil dari produksi yang dihasilkan, BEP Harga lebih kecil dari harga yang

ditetapkan, R/C lebih dari 1, dan produktivitas modal sebesar 0,45, maka usaha ini layak

untuk diusahakan.

VII. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

Page 18: Proposal Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

Daftar Pustaka

Anonim. 2011. Proposal Nata De Cassava. Dalam http://capitmerah.blogspot.com/2011/03/

proposal-nata-de-casava.html. Akses Terakir 02 Januari 2014

Anonim. 2013. Manfaat Singkong Kandungan Nutrisi. Dalam http://www.gen22.net/2013/04/

manfaat-singkong-kandungan-nutrisi-dan.html#sthash.IgBdvTdo.dpuf. Akses Terakir

02 Januari 2014

Anonim. 2014. Pengaturan Waktu Tanam dan Waktu Panen. Dalam http://balitkabi.litbang.

deptan.go.id/hasil-penelitian/ubi-kayu/89-pengaturan-waktu-tanam-dan-waktu-panen-

ubikayu-.html. Akses Terakir 02 Januari 2014

Direktur UtamaAgus Parwoto

Manajer ProduksiRizky

Manajer KeuanganDwi

Manajer Pemasaran

Deta

Manajer SDMJunianto

Seketaris Perusahaan

Agus Arianto