proposal penelitian asi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asi (Air Susu Ibu ) merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi
serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan
bayi yang dibuat manusia ataupun susu hewan, seperti susu sapi. ASI
mengandung lebih dari 200 unsur- unsur pokok antara lain zat putih telur,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan , hormon, enzim,
zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional
dan seimbang antara satu dengan yang lainnya.
Pada waktu lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum
dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna . ASI mampu
memberikan perlindungan baik secara aktif maupun pasif, ASI tidak saja
menyediakan perlindungan yang unik terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga
merangsang sisitem kekebalan bayi itu sendiri. Dengan adanya zat kekebalan
ini bayi ASI eksklusif akan terhindar dari berbagai macam infeksi atau
penyakit.
Umumnya komposisi ASI disesuaikan dengan kecepatan tumbuh
untuk mencapai berat badan lahir sebanyak dua kali lipat pada usia 3 – 4
bulan. Bayi manusia sendiri termasuk kelompok bayi yang pada waktu lahir
masih sangat belum matang sehingga tergantung penuh pada orang tua.
Untuk perawatan serta untuk kelangsungan hidupnya diperlukan waktu
sekitar 4 – 4,5 bulan agar berat badan dapat digandakan 2 kali berat lahirnya.
Ini merupakan salah satu alasan mengapa ASI eksklusif harus diberikan pada
bayi usia 0 – 4 bulan, bahkan pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9
tahun, UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) memberikan
klarifikasi tentang rekomendasi, bahwa ASI eksklusif dapat diberikan sampai
usia 6 bulan (Utami Roesli, 2000;3).
Pencapaian ASI eksklusif hingga saat ini belum menggembirakan,
dari penelitian terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek (1995), diperoleh fakta
bahwa yang memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%,
1
padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga
didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tak pernah mendapatkan
informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tak pernah mendengar
informasi tentang ASI eksklusif (Utami Roesli, 2000;2). Di Puskesmas
Nglegok Kabupaten Blitar jumlah ibu menyusui pada tahun 2000 sebanyak
5329 orang, tetapi yang memberikan ASI Eksklusif hanya 792 orang.
Sebenarnya menyusui, khususnya yang secara eksklusif merupakan
cara pemberian makan bayi yang alamiah, dan ini oleh ibu-ibu dianggap hal
biasa yang tidak perlu diketahui atau dipelajari, padahal ASI khususnya ASI
eksklusif adalah suatu ilmu yang relatif baru, sehingga masih harus dipelajari
dan dikembangkan. Kurangnya informasi dan bahkan seringkali ibu-ibu
mendapatkan informasi yang salah tentang pemberian ASI eksklusif
mengakibatkan muncul berbagai macam persepsi, hal ini akan lebih
menambah kompleks permasalahan penggalakan ASI eksklusif. Persepsi
yang salah tentunya akan berefek terhadap perilaku yang salah pula.
Berdasar permasalahan diatas diprioritaskan program Peningkatan
Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) , karena dampaknya yang luas terhadap
status gizi dan kesehatan Balita. Program prioritas ini berkaitan juga dengan
dengan kesepakatan global antara lain: Deklarasi Innocenti (Italia) tahun 1990
tentang perlindungan, promosi, dan dukungan terhadap penggunaan ASI.
Disepakati pula untuk pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun
2000. Konferensi Tingkat Tinggi tentang kesejahteraan anak tahun 1990 salah
satu kesepakatannya adalah semua keluarga mengetahui arti penting
mendukung wanita dalam tugas pemberian ASI saja untuk 4 – 6 bulan
pertama kehidupan anak dan memenuhi kebutuhan makanan anak berusia
muda pada tahun-tahun rawan (Utami Roesli, 2000;4). Pada peringatan Pekan
ASI sedunia tahun 1999, telah dicanangkan kembali Gerakan Masyarakat
peduli ASI pada tanggal 2 Agustus oleh Presiden RI.
Sampai sekarang ini kalangan medis maupun pemerintah memang
sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan penggunaan ASI Eksklusif, hal
ini dilakukan karena masih banyak persepsi-persepsi yang cenderung keliru
tentang pemberian ASI eksklusif, menyadari akan hal ini maka perlu
2
dilakukan penelitian tentang bagaimana persepsi ibu tentang pemberian ASI
Eksklusif, sehingga hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan
sebagai bahan kajian untuk para perawat dalam meningkatkan Asuhan
keperawatan pada ibu menyusui terutama dalam hal meluruskan persepsi
yang salah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimanakah persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif ?
2) Apakah faktor usia berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang pemberian
ASI Eksklusif ?
3) Apakah faktor pendidikan berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang
pemberian ASI Eksklusif ?
4) Apakah faktor lingkungan berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang
pemberian ASI Eksklusif ?
C. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Untuk menggambarkan persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
2) Tujuan Khusus
(1) Untuk mengidentifikasi seberapa jauh usia berpengaruh terhadap
persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
(2) Untuk mengidentifikasi seberapa jauh pendidikan berpengaruh
terhadap persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
(3) Untuk mengidentifikasi seberapa jauh lingkungan berpengaruh
terhadap persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
D. Manfaat Penelitian
1) Dapat digunakan untuk menggambarkan persepsi ibu tentang pemberian
ASI Eksklusif.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meluruskan
persepsi ibu yang salah dalam pemberian ASI Eksklusif.
3) Dapat memberi informasi bagi peneliti berikutnya.
4) Dapat digunakan sebagai sarana untuk menyusun strategi yang tepat dalam
pelaksanaan penggalaan pemberian ASI Eksklusif.
E. Relevansi
3
Menyusui adalah suatu proses alamiah, yang sudah dilakukan oleh
ibu-ibu sejak jaman dahulu. Namun demikian menyusui khususnya yang secara
eksklusif seringkali kurang mendapat perhatian, Hal ini disebabkan kurang
adanya informasi, bahkan ibu-ibu sering mendapatkan informasi yang salah
tentang manfaat ASI Eksklusif. Informasi yang salah akan menimbulkan
persepsi yang bermacam-macam. Oleh karena itu perawat harus berusaha
meluruskan berbagai macam persepsi ini melalui Asuhan Keperawatan Ibu
Menyusui, sehingga timbul persepsi yang sama dan tentunya dengan persepsi
yang sama diharapkan akan merubah perilaku ibu tentang pemberian ASI
Ekslusif.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan disajikan tentang konsep dasar persepsi, ASI Eksklusif
dan kerangka konseptual. Konsep dasar persepsi meliputi pengertian persepsi,
proses terjadinya persepsi, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi,
salah persepsi dan bentuknya. Konsep dasar ASI Eksklusif meliputi pengertian
ASI Eksklusif, tujuan pemberian ASI Eksklusif, prosedur pemberian ASI
Eksklusif, dan manfaat ASI Eksklusif.
1.1. Konsep dasar persepsi
1) Pengertian persepsi
Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri
manusia yang akan menunjukkan bagaiman kita melihat, mendengar,
merasakan, memberi,serta meraba sesuatu yang ada disekitar kita
( Widayatun, 1999;110).
Wiliam James mengatakan, persepsi adalah suatu pengalaman yang
terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indra , hasil
pengolahan otak dan ingatan.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan (Rakhmat,2000;51).
2) Proses terjadinya persepsi (Widayatun, 1999;111)
Adanya obyek/stimulus yang ditangkap oleh panca indra, kemudian
stimulus/obyek tadi dibawa ke otak, dari otak muncul respon yang akan
dikembalikan ke indra dan muncul sebagai persepsi/tanggapan.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi (Widayatun, 1999;115)
(1) Cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan dan pendidikan
(2) Faktor Ipoleksosbud Hankam
(3) Faktor usia
(4) Faktor kematangan
(5) Faktor lingkungan sekitar
(6) Faktor pembawaan
5
(7) Faktor fisik dan kesehatan
(8) Faktor proses mental
4) Salah persepsi dan bentuk-bentuknya
(1) Ilusi : ada obyek tapi dikualifikasi salah
(2) Halusinasi adalah kondisi persepsi dengan tidak adanya obyek
(salah persepsi terhadap obyek)
(3) Delusi adalah adanya obyek disekitar individu tapi ditanggap salah
(4) Osilasi adalah salah persepsi karena perhatian yang beralih baik
dengan ada obyek maupun tidak.
(5) Stereotipy adalah persepsi yang salah karena praduga yang miring
atau buruk terhadap individu yang lebih sering diambil secara
umum.
1.2. Konsep dasar ASI Eksklusif
1) Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah
bayi hanya diberi ASI saja pada usia 0 – 4 / 6 bulan, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, , biskuit,
bubur nasi, dan nasi tim (Utami Roesli, 2000;3).
ASI Eksklusif adalah bahwa hanya ASI saja makanan yang diberikan
pada bayi usia 0 – 4 bulan (Suryanah,1996;61).
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI (Suryanah, 1996;67).
(1) Tata laksana menyusui yang benar
(2) Psikologi ibu
(3) Kelainan anatomi
(4) Hormonal dan kesehatan ibu
(5) Gizi ibu
3) Komposisi ASI (Roesli, 2000;25-32)
(1)Kolostrum
Yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4 atau ke-
7, berwarna kuning atau dapat pula jernih lebih menyerupai darah
daripada susu,mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah
6
putih yang dapat membunuh kuman penyakit, juga merupakan
pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai
dari usus bayi yang baru lahir.
(2)ASI transisi/peralihan
ASI yang keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14,
kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak makin meningkat, volume juga semakin meningkat.
(3) ASI matang / mature
ASI yang keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya, komposisi
relatif konstan.
(4) Lemak ASI
Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega-
6, DHA, arachidonic acid) suatu asam lemak esensial yang
merupakan komponen penting untuk myelinisasi. Myelinisasi
adalah pembentukan selaput isolasi yang mengelilingi serabut
syaraf yang akan membantu rangsangan menjalar lebih cepat.
Lemak berikutnya adalah kolesterol. Kolesterol juga meningkatkan
pertumbuhan otak bayi. Kandungan kolesterol ASI tergolong tinggi
. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI
eksklusif akan mempunyai kadar kolesterol yang lebih tinggi. Pada
saat pertumbuhan otak yang cepat diperlukan kadar kolesterol yang
tinggi . Selain itu kolesterol juga diperkirakan berfungsi dalam
pembentukan enzim untuk metabolisme kolesterol yang akan
mengendalikan kadar kolesterol dikemudian hari sehingga dapat
mencegah serangan jantung dan arteriosklerosis pada usia muda.
(5) Karbohidrat ASI
Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula), laktosa diperlukan
untuk pertumbuhan otak, meningkatkan penyerapan kalsium,
meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik, yaitu
Lactobacillus bifidus, laktosa oleh fermentasi akan diubah menjadi
asam laktat yang akan memberikan suasana asam pada usus bayi
yang akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya.
7
(6) Protein ASI
ASI mengandung alfa-laktalbumin yang tidak menyebabkan alergi,
mengandung taurin yang diperlukan untuk: pertumbuhan
otak,susunan syaraf, dan retina, lactoferrin untuk: mengangkut zat
besi dari ASI kedarah, pembunuh bakteri yang jahat, lysosyme
sebagai antibiotik alami di dalam ASI.
(7) Faktor pelindung
ASI mengandung sel darah putih: sebagai fagositosit,membuat C3
dan C4, laktoferin, SIgA , dan juga mengandung imunoglobulin
yang melindungi tubuh terhadap infeksi.
(8) Vitamin, mineral dan zat besi
ASI mengandung vitamin dan mineral yang lengkap, meski kadar
mineral ASI relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6
bulan.
4) Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI (Depkes RI, 1992 ; 26)
(1) Makanan ibu
Untuk membantu produksi ASI makan ibu harus memenuhi jumlah
kalori, protein,lemak, vitamin dan mineral yang cukup. Ibu
dianjurkan minum lebih banyak 8 – 12 gelas /hari.
(2) Ketenangan jiwa dan fikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang
selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan
berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume
ASI bahkan produksi ASI berhenti sama sekali.
(3) Penggunaan alat kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.
(4) Perawatan payudara
Perawatan payudara sebaiknya telah dimulai pada masa kehamilan
dan pada saat menyusui.
5) Prosedur menyusui bayi
Prosedur menyusui bayi (Suryanah, 1996;66)
8
(1) Cara memegang bayi: Cara biasa dengan bantal, Foot ball potition,
Kombinasi lainnya
(2) Lama menyusui bayi: Menetek tidak terjadwal (on demand),
Payudara disusukan secara bergantian, Lama menyusui tergantung
pada kemauan bayi, Patokan minimal 10 menit payudara sebelah kiri
dan 10 menit payudara sebelah kanan, Menyusui satu payudara
sampai kosong.
Prosedur pemberian ASI (Depkes RI, 1992;20).
(1) Jarak menyusui tiap 3 jam
(2) Cara menyusui bayi:
- Duduk dengan posisi santai dan tegak
- Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi
ditidurkan diatas pangkuan ibu dengan cara kepala bayi berada di
siku bagian dalam lengan kiri, hadapkan bayi pada ibu, letakkan
lengan bayi diseputar punggung ibu dan tangan kiri ibu
memegang bokong bayi (bila dimulai dengan payudara kiri)
- Puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas basah
- Tangan kanan menyangga payudara kiri dengan ke-4 jari dan ibu
jari menekan payudara bagian atas aerola.
- Sentuhlah mulut bayi dengan puting payudara, tunggu sampai
mulut bayi membuka lebar.
- Masukkan secepatnya seluruh puting payudara sampai areola
kedalam mulut bayi hingga terletak antara lidah dan langit-langit.
- Dekap bayi ketubuh ibu dengan lengan kiri, hingga ujung hidung
bayi menyentuh payudara , tekan sedikit payudara bagian atas
dengan tangan kanan hingga hidung bayi tidak tertutup dan bayi
dapat bernafas dengan baik.
- Bila bayi selesai menetek, untuk melepaskan jangan sekali-kali
menarik puting susu secara tiba-tiba, tetapi dengan cara tekanlah
dagu bayi atau pijitlah hidungnya dan paling baik dengan
kelingking ibu yang bersih masukkan kedalam sudut mulut bayi.
9
- Sebelum disusukan pada payudara sebelahnya, sendawakan
dahulu bayi agar tidak muntah.
- Setiap kali menetek sebaiknya ditetekkan pada ke dua payudara
bergantian, mulailah menyusui dengan payudara yang terakhir
diberikan tadi. Lama menyusui untuk payudara pertama 10
menit, kedua 20 menit.
6) Manfaat ASI (Roesli, 2000;6)
(1) Bagi Bayi
- ASI sebagai nutrisi
- ASI meningkatkan daya tahan tubuh
- ASI meningkatkan kecerdasan
- Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang
(2) Bagi ibu
- Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
- Mengurangi terjadinya anemia
- Menjarangkan kehamilan
- Mengecilkan rahim
- Lebih cepat langsing kembali
- Mengurangi kemungkinan menderita kanker
- Lebih ekonomis dan murah
- Tidak merepotkan dan hemat waktu
- Portable dan praktis
- Memberi kepuasan bagi ibu
(3) Bagi negara
- Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan
menyusui, serta biaya menyiapkan menyusui.
- Penghematan untuk biaya sakit terutama muntaber dan infeksi
saluran nafas.
- Penghematan obat-obatan dan sarana kesehatan
- Menciptakan generasi penerus yang tangguh dan berkualitas
untuk membangun negara
(4) Bagi lingkungan
10
Bertambahnya sampah dan polusi di Indonesia akibat kaleng susu,
karton dan kertas pembungkus, botol plastik dan dot karet.
1.3. Kerangka Konseptual
Input Persepsi ibu
tentang Pemberian ASI Eksklusif
Perilaku ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif
Faktor yang mempengaruhi persepsi:- Usia- Pendidikan- Lingkungan sekitar
Prosedur : Lama Cara Frekuensi Manfaat
- Cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan , wawasan
- Kematangan- Pembawaan- Fisik dan kesehatan- proses mental
11
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin
timbul selama proses . Berdasar tujuan penelitian desain penelitian yang
digunakan : Diskriptif cross sectional ,yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antar faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat,
dimana tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap suatu karakter atau variabel subyek pada saat
pemeriksaan, hal ini tidak berarti bahwa subyek diamati pada waktu yang
sama (Notoatmodjo, 1993;142).
2.2. Kerangka Kerja
Ibudengan bayi usia 4 bl – 1 th
Persepsi ibu tentang Pemberian ASI Eksklusif
Perilaku ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif
Faktor yang mempengaruhi persepsi:- Usia- Pendidikan- Lingkungan sekitar
Prosedur : Lama Cara Frekuensi Manfaat
- Cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan , wawasan
- Kematangan- Pembawaan- Fisik dan kesehatan- proses mental
Keterangan: Tidak diteliti
Diteliti
12
2.3. Identifikasi Variabel
2.3.1. Variabel Independent
Variabel yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi persepsi
diantaranya adalah:
1) Usia Klien
- 20 tahun
- 21 – 30 tahun
- 31 – 40 tahun
- 40 tahun
2) Pendidikan
- Tidak tamat SD
- SD
- SMP
- SMA
- PT
3) Lingkungan
- Kebiasaan masyarakat sekitar
- Informasi yang tersedia
- Dukungan suami
2.3.2. Variabel Dependent
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel-variabel bebas atau independent (Notoatmodjo, 1993).
Variabel dependennya adalah:
Persepsi ibu tentang pemberianASI Eksklusif:
(1) Prosedur Pemberian
- Cara pemberian
- Lama pemberian
- Frekuensi pemberian
(2) Manfaat ASI Eksklusif
13
2.4. Definisi Operasional
Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor
1.Independent: - Usia
- Pendidikan
Usia Ibu saat ini
Pendidikan formal yang ditempuh
- 20 th- 21 – 30 th- 31 – 40 th- 40 th
- Tidak tamat SD- SD- SMP- SMA- AKademi/PT
Kuesioner
Kuesioner
Ordinal
Ordinal
- 20 th skor 1- 21 – 30 th skor 2- 31 – 40 th skor 3- 40 th skor 4
- Tidak tamat SD skor 1- SD skor 2- SMP skor 3- SMA skor 4- AKademi/PT skor 5
- Lingkungan sekitar
Kondisi lingkungan/budaya yang mempengaruhi persepsi ibu
- Kebiasaan/ adat masyarakat sekitar
- Dukungan suami/ keluarga
- Informasi yang tersedia
Kuesioner Ordinal - Skor 3 Baik- Skor 2 cukup baik- Skor 1 buruk
2.Dependent variabel
- Persepsi Ibu tentang ASI
Eksklusif
Tanggapan Ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif tentang Prosedur dan manfaatnya
- Persepsi terhadap prosedur pemberian
- Persepsi tentang manfaat pemberian
Kuesioner Ordinal
Diuji dengan skor- TPersepsi T Md TPersepsi T < Md T
14
2.5. Sampling desain
1) Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian atau obyek yang akan
diteliti (Notoatmodjo, 1993:35).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang
berkunjung ke Puskesmas Nglegok Blitar.
2) Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 1993). Sehubungan
dengan keterbatasan biaya dan waktu yang dimiliki , kami mengambil
sampel dalam penelitian ini 30 orang.
Kriteria inklusi:
(1) Ibu menyusui yang bersedia diteliti
(2) Ibu menyusui usia bayi 4 bulan sampai 1 tahun
Kriteria eksklusi:
(1) Ibu menyusui yang tidak bersedia diteliti
(2) Ibu menyusui usia bayi < 4 bulan dan > 1 tahun
(3) Ibu tidak menyusui karena alasan medis/sakit
3) Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi
(Burns & Grove, 1991;37).
Penelitian ini menggunakan menggunakan “consecutive sampling”. Pada
sampling ini setiap klien yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan
dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah responden
terpenuhi (Chandra, 1995;84).
2.6. Pengumpulan Data
1) Instrument
Instrumen untuk pengumpulan data berupa kuesioner dengan pertanyaan
tertutup. Untuk mengukur persepsi digunakan skala Likert, responden
ditanya untuk mengidentifikasi apakah sangat tidak setuju, tidak setuju,
setuju, sangat setuju ( skor 0 – 3 ) dengan pernyataan yang diajukan.
2) Tempat dan Waktu
15
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Nglegok Kabupaten Blitar.
Waktu: ?
2.7. Analisa Data
Dari hasil pengisian kuesioner, akan dijelaskan secara diskriptif dengan
menggunakan tabel distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase
dan narasi.
Untuk mengetahui persepsi dari responden dengan menggunakan skor – T:
Rumus skor – T = 50 +10 X – X
SD
Keterangan : X = Skore responden
X = Nilai rata-rata kelompok
SD = Standart Deviasi (simpangan baku kelompok)
Kemudian untuk mengetahui kategori persepsi responden dicari median nilai
T ( Md T) dalam kelompok, maka akan didapat :
Persepsi responden positif, bila nilai T Md T
Persepsi responden negatif, bila nilai T < Md T
(Azwar, 1998).
Untuk mengetahui pengaruh faktor usia, pendidikan, dan lingkungan terhadap
persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif, dilakukan dengan uji Chi-
Square dengan derajat kemaknaan p 0,05 artinya ada hubungan yang
bermakna antara 2 variabel, maka Ho ditolak.
2.8. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari FK
Unair dan permintaan ijin ke Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang
tembusannya disampaikan ke Kepala Puskesmas Nglegok Blitar. Setelah
mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan
masalah etika yang meliputi:
1) Informed consent
Informed consent atau lembar persetujuan diberikan pada subyek yang
akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksu dan tujuan riset yang dilakukan
dan dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.
16
Jika Ibu menyusui bersedia diteliti, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan tersebut. Jika ibu menyusui menolak untuk diteliti
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
2) Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan ibu menyusui, peneliti tidak mencantumkan
nama koresponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
memberi nomor kode pada masing-masing lembar tersebut.
3) Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi ibu menyusui dijamin oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil riset.
2.9. Keterbatasan
Dalam penelitian ini , keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:
1) Instrumen pengumpulan data dirancang oleh peneliti sendiri tanpa
melakukan uji coba, oleh karena itu validitas dan reliabilitasnya masih
perlu diuji coba, dan pengumpulan data dengan kuesioner ini jawaban
lebih banyak dipengaruhi oleh sikap dan harapan-harapan pribadi yang
bersifat subyektif, sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.
2) Waktu penelitian, kemampuan peneliti, ketersediaan subyek, terbatas
sehinggahasilnya kurang sempurna dan kurang memuaskan.
BAB IV
PENUTUP
17
1) Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan, dan dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan dan
faktor lingkungan.
2) ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah
bayi hanya diberi ASI saja pada usia 0 – 4 / 6 bulan tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, , biskuit,
bubur nasi, dan nasi tim ( Roesli, 2000;3).
DAFTAR PUSTAKA
18
Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
Alkatiri, S. (1996). Kajian Imunoglobulin di dalam ASI. Airlangga University
Press. Surabaya.
Akre, J. (1994). Pemberian Makanan Untuk Bayi (Dasar-dasar Fisiologis), alih
bahasa Sri Durjati Boedihardjo. Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
Jakarta.
Atkinson, R.L. Pengantar Psikologi. Interaksara, alih bahasa Dr. Widjaya
Kusuma. Batam Centre.
Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Abraham, C. & Shanley, E. (1997). Psikologi Sosial Untuk Perawat, alih bahasa
Leoni Sally M. EGC. Jakarta.
Brockopp, D.Y. & Hasting-Tolsma, M.T. (1995). Dasar-dasar Riset Keperawatan
alih bahasa Yasmin Asih, Aniek Maryunani. EGC. Jakarta.
Depkes RI. (1992). Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Proyek
Perbaikan Gizi. Jatim.
Depkes RI. (1993). Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga.
Pusdiknakes. Jakarata.
Hamid, Achir Y.S. (1999). Buku Ajar Riset Keperawatan I. Widya Medika.
Jakarta.
19
Kartono, K. (1992). Psikologi Wanita. CV. Mandar Maju. Bandung.
King, F.S. (1993). Menolong Ibu Menyusui. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Muchtadi, D. (1996). Gizi Untuk Bayi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Notoatmodjo, S. (1993). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nursalam, & Pariani, S. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset
Keperawatan. CV. Sagung Seto. Jakarta.
Polit, D.F. & Hungler, B.P. (1991). Nursing Research. Principles and Methods.
4th. Ed. J.B. Lippincott Co. Philadelphia.
Purwanto, H. (1995). Pengantar Statistik Keperawatan. EGC. Jakarta.
Riadi, S. & Tjokronegoro, A. (1992). Apa Yang Ingin Anda Ketahui Tentang ASI.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Rachmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sarwono, S. (1997). Sosiologi Kesehatan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Suryanah. (1996). Keperawatan Anak. EGC.jakarta.
Suharyono, Suradi, R. & Firmansyah, A. (1989). Air Susu Ibui Tinjauan Dari
Beberapa Aspek. FKUI. Jakarta.
20