proposal pestisida

18
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu dalam mengembangkan kreativitas baik secara individual ataupun secara berkelompok orang-orang di dunia terus bersaing dalam bidang industri, pertanian dan perekonomian. Salah satunya di bidang pertanian yakni para petani yang sedang gencar dalam memproduksi panennya supaya menghasilkan hasil panen yang berkualitas serta bernutrisi tinggi dan pastinya menghasilkan keutungan. Akan tetapi, dalam proses produksi panen ini tidak menutup kemungkinan apabila tumbuhan atau produk panen setiap harinya dihinggapi oleh berbagai jenis hama, ulat maupun serangga. Apalagi selama ini, petani Indonesia telah beberapa kali mengalami kerugian karena rusaknya hasil panen akibat hama. Kemudian para petani itu lebih memilih jalan lain dengan cara menyemprotkan tanaman mereka dengan pestisida berbahan kimia. Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Pestisida ada berasal dari bahan kimia dan ada juga yang berasal dari bahan- bahan organik. 1.2. Ide dan konsep Penggunaan pestisida, khususnya pestisida sintetis atau kimia memang memberikan keuntungan secara ekonomis, karena harganya jauh lebih terjangkau dari 1

Upload: pitri-yanti

Post on 24-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Pestisida

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu dalam mengembangkan kreativitas baik secara individual

ataupun secara berkelompok orang-orang di dunia terus bersaing dalam bidang industri,

pertanian dan perekonomian. Salah satunya di bidang pertanian yakni para petani yang

sedang gencar dalam memproduksi panennya supaya menghasilkan hasil panen yang

berkualitas serta bernutrisi tinggi dan pastinya menghasilkan keutungan.

Akan tetapi, dalam proses produksi panen ini tidak menutup kemungkinan apabila

tumbuhan atau produk panen setiap harinya dihinggapi oleh berbagai jenis hama, ulat

maupun serangga. Apalagi selama ini, petani Indonesia telah beberapa kali mengalami

kerugian karena rusaknya hasil panen akibat hama. Kemudian para petani itu lebih memilih

jalan lain dengan cara menyemprotkan tanaman mereka dengan pestisida berbahan kimia.

Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup

yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk

kesejahteraan hidupnya. Pestisida ada berasal dari bahan kimia dan ada juga yang berasal dari

bahan- bahan organik.

1.2. Ide dan konsep

Penggunaan pestisida, khususnya pestisida sintetis atau kimia memang memberikan

keuntungan secara ekonomis, karena harganya jauh lebih terjangkau dari pada pestisida yang

alami, namun memberikan kerugian negatif didalamnya, diantaranya residu yang tertinggal

tidak hanya pada tanaman, tetapi juga air, tanah, dan udara.

Penggunaan pestisida sintetis secara terus-menerus akan mengakibatkan efek resistensi

dan resurjensi atau timbul kembali dari   berbagai jenis hama ulat. Akibatnya, kualitas pangan

yang dihasilkan menurun. Pangan yang seharusnya berkualitas dan bernutrisi tinggi, menjadi

racun karena tercemar dengan pestisida kimia dan dapat mengakibatkan bahaya bagi

siapapun yang mengonsumsinya.

Maka dari itu, kami memberikan inovasi baru terkait penggunaan pestisida yang aman

dan mudah didapatkan yaitu dengan memanfaatkan kulit bawang merah yang selama ini

hanya dianggap limbah, tapi untuk kali ini kulit bawang merah digunakan sebagai alternatif

pestisida alami atau organik pada hama tanaman. Kulit bawang merah adalah bagian terluar

atau pembalut dari daging bawang merah yang berpotensi dapat membunuh hama serangga

1

Page 2: Proposal Pestisida

pada tanaman, kulit bawang merah mengandung senyawa acetogenin. Pada konsentrasi

tinggi, senyawa tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden. Dalam hal ini, hama

serangga tidak lagi bergairah dan menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama

serangga enggan untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan dalam

konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga menemui

ajalnya. Hama serangga mengonsumsi daun yang mengandung

senyawa   acetogenin konsentrasi rendah, akan menyebabkan terganggunya  proses

pencernaan dan merusak organ-organ pencernaan, yang  mengakibatkan kematian pada hama

serangga.

Selain mengandung anti-fedeen, kulit bawang merah juga mengandung

senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin  mampu menghambat transport elektron

pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan hama serangga tidak dapat

menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Sehingga, walaupun hama

serangga memakan daun yang telah tercemar oleh zat squamosin, hama serangga sama saja

seperti tidak memakan apapun, karena nutrisi yang terkandung dalam daun yang dimakan

hama serangga tidak dapat tersalurkan  keseluruh tubuhnya. Akhirnya, hama serangga akan

mati secara perlahan. Selain berpotensi dapat membunuh hama ulat, kulit bawang merah juga

memiliki beberapa manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan senyawa yang terdapat

pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat

mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan.

Cara pembuatan pestisida dengan menggunakan kulit bawang merah yang telah

dikeringkan (untuk mengurangi kadar air). Pembuatan mengekstrak kulit bawang yang di

rendam selama 3 hari sehingga akan di dapatkan warna air berubah menjadi berwarna merah,

yang kemudian disaring dengan penyaringan sehingga didapatkan sari kulit bawang yang bisa

dijadikan pestisida alami namun cara ini terbilang tidak efisien karena membutuhkan waktu

cukup lama untuk pengekstrakan. Oleh sebab itu kami menggunakan cara lain yang tidak

membutuhkan banyak waktu dan proses pembuatannya pun sederhana serta menghemat biaya

pengeluaran. ekstrak kulit bawang merah diproses menggunakan kulit bawang merah yang

telah dikeringkan (untuk mengurangi kadar air). Pembuatan ekstrak kulit bawang merah

dilakukan dengan cara perebusan. Setelah ekstrak kulit bawang merah mendidih, akan

berubah warna menjadi merah kecoklatan yang dihasilkan dari ekstrak kulit bawang merah

berasal dari senyawa flangfolikosida, senyawa ini sangat ampuh dalam membunuh bakteri

2

Page 3: Proposal Pestisida

Peluang usaha ini kami rancang dalam skala industri rumah tangga, yaitu skala

industri kecil yang tidak membutuhkan alat yang biasa digunakan di pabrik, cukup

menggunakan alat sederhana yang biasa dijumpai di rumah. Alat yang digunakan adalah

kompor dan panci . Semakin sedikit alat yang digunakan maka biaya produksipun makin

sedikit, apalagi alat-alat tersebut mudah dijumpai di kehidupan rumah tangga. Berdasarkan

bahan dan alat yang digunakan, modal usaha 300 botol pestisida/ bulan yaitu Rp. 875.000,00.

Konsep produk ini dapat diaplikasikan oleh siapa saja dan kapan saja dalam waktu yang

singkat. Peluang usaha ini bisa dilakukan oleh para mahasiswa karena modal yang

dibutuhkan sedikit dengan keuntungan yang signifikan dalam jangka waktu tidak terlalu lama

dan dapat mengurangi dampak buruk dari pestisida kimia. Dengan penjualan seharga Rp.

3.000,00 per botol (600 ml ), dan bila produk ini laku terjual habis di pasaran dalam waktu

sebulan maka akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp. 25.000,00 pada bulan

pertama dengan modal telah dapat dikembalikan seluruhnya. Dan bulan kedua sebesar Rp.

500.000,00.

1.3. Tujuan

1.Menyelesaikan tugas mata kuliah technopreneurship.

2.Meningkatkan nilai tambah dari kulit bawang merah yang terbilang limbah.

3.Menciptakan pestisida yang tidak berbahaya.

1.4. Manfaat

1.Untuk menghilangkan hama ulat dan menyuburkan tanaman.

2.Memperoleh informasi tentang pemanfaatan kulit bawang merah sebagai pestisida

alami.

3.Membuka usaha kecil yang menguntungkan.

3

Page 4: Proposal Pestisida

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kulit Bawang Merah

Bawang merah merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis.

Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi

terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan

fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari

lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan

umbi sejati seperti kentang atau talas Bawang merah juga mengandung protein, lemak,

karbohidrat, vitamin atau mineral dan senyawa yang berfungsi sebagai anti-mutagen dan

anti-karsinogen. Di dalam bawang merah terdapat asam amino yang tidak berbau, tak

bewarna dan dapat larut dalam air. Ikatan asam amino ini disebut aliin. Kemudian senyawa

tersebut dapat berubah menjadi alicin. Bersama dengan tiamin, alicin dapat membentuk

allitiamin, senyawa bentukan ini ternyata iserap oleh tubuh daripada viamin B sendiri.

Dengan demikian, alicin dapat membuat vitamin B lebih efisien oleh tubuh. Berikut

merupakan klasifikasi dari bawang merah.

Kingdom: Plantae

Super Divisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Sub Kelas: Liliidae

Ordo: Liliales ...........

Famili: Liliaceae 

Genus: Allium ..

Spesies: Allium cepa var. aggregatum L

Dalam klasifikasi ilmiah botani, bawang merah termasuk ordo aspalagales, family

aliaceae, genus allium, dan spesies A. ascalonicum. Tetapi, dalam penelitian ini yang

digunakan bukan bawang merah, melainkan bagian terluar dari bawang merah yaitu kulit

bawang merah. Menurut admin kulit bawang merah

adalah bagian terluar dari bawang merah yang diambil dagingnya. Biasanya, kulit bawang

merah tidak pernah dimanfaatkan, melainkan langsung dibuang setelah didapatkan

isinya. Kulit bawang merah ini sangat berguna sekali, terutama untuk makanan. Paling

4

Page 5: Proposal Pestisida

sering kulit bawang merah digunakan untuk membuat telur pindang. Selain digunakan

sebagai penyedap makanan, kulit bawang merah juga mengandung zat dan senyawa yang

berpotensi dapat membunuh hama ulat (Fatmah, 2005:69).

2.2 Kandungan Kulit Bawang Merah

Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati yaitu, bawang merah

yang diambil kulitnya. Kulit bawang merah adalah bagian terluar atau pembalut dari daging

bawang merah yang berpotensi dapat membunuh hama serangga pada tanaman, kulit bawang

merah mengandung senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa tersebut memiliki

keistimewaan sebagai anti-feeden. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah dan

menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama serangga enggan untuk melahap bagian

tanaman yang disukainya. Sedangkan

dalam konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga

menemui ajalnya. Hama serangga mengonsumsi daun yang mengandung

senyawa   acetogenin konsentrasi rendah, akan menyebabkan terganggunya  proses

pencernaan dan merusak organ-organ pencernaan, yang  mengakibatkan kematian pada hama

serangga (Plantus 2008). Selain mengandung anti-fedeen, kulit bawang merah juga

mengandung senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin  mampu menghambat

transport elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan hama

serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya.

Sehingga, walaupun hama serangga memakan daun yang telah tercemar oleh

zat squamosin, hama serangga sama saja seperti tidak memakan apapun, karena nutrisi yang

terkandung dalam daun yang dimakan hama serangga tidak tersalurkan keseluruh tubuh.

Akhirnya, hama serangga akan mati secara perlahan.

Selain berpotensi dapat membunuh hama ulat, kulit bawang merah juga memiliki

beberapa manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit

bawang merah memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat

tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan (Rizal, 2008).

5

Page 6: Proposal Pestisida

2.3 Pengertian Pestisida

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan,

menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal

dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya.bermacam-macam,

seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, ataupun kikrobi yang dianggap

mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun, pestisida seringkali disebut sebagai

"racun".

Pestisida dapat berperan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur atau

menstimulirpertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman.

Dalam  pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif

pestisida. Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu

dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk

pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga

untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu

kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau

gangguan serangga yang lain (Mulsa Plaktis).

Menurut Zulkarnaen pestisida dibagi menjadi dua, yaitu pestisida sintetis atau kimia

dan pestisida organik atau alami(Pengendalian Hama Terpadu). Sekilas pandang, pestisida

kimia dengan pestisida alami sama saja. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan

kedua jenis pestisida tersebut dibedakan.

Pestisida berbahan kimia memberikan resiko  yang serius dengan terancamnya

kesehatan populasi organisme (burung, amfibi, reptil, dan lain-lain) akibat dari penggunaan

pestisida berbahan kimia. 

Bahan aktif yang terkandung dalam pestisida berbahan kimia akan menjadi racun bagi

yangpengonsumsi hasil pertanian, bukan hanya itu, lingkungan akan menjadi sasaran utama

atas penggunaan bahan berbahaya ini. Sehingga, tidak hanya hasil panen yang tercemar,

melainkan meliputi udara dan efek negatif terhadap tumbuhan itu sendiri. Bahan yang secara

umum yang sering digunakan oleh masyarakat dalam penggunaan pestisida berbahan kimia

seperti DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane), endrin (cairan yang biasa dipakai sebagai

racun pembunuh tikus), lindane, dan endosulfan (Aditya, 2010:17).Pestisida alami jelas

berbeda dengan pestisida kimia, walaupun tujuan keduanya sama yaitu memberantas hama

6

Page 7: Proposal Pestisida

ulat yang hinggap pada tumbuhan. Beberpa keuntungan dalam penggunaan pestisida alami

(organik) yaitu zat dan senyawa yang terdapat pada pestisida berbahan alami dapat menolak

kehadiran hama ulat dengan bau yang tidak disukainya, dapat merusak perkembangan telur,

larva, dan pupa pada hama serangga, menghambat reproduksi serangga betina dan

menghancurkan hormon di dalam tubuh hama serangga

7

Page 8: Proposal Pestisida

BAB 3

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Botol sprey atau botol plastik

2. Kompor

3. Panci

4. saringan

b. Bahan

1. Air 1200 ml

2. Garam secukupnya

3. Kulit Bawang Merah 8 gram

3.2. Cara Pembuatan

1. Kumpulkan kulit bawang merah sebanyak kurang lebih 8 gram.

2. Di keringkan kulit bawang merah dengan cara dijemurdi bawah terik matahari selama

satu jam.

3. Di siapkan air dalam panci sebanyak 1200 ml.

4. Di masukkan kulit bawang merah sebanyak 8 gram. Tunggu hingga mendidih

5. Setelah mendidih, lihatlah ekstraks yang di hasilkan kulit bawang merah, apabila

warnanya telah berubah menjadi merah tua dan beraroma tajam dari bawang merah, maka

matikan kompor dan dinginkan kemudian saring dengan menggunakan penyaringan

6. Dari takaran yang digunakan diatas dalam pembuat ekstrak kulit bawang merah akan

menghasilkan ekstrak kurang lebih sebanyak 600 ml kemudian ekstrak tersebut di

letakkan dalam sebotol plastik 600 ml.

8

Page 9: Proposal Pestisida

3.3. Diagram alir pembuatan pestisida kulit bawang merah

3.4. Hasil kegiatan

Produk yang akan kami hasilkan adalah : pestisida kulit bawang merah , yaitu pestisida

alami yang tidak memiliki dampak negatif bagi tanaman dan aman bagi kesehatan manusia .

pestisida ini diproduksi tanpa menggunakan bahan kimia. Pestisida ini akan diproduksi

dalam tahap awal sesuai dengan kapasitas peralatan dan wilayah pemasaran, serta jumlah

konsumen yang akan dilayani adalah 300 botol/ bulan.

9

Kulit Bawang merah sebanyak 8 gr

Dikeringkan selama 1 jam

Pengekstrakan dengan cara di masak sampai mendidih

Siapkan air sebanyak 1200 ml untuk pengekstrakan

Hasil pengekstrakan berwarna merah dan berbau tajam

Penyaringan Masukan dalam botoh 600 ml

Page 10: Proposal Pestisida

3.5. Pembiayaan Kegiatan

NO Alat dan Bahan Jumlah Harga

1 Botol plastik 1 buah 200,00

2 Kompor 1 buah 150.000,00

3 Panci 1 buah 50.000,00

4 Garam 1 buah 1.000,00

5 Kulit bawang merah 1 buah limbah (gratis)

6 Air 1 buah gratis

Saringan 10.000,00

Total biaya 211.200,00

3.6.Perencanaan Pemasaran / Konsep Strategi

Untuk pemasarannya, kami akan memulai memasarkannya terutama kepada petani

petani perkebunan dan kepada orang lain yang mungkin membutuhkan pestisida alami untuk

kepentingan perawatan tanaman Untuk tahap pertama, kami akan memasarkaannya pada

perkebunan yang ada di sekitar lingkungan terdekat rumah kami. Selain itu sebagian

dititipkan ke toko – toko pertanian terdekat untuk mempermudah pemasaran. Tahap

selanjutnya, karena sekarang sudah adanya jual beli online, maka kami juga akan

memasarkannya lewat media sosial, seperti facebook, blogger, twitter, instagram dan

sebagainya.

10

Page 11: Proposal Pestisida

BAB 4

PERHITUNGAN EKONOMI

4.1. Break even point

Fixed cost

1 Kompor 1 buah 150.000,002 Panci 1 buah 150.000,003 Tabung Gas (12 kg) 1 buah 150.000,00

Total Biaya Fixed Cost 450.000,00

Variable cost

1 Pegawai 1 org (3x/mnggu) 2400002 Botol plastik 300 buah 60.000,003 Kulit bawang merah 3 kg limbah4 Air 600 L gratis5 Gas 12 kg 125.000,00

Total Biaya Variable Cost 425.000,00

Kapasitas = 300 botol /bulan

variable cost/kg = 425.000,00 / 300 botol = 1416,666667

Harga = 3000 / botol

Fixed cost = 450.000,00

Produksi/bln (kg)

Pendapatan Variable CostContribution

Margin Fixed Cost Total Cost Keuntungan

0 0,00 0,00 0,00 450.000,00 450.000,00 -450.000,00300 900.000,00 425.000,00 475.000,00 450.000,00 875.000,00 25.000,00

6001.800.000,0

0850.000,00 950.000,00 450.000,00

1.300.000,00

500.000,00

9002.700.000,0

01.275.000,00 1.425.000,00 450.000,00

1.725.000,00

975.000,00

12003.600.000,0

01.700.000,00 1.900.000,00 450.000,00

2.150.000,00

1.450.000,00

15004.500.000,0

02.125.000,00 2.375.000,00 450.000,00

2.575.000,00

1.925.000,00

18005.400.000,0

02.550.000,00 2.850.000,00 450.000,00

3.000.000,00

2.400.000,00

11

Page 12: Proposal Pestisida

21006.300.000,0

02.975.000,00 3.325.000,00 450.000,00

3.425.000,00

2.875.000,00

24007.200.000,0

03.400.000,00 3.800.000,00 450.000,00

3.850.000,00

3.350.000,00

BEP = ¿cost

h argaunit

−variable cost

unit =

450.000,003000,00−1416,67

= 94,73684211

Pendapatan impas = 94,73684211 x 3000 = 284210,5263

Break even point: x = jumlah tepung impas dan y = pendapatan impas

Break event point x 94,73684211break event point y 284210,5263

Grafik break even point

0 500 1000 1500 2000 2500 30000.00

1,000,000.00

2,000,000.00

3,000,000.00

4,000,000.00

5,000,000.00

6,000,000.00

7,000,000.00

8,000,000.00

TABEL BREAK EVEN POINT

Pendapatan Fixed Cost Total Cost

12

Page 13: Proposal Pestisida

BAB 5

PENUTUP

5.1. kesimpulan

Pestisida alami dari kulit bawang merah sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai

usaha, dikarenakan bahan baku yang di gunakan sangat mudah didapat dan terbilang gratis

karena kulit bawang merah yang digunakan dapat dikatakan sebagai limbah sehingga modal

yang dibutuhkan sangatlah kecil, selain itu pestisida alami dari kulit bawang merah tidak

memiliki dampak buruk bagi lingkungan melainkan dapat menyuburkan tanaman. Pestisida

ini kami jual dengan harga 3000/botol

13