proses pembuatan velg atau rim
DESCRIPTION
pemilihan bahanTRANSCRIPT
Proses Pembuatan Velg atau Rim
1. Latar Belakang
Velg atau rim adalah lingkaran luar desain logam yang tepi bagian dalam dari ban sudah terpasang
pada kendaraan seperti mobil. Diameter (efektif): jarak antara bekel (untuk ban), yang diukur pada
bidang rim dan melalui sumbu pusat yang sedang atau akan dipasang, atau yang merupakan bagian
integral dengan tepi. Lebar (efektif): pemisahan jarak antara tepi flensa. Tipe: Tergantung pada jenis
kendaraan dan ban. Ada berbagai rim (velg), serta jumlah komponen rim. Kendaraan penumpang
modern dan ban tubeless biasanya menggunakan one-piece rims dengan "keamanan" pada rim. Fitur
keamanan membantu menjaga berpegang pada tepi bawah kondisi buruk dengan memiliki sepasang
rasas memperluas keselamatan dari pinggiran menuju kursi ban lain dari luar permukaan berkontur
pinggirannya. Kendaraan berat dan beberapa truk mungkin memiliki multi-piece dilepas dan tepi
terdiri dari basis yang mount ke roda.
2. Cara-cara Pembuatan Velg
Jika dilihat dari cara pembuatannya , velg dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Forged Wheel, velg dengan kekuatan sangat tinggi
2. Pressure Cast Wheel , velg dengan kekuatan sedang
3. Cast Wheel, velg dengan kekuatan rendah
Velg-velg yang beredar saat ini kebanyakan adalah tipe Cast Wheel, itupun dengan kualitas nomer
dua, mengingat harganya yang masih terjangkau.Berbeda dengan velg yang beredar pada jaman
sekitar tahun 1980. Pada masa itu, velg yang beredar adalah velg-velg jenis Forged Wheel dan
Pressure Cast Wheel. Merek-merek terkenal pada jaman itu antara lain seperti TRD (For Racing Use
Only), Enkei COMPE, Hartge, Super Advan, dll.
3. Cara Memilih Velg
Jika berminat membeli velg-velg produksi lawas ini, syarat utama adalah harus memiliki kejelian
dan ketelitian. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
1. Bibir Velg, harus bebas dari pecah ataupun benjol. Cara pengecekannya , sekilas bisa dengan
melihat permukaannya atau menggunakan mesin balancing agar lebih teliti. Periksa juga
apakah ada bekas garis-garis bubutan, karena velg yang pernah bengkok atau benjol pasti
diperbaiki dengan cara dibubut.
2. Offset Velg, apabila ada bekas garis-garis bubutan, berarti velg tersebut sudah dirubah dari
kondisi aslinya.
3. Cat Velg,dalam kondisi asli, cat pada velg akan lebih mengkilap dibanding dengan polesan.
Cara paling mudah dengan melihat pada emblem atau cetakan velg tersebut, velg yang
masih asli memiliki sudut cetakan yang masih tajam.
4. Komposisi Material Velg
Komposisi yang ada pada material velg yaitu :
1. ALUMINIUM (Al)
2. BESI (Fe)
3. SILIKON (Si)
4. TEMBAGA (Cu)
5. MAGNESIUM (Mg)
6. CHROME (Cr)
7. SENG (Zn)
8. TITANIUM (Ti)
9. TIMBAL (Pb)
10. ZIRKONIUM (Zr)
5. Tipe Velg / Rim Pada Mobil
1. Tipe One-piece Cast Wheels
Ini merupakan tipe velg aluminium yang paling banyak ditemukan dan merupakan
proses paling simpel. Casting merupakan proses pencetakan (menggunakan mould bentuk
velg sesuai desainnya) melalui penuangan aluminium yang dilelehkan. Semudah itu
definisinya, tapi dari hasilnya bisa kita lihat banyak velg legenda telah dihasilkan.
• Kelebihan dari Tipe velg ini adalah proses yang di gunakan paling simple dan banyak di
jumpai dan harganya pun mudah di jangkau.
• Kekurangan dari Tipe velg ini adalah sangat mudah berkarat bila tidak di rawat dengan
benar.
2. Tipe Multi-Piece Wheels
Velg multi-piece merupakan velg yang terbagi menjadi dua atau tiga komponen
terpisah yang dirakit menjadi satu sehingga menghasilkan sebuah velg utuh. Velg jenis ini
dapat diproduksi dengan beberapa metode berbeda. Bagian center face atau palang tengah
velg seringkali diproduksi dengan metode casting maupun forging, sedangkan bagian
lainnya yaitu barrel dan outer lips seringkali diproduksi lewat proses spunning dari
aluminium.
Velg tipe ini menggunakan 2 atau 3 komponen terpisah yang dirakit menjadi satu
wujud velg. Umumnya multi-piece wheels menerapkan lebih dari 1 metode pembuatan.
Misalnya, bagian tengah dibuat secara casting atau forged, sedangkan lingkar pinggir velg
nya dibuat dengan sistem spun dari aluminium. Komponen terpisah tersebut kemudian
dibaut, di-sealant atau dilas (welded) menjadi satu.
Model 3-piece sendiri mulai berkembang pada awal 1970-an untuk racing, dengan
pertimbangan untuk mengejar light-weight. Gak heran pada perkembangan selanjutnya
model ini jadi banyak diterapkan pada R17 ke atas, dengan tujuan yang sama: demi enteng
• Kelebihan dari tipe velg ini adalah velg ini sangat cocok untuk mobil racing tipe velg ini juga
sangat enteng.
• Kekurangan dari velg ini yaitu harganya yang terlalu tinggi.
6. Cara-cara Proses Produksi Velg
1. GRAVITY CASTING
Gravity casting merupakan proses casting paling basic, yaitu cuma dengan menuangkan
lelehan aluminium ke dalam cetakan dengan memanfaatkan gravitasi bumi untuk memenuhi
cetakannya. Jadi kunci utama adalah di desain cetakan yang benar-benar memperhitungkan arah
gravitasi sehingga kepadatan bentuk bisa didapat. Keuntungannya jelas: harga produksi lebih murah.
Tapi tentu desain seperti ini tidak bisa mengakomodir faktor “weight reduction”, karena kepadatan
hasil gravitasi membutuhkan lelehan dalam jumlah banyak, yang otomatis akan menambah berat
velg. Kepadatan aluminium juga tidak bisa diatur sedemikian rupa, udara masih mudah ikut
tercampur . Makanya biasanya proses model ini akan menambah berat velg jika ingin menambah
kekuatannya.Produsen kawakan seperti Enkei sendiri hingga saat ini masih melakukan proses 1-
piece casting ini, namun dengan berbagai modifikasi yang dikembangkan.
2. LOW PRESSURE CASTING
Low pressure casting merupakan proses penuangan aluminium cair
kedalam moulding dengan alat yang menghasilkan tekanan low pressure untuk menciptakan finished
product yang mempunyai tingkat kepadatan lebih tinggi dibandingkan gravity casting. Low pressure
casting sendiri memerlukan biaya produksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan proses gravity
casting. Langkah ini merupakan proses paling umum yang digunakan untuk memproduksi velg
Original Equipment Manufactured (OEM).Low pressure casting menggunakan tekanan tambahan
untuk menuangkan lelehan aluminium ke dalam cetakan, sehingga proses penuangan lebih cepat
dan kondisi aluminium bisa lebih padat daripada gravity casting.
3. Spun-Rim, Flow-Forming atau Rim Rolling Technology
Ini salah satu pengembangan dari low pressure casting; dengan menggunakan sebuah
mesin khsuus yang memutar casting awal; memanaskan bagian terluar casting nya; kemudian
menggunakan tekanan roller baja sehinggga meenghasilkan bentuk akhir velg. Kombinasi panas,
tekanan dan pemutaran itu menghasilkan penampang velg yang kuat — hampir mirip dengan
forged, tapi dengan biaya lebih murah. Banyak velg yang menggunakan metode ini berhasil
mencapai ‘cita-cita’ light wheel dengan cost yang masuk akal, walau gak murah. BBS telah
menggunakan teknologi ini untuk lini F1 dan Indy Cars nya. Contoh tipe aftermarket nya adalah BBS
RC. Enkei juga telah mencoba teknik ini, seperti di Enkei J Speed 3 nya. Bahkan sebenarnya, MAT
(The Most Advanced Technology) nya Enkei merupakan pengembangan dari teknologi ini.
4. Forging dan Semi Forging
Forging adalah sebuah proses metal/logam yang mengalami proses penempaan, bukan dicor
(casting). Secara teknik, metal yang ditempa mempunyai penguatan struktur ‘work hardening’ yaitu
melalui efek penguatan material akibat dislokasi molekul dengan kata lain struktur urat mikronya
dimampatkan agar lebih kuat.
Forging dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cold forming dan hot forming. Efek
penempaan pada benda dingin/tidak panas berakibat rawan getas. Solusinya adalah dengan hot
forming, material ditempa dengan pemanasan (tidak sampai pada titik leleh, cukup pada titik bara)
sehingga didapat efek percipitation hardening. Serat makin rapat namun dengan grain/bulir molekul
yang lebih lembut, tidak tajam berserabut. Dengan demikian, hasilnya makin kuat tanpa beresiko
getas, sehingga in-case bisa jadi sangat liat (ductile).
5. Semi forging
Secara teori, beberapa pabrikan mengganggap teknologi Semi-Solid Forging (SSF) itu yang
paling bagus, karena bisa menggabungkan kelebihan casting, khususnya dalam kemungkinan desain
yang kreatif, dan kelebihan forging, khususnya untuk tujuan lightweight dan kekuatan. Tentunya
harga juga akan lebih murah daripada forged. Salah satu yang menerapkan ini adalah SSR (Speed
Star Racing) di Jepun. Beberapa lini SSF yang terkenal antara lain SSR Type C, SSR Type F, SprintHart
CPF.
Secara pembuatan, sebenarnya masih dengan mekanisme casting, tapi dengan flow-forming
khusus dan beberapa teknik lain, dia mengkompres struktur aluminium menyerupai forging.
7. PROSES PEMOTONGAN & FINISHING
Tantangan teknologi velg forged bukan hanya di proses penempaan saja.“Kekuatan pabrikan
velg forged ada di bahan, proses, engineering hingga machining,”. Hal ini terlihat pada proses
pemotongan & finishing. Pembentukan secara presisi dituntaskan dengan menggunakan mesin CNC
yang berkolaborasi dengan perangkat lunak 3D, seperti AutoCAD, Catia hingga SolidWorks.
Sebelumnya harus disimulasikan dengan FEA (finite element analysis) untuk menggambarkan titik
kekuatan desain dan balancing yang didapat, adalah dengan menggunakan MSC Patran atau SMC
Superforge Simulator. Melalui CNC multi-axis (4, 5 bahkan 6 axis) pemotongan, kemampuannya ini
dijadikan tolok ukur kualitas suatu hasil produk terhadap detail desain, bobot, konsentrisan
(ketepatan sumbu), hingga kestabilan terhadap getaran.
Setelah proses pemotongan velg forged maka dilanjutkan dengan proses pembentukan, baik
assembly nya maupun finishing. Finishing velg ini menggunakan high polish, sedangkan yang lain
hanya di mirror polish dan brilliant polish (sentuhan pelangi).
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas kita bisa tahu tentang cara-cara pembuatan velg/rim mobil, macam-
macam tipe velg/rim pada mobil. Bahwa dari cara-cara pembuatan velg/rim pada mobil ini memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing