proposal skripsi rachmawati 081211433040
TRANSCRIPT
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 1/61
PROPOSAL SKRIPSI
STUDI HUBUNGAN KEKERABATAN PADA VARIETAS PISANG
(Musa acuminata Colla.) MELALUI PENDEKATAN FENETIK DIKECAMATAN PASRUJAMBE KABUPATEN LUMAJANG
RACHMAWATI
PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 2/61
i
PROPOSAL SKRIPSI
STUDI HUBUNGAN KEKERABATAN PADA VARIETAS PISANG
(Musa acuminata Colla.) MELALUI PENDEKATAN FENETIK DIKECAMATAN PASRUJAMBE KABUPATEN LUMAJANG
RACHMAWATI
PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 3/61
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Studi Hubungan Kekerabatan Pada Varietas Pisang ( Musa
acuminata Colla.) Melalui Pendekatan Fenetik di KecamatanPasrujambe Kabupaten Lumajang
Penyusun : Rachmawati
NIM : 081211433040
Program Studi : S1-Biologi
Pembimbing I : Dr. Hamidah, M. Kes.
Pembimbing II : Prof. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph. D.
Disetujui oleh,
Pembimbing I
Dr. Hamidah, M. Kes.
NIP. 196306101987012001
Pembimbing II
Prof. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph. D.
NIP. 196702211992031001
Mengetahui,
Ketua Departemen Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Dr. Sucipto Hariyanto, DEA.
NIP. 19560902198601002
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 4/61
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa’Taala, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul ” Studi Hubungan Kekerabatan Pada Varietas Pisang ( Musa acuminata
Colla.) Melalui Pendekatan Fenetik di Kecamatan Pasrujambe Kabupaten
Lumajang”. Proposal ini disusun sebagai langkah awal penyusunan skripsi guna
memenuhi syarat kelulusan program studi S1-Biologi Universitas Airlangga.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, penyusun menyampaikan permohonan maaf apabila ada kesalahan baik
yang disengaja maupun tidak. Penyusun juga menyadari bahwa penyusunan
proposal ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bimbingan, saran, bantuan dan
dorongan dari semua pihak yang bersangkutan.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut serta
membantu kelancaran penulisan proposal ini. Semoga proposal ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun maupun pembaca. Akhir kata, penyusun
memohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, sekian dan terima
kasih.
Penyusun,
Rachmawati
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 5/61
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iiKATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 7
1.3
Asumsi Penelitian ............................................................................... 7
1.4 Hipotesis ............................................................................................. 8
1.5
Tujuan Penelitian................................................................................ 81.6 Manfaat Penelitian.............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1
Tinjauan Tentang Pisang ( M. acuminata Colla.) .............................. 10
2.1.1 Morfologi pisang ( M. acuminata Colla.) ................................ 11
2.1.2
Klasifikasi pisang ( M. acuminata Colla.) ............................... 17
2.1.3 Syarat tumbuh pisang ( M. acuminata Colla.) ......................... 17
2.1.4
Kandungan buah pisang ( Musa acuminata Colla.) ............... 19
2.2 Tinjauan Tentang Hubungan Kekerabatan ......................................... 19
2.3 Tinjauan Metode Fenetik ................................................................... 21
2.4 Tinjauan Tentang Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang .... 23
BAB III METODE PENELITIAN3.1
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 25
3.2 Bahan dan Alat Penelitian .................................................................. 25
3.2.1 Bahan penelitian ..................................................................... 25
3.2.2 Alat penelitian ........................................................................ 26
3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................ 26
3.3.1 Persiapan penelitian ................................................................ 26
3.3.2 Pengumpulan spesimen .......................................................... 24
3.3.3 Parameter penelitian ............................................................... 27
3.3.4 Pengumpulan data .................................................................. 27
3.4
Analisis Data ...................................................................................... 28
3.4.1
Analisis deskriptif ................................................................... 29
3.4.2
Analisis metode fenetik .......................................................... 29
3.5 Cara Kerja .......................................................................................... 30
3.6 Alur Penelitian.................................................................................... 31
3.7 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33
LAMPIRAN
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 6/61
v
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Kandungan gizi pada 100 gram pisang M. acuminata C olla. .. 193.1 Jadwal kegiatan penelitian ....................................................... 32
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 7/61
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Habitus tanaman pisang ........................................................... 112.2 Morfologi daun pisang ............................................................. 13
2.3 Bunga banci dan rangkaian bunga majemuk M. acuminata .... 13
2.4 Morfologi tandan buah dan jantung M. acuminata ................. 15
2.5 Buah pisang M. acuminaya Colla. var. Mas Kirana ............... 16
2.6 Penampag melintang buah pisang .......................................... 17
2.7 Peta Kecamatan Pasrujambe .................................................... 24
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 8/61
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
1 Tabel nilai karakter pisang ( Musa acuminata Colla.)
2 Table ompong karakter pisang ( Musa acuminata Colla.)
3 Tabel ompong skoring karakter ( Musa acuminata Colla.)
4 Indeks RGB
5 Tabel ketentuan pengambilan data
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 9/61
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia dan Asia Tenggara merupakan pusat keanekaragaman genetik
( Musaceae) dan memiliki banyak jenis pisang yang tersebar hampir di seluruh
Indonesia. Lebih dari 200 varietas ditanam oleh petani yang seluruh varietas itu
merupakan varietas alam yang belum mengalami perbaikan/pemuliaan (Crouch et
al., 1999). Sebagian pisang liar terdapat di Asia Tenggara, sehingga daerah Indo-
Malaya (Indonesia, Malaysia, Filiphina, dan New Guinea) merupakan pusat
keragaman pisang. Selanjutnya menyebar ke daerah tropik dan Sub tropik di Asia,
Amerika, Afrika, dan Australia (Espino et al., 1997).
Pisang adalah salah satu buah tropis yang sudah popular di masyarakat,
potensial dikembangkan di Indonesia. Saat ini pisang merupakan komoditas
unggulan dan memberikan kontribusi paling besar terhadap produksi buah-buahan
nasional. Selain rasanya yang enak pisang juga mengandung gizi, vitamin dan
kalori, sehingga bermanfaat untuk kesehatan (Prahardini et al ., 2010).
Kabupaten Lumajang Jawa Timur merupakan salah satu wilayah yang
mempunyai keragaman plasma nutfah pisang. Di daerah Kabupaten Lumajang
terdapat 33 plasma nutfah pisang yang terdiri atas pisang sebagai buah meja dan
sebagai pisang olahan. 14 varietas pisang ada di daerah Kecamatan Senduro dan
Pasrujambe (Prahardini et al ., 2010). Pisang merupakan hasil pertanian dan
perkebunan tertinggi yang dihasilkan di Kabupaten Lumajang. Lahan seluas 5juta
hektare merupakan lahan produktif tanaman pisang di wilayah Kabupaten
Lumajang. Produksi pisang dari tahun ke 2007 sampai 2013 di Kabupaten
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 10/61
2
Lumajang mengalami kenaikan dan penurunan. Pada data hasil produksi pisang
tahun 2013, dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Lumajang rata-rata hasil
produksi pisang sebesar 200,18 kuintal/Ha. Sedangkan pada Kecamatan
Pasrujambe menempati produksi pisang tertinggi di Kabupaten Lumajang yaitu
sebesar 459ribu kuintal pertahunnya (Dinas Pertanaian Kabupaten Lumajang,
2013). Dengan data-data tersebut dapat diketahui bahwa pisang memiliki potensi
yang cukup tinggi di Kabupaten Lumajang, utamanya di Kecamatan Pasrujambe.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pasrujambe dikarenakan berbagai asapek
yang ada di Kecamatan Pasru jambe dapat mendukung untuk pelaksaan penelitian
tentang hubungan kekerabatan dan variasi karakter pisang. Di Kabupaten
Lumajang juga terdapat varietas pisang di kecamatan yang lain, namun terhalang
akses yang sulit untuk menuju lokasi serta lahan yang ditumbuhi pisang di
kecamatan-kecamatan lainnya tidak cukup luas. Lahan yang luas serta banyaknya
tanaman pisang pada suatu daerah penelitian nantinya juga dapat mempengaruhi
hasil dari penelitian tersebut.
Menurut Dispertan tanaman pangan Prov. Kalimantan Timur (2013)
pemilihan lokasi penanaman pisang dapat mempengaruhi pertumbuhan pisang
tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain adalah faktor eksternal
seperti cuaca, ketinggian, suhu rata-rata, kelembaban, pH tanah, kemiringan tanah,
tekstur tanah, dan intensitas pennyinaran diwilayah penanaman tersebut. Dengan
keadaan lingkungan yang mendukungf dan sesuai, maka akan menghasilkan
tanaman pisang dengan kualitas yang baik.
Penelitian sebelumnya tentang karakterisasi pisang dilakukan oleh
Prahardini et al ., (2010) di Kecamatan Pasrujambe 659,3 ha yang ditanami pisang
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 11/61
3
dan tumbuh dengan baik, maka dari itu Kecamatan Pasrujambe juga menjadi
rekomendasi dari penelitian sebelumnya. Dari penelitian tersebut juga dapat
diperkirakan kondisi lingkungan yang ada di wilayah Kecamatan Pasrujambe
merupakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman pisang.
Pisang banyak dikonsumsi oleh masyarakat berbagai kalangan dan usia,
baik dewasa sampai bayi. Pisang banyak yang dikonsumsi sebagai buah segar dan
juga dikonsumsi dengan cara diolah terlebih dahulu. Manfaat pisang sekarang
sudah mulai banyak yang diteliti salah satunya dalam dunia kesehatan. Salah
satunya adalah manfaat pisang yang mampu memberikan imunitas yang baik pada
tubuh manusia. Hal ini komposisi yang baik seperti potassium dan inulin yang
mampu berperan sebagai prebiotik terdapat pada pisang (Wahyuningsih, 2014).
Ada empat jenis pisang yang biasa dikonsumsi, yaitu pisang yang dimakan
buahnya tanpa dimasak, pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak, pisang
yang diambil seratnya dan pisang berbiji. Berdasarkan cara konsumsinya buah
pisang dikelompokkan dalam 2 kelompok, yaitu pisang golongan banana
(dikonsumsi langsung) seperti pisang ambon, pisang raja, pisang muli, dan lain-
lain, dan pisang plantain (dikonsumsi setelah dimasak terlebih dahulu) seperti
pisang kepok, pisang tandung, dan pisang janten (Musita, 2009).
Pisang komersial berasal dari persilangan M. acuminata dengan M.
balbisiana. Persilangan pisang liar M. acuminata dengan M. balbisiana
menghasilkan individu pisang diploid, triploid dan juga tetraploid (Espino, et al.,
1997). Contoh pisang yang masuk dalam varietas Musa acuminata antara lain
adalah pisang Ambon, Barangan dengan genom triploid AAA, dan pisang Mas
dengan genom diploid AA. (Luqman, 2012).
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 12/61
4
Musa acuminata (genom AA) memiliki beberapa karakter yang berbeda
dengan Musa balbisiana (genom BB) dan Musa paradisiaca (genom AB).
Beberapa karakter yang membedakan antara lain adalah warna batang semu,
gulungan jantung, bentuk jantung, pemudaran warna, warna stigma ovul, dan
karakter lainnya (Robinson, 1999).
Keragaman fenotip dapat diketahui dengan mengidentifikasi perbedaaan dan
persamaan fenotip tanaman pisang. Besarnya kemiripan fenotip memberikan
gambaran mengenai hubungan kekerabatan antar aksesi pisang tersebut. Nilai
jarak genetik memeberikan informasi mengenai tingkat keasamaan karakter-
karakter yang dimiliki oleh varietas pisang (Sukartini, 2007).
Fenetik digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan
kesamaan fenotip. Taksonomi fenetik berusaha mengelompokkan organisme
berdasarkan semua kesamaan, biasanya yang digunakan adalah kesamaan
morfologi atau semua sifat yang dapat diobservasi tanpa memperhatikan
filogeninya atau hubungan evolusi (Irawan, 2011). Pendekatan karakter antar
varietas pisang dapat dilihat dari penampilan tanaman (morfologi) baik itu pada
bagian batang, daun, bunga, dan buah. Sifat atau karakter tersebut dapat dijadikan
modal dalam perbaikan sifat genetik tanaman. Dengan keanekaragaman karakter
varietas pisang maka pengembanganya diarahkan menurut kesesuaian varietas
dengan agroekologi (Prahardini, et al., 2010).
Kekerabatan secara fenotipe merupakan kekerabatan yang didasarkan pada
analisis sejumlah penampilan fenotipe dari suatu organisme. Hubungan
kekerabatan antara dua individu atau populasi dapat diukur berdasarkan kesamaan
sejumlah karakter dengan asumsi bahwa karakter – karakter berbeda disebabkan
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 13/61
5
oleh adanya perbedaan susunan genetik. Karakter pada makhluk hidup
dikendalikan oleh gen. Gen merupakan potongan DNA yang hasil aktivasinya
(ekspresinya) dapat diamati melalui perubahan karakter morfologi yang dapat
diakibatkan oleh pengaruh lingkungan (Purwantoro et al , 2005).
Identifikasi morfologi suatu populasi plasma nutfah adalah suatu kegiatan
memeriksa keragaman aksesi berdasarkan sejumlah karakter perinci morfologi
tanaman (Sukartini, 2007). Identitas morfologi yang terkumpul dapat digunakan
untuk analisis kekerabatan antar spesies. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak
sedikitnya jumlah karakter morfologi yang mempunyai heritabilitas /
repeatabilitas tinggi akan menentukan keakuratan pengelompokkan spesies-
spesies (Lamadji,1998).
Rinaldi et al ., (2014) menyatakan hasil varietas pisang dengan genom AA,
AAA, AAB, dan AB. Hasil dendrogram kekerabatan dari 20 varietas pisang
terdiri atas empat kelompok, yaitu kelompok I,III dan IV yang cenderung dekat
dngan M. acuminata dan kelompok II cenderung arah M. balbisiana. Penelitian
yang dilakukan oleh Prahardini et al., (2010) ada 33 varietas pisang di Kabupaten
Lumajang yang menyebar di beberapa kecamatan. 14 dari 33 varietas tersebut ada
di kecamatan Senduro dan Pasrujambe. Varietas pisang tersebut terdiri atas pisang
sebagai buah meja dan pisang sebagai buah olahan. Namun pada penelitian ini
yang diamati karakter morfologinya hanyalah pisang yang merupakan varietas
unggul yang ada di Kabupaten Lumajang yaitu pisang Agung Semeru ( M.
paradisisaca) dan Mas Kirana ( M. acuminata). Perawakan pisang Mas Kirana ( M.
acuminta) dan pisang Agung Semeru ( M. paradisiaca) cukup berbeda jika
dibandingkan dari tinggi tanaman. Pisang Agung Semeru meiliki tinggi tanaman
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 14/61
6
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pisang Mas Kirana. Dan masih
banyak lagi karakter pembeda dari dua spesies pisang tersebut.
Susanti (2013) menjelaskan adanya kesamaan dan perbedaan karakter
morfologi, maka dengan mudah dapat mengelompokkan lima kultivar pisang yang
diamati, serta didukung dengan metode genetik. Keanekaragaman populasi
tanaman pisang dinilai sangat diperlukan dalam penyusunan strategi pemuliaan
guna mencapai perbaikan varietas pisang secara efisien kedepannya. Dengan
adanya dasar pemuliaan tanaman maka dapat dipelajari bagaimana hasil analisis
kekerabatan antar pisang (Wijayanto et. al ., 2013).
Dengan adanya penelitian terdahulu yang membahas tentang banyaknya
varietas di Kabupaten Lumajang berpotensi untuk dikembangkan menjadi varietas
unggul. Hanya masing-masing satu varietas dari dua spesies pisang di Kabupaten
Lumajang yang dikarakterisasi di penelitian sebelumnya yaitu pisang Mas Kirana
( M. acuminata) dan pisang Agung Semeru ( M. paradisiaca), maka perlu
dilakukan karakterisasi varietas dan hubungan kekerabatan antar varietas pada
spesies pisang M. acuminata yang lain di Kabupaten Lumajang terutama di
Kecamatan Pasrujambe. Para petani pisang hanya membedakan varietas pisang di
daerahnya dengan melihat bentukan dari buahnya saja, namun sebenarnya
perbedaan dapat dilihat dari morfologi batang, daun, dan bagian yang lainnya,
sehingga dapat mempermudah membedakan varietas-varietas pisang yang ada
dengan benar. Diharapkan dengan adanya karakter yang dapat membedakan
varietas pisang M. acuminata maka dapat dengan mudah dilakukan
pengelompokkan. Pengelompokan vareietas pisang dan karakterisasi dapat
mempermudah menentukan varietas dengan melihat morfologi yang khas dari
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 15/61
7
pisang tersebut. Karakterisasi yang akan dilakukan pada beberapa varietas dari M.
acuminata lain di Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang dapat juga
nantinya digunakan sebagai informasi dasar untuk para petani agar dapat
melakukan pemuliaan tanaman pisang.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Ada berapa varietas pisang ( M. acuminata Colla.) di Kecamatan Pasrujambe
Kabupaten Lumajang ?
2. Bagaimana hubungan kekerabatan antar varietas pisang ( M. acuminata
Colla.) di Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang ?
3. Karakter dan karakteristik apakah yang dapat digunakan sebagai pembeda
dalam pengelompokan pisang ( M. acuminata Colla.) di Kecamatan
Pasrujambe Kabupaten Lumajang ?
1.3 Asumsi Penelitian
Identifikasi morfologi yang dilakukan dapat digunakan untuk melakukan
analisis kekerabatan antara varietas. Pendekatan fenetik merupakan salah satu
pendekatan untuk menentukan kekerabatan suatu tumbuhan yang didasarkan pada
kesamaan karakter atau ciri morfologi. Karakter-karakter yang dimiliki masing-
masing pisang memiliki variasi yang cukup banyak, misalnya pada bagian daun,
batang, serta buahnya. Dengan demikian dapat diasumsikan melalui pendekatan
karakter morfologi dan mengetahui kesamaan karakter maka dapat diketahui
karakter khas yang dimiliki varietas yang ada di Kecamatan Pasrujambe
Kabupaten Lumajang serta bagaimana pengelompokan dan hubungan kekerabatan
pada pisang ( M. acuminata Colla.).\
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 16/61
8
1.4 Hipotesis
1. Jika melalui pendekatan morfologi diperoleh banyak persamaan karakter dan
karakteristik dari beberapa pisang ( M. acuminata Colla.), maka akan diketahui
kedekatan hubungan kekerabatannya.
2. Jika terdapat perbedaan morfologi, makan akan ditemukan karakter dan
karakteristik pembeda pada beberapa pisang ( M. acuminata Colla.).
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui :
1. Jumlah varietas pisang ( M. acuminata Colla.) di Kecamatan Pasrujambe
Kabupaten Lumajang.
2. Hubungan kekerabatan pada pisang ( M. acuminata Colla.) di Kecamatan
Pasrujambe Kabupaten Lumajang melalui pendekaran morfologi.
3. Karakter dan karakteristik morfologi yang dapat membedakan sampel pisang
( M. acuminata Colla.) di Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang.
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk :
1. Informasi jumlah varietas pisang ( M. acuminata Colla.) di Kecamatan
Pasrujambe Kabupaten Lumajang.
2.
Informasi ilmiah tentang keanekaragaman dan karakter morfologi pada
pisang ( M. acuminata Colla.) di Kecamatan Pasrujambe Kabupaten
Lumajang.
3.
Informasi ilmiah tentang kekerabatan pisang ( M. acuminata Colla.) di
Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 17/61
9
4. Dasar dan bahan penelitian selanjutnya dalam mengidentifikasi hubungan
kekerabatan pada pisang ( M. acuminata Colla.) di Kecamatan Pasrujambe
Kabupaten Lumajang dengan menggunakan karakter morfologi.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 18/61
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Pisang (M. acuminata Colla.)
Pisang adalah tanaman buah yang banyak ditanam di daerah tropis. Pisang
memiliki keragaman kultivar pisang yang tinggi. Tanaman ini berasal dari
kawasan Asia tenggara termasuk Indonesia. Tanaman ini mudah didapat karena
daerah distribusinya luas serta masa berbuahnya tidak mengenal musim sehingga
harganya relative murah. Selain itu, buah pisang banyak digemari karena rasanya
yang manis dan sering digunakan sebagai makanan penutup (Khasanah dan
Marsusi, 2014).
Pisang merupakan salah satu jenis buah-buahan tropis yang tumbuh subur
dan mempunyai persebaran merata di seluruh wilayah Indonesia. Pisang yang ada
sekarang diduga merupakan hasil persilangan alami dari pisang liar dan telah
mengalami domestifikasi. Beberapa litelatur menyebutkan pusat keanekaragaman
tanaman pisang berada di kawasan Asia Tenggara. Para ahli memastikan daerah
asal tanaman pisang adalah India, Malaya, dan Filiphina (Luqman, 2012).
Sudarnadi (1995) menyebutkkan bahwa kultivar pisang konsumsi
merupakan keturunan dari dua jenis tetua pisang liar yaitu M. acuminata (genom
AA) dan M. balbisiana (genom BB). Persilangan tersebut menimbulkan berbagai
variasi genetik melalui beberapa proses yang berperan penting dalam evolusi.
Menurut INIBAP (2003) evolusi dapat terjadi karena adanya mutasi genetik,
sedangkan ditambahkan oleh Kaemamar et al. 1997) evolusi dapat terjadi
dikarenakan ada campur tangan manusia dan menurut Simmonds (1962) evolusi
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 19/61
11
dapat disebabkan oleh adanya kegiatan persilangan sendiri dalam satu jenis, antar
jenis, maupun dengan induknya.
2.1.1 Morfologi pisang (M. acuminata Colla.)
Robinson (1999) Tanaman pisang merupakan tanaman tahunan yang
bersifat monokotil, herba dan Evergreen. Bagian ujung meristem membentuk
bunga atau jantung pisang lalu berkembang menjadi tandan buah. Tanaman pisang
merupkaan tanaman yang berbuah hanya sekali dalam seumur hidupnya,
kemudian mati. Habitus tanaman pisang berupa herba bebatang basah (Gambar
2.1) (Luqman, 2012). Pohon pisang M. acuminata dewasa biasanya memiliki
tinggi 5 sampai 6 meter tergantung dari varietasnya (Prahardini et al., 2010).
Gambar 2.1. Habitus tanaman pisang. (a) helaian daun yang sudah membuka
sempurna, (b) tangkai tandan buah, (c) tandan buah, (d) rakis,
(e) jantung pisang (jantung pisang yang hanya berisi bunga jantan),
(f) batang semu, (g) anakan pisang, (h) helaian daun yang masih
menggulung (Sumber : Champion, 1963).
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 20/61
12
Akar pada tanaman pisang memiliki rambut-rambut halus dan sangat
banyak. Pohon pisang berakar halus dan juga dilengkapi dengan rimpang.
Biasanya akar pisang berukuran sekitar 75 –
150 cm, akar yang berada pada
bagian samping umbi batang yang nantinya akan tumbuh ke samping (Suyanti
dan Supriyadi, 2008). Bagian umbi atau bonggol pisang dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu umbi bagian dalam dan umbi bagian luar. Batang yang dimiliki oleh
tanaman pisang merupakan batang semu (Kuswanto, 2007).
Batang tanaman pisang yang sesungguhnya berada sebagian atau seluruhnya
di dalam tanah yang dikenal sebagai tuberous rhizome. Rhizome yang telah
dewasa memiliki diameter dan tinggi sekitar 300 mm namun ada perbedaan setiap
varietasnya. Rhizome pisang memiliki ruas yang sangat pendek dan tertutup oleh
daun. Rhizome merupakan organ penyimpan penting untuk mendukung
pertumbuhan buah dan perkembangan anakan (Purseglove, 1972).
Daun pisang merupakan daun sempurna atau daun lengkap yang memiliki
helaian daun, tangkai daun, dan pelepah daun (Gambar 2.2) (Tjitrosoepomo,
1994). Daun pisang bentuk ujungnya meruncing dan tepinya rata. Bentuk daunnya
semakin ke ujung semakin kecil dan sempit. Daun pisang dibagian luarnya licin
seperti lilin. Pada bagian tepi daun pisang itu hanya berbingkai tipis, sehingga
pada umumnya mudah robek bila tertiup angin (Kuswanto, 2007). Daun pisang
memiliki bentuk yang panjang pipih dengan warna bagian atas daun hijau tua
mengkilap dan warna bawah daunnya hijau muda (Prahardini et al., 2010).
Ukuran daun pisang dewasa dapat memiliki panjang sekitar 1,5 sampai 2,8 m dan
lebarnya sekitar 0,7 sampai 1,0 m. Pada bagian permukaan atas dan bawah
daunnya memiliki stomata (Robinson, 1999).
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 21/61
13
Pada bagian daun terdapat tipe tangkai daun yang berbeda pada masing-
masing kultivar, yakni tipe membuka dan menutup. Selain itu terdapat variasi
pada warna, bentuk ujung, panjang tangkai, serta panjang dan lebar daun pada
masing-masing kultivar pisang (Khasanah dan Marsusi, 2014).
Gambar 2.2. Morfologi daun pisang. (a) helaian daun, (b) ibu tulang daun,
(c) kanal (cekungan) tangkai daun (penampang melintang tangkai
daun), (d) tangkai daun, (e) pelepah daun, (f) penampang melintang
pelepah daun, (g) pelepah daun, (h) tepian pelepah daun, (i) bercak
pelepah daun (Sumber : Champion, 1963; De Langhe 1961).
Bunga dari tanaman pisang tersusun dalam tandan, bunga pisang disebut
sebagai bunga majemuk (inflourecensia). Warna dari seludang bunga bervariasi
dari merah muda hingga merah tua keunguan (Khasanah dan Marsusi, 2014).
Bagian-bagian yang ada pada jantung pisang antara lain adalah braktea, bunga
jantan, stigma, tepal, tepal bebas, tabung stigma, tepal, ovarium, anter, dan
filamen (Gambar 2.3).
TLD
HD
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 22/61
14
Gambar 2.3. Bunga banci dan rangkaian bunga majemuk M. acuminata. Bunga
banci akan berkembang menjadi buah (Kanan) (Sumber :
Champion, 1967). Satu rangkaian bunga majemuk / Jantung pisang
M. acuminata Colla. (Kiri) (Sumber : Susanti, 2013).
Kelompok varietas pisang M. acuminata memiliki bentuk jantung seperti
gasing dengan ujung braktea yang runcing pula. Warna permukaan luar braktea
jantung pisang biasanya berwarna kuning kemerahan hingga merah, dengan warna
permukaan dalamnya kuning kemerahan hingga ungu (Gambar 2.4.). Pada pisang
M. acuminata mempunyai pigmen braktea yang lebih kompleks jika dibandingkan
dengan M. balbisiana. Warna yang ada pada braktea seragam mulai dari pangkal
braktea hingga ujung braktea (Siddiqah, 2002). Bentuk dari bunga pisang adalah
tongkol atau yang sering disebut dengan jantung. bunga jantan dan bunga banci
terjalin dalam satu rangkaian yang terdiri dari 5-20 bunga. Rangkaian bunga ini
nantinya akan membentuk buah dalam satu sisir (Amilda, 2014).
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 23/61
15
Gambar 2.4. Morfologi tandan buah dan jantung M. acuminata. (a) jantung
pisang, (b) helaian braketa, (c) sisir buah pisang (Sumber :
Anonim, 2015).
Menurut Ashari (1995) pada ujung bunga terdapat kuncup bunga dibungkus
oleh seludang (braktea). Braktea tersebut jatuh ke tanah apabila bunga telah
membuka. Bunga betina berkembang secara normal. Dalam bakal buahnya
terdapat 3 ruang yang menyatu, bentuknya menjadi segitiga. Sedangkan bunga
jantan ada di daerah ujung bunga dan tidak berkembang. Bunga betinanya
memiliki 5 buah benang sari, jarang menghasilkan tepung sari. Pada saat bunga
betina yang berada pada dasar bunga berkembang, bunga jantan tetap tertutup
seludang. Tiap kelompok bunga disebut sisir yang jumlahnya beragam. Seluruh
sisir tersusun rapi dalam satu tandan buah.
Buah pisang tersusun dalam bentuk tandan. Tiap tandannya terdiri atas
beberapa sisir, setiap tandan terdiri atas 15-23 sisir dan setiap sisir terdiri atas 22-
25 buah pisang (Prahardini et al., 2010). Buah pisang pada umumnya tidak
memiliki biji, kecuali pada pisang batu (klutuk) M. balbisiana (Rukmana, 1999).
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 24/61
16
Ukuran buah pisang bervariasi, panjangnya berkisar antara 10-18 cm dengan
diameter sekitar 2,5 - 4,5 cm. Buah bergilir 3-5 alur, agak bengkok dengan ujung
meruncing atau membentuk leher botol. Pada bagian daging buahnya tebal dan
bertekstur lunak. Di bagian luar buah ditutupi kulit buah yang memiliki perbedaan
warna saat masih muda dan sudah matang. Saat masih muda kulit buah cenderung
berwarna hijau (Gambar 2.5), namun setelah matang berubah menjadi kuning dan
memiliki ketebalan yang berbeda. Bentuk, warna dan rasa buah digunakan untuk
menentukan kultivar pisang. Adapun pembentukan buah pisang sesudah jantung/
bunga pisang keluar, maka akan terbentuk sisir pertama, kemudian memanjang
lagi dan membentuk sisir kedua, ketiga dan seterusnya. Jantung pisang perlu
dipotong sebab sudah tidak dapat menghasilkan sisir lagi (Wattimena, et al.,
1992).
Gambar 2.5. Buah M. acuminata Colla. Var. Mas Kirana. Berwarna kuning saat
matang dan berwarna hijau saat belum matang. (Sumber :
Anonim,2015).
Untuk ketebalan kulit buah dibagi dalam 3 macam yaitu berkulit tipis,
sedang dan tebal. Serat buah dibagi menjadi 2 macam yaitu halus dan kasar,
sedangkan penampang melintang buah pada seluruh kultivar yang ditemukan
diketahui terdapat dalam 3 macam bentuk yaitu bulat, segitiga dan polygonal.
Kebanyakan pisang buah tidak memiliki biji, namun ada pada beberapa varietas
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 25/61
17
yang memiliki biji (Gambar 2.6) (Khasanah dan Marsusi, 2014). Kulit buah pada
kelompok pisang M. acuminata biasanya sekitar 0,046 cm. buahnya sendiri
memiliki rasa yang manis dan aroma yang harum lembut (Prahardini et al., 2010).
Gambar 2.6. Penampang melintang buah pisang. (a) Buah pisang yang tidak
berbiji, (b) buah pisang yang berbiji. (Sumber : Anggarini, 2004).
2.1.2 Klasifikasi pisang (M. acuminata Colla.)
Klasifikasi tanaman pisang ( M. acuminata) sebagai berikut (Simpson, 2006;
USDA, 2009) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Musales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa acuminata Colla.
2.1.3 Syarat tumbuh pisang (M. acuminata Colla.)
Menurut Kuswanto (2007) syarat-syarat tumbuhnya tanaman pisang antara
lain adalah sebagai berikut :
1. Iklim, pisang dapat tumbuh di daerah tropika dan sub tropika. Hampir
semua pulau di Indonesia telah di tumbuhi berbagai jenis pisang baik yang
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 26/61
18
hidup secara liar atau ditanam oleh penduduk. Pisang dalam
pertumbuhannya menghendaki iklim yang sedang atau panas.
2.
Tanah, pada hakekatnya pisang dapat tumbuh di tanah kering, tetapi tidak
memilih jenis tanah untuk tumbuhnya. Bila pisang ditanam di daerah yang
subur dan tempat terbuka, maka akan menghasilkan buah pisang yang
berkualitas tinggi.
3.
Daerah penanaman, tanaman pisang akan dapat tumbuh baik jika di tanam
di daerah tropis atau sub tropis yang ketinggiannya antara 0 sampai dengan
1000 mdpl. Ada beberapa jenis pisang yang mampu tumbuh dengan
produksi yang memuaskan diatas tanah yang ketinggiannya 1000 sampai
dengan 2000 mdpl. Misalnya pisang seribu, pisang emas, dan pisang badak.
4. Curah hujan dan air, pisang akan tumbuh di daerah yang curah hujan dalam
satu tahun harus diimbangi dengan keadaan air tanah.
5.
Angin, untuk menghindari robeknya daun pisang yang diakibatkan oleh
tiupan angin yang telalu kencang, maka sebaiknya di sekeliling pohon
pisang supaya diberi pagar.
Selain kondisi-kondisi tersebut ada pula yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dari tanaman pisang. Produktivitas tanaman ditentukan oleh
interaksi antara lingkungan dan faktor genetik (Allard, 1998). Faktor lain yang
mempengaruhi adalah pH tanah, pH tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuah
pisang yang optimal adalah 4,5-7,5(Prahardini et al ., 2010). Kelembaban pada
daerah penanaman sebaiknya berkisar 80-88% dengan suhu udara berkisar
22,8oC-32,4oC. tekstur tanah yang tepat untuk pertumbuhan pisang adalah tanah
uang subur dengan lapisan top soil yang cukup tebal, tanah bertekstur pasir, serta
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 27/61
19
mengandung banyak humus (Dispertan tanaman pangan Prov. Kalimantan Timur,
2013).
2.1.4 Kandungan buah pisang (M. acuminata Colla.)
USDA (2009) manerbitkan kandungan yang ada pada pisang antara lain
adalah air, protein, lemak, karbohidrat, serat, gula, kalsium, zat besi, magnesium,
potassium, sodium, zinc, vitamin C, thiamin, riboflavin, niacin, folat, vitamin A,
vitamin E, dan vitamin K. kandungan yang paling tingi ada pada pisang adalah
potassium, yaitu sebesar 258 mg / 100 g. Potasium pada pisang dapat bermanfaat
untuk mencegah hilangnya ion kalsium dari tubuh yang diakibatkan karena tubuh
mengalami stress serta mensuplai nutrisi pada otak dan berdampak baik pada bagi
ginjal. Ashari (1995) menyatakan bahwa setiap jenis pisang mengandung gizi
yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Tabel 2.1. Kandungan gizi pada 100 gram pisang M. acuminata Colla.
Kandungan Satuan Kandungan/ 100gram
Kalori Kal 120
Protein Gram 1,1
Lemak Gram 1,2
Karbohidrat Gram 26,0
kalsium Mg 20,0
Fosfor Mg 61,0
Fe (besi) Mg 0,4
Vitamin B1 Mg 0,1
Vitamin C Mg 26,0
Natrium Mg 6,2
Kalium Mg 392
Air Gram 71,20
(Sumber : Wahyuningsih, 2014)
2.2 Tinjauan Tentang Hubungan Kekerabatan
Kekerabatan dalam sistematik tumbuhan dapat diartikan sebagai pola
hubungan atau total kesamaan antara kelompok tumbuhan berdasarkan sifat atau
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 28/61
20
ciri tertentu dari masing-masing kelompok tumbuhan tersebut. Berdasarkan jenis
data yang digunakan untuk menentukan jauh dekatnya kekerabatan antara dua
kelompok tumbuhan, maka kekerabatan dapat dibedakan atas kekerabatan fenetik
dan kekerabatan filogenetik (filetik). Kekerabatan fenetik didasarkan pada
persamaan sifat-sifat yang dimiliki masing-masing kelompok tumbuhan tanpa
memperhatikan sejarah keturunannya, sedangkan kekerabatan filogenetik
didasarkan pada asumsi evolusi sebagai acuan utama (Stuessy, 1990).
Tjitrosoepomo (2009) menjelaskan bahwa taksonomi merupakan bagian
terbesar dari biosistematika yang meliputi identifikasi, deskripsi, klasifikasi, dan
nomenklatur. Klasifikasi memiliki arti sebutan untuk aktivitas taksonomi dan
sebutan untuk produk atau hasil dari aktivitas taksonomi. Produk atau hasil berupa
penempatan suatu organisme ke dalam suatu hierarki kelompok yang ekskusif
yaitu divisio (divisi), classis (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga),
dan species (jenis).
Tujuan dari kegiatan biosistematika bukanlah menemukan nama tumbuhan,
tetapi menemukan hubungan dan kedekatan suatu organisme tumbuhan dengan
yang lainnya, sehingga dapat dikenali sepenuhnya kemiripan dan perbedaannya.
Hasil analisis inilah yang nantinya dipakai untuk menata organisme tumbuhan
tersebut ke dalam taksa sehingga menjadi lebih sistematis. Suatu organisme
dikarakterisasi menjadi dua jenis asal usul, monofiletik dan non-monofiletik.
Hasil akhir dari biosistematika adalah taksonomi. Takson menunjukkan
keanekaragaman yang luas dari tumbuhan yang ada di alam dan hubungan dari
aspek genetik , evolusi, dan hereditas tumbuhan itu sendiri (Lawrence, 1995).
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 29/61
21
2.3 Tinjauan Tentang Metode Fenetik
Analisis fenetik merupakan salah satu pendekatan untuk menentukan
kekerabatan suatu tumbuhan yang didasarkan pada kesamaan karakter atau ciri
morfologi. Fenetik digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berhubungan
dengan kesamaan fenotip. Taksonomi fenetik berusaha mengelompokkan
organisme berdasarkan semua kesamaan, biasanya yang digunakan adalah
kesamaan morfologi atau semua sifat yang dapat diobservasi tanpa
memperhatikan filogeninya atau hubungan evolusi (Irawan, 2011).
Data morfologi memberikan gambaran yang jelas antara faktor genetika dan
evolusinya terutama pada karakter bunga serta memberikan petunjuk cara-cara
tumbuhan mengadaptasikan dirinya terhadap lingkungan. Data morfologi juga
dapat memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa bagian-bagian tubuh
tumbuhan mempunyai bentuk dan susunan yang beraneka ragam (Tjitrosoepomo,
1994).
Mayr dan Ashlock (1991) menjelaskan bahwa ciri taksonomik meliputi ciri
morfologi, anatomi, fisiologi, ekologi, dan geofrafi. Ciri yang dibandingkan
sebanyak mungkin paling tidak ada 50 ciri. Makin banyak jumlah ciri yang mirip
antara dua takson yang dibandingkan, berarti makin dekat hubungan
kekerabatannya dan sebaliknya. Hasil perbandingan antara ciri yang mirip dengan
semua ciri yang digunakan berupa nilai rata-rata kemiripan ciri, sekligus
menunjukkan tingkat hubungan kekerabatan antara taksa yang dibandingkan.
Nilai rata-rata kemiripan ciri, selanjutnya dapat digunakan untuk membuat
fenogram.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 30/61
22
Setiap karakter memiliki nilai yang dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif.
Karakter yang berkaitan dengan bentuk dan struktur merupakan karakter
kualitatif. Sedangkan arakter yang mendeskripsikan ukuran, panjang, dan jumlah
merupakan karakter kuantitatif. Secara umum, karakter kualitatif lebih berguna
dalam membedakan taksa pada tingkat taksonomi yang lebih tinggi. Sementara
karakter kuantitatif banyak digunakan untuk membedakan kategori taksonomi
pada tingkatan yang lebih rendah (Singh, 1999)
Dalam prakteknya kekerabatan fenetik lebih sering digunakan daripada
kekerabatan filogenetik. Hal tersebut disebebkan karena adanya kesulitan untuk
menemukan bukti-bukti evolusi pendukung sebagai penunjang dalam menerapkan
klasifikasi secara filogenetik dan bila cukup banyak bukti yang dipertimbangkan
biasanya kekerabatan fenetik juga akan dapat menggambarkan kekerabatan
filogenetik (Davis dan Heywood, 1973). Sokal dan Sneath (1963) mendefinisikan
taksonomi numerik (taksonometri) sebagai metode kuantitatif mengenai kesamaan
atau kemiripan sifat antar golongan organisme, serta penataan golongan-golongan
tersebut melalui analisis kluster ke dalam kategori takson yang lebih tinggi atas
dasar kesamaan tersebut. Taksonometri didasarkan atas bukti-bukti fenetik, yaitu
kemiripan yang diperlihatkan objek studi yang diamati dan dicatat, dan bukan
berdasarkan kemungkinan perkembangan filogenetiknya.
Gotto (1982) dalam Hasanuddin dan Fitriana (2014) menyebutkan bahwa
paling sedikit ada 50 ciri yang harus dibandingkan. Hubungan kekerabatan antar
jenis tanaman dapat dianalisis untuk menentukan sejauh mana ketidakmiripannya
dengan cara menghitung koefisien korelasi, indeks kemiripan, jarak taksonomi,
dan dapat pula dengan menggunakan analisis kelompok. Secara umum semua cara
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 31/61
23
pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kemiripan antar jenis tanaman yang di
bandingkan berdasarkan sejumlah karakter.
Karakter morfologi dianggap masih belum cukup untuk mencari kedudukan
yang jelas sehingga perlu metode lain sebagai komplemen untuk menegevalusasi
kekerabatan, namaun karakterisasi secara morfologi merupakan informasi awal
yang di perlukan dalam upaya mencari karakter unggul dan keragaman yang ada
masih diperlukan (Santos et al, 2003).
2.4 Tinjauan Tentang Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang
Kecamatan Pasrujambe merupakan salah satu dari 21 Kecamatan yang ada
di Kabupaten Lumajang. Luas Kecamatan Pasrujambe adalah 97,30 Km2 dengan
jumlah penduduk sebesar 37.724 jiwa yang tersebar pada 7 Desa (Gambar 2.6).
Penggunaan lahan di Kecamatan Pasrujambe dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
lahan sawah dan lahan non sawah. Prosentase lahan sawah mencakup sebagian
besar wilayah Kecamatan Pasrujambe yaitu sebesar 75 % dari luas Kecamatan
Pasrujambe. Wilayah Kecamatan Pasrujambe terletak kurang lebih ± 23 km ke
arah sebelah selatan Kota Lumajang dengan ketinggian rata-rata 75-2500 mdpl.
Curah hujan rata-rata 1 tahun = 952 mm. Jumlah hari hujan 1 tahun = 220 hari.
Adapun batas-batas secara administrasi Kecamatan Pasrujambe adalah sebelah
utara dan barat berbatasan dengan Kecamatan Senduro, sebelah timur berbatasan
dengan Kecamatan Sumbersuko, dan sebelah selatan Kecamatan Candipuro
(Pemkab Lumajang, 2014).
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 32/61
24
Gambar 2.7. Peta Kecamatan Pasrujambe. Perkebunan pisang ada di beberapa
Desa di Kecamatan Pasrujambe. (Sumber : Puja, 2012).
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 33/61
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang
dan Laboratorium Biosistematika (R. 124) Departemen Biologi, Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Februari-April 2016.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1 Bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesimen segar dari
seluruh varietas dari spesies M. acuminata dan satu varietas outgroup dari spesies
M. paradisiaca. Spesimen segar tersebut didapatkan di perkebunan pisang
Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Masing-masing
varietas yang diamati diwakili oleh 3 pohon. Dengan ketentuan pohon yang akan
diamati ada pada Lampiran 4. Bagian tanaman pisang yang diteliti adalah
perawakan tanaman, batang semu, helaian daun, pelepah daun, tangkai daun,
bunga / jantung, dan buah.
3.2.2 Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Kaca pembesar, untuk mengamati bagian spesimen yang berukuran kecil.
2. Jangka sorong, untuk mengukur panjang, lebar dan tebal speimen.
3. Meteran, untuk mengukur lingkar spesimen.
4.
Gunting, untuk memotong bagian spesimen yang diperlukan.
5. Kantong plastik, untuk mengumpulkan spesimen.
6. Label, untuk memberi keterangan pada spesimen yang dikumpulkan.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 34/61
26
7. Kamera, untuk mendokumentasikan spesimen.
8. Sling, untuk mengukur kelembaban udara.
9.
Thermometer, untuk mengukur suhu udara.
10. pH meter, untuk mengukur pH tanah.
11. Hagameter, untuk mengukur tinggi tanaman.
12.
Penentuan warna dilakukan dengan indeks warna RGB ( Red-Green-Blue
index) yang dapat dilihat pada Lampiran 5.
13. Program komputer, untuk membantu analisis data metode fenetik.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Persiapan penelitian
Persiapan penelitian meliputi penentuan spesimen yang akan diamati,
penentuan spesimen dilakukan dengan cara pemilihan varietas dari M. acuminata.
Kemudian penentuan lokasi yang untuk melakukan sampling, penentuan tempat
sampling pisang ada di beberapa desa di Kecamatan Pasrujambe. Pengumpulan
informasi mengenai varietas pisang apa saja yang ditanam di Kecamatan
Pasrujambe. Nama varietas yang ada di Kecamatan Pasrujambe didapat dari
informasi yang diberikan oleh para petani. Persiapan alat-alat yang digunakan
untuk pengambilan spesimen.
3.3.2 Pengumpulan spesimen
Pengumpulan spesimen dilakukan dengan mengamati sampel yang akan
diteliti karakter morfologinya seperti pada lampiran 2 yaitu perawakan tanaman,
batang semu, daun, pelepah daun, tangkai daun, bunga / jantung, dan buah di
lokasi sampling yang bertempat di Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 35/61
27
Setiap varietas yang diamati dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dengan
pohon yang berbeda.
3.3.3 Parameter penelitian
Parameter yang diteliti dari spesimen adalah karakter-karakter
morfologisebagai berikut:
a.
Perawakan tanaman, dipilih yang bagian tanamannya lengkap dan dapat
dilihat habitus serta diukur tinggi tanaman mulai dari bagian tanaman yg ada
di permukaan tanah hingga bagian tertinggi tanaman.
b. Batang semu, dipilih batang semu yang masih utuh dan dapat diukur serta
terlihat jelas warna, bercak dan tekstur permukaannya.
c. Daun, pelepah dan tangkai daun, dipilih daun tanaman yang keadaannya
baik serta bagian pelepah daun dan tangkai daunnya lengkap.
d. Bunga / jantung, dipilih bagian bunga / jantung pisang yang utuh dan
lengkap bagian-bagian bunga / jantungnya.
e. Buah, dipilih buah pada tandan buah dengan keadaan yang baik.
3.3.4 Pengumpulan data
Data diambil dari masing-masing spesimen. Rincian data yang harus
diambil adalah sebagai berikut:
a.
Perawakan meliputi habitus, tinggi tanaman dan jumlah anakan.
b. Batang semu meliputi bentuk batang semu, warna bercak batang semu,
permukaan batang semu, tinggi batang semu, dan lingkar batang semu.
c.
Daun meliputi tipe pertumbuhan daun, warna permukaan atas dan bawah
daun, bangun daun, ujung daun, pangkal daun, tepi daun, daging daun, tebal
daun, panjang daun, lebar daun, rasio daun, tipe venasi daun, tonjolan tulang
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 36/61
28
daun, tekstur permukaan atas dan bawah daun, jumlah daun dalam satu
pohon, lapisan lilin pada bawah daun, lebar pelepah daun, panjang pelepah
daun, bercak pada pelepah daun, warna tangkai daun, tipe bentuk pangkal
tangkai daun, panjang tangkai dun, lebar tangkai daun.
d. Bunga meliputi tipe bunga, letak bunga, bentuk jantung, bentuk pangkal
braktea, bentuk ujung braktea, warna braktea, laju warna pada braktea,
panjang helaian braktea, lebar helaian braktea, rasio braktea, bekas braktea
pada rakis, pola pelepasan braktea, panjang tangkai tandan, diameter tangkai
tandan, warna tangkai tandan, posisi rakis, bentuk tandan buah, keadaan
braktea sebelum rontok.
e. Buah meliputi bentuk buah, panjang buah, diameter buah, penampang
melintang buah, bentuk ujung buah, warna kulit buah muda, warna kulit
buah masak, tebal kulit buah, warna daging buah, jumlah buah dalam satu
sisir, panjang tangkai buah, diameter tangkai buah, berat buah, jumlah sisir
dalam satu tandan dan biji.
3.4 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara dua tahap, yaitu analisis dengan analisis
deskriptif dan analisis metode fenetik. Analisis data dengan metode fenetik
menggunakan karakter morfologi untuk mengelompokkan varietas-varietas dari
tanaman pisang ( M. acuminata) berdasarkan kesamaan fenotip yang dimiliki
menggunakan Program komputer. Program ini digunakan untuk menghitung besar
persamaan yang ada antar varietas dengan hasil akhir berupa dendrogram yang
menunjukkan adanya karakter penting yang digunakan sebagai pembeda.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 37/61
29
3.4.1 Analisis deskriptif
Analisis data secara deskriptif dibuat dari data yang telah didapat dari
identifikasi morfologi pisang. Seluruh karakter yang diamati harus ada dalam
analisis deskripsi. Setiap varietas sampal harus dilakukan analisis deskripsi.
Deskripsi yang pertama harus dibuat adalah deskripsi analitik, yang kedua
deskripsi diagnostik, dan yang ketiga deskripsi diferensial. Deskripsi analitik
merupakan deskripsi atau penjelasan yang dapat menggambarkan keseluruhan
karakter morfologi yang telah diamati dari suatu spesimen. Deskripsi ini
dilakukan dengan menuliskan secara lengkap keadaan morfologi dari spesimen
tersebut. Deskripsi diagnostik adalah deskripsi atau penjelasan yang hanya
menuliskan karakter morfologi terpenting dari spesimen yang diamati tersebut,
yaitu karakter yang khas pada spesimen. Deskripsi diferensial adalah deskripsi
atau penjelasan yang menggambarkan adanya perbedaan pada karaker morfologi
pada dari specimen yang diamati dengan spesimen yang lain untuk
membandingkan.
3.4.2 Analisis metode fenetik
Data hasil identifikasi sifat morfologi yang meliputi bagian tanaman seperti
batang, daun, bunga dan buah disusun dalam matriks Operational Taxonomic Unit
(OTU ) dan karakter tersebut dibandingkan untuk dikuantifikasikan ( scorring ).
OTU dinyatakan dalam jenis sampel penelitian spesies pisang yang diteliti dan
karakter sampel merupakan multivariate dari data morfologi yang ada diperoleh
pada setiap sampel penelitian yang digunakan. Setelah melakukan scorring data
dimasukkan dalam progam komputer untuk membantu analisis data hasil
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 38/61
30
scorring . Hal ini dilakukan untuk mencari indeks kesamaan (OTU vs OTU ).
Karakter morfologi yang dimiliki oleh sampel kemudian digabungkan dengan
average linkage, untuk menentukan OTU yang akan mengelompok dengan
sesamanya. Indeks similaritas akan mempengaruhi pengelompokan OTU dalam
average linkage. Hasil pengelompokan melalui average linkage akan di
konfirmasi ulang melalui PCA ( Principal Component Analyses). Hasil PCA
digunkan untuk mengetahui bobot nilai karakter pembeda dalam pemisahan OTU .
Akhirnya akan mengahsilkan bentuk dendrogram yang akan menunjukkan
bagaiman hubungan kekerabatan takson atau disebut juga fenogram. Pemisahan
OTU dapat dilihat melalui dendrogram hasil pengelompokan average linkage dan
PCA yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan kekerbatan antara OTU
berdasarkan analisis karakter morfologi (fenotip) (Prayekti, 2007; Hamidah, 2009)
3.5 Cara Kerja
1.
Karakter morfologi diidentifikasi pada setiap varietas yang tercantum pada
tabel lampiran 2,
2. Deskripsi analitik, diagnostik, dan diferensial dibuat dari data identifikasi
karakter morfologi,
3. Data identifikasi karakter morfologi diolah menjadi data kualitatif (skoring),
4.
Hasil data kualitatif (skoring) dianalisis dengan menggunakan progam
komputer untuk mengetahui indeks kesamaan, average linkage, PCA dan
Dendrogram.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 39/61
31
3.6 Alur Penelitian
Persiapan
penelitian
Pengumpulan
spesimen
Identifikasi karakter
morfologi
Analisis data
Analisis metode
fenetik
Analisis deskriptif
Deskripsi analitik
Deskripsi diagnostik
Deskripsi diferensial
SkoringProgram komputer
Indeks kesamaan
Average linkage
PCA
Dendrogram
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 40/61
32
3.7 Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3.1. Jadwal kegiatan penelitian
Kegiatan
Bulan-Tahun
NOV
2015
DES
2016
JAN
2016
FEB
2016
MAR
2016
APR
2016
Perijinan
Penyusunan
naskah
proposal
Persiapan
Pengamatan
sampel dan
pengambilan
data
Analisis
data
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 41/61
33
DAFTAR PUSTAKA
Allard, R. W. 1989. Pemuliaan Tanaman 2. Bima Aksara. Jakarta.
Amilda, Y. 2014. Eksplorasi tanaman pisang barangan ( M. acuminata) diKabupaten Aceh Timur. Tesis. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara.
Anggarani, C. 2004. Analisis keragaman dan hubungan kekerabatan serta korelasi
antar karakter pada 20 genotipa pisang ( Musa sp.) berdasarkan penanda
fenotip. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertannian Bogor.
Anonim. 2015. Khasiat Jantung Pisang . http://adanaberkat-
petuaideadanpandangan.blogspot.my/. Diakses pada tanggal 29Desember 2015 pukul 9.10.
Anonim. 2015. Manfaat Pisang Mas Kirana. http://www.pisangmaskirana.com/.
Diakses pada tanggal 11 Desember 2015 pukul 9.10.
Anonim. 2000. Pisang ( Musa sp.). Jakarta. TTG Budidaya Pertanian.
Anonim. 2014. Color . http://msdn.microsoft.com/en-
us/library/bb980062(v=vs.95).aspx. Diakses pada tanggal 7 Desember
pukul 12.05.
Arrijani. 2003. Kekerabatan fenetik anggota marga knema, horsfieldia, dan
myristica di Jawa berdasarkan bukti morfologi serbuk sari. Jurnal
Biodiversitas. 4 (2) : 83-88.
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta. Universitas Indonesia
Press. Hal : 375-385.
Cahyono, B. 2002. Pisang Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen.Yogyakarta. Kanisus.
Champion, J. 1963. Le Bananier . Maisonneuve et Larose eds. Paris, Frence.
Champion, J. 1967. Les bananiers et leur culture; tome I: botanique et génétique.
SETCO eds. Paris, Frence.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 42/61
34
Crouch, J. H., Crouch, H. K., Constandt, H., Van, G. A., Breyne, P., Montagu, M.
V., Jarret, R. L., and Ortiz, R. 1999. Comparasion of PCR based
molecular marker analyses of Musa breeding populations. Molecular
Breeding . (5) : 233-244.
Davis, P. H. dan V. H. Heywood. 1973. Principles of Angioperm Taxonomy. New
York. Robbert E. K Publisher Company.
Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang. 2013. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata
Produksi Tanaman Buah-buahan. Lumajang. Dinas Pertanian Kab.
Lumajang.
Dispertan Prov. Kalimanatan Timur. 2013. Budidaya Pisang Kepok .
http://dispertan.kaltimprov.go.id/. Diakses pada tanggal 29 Desember2015 pukul 8.40.
Espino, R. C., Jamaludin, S. H., Silayoi, B., dan Nasution , R. E. 1997. Sumber
Daya Nabati Asia Tenggara 2 :buah-buahan yang dapat dimakan.
Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hamidah. 2009. Biosistematika Annona muricata L., Annona squamosal L., dan
Annona reticulate L. dengan Pendekatan Numerik. Disertasi. Fakultas
Biologi. Universitas Gajah Mada, Jogjakarta.
Hasanudin dan Fitriana. 2014. Hubungan kekerabatan fenetik 12 spesies anggota
familia Asteraceae. Jurnal Edubio Tropika Oktober . 2 (2) : 187.
Internasional Network for Improvement of Banana Plantain (INIBAP). 2003.
Banana Diversity. http://www.inibap.org. Diakses pada tanggal 11
Oktober 2015 pukul 19.21.
Irawan, B. 2011. Biosistematika. Diktat Bahan Ajar. Departemen Biologi Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.
Jones, Jr. S. B., and Luchsinger, A. E. 1986. Plant Systematic. USA. Mcgraw-hill
Book Company, Inc.
Kaemmer, D., Fischer, D., Jarret, R. L., Baurens, F. C., Grapin, A., Dambler, D.,
Noyer, J. L., Lanaud, C., Kahl, G., and Lagoda P. J. L. 1997. Molecular
breeding in the genus Musa: A strong case for STMC marker technology.
Euphytica. 96 : 49-63.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 43/61
35
Khasanah, A. N dan Marsusi. 2014. Karakterisasi 20 kultivar pisang buah
domestik ( Musa paradisiaca) dari Banyuwangi Jawa Timur. EL-VIVO
2(1) : 20-27.
Kuswanto. 2007. Bertanam Pisang dan Cara Pemeliharaanya. Deriko.
Lamadji, S. 1998. Pemberdayaan sifat morfologi untuk analisis kekerabatan
plasma nutfah tebu. Bull. P3GI.
Lawrence, G.H.M. 1955. An Introduction to Plant Taxonomy. Chicago, Newyork.
The Macmillan Company.
Luqman, N. A. 2012. Keberadaan jenis dan kultivar serta pemetaan persebaran
tanaman pisang ( Musa Sp.) pada ketinggian yang berbeda di PegununganKapur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Skripsi. Univ. Negeri
Yogyakarta.
Mayr, E., dan P.D. Ashlock. 1991. Principles of Syatematic Zoology. Second
Edition.McGraw-Hill, Inc.
Musita, N. 2009. Kajian kandungan dan karakteristik pati resisten dari berbagai
varietas pisang. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. 14 (1) :
68-79.
Prahardini, P. E. R., Yuniarti, dan Amik K. 2010. Karakterisasi varietas unggul
pisang mas kirana dan agung semeru di Kabupaten Lumajang. Buletin
Plasma Nutfah. 16 (2) : 126 – 133.
Prayekti. E. 2007. Studi taksonomi numerik Annona squamosa dan Annona
reticulata dengan menggunakan pendekatan morfologi. Sripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Univ. Airlangga. Surabaya.
Purseglove, J. W. 1972. Tropical Crops Monocotyledons 2. London. Longman
Group Limited.
Purwantoro, A., Erlina, A. dan Fitri, S,. 2005. Kekerabatan antar anggrek spesies
berdasarkan sifat morfologi tanaman dan bunga. Ilmu Pertanian. 12 (1) :
2-9.
Puja, Heni. 2012. Peta Kecamatan Pasrujambe, Lumajang.
http://kusukageo.blogspot.co.id/2012/06/peta-kecamatan-pasrujambe-
lumajang.html. Diakses pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 18.59.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 44/61
36
Rinaldi, R., Mansyurdin, dan Catur, H. 2014. Pendugaan Plodi dan Kekerabatan
Beberapa Aksesi Pisang Hasil Koleksi Balitbu Tropika Solok. Jurnal
Sainstek Juni 2014 6 (1) : 17-23.
Robinson, J. C. 1999. Bananas and Plantains. New York. CABI Publishing.
Rukmana, R. 1999. Bertanam Buah-Buahan di Pekarangan. Yogyakarta. Kanisus.
Hal. 15.
Santo, E. A. M. M., Souza, A. P., Viana, A. A. F., and Almeida, J. C. O . 2011.
Multivariate Analysis Multivariate analysis of morphological
charateristics of two species of passion flower with ornamental potential
and of hybrids between them. Gen. Mol. Res. 10 (4): 2457-2471.
Sari, N. 2011. Aplikasi pengelolahan citra digital untuk mempredeksi kandungan
gizi pisang ( Musa paradisiaca L.) berdasarkan degradasi warna kulit.
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. Padang.
Siddiqah, M. 2002. Biodiversitas dan hubungan kekerabatan berdasarkan karakter
morfologi berbagai plasma nutfah pisang. Skripsi. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Singh, G. 1999. Plant Taxonomy. Science Publisher Inc. New Hampshire. USA.
Simmonds, N. M. 1962. The Evolution of Thr Bananas. London. Longman. Inc.
Simpson, M.G. 2006 Plant Systematics. USA. Elsevier Academic Press.
Sokal, R. R. dan P. H. A Sneath. 1963. Principle of Numerical Taxonomy. W. H.
Freeman, Company. San Fransisco.
Stover, R. H., dan Simmonds, N. W. 1987. Bananas Tropical Agricultura Series
ed. 3. Essex, UK. Longman Scientific & Technical.
Stuessy, T. F. 1990. Plant Taxonomy The Systematic Evaluation of comparative
data. New York. Columbia University Press.
Sudarnadi, H. 1995. Tumbuhan Monokotil . Bogor. Penebar Swadaya.
Sukartini. 2007. Pengelompokan aksesi pisang menggunakan karakter morfologi
IPGRI. Jurnal Hortikultur . 17 (1) : 26-33.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 45/61
37
Susanti, Nova. 2013. Karakterisasi morfologi dan genetik lima kultivar pisang
( Musa spp.). Skripsi. Univ. Islam Negri Suska Riau.
Suyanti, dan Supriyadi,. 2008. Pisang Budidaya, Pengolahan dan Prospek Pasar .
Depok. Penebar Swadaya. : 1-12.
Tjitrosoepomo, G. 1994. Morfologi Tumbuhan. Jogjakarta. Gajah Mada
University Press.
Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Umum (Dasar-Dasar Taksonomi
Tumbuhan). Jogjakarta. Gajah Mada University Press.
Wijayanto, T. Dirvamena, B. dan La Ente. 2013. Hubungan kekerabatan aksesi
pisang kepok ( Musa paradisiaca Formatypica) di Kabupaten Muna berdasarkan karakter morfologi dan penanda RAPD. Jurnal Agroteknos
November . 3 (3) : 163-170.
Wahyuningsih, D. 2014 Analisis kandungan inulin pada pisang barangan ( Musa
acuminata Colla), pisang awak ( Musa paradisiaca var. awak) dan pisang
kepok ( Musa acuminata balbisiana Colla). Skripsi. Fakultas Kesehatan
masyarakat Universitas Sumatera Utara.
USDA. 2009. Taxon M. acuminata. http://www.usda.gov/. Diakses pada tanggal23 November 2015 pukul 23.00.
USDA. 2009. Plant Profie for M. acuminata. http://www.usda.gov/. Diakses
pada tanggal 1 November 2015 pukul 11.00.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 46/61
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Tabel nilai karakter pisang ( Musa acuminata
).
No. Karakter Karakteristik
1. Perawakan 1. Habitus Herba kecil = 1 ; Herba besar
= 2
2. Tinggi tanaman 100-150 cm = 1 ; 151-200cm
= 2; 201-250cm = 3; 251-
300cm = 4; 301-350cm = 5
3. Jumlah anakan 1-2 = 1 ; 3-4 = 2 ; 5-6 = 3 ; >6
= 4 ;
2. Batang
semu
1. Bentuk batang semu Kerucut (conical ) = 1 ;
Conical silindris = 2 ; silindris= 3
2. Warna batang semu Berdasarkan Lampiran 5.
3. Bercak batang semu Tidak ada bercak = 1 ; Bercak
tidak begitu jelas = 2 ; Bercak jelas = 3
4. Permukaan batang semu Halus = 1 ; Tidak halus = 2
5. Tinggi batang semu (cm) 80-100cm = 1 ; 101-120cm =
2; 121-140cm = 3; 141-
160cm = 4; 161-180cm = 5
6. Lingkar batang semu
(cm)
10-15 cm = 1 ; 16-20cm = 2;
21-25cm = 3; 26-30cm = 4;
31-35cm = 5; 36-40 cm = 6 ;
41-45cm = 7
3. Daun 1. Tipe pertumbuhan daun Merunduk = 1 ; Tegak = 2 ;
Agak tegak = 3
2. Warna permukaan atas
daun
Berdasarkan Lampiran 5.
3. Warna permukaan bawah
daun
Berdasarkan Lampiran 5.
4. Bangun daun Jorong = 1 ; Memanjang = 2 ;
Lanset = 35. Ujung daun Runcing = 1 ; Membulat = 2
6. Pangkal daun Kedua sisi membulat = 1 ;
Satu sisi membulat, yang lain
meruncing = 2 ; Kedua sisi
meruncing = 3
7. Tepi daun Rata = 1 ; Tidak rata = 2
8. Tebal daun (mm)
9. Panjang helaian daun
(cm)
10. Lebar daun (cm)
11. Rasio daun
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 47/61
12. Tonjolan tulang daun Tidak menonjol = 1 ;
Menonjol = 2 ; Sangat
menonjol = 3
13. Tekstur permukaan atas
daun
Kusam = 1 ; mengkilat = 2
14. Tekstur permukaan
bawah daun
Kusam = 1 ; mengkilat = 2
15. Jumlah daun dalam satu
pohon
4-6 = 1 ; 5-8 = 2; 8-10 = 3;
11-13 =4
16. Lebar pelepah daun (cm)
17. Panjang pelepah daun
(cm)
18. Bercak pada pelepah
daun
Berdasarkan Lampiran 5.
19. Warna tangkai daun Berdasarkan Lampiran 5.
20. Tipe bentuk ujung
tangkai daun
Terbuka dengan tepi
mengembang = 1 ; Terbuka
lebar dengan tepi tegak = 2 ;
Terbuka dengan tepi lurus
tegak = 3 ; Terbuka dengan
tepi melengkung ke dalam = 4
; Terbuka dengan tepi
menutup = 5
21. Panjang tangkai daun
(cm)
22. Lebar tangkai daun (cm)4. Bunga
(jantung
pisang)
1. Tipe bunga Tunggal = 1 ; Majemuk = 2
2. Bentuk jantung Seperti gasing = 1 ; Seperti
tombak = 2 ; sedang = 3 ;
Agak bulat = 4 ; Membulat =
5
3. Bentuk pangkal braktea Melebar = 1 ; sedang = 2 ;
sempit = 3
4. Bentuk ujung braktea Runcing = 1 ; Agak runcing =
2 ; Sedang = 3 ; Tumpul = 4 ;
Tumpul dan terbelah = 5
5. Warna braktea Berdasarkan Lampiran 5.6. Laju warna pada braktea Berbeda = 1 ; seragam = 2
7. Panjang helaian braktea
(cm)
8. Lebar helaian braktea
(cm)
9. Rasio braktea
10. Bekas braktea pada rakis Jelas = 1 ; Tidak jelas = 2
11. Pola pelapasan braktea Menggulung = 1 ; Tidak
menggulung = 2
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 48/61
12. Panjang tangkai tandan
(cm)
13. Diameter tangkai tandan
(cm)
14. Warna tangkai tandan15. Posisi rakis Tegak lurus = 1 ; Menyudut =
2 ; Melekuk = 3 ; Horizontal
= 4
5. Buah 1. Bentuk buah Lurus = 1 ; Lurus pada bagian
pangkal = 2 ; melengkung
tajam = 3 ; Bentuk “S” = 4
2. Panjang buah (cm)
3. Diameter buah (cm)
4. Rasio buah
5. Penampang melintang Tonjolan jelas = 1 ; Sedikit
menonjol = 2 ; Bulat = 3
6. Bentuk ujung buah Runcing = 1 ; Runcing
memanjang = 2 ; Tumpul = 3
; Leher botol = 4 ; Bulat = 5
7. Warna kulit buah muda
8. Warna kulit buah masak
9. Tebal kulit buah Tipis = 1 ; Sedang = 2 ; Tebal
= 3
10. Warna daging buah
11. Jumlah buah dalam satu
sisir12. Panjang tangkai buah
(cm)
13. Diameter tangkai buah
(cm)
14. Berat buah (gr)
15. Jumlah sisir pada satu
tandan
16. Biji Tidak ada = 1 ; Ada = 2
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 49/61
Lampiran 2.
Tabel ompong karakter pisang ( Musa acuminata).
No. Karakter Pengulangan sampel1 2 3
1. Perawakan 1. Habitus
2. Tinggi tanaman
3. Jumlah anakan
2. Batang
semu
1. Bentuk batang semu
2. Warna batang semu
3. Bercak batang semu
4. Permukaan batang
semu
5. Tinggi batang semu
(cm)6. Lingkar batang semu
(cm)
3. Daun 1. Tipe pertumbuhan daun
2. Warna permukaan atas
daun
3. Warna permukaan
bawah daun
4. Bangun daun
5. Ujung daun
6. Pangkal daun7. Tepi daun
8. Tebal daun (mm)
9. Panjang helaian daun
(cm)
10. Lebar helaian daun
(cm)
11. Rasio daun
12. Tonjolan tulang daun
13. Tekstur permukaan atas
daun
14. Tekstur permukaan bawah daun
15. Jumlah daun dalam satu
pohon
16. Lebar pelepah daun
(cm)
17. Panjang pelepah daun
(cm)
18. Bercak pada pelepah
daun
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 50/61
19. Warna tangkai daun
20. Tipe bentuk ujung
tangkai daun
21. Panjang tangkai daun
(cm)22. Lebar tangkai daun
(cm)
4. Bunga
(jantung
pisang)
1. Tipe bunga
2. Bentuk jantung
3. Bentuk pangkal braktea
4. Bentuk ujung braktea
5. Warna braktea
6. Laju warna pada
braktea
7. Panjang helaian braktea(cm)
8. Lebar helaian braktea
(cm)
9. Rasio braktea
10. Bekas braktea padarakis
11. Pola pelapasan braktea
12. Panjang tangkai tandan
(cm)
13. Diameter tangkai
tandan (cm)14. Warna tangkai tandan
15. Posisi rakis
5. Buah 1. Bentuk buah
2. Panjang buah (cm)
3. Diameter buah (cm)
4. Rasio buah
5. Penampang melintang
6. Bentuk ujung buah
7. Warna kulit buah muda
8. Warna kulit buahmasak
9. Tebal kulit buah
10. Warna daging buah
11. Jumlah buah dalam satu
sisir
12. Panjang tangkai buah
(cm)
13. Diameter tangkai buah
(cm)
14. Berat buah (gr)
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 51/61
15. Jumlah sisir pada satu
tandan
16. Biji
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 52/61
Lampiran 3.
Tabel ompong skoring karakter pisang ( Musa acuminata).
No. Karakter Sampel1 2 3 4 Dst…
1. Habitus
2. Tinggi tanaman
3. Jumlah anakan
4. Bentuk batang semu
5. Warna batang semu
6. Bercak batang semu
7. Permukaan batang semu
8. Tinggi batang semu
9. Lingkar batang semu
10. Tipe pertumbuhan daun
11. Warna permukaan atas daun
12. Warna permukaan bawah
daun
13. Bangun daun
14. Ujung daun
15. Pangkal daun
16. Tepi daun
17. Tebal daun
18. Panjang helaian daun
19. Lebar helaian daun20. Rasio daun
21. Tonjolan tulang daun
22. Tekstur permukaan atas daun
23. Tekstur permukaan bawah
daun
24. Jumlah daun dalam satu
pohon
25. Lebar pelepah daun
26. Warna tangkai daun
27. Panjang pelepah daun
28. Bercak pada pelepah daun
29. Tipe bentuk ujung tangkai
daun
30. Panjang tangkai daun
31. Lebar tangkai daun
32. Tipe bunga
33. Bentuk jantung
34. Bentuk pangkal braktea
35. Bentuk ujung braktea
36. Warna braktea
37. Laju warna pada braktea
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 53/61
38. Panjang helaian braktea
39. Lebar helaian braktea
40. Rasio braktea
41. Bekas braktea pada rakis
42. Pola pelapasan braktea43. Panjang tangkai tandan
44. Diameter tangkai tandan
45. Warna tangkai tandan
46. Posisi rakis
47. Bentuk buah
48. Panjang buah
49. Diameter buah
50. Rasio buah
51. Penampang melintang
52. Bentuk ujung buah53. Warna kulit buah muda
54. Warna kulit buah masak
55. Tebal kulit buah
56. Warna daging buah
57. Jumlah buah dalam satu sisir
58. Panjang tangkai buah
59. Diameter tangkai buah
60. Berat buah
61. Jumlah sisir pada satu tandan
62. Biji
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 54/61
Lampiran 4.
Tabel ketentuan pengambilan data.
No. Karakter Keterangan1. Habitus Herba kecil = kurang dari 2 meter
Herba besar = lebih dari 2 meter
Diukur mulai dari pangkal batang semu di atas
permukaan tanah hingga bagian tertinggi dari
tanaman.
2. Tinggi tanaman Diukur mulai dari pangkal batang semu di atas
permukaan tanah hingga bagian tertinggi dari
tanaman.
3. Jumlah anakan Dihitung seluruh anakan yang muncul.
4. Bentuk batang semu Kerucut = 2:1 , kerucut silindris = 1,5:1 , silindris =
1:15. Warna batang semu Bagian batang semu yang dinilai adalah seluruh
bagian batang semu. Standar warna yang digunakan
adalah indeks warna RGB ( Red
6. Bercak batang semu Bagian batang semu yang dinilai adalah seluruh
bagian batang semu. Standar warna yang digunakan
adalah indeks warna RGB ( Red
7. Permukaan batang semu Bagian batang semu yang dinilai adalah seluruh
bagian batang semu. Standar warna yang digunakan
adalah indeks warna RGB ( Red
8. Tinggi batang semu Diukur mulai dari pangkal batang semu di atas
permukaan tanah hingga bagian pangkal tangkai
daun yang paling bawah.
9. Lingkar batang semu Lingkar batang semu yang diukur pada bagian
setengah dari tinggi batang semu.
10. Tipe pertumbuhan daun Daun yang diamati adalah daun yang ke 4.
11. Warna permukaan atas daun Daun yang diamati adalah daunyang ke-4.Standar
warna yang digunakan adalah indeks warna RGB
( Red-Green-Blue).
12. Warna permukaan bawah
daun
Daun yang diamati adalah daunyang ke-4.Standar
warna yang digunakan adalah indeks warna RGB
( Red-Green-Blue).13. Bangun daun Yang diamati adalah daun yang ke 4
Penentuan berdasarkan rasio panjang dan lebar daun,
Jorong = 1,5-2 : 1; Memanjang = 2,5 -3 ; 1 ; Lanset =
3-5 : 1
14. Bentuk ujung daun Daun yang diamati adalah daun yang ke 4.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 55/61
15. Bentuk pangkal daun Daun yang diamati adalah daun yang ke 4.
16. Tepi daun Daun yang diamati adalah daun yang ke 4.
17. Tebal daun Daun yang diamati adalah daun yang ke 4, diukur
pada titik setengah panjang daun dan 3cm dari tepi
daun.
18. Panjang helaian daun Daun yang diukur adalah daun yang ke 4. Diukur
dari pangkal daun sampai ujung daun.19. Lebar helaian daun Daun yang diukur adalah daun yang ke 4.
Diukur pada titik setengah dari panjang daun.
20. Rasio daun Daun yang ukur adalah daun yang ke 4.
Diamati dengan hasil perhitungan panjang daun
dibagi lebar daun.
21. Tonjolan tulang daun Daun yang diamati adalah daun yang ke 4.
Tulang daun yang dilihat adalah tulang daun pada
permukaan atas daun.
22. Tekstur permukaan atas daun Daun yang diamati adalah daun yang ke 4.
23. Tekstur permukaan bawah
daun
Daun yang diamati adalah daun yang ke 4.
24. Jumlah daun dalam satu
pohon
Dihitung jumlah daun yang telah membuka
sempurna.
25. Lebar pelepah daun Yang diukur adalah pelepah daun yang ada pada
bagian paling luar. Diukur pada titik 20 cm dari
pangkal tangkai daun.
26. Panjang pelepah daun Bagian pelepah yang diukur adalah pelepah daun
yang ada pada bagian paling luar dari pohon pisang.
27. Bercak pada pelepah daun Bagian yang diamati adalah bercak warna yang
terdapat pada pelepah daun dari daun ke-4. Standar
warna yang digunakan adalah indeks warna RGB( Red-Green-Blue).
28. Warna tangkai daun Bagian tangkai daun yang diamati adalah tangkai
daun pada daun yang ke-4.Standar warna yang
digunakan adalah indeks warna RGB ( Red-Green-
Blue).
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 56/61
29. Tipe bentuk ujung tangkai
daun
Bagian tangkai daun yang diamati adalah pelepah
daun yang ke 4. Diamati pada titik 5 cm dari pangkal
daun.
30. Panjang tangkai daun Yang diamati adalah pelepah daun yang ke 4. Diukur
mulai pangkal daun hingga ujung pelepah daun.
31. Lebar tangkai daun Yang diamati adalah pelepah daun yang ke 4. Diukur
pada titik 5 cm dari pangkal daun.
32. Tipe bunga Yang diamati adalah keseluruhan jantung pisang.
33. Bentuk jantung Yang diamati adalah keseluruhan jantung pisang.
34. Bentuk pangkal braktea Yang diamati adalah braktea yang sudah rontok.
35. Bentuk ujung braktea Yang diamati adalah braktea yang sudah rontok.
36. Warna braktea Yang diamati adalah braktea yang masih menempel
pada jantung pisang. Standar warna yang digunakan
adalah indeks warna RGB ( Red-Green-Blue).
37. Laju warna pada braktea Yang diamati adalah braktea yang masih menempel
pada jantung pisang.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 57/61
38. Panjang helaian braktea Yang diamati adalah braktea yang sudah rontok.
39. Lebar helaian braktea
40. Rasio braktea Yang diamati adalah braktea yang sudah rontok.
Diamati dengan menggunakan hasil perhitungan
panjang braktea dibagi lebar braktea.
41. Bekas braktea pada rakis Diamati saat buah pisang sudah muncul. Rakis
adalah ibu tangkai bunga majemuk, atau yang
menjadi tandan buah.
Jelas = pada tandan terlihat jelas bekas penempelan
braktea.
Tidak jelas = pada tandan tidak terlihat jelas bekas
penempelan braktea.
42. Pola pelapasan braktea Diamati saat buah pisang sudah muncul. Braktea
yang diamati adalah braktea sebelum rontok.
43. Panjang tangkai tandan Tandan yang diukur adalah tandan bunga sebelum
keluar buah. Diukur dari pangkal tandan hinggaujung tandan (tidak termasuk panjang jantung
pisang).
44. Diameter tangkai tandan Tandan yang diukur adalah tandan bunga sebelum
keluar buah. Diameter tandan diukur pada titik
setengah dari panjang tangkai tandan.
45. Warna tangkai tandan Tandan yang diamati adalah tandan bunga sebelum
keluar buah. Standar warna yang digunakan adalah
indeks warna RGB ( Red-Green-Blue).
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 58/61
46. Posisi rakis Diamati saat buah pisang sudah muncul. Rakis yang
diamati adalah yang ada di bawah sisir-sisir pisang.
47. Bentuk buah Buah yang diamati adalah buah yang terletak pada
sisi paling kanan atau sisi paling kiri pada sisir buah
pertama. Diamati saat buah sudah matang.
48. Panjang buah Buah yang diukur adalah buah yang terletak pada sisi
paling kanan dan sisi paling kiri pada sisir buah
pertama, lalu dirata-rata. Diukur saat buah sudah
matang. Diameter buah diukur pada titik setengah
dari panjang buah.
49. Diameter buah
50. Rasio buah Buah yang diukur adalah buah yang terletak pada sisi
paling kanan dan sisi paling kiri pada sisir buah
pertama. Diamati dengan menggunakan hasil
perhitungan panjang buah dibagi diameter buah.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 59/61
51. Penampang melintang Buah yang diamati adalah buah yang terletak pada
sisi paling kanan atau sisi paling kiri pada sisir buah
pertama. Diamati saat buah sudah matang.
52. Bentuk ujung buah Buah yang diamati adalah buah yang terletak pada
sisi paling kanan atau sisi paling kiri pada sisir buah
pertama. Diamati saat buah sudah matang.
53. Warna kulit buah muda Buah yang diamati adalah buah yang terletak pada
sisi paling kanan atau sisi paling kiri pada sisir buah
pertama. Diamati saat buah belum matang. Standar
warna yang digunakan adalah indeks warna RGB
( Red-Green-Blue).54. Warna kulit buah masak Buah yang diamati adalah buah yang terletak pada
sisi paling kanan atau sisi paling kiri pada sisir buah
pertama. Diamati saat buah sudah matang. Standar
warna yang digunakan adalah indeks warna RGB
( Red-Green-Blue).
55. Tebal kulit buah Buah yang diukur adalah buah yang terletak pada sisi
paling kanan atau sisi paling kiri pada sisir buah
pertama. Diukur saat buah sudah matang.
Tipis = x < 1.5mm, Sedang = 1.5mm ≤ x ≤ 2.5mm,
Tebal = x ≥ 2.51mm56. Warna daging buah Buah yang diamati adalah buah yang terletak pada
sisi paling kanan atau sisi paling kiri pada sisir buah
pertama. Diamati saat buah sudah matang. Standar
warna yang digunakan adalah indeks warna RGB
( Red-Green-Blue).
57. Jumlah buah dalam satu sisir Dihitung rata-rata jumlah buah dari sisir pangkal,
tengah dan paling ujung tandan.
58. Panjang tangkai buah Tangkai buah yang diukur adalah tangai buah yang
terletak pada sisi paling kanan dan sisi paling kiri
pada sisir buah pertama, lalu dirata-rata. Diukur saat
buah sudah matang.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 60/61
59. Diameter tangkai buah Tangkai buah yang diukur adalah tangai buah yang
terletak pada sisi paling kanan dan sisi paling kiri
pada sisir buah pertama, lalu dirata-rata. Diukur saat
buah sudah matang.
60. Berat buah Buah yang ditimbang adalah tangai buah yangterletak pada sisi paling kanan dan sisi paling kiri
pada sisir buah pertama, lalu dirata-rata. Ditimbang
saat buah sudah matang.
61. Jumlah sisir pada satu tandan Dihitung seluruh sisir buah yang muncul. Dihitung
saat tidak ada lagi sisir buah yang terbentuk dari
jantung pisang.
62. Biji Biji diamati pada buah yang diambil secara acak
dalam sisir buah.
7/23/2019 Proposal Skripsi Rachmawati 081211433040
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-rachmawati-081211433040 61/61
Lampiran 5.
Indeks RGB.