prototipe sistem informasi inventori dengan …
TRANSCRIPT
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
93
PROTOTIPE SISTEM INFORMASI INVENTORI
DENGAN PENDEKATAN BERORIENTASI OBJEK
(STUDI KASUS POLITEKNIK LP3I JAKARTA)
Oleh :
Setiawan
Manajemen Informatika, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung Sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021-31904598 Fax. 021-31904599
Email : [email protected]
ABSTRAK
Pengembangan Sistem informasi Inventori dapat berarti menyusun suatu sistem yang
baru untuk menggantikan sistem yang lama atau memperbaiki sistem yang ada terahadap
sistem pada suatu Perguruan Tinggi, Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Terapan
(Applied Research).Metode prototipe sistem informasi menggunakan model
waterfall.Teknik pengujian sistem dengan pendekatan black box testing. Pengujian validasi
menggunakan Focus Group Discussion. Kualitas perangkat lunak yang dihasilkan diuji
berdasarkan empat karakteristik kualitas perangkat lunak model ISO 9126 yaitu:
functionality, reliability, usability dan efficient. Hasil penelitian berupa perangkat lunak
Sistem Informasi Inventori yang memiliki tingkat kualitas Sangat Baik serta dapat
berfungsi menyediakan data Inventori terintegrasi dan meningkatkan kecepatan
informasi/pembuatan laporan Inventori.
Kata Kunci: PenelitianTerapan, Waterfall, Analisis dan Perancangan Berorientasi Obyek, ISO 9126
PENDAHULUAN
Pada masa ini perkembangan
sistem teknologi informasi sangat pesat.
Sistem teknologi informasi biasanya
diterapkan di organisasi yang dilakukan
dengan menggunakan komputer sebagai
alat bantu utama dalam membantu
tercapainya tujuan organisasi, perusahaan
maupun instansi yang bersangkutan.
Untuk mendapatkan hasil kerja yang
efektif dan efisien, organisasi harus
mengembangkan suatu sistem teknologi
informasi yang memungkinkan orang-
orang mempunyai kesempatan
berinteraksi dan memanfaatkan sistem
teknologi tersebut untuk membantu
mencapai tujuan mereka. Pesatnya
perkembangan teknologi informasi saat
ini mendorong akan kebutuhan informasi
yang cepat dan akurat, dalam proses
bisnis di organisasi.
LANDASAN TEORI
Sistem Informasi
Menurut O’Brien, sistem informasi
merupakan kombinasi yang terorganisir
dari manusia, hardware, software,
jaringan komunikasi dan sumber daya
data untuk mengumpulkan, memasukkan,
dan memproses data dan menyimpannya,
mengelola, mengontrol dan
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
94
melaporkannya sehingga dapat
mendukung perusahaan atauorganisasi
untuk mencapai tujuan.
Terdapat tiga alasan mendasar untuk
semua aplikasi bisnis dalam
menggunakan sistem informasi, peran
utama sistem informasi dalam aplikasi
bisnis tersebut menurut O’Brien adalah:
1. Mendukung proses dan operasi bisnis.
2. Mendukung pengambilan keputusan.
Sistem informasi membantu para
manajer dan pelaku bisnis untuk
membuat keputusan yang lebih baik.
3. Mendukung berbagai strategi untuk
keunggulan kompetitif. Mendapatkan
kelebihan strategis atas para pesaing
melalui penggunaan sistem informasi.
Information
System
Mendukung
operasi
bisnis
Mendukung
pengambilan
keputusan
manajerial
Management
Support
System
Management
Information
System
Decision
Support
System
Executive
Information
System
Operations
Support
System
Transaction
Processing
System
Process
Control
System
Enterprise
Collaboration
System
Memproses
transaksi
bisnis
Mengontrol
proses
industri
Mendukung
kerjasama tim dan
kelompok kerja
Memberikan
laporan ke
manajer
Mendukung
keputusan
interaktif
Informasi
untuk
eksekutif Gambar 1
Klasifikasi Sistem Informasi
Inventori
Pengertian umum Persediaan
(Inventory), merupakan aktiva
perusahaan yang menempati posisi yang
cukup penting dalam suatu perusahaan,
baik itu perusahaan dagang maupun
perusahaan industri (manufaktur), apalagi
perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi, hampir 50% dana perusahaan
akan tertanam dalam persediaan yaitu
untuk membeli bahan-bahan bangunan.
Inventory meliputi semua barang yang
dimiliki perusahaan pada saat tertentu,
dengan tujuan untuk dijual kembali atau
dikomsumsikan dalam siklus operasi
normal perusahaan sebagai barang yang
dimiliki untuk dijual atau diasumsikan
untuk dimasa yang akan datang, semua
barang yang berwujud dapat disebut
sebagai inventory, tergantung dari sifat
dan jenis usaha perusahaan.[2]
Sehingga penulis menyimpulkan
Berdasarkan definisi tersebut diatas,
dapat disimpulkan bahwa inventory
adalah suatu aktivitas menyediakan
barang dan bahan untuk dipergunakan
dalam proses produksi jasa di house
keeping management itu sendiri.
Metode Pengembangan Sistem Model
Waterfall
System Development Life Cycle (SDLC)
Menggunakan pendekatan sistem
untuk mengembangkan solusi sistem
informasi dapat dipandang sebagai proses
multilangkah yang disebut siklus hidup
pengembangan sistem informasi, yang
dikenal juga sebagai Systems
Development Life Cycle (SDLC). SDLC
merupakan kerangka konseptual yang
digunakan dalam manajemen proyek
yang mendeskripsikan tahapan-tahapan
yang dilakukan dalam proyek
pengembangan sistem informasi.
Tahapan-tahapan dalam siklus
pengembangan sistem menurut O’Brien
meliputi: (1) investigasi, (2) analisis, (3)
perancangan, (4) implementasi, dan (5)
pemeliharaan.
Gambar 2
System Development Live Cycle
Model Waterfall
Dalam rekayasa perangkat lunak,
konsep SDLC mendasari berbagai jenis
metodologi pengembangan perangkat
lunak. Metodologi-metodologi ini
membentuk suatu kerangka kerja untuk
perencanaan dan pengendalian
pembuatan sistem informasi, yaitu proses
pengembangan perangkat lunak.
Beberapa proses pengembangan sistem
dengan SDLC adalah: waterfall,
Investigasi
Analisis
Perancangan Implementasi
Pemeliharaan
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
95
prototyping, incremental, spiral, dan
RAD.
Metodologi prototipe sistem model
waterfall menurut Pressman adalah
proses perancangan sistem yang
menyiratkan pendekatan yang sistematis
dan berurutan (sekuensial) pada
perancangan perangkat lunak, dimana
proses perancangan tersebut mengalir
secara teratur ke bawah sehingga terlihat
seperti air terjun. Proses pengembangan
dimulai dengan spesifikasi kebutuhan
pengguna dan berlanjut melalui tahapan-
tahapan perencanaan (planning),
pemodelan (modeling), konstruksi
(construction), serta penyerahan sistem
perangkat lunak ke pelanggan/pengguna
(deployment), yang diakhiri dengan
dukungan berkelanjutan pada perangkat
lunak yang dihasilkan.
Tahapan metodologi model
waterfall tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
KomunikasiInisialisasi proyek
Teknik mendapatkan
spesifikasi kebutuhan
pengguna
PerencanaanMembuat perkiraan
Penjadwalan
Pelacakan
PemodelanAnalisis
PerancanganKonstruksiKode program
PengujianPenyerahan SistemPengiriman
Dukungan terhadap
pengguna
Umpan balik
Gambar 3
Model waterfall
Tinjauan Studi
Beberapa penelitan tentang Sistem
Inventori dengan memperlihatkan latar
belakang masalah sampai pengembangan
Sisten Inventori saat ini dan dimasa yang
akan datang. Berikut ini ringkasan
tentang Sistem Inventori dari beberapa
penelitian yang diambil sesuai dengan
judul penelitian.
1. Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi Pada Toko Besi
Hassanudin dengan Metode
RAD(Rapid Application
Development).
Dalam penelitian ini, penulis
merancang suatu aplikasi sistem
informasi akuntansi dengan metode
Rapid Application Development
(RAD) untuk menghasilkan suatu
prototype sistem yang sesuai dengan
kegiatan usaha Toko Besi
Hassanudin. Prototype tersebut
diharapkan dapat diaplikasikan untuk
menunjang kegiatan usaha Toko
Besi Hassanudin, terutama yang
berkaitan dengan persediaan.Untuk
membuat prototype tersebut, penulis
menggunakan bantuan aplikasi
Microsoft Visual Basic 6.0 dan
Microsoft Office Access.
2. Analisis dan Perancangan Sistem
Pembelian, Penjualan, Persediaan
Barang Pada CV Tjipta Kentjana
dengan Menggunakan Metode
Rapid Application Development
(RAD)
Dari hasil Informasi sekarang
sudah menjadi salah satu faktor
penting dalam kegiatan bisnis
perusahaan, maka setiap perusahaan
dituntut untuk mempunyai sebuah
sistem komputer yang menghasilkan
informasi yang cepat dan akurat, yang
disajikan kepada pihak – pihak yang
membutuhkan informasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan
sistem baru yang dapat memproses
transaksi dan menghasilkan informasi
secara cepat, tepat, dan akurat serta
pengendalian yang memadai sehingga
dapat menghemat waktu dan
tenaga.Pembuatan sistem baru ini
menggunakan MySQL sebagai
database dan Microsoft Visual Basic
6.0 sebagai prototypenya. Metode
analisis yang digunakan adalah tahap
investigasi awal, tahap analisis
kebutuhan sistem, tahap analisis cost
benefit, dan tahap pembuatan database
dan perancangan prototype. Hasil
yang didapat dari analisis ini berupa
program yang dapat diterapkan di
perusahaan sehingga dapat
mempermudah pemrosesan transaksi.
Kerangka Konsep
Berdasarkan hasil pengamatan
sementara dan kajian teori yang telah
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
96
disusun oleh penulis, maka selanjutnya
dapatlah dibangun kerangka berfikir
tentang Sistem Inventori pada Perguruan
Tinggi Politeknik LP3I Jakarta.
Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas maka,
penulis menduga bahwa:
1. Diduga model analisis, perancangan
dan implementasi perangkat lunak
untuk prototipe sistem informasi
inventori di Politeknik LP3I Jakarta
dengan pendekatan berorientasi objek
menggunakan metode model waterfall
dapat berfungsi menyediakan data
Stok serta mendukung kecepatan
informasi pembuatan laporan
inventori.
2. Diduga kualitas perangkat lunak
sistem informasi Inventori berbasis
Orientasi objek yang dihasilkan jika
diukur berdasarkan kualitas perangkat
lunak model ISO 9126 adalah baik.
METODOLOGI PENELITIAN
Proses pemilihan sampel yang
digunakan pada tesis ini menggunakan
purpose samplingatau yang lebih dikenal
dengan memilih koresponden secara
sengaja untuk dianalisis, koresponden
dalam penelitian ini adalah beberapa
Staff, Kepala Bidang dan Kepala
Kampus di Politeknik LP3I Jakarta.
METODE PENGUMPULAN DATA
Studi Literatur
Dimaksudkan untuk mendapatkan
data atau fakta yang bersifat teoritis yang
berhubungan dengan penelitian sebagai
bahan referensi. Referensi yang
dibutuhkan adalah teori atau fakta yang
berhubungan dengan Sistem Informasi
Inventori dan referensi-referensi yang
berhubungan dengan objek yang akan
diteliti
Wawancara
Wawancara telah diakui sebagai
teknik pengumpulan data atau informasi
yang penting dan banyak dilakukan
dalam pengembangan sistem
informasi.Wawancara adalah suatu
percakapan langsung dengan tujuan-
tujuan tertentu dengan menggunakan
format tanya jawab yang terencana,
adapun key person yang diwawancarai
pada penelitian ini adalah para Staff,
Kabid dan Kepala Kampus di Politeknik
LP3I Jakarta.
Kuesioner
Merupakan pertanyaan-pertanyaan
yang dibuat oleh penulis untuk
melakukan evaluasi terhadap pemodelan
Sistem Informasi Inventori berdasarkan
batasan-batasan pokok bahasan dan cerita
yang ditentukan
Kuesioner disebarkan kepada para
peserta diskusi FGD (Forum Group
Discussion) yang ditetapkan sebelumnya
yang terdiri dari beberapa Staff, Kabid
dan kepala Kampus yang ada di
Politeknik LP3I Jakarta.
Focus Group Discussion
FGD dilaksanakan setelah peserta
mengisi kuesioner yang menjelaskan
tentang pertanyaan inti dari tujuan yaitu
pendapat masing-masing tentang
bagaimana cara menjalankanSistem
Informasi InventoriPoliteknik LP3I
Jakarta.
Instrumentasi
Penelitian ini menggunakan metode
wawancara dan Kuesioner serta hasil dari
FGD guna memperoleh data dan
masukan sehingga dapat dibentuk
pemodelan yang diinginkan dan dapat
dicari interpretasi yang akan menjadi
hasil akhir.
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
97
Langkah-langkah Penelitian
Mulai
Identifikasi Permasalahan
Inisialisasi Penelitian, Rumusan Masalah
Studi Pustaka dan Tinjauan Penelitian
Studi literatur, analisa penelitian sebelumnya
Tahapan
Komunikasi
Tahapan
Perencanaan
Tahapan
Pemodelan
Analisis Sistem
Analisis Sistem Berjalan, Kebutuhan Fungsional & Non-
Fungsional, Pengguna, Perilaku Sistem
Perancangan Sistem
Struktur Program, Physical Architecture, Antarmuka,
Database, Infrastructure Architecture
Pengumpulan Data
Observasi, Wawancara
Tinjauan Obyek Penelitian
Aspek Organisasi, Aspek Sistem
Tahapan
Konstruksi
Tahapan
Pengiriman
Sistem
Pengkodean
Menggunakan Visual Studio.NET dan SQLServer
Pengujian Kualitas Perangkat Lunak
Pengujian berdasarkan Karakteristik Kualitas ISO 9126
Implementasi
Implementasi di jaringan lokal
Selesai
Pengujian Validasi
Validasi spesifikasi kebutuhan fungsional
Gambar 4Langkah Penelitian
PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
Analisis Sistem
Proses analisis sistem
mendeskripsikan apa yang harus
dilakukan oleh sistem untuk memenuhi
kebutuhan informasi pengguna. Analisis
sistem akan menjawab pertanyaan apa
yang akan dikerjakan oleh sistem, siapa
yang akan menggunakan sistem, dan
dimana serta kapan sistem tersebut akan
digunakan. Kegiatan analisis sistem yang
berjalan dilakukan dengan pendekatan
analisis berorientasi objek untuk sistem
yang dirancang, dimaksudkan untuk
menitik beratkan kepada fungsionalitas
sistem yang berjalan. Selanjutnya dari
hasil analisis akan divisualisasi dan
didokumentasikan dengan Unified
Modeling Language (UML) melalui Use
Case Diagram, Activity Diagram, dan
Sequence Diagram dengan pertimbangan
diagram tersebut dianggap mewakili
secara keseluruhan sistem yang berjalan
yang dapat dimengerti oleh pengguna.
Analisis Data dan Informasi Sistem
Berjalan
Analisis proses bisnis dari sistem
inventori yang sedang berjalan dilakukan
untuk mendapatkan informasi tentang
bagaimana pihak Politeknik LP3I Jakarta
melakukan aktivitas pengelolaan data
inventori yang mendukung dalam
perancangan aplikasi. Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi, diperoleh data
dan dokumen terkait proses sistem
informasi Inventori di divisi General
Affair yang akan dirancang Data dan
informasi yang berkaitan dengan sistem
yang sedang berjalan beserta
ketersediaannya tersebut rinciannya
adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Ketersediaan Data dan Sumber Data Observasi No Jenis
Dokumen
Isi Dokumen Sumber
Dokumen
Keter
sedia
an
1. File Exel Data
barang,
stok barang
yang
diperlukan
untuk
pengemban
gan system
Kompute
r GA
Ada
2. File
Word
Data
pengajuan
permintan
barang
Manual
File SOP
Peerusah
aan
Ada
Hasil wawancara dan observasi
menunjukkan bahwa responden
menginginkan dibangun aplikasi sistem
informasi Inventori sebagai alat untuk
mempermudah pengelolaan data
barang.Serta dapat meningkatkan
kecepatan layanan informasi pendataan
data permintaan dan data stok barang.
Proses administrasi inventori tersebut
berkaitan dengan pengajuan data barang,
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
98
Stok Barang, dan laporan asset
perusahaan.
Proses Pengajuan permintan barang
Pengisian form pengajuan
permintaan barang merupakan proses
yang dilakukan oleh setiap Divisi yang
ada pada politeknik Lp3i Jakarta.
Prosedur yang berjalan saat ini sebagai
berikut:
1. Petugas mengedarkan form permitaan
pembelian ATK dan RTK.
2. Pemakai barang mengisi form
permintaan pembelian ATK dan RTK.
3. Pemakai barang menyerahkan form
permintaan barang yang telah diisi
kepada petugas.
4. Petugas membuat 2 rekapitulasi
permintaan pembelian yang telah diisi
oleh pemakasi barang.
5. Rekapitulasi diberikan oleh petugas
kepada head of finance dan HRD
department.
6. Head of finance dan HRD department
memeriksa rekapitulasi permintaan
pembelian ATK dan RTK.
7. Rekapitulasi permintaan pembelian
ATK dan RTK diberikan kepada
keuangan.
8. Keuangan menyerahkan uang dan
mengarsip permintaan pembelian
ATK dan RTK ke-1 sebagai dokumen.
9. Petugas menerima uang dan
rekapitulasi permintaan pembelian
ATK dan RTK ke-2 dari keuangan.
10. Setelah membeli ATK dan RTK
petugas mendapatkan dokumen
pendukung atau kwintansi dari
supplier.
11. Petugas menyerahkan dokumen
pendukung atau kwitansi kepada
keuangan.
12. Petugas membuat 2 tanda terima
barang, tanda terima barang ke-1
diarsipkan sebagai dokumen dan tanda
terima barang ke-2 di berikan kepada
pemakai barang.
13. Pemakai barang menerima tanda
terima barang ke-2 dari petugas lalu
diarsipkan sebagai dokumen.
14. Petugas mengakhiri dengan mencatat
kedalam kartu persediaan.
Gambaran Umum Sistem yang
diajukan
Prototipe sistem informasi
Inventori dapat berarti menyusun suatu
sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama atau memperbaiki
sistem yang telah ada di suatu institusi.
Sistem informasi inventori yang
dirancang merupakan sistem informasi
yang menangani beberapa aspek mulai
dari proses input data, verifikasi hingga
menjadi laporan asset barang.
Berdasarkan wawancara dan observasi,
diperoleh informasi bahwa Politeknik
LP3I Jakarta telah mempunyai sistem
informasi akademik yaitu
SmartAcademic. Tujuan perancangan
sistem dalam penelitian ini ialah
membangun aplikasi sistem informasi
Inventori dengan pendekatan berorientasi
objek yang dapat menyimpan,
menampilkan data dan informasi
inventori secara terintegrasi, yang dapat
diakses kapan saja di lingkungan
Politeknik LP3I Jakarta oleh pengguna.
Analisis Kebutuhan Fungsional,
Nonfungsional, dan Pengguna
Analisis Kebutuhan Fungsional
Tahap analisis kebutuhan
fungsional sistem akan membahas
mengenai fungsi-fungsi yang diperlukan
dalam pembangunan sistem. Berdasarkan
hasil analisis proses bisnis, identifikasi
kebutuhan data dan informasi, maka
dianalisis juga beberapa fungsi yang
harus tersedia di dalam sistem. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
data dan informasi yang diperlukan oleh
pengguna.
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi terhadap dokumen inventori
dan pendukungnya, maka dapat
dirumuskan daftar kebutuhan fungsional
sistem informasi yang
dirancang.Spesifikasi daftar kebutuhan
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
99
ini sudah disetujui oleh kepala General
Affair di Politeknik LP3I Jakarta.Setiap
fungsi yang diidentifikasi diberi kode
sehingga dapat mempermudah
identifikasi pada saat implementasi dan
penyusunan dokumen. Daftar kebutuhan
fungsional sistem yang dirancang dibuat
pemodelan dengan use case diagram.
Dari hasil analisis kebutuhan pemilik
bisnis dan user, dibutuhkan suatu sistem
informasi Inventori, dengan ruang
lingkup meliputi: Pengajuan, data barang,
Stok, Supplier dan Laporan Asset barang.
Berikut ini daftar kebutuhan fungsional.
Analisis kebutuhan non fungsional
Setelah mendefinisikan kebutuhan
fungsional yang harus dipenuhi oleh
sistem maka langkah selanjutnya adalah
mendefinisikan kebutuhan nonfungsional
dari sistem yang akan dipenuhi.
Kebutuhan ini adalah tipe kebutuhan
yang berisi properti perilaku yang
dimiliki oleh sistem, berikut ini adalah
daftar kebutuhan nonfungsional sistem
selengkapnya:
1. Kebutuhan Operasional
Sistem yang dibangun bisa digunakan
pada platform sistem operasi
Microsoft Windows.
2. Kebutuhan Keamanan
Aplikasi hanya bisa diakses oleh
pengguna yang berhak.Sistem
aplikasinya dilengkapi
password.Sistem seharusnya aman
digunakan.
3. Kebutuhan Performansi
Sistem dapat menampung data dalam
jumlah yang besar.
4. Kebutuhan Kemudahan Penggunaan
Sistem seharusnya mudah digunakan
dan mudah dipelajari.Sistem harus
menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti serta sistem seharusnya
memiliki tampilan menarik.
5. Kebutuhan Panduan Penggunaan
Sistem menyediakan panduan singkat
tentang cara menggunakan masing-
masing fungsi yang tersedia dalam
aplikasi Inventori.
Analisis spfesifikasi kebutuhan
pengguna
Dari hasil identifikasi kebutuhan
fungsional melalui wawancara serta
observasi didapatkan spesifikasi
pengguna dan fungsi yang diperoleh oleh
masing-masing pengguna.Pengguna
aplikasi sistem informasi Inventori
adalah Administrator dan Operator di
Politeknik LP3I Jakarta, baik. Berikut ini
daftar pengguna dan fungsi yang
dibutuhkan oleh masing-masing
pengguna dalam sistem informasi
inventori di Politeknik LP3I Jakarta:
Tabel 2
Spesifikasi Kebutuhan Pengguna: Administrator
Tabel 3
Spesifikasi Kebutuhan Pengguna:
Petugas/Operator Inventori
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
100
Tabel 4
Spesifikasi Kebutuhan Pengguna: Pimpinan
Use Case Diagram
Pada bab ini use case menjelaskan
hubungan antara aktor dengan sistem saat
mengoperasikan sistem informasi.
Gambar 5
use case diagram Permintan Barang
Dari gambar 5, dapat disimpulkan
bahwa petugas dan admin melakukan
tugasnya, yakni mengelola data,
melakukan transaksi, dan membuat
laporan namun sebelum melakukan
tugasnya, petugas dan admin terlebih
dahulu login.Adapun perbedaan admin
dan petugas yakni, admin dapat
melakukan semua pengelolaan data,
transaksi sampai membuat laporan
sedangkan petugas dibatasi yakni hanya
bisa melakukan pengelolaan data
kategori barang, data item barang, data
supplier, transaksi permintaan
pembelian/PO (purchase order),
transaksi persediaan masuk, transaksi
persediaan keluar, membuat laporan
divisi, laporan supplier dan laporan kartu
persediaan barang. Sedangkan admin
dapat melakukan semuanya di tambah
dengan mengelola data petugas dan data
divisi.
Activity Diagram
Pada bab ini, activity menjelaskan
aktifitas antara aktor dengan program
dalam melakukan suatu pelakasanaannya.
Gambar 6
activity diagram login
Pada gambar 6 dapat diketahui alur
dari sebuah login, perbedaan antara
petugas dan admin dalam form yang
ditampilkan, pada petugas menampilkan
KLD (Kelola Data) kategori barang, item
barang, supplier, transaksi permintaan
pembeliaan/PO (Purchese Order),
transaksi persediaan masuk, transaksi
persediaan keluar, laporan divisi, laporan
supplier, laporan kartu persediaan
barang. Sedangkan adminsama seperti
petugas sedangkan perbedaannya ada
pada KLD (Kelola Data) ditambah KLD
petugas dan KLD divisi.
Perancangan Sistem
Perancangan sistem menentukan
bagaimana sistem akan memenuhi tujuan
tersebut, dalam hal ini: perangkat keras,
perangkat lunak, infrastruktur jaringan;
antarmuka pengguna, formulir dan
laporan; serta program-program khusus,
database, dan file yang akan dibutuhkan.
Perancangan sistem merupakan tahap
lanjutan dari analisis sistem dimana pada
perancangan sistem digambarkan sistem
yang akan dibangun sebelum dilakukan
pengkodean dalam suatu bahasa
pemrograman. Dalam perancangan suatu
sistem tidak lepas dari hasil analisa,
karena dari hasil analisa sistem baru
dapat dibuat suatu rancangan sistem.
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
101
Perancangan Spesifikasi Program
Class Diagram
Class Diagram menampilkan
beberapa class ada pada sistem ini dan
memberikan gambaran tentang sistem
dan relasi-relasi didalamnya. Disini juga
dimasukkan himpunan bagian (subset)
dari class-class, yaitu atribut-atribut dan
operasi-operasi dalam suatu class.
Berikut ini class diagram untuk aplikasi
Sistem Informasi Inventori yang
dirancang:
Gambar 7 class diagram
Deployment Diagram
Deployment diagram merupakan
suatu diagram yang dapat memberikan
penjelasan tentangbagaimana berbagai
elemen fisik menyusun dan menjalankan
sistem di dalam suatu jaringan
yangdibentuk. Arsitektur jaringan yang
dibentuk merupakan kumpulan dari
node-node yang berupa hardware dan
software. Sebuah node adalah server,
workstation, atau piranti keras lain yang
digunakan untuk men-deploy komponen
dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan
antar node dan requirement juga
didefinisikan dalam diagram ini. Node
yang digunakan untuk mendukung
jalannya aplikasi sistem informasi
Inventori adalah: Server untuk
menyimpan program aplikasi, Database
Server yang digunakan untuk menyimpan
database aplikasi, dan Client
Workstation. Deployment diagram dari
sistem yang dirancang ditunjukkan dalam
gambar berikut ini:
Gambar tersebut menunjukkan
deployment diagram untuk sistem
informasi Inventori. Aplikasi yang
dibangun adalah berbasis Clien
Server.Node yang digunakan adalah
Server dan Client Workstation,
sedangkan koneksi untuk Client
Workstation komputer yang digunakan
Administrator, Operator dan Pimpinan di
Divisi Personalia ke Server
menggunakan LAN. Koneksi Client
Workstation untuk PC karyawan dan
Pimpinan.
Perancangan Antarmuka pengguna
Setelah melakukan perancangan
secara konsep, selanjutnya
mengembangkan konsep tersebut
kedalam perancangan antar muka
pengguna atau User Interface Design.
Perancangan antar muka pengguna ini
dimulai dengan perancangan terhadap
menu navigasi, perancangan input dan
kemudian perancangan output untuk
aplikasi sistem informasi Inventori yang
dirancang. Dalam membuat perancangan
ini menggunakan mockup untuk
menggambarkan rancangan aplikasi yang
akan dibangun.
Perancangan Navigasi
Struktur navigasi merupakan alur
menu dari sebuah program.Menu
navigasi dirancang berdasarkan
kebutuhan pengguna dan fungsi yang
dapat diperoleh pada aplikasi ini.
Terdapat 2 jenis level pengguna dalam
sistem ini, yaitu: Administrator dan
Operator/Petugas. Fungsi dari setiap
menu tersebut pengguna dengan level
Administrator dapat melakukan
administrasi dan pengelolaan inventori
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
102
secara keseluruhan.Fungsi dari setiap
menu tersebut.pengguna Operator dapat
melakukan administrasi dan pengelolaan
inventori secara keseluruhan, namun
tidak memiliki hak mengelola data
master dan pengelolaan password.
Berikut adalah rancangan menu
navigasi untuk 3 jenis pengguna tersebut:
Sistem Informasi
Inventori
Master
Transaksi
Laporan
Pengguna
Supplier
Barang
Divisi
Pengajuan
Petugas
Pengeluaran
Supplier
Barang
Divisi
Pengajuan
Pengeluaran
Daftar pengguna
Pengeluaran
Gambar 9
Rancangan Struktur Menu Navigasi
Perancangan Input
Sebelum dilakukan proses
kontruksi input, dibuat terlebih dahulu
dibuat rancangan input untuk pengguna.
Pada sistem yang dirancang terjadi
beberapa proses penginputan data yang
akan direkam kedalam file-file database
sehingga akan menghasilkan data yang
tepat dan akurat. Selain menyediakan
tampilan output untuk menyampaikan
informasi bagi pengguna sistem,
pengguna sistem juga dapat berinteraksi
dengan sistem dengan memberikan input
bagi sistem. Untuk dapat memfasilitasi
hal tersebut maka pada sistem ini juga
dilakukan rancangan tampilan input agar
pengguna dapat memberikan input ke
dalam sistem.
Desain input dibuat dengan sangat
sederhana agar lebih dimengerti oleh
user, untuk lebih jelasnya bisa dilihat
dibawah ini. Berikut beberapa rancangan
input dalam bentuk form yang akan
digunakan dalam sistem ini:
Rancangan Form Menu utama
Gambar 10
form menu utama
Perancangan Infrastruktur
Architecture
Bagian ini akan menjelaskan
bentuk atau rancangan infrastruktur
arsitektur sistem informasi yang akan
dibanguan, dari sisi hardware dan
software. Perancangan infrastruktur
sistem untuk sistem informasi Inventori
ini adalah sebagai berikut:
Gambar 11
Rancangan Infrastruktur Architecture
Untuk infrastruktur Hardware
dalam implementasi, maka digunakan
satu buah server, berfungsi sebagai server
sekaligus sebagai database server.
Spesifikasi perangkat yang dirancang
tidak dijelaskan dalam penelitian ini,
karena dalam penelitian tidak melakukan
observasi terhadap aspek biaya terkait
pengadaan peralatan yang akan
digunakan untuk server, server yang
digunakan dalam implementasi
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
103
menggunakan server yang sudah dimiliki
oleh Politeknik LP3I Jakarta.
Beberapa software yang digunakan untuk
mengembangkan aplikasi sistem
informasi Inventori serta alasan
penggunaan aplikasi dengan
menggunakan perbandingan pada
software lainnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Infrastruktur Software
Konstruksi Sistem
Tahapan konstruksi sistem
dilakukan setelah hasil analisis dan
perancangan sudah disetujui oleh
stakeholder, dalam hal ini adalah Kepala
Kampus Politeknik LP3I Jakarta.
Lingkungan Konstruksi
1. Hardware
Hardware atau perangkat keras
yang digunakan untuk mengkonstruksi
atau membangun aplikasi manajemen
kepegawaian dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Processor: Intel® Core™2 Duo
Processor SU7300 : 1.3 GHz
b. Memory: 2GB DDR3 1066 MHz
SDRAM
c. Hard Disk: 320GB,5400rpm
d. Display: 13.3" HD (1366x768)
e. Grafis Video & Memori: Terintegrasi
Intel® GMA X4500MHD &
NVIDIA® GeForce® G 210M dengan
512 MB VRAM-switchable graphics
2. Software
Sistem informasi inventori dibuat
dengan menggunakan software yang
bersifat Windows basei.Software tersebut
terdiri dari empat kategori, yaitu software
pemrograman, database dan server,
Crystal Report, dan tools tambahan.
Berikut daftar software yang digunakan
dalam mengkonstruksi atau membuat
aplikasi sistem informasi manajemen
kepegawaian dalam penelitian ini:
a. Bahasa pemrograman Visual Studio
.Net
b. Sql Server.
c. Crystal Report.
Konstruksi Database
Database sistem informasi
Inventori dibangun menggunakan SQL
Server.Sedangkan tool software yang
digunakan untuk merancang adalah VB
.Net dan Crystal Report.
Konstruksi Antarmuka
Bagian ini akan menjelaskan
implementasi atau kontruksi berdasarkan
hasil rancangan tampilan aplikasi sistem
informasi Inventori yang sudah dibahas
dalam perancangan antarmuka pengguna.
Untuk menjelaskan hasil konstruksi
tersebut akan diberikan prototype dari
masing-masing tampilan, baik itu
tampilan input, output, navigasi maupun
halaman pada aplikasi yang dibangun.
Pengujian Sistem
Lingkungan Pengujian
Lingkungan pengujian memberikan
gambaran tentang spesifikasi hardware,
software, dan jaringan yang digunakan
oleh pengguna dalam proses pengujian
sistem, baik pengujian validasi maupun
pengujian kualitas. Spesifikasi tersebut
diperoleh dalam proses observasi
berdasarkan aspek sistem. Berikut
ringkasan singkat spesifikasi perangkat
keras dan perangkat lunak serta jaringan
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
104
yang digunakan oleh pengguna untuk
proses pengujian:
Hardware
1. Processor Pentium 4 1.8 GHz dan
diatasnya.
2. RAM dengan kapasitas antara 1
GB
3. Network Interface Card
4. Monitor 15”
5. Keyboard dan mouse.
Software
Software komputer di Politeknik
LP3I Jakarta menggunakan sistem
operasi Windows. Berikut daftar software
yang digunakan dalam lingkungan
pengujian:
1. Sistem Operasi Microsoft Windows
XP, Windows 7, dan Windows
Server 2008
2. Sql Server.
3. Visual Studio.Net
Jaringan
Lingkungan jaringan yang
digunakan adalah sesuai dengan jaringan
yang berada dalam Politeknik LP3I
Jakaarta, dan terdapat di tinjauan obyek
penelitian pada bagian aspek sistem yang
sudah dibahas dalam Bab II penelitian
ini.
Pengujian Validasi
Tahap pengujian yang pertama
adalah pengujian validasi, proses
pengujian ini dilakukan untuk
memastikan perangkat lunak yang telah
dibuat apakah sesuai dengan spesifikasi
kebutuhan fungsional yang diharapkan.
Hal ini juga menguji hipotesis pertama
dalam penelitian ini, yaitu: Diduga model
analisis, perancangan dan implementasi
perangkat lunak untuk prototipe sistem
informasi inventori di Politeknik LP3I
Jakarta dengan pendekatan berorientasi
objek menggunakan metode model
waterfall dapat berfungsi menyediakan
data Stok barang terintegrasi serta
mendukung kecepatan layanan informasi
inventori. Metode yang digunakan adalah
Focus Group Discussion (FGD).
Karakteristik Responden
Responden sebagai informan dalam
FGD yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah Kabid dan Tenaga IT
Proses Pelaksanaan FGD
Untuk memulai diskusi terfokus,
peneliti melakukan presentasi dan demo
aplikasi sistem informasi Inventori yang
sudah dirancang dan menjelaskan setiap
fungsi yang ada berdasarkan instrumen
yang sudah disiapkan. Setelah
memperhatikan dan mengetahui cara
mengoperasikan aplikasi sistem
informasi inventori ini, kemudian
responden diberi kesempatan untuk
mencoba langsung menggunakan aplikasi
tersebut. Selanjutnya peserta FGD
memberikan informasi, tanggapan dan
persetujuan melalui formulir yang sudah
diberikan oleh peneliti sebelum
responden mencoba di komputer masing-
masing.Formulir Pengujian Validasi
dengan FGD.Berdasarkan uji coba yang
dilakukan oleh responden, maka akan
diperoleh hasil pengujian terhadap
fungsional sistem berdasarkan kebutuhan
masing-masing pengguna. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah
semua fungsi yang terdapat pada aplikasi
sistem informasi inventori ini sudah
dapat dioperasikan dengan baik atau
belum.Pengujian fungsional sistem
ditujukan kepada pengguna administrator
dan operator.
Dalam proses pengujian ini juga
dilakukan pengujian untuk meminta
tanggapan terhadap hipotesis dalam
penelitian, yang menunjukkan fungsi
sistem secara keseluruhan bahwa sistem
dapat menyediakan data asset terintegrasi
dan dapat mempercepat layanan
informasi inventori.
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
105
Kesimpulan Hasil Pengujian Validasi
Dan Pembuktian Hipotesis
Berdasarkan hasil FGD, maka
dapat disimpulkan bahwa aplikasi sistem
informasi inventori Aplikasi tersebut
sudah sesuai dengan spesifikasi
kebutuhan fungsional yang dibutuhkan
pengguna. Dengan demikian berdasarkan
hasil analisis, perancangan dan kontruksi
perangkat lunak untuk prototipe sistem
informasi inventori di Politeknik LP3I
Jakarta dengan pendekatan berorientasi
objek menggunakan metode prototipe
sistem informasi model waterfall dapat
berfungsi menyediakan data stok serta
mendukung kecepatan layanan informasi
inventori, sehingga hipotesis pertama
dalam penelitian ini sudah terbukti.
1. Hasil PengujianDengan ISO 9126
Pada pengujian kualitas ISO 9126
ini akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu
tingkat kualitas masing-masing aspek
berdasarkan empat karakteristik ISO
9126 dan tingkat kualitas secara
kesuluruhan dari empat karakteristik ISO
9126. Dari 10 responden yang mengisi
kuesioner untuk pengujian kualitas
perangkat lunak untuk implementasi
prototipe system informasi inventori
dengan pendekatan berorientasi objek.
Berdasarkan jawaban responden terhadap
indikator kualitas software menurut ISO
9126 dapat diukur dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
1. Skor aktual adalah jawaban seluruh
responden atas kuisioner yang telah
diajukan.
2. Skor ideal adalah nilai tertinggi atau
semua responden diasumsikan
memilih jawaban dengan skor
tertinggi.
Selanjutnya hasil tersebut akan
diolah dan dihitung dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebagai berikut :
Tabel 6
Kriteria presentase tanggapan responden
Catatan : batas bawah 20% diperoleh dari 1/5 dari
batas 100%
Tingkat Kualitas Perangkat Lunak
Per Aspek
a. Aspek Functionality
Berikut tanggapan responden
terhadap functionality(fungsionalitas)
implementasi prototipe sistem inventori
dapat kita lihat pada tabel IV.8 di bawah
ini.
Tabel 7
Tanggapan responden berdasarkan aspek
functionality
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
106
Pada tabel di atas dapat dilihat
mayoritas responden setuju bahwa
prototipe sistem inventorimemiliki
functionality (fungsionalitas) yang sangat
baik sesuai dengan fungsi-fungsi yang
dimilikinya. Persentase skor tanggapan
responden sebesar 89,20% berada dalam
kriteria sangat baik.
b. Aspek Reliability
Berikut tanggapan responden
terhadap reliability(kehandalan)
implementasi prototipe sistem inventori
dapat kita lihat pada tabel IV.9 di bawah
ini.
Tabel 8
Tanggapan responden berdasarkan aspek reliability
Pada tabel di atas dapat dilihat
mayoritas responden setuju bahwa
implementasi prototipe sistem informasi
inventori memiliki reliability
(kehandalan) yang sangat baik sesuai
dengan fungsi-fungsi yang dimilikinya.
Persentase skor tanggapan responden
sebesar 87,33% berada dalam kriteria
sangat baik.
c. Aspek Usability
Berikut tanggapan responden
terhadap usability (kebergunaan)
implementasi prototipe sistem inventori
dapat kita lihat pada tabel IV.10 di bawah
ini.
Tabel 9
Tanggapan responden berdasarkan aspek usability
Pada tabel di atas dapat dilihat
mayoritas responden setuju bahwa
implementasi prototipe sistem informasi
inventori memiliki usability
(kebergunaan) yang sangat baik sesuai
dengan fungsi-fungsi yang dimilikinya.
Persentase skor tanggapan responden
sebesar 87,00% berada dalam kriteria
sangat baik.
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
107
d. Aspek Efficiency
Berikut tanggapan responden
terhadap efficiency (efisiensi)
implementasi prototipe sistem inventori
dapat kita lihat pada tabel IV.11 di bawah
ini.
Tabel 10
Tanggapan responden berdasarkan aspek
efficiency
Pada tabel di atas dapat dilihat
mayoritas responden setuju bahwa
implementasi prototipe sistem inventori
memiliki efficiency (efisiensi) yang
sangat baik sesuai dengan fungsi-fungsi
yang dimilikinya. Persentase skor
tanggapan responden sebesar 89,00%
berada dalam kriteria sangat baik.
e. Tingkat Kualitas Perangkat Lunak
Keseluruhan
Berdasarkan analisis data yang
diperoleh dari kuisioner, berikut
rekapitulasi hasil pengujian kualitas
berdasarkan empat aspek kualitas
perangkat lunak ISO 9126:
Tabel 11
Hasil Pengujian Kualitas ISO 9126
Berdasarkan tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat kualitas
implementasi pada prototipe sistem
inventori ini secara keseluruhan dalam
kriteria sangat baik, dengan persentase
88,14%. Aspek kualitas tertinggi adalah
berdasarkan aspek Functionality dengan
persentase sebesar 89,20%, sedangkan
aspek kualitas terendah adalah dari aspek
Usability dengan presentase sebesar
87,00%.
Implikasi Penelitian
Implikasi dari aspek sistem terkait
dengan konsep strategik, taktis sampai
dengan teknis operasional, desain
hardware, software, dan infrastruktur
yang diperlukan.Implikasi dari aspek
manajerial berkaitan dengan terkait
organisasi yang mungkin perlu
disempurnakan, sumber daya manusia
yang perlu ditingkatkan kompetensinya,
strategi/kebijakan serta aturan-aturan
yang perlu dibuat untuk mengatasi
masalah atau meningkatkan pengelolaan
obyek penelitian berdasarkan temuan-
temuan dan interpretasi hasil
penelitian.Dan implikasi dari aspek
penelitian lanjut berkaitan dengan
penelitian lanjutan yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas penelitian
sebelumnya.
Aspek Sistem
Untuk mengimplementasikan
aplikasi sistem informasi inventori perlu
dilakukan peningkatan spesifikasi
hardware yang digunakan oleh pengguna
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
108
yang berfungsi sebagai Operator dengan
tujuan agar proses administrasi data
inventori dapat berjalan dengan baik dan
proses input serta pengelolaan data
berjalan normal. Seperti diketahui
berdasarkan observasi terhadap obyek
penelitian di ruang divisi GA Personalia
beberapa PC yang digunakan memiliki
spesifikasi hardware yang terbatas,
dengan spesikasi processor Pentium 4 1,8
GHz dan memory 1 GB.
Selain itu perlu diadakan PC server
yang khusus menyimpan aplikasi sistem
informasi inventori, karena dalam proses
pengujian yang dilakukan dalam
penelitian ini, yaitu menggunakan
jaringan lokal, Server yang digunakan
merupakan server yang diperuntukkan
untuk internet gateway di Politeknik
LP3I. Setelah diadakan PC server
tersendiri yang dipasang di Politeknik
LP3I, selanjutnya server dihubungkan
langsung dengan client. Server diberikan
ruangan khusus dengan suhu yang sesuai
untuk server.
Software yang diperlukan untuk
implementasi dalam jaringan Lokal
dalam hal ini untuk Server idealnya
adalah Windows server 2008, Visual
Studio .Net dan Crystal Report.
Aspek Manajerial
Penelitian ini bisa menjadi acuan
bagi manajemen Politeknik LP3I Jakarta
dan Bagian GA dalam mengambil
kebijakan menginventariskan barnga.
Penerapan sistem informasi Inventori
berguna bagi pengambil keputusan untuk
mengelola data Barang sesuai sasaran
SOP dalam bidang pengelolaan dan
pengembangan pada GA, sehingga dapat
meningkatkan mutu dan kredibilitas
layanan secara menyeluruh, baik layanan
yang berhubungan dengan pihak-pihak di
luar kantor pusat Politeknik LP3I Jakarta
maupun internal dalam lingkup
Politeknik LP3I Jakarta, yaitu kampus-
kampus se- Politeknik LP3I Jakarta.
Aspek Penelitian Lanjut
Dengan adanya penelitian ini maka
para pihak akademis bisa menggunakan
hasil penelitian sebagai referensi untuk
penelitian yang sejenis dan bisa lebih
mengembangkan lagi penelitian yang
akan digunakan.
Dalam penelitian ini juga
dikarenakan implementasi hasil analisis
dan rancangan hanya dilakukan dalam
lingkup yang terbatas, yaitu
menggunakan jaringan lokal, untuk
penelitian selanjutnya dapat dilakukan
dengan implementasi hasil analisis dan
rancangan langsung menggunakan
jaringan internet, sehingga responden
yang memberikan penilaian terhadap
kualitas perangkat lunak dapat
diperbanyak jumlahnya, melingkupi
semua karyawan di 15 kampus.
Tabel 12
Rencana Implementasi Sistem
Kegiatan Implementasi Sistem
Langkah-langkah kegiatan
implementasi sistem adalah sebagai
berikut:
1. Pengadaan Hardware Dan
Software. Hardware dan yang
software yang diperlukan untuk
menunjang sistem ini adalah:
Hardware berupa PC Server, yang
akan diinstal sistem operasi server dan
database server. Spesifikasi hardware
PC server tidak dibahas dalam
penelitian ini dikarenakan peneliti
tidak melakukan observasi terhadap
aspek biaya dari obyek penelitian.
2. Software sistem operasi Server,
termasuk didalamnya adalah aplikasi
Server dan Database Server. Sistem
operasi yang digunakan adalah Server
2008 aplikasi Server menggunakan
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
109
Visual Basic .Net dan Database Server
menggunakan SQL Server.
3. Instalasi Hardware dan Software.
Setelah hardware untuk Server dan
software-nya tersedia maka
selanjutnya adalah proses instalasi
software pada PC server. Instalasi
yang dilakukan meliputi: instalasi
sistem operasi server, instalasi
Aplikasi server dan database server
serta instalasi aplikasi sistem
informasi inventori yang sudah
dibangun.
4. Pemilihan Operator. Salah satu
faktor yang mempunyai peranan
penting dalam penerapan sistem baru
di Politeknik LP3I Jakarta berupa
aplikasi sistem informasi inventori,
yaitu operator. Peranan operator
adalah mengelola data asset barang
serta memelihara terhadap setiap
perubahan data yang terjadi, sehingga
hal ini menjadi sangat penting.
5. Pelatihan Pengguna. Pengguna atau
user yang telah dipilih akan mengikuti
pelatihan agar memahami sistem yang
baru tersebut dan dapat
menjalankannya dengan baik dan
tepat. Pelatihan tersebut dilakukan
untuk mengoperasikan sistem,
termasuk kegiatan mempersiapkan
input, memproses data,
mengoperasikan sistem, merawat dan
menjaga sistem. Pelatihan ini tidak
hanya meningkatkan
keahlian/keterampilan pengguna,
namun juga memudahkan penerimaan
pengguna terhadap sistem baru.
Kelompok pengguna yang diberikan
pelatihan adalah sebagai berikut:
a. Administrator dan Operator, yaitu
orang-orang yang akan
mengoperasikan dan menggunakan
aplikasi ini dalam proses
administrasi inventori di Politeknik
LP3I Jakarta.
b. Bagian IT adalah, orang-orang
yang berkewajiban memelihara
hardware dan software sistem yang
baru. Bagian IT dianggap perlu
menjalani pelatihan ini agar dapat
mengoperasikan, memelihara dan
menjalankan perangkat sistem yang
baru serta bertujuan agar hardware
dan software aplikasi untuk
pengelolaan data kepegawaian ini
dapat berjalan dengan baik dan
aman.
6. Sosialisasi Kepada Pimpinan.
Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk
memberikan informasi tentang
keberadaaan sistem informasi
inventori yang baru kepada semua
pimpinan yang merupakan pengguna
dari aplikasi tersebut. Dalam kegiatan
sosialisasi dilakukan dengan
memberikan surat edaran bahwa
aplikasi sudah siap dipergunakan dan
disertakan juga panduan penggunaan
aplikasi beserta informasi account
pimpinan dalam sistem yang baru.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil
penelitian yang telah dibahas di bab
sebelumnya, maka dalam penelitian
prototipe sistem informasi inventori di
Politeknik LP3I Jakarta ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Fokus penelitian dilakukan di Bagian
GA Politeknik LP3I Jakarta dan
bertujuan membangun sistem
informasi inventori di Politeknik
LP3I Jakarta, dengan ruang lingkup
penelitian meliputi: penganjuan, data
barang, data supplier, data stok, dan
laporan. Tahapan prototipe sistem
informasi menggunakan pendekatan
model Waterfall, analisis dan
perancangan sistem dilakukan dengan
pendekatan berorientasi obyek
menggunakan UML, dan aplikasi
dibangun menggunakanVisual Studio
.Net dan database SQL Server.
2. Model analisis, perancangan dan
implementasi perangkat lunak untuk
prototipe sistem informasi inventori
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
110
di Politeknik LP3I Jakarta dapat
berfungsi menyediakan data Barang,
Supplier terintegrasi serta mendukung
kecepatan layanan informasi dengan
menggunakan metode prototipe
sistem informasi model waterfall.
Kesimpulan ini berdasarkan hasil
pengujian dengan Focus Group
Discussion yang telah dilaksanakan.
Responden dalam penelitian
menyatakan semua spesifikasi
kebutuhan fungsional dan fungsi
sistem keseluruhan dapat disetujui.
3. Tingkat kualitas perangkat lunak
sistem informasi inventori yang
dihasilkan berdasarkan empat
karakteristik model ISO 9126, yaitu:
functionality, reliability, usability,
dan efficiency dengan kriteria Sangat
Baik, dengan persentase 88,14%.
Aspek kualitas tertinggi adalah
berdasarkan aspek Functionality
dengan persentase sebesar 89,20%,
sedangkan aspek kualitas terendah
adalah dari aspek Usability dengan
presentase sebesar 87,00%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian,
implikasi dan kesimpulan,selanjutnya
peneliti dapat memberikan beberapa
saran yang relevan dengan hasil
penelitian. Saran ini berupa masukan-
masukan yang ditujukan ke
organisasi/obyek penelitian dan untuk
penelitian selanjutnya.
a. Bagi Pihak Politeknik LP3I
Jakarta:
1. Diadakannya sosialisasi dan
pelatihan kepada semua pengguna
aplikasi sistem informasi inventori.
2. Tingkat keamanan sistem informasi
ini perlu ditingkatkan karena
terdapat transaksi barang, laporan
asset. Selain itu perlu dilakukan
backup data secara berkala untuk
mengurangi resiko kehilangan data
secara permanen.
3. Untuk pengembangan selanjutnya,
perlu ditambahkan sistem yang
berhubungan dengan berkas-berkas
pengajuan barang atau digitalisasi
berkas, dikarenakan selama ini
pimpinan agak kesulitan dalam
mencari berkas-berkas pengajuan
yang dibutuhkan dengan segera.
b. Bagi Penelitian Selanjutnya:
1. Untuk penelitian lebih lanjut
tentang sistem informasi
inventori, dapat dilakukan dengan
menambah ruang lingkup sistem
yang dirancang. Dapat berupa
adanya sistem perhitungan usia
barang, dan modul accounting.
2. Demi menghasilkan penelitian
yang lebih baik di masa
mendatang, bagi penelitian
mendatang hendaknya sampel
lebih diperbanyak lagi, yaitu tidak
terbatas pada karyawan kantor
Politeknik LP3I Jakarta, namun
dilakukan pengujian di semua
kampus Politeknik LP3I Jakarta,
sehingga tingkat generalisasinya
lebih baik.
3. Metode prototipe sistem informasi
dengan model Waterfall dapat
dijadikan pilihan yang cukup
tepat dalam penelitian prototipe
sistem informasi untuk user atau
stakeholder yang dapat
menjelaskan spesifikasi
kebutuhannya dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Dennis Dennis, Alan, dan at.al. "Systems
Analysis and Design with UML –
3rd Edition". John Wiley & Sons,
Inc, 2009.
Felix Janszen, Felix. “The Age of
Innovation: Making Business
Creativity a Competence Not a
Coincidence”. London: Pearson
Education Limited, 2000.
JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
111
Firmansyah Firmansyah Saleh, Erlangga
Fauza [2011], “Penerapan
Matgerial Requirement Planing
(MRP) Pada Sistem Informasi
Pesanan Dan Inventory Contro
lPada CV. ABC”, 2011
Hamdi Hamdi “Sistem Inventori Kontrol
Material Dan Peralatan Penunjang
Praktek Mahasiswa (Studi kasus Di
Work Shop Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negri Jakarta”, 2012
Loekito Loekito, A. Ricky
Setiawan,“Analisis dan
Perancangan Sistem Pembelian,
Penjualan, Persediaan Barang Pada
CV Tjipta Kentjana dengan
Menggunakan Metode Rapid
Application Development (RAD)”.
Tesis, 2010
Mustika, Deny, Ardian, “Perancangan
dan implementasi sistem informasi
perencanaan produksi dan
inventory control : Studi di PT.
Dharma Satya Nusantara”.1st
ed,Yogyakarta:Graha Ilmu, 2009.
O'Brien O'Brien, A, James. “Introduction
to Information Systems”, 12 th ed.
Dialih bahasakan oleh Dewi
Fitriasari dan A, Kwary Deny.
Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Pressman Pressman, B. “Software
Engineering”. McGraw-Hill, 2005.
Setiawan-Munir Setiawan, Wawan dan
Munir, “Pengantar teknologi
informasi: Basis Data”, Bandung :
Universitas Pendidikan
Indonesia,2006.
Suprana Suprana, “Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi Pada
Toko Besi Hassanudin dengan Metode
RAD(Rapid Application Development”.
Tesis, 2009.