prosiding seminar nasional tantangan - ustjogja.ac.idustjogja.ac.id/journal/download/artikel...
TRANSCRIPT
i
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TEMA :
E-LEARNING: APA, MENGAPA, PELUANG, DAN
TANTANGAN
Pelaksanaan Sabtu, 05 Mei 2018
Aula IKIP PGRI Wates
Diselenggarakan Oleh:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI WATES
2018
ii
Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar
“E-LEARNING: APA, MENGAPA, PELUANG, DAN TANTANGAN”
Panitia : Drs. Geyol Sugiyanta, M.Si. Siwi Utaminingtyas, M.Pd. Anas Nur Wahid, S.Pd. Abdullah Hasan, S.IP. Wulan Tri Puji Utami, M.Pd. Yulia Palupi, M.Pd.
Reviewer : Dr. YB. Yurahman, M.Pd. Dr. Subaryana, M.Pd.
Tim Editor : Drs. Geyol Sugiyanta, M.Si. Faridl Musyadad, M.Pd. Siwi Utaminingtyas, M.Pd. Dra. Yuliatun, M.Pd. Atika Dwi Evitasari, M.Pd.
ISBN : 978-602-50204-1-4
Cetakan pertama : Pertama, Mei 2018
Penerbit dan Redaksi:
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates
Jln. KRT. Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta
Telp. (0274) 773283, Web: www.ikippgriwates.ac.id
email: [email protected], [email protected]
Hak cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara
apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kuasaNya program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dapat melaksanakan Seminar Nasional dengan tema “E-learning, Apa, Mengapa, Peluang, dan Tantangan”. Sumber daya manusia yang terlibat dalam pendidikan, dituntut harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Tuntutan ini menjadikan seorang pendidik harus pandai mengakses, mengolah dan menyajikan secara kreatif bahan pembelajaran di kelas, salah satu alternatifnya adalah dengan memanfaatkan e-learning di kelas. Pembelajaran elektronik atau yang lebih familiar disebut dengan E-learning merupakan bentuk pengemasan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/ materi pelajaran, E-learning dapat mempermudah peserta didik untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang luas secara langsung. Tujuan diselenggarakannya Seminar Nasional ini adalah mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi bagi seluruh dosen PGSD, meningkatkan profesionalisme guru dan keterampilan mahasiswa, serta sebagai ajang tukar pikiran antar akademisi, praktisi, dan mahasiswa. Kegiatan Seminar Nasional melibatkan mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Guru SD, Dosen PGSD, dan masyarakat umum. Dalam kegiatan ini para peserta tidak hanya mengikuti seminar namun terkumpul sejumlah makalah artikel prosiding. Besar harapan makalah-makalah tersebut dapat memberikan konstribusi dan memunculkan pemikiran-pemikiran kreatif dan inovatif dalam pemanfaatan E-learning di dunia pendidikan, khususnya pendidikan di Sekolah Dasar. Semoga pelaksanaan Seminar Nasional memberi manfaat di bidang pendidikan di Indonesia.
Yogyakarta, 5 Mei 2018 Ketua Panitia
Siwi Utaminingtyas, M.Pd
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Tim Editor ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi
iv
TEMA: E-LEARNING: APA, MENGAPA, PELUANG, DAN TANTANGAN
E-LEARNING: APA, MENGAPA, PELUANG, DAN TANTANGAN ……………. 1-18
Prof. Herman Dwi Surjono, Drs., M.Sc., MT., Ph.D.
Kaprodi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNY
SUB TEMA: INOVASI PENDIDIKAN
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA MATERI
KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN INDONESIA KELAS
V ……………………………………………………………………………………...
19-34
Nela Rofisian, S.Pd., M.Pd, Isna Rahmawati,
S.Th.I., M.Pd.
Prodi PGSD Universitas Widya Dharma Klaten
INOVASI PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM
TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN INOVATIF ERA
MILENEAL ………………………………………………………………………….
35-45
Yoel Kurniawan Raharjo, Andi Andoko, Dr.
Suryo Ediyono, M.Hum.
Pascasarjana Universitas Negeri Sebelas Maret
PENERAPAN RESEARCH- BASED LEARNING (RBL) DALAM
PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN SENI TEATER DI SD
…………………………………………………………………………………….
46-55
Tri Saptuti Susiani, Ratna Hidayah, Suhartono,
Moh Salimi
Universitas Negeri Sebelas Maret
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE PADA
SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH SILIRANTAHUN PELAJARAN
2017/2018 …………………………………………………………………………….
56-65
Nining Pratiwi, Subaryana, Geyol Sugiyanta
IKIP PGRI Wates
v
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN
MENGGUNAKAN BENDA KONKRET DI KELAS IV SEKOLAH DASAR
NEGERI KARANGSARI TAHUN AJARAN 2017/2018 …………………………
66-82
Yulia Palupi, M.Pd.
Prodi PGSD IKIP PGRI Wates
PENDIDIKAN LINGKUNGAN MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH
TERPADU DI DUSUN TRINI, TRIHANGGO, GAMPING, SLEMAN, DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA ……………………………………………………….
83-92
Yeti Sukarsih, Sunu Dwi Antoro, Triyono, Siti
Zuhriyah, Tri Anjar Siswati
SUBTEMA: PEMBELAJARAN BERBASIS TIK
PENERAPAN E-LEARNING EDMODO PADA MAHASISWA PGSD
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA ……………………………
93-101
Trisniawati
Prodi PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
POTENSI PEMANFAATAN E-LEARNING UNTUK PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR …………………………………………...
102-116
Novy Trisnani
Prodi PGSD IKIP PGRI Wates
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL BERBASIS IT
MENGGUNAKAN PROSHOW GOLD TENTANG JENIS-JENIS PEKERJAAN
PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR ……………………………………
117-131
Ratri ShintaWardhani, Ari Nuryani, Duriyah,
SUBTEMA: PROFESIONALISME GURU
DESAIN PENDIDIKAN IPA TERPADU BERBASIS BLENDED LEARNING
BAGI CALON GURU ……………………………………………………………….
132-140
Shanta Rezkita
Prodi PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI ERA GLOBALISASI DAN
MODERNISASI ……………...................................................................................
141-152
Ilham Galih Pambudi
Pascasarjana Universitas Negeri Sebelas Maret
PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN MOTIVASI SISWA MELALUI
PEMBERDAYAAN LINGKUNGAN KELAS ……………………………………...
153-164
Wulan Tri Puji Utami, M.Pd.
Prodi PGSD IKIP PGRI Wates
vi
URGENSI KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR (DALAM SUDUT
PANDANG PEMBEJALARAN IPA) ……………………………………………….
165-177
Atika Dwi Evitasari, M.Pd.
Prodi PGSD IKIP PGRI Wates
PELAYANAN PRIMA GURU PROFESIONAL DALAM
RANGKAMEMPERSIAPKAN GENERASI EMAS INDONESIA…………………
178-189
Budiharto, Triyono
UPBJJ-UT Yogyakarta
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN MENARIK
MELALUI PENERAPAN QUANTUM TEACHINGLEARNING PADA GURU …..
190-197
Ovi Rusdiana Wati, Ria Christiana
Prodi PGSD IKIP PGRI Wates
PERANAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN
KERJAGURU DI SEKOLAH DASAR ……………………………………………..
198-206
Wartomo, M.Pd.
UPBJJ-UT Yogyakarta
PENGUATAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS E-LEARNING DI
ABAD 21 …………………………………………………………………………….
207-220
Agutina Zuliyanti, Evita Ayu Astrya,
Priska Feni Rukmana
Prodi PGSD IKIP PGRI Wates
PENTINGNYA PROFESIONALISME DALAM MENGIKUTI KUALITAS
PENDIDIKAN ……………………………………………………………………….
221-233
Afian Hidayat, Dwi Indarwati, Fitri Sholihah
Prodi PGSD IKIP PGRI Wates
SUBTEMA: PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL NTT UNTUK
MENUMBUHKAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR …………………...
234-243
Fembriani, S.Pd., M.Pd
Universitas Nusa Cendana
PENDIDIKAN BERBASIS BUDAYA: TANTANGAN DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR …………………
244-251
Dinar Martia Azizah, M.Pd.
Universitas Sarjanawiyata Tamanasiswa
vii
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF
BERBASIS SOSIOKULTURAL PADA TEMA LINGKUNGANBERSIH,
SEHAT, DAN ASRI …………………………………………………………………
252-264
Putri Zudhah Ferryka, S.Pd., M.Pd,
Fembriani,S.Pd., M.Pd.
Prodi PGSD Universitas Widya Dharma Klaten
BERMAIN SEBAGAI SARANA MENANAMKAN NILAI PADA ANAK
SEKOLAH DASAR ………………………………………………………………….
265-277
Isna Rahmawati
Prodi PGSD Universitas Widya Dharma Klaten
PERAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL …………………………………………………………………
278-292
S.Widiyono, Drs, M.Pd
UPBJJ-UT Yogyakarta
REGENERASI PENDIDIKAN DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL
GOBAG SODOR SEBAGAI SOLUSI DAMPAK SOSIAL PEMBANGUNAN
NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA)
DI KABUPATEN KULON PROGO ………………………………………………...
293-304
Ari Nuryani, Nining Pratiwi, Risca Wulandari,
Ana Lutfy Sholihah
Prodi PGSD IKIP PGRI Wates
SUBTEMA: PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN KARAKTER KEJUJURAN, DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB
DALAM E-LEARNING …………………….
305-321
Faridl Musyadad, M.Pd, Dwi Yunanto, M.Pd.
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SD YOGYAKARTA
……………………………………………………………………..
322-329
Ardian Arief, Dona Uman Sidik, Fahmy Sasanti
Lestari
Prodi PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
SISTEM AMONG DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS SEBAGAI PENGUAT PENDIDIKAN KARAKTER
………………………………………………………............................
330-342
Nugraha, Leo Agung. S, Sri Yamtinah
Pascasarjana Universitas Negeri Sebelas Maret
viii
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KURIKULUM 2013 MELALUI
PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) SEKOLAH
DASAR ………………………………………………………………………………
343-356
Siwi Utaminingtyas, M.Pd
Prodi PGSD IKIP PGRI Wates
PERAN GURU DALAM PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER
TERHADAP SISWA SDDI KLATEN DALAM MENGHADAPI ERA
GLOBALISASI ………………………………………………………………………
357-369
Sri Suwartini, S.Pd., M.Pd.
Prodi PGSD Universitas Widya Dharma Klaten
132
DESAIN PENDIDIKAN IPA TERPADU BERBASIS BLENDED
LEARNING BAGI CALON GURU
Shanta Rezkita
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
ABSTRAK
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 mengarah pada keutuhan proses dan
materi yang saling berhubungan melalui tema-tema tertentu. Dalam berbagai
kesempatan praktik mengajar, calon guru masih terkendala pada penguasaan
konsep keterpaduan baik pada proses maupun materi pembelajaran. Terkadang
banyaknya beban tugas perkuliahan dalam semester mempengaruhi
konsentrasi terutama bagi mereka yang belum memiliki kemandirian dalam
belajar. Namun hadirnya teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini
dapat dimanfaatkan oleh dosen dalam memperbaiki kualitas perkuliahan.
Salahsatunya strategi blended learning yang menciptakan variasi lingkungan
belajar baik secara offline, online, maupun tatap muka. Oleh karena itu,
pengembangan perkuliahan pendidikan IPA terpadu dengan blended learning
dapat menjadi solusi atas masalah ini, tentu dengan rancangan yang sesuai
dengan kebutuhan calon guru dan karakteristik perkuliahan. Harapannya,
strategi ini dapat membantu penguasaan calon guru terhadap keterpaduan IPA
baik dari segi substansi materi, cakupan materi dan penataan materi IPA dalam
kurikulum 2013 serta dinamika pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah
dasar.
Kata Kunci: pendidikan, IPA terpadu, blended learning.
133
A. Pendahuluan
Sains (science) atau IPA dikenal sebagai bidang ilmu wajib pada
jenjang pendidikan dasar di Indonesia. Seiring perkembangan kurikulum,
IPA di sekolah dasar dibelajarkan secara terpadu dengan muatan lainnya
melalui tema pemersatu. Konsep muatan lain yang dipadukan dengan muatan
IPA dapat merangsang kepekaan siswa terhadap gejala dan fenomena alam
dari berbagai sudut pandang. Lebih lanjut ditegaskan kedudukan IPA dalam
kurikulum 2013 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016)
bahwa muatan IPA pada kelas rendah (I, II, dan III) diintegrasikan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan IPA pada kelas tinggi (IV, V, dan VI)
menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri namun dalam pembelajarannya
diterapkan konsep tematik terpadu. Konsep tematik terpadu ini disusun
secara terintegrasi dengan melibatkan proses ilmiah kemudian nantinya dapat
diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut
jelas bahwa sebelum melaksanakan pembelajaran tematik terpadu, guru
harus paham terhadap konsep keterpaduan dalam merancang perencanaan
pembelajaran.
Untuk menyikapi kondisi ini, Program Studi PGSD Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa merancang kurikulum KKNI yang salahsatunya
memuat mata kuliah pendidikan IPA terpadu. Capaian pembelajaran dari
aspek keterampilan khusus pada mata kuliah ini mengarah pada kemampuan
mahasiswa sebagai calon guru dalam menyusun pengembangan bahan kajian
IPA. Hal ini dapat dimaknai bahwa calon guru dipersiapkan untuk
memahami keterpaduan secara komprehensif baik substansi materi, cakupan
materi dan penataan materi IPA dalam kurikulum SD.
Seringkali pemahaman calon guru belum komprehensif dan akhirnya
mengakibatkan pengintegrasian muatan IPA dalam tema tertentu menjadi
terabaikan. Beberapa faktor diduga menjadi pemicu diantaranya lemahnya
penguasaan pengetahuan IPA baik secara faktual, konseptual, prosedural
maupun metakognitif serta kurangnya kemandirian belajar calon guru,
134
sehingga konsentrasi pikiran menjadi terganggu. Sudut pandang lain melihat
bahwa pada era literasi digital sekarang ini, calon guru lebih berminat
menggunakan aplikasi internet secara online untuk berkomunikasi, misalnya
facebook, whatsapp, line, instagram, dan sebagainya. Namun belum tentu,
belajar secara online mampu mengakomodasi semua kebutuhan siswa. Hal
ini dipertegas oleh Macdonald, J (2008) bahwa beberapa mahasiswa
mengaku tetap membutuhkan perkuliahan tatap muka walaupun perkuliahan
berbasis e-learning lebih fleksibel. Hal ini disebabkan karena tidak semua
calon guru mampu menyesuaikan diri terhadap strategi pembelajaran online.
Beberapa calon guru membutuhkan arahan langsung agar bersikap positif
dalam perkuliahan.
Langkah yang dapat ditempuh terkait pemecahan masalah ini adalah
memodifikasi rancangan perkuliahan pendidikan IPA terpadu sesuai dengan
karakteristik calon guru. Dosen tidak hanya sekedar mentransfer materi
perkuliahan namun melatih calon guru membangun pengetahuannya melalui
aktivitas percobaan. Agar tercipta perkuliahan yang berkualitas, dosen
seyogyanya menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada mahasiswa, salahsatunya blended learning. Blended learning
dikenal sebagai strategi yang mengkombinasikan antara interaksi
pembelajaran tatap muka dengan teknologi komputer (e-learning). Seperti
yang diungkapkan Thorne (2003) bahwa blended learning menjadi tonggak
dalam perkembangan pendidikan abad ke-21. Sekelompok mahasiswa dapat
menjadi pribadi mandiri dan memiliki pengalaman belajar sesuai dengan
kebutuhan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu, penulisan
paper ini bertujuan untuk mendesain blended learning yang sesuai dengan
karakteristik mata kuliah pendidikan IPA terpadu dan karakteristik
mahasiswa PGSD sebagai calon guru.
135
B. Pembahasan
Definisi e-learning sebagai instruksi yang melibatkan komputer
dengan cara CD-ROM, internet, atau intranet dengan fitur-fitur seperti
konten yang relevan dengan tujuan pembelajaran; penggunaan metode
pembelajaran seperti simulasi dan praktikum untuk membantu belajar;
penggunaan media seperti kata dan gambar untuk menyampaikan konten dan
metode; dan konstruk pengetahuan dan keterampilan baru yang terkait
dengan tujuan pembelajaran seseorang (Clark & Mayer, 2003). Berdasarkan
beberapa kajian literatur diperoleh bahwa penggunaan e-learning dalam
perkuliahan dapat memberikan kemanfaatan. Pertama, memudahkan
komunikasi antara dosen dengan mahasiswa dan sesamanya tanpa dibatasi
oleh tempat, jarak dan waktu. Apalagi bila didukung oleh petunjuk belajar
yang terstruktur dan terjadwal. Dosen dapat menjalankan caturdharma
perguruan tinggi lebih efisien, begitupula mahasiswa yang sambil bekerja
tetap bisa belajar secara online. Kedua, dapat menambah pengetahuan dan
wawasan lebih luas. Ketiga, memicu mahasiswa lebih aktif diskusi misalnya
ketika tatap muka masih malu dalam menyampaikan pertanyaan dan
pendapat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa selain memberi kemanfaatan,
pembelajaran e-learning juga memiliki keterbatasan. Pertama, interaksi
antara dosen dengan mahasiswa bisa terkendala apabila semua tidak
memiliki komitmen yang tinggi baik dalam hal jadwal maupun kemauan,
sehingga mengurangi aspek nilai dalam kegiatan perkuliahan. Kedua,
kecenderungan perkuliahan lebih ke bisnis dan pelatihan. Ketiga, belum
tentu semua mahasiswa termotivasi dalam belajar karena mengingat gaya
belajar yang dimiliki berbeda. Menyikapi kemanfaatan dan keterbatasan
tersebut, desain perkuliahan IPA terpadu yang akan dikembangkan tidak
hanya berfokus pada e-learning tetapi menggunakan blended learning yaitu
kombinasi antara sesi belajar offline dengan bantuan multimedia interaktif,
sesi online via edmodo, dan tatap muka.
136
Sebelum mengaplikasikan blended learning dalam perkuliahan,
beberapa pertimbangan dilakukan seperti analisis kebutuhan yaitu studi
kelayakan dari aspek teknis, ekonomis, maupun sosial (Sumarna, 2011). Jika
dilihat dari aspek teknis, akses internet di kampus sudah baik dan hampir
semua handphone mahasiswa memiliki kuota internet yang cukup. Selain itu
dari aspek ekonomis, kegiatan blended learning memberikan keuntungan
bagi dosen dan mahasiswa. Selanjutnya aspek sosial, kegiatan ini dapat
diterima oleh mahasiswa karena mereka terbiasa menggunakan internet
melalui handphone.
Benlihan & Akkoyunlu (2011) mengungkapkan untuk mengetahui
pandangan mahasiswa terhadap penggunaan blended learning, dosen terlebih
dahulu melakukan analisis gaya belajar dan kebutuhan mahasiswa. Hasilnya,
sejumlah mahasiswa dari tiga jenis gaya belajar berpandangan positif setelah
menggunakan blended learning. Oleh karena itu, perlu pertimbangan tertentu
dalam menentukan rancangan instruksional berbasis blended learning pada
matakuliah pendidikan IPA terpadu.
1. Analisis unit perkuliahan, meliputi konten, cakupan, capaian, dan
topik yang relevan dengan mata kuliah pendidikan IPA terpadu.
2. Analisis mahasiswa, seperti latar belakang pendidikan, usia, jenis
kelamin, dan gaya belajar.
3. Analisis konteks perkuliahan, seperti capaian pembelajaran yang
hendak dibahas secara mendalam.
4. Analisis pengajaran, seperti pengelompokkan bahan ajar berdasarkan
tujuan dan kepentingan, penyusunan tugas-tugas dari mudah ke sulit.
5. Analisis tes akhir, yang disusun berdasarkan capaian perkuliahan.
Adapun
Hasil analisis terhadap gaya belajar diperoleh bahwa sebagian besar
mahasiswa PGSD UST dominan pada gaya belajar audio visual, artinya
mahasiswa cenderung menyukai adanya media berupa gambar dan suara atau
animasi. Sedangkan beberapa yang lain cenderung memiliki gaya belajar
kinestetik. Selanjutnya karakteristik matakuliah pendidikan IPA terpadu
137
berorientasi pada proses ilmiah, sehingga dalam perkuliahan mahasiswa
tidak hanya dituntut untuk menguasai konsep-konsep IPA di SD tetapi dilatih
untuk menunjukkan kinerja keterampilan proses secara mandiri melalui
kegiatan hands-on dan minds-on. Mahasiswa juga dipersiapkan untuk
memahami keterpaduan IPA dari sudut pandang bidang ilmu lain. Oleh
karena itu, rancangan berbasis blended learning membantu calon guru berani
membelajarkan IPA sesuai dengan hakikat IPA itu sendiri dan pembelajaran
tematik terpadu di SD.
Adapun pemetaan kegiatan antara sesi online, offline dan tatap muka
dapat dilihat pada gambar 1 berikut.
Gambar 1. Bagan Pemetaan Desain Pendidikan IPA Terpadu
Berbasis Blended Learning
Pendidikan IPA terpadu
berbasis blended learning
138
Desain pada gambar 1 menunjukkan bahwa e-learning yang
digunakan dengan platform Edmodo. Edmodo dipilih karena berbagai alasan
diantaranya bentuknya lebih sederhana, hampir sama dengan Facebook, dan
menyediakan ruang bagi dosen dan mahasiswa untuk memaksimalkan proses
belajar mengajar (Kongchan, 2012). Bahkan Edmodo menyediakan banyak
versi, baik website, Mobile di Android, dan mobile di Iphone. Lebih lanjut
Said (2015) menyatakan bahwa Edmodo dapat memfasilitasi dan
meningkatkan efektivitas pembelajaran serta menghemat waktu. Selain itu,
dapat membuat pembelajar lebih bertanggung jawab terhadap tugas, lebih
senang belajar, lebih aktif dan lebih paham terhadap materi ajar. Pernyataan
ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Dewi (2014) bahwa pembelajar lebih
puas dengan kolaborasi online Edmodo karena memberi banyak waktu untuk
berpikir dan berpendapat dalam diskusi.
Pertimbangan lain tetap menggunakan tatap muka pada desain
pendidikan IPA terpadu adalah untuk meminimalisir keterbatasan e-learning.
Seperti ditegaskan oleh Al-qahtani & Higgins (2013) kombinasi perkuliahan
dengan tatap muka mempengaruhi pencapaian belajar mahasiswa. Selain itu
juga dapat membantu mahasiswa yang belum terbiasa dengan e-learning.
Dengan demikian blended learning diharapkan memberikan kemudahan bagi
setiap mahasiswa sesuai gaya belajar yang mereka miliki.
C. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa blended
learning dapat digunakan sebagai strategi dalam perkuliahan pendidikan IPA
terpadu Harapannya, strategi ini dapat membantu penguasaan calon guru
terhadap keterpaduan IPA baik dari segi substansi materi, cakupan materi
dan penataan materi IPA dalam kurikulum 2013 serta dinamika pelaksanaan
pembelajaran IPA di sekolah dasar.
139
Saran bagi pengembangan selanjutnya untuk melakukan peninjauan
kurikulum PGSD khususnya mata kuliah pendidikan IPA terpadu, seperti
sinkronisasi capaian pembelajaran pada tiap aspek sikap, keterampilan
umum, pengetahuan, dan keterampilan khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Al-qahtani, A. A. Y., & Higgins, S. E. (2013). Effects of traditional, blended and
e-learning on students’ achievement in higher education, 220–234.
https://doi.org/10.1111/j.1365-2729.2012.00490.x
Benlihan, U., & Akkoyunlu, B. (2011). Students’ opinions on blended learning
and its implementation in terms of their learning styles, 5–23.
https://doi.org/10.1007/s10639-009-9109-9
Clark, R. C., & Mayer, R. E. (2003). About This Book Why is e-Learning and the
Science of Instruction. Learning. https://doi.org/10.1002/9781118255971
Dewi, F. (2014). EDMODO : ASocial Learning Platform for Blended Learning
Class in Higher Education. Research in Education Technology:Pedagogy
and Teachnolgy, XI(2), 1–11.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Panduan Pembelajaran
Tematik Terpadu Sekolah Dasar. Jakarta.
Kongchan, C. (2012). How a Non-digital-native teacher Makes Use of Edmodo.
Retrieved from www.conference.pixel-online.netf.
Kusmana, Ade. (2011). E-learning dalam Pembelajaran. LENTERA
PENDIDIKAN, VOL. 14 NO. 1 JUNI 2011: 35-51.
Macdonald, J. (2008). Blended Learning and Online Tutoring Planning Learner
Support and Activity Design.
140
Said, K, M. (2015). Students’ Perceptions of Edmodo and Mobile Learning and
their Real Barriers towards them. The Turkish Online Journal of
Educational Technology, 14(2).
Thorne, K. (2003). Blended Learning: How to Integrate Online and Traditional
Learning. London: Kogan Page.